SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 17
1
MAKALAH
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
“ADMINISTRASI KURIKULUM”
Oleh:
Hanum Rahmi Putri (11314200952)
Linda Tri Utami (11314200707)
Rahmita Arris (11314201327)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2014
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa memberikan kenikmatan-
kenikmatan dan limpahan karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini yang berjudul “Administrasi
Kurikulum”.
Shalawat serta salam akan selalu terucap dan terkirimkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW, segenap keluarga, para sahabat, serta umatnya yang konsisten
menjalankan dan mendakwahkan ajaran-ajaran yang telah dibawanya. Karena
berkat kegigihan dan perjuangan beliau kita semua dapat merasakan nikmat
Islam,iman, dan indahnya ilmu pengetahuan sebagaimana yang dapat kita rasakan
pada saat ini.
Didalam penulisan makalah ini kami sangat menyadari bahwa masih banyak
terdapat kesalahan-kesalahan baik dalam tatanan bahasa maupun dalam penulisan
kata ,oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang dapat
membangun dari para pembaca agar pembuatan makalah berikutnya bisa menjadi
lebih baik.
Semoga makalah kami ini dapat menjadi media bagi kita semua dalam
penambahan pengetahuan , khususnya bagi para pembaca.
Pekanbaru,23 Maret 2015
Penulis
3
ADMINISTRASI KURIKULUM
A. Pengertian Dan Fungsi Administrasi Kurikulum
Sebelum membahas pengertian administrasi kurikulum secara
keseluruhan maka dapat dibahas secara singkat terlebih dahulu tentang pengertian
administrasi dan kurikulum ketika berdiri sendiri-sendiri.
 Administrasi
Istilah administrasi berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari dua kata yaitu
‘’ad’’ dan ‘’ministare’’. Perkataan ‘’ad’’ berarti ke atau kepada, sedangkan
‘’ministare’’ berarti melayani, membantu, memimpin. Secara bebas dapat
diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap
subyek tertentu. Dalam pengertian sempit administrasi diartikan sebagai ‘’Tata –
Usaha” yang tugas pokoknya berhubungan erat dengan pekerjaan tulis menulis di
kantor[1].
Pada umumnya yang dimaksud dengan administrasi adalah proses
keseluruhan penyelenggaraan dari setiap usaha sekelompok manusia yang ingin
bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu
dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien dan efektif. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwasannya administrasi merupakan suatu
hubungan kerjasama untuk saling melayani dan mengarahkan secara teratur atau
sistematis dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan
bersama[2].
 Kurikulum
Pada mulanya istilah kurikulum dijumpai dalam dunia statistik pada zaman
Yunani kuno, yang berasala dari kata Curir yang artinya pelari,
dan Curere artinya tempat berpacu atau tempat berlomba. Sedangkan Curriculum
mempunyai arti ‘’jarak’’ yang harus ditempuh oleh pelari. Bila dilihat dalam
kamus Webster tahun 1812, kurikulum ialah 1) a race course, a place for
running; a charoit. 2) a course, in general; applied particulary to the course of
study in a university. Maksud pengertian kurikulum sebagaimana definisi tersebut
mempunyai dua pengertian yakni suatu jarak untuk perlombaan yang harus
ditempuh oleh para pelari, dan juga diartikan sebagai chariot yaitu semacam
kereta pacu pada zaman dulu yang berupa alat untuk membawa seseorang dari
awal atau start hingga finis[3].
Dalam perkembangan selanjutnya istilah kurikulum dipakai dalam dunia
pendidikan dan pengajaran, yang dalam konteksnya kurikulum dapat diartikan
secara sempit dan luas. Dalam pengertian sempit, kurikulum diartikan sebagai
sejumlah mata pelajaran yang diberikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian
4
luas kurikulum adala1h semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada
siswa selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah. Dengan pengertian luas ini
berarti usaha sekolah untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dalam
23upaya menghasilkan lulusan yang baik secara kuantitatif maupun
kualitatif tercakup dalam pengertian kurikulum[4].
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”[5].
 Administrasi Kurikulum
Setelah mengetahui akan pengertian masing-masi4ng dari administrasi dan
kurikulum, maka dapat dibahas pengertian kurikulum secara keseluruhan.
Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan
efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan[6].
Dalam kaitannya dengan hal ini, pada tingkat sekolah apapun yang menjadi
tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya program pengajaran yang baik
bagi peserta didik. Karena pada dasarnya pengelolaan atau manajemen pendidikan
fokus terhadap segala usahanya padapraktek belajar mengajar (PBM). Hal ini
nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang
dilaksanakan didalam sekolah atau lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada
suksesnya PBM.
Dalam kaitannya dengan kurikulum, maka ada tiga konsep yang terkait
dengan kurikulum, diantaranya adalah [7]:
 Kurikulum merupakan inti pokok yang menjadi substansi kegiatan di sekolah.
Kurikulum berisi perencanaan kegiatan belajar serta tujuan yang akan dicapai.
 Kurikulum dipandang sebagai suatu sistem yang meliputi sistem sekolah, sistem
pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Dalam hal ini, tercakup tata laksana
[1 ], [2] ,&[3] Drs. H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2001)
h. 36
[4] Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung : PT Refika Aditama, 2008). h. 22
[5] Diunduh dari : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/pengertian-kurikulum/
[6] Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah “Administrasi Pendidikan Mikro”,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996). h. 80.
[7] Diunduh dari : http://rudisiswoyoalfatih.blogspot.com/2012/02/makalah-administrasi-tentang-
kurikulum.html
5
perencanaan kurikulum, pelaksanaan serta evaluasi dan penyempurnaan
kurikulum.
 Kurikulum sebagai suatu studi yang dikaji oleh para ahli di bidang kurikulum.
Dalam kaitan ini, para ahli kurikulum berupaya melakukan pengembangan dan
inovasi di bidang kurikulum.
Dengan demikian, kegiatan dalam administrasi kurikulum tiada lain adalah
berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan
kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai instrumen dalam mencapai
tujuan dan sasaran pendidikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip
administrasi kurikulum kemudian dikembangkan, sehingga dalam pelaksanaannya
kurikulum dapat mencapai sasaran pendidikan yang diharapkan. Setidaknya,
kegiatan administrasi kurikulum menghendaki agar rumusan kurikulum benar-
benar berangkat dari kebutuhan akan sebuah instrumen yang terencana dengan
baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik pula.
Sehubungan dengan pengertian dasar kurikulum tersebut, maka fungsi
kurikulum difokuskan pada tiga aspek berikut[8]:
1. Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, yaitu sebagai alat
untuk men5capai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai
pedoman dalam mengatur kegiatan sehari-hari.
2. Fungsi kurikulum bagi tataran tingkat sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan proses
pendidikan dan penyiapan tenaga kerja.
3. Fungsi bagi konsumen, yaitu sebagai keikutsertaan dalam memperlancar
pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam
penyempurnaan program yang serasi.
B. Landasan Kurikulum
Lebih jauh sebelum kurikulum tersebut direncanakan atau dibuat, ada 3 hal
pokok yang menjadi landasan pelaksanaan, pembinaan, dan pengembangan
kurikulum, diantaranya adalah[9]:
1. Landasan Filosofis
Dalam pengertian yang sederhana, umumnya filsafat diartikan sebagai cara
berfikir yang radikal dan menyeluruh, yaitu suatu cara berfikir yang mengkaji
tentang objek secara mendalam. Salah satu kajian filsafat adalah tentang hakikat
manusia, apa sebenarnya manusia itu, apa hakikat hidup manusia, dan apa tujuan
hidupnya.
[8] Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta :
Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 3
[9] Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Penerbit
Quantum Teaching, 2005). h. 33-42
6
Tahap berikutnya filsafat mempersoalkan tentang hidup dan eksistensi
manusia, pandangan hidup manusia, sebagai makhluk beragama, makhluk sosial,
dan makhluk yang berbudaya. Dalam hal ini, kaitannya dengan kurikulum sangat
diperlukan terutama dalam menetapkan arah dan tujuan pendidikan.
Dengan demikian, berdasarkan atas landasan ini maka pendidikan
sebagai segala upaya sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada anak didiknya
harus mampu menjadikan manusia yang beriman dan bertakwa, berilmu dan
beramal serta mengabdi pada nusa dan bangsa (sesuai dengan pandangan hidup
dan asas Pancasila Bangsa Indonesia, atau sebagaimana yang tertuang dalam
GBHN), sehingga bagi guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya
yang bertugas sebagai pelaksana, pembina dan pengembang kurikulum di sekolah
dapat mempedomani tujuan pendidikan nasional.
2. Landasan Sosial Budaya
Pendidikan juga merupakan proses sosialisasi dari pewarisan budaya
dari generasi ke generasi selanjutnya dalam upaya meningkatkan harkat dan
martabat manusia, baik sebagai individu, kelompok masyarakat, maupun dalam
konteks yang lebih luas yaitu budaya bangsa. Pendidikan sebagai proses budaya
adalah upaya membina dan mengembangkan daya cipta, karsa, dan rasa manusia
menuju ke peradaban manusia yang lebih luas dan tinggi, yaitu manusia yang
berbudaya.
Semakin meningkatnya perkembangan sosial budaya manusia akibat
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang merupakan bagian dari
budaya itu sendiri, akan menjadikan tuntutan hidup manusia yang semakin tinggi
pula. Untuk itu diperlukan kesiapan sekolah atau lembaga pendidikan dalam
menjawab segala tantangan akibat perkembangan kebudayaan tersebut. Oleh
sebab itu, pendidikan harus dapat mengantisipasinya dengan jalan menyiapkan
peserta didik untuk hidup secara wajar sesuai dengan perkembangan sosial budaya
masyarakatnya. Dalam hal ini diperlukan inovasi-inovasi pendidikan terutama
yang menyangkut kurikulum pendidikan.
Kurikulum pendidikan harus dan sewajarnya pula disesuaikan dengan
kondisi masyarakat saat ini, bahkan harus dapat mengantisipasi kondisi-kondisi
yang bakal terjadi. Untuk itu pula guru dituntut dapat membina dan melaksanakan
kurikulum, agara apa yang diberikan kepada peserta didiknya berguna dan relevan
dengan kehidupan dalam masyarakat.
C. Komponen Kurikulum
Kurikulum dalam suatu sekolah mengandung 3 komponen dasar, yaitu
komponen tujuan, isi atau materi, dan komponen organisasi atau strategi.
1. Komponen Tujuan
Pada hakikatnya tujuan kurikulum merupakan tujuan dari setiap program
pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik, karena kurikulum adalah alat
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan secara umum dijabarkan dari falsafah bangsa, yaitu
Pancasila. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan meningkatkan
7
kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja
keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat
jasmani dan rohani.
Berdasarkan hakikat dari tujuan pendidikan tersebut dijabarkan menjadi
tujuan kurikulum mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata
pelajaran atau bidang studi sampai kepada tujuan instruksional. Sebelum
menetapkan dan menyusun isi kurikulum, serta strategi kurikulum terlebih dahulu
harus ditetapkan rumusan tujuannya, sebab : a)tujuan berfungsi menentukan arah
dan corak kegiatan pendidikan, b) tujuan menjadi indikator dari keberhasilan
pelaksanaan pendidikan, dan c) tujuan menjadi pegangan dalam setiap usaha dan
tindakan dari pelaksana pendidikan.
Beberapa sumber yang lazim digunakan dalam menentukan dan menyusun
tujuan kurikulum, antara lain : a) falsafah bangsa, b) strategi pembangunan, c)
hakikat anak didik, dan d) ilmu pengetahuan.
Bila diurutkan tata tingkat tujuan pendidikan itu sebagai berikut[10]:
a) Tujuan pendidikan nasional, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada
tataran nasional (sesuai dengan pandangan atau falsafah bangsa yaitu Pancasila,
atau secara jelas telah dicantumkan dalam Undang-Undang Nom6or 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Dalam pencapaiannya dapat berwujud
sebagai warga negara berkepribadian nasional yang bertanggung jawab atas
kesejahteraan masyarakat, bangsa dan tanah air.
b) Tujuan institusional, yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat lembaga
pendidikan, dalam pencapaiannya dapat berwujud sebagai tamatan sekolah yang
mampu dididik lebih lanjut menjadi tenaga profesional dalam bidang tertentu dan
pada jenmjang tertentu.
c) Tujuan kurikulum, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat
tataran mata pelajaran atau bidang studi, dalam usaha pencapaiannya dapat
berwujud sebagai peserta didik yang menguasai disipl7in mata pelajaran atau
bidang studi tertentu yang dipelajari.
d) Tujuan instruksional, yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat tataran
