2. Kadang kala informasi baru
cenderung untuk mengganggu
organisasi kognitif
Kita sering mencoba mengurangi hal ini
dengan berusaha memperbaiki
keseimbangan elemen kognitif
(Applebaum dan Anatol)
3. Mar’at menjelaskan :
Tiap individu menyadari bahwa sering
antara sikap dan tindakannya ternyata
berlainan. Ia sadar betul antara SIKAP
dan PERBUATANNYA ternyata TIDAK
KONSISTEN
4. Pendekatan teori
keseimbangan akan menentukan
perubahan dalam sikap
Teori keseimbangan diantaranya adalah
TEORI CONGRUITY, yg pada dasarnya
mempermasalahkan kaitan antara
SUMBER dan ISI PESAN dengan
menekankan pada REAKSI pada
STIMULUS
6. Teori Konsistensi Afektif –
Kognitif : Rosenberg
Rosenberg memfokuskan perhatiannya
pada aspek yang terjadi dalam diri
individu pada saat terjadi perubahan
sikap
7. Rosenberg, menjelaskan
kaitan Kognitif dan Afektif
Jika antara komponen kognitif dan afektif
bersifat konsisten satu sama lainnya,
maka sikap seseorang akan berada
dalam kondisi STABIL
8. HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN
NILAI NILAI MERUPAKAN ASPEK
SANGAT PENTING SEBAGAI TARGET
DALAM KOMUNIKASI PERSUASIF
9. JIKA DIKAITKAN DENGAN
DAMPAK KOMUNIKASI
PERSUASIF, menurut COHEN
Pesan Persuasif akan diterima dengan
senang hati jika sikapnya TIDAK
MENGALAMI PERUBAHAN
10. Teori Disonansi Kognitif : Leon
Festinger
Membahas tentang ketidak konsistenan
secara psikologis mengenai apa yg
DIKETAHUI, bagaimana mereka
BERTINDAK, bagaimana
memperlakukan KETIDAK
KONSISTENAN tersebut
11. Mar’at menjelaskan Konsep Dasar
TEORI DISONANSI KOGNITIF
Terdapat variabel unsur KOGNITIF,
TERAPAN, BESARNYA KETIDAK
SEIMBANGAN dan TANGGUNG
JAWAB dari diri seseorang
12. Menurut Mar’at, untuk
menyelesaikan konflik :
Harus dititik beratkan pada penyesuaian
diri secara kognitif. Melalui penyesuaian
diri ini, akan terjadi keseimbangan
kembali. Jika keseimbangan ini tercapai,
maka berarti ada PERUBAHAN SIKAP
13. Menurut Simons, tiga
ketidaksesuaian yg dapat
menyebabkan disonansi kognitif :
1. DISKREPANSI PERILAKU
2. KETIDAK SESUAIAN PROPORSI
SUMBER
3. KETIDAK SESUAIAN PROPORSI