SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 45
By
Kurniawan Aji
SMA N 1 Blora
Perkembangan Kehidupan Sosial, Budaya,
Ekonomi, dan Kepercayaan Masyarakat Pada
Masa Berburu (Food Gathering) dan
Masyarakat Pertanian (Food Producing)
Standard Kompetensi:
Menganalisis peradaban Indonesia dan dunia

Kompetensi Dasar :
Kemampuan menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia

Indikator :
 Memahami kehidupan masyarakat berburu dan
mengumpulkan makanan
 Memahami masa berburu dan mengumpulkan
makanan tingkat lanjut
 Memahami masa bercocok tanam
 Memahami masa bercocok tanam tingkat lanjut
Dalam perkembangan sosial, ekonomi dan
budaya masyarakat prasejarah melalui
tahap-tahap kehidupannya, yaitu:

 masa berburu dan
mengumpulkan makanan,
 masa berburu dan
mengumpulkan makanan
tingkat lanjut,
 masa bercocok tanam
 masa bercocok tanam tingkat
lanjut
Kerangka Teoritis
Challenge and Response
(Arnorld J Toynbee)
: manusia menjawab tantangan
yang ada pada alam sekitarnya

Kebudayaan timbul dan berkembang sebagai upaya
manusia menjawab tantangan yang ada pada alam
sekitarnya
Kehidupan Masyarakat Berburu dan
Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana
• Keadaan Alam
• Keadaan bumi pada masa mengumpulkan makanan
masih labil, karena perubahan bentuk permukaannya,
sungai masih sering berpindah-pindah aliran, keadaan
ini berlangsung selama kurang lebih 600.000 tahun.
• Perkembangan kebudayaan masa ini masih sangat
lambat, ditambah lagi manusia yang hidup pada saat ini
termasuk manusia purba seperti Pithecantropus Erectus,
Homo Soloensis, Homo Wajakensis, kehidupan mereka
sangat bergantung kepada alam.
Kehidupan Sosial
Upaya-upaya yang dilakukan oleh
manusia purba pada masa
mengumpulkan makanan dalam
mempertahankan dan
mengembangkan kehidupannya,
antara lain dengan :
 Hidup berkelompok antara 10-15
orang
 Hidup berpindah-pindah tempat
(Nomaden) di daerah yang
dekat dengan sumber air, seperti
sungai atau danau.
 Kelompok berburu tersusun
dalam keluarga kecil.
Satu hal yang sangat
membantu kehidupan
manusia purba ketika
mereka menemukan
api. Mereka
menggunakan api
untuk
menghangatkan
badan pada musim
dingin dan memasak
makanan sehingga
daging binatang
buruan menjadi lebih
lunakuntuk dikunyah
Kehidupan Ekonomi
 Masih tergantung pada alam
 Berburu dan mengumpulkan
makanan (umbi-umbian, biji-bijian,
buah-buahan dan daun-daunan)
 Hidup berpindah-pindah tempat di
daerah yang dekat dengan sumber
air, seperti sungai atau danau agar
mudah mencari makanan.
 Menciptakan alat dari batu dan
tulang untuk membantu kekurangan
fisik mereka
 Pembagian kerja berdasarkan jenis
kelamin. Laki-laki bertugas
melakukan perburuan dan kaum
wanita mengumpulkan makanan
(tumbuhan dan hewan kecil) yang
tidak memerlukan tenaga besar dan
juga bertugas mengurus anak.
Hasil Budaya
• Kebuayaan Pacitan berupa kapak genggam,
kapak perimbas, flake, kapak penetak.
• Kebudayaan Ngandong berupa alat-alat dari
tulang dan tanduk, kapak gengam, kapak
perimbas dan flake.
Tehnologi
• Menciptakan alat dari batu dan tulang
untuk membantu kekurangan fisik mereka

Reconstruction
Seorang ahli arkeologi Francois Bordes dari Bordeaux
University, Perancis, melakukan percobaan membuat alat
seperti yang dipergunakan manusia pada zaman purba.

Perhatikan
berikut ini!

rangkaian

percobaan

pembuatan

alat

Bordes memulai
dengan sebongkah
kuarsit bulat dan
batu palu yang lebih
kecil.
Dengan dua tiga kali pukulan ia dapat menghasilkan
pinggiran yang cukup baik untuk memotong, meskipun
masih kasar. Alat ini merupakan senjata dasar dan alat
berburu selama sejuta tahun lebih, dan ditemukan di Afrika,
Timur Tengah, Asia dan Eropa.
Setelah memotong ujung sebungkah batu api, Bordes
mempersiapkan landasan batu yang akan dipukul, dengan
batu pula ia memukul lepas beberapa serpihan besar.
Hasilnya belum berupa alat.
Dengan menggunakan palu dari tanduk rusa, dia mengolah
alat itu supaya menjadi tipis dan sempurna tepinya.
Hasil akhirnya berupa salah satu alat yang digunakan oleh
Homo erectus dan pemburu-pemburu sapiens purba
selama ribuan tahun. Pinggiran alat tersebut panjang, lurus
serta tajam.
Lithic
flakes

