SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 72
Daerah 2, 4, 8Daerah fase campuran nampak didiagram
PV, sehingga perbandingan (jumlah) masing-masing fase
dapat diketahui
- Pada Garis putus-putus
menunjukan suhu T
sama (Isoterm)
-Titik1= fase 100% cairan
tapi siap berubah jadi
uap bila diberi kalor
-Titik2= fase100% uap siap
mencair bila
didinginkan
- Titik3=Zat pada campuran
fase
Fase cair = Panjang garis 2-3
Fase uap
Panjang garis 1Garis 1-2 Mendatar menunjukan proses penguapan
(cair-uap) dan sebaliknya proses pencairan (uap-air).
Terjadi pada Ttetap dan Ptetap , namun volume berubah
dg sangat cepat. Vuap >>>Vcair.
Garis 0-1 Fase cair pada Ttetap arahnya vertical,
artinya P pada Ttetap fase cair tidak terlalu berpengaruh
pada volume fase cair.
Cairan  Zat incompresible, volume hampir tetap pada
perubahan PT
Bandingkan dg garis 2-T2 difase uap sangat landai.
Volume sangat besar bila PT diubah pada fase gas/uap.
Volume fase uap/gas sangat mudah berubah terhadap
perubahanPT
Garis 1-2 Relative Horisontal
 Artinya : Penguapan/pencairan terjadi pada PT tetap.
Garis yang sama difase cair, terlihat hampir tegak dan
berdekatan.
Artinya : Pada fase cair, bila P diubah, T diubah tidak
terlalu berpengaruh terhadap V fase cair
Uap titik 1  cairan jenuh
Uap titik 2  uap jenuh
Uap titik 3  uap superheated
Cairan jenuh selalu terletak di PVT tertentu : P 1V1T1
Demikian pula untuk uap jenuh
PVT
Hubungan antara PVT suatu zat yg dinyatakan
dengan persamaan yang disebut Equation Of State
(EOS)
• Bila gas yg ditinjau adalah Gas nyata maka EOS-nya
bisa bermacam-macam
• EOS yg sederhana bia menganggap gas mengikuti
Hukum Gas Ideal
•

EOS Gas Ideal




Hasil penelitian didapat pernyataan bahwa sifat-sifat
zat akan sama bila P~0
Gas ideal adalah keadaan/sifat gas yg didekati atau
dimiliki oleh gas yg Pnya P~0
Pada P>>>terlihat nilai PV gas berbeda-beda
EOS Gas Ideal
Dikembangkan model gas ideal dan EOS untuk gas
ideal yg bentuknya sangat sederhana dan mudah dalam
perhitungan untuk keperluan praktek/keteknikan.
 Hasil perhitungan didapatkan dengan EOS Ideal
 EOS gas ideal dapat dikembangkan untuk menyusun/
menjadi dasr untuk EOS gas riel/nyata
 Model gas ideal didekati oleh gas yg mempunyai P~0
sehingga:
1. jarak antara molekul gas menjadi tak terhingga
dibanding ukuran molekul
2. Volume molekul diabaikan (sangat kecil dibanding
volume total)
3. Gaya antar molekul=0(jarak antar mol jauh)

Bentuk EOS Gas Ideal
P. V = R. T  V= spesifik volume= Volume/mol
 V= Volume total

P. V = n. R. T
Proses perubahan gas seperti proses mekanik reversibel
non flow dikaitkan dengan model/ EOS Gas Ideal.

Proses V tetap (Isokhorik)
dU = dQ = Cv dT
ΔU = ΔQ =
Proses P tetap (Isobarik)
dH = dQ = Cp dT
ΔH = ΔQ =
Karena ΔH = U + PV = U + RT  gas ideal

dH = dU + R dT
Cp. dT = Cv dT + R dT
Cv = Cp + R
= γ  Rasio Kapasitas panas
Proses T tetap (Isotermal)
ΔT=0  ΔU = 0
ΔU = Q+W
Q = ‫־‬W
Perhitungan Kerja
Yang dibahas adalah perhitungan kerja yang terjadi pada
sistem tertutup dan sistem terbuka


Sistem Tertutup

Kerja dalam sistem tertutup dapat dinyatakan sebagai
kerja yg diakibatkan oleh beda tekanan/perubahan volume.
Sebagai contoh dalam sebuah silinder:

F = - PA
dS = d(V/A)

 P = Tekanan aksi
A = Luas penampang
KERJA
•

Cara Integrasi I

•

Cara Integrasi II dengan Kurva



Sistem Tertutup
KAPASITAS PANAS
Kapasitas panas (C) didefinisikan sebagai:
“ Panas (Q) yang diperlukan/ dilepaskan oleh
suatu zat sebanyak 1 satuan massa,agar suhu satuan
tersebut naik/ turun 1 satuan Temperatur”
Definisi:
Hubungan Cp dengan Cv:






Untuk Gas Ideal 

Cp = Cv + R

Untuk Gas Ideal beratom 1 

Cv = 3/2R
Cp = 5/2R

Untuk Gas Ideal beratom 2 

Cv = 5/2R
Cp = 7/2R
Harga-harga Kapasitas Panas
Harga-harga Kapasitas dapat dicari dari literatur dan
biasanya dinyatakan didalam Cp. Harga Cp
merupakan fungsi dari temperatur.
Cp = F(T) = A + BT + CT2 + D T3 + …
Selain itu juga merupakan fungsi dari tekanan untuk
gas dengan P jauh diatas I bar akan tetapi untuk gas
dengan P ≤ 1 bar, Cp bukan merupakan fungsi
tekanan.
Panas Proses Pada Keadaan Standart (STP)
Beberapa panas standart yaitu:
1. Panas Reaksi Standart/ The Standart Heat of Reaction
2. Panas Pembentukan Standart/ The Standart Heat of
Formation
3. Panas Pembakaran Standart/ The Standart Heat of
Combustion
Adapun yang dimaksud dengan keadaan standart
adalah keadaan atmosfir/ pada T=25ºC dan P=1 atm.
Keadaan ini disebut STP (Standart of Temperature
and Pressure)
Keadaan standart untuk berbagai fasa adalah:
Gas  Gas Ideal ; 1atm, 298ºK
Cairan  Cairan Murni ; 1atm, 298ºK
Padatan  Padatan Murni ; 1atm, 298ºK
Larutan dalam air  T ideal 1 molal, 1atm, 298ºK
Panas Reaksi Standart (ΔHºR 298)
Panas Reaksi Standar adalah panas yang diperlukan/
dilepaskan untuk melangsungkan suatu reaksi. Reaksi
yang menyerap/memerlukan energi disebut Reaksi
Endotermis, dengan ΔHºR 298 (+). Sedang reaksi yang
melepaskan energi disebut Reaksi Eksotermis, dengan
ΔHºR 298 (-).
Harga ΔHºR 298 akan berubah manakala koefisien
stoikiometri suatu reaksi berubah:
½ N2 + 3/2 H2  NH3
Atau N2 + 3H2  2NH3

ΔHºR= - 11.040 Kal
ΔHºR= - 22.080 Kal
Panas Pembentukan Standart (ΔHºf 298)
Panas pembentukan standart didefinisikan sebagai
panas (Q) yg diperlukan untuk membentuk satu molekul
senyawa dari unsur-unsur pada keadaan standart (STP).
Panas pembentukan standart suatu unsur didefinisikan
bernilai nol.
½ N2 + 3/2 H2  NH3
ΔHf 298 = - 11.040 kal
Atau

N2 + 3H2

 2 NH3

ΔHf 298 = - 22.080 kal

Maka yang dinyatakan sebagi panas pembentukan
standart adalah 11.040 kal/mol, atau
½ N2 + 3/2 H2  NH3
ΔHf 298 = - 11.040 kal
Perhatikan pernyataan ΔHf 298 menggantikan ΔHR298
Panas Pembakaran Standart (ΔHºC 298)
Panas pembakaran Standart didefinisikan sebagai
panas (Q) yang diperlukan untuk membakar satu mol
suatu zat pada keadaan standart (STP). Secara umum
reaksi pembakaran dapat dinyatakan sebagai reaksi
suatu
zat (khususnya senyawa organik) dengan
oksigen O2.
Contoh:
4HCl + O2  2 H2O + 2 Cl2
Panas pembakaran standart apat ditulis sebagai berikut:
ΔHºc 298 = 2ΔHf H2O - 4ΔHf HCl
Soal-Soal
1.

