SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
Download to read offline
1




                                    BAB I

                              PENDAHULUAN




1.1. Latar Belakang

         Bahasa merupakan sarana komunikasi bagi manusia. Manusia sebagai

makhluk sosial dapat berhubungan secara efektif melalui bahasa. Pengungkapan

perasaan, pendapat, dan bahkan dengan bahasa manusia berfikir. Komunikasi

akan lancar dan tidak menimbulkan kesalahpahaman apabila manusia terampil

berbahasa. Karenanya, manusia perlu meningkatkan keterampilan berbahasa baik

secara lisan maupun secara tertulis. Komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan

yang disampaikan pembicara dapat dipahami oleh penyimak sesuai dengan

maksud pembicara.

         Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional disetiap individu. Keterampilan berbahasa erat kaitannya dengan

proses berfikir yang mendasari bahasa. Penggunaan bahasa oleh seseorang

mencerminkan pikirannya. Semakin cerah dan jelas pikiran seseorang, maka

semakin terampil pula seseorang berbahasa. Melatih keterampilan berbahasa

berarti melatih keterampilan berfikir (Dawson & Tarigan dalam Vismaia, Kartimi

& Sutari;1997).

         Keterampilan berbahasa menuntut adanya pengetahuan dan pengalaman

dalam berbahasa maupun nonkebahasaan. Pengetahuan berbahasa belum dianggap

lengkap apabila tidak diikuti dengan pengalaman berbahasa. Pengalaman
2




berbahasa hanya bisa didapat melalui latihan intensif sehingga dapat

mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang.

         Lembaga pendidikan khususnya Sekolah Dasar memberikan kesempatan

kepada setiap individu untuk mengembangkan keterampilan berbahasa. Salah satu

bidang studi yang ditawarkan kurikulum yakni melalui mata pelajaran Bahasa

Indonesia, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan potensinaya sesuai

dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya. Pembelajaran bahasa diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun secara tertulis.

         Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa, dan Negara.

         Mengkaji konsep di atas tentang kemampuan peserta didik memiliki

keterampilan, maka berarti proses pendidikan berujung pada pembentukan sikap,

pengembangan kecerdasan atau intelektual, dan pengembangan keterampilan

sesuai dengan kebutuhannya. Karenanya, ketika guru memberikan pembelajaran

bahasa maka seharusnya guru berfikir bagaimana pembelajaran dapat membentuk

sikap, kecerdasan, dan keterampilan peserta didik sesuai dengan tujuan

pendidikan.
3




         Pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa adalah peserta didik

terampil berbahasa seperti terampil menyimak, terampil menulis, terampil

membaca, dan terampil berbicara. Keempat keterampilan tersebut tidak bisa

dipisahkan satu sama lain. Pada pelaksanaan di dalam proses pembalajaran, semua

keterampilan tersebut bekerja bersama-sama. Dengan kata lain, lebih banyak

asfek keterampilan berbahasa yang terlibat maka akan lebih baik hasil suatu

pembelajaran.

         Keterampilan menyimak merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang

peranannya sangat primer di Dunia Pendidikan. Bagi peserta didik yang kurang

mampu menyimak akan mendapat hambatan dalam menerima materi yang

disampaikan. Kemampuan menyimak yang efektif, efisien, dan kritis sangat

esensial bagi keberhasilan peserta didik.

         Beberapa    permasalahan     yang   menjadi   hambatan   dalam   proses

pembelajaran khususnya di SDN 16 Mataram siswa kelas V (Lima) diantaranya;

1) jumlah peserta didik terlalu banyak yakni 45 siswa, sehingga suasana kelas

dalam proses pembelajaran ribut dan tidak terkendali, 2) peserta didik tidak

memiliki kesiapan menyimak ketika mengikuti pembelajaran, khususnya

menyimak teks cerita, 3) alat bantu belum merata untuk setiap bahan

pembelajaran, 4) buku pembelajaran tentang menyimak masih langka, dan 5) guru

berasumsi bahwa pembelajaran menyimak tidak perlu direncanakan karena

keterampilan menyimak akan dikuasai peserta didik dengan sendirinya.

         Berdasarkan rincian permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran tidak terlaksana secara optimal sehingga kemampuan
4




menyimak peserta didik rendah. Karenanya, guru sebagai tenaga pendidik perlu

mempertimbangkan penggunaan strategi yang tepat untuk menyempurnakan dan

mengoptimalkan pembelajaran.

         Salah satu alternative yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan

keterampilan menyimak peserta didik dalam pembelajaran adalah menggunakan

Strategi Ekspositori (SE). Strategi Ekspositori (SE) merupakan strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal

lisan dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa

dapat mnguasai pelajaran secara optimal.

         Berdasarkan latar belakang dan permasalahan pembelajaran yang telah

dipaparkan, peneliti tertarik membahas tentang peningkatan keterampilan

menyimak dengan Strategi Ekspositori (SE). Beranjak dari ketertarikan peneliti

terhadap kenyataan dan permasalahan tersebut, maka peneliti menyusun judul

penelitian sbb; Peningkatan Keterampilan Menyimak Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Dengan Strategi Ekspositori (SE) Pada Siswa SDN 16 Mataram Tahun

Ajaran 2009/2010.

         Permasalahan lain yang mengahadirkan pokok bahasan penelitian ini

adalah kurangnya ditemukan penelitian sebelumnya yang terkait dengan

permasalahan keterampilan menyimak peserta didik dalam proses pembelajaran.

Karenanya, pokok bahasan ini penting untuk dikaji lebih lanjut.



1.2. Rumusan Masalah
5




              Bagaimanakah   Penerapan     Strategi    Ekspositori   (SE)    untuk

Meningkatkan Keterampilan Menyimak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada

Siswa Kelas V (Lima) Sekolah Dasar Negeri 16 Mataram Tahun Pelajaran

2009/2010?.



1.3. Tujuan Penelitian

        Untuk Mengetahui Penerapan          Strategi Ekspositori (SE) dalam

meningkatkan Keterampilan Menyimak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada

Siswa Kelas V (Lima) Sekolah Dasar Negeri 16 Mataram Tahun Pelajaran

2009/2010.

        Tujuan penelitian ini dijabarkan menjadi lebih khusus yakni sbb;

              1.3.1. Mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran keterampilan

                    menyimak     mata    pelajaran    Bahasa   Indonesia    dengan

                    penerapan Strategi Ekspositori (SE).

              1.3.2. Mengetahui proses belajar siswa kelas V (Lima) SDN 16

                    Mataram dalam pembelajaran keterampilan menyimak mata

                    pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan Strategi

                    Ekspositori (SE).

              1.3.3. Mengetahui hasil belajar siswa kelas V (Lima) SDN 16

                    Mataram dalam pembelajaran keterampilan menyimak mata

                    pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan Strategi

                    Ekspositori (SE).
6




1.4. Manfaat Penelitian

         Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

yang terkait.    Pada lembaga pendidikan khususnya Sekolah Dasar, manfaat

penelitian ini diutamakan bagi siswa, bagi guru dan bagi sekolah.       Manfaat

penelitian ini dirincikan sbb;

       1.4.1. Bagi siswa

         Manfaat penelitian bagi siswa adalah; 1) peserta didik memperoleh

model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan keterampilan

menyimak, 2) proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik menjadi lebih

bermakna, dan 3) mempermudah peserta didik menerima materi pelajaran

khususnya asfek menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia.

       1.4.2. Bagi guru

           Manfaat penelitian bagi guru adalah; 1) menyediakan strategi

pembelajaran keterampilan menyimak sebagai pertimbangan untuk diterapkan

dalam proses pembelajaran, 2) membekali guru tentang konsep Strategi

Ekspositori (SE) sehingga dapat menambah pengetahuan, dan 3) sebagai salah

satu pilihan bagi guru untuk mengatasi permasalahan pembelajaran Bahasa

Indonesia, khususnya pada asfek menyimak.

       1.4.3. Bagi sekolah

         Manfaat penelitian bagi sekolah adalah; 1) tercapainya standar kelulusan

yang ditetapkan sekolah, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan 2)

meningkatkan mutu pembelajaran dengan memperkaya strategi pembelajaran

untuk diterapkan oleh staf pendidik.
7




1.5. Definisi Operasional

               1.5.1. Menyimak

         Akhadi-at (1992), menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses

yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,

mengintepretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.

         Menyimak adalah suatu proses mendengarkan dan menangkap makna

pesan dengan penuh perhatian, pemahaman, interpretasi lambang-lambang lisan,

dan apresiasi untuk mendapatkan fakta, makna isi, serta mereaksi (merespon) atas

makna yang terkandung di dalamnya.

               1.5.2. Strategi Pembelajaran

         Kemp (dalam Sanjaya; 2008) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran

adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar

tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

         Strategi pembelajaran adalah perencanaan kegiatan tentang prosedur

pembelajaran sebagai jambatan untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga

guru mudah menyampaikan dan peserta didik mudah memahaminya.

               1.5.3. Strategi Ekspositori (SE)

         Sanjaya (2008) Strategi Ekspositori (SE) adalah strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal lisan dari guru

kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat

menguasai materi pelajaran secara optimal.

         Strategi Ekspositori (SE) adalah perencanaan rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan penyampaian informasi secara verbal lisan dari
8




seorang guru terhadap sekelompok siswa. Peran siswa pada strategi ini adalah

menyimak untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan.



1.6. Keterbatasan Penelitian

         Bahasan kajian pada penelitian ini dirincikan sbb; 1) variabel harapan

penelitian ini membahas tentang peningkatan keterampilan menyimak peserta

didik, dan 2) variabel tindakan penelitian ini adalah penerapan Strategi

Ekspositori (SE) pada pembelajaran keterampilan menyimak.



1.7. Kerangka Pemecahan Masalah

         Pada bagian latar belakang telah disebutkan bahwa penggunaan Strartegi

Ekspositori (SE) terdiri dari 5 (lima) tahapan, yaitu; 1) persiapan (preparation),

penyajian (presentation), 3) menghubungkan (corelation), 4) menyimpulkan

(generalation), dan 5) penerapan (aplication).

         Pelaksanaan tahapan-tahapan         Strategi Ekspositori (SE) dalam

pembelajaran keterampilan menyimak, memerlukan persiapan dan pelaksanaan

yang maksimal untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Pada penelitian ini,

untuk mengetahui keberhasilan pelaksnaan Strategi Ekspositori (SE) peneliti

mempersiapkan instruiment penilaian.

         Pelaksanaan tahapan Strategi Ekspositori (SE) pada penelitian ini

merupakan langkah pemecahan permasalahan peserta didik dalam proses

pembelajaran.    Pelaksanaan    tahapan-tahapan    Strategi   Elspositori   (SE),

keterampilan menyimak peserta didik dapat diukur menggunakan instrument
9




penilaian hasil maupun instrument penilaian proses. Instrument penilaian ini

disediakan untuk peserta didik secara berkelompok. Pelaksana/pengambilan data

untuk penilaian keterampilan menyimak dilakukan oleh peneliti bersama rekan

sejawat dan guru kelas selaku kolaborator.
10




                                    BAB II

                               KAJIAN PUSTAKA



2.1. Teori Menyimak

              2.1.1. Definisi Menyimak

         Menyimak     sangat    dekat   maknanya      dengan   mendengar     dan

mendengarkan. Akan tetapi, jika kita mengkajinya lebih jauh ketiganya memiliki

perbedaan pengertian. Beranjak dari asumsi tersebut banyak orang yang kurang

memperhatikan perbedaannya.

         Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendengar mempunyai makna

dapat menangkap bunyi dengan telinga (dalam Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997).

Mengkaji makna mendengar menurut kamus besar tersebut dapat dipahami bahwa

seseorang mendengar suara itu, tanpa ada unsur kesengajaan. Mendengarkan

memiliki arti mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Hal ini berarti

bahwa ada unsur kesengajaan dalam perbuatannya itu.

         Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan baik-

baik apa yang diucapkan orang lain. Hal tersebut berarti bahwa faktor kesengajaan

dalam kegiatan menyimak sangat besar. Unsur kesengajaan dalam kegiatan

menyimak lebih besar daripada kegiatan mendengarkan, karena dalam kegiatan

menyimak ada usaha memahami apa yang disimaknya, sedangkan mendengarkan

tingkatan pemahaman belum ditingkatkan.
11




         Kegiatan menyimak bunyi bahasa yang tertangkap oleh alat pendengar

kemudian diidentifikasi dan dikelompokkan. Secara sederhana dapat dikatakan

bahwa menyimak merupakan suatu peristiwa penerimaan pesan, gagasan, pikiran

atau perasaan seseorang. Penerima pesan dapat memberi respon atau tanggapan

terhadap pembicaraan itu. Hal ini berarti telah terjadi peristiwa komunikasi

berbahasa antara pembicara dengan penyimak.

         Anderson (dalam Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997), keterampilan

menyimak merupakan kemampuan menangkap dan memainkan makna pesan baik

yang tersirat maupun tersurat yang terkandung dalam bunyi, unsur kemampuan

mengingat pesan juga merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh

pengertian menyimak. Maka dengan menyimak dapat dibatasi sebagai proses

besar mendengarkan dan mengintepretasikan lambang-lambang lisan.

         Tarigan (dalam Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997), menyimak adalah

suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh

perhatian, pemahaman, apresiasi, serta intepretasi untuk memperoleh informasi,

menangkap isi, serta memaknai makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh

si pembicara melalui ujian atau bahasa lisan.

         Akhadi-at (1992), menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses

yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,

mengintepretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.

Menyimak diartikan sebagai proses apresiasi penuh kesungguhan disertai

penelahaan untuk direspon.
12




         Mengkaji definisi yang dikemukakan para pakar di atas, dapat dipahami

bahwa menyimak merupakan suatu proses mendengarkan dan menangkap makna

pesan dengan penuh perhatian, pemahaman, interpretasi lambang-lambang lisan,

dan apresiasi untuk mendapatkan fakta, makna isi, serta mereaksi (merespon) atas

makna yang terkandung di dalamnya.



                2.1.2. Tujuan Menyimak

         Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa menyimak merupakan

peristiwa penerimaan pesan, gagasan, atau pikiran seseorang. Pesan itu harus

dipahami dengan jelas oleh penyimak sebagai bukti ia memahami pesan itu, ia

harus bereaksi memberi tanggapan atau respon.

         Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menyimak

merupakan kegiatan yang disengaja, direncanakan, untuk mencapai proses tujuan.

Seseorang tidak akan menyimak apabila ia tidak mempunyai maksud untuk apa ia

menyimak. Sebaliknya sesorang pembicarapun melakukan kegiatan karena ada

tujuan yang diharapkan dari penyimaknya.

         Aktivitas menyimak yang tidak tepat akan menimbulkan tujuan

menyimak yang tidak tercapai. Pada kegiatan menyimak ada dua asfek tujuan

yang perlu diperhatikan, yaitu; 1) adanya pemahaman dan tanggapan penyimak

terhadap pesan pembicara, 2) pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap

pesan itu sesuai dengan kehendak pembicara ( Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997).

         Berdasarkan dua asfek tujuan menyimak tersebut, ( Vismaia, Kartimi &

Sutari; 1997)     mengemukakan beberapa tujuan menyimak diantaranya; 1)
13




mendapatkan fakta, 2) menganalisis fakta, 3) mengevaluasi fakta, 4) mendapatkan

inspirasi, dan 5) mendapatkan hiburan. Berikut uraian masing-masing tujuan

menyimak tersebut.

2.1.2.1. Mendapatkan fakta

        Mendapatkan fakta dapat dilakukan melalui berbagai cara, bisa melalui

keterampilan membaca, bisa pula melalui keterampilan menyimak. Pemerolehan

informasi melalui membaca di Negara-Negara maju sudah sangat membudaya

baik melalui majalah, koran, maupun buku-buku lainnya. Akan tetapi, di Negara

berkembang khususnya Indonesia, pemerolehan informasi melalui membaca

belum populer dikalangan masyarakat. Sebagian besar seseorang lebih cendrung

mendapatkan informasi melalui kegiatan menyimak, baik melalui radio, televisi,

ceramah, dan sebagainya.

2.1.2.2.      Menganalisis fakta

        Menganalisis fakta merupakan proses menaksir informasi sampai pada

tingkat unsur-unsurnya, menaksir sebab akibat yang terkandung dalam fakta-fakta

itu. Tujuan ini muncul biasanya karena fakta yang diterima ingin dipahami

maknanya secara lebih mendalam. Proses menganalisis harus berlangsung secara

ajeg, artinya bahan simakan harus dipahami betul-betul maknanya.

2.1.2.3.      Mengevaluasi fakta

        Mengevaluasi fakta atau gagasan merupakan tujuan menyimak.

Penyimak yang kritis akan mengajukan pertanyaan sehubungan hasil analisisnya,

pertanyaan tersebut diantaranya; 1) cukup bernilaikah fakta-fakta yang
14




diterimanya?, 2) akuratkah fakta-fakta tersebut?, dan 3) relevankah fakta-fakta itu

dengan pengetahuan penyimak?.




2.1.2.4.       Mendapatkan inspirasi

         Seseorang penyimak tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan fakta,

akan tetapi selain itu tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan inspirasi.

Seseorang mendengarkan ceramah atau diskusi ilmiah semata-mata untuk

mendapatkan inspirasi atau ilham. Cara-cara mendapatkan inspirasi disini dapat

diberikan contoh seperti seseorang yang menghadiri pertemuan, seminar, debat

dan sebagainya dengan tujuan untuk membangkitkan semangatnya.

2.1.2.5.       Mendapatkan hiburan

         Pada dasarnya manusia hidup memerlukan hiburan. Hiburan dapat

diperoleh melalui bermacam kegiatan termasuk kegiatan menyimak. Tentunya

bahan yang disimak dapat menyegarkan pikiran, menyenangkan hati, dan dapat

menghibur diri.



               2.1.3. Unsur-Unsur Dasar Menyimak

         Menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks, karena sangat

tergantung pada berbagai unsur yang mendasarinya. Unsur-unsur menyimak

merupakan unsur yang fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau

kegiatan menyimak.
15




         Menciptakan kegiatan menyimak, unsur-unsur         tersebut harus ada.

Unsur-unsur menyimak yang dimaksud          diantaranya; 1) pembicara sebagai

sumber pesan, 2) penyimak sebagai penerima pesan, 3) bahan pembicaraan

sebagai unsur konsep, dan 4) bahasa lisan sebagai media (Vismaia, Kartimi &

Sutari; 1997).

                 2.1.4. Menyimak Komprehensif

         Vismaia, Kartimi & Sutari (1997), salah satu tujuan menyimak ialah

menerima ransang untuk memahami suatu pesan tertentu. Mendengar untuk

memahami disebut menyimak komprehensif. Seseorang dapat dikatakan

penyimak komprehensif yang baik apabila mampu menerima, memperhatikan dan

memberikan makna dari pesan yang sedekat mungkin sama dengan pesan yang

disampaikan pembicara.

         Beberapa tujuan menyimak yang telah diuraikan sebelumnya, dapat

diketahui bahwa menyimak komprehensiflah yang mendapat perhatian lebih

khusus, dengan alasan bahwa menyimak pemahaman bersifat testable (dapat

diuji). Berikut beberapa factor yang dapat mempengaruhi kemampuan menyimak

komprehensif yaitu ingatan, konsentrasi, dan kosakata.

2.1.4.1. Memori (Ingatan)

         Berdasarkan teori skematis, seseorang tidak dapat memproses informasi

tanpa melibatkan ingatan. Menelaah konsep teori ini, dengan memori manusia

dapat menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lainnya. Adapun memori

dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting yaitu; 1) menyusun arah tentang apa

yang akan kita lakukan dalam aktivitas, 2) memberikan struktur baku terhadap
16




pemahaman kita, dan 3) memberikan arah untuk mengingat pengalaman atau

pengetahuan dan informasi yang telah diketahui sebelumnya.

2.1.4.2. Konsentrasi

         Variabel signifikan yang berpengaruh terhadap menyimak komprehensif

adalah kemampuan pendengar untuk berkonsentrasi atau menaruh item-item yang

akan diingat. Berkonsentrasi pada pesan yang dikirimkan oleh pembicara

merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh penyimak.

2.1.4.3.      Perbendaharaan kata

         Kosakata yang dimiliki seseorang merupakan factor yang dapat

mempengaruhi kemampuan komprehensif penyimak. Berasumsi bahwa ukuran

kosakata merupakan variabel penting dalam pemahaman penyimak. Hal tersebut

disebabkan karena makna merupakan bagian integral dari proses menyiamak,

maka perlu memiliki kosakata yang cukup sehingga dapat mengembangkan

system kategori dan menekan sekecil mungkin kesalahan kategoris yang

dikembangkan dalam proses menyimak.

         Kemampuan lain yang perlu dimiliki penyimak komprehensif adalah

kemampuan untuk menarik kesimpulan (implikasi). Kesimpulan adalah data yang

tidak disampaikan dalam pembicaraan melainkan disimpulkan saja. Seorang

penyimak yang baik harus dapat menyimak gagasan utama dan rinciannya.

         Menghindari terjadinya kekeliruan dalam menyimak, berikut disajikan

langkah-langkah menarik kesimpukan diantaranya; 1) pahami gagasan-gagasan

secara keseluruahan, 2) berikan alasan gagasan yang telah disimpulkan, 3) aturlah

sedemikian rupa sehingga diperoleh kecocokan antar gagasan-gagasan yang
17




disimpulkan, dan 4) pusatkan dasar pemikiran pada gagasan yang dinyatakan oleh

pembicara, dan jangan dikacaukan oleh opini serta perasaan pribadi.




                 2.1.5. Menyimak Dalam Pembelajaran

         Perkembangan kemampuan menyimak bahasa lisan merupakan proses

panjang dan berkesinambungan. Kemampuan tidak akan diperoleh secara

otomatis, akan tetapi guru harus kontinu. Karenanya, tugas guru yang penting

adalah memperbanyak variasi kegiatan menyimak yang jelas tujuannya, terarah,

dan lengkap. Peserta didik harus sadar akan pentingnya latihan menyimak secara

terus-menerus.

         Apabila guru menuntut kepada peserta didik untuk menanggapi setiap

penuturan atau pembicaraan, maka dengan sendirinya peserta didik akan berusaha

menyimak dengan sebaik-baiknya. Berkaitan dengan hal tersebut, guru harus

memberikan kesempatan kepada peserta didik agar berani berbicara atau

merespon lebih banyak dari apa yang disimaknya.

