Dokumen tersebut merangkum berbagai jenis data geografis yang digunakan dalam kompilasi data geografis, termasuk data utama, data pelengkap, dan studi literatur tentang standarisasi dalam ilmu kebumian.
3. DATA UTAMA
Data utama merupakan Suatu set data (kumpulan
data) terstruktur yang mempunyai tema dan atribut
yang sama.
Data utama adalah data yang digunakan sebagai
acuan pokok pada pembuatan basis data, data
utama digunakan sebagai dasar dalam penyajian
Geometris atau pembangunan informasi Toponimi
pada Peta akhir. misalnya: Peta RBI, Peta hasil
survey hidrografi, dll.
4. DATA HASIL SURVEY TERESTRIS
Hasil survey hidrografi, meliputi: hasil Survey Titik
Kontrol Geodetik, hasil Survey Sistem Navigasi,
Pengamatan pasang surut air laut, Survey
batimetri, hasil pengukuran arus, pengambilan
contoh tanah, dll.
5. DATA HASIL KERJA PEMBAKUAN NAMA PULAU
Dokumen baku tentang nama-nama geografis
suatu pulau mempunyai peranan penting bagi
pembuatan sebuah peta atau basis data, baik
dalam cara penulisan maupun ejaan nama-nama
geografis di suatu wilayah atau berkaitan dengan
keperluan standarisasi dan penyeragaman serta
keperluan pemberian nama terhadap pulau-pulau
yang belum memiliki nama geografis.
untuk kepentingan pengelolaan dibutuhkan
identitas jelas dan sah diakui negara. Jadi
penamaan pulau merupakan bagian dari tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance).
7. DATA PELENGKAP
Data pelengkap merupakan data lain yang
digunakan, berupa data dari berbagai sumber yang
digunakan sebagai acuan atau perbandingan
apabila ada data-data yang kurang atau tidak
dimiliki oleh data utama. data pelengkap ini bisa
berupa: peta lain seperti Peta RBI, Peta BAC, atlas,
data statistik atau acuan lain yang relevan.
8. PETA RBI DAN CITRA LANDSAT
Peta Rupabumi Indonesia [RBI] adalah peta topografi
yang menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan
buatan manusia di wilayah NKRI. Unsur-unsur
kenampakan rupabumi dalam RBI memiliki
pengelompokan sesuai dengan tema tertentu. Misalnya:
Unsur hidrografi, area tutupan lahan, data ketinggian/
kontur, dll.
Citra Landsat merupakan citra hasil penginderaan jarak
jauh dengan wahana satelit yang memiliki resolusi
spasial tertentu (misalnya: Landsat TM yang memiliki
resolusi spasial ± 30 meter, Citra Landsat MSS resolusi
spasialnya ± 79 meter), Citra ini dapat digunakan untuk
interpretasi atau pemetaan kelembaban tanah,
kehutanan, tubuh air, vegetasi atau hasil budidaya
manusia dengan identifikasi spektral dan panjang
gelombang.
9. PETA BRITISH ADMIRALTY CHART [BAC]
Peta ‘’british admiralty chart’’ [BAC] adalah Peta
Nautika yang merupakan produk dari ‘’United
Kingdoom Hydrographic Office’’ [UKHO]. Bac ini
adalah salah satu Peta Kelautan yang memiliki
banyak Seri di seluruh dunia dan menawarkan
cakupan wilayah kelautan di seluruh dunia. Peta
BAC pada umumnya terdiri dari ‘’Standard
Navigational Charts’’ [SNC] yang terupdate dan
terdiri dari nomor seri BAC 0001 s.d. 4999 dan
termasuk 5500, 5501, 5502, yang disajikan dalam
skala yang berbeda.
10. DATA PULAU DAN PETA LAUT DIHIDROS
Merupakan data pelengkap yang dikeluarkan oleh
dinas hidrologi dan oseanografi [dihidros].
Data ini berfungsi untuk acuan dalam pembuatan
peta, termasuk garis pantai serta data relevan
mengenai pulau-pulau yang akan disajikan dalam
basis data.
12. STANDARISASI DALAM ILMU KEBUMIAN
Standar adalah Ketentuan teknis yang telah
dikonsensuskan antar lintas pelaku dan berlaku
secara nasional.
Standarisasi ilmu kebumian dikembangkan untuk
menyediakan sarana nasional yang seragam agar
dapat dipakai dan dijadikan acuan untuk keperluan
pengguna, baik pemerintah maupun non-pemerintah.
