SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 17
Descargar para leer sin conexión
MENTHRI SO$IAt REP[.}BLIK INPCINESIA


                PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA


                           NOMOR:111/nuxl2009
                                         TENTANG

        II{DIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KESEJAHTER.AAN SOSIAL

                      DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                       MENTERT SOSTAL REPUBLTK TNDONESTA,

Menimbang   :   a,   bahwa dalam rangka mengukur dan meningkatkan kinerja         di bidang
                     pembangunan kesejahteraan sosial          sefta lebih   meningkatan
                     akuntabilitas kinerja maka perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja
                     pem bangunan kesejahteraan sosial;


                b.   bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
                     perlu menetapkan Peraturan Menteri sosial RI tentang Indikator Kinerja
                     Pembangunan Kesejahteraan Sosial;

Mengingat   :   1.   Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2p04 t{ntang Pemerintah Daerah
                     (Lembaran Negara RI Tahun 2004 flomor L25, Tambahan Lembaran
                     Negara  RI   Nomor 4437) sebagailnana telah beberapa kali diubah
                     dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
                     Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
                     Republik Indonesia Nomor 48a!;

                2.   Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
                     Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
                     RI Tahun 2004 Nomor !26, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
                     4a37);                      ,/
                3,   Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
                     (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor !2, Tambahan Lembaran
                     Negara RI Nomor a967);

                4.   Peraturan Pemerintah RI Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
                     Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
                     Negara RI Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara RI
                     Nomor a59fi;
5.    Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata cara
                          Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan Rencana pembangunan
                          (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
                          Negara RI Nomor a6ffi);

                    6,    Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang organisasi
                          Perangkat Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor g9,
                          Tambahan Lembaran Negara RI Nomor a7al;
                    7.    Keputusan Presiden RI Nomor IBUM Tahun 2004 tentang
                          Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu, sebagaimana telah
                          beberapa kali diubah terakhir dengan Keppres RI Nomor
                          17L/M12005;
                    8.    Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005, tentang Kedudukan,
                          Tugas, Fungsi, susunan organisasi dan Tata Kerja Kementerian
                          Negara Republik Indonesia sebagaimana terah diubah terakhir
                          dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008;
                    9'    Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang, Unit
                          organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik
                          Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan peraturan
                          Presiden Nomor 21 Tahun 2008;
                    10. Peraturan Menteri sosial RI Nomor B2lHUKl20a5 tentang
                          Organisasi dan Tata Kerja Departemen Sosial RI;
                    11,   Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang
                          Petunjuk Teknis Penyusunan dan penetapan standar pelayanan
                          Minimal;
                    t2.   Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang
                          Pedoman' Penyusunan Rencana pencapaian Standar pelayanan
                          Minimal;

                    13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
                        Nomor: PER/O9/M.PANl5l2007 tentang pedoman Umum
                          Penetapan Indikator Kinerja Utama       di   Lingkungan Instansi
                          Pemerintah;

Memperhatikan   :   Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
                    Instansi Pemerintah;

Menetapkan          PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG
                    INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL.




                                             2
BAB   I
                             KETENTUAN UMUM

                                 Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan    :


1,   Indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial adalah suatu
     ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat
     usaha, pencapaian sasaran, dan tujuan pembangunan kesejahteraan
     sosial.
2.   Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebut
     PMKS adalah perorangan, keluarga, atau komunitas yang mengalami
     disfungsi secara fisik, psikologis, ekonomi, sosial atau budaya
     sehingga tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar,
3.   Potensi dan sumber Kesejahteraan Sosial yang seranjutnya disebut
     PSKS adalah potensi dan sumber yang ada pada manusia, alam, dan
     institusi sosial yang dapat digunakan untuk melaksanakan usaha
     kesejahteraan sosial.
4. Indikator masukan (inputl adalah segala sumber daya yang
     dibutuhkan dan digunakan agar tujuan pembangunan kesejahteraan
     sosial dapat tercapai.
5.   Indikator keluaran (outpufi adalah segala sesuatu yang diperoreh
     dan dicapai dalam pembangunan kesejahteraan sosial sesuai dengan
     tujuan yang ditetapkan.
6,   Indikator manfaat (outcome) adalah segala sesuatu yang diperoreh
     dengan berfungsinya keluaran yang dicapai secara optimal dalam
     pembangunan kesejahteraan sosial.
7.   Indikator dampak (impacfl adalah segala pengaruh yang ditimbulkan
     dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan     pembangunan
     kesejahteraan sosial.
                                 Pasal 2
Penetapan indikator kinerja pembangunan bidang kesejahteraan sosial
beftujuan untuk mengukur kinerja pembangunan kesejahteraan sosial
secara kuantitatif dan/atau kualitatif berupa masukan, proses, hasil,
manfaat, dan dampak pembangunan.


                                 Pasal 3
(1) Lingkup indikator kinerja pembangunan bidang kesejahteraan sosial
    meliputi dimensi indikator kinerja, pemutakhiran data dan penyajian
     informasi, pengorganisasian, dan koordinasi sefta pemanfaatan dan
     pencapaian indikator kinerja.
(2) Penetapan dimensi indikator       kinerja pembangunan bidang
      kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada avat (r) terdirl
      atas indikator dampak, indikator manfaat, indikator keluiran, dan
      indikator masukan,
(3) Indikator kinerja yang ditetapkan merupakan target minimal yang
    harus dicapai secara bertahap sejak ditetapkannya peraturan ini
      sampai Tahun 2014.


                                 BAB     II
                      DIM ENSI INDIKATOR KIN ERJA


                              Bagian Kesatu
                            Indikator Dampak

                                    Pasal 4
(1) Indikator dampak pembangunan        kesejahteraan sosial merupakan
      peningkatan kualitas hidup dan taraf kesejahteraan sosial,
(2) Indikator  dampak pembangunan kesejahteraan sosial sebagaimana
      dimaksud ayat (1) terdiri dari:
       a. rata-rata persentase penurunan PMKS per tahun;
       b. persentase PMKS per tahun yang dapat memenuhi kebutuhan
           dasarnya; dan
      c. persentase PSKS per tahun yang meningkat      perannya dalam
           usaha kesejahteraan sosial.


                                 Bagian Kedua
                            Indikator Manfaat

                                    Pasal 5
Indikator manfaat pembangunan kesejahteraan sosial terdiri dari:
a. keberfungsian sosial;
b. peran kelembagaan kesejahteraan       sosial; dan
c. peran lingkungan    sosial.


                                    Pasal 6
(1)   Keberfungsian sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a
      merupakan kemampuan individu, kelompok, dan masyarakat
      dalam memenuhi kebutuhan dasar, mengatasi masalah, dan
      menampilkan peran sesuai dengan statusnya.
(2)   Indikator keberfungsian sosial sebagaimana dimaksud ayat     (1)
      terdiri dari:
a.   rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu mengurus
           diri sendiri;
           rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu menjalin
           relasi sosial yang harmonis;
      c.   rata-rata persentase PMKS yang ditangani               memiliki
           kemandirian ekonomi;
      d.   rata-rata persentase PMKS yang ditangani          mampu
         melaksanakan peranan sosial;
         rata-rata persentase PMKS dengan kecacatan yang ditangani
         befungsi secara fisik;
      f. rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu menghadapi
         situasi kritis; dan
      g. rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu berintegrasi
         sosial.

                                      Pasal 7
(1)   Indikator peran kelembagaan kesejahteraan sosial sebagaimana
      dimaksud dalam Pasal 5 huruf b merupakan peran kerembagaan
      kesejahteraan sosial dalam keikutsertaan menangani maialah
      sosial dan mendayagunakan potensi serta sumber kesejahteraan
      sosial.
(2)   Indikator peran kelembagaan kesejahteraan sosiar sebagaimana
      dimaksud pada ayat       (1) terdiri   dari:
      a.   persentase Karang Taruna yang termasuk kategori maju;
      b.   persentase Karang Lansia atau lembaga sejenis yang termasuk
           kategori maju;
      c.   persentase Taman Penitipan Anak/Kelompok Bermain yang
           termasuk kategori maju;
      d.   persentase Organisasi Sosial yang termasuk kategori Tipe A;
      e.   persentase Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat yang
           memiliki kompotensi dalam usaha kesejahteraan sosial,


                                      Pasal 8
(1)   Indikator peran lingkungan sosial sebagaimana dimaksud daram
      Pasal 5 huruf c merupakan peran masyarakat dalam keikutsertaan
      menangani permasalahan kesejahteraan sosial.
(2)   Indikator peran lingkungan sosial sebagaimana dimaksud         pada
      ayat (1) terdiri dari:
      a.   persentase keluarga yang berperan aktif menangani pMKS;
      b.   persentase lembaga kesejahteraan sosial yang aktif rnenangani
           PMKS;
      c,   persentase dunia usaha/kelompok masyarakat/perorangan
           yang     melaksanakan program             usaha   kesejahteraan
           sosial I community developmenf untuk pM KS;
      d. persentase kelompok-kelompok masyarakat yang
           melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial;
e.    persentase warga masyarakat yang menjadi tenaga
            kesejahteraan sosial masyarakat yang berperan dalam
            pembangunan bidang kesejahteraan sosial; dan
      f.    persentase warga masyarakat yang menjadi tenaga
            kesejahteraan sosial masyarakat yang berperan dalam
            pembangunan bidang kesejahteraan sosial.


