Dokumen tersebut membahas tentang kesulitan dan tantangan dalam membangun persahabatan rohani antara suami istri dalam pernikahan kristiani. Beberapa masalah yang diangkat antara lain kesibukan keseharian, masalah yang belum terselesaikan, luka masa lalu, serta ketakutan akan keintiman emosional yang dalam. Namun dokumen ini juga menyoroti peluang yang ada untuk tumbuh bersama dalam karakter Kristus melalui
3. SUMBER UTAMA:
R. Paul Stevens, Marriage
Spirituality: Ten Disciplines for
Couples Who Love God, InterVarsity
Press (Downers Grove: 1989).
Terjemahan Indonesia: Membangun
Pernikahan yang Rohani: 10 Disiplin
bagi pasangan yang Mengasihi Allah,
Gloria Graffa (Yogyakarta, cetakan
kedua 2013).
4. Persahabatan rohani muncul ketika
orang-orang yang mengasihi dan memiliki
komitmen terhadap satu sama lain
berjanji untuk saling membantu dalam
menjalani perjalanan rohani mereka.
5. Pernikahan merupakan konteks yang ideal
bagi persahabatan jiwa. Tragisnya, ini jarang
tercapai. Pasangan suami istri puas dengan
pernikahan yang bisa berlangsung lama atau
hanya meminimalkan konflik dan
memaksimalkan kesenangan.
6. Terlalu banyak orang memiliki pernikahan yang stabil
tetapi tidak memuaskan. Mereka puas dengan hal yang
terlalu kecil. Mimpi menjadi sahabat jiwa terhadap
pasangannya sepertinya terlalu ideal. Jadi mereka
memuaskan diri dengan tuntutan yang tidak terlalu berat
dengan menjaga penampilan dan kualitas keintiman yang
cukup masuk akal. Persahabatan jiwa dalam pernikahan
merupakan hal yang menantang, tetapi mungkin dicapai.
7. Bagaimanakah pernikahan menolong kita
bertumbuh semakin serupa Kristus?
Bagaimanakah suami-istri dapat
benar-benar menjadi sahabat
rohani satu sama lain?
Apakah artinya menjadi
murid Kristus yang menikah?
8. Ada banyak pembahasan tentang spiritualitas,
yang biasanya hanya sedikit atau bahkan tidak
memasukkan tentang pernikahan.
Ada banyak pembahasan tentang
pernikahan, yang biasanya
hanya sedikit atau bahkan
tidak memasukkan
tentang spiritualitas.
9.
10.
11. Sebagian besar pasangan kristiani
mengalami ketidakpastian dan
kebingungan mengenai hubungan
antara hidup kerohanian dan
pernikahan mereka.
Dalam banyak pernikahan, ini menjadi
sumber rasa frustrasi dan perselisihan.
Ini adalah topik yang jarang dibicarakan,
tetapi sangat penting bagi terciptanya
pernikahan kristiani yang sehat.
12. What if God designed marriage
to make us holy more than to
make us happy?
Bagaimana jika Tuhan
merancang pernikahan untuk
membuat kita lebih kudus
daripada untuk membuat kita
lebih bahagia?
13. Pernikahan lebih dari kesatuan dua
pribadi. Pernikahan juga merupakan
disiplin rohani yang menolong Anda
semakin mengenal dan intim dengan
Tuhan. Fokusnya bukan sekadar pada
marital enrichment melainkan
spiritual enrichment yang juga akan
membuat Anda makin mengasihi
pasangan Anda. Suatu pernikahan,
baik yang menyenangkan maupun
menyusahkan, penuh dengan
kesempatan untuk menolong Anda
bertumbuh dalam karakter Kristus.
14. Pernikahan mengajar kita:
• Mengasihi
• Menghormati
• Menyatakan dosa kita
• Mengampuni
• Memiliki hati hamba
• Mengenal Tuhan
• Menyadari kehadiran Tuhan
• Mengembangkan panggilan
hidup
• dll.
