SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 6
Descargar para leer sin conexión
1
UNIVERSITY RESIDENCE - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
KARASIBAZHU
(Kajian Rabu Siang Ba’da Zhuhur)
Memahami dan Mewaspadai Sifat Ananiyah
Setiap manusia, diciptakan untuk saling membahu, tolong-menolong
satu sama lain. Tak pernah ditemukan di alam fana ini, manusia yang bisa
menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Karena itu,
bekerjasama (team work) dalam Islam merupakan sunnatullah yang wajib
dibangun agar tidak terjadi kesenjangan antara yang satu dengan lainnya.
Selain itu, team work yang terbangun dengan solid akan memudahkan
untuk mewujudkan setiap agenda yang sudah terencana sebelumnya. Itulah
sebabnya dalam sebuah team work sangat dihindari sifat ananiyah (egois), sebab
sifat itu bisa menghancurkan semua rencana dan agenda-agenda besar yang
sedang atau sudah dibangun.
Bila dikaji lebih dalam, ananiyah berasal dari kata ana artinya ‘aku’.
Ananiyah juga berarti ‘keakuan’. Sifat ananiyah ini biasa disebut egoistis, yaitu
sikap hidup yang terlalu mementingkan diri sendiri bahkan jika perlu dengan
mengorbankan kepentingan orang banyak/lain. Sikap ini adalah sikap hidup
yang tercela, karena cenderung berbuat seenaknya saja sehingga dapat merusak
tatanan pergaulan dalam sebuah team work atau masyarakat. Para psikolog
menyebutnya dengan istilah “egoisme”. Egoisme merupakan motivasi untuk
memertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri
sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli
dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai
teman dekat. Lawankata dari egoisme adalah altruisme.
Dalam kehidupan sehari-hari, penyakit mental seperti ini dapat
diketahui dari sikapnya yang selalu mementingkan dan mengutamakan
kepentingan dirinya di atas segala-galanya, tanpa mengindahkan kepentingan
orang lain. Dengan kata lain, yang penting “aku tampil dan terus maju”. Apakah
demi kepentingan dirinya akan mengorbankan orang lain, hal ini tidak akan
menjadi pertimbangannya.
Bahaya Ananiyah
Sifat Ananiyah akan melahirkan sifat egosentris, artinya mengutamakan
kepentingan dirinya di atas kepentingan yang lain. Seseorang dikatakan egosentris,
bila lebih peduli terhadap dirinya sendiri daripada orang lain. Mereka lebih banyak
berpikir dan berbicara mengenai diri sendiri dan tujuan aksi mereka, semata-mata
untuk kepentingannya pribadinya (saja). Orang-orang yang terjangkiti penyakit
2
ananiyah ini cenderung melihat orang lain dengan sebelah mata. Ia mengambil
tindakan sesuai jalan dan alam pikirannya sendiri tanpa melihat orang lain yang
mungkin dari sisi ilmu dan pengalaman jauh lebih banyak darinya. Hal itu terjadi
karena orang-orang egois ini dikendalikan oleh nafsunya dalam setiap tindakan.
Bahkan standar kebenaran-pun ditentukan oleh kepentingan dirinya. Nafsulah
yang menjadi kendali dan mendominasi seluruh tindakannya. Padahal Allah
SWT melarang hal tersebut.
Allah SWT berfirman,
ِ‫و‬
َ
‫ل‬َ‫و‬َِِ‫ع‬َ‫ب‬
َ
‫اّت‬ِِّ‫ق‬َ‫ح‬
‫اْل‬ِِ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ه‬َ‫اء‬َ‫و‬
‫ح‬
‫ه‬
َ
‫أ‬ِِ‫ت‬
َ
‫د‬ َ‫س‬
َ
‫ف‬
َ
‫ل‬ِِ
ُ
‫ات‬َ‫او‬َ‫م‬ َ‫الس‬ِِ
ُ
‫ض‬‫ح‬‫ر‬
َ ‫ح‬
‫اْل‬َ‫و‬ِ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬َِِ‫ن‬‫يه‬‫ف‬ِۚ
‫ح‬
‫ل‬َ‫ب‬ِ
‫م‬
ُ
‫اه‬
َ
‫ن‬
‫ح‬
‫ي‬
َ
‫ت‬
َ
‫أ‬ِِ‫ب‬ِ‫ح‬‫م‬‫ه‬‫ر‬
‫ح‬
‫ك‬‫ذ‬ِِ‫ح‬‫م‬ُ‫ه‬
َ
‫ف‬ِ‫ن‬َ‫ع‬ِ‫م‬‫ه‬‫ر‬
‫ح‬
‫ك‬‫ذ‬ِِ
َ
‫ون‬ ُ‫ض‬‫ر‬
‫ح‬
‫ع‬
ّ
‫م‬
“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi
ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada
mereka kebanggaan (al-Quran) mereka, tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.”
(QS al-Mu’minûn/23: 71).
Peringatan Allah SWT itu bisa dimaknai seperti ini: sekiranya orang-
orang yang egois itu menjadikan kebenaran sebuah keputusan berdasarkan hawa
nafsunya sendiri, maka tentu agenda-agenda besar dalam sebuah organisasi yang
sedang direncanakan akan hancur berantakan.
Sifat ananiyah ini sangat berbahaya. Jika pelakunya tak segera
muhasabah (introspeksi) dan bertaubat kepada Allah SWT, maka ananiyah itu