Pacitan
Kehidupan Masyarakat Berburu dan
Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut
Keadaan Alam
 Tahapan selanjutnya adalah berburu, meramu tingkat
lanjut, berlangsung pada zaman pasca Pleistosen. Pada
zaman Mesolithikum yang berlangsung pada kala Holosen,
perkembangan kebudayaannya berlangsung lebih cepat
daripada zaman Batu Tua, hal disebabkan antara lain oleh :
 Keadaan alam yang lebih stabil, sehingga memungkinkan
manusia untuk hidup lebih tenang dan dapat
mengembangkan kebudayaannya
 Manusia pendukungnya adalah Homo Sapiens, mahluk
yang lebih cerdas dari pendahulunya.
Kehidupan Sosial
Hidup berkelompok 10-15
orang bahkan lebih.
Semi sedenter (setengah
menetap)
hidup di goa-goa sebagai
tempat tinggal (abris sous
roche) sementara, tempat
berlindung dari Iklim dan
ancaman binatang buas.
Yang hidup di daerah
pesisir menghasilkan
kebudayaan
Kjonkenmoddinger (sampah
dapur)
Kehidupan Sosial
Kaum wanita tidak banyak
terlibat dalam perburuan
dan lebih banyak berada
di sekitar goa-goa tempat
tinggal mereka. Oleh
karena perhatian wanita
ditujukan pada lingkungan
yang terbatas , maka ia
mampu memperluas
pengetahuannya tantang
seluk beluk tumbuhan
yang dapat dibudidayakan
Kehidupan Ekonomi
Masih bergantung pada alam
Hidup berburu didalam hutan,
menangkap ikan dan
mengumpulkan makanan
seperti umbi-umbian, buahbuahan, biji-bijian dan daundaunan
Yang tinggal di pesisir pantai
makanan pokok mereka
adalah kerang dan ikan laut
Mereka juga sudah
menyimpan dan mengawetkan
daging dengan cara dijemur
setelah diberi ramuan
Mereka
juga
sudah
mengenal berbagai tanaman
untuk dibudidayakan.
Bercocok
tanam
mulai
dikerjakan dengan amat
sederhana dan dilakukan
secara
berpindah-pindah
(berhuma). Hutan yang akan
ditanami
mereka tebang,
dibakar dan dibersihkan.
Setelah tidak subur lagi,
tanah
tersebut
mereka
tinggalkan untuk mencari
lahan yang baru.
Hasil Budaya
Hasil budaya mereka merupakan
benda-benda dari zaman
Mesolitikum berupa:
• Kjonkenmoddinger (sampah
dapur)
• Abris Sous Roche (goa sebagai
tempat tinggal)
• Kapak Genggam dan alat dari
tulang masih dikembangkan
• Gerabah mempunyai peranan
dasar sebagai wadah
Hasil kebudayaan:
Banyak ditemukan di abris sous
roche, hasil penelitian yang dilakukan
oleh Van Stein Callenfels di Goa
Lawa dekat Sampung, Ponorogo
Jawa Timur. Bersamaan dengan
penemuan alat-alat dari Sampung ini
ditemukan pula fosil manusia Papua
Melanesoide yang merupakan nenek
moyang
Bangsa
Papua
dan
Melanesia sekarang
SAMPUNG BONE CULTURE
FLAKES
CULTURE

Kebudayaan ini merupakan hasil penelitian dua saudara
sepupu berkebangsaan Swiss bernama Fritz Sarasin dan
Paul Sarasin. Penelitian dilakukan sekitar tahun 1893-1896 di
goa-goa Lumancong Sulawesi Selatan yang didiami oleh
suku bangsa Toala, mereka berhasil menemukan alat-alat
serpih (flakes) mata panah bergerigi dan alat-alat tulang.
Penelitian lanjutan dilakukan di wilayah Maros, Bone,
Bantaeng Sulawesi Selatan
Kehidupan Kerohanian
Mereka sudah mengenal
penguburan dengan menata
mayat dengan posisi jongkok
sesuai posisi ketika manusia
ada di dalam kandungan
ibunya dengan diberi bekal
kubur.
Kehidupan kerohanian mereka
sebatas pada pemahaman
bahwa orang yang meninggal
rohnya akan hidup
disekitarnya/dunia lain di
sekitar yang hidup
Lukisan yang mereka buat berkaitan dengan
kepercayaan, penghormatan kepada nenek
moyang, menggambarkan binatang buruan,
binatang yang mereka anggap suci dan
upacara penguburan.
LUKISAN DINDING GOA

Dalam goa tempat tinggal, banyak dijumpai lukisan-lukisan di
dindingnya, yang menggambarkan kehidupan dan kepercayaan
adanya kekuatan magis, seperti goa Leang-leang di Sulawesi
Selatan, terdapat cap tapak tangan berwarna merah, yang
mengandung symbol kekuatan pelindung untuk mencegah roh
jahat.
Lukisan di goa juga terdapat di
Irian Jaya, yakni lukisan-lukisan
binatang seperti kadal dan cap jari
tangan yang tidak lengkap,
mungkin sebagai tanda berkabung
Tehnologi
• Kehidupan semi
sedenter membuat
mereka mempunyai
waktu luang yang
mereka gunakan untuk
menghaluskan alat-alat
dan membuat lukisan
di dinding goa.
• Mereka juga sudah
menghaluskan
makanan dan
membuat pakaian dari
kulit binatang dan kulit
kayu
Kehidupan Masyarakat Bercocok Tanam
Tingkat Sederhana
Keadaan Alam
 Masa bercocok tanam merupakan masa penting bagi
perkembangan masyarakat dan peradaban. Beberapa
penemuan baru dalam rangka penguasaan sumber
alam berlangsung cepat.
 Keadaan alam yang lebih stabil, sehingga
memungkinkan manusia untuk hidup lebih tenang dan
dapat mengembangkan kebudayaannya
Kehidupan Sosial
Pada masa ini juga ditemukan
tanda-tanda kehidupan
menetap di suatu
perkampungan. Sudah ada
desa-desa kecil semacam
perdukuhan. Di setiap dukuh
ada beberapa tempat tinggal
yang dibangun secara tidak
beraturan.
Membangun rumah,
menebang, membakar hutan,
menanam, me manen, berburu,
menangkap ikan mereka
lakukan secara bergotong
royong.
Pembagian kerja berdasarkan
jenis kelamin dan usia.
Kehidupan Sosial
Pekerjaan yang
menghabiskan tenaga dan
beresiko dikerjakan oleh
kaum laki-laki, seperti:
membuat rumah, menggali
lubang untuk benih dan
menangkap ikan di laut.
Kaum wanita merawat bayi,
menabur benih, merawat
rumah dan membuat
gerabah. Anak-nak
membantu ibunya membuat
gerabah dan pekerjaan ringan
lainnya.