         Pada sebuah lembaga pendidikan, menyimak sudah menjadi bagian dari

pembelajaran bahasa. Akan tetapi, kebanyakan guru, para ahli berasumsi bahwa

pembelajaran keterampilan menyimak tidak perlu direncanakan tersendiri. Bahkan

ada anggapan bahwa keterampilan menyimak akan dikuasai dengan sendirinya

apabila pembelajaran lainnya telah berjalan dengan baik. Pengkajian, penelahaan,
18




dan penelitian mengenai keterampilan menyimakpun sangat langka (Tarigan;

1987).

         Suyatno      (2004)       menyebutkan    langkah-langkah      pelaksanaan

pembelajaran keterampilan menyimak diantaranya; 1) guru memberikan

pengantar singkat tentang pelaksanaan pembelajaran, 2) bacakan teks cerita yang

telah dipersiapkan, 3) siswa menyimak teks cerita, 4) siswa secara berkelompok

mengidentifikasi teks cerita, 5) siswa mendiskusikan hasil identifikasi hasil

diskusi, 6) siswa melaporkan hasil diskusi di depan kelas, dan 7) siswa

menyimpulkan pembelajaran hari itu.

         Berdasarkan uraian langkah-langkah yang diuraikan Suyatno diatas,

dapat dipahami bahwa pembelajaran keterampilan menyimak perlu mendapatkan

perhatian lebih besar oleh staf pengajar agar hasil pembelajaran tercapai secara

maksimal.



2.2. Teori Strategi Ekspositori (SE)

              2.2.1. Definisi Strategi

         Penggunaan     strategi    pada   dasarnya   adalah   untuk   memperoleh

kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Mengkaji konsep strategi

berkaitan dengan Dunia Pendidikan, David (dalam Sanjaya; 2008) menyatakan

bahwa strategi merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan

yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

         Menelaah konsep strategi yang diungkapkan di atas, ada dua hal yang

perlu dipahami yaitu; pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana
19




tindakaan (rangkaian tindakan) termasuk penggunaan metode dan media yang

digunakan dalam pemabelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan

tertentu, artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah untuk

pencapaian tujuan.

         Kemp (dalam Sanjaya; 2008) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran

adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar

tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan

pendapat tersebut, Dik & Cary (dalam Sanjaya; 2008) menyebutkan bahwa

strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang

digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar siswa.

         Berdasarkan definisi para ahli di atas dapat dipahami bahwa strategi

pembelajaran adalah perencanaan kegiatan yang disusun oleh guru yang berisi

tentang prosedur pembelajaran sebagai jambatan untuk menyampaikan materi

pelajaran sehingga guru mudah menyampaikan dan peserta didik mudah

memahaminya.



              2.2.2. Definisi Strategi Ekspositori (SE)

         Sanjaya (2008) Strategi Ekspositori (SE) adalah strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal lisan dari guru

kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat

menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (dalam Sanjaya; 2008)

menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran lansung

(direct intruction). Mengapa demikian? Karena dalam strategi ini materi pelajaran
20




disampaikan lansung oleh guru. Strategi ekspositori juga sering disebut dengan

istilah strategi “chalk and talk”.

          David (dalam Pentatito Gunowibowo; 1998) menyatakan bahwa Strategi

Ekspositori (SE) merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam

menanamkan belajar bermakna. Dimyati dan Mudjiono (1999) mengatakan bahwa

Strategi Ekspositori (SE) adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan

nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang penting adalah 1) menyusun program

pembelajaran, 2) memberi informasi yang benar, 3) pemberi fasilitas yang baik, 4)

pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar, dan 5) penilai prolehan

informasi. Sedangkan peranan siswa adalah 1) pencari informasi yang benar, 2)

pemakai media dan sumber yang benar, dan 3) menyelesaikan tugas dengan

penilaian guru.

          Mengakaji definisi Strategi Ekspositori (SE) yang diungkapkan para ahli

diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi Ekspositori (SE) adalah perencanaan

pembelajaran yang menekankan pada penyampaian materi secara verbal lisan oleh

guru terhadap sekelompok siswa. Materi yang disampaikan guru dalam bentuk

jadi sehingga peserta didik hanya dituntut untuk menguasainya.

          Berdasarkan pendapat di atas, Strategi Ekspositori (SE) yang digunakan

dalam penelitian ini adalah mengombinasikan metode ceramah, tanya jawab dan

pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru berupa soal-soal yang

dikerjakan secara kelompok. Hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah

pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat
21




evaluasi hasil belajar yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan atau tes

buatan guru.

         Karakteristik strategi ekspositori (SE) adalah sbb; 1) Strategi Ekspositori

(SE) dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal atau

penuturan, 2) biasanya materi yang disampaikan adalah materi yang sudah jadi,

seperti data, fakta, dan konsep-konsep tertentu yang harus dipahami oleh siswa,

dan 3) tujuan utamanya adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya,

setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya

dengan benar dengan cara mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan

(Sanjaya; 2008).

         Sanjaya (2008) Strategi Ekspositori (SE) akan efektif manakala; 1) guru

akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan

dipelajari siswa, 2) apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya

model intelektual tertentu, misalnya materi yang bersifat ingatan sehingga peserta

didik dapat mengungkapkannya kembali, 3) jika ingin membangkitkan

keingintahuan peserta didik, 4) apabila peserta didik memiliki tingkat kesulitan

yang sama, dan 5) jika lingkungan tidak mendukung menggunakan strategi yang

berpusat pada siswa.



               2.2.3. Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Ekspositori (SE)

         Penggunaan Strategi Ekspositori (SE) terdapat beberapa prinsip yang

harus diperhatikan oleh setiap guru. Prinsip tersebut diantaranya; 1) berorientasi

pada tujuan, 2) prinsip komunikasi, dan 3) prinsip kesiapan (sanjaya; 2008).
22




2.2.3.1. Berorientasi pada tujuan

         Sebelum guru menerapkan Strategi Ekspositori, terlebih dahulu guru

harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti cerita

pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku

yang dapat diukur. Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang

spesifik memungkinkan guru mengontrol efektifitas penggunaan strategi

pembelajaran.

2.2.3.2.        Prinsip komunikasi

           Pada prinsip ini guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa sebagai

penerima pesan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekanakan pada

proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat

penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar

setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan yang bisa mengganggu proses

komunikasi.

2.2.3.3.        Prinsip kesiapan

           Kesiapan merupakan hukum belajar. Setiap individu akan merespon

dengan cepat setiap stimulus apabila sudah memiliki kesiapan. Karenanya,

sebelum guru menyampaikan informasi, perlu diyakinkan bahwa otak peserta

didik telah tersedia file yang akan disampaikan atau belum.



                2.2.4. Tahapan Penerapan Strategi Ekspositori (SE)

         Sanjaya (2008) tahapan penerapan Strategi Ekspositori adalah sbb; 1)

tahap persiapan (preparation), 2) tahap penyajian (presentation), 3) tahap
23




menghubungkan (correlation), 4) tahap menyimpulkan (generalation), dan 5)

tahap penerapan (aplication).

2.2.4.1.        Persiapan (Preparation)

           Persiapan (Preparation) merupakan langkah mempersiapkan         siswa

untuk menerima pelajaran. Keberhasilan pelaksanaan kegiatannya bergantung

pada tahap persiapan. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada tahap persiapan ini

adalah sbb; 1) mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif, 2)

membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa, 3) meransang dan menggugah

rasa ingin tahu siswa, dan 4) menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang

terbuka.

2.2.4.2.        Penyajian (Presentation)

           Penyajian (Presentation), merupakan langkah penyajian materi pelajaran

sesuai dengan persiapan yanag telah dilakukan. Hal yang harus dipikirkan guru

pada tahap penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran agar dapat

dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.

2.2.4.3.        Korelasi (Corelation)

           Korelasi (Corelation), merupakan langkah menghubungkan materi

pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan

siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah

dimilikinya. Langkah korelasi bertujuan untuk memberikan makna terhadap

materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah

dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berfikir dan

kemampuan motorik siswa.
24




2.2.4.4.      Menyimpulkan (Generalazation)

         Menyimpulkan (Generalazation), merupakan tahapan memahami inti

(core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Tahap menyimpulkan

merupakan langkah yang sangat penting pada Strategi Ekspositiri, sebab siswa

akan dapat mengambil intisari dari proses penyajian materi pelajaran.




2.2.4.5.      Mengaplikasikan (Aplication)

         Mengaplikasikan (Aplication), merupakan langkah unjuk kemampuan

siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Melalui langkah ini guru dapat

mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran

oleh siswa. Teknik yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah; 1) membuat

tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, dan 2) memberikan tes

yang sesuai dengan dengan materi pelajaran yang telah disajikan.



              2.2.5. Keunggulan & Kelemahan Strategi Ekspositori (SE)

         Keunggulan Strategi Ekspositori (SE) sbb; 1) guru bisa mengontrol

urutan dan keluasan materi pembelajaran, sehingga mengetahui sampai sejauh

mana siswa menguasai pelajaran, 2) Strategi Ekspositori (SE) dianggap sangat

efektif apabila materi yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara alokasi

waktu yang tersedia sedikit, 3) Strategi Ekspositori (SE) bisa digunakan untuk

jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar, dan 4) peserta didik dapat melihat dan

mengobservasi melalui pelaksanaan demonstrasi (Sanjaya; 2008).
25




         Kelemahan Strategi Ekspositori (SE); 1) Strategi Ekspositori (SE) hanya

cocok digunkan pada siswa yang memiliki kemampuan mendengar secara baik, 2)

Strategi Ekspositori (SE) tidak dapat melayani perbedaan individu, 3) sulit

mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal kemampuan sosialisasi,

interpersonal, dan berfikir kritis, dan 4) keberhasilan Strategi Ekspositori (SE)

tergantung kemampuan guru (Sanjaya; 2008).



2.3. Kerangka Berfikir

         Permasalahan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

khususnya keterampilan menyimak tidak terlepas dari lemahnya penggunaan

strategi pembelajaran yang diterapkan pendidik. Minimnya literature tentang

menyimak merupakan salah satu kendala yang dirasakan pendidik dalam upaya

mengatasi permasalahan pembelajaran keterampilan menyimak. Karenanya,

strategi pembelajaran keterampilan menyimak perlu dikaji secara mendalam dan

ilmiah dalam upaya mengatasi rendahnya mutu pembelajaran.

         Salah satu upaya untuk mengatasi rendahnya mutu pembelajaran adalah

pendidik mempertimbangkan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan

bahan pembelajaran menyimak. Pertimbangan berbagai strategi pembelajaran

merupakan tugas dan kewajiban pokok yang harus dilakukan guru sebagai

pemerhati pendidikan.

         Berdasarkan    paparan    diatas,   upaya   peningkatan   pembelajaran

keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat diwujudkan

dengan berbagai pertimbangan penggunaan strategi pembelajaran. Salah satu
26




strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik bahan pembelajaran

keterampilan menyimak adalah konsep Strategi Ekspositori (SE). konsep Strategi

Ekspositori memiliki kesesuaian dengan bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia

khususnya asfek menyimak.

         Kesesuaian antara Strategi Ekspositori (SE) dengan bahan pelajaran

keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat diketahui melalui

karakteristik Strategi Ekspositori. Seperti yang telah dirincikan pada bagian

sebelumnya, karakteristik Strategi Ekspositori (SE) adalah sbb; 1) Strategi

Ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal

atau penuturan, 2) biasanya materi yang disampaikan adalah materi yang sudah

jadi, seperti data, fakta, dan konsep-konsep tertentu yang harus dipahami oleh

siswa, dan 3) tujuan utamanya adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.

Artinya, setelah proses pembelajaran       berakhir siswa diharapkan dapat

memahaminya dengan benar dengan cara mengungkapkan kembali materi yang

telah diuraikan (Sanjaya; 2008).

         Berdaasarkan paparan karakteristik SE di atas, dapat dipahami bahwa

hasil belajar siswa ditekankan pada proses keterampila menyimak. Melalui bahan

pelajaran yang secara utuh dan penerapan langkah-langkah SE secara maksimal,

siswa diharapkan dapat memahami informasi, fakta, dan konsep-konsep yang

terkandung di dalamnya. Selain itu juga siswa diharapkan dapat mengungkapkan

kemabali tentang apa saja yang telah dipahaminya.
27




                                   BAB III

                      PELAKSANAAN PENELITIAN



3.1. Pendekatan Penelitian

         Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dipaparakan,

penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan rancangan

penelitian tindakan kelas. Penggunaan rancangan ini didasarkan pada kesesuaian

antara karakteristik penelitian tindakan kelas dengan tujuan penelitian yaitu

peningkatan keterampilan menyimak menggunakan Strategi Ekspositori (SE)

mata pelajaran Bahasa Indonesia selama proses pembelajaran di kelas.

         Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan jenis penelitian tindakan

yang pelaksanaannya di kelas. Maksud dan tujuannya adalah untuk memperbaiki

kualitas pembelajaran. Dikatakan jenis PTK karena penelitian melakukan

tindakan peningkatan keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia

dengan Strategi Ekspositori (SE) pada siswa kelas V (lima) SDN 16 Mataram

tahun ajaran 2009/2010.
28




3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

         Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu pada awal bulan januari tahun

pelajaran 2010. Tempat penelitian ini adalah di SDN 16 Mataram. Tempat

penenelitian dipilih karena beberapa pertimbangan yakni; 1) factor efektif dan

efisiensi bagi peneliti karena sekolah dekat dengan tempat tinggal peneliti, 2)

pelaksanaan penelitian dapat dilaksanakan setiap saat (sesuai jadwal), dan 3)

memudahkan peneliti terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan

kegiatan penelitian.

3.3. Subyek dan Observer Penelitian

         Subyek penelitian adalah kelas V (lima) SDN 16 Mataram. Siswa kelas

V (lima) terdiri dari satu kelas yang berjumlah 45 siswa. Jumalah peserta didik

laki sebanyak 24 siswa, sedangkan jumlah peserta didik putri sebanyak 21 siswi.

Pada penelitian ini semua peserta didik terlibat dalam penelitian.

         Observer pada penelitian ini adalah rekan sejawat dan guru kelas V

(lima). Pilihan terhadap observer pada penelitian ini berdasarkan atas 1)

kedekatan peneliti dengan teman sejawat dan 2) bimbingan guru kelas yaitu siswa

kelas V (lima) agar dapat mempermudah proses penelitian.



3.4. Prosedur Penelitian

          Kurt Lwin (Ghony 2008), Konsep pokok penelitian terdiri dari 4 (empat)

komponen, yaitu; 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan

(observing), dan 4) refleksi (reflectimg).
29




         Berdasarkan konsep model penelitian di atas, pokok penelitian ini terdiri

dari 4 (empat) langkah diantarnya; 1) perencanaan, 2) pelaksanaan 3) observasi,

dan 4) refleksi. Keempat langkah tersebut, peneliti melaksanakannya dalam 2

(dua) tahap siklus. Berikut adalah uraian dari kedua siklus tersebut.


               3.4.1.         SIKLUS-I


3.4.1.1.       Perencanaan


           Kegiatan pada tahap ini peneliti mempersiapkan perlengkapan

pembelajaran seperti rencana pembelajaran, materi yaitu teks cerita, Lembar Kerja

Siswa (LKS), dan instrument penelitian. Pada tahap ini peneliti juga

mempersiapkan tempat catatan-catatan khusus tentang tingkah laku siswa yang

tidak terduga sewaktu mengikuti pembelajaran.


3.4.1.2. Pelaksanaan


           Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan Rencana Pembelajaran

(RP) yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti. Pelaksanaan Rencana

pembelajaran sesuai dengan tindakan yang diberikan yaitu menggunakan Strategi

Ekspositori (SE).


3.4.1.3. Observasi


           Pada pelaksanaan rencana pembelajaran, mitra penelitian selaku tim

kolaborator bersama peneliti melakukan observasi yaitu dengan mengisi

instrument penelitan yang telah dipersiapkan. Pada kegiatan ini semua kegiatan

siswa dicatat selama mengikuti proses pembelajaran.
30




3.4.1.4. Refleksi


           Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti bersama kolaborator

menganalisis data hasil observasi yang telah dilakukan. Branjak dari analisis data

dilanjutkan dengan melakukan refleksi yaitu pengkajian kembali tindakan yang

telah dilakukan selama pelaksanaan Strategi Ekspositori (SE).




               3.4.2.        SIKLUS-II


3.4.2.1.       Perencanaan


           Kegiatan pada tahap ini peneliti melakukan pembenahan kekurangan

pelaksanaan siklus pertama berdasarkan hasil refleksi. Pada tahap ini, kegiatannya

sama seperti siklus pertama yaitu mempersiapkan perlengkapan pembelajaran

seperti rencana pembelajaran, materi, Lembar Kerja Siswa (LKS) beserta

instrument yang telah dipersiapkan.


3.4.2.2.       Pelaksanaan


           Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan Rencana Pembelajaran

(RP). Bahan pelajaran/materi yang disampaiakan pada siklus II berbeda dengan

siklus pertama. Pelaksanaan Rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang

diberikan yaitu menggunakan Strategi Ekspositori (SE).




3.4.2.3. Observasi
31




          Pada pelaksanaan rencana pembelajaran, mitra penelitian selaku tim

kolaborator bersama peneliti melakukan observasi yaitu dengan mengisi

instrument penelitan yang telah dipersiapkan. Pada kegiatan ini semua kegiatan

siswa dicatat selama mengikuti proses pembelajaran.


3.4.2.4. Refleksi


          Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti menganalisis data hasil

observasi yang telah dilakukan. Branjak dari analisis data kemudian dilanjutkan

dengan melakukan refleksi yaitu pengkajian kembali tindakan yang telah

dilakukan selama pelaksanaan Strategi Ekspositori (SE), sehingga diperoleh data

baru.


        Secara skematis pelaksanaan pokok langkah penelitian Siklus-I dan

Siklius-II dapat digambarkan sbb;




                               PELAKSANAAN
                                 PELAKSANAAN

  PERENCANAAN
    PERENCANAAN                     SIKLUS-I
                                      SIKLUS-I               OBSERVASI
                                                              OBSERVASI

                                    REFLEKSI
                                     REFLEKSI
32




                                PELAKSANAAN
                                  PELAKSANAAN

  PERENCANAAN
    PERENCANAAN                    SIKLUS-II
                                     SIKLUS-II                  OBSERVASI
                                                                 OBSERVASI

                                   REFLEKSI
                                    REFLEKSI

3.5. Indikator Kinerja

         Keberhasilan Penggunaan Strategi Ekspositori (SE) oleh peneliti

diantaranya;   1)   mempersiapkan     peserta   didik   menerima    pelajaran,   2)

menyampaikan materi pelajaran, 3) menghubungkan materi pelajaran dengan

pengalaman peserta didik, dan 4) unjuk kemampuan siswa setelah menyimak

materi pelajaran, dan 5) menyimpulkan pokok bahan pelajaran melalui pemberian

tugas.

         Pencapaian peningkatan keterampilan menyimak diantaranya; 1) kondisi

mental peserta didik siap mengikuti pembelajaran, 2) motivasi peserta didik

meningkat, 3) keaktifan peserta didik tinggi, 4) konsentrasi dan keseriusan peserta

didik optimal, 5) kemampuan peserta didik menangkap bahan simakan, 6)

kemampuan peserta didik menyampaikan hasil simakan, dan 7)            kemampuan

peserta didik menyimpulkan pokok bahan pelajaran.



3.6. Instrument Penelitian

         Pada bagian ini disajikan tentang; 1) kisi-kisi instrument penilaian

penggunaan Strategi Ekspositori (SE), 2) instrument pedoman penilaian

penggunaan Strategi Ekspositori (SE), 3) kisi-kisi instrument penilaian

pencapaian keterampilan menyimak, 4) instrument pedoman penilaian proses
33




pencapaian keterampilan menyimak, dan 5) instrument pedoman penilaian hasil

pencapaian keterampilan menyimak.




                 3.6.1.          Kisi-kisi      instrument    penilaian    penggunaan

                        Strategi ekspositori (SE)

           Berikut disajikan kisi-kisi penilaian penggunaan Strategi Ekspositori

(SE). Kisi-kisi instrument penilaian penggunaan Strategi Ekspositori (SE) dapat

dilihat melalui tabel berikut;

  Tabel 1 Kisi-Kisi Instrument Penilaian Penggunaan Strategi Ekspositori (SE)

 No          Asfek                        Pernyataan                       Jumlah Item
  1   Pesiapan            Mempersiapkan peserta didik           menerima
                                                                               3 item
      (preparation)       pelajaran
  2   Penyajian           Penyampaian materi pelajaran
                                                                               2 item
      (presentation)
  3   Korelasi            Menghubungkan materi pelajaran dengan
                                                                               1item
      (correlation)       pengalaman peserta didik
  4   Mengaplikasikan     Unjuk kemampuan siswa setelah menyimak
                                                                               1 item
      (application)       materi pelajaran
  5   Menyimpulkan        Menyimpulkan bahan pelajaran
                                                                           1        Item
      (generalation)


                 3.6.2.          Instrument pedoman penilaian penggunaan SE

           Pada bagian ini disajikan instrument pedoman pengamatan tentang hal

apa saja yang perlu diamati dalam penggunaan Srategi Ekspositiri (SE). Pedoman

penelitian penggunaan Strategi Ekspositori (SE)              dapat dilhat melalui tabel

berikut;

  Tabel 2 Instrument Pedoman Penilaian Penggunaan Strategi Ekspositori (SE)

                                                                            Skala
 No          Tahap                           Pernyataan
                                                                       4   3    2       1
  1   Pesiapan             Guru melakukan apersepsi
34




       (preparation)        Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
                            Guru menyampaikan materi pokok
  2    Penyajian            Guru mengkondisikan siswa agar siap
       (presentation)        menyimak
                            Guru menyampaikan materi pelajaran
                             (memaca teks cerita) yang telah
                             dipersiapkan

  3    Korelasi             Guru bersama peserta didik melakukan
       (correlation)         tanya jawab
  4    Mengaplikasikan      Guru membimbing siwa menyelesaikan
       (application)         tugas
  5    Menyimpulkan         Guru bersama siswa Menyimpulkan
       (generalation)        bahan pelajaran

              Jumlah     Perolehan
SKOR      =                        x 100
              Jumlah     Maximum

                 3.6.3.           Kisi-kisi     instrument        penilaian        pencapaian

                         keterampilan menyimak

          Kisi-kisi instrument penilaian pencapaian keterampilan menyimak dapat

dilihat melalui tabel berikut;

   Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Pencapaian Keterampilan Menyimak

                                                                                     Jumlah
              Tahap                             Pernyataan
 No                                                                                   Item
  1    Pesiapan             Kesiapan peserta didik ketika akan menyimak             1 item
       (preparation)           informasi atau/cerita (penilaian proses)
  2    Penyajian              Keseriusan       peserta      didik      menyimak     1 item
       (presentation)          informasi/cerita (penilaian proses)
  3    Mengaplikasikan        Keaktifan peserta didik memberikan pendapat           1 item
       (application)           dalam satu kelompok sewaktu menyelsaikan
                               tugas kelompok (penilaian proses)
                              Kesesuaian & kelengkapan ringkasan (penilaian         1 item
                               hasil)
                              Penggunaan bahasa ringkasan (penilaian hasil)         1 item
                              Ketepatan urutan cerita ringkasan (penilaian          1 item
                               hasil)

                 3.6.4.           Instrument         pedoman          penilaian        proses

                         pencapaian keterampilan menyimak
35




            Pedoman penilaian proses keterampilan menyimak peserta didik dapat

dilhat melalui tabel berikut;

     Tabel 4 Istrument Pedoman Penilaian Proses Pencapaian Keterampilan
                                        Menyimak
                                ASFEK PENGAMATAN DAN SKOR
                         Kesiapan           Keseriusan            Keaktifan
   Kelompok               kurang tidak        kurang tidak         kurang tidak   Nilai
                    siap               serius               aktif
                           siap siap          serius serius         aktif aktif
                      3      2     1     3      2      1     3        2     1
       I
      II
      III
     IV
      V
     VI
     VII
     VIII
     IX
      X
     XI

                Jumlah   Perolehan
SKOR        =                      x 100
                Jumlah   Maximum




DESKRIPTOR


Siap : seluruh anggota kelompok mempersiapkan diri untuk menyimak.


