SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
Descargar para leer sin conexión
PETUNJUK TEKNIS
BUDIDAYA PADI GOGO AROMATIK




                Oleh:
  Tim Peneliti Padi Gogo Aromatik
 Laboratorium Pemuliaan Tanaman
         dan Bioteknologi




UNIVERSITAS JENDERAL SODIRMAN
     FAKULTAS PERTANIAN
         PURWOKERTO
2009




2
PENDAHULUAN

   Peningkatan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat telah
mendorong meningkatnya permintaan pangan terutama beras. Sampai saat ini
upaya peningkatan produksi padi masih lebih terfokus pada lahan sawah,
terutama melalui intensifikasi. Akan tetapi upaya ini terhambat oleh berbagai
masalah antara lain: 1) penyempitan lahan sawah; 2) pencucian lahan sawah
produktif; dan 3) perkembangan ekstensifikasi lahan khususnya di luar Jawa
tidak lancar dan sulit mendapatkan tambahan produksi yang nyata.
      Potensi sumber daya tanah lain yang dapat dimanfaatkan untuk
ekstenfikasi padi adalah lahan kering untuk budidaya padi gogo. Indonesia
memiliki lahan kering dengan luasan lebih dari 55,6 juta ha. Potensi lahan
kering Indonesia yang luas ini belum dimanfaatkan secara optimal, bahkan
cenderung tidak mendapat perhatian serius.
      Upaya pemberdayaan lahan kering dapat melalui budidaya padi gogo.
Akan tetapi, upaya ini menghadapi kendala antara lain: 1) produktivitas padi
gogo yang masih rendah; 2) mutu beras yang rendah yaitu tidak aromatik dan
tekstur nasi pera, mengakibatkan padi gogo tidak disukai oleh petani dan
konsumen sehingga nilai ekonomi padi gogo rendah; 3) kesuburan tanah yang
rendah; 4) ketersediaan air yang terbatas musim hujan; 5) kehadiran gulma
dan 6) keterbatasan kultivar unggul berdaya hasil tinggi.
      Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui
program pemuliaan tanaman. Perakitan varietas padi gogo unggul berdaya
hasil dan bermutu hasil tinggi telah dilakukan di Laboratorium Pemuliaan
Tanaman Unsoed. Saat ini telah diperoleh beberapa galur padi gogo aromatik
yang potensial untuk dilepas sebagai varietas. Salah satu galur potensial
tersebut adalah JSPGA G136 yang memiliki potensi hasil 4,11 t/ha. Namun
demikian, potensi hasil JSPGA G136 dapat di capai jika ditanam pada lahan
yang memenuhi syarat tumbuh padi gogo aromatik dan harus mengikuti
teknik budidaya yang tepat.

                                                                           1
SYARAT TUMBUH PADI GOGO AROMATIK

1. Iklim
      Padi gogo aromatik adalah jenis padi yang dapat ditanam di lahan
kering dengan sumber pengairan dari air hujan. Jumlah dan sebaran hujan
merupakan komponen iklim yang amat penting yang mencirikan kesesuaian
lingkungan untuk pertumbuhan padi gogo armatik. Ketersediaan air untuk
padi gogo aromatik tergantung pada ciri-ciri tanah, terutama daya memegang
air. Oleh karena itu curah hujan dan kapasitas memegang air merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan pertanaman padi gogo aromatik. Padi
gogo aromatik tumbuh baik pada ketinggian sampai dengan 1300 m dari
permukaan laut dengan curah hujan selama fase pertumbuhan antara 600-
1200 ml dan suhu antara 15-30 °C.

2. Tanah
      Lahan kering sebagai tempat pertanaman padi gogo aromatik memiliki
beberapa pembatas yaitu kesuburan tanah yang rendah, kekahatan berbagai
unsur hara dan juga adanya keracunan yang berkaitan dengan reaksi tanah
(pH) yang memiliki kemasaman tinggi. Tanah yang baik untuk pertumbuhan
padi gogo adalah tanah gembur dan cukup subur, drainase (pembuangan air)
baik dan pada tanah merah (Latosol), rancah minyak (Grumosol) dan tanah
endapan (Alluvial). Struktur tanah yang cocok untuk padi gogo aromatik
adalah Struktur remah dengan pH tanah sekitar 5,5 sampai dengan 6,5.




2
TEKNIK BUDIDAYA PADI GOGO AROMATIK

1. Pengolahan tanah
      Pengolahan tanah dilakukan pada musim kering sebelum musim hujan
datang (hujan turun) atau segera setelah panenan tanaman sebelumnya.
Teknik penolahan tanah yang dilakukan sebagai berikut:
a.   Tanah dibajak / dicangkul dua kali atau lebih untuk penggemburan dan
     pembuangan tanah. Pengolahan tanah pertama dilakukan pada musim
     kemarau atau setelah terjadi hujan pertama. Pengolahan tanah kedua
     saat menjelang tanam. Pengolahan tanah dilakukan dengan kedalaman
     tanah minimal 25 cm. Pada tanah berat (tanah padat dan keras),
     dilakukan pengolahan pendahuluan dengan linggis atau garpu. Tanah
     bagian bawah sedapat mungkin terangkat dan dibalik ke bagian atas.
b.   Pemberian pupuk organik (pupuk hijau, pupuk kandang atau kompos)
     dilakukan pada waktu membajak/mencangkul yang kedua. Pupuk organik
     yang diberikan adalah 5 ton/ha.
c.   Setelah dibajak, tanah dihaluskan dengan garpu atau cangkul
d.   Penggenangan air di hindari dengan pembuatan petakan berukuran 10 x
     5 meter atau dengan membuat bagian tengah tegalan lebih tinggi dari
     pinggir tegalan.
e.   Tanah dibiarkan dan menunggu awal pemulaan hujan untuk menanam
     benih.