pengajaran yang dapat berwujud sebagai bentuk watak, kemampuan berfikir dan
berketerampilan teknologinya secara bertahap.
2. Komponen Isi Atau Materi
Isi kurikulum berkaitan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman
belajar yang harus diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Untuk menentukan isi kurikulum tersebut harus disesuaikan dengan
tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu juga tidak terlepas dari
[10] Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta :
Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 4-5
[11] Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Penerbit
Quantum Teaching, 2005). h. 55
8
kaitannya dengan kondisi anak didik (psikologis anak) pada setiap jenjang
pendidikan tersebut.
Ada beberapa kriteria dalam memilih isi kurikulum yang dapat membantu
pada perancangan kurikulum, antara lain sebagai berikut[11]:
 Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan peserta didik
 Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial
 Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang komprehensif, artinya
mengandung aspek intelektual, moral dan sosial secara seimbang
 Isi kurikulum harus mengandung aspek ilmiah yang tahan uji
 Isi kurikulum harus mengandung bahan yang jelas
 Isi harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang
dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-
topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran.
2. Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran.
3. Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Isi atau materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan
pengalaman yang dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan.
Secara umum isi kurikulum itu dapat dikelompokan menjadi [12]:
1. Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.
2. Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral.
3. Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya.
3. Komponen Organisasi Dan Strategi
Strategi pelaksanaan kurikulum adalah cara-cara yang harus ditempuh
untuk melaksanakan suatu kurikulum sekolah, yang meliputi pelaksanaan
pengajaran atau pembelajaran, penilaian, bimbingan dan penyuluhan, dan
pengaturan kegiatan sekolah secara keseluruhan. Strategi pelaksanaan kurikulum
merupakan bagian yang termasuk dalam bidang garap pengembang kurikulum.
Dengan strategi pelaksanaan kurikulum ini, maka para pelaksana (kepala sekolah
dan guru) mempunyai pedoman kerja yang pasti, sesuai dengan ketentuan
kurikulum yang dijalankan, sehingga kemungkinan pencapaian tujuan pendidikan
menjadi semakin besar.
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa
kerangka umum program-program pengajaran yang di sampaikan kepada peserta
didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang telah di
tetapkan[13]. Organisasi kurikulum merupakan asas yang sangat penting bagi
proses pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan
pembelajaran, sebab menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara
penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan di
sajikan kepada peserta didik sertamenentukan peranan pendidik dan peserta
diidk dalam implementasi kurikulum. Organisasi kurikulum terdiri dari mata
pelajaran tertentu yang secara tradisional bertujuan menyampaikan kebudayaan
9
atau sejumlah pengetahuan, sikap dan keteram8pilan yang harus diajarkan
kepadapeserta didik. Setiap organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun praktis.
Dalam proses pengembangan kurikulum organisasi kurikulum berperan
sebagai suatu metode untuk menentukan seleksi dan pengorganisasian
pengalaman-pengalaman belajar yang di selenggarakan oleh sekolah, organisasi
kurikulum menunjukkan peranan guru, pese9rta didik dan lain-lain yang terlibat
aktif dalam proses perencanaan kurikulum.
Struktur program dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur
horizontal dan struktur vertical. Struktur horizontal berhubungan dengan masalah
pengorganisasian atau penyusunan bahan pelajaran kedalam pola tertentu,
sedangkan struktur vertikal berhubungan dengan masalah sistem-sistem
pelaksanann kurikulum sekolah, termasuk di dalamnya sistem pengalokasian
waktu[14].
Dilihat dari struktur organisasi kurikulum horizontal, ada tiga tipe atau
bentuk kurikulum, yaitu[15]:
1. Separated Subject Curriculum (Mata Pelajaran Terpisah)
Pada bentuk ini, bahan dikelompokkan pada mata pelajaran yang sempit,
dimana antara mata pelajaran yang satu dengan lainnya menjadi terpisah-pisah,
terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga banyak jenis mata
pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
Dalam hal ini, jumlah mata pelajaran yang diberikan cukup bervariasi
bergantung pada tingkat dan jenis sekolah yang bersangkutan. Dalam praktek
penyampaian pengajarannya, tanggung jawab terletak pada masing-masing guru
atau pendidik yang menangani suatu mata pelajaran yang dipegangnya.
Kurikulum yang disusun dalam bentuk terpisah ini lebih bersifat subject
centered, yaitu berpusatpada bahan pelajaran dari pada child centered yang
berpusat pada minat dan kebutuhan anak. Dari segi ini, jelas kurikulum bentuk
terpisah sangat menekankan pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan
pembentukan kepribadian anak secara keseluruhan.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari bentuk kurikulum semacam
ini, antara lain :
a) Penyajian bahan pelajaran dapat disajikan atau disusun secara logis dan
sistematis.
b) Organisasinya sederhana, dan tidak terlalu sulit untuk direncanakan dan
dilaksanakan.
[12] Diunduh dari : http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/komponen-komponen-
kurikulum.html
[13] Diunduh dari : http://hidayah-cahayapetunjuk.blogspot.com/2012/03/organisasi-
kurikulum.html
[14] Diunduh dari: http://ayahalby.wordpress.com/2011/02/23/komponen-komponen-kurikulum/
[15] Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Penerbit
Quantum Teaching, 2005). h. 42-49
10
c) Mudah dievaluasi dan dites.
d) Dapat digunakan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
e) Guru mempergunakannya lebih mudah.
f) Tidak sulit untuk diadakan perubahan-perubahan.
g) Lebih tersusun dan sistematis.
Sedangkan kelemahan bentuk kurikulum ini adalah sebagai berikut:
a) Bentuk mata pelajaran yang terpisah dengan lainnya sebenarnya tidak relevan
dengan kenyataansekarang ini, dan tidak mendidik peserta didik dalam
menghadapi situasi kehidupan mereka.
b) Tidak memperhatikan masalah-masalah sosial kemasyarakatan yang dihadapi
peserta didik secara faktual dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini
disebabkan karena hanya berpedoman pada apa yang tertera dalam buku atau teks.
c) Kurang memperhatikan faktor-faktor kejiwaan peserta didik, karena pada
kurikulum ini hanya menyampaikan apa yang dialami manusia pada masa
terdahulu dalam bentuk yang sistematis dan logis.
d) Tujuan kurikulum ini sangat terbatas dan kurang memperhatikan pertumbuhan
jasmani, perkembangan emosional dan sosial peserta didik serta hanya
memusatkan pada perkembangan intelektual anak.
e) Kurikulum semacam ini kurang mengembangkan kemampuan berfikir, karena
mengutamakan penguasaan dan pengetahuan dengan cara ulangan dan hafalan,
serta kurang membawa kepada berpikir secara mandiri.
f) Separated curriculum ini cenderung menjadi statis dan tidak bersifat inovatif,
karena hanya berdasarkan kepada buku yang telah ditetapkan, tanpa mengalami
perubahan dan penyesuaian yang berarti dengan situasi dan kondisi masyarakat
yang selalu berkembang dengan pesat dan dinamis.
2. Correlated Curriculum (Mata Pelajaran Gabungan)
Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan
adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya,
tetapi tetap memperhatikan ciri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut.
Hubungan (korelasi) antar mata pelajaran tersebut dapat dilakukan secara:
a. Insidental, artinya secara kebetulan ada hubungan antar mata pelajaran yang satu
dengan mata pelajaran lainnya, sebagai contoh bidang studi IPA juga disinggung
tentang Geografi dan Antropologi.
b. Hubungan yang lebih erat, misalnya suatu pokok permasalahan yang
diperbincangkan dalam berbagai bidang studi.
c. Batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan, yaitu dengan menghilangkan
batasan masing-masing mata pelajaran tersebut, disebut dengan Broad Field.
Dalam kurikulum ini dapat dikelompokkan menjadi lima broad field (mata
pelajaran), yaitu:
a. Ilmu pengetahuan sosial, peleburan dari mata pelajaran ilmu bumi, sejarah, civic
hukum, ekonomi dan sejenisnya.
b. Bahasa, peleburan dari mata pelajaran membaca, tata bahasa, menulis,
mengarang, menyimak, dan pengetahuan bahasa.
c. Ilmu pengetahuan alam, peleburan dari mata pelajaran ilmu alam, ilmu hayat,
ilmu kimia, dan kesehatan.
11
d. Matematika, peleburan dari berhitung, aljabar, ilmu ilmu ukur, sudut, ruang,
bidang, dan statistik.
e. Kesenian, peleburan dari seni tari, seni suara, seni lukis, seni pahat, dan seni
drama.
Bentuk broad field curriculum tersebut mempunyai beberapa keuntungan
atau kelebihan diantaranya sebagai berikut:
a. Menunjukkan adanya integrasi pengetahuan kepada peserta didik, dimana dalam
pelajaran yang disajikan disoroti dari berbagai bidang dan disiplin ilmu.
b. Dapat menambah interes dan minat peserta didik terhadap adanya hubungan
antara berbagai bidang studi.
c. Pengetahuan dan pemahaman peserta didik akan lebih mendalam dengan
penguraian dan penjelasan dari berbagai bidang studi.
d. Adanya kemungkinan untuk menggunakan ilmu pengetahuan lebih fungsional.
e. Lebih mengutamakan pada pemahaman dari prinsip-prinsip dari pada
pengetahuan (knowledge) dan penguasaan fakta-fakta.
Adapun kelemahan dari bentuk kurikulum ini adalah sebagai berikut:
a. Bahan yang disajikan tidak berhubungan secara langsung dengan kebutuhan dan
minat peserta didik, demikian juga masalah-masalah yang dikemukakan tidak
berkenaan secara langsung dengan kehidupan sehari-hari yang dialami peserta
didik.
b. Pengetahuan yang diberikan tidak mendalam dan kurang sistematis pada berbagai
mata pelajaran.
c. Urutan penyusunan dan penyajian bahan tidak secara logis dan sistematis.
d. Kebanyakan diantara para guru tidak atau kurang menguasai antar disiplin ilmu,
sehingga dapat mengaburkan pemahaman peserta didik.
3. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)
Dalam Integrated Curriculum, pelajaran dipusatkan pada suatu masalah
atau topik tertentu, misalnya suatu masalah dimana semua mata pelajaran
dirancang dengan mengacu pada topik tertentu.
Kurikulum ini mempunyai beberapa kelebihan atau manfaat, sebagai
berikut:
a. Segala permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat bertalian erat.
b. Sangat sesuai dengan perkembangan modern tentang belajar mengajar.
c. Memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan masyarakat.
d. Sesuai dengan ide demokrasi, dimana peserta didik dirangsang untuk berpikir
sendiri, bekerja sendiri, dan memikul tanggung jawab bersama dan bekerja sama
dalam kelompok.
e. Penyajian bahan disesuaikan dengan kesanggupan atau kemampuan individu,
minat dan kematangan peserta didik baik secara individu maupun secara
kelompok.
Sedangkan kelemahan-kelemahan Integrated Curriculum ini adalah
sebagai berikut:
a. Guru tidak dilatih melakukan kurikulum semacam ini.
b. Organisasinya tidak logis dan kurang sistematis.
12
c. Terlalu memberatkan tugas-tugas guru, karena bahan pelajaran yang mungkin
berubah setiap tahun sehingga mengubah pokok-pokok permasalahan dan juga isi
atau materinya.
d. Kurang memungkinkan untuk dilaksanakan ujian umum.
e. Peserta didik dianggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum.
f. Sarana dan prasarana yang kurang memadai yang dapat menunjang10
pelaksanaan kurikulum tersebut.
Sedangkan dilihat dari struktur oraganisasi kurikulum vertikal dapat
dilaksanakan melaui[16]:
1. Sistem kelas, dimana kenaikan kelas diadakan setiap 11program secara serempak.
2. Sistem tanpa kelas, perpindahan dari dari satu tingkat program ke tingkat program
berikutnya, yang mana dapat dilakukan tanpa harus menunggu teman-teman yang
lain.
3. Sistem campuran (gabungan antara sistem kelas dan tanpa kelas).
Selanjutnya dalam struktur vertikal ini tercakup pula sistem unit waktu
yang digunakannya. Misalnya apakah sistem semester atau caturwulan.
Akhirnya struktur program ini menyangkut pula penjadwalan dan
pembagian waktu untuk masing-masing bidang studi atau isi kurikulum pada
setiap tingkat atau kelas.
D. Dasar-dasar Dan Prinsip-prinsip Perencanaan Serta Pengembangan
Kurikulum
Perencanaan kurikulum hendaknya didasarkan atas faktor-faktor di bawah
ini[17]:
1. Tujuan Pendidikan
Dalam tujuan pendidikan terkandung nilai-nilai yang ingin dicapai. Hal ini
menunjukkan bahwasannya nilai-nilai tersebut harus tertanam di dalam jiwa
peserta didik, yang kemudian harus diwujudkan dalam tingkah laku. Sarana untuk
menanamkan nilai-nilai tersebut adalah kurikulum. Oleh sebab itu, kurikulum
harus benar-benar direncanakan sesuai dengan nilai yang tersebut. Jadi,