2.

Pada keadaan standart asam klorida dibakar dengan
oksigen dan mnghasilkan gas klor dan air. Hitunglah
panas pembakaran standart asam klorida?
Diketahui sebuah reaksi pembakaran Al menghasilkan
Al2O3 . Jika reaksi tersebut berjalan pada suhu 298ºK
maka tentukan panas pembakaran standart Al dan
panas pembentukan standart Al2O3 ?

3. Pada suhu 25ºC senyawa butane akan dibuat dengan
mereaksikan karbon dan hidrogen. Reaksi pembuatan
n-butane tersebut adalah sebagai berikut:
4C + 5H2  C4H10
Berapakah panas reaksi standartnya?
Penyelesaian Soal
1.) Panas Reaksi Pembentukan pada STP 298,15ºK dari
Tabel C.4 Smith-Van Ness diketahui:
HCl ΔHº298= -92.307 J
H2O(g)ΔHº298= -241.818 J
Sehingga Panas Pembakaran Standart Asam Klorida:
4HCl  2H2 + 2Cl2

ΔHº298= (4) (92.307) J

2H2 + O2  2H2O

ΔHº298= (2) (-241.818) J

4HCl + O2  2H2O + 2Cl2

ΔHº298= -114.408 J
2.) Diketahui Panas Reaksi Standart pembuatan Al2O3 :
4Al + 3O2  2 Al2O3

ΔHº298= -1.200 kJ

maka ΔHºPembakaran Al  -1.200 J = -300kJ
4
ΔHºPembentukan Al2O3  -1.200 J = -600kJ
2
3.) Panas Reaksi Pembentukan pada STP 298,15ºK dari
Tabel C.4 Smith-Van Ness diketahui:
CO2 ΔHº298= -393.509 J
H2O(l) ΔHº298= -285.830 J
C4H10 ΔHº298= 2.877.396 J
Maka Panas Reaksi Standartnya adalah:
4C + 4O2  4CO2
ΔHº298= (4) (-393.509) J
5H2 + 2 ½O2  5H2O
4CO2+5H2OC4H10 +6 ½O2
4C + 5H2  C4H10

ΔHº298= (5) (-285.830) J
ΔHº298= 2.877.396 J +
ΔHº298= -125.790 J
Hukum II Termodinamika
•

•
•

Dasar  Hk. I Termodinamika menyatakan bahwa
energi dapat berubahn bentuk dan berisah,
maka Hk.II Termodinamika membatasi
perpindahan dan perubahan energi
Hk.I Termodinamika tentang transfer berbagai bentuk
energi η perubahan.
T dalam praktek  100%
T tetap  misal Q ↔ W
ΔU = 0  ΔU = W+Q
0 = W+Q
Q = -W



Reaktannya tidak seperti itu, karena η perubahannya
(Convertion Effisiency) = 40%
Realita yang terjadi perpindahan kalor Q dari suatu
benda ke benda lain terjadi dari benda suhu tinggi
ke benda dengan suhu rendah tidak dapat sebaliknya
Kenyataan ini didukung oleh pernyataan umum :
1.Tidak ada alat yang beroperasi untuk mengubah seluruh
panas Q suatu sistem menjadi kerja yang dilaksnakan oleh
sistem
2.Tidak ada proses yang mungkin terjadi, proses
perpindahan kalor dari suhu rendah ke suhu tinggi.
Penjelasan
Panas Q/ Kalor dapat diubah menjadi energi W namun
pasti harus melibatkan dan mempengaruhi bahkan
menyebabkan perubahan pada sistem dan lingkungan.
Menurut Hk.I Termodinamika bila T tetap maka
ΔU = 0 pada sistem tertutup Q = W
Dimana lingkungan berubah dalam realita sistem
dan lingkungan akan dan harus berubah sehingga tidak
dapat sepenuhnya kalor Q diubah menjadi W.
Sehingga dirumuskan:
Q = W + Perubahan pada sistem dan lingkungan
• Perubahan pada sistem : Gesekan alat; ΔU/ΔH
• Perubahan pada lingkungan:Transfer panas ke
lingkungan
Q tidak dapat menjadi W 100%, tetapi W dapat
menjadi Q 100%.

• Proses tidak dapat reversibel
• Proses siklis akan menjadi Q dan W lama-lama nilainya

makin kecil
• Agar nilainya Q dan W selalu tetap butuh tambahan Q
dan W dari luar
Proses di Piston
Gas dalam silinder harus diberi kerja piston dari
lingkungan sehingga piston kembali ke posisi awal
yaitu
“Dengan kompresi pada saat yang sama, panas gas
yang timbul harus dibuang ke lingkungan agar
T tetap dan ΔU= 0”.
Jadi proses reversibel piston tetap butuh kerja luar/
lingkungan terhadap sistem.
Dalam Hk. Termodinamika II dinyatakan tidak
mungkin dengan proses siklis panas yang diserap
oleh sistem sepenuhnya/ seluruhnya diubah menjadi
kerja
sistem.
SIKLUS yaitu sistem yang periodik/ secara
berkala terus menerus kembali ke keadaan semula, jadi
hanya sebagian dari kalor yang dapat berubah menjadi
bentuk kerja.
jadi panas merupakan energi yang tingkat
kegunaannya lebih kecil dibanding lainnya seperti
keerja (W), energi mekanik/ listrik
Mesin Panas
Merupakan mesin yang menghasilkan kerja dalam
proses siklus, misalnya:Steam Blower Plan (fluida akan
bekerja scr periodik seperti keadaan semula)
Tahapan Siklus:
1)Air pada T biasa dipompa ke boiler dengan P tinggi.
2)Panas dari bahan bakar ditransfer ke boiler
3)Steam yang dihasilkan dengan P↑ dan T↑ dialirkan
untuk menggerakan turbin. Energi steam itu diubah
drkerja piston ke lingkungan, jadi steam mengalami
Ekspansi dengan T↓ dan P↓
4)Steam keluar Turbin masuk kondensor dan Cooling
Tower untuk dikondensasi pada T&P↓ lalu kembali ke
laju posisi 1
Pada siklus diatas terlihat adanya:
a)Penyerapan panas pada suhu tinggi
b)Ada pembuangan panas pada suhu rendah dikondensor
pada saat di Cooling Tower.
c)Produk kerja W
Bagian tempat terjadinya Transfer panas di sebut
Bleat Reservoir terjadi pada T tetap
Bagian yang lain adalah:
•Hot Reservoir Panas yang diserap |QH| pada T↑;TH
•Cold Reservoir  Panas dibuang |Qc| pada T↓;Tc

Diberi tanda mutlak | | agar dapat bernilai positiv(+)







Keterangan:
Hot Reservoir Boiler
Cold Reservoir  Condensor
QH  besarnya input kalor
pada boiler
Qc  besar kalor yang dibuang
W  kerja yang dilakukan
mesin panas
Engine Mesin Panas
Karena harag mutlak, maka kerja yang dihasilkan:
|W| = |QH| - |Qc|