2. Konservasi tanah dan air
     Lahan kering yang dapat dimanfaatkan untuk pertanaman padi gogo
aromatik adalah lahan dengan kemiringan kurang dari 15%. Lahan tersebut
umumnya memiliki topografi bergelombang sampai berbukit. Oleh karena itu
diperlukan tindakan konsevasi tanah dan air untuk menghindari kerusakan
lahan. Tindakan konservasi lahan yang dapat dilakukan adalah pembuatan
teras bangku atau teras gulud, budidaya lorong serta penerapan pola tanam
yang dapat menutup tanah sepanjang tahun. Selain itu, padi gogo aromatik

                                                                          3
dapat dikembangkan di daerah eatar/bataran sungai; Kawasan perbukitan
daerah alisan sungai (DAS) dan kawasan perkebunan dan HTI muda.
      Areal datar yang terletak di bantaran sungai merupakan lahan kering
yang dapat ditanami padi gogo aromatik. Areal ini biasanya lebih subur
dibandingkan dengan lahan kering pada lokasi lainnya. Disisi lain, jika lahan ini
mengalami kekeringan maka dapat dilakukan penyedotan air dari sungai.
      Pemanfaatan     kawasan     perbukitan   daerah    aliran   sungai   untuk
penanaman padi gogo aromatik perlu didahului oleh tindakan konservasi tanah
yang memadai untuk menghindari terjadinya erosi dan kerusakan lahan. Pada
lahan dengan solum yang dalam dibuat teras bangku. Pembuatan teras
bangku dimulai dengan pembutan teras kridit. Teras kridit yang dikelola
dengan baik akan membentuk teras bangku dengan sendirinya. Pada lahan
dengan solum yang dangkal dikelola dengan sistem budidaya lorong ( Alley
cropping). Budidaya lorong dibuat dengan menggunakan tanaman pagar yang
dapt dipangkas secara priodik/kontinyu. Hasil pangkasan dijadikan mulsa
untuk menjaga kelembaban tanah. Disisi lain, hasil pangkasan yang lapuk
akan menambah kandungan bahan organik tanah. Pemanfaatan lain hasil
pangkasan adalah dapat dijadikan pakan ternak dan kotoran ternak tersebut
dimanfaatan sebagai pupuk ke lahan organik.
      Lahan di sela-sela tanaman perkebunan atau HTI muda dapat
dimanfaatkan untuk budidaya padi gogo aromatik. Tumpangsari padi gogo
aromatik dengan tanaman perkebunan atau HTI dapat menjaga kelestarian
hutan dan menjamin penutupan tanah. Tumpangsari ini dapat dilakukan
ketika kanopi belum menutup seluruh areal. Tumpangsari padi gogo dengan
karet muda dapat diusahakan sampai tahun ketiga, sedangkan dengan kelapa
sawit sampai tahun keempat.




4
3. Penggunaan varietas unggul
       Varietas adalah sekelompok individu yang memiliki ciri morfologis atau
penampakkan sama yang dapat dibedakan dengan kelompok lainnya yang
masih berada dalam satu spesies. Penggunaan varietas unggul akan
mempengaruhi produktivitas yang diperoleh. Varietas unggul memiliki kriteria
sebagai berikut:
a. Mempunyai potensi hasil yang tinggi
b. Tahan terhadap cekaman lingkungan biotik, misalnya hama dan penyakit
c.   Toleran terhadap cekaman lingkungan abiotik, misalnya jenis tanah dan
     kekeringan.
d. Umur genjah / pendek.
e. Tanggap terhadap input pertanian, misalnya pemupukan.
f.   Kualitas dan kuantitas hasil tinggi sehingga cita rasa disenangi dan
     memiliki harga tinggi.
       Padi gogo aromatik termasuk calon varietas unggul karena memiliki
potensi hasil dan kualitas hasil yang tinggi.

4.   Penanaman
       Penanaman dilakukan pada awal musim hujan yaitu setelah hujan turun
2 hingga 3 kali. Penanaman sebaiknya tidak dilakukan pada periode hujan
yang terus menerus untuk menghidari benih terbawa air hujan atau terdorong
masuk lebih dalam ke tanah. Selain itu, hujan yang terus menerus kurang baik
bagi perkembangan tanaman muda karena menyebabkan gangguan hama
dan penyakit.
       Penanaman padi gogo aromatik dapat dilakukan ketika curah hujan
sudah stabil atau mencapai sekitar 60mm/dekade (10 hari). Di Jawa keadaan
ini terjadi sekitar bulan Oktober sampai akhir Nopember. Pertanda lain yang
dapat dijadikan patokan awal tanam padi gogo adalah 1) sudah ada binatang
laron/siraru yang berterbangan; 2) pohon bambu sudah bertunas; 3) tanaman
gadung sudah berbunga pada sulurnya.

                                                                           5
Cara penanaman padi gogo aromatik adalah dengan cara tugal. Tugal,
yaitu dengan membuat lubang dengan jarak tertentu dengan tugal dengan
kedalaman 3-5 cm. Jarak tanam padi gogo aromatik adalah 25 x 25 cm. Setiap
lubang tanam diisi 3-5 butir per lubang dan ditutup dengan tanah.
      Cara lain yang dapat digunakan untuk penanaman padi gogo aromatik
adalah dengan sistem tanam jajar legowo. Namun cara ini jarang digunakan.
Sistem tanam jajar legowo dengan jarak (30 x 20 x10) cm, 4-5 butir/lubang.
Pembuatan alur menggunakan alat semacam caplakan untuk padi sawah. Alat
tersebut mempunyai 4 titik/mata yang berjarak 20 cm dan 30 cm dan
ditambah 2 titik paku yang berjarak 15 cm dari titik/mata caplakan paling
pinggir. Ketinggian titik/mata caplakan sekitar 6-7 cm. Hasil yang diperoleh
dari penggunaan alat ini adalah larikan dengan jarak 20 dan 30 cm dengan
kedalam 4-5 cm. Selanjutnya, benih di tanam dalam larikan dengan jarak 10
cm antar titik sebanyak 4-5 butir/titik. Pada lahan tidak datar atau sedikit
berlereng, pengaturan barisan tanam dibuat memotong lereng

5. Pemupukan
      Pemupukan dilakukan dengan dosis Total 300 kg NPK (Ponska)           di
tambah 100 kg Urea/ ha. Waktu pemberian pupuk dilakukan sebagai berikut.
a.   Pemupukan I pada 10 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ ha.
b.   Pemupukan II pada 20 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ ha.
c.   Pemupukan III pada 35 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ha.
d.   Pemupukan pada saat primordia bunga dengan dosis 100 kg Urea/ ha.
      Waktu pemberian pupuk juga disesuaikan dengan kondisi kelembaban
tanah (dipupuk saat tanah lembab). Pemupukan dilakuka secara tugal, yaitu
dengan cara membuat lubang diantara tanaman dan diberi pupuk. Setelah itu
lubang ditutup dengan tanah.




