1. MAKALAH
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA
“ORKITIS”
(Dosen Pengampu : Linda Yanti, S.ST.,M.Keb)
Di Susun oleh :
Kelompok 6/1B
1. Ayunda Dewi
2. Desi Eka Puteri
3. Fika Wardiyanti
4. Husnul Hotimah
5. Nely Agustin
6. Sofiyati
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2014/2015
i
2. KATA PENGANTAR
ii
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
atas hikmah dan hidayahnya penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan
lancar dan tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah KD 1 tentang sistem endokrinologi. Penyusun mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Rosi Kurnia S, S.ST., M.Kes, dosen-dosen pengampu
mata kuliah KD 1 kelas 1B DIII Kebidanan,serta teman- teman kelas 1B DIII
Kebidanan ,sehingga makalah selesai tepat pada waktunya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Purwokerto, 28 Oktober 2014
Penyusun
3. DAFTAR ISI
Halaman Awal .................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................. 3
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN ..................................................................
A. DEFINISI SISTEM REPRODUKSI .............................................. 4
B. PENGERTIAN ORKITIS .............................................................. 4
C. PENYEBAB ORKITIS .................................................................. 5
D. GEJALA ORKITIS ........................................................................ 6
E. CARA PENCEGAHAN ORKITIS ................................................ 6
F. CARA PENGOBATAN ................................................................. 7
G. FAKTOR RESIKO ....................................................................... 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9
A. Kesimpulan ...................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12
iii
4. BAB I
PENDAHULUAN
1
A. LATAR BELAKANG
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani
(sustēma) adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu
tujuan. Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme
baru diproduksi . Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang
dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada
sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya.Reproduksi pada
manusia yaitu secara seksual. Makhluk hidup memiliki ciri di antaranya dapat
berkembang biak, begitu juga dengan manusia. Manusia hanya mengalami
reproduksi secara kawin (seksual/generatif). Laki-laki dan perempuan
memiliki sistem reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya.
Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum.
Sperma merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki.
Adapun Ovum merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh
perempuan. Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran,
dan penis. Testis berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan
sperma disebut spermatogenesis. Testis berjumlah sepasang dan terletak pada
kantong yang disebut skortum.
Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis, vas deferens, dan uretra.
Epididimis merupakan saluran yang berkelak-kelok, tempat pematangan dan
penyimpanan sementara sperma.Dari epididimis, sperma mengalir menuju
penis melalui vas deferens dan uretra. Penis merupakan alat kelamin luar pada
laki-laki. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma pada saluran kelamin
wanita. Penis juga merupakan muara dari saluran kencing.
Proses reproduksi pada manusia diawali dengan pembentukan sel
kelamin pada laki-laki dan perempuan. Pembentukan sel kelamin pada laki-laki
(sperma) disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi pada testis.
5. Pada testis terdapat sel induk sperma (spermatogonia) yang secara berurutan
akan membelah menjadi spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid,
dan terbentuklah sperma. Seorang laki-laki dapat menghasilkan sperma
sepanjang hidupnya selama dia sehat. Setiap hari, sperma yang dihasilkan
sekitar 300 juta, namun hanya satu sperma saja yang dapat membuahi ovum.
Pembentukan sel kelamin (sel telur/ ovum) pada perempuan disebut
oogenesis. Oogenesis terjadi pada ovarium. Pada ovarium terdapat sel induk
ovum (oogonium) yang secara berurutan akan membelah menjadi oosit
primer, oosit sekunder, ootid, dan terbentuklah ovum. Ovum yang siap dibuahi
akan keluar dari ovarium.Peristiwa pelepasan ovum dari ovarium disebut
ovulasi. Saat ovum tidak dibuahi, ovum akan mati dan terjadi menstruasi.
Siklus menstruasi pada perempuan umumnya memiliki jarak 28 hari.
Pembentukan ovum pada wanita terjadi pada umur antara sekitar 13 sampai 45
tahun.
Proses kehamilan akan terjadi jika ovum dibuahi oleh sperma.