Standarisasi ini juga merupakan konsekuensi yang
timbul karena disebabkan oleh adanya ‘’pergaulan
internasional’’ suatu negara.
Contohnya: Standarisasi metadata, standarisasi
aturan dalam Kartografi (misalnya: penulisan tekstual
maupun simbol-simbol geografis)
13. SNI 19-6726-2002
Abstrak:
Standar Nasional Indonesia ini merupakan usaha
realisasi program jangka panjang dalam
pembuatan peta dasar LPI seluruh wilayah pantai
Indonesia skala 1:50.000 sebanyak lebih kurang
1200 Nomor Lembar Peta (NLP). Standar ini
meliputi ketentuan, unsur-unsur yang harus/ perlu
disajikan, cara penyajian dan reproduksi peta dasar
lingkungan pantai Indonesia skala 1:50 000. Tujuan
pedoman ini adalah untuk menyajikan spesifikasi
yang standar tentang pembuatan peta dasar
Lingkungan Pantai Indonesia skala 1:50.000
bertaraf nasional.
14. SNI 19-6727-2002
Abstrak:
Standar Nasional Indonesia tentang Peta dasar
lingkungan pantai Indonesia skala 1:250.000 ini
menyajikan spesifikasi tentang pembuatan peta
dasar LPI skala 1:250.000 bertaraf nasional.
Standar ini meliputi ketentuan, unsur-unsur yang
harus/perlu disajikan, cara penyajian dan
reproduksi peta dasar lingkungan pantai Indonesia
(LPI) skala 1:250.000.
Misalnya: datum horisontal yang mengacu pada
DGN-1995 dan datum vertikal yang mengacu pada
jaring kontrol vertikal Bakosurtanal, dll.
15. INTERNATIONAL CHART SERIES INT 1
Gagasan umum tentang ‘’International Chart Series
(INT Charts) di seluruh dunia diproduksi untuk satu
set spesifikasi yang disepakati (berdasarkan
Konsensus) dan diadopsi pada tahun 1971.
International Chart series INT Merupakan peta
nautika dengan skala kecil (1:2.000.000 atau lebih
kecil) yang dikeluarkan oleh IHO (International
Hidrographic Organization).
16. IHO STANDARS FOR HIDROGRAPHIC SURVEYS
4’TH EDITION
Standar Organisasi Hidrografi Internasional [IHO]
adalah Standar yang diadopsi oleh IHO dari Metode dan
prosedur survey hidrografi yang dikeluarkan oleh Biro
Hidrografi Internasional [IHB]
pada rancangan standar edisi keempat, Tim IHO
mengadopsi tiga perubahan besar mengenai akurasi
kedalaman:
(1) probabilitas atau tingkat akurasi harus ditingkatkan
dari 90% menjadi 95% yang merupakan nilai akurasi
yang lebih banyak digunakan dalam survei.
(2) standar akurasi kedalaman harus memungkinkan
dilakukannya koreksi kesalahan yang bervariasi sesuai
dengan aturan survei.
(3) kesalahan selama pengukuran pasang surut,
penentuan datum dan transfer datum pada survey
sounding harus dimasukkan.
17. FGDC METADATA STANDARD
Metadata Adalah data tentang data; data yang
menyajikan informasi mengenai isi, kualitas dan
karakteristik lain dari data tersebut.
Standar FGDC (Federal Geographic Data Committee)
memfasilitasi pengembangan, pembagian, dan
penggunaan data geospasial. FGDC mengembangkan
standar data geospasial untuk melaksanakan NSDI
(National Spatial Data Infrastructure), dalam konsultasi
dan kerjasama dengan pemerintah Negara, lokal, sektor
swasta, masyarakat akademik, dan apabila
memungkinkan, dengan masyarakat internasional.
FGDC mengembangkan standar data geospasial
termasuk metadata hanya bila tidak ada standar
konsensus yang telah ada, sesuai dengan aturan OMB
Circular A-119.
18. SPECIAL PUBLICATIONS MODEL S-57 IHO
S57 adalah standar yang ditetapkan oleh
Organisasi Hidrografi Internasional [IHO] untuk
memfasilitasi pertukaran data hidrografi digital.
Standar S57 menyediakan katalog obyek standar
yang menentukan kelas objek. Enkoder data
menggunakan katalog tersebut untuk
menggambarkan data hidrografi. Dalam versi 3 dari
standar S57, 181 kelas objek telah didefinisikan,
Dimana setiap kelas memiliki satu set atribut yang
terkait dengannya.