6
6. Pemeliharaan
       Pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiangan serta pengendalian
hama dan penyakit. Penyulaman dilakukan bila terdapat benih yang tidak
tumbuh atau tidak normal. Penyulaman dilakukan pada umur 1 sampai 2
minggu.
       Penyiangan dimaksudkan untuk memberantas gulma. Penyiangan dapat
dilakukan secara mekanis atau kimiawi. Penyiangan dilakukan pada waktu
sebelum pemupukan tanaman atau sesuai kebutuhan. Bumbun (dangir)
disekitar tanaman dilakukan setelah penyiangan untuk mempermudah
pembuangan air. Tanah diantara tanaman dicangkul agar renggang dan
gembur.
       Pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika serangan melampaui
ambang batas ekonomi. Hama dan Penyakit utama padi gogo aromatik
disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Hama Penting Pada Padi Gogo Aromatik.
 No.       Hama           Serangan          Gejala kerusakan           Pengendalian
 1.    Lundi/uret      Larva             Memakan akar            Menunda pengolahan
       (Coleoptera     berbentuk          tanaman.                 tanah sampai
       melolontidae)   huruf C,          Tanaman kerdil dan       kumbang dewasa
                       berwarna putih     layu.                    selesai bertelur (3
                       dan gemuk                                   minggu setelah hujan).
                                                                  Pengolahan tanah
                                                                   yang dalam.
                                                                  Ayam, itik dan burung
                                                                   merupakan pemangsa
                                                                   lundi
                                                                  Insektisida

 2.    Lalat bibit     Menimbulkan       Bisa                    Menanam padi awal
       (Atherigna      kerusakan          menimbulkan              musim hujan
       oryzae)         pada tanaman       kematian.               Insektisida
                       muda              Daun cacat dan
                                          mudah sobek,
                                          terlambat masak 7-10
                                          hari




                                                                                        7
Tabel 1. Hama Penting Pada Padi Gogo Aromatik (Lanjutan)
    No.       Hama          Serangan         Gejala kerusakan            Pengendalian
    3.    Penggerek                        Sundep, serangan        Menanam serentak
          batang atau                       hama pada batang         dalam waktu 3-4
          sundep                            sebelum berbunga         minggu,
                                           Beluk, pada saat        Memotong jerami dekat
                                            berbunga malai           permukaan tanah
                                            menjadi kering Malai     kemudian dibakar
                                            hampa                   Menghindari pupuk N
                                                                     yang berlebihan.
                                                                    Memasang perangkap
                                                                     cahaya
                                                                    Insektisida

    4.    Wereng                           Tanaman menjadi         Tanam serentak selama
          coklat                            layu dan kering          3 hari, pergiliran
          (Nilaparvata                      dan menimbulkan          tanaman,
          lugens Stall)                     gejala seperti          Sisa panen sebaiknya
                                            terbakar                 dibajak dan pemupukan
                                           Menularkan virus         N bertahap
                                            kerdil rumput dan       Penggunaan musuh
                                            hampa                    alami
                                                                    Insektisida

    5.    Walang          Mengeluarkan     Menyerang pada          Tanam serentak dan
          sangit          bau yang khas     padi masak susu,         membersihkan gula.
                                            butir padi hampa        Memasang perangkap
                                            tardapat bekas           umpan berupa bangkai
                                            tusukan berwarna         ketam, jika walang
                                            coklat                   sudah berkumpul lalu
                                           Dapat menurunkan         dibakar
                                            dan berat gabah         Konservasi musuh alami
                                                                    Insektisida

    6.    Orong-orong                      Dewasa memakan          Penggunaan musuh
          (Gryllotalpa                      biji yang baru           alami.
          orientalis)                       ditanam Akar            Insektisida
                                            tanaman muda
                                            dimakan, tanaman
                                            muda mati.
                                           Pola kerusakan tidak
                                            merata, kerusakan
                                            terbesar dekat
                                            pematang




8
Tabel 2. Penyakit Penting Pada Padi Gogo Aromatik (Lanjutan)
 No.   Penyakit              Gejala kerusakan                 Pengendalian
 1.    Blast                  Bercak daun berbentuk           Menghindari pupuk N
       (Pyrcularia oryzae)     belah ketupat dengan pusat       berlebihan
                               berwarna abu-abu                Tidak memakai benih dari
                              Malai hampa                      daerah terjangkit
                                                               Membakar jerami pada
                                                                pertanaman sakit
                                                               Fungisida

 2.    Bercak coklat          Bercak daun yang                Pemupukan unsur hara
       (Helminthosporium      khas bentukkecil lonjong         seng, kalium dan salinitas
       Oryzae)                 atau bulat.                     Merendam benih pada air
                              Bercak kecil berwarna coklat     hangat
                               tua sedang yang lebih besar     Fungisida.
                               bagian tengahnya berwana
                               abu-abu pucat dan tepinya
                               berwarna coklat ada
                               lingkaran cahaya berwarna
                               kuning muda

 3.    Tungro (mentek)        Ditularkan oleh wereng          Membersihkan tanaman
                               coklat                           yang sakit, gulma dan
                              Tanaman kerdil                   membajak sisa-sisa
                              Anakan berkurang.                tanaman.
                              Daun berwarna kuning            Insektisida
                               sampai jingga.
                              Daun muda berbintik-bintik
                               dan bergaris hijau pucat
                               sampai keputih-putihan
                              Jumlah gabah sedikit dan
                               ringan



7. Panen dan pascapanen
       Panen dapat dilakukan jika padi telah masak fisiologis atau lebih dari
95% gabah telah menguning. Umur panen padi gogo berkisar antara 110
sampai 120 hari. Panen         dilakukan dengan cara sistem babat bawah dan
digebot seperti padi sawah atau dipanen menggunakan alat ani-ani atau
ketam.




                                                                                             9
PENUTUP

      Peningkatan produksi beras dapat dilakukan melalui budidaya padi gogo
di lahan kering. Produksi padi gogo yang optimum akan tercapai melalui teknik
budidaya yang tepat. Secara ringkas, petunjuk teknis budidaya padi gogo
aromatik dapat disajikan pada Lampiran 1.




10
BAHAN BACAAN
Ismunadji, I., et al. 1988. Padi: Buku 1. Balai Penelitian dan Pengembangan
    Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Surayana A., et al. 2008. Pengelolaan Tanaman Terpadu: Padi Gogo. Balai
     Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Surayana A., et al. 2008. Pengelolaan Tanaman Terpadu: Padi Sawah Tadah
     Hujan. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen
     Pertanian. Bogor.