Kecenderungan mendiami
tempat-tempat terbuka yang
dekat dengan sumber air. Ada
juga yang mendiami temapttempat agak tinggi dan bukitbukit kecil yang dikelilingi sungai
atau jurang serta dipagar hutan.
Tujuanya untuk melindungi diri
dari serangan musuh atau
gangguan binatang buas.
Kehidupan Ekonomi
Pada masa ini manusia sudah
menghasilkan makanan sendiri
(foood producing) dengan cara
bercocok tanam dengan berhuma
(ladang berpindah)
Pada mulanya jenis tanamannya:
keladi, ubi, pisang, manggis,
rambutan, salak dan kelapa.
Tahap selanjutnya sesuai dengan
pengetahuan dan pengalaman
mereka sudah mengenal irigasi
dan tanaman rumput-rumputan
(jewawut dan padi gaga) yang
ditanam di tanah kering dengan
hanya menabur biji-bijinya.
Kehidupan Ekonomi
Mereka juga sudah
menjinakkan dan memelihara
binatang.
Binatang yang pertama kali
dijinakkan adalah anjing yang
dipergunakan sebagai teman
dalam berburu dan sebagai
penjaga.
Kemudian mereka juga
menjinakkan babi, ayam dan
kerbau untuk dimakan. Babi
dan kerbau selain untuk
dimakan juga sebagai hewan
korban.
Kehidupan Ekonomi
Telah muncul perdagangan
barter, barang yang
dipertukarkan adalah hasil
bercocok tanam, hasil
kerajinan(gerabah, kapak dan
perhiasan) dan ikan laut yang
dikeringkan.
Barang-barang tersebut
diangkut melalui jalan darat,
laut dan sungai. Sehingga
perahu dan rakit pada masa
ini memegang peranan
penting sebagai alat
transportasi.
Kehidupan Budaya
Di tempat-tempat tandus dan
berbatu telah mulai kelompokkelompok kerja dari industriindustri lokal yang menghasilkan
alat-alat kerja seperti kapak
persegi dan kapak lonjong.
Kelebihan waktu antara masa
tanam dengan masa panen
memungkinkan berkembangnya
kegiatan lain di luar sektor
pertanian yang mereka gunakan
untuk membuat alat pemukul kulit
kayu, membuat anyam-anyaman
membuat gerabah dan lainnya
Tehnologi
KAPAK LONJONG
Kapak lonjong
adalah kapak yang
penampangnya
berbentuk lonjong
atau bulat telur.
Di Indonesia kapak
lonjong
persebarannya
hanya terbatas di
wilayah Indonesia
bagian timur.

KAPAK PERSEGI
Pemberian nama kapak
persegi berasal dari
peneliti berkebangsaan
Belanda, Von Heine
Geldern, di Indonesia
Barat terutama ditemukan
di Sumatera, Jawa dan
Bali, juga di Indonesia
bagian timur yaitu,
Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku dan sedikit di
Kalimantan
GERABAH
Pada zaman ini peranan penting gerabah adalah
sebagai wadah atau tempat keperluan alat-alat
rumah tangga. Gerabah di gunakan sebagai akalt
sehari-hari. Banyak ditemukan di lapisan teratas bukit
kerang Sumatera dan bukit pasir pantai selatan
Jawa, antara Yogyakarta dan Pacitan, Kendeng
Lembu (Banyuwangi), Tangerang, dan Minanga
Sipakka (Sulawesi). Di Melolo (Sumba) banyak
ditemukan gerabah yang berisi tulang belulang
manusia

Gerabah zaman neolitik dari situs Kelapa
Dua. Bentuknya sangat sederhana tidak
banyak variasi tidak memiliki hiasan dan
mempunyai tingkat kerapuhan yang sangat
tinggi sehingga sulit ditemukan dalam kondisi
yang utuh.
Kehidupan Kerohanian
Mereka sudah
mengenal upacara
penguburan dengan
menggunakan peti batu
(sarkofagus, waruga,
peti kubur batu)
Kebudayaan
megalithikum sangat
mewarnai pada jaman
ini. Dengan adanya
bangunan megalithik
seperti menhir, dolmen
dan punden berundak
Kehidupan Masyarakat Bercocok Tanam Tingkat
Lanjut (Artisan-Pertukangan-Perundagian)
Keadaan Alam

 Masa bercocok tanam tingkat lanjut
merupakan masa dimana manusia
sudah sepenuhnya mengeksplorasi
alam ditandai dengan beberapa
penemuan baru seperti diketahuinya
kegunaan biji logam untuk bahan
pembuatan alat.
 Keadaan alam yang lebih stabil,
sehingga memungkinkan manusia
untuk hidup lebih tenang dan dapat
mengembangkan kebudayaannya
Kehidupan Sosial
Pada masa ini mereka hidup
di desa-desa di daerah
pegunungan, dataran rendah
dan tepi pantai dalam tata
kehidupan yang makin teratur
dan terpimpin.
Dimungkinkan mereka sudah
mengenal hukum adat
mereka sendiri.
Dikenal juga sistem
kepemimpinan kesukuan
dengan dipimpin kepala suku
dari suatu suku yang tinggal
satu lingkungan kerabat.
Kehidupan Sosial
Sudah dikenal
keahlian membuat
alat dari logam
sehingga membuat
mereka bekerja
sesuai dengan
keahliannya
Sistem sosial
semakin komplek
sesuai dengan
kebutuhan yang
semakin bertambah
Kehidupan Ekonomi
Kemampuan mengolah biji logam
untuk membuat peralatan
membuat mereka lebih intens
dalam mengolah lahan pertanian.
Lahan pertanian tidak lagi
berpindah tetapi sudah membuat
sawah-sawah dengan sistem
irigasi.
Pertanian dalam bentuk
perladangan dan persawahan
menjadi mata pencaharian utama.
Kemajuan dalam persawahan
membuat surplus bahan pangan
sehingga kelebihan bahan pangan
ini kemudia mereka perdagangkan
di luar desanya.
Kehidupan Budaya
Kemampuan melebur biji
logam untuk dibuat peralatan
dari perunggu maupun besi
seperti kapak, pisau, sabit dan
bajak.
Tehnik pembuatan gerabah
juga sudah maju dengan
berbagai ragam hiasnya.
Alat-alat dari logam juga dibuat
untuk kepentingan
kepercayaan seperti nekara,
candrasa, moko, perhiasan,
arca perunggu dan bejana
perunggu
Tehnologi
Kemampuan melebur
biji logam untuk dibuat
peralatan dari perunggu
maupun besi.
Tehnik pembuatan alat
dari logam
menggunakan tehnik A
cire Perdua dan tehnik
Bivalve
Kehidupan Kerohanian
Kehidupan kepercayaan
semakin berkembang pada
jaman ini. Upacara penguburan
dengan menggunakan peti batu
(sarkofagus, waruga, peti kubur
batu) semakin beragam.
Kebudayaan megalithikum
sangat berkembang pada jaman
ini. Dengan adanya bangunan
megalithik seperti menhir,
dolmen dan punden berundak
Studi kasus

