SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
MAKALAH 
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA 
“ORKITIS” 
(Dosen Pengampu : Linda Yanti, S.ST.,M.Keb) 
Di Susun oleh : 
Kelompok 6/1B 
1. Ayunda Dewi 
2. Desi Eka Puteri 
3. Fika Wardiyanti 
4. Husnul Hotimah 
5. Nely Agustin 
6. Sofiyati 
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA 
PURWOKERTO 
2014/2015 
i
KATA PENGANTAR 
ii 
Assalamualaikum Wr.Wb 
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena 
atas hikmah dan hidayahnya penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan 
lancar dan tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini dibuat untuk memenuhi 
tugas mata kuliah KD 1 tentang sistem endokrinologi. Penyusun mengucapkan 
terimakasih kepada Ibu Rosi Kurnia S, S.ST., M.Kes, dosen-dosen pengampu 
mata kuliah KD 1 kelas 1B DIII Kebidanan,serta teman- teman kelas 1B DIII 
Kebidanan ,sehingga makalah selesai tepat pada waktunya. 
Wassalamu’alaikum Wr.Wb. 
Purwokerto, 28 Oktober 2014 
Penyusun
DAFTAR ISI 
Halaman Awal .................................................................................................. i 
Kata Pengantar ................................................................................................. ii 
Daftar Isi........................................................................................................... iii 
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 
A. Latar Belakang ................................................................................ 1 
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2 
C. Tujuan .............................................................................................. 3 
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN .................................................................. 
A. DEFINISI SISTEM REPRODUKSI .............................................. 4 
B. PENGERTIAN ORKITIS .............................................................. 4 
C. PENYEBAB ORKITIS .................................................................. 5 
D. GEJALA ORKITIS ........................................................................ 6 
E. CARA PENCEGAHAN ORKITIS ................................................ 6 
F. CARA PENGOBATAN ................................................................. 7 
G. FAKTOR RESIKO ....................................................................... 8 
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9 
A. Kesimpulan ...................................................................................... 9 
B. Saran ................................................................................................ 10 
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12 
iii
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. LATAR BELAKANG 
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani 
(sustēma) adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling 
mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu 
tujuan. Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme 
baru diproduksi . Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang 
dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada 
sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya.Reproduksi pada 
manusia yaitu secara seksual. Makhluk hidup memiliki ciri di antaranya dapat 
berkembang biak, begitu juga dengan manusia. Manusia hanya mengalami 
reproduksi secara kawin (seksual/generatif). Laki-laki dan perempuan 
memiliki sistem reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya. 
Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. 
Sperma merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki. 
Adapun Ovum merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh 
perempuan. Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, 
dan penis. Testis berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan 
sperma disebut spermatogenesis. Testis berjumlah sepasang dan terletak pada 
kantong yang disebut skortum. 
Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis, vas deferens, dan uretra. 
Epididimis merupakan saluran yang berkelak-kelok, tempat pematangan dan 
penyimpanan sementara sperma.Dari epididimis, sperma mengalir menuju 
penis melalui vas deferens dan uretra. Penis merupakan alat kelamin luar pada 
laki-laki. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma pada saluran kelamin 
wanita. Penis juga merupakan muara dari saluran kencing. 
Proses reproduksi pada manusia diawali dengan pembentukan sel 
kelamin pada laki-laki dan perempuan. Pembentukan sel kelamin pada laki-laki 
(sperma) disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi pada testis.
Pada testis terdapat sel induk sperma (spermatogonia) yang secara berurutan 
akan membelah menjadi spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, 
dan terbentuklah sperma. Seorang laki-laki dapat menghasilkan sperma 
sepanjang hidupnya selama dia sehat. Setiap hari, sperma yang dihasilkan 
sekitar 300 juta, namun hanya satu sperma saja yang dapat membuahi ovum. 
Pembentukan sel kelamin (sel telur/ ovum) pada perempuan disebut 
oogenesis. Oogenesis terjadi pada ovarium. Pada ovarium terdapat sel induk 
ovum (oogonium) yang secara berurutan akan membelah menjadi oosit 
primer, oosit sekunder, ootid, dan terbentuklah ovum. Ovum yang siap dibuahi 
akan keluar dari ovarium.Peristiwa pelepasan ovum dari ovarium disebut 
ovulasi. Saat ovum tidak dibuahi, ovum akan mati dan terjadi menstruasi. 
Siklus menstruasi pada perempuan umumnya memiliki jarak 28 hari. 
Pembentukan ovum pada wanita terjadi pada umur antara sekitar 13 sampai 45 
tahun. 
Proses kehamilan akan terjadi jika ovum dibuahi oleh sperma. 
Peristiwa pembuahan ovum oleh sperma disebut fertilisasi. Fertilisasi terjadi 
pada tuba Fallopi. Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot bergerak 
menuju rahim. Dalam perjalanannya menuju rahim, zigot membelah berulang 
kali membentuk embrio. Selanjutnya, embrio akan menempel pada dinding 
rahim. Embrio akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim membentuk 
janin. Janin akan keluar sebagai bayi setelah sekitar 9 bulan berada di dalam 