                                                                        11
Lampiran 1.
         PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA PADI GOGO AROMATIK
1. Pengolahan Tanah
     Pengolahan tanah dilakukan dua kali, pada pengolahan tanah pertama,
     lahan dibajak dan digaru kemudian diratakan. Pengolahan tanah kedua,
     pupuk kandang sapi ditebarkan sebanyak 5 ton/ha. Tanah dibiarkan
     selama 1 minggu, untuk kemudian dilakukan penanaman.
2. Konservasi Tanah dan Air
     Lahan kering yang dapat dimanfaatkan untuk pertanaman padi gogo
     aromatik adalah lahan dengan kemiringan kurang dari 15%. Oleh karena
     itu diperlukan tindakan konsevasi tanah dan air untuk menghindari
     kerusakan lahan. Tindakan konservasi lahan yang dapat dilakukan adalah
     pembuatan teras bangku atau teras gulud, budidaya lorong serta
     penerapan pola tanam yang dapat menutup tanah sepanjang tahun.
3. Penanaman
     Penanaman dilakukan dengan Jarak tanam: 25 x 25 cm. Lubang tanam
     dibuat dengan cara tugal. Setiap lubang tanam diisi 3-5 butir per lubang.
4. Pemupukan
     Pemupukan dilakukan dengan dosis Total 300 kg NPK (Ponska) di tambah
     100 kg Urea/ ha. Waktu pemberian pupuk dilakukan empat kali, yaitu: 1)
     pada 10 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ ha; 2) pada 20 hari
     setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ ha; 3) pada 35 hari setelah
     tanam dengan dosis 100 kg NPK/ha dan 4) pada saat Primordia bunga
     dengan dosis 100 kg Urea/ ha. Waktu pemberian pupuk juga disesuaikan
     dengan kondisi kelembaban tanah (dipupuk saat tanah lembab).
5. Pemeliharaan
     Selama pertanaman dilakukan pengandalian gulma, penyakit dan hama
     sesuai kebutuhan.
6. Panen
     Panen padi gogo dilakukan ketika lebih dari 80 persen gabah menguning.
12
BUDIDAYA PADI GOGO

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Teknologi Budidaya Jagung Hibrida
Teknologi Budidaya Jagung HibridaTeknologi Budidaya Jagung Hibrida
Teknologi Budidaya Jagung HibridaZiemen G. Sasmita
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduPurwandaru Widyasunu
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatYosep Setiawan
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Nestri Yuniardi
 
Hama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetHama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetIlham Johari
 
3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur harapucukcemara
 
Pengelolaan tanah sulfat masam
Pengelolaan tanah sulfat masamPengelolaan tanah sulfat masam
Pengelolaan tanah sulfat masamArdina074
 
Teknik Budidaya Bawang Merah TSS_Overview.pptx
Teknik Budidaya Bawang Merah TSS_Overview.pptxTeknik Budidaya Bawang Merah TSS_Overview.pptx
Teknik Budidaya Bawang Merah TSS_Overview.pptxauliyaulanam1
 
Budidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman PadiBudidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman Paditani57
 
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptxBudidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptxferdhiyadi1
 
Pembahasan pola tanam
Pembahasan pola tanamPembahasan pola tanam
Pembahasan pola tanamAlvin Xevier
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPy Bayu
 
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimatphotoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimatPuan Habibah
 

La actualidad más candente (20)

Hama dan penyakit cabai
Hama dan penyakit cabaiHama dan penyakit cabai
Hama dan penyakit cabai
 
Budidaya Cabai
Budidaya CabaiBudidaya Cabai
Budidaya Cabai
 
Teknologi Budidaya Jagung Hibrida
Teknologi Budidaya Jagung HibridaTeknologi Budidaya Jagung Hibrida
Teknologi Budidaya Jagung Hibrida
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Budidaya terong
Budidaya terongBudidaya terong
Budidaya terong
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Kompos jerami
Kompos jeramiKompos jerami
Kompos jerami
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
 
Pembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMI
Pembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMIPembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMI
Pembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMI
 
Hama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetHama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karet
 
3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara
 
Pengelolaan tanah sulfat masam
Pengelolaan tanah sulfat masamPengelolaan tanah sulfat masam
Pengelolaan tanah sulfat masam
 
Teknik Budidaya Bawang Merah TSS_Overview.pptx
Teknik Budidaya Bawang Merah TSS_Overview.pptxTeknik Budidaya Bawang Merah TSS_Overview.pptx
Teknik Budidaya Bawang Merah TSS_Overview.pptx
 
Budidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman PadiBudidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman Padi
 
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptxBudidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
 
Pembahasan pola tanam
Pembahasan pola tanamPembahasan pola tanam
Pembahasan pola tanam
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi
 
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimatphotoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
 
Slide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultutaSlide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultuta
 

Destacado

Announcements, 6/10/12
Announcements, 6/10/12Announcements, 6/10/12
Announcements, 6/10/12CLADSM
 
Encouraging Quality in Early Childhood Education and Care - The Role of the P...
Encouraging Quality in Early Childhood Education and Care - The Role of the P...Encouraging Quality in Early Childhood Education and Care - The Role of the P...
Encouraging Quality in Early Childhood Education and Care - The Role of the P...EduSkills OECD
 
Announcements, 8/1/10
Announcements, 8/1/10Announcements, 8/1/10
Announcements, 8/1/10CLADSM
 
Announcements, 6/5/11
Announcements, 6/5/11Announcements, 6/5/11
Announcements, 6/5/11CLADSM
 
United in Diversity Attainment targets in Flemish Education Governance
United in Diversity Attainment targets in Flemish Education GovernanceUnited in Diversity Attainment targets in Flemish Education Governance
United in Diversity Attainment targets in Flemish Education GovernanceEduSkills OECD
 
About Those Gifts Slides, 3/8/15
About Those Gifts Slides, 3/8/15About Those Gifts Slides, 3/8/15
About Those Gifts Slides, 3/8/15CLADSM
 
ECEC Research in Norway and Scandinavia: Mapping and appraisal of Scandinavia...
ECEC Research in Norway and Scandinavia: Mapping and appraisal of Scandinavia...ECEC Research in Norway and Scandinavia: Mapping and appraisal of Scandinavia...
ECEC Research in Norway and Scandinavia: Mapping and appraisal of Scandinavia...EduSkills OECD
 