                                  Bagian Ketiga
                            Indikator Keluaran

                                       Pasal 9
Indikator keluaran pembangunan kesejahteraan sosiar meriputi:
a, akses pelayanan kesejahteraan sosial;
b, mutu pelayanan kesejahteraan sosial; dan
c.   kontribusi sektor terkait.


                                     Pasal 10
(1) Indikator akses pelayanan kesejahteraan sosiar sebagaimana
     dimaksud dalam Pasal          9
                                 huruf           a
                                            merupakan keterjangkauan
     pelayanan kesejahteraan sosial yang ditujukan bagi PMKS,
(2) Indikator akses pelayanan kesejahteraan sosiar sebagaimana
     dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
     a.    persentase PMKS yang mernperoleh penyuluhan/ birnbingan
           sosial/ konseling/ informasi kesejahteraan sosial;
     b.    persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk
           pemenuhan kebutuhan dasar;
     c.    persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial
           selama masa tanggap darurat;
     d. persentase korban bencana yang dievakuasi dengan
           menggunakan sarana prasarana tanggap darurat;
     e,    persentase PMKS yang tinggal di daerah krisis pangan yang
           memperoleh bantuan makanan/ jaminan hidup;
     f.    persentase PMKS yang menjadi peserta jaminan kesejahteraan
           sosial;
     g,    persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia
           tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial;
     h.    persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial
           melalui KUBE atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya;
   i.      persentase PMKS yang mendapat akses terhadap perlindungan
           sosial;
   j.      persentase penyaluran dana dari masyarakat untuk pMKS; dan
     k.    persentase penerbitan SK Menteri Sosial tentang ijin
           penyelenggaraan UGB dan PUB.
Pasal 11
(1) Indikator mutu pelayanan kesejahteraan sosial              sebagaimana
    dimaksud dalam Pasal 9 huruf b merupakan kualitas yang dicapai
    dari suatu program/kegiatan yang dilakukan daiam- rangka
    pena nganan permasa la han kesejahteraa n sosia L



(2) Indikator mutu pelayanan kesejahteraan sosial              sebagaimana
    dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
    a.   persentase panti sosial yang melaksanakan standar operasional
         pelayanan kesejahteraan sosial;
    b.   persentase pantl sosial yang menggunakan tenaga pekerja
         sosial terlatih;
    c.   persentase panti sosial yang menyediakan sarana prasarana
         pelayanan kesejahteraan sosial yang memadai;
    d.   persentase panti sosial yang mengelola administrasi pelayanan
         secara memadai;
    e.   persentase panti sosial yang mampu menyediakan dana secara
         mandiri;
    f.   persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat
         yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan
         sosial;
    g.   persentase Orsos/Yayasan/LSM yang menyediakan sarana
         prasarana pelayanan kesejahteraan sosial luar panti;
    h.   persentase pegawai yang memiliki kompetensi pekerjaan sosial;
    i.   persentase tingkat penyimpangan yang berindikasi kerugian
         negara;
    j.   persentase jumlah temuan hasil pemeriksaan yang dapat
         ditindaklanjuti;
    k.   persentase mitra kerja yang menyatakan puas atas kinerja
         pembangunan kesejahteraan sosial; dan
    l.   persentase PMKS yang menerima manfaat perlindungan sosial.


                                     Pasal 12
(1) Indikator kontribusi sektor terkait sebagaimana dimakud dalam
    Pasal   t   huruf   c   merupakan keterlibatan lembaga/instansi terkait
    yang memiliki kepentingan dalam penanganan permasalahan
    kesejahteraan sosial.
(2) Indikator   kontribusi sektor terkait sebagaimana dimaksud pada ayat
    (1) terdiri dari:
    a' persentase PMKS yang memiliki akses terhadap air bersi.h dan
         sarana MCK'
    b.   persentase 'PMKS yrng memiliki akses pelayanan kesehatan
         dasar/ jaminan kesehatan/ Askeskin;
   c,    persentase PMKS yang memperoleh bantuan pangan/ MSKIN;
   d,    persentase PMKS usia sekolah yang memiliki akses pendidikan
         dasar 9 tahun;
   e.    persentase PMKS yang memiliki rumah layak huni;
persentase PMKS potensial usia produktif yang memiliki
        pekerjaan dan penghasilan tetap;
     g. persentase PMKS yang memperoleh pelatihan keterampilan di
        bidang usaha ekonomi produktif;
     h. persentase PMKS yang memperoleh bantuan modal usaha LKM/
        Koperasi, modal bergulir atau bantuan sarana prasarana usaha
        ekonomi produktif; dan
     t. persentase PMKS usia produktif yang mengalami kecacatan yang
        memperoleh pekerjaan di pemerintah dan swasta,


                             Bagian Keempat
                           Indikator Masukan

                                  Pasal 13
Indikator masukan merupakan segala potensi yang dapat dijadikan
sumber daya kesejahteraan sosial, yang meliputi ketersediaan:
a. sumber daya manusia;
b. sarana prasarana;
c, anggaran dan pemanfaatannya; dan
d. norma, standard, prosedur, dan kriteria (NSPK).


                                 Pasal 14
(1) Indikator ketersediaan sumber daya  manusia kesejahteraan sosial
     sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a merupakan segala
     potensi   dan kemampuan yang dimiliki baik pegawai maupun
     tenaga kesejahteraan sosial dalam rangka penanganan
     permasalahan kesejahteraan sosial.
(2) Indikator sumber daya manusia kesejahteraan sosial sebagaimana
     dimaksud ayat (1), terdiri dari:
      a,   rata-rata rasio pekerja sosial per 1,000 kelompok PMKS;
      b.   rata-rata rasio Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat per
         1.000 kelompok PMKS;
      c. rata-rata rasio pekerja sosial per 100 klien di panti sosial;
      d, rata-rata rasio pekerja sosial profesional per 100 pegawai yang
         bertugas langsung di lapangan/ pendamping sosial, termasuk
         yang bekerja menangani klien di panti;
      e, persentase Kabupaten/Kota yang memiliki Tenaga pekefiaan
         Sosial/ Kesejahteraan Sosial di Kecamatan; dan
      f, rata-rata rasio tenaga penyuluh sosial fungsional per 1,000
         kelompok PMKS,
                                 Pasal 15
(1) Indikator ketersediaan sarana prasarana kesejahteraan sosial
    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b merupakan fasilitas
    yang dapat dimanfaatkan dan memberikan dukungan untuk
     keberhasilan penanganan permasalahan kesejahteraan sosial.
(2) Indikator ketersediaan sarana prasarana kesejahteraan             sosial
    sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:
    a,     persentase Kabupaten/Kota yang memiliki sarana prasarana
           tanggap darurat bencana ;
    b. persentase Kecamatan yang memiliki pusat                pelayanan
           Kesejahteraan Sosial/ Community Centre atau sejenisnya;
    c.     persentase kabupaten/kota yang memiliki Dinas/instansi Sosial
           Mandiri;
    d, persentasi sarana prasarana perkantoran yang berkualitas;
    e, persentase Desa/Kelurahan yang telah merniliki wahana
           kesejahteraan sosial berbasis masyarakat;
    f.     persentase kecamatan yang telah memiliki lembaga pelayanan
           kesejahteraan sosial;
    g.     persentase hasil penelitian yang digunakan untuk perencanaan,
           kebijakan dan program kesejahteraan sosial; dan
    h. persentase pembangunan kesejahteraan sosial                    yang
           dipublikasikan.


                                  Pasal 16
(1) Indikator ketersediaan dan pemanfaatan anggaran sebagaimana
    dimaksud dalam Pasal 13 huruf c merupakan dana yang tersedia
    atau yang dianggarkan dan dimanfaatkan dalam rangka penanganan
    permasalahan kesejahteraan sosial.
(2) Indikator ketersediaan dan pemanfaatan anggaran kesejahteraan
    sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:
    a.     rata-rata persentase Anggaran Kesejahteraan Sosial per tahun
           dalam APBD Kabupaten/Kota per tahun;
    b.     rata-rata persentase kontribusi masyarakat dan dunia usaha per
           tahun dalam usaha kesejahteraan sosial; dan
    c.     rata-rata persentase realisasi anggaran per tahun.

                                  Pasal 17
(1) Indikator ketersediaan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSpK)
    kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 huruf d
    merupakan pedoman dan acuan dalam pembangunan kesejahteraan
   sosial yang harus diikuti oleh pemerintah provinsi                  dan
   kabupaten/kota.
(2) Indikator ketersediaan Norma, standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
    kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri
   dari:
   a.    persentase kabupaten/kota yang memiliki pedoman operasional
         lengkap untuk usaha kesejahteraan sosial;



                             9
b.    persentase kabupaten/kota yang memiliki rencana strategis
      pembangunan bidang kesejahteraan sosial;
      persentase kabupaten/kota yang memiliki contingency plan untuk
      masalah kesejahteraan sosial akibat bencana;
   d, persentase kabupaten/kota yang memiliki sistem pendataan dan
      pemutakhiran data PMKS dan PSKS;
   e. persentase kabupaten/kota yang memiliki profil pembangunan
      bidang kesejahteraan sosial; dan
      persentase produk hukum bidang kesejahteraan sosial yang
      memenuhi kebutuhan pembangunan kesejahteraan sosial,


                              BAB     III
                        DATA DAN INFORMASI


                                 Pasal 18
(1) Dalam rangka penyusunan indikator kinerja             pembangunan
      kesejahteraan sosial dilaksanakan pemutakhiran data dan penyajian
      informasi.
(2) Pemutakhiran data merupakan serangkaian kegiatan                 yang
      dilaksanakan mulai dari penyusunan instrumen, pengumpulan data,
      pengolahan data, dan penyimpanan data.
(3) Penyajian informasi merupakan kegiatan penyediaan hasil
    pengolahan data yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
      pem bangunan kesejahteraan sosial.