ηth = output kerja
Input kalor

= |W| = |QH| - |Qc|  η = 1 - |Qc|
|QH|
|QH|
|QH|
Saat Qc= 0  η= 100%
Kenyataan selalu ada sisa panas yang dibuang ke
lingkungan, sehingga Qc= ada nilai effisiensi
tergantung dari derajat Reversibilitas. Makin tinggi η
berarti
reversibilitasnya makin besar
Mesin Carnot
Mesin Carnot/ Mesin Panas Ideal adalah mesin yang
beroperasi dengan siklus karnot yang bekerja dengan
tingkat Reversibilitas 100% (sempurna).
Siklus Carnot ada 4 tahap:
1.Sistem yang mula-mula berada di cold reservoir dan
mengalami keseimbangan termal pada suhu Tc
mengalami proses Adiabatik Reversibel sehinggaT↑
menjadi TH yaitu T hot reservoir
2.Sistem kontak dengan Hot Reservoir TH mengalami
proses Isotermal Reversibel menerima panas kalor
QH sehingga diserap dari Hot reservoir
3. Sistem mengalami proses Adiabatis Reversibel,

dimana suhu kembali ke keadaan semula dari TH
menjadi Tc
4. Sistem kontak dengan Cold Reservoir pada suhu Tc
mengalami proses Isotermal Reversibel yang
membuang kalor Qc ke Cold Reservoir, dengan
demikian proses akan kembali ke proses 1 dst.
Mesin Panas beroperasi diantara Reservoir panas
a) Panas yang diserap pada Th tetap di Hot Reservoir
Qh
b) Panas yang dibuang pada Tc tetap di Cold Reservoir 
Qc
Dan diantara ke-2 reservoir panas terdapat 2 proses
operasi mesin yang reversibel
Keterangan:
1) AB = Kompresi Adiabatis, suhu naik Tc Th
2) B C = Ekspansi Isotermal, Penyerapan panas Qh
3) C D = Ekspansi Adiabatis, T↓ dari Th Tc
4) D A = Kompresi Isotermal dg pembuangan panas Qc
Tahap Isotermal B-C; D-A
|QH| = R . Th . Ln Vc/Vb
|Qc| = R. Tc . Ln Vd/Va
A-B  Proses Adiabatis

C-D  Proses Adiabatis


Proses Lingkar Carnot
Proses Lingkar Carnot adalah deretan perubahan yg
dijalankan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya
sistem kembali ke keadaan semula. Mesin kalor yang
bekerja secara berkala menurut suatu proses lingkar
hanya dapat mengubah ½ kalor yang diserap oleh kerja
dan bahwa pengubahan ini hanya mungkin dengan
adanya perubahan temperatur.
Mr. Sadi Carnot (1824) menghitung kerja max yang
dapat diperoleh dari suatu mesin yang bekerja secar
reversibel mesin carnot, sejum;lah gas ideal menjalani
suatu proses lingkar yg terdiri dari 4langkah perubahan
Reversibel.
4langkah perubahan reversibel:
1. Ekspansi Isotermal A-B
2. Ekspansi Adiabatis  B-C
3. Kompresi Isotermal  C-D
4. Kompresi Adiabatis  D-A
Proses Lingkar Carnot
No.

Proses

Suhu

Perubahan

Kalor

Kerja

Volume
1

Ekspansi Isoterm

T1

V1V2

Q1

W1

T1T2

V2V3

Q2 = 0

W2

T2

V3V4

Q3

W3

T2T1

V4V1

Q4 = 0

W4

Reversibel dr AB
2

Ekspansi Adiabatis
Reversibel dr BC

3

Kompresi Isoterm
Reversibel dr CD

4

Kompresi Adiabatis
Reversibel dr DA
• Pada Proses (1)  ΔU12 = 0; W1 = -Q1 =

W1= -n R T1 ln
• Pada Proses (2)  Q2 = 0; W2 = ΔU23=

W2 = n Cv (T2-T1)
Pada Proses (3) ΔU34 = 0 ; W3 = -Q3 =
W3 = -n R T2 ln
Pada Proses (4)  Q4 = 0; W4 = ΔU41 =
W4 = n Cv (T2-T1)
• Kerja Total W = W1+W2+W3+W4

W= -n R T1 ln

-n R T2 ln
W= -n R T1 ln

+ n Cv (T2-T1)

- n Cv (T1-T2)
-n R T2 ln

Untuk Proses Adiabatis Reversibel berlaku:
• dU = dQ + dW = dW= -P dV
• n Cv dT = •

dT =

dV
Pada Proses 2
•
•
•

Maka

atau

Pada Proses 4
Disubtitusikan
W = - n R T1 ln

+ n R T2 ln

= - n R (T1-T2) ln
Karena, n R ln
W = - Q1
Kemampuan mesin kalor untuk mengubah kalor jadi
kerja dinyatakan dengan effisiensi (E) < 1
E=

<1
Perubahan yang terjadi dialam disertai dengan
perubahan energi, pada perubahan energi ada 2 aspek
penting yaitu:
a)Arah Pemindahan Energi
b)Perubahan Energi dari bentuk satu ke bentuk
yang lain
Hk. I Termodinamika menetapkan hubungan antara
kalor yang diserap dengan kerja yang dilakukan oleh
sistem. Hukum ini tidak menunjukan sumber-sumber
arah dan energi




Hk. I Termodinamika tidak mempersoalkan arah
perubahan hanya menetapkan kekebalan energi
sebelum dan sesudah perubahan energi, tetapi tidak
menentukan mudah/ tidaknya/ seberapa jauh perubahan
yang terjadi
Hk. II Termodinamika dirumuskan untuk menyatakan
pembatasan-pembatasan yang berhubungan dengan
pengubahan kalor menjadi kerja dan juga untuk
menunjukan alur dalam proses perubahan alam. Bentuk
paling umum adalah Entropi (S)
Entropi (S)
•
•
•
•

Suatu besaran yang menentukan arah proses
Suatu ukuran penurunan kualitas energi
Suatu kriteria proses (Reversibel/ tak reversibel)
Setiap proses pasti mengalami penurunan kualitas
energi/ kenaikan entropi/ secara simbolik ΔS (+)
• Suatu fungsi keadaan tidak dapat diukur secara
langsung, hanya perubahannya (ΔS) yang dapat
• Harga absolut tergantung keadaan datar  Entropi
kristal sempurna setiap benda pada 0ºK adalah nol
DASAR:
Setiap proses mengakibatkan:
 Terjadinya kesetimbangan
Penghilangan perbedaan kondisi antara 2 sistem yang
interaksi
Penurunan kualitas Energi
Naiknya Entropi ΔS (+)
Entopi sebagai fungsi keadaan, perubahan entropi ΔS
tidak tergantung pada keadaan awal dan akhir proses
ΔS irreversibel = ΔS reversibel =
ΔS irreversibel ≠
Data Entropi Molar kJ/ (Kmol . ºK)
C grafit

5,697

CH4

186,28

CO

198,00

C2H6

229,60

CO2

213,74

C3H8

270,04

O2

205,13

N2

191,581

H2

130,649

NH3(g)

192,6
Dalam perhitungan proses tidak reversibel, selalu
dapat dicari jalan (proses lain) yang melibatkan
perpindahan panas reversibel dengan keadaan awal
dan akhir sama dengan proses semula.
Jika proses hanya melibatkan perpindahan panas
maka pindah dengan temperatur sistem tanpa
memperhatikan pola kelangsungannya apa reversibel/
irreversibel. Berbagai fungsi keadaan maka ΔS total,
untuk sebuah siklus adalah 0 (nol).
Secara matematis dapat dinyatakan
sebagai berikut:
ΔS1-2-3-4-1 = ΔS1-2 + ΔS2-3 + ΔS3-4 + ΔS4-1
Siklus 1-2-3-4-1
Perhitungan Perubahan Entropi
Dasar perhitungan perubahan Entropi:

Proses Isotermal  ΔS = S2 – S1 = Q rev/T
Proses Non-Isotermal  ΔS =
Perubahan Entropi Proses Perpindahan Panas
Proses perpan yang terjadi antara 2 benda/ sistem dapat
digambarkan sbb:
PROSES REVERSIBEL
Ta ≈ Tb (hampir sama)
karena akan terjadi Perindahan panas ke dingin
ΔSA = -QAB/TA
ΔSA = -ΔSB
ΔSB = -QAB/TB
ΔS total = ΔSA + ΔSB = 0
PROSES TAK REVERSIBEL
Ta > Tb non isotermal
ΔS =
ΔS =

ΔS total = (ΔS + ΔS) > 0

| ΔSa| < | ΔSb|
Perubahan Entropi Gas Ideal
ΔS irreversibel = ΔS reversibel =
PV = n R T
Proses isothermal

