Makalah ini membahas tentang penerapan taksonomi Bloom dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Taksonomi Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif terdiri dari enam tingkatan mulai dari yang paling rendah yaitu mengingat hingga yang tertinggi yaitu berkreasi. Makalah ini juga menjelaskan pentingnya menerapkan ketiga domain taksonomi
1. MAKALAH
PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH, MADRASAH, PONPES
DAN PERGURUAN TINGGI
“Taksonomi Bloom: Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik serta
Aplikasinya Dalam Proses Pembelajaran PAI”
Oleh:
Imam Susanto
NPM. 1403691
PROGRAM PASCASARJANA (PPs)
STAIN JURAI SIWO METRO
1436 H / 2015 M
2. KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pembelajaran PAI di Sekolah, Madrasah, Ponpes dan Perguruan Tinggi.
Penulis menyadari dalam membuat makalah ini banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu saran dan kritik sangat penulis harapkan
guna memperbaiki dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Metro, 2015
Penulis
Imam Susanto
NPM. 1403691
3. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Pengertian Taksonomi....................................................................... 3
B. Taksonomi Tujuan Pendidikan .......................................................... 3
C. Domain/ranah Tujuan Pendidikan Taksonomi Bloom........................ 4
D. Aplikasi Taksonomi Bloom Dalam Proses Pembelajaran PAI............ 8
BAB III KESIMPULAN............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 10
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat
menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif
dan efisien. Pendidikan lebih dari pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu
proses transfer ilmu, sedangkan pendidikan merupakan transformasi nilai dan
pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan
pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap
pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu
dan keahlian. Pendidikan Agama Islam (PAI) bertujuan untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tujuan tersebut telah menyiratkan
adanya keinginan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik termasuk
pengembangan ranah afektif yang berwujud keimanan, ketaqwaan, dan akhlak
mulia.
Dibandingkan dengan pengembangan kemampuan dalam ranah kognitif
dan psikomotor, upaya pengembangan unsur-unsur ranah afektif masih
tertinggal jauh. Jika dijumpai unsur afektif, hal itu baru pada tataran teori dan
konsep saja, belum sampai pada tataran aplikasi atau praktek.
Adapun alasan tersebut telah dijelaskan dalam buku Bloom (1971) tentang
alasan-alasan pengabaian penilaian aspek afektif yang dikemukakan para
pendidik yaitu pertama, takut akan munculnya indoktrinasi dan kedua,
munculnya kekhawatiran akan terjadinya kegagalan dalam menilai aspek
afektif.1
Mengingat akan tujuan Pendidikan Agama Islam itu sendiri dan khususnya
tujuan pendidikan secara umum, dalam makalah ini akan membahas tentang
Taksonomi Bloom.
1
Khuriyah. Judul Jurnal Penelitian dan Evaluas, nomor 6, tahun V. 2003
5. Secara bahasa taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan
nomos. Tassein yang berarti untuk mengelompokan dan nomos yang
berarti aturan. Taksonomi dapat pula di artikan secara istilah yaitu, sebagai
pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu.
Dimana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum atau masih luas
dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik atau lebih
teperinci.2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian taksonomi?
2. Apakah yang dimaksud taksonomi tujuan pendidikan?
3. Jelaskan mengenai ketiga domain (ranah) tujuan pendidikan dalam
taksonomi Bloom?
4. Bagaimana aplikasi taksonomi Bloom dalam proses pembelajaran PAI?
2
Utami Munandar. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. (Jakarta: Rineka Cipta.