rahim.Penyakit pada sistem reproduksi biasa disebabkan oleh jamur, bakteri 
atau virus. 
2 
B. RUMUSAN MASALAH 
1. Apa definisi sistem reproduksi ? 
2. Apa pengertian orkitis ? 
3. Apa penyebab orkitis ? 
4. Apa gejala orkitis ? 
5. Bagaimana cara pencegahan orkitis ? 
6. Bagaimana pengobatan orkitis ?
3 
C. TUJUAN 
1. Untuk mengetahui defenisi dari sistem reproduksi 
2. Untuk mengetahui pengertian orkitis 
3. Untuk mengetahui penyebab orkitis 
4. Untuk mengetahui gejala orkitis 
5. Untuk mengetahui cara pencegahan orkitis 
6. Untuk mengetahui cara pengobatan orkitis
BAB II 
ISI DAN PEMBAHASAN 
A. DEFINISI SISTEM REPRODUKSI 
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat 
dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem 
reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Reproduksi 
adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk 
kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses 
reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi 
dua jenis: seksual dan aseksual. 
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan 
reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. 
Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi 
aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada 
organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan 
untuk melakukan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan 
keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. 
Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara 
umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, 
sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi 
secara aseksual. 
4 
B. PENGERTIAN ORKITIS 
Orchitis adalah peradangan pada salah satu atau kedua testis, 
umumnya peradangan ini dikaitkan dengan virus yang menyebabkan gondok. 
Setidaknya sepertiga dari laki-laki yang mengalami gondok setelah pubertas 
juga mengalami Orchitis.Penyebab lain Orchitis, adalah penyakit menular 
seksual (PMS), seperti gonore atau klamidia.Bakteri Orchitis sering karena 
epididimitis, suatu peradangan epididimis di bagian belakang testis yang 
menyimpan dan membawa sperma. Dalam hal ini, ini disebut epididimo-
orkitis. Pembengkakan dan nyeri yang paling umum adalah tanda-tanda dan 
gejala orkitis. 
Orchitis sering disebut dengan "testis sakit" dan "selangkangan sakit" 
kadang-kadang digunakan secara bergantian. Tapi selangkangan sakit terjadi 
pada lipatan kulit antara paha dan perut --bukan di testis. Sedangkan penyebab 
nyeri selangkangan berbeda dari penyebab nyeri testis. 
5 
C. PENYEBAB ORKITIS 
Ada beberapa penyebab Orkitis, antara lain: 
1. Sebagian orchitis berhubungan dengan penyakit Gondongan ( Mumps, 
Parotitis ). Disebutkan bahwa 30 % penderita Gondongan dapat mengalami 
Orchitis pada hari ke 4 hingga hari ke 7. Ini terjadi karena penjalaran 
infeksi melalui aliran getah bening. 
2. Virus-virus lain yang berbungan dengan Orchitis diantaranya 
coxsackievirus, varicella, dan echovirus. 
3. Bakteri. Orchitis oleh bakteri pada umumnya merupakan penyebaran 
epididymitis, yakni infeksi epididimis ( saluran sperma yang menempel di 
bagian atas testis ). Infeksi oleh bakteri dapat juga terjadi tanpa adanya 
infeksi epididimis. Kuman penyebab Orchitis diantaranya Neisseria
gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella 
pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus dan Streptococcus. 
Orchitis paling sering disebabkan/bersamaan dengan virus yang 
menyebabkan gondongan (mumps). Setidak-tidaknya 1/3 laki-laki yang terkena 
mumps setelah akil baliq akan terkena orchitis. Penyebab lainnya adalah 
infeksi bakteri, termasuk didalamnya penyakit menular seksual (PMS = STD), 
seperti gonorrhea atau chlamydia. Mark B Mycyk, MD menyebutkan bahwa 
sekitar 20 % insidens Orchitis berhubungan dengan Penyakit Gondongan 
(Mumps, Parotitis), terutama pada usia prepubertas. Sedangkan Orchitis yang 
disebabkan kuman pada umumnya berhubungan dengan Epidedymitis. 
6 
D. GEJALA ORKITIS 
Gejala Orchitis bisa muncul tiba-tiba, gejala tersebut antara lain: 
1. Bengkak pada salah satu atau kedua belah testis 
2. Nyeri mulai dari ringan sampai parah 
3. Mual 
4. Demam 
5. Perubahan penis 
6. Darah saat ejakulasi 
E. CARA PENCEGAHAN ORKITIS 
Salah satu cara untuk mencegah terserang orchitis adalah dengan cara 
melakukan Vaksin Mumps (gondong). Saat ini Vaksin atau Imunisasi Mumps 
sudah dikemas kedalam sebuah Vaksin kombinasi yang terdiri dari Vaksin 
Campak, Gondong dan Rubella atau sering disebut dengan Vaksin MMR 
(Meales, Mumps, dan Rubella). 
Imunisasi atau Vaksin MMR adalah Imunisasi kombinasi untuk 
penyakit Campak, Gondong dan Campak Jerman atau Rubella. Pemberian 
Vaksin MMR biasanya diberikan pada usia anak 16 bulan. Vaksin ini adalah 
gabungan vaksin hidup yang sudah dilemahkan. Pada awalnya ketiga vaksin
ini diberikan secara terpisah, baru beberapa tahun kemudian ketiga vaksin ini 
digabungkan menjadi satu. 
7 
F. CARA PENGOBATAN 
Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling 
penting adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala 
klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan 
orchitis karena virus. Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana 
penderita aktif secara seksual, dapat diberikan antibiotik untuk menular 
seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan ceftriaxone, doksisiklin, atau 
azitromisin. Antibiotik golongan Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan 
oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan 
gonorrhea karena sudah resisten. Contoh antibiotik: 
7. Ceftriaxone 
Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas 
gram-negatif; efikasi lebih rendah terhadap organisme gram-positif. 
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat satu atau lebih 
penicillin-binding proteins. Dewasa: IM 125-250 mg sekali, anak: 25-50 
mg / kg / hari IV; tidak melebihi 125 mg / d 
8. Doxycycline 
Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan bakteri dengan 
cara mengikat 30S dan kemungkinan 50S subunit ribosom bakteri. 
Digunakan dalam kombinasi dengan ceftriaxone untuk pengobatan 