                                 Pasal 19
(1) Pemutakhiran data dan penyajian informasi indikator kinerja
      pembangunan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam
      Pasal 18 ayat (1) dilakukan secara reguler dan terpadu,
(2) Pemutahiran     data   sebagaimana dimaksud pada           ayat    (1)
      dilaksanakan sesuai dengan adanya kebutuhan validitas data.



                              BAB IV
                         PENGORGANISASIAN


                                Pasal 20
(1)   Gubernur dan Bupati/Walikota bertanggung jawab penuh dalam
      pencapaian indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial
      sesuai dengan lingkup wilayah kewenangannya.
(2) Pencapaian indikator kinerya pembangunan kesejahteraan sosial
    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara operasional
      dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab        di   bidang
      sosial baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.



                         10
(3)   Pencapaian indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial
      sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tenaga
      dengan kualifikasi dan kompetensi di bidangnya.


                                   BAB V
                                KOORDINASI

                                  Pasal 21
(1)   Penyusunan indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial
      dilaksanakan secara koordinasi.
(2)   Koordinasi dalam penyusunan indikator kinerja sebagaimana
      dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui koordinasi
      perencanaan, pengumpulan dan pemanfaatan data, seta
      pembahasan internal di lingkungan Departemen Sosial RI dan
      instansi terkait.


                         BAB VI
      PEMANFAATAN DAN PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA

                              Bagian Kesatu

                                Pemanfaatan

                                  Pasal 22
(1)   Pemanfaatan indikator kinerja dilaksanakan pada kegiatan:
      a. perencanaan program;
      b. penyusunan anggaran;
      c. pemantauan dan pengawasan;        dan
      d. evaluasi.


                              Bagian Kedua

                                Pencapaian

                                  Pasal 23


(1)   Pencapaian indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial
      diterapkan secara bertahap.
(2)   Nilai dan batas waktu pencapaian indikator kinerla pembangunan
      kesejahteraan sosial yaitu sebagaimana tercantum dalam
      Lampiran Peraturan ini.




                         it
BAB VII
                          KETENTUAN LAIN
                                 Pasal 24
(1)   Penyusunan indikator kesejahteraan sosial secara operasional
      dilaksanakan oleh unit teknis yang memiliki tugas pokok dan fungsi
      dalam pemutakhiran data dan penyajian informasi.
(2)   Pejabat Eselon Satu bertanggung jawab penuh dalam penyusunan
      dan pencapaian indikator kinerja pembangunan    kesejahteraan
      sosial.
(3)   Ketentuan lebih lanjut mengenai indikator kinerja pembangunan
      kesejahteraan sosial diatur dalam Peraturan pejabat Eselon I pada
      unit yang bersangkutan di lingkungan Departemen Sosial RL



                                BAB VIII
                              PEMBIAYAAN

                                 Pasal 25
Pembiayaan atas penyusunan indikator kinerja dan pencapaian sefta
pelaksanaan program pembangunan kesejahteraan sosial dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah sefta sumber-sumber lain yang tidak
mengikat.


                              BAB IX
                        KETENTUAN PENUTUP


                                 Pasal 26
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan,



                              Ditetapkan di Jakarta
                              pada tanggal 19 Oktober 2009

                                                SOSIAL RI,




                              DR (HC). H. BACHTTAR CHAMSYAH, SE.




                         t2
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAT REPUBLIK INDONESIA

          NOMOR :1111 HUK/2009
          TANGGAL      : 19 OKTOBER 2oog
          TENTANG      : INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN
                           SOSIAL

                                                        CAPAIAN     BATAS
                      INDIKATOR                         KINERJA     WAKTU
                                                                  PENCAPAIAN
INDIKATOR DAMPAK             (T14P,4   CO

PENINGKATAN KUALITAS HIDUP DAN TARAF
KESEJAHTERAAN SOSIAL
  a. ruta-rata persentase penurunan PMKS per
          tahun;                                          2%       20r0-2014
     b.   persentase PMKS per tahun yang ditangani
          dapat memenuhi kebutuhan dasarnya;              ts%      2010-2014
     c.   persentase PSKS per tahun yang meningkat
          perannya dalam usaha kesejahteraan sosial.      t5%      20t0-2014

INDIKATOR MANFAAT (OUTCOME")

1.   KEBERFI-INGSIAN SOSIAL
     a. rata-rata persentase PMKS per tahun yang
        ditangani mampu mengurus diri sendiri;            1s%      20t0-2014
     b. rata-ratapersentase PMKS per tahun yang
        ditangani mampu menjalin relasi sosial yang       r5%      2010-2014
        harmonis;
     c. rata+atapersentase PMKS per tahun yang
        ditangani merniliki kemandirian ekonomi;          15%      2010-2014
     d. rata-ratapersentase PMKS per tahun yang
        ditangani mampu melaksanakan pgranan
          sosial;                                         l5%      2010-2014
     e.   rata-tata persentase PMKS per tahun dengan
          kecacatan yang ditangani berfungsi secara
          fisik;                                          r5%     20t0-2014
     f.   rata-ratapersentase PMKS per tahun yang
          ditangani mampu menghadapi situasi kritis;      r5%     2010-20r4
     g.   rata-rata persentase PMKS per tahun yang
          ditangani mampu berintegrasi sosial.            I5%     2010-2014

2,   PERAN KELEMBAGAAN KESEJAHTERAAN
     SOSIAL
     a. persentase Karang Taruna yang termasuk
        kategori Maju;                                   20%      2010-2014
     b. persentase Karang Lansia atau lembaga sejenis
        yang termasuk kategori Maju;                     20%      20t0-20r4


                                             13
c.   persentase Taman Penitipan AnaW Kelompok
          Bermain yang termasuk kategori Maju;             20%   2010-2014
     d.   persentase Organisasi Sosial yang termasuk
          kategori Tipe A;                                 20%   20r0-20t4
     e.   persentase Tenaga Kesejahteraan Sosial
          Masyarakat yang memiliki kompetensi dalam
          Usaha Kesejahteraan Sosial;                      20%   2010-2014
a
     PERAN LINGKIINGAN SOSIAL
     a. persentase keluarga yang berperan aktif
        menangani PMKS;                                    20%   2010-2Aru
     b. persentase lembaga sosial kemasyarakatan
        yang aktif menangani PMKS;                         20%   2010-20r4
     c. persentase dunia usaha yang melaksanakan
        program community development/ usaha
        kesejahteraan sosial untuk PMKS;                   40%   20t0-20t4
     d. persentasekelompok-kelompokmasyarakat
        yang melaksanakan pelayanan kesej ahteraan
        sosial;                                            20%   2010-2014
     e. persentase warga masyarakat yang menjadi
        tenaga kesejahteraan sosial masyarakat yang
        berperan dalam pembangunan bidang
          kesejahteraan sosial.                            1A%   20r0-2014

INDIKATOR KELUARAN (OUTPUN

1.   AKSES PELAYANAN KESEJAHTERAAN
     SOSIAL
     a. persentase PMKS yang memperoleh
        penyuluhan/ bimbingan sosial/ konseling/
        informasi kesej ahteraan sosial;                   40%   2010-20r4
     b. persentase PMKS yang memperoleh bantuan
        sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar;            30%   2010-2014
     c. persentase korban bencana yang menerima
        bantuan sosial selama masa tanggap darurat;        60%   2010-20t4
     d. persentase korban bencana yang dievakuasi
           dengan menggunakan sarana prasarana
           tanggap darurat;                                60%   2010-2014
     e.    persentase PMKS yang tinggal di daerah krisis
          pangan yang memperoleh bantuan makanan/
          jaminan hidup;                                   60%   2010-2014
     f.   persentase PMKS yang menjadi peserta
          jaminan kesejahteraan sosial;                    r0%   2010-2014
     g.   persentase penyandang cacat fisik dan mental,
           serta lanjut usia tidak potensial yang telah
          menerima jaminan sosial (bantuan sosial
          berkelanjutan);                                  20%   2010-20r4



                                             I4
h.   persentase PMKS yang menerima program
          pemberdayaan sosial melalui KUBE ataLt
          kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya;             20%       7010-2014
     i.   persentasi PMKS        yang mendapat         akses
          terhadap perlindungan sosial.                        20% I     2o1o-20t4