akan melahirkan sifat-sifat negatif lainnya seperti; sifat bakhil (pelit/kikir), tamak
(serakah), mau menang sendiri, zhalim (suka menganiaya), meremehkan orang
lain dan ifsâd (merusak). Lebih parah lagi, jika ananiyah itu tidak segera
ditumpas, akan berkembang menjadi sifat kibir (sombong) yang ciri utamanya
adalah batharul haq (menolak kebenaran) dan ghamtun nâs (merendahkan
manusia). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
"Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari
kesombongan." Seorang laki-laki bertanya, "Sesungguhnya laki-laki menyukai apabila
3
baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?" Beliau menjawab:
"Sesungguhnya Allah itu bagus menyukai yang bagus, kesombongan itu menolak
kebenaran dan meremehkan manusia." (HR Muslim dari Abdullah bin Mas’ud,
Shahîh Muslim, juz I, hal. 65 , hadits no. 275).
Sifat egois sungguh berbahaya. Ananiyah yang melekat pada orang biasa
saja (tak kaya dan tak punya kekuasaan) akan berbahaya, apalagi jika sifat busuk
itu melekat pada penguasa dan orang kaya, tentu saja dampaknya akan lebih
dahsyat lagi bahayanya. Jika ananiyah ini melekat pada penguasa, maka ia akan
menjadi penguasa yang bersikap otoriter, ‘diktator’, koruptor, tiran dan absolut.
Contoh nyata dari penguasa seperti ini sepanjang sejarah Mesir yang mengidap
penyakit ananiyah ini adalah Fir’aun dan Namrud. Kedua penguasa itu
memerintah manusia dengan hawa nafsunya semata, tanpa memerhatikan
kepentingan rakyat/umat yang dipimpinnya. Yang terjadi, justeru para penguasa
itu membuat kerusakan di mana-mana.
Allah SWT berfirman,
‫ا‬
َ
‫ذ‬‫إ‬َ‫و‬ِِ
َ
‫يل‬‫ق‬ِِ‫ح‬‫م‬ُ‫ه‬
َ
‫ل‬ِِ
َ
‫ل‬ِ‫وا‬ُ‫د‬‫س‬
‫ح‬
‫ف‬
ُ
‫ّت‬ِِ‫ف‬ِِ‫ض‬‫ح‬‫ر‬
َ ‫ح‬
‫اْل‬ِ‫وا‬
ُ
‫ال‬
َ
‫ق‬ِ‫ا‬َ‫م‬
َ
‫ّن‬‫إ‬ُِِ‫ن‬
‫ح‬ َ
‫َن‬ِِ
َ
‫ون‬ُ‫ح‬‫ل‬
‫ح‬
‫ص‬ُ‫م‬
“Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan.” (QS al-Baqarah/2: 11).
Tentang bahaya ananiyah ini, Rasulullah SAW pun bersabda,
“Aniaya itu menjadi kegelapan di hari kiamat.” (HR al-Bukhari dari Abdullah bin
Umar, Shahîh al-Bukhâriy, juz III, hal. 169, hadits no, 2447).
Banyak dalil, baik dari Qur’an dan Hadits yang menyebut betapa
bahayanya sifat egois/ananiyah.
Rasulullah SAW bersabda,
4
“Siapa yang merusak nama baik atau harta benda orang lain maka minta maaflah
kepadanya sekarang ini, sebelum datang di mana mata uang tidak laku lagi. Kalau ia
memunyai kebajikan, sebagian amal baiknya itu akan diambil sesuai dengan kadar
perbuatan aniayanya. Kalau ia tidak memunyai amal baik, maka dosa orang lain itu
diambil dan ditambahkan pada dosanya.” (HR al-Bukhari dari Abu Hurairah,
Shahîh al-Bukhâriy, juz. III, hal. 170, hadits no. 2449).
Sifat ananiyah juga sering menimbulkan sikap permusuhan, padahal
sikap permusuhan itu sangat dibenci Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda,
“Orang yang paling dibenci Allah ialah orang yang paling suka bermusuhan.” (HR al-
Bukhari dari ‘Aisyah r.a., Shahîh al-Bukhâriy, juz. III, hal. 171, hadits no. 2457).
Dalam hadits lain dinyatakan bahwa RAsulullah SAW bersabda;
"Manusia yang paling dimurkai Allah ada tiga: Orang yang melakukan pelanggaran di
tanah haram, orang yang mencari-cari perilaku jahiliyah padahal telah masuk Islam, dan
memburu darah seseorang tanpa alasan yang dibenarkan untuk menumpahkan
darahnya." (HR al-Bukhari dari Abdullah bin Abbas, Shahîh al-Bukhâriy, juz.IX,
hal. 7, hadits no. 6882)
Tanda Orang Egois
Orang yang terjangkit penyakit ananiyah/egois biasanya selalu merasa
sok tahu (merasa sudah cukup pengetahuan dan pengalaman), padahal
5
sebenarnya masih sangat kurang. Yang jadi masalah, orang egois yang sok tahu
itu biasanya tak pernah mau menyadari di mana letak kesalahan dan
kelemahannya. Agar sadar bahwa kita terjebak dengan sifat ananiyah ini, maka
ada baiknya kita lihat beberapa ciri orang egois/ananiyah berikut ini.
Pertama, tak suka membaca. Orang yang egois, biasanya sumber
bacaannya sedikit sekali atau bahkan tak pernah membaca. Selain itu, dia tidak
pernah mau membaca situasi di lingkungannya. Mengapa? Karena dia selalu