gonore. Dewasa cap 100 mg selama 7 hari, Anak: 2-5 mg / kg / hari PO 
dalam 1-2 dosis terbagi, tidak melebihi 200 mg / hari 
9. Azitromisin 
Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh 
strain rentan mikroorganisme. Diindikasikan untuk klamidia dan infeksi 
gonorrheal pada saluran kelamin. Dewasa 1 g sekali untuk infeksi 
klamidia, 2 g sekali untuk infeksi klamidia dan gonokokus. Anak: 10 mg / 
kg PO sekali, tidak melebihi 250 mg / hari
8 
10. Trimetoprim-sulfametoksazol 
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis 
asam dihydrofolic. Umumnya digunakan pada pasien > 35 tahun dengan 
orchitis. Dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20 mg / kg / hari, 
berdasarkan TMP, PO tid / qid selama 14 hari 
11. Ciprofloxacin 
Fluorokuinolon dengan aktivitas terhadap pseudomonas, 
streptococci, MRSA, S epidermidis, dan gram negatif sebagian besar 
organisme, namun tidak ada aktivitas terhadap anaerob. Menghambat 
sintesis DNA bakteri dan akibatnya pertumbuhan bakteri terhambat. 
Dewasa tab 500 mg PO selama 14 hari. Anak tidak dianjurkan 
PROGNOSIS · Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang 
secara spontan dalam 3-10 hari. · Dengan pemberian antibiotik yang 
sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat sembuh tanpa 
komplikasi. 
G. FAKTOR RESIKO 
Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan factor resiko yang 
umum untuk epididimis akut. Uretritis atau prostatitis juga bisa menjadi factor 
resiko - Refluks urin terinfeksi dari uretra prostatic ke epididimis melalui 
saluran sperma dan vas deferens bisa dipicu melalui valsava atau pendesakan 
kuat Factor resiko untuk orchitis yang tidak berhubungan dengan penyakit 
menular seksual adalah : 
1. Imunisasi gondongan yang tidak adekuat 
2. Usia lanjut (lebih dari 45 tahun) 
3. Infeksi saluran berkemih berulang 
4. Kelainan saluran kemih 
Factor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit 
menular seksual adalah: 
1. Berganti-ganti pasangan 
2. Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan 
3. Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya
BAB III 
PENUTUP 
9 
A. KESIMPULAN 
1. Sistem Reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat 
dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. 
2. Orchitis adalah peradangan pada salah satu atau kedua testis, umumnya 
peradangan ini dikaitkan dengan virus yang menyebabkan gondok. 
3. Ada beberapa penyebab Orkitis, antara lain: 
a. Sebagian orchitis berhubungan dengan penyakit Gondongan ( Mumps, 
Parotitis ). Disebutkan bahwa 30 % penderita Gondongan dapat 
mengalami Orchitis pada hari ke 4 hingga hari ke 7. Ini terjadi karena 
penjalaran infeksi melalui aliran getah bening. 
b. Virus-virus lain yang berbungan dengan Orchitis diantaranya 
coxsackievirus, varicella, dan echovirus. 
c. Bakteri. Orchitis oleh bakteri pada umumnya merupakan penyebaran 
epididymitis, yakni infeksi epididimis ( saluran sperma yang 
menempel di bagian atas testis ). Infeksi oleh bakteri dapat juga terjadi 
tanpa adanya infeksi epididimis. Kuman penyebab Orchitis diantaranya 
Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, 
Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus dan 
Streptococcus. 
4. Gejala Orchitis bisa muncul tiba-tiba, gejala tersebut antara lain: 
a. Bengkak pada salah satu atau kedua belah testis 
b. Nyeri mulai dari ringan sampai parah 
c. Mual 
d. Demam 
e. Perubahan penis 
f. Darah saat ejakulasi 
5. Salah satu cara untuk mencegah terserang orchitis adalah dengan cara 
melakukan Vaksin Mumps (gondong). Saat ini Vaksin atau Imunisasi
Mumps sudah dikemas kedalam sebuah Vaksin kombinasi yang terdiri 
dari Vaksin Campak, Gondong dan Rubella atau sering disebut dengan 
Vaksin MMR (Meales, Mumps, dan Rubella). 
6. Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling 
penting adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala 
klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk 
pengobatan orchitis karena virus. Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, 
dimana penderita aktif secara seksual, dapat diberikan antibiotik untuk 
menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan ceftriaxone, 
doksisiklin, atau azitromisin. 
7. Factor resiko untuk orchitis yang tidak berhubungan dengan penyakit 
menular seksual adalah : 
a. Imunisasi gondongan yang tidak adekuat 
b. Usia lanjut (lebih dari 45 tahun) 
c. Infeksi saluran berkemih berulang 
d. Kelainan saluran kemih 
Factor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit 
menular seksual adalah: 
a. Berganti-ganti pasangan 
b. Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan 
c. Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya 
10 
B. SARAN 
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi 
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan 
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau 
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. 
Kami sekelompok berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan 
saran yang membangu kepada kelompok kami demi sempurnanya makalah ini
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis khusunya 
dan pembaca umumnya mengenai gangguan system reproduksi khususnya 
materi tentang orkitis. 
11
DAFTAR PUSTAKA 
http://halimatussyahroh.blogspot.com/p/pengertian-sistem-reproduksi.html 
http://anita-soraya.blogspot.com/2011/07/orchitis.html 
http://www.beritaterkinionline.com/2010/10/imunisai-vaksin-mmr-salah-satu-pencegah- 
terserang-orchitis.html 
Anderson Sivia, M. Lorraine. 1994. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses 
12 
Penyakit. Jakarta:EGC 
Carpenito- Moyet, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 6. 
Jakarta : EGC. 
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk 
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: 
EGC. 
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta: 
EGC. 
Hamzah M. Erupsi Obat Alergik. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th 
edition. 
Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas 
Indonesia. 
Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta: EGC. Santosa, Budi.2005. 
http://ulphi09.blogspot.com/2012/10/askep-orchitis_8890.html