In His Grip Slides, 1/13/13
In His Grip Slides, 1/13/13In His Grip Slides, 1/13/13
In His Grip Slides, 1/13/13CLADSM
 
Announcements, 4/26/15
Announcements, 4/26/15Announcements, 4/26/15
Announcements, 4/26/15CLADSM
 
Announcements, 3/29/15
Announcements, 3/29/15Announcements, 3/29/15
Announcements, 3/29/15CLADSM
 
Meiji gakuin univ_28oct2012
Meiji gakuin univ_28oct2012Meiji gakuin univ_28oct2012
Meiji gakuin univ_28oct2012hkano
 
Leveraging Solr and Mahout
Leveraging Solr and MahoutLeveraging Solr and Mahout
Leveraging Solr and MahoutGrant Ingersoll
 

Destacado (20)

Announcements, 6/10/12
Announcements, 6/10/12Announcements, 6/10/12
Announcements, 6/10/12
 
Flipping the system
Flipping the systemFlipping the system
Flipping the system
 
Encouraging Quality in Early Childhood Education and Care - The Role of the P...
Encouraging Quality in Early Childhood Education and Care - The Role of the P...Encouraging Quality in Early Childhood Education and Care - The Role of the P...
Encouraging Quality in Early Childhood Education and Care - The Role of the P...
 
Announcements, 8/1/10
Announcements, 8/1/10Announcements, 8/1/10
Announcements, 8/1/10
 
Permendesa pdtt no.2 th.2015
Permendesa pdtt no.2 th.2015Permendesa pdtt no.2 th.2015
Permendesa pdtt no.2 th.2015
 
A Little RSpec
A Little RSpecA Little RSpec
A Little RSpec
 
Announcements, 6/5/11
Announcements, 6/5/11Announcements, 6/5/11
Announcements, 6/5/11
 
United in Diversity Attainment targets in Flemish Education Governance
United in Diversity Attainment targets in Flemish Education GovernanceUnited in Diversity Attainment targets in Flemish Education Governance
United in Diversity Attainment targets in Flemish Education Governance
 
Milds 13 booklet
Milds 13 bookletMilds 13 booklet
Milds 13 booklet
 
About Those Gifts Slides, 3/8/15
About Those Gifts Slides, 3/8/15About Those Gifts Slides, 3/8/15
About Those Gifts Slides, 3/8/15
 
ECEC Research in Norway and Scandinavia: Mapping and appraisal of Scandinavia...
ECEC Research in Norway and Scandinavia: Mapping and appraisal of Scandinavia...ECEC Research in Norway and Scandinavia: Mapping and appraisal of Scandinavia...
ECEC Research in Norway and Scandinavia: Mapping and appraisal of Scandinavia...
 
Fake or true
Fake or trueFake or true
Fake or true
 
In His Grip Slides, 1/13/13
In His Grip Slides, 1/13/13In His Grip Slides, 1/13/13
In His Grip Slides, 1/13/13
 
Announcements, 4/26/15
Announcements, 4/26/15Announcements, 4/26/15
Announcements, 4/26/15
 
Announcements, 3/29/15
Announcements, 3/29/15Announcements, 3/29/15
Announcements, 3/29/15
 
Meiji gakuin univ_28oct2012
Meiji gakuin univ_28oct2012Meiji gakuin univ_28oct2012
Meiji gakuin univ_28oct2012
 
Leveraging Solr and Mahout
Leveraging Solr and MahoutLeveraging Solr and Mahout
Leveraging Solr and Mahout
 
Kur
KurKur
Kur
 
Bureaucracy
BureaucracyBureaucracy
Bureaucracy
 
Permendesa pdtt no.1 th.2015
Permendesa pdtt no.1 th.2015Permendesa pdtt no.1 th.2015
Permendesa pdtt no.1 th.2015
 

Similar a BUDIDAYA PADI GOGO

Group 1 l ahan sawah
Group 1 l ahan sawahGroup 1 l ahan sawah
Group 1 l ahan sawahRianManalu
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)inezya thalita
 
Laporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainaseLaporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainasefahmiganteng
 
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasiLaporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasifahmiganteng
 
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptxPPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptxRizkyNazty
 
Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)nuelsitohang
 
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...Repository Ipb
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 

Similar a BUDIDAYA PADI GOGO (20)

Budidaya_Sorgum_ppt.pptx
Budidaya_Sorgum_ppt.pptxBudidaya_Sorgum_ppt.pptx
Budidaya_Sorgum_ppt.pptx
 
Group 1 l ahan sawah
Group 1 l ahan sawahGroup 1 l ahan sawah
Group 1 l ahan sawah
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
 
Makalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentangMakalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentang
 
Laporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainaseLaporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainase
 
Makalah_8 Makalah diskusi 2 kel 3
Makalah_8 Makalah diskusi 2 kel 3Makalah_8 Makalah diskusi 2 kel 3
Makalah_8 Makalah diskusi 2 kel 3
 
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasiLaporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
 
Proposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten munaProposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten muna
 
Proposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten munaProposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten muna
 
Jenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutanJenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutan
 
Jenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutanJenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutan
 
Kedelai
KedelaiKedelai
Kedelai
 
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptxPPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
 
Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)
 
Makalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentangMakalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentang
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Penanaman pohon Silvikultur
Penanaman pohon SilvikulturPenanaman pohon Silvikultur
Penanaman pohon Silvikultur
 

Más de Pekerja Sosial Masyarakat

Más de Pekerja Sosial Masyarakat (20)

PENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptxPENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptx
 
Infaq Dan Shadaqah
Infaq Dan ShadaqahInfaq Dan Shadaqah
Infaq Dan Shadaqah
 
draf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdfdraf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdf
 
prestasi desa.pptx
prestasi desa.pptxprestasi desa.pptx
prestasi desa.pptx
 
Visi misi desa biaung
Visi misi desa biaungVisi misi desa biaung
Visi misi desa biaung
 
Buku panduan bpd
Buku panduan bpdBuku panduan bpd
Buku panduan bpd
 
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumiModul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
 
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covidBuku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
 
Paparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odfPaparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odf
 
Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018
 
Power point bpd
Power point  bpdPower point  bpd
Power point bpd
 
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
 
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
 
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
 
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
 
Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018
 
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
 

Último

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 

Último (20)