15. 1. Pernikahan Memiliki Terlalu
Banyak Agenda
2. Pernikahan Memiliki Banyak
Masalah yang Belum Selesai
3. Pasangan Sudah Terlalu
Saling Kenal
4. Pasangan Memiliki Banyak
Sejarah Dosa & Luka
5. Pasangan Takut Pada
Keintiman
16. • tagihan-tagihan yang harus dibayar
dan diperdebatkan
• lutut anak-anak yang luka dan
perlu dibalut
• mobil yang sering rusak
sehingga harus diganti
• liburan yang harus direncanakan
• sampah yang harus dibuang keluar
• Bagaimana kita dapat menemukan
waktu atau energi untuk berdoa
bersama?
17. “Jika kamu mau lebih bebas
melayani Kristus, jelas hidup
melajang lebih baik.
Pernikahan membutuhkan
pengorbanan waktu yang lebih
banyak.”
18. Dua orang yang memiliki latar belakang dan pribadi
berbeda tidak dapat hidup bersama tanpa
menimbulkan berbagai pertentangan.
Suami terlalu berantakan; Istri membelanjakan uang
dengan sembrono; Suami kurang perhatian; Istri tidak
tertarik hubungan seks; Anak-anak membuat orang
tua bertengkar; Masalah mertua, dst.
Tidak ada tenaga yang tersisa
untuk berbincang-bincang
di sore hari.
20. Sekelompok teman dalam sebuah kelompok
pemahaman Alkitab mungkin akan terinspirasi
oleh hikmat dan kerohanian saya yang
menyegarkan, namun pasangan kita tahu hal
lain yang tidak beres dengan hidup kita.
“Jika pasangan saya mengenal
saya dengan begitu baik, apakah
akan ada perkataan saya yang
kedengaran baru bagi dia?”
21. Tidak ada orang yang dapat terluka dan melukai
lebih dalam daripada pasangan kita.
Bagaimana dua orang pendosa yang sedemikian
dekat dapat menjadi sahabat rohani?
22. Liturgi harian sepasang suami-istri:
“Saya telah bersalah dan melukai hatimu.
Saya menyesal. Maafkan saya.”
23.
24.
25. Kebutuhan
Pribadi
Kebutuhan
Pribadi
TERLUKA
&
MELUKAI
• Tidak mau mengungkapkan perasaan yang mendalam
• Marah ketika terkena bagian yang luka
• Mengalihkan pembicaraan ketika mulai terancam
• Mutung, ngambek, diam untuk menghindari penolakan
• Menyibukkan diri dengan pekerjaan, kegiatan, hiburan,
“pelayanan” agar tidak perlu terlibat secara emosi
Lapisan Pelindung
26. 1. Pernikahan Memiliki Terlalu
Banyak Agenda
2. Pernikahan Memiliki Banyak
Masalah yang Belum Selesai
3. Pasangan Sudah Terlalu
Saling Kenal
4. Pasangan Memiliki Banyak
Sejarah Dosa & Luka
5. Pasangan “Takut Pada
Keintiman”
27. 1. Pernikahan Memiliki Terlalu
Banyak Agenda
2. Pernikahan Memiliki Banyak
Masalah yang Belum Selesai
3. Pasangan Sudah Terlalu
Saling Kenal
4. Pasangan Memiliki Banyak
Sejarah Dosa & Luka
5. Pasangan “Takut Pada
Keintiman”
28. 1. Pernikahan Memiliki Terlalu
Banyak Agenda
2. Pernikahan Memiliki Banyak
Masalah yang Belum Selesai
3. Pasangan Sudah Terlalu
Saling Kenal
4. Pasangan Memiliki Banyak
Sejarah Dosa & Luka
5. Pasangan “Takut Pada
Keintiman”
29. 1. Pernikahan Memiliki Terlalu
Banyak Agenda
2. Pernikahan Memiliki Banyak
Masalah yang Belum Selesai
3. Pasangan Sudah Terlalu
Saling Kenal
4. Pasangan Memiliki Banyak
Sejarah Dosa & Luka
5. Pasangan “Takut Pada
Keintiman”
OPPORTUNITY
30. “Jika kamu mau lebih bebas
melayani Kristus, jelas hidup
melajang lebih baik. Pernikahan
membutuhkan pengorbanan waktu
yang lebih banyak.