perencanaan kurikulum harus bersumber dari tujuan pendidikan, sehingga dengan
kata lain tujuan pendidikan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan
dalam perencanaan kurikulum.
2. Masyarakat
Masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan
dalam penyusunan kurikulum. Hal tersebut disebabkan karena peserta didik
berada di tengah-tengah masyarakat, dan lembaga pendidikan didirikan oleh
masyarakat dengan harapan agar sekolah dan peserta didik dapat menyumbangkan
[16] Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta :
Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 7
[17] Doloksaribu, dkk, Administrasi Pendidikan, (Surabaya : Penerbit Usaha Nasional, 1984).
h. 34-37
13
baktinya untuk memajukan masyarakat, dan agar peserta didik kelak dapat hidup
di dalam masyarakat tersebut sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Jadi, sebelum menyusun kurikulum, sekolah haruslah lebih dahulu
menyelidiki akan berbagai hal, yaitu:
 Norma-norma, adat kebiasaan, pengetahuan-pengetahuan, kepercayaan-
kepercayaan, sikap, cara bertingkah laku, yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
 Lapangan-lapangan kehidupan (areas of living) yang ada dan yang akan ada di
dalam masyarakat tersebut serta pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
oleh setiap lapangan penghidupan.
Dengan demikian, dapatlah kurikulum disusun sesuai dengan situasi,
tuntutan dan kebutuhan masyarakat setempat.
3. Peserta Didik
Dalam hal peserta didik ini tidak bisa disamakan antara satu dengan yang
lainnya. Karena setiap anak merupakan pribadi tersendiri, maka setiap anak harus
mempunyai kurikulum sendiri-sendiri, sesuai dengan bakat, minat kebutuhan,
tingkat kecerdasan dan cita-citanya.
Jadi prinsipnya ialah bukan anak yang harus menyesuaikan diri kepada
kurikulum, melainkan kurikulumlah yang harus disesuaikan kepada masing-
masing anak.
Dengan demikian, sebelum menyususn suatu kurikulum sekolah, haruslah
lebih dahulu diselidiki minat, kebutuhan, bakat, tingkat kecerdasan, cita-cita, latar
belakang sosial dari masing-masing anak.
Setelah ditinjau tiga faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan
kurikulum, maka berikut dapat dipaparkan tentang prinsip-prinsip dalam
pengembangan kurikulum. Menurut Sudirman. S prinsip-prinsip dalam
pengembangan kurikulum antara lain adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Orientasi Pada Tujuan
Semua kegiatan pendidikan (belajar mengajar) dalam hubungannya
dengan pelaksanaan kurikulum yang telah disusun, harus seuai dengan tujuan
pendidikan yang ingin dicapai.
2. Prinsip Relavansi
Yang dimaksud dengan prinsip relevansi adalah kesesuaian antara pendi
dikan dengan tuntutan kehidupan. Prinsip relevansi pendidikan dengan
kehidupan, sekurang-
kurangnyaterdapat tiga segi yang harus sesuai (relevan), yaitu relevansi pendid
ikan dengan lingkungan siswa, relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang
dan yang akan datang, dan relevansi pendidikan dengan tuntutan pekerjaan.
3. Prinsip Efektifitas
Yang dimaksud prinsip efektifitas dalam pendidikan adalah sampai
sejumlah mana tujuan-tujuan dan kegiatan-
kegiatan pendidikan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Prinsipefektivitas
pendidikan dapat ditinjau dari dua segi,
yaitu efektivitas mengajar guru danefektiviktas belajar murid.
4. Prinsip Efisiensi
14
Yang dimaksud dengan prinsip efisiensi dalam pendidikan yaitu
seimbangnya usaha yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan hasil
yang dicapai oleh lulusan atau peserta didik. Dalam pengembangan kurikulum
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prinsip
efisiensi ini adalah waktu yang digunakan, tenaga yang dikeluarkan, peralatan d
an biaya yang dikeluarkansedapatnya dapat mencapai hasil atau tujuan yang
diharapkan.
5. Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas ini artinya lentur atau tidak kaku dalam memberikan
kebebasan bertindak. Dalam kurikulum pengertian tersebut dimaksudkan
kebebasan dalam memilih program-program pendidikan bagi murid dan
kebebasan dalam mengembangkan program pendidikan bagi para guru.
6. Prinsip Integritas
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip integritas
(keterpaduan), perencanaan integritas ini bertitik tolak dari masalah atau topik dan
konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan integritas ini melibatkan semua
pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat inter sektoral. Dengan
keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi yang bulat dan utuh. Disamping itu
juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran, baik dalam interaksi
antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.
7. Prinsip Sinkronisasi
Implikasi prinsip ini mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler
seirama, searah dan satu tujuan. Sehingga jangan samapai terjadi suatu kegiatan
kurikuler yang menghambat, berlawanan, atau mematikan kegiatan-kegiatan
kurikuler lainnya.
8. Prinsip Kesinambungan (Kontuinitas)
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian,
aspek-aspek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-
lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna,
sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat
perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan
di dalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
9. Prinsip Objektifitas
Implikasi prinsip ini mengusahakan agar semua kegiatan kurikuler
dilakukan dengan kegiatan catatan kebenaran ilmiah dengan mengenyampingkan
pengaruh-pengaruh emosional dan irasional.
10. Prinsip Demokrasi
Implikasi prinsip ini ialah mengusahakan agar dalam penyelenggaraan
pendidikan dikelola dan dilaksanakan secara demokrasi.
Ada beberapa pendekatan dalam pengembangan kurikulum, yaitu[18]:
1. Pendekatan yang berorientasi pada tujuan pengajaran
2. Pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran
Pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran dilakukan, apabila
bahan pelajarandalam suatu kurikulum sudah tidak sesuai dengan tujuan
15
pendidikan,12 tidak sesuai dengan
tuntutandan kebutuhan siswa dan atau sudah tidak sesuai lagi dengan perkemb
angan dan kebutuhanmasyarakat.
Adapun langkah-langkah atau tahapan dalam pengembangan kurikulum
ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
1. Tahap Pengembangan Tingkat Lembaga
Tahap pengembangan tingkat lembaga ini mencakup:
a. Perumusan Tujuan Institusional (lembaga)
Adalah rumusan tujuan pendidikan yang terdiri dari rumusan pengetahuan
keterampilandan sikap yang diharapkan dicapai oleh peserta didik setelah
menyelesaikan keseluruhan program pendidikan pada suatu sekolah tertentu.
b. Penetapan Isi Dan Struktur Program
Adalah penetapan bidang-bidang studi yang akan diajarkan
dalam kurikulum tersebut.Sedangkan yang dimaksud dengan penetapan struktur
program mencakup :
1. Jenis program pendidikan (umum, akademis, keguruan, kejuruan, spesialisasi)
2. Sistem dan jumlah kelas serta unit waktu yang digunakan.
3. Jumlah bidang studi yang diajarkan perminggu atau perhari.
4. Jumlah jam pelajaran untuk setiap bidang studi perminggu atau perhari
c. Penyusunan Strategi Pelaksanaan Kurikulum
Langkah menyusun strategi pelaksanaan kurikulum
secara keseluruhan, meliputi :
1. Melaksanakan pengajaran
2. Mengadakan penilaian
3. Mengadakan bimbingan dan penyuluhan
4. Melaksanakan administrasi dan supervisi
2. Tahap Pengembangan Setiap Bidang Studi
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan setiap
program bidang studi ini, meliputi:
13a. Merumuskan tujuan kurikuler
b. Merumuskan tujuan pengajaran (instruksional)
c. Menetapkan pokok bahasan atau sub pokok bahasan
d. Menyusun Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
3. Tahap Pengembangan Program Pengajaran Di Kelas
Tugas guru dalam rangka mengembangkan program pengajaran adalah :
1. Menetapkan satuan bahasan dari bahan pengajaran yang tercantum dalam GBPP.
2. Mengembangkan program pengajaran untuk masing-masing satuan
bahasan yang nanti akan dilaksanakan di kelas.
[18] Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta :
Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 14
[19] Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah “Administrasi Pendidikan Mikro”,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996). h. 83
16
E. Kegiatan Administrasi Kurikulum
Secara operasional kegiatan administrasi kurikulum dapat di
identifikasikan menjadi tiga kegiatan pokok yakni[19];
1. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru atau pendidik
2. Kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik
3. Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh civitas akademika
warga sekolah
Disamping itu, kegiatan lain yang menyangkut administrasi kurikulum
yakni; kegiatan yang menyangkut proses belajar mengajar (PBM), karena
kegiatan ini erat kaitannya dengan ketiga kegiatan pokok di atas. Untuk lebih
memahami apa dan bagaimana sebenarnya kegiatan administrasi itu, dapat dilihat
dari uraian dibawah ini.
1) Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru atau pendidik
A. Pembagian tugas guru yang dijabarkan dari struktur program pengajaran,
dan ketentuan tentang beban mengajar wajib guru.
B. Tugas guru dalam mengikuti jadwal pelajaran.
Ada tiga jenis jadwal pelajaran untuk guru, yaitu:
1. Jadwal pelajaran kurikuler
Disusun secara edukatif oleh guru atau tim guru dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan akademik seperti:
a) Keseimbangan berat atau ringannya bobot pelajaran setiap hari.
b) Pengaturan mata pelajaran mana yang perlu didahulukan, ditengah atau
diakhir pelajaran, seperti olahraga, matematika, kesenian dan seterusnya.
c) Mana pelajaran yang bersifat pratikum, PKL, PPL dan sebagainya.
2. Jadwal pelajaran ko-kurikuler
Disusun secara strategik sesuai situasi dan kondisi individual atau
kelompok peserta didik sehingga dapat meningkatkan pemahaman,
keterampilan serta mencerna materi pelajaran secara efektif dan efisien.
3) Jadwal pelajaran ekstra-kurikuler
Disusun diluar jam pelajaran kurikuler dan progran ko-kurikuler,
biasanya bersifat pengembangan ekspresi, hobi, bakat serta kegiatan-
kegiatan lainnya yang dapat menunjang PBM.
C. Tugas guru dalam kegiatan PBM
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting.
Guru menentukan segalanya, mau diapakan siswa, apa yang harus
dikuasai siswa dan sejauh mana keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran,
semuanya tergantung guru. Dengan demikan, para guru harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Membuat desain instruksional
Desain instruksional adalah suatu perencanaan pengajaran yang menggunakan
pendekatan sistem, atau pengajaran dianggap sebagai sistem yang terdiri dari
komponen-komponen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan satu sama
lain, untuk mencapai suatu tujuan.
2. Melaksanakan pengajaran, termasuk strategi pengelolaan kelas
Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pengelolaan kelas adalah keterampilan guru
17
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapatmengganggu suasana
belajar mengajar. Pengelolaan kelas disini bisa berupa strategi fisikal
dan nonfisikal.
a) Strategi fisikal, pengelolaan kelas yang lebih memperhatikan kesuksesan
PBM yang ditunjang dengan kondisioning lainnya.
b) Strategi nonfisikal, pengelolaan kelas yang lebih mengarah pada
kesuksesan PBM yang ditunjang dengan kondisioning jiwani atau emosional.
3. Mengevaluasi hasil belajar
Salah satu aspek pokok dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar adalah
mengevaluasi sejauh mana terjadinya prestasi belajar siswa melalui latar belakang
serta faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhinya.
2) Kegiatan yang berhubungan dengan tugas peserta didik atau siswa
Demi suksesnya proses belajar mengajar, seorang siswa atau peserta
didik harus kreatif dalam menyusun jadwal, kapan waktu belajar dan kapan
waktu untuk bermain atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
3) Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh sivitas akademis
Merupakan kegiatan untuk mensinkronisasi segala kegiatan sekolah, yang
kurikuler, ekstra- kurikuler, akademik atau non-akademik, hari libur dan
sebagainya.
Adapun Kegiatan yang menyangkut proses belajar mengajar (PBM):
a. Penyusunan rencana kerja tahunan, semesteran, bulanan dan mingguan.
b. Penyusunan jadwal pelajaran.
c. Penyusunan jadwal ulangan dan ujian.
d. Penyusunan daftar buku dan alat pelajaran yang akan digunakan dalam
berbagai kegiatan belajar.
e. Penyusunan norma penilaian.
f. Pencatatan dan pelaporan hasil-hasil kegiatan dan prestasi belajar siswa.
g. Penyusunan rencana dan kegiatan “belajar di dalam sekolah” dan “belajar di
luar sekolah”.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013
Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013
Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013Moezzt Licha
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNSMANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNSheldaviniasari23
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiAbdul Jamil
 