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 

BUDIDAYA PADI GOGO

  • 1. PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA PADI GOGO AROMATIK Oleh: Tim Peneliti Padi Gogo Aromatik Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi UNIVERSITAS JENDERAL SODIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO
  • 3. PENDAHULUAN Peningkatan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat telah mendorong meningkatnya permintaan pangan terutama beras. Sampai saat ini upaya peningkatan produksi padi masih lebih terfokus pada lahan sawah, terutama melalui intensifikasi. Akan tetapi upaya ini terhambat oleh berbagai masalah antara lain: 1) penyempitan lahan sawah; 2) pencucian lahan sawah produktif; dan 3) perkembangan ekstensifikasi lahan khususnya di luar Jawa tidak lancar dan sulit mendapatkan tambahan produksi yang nyata. Potensi sumber daya tanah lain yang dapat dimanfaatkan untuk ekstenfikasi padi adalah lahan kering untuk budidaya padi gogo. Indonesia memiliki lahan kering dengan luasan lebih dari 55,6 juta ha. Potensi lahan kering Indonesia yang luas ini belum dimanfaatkan secara optimal, bahkan cenderung tidak mendapat perhatian serius. Upaya pemberdayaan lahan kering dapat melalui budidaya padi gogo. Akan tetapi, upaya ini menghadapi kendala antara lain: 1) produktivitas padi gogo yang masih rendah; 2) mutu beras yang rendah yaitu tidak aromatik dan tekstur nasi pera, mengakibatkan padi gogo tidak disukai oleh petani dan konsumen sehingga nilai ekonomi padi gogo rendah; 3) kesuburan tanah yang rendah; 4) ketersediaan air yang terbatas musim hujan; 5) kehadiran gulma dan 6) keterbatasan kultivar unggul berdaya hasil tinggi. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui program pemuliaan tanaman. Perakitan varietas padi gogo unggul berdaya hasil dan bermutu hasil tinggi telah dilakukan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Unsoed. Saat ini telah diperoleh beberapa galur padi gogo aromatik yang potensial untuk dilepas sebagai varietas. Salah satu galur potensial tersebut adalah JSPGA G136 yang memiliki potensi hasil 4,11 t/ha. Namun demikian, potensi hasil JSPGA G136 dapat di capai jika ditanam pada lahan yang memenuhi syarat tumbuh padi gogo aromatik dan harus mengikuti teknik budidaya yang tepat. 1
  • 4. SYARAT TUMBUH PADI GOGO AROMATIK 1. Iklim Padi gogo aromatik adalah jenis padi yang dapat ditanam di lahan kering dengan sumber pengairan dari air hujan. Jumlah dan sebaran hujan merupakan komponen iklim yang amat penting yang mencirikan kesesuaian lingkungan untuk pertumbuhan padi gogo armatik. Ketersediaan air untuk padi gogo aromatik tergantung pada ciri-ciri tanah, terutama daya memegang air. Oleh karena itu curah hujan dan kapasitas memegang air merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pertanaman padi gogo aromatik. Padi gogo aromatik tumbuh baik pada ketinggian sampai dengan 1300 m dari permukaan laut dengan curah hujan selama fase pertumbuhan antara 600- 1200 ml dan suhu antara 15-30 °C. 2. Tanah Lahan kering sebagai tempat pertanaman padi gogo aromatik memiliki beberapa pembatas yaitu kesuburan tanah yang rendah, kekahatan berbagai unsur hara dan juga adanya keracunan yang berkaitan dengan reaksi tanah (pH) yang memiliki kemasaman tinggi. Tanah yang baik untuk pertumbuhan padi gogo adalah tanah gembur dan cukup subur, drainase (pembuangan air) baik dan pada tanah merah (Latosol), rancah minyak (Grumosol) dan tanah endapan (Alluvial). Struktur tanah yang cocok untuk padi gogo aromatik adalah Struktur remah dengan pH tanah sekitar 5,5 sampai dengan 6,5. 2
  • 5. TEKNIK BUDIDAYA PADI GOGO AROMATIK 1. Pengolahan tanah Pengolahan tanah dilakukan pada musim kering sebelum musim hujan datang (hujan turun) atau segera setelah panenan tanaman sebelumnya. Teknik penolahan tanah yang dilakukan sebagai berikut: a. Tanah dibajak / dicangkul dua kali atau lebih untuk penggemburan dan pembuangan tanah. Pengolahan tanah pertama dilakukan pada musim kemarau atau setelah terjadi hujan pertama. Pengolahan tanah kedua saat menjelang tanam. Pengolahan tanah dilakukan dengan kedalaman tanah minimal 25 cm. Pada tanah berat (tanah padat dan keras), dilakukan pengolahan pendahuluan dengan linggis atau garpu. Tanah bagian bawah sedapat mungkin terangkat dan dibalik ke bagian atas. b. Pemberian pupuk organik (pupuk hijau, pupuk kandang atau kompos) dilakukan pada waktu membajak/mencangkul yang kedua. Pupuk organik yang diberikan adalah 5 ton/ha. c. Setelah dibajak, tanah dihaluskan dengan garpu atau cangkul d. Penggenangan air di hindari dengan pembuatan petakan berukuran 10 x 5 meter atau dengan membuat bagian tengah tegalan lebih tinggi dari pinggir tegalan. e. Tanah dibiarkan dan menunggu awal pemulaan hujan untuk menanam benih. 2. Konservasi tanah dan air Lahan kering yang dapat dimanfaatkan untuk pertanaman padi gogo aromatik adalah lahan dengan kemiringan kurang dari 15%. Lahan tersebut umumnya memiliki topografi bergelombang sampai berbukit. Oleh karena itu diperlukan tindakan konsevasi tanah dan air untuk menghindari kerusakan lahan. Tindakan konservasi lahan yang dapat dilakukan adalah pembuatan teras bangku atau teras gulud, budidaya lorong serta penerapan pola tanam yang dapat menutup tanah sepanjang tahun. Selain itu, padi gogo aromatik 3