2.   MUTU PELAYANAN KESEJAHTERAAN
     SOSIAL
     a. persentase panti sosial yang melaksanakan
        standar operasional pelayanan kesejahteraan
          sosial;                                              t0% I     2010-2014
     b.   persentase   panti sosial yang        menggunakan
          tenaga pekerj a sosial profesional;                  10% I     2010-2014
     c.   persentase   panti sosial yang  menyediakan
         sarana prasarana pelayanan kesejahteraan
         sosial yang memadai;                                  10% I     2oto-20r4
      d. persentase panti sosial yang mengelola
         administrasi pelayanan secara memadai;                t0%   I   2010-2014
      e. persentase panti sosial yang mampu
         menyediakan dana secara mandiri;                      I0%   I   2010-2014
      f. persentase wahana kesejahteraan sosial
         berbasis masyarakat yang menyediakan sarana
         prasarana pelayanan kesejahteraan       sosial; I     l0%   I   ZOLO-ZO|+
      g. persentase Orsos/Yayasan/LSM yang
         menyediakan sarana prasarana pelayanan
         kesejahteraan sosial luar panti;                      20% I     2010-2014
     h. persentase pegawai yang memiliki kompetensi
         pekerjaan sosial;                                     5%    I   2010-2014
     i. rata-rata persentase penurunan tingkat
         penyimpangan yang berindikasi kerugian
         negara;                                               5%    I   2010-2014
     j. persentase jumlah temuan hasil pemeriksaan
         yang dapat ditindaklanjuti;                           60%       2010-2014
     k. persentase mitra kerja yang menyatakan puas
         atas kinerja pembangunan kesejahteraan
         sosial;                                               60% I     2010-20t4
     L persentase PMKS yang menerima manfaat
         perlindungan sosial.                                  60% I     2010-2014

3.   KONTzuBUSI SEKTOR TERKAIT
     a. persentase PMKS yang memiliki akses
        terhadap air bersih dan sarana MCK;                    40%       20r0-20r4
     b. persentase PMKS yang memiliki akses
          pelayanan kesehatan dasar/ j aminan kesehatary'
          Askeskin;                                            40% I     20r0-20t4
     c.   persentase PMKS yang memperoleh bantuan
          pangan/RASKIN;                                       40% I     20t0-20r4



                                                  15
persentase PMKS usia sekolah yang memiliki
              akses pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun;          40%   2010-20t4
              persentase PMKS yang memiliki rumah layak
              huni;                                               40%   7010-2014
              persentase PMKS potensial usia produktif
              yang memiliki pekerjaan dan penghasilan
              tetap;                                              40%   20r0-2014
              persentase PMKS yang memperoleh pelatihan
              keterampilan di bidang usaha ekonomi
              produktif;                                          40%   2010-20r4
              persentase PMKS yang memperoleh bantuan
              modal usaha LKM/ Koperasi, modal bergulir
              atau bantuan sarana prasarana usaha ekonomi
              produktif;                                          20%   2010-2014
              persentase PMKS usia produktif yang
              mengalami kecacatan yang memperoleh
              pekerjaan di pemerintah dan swasta.                 1%    2010-20r4

INDIKATOR MAS UKAN (INPUN
SUMBERDAYA KESEJAHTERAAN SOSIAL

1.   KETERSEDIAAN SDM
     a. ruta-rata rasio pekerja sosial per               1.000
              kelompok PMKS;                                      5%    2410-2014
     b.       rata-rata rasio Tenaga Kesejahteraan Sosial
              Masyarakat per 1.000 kelompok PMKS;                 10%   20t0-2014
     c.       rata-rata rasio pekerja sosial per 100 klien di
              panti sosial;                                       5%    2010-2014
     d.       rata-rata rasio tenaga pekerja sosial profesional
              per 100 pegawai yang bertugas langsung di
              lapangan/ pendamping sosial, termasuk yang
              bekerja menangani klien di panti;                   20%   2010-2014
     e.       persentase kabupaten/kota yang memiliki
              tenaga pekerjaan sosial/ kesejahteraan sosial di
              kecamatan;                                          40%   20t0-2014
     f.       rata-rata rasio tenaga penyuluh            sosial
              fungsional per 1.000 kelompok PMKS.                 t0%   2010-2A14

2,   KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA
     a. persentase kabupaten/kota yang memiliki
              sarana prasarana tanggap darurat bencana;           r0%   2010-2014
     b.       persentase kecamatan yang memiliki Pusat
          '   Pelayanan Kesejahteraan Sosial/ Community
              Centre atau sejenisnya;                             20%   2010-2014
     c.       persentase kabupaten/kota yang memiliki
              Dinas/Instansi Sosial mandiri;                      40%   2010-2014
     d.       persentasi sarana prasarana perkantoran yang
              berkualitas.                                        40%   20ra-24ru


                                                   t6
e,   persentase desa/ kelurahan yang telah
          memiliki wahana kesejahteraan sosial berbasis
          masyarakat;                                             40%     2010-20r4
     f.   persentase kecamatan yang telah memiliki
          lembaga pelayanan kesejahteraan sosial;                 40%     2010-2014
     g.   persentase hasil penelitian yang digunakan
          untuk perumusan kebijakan dan program
          kesejahteraan sosial;                                   40%     2010-20r4
     h.   persentase pembangunan kesejahteraan sosial
          yang dipublikasikan.                                    90%     2010-2014

J.   KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN
     ANGGARAN
     a. ruta-rata persentase anggaran kesejahteraan
        sosial per tahun dalam APBD kabupaten/kota;               5%      2010-2014
     b. persentase kabupaten/kota yang memiliki
          instansi sosial.                                        40%     2010-2A14
     c.   rata-rata persentase realisasi anggaran per
          tahun.                                                  90%     2010-2014

4. KETERS EDIAAN     NORMA, S TANDAR,
     PROSEDUR DAN KRITERIA (I.{SPK)
     a. persentase kabupaten/kota yang memiliki
        pedoman operasional lengkap untuk usaha
          kesejahteraan sosial;                                   60%     2AI0-2014
     b. persentase kabupaten/kota yang memiliki
          rencana strategis pembangunan bidang
          kesejahteraan sosial;                                   60%     2010-2014
     c.   persentase kabupatenlkqta      yang memiliki
          "contingency plan"           untuk           masalah
          kesej ahteraan sosial akibat bencana;                   60%     z}t0-2014
     d. persentase   kabupaten/kota yang memiliki
          sistem pendataan dan pemutakhiran PMKS
          dan PSKS;                                               60%     20t0-2014
     e. persentase kabupaten/kota yang memiliki
        profil pembangunan bidang kesejahteraan
          sosial;                                                 60%     2010-2014
     f.   persentase produk            hukum   bidang
          kesejahteraan sosial yang memenuhi
          kebutuhan pembangunan kesej ahteraan sosial.            r0%     2010-20r4
                                                                                I
                                                                 TfftALRr'

                                                  DR (Hc) H BACHTIAR CH      AH, SE


                                                  t7

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013IdnJournal
 
Permensos no. 19 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 19 tahun 2012 idn journalPermensos no. 19 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 19 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
Permendagri 34 Pembentukan Tkpkd Besertalampiran
Permendagri 34 Pembentukan Tkpkd BesertalampiranPermendagri 34 Pembentukan Tkpkd Besertalampiran
Permendagri 34 Pembentukan Tkpkd Besertalampirankhoiril anwar
 
Permensos no. 08 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 08 tahun 2012 idn journalPermensos no. 08 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 08 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journalPermensos no. 25 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosialNo. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosialkabupaten_pakpakbharat
 
Pedoman Umum Perencanaan Tahunan Kementerian Perumahan Rakyat
Pedoman Umum Perencanaan Tahunan Kementerian Perumahan RakyatPedoman Umum Perencanaan Tahunan Kementerian Perumahan Rakyat
Pedoman Umum Perencanaan Tahunan Kementerian Perumahan RakyatOswar Mungkasa
 
Peraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosial
Peraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosialPeraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosial
Peraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosialppbkab
 
06. perdes rkp desa 2017
06. perdes rkp desa 201706. perdes rkp desa 2017
06. perdes rkp desa 2017Agus Turyono
 
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018Gedhe Foundation
 
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan SosialPermensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan SosialDewi Kartika
 
Permen no.47 th 2016
Permen no.47 th 2016Permen no.47 th 2016
Permen no.47 th 2016Pajeg Lempung
 
Bahan tata naskah dinas
Bahan tata naskah dinasBahan tata naskah dinas
Bahan tata naskah dinasIlham Ismail
 

La actualidad más candente (19)

Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013
 
Permensos no. 19 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 19 tahun 2012 idn journalPermensos no. 19 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 19 tahun 2012 idn journal
 
Permendagri 34 Pembentukan Tkpkd Besertalampiran
Permendagri 34 Pembentukan Tkpkd BesertalampiranPermendagri 34 Pembentukan Tkpkd Besertalampiran
Permendagri 34 Pembentukan Tkpkd Besertalampiran
 
5. bab i rkp desa jatilor 2015
5. bab i rkp desa jatilor 20155. bab i rkp desa jatilor 2015
5. bab i rkp desa jatilor 2015
 
Permensos no. 08 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 08 tahun 2012 idn journalPermensos no. 08 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 08 tahun 2012 idn journal
 
Perbup rkpd 2013
Perbup rkpd 2013Perbup rkpd 2013
Perbup rkpd 2013
 
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journalPermensos no. 25 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journal
 
Perbup 26 tahun 2015
Perbup 26 tahun 2015Perbup 26 tahun 2015
Perbup 26 tahun 2015
 
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosialNo. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
 
Pedoman Umum Perencanaan Tahunan Kementerian Perumahan Rakyat
Pedoman Umum Perencanaan Tahunan Kementerian Perumahan RakyatPedoman Umum Perencanaan Tahunan Kementerian Perumahan Rakyat
Pedoman Umum Perencanaan Tahunan Kementerian Perumahan Rakyat
 
Peraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosial
Peraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosialPeraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosial
Peraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosial
 