yakin dengan sudut pandang pikirannya dalam mengambil satu keputusan dan
langkah. Ia tak pernah mau mengikuti masukan dari orang lain, bila masukan itu
dirasa tak bisa mewujudkan apa yang sudah menjadi ambisinya.
Sebaliknya, bila masukan itu sesuai dengan rencana ambisinya, maka
dengan senang hati ia akan tampil ke depan. Yang penting, apa yang menjadi
keinginannya terwujud tanpa melihat bagaimana akibat panjang yang akan
dialami. Dalam sebuah organisasi, hal virus tak suka membaca ini tentu sangat
berbahaya sebab bisa meruntuhkan semua visi misi yang sudah dibangun.
Kedua, membanggakan luasnya pengetahuan. Orang egois biasanya
selalu membanggakan kepintarannya dan memamerkan kepada orang lain. Ia
lebih senang muncul dan menunjukkan pada banyak orang bahwa ia adalah
orang yang punya pengetahuan luas. Ia mungkin suka menulis dan berbicara
sebanyak-banyaknya dalam berbagai bidang, tetapi kurang sekali
memerhitungkan apakah pembicaraannya berkualitas atau tidak. Tak heran bila
ia menjadi seorang ulama, maka setiap pertanyaan dijawab sendiri meski diluar
keahliannya.
Ketiga, merendahkan orang lain yang tidak sepaham. Muslim yang
egois, siapa saja yang bertentangan dengan pendapatnya, segera ia menuduh
mereka telah melakukan bid’ah, sesat, meremehkan agama, dan sebagainya.
Bahkan, sampai melarang orang-orang lain melakukan amal yang caranya lain
walau mereka memunyai dalil tersendiri. Ia menjadikan dirinya sebagai “Yang
Maha Tahu”, terlalu yakin bahwa pasti pandangan dirinyalah satu-satunya yang
benar, sedangkan pandangan yang lain pasti salah. Padahal, Allah SWT
berfirman,
...ِ
َ
‫ل‬
َ
‫ف‬ِ‫وا‬
ّ
‫ّك‬َ‫ز‬
ُ
‫ت‬ِِ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬ َ‫س‬
ُ
‫نف‬
َ
‫أ‬َِۖ‫و‬
ُ
‫ه‬ُِِ‫م‬
َ
‫ل‬
‫ح‬
‫ع‬
َ
‫أ‬ِِ‫ن‬َ‫م‬‫ب‬ِِ‫ى‬ َ
‫ق‬
َ
‫اّت‬
“… Janganlah kamu menganggap diri kamu suci; Dia lebih tahu siapa yang memelihara
diri dari kejahatan.” (QS an-Najm/53: 32).
Keempat, suka menyatakan pendapat tanpa dasar yang kuat. Orang
egois yang sok tahu senang menyampaikan pendapatnya sendiri
mengatasnamakan Islam. Padahal bisa jadi dasar penyampaiannya itu tak
6
bersumber dari al-Qur’an dan Hadits melainkan semata-mata untuk mewujudkan
keinginannya. Ia hanya mengemukakan opini pribadinya tanpa disertai dalil
yang kuat, baik dalil naqli maupun ‘aqli.
Upaya Untuk Menghindari Ananiyah
Ada beberapa cara untuk menekan sikap ananiyah antara lain sebagai
berikut.
Pertama, menyadarkan diri bahwa manusia itu diciptakan sama dan
memunyai hak yang sama. Kesadaran ini akan melahirkan sikap menghargai
orang lain. Menghargai orang lain artinya mengenal, memahami sekaligus
mencintai sesama. Sehingga apa yang sudah menjadi rencana dan cita-cita besar
bersama akan terwujud.
Kedua, menyadari bahwa manusia hidup membutuhkan orang lain. Dia
harus merelakan dirinya karena dirinya merupakan bagian dari satu sistem
kehidupan yang saling membutuhkan. Selain itu, ia harus mampu menekan
hawa nafsu dan memupuk sikap tasamuh (tenggang rasa).
Ketiga, menyadari bahwa hidup adalah pengabdian kepada Allah SWT.
Setiap pengabdian diperlukan perjuangan dan setiap perjuangan memerlukan
pengorbanan dan teman. Menyadari juga bahwa sikap ananiyah bila dibiarkan
akan mengarah pada sikap sombong yang membinasakan dan dibenci oleh Allah
SWT dan seluruh manusia.
Keempat, menanamkan dan membiasakan diri dengan sikap tawadhu’
(rendah hati), syukur, ikhlas dan tasâmuh (tenggang rasa), karena sifat-sifat
tersebut akan mengikis habis sifat ananiyah. Lalu, menghayati dan mendalami
setiap hikmah di balik perintah ibadah secara universal, seperti ibadah shalat,
shaum, zakat. dan lain-lain.
Agar Allah SWT senantiasa menjaga kita dari kejahatan nafsu yang bisa
mengundang sifat ananiyah, maka Rasulullah SAW mengajarkan doa ini,
“Ya Allah, ilhamkan kepadaku hidayah dan lindungilah aku dari kejahatan
diri/nafsuku”. (HR at-Tirmidzi dari Imran bih Hushain, Sunan al-Tirmidzi, juz V, hal.
519, hadits no. dan dia berkata, ini adalah: “hadits hasan gharib”).
Wallâhu A’lam.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