More Related Content

What's hot

10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsiaJoni Iswanto
 
Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular SeksualInfeksi Menular Seksual
Infeksi Menular SeksualMeironi Waimir
 
Power point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis GravidarumPower point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis Gravidarumsyaripinsiti
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 
Gangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriGangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriSiti Maemunah
 
Konsep pasien terminal
Konsep pasien terminalKonsep pasien terminal
Konsep pasien terminalValny Majid
 
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)Indah Triayu
 
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Asyifa Robiatul adawiyah
 
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisanisya nana
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinanJoni Iswanto
 
03 mekanisme koping pertahanan ego
03 mekanisme koping   pertahanan ego03 mekanisme koping   pertahanan ego
03 mekanisme koping pertahanan egoSuratman Muhadi
 
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaPenggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaCandra Wiguna
 

What's hot (20)

10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular SeksualInfeksi Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual
 
Power point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis GravidarumPower point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis Gravidarum
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Gangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriGangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep Diri
 
Konsep pasien terminal
Konsep pasien terminalKonsep pasien terminal
Konsep pasien terminal
 
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
 
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
 
Trauma abdomen
Trauma abdomenTrauma abdomen
Trauma abdomen
 
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Antenatal care-ppt
Antenatal care-pptAntenatal care-ppt
Antenatal care-ppt
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Menopause
Menopause Menopause
Menopause
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
03 mekanisme koping pertahanan ego
03 mekanisme koping   pertahanan ego03 mekanisme koping   pertahanan ego
03 mekanisme koping pertahanan ego
 
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaPenggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
 