2009). h.165
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Taksonomi
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu Tassein yang berarti
untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat
diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang
mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan
kejadian sampai pada kemampuan berfikir dapat di klasifikasikan menurut
beberapa skema taksonomi.3
Jadi taksonomi dapat dikatakan sebagai acuan ataupun aturan dari
pengelompokkan hasil belajar dan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
B. Taksonomi Tujuan Pendidikan
Proses pembelajaan di kelas merupakan inti dari kegiatan pendidikan di
sekolah sebelum pelaksanaan pembelajaran guru perlu merumuskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran tersebut perlu lebih
awal diinformasikan kepada siswa. Apabila dalam pengajaran tidak
disebutkan tujuannya, siswa tidak tahu mana pelajaran yang penting manapun
yang tidak. Taksonomi tujuan pendidikan merupaka suatu kategori tujuan
pendidikan yang umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskn tujuan
kurikulum dan tujuan pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri domain –
domain kognitif, afektif dan psikomotor. Berbicara tentang taksonomi,
perilaku siswa sebagai tujuan belajar. Saat ini para ahli pada umumnya
sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai
tujuan pembelajaran yang dikenal dengan dengan taksonomi Bloom (Bloom’s
Taxsonomy). Menurut Bloom perilaku individu dapat diklasifikasikan ke
dalam 3 ranah, yaitu:4
a) Ranah kognitif; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek
intelektual atau berfikir/nalar, di dalamnya mencakup: pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), penguraian (analysis), memadukan (synthesis), dan
penilaian (evaluation);
3
Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. Cet.VIII, Bandung: Alfabeta, 2010,
h. 2-3
4
Ibid, h. 166
7. b) Ranah afektif; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek
emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap
moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup: penerimaan
(receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing),
pengorganisasian (organization), dan karakterisasi
(characterization); dan
c) Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot
(neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari :
kesiapan (set), peniruan (imitation), membiasakan ( habitual ),
menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan (origination).
Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru
untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya.
C. Domain/Ranah Tujuan Pendidikan Taksonomi Bloom
Seperti yang telah diketahui bersama bahwa tujuan pendidikan baik umum
maupun pendidikan agama Islam selalu mengacu pada hasil belajar.
Sedangkan hasil belajar itu sendiri meliputi 3 aspek seperti yang telah
dikemukakan Benjamin S. Bloom bahwa: “Taksonomi (pengelompokkan)
tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga ranah yang
melekat pada diri peserta didik, yaitu ranah proses berpikir (cognitive
domain), ranah nilai dan sikap (affective domain) dan ranah keterampilan
(psychomotor domain)”.5
Jadi, hasil belajar merupakan pencapaian bentuk
perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan
psikomotoris yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam
kawasan kognisi, perubahan perilaku yang terjadi dalam otak berupa
kemampuan tertentu oleh otak untuk menyelesaikan masalah, juga
kesadaran akan pengetahuan dan peningkatan kemampuan dan
keterampilan intelektual. Bloom membagi dan menyusun secara hirarkhis
menjadi enam tingkat: pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3),
analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Hasil belajar afektif adalah
perubahan pada minat, sikap dan nilai-nilai, serta peningkatan apresiasi
dan penyesuaian diri di lingkungan. Sedangkan hasil belajar psikomotor
adalah manipulasi gerakan atau keterampilan motorik, dalam penelitian ini
lebih berpusat kepada gerakan-gerakan yang bernilai Islami.6
5
Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada, 1996, h. 49
6
Ayi Teiri Nurtiani. Volume IV Nomor 2. Juli – Desember 2013
8. 1. Domain Kognitif Menurut Benjamin S. Bloom
Harus diakui bahwa buah pemikiran tokoh Benjamin S. Bloom
tentang domain kognitif pengetahuan/berpikir, yaitu pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.
Seiring dengan perkembangan jaman, kemajuan pengetahuan dan
teknologi, konsep tingkatan berpikir tersebut di atas mengalami
perubahan. Lorin Anderson adalah seorang murid Bloom merevisi
taksonomi Bloom tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada
tahun 2001 dalam buku yang berjudul Taxonomy for Learning, Teaching
and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational
Objectives. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari
kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan
secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah
kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi
analisis saja. Tidak berubahnya jumlah dari enam kategori pada konsep
terdahulu jumlahnya digambarkan versi lama dan versi baru taksonomi
Bloom setelah dilakukan revisi oleh Lorin Anderson dkk.7
a. Remembering (mengingat)
Level ini merujuk pada kemampuan peserta didik untuk
mengingat-ingat kembali (recall) apa yang disampaikan oleh
gurunya. Peserta didik bisa menyampaikan informasi/pengetahuan
sederhana secara verbal atau tulisan. Misalnya, tentang tanggal
lahir suatu tokoh, nama-nama ilmuwan, nama-nama presiden, nama
tempat, menghafal puisi, dll.