 ΔU = 0
Q = -W  Q

=

ΔS =
ΔS = n R ln V2/V1 = n R ln P1/P2


Proses Isobar
 Q = dH = n
ΔS = n

 Cp =

konstan

ΔS = n Cp ln T2/T1
Cp =
ΔS = n

 contoh Cp = A +BT+CT2
=n

ΔS = n [A ln T2/T1 + B (T2-T1) + 1/2C (T22T12)]
 Proses Isometrik

ΔS = n
= n Cv ln T2/T1  Cv =
= n [A ln T2/T1 + B (T2-T1) + 1/2C (T22T12)]


Proses Adiabatis
Q = 0  ΔS = 0

 Non Isotermal-Non Adiabatis

ΔS = Fungsi keadaan
ΔS =
+ n R ln
 T1=T2
Perubahan Entropi Proses
Pencampuran Biner
Pencampuran biner antara 2 komponen dapat dilihat
sebagai ekspansi dari masing-masing zat.
Pencampuran = Ekspansi
PA Pa Awal Pa= Pb= P
PB  Pb Akhir  Pa= Ya P ; Pb= Yb P
ΔSa = n A R ln Y
= -n A R ln
= -n A R ln Ya
ΔSb = n B R ln Y
Yb

= -n A R ln

= -n A R ln

ΔS sistem = -n R (Ya ln Ya + Yb ln Yb)
 Y < 1 ; ln Y <0, sehingga dapat ΔS sistem selalu
lebih besar dari positif (>0), proses brlangsung tak
reversibel dan dapat disimpulkan bahwa proses
pencampuran merupakan proses alamiah.
Perumusan Termodinamika
1. Menurut Kelvin
Kalor tidak dapat diubah setelahnya menjadi kerja
yang setara tanpa menyebabkan perubahan tetap pada
salah satu bagian sistem atau lingkungan.
2. Menurut Clausius
Suatu mesin tidak mungkin bekerja sendiri
mengangkut kalor dari suatu tempat pada T tertentu ke
tempat lain pada T> tanpa bantuan dari luar.
Jadi, Kelvin menyatakan kalor tidak dapat diubah
menjadi kerja dg efisiensi 100%, sedang Clausius
menyatakan bahwa secara spontan kalor selalu
mengalir dari
T↑ ke T↓
Dalam bentuknya yang umum Hk. II Termodinamika
dirumuskan melalui fungsi entropi dan dikatakan bahwa
efisiensi proses reversibel.
E irreversibel < E reversibel
Kalor yang diserap T1  Q1
Kalor yang dilepaskan T2  Q2
Maka:
<
<
<0
<0 

<0
Siklus Proses Lingkar

<0
karena
<0
Maka:

< (SA-SB)

< ΔS
Kesimpulan:
• Setiap proses yg berjalan tidak reversibel dalam sistem
•
•
•
•

•

tersebut selalu disertai dg peningkatan entropi sistem
Semua perubahan dalam alam semesta selalu berjalan
ke arah peningkatan entropi
Energi alam semesta adalah tetap Entropi alam semesta
cenderung mencapai maksimum
Perubahan entropi sebagai kriteria keseimbangan
Setiap proses yang berlangsung secara spontan dalam
sistem tersekat selalu disertai dengan peningkatan
entropi
Entropi mencapai maksimum, maka entropi tidak akan
dapat berubah lagi dan ΔS=0 tercapai apabila proses
berjalan reversibel / sistem mencapai keseimbangan
• Terhadap perubahan dalam sistem tersekat ΔS ≥ 0
• >  proses spontan juga untuk reversibel dan sistem

dalam keseimbangan
ΔStotal = ΔSs + ΔSe ≥ 0
ΔSs = perubahan entropi sistem
ΔSe = perubahan entropi lingkungan
• Entropi zat murni sebagai fungsi dari proses
• Entropi  satu fungsi keadaan harganya tergantung
T,V, P
1. Entropi sebagai Fungsi dari V dan T
S = S (T,V)
dU = dQrev + dWrev (Hk I)
= T dS – P dV

v dT +

= T dS – P dV


 
Differensial terhadap T dan V

terhadap V
Pada T tetap diperoleh:

Jadi,
Sehingga
2. Entropi sebagai Fungsi dari P dan T
S = S (T,P) 
;
H = U + PV
dH= dU + P dV + V dP
dH = T dS – P dV + P dV +V dP
T dS =dH – V dP
SOAL:
1. Hitung perubahan entropi kalau ada 2 mol gas ideal dg

Cv = 7,88 kal/mol ºK pada V1=100lt dg 50ºC dipanas
kan hingga 150 lt dan 150ºC?(Andaikan Cv tidak
tergantung pada temperatur)

Untuk gas ideal 1mol PV = nRT 
Jadi :
ΔS= 7,88 ln 423/323 +1,99 ln 150/100= 2,94 Kal/mol ºK
ΔS untuk 2mol = 2 x 2,94 = 5,88 Kal/mol ºK
2. Diketahui Cp= 7,00 + 0,036 T Kal/ molºK, berapakah
ΔS bila 2 mol gas pada 5atm ;300ºK dipanaskan
10atm dan 400ºK?

Untuk gas ideal 1mol PV = nRT 
= 7,00 ln T2/T1 + 0,036 (T2-T1) – 1,379
= 7,00 ln 400/300+(0,036 x 400)-(0,036 x 300) -1,379
= 2,014 + 14,4-10,8-1,379
= 4,235 Kal/mol ºK
Untuk 2 mol gas = 2 x 4,235 Kal/mol ºK
= 8,47 Kal/mol ºK
Perubahan ΔS pada proses perubahan fase
(penguapan, peleburan, perubahan bentuk kristal)
perubahan energi
• Perhitungan reversibel dan irreversibel
• Perubahan Entropi :
Contoh Soal:
1. Penguapan air pada 100ºC dan 1 atm

H2O(L)  H2O(g) ΔH = 97,7 Kal/mol

2. Tak Reversibel

Air pada 25°C dan 1 atm  uap air 100°C;1 atm
H2O(L;25°C; 1atm)
ΔS..?
H2O(g; 100°C; 0,1atm)
 Pemanasan air dari 25°C-100°C dan 1atm
 Penguapan air secara reversibel 100°C; 1atm
 Ekspansi uap air dari 100°C 1atm  0,1 atm T:100°C




Cp rata-rata 25°C dan 100°C = 18 Kal/ mol°K
ΔS1 = 18 ln 373/298 = 4,04 Kal/ mol°K
ΔS3..?  dS= -R/P dP

ΔS=ΔS1+ΔS2+ΔS3=4,04+26,04+4,58= 34,66 Kal/mol°K

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetrisgalih
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Chaed Al Habibah
 
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-idealMakalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-idealTorang Aritonang
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmalinda listia
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1wahyuddin S.T
 
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi BebasTetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebasninisbanuwati96
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorAli Hasimi Pane
 
Ppt kalor sensibel &amp; laten
Ppt kalor sensibel &amp; latenPpt kalor sensibel &amp; laten
Ppt kalor sensibel &amp; latenSepriSakatsila
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Utami Irawati
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRsartikot
 
Efek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaEfek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaFadhly M S
 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik Ida Farida Ch
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamikaHabibur Rohman
 
Fenomena perpindahan
Fenomena perpindahanFenomena perpindahan
Fenomena perpindahanEzron Wenggo
 
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifTermodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifjayamartha
 

La actualidad más candente (20)

Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetris
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
 
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-idealMakalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
 
Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigma
 
Kumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi TermodinamikaKumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi Termodinamika
 
Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi BebasTetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
 
Ppt kalor sensibel &amp; laten
Ppt kalor sensibel &amp; latenPpt kalor sensibel &amp; laten
Ppt kalor sensibel &amp; laten
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFR
 
Efek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaEfek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- Thermodinamika
 
Entropi
EntropiEntropi
Entropi
 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika
 
Fenomena perpindahan
Fenomena perpindahanFenomena perpindahan
Fenomena perpindahan
 
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifTermodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
 

Similar a UNTUK FASE CAMPURAN

Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)Annie Fitriia
 
ITP UNS SEMESTER 2 Gases & vapors
ITP UNS SEMESTER 2 Gases & vaporsITP UNS SEMESTER 2 Gases & vapors
ITP UNS SEMESTER 2 Gases & vaporsFransiska Puteri
 