Kurang Siap : sebagian anggota kelompok mempersiapkan diri untuk menyimak


Tidak Siap : semua anggota kelompok kelihatan tidak mempersiapkan diri untuk

                menyimak


Serius :        semua anggota kelompok bersungguh-sungguh menyimak cerita yang

                dibacakan dan mencatat hal-hal penting.
36




Kurang Serius : sebagian anggota kelompok bersungguh-sungguh menyimak

            cerita yang dibacakan dan mencatat hal-hal penting.


Tidak Serius : semua anggota kelompok kelihatan tidak bersungguh-sungguh

            menyimak cerita yang dibacakan dan mencatat hal-hal penting


Aktif : semua anggota kelompok ikut serta memberikan pendapat dalam

            mengerjakan tugas.


Kurang Aktif : sebagian anggota kelompok memberikan pendapat dalam

            pengerjaan tugas.


Tidak Aktif : semua anggota kelompok kelihatan tidak diam dan tidak membahas

            tugas yang diberikan.



               3.6.5.           Instrument pedoman penilaian hasil pencapaian

                      keterampilan menyimak

         Pada bagian ini disajikan instrument pedoman pengamatan penilaian

hasil dan deskripsinya. Pedoman penilaian hasil keterampilan menyimak peserta

didik dapat dilhat melalui tabel berikut;

     Tabel 5 Instrumen Pedoman Penilaian Hasil Pencapaian Keterampilan
                                     Menyimak
                                      ASPEK PENILAIAN                  Total Nilai
     .KELOMPOK          Kesesuaian Isi   Penggunaan Ketepatan urutan
                                           bahasa        cerita
          I
          II
         III
         IV
          V
         VI
         VII
37




         VIII
         IX
          X
         XI

              Jumlah     Perolehan
SKOR      =                        x 100
              Jumlah     Maximum

DESKRIPTOR
      Tabel 6 Deskripsi Penilaian Hasil Pencapaian Keterampilan Menyimak

         Asfek Yang        kualifikasi
                                                         Deskriptor Dan Skor
 NO        Dinilai        3     2     1
  1     Kesesuaian isi                     Semua ringkasan kalimat menunjukkan isi cerita
                                            teks (3)
                                           Beberapa ringkasan kalimat menunjukkan isi
                                            cerita teks (2)
                                           Tidak ada ringkasan kalimat yang menunjukkan
                                            isi cerita teks (1)
  2     Penggunaan                         Kalimat yang digunakan mudah dipahami (3)
        bahasa                             Sebagian kalimat ringkasan rancu (2)
                                           Semua kalimat ringkasan rancu (1)
  3     Ketepatan                          Urutan cerita pada kalimat ringkasan tepat dengan
                                            teks cerita (3)
                                           Ada bagian urutan ringkasan cerita teks
                                            bertukaran (2)
                                           Semua urutan cerita pada ringkasan tidak tepat
                                            dengan urutan teks crita (1)



3.7. Analisis Data

         Penelitian ini menggunakan analisis dan interaktif yang dikembangkan

oleh Miles & Huberman dalam proposal penelitian (Mansyur, Y.,                     ). Analisis

tersebut menyatakan sejumlah langkah, yaitu; 1) menelaah data, 2) mereduksi

data, 3) menyajikan data, dan 4) menyimpulkan. Pada pelaksanaannya, analisis

data merupakan proses siklus sehingga langkah-langkah analisis saling terkait.

Hal ini dilakukan selama proses pengumpulan data dalam penelitian.

        3.7.1.           Telaah data
38




         Penelahaan    data   diawali   dengan    mentranskripsikan   data   hasil

pengamatan pelaksanaan pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah hasil

transkripsi data dianalisis diikuti dengan penyimpulan.

       3.7.2. Reduksi data

         Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasi hasil

pengamatan penelitian baik hasil pemberian tindakan maupun hasil tugas peserta

didik. Kegiatan yang dilakukan adalah pengategorian data dan pengklasifikasian

data. Data tersebut perlu disederhanakan untuk memudahkan membuat

kesimpulan.

       3.7.3. Penyajian data

         Hasil reduksi data merupakan bahan penyajian data. Penyajian data

dilakukan dengan menampilkan satuan-satuan informasi secara sistematis

sehingga memungkinkan peneliti sampai kepada gambaran untuk melakukan

penyimpulan. Data yang disajikan berupa hasil instrument penggunaan Strategi

Ekspositori (SE), pencapaian keterampilan proses dan hasil peserta didik.

       3.7.4. Penyimpulan

         Penyimpulan merupakan kegiatan interpretasi sebelum dihasilkan suatu

temuan. Pada kegiatan ini peneliti menafsirkan data yang telah terkumpul diikuti

dengan mengecek keabsahan hasil analisis data dengan cara melakukan tukar

pendapat dengan rekan sejawat dan guru kelas selaku kolaborator.


         Taraf keberhasilan pemberian tindakan dan rambu-rambu analisis hasil

belajar siswa dalam KBM keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa

Indonesia dengan Strategi Ekspositori (SE).
39




                          Tabel 7 Taraf Keberhasilan KBM

  Pencapaian Tujuan                                           Tingkat Keberhasilan
                         Skor/Nilai          Kualifikasi
    Pembelajaran                                                  Pembelajaran
       85-100                4              Sangat baik             Berhasil
        75-84                3                 Baik                 Berhasil
        65-74                2              Cukup Baik              Berhasil
        55-64                1              Kurang Baik          Belum Berhasil



               Tabel 8 Rambu–Rambu Analisis Hasil Belajar Siswa

     Pencapaian Tujuan                                     Tingkat Keberhasilan
                                      Kualifikasi
       Pembelajaran                                            Pembelajaran
          85-100                      Sangat baik                Berhasil
           75-84                         Baik                    Berhasil
           65-74                      Cukup Baik                 Berhasil
           55-64                      Kurang Baik             Belum Berhasil




                                         BAB IV

                  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



4.1. Deskripsi Data

         Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan pada

tindakan siklus-siklus penelitian. Paparan data hasil penelitian disesuaikan dengan

permasalahan dan pemberian tindakan mencakup; 1) data perencanaan, 2) data

pelaksanaan pembelajaran, 3) data observasi, dan 3) data hasil refleksi.

         Uraian data hasil penelitian ini berdasarkan pada data yang dikumpulkan

peneliti bersama kolaborator. Data hasil penelitian ini diambil melalui

pengamatan peneliti bersama kolaborator menggunakan instrument penelitian
40




proses pembelajaran dan instrument penelitian hasil pembelajaran. Instrument

penilaian proses terdiri dari dua jenis yaitu di peruntukkan untuk pendidik dan

siswa. Sedangkan untuk memperoleh data hasil pembelajaran siswa disediakan

dua buah LKS. Berikut diuraikan data hasil penelitian pada masing-masing setiap

siklus beserta pembahasan.

4.2. Deskripsi Hasil penelitian siklus I

       4.2.1. Perencanaan

         Pada tahap perencanaan siklus I, hal-hal yang dilakukan peneliti adalah

1) mempersiapkan Rencana Pembelajaran (RP), 2) mempersiapkan materi

pembelajaran, 3) mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan 4)

mempersiapkan instrument penelitian. Pada tahap ini juga peneliti menentukan

kelompok siswa bersama anggota kelompoknya secara acak. Berikut uraian dari

keempat komponen perencanaan tersebut.

         Pertama; penyusunan Rencana Pembelajaran (RP) pada siklus ini

dibuat untuk satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 kali 35 menit (3 jam

pelajaran). Ke-dua; materi pembelajaran pada penelitian ini berupa teks cerita

yang dikutip dari “Dongeng Anak Sedunia” (oleh Bambang Subagya). Persiapan

materi pembelajaran disediakan untuk setiap kelompok mendapatkan satu teks

cerita. Ke-tiga; pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada siklus ini didasarkan

dengan mengkaji tujuan pembelajaran. Persiapan jumlah LKS disediakan

berdasarkan jumlalah kelompok. Ke-empat; instrument penelitian yang

dipersiapkan pada penelitian ini adalah instrument untuk penerapan strategi SE

dan instrument proses serta hasil pembelajaran untuk siswa.
41




       4.2.2. Pelaksanaan

         Tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan oleh peneliti bersama

kolaborator. Peran peneliti disini adalah sebagai pendidik yaitu menerapkan

Rencana Pembelajaran (RP) dengan Stratergi Ekspositori (SE). Pada waktu proses

pembelajaran rekan sejawat bersama guru kelas selaku kolaborator berperan

sebagai pengamat terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa. Subjek penelitian

pada siklus I diikuti 43 peserta didik dari 45 peserta didik yang telah ditetapkan.

Dua siswa yang tidak mengikuti penelitian mempunyai izin tidak dapat mengikuti

pelajaran karena alasan tertentu. Langkah-langkah pelaksanaan siklus I

dipaparkan Sbb;

4.2.2.1. Apersepsi (tahap persiapan)

         Kegiatan pada tahap ini pendidik mengajukan pertanyaan terhadap siswa

tentang dongeng yang pernah didengar siswa. Tujuan dari kegiatan ini adalah

mempersiapkan siswa agar siap menerima bahan pelajaran yang akan diberikan.

Dengan kegiatan apersepsi ini, siswa diharapkan memiliki dasar pemahaman

untuk mengikuti pelajaran.

4.2.2.2. Memotivasi (tahap persiapan)

         Memotivasi siswa dalam proses pembelajaran penting dilakukan.

Pemberian motivasi oleh pendidik dapat menciptakan dan meningkatkan

semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan pada tahap ini pendidik

menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi pokok yang akan

dipelajari. Tujuan penyampaian tujuan pembelajaran yang disampaikan pendidik

berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan dalam RP.
42




            Berikut kutipan tujuan yang disampaikan pendidik dalam proses

pembelajaran;     “jika anak-anak rajin menyimak dongeng, maka kalian nanti bisa

membuat dongeng baru atau membuat cerita lain lalu”. Selanjutnya pendidik

menjelaskan tujuan sesuai dengan pembelajaran yang akan disampaikan secara

singakat.

4.2.2.3. Membacakan teks cerita (tahap peyajian)

            Penyajian bahan pembelajaran dilakukan pendidik dengan membacakan

teks cerita. Pada kesempatan ini, pendidik membacakan teks cerita untuk siswa

untuk dipahamiya. Jika siswa kelihatan masih belum memahami teks cerita,

pendidk perlu membacakannya kembali sehangga siswa betul-betul kelihatan

paham. Pada tahap ini kolaborator menggunakan instrument proses untuk

mengamati aktivitas siswa.

4.2.2.4. Tanya jawab (tahap korelasi)

            Pada tahap ini pendidik dengan siswa, dan siswa dengan siswa

berinteraksi untuk menghubungkan pengetahuan siswa yang dimiliki dengan

cerita yang telah disimaknya. Proses interaksi dilakukan dengan tanya jawab

bekaitan dengan isi teks cerita dan pengalaman siswa. Hal lain yang perlu

diperhatikan pendidik setelah proses tanya jawab siswa diharapkan mempunyai

pemahaman yang mendalam tentang teks cerita.

4.2.2.5. Pemberian tugas dan penyampaian (tahap aplikasi)

            Kegiatan pada tahap ini pendidik membagikan masing-masing kelompok

LKS I dan LKS II yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pembagian LKS

dilakukan secara berurutan yaitu dimulai dari LKS I kemudian dilanjutkan dengan
43




pembagian LKS II. Siswa menyelsaikan LKS I setelah mereka menyimak teks

cerita dan setelah melakukan tanya jawab. Sedangkan penyelsaian LKS II

dilkukan setelah siswa mencermati kembali teks cerita yang dibagikan pendidik.

Siswa mencermati teks cerita membacanya dalam satu kelompok.

        Peran pendidik disini adalah mengaawasi dan membimbing siswa dalam

penyelsaian tugas. Sedangkan mitra peneliti perannya disini disamping

mengamati kinerja pendidik, kegiatannya adalah mengamati jalannya penyelsaian

tugas oleh siswa menggunakan lembar observasi yaitu instrument penilaian proses

untuk siswa dalam kelompok.

        Pada tahap ini juga, siswa melaporkan hasil tugas yang telah dikerjakan

bersama anggota kelompok. Cara pelaporan hasil tugas dilakukan masing-masing

kelompok melalui perwakilan yang dituentukannya. Ketika salah satu kelompok

melaporkan hasil tugasnya, kelompok lain menyimaknya. Kegiatan tersebut

dilakukan secara bergantian. Peran pendidik disini adalah memberikan penguatan

tanggapan atas hasil laporan yang telah disampaikan masing-masing siswa.

4.2.2.6. Refleksi dan penyimpulan bahan pelajaran (tahap penyimpulan)

        Refleksi dilakukan pendidik bersama siswa dengan meninjau kemabali

bahan pembelajaran yang telah dilakukan. Pendidik disini menuntun siswa untuk

mengingat informasi penting yang terdapat dalam teks cerita. Peninjauan

informasi ditekankan pendidik secara berurutan agar siswa betul-betul

memahaminya.

        Penyimpulan bahan pelajaran dilakukan secara lisan setelah melakukan

refleksi. Penyimpulan bahan pelajaran ditekan dengan melihat inti bahan
44




pelajaran. Selain itu juga, pendidik bersama siswa menyimpulkan bahan pelajaran

berdasarkan amanat-amanat yang terkandung didalam teks cerita.



       4.2.3. Observasi

         Observasi dilakukan untuk mendapatkan data pengamatan pendidik dan

siswa sebagai bahan acuan evaluasi proses pembelajaran. Seperti yang telah

diuraikan sebelumnya pengamatan dilakukan terhadap; 1) kinerja pendidik selama

melaksanakan proses pembelajaran, 2) pengamatan terhadap kegiatan siswa

selama mengikuti pembelajaran , 3) penilaian hasil belajar siswa.

           4.2.3.1.1. Pengamatan terhadap kinerja pendidik saat KBM

         Pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru kelas selaku

kolaborator mengamati aktivitas pendidik. Hasil kinerja pendidik sewaktu

menerapkan RP dalam pembelajaran dapat dilihat melalui tabel berikut.

              Table 9 Hasil Observasi Kegiatan Penedidik Saat KBM

                                                                           Skala
 No         Tahap                        Pernyataan
                                                                      4   3    2       1
  1   Pesiapan            Pendidik melakukan apersepsi               √
      (preparation)       Pendidik     menyampaikan         tujuan       √
                             pembelajaran
                            Pendidik menyampaikan materi pokok       √
  2   Penyajian             Pendidik mengkndisikan agar siap
      (presentation)                                                  √
                             menyimak
                            Pendidik menyampaikan materi pelajaran
                                                                      √
                             (membaca teks cerita) yang telah
                             dipersiapkan
  3   Korelasi              Pendidik     bersama  peserta    didik
      (correlation)                                                       √
                             melakukan tanya jawab
  4   Mengaplikasikan     Pendidik        membimbing     siwa
      (application)                                                       √
                           menyelesaikan tugas
  5   Menyimpulkan        Pendidik bersama siswa Menyimpulkan
      (generalation)                                                               √
                           bahan pelajaran
      Jumlah Perolehan                                                        27
      Jumlah Maksimum                                                         32
45




      Nilai Rata-Rata                                                     84.37

             Tabel 9 menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pendidik sewaktu

proses pembelajaran dengan Strategi Ekspositori memiliki nilai rata-rata 84.37

dengan kategori baik. Mengkaji bagian-bagian hasil kinerja pendidik yang

disajikan pada tabel di atas, diketahui bahwa selama proses pembelajaran

berlangsung, skala atau poin pendidik yang paling rendah adalah pada saat

menyimpulkan yang berkategori cukup baik. Berdasarkan hasil tersebut

disimpulkan bahwa peneliti bersama kolaborator perlu meninjau kembali proses

pembelajaran khususnya kegiatan menyimpulkan.

              4.2.3.1.2. Pengamatan terhadap kegiatan siswa

             Pada waktu yang bersamaan dengan pengamatan terhadap kinerja

pendidik, rekan sejawat selaku mitra peneliti melakukan pengamatan terhadap

aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil analisis pengamatan

terhadap aktivitas siswa dapat dilihat melalui tabel berikut;

                        Tabel 10 Keberhasilan Penilaian Proses

            Kategori Keberhasilan Penilaian Proses Siswa Dalam Pembelajaran
       Sangat Baik                 Baik                Cukup             Kurang
          85-100                   75-84                65-74             55-64
         Berhasil                 Berhasil             Berhasil      Belum Berhasil
         28 siswa                 12 siswa             3 siswa              -


             Tabel 10 menunjukkan bahwa keberhasilan proses pembelajaran dengan

Strategi Ekspositori dari 43 siswa tentang menyimak cerita terdapat 28 siswa atau

65.11 % dengan kategori sangat baik (berhasil), terdapat 12 siswa atau 27.90 %

dengan kategori baik (berhasil), terdapat 3 siswa atau 6.5 % dengan kategori

cukup baik (berhasil), dan tidak terdapat siswa dengan kategori kurang (belum

berhasil).
46




           4.2.3.1.3. Hasil belajar siswa

         Hasil    belajar    siswa    setelah   mengikuti    pembelajaran    diambil

menggunakan instrument penilaian hasil. Analisis terhadap hasil belajar siswa

dilakukan peneliti setelah proses pembelajaran berakhir. Hasil analisis terhadap

hasil belajar siswa dapat diketahui melalui tabel penilaian hasil LKS I dan tabel

penilaian hasil LKS II berikut ini;




                            Tabel 11 Penilaian Hasil LKS I
       Kategori Keberhasilan Penilaian Hasil (LKS I) Siswa Dalam Pembelajaran
      Sangat Baik                 Baik                Cukup            Kurang
         85-100                   75-84                65-74             55-64
        Berhasil                Berhasil              Berhasil      Belum Berhasil
        39 siswa                    -                    -              4 siswa


         Table 11 menunjukkan bahwa keberhasilan hasil pembelajaran (LKS I)

tentang menyimak cerita dengan Strategi Ekspositori dari 43 siswa terdapat 39

siswa atau 90.69 % dengan kategori sangat baik (berhasil), tidak terdapat siswa

dengan kategori baik maupun siswa dengan kategori cukup baik, dan terdapat 4

siswa atau 9.30 % dengan kategori kurang (belum berhasil).

                         Table 12 Penilaian Hasil (LKS II)

      Kategori Keberhasilan Penilaian Hasil (LKS II) Siswa Dalam Pembelajaran
      Sangat Baik                 Baik                Cukup            Kurang
         85-100                  75-84                65-74             55-64
        Berhasil                Berhasil             Berhasil       Belum Berhasil
        28 siswa                15 siswa                 -                -


         Keberhasilan siswa dalam penilaian hasil (LKS II) tentang menyimak

teks cerita dengan Strategi Ekspositori pada tabel 12 menunjukkan bahwa dari 43
47




siswa terdapat 28 siswa atau 65.11 % dengan kategori sangat baik (berhasil),

terdapat 15 siswa atau 34.88 % dengan kategori baik (berhasil), dan tidak terdapat

siswa dengan kategori cukup (berhasil) maupun kurang (belum berhasil).



       4.2.4. Refleksi

         Refleksi pembelajaran siklus I difokuskan pada tiga kategori yakni; 1)

refleksi pada tahap perencanaan pembelajaran, 2) refleksi pada tahap pelaksanaan

pembelajaran, 3) refleksi pada tahap observasi. Berikut uraian hasil refleksi dari

ketiga kategori tersebut.

           4.2.4.1.1. Refleksi pada tahap perencanaan

         Refleksi pada tahap perencanaan sbb; 1) perencanaan pembelajaran

berupa Rencana Pembelajaran (RP) tetap dipertahankan pada siklus berikutnya, 2)

sekenario pembelajaran yang dituangkan dalam langkah-langkah Rencana

Pembelajaran perlu ditinjau kembali. Hal ini perlu dilakukan karena pada saat

siswa mencari tampat duduk bersama satu kelompok membutuhkan waktu yang

banyak, dan 3) format LKS serta instrument penelitian tetap dipertahankan.

           4.2.4.1.2. Refleksi pada tahap pelaksanaan

         Refleksi pada tahap pelaksanaan sbb; 1) pada tahap persiapan, tahap

korelasi, dan tahap mengaplikan dalam penerapan langkah-langkah SE oleh

pendidik perlu dimaksimalkan, 2) pada tahap penyajian bahan pelajaran pendidik

tetap mempertahankannya, dan 3) pada tahap menyimpulkan yang tertuang dalam

RP perlu ditinjau kembali. Hal trsebut disebabkan karena siswa masih belum
48




maksimal dalam menyimpulkan bahan pelajaran dengan sendirinya, sehingga

pendidik perlu memaksimalkan kinerjanya.