Homo Floresiensis, dibanding jenis lainnya,
homo ini memiliki keistimewaan karena
tubuhnya yang kerdil. Ditemukan oleh seorang
pastur bernama Verhoeven pada tahun 1958 di
goa Liang Bua Manggarai, Flores, dan baru di
umumkan sebagai temuan yang
menghebohkan pada tahun 2004. Diperkirakan
hidup sekitar 30.000 – 18.000 tahun yang lalu,
telah mampu membuat peralatan dari batu,
pemburu handal dan memasak dengan api,
tetapi ukuran tangannya masih panjang.
Manusia kerdil ini memiliki tinggi tubuh sekitar
1m, dan ukuran tengkorak seperti anak kecil.
Dari cerita rakyat setempat, masyarakat Flores
menyebut manusia kerdil ini dengan nama Ebu
Gogo.

Wacana di atas merupakan gambaran dari
kehidupan Homo Floresiensis yang hidup pada
zaman……………………dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
a)…
b)…
c)…
Evaluasi
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!
•
Bagaimanakah pola hidup manusia purba di zaman
Palaeolithikum?
•
Kebudayaan apa sajakah yang berkembang pada zaman
Mesolithikum?
•
Hasil budaya apa sajakah yang berasal dari zaman
Neolithikum?
•
Disebut apakah tempat yang digunakan untuk memasak,
terbuat dari tanah liat dalam masyarakat bercocok tanam dan
beternak?
•
Pada zaman apakah api pertama kali dikenal?

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Masa berburu dan mengumpulkan makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makananMasa berburu dan mengumpulkan makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makanan
Anita W
 
Kerajaan kutai presentasi
Kerajaan kutai presentasiKerajaan kutai presentasi
Kerajaan kutai presentasi
ayuksri Rahayu
 
Corak kehidupan manusia pra aksara
Corak kehidupan manusia pra aksaraCorak kehidupan manusia pra aksara
Corak kehidupan manusia pra aksara
Jorgi Genetri
 
Perkembangan biologis manusia purba di indonesia
Perkembangan biologis manusia purba di indonesiaPerkembangan biologis manusia purba di indonesia
Perkembangan biologis manusia purba di indonesia
Ridhwan Ardi
 
Perkembangan Alam Pikir Manusia Sejak Zaman Purba hingga saat ini
Perkembangan Alam Pikir Manusia Sejak Zaman Purba hingga saat iniPerkembangan Alam Pikir Manusia Sejak Zaman Purba hingga saat ini
Perkembangan Alam Pikir Manusia Sejak Zaman Purba hingga saat ini
Hariyatunnisa Ahmad
 

La actualidad más candente (20)

2. historiografi kolonial
2. historiografi kolonial2. historiografi kolonial
2. historiografi kolonial
 
Masa Prasejarah perundagian (sejarah kelas x)
Masa Prasejarah perundagian (sejarah kelas x)Masa Prasejarah perundagian (sejarah kelas x)
Masa Prasejarah perundagian (sejarah kelas x)
 
Kerajaan tulang bawang
Kerajaan tulang bawangKerajaan tulang bawang
Kerajaan tulang bawang
 
Masa berburu dan mengumpulkan makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makananMasa berburu dan mengumpulkan makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makanan
 
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA AKSARA
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA AKSARAHASIL BUDAYA PADA MASA PRA AKSARA
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA AKSARA
 
Zaman Paleolitikum (Batu Tua) kelas X SMA sem.1
Zaman Paleolitikum (Batu Tua) kelas X SMA sem.1Zaman Paleolitikum (Batu Tua) kelas X SMA sem.1
Zaman Paleolitikum (Batu Tua) kelas X SMA sem.1
 
Kebudayaan zaman pra-aksara
Kebudayaan zaman pra-aksaraKebudayaan zaman pra-aksara
Kebudayaan zaman pra-aksara
 
kerajaan-pajajaran.pptx
kerajaan-pajajaran.pptxkerajaan-pajajaran.pptx
kerajaan-pajajaran.pptx
 
Zaman megalitikum
Zaman megalitikumZaman megalitikum
Zaman megalitikum
 
Kerajaan kutai presentasi
Kerajaan kutai presentasiKerajaan kutai presentasi
Kerajaan kutai presentasi
 
media pembelajaran IPS kelas 3 semester II
media pembelajaran IPS kelas 3 semester IImedia pembelajaran IPS kelas 3 semester II
media pembelajaran IPS kelas 3 semester II
 
Corak kehidupan manusia pra aksara
Corak kehidupan manusia pra aksaraCorak kehidupan manusia pra aksara
Corak kehidupan manusia pra aksara
 
ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...
ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...
ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...
 