Prof. maisah, m.pd.i suhairi edi wardani riview jurnal managemen pesanteren d...
Prof. maisah, m.pd.i suhairi edi wardani riview jurnal managemen pesanteren d...Prof. maisah, m.pd.i suhairi edi wardani riview jurnal managemen pesanteren d...
Prof. maisah, m.pd.i suhairi edi wardani riview jurnal managemen pesanteren d...zarkonitanjung
 
Revisi tugas makalah
Revisi tugas makalahRevisi tugas makalah
Revisi tugas makalahrinsky nisa
 
Manajemen kurikulum pendidikan islam
Manajemen kurikulum pendidikan islamManajemen kurikulum pendidikan islam
Manajemen kurikulum pendidikan islamUlfy Azizah
 
PEDOMAN KERJA PONDOK
PEDOMAN KERJA PONDOKPEDOMAN KERJA PONDOK
PEDOMAN KERJA PONDOKAbdul Basith
 
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifaMakalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifaIffa Dewi
 
Pengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islam
Pengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islamPengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islam
Pengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islamLutfy Nikmah
 
nota SPP Bab 5
nota SPP Bab 5nota SPP Bab 5
nota SPP Bab 5Rainne Lee
 
Manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam
Manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islamManajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam
Manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islamUlfy Azizah
 
Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren Feni Prasetiya
 
Anatomi kurikulum
Anatomi kurikulumAnatomi kurikulum
Anatomi kurikulumkang ajat
 
Prof. maisah, m.pd.i 1.zarkoni 2. muhammad toyib riview jurnal managemen peru...
Prof. maisah, m.pd.i 1.zarkoni 2. muhammad toyib riview jurnal managemen peru...Prof. maisah, m.pd.i 1.zarkoni 2. muhammad toyib riview jurnal managemen peru...
Prof. maisah, m.pd.i 1.zarkoni 2. muhammad toyib riview jurnal managemen peru...zarkonitanjung
 
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanWawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanSherly Anggraini
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istutiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istutimahmudi moedy
 

La actualidad más candente (20)

Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013
Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013
Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNSMANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
 
Bab ii2
Bab ii2Bab ii2
Bab ii2
 
Prof. maisah, m.pd.i suhairi edi wardani riview jurnal managemen pesanteren d...
Prof. maisah, m.pd.i suhairi edi wardani riview jurnal managemen pesanteren d...Prof. maisah, m.pd.i suhairi edi wardani riview jurnal managemen pesanteren d...
Prof. maisah, m.pd.i suhairi edi wardani riview jurnal managemen pesanteren d...
 