           4.2.4.1.3. Refleksi pada tahap observasi

         Refleksi pada tahap ini yaitu pengamatan terhadap kinerja pendidik

sewaktu proses pembelajaran oleh kolaborator tetap dipertahankan. Karenanya,

penggunaan instrument penelitian pada penelitian berikutnya menggunakan

format pada siklus I.


         Penerapan Strategi Ekspositori dalam pembelajaran keterampilan

menyimak pada siklus I dinyatakan berhasil. Hal tersebut dapat dilihat melalui

nilai rata-rata hasil transkrip (terlampir) nilai siswa dengan rata-rata total nilai

88.54 %. Beranjak dari hasil analisis data dan refleksi siklus I, untuk

memaksimalkan/memperbaiki kekurangan siklus I, maka pemberian tindakan

pada penelitian ini dilanjutkan dengan siklus II.



4.3. Hasil penelitian siklus II

       4.3.1. Perencanaan

         Berdasarkan hasil refleksi siklus I, pada tahap perencanaan siklus II

peneliti melakukan hal-hal sbb; 1) mempersiapkan Rencana Pembelajaran (RP),

2) mempersiapkan materi pembelajaran, 3) mempersiapkan Lembar Kerja Siswa

(LKS), dan 4) mempersiapkan instrument penelitian. Pada tahap ini peneliti tidak

menentukan anggota kelompok siswa secara acak. Berikut uraian dari komponen-

komponen perencanaan tersebut.
49




         Pertama; penyusunan Rencana Pembelajaran (RP) pada siklus ini

dibuat untuk satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 kali 35 menit (3 jam

pelajaran). Ke-dua; materi pembelajaran pada penelitian ini berupa teks cerita

yang berjudul      “Ikan Bujuk Tupai” (oleh Supryadi). Persiapan materi

pembelajaran disediakan untuk setiap kelompok mendapatkan satu teks cerita.

Ke-tiga; pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada siklus ini didasarkan

dengan mengkaji tujuan pembelajaran yang tercantum dalam Rencana

Pembelajaran. Persiapan jumlah LKS disediakan berdasarkan jumlalah kelompok.

Ke-empat; instrument penelitian yang dipersiapkan pada penelitian ini adalah

instrument untuk penerapan strategi SE untuk pendidik dan instrument proses

serta hasil pembelajaran untuk siswa.

         Perencanaan pembentukan kelompok pada siklus tidak di persiapkan

sewaktu tahap perencanaan. Penentuan/pembentukan kelompok siswa pada siklus

II direncanakn akan dilakukan secara spontan pada tahap pelaksanaan

pembelajaran berlansung. Teknik pembentukan kelompok diatur pendidik

bersama kolaborator yaitu siswa yang duduk di sap paling depan menghadap ke

belakang.



       4.3.2. Pelaksanaan

         Tahap pelaksanaan siklus II dilaksanakan oleh peneliti bersama

kolaborator. Peran peneliti pada tahap ini sama dengan siklus I sebagai pendidik

yaitu menerapkan Rencana Pembelajaran (RP) dengan Stratergi Ekspositori (SE).

Pada saat yang sama kolaborator melakukan pengamatan terhadap kinerja
50




pendidik dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan

instrument yang telah sipersiapkan. Subjek penelitian pada siklus II diikuti 43

peserta didik dari 45 peserta didik yang telah ditetapkan. Dua siswa yang tidak

mengikuti penelitian mempunyai izin tidak dapat mengikuti pelajaran karena

alasan tertentu. Berdasarkan hasil refleksi siklus I, langkah-langkah pelaksanaan

siklus II dipaparkan Sbb;

4.3.2.1. Apersepsi (tahap persiapan)

         Kegiatan pada tahap ini pendidik mengajukan pertanyaan terhadap siswa

tentang pembelajaran yang telah dipelajari pada siklus I. Tujuan dari kegiatan ini

adalah mengajak siswa mengingat kembali pembelajaran yang telah dilakukan

sebelumnya. Selain itu juga tujuannya adalah mempersiapkan siswa agar siap

menerima bahan pelajaran yang akan diberikan.

4.3.2.2. Memotivasi (tahap persiapan)

         Kegiatan pada tahap ini guru memberikan motivasi terhadap siswa.

Pemberian motivasi oleh pendidik dapat menciptakan dan meningkatkan

semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan pada tahap ini pendidik

menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi pokok yang akan

dipelajari. Tujuan penyampaian tujuan pembelajaran yang disampaikan pendidik

berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan dalam RP.

         Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pemberian motivasi oleh

pendidik pada siklus II ini lebih dimaksimalkan sehingga peserta didik betul-betul

kelihatan bersemangat untuk menyimak dan mengikuti pembelajaran. Pada tahap
51




ini juga, pendidik menyampaikan langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran

yang akan dilakukan oleh siswa.

4.3.2.3. Membacakan teks cerita (tahap peyajian)

         Penyajian bahan pembelajaran dilakukan pendidik dengan membacakan

teks cerita. Pada kesempatan ini, pendidik membacakan teks cerita untuk siswa

untuk dipahamiya. Jika siswa kelihatan masih belum memahami teks cerita,

pendidk perlu membacakannya kembali sehangga siswa betul-betul kelihatan

paham.

4.3.2.4. Tanya jawab (tahap korelasi)

         Pada tahap ini pendidik dengan siswa, dan siswa dengan siswa

berinteraksi untuk menghubungkan pengetahuan siswa yang dimiliki dengan

cerita yang telah disimaknya. Proses interaksi dilakukan dengan tanya jawab

bekaitan dengan isi teks cerita dan pengalaman siswa. Hal lain yang perlu

diperhatikan pendidik setelah proses tanya jawab siswa diharapkan mempunyai

pemahaman yang mendalam tentang teks cerita.

         Berdasarkan refleksi pada siklus I, untuk mengoptimalkan proses tanya

jawab pendididik lebih menekanakan pertanyaan pada hal-hal yang berkaitan

dengan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKS I. Pemberian alokasi

pada proses tanya jawab pada siklus II lebih banyak daripada siklus I.

4.3.2.5. Pemberian tugas dan penyampaian (tahap aplikasi)

         Berdasarkan hasil refleksi siklus I, sebelum siswa mengerjakan LKS I

dan LKS II, pembentukan kelompok dilakukan dengan teknik yang telah

dipersiapkan. Pembentukan kelompok pada siklus II ini, alokasi waktu yang
52




diperlukan tidak terlalu banyak dibanding dengan siklus I karena siswa tidak

pindah dari tempat duduknya.

         Beranjak dari pembentukan kelompok, kegiatan pada tahap ini pendidik

dibantu kolaborator membagikan masing-masing kelompok LKS I dan LKS II

yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pembagian LKS dilakukan secara berurutan

yaitu dimulai dari LKS I kemudian dilanjutkan dengan pembagian LKS II. Siswa

menyelsaikan LKS I setelah mereka menyimak teks cerita dan setelah melakukan

tanya jawab. Sedangkan penyelsaian LKS II dilkukan setelah siswa mencermati

kembali teks cerita yang dibagikan pendidik. Siswa mencermati teks cerita

membacanya dalam satu kelompok.

         Peran pendidik disini adalah mengaawasi dan membimbing siswa dalam

penyelsaian tugas. Sedangkan mitra peneliti perannya disini adalah mengamati

jalannya penyelsaian tugas oleh siswa menggunakan lembar observasi yaitu

instrument penilaian proses untuk siswa dalam kelompok.

         Pada tahap ini juga, siswa melaporkan hasil tugas yang telah dikerjakan

bersama anggota kelompok. Cara pelaporan hasil tugas dilakukan masing-masing

kelompok melalui perwakilan yang dituentukannya. Ketika salah satu kelompok

melaporkan hasil tugasnya, kelompok lain menyimaknya. Hal tersebut dilakukan

secara bergantian. Peran pendidik disini adalah memberikan penguatan tanggapan

atas hasil laporan yang telah disampaikan masing-masing siswa.

4.3.2.6. Refleksi dan penyimpulan bahan pelajaran (tahap penyimpulan)

         Refleksi dilakukan pendidik bersama siswa dengan meninjau kemabali

bahan pembalajaran yang telah dilakukan. Pendidik disini menuntun siswa untuk
53




mengingat informasi penting yang terdapat dalam teks cerita. Peninjauan

informasi ditekankan pendidik secara berurutan agar siswa betul-betul

memahaminya.

         Penyimpulan bahan pelajaran dilakukan secara lisan setelah melakukan

refleksi. Penyimpulan bahan pelajaran ditekankan dengan melihat inti bahan

pelajaran. Selain itu juga, pendidik bersama siswa menyimpulkan bahan pelajaran

berdasarkan amanat-amanat yang terkandung didalam teks cerita.




       4.3.3. Observasi

         Pengamatan pada siklus II ini tetap di pertahankan seperti pada siklus I

yaitu pengamatan terhadap kinerja pendidik dan siswa sebagai bahan acuan

evaluasi proses pembelajaran. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya

pengamatan dilakukan terhadap; 1) kinerja pendidik selama melaksanakan proses

pembelajaran, 2) pengamatan terhadap kegiatan siswa selama mengikuti

pembelajaran , 3) penilaian hasil belajar siswa.

4.3.3.1. Pengamatan terhadap kinerja pendidik saat KBM

         Pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru kelas selaku

kolaborator mengamati aktivitas pendidik. Hasil kinerja pendidik sewaktu

menerapkan RP dalam pembelajaran dapat dilihat melalui table berikut.

             Tabel 13 Hasil Observasi Kegiatan Penedidik Saat KBM

                                                                      Skala
 No         Tahap                      Pernyataan
                                                                 4   3    2   1
54




  1   Pesiapan              Pendidik melakukan apersepsi             √
      (preparation)         Pendidik      menyampaikan      tujuan
                                                                      √
                             pembelajaran
                            Pendidik menyampaikan materi pokok       √
  2   Penyajian             Pendidik mengkndisikan agar siap
      (presentation)                                                  √
                             menyimak
                            Pendidik menyampaikan materi pelajaran
                                                                      √
                             (membaca teks cerita) yang telah
                             dipersiapkan
  3   Korelasi              Pendidik     bersama   peserta   didik
      (correlation)          melakukan tanya jawab                        √

  4   Mengaplikasikan       Pendidik       membimbing        siwa
      (application)                                                   √
                             menyelesaikan tugas
  5   Menyimpulkan          Pendidik bersama siswa Menyimpulkan
      (generalation)                                                      √
                              bahan pelajaran
      Jumlah Perolehan                                                     30
      Jumlah Maksimum                                                      32
      Nilai Rata-Rata                                                     93.75

         Tabel 13 menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pendidik sewaktu

proses pembelajaran dengan Strategi Ekspositori memiliki nilai rata-rata 93.75

dengan kategori sangat baik. Mengkaji bagian-bagian hasil kinerja pendidik pada

siklus II ini, baik secara rata-rata maupun secara bagian-bagian disimpulkan

bahwa kinerja pendidik senantiasa meningkat.

4.3.3.2. Pengamatan terhadap kegiatan siswa

         Pada waktu yang bersamaan dengan pengamatan terhadap kinerja

pendidik, rekan sejawat selaku mitra peneliti melakukan pengamatan terhadap

aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil anlaisis terhadap

aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

                        Tabel 14 Keberhasilan Penilaian Proses

            Kategori Keberhasilan Penilaian Proses Siswa Dalam Pembelajaran
       Sangat Baik                 Baik                Cukup             Kurang
          85-100                   75-84                65-74             55-64
         Berhasil                 Berhasil             Berhasil      Belum Berhasil
         35 siswa                 8 siswa                 -                 -
55




         Table 14 menunjukkan bahwa keberhasilan proses pembelajaran dengan

Strategi Ekspositori dari 43 siswa tentang menyimak cerita terdapat 35 siswa atau

81.39 % dengan kategori sangat baik (berhasil), terdapat 8 siswa atau 18.6 %

dengan kategori baik (berhasil), dan tidak terdapat siswa dengan kategori cukup

baik (berhasil) maupun siswa dengan kategori kurang (belum berhasil).

4.3.3.3. Hasil belajar siswa

         Hasil    belajar    siswa    setelah   mengikuti    pembelajaran    diambil

menggunakan instrument penilaian hasil. Analisis terhadap hasil belajar siswa

dilakukan peneliti setelah proses pembelajaran berakhir. Hasil analisis terhadap

hasil belajar siswa dapat diketahui melalui tabel penilaian hasil LKS I dan tabel

penilaian hasil LKS II berikut ini;

                            Tabel 15 Penilaian Hasil LKS I
       Kategori Keberhasilan Penilaian Hasil (LKS I) Siswa Dalam Pembelajaran
      Sangat Baik                 Baik                Cukup            Kurang
         85-100                   75-84                65-74            55-64
        Berhasil                Berhasil              Berhasil      Belum Berhasil
        40 siswa                 3 siswa                 -                 -

         Tabel 15 menunjukkan bahwa keberhasilan hasil pembelajaran (LKS I)

tentang menyimak cerita dengan Strategi Ekspositori dari 43 siswa terdapat 40

siswa atau 93.02 % dengan kategori sangat baik (berhasil), terdapat 3 siswa atau

6.97 % dengan kategori baik (berhasil), dan tidak terdapat siswa dengan kategori

cukup (berhasil) maupun siswa dengan kategori kurang (belum berhasil).

                         Table 16 Penilaian Hasil (LKS II)

      Kategori Keberhasilan Penilaian Hasil (LKS II) Siswa Dalam Pembelajaran
      Sangat Baik                 Baik                Cukup            Kurang
         85-100                  75-84                65-74             55-64
        Berhasil                Berhasil             Berhasil       Belum Berhasil
        40 siswa                3 siswa                  -                -
56




         Keberhasilan siswa dalam penilaian hasil (LKS II) tentang menyimak

teks cerita dengan Strategi Ekspositori pada tabel 16 menunjukkan bahwa dari 43

siswa terdapat 40 siswa atau 93.02 % dengan kategori sangat baik (berhasil),

terdapat 3 siswa atau 6.97 % dengan kategori baik (berhasil), dan tidak terdapat

siswa dengan kategori cukup (berhasil) maupun siswa dengan kategori kurang

(belum berhasil).




       4.3.4. Refleksi

         Berdasarkan hasil data pada siklus II, Refleksi disini difokuskan pada

dua kategori yakni; 1) refleksi pada tahap perencanaan pembelajaran, dan 2)

refleksi pada tahap pelaksanaan pembelajaran. Berikut uraian hasil refleksi dari

ketiga kategori tersebut.

4.3.4.1. Refleksi pada tahap perencanaan

         Refleksi pada tahap perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia

keterampilan menyimak dengan SE sbb; 1) perencanaan pembelajaran berupa

rencana pembelajaran (RP) tetap dipertahankan, 2) sekenario pembelajaran yang

dituangkan dalam langkah-langkah Rencana Pembelajaran telah terbukti nilainya

meningkat dan memuaskan. dan 3) format LKS untuk siswa serta instrument

penelitian baik untuk pendidik maupun untuk siswa tetap dipertahankan.

4.3.4.2. Refleksi pada tahap pelaksanaan
57




         Refleksi pada tahap pelaksanaan sbb; 1) pada tahap persiapan, tahap

korelasi, dan tahap mengaplikasikan dalam penerapan langkah-langkah SE oleh

pendidik dalam siklus II sudah sangat baik karena terbukti nilainya sangat

memuaskan, 2) pada tahap penyajian bahan pelajaran oleh pendidik tetap

dipertahankan, dan 3) pada tahap menyimpulkan yang tertuang dalam RP sudah

baik dan memuaskan.




4.4. Pembahasan

         Pemabahasan hasil penelitian ini difokuskan pada hasil yang telah

dideskripsikan dan dikaitkan dengan teori-tori yang menjadi acuan. Berdasarkan

variable harapan pada penelitian ini tantang peningkatan keterampilan menyimak

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan variable tindakan yaitu penerapan

Strategi Ekspositori, maka yang menjadi objek pembahasan dianataranya; 1)

pembelajaran pada tahap perencanaan, 2) hasil observasi terhadap kinerja

pendidik, dan 3) hasil pengamatan terhadap aktivitas/proses belajar siswa, dan 4)

hasil pengamatan terhadap hasil belajara siswa.

       4.4.1. Pembahasan pada tahap perecanaan

         Komponen Rencana Pembelajaran pada penelitian ini baik pada siklus I

maupun Siklus II berisikan 1) identitas yaitu nama sekolah, mata pelajaran,

kelas/semester, dan alokasi waktu, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4)
58




indikator, 5) tujuan pembelajaran, 6) materi pembelajaran, 7) metode

pembelajaran, 8) langkah-langkah pembelajaran, 9) sumber belajar, 10) penilaian,

dan 11) instrument pembelajaran.

         Mengkaji salah satu komponen Rencana Pembelajaran tersebut yaitu

tentang langkah-langkah pembelajaran pada bagian ke-delapan, dijelaskan bahwa

di bagian inilah tempat seknario pembelajaran. Isi dari seknario pembelajaran

merupakan tempat diterapkannya langkah-langkah penerapan Strategi Ekspositori

meliputi; 1) tahap persiapan (preparation), 2) tahap penyajian (prensentation), 3)

tahap menghubungkan (corelation), 4) tahap penerapan (aplikation), dan 5) tahap

menyimpulkan (generalation).

       4.4.2. Pembahasan terhadap hasil kinerja pendidik

         Pada tahap ini dibahas tentang kegiatan apersepsi, pemberian motivasi,

pengkondisisn siswa, penyajian materi, proses tanya jawab, pembimbingan

pendidik terhadap siswa, dan kegiatan menyimpulkan                 dalam proses

pembelajaran.

         Berdasaarkan hasil analisis pengamatan terhadap kinerja pendidik pada

siklus I, menunjukkan jumlah perolehan dari 32 poin           jumlah maksimum

diperoleh 27 poin, sehingga nilai rata-rata berjumlah 84.37 % dengan kategori

baik (berhasil). Sedangkan hasil analisis kinerja pendidik pada siklus II

menunjukkan bahwa jumlah perolehan dari 32 poin jumlah maksimum diperoleh

30 poin, sehingga total nilai rata-rata 93.75 % dengan kategori sangat baik

(berhasil). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja pendidik selama

proses pembelajaran terjadi peningkatan yang berarti.
59




         Membahas hasil pengamatan terhadap kinerja pendidik secara lebih

rinci, pada bagian apersepsi, pengkondisisn siswa, penyajian materi, dan

pembimbingan siswa dalaam pembelajaran menunjukkan bahwa poin yang

diperoleh berkategori sangat baik (berhasil) yaitu pada siklus I maupun siklus II,

sehingga di pertahankan.

         Pada awal pembelajaran, pemberian motivasi kepada siswa sangat

penting. Hal ini terjadi pada pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan

menyimak dengan Strategi Ekspositori. Motivasi di awal pembelajaran

sebagaimana yang dinyatakan Depoter (Dalam Aqib, Z., Kawentar, Maftuh, M.,

Sujak; 2008) bahwa setiap anak akan bersemangat belajarnya dika ada motivasi

dari luar. Karenanya, pendidik dalam pembelajaran selalu memberikan motivasi

kepada para siswa baik secara individu maupun secara kelompok.

         Hasil penelitian tentang pendidik memberikan motivasi terhadap siswa

pada siklus I dengan kategori baik. Untuk memaksimalkan pemberian motivasi,

pada bagian refleksi siklus I ditinjau kembali oleh peneliti bersama kolaborator.

Pemberian motivasi pada siklus II berdasarkan hasil pengamatan memberikan

hasil yang memuaskan (terjadi peningkatan) dengan kategori sangat baik.

Sedangkan hasil proses tanya jawab menunjukkan bahwa pendidik memperoleh

hasil berkategori baik pada siklus I dan siklus II.

       4.4.3. Pembahasan terhadap hasil aktivitas siswa

         Pada bagian ini dibahas tentang penyajian hasil pengamatan aktivitas

siswa berdasarkan instrument penilaian proses. Berdasarkan hasil penelitian

dengan instrument pengamatan aktivitas siswa, ditemukan bahwa pada siklus I
60




dari 43 siswa terdapat 28 siswa atau 61.11 % dengan kategori sangat baik

(berhasil), terdapat 12 siswa atau 27.9 % dengan kategori baik (berhasil), dan

terdapat 3 siswa atau 6.97 % dengan kategori cukup (berhasil). Sedangkan setelah

melakukan refleksi pada siklus I didapatkan hasil pengamatan pada siklus II dari

43 siswa terdapat 35 siswa atau 81.39 % dengan kategori sangat baik (berhasil)

dan terdapat 8 siswa atau 18.6 dengan kategori baik (berhasil).

         Mengkaji uraian di atas tentang pengamatan aktivitas siswa dalam

pemberian tindakan penelitian keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa

Indonesia dengan Strategi Ekspositori, dapat disimpulkan bahwa terjadi

peningkatan keterampilan menyimak pada siswa.

       4.4.4. Pembahasan terhadap hasil belajar siswa

         Pebahasan pada tahap ini difokuskan pada unjuk kemampuan siswa.

Kegiatan siswa pada tahap ini adalah siswa mengerjakan tugas dalam satu

kelompok diikuti pelaporan hasil yang disampaikan dari perwakilan masing-

masing kelompok. Pada bagian ini dibahas tentang hasil belajar siswa berdasarkan

LKS I dan LKS II

         Berdasarkan analisis pada siklus I terhadap penilaian hasil (LKS I)

diketahui bahwa dari 43 siswa terdapat 39 siswa atau 90.69 % dengan kategori

sangat baik (berhasil), dan terdapat 4 atau 9.3 % dengan kategori kurang (belum

berhasil). Sedangkan hasil analisis pada siklus II terhadap penilaian hasil (LKS I)

didapat bahwa dari 43 siswa terdapat 40 siswa ataau 93.02 % dengan kategori

sangat baik (berhasil) dan 3 siswa atau 6.97 % dengan kategori baik (berhasil).
61




Dengan uraian tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan yang berarti

pada pembelajaran keterampilan menyimak dengan Strategi Ekspositori.

