Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
faktor pembatas ekosistem
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kegiatan-kegiatan manusia dibumi saat ini sudah banyak yang melampaui
batas maksimal lingkungan dalam mengatasi dampak dari kegiatan itu secara alami.
Lingkungan sudah sangat kesulitan dalam mengatasi dampak tersebut dan perlunya
campur tangan manusia dalam mengatasinya.
Kita dapat melihat tanah yang tidak subur lagi sehingga tidak bisa digunakan
untuk bercocok tanam di akibatkan oleh kegiatan manusia yang lebih memikirkan
keuntungan dan kesenangan dirinya sendiri yaitu dengan memberikan bahan kimia
yang dapat memperelok tumbuhannya sementara merperburuk unsur hara yang ada
di dalam tanah.
Kita juga dapat melihat banyaknya spesies hewan langka yang banyak diburu
manusia sehingga dapat mempercepat kepunahan spesies hewan tersebut. Contohcontoh diatas menunjukkan bahwa manusia sebagai faktor yang dapat mengurangi
atau dapat mengganggu keseimbangan kehidupan lingkungan,atau bisa disebut
sebagai faktor pembatas ekosistem. Dan Manusia pula lah yang dapat
mengatasinya.
Banyaknya masalah lingkungan tersebut maka diperlukan strategi bagi
manusia sebagai penghuni bumi yang dapat berfikir dan bertindak dalam
mengatasinya,contohnya penggunaan kompos alami pada saat bercocok tanam dan
peran penting bagi pemerintah untuk melindungi flora dan fauna yang ada di
negaranya yaitu melalui pengadaan peraturan masing-masing negara tentang hal
ini,atau adanya Undang-undang internasional tentang pelestarian bumi.
Setelah membaca uraian diatas maka penulis membuat judul “Strategi
Manusia Dalam Mengurangi Faktor Pembatas Ekosistem” agar pembaca dapat
memahami dan melakukan yang terbaik untuk bumi.
1
2. 1.2.Perumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Faktor Pembatas Ekosistem?
2. Apa saja yang termasuk dalam Faktor Pembatas Ekosistem?
3. Bagaimanastrategi manusia mengatasi Faktor Pembatas Ekosistem?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Faktor Pembatas Ekosistem.
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam Faktor pembatas
Ekosistem
3. Untuk Mengetahui strategi mengatasi Faktor Pembatas Ekosistem.
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Teori-Teori Pendukung
A.Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem
merupakan
penggabungan
dari
setiap
unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama
dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan
lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk
keperluan hidup.] Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme,
khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan
suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan".[2] Hal
ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimiaatmosfer dan bumi sangat
terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem
ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan
fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut,
inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang
luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya,
yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi
3
4. apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber
makanannya. Berbeda
dengan
memperlebar
toleransinya
kisaran
makhluk
karena
hidup
yang
lain, manusia dapat
kemampuannya
untuk
berpikir,
mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
B.Komponen-komponen Pembentuk Ekosistem
1.Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang
merupakan medium atau substrat tempat
berlangsungnya kehidupan,
atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam
ruang dan waktunya.[ Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa
anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:Suhu. Proses
biologi
dipengaruhi
suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan
energi
untuk
meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
1. Air.
Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun
beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
2. Garam.
Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme
melalui osmosis.
Beberapa
organisme terestrial beradaptasi
dengan
lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
3. Cahaya matahari.
Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat
menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar
permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya
yang
besar
membuat
peningkatan
suhu
sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
4. Tanah dan batu.
4
5. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi
mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan
sumber makanannya di tanah.
5. Iklim.
Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim
makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam
suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
2.Biotik
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang
hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu
ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).
C.Pengertian Faktor Pembatas Ekositem
Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan
perkembangan suatuekosistem.Keterbatasan dan toleransi di dalam ekosistem.
Pertumbuhan
organisme
yang baik
dapat
tercapai bila faktor lingkungan
yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan.
Bila salah satu faktor lingkungan tidak seimbangdengan faktor lingkungan
lain, faktor ini dapat menekan atau kadang-kadang menghentikanpertumbuhan
organisme. Faktor lingkungan yang paling tidak optimum akan menentukan
tingkatproduktivitas organisme. Prinsip ini disebut sebagai prinsip faktor pembatas.
Justus Von Liebigadalah salah seorang pioner dalam hal mempelajari pengaruh
macam-macam faktor terhadappertumbuhan organisme, dalam hal ini adalah
tanaman.
Liebig menemukan pada tanaman percobaannya bahwa pertumbuhan
tanaman akan terbataskarena terbatasnya unsur hara yang diperlukan dalam jumlah
kecil dan ketersediaan di alam hanyasedikit. Oleh karena itu, Liebig menyatakan di
dalam Hukum Minimum Liebig yaitu: “Pertumbuhan tanaman tergantung pada unsur atau
senyawa yang berada dalam keadaan minimum”.