Permendagri 46 2016
Permendagri 46 2016Permendagri 46 2016
Permendagri 46 2016
 
06. perdes rkp desa 2017
06. perdes rkp desa 201706. perdes rkp desa 2017
06. perdes rkp desa 2017
 
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
 
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan SosialPermensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
 
Permen no.47 th 2016
Permen no.47 th 2016Permen no.47 th 2016
Permen no.47 th 2016
 
Permendagri 47 2016
Permendagri 47 2016Permendagri 47 2016
Permendagri 47 2016
 
RENSTRA KEMENTRIAN PU
RENSTRA KEMENTRIAN PURENSTRA KEMENTRIAN PU
RENSTRA KEMENTRIAN PU
 
Bahan tata naskah dinas
Bahan tata naskah dinasBahan tata naskah dinas
Bahan tata naskah dinas
 

Destacado

Partnerships in VET - An Employer's Perspective - The Future in Your Hands 2...
Partnerships in VET - An Employer's Perspective - The Future in  Your Hands 2...Partnerships in VET - An Employer's Perspective - The Future in  Your Hands 2...
Partnerships in VET - An Employer's Perspective - The Future in Your Hands 2...EduSkills OECD
 
Restoring Trust Between Teachers and the Government
Restoring Trust Between Teachers and the GovernmentRestoring Trust Between Teachers and the Government
Restoring Trust Between Teachers and the GovernmentEduSkills OECD
 
Increase Spatial Learning in Formal and Informal Settings
Increase Spatial Learning in Formal and Informal SettingsIncrease Spatial Learning in Formal and Informal Settings
Increase Spatial Learning in Formal and Informal SettingsEduSkills OECD
 
Upgrade ipa to rhel 7
Upgrade ipa to rhel 7Upgrade ipa to rhel 7
Upgrade ipa to rhel 7Amjad Yaseen
 
Jesus Still Heals Slides, 7/21/13
Jesus Still Heals Slides, 7/21/13Jesus Still Heals Slides, 7/21/13
Jesus Still Heals Slides, 7/21/13CLADSM
 
REAL Growth Slides, 2/17/13
REAL Growth Slides, 2/17/13REAL Growth Slides, 2/17/13
REAL Growth Slides, 2/17/13CLADSM
 
Achieving high resolution digital photomicrographs
Achieving high resolution digital photomicrographsAchieving high resolution digital photomicrographs
Achieving high resolution digital photomicrographsLudwig Eckl
 
Administracion de empresas
Administracion de empresasAdministracion de empresas
Administracion de empresasCarol Céspedes
 
Power To Solve Life’s Problems Slides, 1/29/12
Power To Solve Life’s Problems Slides, 1/29/12Power To Solve Life’s Problems Slides, 1/29/12
Power To Solve Life’s Problems Slides, 1/29/12CLADSM
 
Announcements, 5/1/16
Announcements, 5/1/16Announcements, 5/1/16
Announcements, 5/1/16CLADSM
 
A Skills Beyond School Review of Korea
A Skills Beyond School Review of KoreaA Skills Beyond School Review of Korea
A Skills Beyond School Review of KoreaEduSkills OECD
 
Taxation and Investment in Skills - Carolina Torres
Taxation and Investment in Skills - Carolina TorresTaxation and Investment in Skills - Carolina Torres
Taxation and Investment in Skills - Carolina TorresEduSkills OECD
 
Announcements, 5/31/15
Announcements, 5/31/15Announcements, 5/31/15
Announcements, 5/31/15CLADSM
 
Data and Trust - Norway
Data and Trust - NorwayData and Trust - Norway
Data and Trust - NorwayEduSkills OECD
 
Blessed River Slides, 1/12/14
Blessed River Slides, 1/12/14Blessed River Slides, 1/12/14
Blessed River Slides, 1/12/14CLADSM
 
2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트
2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트
2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트DMC미디어
 
Announcements, 8/3/14
Announcements, 8/3/14Announcements, 8/3/14
Announcements, 8/3/14CLADSM
 
Announcements, 4/29/12
Announcements, 4/29/12Announcements, 4/29/12
Announcements, 4/29/12CLADSM
 

Destacado (20)

Partnerships in VET - An Employer's Perspective - The Future in Your Hands 2...
Partnerships in VET - An Employer's Perspective - The Future in  Your Hands 2...Partnerships in VET - An Employer's Perspective - The Future in  Your Hands 2...
Partnerships in VET - An Employer's Perspective - The Future in Your Hands 2...
 
Restoring Trust Between Teachers and the Government
Restoring Trust Between Teachers and the GovernmentRestoring Trust Between Teachers and the Government
Restoring Trust Between Teachers and the Government
 
Increase Spatial Learning in Formal and Informal Settings
Increase Spatial Learning in Formal and Informal SettingsIncrease Spatial Learning in Formal and Informal Settings
Increase Spatial Learning in Formal and Informal Settings
 
Upgrade ipa to rhel 7
Upgrade ipa to rhel 7Upgrade ipa to rhel 7
Upgrade ipa to rhel 7
 
Jesus Still Heals Slides, 7/21/13
Jesus Still Heals Slides, 7/21/13Jesus Still Heals Slides, 7/21/13
Jesus Still Heals Slides, 7/21/13
 
REAL Growth Slides, 2/17/13
REAL Growth Slides, 2/17/13REAL Growth Slides, 2/17/13
REAL Growth Slides, 2/17/13
 
Achieving high resolution digital photomicrographs
Achieving high resolution digital photomicrographsAchieving high resolution digital photomicrographs
Achieving high resolution digital photomicrographs
 
Kpu 17 2010 revisi66
Kpu 17 2010 revisi66Kpu 17 2010 revisi66
Kpu 17 2010 revisi66
 
Administracion de empresas
Administracion de empresasAdministracion de empresas
Administracion de empresas
 
Power To Solve Life’s Problems Slides, 1/29/12
Power To Solve Life’s Problems Slides, 1/29/12Power To Solve Life’s Problems Slides, 1/29/12
Power To Solve Life’s Problems Slides, 1/29/12
 
Announcements, 5/1/16
Announcements, 5/1/16Announcements, 5/1/16
Announcements, 5/1/16
 
A Skills Beyond School Review of Korea
A Skills Beyond School Review of KoreaA Skills Beyond School Review of Korea
A Skills Beyond School Review of Korea
 
Taxation and Investment in Skills - Carolina Torres
Taxation and Investment in Skills - Carolina TorresTaxation and Investment in Skills - Carolina Torres
Taxation and Investment in Skills - Carolina Torres
 
Announcements, 5/31/15
Announcements, 5/31/15Announcements, 5/31/15
Announcements, 5/31/15
 
Learning For Jobs
Learning For JobsLearning For Jobs
Learning For Jobs
 
Data and Trust - Norway
Data and Trust - NorwayData and Trust - Norway
Data and Trust - Norway
 
Blessed River Slides, 1/12/14
Blessed River Slides, 1/12/14Blessed River Slides, 1/12/14
Blessed River Slides, 1/12/14
 
2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트
2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트
2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트
 
Announcements, 8/3/14
Announcements, 8/3/14Announcements, 8/3/14
Announcements, 8/3/14
 
Announcements, 4/29/12
Announcements, 4/29/12Announcements, 4/29/12
Announcements, 4/29/12
 

Similar a SKS_Indikator

Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...
Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...
Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 
Permensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journalPermensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journalIdnJournal
 
Permenpan29 2010 kinerja
Permenpan29 2010 kinerjaPermenpan29 2010 kinerja
Permenpan29 2010 kinerjaratnawatibanepa
 
Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012IdnJournal
 
Permensos 17 tahun 2012 idn journal
Permensos 17 tahun 2012 idn journalPermensos 17 tahun 2012 idn journal
Permensos 17 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmNandang Sukmara
 
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journalPerda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journalIdnJournal
 
1. tupoksi bkkbn 06 2008
1. tupoksi bkkbn 06 20081. tupoksi bkkbn 06 2008
1. tupoksi bkkbn 06 2008asep gunawan
 
Permenpan2013 045 angka kredit analis
Permenpan2013 045 angka kredit analisPermenpan2013 045 angka kredit analis
Permenpan2013 045 angka kredit analisWinarto Winartoap
 
Permenpan no.45 tahun 2013 jfak
Permenpan no.45 tahun 2013 jfakPermenpan no.45 tahun 2013 jfak
Permenpan no.45 tahun 2013 jfaktaufikoke
 
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...Ridho Fitrah Hyzkia
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Da...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Da...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Da...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Da...iniPurwokerto
 
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPerda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPA_Klaten
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...Kota Serang
 
Perbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatan
Perbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatanPerbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatan
Perbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatanbahraeni
 
Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Lintas Rakyat
 
PERDA Dinas daerah
PERDA Dinas daerahPERDA Dinas daerah
PERDA Dinas daerahJhon Blora
 

Similar a SKS_Indikator (20)

Permensos RI No. 129/HUK/2008
Permensos RI No. 129/HUK/2008Permensos RI No. 129/HUK/2008
Permensos RI No. 129/HUK/2008
 
Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...
Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...
Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...
 
Permensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journalPermensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journal
 
Permenpan29 2010 kinerja
Permenpan29 2010 kinerjaPermenpan29 2010 kinerja
Permenpan29 2010 kinerja
 
Permenpan2008 220
Permenpan2008 220Permenpan2008 220
Permenpan2008 220
 
Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012
 
Permensos 17 tahun 2012 idn journal
Permensos 17 tahun 2012 idn journalPermensos 17 tahun 2012 idn journal
Permensos 17 tahun 2012 idn journal
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
 
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journalPerda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
 
Permenpan2013 045
Permenpan2013 045Permenpan2013 045
Permenpan2013 045
 
1. tupoksi bkkbn 06 2008
1. tupoksi bkkbn 06 20081. tupoksi bkkbn 06 2008
1. tupoksi bkkbn 06 2008
 
Permenpan2013 045 angka kredit analis
Permenpan2013 045 angka kredit analisPermenpan2013 045 angka kredit analis
Permenpan2013 045 angka kredit analis
 
Permenpan no.45 tahun 2013 jfak
Permenpan no.45 tahun 2013 jfakPermenpan no.45 tahun 2013 jfak
Permenpan no.45 tahun 2013 jfak
 
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Da...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Da...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Da...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Da...
 
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPerda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
 
Perbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatan
Perbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatanPerbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatan
Perbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatan
 
Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011
 
PERDA Dinas daerah
PERDA Dinas daerahPERDA Dinas daerah
PERDA Dinas daerah
 

Más de Pekerja Sosial Masyarakat

Más de Pekerja Sosial Masyarakat (20)

PENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptxPENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptx
 
Infaq Dan Shadaqah
Infaq Dan ShadaqahInfaq Dan Shadaqah
Infaq Dan Shadaqah
 
draf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdfdraf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdf
 
prestasi desa.pptx
prestasi desa.pptxprestasi desa.pptx
prestasi desa.pptx
 
Visi misi desa biaung
Visi misi desa biaungVisi misi desa biaung
Visi misi desa biaung
 
Buku panduan bpd
Buku panduan bpdBuku panduan bpd
Buku panduan bpd
 
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumiModul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
 
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covidBuku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
 
Paparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odfPaparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odf
 
Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018
 
Power point bpd
Power point  bpdPower point  bpd
Power point bpd
 
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
 
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
 
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
 
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
 
Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018
 
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
 

Último

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Último (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