b. Understanding (memahami)
Level ini merujuk pada kemampuan peserta didik untuk
memahami, menjabarkan, atau menegaskan informasi yang masuk
seperti menafsirkan dengan bahasa sendiri memberi contoh,
menjelaskan idea atau konsep, membuat summary dan melakukan
intepretasi sederhana terhadap data/informasi. Misalnya, peserta
didik diminta untuk menafsirkan informasi yang diberikan,
menerjemahkan informasi dari satu media ke yang lain, atau secara
7
Yuli Kwartolo. Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
9. sederhana memberikan penjelasan sesuatu dengan kata-kata mereka
sendiri.
c. Applying (menerapkan)
Aplikasi memerlukan informasi yang dipelajari untuk digunakan
dalam mencapai solusi atau menyelesaikan tugas. Contoh, peserta
didik menerapkan aturan tata bahasa ketika menulis makalah, atau
mereka menerapkan teorema geometris ketika memecahkan
masalah geometri. Untuk dikategorikan sebagai kegiatan
mengaplikasikan, masalah harus unik. Dalam level ini, peserta
didik dapat melakukan aktivitas belajar dengan melaksanakan,
menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktikan, memilih,
menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi, dsb.
d. Analysis (menganalisis)
Level ini merujuk pada kemampuan anak didik dalam
menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang,
mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline,
mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, mengintegrasikan,
mengelompokkan, menjelaskan cara kerja sesuatu, menganalisis
hubungan antara bagian-bagian, mengenali motif atau struktur
organisasi, dsb.
e. Evaluating (mengevaluasi)
Level ini merujuk pada kemampuan peserta didik memberikan
justifikasi terhadap sesuatu yang dievaluasi. Ini berarti, peserta
didik dengan sendirinya memiliki berbagai bahan pertimbangan
yang diperlukan untuk memberi nilai. Contoh, peserta didik bisa
diminta menentukan sumber energi terbaik bagi Indonesia. Intinya,
peserta didik diminta memutuskan yang terbaik maupun terburuk;
mengidentifikasi paling tidak atau paling penting yang
membutuhkan pemikiran dan penalaran tingkat tinggi.
f. Creating (berkreasi)
Level ini merujuk pada kemampuan peserta didik memadukan
berbagai macam informasi dan mengembangkannya sehingga
terjadi sesuatu bentuk yang baru. Selain itu juga ditunjukkan
dengan kemampuan dalam merancang, membangun,
merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui,
menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah, dsb.
2. Domain Afektif Menurut Benjamin S. Bloom
Ranah afektif adalah ranah pembahasan dan penilaian yang
berhubungan dengan emosi. Penilaian aspek afektif dimaksudkan untuk
mengevaluasi peserta didik dari segi afeksi dalam proses pembelajaran.
Aspek afektif memuat kehendak (konasi) dan dorongan (motivasi) yang
menjadi unsur pembentukan sikap hidup.8
8
Heribertus Joko Warnoto. Pendidikan Religiositas-Gagasan, Isi, dan Pelaksanaannya.
10. Ranah afektif meliputi 5 (lima) aspek, yaitu :
a. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu, tentang
kesediaan memperhatikan hal tersebut, misalnya kemampuan
mengakui adanya perbedaanperbedan.
b. Pemberian tanggapan, yang mencakup kerelaan, kesediaan
memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan, misalnya
mematuhi aturan dan berpartisipasi dalam suatu kagiatan.
c. Pemberian nilai, yang mencakup menerima suatu nilai,
menghargai, mengakui, dan menentukan sikap, misalnya menerima
pendapat orang lain.
d. Pengorganisasian, yang mencakup kemampuan bentuk suatu sistem
nilai sebagai pedoman dan sebagi pegangan hidup, misalnya
menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan pedoman
bertindak secara bertanggung jawab.
e. Karakterisasi dengan suatu nilai, yang mencakup kemampuan
menghayati nilai dan membentuk menjadi pola nilai kehidupan
pribadi, misalnya kemampuan mempertimbangkan menunjukkan
tindakan yang disiplin.9
3. Domain Psikomotor Menurut Benjamin S. Bloom
Ranah psikomotor meliputi 6 (enam) aspek, yaitu:
a. Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milah hal-hal secara
khas dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut, misalnya
pemilihan warna, angka atau huruf.
b. Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam
keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
Kemampuan ini mencakup kemampuan jasmania dan kemampuan
rohania, misalnya posisi star lomba lari.
c. Respon terpimpin, yang mencakup kemampuan melaksanakan
gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan, misalnya meniru
gerak tari, membuat lingkaran diatas pola.
d. Respon nyata yang kompleks, yang mencakup kemampuan
melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap,
secara lancar, efisien dan tepat, misalnya bongkar pasang peralatan
secara tepat.
e. Penguasaan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan
dan penyesuaian pola gerak-gerik dan persyaratan khusus yang
berlaku, misalnya keterampilan bertanding.
Yogyakarta: Kanisius, 2009, h.74
9
Sutarjo Paputungan. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Volume 2, nomor 1, 2014
11. f. Penciptaan, yang mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-
gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri, misalnya kemampuan
membuat tari kreasi baru.10
D. Aplikasi Taksonomi Bloom dalam Proses Pembelajaran PAI
DaIam prakteknya proses pembelajaran perlu mempertimbangkan
penggunaan metode dan pendekatan mengajar, seperti informasi/ekspositry,
inquiry/discovery, interaksi sosial, dan tingkah laku serta penggunaan prinsip
mengajar, seperti motivasi, kooperasi, kompetisi, korelasi, integrasi, aplikasi,
transformasi, dan individualitas.11
Contoh Metode dan Penerapannya12
No Metode Digunakan jika
1 Ceramah Menyampaikan fakta atau konsep
2 Tanya jawab Membuka dialog, menin)au ulang
3 Diskusi Mencari alternatif, membandingkan,
merumuskan
4 Latihan/Tugas Meningkatkan ketrampilan dan kecakapan
mental dan motorik
5 Demostrasi dan
Aksperimen
Mengalami, mencoba sesuatu, mengamati
proses
6 Karyawisata Memperluas cakrawak
7 Kelompok Memupuk kerjasama
Contoh dalam Pendidikan Agama Islam
No Metode Digunakan jika
1 Ceramah Menyampaikan konsep tentang kafir,
mu'min, musyrik, sabar dan lain-lairt.
2 Tanya jawab Dialog tentang hal-hal yang
membatalkan puasa
3 Diskusi Merumuskan tentang pribadi muslim
kaffah
4 Latihan/Tugas Menghitung jumlah zakat
5 Demostrasi dan
Aksperimen
Wudlu', shalat, membersihkan najis
6 Karyawisata Menginventarisir nama-makhluk Allah
Di alam semesta
7 Kelompok Memupuk ukhuwwah antar teman
10
Ibid.
11
Nana Sudjana, Dasar-dasarProseses BelajarMengajarar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2000, h. 152
12
Hindatulatifah. Jurnal Pendidikan Agama lslam Vol. V, No. 1, 2008
12. BAB III
KESIMPULAN
Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau
prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat,
dan kejadian sampai pada kemampuan berfikir dapat di klasifikasikan menurut
beberapa skema taksonomi. Menurut Bloom perilaku individu dapat
diklasifikasikan ke dalam 3 ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotor.
Metode dan Penerapan Taksonomi Bloom pada pembelajaran PAI adalah
dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan/tugas,
demonstrasi dan eksperimen, karyawisata, dan kelompok.
13. DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada,
1996.
Ayi Teiri Nurtiani. Volume IV Nomor 2. Juli – Desember 2013.
Heribertus Joko Warnoto. Pendidikan Religiositas-Gagasan, Isi, dan
Pelaksanaannya. Yogyakarta: Kanisius, 2009.
Hindatulatifah. Jurnal Pendidikan Agama lslam Vol. V, No. 1,2008
Khuriyah. Jurnal Penelitian dan Evaluasi,nomor 6, tahun V. 2003.
Nana Sudjana, Dasar-dasarProseses BelajarMengajarar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2000.
Sutarjo Paputungan. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Volume 2, nomor 1,
2014.
Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. Cet.VIII, Bandung: Alfabeta,
2010.
Utami Munandar. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Yuli Kwartolo. Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012.