Revisi tugas makalah
Revisi tugas makalahRevisi tugas makalah
Revisi tugas makalah
 
Manajemen kurikulum pendidikan islam
Manajemen kurikulum pendidikan islamManajemen kurikulum pendidikan islam
Manajemen kurikulum pendidikan islam
 
PEDOMAN KERJA PONDOK
PEDOMAN KERJA PONDOKPEDOMAN KERJA PONDOK
PEDOMAN KERJA PONDOK
 
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifaMakalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
 
Pengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islam
Pengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islamPengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islam
Pengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islam
 
nota SPP Bab 5
nota SPP Bab 5nota SPP Bab 5
nota SPP Bab 5
 
Manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam
Manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islamManajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam
Manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam
 
Sekripsi
SekripsiSekripsi
Sekripsi
 
Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren
 
Anatomi kurikulum
Anatomi kurikulumAnatomi kurikulum
Anatomi kurikulum
 
Modul ski
Modul skiModul ski
Modul ski
 
Prof. maisah, m.pd.i 1.zarkoni 2. muhammad toyib riview jurnal managemen peru...
Prof. maisah, m.pd.i 1.zarkoni 2. muhammad toyib riview jurnal managemen peru...Prof. maisah, m.pd.i 1.zarkoni 2. muhammad toyib riview jurnal managemen peru...
Prof. maisah, m.pd.i 1.zarkoni 2. muhammad toyib riview jurnal managemen peru...
 
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanWawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istutiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 

Similar a Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

Administrasi kurikulum
Administrasi kurikulumAdministrasi kurikulum
Administrasi kurikulumRyan Ananda
 
Kurikulum ideal dan_kurikulum_aktual
Kurikulum ideal dan_kurikulum_aktualKurikulum ideal dan_kurikulum_aktual
Kurikulum ideal dan_kurikulum_aktualdaklimuthe
 
Pengelolaan Kurikulum.pptx, MPI sem 5 A-B.pptx
Pengelolaan Kurikulum.pptx, MPI sem 5 A-B.pptxPengelolaan Kurikulum.pptx, MPI sem 5 A-B.pptx
Pengelolaan Kurikulum.pptx, MPI sem 5 A-B.pptxandiSandi4
 
Makalah Administrasi Kurikulum dan Pembelajaran Kelompok 02
Makalah Administrasi Kurikulum dan Pembelajaran Kelompok 02Makalah Administrasi Kurikulum dan Pembelajaran Kelompok 02
Makalah Administrasi Kurikulum dan Pembelajaran Kelompok 02GitaArya1
 
Uas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulumUas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulumYudi Hamdani
 
tugas filsafat (.docx
tugas filsafat (.docxtugas filsafat (.docx
tugas filsafat (.docxHimmatulfata
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxNurAkmal50
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxNdya2
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxssuser7e718f
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Mayawi Karim
 
tugas filsafat (1).docx
tugas filsafat (1).docxtugas filsafat (1).docx
tugas filsafat (1).docxRaihanFahira2
 
tugas filsafat hakikat kurikulum pendidikan islam
tugas filsafat  hakikat kurikulum pendidikan islamtugas filsafat  hakikat kurikulum pendidikan islam
tugas filsafat hakikat kurikulum pendidikan islamShafaraFaiza
 
Adp rosminar
Adp rosminarAdp rosminar
Adp rosminarRosminar
 
hakikat kurikulum dalam islam
hakikat kurikulum dalam islamhakikat kurikulum dalam islam
hakikat kurikulum dalam islamShafaraFaiza
 
Administrasi kurikulum
Administrasi kurikulumAdministrasi kurikulum
Administrasi kurikulumShiltima Wiska
 
juragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktsp
juragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktspjuragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktsp
juragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktspJuragan Juragan
 

Similar a Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c (20)

Administrasi kurikulum
Administrasi kurikulumAdministrasi kurikulum
Administrasi kurikulum
 
Kurikulum ideal dan_kurikulum_aktual
Kurikulum ideal dan_kurikulum_aktualKurikulum ideal dan_kurikulum_aktual
Kurikulum ideal dan_kurikulum_aktual
 
Pengelolaan Kurikulum.pptx, MPI sem 5 A-B.pptx
Pengelolaan Kurikulum.pptx, MPI sem 5 A-B.pptxPengelolaan Kurikulum.pptx, MPI sem 5 A-B.pptx
Pengelolaan Kurikulum.pptx, MPI sem 5 A-B.pptx
 
Makalah Administrasi Kurikulum dan Pembelajaran Kelompok 02
Makalah Administrasi Kurikulum dan Pembelajaran Kelompok 02Makalah Administrasi Kurikulum dan Pembelajaran Kelompok 02
Makalah Administrasi Kurikulum dan Pembelajaran Kelompok 02
 
Uas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulumUas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulum
 
tugas filsafat (.docx
tugas filsafat (.docxtugas filsafat (.docx
tugas filsafat (.docx
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
 
tugas filsafat (1).docx
tugas filsafat (1).docxtugas filsafat (1).docx
tugas filsafat (1).docx
 
tugas filsafat hakikat kurikulum pendidikan islam
tugas filsafat  hakikat kurikulum pendidikan islamtugas filsafat  hakikat kurikulum pendidikan islam
tugas filsafat hakikat kurikulum pendidikan islam
 
Bidang garapan kurikulum
Bidang garapan kurikulumBidang garapan kurikulum
Bidang garapan kurikulum
 
Adp rosminar
Adp rosminarAdp rosminar
Adp rosminar
 
hakikat kurikulum dalam islam
hakikat kurikulum dalam islamhakikat kurikulum dalam islam
hakikat kurikulum dalam islam
 
Administrasi kurikulum
Administrasi kurikulumAdministrasi kurikulum
Administrasi kurikulum
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
juragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktsp
juragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktspjuragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktsp
juragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktsp
 
NPI.doc (1).docx
NPI.doc (1).docxNPI.doc (1).docx
NPI.doc (1).docx
 
manajemen peserta didik
manajemen peserta didikmanajemen peserta didik
manajemen peserta didik
 

Último

668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Último (20)