Similar to Makalah orkis

Biologi sistem reproduksi pada manusia
Biologi sistem reproduksi pada manusiaBiologi sistem reproduksi pada manusia
Biologi sistem reproduksi pada manusiaArief Rahman
 
Reproduksi manusia
Reproduksi manusiaReproduksi manusia
Reproduksi manusiaDani Ibrahim
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaSistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaCi Naibaho
 
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA kls 9.pptx
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA kls 9.pptxSISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA kls 9.pptx
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA kls 9.pptxainunlatar
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaErwin M.E.S
 
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaMakalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaSeptian Muna Barakati
 
Biologi: Sistem Reproduksi Manusia
Biologi: Sistem Reproduksi ManusiaBiologi: Sistem Reproduksi Manusia
Biologi: Sistem Reproduksi ManusiaPutu Satwika
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaZahra Dzakira
 
Sistem reproduksi manusia 1
Sistem reproduksi manusia 1Sistem reproduksi manusia 1
Sistem reproduksi manusia 1Nandya Guvita
 
Sistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptxSistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptxRohayatiOcha
 
sistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.pptsistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.pptdevyindah1
 
TUGAS MAKALAH SISTEM REPRODUKSI.docx
TUGAS MAKALAH SISTEM REPRODUKSI.docxTUGAS MAKALAH SISTEM REPRODUKSI.docx
TUGAS MAKALAH SISTEM REPRODUKSI.docxLaAyun1
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi  manusiaSistem reproduksi  manusia
Sistem reproduksi manusiaTiara Nutnum
 
Kelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptx
Kelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptxKelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptx
Kelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptxgrasianafloridaBoa1
 

Similar to Makalah orkis (20)

Biologi sistem reproduksi pada manusia
Biologi sistem reproduksi pada manusiaBiologi sistem reproduksi pada manusia
Biologi sistem reproduksi pada manusia
 
Bab 10 Sistem Reproduksi.pptx
Bab 10 Sistem Reproduksi.pptxBab 10 Sistem Reproduksi.pptx
Bab 10 Sistem Reproduksi.pptx
 
Reproduksi manusia
Reproduksi manusiaReproduksi manusia
Reproduksi manusia
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaSistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusia
 
3
33
3
 
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA kls 9.pptx
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA kls 9.pptxSISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA kls 9.pptx
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA kls 9.pptx
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaMakalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusia
 
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaMakalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusia
 
REPRODUKSI
REPRODUKSIREPRODUKSI
REPRODUKSI
 
Tugas semester 3 ipa
Tugas semester 3 ipaTugas semester 3 ipa
Tugas semester 3 ipa
 
Biologi: Sistem Reproduksi Manusia
Biologi: Sistem Reproduksi ManusiaBiologi: Sistem Reproduksi Manusia
Biologi: Sistem Reproduksi Manusia
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
Pertemuan I
Pertemuan IPertemuan I
Pertemuan I
 
Sistem reproduksi manusia 1
Sistem reproduksi manusia 1Sistem reproduksi manusia 1
Sistem reproduksi manusia 1
 
Sistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptxSistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptx
 
sistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.pptsistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
 
TUGAS MAKALAH SISTEM REPRODUKSI.docx
TUGAS MAKALAH SISTEM REPRODUKSI.docxTUGAS MAKALAH SISTEM REPRODUKSI.docx
TUGAS MAKALAH SISTEM REPRODUKSI.docx
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi  manusiaSistem reproduksi  manusia
Sistem reproduksi manusia
 
Kelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptx
Kelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptxKelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptx
Kelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptx
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy

Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalSentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmSentra Komputer dan Foto Copy
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy (20)

Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
Makalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinanMakalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinan
 
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
 
Makalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doaMakalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doa
 
Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negaraMakalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negara
 
Makalah konseling
Makalah konselingMakalah konseling
Makalah konseling
 
Makalalah demokrasi pancasila
Makalalah  demokrasi pancasilaMakalalah  demokrasi pancasila
Makalalah demokrasi pancasila
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
 
Makalah kd1 embem
Makalah kd1 embemMakalah kd1 embem
Makalah kd1 embem
 
Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1
 
Makalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tamiMakalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tami
 
Makalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetikMakalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetik
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
 
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpmMakalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
 

Recently uploaded

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Recently uploaded (20)