5
6. Organismemempunyai batas maksimum dan minimum ekologi, yaitu kisaran
toleransi dan ini merupakankonsep hukum toleransi Shelford.Di dalam hukum
toleransi Shelford dikatakan bahwa
besar
populasi
dan penyebaran
suatu
jenismakhluk hidup dapat dikendalikan dengan faktor yang melampaui batas
toleransi maksimum atauminimum dan mendekati batas toleransi maka populasi
atau makhluk hidup itu akan berada dalamkeadaan tertekan (stress), sehingga
apabila melampaui batas itu yaitu lebih rendah dari batastoleransi minimum atau
lebih tinggi dari batas toleransi maksimum, maka makhluk hidup itu akanmati dan
populasinya akan punah dari sistem tersebut.
Untuk menyatakan derajat toleransi seringdipakai istilah steno untuk sempit
dan euri untuk luas. Cahaya, temperatur dan air secara ekologismerupakan faktor
lingkungan yang penting untuk daratan, sedangkan cahaya, temperatur dan
kadargaram merupakan faktor lingkungan yang penting untuk lautan. Semua faktor
fisik alami tidak hanya merupakan faktor pembatas dalam arti yang merugikan akan
tetapi juga merupakan faktorpengatur dalam arti yang menguntungkan sehingga
komunitas selalu dalam keadaan keseimbanganatau homeostatis.
D.Jenis-Jenis Faktor Pembatas Ekosistem
Faktor Pembatas Ekosistem Teresterial
1.
Cahaya Matahari
Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena
sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu
ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahariyang sampai pada ekosistem
tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi
faktor pembatas bagi organisme tertentu.
2.
Suhu Udara
Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan langsung maupun
tidak langsung terhadap suatu organisme. Suhu berperan dalam mengontrol prosesproses metabolisme dalam tubuh serta berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya
terutama suplai air.
6
7. 3.
Air
Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua
organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat
berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air dibumi sangat berpengaruh
terhadap ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem pada akhirnya akan
menentukan jumlah keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem
tersebut.
4.
Ketinggian tempat
Ketinggian suatu tempat diukur mulai dari permukaan air laut. Semakin tinggi
suatu tempat, keragaman gas-gas udara semakin rendah sehingga suhu-suhu udara
semakin rendah.
5.
Nutrien
Tumbuhan membutuhkan berbagai ragam nutrient anorganik, beberapa
dalam jumlah yang relatif besar dan yang lainnya dalam jumlah sedikit, akan tetapi
semuanya penting. Pada beberapa ekosistem terrestrial, nutrient organic merupakan
faktor pembatas yang penting bagi produktivitas. Produktivitas dapat menurun
bahkan berhenti jika suatu nutrient spesifik atau nutrient tunggal tidak lagi terdapat
dalam jumlah yang mencukupi. Nutrient spesifik yang demikian disebut nutrient
pembatas (limiting nutrient). Pada banyak ekosistem nitrogen dan fosfor merupakan
nutrient pembatas utama, beberapa bukti juga menyatakan bahwa CO2 kadangkadang membatasi produktivitas. Produktivitas di laut umumnya terdapat paling
besar diperairan dangkal dekat benua dan disepanjang terumbu karang, di mana
cahaya dan nutrient melimpah.
6.
Tanah
Potensi ketersedian hidrogen yang tinggi pada tanah-tanah tropis disebabkan
oleh
diproduksinya
asam
organik
secara
kontinu
melalui
respirasi
yang
dilangsungkan oleh mikroorganisme tanah dan akar (respirasi tanah). Jika tanah
dalam keadaan basah, maka karbon dioksida (CO2) dari respirasi tanah beserta air
(H2O) akan membentuk asam karbonat (H2CO3 ) yang kemudian akan mengalami
disosiasi menjadi bikarbonat (HCO3-) dan sebuah ion hidrogen bermuatan positif
(H+). Ion hidrogen selanjutnya dapat menggantikan kation hara yang ada pada
7
8. koloid tanah, kemudian bikarbonat bereaksi dengan kation yang dilepaskan oleh
koloid, dan hasil reaksi ini dapat tercuci ke bawah melalui profil tanah.
7.
Keasaman tanah (pH) dan kejenuhan aluminium
Derajat keasaman tanah merupakan salah satu unsur penilaian kesuburan
tanah, dan merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi penyerapan unsur
hara. Pada pH tanah asam (<4,0) secara tidak langsung unsur-unsur hara seperti
fosfat menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Derajat keasaman tanah-tanah di
wilayah penelitian tergolong agak asam sampai agak alkalis (5,2 – 7,3)Kejenuhan
Aluminium, sangat rendah sekali (0,0 – 0,8 %) Konsentrasi Al3+ yang tinggi iniakan
menjadi racun bagi tanaman.