668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

  • 1. 1 MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN “ADMINISTRASI KURIKULUM” Oleh: Hanum Rahmi Putri (11314200952) Linda Tri Utami (11314200707) Rahmita Arris (11314201327) JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2014
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa memberikan kenikmatan- kenikmatan dan limpahan karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini yang berjudul “Administrasi Kurikulum”. Shalawat serta salam akan selalu terucap dan terkirimkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, segenap keluarga, para sahabat, serta umatnya yang konsisten menjalankan dan mendakwahkan ajaran-ajaran yang telah dibawanya. Karena berkat kegigihan dan perjuangan beliau kita semua dapat merasakan nikmat Islam,iman, dan indahnya ilmu pengetahuan sebagaimana yang dapat kita rasakan pada saat ini. Didalam penulisan makalah ini kami sangat menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan baik dalam tatanan bahasa maupun dalam penulisan kata ,oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang dapat membangun dari para pembaca agar pembuatan makalah berikutnya bisa menjadi lebih baik. Semoga makalah kami ini dapat menjadi media bagi kita semua dalam penambahan pengetahuan , khususnya bagi para pembaca. Pekanbaru,23 Maret 2015 Penulis
  • 3. 3 ADMINISTRASI KURIKULUM A. Pengertian Dan Fungsi Administrasi Kurikulum Sebelum membahas pengertian administrasi kurikulum secara keseluruhan maka dapat dibahas secara singkat terlebih dahulu tentang pengertian administrasi dan kurikulum ketika berdiri sendiri-sendiri.  Administrasi Istilah administrasi berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari dua kata yaitu ‘’ad’’ dan ‘’ministare’’. Perkataan ‘’ad’’ berarti ke atau kepada, sedangkan ‘’ministare’’ berarti melayani, membantu, memimpin. Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subyek tertentu. Dalam pengertian sempit administrasi diartikan sebagai ‘’Tata – Usaha” yang tugas pokoknya berhubungan erat dengan pekerjaan tulis menulis di kantor[1]. Pada umumnya yang dimaksud dengan administrasi adalah proses keseluruhan penyelenggaraan dari setiap usaha sekelompok manusia yang ingin bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien dan efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya administrasi merupakan suatu hubungan kerjasama untuk saling melayani dan mengarahkan secara teratur atau sistematis dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama[2].  Kurikulum Pada mulanya istilah kurikulum dijumpai dalam dunia statistik pada zaman Yunani kuno, yang berasala dari kata Curir yang artinya pelari, dan Curere artinya tempat berpacu atau tempat berlomba. Sedangkan Curriculum mempunyai arti ‘’jarak’’ yang harus ditempuh oleh pelari. Bila dilihat dalam kamus Webster tahun 1812, kurikulum ialah 1) a race course, a place for running; a charoit. 2) a course, in general; applied particulary to the course of study in a university. Maksud pengertian kurikulum sebagaimana definisi tersebut mempunyai dua pengertian yakni suatu jarak untuk perlombaan yang harus ditempuh oleh para pelari, dan juga diartikan sebagai chariot yaitu semacam kereta pacu pada zaman dulu yang berupa alat untuk membawa seseorang dari awal atau start hingga finis[3]. Dalam perkembangan selanjutnya istilah kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan dan pengajaran, yang dalam konteksnya kurikulum dapat diartikan secara sempit dan luas. Dalam pengertian sempit, kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian
  • 4. 4 luas kurikulum adala1h semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah. Dengan pengertian luas ini berarti usaha sekolah untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dalam 23upaya menghasilkan lulusan yang baik secara kuantitatif maupun kualitatif tercakup dalam pengertian kurikulum[4]. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”[5].  Administrasi Kurikulum Setelah mengetahui akan pengertian masing-masi4ng dari administrasi dan kurikulum, maka dapat dibahas pengertian kurikulum secara keseluruhan. Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan[6]. Dalam kaitannya dengan hal ini, pada tingkat sekolah apapun yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi peserta didik. Karena pada dasarnya pengelolaan atau manajemen pendidikan fokus terhadap segala usahanya padapraktek belajar mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang dilaksanakan didalam sekolah atau lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya PBM. Dalam kaitannya dengan kurikulum, maka ada tiga konsep yang terkait dengan kurikulum, diantaranya adalah [7]:  Kurikulum merupakan inti pokok yang menjadi substansi kegiatan di sekolah. Kurikulum berisi perencanaan kegiatan belajar serta tujuan yang akan dicapai.  Kurikulum dipandang sebagai suatu sistem yang meliputi sistem sekolah, sistem pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Dalam hal ini, tercakup tata laksana [1 ], [2] ,&[3] Drs. H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2001) h. 36 [4] Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung : PT Refika Aditama, 2008). h. 22 [5] Diunduh dari : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/pengertian-kurikulum/ [6] Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah “Administrasi Pendidikan Mikro”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996). h. 80. [7] Diunduh dari : http://rudisiswoyoalfatih.blogspot.com/2012/02/makalah-administrasi-tentang- kurikulum.html
  • 5. 5 perencanaan kurikulum, pelaksanaan serta evaluasi dan penyempurnaan kurikulum.  Kurikulum sebagai suatu studi yang dikaji oleh para ahli di bidang kurikulum. Dalam kaitan ini, para ahli kurikulum berupaya melakukan pengembangan dan inovasi di bidang kurikulum. Dengan demikian, kegiatan dalam administrasi kurikulum tiada lain adalah berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai instrumen dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip administrasi kurikulum kemudian dikembangkan, sehingga dalam pelaksanaannya kurikulum dapat mencapai sasaran pendidikan yang diharapkan. Setidaknya, kegiatan administrasi kurikulum menghendaki agar rumusan kurikulum benar- benar berangkat dari kebutuhan akan sebuah instrumen yang terencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik pula. Sehubungan dengan pengertian dasar kurikulum tersebut, maka fungsi kurikulum difokuskan pada tiga aspek berikut[8]: 1. Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, yaitu sebagai alat untuk men5capai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan sehari-hari. 2. Fungsi kurikulum bagi tataran tingkat sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan proses pendidikan dan penyiapan tenaga kerja. 3. Fungsi bagi konsumen, yaitu sebagai keikutsertaan dalam memperlancar pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan program yang serasi. B. Landasan Kurikulum Lebih jauh sebelum kurikulum tersebut direncanakan atau dibuat, ada 3 hal pokok yang menjadi landasan pelaksanaan, pembinaan, dan pengembangan kurikulum, diantaranya adalah[9]: 1. Landasan Filosofis Dalam pengertian yang sederhana, umumnya filsafat diartikan sebagai cara berfikir yang radikal dan menyeluruh, yaitu suatu cara berfikir yang mengkaji tentang objek secara mendalam. Salah satu kajian filsafat adalah tentang hakikat manusia, apa sebenarnya manusia itu, apa hakikat hidup manusia, dan apa tujuan hidupnya. [8] Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 3 [9] Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 33-42
  • 6. 6 Tahap berikutnya filsafat mempersoalkan tentang hidup dan eksistensi manusia, pandangan hidup manusia, sebagai makhluk beragama, makhluk sosial, dan makhluk yang berbudaya. Dalam hal ini, kaitannya dengan kurikulum sangat diperlukan terutama dalam menetapkan arah dan tujuan pendidikan. Dengan demikian, berdasarkan atas landasan ini maka pendidikan sebagai segala upaya sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada anak didiknya harus mampu menjadikan manusia yang beriman dan bertakwa, berilmu dan beramal serta mengabdi pada nusa dan bangsa (sesuai dengan pandangan hidup dan asas Pancasila Bangsa Indonesia, atau sebagaimana yang tertuang dalam GBHN), sehingga bagi guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya yang bertugas sebagai pelaksana, pembina dan pengembang kurikulum di sekolah dapat mempedomani tujuan pendidikan nasional. 2. Landasan Sosial Budaya Pendidikan juga merupakan proses sosialisasi dari pewarisan budaya dari generasi ke generasi selanjutnya dalam upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia, baik sebagai individu, kelompok masyarakat, maupun dalam konteks yang lebih luas yaitu budaya bangsa. Pendidikan sebagai proses budaya adalah upaya membina dan mengembangkan daya cipta, karsa, dan rasa manusia menuju ke peradaban manusia yang lebih luas dan tinggi, yaitu manusia yang berbudaya. Semakin meningkatnya perkembangan sosial budaya manusia akibat majunya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang merupakan bagian dari budaya itu sendiri, akan menjadikan tuntutan hidup manusia yang semakin tinggi pula. Untuk itu diperlukan kesiapan sekolah atau lembaga pendidikan dalam menjawab segala tantangan akibat perkembangan kebudayaan tersebut. Oleh sebab itu, pendidikan harus dapat mengantisipasinya dengan jalan menyiapkan peserta didik untuk hidup secara wajar sesuai dengan perkembangan sosial budaya masyarakatnya. Dalam hal ini diperlukan inovasi-inovasi pendidikan terutama yang menyangkut kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan harus dan sewajarnya pula disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat ini, bahkan harus dapat mengantisipasi kondisi-kondisi yang bakal terjadi. Untuk itu pula guru dituntut dapat membina dan melaksanakan kurikulum, agara apa yang diberikan kepada peserta didiknya berguna dan relevan dengan kehidupan dalam masyarakat. C. Komponen Kurikulum Kurikulum dalam suatu sekolah mengandung 3 komponen dasar, yaitu komponen tujuan, isi atau materi, dan komponen organisasi atau strategi. 1. Komponen Tujuan Pada hakikatnya tujuan kurikulum merupakan tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik, karena kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan secara umum dijabarkan dari falsafah bangsa, yaitu Pancasila. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan meningkatkan
  • 7. 7 kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Berdasarkan hakikat dari tujuan pendidikan tersebut dijabarkan menjadi tujuan kurikulum mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran atau bidang studi sampai kepada tujuan instruksional. Sebelum menetapkan dan menyusun isi kurikulum, serta strategi kurikulum terlebih dahulu harus ditetapkan rumusan tujuannya, sebab : a)tujuan berfungsi menentukan arah dan corak kegiatan pendidikan, b) tujuan menjadi indikator dari keberhasilan pelaksanaan pendidikan, dan c) tujuan menjadi pegangan dalam setiap usaha dan tindakan dari pelaksana pendidikan. Beberapa sumber yang lazim digunakan dalam menentukan dan menyusun tujuan kurikulum, antara lain : a) falsafah bangsa, b) strategi pembangunan, c) hakikat anak didik, dan d) ilmu pengetahuan. Bila diurutkan tata tingkat tujuan pendidikan itu sebagai berikut[10]: a) Tujuan pendidikan nasional, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tataran nasional (sesuai dengan pandangan atau falsafah bangsa yaitu Pancasila, atau secara jelas telah dicantumkan dalam Undang-Undang Nom6or 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Dalam pencapaiannya dapat berwujud sebagai warga negara berkepribadian nasional yang bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat, bangsa dan tanah air. b) Tujuan institusional, yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat lembaga pendidikan, dalam pencapaiannya dapat berwujud sebagai tamatan sekolah yang mampu dididik lebih lanjut menjadi tenaga profesional dalam bidang tertentu dan pada jenmjang tertentu. c) Tujuan kurikulum, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat tataran mata pelajaran atau bidang studi, dalam usaha pencapaiannya dapat berwujud sebagai peserta didik yang menguasai disipl7in mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang dipelajari. d) Tujuan instruksional, yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat tataran pengajaran yang dapat berwujud sebagai bentuk watak, kemampuan berfikir dan berketerampilan teknologinya secara bertahap. 2. Komponen Isi Atau Materi Isi kurikulum berkaitan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Untuk menentukan isi kurikulum tersebut harus disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu juga tidak terlepas dari [10] Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 4-5 [11] Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 55