Termodinamika2
Termodinamika2Termodinamika2
Termodinamika2rossanty
 
Kimia dasar fisika 2 energitika
Kimia dasar fisika 2 energitikaKimia dasar fisika 2 energitika
Kimia dasar fisika 2 energitikaDyah Larasati
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
TermodinamikaStudent
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalorauliarika
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalorauliarika
 
Termodinamika rtf(1)
Termodinamika rtf(1)Termodinamika rtf(1)
Termodinamika rtf(1)auliarika
 
termodinamika-150312223636-conversion-gate01.pdf
termodinamika-150312223636-conversion-gate01.pdftermodinamika-150312223636-conversion-gate01.pdf
termodinamika-150312223636-conversion-gate01.pdfssuserc3ae65
 
77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-suliesSaif Azhar
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt18046Ajinia
 

Similar a UNTUK FASE CAMPURAN (20)

Ii.gas ideal
Ii.gas idealIi.gas ideal
Ii.gas ideal
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)
 
2284419
22844192284419
2284419
 
ITP UNS SEMESTER 2 Gases & vapors
ITP UNS SEMESTER 2 Gases & vaporsITP UNS SEMESTER 2 Gases & vapors
ITP UNS SEMESTER 2 Gases & vapors
 
Termodinamika2
Termodinamika2Termodinamika2
Termodinamika2
 
Termodinamika2
Termodinamika2Termodinamika2
Termodinamika2
 
Kimia dasar fisika 2 energitika
Kimia dasar fisika 2 energitikaKimia dasar fisika 2 energitika
Kimia dasar fisika 2 energitika
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Suhu dan Kalor
Suhu dan KalorSuhu dan Kalor
Suhu dan Kalor
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
 
Termodinamika rtf(1)
Termodinamika rtf(1)Termodinamika rtf(1)
Termodinamika rtf(1)
 
Termodinamika
Termodinamika Termodinamika
Termodinamika
 
termodinamika-150312223636-conversion-gate01.pdf
termodinamika-150312223636-conversion-gate01.pdftermodinamika-150312223636-conversion-gate01.pdf
termodinamika-150312223636-conversion-gate01.pdf
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
ppt termodinamika.pdf
ppt termodinamika.pdfppt termodinamika.pdf
ppt termodinamika.pdf
 
77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
 

Último

Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxKaista Glow
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 

Último (20)

Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 

UNTUK FASE CAMPURAN

  • 1. Daerah 2, 4, 8Daerah fase campuran nampak didiagram PV, sehingga perbandingan (jumlah) masing-masing fase dapat diketahui - Pada Garis putus-putus menunjukan suhu T sama (Isoterm) -Titik1= fase 100% cairan tapi siap berubah jadi uap bila diberi kalor -Titik2= fase100% uap siap mencair bila didinginkan - Titik3=Zat pada campuran fase
  • 2. Fase cair = Panjang garis 2-3 Fase uap Panjang garis 1Garis 1-2 Mendatar menunjukan proses penguapan (cair-uap) dan sebaliknya proses pencairan (uap-air). Terjadi pada Ttetap dan Ptetap , namun volume berubah dg sangat cepat. Vuap >>>Vcair. Garis 0-1 Fase cair pada Ttetap arahnya vertical, artinya P pada Ttetap fase cair tidak terlalu berpengaruh pada volume fase cair. Cairan  Zat incompresible, volume hampir tetap pada perubahan PT Bandingkan dg garis 2-T2 difase uap sangat landai. Volume sangat besar bila PT diubah pada fase gas/uap. Volume fase uap/gas sangat mudah berubah terhadap perubahanPT
  • 3. Garis 1-2 Relative Horisontal  Artinya : Penguapan/pencairan terjadi pada PT tetap. Garis yang sama difase cair, terlihat hampir tegak dan berdekatan. Artinya : Pada fase cair, bila P diubah, T diubah tidak terlalu berpengaruh terhadap V fase cair Uap titik 1  cairan jenuh Uap titik 2  uap jenuh Uap titik 3  uap superheated Cairan jenuh selalu terletak di PVT tertentu : P 1V1T1 Demikian pula untuk uap jenuh
  • 4. PVT Hubungan antara PVT suatu zat yg dinyatakan dengan persamaan yang disebut Equation Of State (EOS) • Bila gas yg ditinjau adalah Gas nyata maka EOS-nya bisa bermacam-macam • EOS yg sederhana bia menganggap gas mengikuti Hukum Gas Ideal • EOS Gas Ideal   Hasil penelitian didapat pernyataan bahwa sifat-sifat zat akan sama bila P~0 Gas ideal adalah keadaan/sifat gas yg didekati atau dimiliki oleh gas yg Pnya P~0
  • 5. Pada P>>>terlihat nilai PV gas berbeda-beda
  • 6. EOS Gas Ideal Dikembangkan model gas ideal dan EOS untuk gas ideal yg bentuknya sangat sederhana dan mudah dalam perhitungan untuk keperluan praktek/keteknikan.  Hasil perhitungan didapatkan dengan EOS Ideal  EOS gas ideal dapat dikembangkan untuk menyusun/ menjadi dasr untuk EOS gas riel/nyata  Model gas ideal didekati oleh gas yg mempunyai P~0 sehingga: 1. jarak antara molekul gas menjadi tak terhingga dibanding ukuran molekul 2. Volume molekul diabaikan (sangat kecil dibanding volume total) 3. Gaya antar molekul=0(jarak antar mol jauh) 
  • 7. Bentuk EOS Gas Ideal P. V = R. T  V= spesifik volume= Volume/mol  V= Volume total P. V = n. R. T Proses perubahan gas seperti proses mekanik reversibel non flow dikaitkan dengan model/ EOS Gas Ideal. Proses V tetap (Isokhorik) dU = dQ = Cv dT ΔU = ΔQ =
  • 8. Proses P tetap (Isobarik) dH = dQ = Cp dT ΔH = ΔQ = Karena ΔH = U + PV = U + RT  gas ideal dH = dU + R dT Cp. dT = Cv dT + R dT Cv = Cp + R = γ  Rasio Kapasitas panas Proses T tetap (Isotermal) ΔT=0  ΔU = 0 ΔU = Q+W Q = ‫־‬W
  • 9. Perhitungan Kerja Yang dibahas adalah perhitungan kerja yang terjadi pada sistem tertutup dan sistem terbuka  Sistem Tertutup Kerja dalam sistem tertutup dapat dinyatakan sebagai kerja yg diakibatkan oleh beda tekanan/perubahan volume. Sebagai contoh dalam sebuah silinder: F = - PA dS = d(V/A)  P = Tekanan aksi A = Luas penampang
  • 10. KERJA • Cara Integrasi I • Cara Integrasi II dengan Kurva  Sistem Tertutup
  • 11. KAPASITAS PANAS Kapasitas panas (C) didefinisikan sebagai: “ Panas (Q) yang diperlukan/ dilepaskan oleh suatu zat sebanyak 1 satuan massa,agar suhu satuan tersebut naik/ turun 1 satuan Temperatur” Definisi:
  • 12. Hubungan Cp dengan Cv:    Untuk Gas Ideal  Cp = Cv + R Untuk Gas Ideal beratom 1  Cv = 3/2R Cp = 5/2R Untuk Gas Ideal beratom 2  Cv = 5/2R Cp = 7/2R
  • 13. Harga-harga Kapasitas Panas Harga-harga Kapasitas dapat dicari dari literatur dan biasanya dinyatakan didalam Cp. Harga Cp merupakan fungsi dari temperatur. Cp = F(T) = A + BT + CT2 + D T3 + … Selain itu juga merupakan fungsi dari tekanan untuk gas dengan P jauh diatas I bar akan tetapi untuk gas dengan P ≤ 1 bar, Cp bukan merupakan fungsi tekanan.
  • 14. Panas Proses Pada Keadaan Standart (STP) Beberapa panas standart yaitu: 1. Panas Reaksi Standart/ The Standart Heat of Reaction 2. Panas Pembentukan Standart/ The Standart Heat of Formation 3. Panas Pembakaran Standart/ The Standart Heat of Combustion Adapun yang dimaksud dengan keadaan standart adalah keadaan atmosfir/ pada T=25ºC dan P=1 atm. Keadaan ini disebut STP (Standart of Temperature and Pressure)
  • 15. Keadaan standart untuk berbagai fasa adalah: Gas  Gas Ideal ; 1atm, 298ºK Cairan  Cairan Murni ; 1atm, 298ºK Padatan  Padatan Murni ; 1atm, 298ºK Larutan dalam air  T ideal 1 molal, 1atm, 298ºK
  • 16. Panas Reaksi Standart (ΔHºR 298) Panas Reaksi Standar adalah panas yang diperlukan/ dilepaskan untuk melangsungkan suatu reaksi. Reaksi yang menyerap/memerlukan energi disebut Reaksi Endotermis, dengan ΔHºR 298 (+). Sedang reaksi yang melepaskan energi disebut Reaksi Eksotermis, dengan ΔHºR 298 (-). Harga ΔHºR 298 akan berubah manakala koefisien stoikiometri suatu reaksi berubah: ½ N2 + 3/2 H2  NH3 Atau N2 + 3H2  2NH3 ΔHºR= - 11.040 Kal ΔHºR= - 22.080 Kal
  • 17. Panas Pembentukan Standart (ΔHºf 298) Panas pembentukan standart didefinisikan sebagai panas (Q) yg diperlukan untuk membentuk satu molekul senyawa dari unsur-unsur pada keadaan standart (STP). Panas pembentukan standart suatu unsur didefinisikan bernilai nol. ½ N2 + 3/2 H2  NH3 ΔHf 298 = - 11.040 kal Atau N2 + 3H2  2 NH3 ΔHf 298 = - 22.080 kal Maka yang dinyatakan sebagi panas pembentukan standart adalah 11.040 kal/mol, atau ½ N2 + 3/2 H2  NH3 ΔHf 298 = - 11.040 kal Perhatikan pernyataan ΔHf 298 menggantikan ΔHR298
  • 18. Panas Pembakaran Standart (ΔHºC 298) Panas pembakaran Standart didefinisikan sebagai panas (Q) yang diperlukan untuk membakar satu mol suatu zat pada keadaan standart (STP). Secara umum reaksi pembakaran dapat dinyatakan sebagai reaksi suatu zat (khususnya senyawa organik) dengan oksigen O2. Contoh: 4HCl + O2  2 H2O + 2 Cl2 Panas pembakaran standart apat ditulis sebagai berikut: ΔHºc 298 = 2ΔHf H2O - 4ΔHf HCl
  • 19. Soal-Soal 1. 2. Pada keadaan standart asam klorida dibakar dengan oksigen dan mnghasilkan gas klor dan air. Hitunglah panas pembakaran standart asam klorida? Diketahui sebuah reaksi pembakaran Al menghasilkan Al2O3 . Jika reaksi tersebut berjalan pada suhu 298ºK maka tentukan panas pembakaran standart Al dan panas pembentukan standart Al2O3 ? 3. Pada suhu 25ºC senyawa butane akan dibuat dengan mereaksikan karbon dan hidrogen. Reaksi pembuatan n-butane tersebut adalah sebagai berikut: 4C + 5H2  C4H10 Berapakah panas reaksi standartnya?
  • 20. Penyelesaian Soal 1.) Panas Reaksi Pembentukan pada STP 298,15ºK dari Tabel C.4 Smith-Van Ness diketahui: HCl ΔHº298= -92.307 J H2O(g)ΔHº298= -241.818 J Sehingga Panas Pembakaran Standart Asam Klorida: 4HCl  2H2 + 2Cl2 ΔHº298= (4) (92.307) J 2H2 + O2  2H2O ΔHº298= (2) (-241.818) J 4HCl + O2  2H2O + 2Cl2 ΔHº298= -114.408 J
  • 21. 2.) Diketahui Panas Reaksi Standart pembuatan Al2O3 : 4Al + 3O2  2 Al2O3 ΔHº298= -1.200 kJ maka ΔHºPembakaran Al  -1.200 J = -300kJ 4 ΔHºPembentukan Al2O3  -1.200 J = -600kJ 2 3.) Panas Reaksi Pembentukan pada STP 298,15ºK dari Tabel C.4 Smith-Van Ness diketahui: CO2 ΔHº298= -393.509 J H2O(l) ΔHº298= -285.830 J C4H10 ΔHº298= 2.877.396 J