  • 6. dapat dikembangkan di daerah eatar/bataran sungai; Kawasan perbukitan daerah alisan sungai (DAS) dan kawasan perkebunan dan HTI muda. Areal datar yang terletak di bantaran sungai merupakan lahan kering yang dapat ditanami padi gogo aromatik. Areal ini biasanya lebih subur dibandingkan dengan lahan kering pada lokasi lainnya. Disisi lain, jika lahan ini mengalami kekeringan maka dapat dilakukan penyedotan air dari sungai. Pemanfaatan kawasan perbukitan daerah aliran sungai untuk penanaman padi gogo aromatik perlu didahului oleh tindakan konservasi tanah yang memadai untuk menghindari terjadinya erosi dan kerusakan lahan. Pada lahan dengan solum yang dalam dibuat teras bangku. Pembuatan teras bangku dimulai dengan pembutan teras kridit. Teras kridit yang dikelola dengan baik akan membentuk teras bangku dengan sendirinya. Pada lahan dengan solum yang dangkal dikelola dengan sistem budidaya lorong ( Alley cropping). Budidaya lorong dibuat dengan menggunakan tanaman pagar yang dapt dipangkas secara priodik/kontinyu. Hasil pangkasan dijadikan mulsa untuk menjaga kelembaban tanah. Disisi lain, hasil pangkasan yang lapuk akan menambah kandungan bahan organik tanah. Pemanfaatan lain hasil pangkasan adalah dapat dijadikan pakan ternak dan kotoran ternak tersebut dimanfaatan sebagai pupuk ke lahan organik. Lahan di sela-sela tanaman perkebunan atau HTI muda dapat dimanfaatkan untuk budidaya padi gogo aromatik. Tumpangsari padi gogo aromatik dengan tanaman perkebunan atau HTI dapat menjaga kelestarian hutan dan menjamin penutupan tanah. Tumpangsari ini dapat dilakukan ketika kanopi belum menutup seluruh areal. Tumpangsari padi gogo dengan karet muda dapat diusahakan sampai tahun ketiga, sedangkan dengan kelapa sawit sampai tahun keempat. 4
  • 7. 3. Penggunaan varietas unggul Varietas adalah sekelompok individu yang memiliki ciri morfologis atau penampakkan sama yang dapat dibedakan dengan kelompok lainnya yang masih berada dalam satu spesies. Penggunaan varietas unggul akan mempengaruhi produktivitas yang diperoleh. Varietas unggul memiliki kriteria sebagai berikut: a. Mempunyai potensi hasil yang tinggi b. Tahan terhadap cekaman lingkungan biotik, misalnya hama dan penyakit c. Toleran terhadap cekaman lingkungan abiotik, misalnya jenis tanah dan kekeringan. d. Umur genjah / pendek. e. Tanggap terhadap input pertanian, misalnya pemupukan. f. Kualitas dan kuantitas hasil tinggi sehingga cita rasa disenangi dan memiliki harga tinggi. Padi gogo aromatik termasuk calon varietas unggul karena memiliki potensi hasil dan kualitas hasil yang tinggi. 4. Penanaman Penanaman dilakukan pada awal musim hujan yaitu setelah hujan turun 2 hingga 3 kali. Penanaman sebaiknya tidak dilakukan pada periode hujan yang terus menerus untuk menghidari benih terbawa air hujan atau terdorong masuk lebih dalam ke tanah. Selain itu, hujan yang terus menerus kurang baik bagi perkembangan tanaman muda karena menyebabkan gangguan hama dan penyakit. Penanaman padi gogo aromatik dapat dilakukan ketika curah hujan sudah stabil atau mencapai sekitar 60mm/dekade (10 hari). Di Jawa keadaan ini terjadi sekitar bulan Oktober sampai akhir Nopember. Pertanda lain yang dapat dijadikan patokan awal tanam padi gogo adalah 1) sudah ada binatang laron/siraru yang berterbangan; 2) pohon bambu sudah bertunas; 3) tanaman gadung sudah berbunga pada sulurnya. 5
  • 8. Cara penanaman padi gogo aromatik adalah dengan cara tugal. Tugal, yaitu dengan membuat lubang dengan jarak tertentu dengan tugal dengan kedalaman 3-5 cm. Jarak tanam padi gogo aromatik adalah 25 x 25 cm. Setiap lubang tanam diisi 3-5 butir per lubang dan ditutup dengan tanah. Cara lain yang dapat digunakan untuk penanaman padi gogo aromatik adalah dengan sistem tanam jajar legowo. Namun cara ini jarang digunakan. Sistem tanam jajar legowo dengan jarak (30 x 20 x10) cm, 4-5 butir/lubang. Pembuatan alur menggunakan alat semacam caplakan untuk padi sawah. Alat tersebut mempunyai 4 titik/mata yang berjarak 20 cm dan 30 cm dan ditambah 2 titik paku yang berjarak 15 cm dari titik/mata caplakan paling pinggir. Ketinggian titik/mata caplakan sekitar 6-7 cm. Hasil yang diperoleh dari penggunaan alat ini adalah larikan dengan jarak 20 dan 30 cm dengan kedalam 4-5 cm. Selanjutnya, benih di tanam dalam larikan dengan jarak 10 cm antar titik sebanyak 4-5 butir/titik. Pada lahan tidak datar atau sedikit berlereng, pengaturan barisan tanam dibuat memotong lereng 5. Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan dosis Total 300 kg NPK (Ponska) di tambah 100 kg Urea/ ha. Waktu pemberian pupuk dilakukan sebagai berikut. a. Pemupukan I pada 10 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ ha. b. Pemupukan II pada 20 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ ha. c. Pemupukan III pada 35 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ha. d. Pemupukan pada saat primordia bunga dengan dosis 100 kg Urea/ ha. Waktu pemberian pupuk juga disesuaikan dengan kondisi kelembaban tanah (dipupuk saat tanah lembab). Pemupukan dilakuka secara tugal, yaitu dengan cara membuat lubang diantara tanaman dan diberi pupuk. Setelah itu lubang ditutup dengan tanah. 6
  • 9. 6. Pemeliharaan Pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit. Penyulaman dilakukan bila terdapat benih yang tidak tumbuh atau tidak normal. Penyulaman dilakukan pada umur 1 sampai 2 minggu. Penyiangan dimaksudkan untuk memberantas gulma. Penyiangan dapat dilakukan secara mekanis atau kimiawi. Penyiangan dilakukan pada waktu sebelum pemupukan tanaman atau sesuai kebutuhan. Bumbun (dangir) disekitar tanaman dilakukan setelah penyiangan untuk mempermudah pembuangan air. Tanah diantara tanaman dicangkul agar renggang dan gembur. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika serangan melampaui ambang batas ekonomi. Hama dan Penyakit utama padi gogo aromatik disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Hama Penting Pada Padi Gogo Aromatik. No. Hama Serangan Gejala kerusakan Pengendalian 1. Lundi/uret Larva  Memakan akar  Menunda pengolahan (Coleoptera berbentuk tanaman. tanah sampai melolontidae) huruf C,  Tanaman kerdil dan kumbang dewasa berwarna putih layu. selesai bertelur (3 dan gemuk minggu setelah hujan).  Pengolahan tanah yang dalam.  Ayam, itik dan burung merupakan pemangsa lundi  Insektisida 2. Lalat bibit Menimbulkan  Bisa  Menanam padi awal (Atherigna kerusakan menimbulkan musim hujan oryzae) pada tanaman kematian.  Insektisida muda  Daun cacat dan mudah sobek, terlambat masak 7-10 hari 7