         Berdasarkan hasil analisis pada siklus I terhadap penilaian hasil (LKS II)

didapatkan bahwa dari 43 siswa terdapat 28 siswa 65.11 % dengan kategori sangat

baik (berhasil) dan terdapat 15 siswa atau 34.88 % dengan kategori baik

(berhsail). Sedangkan hasil analisis pada siklus II terhadap penilaian hasil (LKS

II) diketahui bahwa dari 43 siswa terdapat 40 siswa atau 93.02 % dengan kategori

sangat baik (berhasil), dan terdapat 3 siswa atau 6.97 % dengan kategori baik

(berhsil). Berdasarkan uraian hasil analisi sklus I dan siklus II tenatang LKS II

tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menyimak

dengan Strategi Ekspositori.

                                      BAB V

                        KESIMPIULAN DAN SARAN



5.1. Kesimpulan

           Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, peningkatan

keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonisia pada siswa kelas V

(lima) SDN 16 Mataram dengan penerapan Strategi Ekspositori (SE) dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut;

     Latar belakang penelitian ini bedasarkan pada permasalahan rendahnya

kemampuan menyimak siswa Sekolah Dasar dalam menerima pelajaran,

khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mengkaji permasalahan yang

dialami siswa tersebut, maka penulis berkeinginan menemukan solusi untuk
50749853 skripsi
50749853 skripsi
50749853 skripsi
50749853 skripsi

More Related Content

What's hot

Proposal Bahasa dan Sastra Indonesia
Proposal Bahasa dan Sastra IndonesiaProposal Bahasa dan Sastra Indonesia
Proposal Bahasa dan Sastra IndonesiaSeptriani Dewi
 
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab iIsi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab iHeru Joe
 
Bmm3104 pengajaran kemahiran_bahasa_melayu
Bmm3104 pengajaran kemahiran_bahasa_melayuBmm3104 pengajaran kemahiran_bahasa_melayu
Bmm3104 pengajaran kemahiran_bahasa_melayuGman Radziman
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianDHEluvELI
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasMarliena An
 
Teknik ajar dan strategi pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa kedua
Teknik ajar dan strategi pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa keduaTeknik ajar dan strategi pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa kedua
Teknik ajar dan strategi pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa keduaAndi Sahtiani Jahrir
 
Ptk bahasa indonesia di smk
Ptk bahasa indonesia di smkPtk bahasa indonesia di smk
Ptk bahasa indonesia di smkWahyu Surya
 
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswaPtk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswaEika Matari
 
Ketrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasaKetrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasadaud5530
 
Pembelajaran bahasa inggris melalui permainan
Pembelajaran  bahasa inggris melalui permainanPembelajaran  bahasa inggris melalui permainan
Pembelajaran bahasa inggris melalui permainanFajar Najiha
 
Kajian tindakan (hbef4303) (autosaved)
Kajian tindakan (hbef4303) (autosaved)Kajian tindakan (hbef4303) (autosaved)
Kajian tindakan (hbef4303) (autosaved)Zuraini Mat Zin
 
Prinsip pengajaran kosakata bahasa asing
Prinsip pengajaran kosakata bahasa asingPrinsip pengajaran kosakata bahasa asing
Prinsip pengajaran kosakata bahasa asingWidya Ajeng Pemila
 
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Rini Adiani
 
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Irma Nurmayanti
 
Bmm3101 pembentangan kemahiran bernilai tambah (pembentangan)
Bmm3101 pembentangan kemahiran bernilai tambah (pembentangan)Bmm3101 pembentangan kemahiran bernilai tambah (pembentangan)
Bmm3101 pembentangan kemahiran bernilai tambah (pembentangan)Putra Adam Hisham
 
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakPembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakYuns Saragih
 
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdianiLaporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdianiNurdiana Wahyuni
 
Kaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayuKaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayuShida Abu Bakar
 

What's hot (20)

Proposal Bahasa dan Sastra Indonesia
Proposal Bahasa dan Sastra IndonesiaProposal Bahasa dan Sastra Indonesia
Proposal Bahasa dan Sastra Indonesia
 
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab iIsi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
 
Bmm3104 pengajaran kemahiran_bahasa_melayu
Bmm3104 pengajaran kemahiran_bahasa_melayuBmm3104 pengajaran kemahiran_bahasa_melayu
Bmm3104 pengajaran kemahiran_bahasa_melayu
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
 
Teknik ajar dan strategi pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa kedua
Teknik ajar dan strategi pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa keduaTeknik ajar dan strategi pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa kedua
Teknik ajar dan strategi pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa kedua
 
Ptk bahasa indonesia di smk
Ptk bahasa indonesia di smkPtk bahasa indonesia di smk
Ptk bahasa indonesia di smk
 
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswaPtk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswa
 
Ketrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasaKetrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasa
 
Pembelajaran bahasa inggris melalui permainan
Pembelajaran  bahasa inggris melalui permainanPembelajaran  bahasa inggris melalui permainan
Pembelajaran bahasa inggris melalui permainan
 
Kajian tindakan (hbef4303) (autosaved)
Kajian tindakan (hbef4303) (autosaved)Kajian tindakan (hbef4303) (autosaved)
Kajian tindakan (hbef4303) (autosaved)
 
Prinsip pengajaran kosakata bahasa asing
Prinsip pengajaran kosakata bahasa asingPrinsip pengajaran kosakata bahasa asing
Prinsip pengajaran kosakata bahasa asing
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
 
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
 
Bmm3101 pembentangan kemahiran bernilai tambah (pembentangan)
Bmm3101 pembentangan kemahiran bernilai tambah (pembentangan)Bmm3101 pembentangan kemahiran bernilai tambah (pembentangan)
Bmm3101 pembentangan kemahiran bernilai tambah (pembentangan)
 
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakPembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
 
didik hibur
didik hiburdidik hibur
didik hibur
 
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdianiLaporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
 
Kaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayuKaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayu
 

Similar to 50749853 skripsi

Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audiobalqishusin
 
Kajian mini didik hibur
Kajian mini didik hiburKajian mini didik hibur
Kajian mini didik hiburEda Muryanti
 
Proposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsiProposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsispilody111
 
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdf
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdfMetode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdf
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdfZukét Printing
 
panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdf
panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdfpanduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdf
panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdfssuser182c9c
 
220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4
220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4
220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4Tamilaarasi Jagan
 
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua.docx
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua.docxMetode dalam Belajar Bahasa Kedua.docx
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua.docxZukét Printing
 
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxMAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxYulaekahZulle
 
Pg bahasa malaysia_sjk_thn_4
Pg bahasa malaysia_sjk_thn_4Pg bahasa malaysia_sjk_thn_4
Pg bahasa malaysia_sjk_thn_4Nawal Rahim
 
Improving vocabulary through drilling method and game
Improving vocabulary through drilling method and gameImproving vocabulary through drilling method and game
Improving vocabulary through drilling method and gameAnie01
 
Buku panduan bm sjk tahun 6 (30012015)
Buku panduan bm sjk tahun 6  (30012015)Buku panduan bm sjk tahun 6  (30012015)
Buku panduan bm sjk tahun 6 (30012015)ibnrahim
 
01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelim01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelimInstansi
 

Similar to 50749853 skripsi (20)

Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audio
 
Kajian mini didik hibur
Kajian mini didik hiburKajian mini didik hibur
Kajian mini didik hibur
 
Gess
GessGess
Gess
 
Proposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsiProposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsi
 
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdf
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdfMetode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdf
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdf
 
panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdf
panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdfpanduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdf
panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdf
 
220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4
220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4
220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4
 
Bbm 4
Bbm 4Bbm 4
Bbm 4
 
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua.docx
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua.docxMetode dalam Belajar Bahasa Kedua.docx
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua.docx
 
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxMAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
 
Buku BBM
Buku BBMBuku BBM
Buku BBM
 
Pertemuan ke 15
Pertemuan ke 15Pertemuan ke 15
Pertemuan ke 15
 
Pkm......
Pkm......Pkm......
Pkm......
 
Pg bahasa malaysia_sjk_thn_4
Pg bahasa malaysia_sjk_thn_4Pg bahasa malaysia_sjk_thn_4
Pg bahasa malaysia_sjk_thn_4
 
Panduan guru bm sjk tahun 3
Panduan guru bm sjk tahun 3Panduan guru bm sjk tahun 3
Panduan guru bm sjk tahun 3
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Improving vocabulary through drilling method and game
Improving vocabulary through drilling method and gameImproving vocabulary through drilling method and game
Improving vocabulary through drilling method and game
 
Buku panduan bm sjk tahun 6 (30012015)
Buku panduan bm sjk tahun 6  (30012015)Buku panduan bm sjk tahun 6  (30012015)
Buku panduan bm sjk tahun 6 (30012015)
 
01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelim01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelim
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 