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

Makalah orkis

  • 1. MAKALAH GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA “ORKITIS” (Dosen Pengampu : Linda Yanti, S.ST.,M.Keb) Di Susun oleh : Kelompok 6/1B 1. Ayunda Dewi 2. Desi Eka Puteri 3. Fika Wardiyanti 4. Husnul Hotimah 5. Nely Agustin 6. Sofiyati PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2014/2015 i
  • 2. KATA PENGANTAR ii Assalamualaikum Wr.Wb Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas hikmah dan hidayahnya penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah KD 1 tentang sistem endokrinologi. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Rosi Kurnia S, S.ST., M.Kes, dosen-dosen pengampu mata kuliah KD 1 kelas 1B DIII Kebidanan,serta teman- teman kelas 1B DIII Kebidanan ,sehingga makalah selesai tepat pada waktunya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Purwokerto, 28 Oktober 2014 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI Halaman Awal .................................................................................................. i Kata Pengantar ................................................................................................. ii Daftar Isi........................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2 C. Tujuan .............................................................................................. 3 BAB II ISI DAN PEMBAHASAN .................................................................. A. DEFINISI SISTEM REPRODUKSI .............................................. 4 B. PENGERTIAN ORKITIS .............................................................. 4 C. PENYEBAB ORKITIS .................................................................. 5 D. GEJALA ORKITIS ........................................................................ 6 E. CARA PENCEGAHAN ORKITIS ................................................ 6 F. CARA PENGOBATAN ................................................................. 7 G. FAKTOR RESIKO ....................................................................... 8 BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9 A. Kesimpulan ...................................................................................... 9 B. Saran ................................................................................................ 10 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12 iii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi . Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya.Reproduksi pada manusia yaitu secara seksual. Makhluk hidup memiliki ciri di antaranya dapat berkembang biak, begitu juga dengan manusia. Manusia hanya mengalami reproduksi secara kawin (seksual/generatif). Laki-laki dan perempuan memiliki sistem reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya. Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. Sperma merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki. Adapun Ovum merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh perempuan. Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, dan penis. Testis berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Testis berjumlah sepasang dan terletak pada kantong yang disebut skortum. Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis, vas deferens, dan uretra. Epididimis merupakan saluran yang berkelak-kelok, tempat pematangan dan penyimpanan sementara sperma.Dari epididimis, sperma mengalir menuju penis melalui vas deferens dan uretra. Penis merupakan alat kelamin luar pada laki-laki. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma pada saluran kelamin wanita. Penis juga merupakan muara dari saluran kencing. Proses reproduksi pada manusia diawali dengan pembentukan sel kelamin pada laki-laki dan perempuan. Pembentukan sel kelamin pada laki-laki (sperma) disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi pada testis.
  • 5. Pada testis terdapat sel induk sperma (spermatogonia) yang secara berurutan akan membelah menjadi spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, dan terbentuklah sperma. Seorang laki-laki dapat menghasilkan sperma sepanjang hidupnya selama dia sehat. Setiap hari, sperma yang dihasilkan sekitar 300 juta, namun hanya satu sperma saja yang dapat membuahi ovum. Pembentukan sel kelamin (sel telur/ ovum) pada perempuan disebut oogenesis. Oogenesis terjadi pada ovarium. Pada ovarium terdapat sel induk ovum (oogonium) yang secara berurutan akan membelah menjadi oosit primer, oosit sekunder, ootid, dan terbentuklah ovum. Ovum yang siap dibuahi akan keluar dari ovarium.Peristiwa pelepasan ovum dari ovarium disebut ovulasi. Saat ovum tidak dibuahi, ovum akan mati dan terjadi menstruasi. Siklus menstruasi pada perempuan umumnya memiliki jarak 28 hari. Pembentukan ovum pada wanita terjadi pada umur antara sekitar 13 sampai 45 tahun. Proses kehamilan akan terjadi jika ovum dibuahi oleh sperma. Peristiwa pembuahan ovum oleh sperma disebut fertilisasi. Fertilisasi terjadi pada tuba Fallopi. Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot bergerak menuju rahim. Dalam perjalanannya menuju rahim, zigot membelah berulang kali membentuk embrio. Selanjutnya, embrio akan menempel pada dinding rahim. Embrio akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim membentuk janin. Janin akan keluar sebagai bayi setelah sekitar 9 bulan berada di dalam rahim.Penyakit pada sistem reproduksi biasa disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus. 2 B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa definisi sistem reproduksi ? 2. Apa pengertian orkitis ? 3. Apa penyebab orkitis ? 4. Apa gejala orkitis ? 5. Bagaimana cara pencegahan orkitis ? 6. Bagaimana pengobatan orkitis ?