  • 10. Tabel 1. Hama Penting Pada Padi Gogo Aromatik (Lanjutan) No. Hama Serangan Gejala kerusakan Pengendalian 3. Penggerek  Sundep, serangan  Menanam serentak batang atau hama pada batang dalam waktu 3-4 sundep sebelum berbunga minggu,  Beluk, pada saat  Memotong jerami dekat berbunga malai permukaan tanah menjadi kering Malai kemudian dibakar hampa  Menghindari pupuk N yang berlebihan.  Memasang perangkap cahaya  Insektisida 4. Wereng  Tanaman menjadi  Tanam serentak selama coklat layu dan kering 3 hari, pergiliran (Nilaparvata dan menimbulkan tanaman, lugens Stall) gejala seperti  Sisa panen sebaiknya terbakar dibajak dan pemupukan  Menularkan virus N bertahap kerdil rumput dan  Penggunaan musuh hampa alami  Insektisida 5. Walang Mengeluarkan  Menyerang pada  Tanam serentak dan sangit bau yang khas padi masak susu, membersihkan gula. butir padi hampa  Memasang perangkap tardapat bekas umpan berupa bangkai tusukan berwarna ketam, jika walang coklat sudah berkumpul lalu  Dapat menurunkan dibakar dan berat gabah  Konservasi musuh alami  Insektisida 6. Orong-orong  Dewasa memakan  Penggunaan musuh (Gryllotalpa biji yang baru alami. orientalis) ditanam Akar  Insektisida tanaman muda dimakan, tanaman muda mati.  Pola kerusakan tidak merata, kerusakan terbesar dekat pematang 8
  • 11. Tabel 2. Penyakit Penting Pada Padi Gogo Aromatik (Lanjutan) No. Penyakit Gejala kerusakan Pengendalian 1. Blast  Bercak daun berbentuk  Menghindari pupuk N (Pyrcularia oryzae) belah ketupat dengan pusat berlebihan berwarna abu-abu  Tidak memakai benih dari  Malai hampa daerah terjangkit  Membakar jerami pada pertanaman sakit  Fungisida 2. Bercak coklat  Bercak daun yang  Pemupukan unsur hara (Helminthosporium  khas bentukkecil lonjong seng, kalium dan salinitas Oryzae) atau bulat.  Merendam benih pada air  Bercak kecil berwarna coklat hangat tua sedang yang lebih besar  Fungisida. bagian tengahnya berwana abu-abu pucat dan tepinya berwarna coklat ada lingkaran cahaya berwarna kuning muda 3. Tungro (mentek)  Ditularkan oleh wereng  Membersihkan tanaman coklat yang sakit, gulma dan  Tanaman kerdil membajak sisa-sisa  Anakan berkurang. tanaman.  Daun berwarna kuning  Insektisida sampai jingga.  Daun muda berbintik-bintik dan bergaris hijau pucat sampai keputih-putihan  Jumlah gabah sedikit dan ringan 7. Panen dan pascapanen Panen dapat dilakukan jika padi telah masak fisiologis atau lebih dari 95% gabah telah menguning. Umur panen padi gogo berkisar antara 110 sampai 120 hari. Panen dilakukan dengan cara sistem babat bawah dan digebot seperti padi sawah atau dipanen menggunakan alat ani-ani atau ketam. 9
  • 12. PENUTUP Peningkatan produksi beras dapat dilakukan melalui budidaya padi gogo di lahan kering. Produksi padi gogo yang optimum akan tercapai melalui teknik budidaya yang tepat. Secara ringkas, petunjuk teknis budidaya padi gogo aromatik dapat disajikan pada Lampiran 1. 10
  • 13. BAHAN BACAAN Ismunadji, I., et al. 1988. Padi: Buku 1. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor. Surayana A., et al. 2008. Pengelolaan Tanaman Terpadu: Padi Gogo. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor. Surayana A., et al. 2008. Pengelolaan Tanaman Terpadu: Padi Sawah Tadah Hujan. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor. 11
  • 14. Lampiran 1. PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA PADI GOGO AROMATIK 1. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dilakukan dua kali, pada pengolahan tanah pertama, lahan dibajak dan digaru kemudian diratakan. Pengolahan tanah kedua, pupuk kandang sapi ditebarkan sebanyak 5 ton/ha. Tanah dibiarkan selama 1 minggu, untuk kemudian dilakukan penanaman. 2. Konservasi Tanah dan Air Lahan kering yang dapat dimanfaatkan untuk pertanaman padi gogo aromatik adalah lahan dengan kemiringan kurang dari 15%. Oleh karena itu diperlukan tindakan konsevasi tanah dan air untuk menghindari kerusakan lahan. Tindakan konservasi lahan yang dapat dilakukan adalah pembuatan teras bangku atau teras gulud, budidaya lorong serta penerapan pola tanam yang dapat menutup tanah sepanjang tahun. 3. Penanaman Penanaman dilakukan dengan Jarak tanam: 25 x 25 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara tugal. Setiap lubang tanam diisi 3-5 butir per lubang. 4. Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan dosis Total 300 kg NPK (Ponska) di tambah 100 kg Urea/ ha. Waktu pemberian pupuk dilakukan empat kali, yaitu: 1) pada 10 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ ha; 2) pada 20 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ ha; 3) pada 35 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ha dan 4) pada saat Primordia bunga dengan dosis 100 kg Urea/ ha. Waktu pemberian pupuk juga disesuaikan dengan kondisi kelembaban tanah (dipupuk saat tanah lembab). 5. Pemeliharaan Selama pertanaman dilakukan pengandalian gulma, penyakit dan hama sesuai kebutuhan. 6. Panen Panen padi gogo dilakukan ketika lebih dari 80 persen gabah menguning. 12