SKS_Indikator

  • 1. MENTHRI SO$IAt REP[.}BLIK INPCINESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR:111/nuxl2009 TENTANG II{DIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KESEJAHTER.AAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERT SOSTAL REPUBLTK TNDONESTA, Menimbang : a, bahwa dalam rangka mengukur dan meningkatkan kinerja di bidang pembangunan kesejahteraan sosial sefta lebih meningkatan akuntabilitas kinerja maka perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja pem bangunan kesejahteraan sosial; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri sosial RI tentang Indikator Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2p04 t{ntang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 flomor L25, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagailnana telah beberapa kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48a!; 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor !26, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4a37); ,/ 3, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor !2, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor a967); 4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor a59fi;
  • 2. 5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata cara Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan Rencana pembangunan (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor a6ffi); 6, Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor g9, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor a7al; 7. Keputusan Presiden RI Nomor IBUM Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keppres RI Nomor 17L/M12005; 8. Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005, tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, susunan organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana terah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008; 9' Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang, Unit organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2008; 10. Peraturan Menteri sosial RI Nomor B2lHUKl20a5 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Sosial RI; 11, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan penetapan standar pelayanan Minimal; t2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman' Penyusunan Rencana pencapaian Standar pelayanan Minimal; 13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/O9/M.PANl5l2007 tentang pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah; Memperhatikan : Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Menetapkan PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. 2
  • 3. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1, Indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial adalah suatu ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat usaha, pencapaian sasaran, dan tujuan pembangunan kesejahteraan sosial. 2. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebut PMKS adalah perorangan, keluarga, atau komunitas yang mengalami disfungsi secara fisik, psikologis, ekonomi, sosial atau budaya sehingga tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar, 3. Potensi dan sumber Kesejahteraan Sosial yang seranjutnya disebut PSKS adalah potensi dan sumber yang ada pada manusia, alam, dan institusi sosial yang dapat digunakan untuk melaksanakan usaha kesejahteraan sosial. 4. Indikator masukan (inputl adalah segala sumber daya yang dibutuhkan dan digunakan agar tujuan pembangunan kesejahteraan sosial dapat tercapai. 5. Indikator keluaran (outpufi adalah segala sesuatu yang diperoreh dan dicapai dalam pembangunan kesejahteraan sosial sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. 6, Indikator manfaat (outcome) adalah segala sesuatu yang diperoreh dengan berfungsinya keluaran yang dicapai secara optimal dalam pembangunan kesejahteraan sosial. 7. Indikator dampak (impacfl adalah segala pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial. Pasal 2 Penetapan indikator kinerja pembangunan bidang kesejahteraan sosial beftujuan untuk mengukur kinerja pembangunan kesejahteraan sosial secara kuantitatif dan/atau kualitatif berupa masukan, proses, hasil, manfaat, dan dampak pembangunan. Pasal 3 (1) Lingkup indikator kinerja pembangunan bidang kesejahteraan sosial meliputi dimensi indikator kinerja, pemutakhiran data dan penyajian informasi, pengorganisasian, dan koordinasi sefta pemanfaatan dan pencapaian indikator kinerja.
  • 4. (2) Penetapan dimensi indikator kinerja pembangunan bidang kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada avat (r) terdirl atas indikator dampak, indikator manfaat, indikator keluiran, dan indikator masukan, (3) Indikator kinerja yang ditetapkan merupakan target minimal yang harus dicapai secara bertahap sejak ditetapkannya peraturan ini sampai Tahun 2014. BAB II DIM ENSI INDIKATOR KIN ERJA Bagian Kesatu Indikator Dampak Pasal 4 (1) Indikator dampak pembangunan kesejahteraan sosial merupakan peningkatan kualitas hidup dan taraf kesejahteraan sosial, (2) Indikator dampak pembangunan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari: a. rata-rata persentase penurunan PMKS per tahun; b. persentase PMKS per tahun yang dapat memenuhi kebutuhan dasarnya; dan c. persentase PSKS per tahun yang meningkat perannya dalam usaha kesejahteraan sosial. Bagian Kedua Indikator Manfaat Pasal 5 Indikator manfaat pembangunan kesejahteraan sosial terdiri dari: a. keberfungsian sosial; b. peran kelembagaan kesejahteraan sosial; dan c. peran lingkungan sosial. Pasal 6 (1) Keberfungsian sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a merupakan kemampuan individu, kelompok, dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, mengatasi masalah, dan menampilkan peran sesuai dengan statusnya. (2) Indikator keberfungsian sosial sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari:
  • 5. a. rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu mengurus diri sendiri; rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu menjalin relasi sosial yang harmonis; c. rata-rata persentase PMKS yang ditangani memiliki kemandirian ekonomi; d. rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu melaksanakan peranan sosial; rata-rata persentase PMKS dengan kecacatan yang ditangani befungsi secara fisik; f. rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu menghadapi situasi kritis; dan g. rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu berintegrasi sosial. Pasal 7 (1) Indikator peran kelembagaan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b merupakan peran kerembagaan kesejahteraan sosial dalam keikutsertaan menangani maialah sosial dan mendayagunakan potensi serta sumber kesejahteraan sosial. (2) Indikator peran kelembagaan kesejahteraan sosiar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. persentase Karang Taruna yang termasuk kategori maju; b. persentase Karang Lansia atau lembaga sejenis yang termasuk kategori maju; c. persentase Taman Penitipan Anak/Kelompok Bermain yang termasuk kategori maju; d. persentase Organisasi Sosial yang termasuk kategori Tipe A; e. persentase Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat yang memiliki kompotensi dalam usaha kesejahteraan sosial, Pasal 8 (1) Indikator peran lingkungan sosial sebagaimana dimaksud daram Pasal 5 huruf c merupakan peran masyarakat dalam keikutsertaan menangani permasalahan kesejahteraan sosial. (2) Indikator peran lingkungan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. persentase keluarga yang berperan aktif menangani pMKS; b. persentase lembaga kesejahteraan sosial yang aktif rnenangani PMKS; c, persentase dunia usaha/kelompok masyarakat/perorangan yang melaksanakan program usaha kesejahteraan sosial I community developmenf untuk pM KS; d. persentase kelompok-kelompok masyarakat yang melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial;
  • 6. e. persentase warga masyarakat yang menjadi tenaga kesejahteraan sosial masyarakat yang berperan dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial; dan f. persentase warga masyarakat yang menjadi tenaga kesejahteraan sosial masyarakat yang berperan dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial. Bagian Ketiga Indikator Keluaran Pasal 9 Indikator keluaran pembangunan kesejahteraan sosiar meriputi: a, akses pelayanan kesejahteraan sosial; b, mutu pelayanan kesejahteraan sosial; dan c. kontribusi sektor terkait. Pasal 10 (1) Indikator akses pelayanan kesejahteraan sosiar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a merupakan keterjangkauan pelayanan kesejahteraan sosial yang ditujukan bagi PMKS, (2) Indikator akses pelayanan kesejahteraan sosiar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. persentase PMKS yang mernperoleh penyuluhan/ birnbingan sosial/ konseling/ informasi kesejahteraan sosial; b. persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar; c. persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat; d. persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat; e, persentase PMKS yang tinggal di daerah krisis pangan yang memperoleh bantuan makanan/ jaminan hidup; f. persentase PMKS yang menjadi peserta jaminan kesejahteraan sosial; g, persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial; h. persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya; i. persentase PMKS yang mendapat akses terhadap perlindungan sosial; j. persentase penyaluran dana dari masyarakat untuk pMKS; dan k. persentase penerbitan SK Menteri Sosial tentang ijin penyelenggaraan UGB dan PUB.
  • 7. Pasal 11 (1) Indikator mutu pelayanan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b merupakan kualitas yang dicapai dari suatu program/kegiatan yang dilakukan daiam- rangka pena nganan permasa la han kesejahteraa n sosia L (2) Indikator mutu pelayanan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. persentase panti sosial yang melaksanakan standar operasional pelayanan kesejahteraan sosial; b. persentase pantl sosial yang menggunakan tenaga pekerja sosial terlatih; c. persentase panti sosial yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial yang memadai; d. persentase panti sosial yang mengelola administrasi pelayanan secara memadai; e. persentase panti sosial yang mampu menyediakan dana secara mandiri; f. persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial; g. persentase Orsos/Yayasan/LSM yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial luar panti; h. persentase pegawai yang memiliki kompetensi pekerjaan sosial; i. persentase tingkat penyimpangan yang berindikasi kerugian negara; j. persentase jumlah temuan hasil pemeriksaan yang dapat ditindaklanjuti; k. persentase mitra kerja yang menyatakan puas atas kinerja pembangunan kesejahteraan sosial; dan l. persentase PMKS yang menerima manfaat perlindungan sosial. Pasal 12 (1) Indikator kontribusi sektor terkait sebagaimana dimakud dalam Pasal t huruf c merupakan keterlibatan lembaga/instansi terkait yang memiliki kepentingan dalam penanganan permasalahan kesejahteraan sosial. (2) Indikator kontribusi sektor terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a' persentase PMKS yang memiliki akses terhadap air bersi.h dan sarana MCK' b. persentase 'PMKS yrng memiliki akses pelayanan kesehatan dasar/ jaminan kesehatan/ Askeskin; c, persentase PMKS yang memperoleh bantuan pangan/ MSKIN; d, persentase PMKS usia sekolah yang memiliki akses pendidikan dasar 9 tahun; e. persentase PMKS yang memiliki rumah layak huni;
  • 8. persentase PMKS potensial usia produktif yang memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap; g. persentase PMKS yang memperoleh pelatihan keterampilan di bidang usaha ekonomi produktif; h. persentase PMKS yang memperoleh bantuan modal usaha LKM/ Koperasi, modal bergulir atau bantuan sarana prasarana usaha ekonomi produktif; dan t. persentase PMKS usia produktif yang mengalami kecacatan yang memperoleh pekerjaan di pemerintah dan swasta, Bagian Keempat Indikator Masukan Pasal 13 Indikator masukan merupakan segala potensi yang dapat dijadikan sumber daya kesejahteraan sosial, yang meliputi ketersediaan: a. sumber daya manusia; b. sarana prasarana; c, anggaran dan pemanfaatannya; dan d. norma, standard, prosedur, dan kriteria (NSPK). Pasal 14 (1) Indikator ketersediaan sumber daya manusia kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a merupakan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki baik pegawai maupun tenaga kesejahteraan sosial dalam rangka penanganan permasalahan kesejahteraan sosial. (2) Indikator sumber daya manusia kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud ayat (1), terdiri dari: a, rata-rata rasio pekerja sosial per 1,000 kelompok PMKS; b. rata-rata rasio Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat per 1.000 kelompok PMKS; c. rata-rata rasio pekerja sosial per 100 klien di panti sosial; d, rata-rata rasio pekerja sosial profesional per 100 pegawai yang bertugas langsung di lapangan/ pendamping sosial, termasuk yang bekerja menangani klien di panti; e, persentase Kabupaten/Kota yang memiliki Tenaga pekefiaan Sosial/ Kesejahteraan Sosial di Kecamatan; dan f, rata-rata rasio tenaga penyuluh sosial fungsional per 1,000 kelompok PMKS, Pasal 15 (1) Indikator ketersediaan sarana prasarana kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b merupakan fasilitas yang dapat dimanfaatkan dan memberikan dukungan untuk keberhasilan penanganan permasalahan kesejahteraan sosial.