  • 6. 3 C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui defenisi dari sistem reproduksi 2. Untuk mengetahui pengertian orkitis 3. Untuk mengetahui penyebab orkitis 4. Untuk mengetahui gejala orkitis 5. Untuk mengetahui cara pencegahan orkitis 6. Untuk mengetahui cara pengobatan orkitis
  • 7. BAB II ISI DAN PEMBAHASAN A. DEFINISI SISTEM REPRODUKSI Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual. Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi secara aseksual. 4 B. PENGERTIAN ORKITIS Orchitis adalah peradangan pada salah satu atau kedua testis, umumnya peradangan ini dikaitkan dengan virus yang menyebabkan gondok. Setidaknya sepertiga dari laki-laki yang mengalami gondok setelah pubertas juga mengalami Orchitis.Penyebab lain Orchitis, adalah penyakit menular seksual (PMS), seperti gonore atau klamidia.Bakteri Orchitis sering karena epididimitis, suatu peradangan epididimis di bagian belakang testis yang menyimpan dan membawa sperma. Dalam hal ini, ini disebut epididimo-
  • 8. orkitis. Pembengkakan dan nyeri yang paling umum adalah tanda-tanda dan gejala orkitis. Orchitis sering disebut dengan "testis sakit" dan "selangkangan sakit" kadang-kadang digunakan secara bergantian. Tapi selangkangan sakit terjadi pada lipatan kulit antara paha dan perut --bukan di testis. Sedangkan penyebab nyeri selangkangan berbeda dari penyebab nyeri testis. 5 C. PENYEBAB ORKITIS Ada beberapa penyebab Orkitis, antara lain: 1. Sebagian orchitis berhubungan dengan penyakit Gondongan ( Mumps, Parotitis ). Disebutkan bahwa 30 % penderita Gondongan dapat mengalami Orchitis pada hari ke 4 hingga hari ke 7. Ini terjadi karena penjalaran infeksi melalui aliran getah bening. 2. Virus-virus lain yang berbungan dengan Orchitis diantaranya coxsackievirus, varicella, dan echovirus. 3. Bakteri. Orchitis oleh bakteri pada umumnya merupakan penyebaran epididymitis, yakni infeksi epididimis ( saluran sperma yang menempel di bagian atas testis ). Infeksi oleh bakteri dapat juga terjadi tanpa adanya infeksi epididimis. Kuman penyebab Orchitis diantaranya Neisseria
  • 9. gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus dan Streptococcus. Orchitis paling sering disebabkan/bersamaan dengan virus yang menyebabkan gondongan (mumps). Setidak-tidaknya 1/3 laki-laki yang terkena mumps setelah akil baliq akan terkena orchitis. Penyebab lainnya adalah infeksi bakteri, termasuk didalamnya penyakit menular seksual (PMS = STD), seperti gonorrhea atau chlamydia. Mark B Mycyk, MD menyebutkan bahwa sekitar 20 % insidens Orchitis berhubungan dengan Penyakit Gondongan (Mumps, Parotitis), terutama pada usia prepubertas. Sedangkan Orchitis yang disebabkan kuman pada umumnya berhubungan dengan Epidedymitis. 6 D. GEJALA ORKITIS Gejala Orchitis bisa muncul tiba-tiba, gejala tersebut antara lain: 1. Bengkak pada salah satu atau kedua belah testis 2. Nyeri mulai dari ringan sampai parah 3. Mual 4. Demam 5. Perubahan penis 6. Darah saat ejakulasi E. CARA PENCEGAHAN ORKITIS Salah satu cara untuk mencegah terserang orchitis adalah dengan cara melakukan Vaksin Mumps (gondong). Saat ini Vaksin atau Imunisasi Mumps sudah dikemas kedalam sebuah Vaksin kombinasi yang terdiri dari Vaksin Campak, Gondong dan Rubella atau sering disebut dengan Vaksin MMR (Meales, Mumps, dan Rubella). Imunisasi atau Vaksin MMR adalah Imunisasi kombinasi untuk penyakit Campak, Gondong dan Campak Jerman atau Rubella. Pemberian Vaksin MMR biasanya diberikan pada usia anak 16 bulan. Vaksin ini adalah gabungan vaksin hidup yang sudah dilemahkan. Pada awalnya ketiga vaksin
  • 10. ini diberikan secara terpisah, baru beberapa tahun kemudian ketiga vaksin ini digabungkan menjadi satu. 7 F. CARA PENGOBATAN Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus. Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual, dapat diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin. Antibiotik golongan Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan gonorrhea karena sudah resisten. Contoh antibiotik: 7. Ceftriaxone Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas gram-negatif; efikasi lebih rendah terhadap organisme gram-positif. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat satu atau lebih penicillin-binding proteins. Dewasa: IM 125-250 mg sekali, anak: 25-50 mg / kg / hari IV; tidak melebihi 125 mg / d 8. Doxycycline Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat 30S dan kemungkinan 50S subunit ribosom bakteri. Digunakan dalam kombinasi dengan ceftriaxone untuk pengobatan gonore. Dewasa cap 100 mg selama 7 hari, Anak: 2-5 mg / kg / hari PO dalam 1-2 dosis terbagi, tidak melebihi 200 mg / hari 9. Azitromisin Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strain rentan mikroorganisme. Diindikasikan untuk klamidia dan infeksi gonorrheal pada saluran kelamin. Dewasa 1 g sekali untuk infeksi klamidia, 2 g sekali untuk infeksi klamidia dan gonokokus. Anak: 10 mg / kg PO sekali, tidak melebihi 250 mg / hari