  • 8. 8 kaitannya dengan kondisi anak didik (psikologis anak) pada setiap jenjang pendidikan tersebut. Ada beberapa kriteria dalam memilih isi kurikulum yang dapat membantu pada perancangan kurikulum, antara lain sebagai berikut[11]:  Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan peserta didik  Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial  Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang komprehensif, artinya mengandung aspek intelektual, moral dan sosial secara seimbang  Isi kurikulum harus mengandung aspek ilmiah yang tahan uji  Isi kurikulum harus mengandung bahan yang jelas  Isi harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik- topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran. 2. Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran. 3. Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Isi atau materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum isi kurikulum itu dapat dikelompokan menjadi [12]: 1. Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan. 2. Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral. 3. Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya. 3. Komponen Organisasi Dan Strategi Strategi pelaksanaan kurikulum adalah cara-cara yang harus ditempuh untuk melaksanakan suatu kurikulum sekolah, yang meliputi pelaksanaan pengajaran atau pembelajaran, penilaian, bimbingan dan penyuluhan, dan pengaturan kegiatan sekolah secara keseluruhan. Strategi pelaksanaan kurikulum merupakan bagian yang termasuk dalam bidang garap pengembang kurikulum. Dengan strategi pelaksanaan kurikulum ini, maka para pelaksana (kepala sekolah dan guru) mempunyai pedoman kerja yang pasti, sesuai dengan ketentuan kurikulum yang dijalankan, sehingga kemungkinan pencapaian tujuan pendidikan menjadi semakin besar. Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang di sampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang telah di tetapkan[13]. Organisasi kurikulum merupakan asas yang sangat penting bagi proses pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran, sebab menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan di sajikan kepada peserta didik sertamenentukan peranan pendidik dan peserta diidk dalam implementasi kurikulum. Organisasi kurikulum terdiri dari mata pelajaran tertentu yang secara tradisional bertujuan menyampaikan kebudayaan
  • 9. 9 atau sejumlah pengetahuan, sikap dan keteram8pilan yang harus diajarkan kepadapeserta didik. Setiap organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Dalam proses pengembangan kurikulum organisasi kurikulum berperan sebagai suatu metode untuk menentukan seleksi dan pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar yang di selenggarakan oleh sekolah, organisasi kurikulum menunjukkan peranan guru, pese9rta didik dan lain-lain yang terlibat aktif dalam proses perencanaan kurikulum. Struktur program dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur horizontal dan struktur vertical. Struktur horizontal berhubungan dengan masalah pengorganisasian atau penyusunan bahan pelajaran kedalam pola tertentu, sedangkan struktur vertikal berhubungan dengan masalah sistem-sistem pelaksanann kurikulum sekolah, termasuk di dalamnya sistem pengalokasian waktu[14]. Dilihat dari struktur organisasi kurikulum horizontal, ada tiga tipe atau bentuk kurikulum, yaitu[15]: 1. Separated Subject Curriculum (Mata Pelajaran Terpisah) Pada bentuk ini, bahan dikelompokkan pada mata pelajaran yang sempit, dimana antara mata pelajaran yang satu dengan lainnya menjadi terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Dalam hal ini, jumlah mata pelajaran yang diberikan cukup bervariasi bergantung pada tingkat dan jenis sekolah yang bersangkutan. Dalam praktek penyampaian pengajarannya, tanggung jawab terletak pada masing-masing guru atau pendidik yang menangani suatu mata pelajaran yang dipegangnya. Kurikulum yang disusun dalam bentuk terpisah ini lebih bersifat subject centered, yaitu berpusatpada bahan pelajaran dari pada child centered yang berpusat pada minat dan kebutuhan anak. Dari segi ini, jelas kurikulum bentuk terpisah sangat menekankan pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan pembentukan kepribadian anak secara keseluruhan. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari bentuk kurikulum semacam ini, antara lain : a) Penyajian bahan pelajaran dapat disajikan atau disusun secara logis dan sistematis. b) Organisasinya sederhana, dan tidak terlalu sulit untuk direncanakan dan dilaksanakan. [12] Diunduh dari : http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/komponen-komponen- kurikulum.html [13] Diunduh dari : http://hidayah-cahayapetunjuk.blogspot.com/2012/03/organisasi- kurikulum.html [14] Diunduh dari: http://ayahalby.wordpress.com/2011/02/23/komponen-komponen-kurikulum/ [15] Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 42-49
  • 10. 10 c) Mudah dievaluasi dan dites. d) Dapat digunakan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. e) Guru mempergunakannya lebih mudah. f) Tidak sulit untuk diadakan perubahan-perubahan. g) Lebih tersusun dan sistematis. Sedangkan kelemahan bentuk kurikulum ini adalah sebagai berikut: a) Bentuk mata pelajaran yang terpisah dengan lainnya sebenarnya tidak relevan dengan kenyataansekarang ini, dan tidak mendidik peserta didik dalam menghadapi situasi kehidupan mereka. b) Tidak memperhatikan masalah-masalah sosial kemasyarakatan yang dihadapi peserta didik secara faktual dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini disebabkan karena hanya berpedoman pada apa yang tertera dalam buku atau teks. c) Kurang memperhatikan faktor-faktor kejiwaan peserta didik, karena pada kurikulum ini hanya menyampaikan apa yang dialami manusia pada masa terdahulu dalam bentuk yang sistematis dan logis. d) Tujuan kurikulum ini sangat terbatas dan kurang memperhatikan pertumbuhan jasmani, perkembangan emosional dan sosial peserta didik serta hanya memusatkan pada perkembangan intelektual anak. e) Kurikulum semacam ini kurang mengembangkan kemampuan berfikir, karena mengutamakan penguasaan dan pengetahuan dengan cara ulangan dan hafalan, serta kurang membawa kepada berpikir secara mandiri. f) Separated curriculum ini cenderung menjadi statis dan tidak bersifat inovatif, karena hanya berdasarkan kepada buku yang telah ditetapkan, tanpa mengalami perubahan dan penyesuaian yang berarti dengan situasi dan kondisi masyarakat yang selalu berkembang dengan pesat dan dinamis. 2. Correlated Curriculum (Mata Pelajaran Gabungan) Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap memperhatikan ciri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut. Hubungan (korelasi) antar mata pelajaran tersebut dapat dilakukan secara: a. Insidental, artinya secara kebetulan ada hubungan antar mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya, sebagai contoh bidang studi IPA juga disinggung tentang Geografi dan Antropologi. b. Hubungan yang lebih erat, misalnya suatu pokok permasalahan yang diperbincangkan dalam berbagai bidang studi. c. Batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan, yaitu dengan menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran tersebut, disebut dengan Broad Field. Dalam kurikulum ini dapat dikelompokkan menjadi lima broad field (mata pelajaran), yaitu: a. Ilmu pengetahuan sosial, peleburan dari mata pelajaran ilmu bumi, sejarah, civic hukum, ekonomi dan sejenisnya. b. Bahasa, peleburan dari mata pelajaran membaca, tata bahasa, menulis, mengarang, menyimak, dan pengetahuan bahasa. c. Ilmu pengetahuan alam, peleburan dari mata pelajaran ilmu alam, ilmu hayat, ilmu kimia, dan kesehatan.
  • 11. 11 d. Matematika, peleburan dari berhitung, aljabar, ilmu ilmu ukur, sudut, ruang, bidang, dan statistik. e. Kesenian, peleburan dari seni tari, seni suara, seni lukis, seni pahat, dan seni drama. Bentuk broad field curriculum tersebut mempunyai beberapa keuntungan atau kelebihan diantaranya sebagai berikut: a. Menunjukkan adanya integrasi pengetahuan kepada peserta didik, dimana dalam pelajaran yang disajikan disoroti dari berbagai bidang dan disiplin ilmu. b. Dapat menambah interes dan minat peserta didik terhadap adanya hubungan antara berbagai bidang studi. c. Pengetahuan dan pemahaman peserta didik akan lebih mendalam dengan penguraian dan penjelasan dari berbagai bidang studi. d. Adanya kemungkinan untuk menggunakan ilmu pengetahuan lebih fungsional. e. Lebih mengutamakan pada pemahaman dari prinsip-prinsip dari pada pengetahuan (knowledge) dan penguasaan fakta-fakta. Adapun kelemahan dari bentuk kurikulum ini adalah sebagai berikut: a. Bahan yang disajikan tidak berhubungan secara langsung dengan kebutuhan dan minat peserta didik, demikian juga masalah-masalah yang dikemukakan tidak berkenaan secara langsung dengan kehidupan sehari-hari yang dialami peserta didik. b. Pengetahuan yang diberikan tidak mendalam dan kurang sistematis pada berbagai mata pelajaran. c. Urutan penyusunan dan penyajian bahan tidak secara logis dan sistematis. d. Kebanyakan diantara para guru tidak atau kurang menguasai antar disiplin ilmu, sehingga dapat mengaburkan pemahaman peserta didik. 3. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu) Dalam Integrated Curriculum, pelajaran dipusatkan pada suatu masalah atau topik tertentu, misalnya suatu masalah dimana semua mata pelajaran dirancang dengan mengacu pada topik tertentu. Kurikulum ini mempunyai beberapa kelebihan atau manfaat, sebagai berikut: a. Segala permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat bertalian erat. b. Sangat sesuai dengan perkembangan modern tentang belajar mengajar. c. Memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan masyarakat. d. Sesuai dengan ide demokrasi, dimana peserta didik dirangsang untuk berpikir sendiri, bekerja sendiri, dan memikul tanggung jawab bersama dan bekerja sama dalam kelompok. e. Penyajian bahan disesuaikan dengan kesanggupan atau kemampuan individu, minat dan kematangan peserta didik baik secara individu maupun secara kelompok. Sedangkan kelemahan-kelemahan Integrated Curriculum ini adalah sebagai berikut: a. Guru tidak dilatih melakukan kurikulum semacam ini. b. Organisasinya tidak logis dan kurang sistematis.
  • 12. 12 c. Terlalu memberatkan tugas-tugas guru, karena bahan pelajaran yang mungkin berubah setiap tahun sehingga mengubah pokok-pokok permasalahan dan juga isi atau materinya. d. Kurang memungkinkan untuk dilaksanakan ujian umum. e. Peserta didik dianggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum. f. Sarana dan prasarana yang kurang memadai yang dapat menunjang10 pelaksanaan kurikulum tersebut. Sedangkan dilihat dari struktur oraganisasi kurikulum vertikal dapat dilaksanakan melaui[16]: 1. Sistem kelas, dimana kenaikan kelas diadakan setiap 11program secara serempak. 2. Sistem tanpa kelas, perpindahan dari dari satu tingkat program ke tingkat program berikutnya, yang mana dapat dilakukan tanpa harus menunggu teman-teman yang lain. 3. Sistem campuran (gabungan antara sistem kelas dan tanpa kelas). Selanjutnya dalam struktur vertikal ini tercakup pula sistem unit waktu yang digunakannya. Misalnya apakah sistem semester atau caturwulan. Akhirnya struktur program ini menyangkut pula penjadwalan dan pembagian waktu untuk masing-masing bidang studi atau isi kurikulum pada setiap tingkat atau kelas. D. Dasar-dasar Dan Prinsip-prinsip Perencanaan Serta Pengembangan Kurikulum Perencanaan kurikulum hendaknya didasarkan atas faktor-faktor di bawah ini[17]: 1. Tujuan Pendidikan Dalam tujuan pendidikan terkandung nilai-nilai yang ingin dicapai. Hal ini menunjukkan bahwasannya nilai-nilai tersebut harus tertanam di dalam jiwa peserta didik, yang kemudian harus diwujudkan dalam tingkah laku. Sarana untuk menanamkan nilai-nilai tersebut adalah kurikulum. Oleh sebab itu, kurikulum harus benar-benar direncanakan sesuai dengan nilai yang tersebut. Jadi, perencanaan kurikulum harus bersumber dari tujuan pendidikan, sehingga dengan kata lain tujuan pendidikan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan kurikulum. 2. Masyarakat Masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan kurikulum. Hal tersebut disebabkan karena peserta didik berada di tengah-tengah masyarakat, dan lembaga pendidikan didirikan oleh masyarakat dengan harapan agar sekolah dan peserta didik dapat menyumbangkan [16] Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 7 [17] Doloksaribu, dkk, Administrasi Pendidikan, (Surabaya : Penerbit Usaha Nasional, 1984). h. 34-37