Materi sejarah bab 3 sma kelas x peminatan
Materi sejarah bab 3  sma kelas x peminatanMateri sejarah bab 3  sma kelas x peminatan
Materi sejarah bab 3 sma kelas x peminatan
 
Hasil Kebudayaan Masa Bercocok Tanam
Hasil Kebudayaan Masa Bercocok TanamHasil Kebudayaan Masa Bercocok Tanam
Hasil Kebudayaan Masa Bercocok Tanam
 
Perkembangan biologis manusia purba di indonesia
Perkembangan biologis manusia purba di indonesiaPerkembangan biologis manusia purba di indonesia
Perkembangan biologis manusia purba di indonesia
 
Zaman logam
Zaman logamZaman logam
Zaman logam
 
Perkembangan Alam Pikir Manusia Sejak Zaman Purba hingga saat ini
Perkembangan Alam Pikir Manusia Sejak Zaman Purba hingga saat iniPerkembangan Alam Pikir Manusia Sejak Zaman Purba hingga saat ini
Perkembangan Alam Pikir Manusia Sejak Zaman Purba hingga saat ini
 
Jaman batu
Jaman batuJaman batu
Jaman batu
 
Zaman Mesolithikum
Zaman Mesolithikum Zaman Mesolithikum
Zaman Mesolithikum
 

Destacado (6)

Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat praaksara
Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat praaksaraKehidupan sosial dan ekonomi masyarakat praaksara
Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat praaksara
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
Sejarah mesolithikum
Sejarah mesolithikumSejarah mesolithikum
Sejarah mesolithikum
 
Teori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islamTeori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islam
 
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra AksaraKehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
 
Sejarah jenis & ciri manusia pra aksara
Sejarah   jenis & ciri manusia pra aksaraSejarah   jenis & ciri manusia pra aksara
Sejarah jenis & ciri manusia pra aksara
 

Similar a Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya - Sejarah SMA Kelas 10

Kebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaKebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesia
Joko Sriyatno
 
Kebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaKebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesia
Joko Sriyatno
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarah
Santos Tos
 
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdfSalinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
RestuBisnis
 
kehidupan pra aksara di indonesia
kehidupan pra aksara di indonesiakehidupan pra aksara di indonesia
kehidupan pra aksara di indonesia
abd_
 
Rencana pembelajaran masa pra aksara
Rencana  pembelajaran  masa pra aksaraRencana  pembelajaran  masa pra aksara
Rencana pembelajaran masa pra aksara
khiflul azis
 
LKS siswa agar pembelajaran menjadi.docx
LKS siswa agar pembelajaran menjadi.docxLKS siswa agar pembelajaran menjadi.docx
LKS siswa agar pembelajaran menjadi.docx
AzlisaHelmi2
 
Tugas sejarah
Tugas sejarahTugas sejarah
Tugas sejarah
El Wijaya
 
Kehidupan awal-masyarakat-indonesia
Kehidupan awal-masyarakat-indonesiaKehidupan awal-masyarakat-indonesia
Kehidupan awal-masyarakat-indonesia
Rahman Klu
 

Similar a Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya - Sejarah SMA Kelas 10 (20)

Kebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaKebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesia
 
Kebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaKebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesia
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarah
 
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdfSalinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
 
MODUL 1 KB 4.pptx
MODUL 1 KB 4.pptxMODUL 1 KB 4.pptx
MODUL 1 KB 4.pptx
 
PALEO MESOLITIKUM.pptx
PALEO MESOLITIKUM.pptxPALEO MESOLITIKUM.pptx
PALEO MESOLITIKUM.pptx
 
MASA PRAAKSARA KELAS X.pdf
MASA PRAAKSARA KELAS X.pdfMASA PRAAKSARA KELAS X.pdf
MASA PRAAKSARA KELAS X.pdf
 
Pembabakan masa pra aksara
Pembabakan masa pra aksaraPembabakan masa pra aksara
Pembabakan masa pra aksara
 
kehidupan pra aksara di indonesia
kehidupan pra aksara di indonesiakehidupan pra aksara di indonesia
kehidupan pra aksara di indonesia
 
Zaman Pra aksara (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
Zaman Pra aksara (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)Zaman Pra aksara (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
Zaman Pra aksara (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
 
Rencana pembelajaran masa pra aksara
Rencana  pembelajaran  masa pra aksaraRencana  pembelajaran  masa pra aksara
Rencana pembelajaran masa pra aksara
 
LKS siswa agar pembelajaran menjadi.docx
LKS siswa agar pembelajaran menjadi.docxLKS siswa agar pembelajaran menjadi.docx
LKS siswa agar pembelajaran menjadi.docx
 
Sejarah Corak Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia
Sejarah Corak Kehidupan Awal Masyarakat IndonesiaSejarah Corak Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia
Sejarah Corak Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia
 
Tugas sejarah
Tugas sejarahTugas sejarah
Tugas sejarah
 
Story board
Story boardStory board
Story board
 
Perkembangan Kehidupan Meramu dan Berburu
Perkembangan Kehidupan Meramu dan BerburuPerkembangan Kehidupan Meramu dan Berburu
Perkembangan Kehidupan Meramu dan Berburu
 
Kehidupan-awal-manusia-Indonesia-pada-aspek-kepercayaan-kelas-X-S2.ppt
Kehidupan-awal-manusia-Indonesia-pada-aspek-kepercayaan-kelas-X-S2.pptKehidupan-awal-manusia-Indonesia-pada-aspek-kepercayaan-kelas-X-S2.ppt
Kehidupan-awal-manusia-Indonesia-pada-aspek-kepercayaan-kelas-X-S2.ppt
 
Pola hunian (sejarah)
Pola hunian (sejarah)Pola hunian (sejarah)
Pola hunian (sejarah)
 
Kehidupan awal-masyarakat-indonesia
Kehidupan awal-masyarakat-indonesiaKehidupan awal-masyarakat-indonesia
Kehidupan awal-masyarakat-indonesia
 
Kelompok sejarah indonesia
Kelompok sejarah indonesiaKelompok sejarah indonesia
Kelompok sejarah indonesia
 

Último

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Último (20)