Peristiwa pembuahan ovum oleh sperma disebut fertilisasi. Fertilisasi terjadi
pada tuba Fallopi. Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot bergerak
menuju rahim. Dalam perjalanannya menuju rahim, zigot membelah berulang
kali membentuk embrio. Selanjutnya, embrio akan menempel pada dinding
rahim. Embrio akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim membentuk
janin. Janin akan keluar sebagai bayi setelah sekitar 9 bulan berada di dalam
rahim.Penyakit pada sistem reproduksi biasa disebabkan oleh jamur, bakteri
atau virus.
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi sistem reproduksi ?
2. Apa pengertian orkitis ?
3. Apa penyebab orkitis ?
4. Apa gejala orkitis ?
5. Bagaimana cara pencegahan orkitis ?
6. Bagaimana pengobatan orkitis ?
6. 3
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi dari sistem reproduksi
2. Untuk mengetahui pengertian orkitis
3. Untuk mengetahui penyebab orkitis
4. Untuk mengetahui gejala orkitis
5. Untuk mengetahui cara pencegahan orkitis
6. Untuk mengetahui cara pengobatan orkitis
7. BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. DEFINISI SISTEM REPRODUKSI
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat
dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem
reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Reproduksi
adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk
kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses
reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi
dua jenis: seksual dan aseksual.
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan
reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama.
Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi
aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada
organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan
untuk melakukan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan
keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda.
Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara
umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual,
sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi
secara aseksual.
4
B. PENGERTIAN ORKITIS
Orchitis adalah peradangan pada salah satu atau kedua testis,
umumnya peradangan ini dikaitkan dengan virus yang menyebabkan gondok.
Setidaknya sepertiga dari laki-laki yang mengalami gondok setelah pubertas
juga mengalami Orchitis.Penyebab lain Orchitis, adalah penyakit menular
seksual (PMS), seperti gonore atau klamidia.Bakteri Orchitis sering karena
epididimitis, suatu peradangan epididimis di bagian belakang testis yang
menyimpan dan membawa sperma. Dalam hal ini, ini disebut epididimo-
8. orkitis. Pembengkakan dan nyeri yang paling umum adalah tanda-tanda dan
gejala orkitis.
Orchitis sering disebut dengan "testis sakit" dan "selangkangan sakit"
kadang-kadang digunakan secara bergantian. Tapi selangkangan sakit terjadi
pada lipatan kulit antara paha dan perut --bukan di testis. Sedangkan penyebab
nyeri selangkangan berbeda dari penyebab nyeri testis.
5
C. PENYEBAB ORKITIS
Ada beberapa penyebab Orkitis, antara lain:
1. Sebagian orchitis berhubungan dengan penyakit Gondongan ( Mumps,
Parotitis ). Disebutkan bahwa 30 % penderita Gondongan dapat mengalami
Orchitis pada hari ke 4 hingga hari ke 7. Ini terjadi karena penjalaran
infeksi melalui aliran getah bening.
2. Virus-virus lain yang berbungan dengan Orchitis diantaranya
coxsackievirus, varicella, dan echovirus.
3. Bakteri. Orchitis oleh bakteri pada umumnya merupakan penyebaran
epididymitis, yakni infeksi epididimis ( saluran sperma yang menempel di
bagian atas testis ). Infeksi oleh bakteri dapat juga terjadi tanpa adanya
infeksi epididimis. Kuman penyebab Orchitis diantaranya Neisseria
9. gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus dan Streptococcus.
Orchitis paling sering disebabkan/bersamaan dengan virus yang
menyebabkan gondongan (mumps). Setidak-tidaknya 1/3 laki-laki yang terkena
mumps setelah akil baliq akan terkena orchitis. Penyebab lainnya adalah
infeksi bakteri, termasuk didalamnya penyakit menular seksual (PMS = STD),
seperti gonorrhea atau chlamydia. Mark B Mycyk, MD menyebutkan bahwa
sekitar 20 % insidens Orchitis berhubungan dengan Penyakit Gondongan
(Mumps, Parotitis), terutama pada usia prepubertas. Sedangkan Orchitis yang
disebabkan kuman pada umumnya berhubungan dengan Epidedymitis.