50749853 skripsi

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi bagi manusia. Manusia sebagai makhluk sosial dapat berhubungan secara efektif melalui bahasa. Pengungkapan perasaan, pendapat, dan bahkan dengan bahasa manusia berfikir. Komunikasi akan lancar dan tidak menimbulkan kesalahpahaman apabila manusia terampil berbahasa. Karenanya, manusia perlu meningkatkan keterampilan berbahasa baik secara lisan maupun secara tertulis. Komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan yang disampaikan pembicara dapat dipahami oleh penyimak sesuai dengan maksud pembicara. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional disetiap individu. Keterampilan berbahasa erat kaitannya dengan proses berfikir yang mendasari bahasa. Penggunaan bahasa oleh seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin cerah dan jelas pikiran seseorang, maka semakin terampil pula seseorang berbahasa. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih keterampilan berfikir (Dawson & Tarigan dalam Vismaia, Kartimi & Sutari;1997). Keterampilan berbahasa menuntut adanya pengetahuan dan pengalaman dalam berbahasa maupun nonkebahasaan. Pengetahuan berbahasa belum dianggap lengkap apabila tidak diikuti dengan pengalaman berbahasa. Pengalaman
  • 2. 2 berbahasa hanya bisa didapat melalui latihan intensif sehingga dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang. Lembaga pendidikan khususnya Sekolah Dasar memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengembangkan keterampilan berbahasa. Salah satu bidang studi yang ditawarkan kurikulum yakni melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan potensinaya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya. Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun secara tertulis. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa, dan Negara. Mengkaji konsep di atas tentang kemampuan peserta didik memiliki keterampilan, maka berarti proses pendidikan berujung pada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual, dan pengembangan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya. Karenanya, ketika guru memberikan pembelajaran bahasa maka seharusnya guru berfikir bagaimana pembelajaran dapat membentuk sikap, kecerdasan, dan keterampilan peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan.
  • 3. 3 Pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa adalah peserta didik terampil berbahasa seperti terampil menyimak, terampil menulis, terampil membaca, dan terampil berbicara. Keempat keterampilan tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Pada pelaksanaan di dalam proses pembalajaran, semua keterampilan tersebut bekerja bersama-sama. Dengan kata lain, lebih banyak asfek keterampilan berbahasa yang terlibat maka akan lebih baik hasil suatu pembelajaran. Keterampilan menyimak merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang peranannya sangat primer di Dunia Pendidikan. Bagi peserta didik yang kurang mampu menyimak akan mendapat hambatan dalam menerima materi yang disampaikan. Kemampuan menyimak yang efektif, efisien, dan kritis sangat esensial bagi keberhasilan peserta didik. Beberapa permasalahan yang menjadi hambatan dalam proses pembelajaran khususnya di SDN 16 Mataram siswa kelas V (Lima) diantaranya; 1) jumlah peserta didik terlalu banyak yakni 45 siswa, sehingga suasana kelas dalam proses pembelajaran ribut dan tidak terkendali, 2) peserta didik tidak memiliki kesiapan menyimak ketika mengikuti pembelajaran, khususnya menyimak teks cerita, 3) alat bantu belum merata untuk setiap bahan pembelajaran, 4) buku pembelajaran tentang menyimak masih langka, dan 5) guru berasumsi bahwa pembelajaran menyimak tidak perlu direncanakan karena keterampilan menyimak akan dikuasai peserta didik dengan sendirinya. Berdasarkan rincian permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tidak terlaksana secara optimal sehingga kemampuan
  • 4. 4 menyimak peserta didik rendah. Karenanya, guru sebagai tenaga pendidik perlu mempertimbangkan penggunaan strategi yang tepat untuk menyempurnakan dan mengoptimalkan pembelajaran. Salah satu alternative yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan keterampilan menyimak peserta didik dalam pembelajaran adalah menggunakan Strategi Ekspositori (SE). Strategi Ekspositori (SE) merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal lisan dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat mnguasai pelajaran secara optimal. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan pembelajaran yang telah dipaparkan, peneliti tertarik membahas tentang peningkatan keterampilan menyimak dengan Strategi Ekspositori (SE). Beranjak dari ketertarikan peneliti terhadap kenyataan dan permasalahan tersebut, maka peneliti menyusun judul penelitian sbb; Peningkatan Keterampilan Menyimak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Strategi Ekspositori (SE) Pada Siswa SDN 16 Mataram Tahun Ajaran 2009/2010. Permasalahan lain yang mengahadirkan pokok bahasan penelitian ini adalah kurangnya ditemukan penelitian sebelumnya yang terkait dengan permasalahan keterampilan menyimak peserta didik dalam proses pembelajaran. Karenanya, pokok bahasan ini penting untuk dikaji lebih lanjut. 1.2. Rumusan Masalah
  • 5. 5 Bagaimanakah Penerapan Strategi Ekspositori (SE) untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V (Lima) Sekolah Dasar Negeri 16 Mataram Tahun Pelajaran 2009/2010?. 1.3. Tujuan Penelitian Untuk Mengetahui Penerapan Strategi Ekspositori (SE) dalam meningkatkan Keterampilan Menyimak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V (Lima) Sekolah Dasar Negeri 16 Mataram Tahun Pelajaran 2009/2010. Tujuan penelitian ini dijabarkan menjadi lebih khusus yakni sbb; 1.3.1. Mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan Strategi Ekspositori (SE). 1.3.2. Mengetahui proses belajar siswa kelas V (Lima) SDN 16 Mataram dalam pembelajaran keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan Strategi Ekspositori (SE). 1.3.3. Mengetahui hasil belajar siswa kelas V (Lima) SDN 16 Mataram dalam pembelajaran keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan Strategi Ekspositori (SE).
  • 6. 6 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait. Pada lembaga pendidikan khususnya Sekolah Dasar, manfaat penelitian ini diutamakan bagi siswa, bagi guru dan bagi sekolah. Manfaat penelitian ini dirincikan sbb; 1.4.1. Bagi siswa Manfaat penelitian bagi siswa adalah; 1) peserta didik memperoleh model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan keterampilan menyimak, 2) proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik menjadi lebih bermakna, dan 3) mempermudah peserta didik menerima materi pelajaran khususnya asfek menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia. 1.4.2. Bagi guru Manfaat penelitian bagi guru adalah; 1) menyediakan strategi pembelajaran keterampilan menyimak sebagai pertimbangan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, 2) membekali guru tentang konsep Strategi Ekspositori (SE) sehingga dapat menambah pengetahuan, dan 3) sebagai salah satu pilihan bagi guru untuk mengatasi permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada asfek menyimak. 1.4.3. Bagi sekolah Manfaat penelitian bagi sekolah adalah; 1) tercapainya standar kelulusan yang ditetapkan sekolah, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan 2) meningkatkan mutu pembelajaran dengan memperkaya strategi pembelajaran untuk diterapkan oleh staf pendidik.
  • 7. 7 1.5. Definisi Operasional 1.5.1. Menyimak Akhadi-at (1992), menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, mengintepretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Menyimak adalah suatu proses mendengarkan dan menangkap makna pesan dengan penuh perhatian, pemahaman, interpretasi lambang-lambang lisan, dan apresiasi untuk mendapatkan fakta, makna isi, serta mereaksi (merespon) atas makna yang terkandung di dalamnya. 1.5.2. Strategi Pembelajaran Kemp (dalam Sanjaya; 2008) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran adalah perencanaan kegiatan tentang prosedur pembelajaran sebagai jambatan untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga guru mudah menyampaikan dan peserta didik mudah memahaminya. 1.5.3. Strategi Ekspositori (SE) Sanjaya (2008) Strategi Ekspositori (SE) adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal lisan dari guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi Ekspositori (SE) adalah perencanaan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan penyampaian informasi secara verbal lisan dari
  • 8. 8 seorang guru terhadap sekelompok siswa. Peran siswa pada strategi ini adalah menyimak untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan. 1.6. Keterbatasan Penelitian Bahasan kajian pada penelitian ini dirincikan sbb; 1) variabel harapan penelitian ini membahas tentang peningkatan keterampilan menyimak peserta didik, dan 2) variabel tindakan penelitian ini adalah penerapan Strategi Ekspositori (SE) pada pembelajaran keterampilan menyimak. 1.7. Kerangka Pemecahan Masalah Pada bagian latar belakang telah disebutkan bahwa penggunaan Strartegi Ekspositori (SE) terdiri dari 5 (lima) tahapan, yaitu; 1) persiapan (preparation), penyajian (presentation), 3) menghubungkan (corelation), 4) menyimpulkan (generalation), dan 5) penerapan (aplication). Pelaksanaan tahapan-tahapan Strategi Ekspositori (SE) dalam pembelajaran keterampilan menyimak, memerlukan persiapan dan pelaksanaan yang maksimal untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Pada penelitian ini, untuk mengetahui keberhasilan pelaksnaan Strategi Ekspositori (SE) peneliti mempersiapkan instruiment penilaian. Pelaksanaan tahapan Strategi Ekspositori (SE) pada penelitian ini merupakan langkah pemecahan permasalahan peserta didik dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan tahapan-tahapan Strategi Elspositori (SE), keterampilan menyimak peserta didik dapat diukur menggunakan instrument
  • 9. 9 penilaian hasil maupun instrument penilaian proses. Instrument penilaian ini disediakan untuk peserta didik secara berkelompok. Pelaksana/pengambilan data untuk penilaian keterampilan menyimak dilakukan oleh peneliti bersama rekan sejawat dan guru kelas selaku kolaborator.
  • 10. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Menyimak 2.1.1. Definisi Menyimak Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Akan tetapi, jika kita mengkajinya lebih jauh ketiganya memiliki perbedaan pengertian. Beranjak dari asumsi tersebut banyak orang yang kurang memperhatikan perbedaannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendengar mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga (dalam Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997). Mengkaji makna mendengar menurut kamus besar tersebut dapat dipahami bahwa seseorang mendengar suara itu, tanpa ada unsur kesengajaan. Mendengarkan memiliki arti mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Hal ini berarti bahwa ada unsur kesengajaan dalam perbuatannya itu. Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan baik- baik apa yang diucapkan orang lain. Hal tersebut berarti bahwa faktor kesengajaan dalam kegiatan menyimak sangat besar. Unsur kesengajaan dalam kegiatan menyimak lebih besar daripada kegiatan mendengarkan, karena dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami apa yang disimaknya, sedangkan mendengarkan tingkatan pemahaman belum ditingkatkan.
  • 11. 11 Kegiatan menyimak bunyi bahasa yang tertangkap oleh alat pendengar kemudian diidentifikasi dan dikelompokkan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa menyimak merupakan suatu peristiwa penerimaan pesan, gagasan, pikiran atau perasaan seseorang. Penerima pesan dapat memberi respon atau tanggapan terhadap pembicaraan itu. Hal ini berarti telah terjadi peristiwa komunikasi berbahasa antara pembicara dengan penyimak. Anderson (dalam Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997), keterampilan menyimak merupakan kemampuan menangkap dan memainkan makna pesan baik yang tersirat maupun tersurat yang terkandung dalam bunyi, unsur kemampuan mengingat pesan juga merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengertian menyimak. Maka dengan menyimak dapat dibatasi sebagai proses besar mendengarkan dan mengintepretasikan lambang-lambang lisan. Tarigan (dalam Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997), menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta intepretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memaknai makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujian atau bahasa lisan. Akhadi-at (1992), menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, mengintepretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Menyimak diartikan sebagai proses apresiasi penuh kesungguhan disertai penelahaan untuk direspon.
  • 12. 12 Mengkaji definisi yang dikemukakan para pakar di atas, dapat dipahami bahwa menyimak merupakan suatu proses mendengarkan dan menangkap makna pesan dengan penuh perhatian, pemahaman, interpretasi lambang-lambang lisan, dan apresiasi untuk mendapatkan fakta, makna isi, serta mereaksi (merespon) atas makna yang terkandung di dalamnya. 2.1.2. Tujuan Menyimak Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa menyimak merupakan peristiwa penerimaan pesan, gagasan, atau pikiran seseorang. Pesan itu harus dipahami dengan jelas oleh penyimak sebagai bukti ia memahami pesan itu, ia harus bereaksi memberi tanggapan atau respon. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menyimak merupakan kegiatan yang disengaja, direncanakan, untuk mencapai proses tujuan. Seseorang tidak akan menyimak apabila ia tidak mempunyai maksud untuk apa ia menyimak. Sebaliknya sesorang pembicarapun melakukan kegiatan karena ada tujuan yang diharapkan dari penyimaknya. Aktivitas menyimak yang tidak tepat akan menimbulkan tujuan menyimak yang tidak tercapai. Pada kegiatan menyimak ada dua asfek tujuan yang perlu diperhatikan, yaitu; 1) adanya pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan pembicara, 2) pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan itu sesuai dengan kehendak pembicara ( Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997). Berdasarkan dua asfek tujuan menyimak tersebut, ( Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997) mengemukakan beberapa tujuan menyimak diantaranya; 1)
  • 13. 13 mendapatkan fakta, 2) menganalisis fakta, 3) mengevaluasi fakta, 4) mendapatkan inspirasi, dan 5) mendapatkan hiburan. Berikut uraian masing-masing tujuan menyimak tersebut. 2.1.2.1. Mendapatkan fakta Mendapatkan fakta dapat dilakukan melalui berbagai cara, bisa melalui keterampilan membaca, bisa pula melalui keterampilan menyimak. Pemerolehan informasi melalui membaca di Negara-Negara maju sudah sangat membudaya baik melalui majalah, koran, maupun buku-buku lainnya. Akan tetapi, di Negara berkembang khususnya Indonesia, pemerolehan informasi melalui membaca belum populer dikalangan masyarakat. Sebagian besar seseorang lebih cendrung mendapatkan informasi melalui kegiatan menyimak, baik melalui radio, televisi, ceramah, dan sebagainya. 2.1.2.2. Menganalisis fakta Menganalisis fakta merupakan proses menaksir informasi sampai pada tingkat unsur-unsurnya, menaksir sebab akibat yang terkandung dalam fakta-fakta itu. Tujuan ini muncul biasanya karena fakta yang diterima ingin dipahami maknanya secara lebih mendalam. Proses menganalisis harus berlangsung secara ajeg, artinya bahan simakan harus dipahami betul-betul maknanya. 2.1.2.3. Mengevaluasi fakta Mengevaluasi fakta atau gagasan merupakan tujuan menyimak. Penyimak yang kritis akan mengajukan pertanyaan sehubungan hasil analisisnya, pertanyaan tersebut diantaranya; 1) cukup bernilaikah fakta-fakta yang
  • 14. 14 diterimanya?, 2) akuratkah fakta-fakta tersebut?, dan 3) relevankah fakta-fakta itu dengan pengetahuan penyimak?. 2.1.2.4. Mendapatkan inspirasi Seseorang penyimak tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan fakta, akan tetapi selain itu tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan inspirasi. Seseorang mendengarkan ceramah atau diskusi ilmiah semata-mata untuk mendapatkan inspirasi atau ilham. Cara-cara mendapatkan inspirasi disini dapat diberikan contoh seperti seseorang yang menghadiri pertemuan, seminar, debat dan sebagainya dengan tujuan untuk membangkitkan semangatnya. 2.1.2.5. Mendapatkan hiburan Pada dasarnya manusia hidup memerlukan hiburan. Hiburan dapat diperoleh melalui bermacam kegiatan termasuk kegiatan menyimak. Tentunya bahan yang disimak dapat menyegarkan pikiran, menyenangkan hati, dan dapat menghibur diri. 2.1.3. Unsur-Unsur Dasar Menyimak Menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks, karena sangat tergantung pada berbagai unsur yang mendasarinya. Unsur-unsur menyimak merupakan unsur yang fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak.
  • 15. 15 Menciptakan kegiatan menyimak, unsur-unsur tersebut harus ada. Unsur-unsur menyimak yang dimaksud diantaranya; 1) pembicara sebagai sumber pesan, 2) penyimak sebagai penerima pesan, 3) bahan pembicaraan sebagai unsur konsep, dan 4) bahasa lisan sebagai media (Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997). 2.1.4. Menyimak Komprehensif Vismaia, Kartimi & Sutari (1997), salah satu tujuan menyimak ialah menerima ransang untuk memahami suatu pesan tertentu. Mendengar untuk memahami disebut menyimak komprehensif. Seseorang dapat dikatakan penyimak komprehensif yang baik apabila mampu menerima, memperhatikan dan memberikan makna dari pesan yang sedekat mungkin sama dengan pesan yang disampaikan pembicara. Beberapa tujuan menyimak yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diketahui bahwa menyimak komprehensiflah yang mendapat perhatian lebih khusus, dengan alasan bahwa menyimak pemahaman bersifat testable (dapat diuji). Berikut beberapa factor yang dapat mempengaruhi kemampuan menyimak komprehensif yaitu ingatan, konsentrasi, dan kosakata. 2.1.4.1. Memori (Ingatan) Berdasarkan teori skematis, seseorang tidak dapat memproses informasi tanpa melibatkan ingatan. Menelaah konsep teori ini, dengan memori manusia dapat menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lainnya. Adapun memori dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting yaitu; 1) menyusun arah tentang apa yang akan kita lakukan dalam aktivitas, 2) memberikan struktur baku terhadap
  • 16. 16 pemahaman kita, dan 3) memberikan arah untuk mengingat pengalaman atau pengetahuan dan informasi yang telah diketahui sebelumnya. 2.1.4.2. Konsentrasi Variabel signifikan yang berpengaruh terhadap menyimak komprehensif adalah kemampuan pendengar untuk berkonsentrasi atau menaruh item-item yang akan diingat. Berkonsentrasi pada pesan yang dikirimkan oleh pembicara merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh penyimak. 2.1.4.3. Perbendaharaan kata Kosakata yang dimiliki seseorang merupakan factor yang dapat mempengaruhi kemampuan komprehensif penyimak. Berasumsi bahwa ukuran kosakata merupakan variabel penting dalam pemahaman penyimak. Hal tersebut disebabkan karena makna merupakan bagian integral dari proses menyiamak, maka perlu memiliki kosakata yang cukup sehingga dapat mengembangkan system kategori dan menekan sekecil mungkin kesalahan kategoris yang dikembangkan dalam proses menyimak. Kemampuan lain yang perlu dimiliki penyimak komprehensif adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan (implikasi). Kesimpulan adalah data yang tidak disampaikan dalam pembicaraan melainkan disimpulkan saja. Seorang penyimak yang baik harus dapat menyimak gagasan utama dan rinciannya. Menghindari terjadinya kekeliruan dalam menyimak, berikut disajikan langkah-langkah menarik kesimpukan diantaranya; 1) pahami gagasan-gagasan secara keseluruahan, 2) berikan alasan gagasan yang telah disimpulkan, 3) aturlah sedemikian rupa sehingga diperoleh kecocokan antar gagasan-gagasan yang
  • 17. 17 disimpulkan, dan 4) pusatkan dasar pemikiran pada gagasan yang dinyatakan oleh pembicara, dan jangan dikacaukan oleh opini serta perasaan pribadi. 2.1.5. Menyimak Dalam Pembelajaran Perkembangan kemampuan menyimak bahasa lisan merupakan proses panjang dan berkesinambungan. Kemampuan tidak akan diperoleh secara otomatis, akan tetapi guru harus kontinu. Karenanya, tugas guru yang penting adalah memperbanyak variasi kegiatan menyimak yang jelas tujuannya, terarah, dan lengkap. Peserta didik harus sadar akan pentingnya latihan menyimak secara terus-menerus. Apabila guru menuntut kepada peserta didik untuk menanggapi setiap penuturan atau pembicaraan, maka dengan sendirinya peserta didik akan berusaha menyimak dengan sebaik-baiknya. Berkaitan dengan hal tersebut, guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik agar berani berbicara atau merespon lebih banyak dari apa yang disimaknya. Pada sebuah lembaga pendidikan, menyimak sudah menjadi bagian dari pembelajaran bahasa. Akan tetapi, kebanyakan guru, para ahli berasumsi bahwa pembelajaran keterampilan menyimak tidak perlu direncanakan tersendiri. Bahkan ada anggapan bahwa keterampilan menyimak akan dikuasai dengan sendirinya apabila pembelajaran lainnya telah berjalan dengan baik. Pengkajian, penelahaan,
  • 18. 18 dan penelitian mengenai keterampilan menyimakpun sangat langka (Tarigan; 1987). Suyatno (2004) menyebutkan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak diantaranya; 1) guru memberikan pengantar singkat tentang pelaksanaan pembelajaran, 2) bacakan teks cerita yang telah dipersiapkan, 3) siswa menyimak teks cerita, 4) siswa secara berkelompok mengidentifikasi teks cerita, 5) siswa mendiskusikan hasil identifikasi hasil diskusi, 6) siswa melaporkan hasil diskusi di depan kelas, dan 7) siswa menyimpulkan pembelajaran hari itu. Berdasarkan uraian langkah-langkah yang diuraikan Suyatno diatas, dapat dipahami bahwa pembelajaran keterampilan menyimak perlu mendapatkan perhatian lebih besar oleh staf pengajar agar hasil pembelajaran tercapai secara maksimal. 2.2. Teori Strategi Ekspositori (SE) 2.2.1. Definisi Strategi Penggunaan strategi pada dasarnya adalah untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Mengkaji konsep strategi berkaitan dengan Dunia Pendidikan, David (dalam Sanjaya; 2008) menyatakan bahwa strategi merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menelaah konsep strategi yang diungkapkan di atas, ada dua hal yang perlu dipahami yaitu; pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana
  • 19. 19 tindakaan (rangkaian tindakan) termasuk penggunaan metode dan media yang digunakan dalam pemabelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah untuk pencapaian tujuan. Kemp (dalam Sanjaya; 2008) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat tersebut, Dik & Cary (dalam Sanjaya; 2008) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar siswa. Berdasarkan definisi para ahli di atas dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran adalah perencanaan kegiatan yang disusun oleh guru yang berisi tentang prosedur pembelajaran sebagai jambatan untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga guru mudah menyampaikan dan peserta didik mudah memahaminya. 2.2.2. Definisi Strategi Ekspositori (SE) Sanjaya (2008) Strategi Ekspositori (SE) adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal lisan dari guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (dalam Sanjaya; 2008) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran lansung (direct intruction). Mengapa demikian? Karena dalam strategi ini materi pelajaran
  • 20. 20 disampaikan lansung oleh guru. Strategi ekspositori juga sering disebut dengan istilah strategi “chalk and talk”. David (dalam Pentatito Gunowibowo; 1998) menyatakan bahwa Strategi Ekspositori (SE) merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Dimyati dan Mudjiono (1999) mengatakan bahwa Strategi Ekspositori (SE) adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang penting adalah 1) menyusun program pembelajaran, 2) memberi informasi yang benar, 3) pemberi fasilitas yang baik, 4) pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar, dan 5) penilai prolehan informasi. Sedangkan peranan siswa adalah 1) pencari informasi yang benar, 2) pemakai media dan sumber yang benar, dan 3) menyelesaikan tugas dengan penilaian guru. Mengakaji definisi Strategi Ekspositori (SE) yang diungkapkan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi Ekspositori (SE) adalah perencanaan pembelajaran yang menekankan pada penyampaian materi secara verbal lisan oleh guru terhadap sekelompok siswa. Materi yang disampaikan guru dalam bentuk jadi sehingga peserta didik hanya dituntut untuk menguasainya. Berdasarkan pendapat di atas, Strategi Ekspositori (SE) yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengombinasikan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru berupa soal-soal yang dikerjakan secara kelompok. Hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat
  • 21. 21 evaluasi hasil belajar yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru. Karakteristik strategi ekspositori (SE) adalah sbb; 1) Strategi Ekspositori (SE) dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal atau penuturan, 2) biasanya materi yang disampaikan adalah materi yang sudah jadi, seperti data, fakta, dan konsep-konsep tertentu yang harus dipahami oleh siswa, dan 3) tujuan utamanya adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan (Sanjaya; 2008). Sanjaya (2008) Strategi Ekspositori (SE) akan efektif manakala; 1) guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dipelajari siswa, 2) apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu, misalnya materi yang bersifat ingatan sehingga peserta didik dapat mengungkapkannya kembali, 3) jika ingin membangkitkan keingintahuan peserta didik, 4) apabila peserta didik memiliki tingkat kesulitan yang sama, dan 5) jika lingkungan tidak mendukung menggunakan strategi yang berpusat pada siswa. 2.2.3. Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Ekspositori (SE) Penggunaan Strategi Ekspositori (SE) terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Prinsip tersebut diantaranya; 1) berorientasi pada tujuan, 2) prinsip komunikasi, dan 3) prinsip kesiapan (sanjaya; 2008).