Tetapi jika kamu mau menjadi lebih
menjadi serupa Kristus, saya tidak
dapat membayangkan cara yang
lebih baik dari menikah. Menikah
membuatmu mau tidak mau harus
menghadapi berbagai masalah
karakter yang masih bisa kamu
hindari jika kamu tidak menikah.”
31. Jika engkau makan atau jika engkau minum,
atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain,
lakukanlah semuanya itu
untuk kemuliaan Allah.
(1 KORINTUS 10:31)
32. Semakin banyak agenda, semakin baik.
Tuhan menginginkan kita memiliki kerohanian,
termasuk ketika kita sedang memotong rumput
di halaman dan membersihkan kamar mandi,
serta kerohanian ketika kita sedang bekerja dan
berlibur—sebagaimana saat kita di gereja.
33. Pernikahan tidak selalu
bersuasana bulan madu,
tetapi seharusnya juga tidak
menjadi perjalanan yang
suram. Persahabatan rohani
membantu kita untuk
mengatasi atau menggumul-
kan masalah-masalah yang
tidak terpecahkan (doa-doa
yang tak terjawab, misteri
penderitaan, kehilangan, dll.).
34. Justru di tengah
segala permasalahan,
kita dapat mengalami
kedalaman
persahabatan rohani
yang menumbuhkan
pengharapan dan
keintiman.
36. Sahabat rohani adalah
seseorang yang kita izinkan
melihat bagian kehidupan
kita apa adanya.
Pengenalan yang dalam
membuat kita membentuk
kerohanian yang murni,
yang tidak memungkinkan
kita bersembunyi di balik
kata-kata hampa.
37. To be loved but not known is comforting but
superficial. To be known and not loved is our
greatest fear.
But to be fully known and truly loved is,
well, a lot like being loved by God.
It is what we need more than
anything. It liberates us from
pretense, humbles us out of our
self-righteousness, and fortifies us
for any difficulty life can throw at us.
38.
39.
40. Seringkali tidak ada orang yang
dapat mengatakan kebenaran
dengan lebih tepat, lebih
menolong, atau yang lebih penuh
kasih selain pasangan kita.
Melalui pasangan kita Tuhan
menyingkap pertahanan diri kita
yang berupa pembenaran diri
sendiri dan mengenakan kepada
kita jubah pengampunan. Ini adalah
dasar keintiman yang sejati.
41. Kita takut pada
keintiman karena hal itu
dapat saja menyakitkan.
Namun akan terasa lebih
menyakitkan lagi jika
mengalami kesepian
yang terjadi akibat saling
menjauhi satu sama lain
dalam jarak yang aman.
43. DOA: Berbagi Keintiman Istimewa
PERCAKAPAN: Mendengarkan Suara Hati
SABAT: Bersama Bermain Surga
RETRET: Berbagi Kesunyian
BELAJAR: Bersama Mendengarkan Tuhan
PELAYANAN: Kemitraan Penuh
KETAATAN: Bersama Melakukan
Kehendak Tuhan
PENGAKUAN: Penyembuhan oleh
Pengampunan
SALING MERENDAHKAN DIRI:
Membalikkan Kutukan
44. Aku menanam, Apolos menyiram,
tetapi Allah yang memberi
pertumbuhan. Karena itu yang
penting bukanlah yang menanam
atau yang menyiram, melainkan
Allah yang memberi pertumbuhan.
(1 KORINTUS 3:6-7)