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 

Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya - Sejarah SMA Kelas 10

  • 2. Perkembangan Kehidupan Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Kepercayaan Masyarakat Pada Masa Berburu (Food Gathering) dan Masyarakat Pertanian (Food Producing) Standard Kompetensi: Menganalisis peradaban Indonesia dan dunia Kompetensi Dasar : Kemampuan menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia Indikator :  Memahami kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan  Memahami masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut  Memahami masa bercocok tanam  Memahami masa bercocok tanam tingkat lanjut
  • 3. Dalam perkembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat prasejarah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu:  masa berburu dan mengumpulkan makanan,  masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut,  masa bercocok tanam  masa bercocok tanam tingkat lanjut
  • 4. Kerangka Teoritis Challenge and Response (Arnorld J Toynbee) : manusia menjawab tantangan yang ada pada alam sekitarnya Kebudayaan timbul dan berkembang sebagai upaya manusia menjawab tantangan yang ada pada alam sekitarnya
  • 5. Kehidupan Masyarakat Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana • Keadaan Alam • Keadaan bumi pada masa mengumpulkan makanan masih labil, karena perubahan bentuk permukaannya, sungai masih sering berpindah-pindah aliran, keadaan ini berlangsung selama kurang lebih 600.000 tahun. • Perkembangan kebudayaan masa ini masih sangat lambat, ditambah lagi manusia yang hidup pada saat ini termasuk manusia purba seperti Pithecantropus Erectus, Homo Soloensis, Homo Wajakensis, kehidupan mereka sangat bergantung kepada alam.
  • 6. Kehidupan Sosial Upaya-upaya yang dilakukan oleh manusia purba pada masa mengumpulkan makanan dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya, antara lain dengan :  Hidup berkelompok antara 10-15 orang  Hidup berpindah-pindah tempat (Nomaden) di daerah yang dekat dengan sumber air, seperti sungai atau danau.  Kelompok berburu tersusun dalam keluarga kecil.
  • 7. Satu hal yang sangat membantu kehidupan manusia purba ketika mereka menemukan api. Mereka menggunakan api untuk menghangatkan badan pada musim dingin dan memasak makanan sehingga daging binatang buruan menjadi lebih lunakuntuk dikunyah
  • 8. Kehidupan Ekonomi  Masih tergantung pada alam  Berburu dan mengumpulkan makanan (umbi-umbian, biji-bijian, buah-buahan dan daun-daunan)  Hidup berpindah-pindah tempat di daerah yang dekat dengan sumber air, seperti sungai atau danau agar mudah mencari makanan.  Menciptakan alat dari batu dan tulang untuk membantu kekurangan fisik mereka  Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki bertugas melakukan perburuan dan kaum wanita mengumpulkan makanan (tumbuhan dan hewan kecil) yang tidak memerlukan tenaga besar dan juga bertugas mengurus anak.
  • 9. Hasil Budaya • Kebuayaan Pacitan berupa kapak genggam, kapak perimbas, flake, kapak penetak. • Kebudayaan Ngandong berupa alat-alat dari tulang dan tanduk, kapak gengam, kapak perimbas dan flake.
  • 10. Tehnologi • Menciptakan alat dari batu dan tulang untuk membantu kekurangan fisik mereka Reconstruction
  • 11. Seorang ahli arkeologi Francois Bordes dari Bordeaux University, Perancis, melakukan percobaan membuat alat seperti yang dipergunakan manusia pada zaman purba. Perhatikan berikut ini! rangkaian percobaan pembuatan alat Bordes memulai dengan sebongkah kuarsit bulat dan batu palu yang lebih kecil. Dengan dua tiga kali pukulan ia dapat menghasilkan pinggiran yang cukup baik untuk memotong, meskipun masih kasar. Alat ini merupakan senjata dasar dan alat berburu selama sejuta tahun lebih, dan ditemukan di Afrika, Timur Tengah, Asia dan Eropa.
  • 12. Setelah memotong ujung sebungkah batu api, Bordes mempersiapkan landasan batu yang akan dipukul, dengan batu pula ia memukul lepas beberapa serpihan besar. Hasilnya belum berupa alat. Dengan menggunakan palu dari tanduk rusa, dia mengolah alat itu supaya menjadi tipis dan sempurna tepinya. Hasil akhirnya berupa salah satu alat yang digunakan oleh Homo erectus dan pemburu-pemburu sapiens purba selama ribuan tahun. Pinggiran alat tersebut panjang, lurus serta tajam.
  • 14. Kehidupan Masyarakat Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut Keadaan Alam  Tahapan selanjutnya adalah berburu, meramu tingkat lanjut, berlangsung pada zaman pasca Pleistosen. Pada zaman Mesolithikum yang berlangsung pada kala Holosen, perkembangan kebudayaannya berlangsung lebih cepat daripada zaman Batu Tua, hal disebabkan antara lain oleh :  Keadaan alam yang lebih stabil, sehingga memungkinkan manusia untuk hidup lebih tenang dan dapat mengembangkan kebudayaannya  Manusia pendukungnya adalah Homo Sapiens, mahluk yang lebih cerdas dari pendahulunya.
  • 15. Kehidupan Sosial Hidup berkelompok 10-15 orang bahkan lebih. Semi sedenter (setengah menetap) hidup di goa-goa sebagai tempat tinggal (abris sous roche) sementara, tempat berlindung dari Iklim dan ancaman binatang buas. Yang hidup di daerah pesisir menghasilkan kebudayaan Kjonkenmoddinger (sampah dapur)
  • 16. Kehidupan Sosial Kaum wanita tidak banyak terlibat dalam perburuan dan lebih banyak berada di sekitar goa-goa tempat tinggal mereka. Oleh karena perhatian wanita ditujukan pada lingkungan yang terbatas , maka ia mampu memperluas pengetahuannya tantang seluk beluk tumbuhan yang dapat dibudidayakan