  • 22. Maka Panas Reaksi Standartnya adalah: 4C + 4O2  4CO2 ΔHº298= (4) (-393.509) J 5H2 + 2 ½O2  5H2O 4CO2+5H2OC4H10 +6 ½O2 4C + 5H2  C4H10 ΔHº298= (5) (-285.830) J ΔHº298= 2.877.396 J + ΔHº298= -125.790 J
  • 23. Hukum II Termodinamika • • • Dasar  Hk. I Termodinamika menyatakan bahwa energi dapat berubahn bentuk dan berisah, maka Hk.II Termodinamika membatasi perpindahan dan perubahan energi Hk.I Termodinamika tentang transfer berbagai bentuk energi η perubahan. T dalam praktek  100% T tetap  misal Q ↔ W ΔU = 0  ΔU = W+Q 0 = W+Q Q = -W
  • 24.   Reaktannya tidak seperti itu, karena η perubahannya (Convertion Effisiency) = 40% Realita yang terjadi perpindahan kalor Q dari suatu benda ke benda lain terjadi dari benda suhu tinggi ke benda dengan suhu rendah tidak dapat sebaliknya
  • 25. Kenyataan ini didukung oleh pernyataan umum : 1.Tidak ada alat yang beroperasi untuk mengubah seluruh panas Q suatu sistem menjadi kerja yang dilaksnakan oleh sistem 2.Tidak ada proses yang mungkin terjadi, proses perpindahan kalor dari suhu rendah ke suhu tinggi. Penjelasan Panas Q/ Kalor dapat diubah menjadi energi W namun pasti harus melibatkan dan mempengaruhi bahkan menyebabkan perubahan pada sistem dan lingkungan. Menurut Hk.I Termodinamika bila T tetap maka ΔU = 0 pada sistem tertutup Q = W
  • 26. Dimana lingkungan berubah dalam realita sistem dan lingkungan akan dan harus berubah sehingga tidak dapat sepenuhnya kalor Q diubah menjadi W. Sehingga dirumuskan: Q = W + Perubahan pada sistem dan lingkungan • Perubahan pada sistem : Gesekan alat; ΔU/ΔH • Perubahan pada lingkungan:Transfer panas ke lingkungan
  • 27. Q tidak dapat menjadi W 100%, tetapi W dapat menjadi Q 100%. • Proses tidak dapat reversibel • Proses siklis akan menjadi Q dan W lama-lama nilainya makin kecil • Agar nilainya Q dan W selalu tetap butuh tambahan Q dan W dari luar
  • 28. Proses di Piston Gas dalam silinder harus diberi kerja piston dari lingkungan sehingga piston kembali ke posisi awal yaitu “Dengan kompresi pada saat yang sama, panas gas yang timbul harus dibuang ke lingkungan agar T tetap dan ΔU= 0”. Jadi proses reversibel piston tetap butuh kerja luar/ lingkungan terhadap sistem.
  • 29. Dalam Hk. Termodinamika II dinyatakan tidak mungkin dengan proses siklis panas yang diserap oleh sistem sepenuhnya/ seluruhnya diubah menjadi kerja sistem. SIKLUS yaitu sistem yang periodik/ secara berkala terus menerus kembali ke keadaan semula, jadi hanya sebagian dari kalor yang dapat berubah menjadi bentuk kerja. jadi panas merupakan energi yang tingkat kegunaannya lebih kecil dibanding lainnya seperti keerja (W), energi mekanik/ listrik
  • 30. Mesin Panas Merupakan mesin yang menghasilkan kerja dalam proses siklus, misalnya:Steam Blower Plan (fluida akan bekerja scr periodik seperti keadaan semula) Tahapan Siklus: 1)Air pada T biasa dipompa ke boiler dengan P tinggi. 2)Panas dari bahan bakar ditransfer ke boiler 3)Steam yang dihasilkan dengan P↑ dan T↑ dialirkan untuk menggerakan turbin. Energi steam itu diubah drkerja piston ke lingkungan, jadi steam mengalami Ekspansi dengan T↓ dan P↓ 4)Steam keluar Turbin masuk kondensor dan Cooling Tower untuk dikondensasi pada T&P↓ lalu kembali ke laju posisi 1
  • 31. Pada siklus diatas terlihat adanya: a)Penyerapan panas pada suhu tinggi b)Ada pembuangan panas pada suhu rendah dikondensor pada saat di Cooling Tower. c)Produk kerja W Bagian tempat terjadinya Transfer panas di sebut Bleat Reservoir terjadi pada T tetap Bagian yang lain adalah: •Hot Reservoir Panas yang diserap |QH| pada T↑;TH •Cold Reservoir  Panas dibuang |Qc| pada T↓;Tc Diberi tanda mutlak | | agar dapat bernilai positiv(+)
  • 32.       Keterangan: Hot Reservoir Boiler Cold Reservoir  Condensor QH  besarnya input kalor pada boiler Qc  besar kalor yang dibuang W  kerja yang dilakukan mesin panas Engine Mesin Panas
  • 33. Karena harag mutlak, maka kerja yang dihasilkan: |W| = |QH| - |Qc| ηth = output kerja Input kalor = |W| = |QH| - |Qc|  η = 1 - |Qc| |QH| |QH| |QH| Saat Qc= 0  η= 100% Kenyataan selalu ada sisa panas yang dibuang ke lingkungan, sehingga Qc= ada nilai effisiensi tergantung dari derajat Reversibilitas. Makin tinggi η berarti reversibilitasnya makin besar
  • 34. Mesin Carnot Mesin Carnot/ Mesin Panas Ideal adalah mesin yang beroperasi dengan siklus karnot yang bekerja dengan tingkat Reversibilitas 100% (sempurna). Siklus Carnot ada 4 tahap: 1.Sistem yang mula-mula berada di cold reservoir dan mengalami keseimbangan termal pada suhu Tc mengalami proses Adiabatik Reversibel sehinggaT↑ menjadi TH yaitu T hot reservoir 2.Sistem kontak dengan Hot Reservoir TH mengalami proses Isotermal Reversibel menerima panas kalor QH sehingga diserap dari Hot reservoir
  • 35. 3. Sistem mengalami proses Adiabatis Reversibel, dimana suhu kembali ke keadaan semula dari TH menjadi Tc 4. Sistem kontak dengan Cold Reservoir pada suhu Tc mengalami proses Isotermal Reversibel yang membuang kalor Qc ke Cold Reservoir, dengan demikian proses akan kembali ke proses 1 dst. Mesin Panas beroperasi diantara Reservoir panas a) Panas yang diserap pada Th tetap di Hot Reservoir Qh b) Panas yang dibuang pada Tc tetap di Cold Reservoir  Qc Dan diantara ke-2 reservoir panas terdapat 2 proses operasi mesin yang reversibel
  • 36. Keterangan: 1) AB = Kompresi Adiabatis, suhu naik Tc Th 2) B C = Ekspansi Isotermal, Penyerapan panas Qh 3) C D = Ekspansi Adiabatis, T↓ dari Th Tc 4) D A = Kompresi Isotermal dg pembuangan panas Qc Tahap Isotermal B-C; D-A |QH| = R . Th . Ln Vc/Vb |Qc| = R. Tc . Ln Vd/Va
  • 37. A-B  Proses Adiabatis C-D  Proses Adiabatis 
  • 38. Proses Lingkar Carnot Proses Lingkar Carnot adalah deretan perubahan yg dijalankan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya sistem kembali ke keadaan semula. Mesin kalor yang bekerja secara berkala menurut suatu proses lingkar hanya dapat mengubah ½ kalor yang diserap oleh kerja dan bahwa pengubahan ini hanya mungkin dengan adanya perubahan temperatur. Mr. Sadi Carnot (1824) menghitung kerja max yang dapat diperoleh dari suatu mesin yang bekerja secar reversibel mesin carnot, sejum;lah gas ideal menjalani suatu proses lingkar yg terdiri dari 4langkah perubahan Reversibel.
  • 39. 4langkah perubahan reversibel: 1. Ekspansi Isotermal A-B 2. Ekspansi Adiabatis  B-C 3. Kompresi Isotermal  C-D 4. Kompresi Adiabatis  D-A
  • 40. Proses Lingkar Carnot No. Proses Suhu Perubahan Kalor Kerja Volume 1 Ekspansi Isoterm T1 V1V2 Q1 W1 T1T2 V2V3 Q2 = 0 W2 T2 V3V4 Q3 W3 T2T1 V4V1 Q4 = 0 W4 Reversibel dr AB 2 Ekspansi Adiabatis Reversibel dr BC 3 Kompresi Isoterm Reversibel dr CD 4 Kompresi Adiabatis Reversibel dr DA
  • 41. • Pada Proses (1)  ΔU12 = 0; W1 = -Q1 = W1= -n R T1 ln • Pada Proses (2)  Q2 = 0; W2 = ΔU23= W2 = n Cv (T2-T1) Pada Proses (3) ΔU34 = 0 ; W3 = -Q3 = W3 = -n R T2 ln Pada Proses (4)  Q4 = 0; W4 = ΔU41 = W4 = n Cv (T2-T1)
  • 42. • Kerja Total W = W1+W2+W3+W4 W= -n R T1 ln -n R T2 ln W= -n R T1 ln + n Cv (T2-T1) - n Cv (T1-T2) -n R T2 ln Untuk Proses Adiabatis Reversibel berlaku: • dU = dQ + dW = dW= -P dV • n Cv dT = • dT = dV
  • 44. Disubtitusikan W = - n R T1 ln + n R T2 ln = - n R (T1-T2) ln Karena, n R ln W = - Q1 Kemampuan mesin kalor untuk mengubah kalor jadi kerja dinyatakan dengan effisiensi (E) < 1 E= <1