  • 9. (2) Indikator ketersediaan sarana prasarana kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari: a, persentase Kabupaten/Kota yang memiliki sarana prasarana tanggap darurat bencana ; b. persentase Kecamatan yang memiliki pusat pelayanan Kesejahteraan Sosial/ Community Centre atau sejenisnya; c. persentase kabupaten/kota yang memiliki Dinas/instansi Sosial Mandiri; d, persentasi sarana prasarana perkantoran yang berkualitas; e, persentase Desa/Kelurahan yang telah merniliki wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat; f. persentase kecamatan yang telah memiliki lembaga pelayanan kesejahteraan sosial; g. persentase hasil penelitian yang digunakan untuk perencanaan, kebijakan dan program kesejahteraan sosial; dan h. persentase pembangunan kesejahteraan sosial yang dipublikasikan. Pasal 16 (1) Indikator ketersediaan dan pemanfaatan anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c merupakan dana yang tersedia atau yang dianggarkan dan dimanfaatkan dalam rangka penanganan permasalahan kesejahteraan sosial. (2) Indikator ketersediaan dan pemanfaatan anggaran kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari: a. rata-rata persentase Anggaran Kesejahteraan Sosial per tahun dalam APBD Kabupaten/Kota per tahun; b. rata-rata persentase kontribusi masyarakat dan dunia usaha per tahun dalam usaha kesejahteraan sosial; dan c. rata-rata persentase realisasi anggaran per tahun. Pasal 17 (1) Indikator ketersediaan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSpK) kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 huruf d merupakan pedoman dan acuan dalam pembangunan kesejahteraan sosial yang harus diikuti oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. (2) Indikator ketersediaan Norma, standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari: a. persentase kabupaten/kota yang memiliki pedoman operasional lengkap untuk usaha kesejahteraan sosial; 9
  • 10. b. persentase kabupaten/kota yang memiliki rencana strategis pembangunan bidang kesejahteraan sosial; persentase kabupaten/kota yang memiliki contingency plan untuk masalah kesejahteraan sosial akibat bencana; d, persentase kabupaten/kota yang memiliki sistem pendataan dan pemutakhiran data PMKS dan PSKS; e. persentase kabupaten/kota yang memiliki profil pembangunan bidang kesejahteraan sosial; dan persentase produk hukum bidang kesejahteraan sosial yang memenuhi kebutuhan pembangunan kesejahteraan sosial, BAB III DATA DAN INFORMASI Pasal 18 (1) Dalam rangka penyusunan indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial dilaksanakan pemutakhiran data dan penyajian informasi. (2) Pemutakhiran data merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan mulai dari penyusunan instrumen, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyimpanan data. (3) Penyajian informasi merupakan kegiatan penyediaan hasil pengolahan data yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pem bangunan kesejahteraan sosial. Pasal 19 (1) Pemutakhiran data dan penyajian informasi indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dilakukan secara reguler dan terpadu, (2) Pemutahiran data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan adanya kebutuhan validitas data. BAB IV PENGORGANISASIAN Pasal 20 (1) Gubernur dan Bupati/Walikota bertanggung jawab penuh dalam pencapaian indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial sesuai dengan lingkup wilayah kewenangannya. (2) Pencapaian indikator kinerya pembangunan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara operasional dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang sosial baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. 10
  • 11. (3) Pencapaian indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tenaga dengan kualifikasi dan kompetensi di bidangnya. BAB V KOORDINASI Pasal 21 (1) Penyusunan indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial dilaksanakan secara koordinasi. (2) Koordinasi dalam penyusunan indikator kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui koordinasi perencanaan, pengumpulan dan pemanfaatan data, seta pembahasan internal di lingkungan Departemen Sosial RI dan instansi terkait. BAB VI PEMANFAATAN DAN PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA Bagian Kesatu Pemanfaatan Pasal 22 (1) Pemanfaatan indikator kinerja dilaksanakan pada kegiatan: a. perencanaan program; b. penyusunan anggaran; c. pemantauan dan pengawasan; dan d. evaluasi. Bagian Kedua Pencapaian Pasal 23 (1) Pencapaian indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial diterapkan secara bertahap. (2) Nilai dan batas waktu pencapaian indikator kinerla pembangunan kesejahteraan sosial yaitu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. it
  • 12. BAB VII KETENTUAN LAIN Pasal 24 (1) Penyusunan indikator kesejahteraan sosial secara operasional dilaksanakan oleh unit teknis yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam pemutakhiran data dan penyajian informasi. (2) Pejabat Eselon Satu bertanggung jawab penuh dalam penyusunan dan pencapaian indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikator kinerja pembangunan kesejahteraan sosial diatur dalam Peraturan pejabat Eselon I pada unit yang bersangkutan di lingkungan Departemen Sosial RL BAB VIII PEMBIAYAAN Pasal 25 Pembiayaan atas penyusunan indikator kinerja dan pencapaian sefta pelaksanaan program pembangunan kesejahteraan sosial dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sefta sumber-sumber lain yang tidak mengikat. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2009 SOSIAL RI, DR (HC). H. BACHTTAR CHAMSYAH, SE. t2
  • 13. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :1111 HUK/2009 TANGGAL : 19 OKTOBER 2oog TENTANG : INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL CAPAIAN BATAS INDIKATOR KINERJA WAKTU PENCAPAIAN INDIKATOR DAMPAK (T14P,4 CO PENINGKATAN KUALITAS HIDUP DAN TARAF KESEJAHTERAAN SOSIAL a. ruta-rata persentase penurunan PMKS per tahun; 2% 20r0-2014 b. persentase PMKS per tahun yang ditangani dapat memenuhi kebutuhan dasarnya; ts% 2010-2014 c. persentase PSKS per tahun yang meningkat perannya dalam usaha kesejahteraan sosial. t5% 20t0-2014 INDIKATOR MANFAAT (OUTCOME") 1. KEBERFI-INGSIAN SOSIAL a. rata-rata persentase PMKS per tahun yang ditangani mampu mengurus diri sendiri; 1s% 20t0-2014 b. rata-ratapersentase PMKS per tahun yang ditangani mampu menjalin relasi sosial yang r5% 2010-2014 harmonis; c. rata+atapersentase PMKS per tahun yang ditangani merniliki kemandirian ekonomi; 15% 2010-2014 d. rata-ratapersentase PMKS per tahun yang ditangani mampu melaksanakan pgranan sosial; l5% 2010-2014 e. rata-tata persentase PMKS per tahun dengan kecacatan yang ditangani berfungsi secara fisik; r5% 20t0-2014 f. rata-ratapersentase PMKS per tahun yang ditangani mampu menghadapi situasi kritis; r5% 2010-20r4 g. rata-rata persentase PMKS per tahun yang ditangani mampu berintegrasi sosial. I5% 2010-2014 2, PERAN KELEMBAGAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL a. persentase Karang Taruna yang termasuk kategori Maju; 20% 2010-2014 b. persentase Karang Lansia atau lembaga sejenis yang termasuk kategori Maju; 20% 20t0-20r4 13
  • 14. c. persentase Taman Penitipan AnaW Kelompok Bermain yang termasuk kategori Maju; 20% 2010-2014 d. persentase Organisasi Sosial yang termasuk kategori Tipe A; 20% 20r0-20t4 e. persentase Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat yang memiliki kompetensi dalam Usaha Kesejahteraan Sosial; 20% 2010-2014 a PERAN LINGKIINGAN SOSIAL a. persentase keluarga yang berperan aktif menangani PMKS; 20% 2010-2Aru b. persentase lembaga sosial kemasyarakatan yang aktif menangani PMKS; 20% 2010-20r4 c. persentase dunia usaha yang melaksanakan program community development/ usaha kesejahteraan sosial untuk PMKS; 40% 20t0-20t4 d. persentasekelompok-kelompokmasyarakat yang melaksanakan pelayanan kesej ahteraan sosial; 20% 2010-2014 e. persentase warga masyarakat yang menjadi tenaga kesejahteraan sosial masyarakat yang berperan dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial. 1A% 20r0-2014 INDIKATOR KELUARAN (OUTPUN 1. AKSES PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL a. persentase PMKS yang memperoleh penyuluhan/ bimbingan sosial/ konseling/ informasi kesej ahteraan sosial; 40% 2010-20r4 b. persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar; 30% 2010-2014 c. persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat; 60% 2010-20t4 d. persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat; 60% 2010-2014 e. persentase PMKS yang tinggal di daerah krisis pangan yang memperoleh bantuan makanan/ jaminan hidup; 60% 2010-2014 f. persentase PMKS yang menjadi peserta jaminan kesejahteraan sosial; r0% 2010-2014 g. persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial (bantuan sosial berkelanjutan); 20% 2010-20r4 I4
  • 15. h. persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE ataLt kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya; 20% 7010-2014 i. persentasi PMKS yang mendapat akses terhadap perlindungan sosial. 20% I 2o1o-20t4 2. MUTU PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL a. persentase panti sosial yang melaksanakan standar operasional pelayanan kesejahteraan sosial; t0% I 2010-2014 b. persentase panti sosial yang menggunakan tenaga pekerj a sosial profesional; 10% I 2010-2014 c. persentase panti sosial yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial yang memadai; 10% I 2oto-20r4 d. persentase panti sosial yang mengelola administrasi pelayanan secara memadai; t0% I 2010-2014 e. persentase panti sosial yang mampu menyediakan dana secara mandiri; I0% I 2010-2014 f. persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial; I l0% I ZOLO-ZO|+ g. persentase Orsos/Yayasan/LSM yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial luar panti; 20% I 2010-2014 h. persentase pegawai yang memiliki kompetensi pekerjaan sosial; 5% I 2010-2014 i. rata-rata persentase penurunan tingkat penyimpangan yang berindikasi kerugian negara; 5% I 2010-2014 j. persentase jumlah temuan hasil pemeriksaan yang dapat ditindaklanjuti; 60% 2010-2014 k. persentase mitra kerja yang menyatakan puas atas kinerja pembangunan kesejahteraan sosial; 60% I 2010-20t4 L persentase PMKS yang menerima manfaat perlindungan sosial. 60% I 2010-2014 3. KONTzuBUSI SEKTOR TERKAIT a. persentase PMKS yang memiliki akses terhadap air bersih dan sarana MCK; 40% 20r0-20r4 b. persentase PMKS yang memiliki akses pelayanan kesehatan dasar/ j aminan kesehatary' Askeskin; 40% I 20r0-20t4 c. persentase PMKS yang memperoleh bantuan pangan/RASKIN; 40% I 20t0-20r4 15
  • 16. persentase PMKS usia sekolah yang memiliki akses pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun; 40% 2010-20t4 persentase PMKS yang memiliki rumah layak huni; 40% 7010-2014 persentase PMKS potensial usia produktif yang memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap; 40% 20r0-2014 persentase PMKS yang memperoleh pelatihan keterampilan di bidang usaha ekonomi produktif; 40% 2010-20r4 persentase PMKS yang memperoleh bantuan modal usaha LKM/ Koperasi, modal bergulir atau bantuan sarana prasarana usaha ekonomi produktif; 20% 2010-2014 persentase PMKS usia produktif yang mengalami kecacatan yang memperoleh pekerjaan di pemerintah dan swasta. 1% 2010-20r4 INDIKATOR MAS UKAN (INPUN SUMBERDAYA KESEJAHTERAAN SOSIAL 1. KETERSEDIAAN SDM a. ruta-rata rasio pekerja sosial per 1.000 kelompok PMKS; 5% 2410-2014 b. rata-rata rasio Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat per 1.000 kelompok PMKS; 10% 20t0-2014 c. rata-rata rasio pekerja sosial per 100 klien di panti sosial; 5% 2010-2014 d. rata-rata rasio tenaga pekerja sosial profesional per 100 pegawai yang bertugas langsung di lapangan/ pendamping sosial, termasuk yang bekerja menangani klien di panti; 20% 2010-2014 e. persentase kabupaten/kota yang memiliki tenaga pekerjaan sosial/ kesejahteraan sosial di kecamatan; 40% 20t0-2014 f. rata-rata rasio tenaga penyuluh sosial fungsional per 1.000 kelompok PMKS. t0% 2010-2A14 2, KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA a. persentase kabupaten/kota yang memiliki sarana prasarana tanggap darurat bencana; r0% 2010-2014 b. persentase kecamatan yang memiliki Pusat ' Pelayanan Kesejahteraan Sosial/ Community Centre atau sejenisnya; 20% 2010-2014 c. persentase kabupaten/kota yang memiliki Dinas/Instansi Sosial mandiri; 40% 2010-2014 d. persentasi sarana prasarana perkantoran yang berkualitas. 40% 20ra-24ru t6
  • 17. e, persentase desa/ kelurahan yang telah memiliki wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat; 40% 2010-20r4 f. persentase kecamatan yang telah memiliki lembaga pelayanan kesejahteraan sosial; 40% 2010-2014 g. persentase hasil penelitian yang digunakan untuk perumusan kebijakan dan program kesejahteraan sosial; 40% 2010-20r4 h. persentase pembangunan kesejahteraan sosial yang dipublikasikan. 90% 2010-2014 J. KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN ANGGARAN a. ruta-rata persentase anggaran kesejahteraan sosial per tahun dalam APBD kabupaten/kota; 5% 2010-2014 b. persentase kabupaten/kota yang memiliki instansi sosial. 40% 2010-2A14 c. rata-rata persentase realisasi anggaran per tahun. 90% 2010-2014 4. KETERS EDIAAN NORMA, S TANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA (I.{SPK) a. persentase kabupaten/kota yang memiliki pedoman operasional lengkap untuk usaha kesejahteraan sosial; 60% 2AI0-2014 b. persentase kabupaten/kota yang memiliki rencana strategis pembangunan bidang kesejahteraan sosial; 60% 2010-2014 c. persentase kabupatenlkqta yang memiliki "contingency plan" untuk masalah kesej ahteraan sosial akibat bencana; 60% z}t0-2014 d. persentase kabupaten/kota yang memiliki sistem pendataan dan pemutakhiran PMKS dan PSKS; 60% 20t0-2014 e. persentase kabupaten/kota yang memiliki profil pembangunan bidang kesejahteraan sosial; 60% 2010-2014 f. persentase produk hukum bidang kesejahteraan sosial yang memenuhi kebutuhan pembangunan kesej ahteraan sosial. r0% 2010-20r4 I TfftALRr' DR (Hc) H BACHTIAR CH AH, SE t7