  • 11. 8 10. Trimetoprim-sulfametoksazol Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam dihydrofolic. Umumnya digunakan pada pasien > 35 tahun dengan orchitis. Dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20 mg / kg / hari, berdasarkan TMP, PO tid / qid selama 14 hari 11. Ciprofloxacin Fluorokuinolon dengan aktivitas terhadap pseudomonas, streptococci, MRSA, S epidermidis, dan gram negatif sebagian besar organisme, namun tidak ada aktivitas terhadap anaerob. Menghambat sintesis DNA bakteri dan akibatnya pertumbuhan bakteri terhambat. Dewasa tab 500 mg PO selama 14 hari. Anak tidak dianjurkan PROGNOSIS · Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3-10 hari. · Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat sembuh tanpa komplikasi. G. FAKTOR RESIKO Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan factor resiko yang umum untuk epididimis akut. Uretritis atau prostatitis juga bisa menjadi factor resiko - Refluks urin terinfeksi dari uretra prostatic ke epididimis melalui saluran sperma dan vas deferens bisa dipicu melalui valsava atau pendesakan kuat Factor resiko untuk orchitis yang tidak berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah : 1. Imunisasi gondongan yang tidak adekuat 2. Usia lanjut (lebih dari 45 tahun) 3. Infeksi saluran berkemih berulang 4. Kelainan saluran kemih Factor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah: 1. Berganti-ganti pasangan 2. Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan 3. Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya
  • 12. BAB III PENUTUP 9 A. KESIMPULAN 1. Sistem Reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. 2. Orchitis adalah peradangan pada salah satu atau kedua testis, umumnya peradangan ini dikaitkan dengan virus yang menyebabkan gondok. 3. Ada beberapa penyebab Orkitis, antara lain: a. Sebagian orchitis berhubungan dengan penyakit Gondongan ( Mumps, Parotitis ). Disebutkan bahwa 30 % penderita Gondongan dapat mengalami Orchitis pada hari ke 4 hingga hari ke 7. Ini terjadi karena penjalaran infeksi melalui aliran getah bening. b. Virus-virus lain yang berbungan dengan Orchitis diantaranya coxsackievirus, varicella, dan echovirus. c. Bakteri. Orchitis oleh bakteri pada umumnya merupakan penyebaran epididymitis, yakni infeksi epididimis ( saluran sperma yang menempel di bagian atas testis ). Infeksi oleh bakteri dapat juga terjadi tanpa adanya infeksi epididimis. Kuman penyebab Orchitis diantaranya Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus dan Streptococcus. 4. Gejala Orchitis bisa muncul tiba-tiba, gejala tersebut antara lain: a. Bengkak pada salah satu atau kedua belah testis b. Nyeri mulai dari ringan sampai parah c. Mual d. Demam e. Perubahan penis f. Darah saat ejakulasi 5. Salah satu cara untuk mencegah terserang orchitis adalah dengan cara melakukan Vaksin Mumps (gondong). Saat ini Vaksin atau Imunisasi
  • 13. Mumps sudah dikemas kedalam sebuah Vaksin kombinasi yang terdiri dari Vaksin Campak, Gondong dan Rubella atau sering disebut dengan Vaksin MMR (Meales, Mumps, dan Rubella). 6. Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus. Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual, dapat diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin. 7. Factor resiko untuk orchitis yang tidak berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah : a. Imunisasi gondongan yang tidak adekuat b. Usia lanjut (lebih dari 45 tahun) c. Infeksi saluran berkemih berulang d. Kelainan saluran kemih Factor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah: a. Berganti-ganti pasangan b. Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan c. Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya 10 B. SARAN Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami sekelompok berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangu kepada kelompok kami demi sempurnanya makalah ini
  • 14. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis khusunya dan pembaca umumnya mengenai gangguan system reproduksi khususnya materi tentang orkitis. 11
  • 15. DAFTAR PUSTAKA http://halimatussyahroh.blogspot.com/p/pengertian-sistem-reproduksi.html http://anita-soraya.blogspot.com/2011/07/orchitis.html http://www.beritaterkinionline.com/2010/10/imunisai-vaksin-mmr-salah-satu-pencegah- terserang-orchitis.html Anderson Sivia, M. Lorraine. 1994. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses 12 Penyakit. Jakarta:EGC Carpenito- Moyet, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 6. Jakarta : EGC. Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: EGC. Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta: EGC. Hamzah M. Erupsi Obat Alergik. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th edition. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta: EGC. Santosa, Budi.2005. http://ulphi09.blogspot.com/2012/10/askep-orchitis_8890.html