  • 17. Kehidupan Ekonomi Masih bergantung pada alam Hidup berburu didalam hutan, menangkap ikan dan mengumpulkan makanan seperti umbi-umbian, buahbuahan, biji-bijian dan daundaunan Yang tinggal di pesisir pantai makanan pokok mereka adalah kerang dan ikan laut Mereka juga sudah menyimpan dan mengawetkan daging dengan cara dijemur setelah diberi ramuan
  • 18. Mereka juga sudah mengenal berbagai tanaman untuk dibudidayakan. Bercocok tanam mulai dikerjakan dengan amat sederhana dan dilakukan secara berpindah-pindah (berhuma). Hutan yang akan ditanami mereka tebang, dibakar dan dibersihkan. Setelah tidak subur lagi, tanah tersebut mereka tinggalkan untuk mencari lahan yang baru.
  • 19. Hasil Budaya Hasil budaya mereka merupakan benda-benda dari zaman Mesolitikum berupa: • Kjonkenmoddinger (sampah dapur) • Abris Sous Roche (goa sebagai tempat tinggal) • Kapak Genggam dan alat dari tulang masih dikembangkan • Gerabah mempunyai peranan dasar sebagai wadah
  • 20. Hasil kebudayaan: Banyak ditemukan di abris sous roche, hasil penelitian yang dilakukan oleh Van Stein Callenfels di Goa Lawa dekat Sampung, Ponorogo Jawa Timur. Bersamaan dengan penemuan alat-alat dari Sampung ini ditemukan pula fosil manusia Papua Melanesoide yang merupakan nenek moyang Bangsa Papua dan Melanesia sekarang SAMPUNG BONE CULTURE
  • 21. FLAKES CULTURE Kebudayaan ini merupakan hasil penelitian dua saudara sepupu berkebangsaan Swiss bernama Fritz Sarasin dan Paul Sarasin. Penelitian dilakukan sekitar tahun 1893-1896 di goa-goa Lumancong Sulawesi Selatan yang didiami oleh suku bangsa Toala, mereka berhasil menemukan alat-alat serpih (flakes) mata panah bergerigi dan alat-alat tulang. Penelitian lanjutan dilakukan di wilayah Maros, Bone, Bantaeng Sulawesi Selatan
  • 22. Kehidupan Kerohanian Mereka sudah mengenal penguburan dengan menata mayat dengan posisi jongkok sesuai posisi ketika manusia ada di dalam kandungan ibunya dengan diberi bekal kubur. Kehidupan kerohanian mereka sebatas pada pemahaman bahwa orang yang meninggal rohnya akan hidup disekitarnya/dunia lain di sekitar yang hidup
  • 23. Lukisan yang mereka buat berkaitan dengan kepercayaan, penghormatan kepada nenek moyang, menggambarkan binatang buruan, binatang yang mereka anggap suci dan upacara penguburan.
  • 24. LUKISAN DINDING GOA Dalam goa tempat tinggal, banyak dijumpai lukisan-lukisan di dindingnya, yang menggambarkan kehidupan dan kepercayaan adanya kekuatan magis, seperti goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, terdapat cap tapak tangan berwarna merah, yang mengandung symbol kekuatan pelindung untuk mencegah roh jahat. Lukisan di goa juga terdapat di Irian Jaya, yakni lukisan-lukisan binatang seperti kadal dan cap jari tangan yang tidak lengkap, mungkin sebagai tanda berkabung
  • 25. Tehnologi • Kehidupan semi sedenter membuat mereka mempunyai waktu luang yang mereka gunakan untuk menghaluskan alat-alat dan membuat lukisan di dinding goa. • Mereka juga sudah menghaluskan makanan dan membuat pakaian dari kulit binatang dan kulit kayu
  • 26.
  • 27. Kehidupan Masyarakat Bercocok Tanam Tingkat Sederhana Keadaan Alam  Masa bercocok tanam merupakan masa penting bagi perkembangan masyarakat dan peradaban. Beberapa penemuan baru dalam rangka penguasaan sumber alam berlangsung cepat.  Keadaan alam yang lebih stabil, sehingga memungkinkan manusia untuk hidup lebih tenang dan dapat mengembangkan kebudayaannya
  • 28. Kehidupan Sosial Pada masa ini juga ditemukan tanda-tanda kehidupan menetap di suatu perkampungan. Sudah ada desa-desa kecil semacam perdukuhan. Di setiap dukuh ada beberapa tempat tinggal yang dibangun secara tidak beraturan. Membangun rumah, menebang, membakar hutan, menanam, me manen, berburu, menangkap ikan mereka lakukan secara bergotong royong. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin dan usia.
  • 29. Kehidupan Sosial Pekerjaan yang menghabiskan tenaga dan beresiko dikerjakan oleh kaum laki-laki, seperti: membuat rumah, menggali lubang untuk benih dan menangkap ikan di laut. Kaum wanita merawat bayi, menabur benih, merawat rumah dan membuat gerabah. Anak-nak membantu ibunya membuat gerabah dan pekerjaan ringan lainnya. Kecenderungan mendiami tempat-tempat terbuka yang dekat dengan sumber air. Ada juga yang mendiami temapttempat agak tinggi dan bukitbukit kecil yang dikelilingi sungai atau jurang serta dipagar hutan. Tujuanya untuk melindungi diri dari serangan musuh atau gangguan binatang buas.
  • 30. Kehidupan Ekonomi Pada masa ini manusia sudah menghasilkan makanan sendiri (foood producing) dengan cara bercocok tanam dengan berhuma (ladang berpindah) Pada mulanya jenis tanamannya: keladi, ubi, pisang, manggis, rambutan, salak dan kelapa. Tahap selanjutnya sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman mereka sudah mengenal irigasi dan tanaman rumput-rumputan (jewawut dan padi gaga) yang ditanam di tanah kering dengan hanya menabur biji-bijinya.
  • 31. Kehidupan Ekonomi Mereka juga sudah menjinakkan dan memelihara binatang. Binatang yang pertama kali dijinakkan adalah anjing yang dipergunakan sebagai teman dalam berburu dan sebagai penjaga. Kemudian mereka juga menjinakkan babi, ayam dan kerbau untuk dimakan. Babi dan kerbau selain untuk dimakan juga sebagai hewan korban.
  • 32. Kehidupan Ekonomi Telah muncul perdagangan barter, barang yang dipertukarkan adalah hasil bercocok tanam, hasil kerajinan(gerabah, kapak dan perhiasan) dan ikan laut yang dikeringkan. Barang-barang tersebut diangkut melalui jalan darat, laut dan sungai. Sehingga perahu dan rakit pada masa ini memegang peranan penting sebagai alat transportasi.