  • 13. 13 baktinya untuk memajukan masyarakat, dan agar peserta didik kelak dapat hidup di dalam masyarakat tersebut sesuai dengan tuntutan masyarakat. Jadi, sebelum menyusun kurikulum, sekolah haruslah lebih dahulu menyelidiki akan berbagai hal, yaitu:  Norma-norma, adat kebiasaan, pengetahuan-pengetahuan, kepercayaan- kepercayaan, sikap, cara bertingkah laku, yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.  Lapangan-lapangan kehidupan (areas of living) yang ada dan yang akan ada di dalam masyarakat tersebut serta pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh setiap lapangan penghidupan. Dengan demikian, dapatlah kurikulum disusun sesuai dengan situasi, tuntutan dan kebutuhan masyarakat setempat. 3. Peserta Didik Dalam hal peserta didik ini tidak bisa disamakan antara satu dengan yang lainnya. Karena setiap anak merupakan pribadi tersendiri, maka setiap anak harus mempunyai kurikulum sendiri-sendiri, sesuai dengan bakat, minat kebutuhan, tingkat kecerdasan dan cita-citanya. Jadi prinsipnya ialah bukan anak yang harus menyesuaikan diri kepada kurikulum, melainkan kurikulumlah yang harus disesuaikan kepada masing- masing anak. Dengan demikian, sebelum menyususn suatu kurikulum sekolah, haruslah lebih dahulu diselidiki minat, kebutuhan, bakat, tingkat kecerdasan, cita-cita, latar belakang sosial dari masing-masing anak. Setelah ditinjau tiga faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan kurikulum, maka berikut dapat dipaparkan tentang prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum. Menurut Sudirman. S prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum antara lain adalah sebagai berikut: 1. Prinsip Orientasi Pada Tujuan Semua kegiatan pendidikan (belajar mengajar) dalam hubungannya dengan pelaksanaan kurikulum yang telah disusun, harus seuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. 2. Prinsip Relavansi Yang dimaksud dengan prinsip relevansi adalah kesesuaian antara pendi dikan dengan tuntutan kehidupan. Prinsip relevansi pendidikan dengan kehidupan, sekurang- kurangnyaterdapat tiga segi yang harus sesuai (relevan), yaitu relevansi pendid ikan dengan lingkungan siswa, relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan yang akan datang, dan relevansi pendidikan dengan tuntutan pekerjaan. 3. Prinsip Efektifitas Yang dimaksud prinsip efektifitas dalam pendidikan adalah sampai sejumlah mana tujuan-tujuan dan kegiatan- kegiatan pendidikan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Prinsipefektivitas pendidikan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu efektivitas mengajar guru danefektiviktas belajar murid. 4. Prinsip Efisiensi
  • 14. 14 Yang dimaksud dengan prinsip efisiensi dalam pendidikan yaitu seimbangnya usaha yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan hasil yang dicapai oleh lulusan atau peserta didik. Dalam pengembangan kurikulum hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prinsip efisiensi ini adalah waktu yang digunakan, tenaga yang dikeluarkan, peralatan d an biaya yang dikeluarkansedapatnya dapat mencapai hasil atau tujuan yang diharapkan. 5. Prinsip Fleksibilitas Fleksibilitas ini artinya lentur atau tidak kaku dalam memberikan kebebasan bertindak. Dalam kurikulum pengertian tersebut dimaksudkan kebebasan dalam memilih program-program pendidikan bagi murid dan kebebasan dalam mengembangkan program pendidikan bagi para guru. 6. Prinsip Integritas Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip integritas (keterpaduan), perencanaan integritas ini bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan integritas ini melibatkan semua pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat inter sektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi yang bulat dan utuh. Disamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran, baik dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek. 7. Prinsip Sinkronisasi Implikasi prinsip ini mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler seirama, searah dan satu tujuan. Sehingga jangan samapai terjadi suatu kegiatan kurikuler yang menghambat, berlawanan, atau mematikan kegiatan-kegiatan kurikuler lainnya. 8. Prinsip Kesinambungan (Kontuinitas) Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas- lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan di dalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. 9. Prinsip Objektifitas Implikasi prinsip ini mengusahakan agar semua kegiatan kurikuler dilakukan dengan kegiatan catatan kebenaran ilmiah dengan mengenyampingkan pengaruh-pengaruh emosional dan irasional. 10. Prinsip Demokrasi Implikasi prinsip ini ialah mengusahakan agar dalam penyelenggaraan pendidikan dikelola dan dilaksanakan secara demokrasi. Ada beberapa pendekatan dalam pengembangan kurikulum, yaitu[18]: 1. Pendekatan yang berorientasi pada tujuan pengajaran 2. Pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran Pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran dilakukan, apabila bahan pelajarandalam suatu kurikulum sudah tidak sesuai dengan tujuan
  • 15. 15 pendidikan,12 tidak sesuai dengan tuntutandan kebutuhan siswa dan atau sudah tidak sesuai lagi dengan perkemb angan dan kebutuhanmasyarakat. Adapun langkah-langkah atau tahapan dalam pengembangan kurikulum ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap Pengembangan Tingkat Lembaga Tahap pengembangan tingkat lembaga ini mencakup: a. Perumusan Tujuan Institusional (lembaga) Adalah rumusan tujuan pendidikan yang terdiri dari rumusan pengetahuan keterampilandan sikap yang diharapkan dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan keseluruhan program pendidikan pada suatu sekolah tertentu. b. Penetapan Isi Dan Struktur Program Adalah penetapan bidang-bidang studi yang akan diajarkan dalam kurikulum tersebut.Sedangkan yang dimaksud dengan penetapan struktur program mencakup : 1. Jenis program pendidikan (umum, akademis, keguruan, kejuruan, spesialisasi) 2. Sistem dan jumlah kelas serta unit waktu yang digunakan. 3. Jumlah bidang studi yang diajarkan perminggu atau perhari. 4. Jumlah jam pelajaran untuk setiap bidang studi perminggu atau perhari c. Penyusunan Strategi Pelaksanaan Kurikulum Langkah menyusun strategi pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan, meliputi : 1. Melaksanakan pengajaran 2. Mengadakan penilaian 3. Mengadakan bimbingan dan penyuluhan 4. Melaksanakan administrasi dan supervisi 2. Tahap Pengembangan Setiap Bidang Studi Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan setiap program bidang studi ini, meliputi: 13a. Merumuskan tujuan kurikuler b. Merumuskan tujuan pengajaran (instruksional) c. Menetapkan pokok bahasan atau sub pokok bahasan d. Menyusun Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) 3. Tahap Pengembangan Program Pengajaran Di Kelas Tugas guru dalam rangka mengembangkan program pengajaran adalah : 1. Menetapkan satuan bahasan dari bahan pengajaran yang tercantum dalam GBPP. 2. Mengembangkan program pengajaran untuk masing-masing satuan bahasan yang nanti akan dilaksanakan di kelas. [18] Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 14 [19] Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah “Administrasi Pendidikan Mikro”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996). h. 83
  • 16. 16 E. Kegiatan Administrasi Kurikulum Secara operasional kegiatan administrasi kurikulum dapat di identifikasikan menjadi tiga kegiatan pokok yakni[19]; 1. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru atau pendidik 2. Kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik 3. Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh civitas akademika warga sekolah Disamping itu, kegiatan lain yang menyangkut administrasi kurikulum yakni; kegiatan yang menyangkut proses belajar mengajar (PBM), karena kegiatan ini erat kaitannya dengan ketiga kegiatan pokok di atas. Untuk lebih memahami apa dan bagaimana sebenarnya kegiatan administrasi itu, dapat dilihat dari uraian dibawah ini. 1) Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru atau pendidik A. Pembagian tugas guru yang dijabarkan dari struktur program pengajaran, dan ketentuan tentang beban mengajar wajib guru. B. Tugas guru dalam mengikuti jadwal pelajaran. Ada tiga jenis jadwal pelajaran untuk guru, yaitu: 1. Jadwal pelajaran kurikuler Disusun secara edukatif oleh guru atau tim guru dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan akademik seperti: a) Keseimbangan berat atau ringannya bobot pelajaran setiap hari. b) Pengaturan mata pelajaran mana yang perlu didahulukan, ditengah atau diakhir pelajaran, seperti olahraga, matematika, kesenian dan seterusnya. c) Mana pelajaran yang bersifat pratikum, PKL, PPL dan sebagainya. 2. Jadwal pelajaran ko-kurikuler Disusun secara strategik sesuai situasi dan kondisi individual atau kelompok peserta didik sehingga dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan serta mencerna materi pelajaran secara efektif dan efisien. 3) Jadwal pelajaran ekstra-kurikuler Disusun diluar jam pelajaran kurikuler dan progran ko-kurikuler, biasanya bersifat pengembangan ekspresi, hobi, bakat serta kegiatan- kegiatan lainnya yang dapat menunjang PBM. C. Tugas guru dalam kegiatan PBM Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting. Guru menentukan segalanya, mau diapakan siswa, apa yang harus dikuasai siswa dan sejauh mana keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran, semuanya tergantung guru. Dengan demikan, para guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Membuat desain instruksional Desain instruksional adalah suatu perencanaan pengajaran yang menggunakan pendekatan sistem, atau pengajaran dianggap sebagai sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan satu sama lain, untuk mencapai suatu tujuan. 2. Melaksanakan pengajaran, termasuk strategi pengelolaan kelas Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pengelolaan kelas adalah keterampilan guru
  • 17. 17 menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapatmengganggu suasana belajar mengajar. Pengelolaan kelas disini bisa berupa strategi fisikal dan nonfisikal. a) Strategi fisikal, pengelolaan kelas yang lebih memperhatikan kesuksesan PBM yang ditunjang dengan kondisioning lainnya. b) Strategi nonfisikal, pengelolaan kelas yang lebih mengarah pada kesuksesan PBM yang ditunjang dengan kondisioning jiwani atau emosional. 3. Mengevaluasi hasil belajar Salah satu aspek pokok dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar adalah mengevaluasi sejauh mana terjadinya prestasi belajar siswa melalui latar belakang serta faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhinya. 2) Kegiatan yang berhubungan dengan tugas peserta didik atau siswa Demi suksesnya proses belajar mengajar, seorang siswa atau peserta didik harus kreatif dalam menyusun jadwal, kapan waktu belajar dan kapan waktu untuk bermain atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. 3) Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh sivitas akademis Merupakan kegiatan untuk mensinkronisasi segala kegiatan sekolah, yang kurikuler, ekstra- kurikuler, akademik atau non-akademik, hari libur dan sebagainya. Adapun Kegiatan yang menyangkut proses belajar mengajar (PBM): a. Penyusunan rencana kerja tahunan, semesteran, bulanan dan mingguan. b. Penyusunan jadwal pelajaran. c. Penyusunan jadwal ulangan dan ujian. d. Penyusunan daftar buku dan alat pelajaran yang akan digunakan dalam berbagai kegiatan belajar. e. Penyusunan norma penilaian. f. Pencatatan dan pelaporan hasil-hasil kegiatan dan prestasi belajar siswa. g. Penyusunan rencana dan kegiatan “belajar di dalam sekolah” dan “belajar di luar sekolah”.