6
D. GEJALA ORKITIS
Gejala Orchitis bisa muncul tiba-tiba, gejala tersebut antara lain:
1. Bengkak pada salah satu atau kedua belah testis
2. Nyeri mulai dari ringan sampai parah
3. Mual
4. Demam
5. Perubahan penis
6. Darah saat ejakulasi
E. CARA PENCEGAHAN ORKITIS
Salah satu cara untuk mencegah terserang orchitis adalah dengan cara
melakukan Vaksin Mumps (gondong). Saat ini Vaksin atau Imunisasi Mumps
sudah dikemas kedalam sebuah Vaksin kombinasi yang terdiri dari Vaksin
Campak, Gondong dan Rubella atau sering disebut dengan Vaksin MMR
(Meales, Mumps, dan Rubella).
Imunisasi atau Vaksin MMR adalah Imunisasi kombinasi untuk
penyakit Campak, Gondong dan Campak Jerman atau Rubella. Pemberian
Vaksin MMR biasanya diberikan pada usia anak 16 bulan. Vaksin ini adalah
gabungan vaksin hidup yang sudah dilemahkan. Pada awalnya ketiga vaksin
10. ini diberikan secara terpisah, baru beberapa tahun kemudian ketiga vaksin ini
digabungkan menjadi satu.
7
F. CARA PENGOBATAN
Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling
penting adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala
klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan
orchitis karena virus. Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana
penderita aktif secara seksual, dapat diberikan antibiotik untuk menular
seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan ceftriaxone, doksisiklin, atau
azitromisin. Antibiotik golongan Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan
oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan
gonorrhea karena sudah resisten. Contoh antibiotik:
7. Ceftriaxone
Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas
gram-negatif; efikasi lebih rendah terhadap organisme gram-positif.
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat satu atau lebih
penicillin-binding proteins. Dewasa: IM 125-250 mg sekali, anak: 25-50
mg / kg / hari IV; tidak melebihi 125 mg / d
8. Doxycycline
Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan bakteri dengan
cara mengikat 30S dan kemungkinan 50S subunit ribosom bakteri.
Digunakan dalam kombinasi dengan ceftriaxone untuk pengobatan
gonore. Dewasa cap 100 mg selama 7 hari, Anak: 2-5 mg / kg / hari PO
dalam 1-2 dosis terbagi, tidak melebihi 200 mg / hari
9. Azitromisin
Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh
strain rentan mikroorganisme. Diindikasikan untuk klamidia dan infeksi
gonorrheal pada saluran kelamin. Dewasa 1 g sekali untuk infeksi
klamidia, 2 g sekali untuk infeksi klamidia dan gonokokus. Anak: 10 mg /
kg PO sekali, tidak melebihi 250 mg / hari
11. 8
10. Trimetoprim-sulfametoksazol
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis
asam dihydrofolic. Umumnya digunakan pada pasien > 35 tahun dengan
orchitis. Dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20 mg / kg / hari,
berdasarkan TMP, PO tid / qid selama 14 hari
11. Ciprofloxacin
Fluorokuinolon dengan aktivitas terhadap pseudomonas,
streptococci, MRSA, S epidermidis, dan gram negatif sebagian besar
organisme, namun tidak ada aktivitas terhadap anaerob. Menghambat
sintesis DNA bakteri dan akibatnya pertumbuhan bakteri terhambat.
Dewasa tab 500 mg PO selama 14 hari. Anak tidak dianjurkan
PROGNOSIS · Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang
secara spontan dalam 3-10 hari. · Dengan pemberian antibiotik yang
sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat sembuh tanpa
komplikasi.