  • 22. 22 2.2.3.1. Berorientasi pada tujuan Sebelum guru menerapkan Strategi Ekspositori, terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti cerita pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur. Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan guru mengontrol efektifitas penggunaan strategi pembelajaran. 2.2.3.2. Prinsip komunikasi Pada prinsip ini guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekanakan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan yang bisa mengganggu proses komunikasi. 2.2.3.3. Prinsip kesiapan Kesiapan merupakan hukum belajar. Setiap individu akan merespon dengan cepat setiap stimulus apabila sudah memiliki kesiapan. Karenanya, sebelum guru menyampaikan informasi, perlu diyakinkan bahwa otak peserta didik telah tersedia file yang akan disampaikan atau belum. 2.2.4. Tahapan Penerapan Strategi Ekspositori (SE) Sanjaya (2008) tahapan penerapan Strategi Ekspositori adalah sbb; 1) tahap persiapan (preparation), 2) tahap penyajian (presentation), 3) tahap
  • 23. 23 menghubungkan (correlation), 4) tahap menyimpulkan (generalation), dan 5) tahap penerapan (aplication). 2.2.4.1. Persiapan (Preparation) Persiapan (Preparation) merupakan langkah mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Keberhasilan pelaksanaan kegiatannya bergantung pada tahap persiapan. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada tahap persiapan ini adalah sbb; 1) mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif, 2) membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa, 3) meransang dan menggugah rasa ingin tahu siswa, dan 4) menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka. 2.2.4.2. Penyajian (Presentation) Penyajian (Presentation), merupakan langkah penyajian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yanag telah dilakukan. Hal yang harus dipikirkan guru pada tahap penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran agar dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. 2.2.4.3. Korelasi (Corelation) Korelasi (Corelation), merupakan langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi bertujuan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berfikir dan kemampuan motorik siswa.
  • 24. 24 2.2.4.4. Menyimpulkan (Generalazation) Menyimpulkan (Generalazation), merupakan tahapan memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Tahap menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting pada Strategi Ekspositiri, sebab siswa akan dapat mengambil intisari dari proses penyajian materi pelajaran. 2.2.4.5. Mengaplikasikan (Aplication) Mengaplikasikan (Aplication), merupakan langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Melalui langkah ini guru dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah; 1) membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, dan 2) memberikan tes yang sesuai dengan dengan materi pelajaran yang telah disajikan. 2.2.5. Keunggulan & Kelemahan Strategi Ekspositori (SE) Keunggulan Strategi Ekspositori (SE) sbb; 1) guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, sehingga mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai pelajaran, 2) Strategi Ekspositori (SE) dianggap sangat efektif apabila materi yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara alokasi waktu yang tersedia sedikit, 3) Strategi Ekspositori (SE) bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar, dan 4) peserta didik dapat melihat dan mengobservasi melalui pelaksanaan demonstrasi (Sanjaya; 2008).
  • 25. 25 Kelemahan Strategi Ekspositori (SE); 1) Strategi Ekspositori (SE) hanya cocok digunkan pada siswa yang memiliki kemampuan mendengar secara baik, 2) Strategi Ekspositori (SE) tidak dapat melayani perbedaan individu, 3) sulit mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal kemampuan sosialisasi, interpersonal, dan berfikir kritis, dan 4) keberhasilan Strategi Ekspositori (SE) tergantung kemampuan guru (Sanjaya; 2008). 2.3. Kerangka Berfikir Permasalahan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menyimak tidak terlepas dari lemahnya penggunaan strategi pembelajaran yang diterapkan pendidik. Minimnya literature tentang menyimak merupakan salah satu kendala yang dirasakan pendidik dalam upaya mengatasi permasalahan pembelajaran keterampilan menyimak. Karenanya, strategi pembelajaran keterampilan menyimak perlu dikaji secara mendalam dan ilmiah dalam upaya mengatasi rendahnya mutu pembelajaran. Salah satu upaya untuk mengatasi rendahnya mutu pembelajaran adalah pendidik mempertimbangkan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan bahan pembelajaran menyimak. Pertimbangan berbagai strategi pembelajaran merupakan tugas dan kewajiban pokok yang harus dilakukan guru sebagai pemerhati pendidikan. Berdasarkan paparan diatas, upaya peningkatan pembelajaran keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat diwujudkan dengan berbagai pertimbangan penggunaan strategi pembelajaran. Salah satu
  • 26. 26 strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik bahan pembelajaran keterampilan menyimak adalah konsep Strategi Ekspositori (SE). konsep Strategi Ekspositori memiliki kesesuaian dengan bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya asfek menyimak. Kesesuaian antara Strategi Ekspositori (SE) dengan bahan pelajaran keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat diketahui melalui karakteristik Strategi Ekspositori. Seperti yang telah dirincikan pada bagian sebelumnya, karakteristik Strategi Ekspositori (SE) adalah sbb; 1) Strategi Ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal atau penuturan, 2) biasanya materi yang disampaikan adalah materi yang sudah jadi, seperti data, fakta, dan konsep-konsep tertentu yang harus dipahami oleh siswa, dan 3) tujuan utamanya adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan (Sanjaya; 2008). Berdaasarkan paparan karakteristik SE di atas, dapat dipahami bahwa hasil belajar siswa ditekankan pada proses keterampila menyimak. Melalui bahan pelajaran yang secara utuh dan penerapan langkah-langkah SE secara maksimal, siswa diharapkan dapat memahami informasi, fakta, dan konsep-konsep yang terkandung di dalamnya. Selain itu juga siswa diharapkan dapat mengungkapkan kemabali tentang apa saja yang telah dipahaminya.
  • 27. 27 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dipaparakan, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Penggunaan rancangan ini didasarkan pada kesesuaian antara karakteristik penelitian tindakan kelas dengan tujuan penelitian yaitu peningkatan keterampilan menyimak menggunakan Strategi Ekspositori (SE) mata pelajaran Bahasa Indonesia selama proses pembelajaran di kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan jenis penelitian tindakan yang pelaksanaannya di kelas. Maksud dan tujuannya adalah untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Dikatakan jenis PTK karena penelitian melakukan tindakan peningkatan keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Strategi Ekspositori (SE) pada siswa kelas V (lima) SDN 16 Mataram tahun ajaran 2009/2010.
  • 28. 28 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu pada awal bulan januari tahun pelajaran 2010. Tempat penelitian ini adalah di SDN 16 Mataram. Tempat penenelitian dipilih karena beberapa pertimbangan yakni; 1) factor efektif dan efisiensi bagi peneliti karena sekolah dekat dengan tempat tinggal peneliti, 2) pelaksanaan penelitian dapat dilaksanakan setiap saat (sesuai jadwal), dan 3) memudahkan peneliti terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan penelitian. 3.3. Subyek dan Observer Penelitian Subyek penelitian adalah kelas V (lima) SDN 16 Mataram. Siswa kelas V (lima) terdiri dari satu kelas yang berjumlah 45 siswa. Jumalah peserta didik laki sebanyak 24 siswa, sedangkan jumlah peserta didik putri sebanyak 21 siswi. Pada penelitian ini semua peserta didik terlibat dalam penelitian. Observer pada penelitian ini adalah rekan sejawat dan guru kelas V (lima). Pilihan terhadap observer pada penelitian ini berdasarkan atas 1) kedekatan peneliti dengan teman sejawat dan 2) bimbingan guru kelas yaitu siswa kelas V (lima) agar dapat mempermudah proses penelitian. 3.4. Prosedur Penelitian Kurt Lwin (Ghony 2008), Konsep pokok penelitian terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu; 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), dan 4) refleksi (reflectimg).
  • 29. 29 Berdasarkan konsep model penelitian di atas, pokok penelitian ini terdiri dari 4 (empat) langkah diantarnya; 1) perencanaan, 2) pelaksanaan 3) observasi, dan 4) refleksi. Keempat langkah tersebut, peneliti melaksanakannya dalam 2 (dua) tahap siklus. Berikut adalah uraian dari kedua siklus tersebut. 3.4.1. SIKLUS-I 3.4.1.1. Perencanaan Kegiatan pada tahap ini peneliti mempersiapkan perlengkapan pembelajaran seperti rencana pembelajaran, materi yaitu teks cerita, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan instrument penelitian. Pada tahap ini peneliti juga mempersiapkan tempat catatan-catatan khusus tentang tingkah laku siswa yang tidak terduga sewaktu mengikuti pembelajaran. 3.4.1.2. Pelaksanaan Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RP) yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti. Pelaksanaan Rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang diberikan yaitu menggunakan Strategi Ekspositori (SE). 3.4.1.3. Observasi Pada pelaksanaan rencana pembelajaran, mitra penelitian selaku tim kolaborator bersama peneliti melakukan observasi yaitu dengan mengisi instrument penelitan yang telah dipersiapkan. Pada kegiatan ini semua kegiatan siswa dicatat selama mengikuti proses pembelajaran.
  • 30. 30 3.4.1.4. Refleksi Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti bersama kolaborator menganalisis data hasil observasi yang telah dilakukan. Branjak dari analisis data dilanjutkan dengan melakukan refleksi yaitu pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan selama pelaksanaan Strategi Ekspositori (SE). 3.4.2. SIKLUS-II 3.4.2.1. Perencanaan Kegiatan pada tahap ini peneliti melakukan pembenahan kekurangan pelaksanaan siklus pertama berdasarkan hasil refleksi. Pada tahap ini, kegiatannya sama seperti siklus pertama yaitu mempersiapkan perlengkapan pembelajaran seperti rencana pembelajaran, materi, Lembar Kerja Siswa (LKS) beserta instrument yang telah dipersiapkan. 3.4.2.2. Pelaksanaan Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RP). Bahan pelajaran/materi yang disampaiakan pada siklus II berbeda dengan siklus pertama. Pelaksanaan Rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang diberikan yaitu menggunakan Strategi Ekspositori (SE). 3.4.2.3. Observasi
  • 31. 31 Pada pelaksanaan rencana pembelajaran, mitra penelitian selaku tim kolaborator bersama peneliti melakukan observasi yaitu dengan mengisi instrument penelitan yang telah dipersiapkan. Pada kegiatan ini semua kegiatan siswa dicatat selama mengikuti proses pembelajaran. 3.4.2.4. Refleksi Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti menganalisis data hasil observasi yang telah dilakukan. Branjak dari analisis data kemudian dilanjutkan dengan melakukan refleksi yaitu pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan selama pelaksanaan Strategi Ekspositori (SE), sehingga diperoleh data baru. Secara skematis pelaksanaan pokok langkah penelitian Siklus-I dan Siklius-II dapat digambarkan sbb; PELAKSANAAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PERENCANAAN SIKLUS-I SIKLUS-I OBSERVASI OBSERVASI REFLEKSI REFLEKSI
  • 32. 32 PELAKSANAAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PERENCANAAN SIKLUS-II SIKLUS-II OBSERVASI OBSERVASI REFLEKSI REFLEKSI 3.5. Indikator Kinerja Keberhasilan Penggunaan Strategi Ekspositori (SE) oleh peneliti diantaranya; 1) mempersiapkan peserta didik menerima pelajaran, 2) menyampaikan materi pelajaran, 3) menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman peserta didik, dan 4) unjuk kemampuan siswa setelah menyimak materi pelajaran, dan 5) menyimpulkan pokok bahan pelajaran melalui pemberian tugas. Pencapaian peningkatan keterampilan menyimak diantaranya; 1) kondisi mental peserta didik siap mengikuti pembelajaran, 2) motivasi peserta didik meningkat, 3) keaktifan peserta didik tinggi, 4) konsentrasi dan keseriusan peserta didik optimal, 5) kemampuan peserta didik menangkap bahan simakan, 6) kemampuan peserta didik menyampaikan hasil simakan, dan 7) kemampuan peserta didik menyimpulkan pokok bahan pelajaran. 3.6. Instrument Penelitian Pada bagian ini disajikan tentang; 1) kisi-kisi instrument penilaian penggunaan Strategi Ekspositori (SE), 2) instrument pedoman penilaian penggunaan Strategi Ekspositori (SE), 3) kisi-kisi instrument penilaian pencapaian keterampilan menyimak, 4) instrument pedoman penilaian proses
  • 33. 33 pencapaian keterampilan menyimak, dan 5) instrument pedoman penilaian hasil pencapaian keterampilan menyimak. 3.6.1. Kisi-kisi instrument penilaian penggunaan Strategi ekspositori (SE) Berikut disajikan kisi-kisi penilaian penggunaan Strategi Ekspositori (SE). Kisi-kisi instrument penilaian penggunaan Strategi Ekspositori (SE) dapat dilihat melalui tabel berikut; Tabel 1 Kisi-Kisi Instrument Penilaian Penggunaan Strategi Ekspositori (SE) No Asfek Pernyataan Jumlah Item 1 Pesiapan Mempersiapkan peserta didik menerima 3 item (preparation) pelajaran 2 Penyajian Penyampaian materi pelajaran 2 item (presentation) 3 Korelasi Menghubungkan materi pelajaran dengan 1item (correlation) pengalaman peserta didik 4 Mengaplikasikan Unjuk kemampuan siswa setelah menyimak 1 item (application) materi pelajaran 5 Menyimpulkan Menyimpulkan bahan pelajaran 1 Item (generalation) 3.6.2. Instrument pedoman penilaian penggunaan SE Pada bagian ini disajikan instrument pedoman pengamatan tentang hal apa saja yang perlu diamati dalam penggunaan Srategi Ekspositiri (SE). Pedoman penelitian penggunaan Strategi Ekspositori (SE) dapat dilhat melalui tabel berikut; Tabel 2 Instrument Pedoman Penilaian Penggunaan Strategi Ekspositori (SE) Skala No Tahap Pernyataan 4 3 2 1 1 Pesiapan  Guru melakukan apersepsi
  • 34. 34 (preparation)  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran  Guru menyampaikan materi pokok 2 Penyajian  Guru mengkondisikan siswa agar siap (presentation) menyimak  Guru menyampaikan materi pelajaran (memaca teks cerita) yang telah dipersiapkan 3 Korelasi  Guru bersama peserta didik melakukan (correlation) tanya jawab 4 Mengaplikasikan  Guru membimbing siwa menyelesaikan (application) tugas 5 Menyimpulkan  Guru bersama siswa Menyimpulkan (generalation) bahan pelajaran Jumlah Perolehan SKOR = x 100 Jumlah Maximum 3.6.3. Kisi-kisi instrument penilaian pencapaian keterampilan menyimak Kisi-kisi instrument penilaian pencapaian keterampilan menyimak dapat dilihat melalui tabel berikut; Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Pencapaian Keterampilan Menyimak Jumlah Tahap Pernyataan No Item 1 Pesiapan  Kesiapan peserta didik ketika akan menyimak 1 item (preparation) informasi atau/cerita (penilaian proses) 2 Penyajian  Keseriusan peserta didik menyimak 1 item (presentation) informasi/cerita (penilaian proses) 3 Mengaplikasikan  Keaktifan peserta didik memberikan pendapat 1 item (application) dalam satu kelompok sewaktu menyelsaikan tugas kelompok (penilaian proses)  Kesesuaian & kelengkapan ringkasan (penilaian 1 item hasil)  Penggunaan bahasa ringkasan (penilaian hasil) 1 item  Ketepatan urutan cerita ringkasan (penilaian 1 item hasil) 3.6.4. Instrument pedoman penilaian proses pencapaian keterampilan menyimak
  • 35. 35 Pedoman penilaian proses keterampilan menyimak peserta didik dapat dilhat melalui tabel berikut; Tabel 4 Istrument Pedoman Penilaian Proses Pencapaian Keterampilan Menyimak ASFEK PENGAMATAN DAN SKOR Kesiapan Keseriusan Keaktifan Kelompok kurang tidak kurang tidak kurang tidak Nilai siap serius aktif siap siap serius serius aktif aktif 3 2 1 3 2 1 3 2 1 I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah Perolehan SKOR = x 100 Jumlah Maximum DESKRIPTOR Siap : seluruh anggota kelompok mempersiapkan diri untuk menyimak. Kurang Siap : sebagian anggota kelompok mempersiapkan diri untuk menyimak Tidak Siap : semua anggota kelompok kelihatan tidak mempersiapkan diri untuk menyimak Serius : semua anggota kelompok bersungguh-sungguh menyimak cerita yang dibacakan dan mencatat hal-hal penting.
  • 36. 36 Kurang Serius : sebagian anggota kelompok bersungguh-sungguh menyimak cerita yang dibacakan dan mencatat hal-hal penting. Tidak Serius : semua anggota kelompok kelihatan tidak bersungguh-sungguh menyimak cerita yang dibacakan dan mencatat hal-hal penting Aktif : semua anggota kelompok ikut serta memberikan pendapat dalam mengerjakan tugas. Kurang Aktif : sebagian anggota kelompok memberikan pendapat dalam pengerjaan tugas. Tidak Aktif : semua anggota kelompok kelihatan tidak diam dan tidak membahas tugas yang diberikan. 3.6.5. Instrument pedoman penilaian hasil pencapaian keterampilan menyimak Pada bagian ini disajikan instrument pedoman pengamatan penilaian hasil dan deskripsinya. Pedoman penilaian hasil keterampilan menyimak peserta didik dapat dilhat melalui tabel berikut; Tabel 5 Instrumen Pedoman Penilaian Hasil Pencapaian Keterampilan Menyimak ASPEK PENILAIAN Total Nilai .KELOMPOK Kesesuaian Isi Penggunaan Ketepatan urutan bahasa cerita I II III IV V VI VII
  • 37. 37 VIII IX X XI Jumlah Perolehan SKOR = x 100 Jumlah Maximum DESKRIPTOR Tabel 6 Deskripsi Penilaian Hasil Pencapaian Keterampilan Menyimak Asfek Yang kualifikasi Deskriptor Dan Skor NO Dinilai 3 2 1 1 Kesesuaian isi  Semua ringkasan kalimat menunjukkan isi cerita teks (3)  Beberapa ringkasan kalimat menunjukkan isi cerita teks (2)  Tidak ada ringkasan kalimat yang menunjukkan isi cerita teks (1) 2 Penggunaan  Kalimat yang digunakan mudah dipahami (3) bahasa  Sebagian kalimat ringkasan rancu (2)  Semua kalimat ringkasan rancu (1) 3 Ketepatan  Urutan cerita pada kalimat ringkasan tepat dengan teks cerita (3)  Ada bagian urutan ringkasan cerita teks bertukaran (2)  Semua urutan cerita pada ringkasan tidak tepat dengan urutan teks crita (1) 3.7. Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis dan interaktif yang dikembangkan oleh Miles & Huberman dalam proposal penelitian (Mansyur, Y., ). Analisis tersebut menyatakan sejumlah langkah, yaitu; 1) menelaah data, 2) mereduksi data, 3) menyajikan data, dan 4) menyimpulkan. Pada pelaksanaannya, analisis data merupakan proses siklus sehingga langkah-langkah analisis saling terkait. Hal ini dilakukan selama proses pengumpulan data dalam penelitian. 3.7.1. Telaah data
  • 38. 38 Penelahaan data diawali dengan mentranskripsikan data hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah hasil transkripsi data dianalisis diikuti dengan penyimpulan. 3.7.2. Reduksi data Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasi hasil pengamatan penelitian baik hasil pemberian tindakan maupun hasil tugas peserta didik. Kegiatan yang dilakukan adalah pengategorian data dan pengklasifikasian data. Data tersebut perlu disederhanakan untuk memudahkan membuat kesimpulan. 3.7.3. Penyajian data Hasil reduksi data merupakan bahan penyajian data. Penyajian data dilakukan dengan menampilkan satuan-satuan informasi secara sistematis sehingga memungkinkan peneliti sampai kepada gambaran untuk melakukan penyimpulan. Data yang disajikan berupa hasil instrument penggunaan Strategi Ekspositori (SE), pencapaian keterampilan proses dan hasil peserta didik. 3.7.4. Penyimpulan Penyimpulan merupakan kegiatan interpretasi sebelum dihasilkan suatu temuan. Pada kegiatan ini peneliti menafsirkan data yang telah terkumpul diikuti dengan mengecek keabsahan hasil analisis data dengan cara melakukan tukar pendapat dengan rekan sejawat dan guru kelas selaku kolaborator. Taraf keberhasilan pemberian tindakan dan rambu-rambu analisis hasil belajar siswa dalam KBM keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Strategi Ekspositori (SE).
  • 39. 39 Tabel 7 Taraf Keberhasilan KBM Pencapaian Tujuan Tingkat Keberhasilan Skor/Nilai Kualifikasi Pembelajaran Pembelajaran 85-100 4 Sangat baik Berhasil 75-84 3 Baik Berhasil 65-74 2 Cukup Baik Berhasil 55-64 1 Kurang Baik Belum Berhasil Tabel 8 Rambu–Rambu Analisis Hasil Belajar Siswa Pencapaian Tujuan Tingkat Keberhasilan Kualifikasi Pembelajaran Pembelajaran 85-100 Sangat baik Berhasil 75-84 Baik Berhasil 65-74 Cukup Baik Berhasil 55-64 Kurang Baik Belum Berhasil BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan pada tindakan siklus-siklus penelitian. Paparan data hasil penelitian disesuaikan dengan permasalahan dan pemberian tindakan mencakup; 1) data perencanaan, 2) data pelaksanaan pembelajaran, 3) data observasi, dan 3) data hasil refleksi. Uraian data hasil penelitian ini berdasarkan pada data yang dikumpulkan peneliti bersama kolaborator. Data hasil penelitian ini diambil melalui pengamatan peneliti bersama kolaborator menggunakan instrument penelitian
  • 40. 40 proses pembelajaran dan instrument penelitian hasil pembelajaran. Instrument penilaian proses terdiri dari dua jenis yaitu di peruntukkan untuk pendidik dan siswa. Sedangkan untuk memperoleh data hasil pembelajaran siswa disediakan dua buah LKS. Berikut diuraikan data hasil penelitian pada masing-masing setiap siklus beserta pembahasan. 4.2. Deskripsi Hasil penelitian siklus I 4.2.1. Perencanaan Pada tahap perencanaan siklus I, hal-hal yang dilakukan peneliti adalah 1) mempersiapkan Rencana Pembelajaran (RP), 2) mempersiapkan materi pembelajaran, 3) mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan 4) mempersiapkan instrument penelitian. Pada tahap ini juga peneliti menentukan kelompok siswa bersama anggota kelompoknya secara acak. Berikut uraian dari keempat komponen perencanaan tersebut. Pertama; penyusunan Rencana Pembelajaran (RP) pada siklus ini dibuat untuk satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 kali 35 menit (3 jam pelajaran). Ke-dua; materi pembelajaran pada penelitian ini berupa teks cerita yang dikutip dari “Dongeng Anak Sedunia” (oleh Bambang Subagya). Persiapan materi pembelajaran disediakan untuk setiap kelompok mendapatkan satu teks cerita. Ke-tiga; pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada siklus ini didasarkan dengan mengkaji tujuan pembelajaran. Persiapan jumlah LKS disediakan berdasarkan jumlalah kelompok. Ke-empat; instrument penelitian yang dipersiapkan pada penelitian ini adalah instrument untuk penerapan strategi SE dan instrument proses serta hasil pembelajaran untuk siswa.
  • 41. 41 4.2.2. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan oleh peneliti bersama kolaborator. Peran peneliti disini adalah sebagai pendidik yaitu menerapkan Rencana Pembelajaran (RP) dengan Stratergi Ekspositori (SE). Pada waktu proses pembelajaran rekan sejawat bersama guru kelas selaku kolaborator berperan sebagai pengamat terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa. Subjek penelitian pada siklus I diikuti 43 peserta didik dari 45 peserta didik yang telah ditetapkan. Dua siswa yang tidak mengikuti penelitian mempunyai izin tidak dapat mengikuti pelajaran karena alasan tertentu. Langkah-langkah pelaksanaan siklus I dipaparkan Sbb; 4.2.2.1. Apersepsi (tahap persiapan) Kegiatan pada tahap ini pendidik mengajukan pertanyaan terhadap siswa tentang dongeng yang pernah didengar siswa. Tujuan dari kegiatan ini adalah mempersiapkan siswa agar siap menerima bahan pelajaran yang akan diberikan. Dengan kegiatan apersepsi ini, siswa diharapkan memiliki dasar pemahaman untuk mengikuti pelajaran. 4.2.2.2. Memotivasi (tahap persiapan) Memotivasi siswa dalam proses pembelajaran penting dilakukan. Pemberian motivasi oleh pendidik dapat menciptakan dan meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan pada tahap ini pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari. Tujuan penyampaian tujuan pembelajaran yang disampaikan pendidik berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan dalam RP.
  • 42. 42 Berikut kutipan tujuan yang disampaikan pendidik dalam proses pembelajaran; “jika anak-anak rajin menyimak dongeng, maka kalian nanti bisa membuat dongeng baru atau membuat cerita lain lalu”. Selanjutnya pendidik menjelaskan tujuan sesuai dengan pembelajaran yang akan disampaikan secara singakat. 4.2.2.3. Membacakan teks cerita (tahap peyajian) Penyajian bahan pembelajaran dilakukan pendidik dengan membacakan teks cerita. Pada kesempatan ini, pendidik membacakan teks cerita untuk siswa untuk dipahamiya. Jika siswa kelihatan masih belum memahami teks cerita, pendidk perlu membacakannya kembali sehangga siswa betul-betul kelihatan paham. Pada tahap ini kolaborator menggunakan instrument proses untuk mengamati aktivitas siswa. 4.2.2.4. Tanya jawab (tahap korelasi) Pada tahap ini pendidik dengan siswa, dan siswa dengan siswa berinteraksi untuk menghubungkan pengetahuan siswa yang dimiliki dengan cerita yang telah disimaknya. Proses interaksi dilakukan dengan tanya jawab bekaitan dengan isi teks cerita dan pengalaman siswa. Hal lain yang perlu diperhatikan pendidik setelah proses tanya jawab siswa diharapkan mempunyai pemahaman yang mendalam tentang teks cerita. 4.2.2.5. Pemberian tugas dan penyampaian (tahap aplikasi) Kegiatan pada tahap ini pendidik membagikan masing-masing kelompok LKS I dan LKS II yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pembagian LKS dilakukan secara berurutan yaitu dimulai dari LKS I kemudian dilanjutkan dengan
  • 43. 43 pembagian LKS II. Siswa menyelsaikan LKS I setelah mereka menyimak teks cerita dan setelah melakukan tanya jawab. Sedangkan penyelsaian LKS II dilkukan setelah siswa mencermati kembali teks cerita yang dibagikan pendidik. Siswa mencermati teks cerita membacanya dalam satu kelompok. Peran pendidik disini adalah mengaawasi dan membimbing siswa dalam penyelsaian tugas. Sedangkan mitra peneliti perannya disini disamping mengamati kinerja pendidik, kegiatannya adalah mengamati jalannya penyelsaian tugas oleh siswa menggunakan lembar observasi yaitu instrument penilaian proses untuk siswa dalam kelompok. Pada tahap ini juga, siswa melaporkan hasil tugas yang telah dikerjakan bersama anggota kelompok. Cara pelaporan hasil tugas dilakukan masing-masing kelompok melalui perwakilan yang dituentukannya. Ketika salah satu kelompok melaporkan hasil tugasnya, kelompok lain menyimaknya. Kegiatan tersebut dilakukan secara bergantian. Peran pendidik disini adalah memberikan penguatan tanggapan atas hasil laporan yang telah disampaikan masing-masing siswa. 4.2.2.6. Refleksi dan penyimpulan bahan pelajaran (tahap penyimpulan) Refleksi dilakukan pendidik bersama siswa dengan meninjau kemabali bahan pembelajaran yang telah dilakukan. Pendidik disini menuntun siswa untuk mengingat informasi penting yang terdapat dalam teks cerita. Peninjauan informasi ditekankan pendidik secara berurutan agar siswa betul-betul memahaminya. Penyimpulan bahan pelajaran dilakukan secara lisan setelah melakukan refleksi. Penyimpulan bahan pelajaran ditekan dengan melihat inti bahan