Faktor Pembatas Ekosistem Aquatik
1).Cahaya matahari
Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena
sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu
ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahariyang sampai pada ekosistem
tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi
faktor pembatas bagi organisme tertentu.
2).Air.
Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua
organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat
berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air dibumi sangat berpengaruh
terhadap ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem pada akhirnya akan
menentukan jumlah keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem
tersebut.
3).Suhu.
Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang
secara bersama-sama mengurangi perubahan suatu sampai tingkat minimal,
sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih
8
9. lambat dari pada di udara. Sifat yang terpenting adalah : panas jenis, panas fusi, dan
panas evaporasi.
4).Kejernihan
Penetrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air,
membatasi zona fotosintesa dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman.
Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat
mengendap, sering kali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila
kekeruhan disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi
produktifitas.
5).Arus
Air cukup “padat”, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatasan,
terutama pada aliran air. Disamping itu, arus sering kali amat menentukan distribusi
gas yang fital, garam dan organisme yang kecil. Kuat arus dalam suatu perairan
sungai sangat menentukan kondisi substrat dasar sungai, suhu air, kadar oksigen,
dan kemampuan organisme untuk mempertahankan posisinya diperairan tersebut.
Semakin kuat arus air, semakin berat organisme dalam mempertahankan posisinya.
6).Zona air deras
Daerah yang airnya dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk
menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas,
sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh berbagai bentos yang telah
beradapatasi khusus misalnya derter.
7).Zona air tenang
Bagian air yang dalam dimana kecepatan arus suda berkurang, maka lumpur
dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak tidak
sesuai dengan bentos tetapi sesuai untuk penggali nekton dan plankton.
8).Konsentrasi gas dan garam terlarut.
Konsentrasi gas dan garam terlarut, Konsentrasi CO2 dan O2 di perairan
tawar sangat terbatas. Nitrat dan fosfat sampai batas tertentu tampaknya terbatas
jumlahnya. Garam biogenik adalah garam-garam yang terlarut dalam air, seperti
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), posfor (P), kalium (K),
9
10. kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Zat kimia ini merupakan unsur vital bagi
keberlanjutan organisme tertentu.
9).Konsentrasi gas pernapasan
Berbeda dengan lingkungan laut konsentrasi oksigen dan karbon dioksida
sering kali terbatas pada lingkungan air tawar. Pada ”zaman polusi” ini konsentrasi
oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen biologis sering kali diukur dan merupakan
faktor fisik yang paling intensif dipelajari. Sebagai suatu gambaran dari ”kantong
oksigen” yang disebabkan polusi dan konsekuensinya dalam hal biota biasanya
berlaku berlawanan, ahli ekologi tentang populasi makin lama makin memperhatikan
penyuburan dibandingkan dengan pengaruh yang membatasi dari karbon dioksida
dalam air tawar.
2.2.Pembahasan Masalah
A.Masalah Faktor Pembatas Ekosistem
1.Tanah Yang Menjadi Faktor Pembatas Ekosistem
Kini sudah banyak tanah di permukaan bumi yang sudah rusak akibat
kegiatan-kegiatan manusia yang mengganggu keseimbangan unsur hara yang
bagus untuk tanah itu sendiri,sehingga dalam kondisi ini tanah menjadi faktor
pembatas bagi ekosistem. Kagiatan yang menguntungkan manusia sendiri yang
justru merugi kan mereka juga di waktu yang akan datang. Manusia menggunakan
bahan-bahan kimia untuk memperelok tumbuhannya,sementara memperburuk
nutrien atau unsur hara didalam tanah.
Dikondisi yang lain,manusia dengan merasa tidak bersalah membuang
sampah tidak pada tempatnya. Sampah yang tidak diketahui bersifat organik
maupun anorganik. Untuk sampah yang bersifat organik memang bagus untuk tanah
dan tumbuhan yang tumbuh diatas tanah tersebut. Tetapi bagaimana dengan
sampah anorganik seperti plastik,logam,dan lain-lain yang susah untuk terurai,dan
butuh ratusan tahun bagi makhluk mikroorgnisme untuk mengurainya.
10
11. Penebangan pohon liar juga dapat menjadikan tanah sebagai faktor pembaas
ekosistem. Akibat dari penebangan pohon,kandungan air dan oksigen berkurang
didalam tanah,dan mengakibatkan kekeringan. Akibatnya tumbuhan lain susah
untuk tumbuh. Selain itu kegiatan ini justru mengakibatkan hal yang buruk dapat
menimpa manusia. Seperti Banjir dan longsor.