G. FAKTOR RESIKO
Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan factor resiko yang
umum untuk epididimis akut. Uretritis atau prostatitis juga bisa menjadi factor
resiko - Refluks urin terinfeksi dari uretra prostatic ke epididimis melalui
saluran sperma dan vas deferens bisa dipicu melalui valsava atau pendesakan
kuat Factor resiko untuk orchitis yang tidak berhubungan dengan penyakit
menular seksual adalah :
1. Imunisasi gondongan yang tidak adekuat
2. Usia lanjut (lebih dari 45 tahun)
3. Infeksi saluran berkemih berulang
4. Kelainan saluran kemih
Factor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit
menular seksual adalah:
1. Berganti-ganti pasangan
2. Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan
3. Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya
12. BAB III
PENUTUP
9
A. KESIMPULAN
1. Sistem Reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat
dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.
2. Orchitis adalah peradangan pada salah satu atau kedua testis, umumnya
peradangan ini dikaitkan dengan virus yang menyebabkan gondok.
3. Ada beberapa penyebab Orkitis, antara lain:
a. Sebagian orchitis berhubungan dengan penyakit Gondongan ( Mumps,
Parotitis ). Disebutkan bahwa 30 % penderita Gondongan dapat
mengalami Orchitis pada hari ke 4 hingga hari ke 7. Ini terjadi karena
penjalaran infeksi melalui aliran getah bening.
b. Virus-virus lain yang berbungan dengan Orchitis diantaranya
coxsackievirus, varicella, dan echovirus.
c. Bakteri. Orchitis oleh bakteri pada umumnya merupakan penyebaran
epididymitis, yakni infeksi epididimis ( saluran sperma yang
menempel di bagian atas testis ). Infeksi oleh bakteri dapat juga terjadi
tanpa adanya infeksi epididimis. Kuman penyebab Orchitis diantaranya
Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus dan
Streptococcus.
4. Gejala Orchitis bisa muncul tiba-tiba, gejala tersebut antara lain:
a. Bengkak pada salah satu atau kedua belah testis
b. Nyeri mulai dari ringan sampai parah
c. Mual
d. Demam
e. Perubahan penis
f. Darah saat ejakulasi
5. Salah satu cara untuk mencegah terserang orchitis adalah dengan cara
melakukan Vaksin Mumps (gondong). Saat ini Vaksin atau Imunisasi
13. Mumps sudah dikemas kedalam sebuah Vaksin kombinasi yang terdiri
dari Vaksin Campak, Gondong dan Rubella atau sering disebut dengan
Vaksin MMR (Meales, Mumps, dan Rubella).
6. Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling
penting adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala
klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk
pengobatan orchitis karena virus. Pada pasien dengan kecurigaan bakteri,
dimana penderita aktif secara seksual, dapat diberikan antibiotik untuk
menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan ceftriaxone,
doksisiklin, atau azitromisin.
7. Factor resiko untuk orchitis yang tidak berhubungan dengan penyakit
menular seksual adalah :
a. Imunisasi gondongan yang tidak adekuat
b. Usia lanjut (lebih dari 45 tahun)
c. Infeksi saluran berkemih berulang
d. Kelainan saluran kemih
Factor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit
menular seksual adalah:
a. Berganti-ganti pasangan
b. Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan
c. Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya
10
B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami sekelompok berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan
saran yang membangu kepada kelompok kami demi sempurnanya makalah ini
14. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis khusunya
dan pembaca umumnya mengenai gangguan system reproduksi khususnya
materi tentang orkitis.
11
15. DAFTAR PUSTAKA
http://halimatussyahroh.blogspot.com/p/pengertian-sistem-reproduksi.html
http://anita-soraya.blogspot.com/2011/07/orchitis.html
http://www.beritaterkinionline.com/2010/10/imunisai-vaksin-mmr-salah-satu-pencegah-
terserang-orchitis.html
Anderson Sivia, M. Lorraine. 1994. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
12
Penyakit. Jakarta:EGC
Carpenito- Moyet, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 6.
Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta:
EGC.
Hamzah M. Erupsi Obat Alergik. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th
edition.
Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta: EGC. Santosa, Budi.2005.
http://ulphi09.blogspot.com/2012/10/askep-orchitis_8890.html