  • 44. 44 pelajaran. Selain itu juga, pendidik bersama siswa menyimpulkan bahan pelajaran berdasarkan amanat-amanat yang terkandung didalam teks cerita. 4.2.3. Observasi Observasi dilakukan untuk mendapatkan data pengamatan pendidik dan siswa sebagai bahan acuan evaluasi proses pembelajaran. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya pengamatan dilakukan terhadap; 1) kinerja pendidik selama melaksanakan proses pembelajaran, 2) pengamatan terhadap kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran , 3) penilaian hasil belajar siswa. 4.2.3.1.1. Pengamatan terhadap kinerja pendidik saat KBM Pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru kelas selaku kolaborator mengamati aktivitas pendidik. Hasil kinerja pendidik sewaktu menerapkan RP dalam pembelajaran dapat dilihat melalui tabel berikut. Table 9 Hasil Observasi Kegiatan Penedidik Saat KBM Skala No Tahap Pernyataan 4 3 2 1 1 Pesiapan  Pendidik melakukan apersepsi √ (preparation)  Pendidik menyampaikan tujuan √ pembelajaran  Pendidik menyampaikan materi pokok √ 2 Penyajian  Pendidik mengkndisikan agar siap (presentation) √ menyimak  Pendidik menyampaikan materi pelajaran √ (membaca teks cerita) yang telah dipersiapkan 3 Korelasi  Pendidik bersama peserta didik (correlation) √ melakukan tanya jawab 4 Mengaplikasikan  Pendidik membimbing siwa (application) √ menyelesaikan tugas 5 Menyimpulkan  Pendidik bersama siswa Menyimpulkan (generalation) √ bahan pelajaran Jumlah Perolehan 27 Jumlah Maksimum 32
  • 45. 45 Nilai Rata-Rata 84.37 Tabel 9 menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pendidik sewaktu proses pembelajaran dengan Strategi Ekspositori memiliki nilai rata-rata 84.37 dengan kategori baik. Mengkaji bagian-bagian hasil kinerja pendidik yang disajikan pada tabel di atas, diketahui bahwa selama proses pembelajaran berlangsung, skala atau poin pendidik yang paling rendah adalah pada saat menyimpulkan yang berkategori cukup baik. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa peneliti bersama kolaborator perlu meninjau kembali proses pembelajaran khususnya kegiatan menyimpulkan. 4.2.3.1.2. Pengamatan terhadap kegiatan siswa Pada waktu yang bersamaan dengan pengamatan terhadap kinerja pendidik, rekan sejawat selaku mitra peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil analisis pengamatan terhadap aktivitas siswa dapat dilihat melalui tabel berikut; Tabel 10 Keberhasilan Penilaian Proses Kategori Keberhasilan Penilaian Proses Siswa Dalam Pembelajaran Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 65-74 55-64 Berhasil Berhasil Berhasil Belum Berhasil 28 siswa 12 siswa 3 siswa - Tabel 10 menunjukkan bahwa keberhasilan proses pembelajaran dengan Strategi Ekspositori dari 43 siswa tentang menyimak cerita terdapat 28 siswa atau 65.11 % dengan kategori sangat baik (berhasil), terdapat 12 siswa atau 27.90 % dengan kategori baik (berhasil), terdapat 3 siswa atau 6.5 % dengan kategori cukup baik (berhasil), dan tidak terdapat siswa dengan kategori kurang (belum berhasil).
  • 46. 46 4.2.3.1.3. Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran diambil menggunakan instrument penilaian hasil. Analisis terhadap hasil belajar siswa dilakukan peneliti setelah proses pembelajaran berakhir. Hasil analisis terhadap hasil belajar siswa dapat diketahui melalui tabel penilaian hasil LKS I dan tabel penilaian hasil LKS II berikut ini; Tabel 11 Penilaian Hasil LKS I Kategori Keberhasilan Penilaian Hasil (LKS I) Siswa Dalam Pembelajaran Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 65-74 55-64 Berhasil Berhasil Berhasil Belum Berhasil 39 siswa - - 4 siswa Table 11 menunjukkan bahwa keberhasilan hasil pembelajaran (LKS I) tentang menyimak cerita dengan Strategi Ekspositori dari 43 siswa terdapat 39 siswa atau 90.69 % dengan kategori sangat baik (berhasil), tidak terdapat siswa dengan kategori baik maupun siswa dengan kategori cukup baik, dan terdapat 4 siswa atau 9.30 % dengan kategori kurang (belum berhasil). Table 12 Penilaian Hasil (LKS II) Kategori Keberhasilan Penilaian Hasil (LKS II) Siswa Dalam Pembelajaran Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 65-74 55-64 Berhasil Berhasil Berhasil Belum Berhasil 28 siswa 15 siswa - - Keberhasilan siswa dalam penilaian hasil (LKS II) tentang menyimak teks cerita dengan Strategi Ekspositori pada tabel 12 menunjukkan bahwa dari 43
  • 47. 47 siswa terdapat 28 siswa atau 65.11 % dengan kategori sangat baik (berhasil), terdapat 15 siswa atau 34.88 % dengan kategori baik (berhasil), dan tidak terdapat siswa dengan kategori cukup (berhasil) maupun kurang (belum berhasil). 4.2.4. Refleksi Refleksi pembelajaran siklus I difokuskan pada tiga kategori yakni; 1) refleksi pada tahap perencanaan pembelajaran, 2) refleksi pada tahap pelaksanaan pembelajaran, 3) refleksi pada tahap observasi. Berikut uraian hasil refleksi dari ketiga kategori tersebut. 4.2.4.1.1. Refleksi pada tahap perencanaan Refleksi pada tahap perencanaan sbb; 1) perencanaan pembelajaran berupa Rencana Pembelajaran (RP) tetap dipertahankan pada siklus berikutnya, 2) sekenario pembelajaran yang dituangkan dalam langkah-langkah Rencana Pembelajaran perlu ditinjau kembali. Hal ini perlu dilakukan karena pada saat siswa mencari tampat duduk bersama satu kelompok membutuhkan waktu yang banyak, dan 3) format LKS serta instrument penelitian tetap dipertahankan. 4.2.4.1.2. Refleksi pada tahap pelaksanaan Refleksi pada tahap pelaksanaan sbb; 1) pada tahap persiapan, tahap korelasi, dan tahap mengaplikan dalam penerapan langkah-langkah SE oleh pendidik perlu dimaksimalkan, 2) pada tahap penyajian bahan pelajaran pendidik tetap mempertahankannya, dan 3) pada tahap menyimpulkan yang tertuang dalam RP perlu ditinjau kembali. Hal trsebut disebabkan karena siswa masih belum
  • 48. 48 maksimal dalam menyimpulkan bahan pelajaran dengan sendirinya, sehingga pendidik perlu memaksimalkan kinerjanya. 4.2.4.1.3. Refleksi pada tahap observasi Refleksi pada tahap ini yaitu pengamatan terhadap kinerja pendidik sewaktu proses pembelajaran oleh kolaborator tetap dipertahankan. Karenanya, penggunaan instrument penelitian pada penelitian berikutnya menggunakan format pada siklus I. Penerapan Strategi Ekspositori dalam pembelajaran keterampilan menyimak pada siklus I dinyatakan berhasil. Hal tersebut dapat dilihat melalui nilai rata-rata hasil transkrip (terlampir) nilai siswa dengan rata-rata total nilai 88.54 %. Beranjak dari hasil analisis data dan refleksi siklus I, untuk memaksimalkan/memperbaiki kekurangan siklus I, maka pemberian tindakan pada penelitian ini dilanjutkan dengan siklus II. 4.3. Hasil penelitian siklus II 4.3.1. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi siklus I, pada tahap perencanaan siklus II peneliti melakukan hal-hal sbb; 1) mempersiapkan Rencana Pembelajaran (RP), 2) mempersiapkan materi pembelajaran, 3) mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan 4) mempersiapkan instrument penelitian. Pada tahap ini peneliti tidak menentukan anggota kelompok siswa secara acak. Berikut uraian dari komponen- komponen perencanaan tersebut.
  • 49. 49 Pertama; penyusunan Rencana Pembelajaran (RP) pada siklus ini dibuat untuk satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 kali 35 menit (3 jam pelajaran). Ke-dua; materi pembelajaran pada penelitian ini berupa teks cerita yang berjudul “Ikan Bujuk Tupai” (oleh Supryadi). Persiapan materi pembelajaran disediakan untuk setiap kelompok mendapatkan satu teks cerita. Ke-tiga; pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada siklus ini didasarkan dengan mengkaji tujuan pembelajaran yang tercantum dalam Rencana Pembelajaran. Persiapan jumlah LKS disediakan berdasarkan jumlalah kelompok. Ke-empat; instrument penelitian yang dipersiapkan pada penelitian ini adalah instrument untuk penerapan strategi SE untuk pendidik dan instrument proses serta hasil pembelajaran untuk siswa. Perencanaan pembentukan kelompok pada siklus tidak di persiapkan sewaktu tahap perencanaan. Penentuan/pembentukan kelompok siswa pada siklus II direncanakn akan dilakukan secara spontan pada tahap pelaksanaan pembelajaran berlansung. Teknik pembentukan kelompok diatur pendidik bersama kolaborator yaitu siswa yang duduk di sap paling depan menghadap ke belakang. 4.3.2. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan siklus II dilaksanakan oleh peneliti bersama kolaborator. Peran peneliti pada tahap ini sama dengan siklus I sebagai pendidik yaitu menerapkan Rencana Pembelajaran (RP) dengan Stratergi Ekspositori (SE). Pada saat yang sama kolaborator melakukan pengamatan terhadap kinerja
  • 50. 50 pendidik dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan instrument yang telah sipersiapkan. Subjek penelitian pada siklus II diikuti 43 peserta didik dari 45 peserta didik yang telah ditetapkan. Dua siswa yang tidak mengikuti penelitian mempunyai izin tidak dapat mengikuti pelajaran karena alasan tertentu. Berdasarkan hasil refleksi siklus I, langkah-langkah pelaksanaan siklus II dipaparkan Sbb; 4.3.2.1. Apersepsi (tahap persiapan) Kegiatan pada tahap ini pendidik mengajukan pertanyaan terhadap siswa tentang pembelajaran yang telah dipelajari pada siklus I. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengajak siswa mengingat kembali pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu juga tujuannya adalah mempersiapkan siswa agar siap menerima bahan pelajaran yang akan diberikan. 4.3.2.2. Memotivasi (tahap persiapan) Kegiatan pada tahap ini guru memberikan motivasi terhadap siswa. Pemberian motivasi oleh pendidik dapat menciptakan dan meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan pada tahap ini pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari. Tujuan penyampaian tujuan pembelajaran yang disampaikan pendidik berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan dalam RP. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pemberian motivasi oleh pendidik pada siklus II ini lebih dimaksimalkan sehingga peserta didik betul-betul kelihatan bersemangat untuk menyimak dan mengikuti pembelajaran. Pada tahap
  • 51. 51 ini juga, pendidik menyampaikan langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa. 4.3.2.3. Membacakan teks cerita (tahap peyajian) Penyajian bahan pembelajaran dilakukan pendidik dengan membacakan teks cerita. Pada kesempatan ini, pendidik membacakan teks cerita untuk siswa untuk dipahamiya. Jika siswa kelihatan masih belum memahami teks cerita, pendidk perlu membacakannya kembali sehangga siswa betul-betul kelihatan paham. 4.3.2.4. Tanya jawab (tahap korelasi) Pada tahap ini pendidik dengan siswa, dan siswa dengan siswa berinteraksi untuk menghubungkan pengetahuan siswa yang dimiliki dengan cerita yang telah disimaknya. Proses interaksi dilakukan dengan tanya jawab bekaitan dengan isi teks cerita dan pengalaman siswa. Hal lain yang perlu diperhatikan pendidik setelah proses tanya jawab siswa diharapkan mempunyai pemahaman yang mendalam tentang teks cerita. Berdasarkan refleksi pada siklus I, untuk mengoptimalkan proses tanya jawab pendididik lebih menekanakan pertanyaan pada hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKS I. Pemberian alokasi pada proses tanya jawab pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. 4.3.2.5. Pemberian tugas dan penyampaian (tahap aplikasi) Berdasarkan hasil refleksi siklus I, sebelum siswa mengerjakan LKS I dan LKS II, pembentukan kelompok dilakukan dengan teknik yang telah dipersiapkan. Pembentukan kelompok pada siklus II ini, alokasi waktu yang
  • 52. 52 diperlukan tidak terlalu banyak dibanding dengan siklus I karena siswa tidak pindah dari tempat duduknya. Beranjak dari pembentukan kelompok, kegiatan pada tahap ini pendidik dibantu kolaborator membagikan masing-masing kelompok LKS I dan LKS II yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pembagian LKS dilakukan secara berurutan yaitu dimulai dari LKS I kemudian dilanjutkan dengan pembagian LKS II. Siswa menyelsaikan LKS I setelah mereka menyimak teks cerita dan setelah melakukan tanya jawab. Sedangkan penyelsaian LKS II dilkukan setelah siswa mencermati kembali teks cerita yang dibagikan pendidik. Siswa mencermati teks cerita membacanya dalam satu kelompok. Peran pendidik disini adalah mengaawasi dan membimbing siswa dalam penyelsaian tugas. Sedangkan mitra peneliti perannya disini adalah mengamati jalannya penyelsaian tugas oleh siswa menggunakan lembar observasi yaitu instrument penilaian proses untuk siswa dalam kelompok. Pada tahap ini juga, siswa melaporkan hasil tugas yang telah dikerjakan bersama anggota kelompok. Cara pelaporan hasil tugas dilakukan masing-masing kelompok melalui perwakilan yang dituentukannya. Ketika salah satu kelompok melaporkan hasil tugasnya, kelompok lain menyimaknya. Hal tersebut dilakukan secara bergantian. Peran pendidik disini adalah memberikan penguatan tanggapan atas hasil laporan yang telah disampaikan masing-masing siswa. 4.3.2.6. Refleksi dan penyimpulan bahan pelajaran (tahap penyimpulan) Refleksi dilakukan pendidik bersama siswa dengan meninjau kemabali bahan pembalajaran yang telah dilakukan. Pendidik disini menuntun siswa untuk
  • 53. 53 mengingat informasi penting yang terdapat dalam teks cerita. Peninjauan informasi ditekankan pendidik secara berurutan agar siswa betul-betul memahaminya. Penyimpulan bahan pelajaran dilakukan secara lisan setelah melakukan refleksi. Penyimpulan bahan pelajaran ditekankan dengan melihat inti bahan pelajaran. Selain itu juga, pendidik bersama siswa menyimpulkan bahan pelajaran berdasarkan amanat-amanat yang terkandung didalam teks cerita. 4.3.3. Observasi Pengamatan pada siklus II ini tetap di pertahankan seperti pada siklus I yaitu pengamatan terhadap kinerja pendidik dan siswa sebagai bahan acuan evaluasi proses pembelajaran. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya pengamatan dilakukan terhadap; 1) kinerja pendidik selama melaksanakan proses pembelajaran, 2) pengamatan terhadap kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran , 3) penilaian hasil belajar siswa. 4.3.3.1. Pengamatan terhadap kinerja pendidik saat KBM Pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru kelas selaku kolaborator mengamati aktivitas pendidik. Hasil kinerja pendidik sewaktu menerapkan RP dalam pembelajaran dapat dilihat melalui table berikut. Tabel 13 Hasil Observasi Kegiatan Penedidik Saat KBM Skala No Tahap Pernyataan 4 3 2 1
  • 54. 54 1 Pesiapan  Pendidik melakukan apersepsi √ (preparation)  Pendidik menyampaikan tujuan √ pembelajaran  Pendidik menyampaikan materi pokok √ 2 Penyajian  Pendidik mengkndisikan agar siap (presentation) √ menyimak  Pendidik menyampaikan materi pelajaran √ (membaca teks cerita) yang telah dipersiapkan 3 Korelasi  Pendidik bersama peserta didik (correlation) melakukan tanya jawab √ 4 Mengaplikasikan  Pendidik membimbing siwa (application) √ menyelesaikan tugas 5 Menyimpulkan  Pendidik bersama siswa Menyimpulkan (generalation) √ bahan pelajaran Jumlah Perolehan 30 Jumlah Maksimum 32 Nilai Rata-Rata 93.75 Tabel 13 menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pendidik sewaktu proses pembelajaran dengan Strategi Ekspositori memiliki nilai rata-rata 93.75 dengan kategori sangat baik. Mengkaji bagian-bagian hasil kinerja pendidik pada siklus II ini, baik secara rata-rata maupun secara bagian-bagian disimpulkan bahwa kinerja pendidik senantiasa meningkat. 4.3.3.2. Pengamatan terhadap kegiatan siswa Pada waktu yang bersamaan dengan pengamatan terhadap kinerja pendidik, rekan sejawat selaku mitra peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil anlaisis terhadap aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 14 Keberhasilan Penilaian Proses Kategori Keberhasilan Penilaian Proses Siswa Dalam Pembelajaran Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 65-74 55-64 Berhasil Berhasil Berhasil Belum Berhasil 35 siswa 8 siswa - -
  • 55. 55 Table 14 menunjukkan bahwa keberhasilan proses pembelajaran dengan Strategi Ekspositori dari 43 siswa tentang menyimak cerita terdapat 35 siswa atau 81.39 % dengan kategori sangat baik (berhasil), terdapat 8 siswa atau 18.6 % dengan kategori baik (berhasil), dan tidak terdapat siswa dengan kategori cukup baik (berhasil) maupun siswa dengan kategori kurang (belum berhasil). 4.3.3.3. Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran diambil menggunakan instrument penilaian hasil. Analisis terhadap hasil belajar siswa dilakukan peneliti setelah proses pembelajaran berakhir. Hasil analisis terhadap hasil belajar siswa dapat diketahui melalui tabel penilaian hasil LKS I dan tabel penilaian hasil LKS II berikut ini; Tabel 15 Penilaian Hasil LKS I Kategori Keberhasilan Penilaian Hasil (LKS I) Siswa Dalam Pembelajaran Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 65-74 55-64 Berhasil Berhasil Berhasil Belum Berhasil 40 siswa 3 siswa - - Tabel 15 menunjukkan bahwa keberhasilan hasil pembelajaran (LKS I) tentang menyimak cerita dengan Strategi Ekspositori dari 43 siswa terdapat 40 siswa atau 93.02 % dengan kategori sangat baik (berhasil), terdapat 3 siswa atau 6.97 % dengan kategori baik (berhasil), dan tidak terdapat siswa dengan kategori cukup (berhasil) maupun siswa dengan kategori kurang (belum berhasil). Table 16 Penilaian Hasil (LKS II) Kategori Keberhasilan Penilaian Hasil (LKS II) Siswa Dalam Pembelajaran Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 65-74 55-64 Berhasil Berhasil Berhasil Belum Berhasil 40 siswa 3 siswa - -
  • 56. 56 Keberhasilan siswa dalam penilaian hasil (LKS II) tentang menyimak teks cerita dengan Strategi Ekspositori pada tabel 16 menunjukkan bahwa dari 43 siswa terdapat 40 siswa atau 93.02 % dengan kategori sangat baik (berhasil), terdapat 3 siswa atau 6.97 % dengan kategori baik (berhasil), dan tidak terdapat siswa dengan kategori cukup (berhasil) maupun siswa dengan kategori kurang (belum berhasil). 4.3.4. Refleksi Berdasarkan hasil data pada siklus II, Refleksi disini difokuskan pada dua kategori yakni; 1) refleksi pada tahap perencanaan pembelajaran, dan 2) refleksi pada tahap pelaksanaan pembelajaran. Berikut uraian hasil refleksi dari ketiga kategori tersebut. 4.3.4.1. Refleksi pada tahap perencanaan Refleksi pada tahap perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menyimak dengan SE sbb; 1) perencanaan pembelajaran berupa rencana pembelajaran (RP) tetap dipertahankan, 2) sekenario pembelajaran yang dituangkan dalam langkah-langkah Rencana Pembelajaran telah terbukti nilainya meningkat dan memuaskan. dan 3) format LKS untuk siswa serta instrument penelitian baik untuk pendidik maupun untuk siswa tetap dipertahankan. 4.3.4.2. Refleksi pada tahap pelaksanaan
  • 57. 57 Refleksi pada tahap pelaksanaan sbb; 1) pada tahap persiapan, tahap korelasi, dan tahap mengaplikasikan dalam penerapan langkah-langkah SE oleh pendidik dalam siklus II sudah sangat baik karena terbukti nilainya sangat memuaskan, 2) pada tahap penyajian bahan pelajaran oleh pendidik tetap dipertahankan, dan 3) pada tahap menyimpulkan yang tertuang dalam RP sudah baik dan memuaskan. 4.4. Pembahasan Pemabahasan hasil penelitian ini difokuskan pada hasil yang telah dideskripsikan dan dikaitkan dengan teori-tori yang menjadi acuan. Berdasarkan variable harapan pada penelitian ini tantang peningkatan keterampilan menyimak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan variable tindakan yaitu penerapan Strategi Ekspositori, maka yang menjadi objek pembahasan dianataranya; 1) pembelajaran pada tahap perencanaan, 2) hasil observasi terhadap kinerja pendidik, dan 3) hasil pengamatan terhadap aktivitas/proses belajar siswa, dan 4) hasil pengamatan terhadap hasil belajara siswa. 4.4.1. Pembahasan pada tahap perecanaan Komponen Rencana Pembelajaran pada penelitian ini baik pada siklus I maupun Siklus II berisikan 1) identitas yaitu nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4)
  • 58. 58 indikator, 5) tujuan pembelajaran, 6) materi pembelajaran, 7) metode pembelajaran, 8) langkah-langkah pembelajaran, 9) sumber belajar, 10) penilaian, dan 11) instrument pembelajaran. Mengkaji salah satu komponen Rencana Pembelajaran tersebut yaitu tentang langkah-langkah pembelajaran pada bagian ke-delapan, dijelaskan bahwa di bagian inilah tempat seknario pembelajaran. Isi dari seknario pembelajaran merupakan tempat diterapkannya langkah-langkah penerapan Strategi Ekspositori meliputi; 1) tahap persiapan (preparation), 2) tahap penyajian (prensentation), 3) tahap menghubungkan (corelation), 4) tahap penerapan (aplikation), dan 5) tahap menyimpulkan (generalation). 4.4.2. Pembahasan terhadap hasil kinerja pendidik Pada tahap ini dibahas tentang kegiatan apersepsi, pemberian motivasi, pengkondisisn siswa, penyajian materi, proses tanya jawab, pembimbingan pendidik terhadap siswa, dan kegiatan menyimpulkan dalam proses pembelajaran. Berdasaarkan hasil analisis pengamatan terhadap kinerja pendidik pada siklus I, menunjukkan jumlah perolehan dari 32 poin jumlah maksimum diperoleh 27 poin, sehingga nilai rata-rata berjumlah 84.37 % dengan kategori baik (berhasil). Sedangkan hasil analisis kinerja pendidik pada siklus II menunjukkan bahwa jumlah perolehan dari 32 poin jumlah maksimum diperoleh 30 poin, sehingga total nilai rata-rata 93.75 % dengan kategori sangat baik (berhasil). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja pendidik selama proses pembelajaran terjadi peningkatan yang berarti.
  • 59. 59 Membahas hasil pengamatan terhadap kinerja pendidik secara lebih rinci, pada bagian apersepsi, pengkondisisn siswa, penyajian materi, dan pembimbingan siswa dalaam pembelajaran menunjukkan bahwa poin yang diperoleh berkategori sangat baik (berhasil) yaitu pada siklus I maupun siklus II, sehingga di pertahankan. Pada awal pembelajaran, pemberian motivasi kepada siswa sangat penting. Hal ini terjadi pada pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menyimak dengan Strategi Ekspositori. Motivasi di awal pembelajaran sebagaimana yang dinyatakan Depoter (Dalam Aqib, Z., Kawentar, Maftuh, M., Sujak; 2008) bahwa setiap anak akan bersemangat belajarnya dika ada motivasi dari luar. Karenanya, pendidik dalam pembelajaran selalu memberikan motivasi kepada para siswa baik secara individu maupun secara kelompok. Hasil penelitian tentang pendidik memberikan motivasi terhadap siswa pada siklus I dengan kategori baik. Untuk memaksimalkan pemberian motivasi, pada bagian refleksi siklus I ditinjau kembali oleh peneliti bersama kolaborator. Pemberian motivasi pada siklus II berdasarkan hasil pengamatan memberikan hasil yang memuaskan (terjadi peningkatan) dengan kategori sangat baik. Sedangkan hasil proses tanya jawab menunjukkan bahwa pendidik memperoleh hasil berkategori baik pada siklus I dan siklus II. 4.4.3. Pembahasan terhadap hasil aktivitas siswa Pada bagian ini dibahas tentang penyajian hasil pengamatan aktivitas siswa berdasarkan instrument penilaian proses. Berdasarkan hasil penelitian dengan instrument pengamatan aktivitas siswa, ditemukan bahwa pada siklus I
  • 60. 60 dari 43 siswa terdapat 28 siswa atau 61.11 % dengan kategori sangat baik (berhasil), terdapat 12 siswa atau 27.9 % dengan kategori baik (berhasil), dan terdapat 3 siswa atau 6.97 % dengan kategori cukup (berhasil). Sedangkan setelah melakukan refleksi pada siklus I didapatkan hasil pengamatan pada siklus II dari 43 siswa terdapat 35 siswa atau 81.39 % dengan kategori sangat baik (berhasil) dan terdapat 8 siswa atau 18.6 dengan kategori baik (berhasil). Mengkaji uraian di atas tentang pengamatan aktivitas siswa dalam pemberian tindakan penelitian keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Strategi Ekspositori, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menyimak pada siswa. 4.4.4. Pembahasan terhadap hasil belajar siswa Pebahasan pada tahap ini difokuskan pada unjuk kemampuan siswa. Kegiatan siswa pada tahap ini adalah siswa mengerjakan tugas dalam satu kelompok diikuti pelaporan hasil yang disampaikan dari perwakilan masing- masing kelompok. Pada bagian ini dibahas tentang hasil belajar siswa berdasarkan LKS I dan LKS II Berdasarkan analisis pada siklus I terhadap penilaian hasil (LKS I) diketahui bahwa dari 43 siswa terdapat 39 siswa atau 90.69 % dengan kategori sangat baik (berhasil), dan terdapat 4 atau 9.3 % dengan kategori kurang (belum berhasil). Sedangkan hasil analisis pada siklus II terhadap penilaian hasil (LKS I) didapat bahwa dari 43 siswa terdapat 40 siswa ataau 93.02 % dengan kategori sangat baik (berhasil) dan 3 siswa atau 6.97 % dengan kategori baik (berhasil).
  • 61. 61 Dengan uraian tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan yang berarti pada pembelajaran keterampilan menyimak dengan Strategi Ekspositori. Berdasarkan hasil analisis pada siklus I terhadap penilaian hasil (LKS II) didapatkan bahwa dari 43 siswa terdapat 28 siswa 65.11 % dengan kategori sangat baik (berhasil) dan terdapat 15 siswa atau 34.88 % dengan kategori baik (berhsail). Sedangkan hasil analisis pada siklus II terhadap penilaian hasil (LKS II) diketahui bahwa dari 43 siswa terdapat 40 siswa atau 93.02 % dengan kategori sangat baik (berhasil), dan terdapat 3 siswa atau 6.97 % dengan kategori baik (berhsil). Berdasarkan uraian hasil analisi sklus I dan siklus II tenatang LKS II tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menyimak dengan Strategi Ekspositori. BAB V KESIMPIULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, peningkatan keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonisia pada siswa kelas V (lima) SDN 16 Mataram dengan penerapan Strategi Ekspositori (SE) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; Latar belakang penelitian ini bedasarkan pada permasalahan rendahnya kemampuan menyimak siswa Sekolah Dasar dalam menerima pelajaran, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mengkaji permasalahan yang dialami siswa tersebut, maka penulis berkeinginan menemukan solusi untuk