2.Air sebagai Faktor Pembatas Ekosistem
Sudah terlihat jelas air yang ada dibumi ini sudah banyak yang tercemar
akibat kegiatan manusia yang merusak. Akibatnya banyak flora dan fauna yang
hidup diair mati. Dengan sengaja manusia membuang limbah industri mereka ke
lautan dan sungai,merupakan akibat vatal kematian makhluk hidup didalam air
tersebut. Sampah yang terapung di permukaan air,penggunaan detergen saat
mencuci disungai,dan banyak kegiatan manusia yang merusak keseimbangan alam.
Strategi:
B.Strategi Manusia Mengurangi Faktor Pembatas Ekosistem
1.
Sebaiknya manusia menggunakan pupuk alami untuk bercocok tanam,sudah
banyak metode pengadaan kompos sehat dan praktr,yang tidak menggunakan
bahan kimia berbahaya bagi tanah.
2.
Seharusnya manusia menyadari bahwa membuang sampah sembarangan itu
justru bertimbal balik yang buruk bagi manusia. Penulis Menyarankan untuk
selalu meningkatkan kepedulian terhadap sampah.Buanglah sampah pada
tempatnya.
3.
Untuk mngatasi masalah tentang penebangan pohon liar terkhusus hutan,telah
dilakukan pembenahan terhadap sistem hukum yang mengatur tentang
pengelolaan hutan.Bimbingan dan penyuluhan kepada penduduk setempat
tentang betapa pentingnya keberadaan hutan bagi kehidupan semua
umat.Dalam hal penebangan hutan secara konservatif, dengan cara menebang
pohon yang sudah tidak berproduktif lagi.Melakukan program reboisasi secara
rutin.Selain itu, perlu adanya inovasi pelatihan keterampilan kerja di
masyarakat secara gratis dan rutin dari pihak-pihak yang terkait, seperti Dinas
Tenaga Kerja,dll, sehingga masyarakat tidak hanya bergantung pada hasil
11
12. hutan
saja,
tetapi
dapat
mengembangkan
keterampilan-keterampilan
dimilkinya.
4.
Adanya pengolahan kembali limbah industri. Yaitu dengan banyak cara,antara
lain.
Diolah menjadi barang yang layak dijual kembali.
Diolah menjadi layak konsumsi
Ini berlaku bagi limbah industri cair. Pemerintah telah menerapkan
prosedur pengolaan limbah cair supaya tidak mencemari sumur warga.
Bahkan di beberapa perusahaan besar telah mmenerapkkan sistem
pengelolaan limbah cair yang dihasilkan menjadi air bersih yang layak
dikonsumsi oleh masyarakat
Didaur ulang
Beberapa jenis limbah industri yang non organik (yang tidak bisaa
terurai olah alam) perlu dilakukan proses daur - ulang. Limbah industri
seperti plastik dan kertas adalah contoh jenis limbah industri yang bisa
didaur-ulang untuk dijadikan sebuah produk baru atau bahkan menjadi
materal / bahan industri yang lain
Menggunakan bakteri pengolah limbah
Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan bakteri - bakteri
aerob yang banyak terdapat di udara. Dengan membiarkan bak - bak
penampungaan imbah di udaraterbuka sehingga bakteri - bakteri aerob bisa
mengoksiddasi limbah. Contoh jenis bakteri yang digunakan untuk proses
ini adalah bakteri hydrogenomonas flava.
12
13. BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Didalam pembahasan sebelumnya rupanya hanya sebagian kecil contoh dari
kerusakan akibat faktor pembatas ekosistem. Kita sudah melihat bagaimana kondisi
bumi dari waktu ke waktu memburuk.Keseimbangan alam pun sudah banyak yang
rusak. Yang seharusnya lingkungan sendiri dapat menjaganya,tetapi dengan
banyaknya kegiatan manusia yang merusak alam. Maka Lingkungan sendrilah yang
menjadi faktor Pembatas ekosistem yang menghambat pertumbuhan makhluk yang
ada di alam.
Sekian banyak faktor pembatas yang telah diuraikan didalam pembahasan
tetapi hanya satu faktor pembatas ekosistem yang paling utama,yaitu manusia.
Manusialah yang berbuat tetapi semua yang ada dibumi dapat merasakan
akibatnya.
3.2.Saran
Sebagai manusia yang dapat berfikir marilah kita meningkatkan kesadaran
kita akan kecintaan dan kepedulian kita terhadap lingkungan. Mari kita merawat dan
melestarikan semua yang ada dibumi ini. Diharapkan pihak pemerintah juga
semakin mempertegas hukum dan peraturan tentang lingkungan. Dengan
kesadaran diri,semoga bumi kembali sehat dan asri. Amiin.
13
14. DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Erlangga; Jakarta.
Hutagalung, RA., 2010. Ekologo Dasar. Erlangga; Jakarta.
Soeraatmadja. 1987. Ilmu Lingkungan. ITB; Bandung.
Suwasono, Heddy. 1986. Pengantar Ekologi. Universitas Brawijaya; Malang
http;//www.google.com
14