  • 33. Kehidupan Budaya Di tempat-tempat tandus dan berbatu telah mulai kelompokkelompok kerja dari industriindustri lokal yang menghasilkan alat-alat kerja seperti kapak persegi dan kapak lonjong. Kelebihan waktu antara masa tanam dengan masa panen memungkinkan berkembangnya kegiatan lain di luar sektor pertanian yang mereka gunakan untuk membuat alat pemukul kulit kayu, membuat anyam-anyaman membuat gerabah dan lainnya
  • 34. Tehnologi KAPAK LONJONG Kapak lonjong adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong atau bulat telur. Di Indonesia kapak lonjong persebarannya hanya terbatas di wilayah Indonesia bagian timur. KAPAK PERSEGI Pemberian nama kapak persegi berasal dari peneliti berkebangsaan Belanda, Von Heine Geldern, di Indonesia Barat terutama ditemukan di Sumatera, Jawa dan Bali, juga di Indonesia bagian timur yaitu, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan sedikit di Kalimantan
  • 35. GERABAH Pada zaman ini peranan penting gerabah adalah sebagai wadah atau tempat keperluan alat-alat rumah tangga. Gerabah di gunakan sebagai akalt sehari-hari. Banyak ditemukan di lapisan teratas bukit kerang Sumatera dan bukit pasir pantai selatan Jawa, antara Yogyakarta dan Pacitan, Kendeng Lembu (Banyuwangi), Tangerang, dan Minanga Sipakka (Sulawesi). Di Melolo (Sumba) banyak ditemukan gerabah yang berisi tulang belulang manusia Gerabah zaman neolitik dari situs Kelapa Dua. Bentuknya sangat sederhana tidak banyak variasi tidak memiliki hiasan dan mempunyai tingkat kerapuhan yang sangat tinggi sehingga sulit ditemukan dalam kondisi yang utuh.
  • 36. Kehidupan Kerohanian Mereka sudah mengenal upacara penguburan dengan menggunakan peti batu (sarkofagus, waruga, peti kubur batu) Kebudayaan megalithikum sangat mewarnai pada jaman ini. Dengan adanya bangunan megalithik seperti menhir, dolmen dan punden berundak
  • 37. Kehidupan Masyarakat Bercocok Tanam Tingkat Lanjut (Artisan-Pertukangan-Perundagian) Keadaan Alam  Masa bercocok tanam tingkat lanjut merupakan masa dimana manusia sudah sepenuhnya mengeksplorasi alam ditandai dengan beberapa penemuan baru seperti diketahuinya kegunaan biji logam untuk bahan pembuatan alat.  Keadaan alam yang lebih stabil, sehingga memungkinkan manusia untuk hidup lebih tenang dan dapat mengembangkan kebudayaannya
  • 38. Kehidupan Sosial Pada masa ini mereka hidup di desa-desa di daerah pegunungan, dataran rendah dan tepi pantai dalam tata kehidupan yang makin teratur dan terpimpin. Dimungkinkan mereka sudah mengenal hukum adat mereka sendiri. Dikenal juga sistem kepemimpinan kesukuan dengan dipimpin kepala suku dari suatu suku yang tinggal satu lingkungan kerabat.
  • 39. Kehidupan Sosial Sudah dikenal keahlian membuat alat dari logam sehingga membuat mereka bekerja sesuai dengan keahliannya Sistem sosial semakin komplek sesuai dengan kebutuhan yang semakin bertambah
  • 40. Kehidupan Ekonomi Kemampuan mengolah biji logam untuk membuat peralatan membuat mereka lebih intens dalam mengolah lahan pertanian. Lahan pertanian tidak lagi berpindah tetapi sudah membuat sawah-sawah dengan sistem irigasi. Pertanian dalam bentuk perladangan dan persawahan menjadi mata pencaharian utama. Kemajuan dalam persawahan membuat surplus bahan pangan sehingga kelebihan bahan pangan ini kemudia mereka perdagangkan di luar desanya.
  • 41. Kehidupan Budaya Kemampuan melebur biji logam untuk dibuat peralatan dari perunggu maupun besi seperti kapak, pisau, sabit dan bajak. Tehnik pembuatan gerabah juga sudah maju dengan berbagai ragam hiasnya. Alat-alat dari logam juga dibuat untuk kepentingan kepercayaan seperti nekara, candrasa, moko, perhiasan, arca perunggu dan bejana perunggu
  • 42. Tehnologi Kemampuan melebur biji logam untuk dibuat peralatan dari perunggu maupun besi. Tehnik pembuatan alat dari logam menggunakan tehnik A cire Perdua dan tehnik Bivalve
  • 43. Kehidupan Kerohanian Kehidupan kepercayaan semakin berkembang pada jaman ini. Upacara penguburan dengan menggunakan peti batu (sarkofagus, waruga, peti kubur batu) semakin beragam. Kebudayaan megalithikum sangat berkembang pada jaman ini. Dengan adanya bangunan megalithik seperti menhir, dolmen dan punden berundak
  • 44. Studi kasus Homo Floresiensis, dibanding jenis lainnya, homo ini memiliki keistimewaan karena tubuhnya yang kerdil. Ditemukan oleh seorang pastur bernama Verhoeven pada tahun 1958 di goa Liang Bua Manggarai, Flores, dan baru di umumkan sebagai temuan yang menghebohkan pada tahun 2004. Diperkirakan hidup sekitar 30.000 – 18.000 tahun yang lalu, telah mampu membuat peralatan dari batu, pemburu handal dan memasak dengan api, tetapi ukuran tangannya masih panjang. Manusia kerdil ini memiliki tinggi tubuh sekitar 1m, dan ukuran tengkorak seperti anak kecil. Dari cerita rakyat setempat, masyarakat Flores menyebut manusia kerdil ini dengan nama Ebu Gogo. Wacana di atas merupakan gambaran dari kehidupan Homo Floresiensis yang hidup pada zaman……………………dengan ciri-ciri sebagai berikut: a)… b)… c)…
  • 45. Evaluasi Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! • Bagaimanakah pola hidup manusia purba di zaman Palaeolithikum? • Kebudayaan apa sajakah yang berkembang pada zaman Mesolithikum? • Hasil budaya apa sajakah yang berasal dari zaman Neolithikum? • Disebut apakah tempat yang digunakan untuk memasak, terbuat dari tanah liat dalam masyarakat bercocok tanam dan beternak? • Pada zaman apakah api pertama kali dikenal?