  • 45. Perubahan yang terjadi dialam disertai dengan perubahan energi, pada perubahan energi ada 2 aspek penting yaitu: a)Arah Pemindahan Energi b)Perubahan Energi dari bentuk satu ke bentuk yang lain Hk. I Termodinamika menetapkan hubungan antara kalor yang diserap dengan kerja yang dilakukan oleh sistem. Hukum ini tidak menunjukan sumber-sumber arah dan energi
  • 46.   Hk. I Termodinamika tidak mempersoalkan arah perubahan hanya menetapkan kekebalan energi sebelum dan sesudah perubahan energi, tetapi tidak menentukan mudah/ tidaknya/ seberapa jauh perubahan yang terjadi Hk. II Termodinamika dirumuskan untuk menyatakan pembatasan-pembatasan yang berhubungan dengan pengubahan kalor menjadi kerja dan juga untuk menunjukan alur dalam proses perubahan alam. Bentuk paling umum adalah Entropi (S)
  • 47. Entropi (S) • • • • Suatu besaran yang menentukan arah proses Suatu ukuran penurunan kualitas energi Suatu kriteria proses (Reversibel/ tak reversibel) Setiap proses pasti mengalami penurunan kualitas energi/ kenaikan entropi/ secara simbolik ΔS (+) • Suatu fungsi keadaan tidak dapat diukur secara langsung, hanya perubahannya (ΔS) yang dapat • Harga absolut tergantung keadaan datar  Entropi kristal sempurna setiap benda pada 0ºK adalah nol
  • 48. DASAR: Setiap proses mengakibatkan:  Terjadinya kesetimbangan Penghilangan perbedaan kondisi antara 2 sistem yang interaksi Penurunan kualitas Energi Naiknya Entropi ΔS (+) Entopi sebagai fungsi keadaan, perubahan entropi ΔS tidak tergantung pada keadaan awal dan akhir proses ΔS irreversibel = ΔS reversibel = ΔS irreversibel ≠
  • 49. Data Entropi Molar kJ/ (Kmol . ºK) C grafit 5,697 CH4 186,28 CO 198,00 C2H6 229,60 CO2 213,74 C3H8 270,04 O2 205,13 N2 191,581 H2 130,649 NH3(g) 192,6
  • 50. Dalam perhitungan proses tidak reversibel, selalu dapat dicari jalan (proses lain) yang melibatkan perpindahan panas reversibel dengan keadaan awal dan akhir sama dengan proses semula. Jika proses hanya melibatkan perpindahan panas maka pindah dengan temperatur sistem tanpa memperhatikan pola kelangsungannya apa reversibel/ irreversibel. Berbagai fungsi keadaan maka ΔS total, untuk sebuah siklus adalah 0 (nol).
  • 51. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: ΔS1-2-3-4-1 = ΔS1-2 + ΔS2-3 + ΔS3-4 + ΔS4-1 Siklus 1-2-3-4-1
  • 52. Perhitungan Perubahan Entropi Dasar perhitungan perubahan Entropi: Proses Isotermal  ΔS = S2 – S1 = Q rev/T Proses Non-Isotermal  ΔS = Perubahan Entropi Proses Perpindahan Panas Proses perpan yang terjadi antara 2 benda/ sistem dapat digambarkan sbb:
  • 53. PROSES REVERSIBEL Ta ≈ Tb (hampir sama) karena akan terjadi Perindahan panas ke dingin ΔSA = -QAB/TA ΔSA = -ΔSB ΔSB = -QAB/TB ΔS total = ΔSA + ΔSB = 0 PROSES TAK REVERSIBEL Ta > Tb non isotermal ΔS = ΔS = ΔS total = (ΔS + ΔS) > 0 | ΔSa| < | ΔSb|
  • 54. Perubahan Entropi Gas Ideal ΔS irreversibel = ΔS reversibel = PV = n R T Proses isothermal  ΔU = 0 Q = -W  Q = ΔS = ΔS = n R ln V2/V1 = n R ln P1/P2
  • 55.  Proses Isobar  Q = dH = n ΔS = n  Cp = konstan ΔS = n Cp ln T2/T1 Cp = ΔS = n  contoh Cp = A +BT+CT2 =n ΔS = n [A ln T2/T1 + B (T2-T1) + 1/2C (T22T12)]
  • 56.  Proses Isometrik ΔS = n = n Cv ln T2/T1  Cv = = n [A ln T2/T1 + B (T2-T1) + 1/2C (T22T12)]  Proses Adiabatis Q = 0  ΔS = 0  Non Isotermal-Non Adiabatis ΔS = Fungsi keadaan ΔS = + n R ln  T1=T2
  • 57. Perubahan Entropi Proses Pencampuran Biner Pencampuran biner antara 2 komponen dapat dilihat sebagai ekspansi dari masing-masing zat.
  • 58. Pencampuran = Ekspansi PA Pa Awal Pa= Pb= P PB  Pb Akhir  Pa= Ya P ; Pb= Yb P ΔSa = n A R ln Y = -n A R ln = -n A R ln Ya ΔSb = n B R ln Y Yb = -n A R ln = -n A R ln ΔS sistem = -n R (Ya ln Ya + Yb ln Yb)  Y < 1 ; ln Y <0, sehingga dapat ΔS sistem selalu lebih besar dari positif (>0), proses brlangsung tak reversibel dan dapat disimpulkan bahwa proses pencampuran merupakan proses alamiah.
  • 59. Perumusan Termodinamika 1. Menurut Kelvin Kalor tidak dapat diubah setelahnya menjadi kerja yang setara tanpa menyebabkan perubahan tetap pada salah satu bagian sistem atau lingkungan. 2. Menurut Clausius Suatu mesin tidak mungkin bekerja sendiri mengangkut kalor dari suatu tempat pada T tertentu ke tempat lain pada T> tanpa bantuan dari luar. Jadi, Kelvin menyatakan kalor tidak dapat diubah menjadi kerja dg efisiensi 100%, sedang Clausius menyatakan bahwa secara spontan kalor selalu mengalir dari T↑ ke T↓
  • 60. Dalam bentuknya yang umum Hk. II Termodinamika dirumuskan melalui fungsi entropi dan dikatakan bahwa efisiensi proses reversibel. E irreversibel < E reversibel Kalor yang diserap T1  Q1 Kalor yang dilepaskan T2  Q2 Maka: < < <0 <0  <0
  • 62. Kesimpulan: • Setiap proses yg berjalan tidak reversibel dalam sistem • • • • • tersebut selalu disertai dg peningkatan entropi sistem Semua perubahan dalam alam semesta selalu berjalan ke arah peningkatan entropi Energi alam semesta adalah tetap Entropi alam semesta cenderung mencapai maksimum Perubahan entropi sebagai kriteria keseimbangan Setiap proses yang berlangsung secara spontan dalam sistem tersekat selalu disertai dengan peningkatan entropi Entropi mencapai maksimum, maka entropi tidak akan dapat berubah lagi dan ΔS=0 tercapai apabila proses berjalan reversibel / sistem mencapai keseimbangan
  • 63. • Terhadap perubahan dalam sistem tersekat ΔS ≥ 0 • >  proses spontan juga untuk reversibel dan sistem dalam keseimbangan ΔStotal = ΔSs + ΔSe ≥ 0 ΔSs = perubahan entropi sistem ΔSe = perubahan entropi lingkungan • Entropi zat murni sebagai fungsi dari proses • Entropi  satu fungsi keadaan harganya tergantung T,V, P 1. Entropi sebagai Fungsi dari V dan T S = S (T,V)
  • 64. dU = dQrev + dWrev (Hk I) = T dS – P dV v dT + = T dS – P dV   
  • 65. Differensial terhadap T dan V terhadap V Pada T tetap diperoleh: Jadi, Sehingga
  • 66. 2. Entropi sebagai Fungsi dari P dan T S = S (T,P)  ; H = U + PV dH= dU + P dV + V dP dH = T dS – P dV + P dV +V dP T dS =dH – V dP
  • 67.
  • 68. SOAL: 1. Hitung perubahan entropi kalau ada 2 mol gas ideal dg Cv = 7,88 kal/mol ºK pada V1=100lt dg 50ºC dipanas kan hingga 150 lt dan 150ºC?(Andaikan Cv tidak tergantung pada temperatur) Untuk gas ideal 1mol PV = nRT  Jadi : ΔS= 7,88 ln 423/323 +1,99 ln 150/100= 2,94 Kal/mol ºK ΔS untuk 2mol = 2 x 2,94 = 5,88 Kal/mol ºK
  • 69. 2. Diketahui Cp= 7,00 + 0,036 T Kal/ molºK, berapakah ΔS bila 2 mol gas pada 5atm ;300ºK dipanaskan 10atm dan 400ºK? Untuk gas ideal 1mol PV = nRT 
  • 70. = 7,00 ln T2/T1 + 0,036 (T2-T1) – 1,379 = 7,00 ln 400/300+(0,036 x 400)-(0,036 x 300) -1,379 = 2,014 + 14,4-10,8-1,379 = 4,235 Kal/mol ºK Untuk 2 mol gas = 2 x 4,235 Kal/mol ºK = 8,47 Kal/mol ºK Perubahan ΔS pada proses perubahan fase (penguapan, peleburan, perubahan bentuk kristal) perubahan energi • Perhitungan reversibel dan irreversibel • Perubahan Entropi :
  • 71. Contoh Soal: 1. Penguapan air pada 100ºC dan 1 atm H2O(L)  H2O(g) ΔH = 97,7 Kal/mol 2. Tak Reversibel Air pada 25°C dan 1 atm  uap air 100°C;1 atm H2O(L;25°C; 1atm) ΔS..? H2O(g; 100°C; 0,1atm)  Pemanasan air dari 25°C-100°C dan 1atm  Penguapan air secara reversibel 100°C; 1atm  Ekspansi uap air dari 100°C 1atm  0,1 atm T:100°C
  • 72.   Cp rata-rata 25°C dan 100°C = 18 Kal/ mol°K ΔS1 = 18 ln 373/298 = 4,04 Kal/ mol°K ΔS3..?  dS= -R/P dP ΔS=ΔS1+ΔS2+ΔS3=4,04+26,04+4,58= 34,66 Kal/mol°K