3 akhlak kpd alquran
3 akhlak kpd alquran3 akhlak kpd alquran
3 akhlak kpd alquran
Agus Candra
 
Tafsir pada masa nabi saw dan sahabat
Tafsir pada masa nabi saw dan sahabatTafsir pada masa nabi saw dan sahabat
Tafsir pada masa nabi saw dan sahabat
Jumal Ahmad
 

La actualidad más candente (20)

أمثال القرآن
أمثال القرآنأمثال القرآن
أمثال القرآن
 
Sifat-sifat Allah
Sifat-sifat AllahSifat-sifat Allah
Sifat-sifat Allah
 
sifat hidup foya-foya.docx
sifat hidup foya-foya.docxsifat hidup foya-foya.docx
sifat hidup foya-foya.docx
 
Kewajiban Dakwah
Kewajiban DakwahKewajiban Dakwah
Kewajiban Dakwah
 
4.4 shifatur rasul
4.4 shifatur rasul4.4 shifatur rasul
4.4 shifatur rasul
 
Adab Berpakaian Menurut ISLAM
Adab Berpakaian Menurut ISLAMAdab Berpakaian Menurut ISLAM
Adab Berpakaian Menurut ISLAM
 
Manajemen Waktu dalam Islam
Manajemen Waktu dalam IslamManajemen Waktu dalam Islam
Manajemen Waktu dalam Islam
 
2. kandungan surah fatihah
2. kandungan surah fatihah2. kandungan surah fatihah
2. kandungan surah fatihah
 
3 akhlak kpd alquran
3 akhlak kpd alquran3 akhlak kpd alquran
3 akhlak kpd alquran
 
Iltizam (Komitmen) dalam dakwah
Iltizam (Komitmen) dalam dakwahIltizam (Komitmen) dalam dakwah
Iltizam (Komitmen) dalam dakwah
 
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'IPPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
 
Kajian Peradaban Islam
Kajian Peradaban IslamKajian Peradaban Islam
Kajian Peradaban Islam
 
Tadhiyah dalam dakwah
Tadhiyah dalam dakwahTadhiyah dalam dakwah
Tadhiyah dalam dakwah
 
Tafsir pada masa nabi saw dan sahabat
Tafsir pada masa nabi saw dan sahabatTafsir pada masa nabi saw dan sahabat
Tafsir pada masa nabi saw dan sahabat
 
ppt. kemuliaan ilmu
ppt. kemuliaan ilmuppt. kemuliaan ilmu
ppt. kemuliaan ilmu
 
GHAZWUL FIKRI
GHAZWUL FIKRIGHAZWUL FIKRI
GHAZWUL FIKRI
 
Manajemen Waktu
Manajemen WaktuManajemen Waktu
Manajemen Waktu
 
Maqashid al-Syariah
Maqashid al-SyariahMaqashid al-Syariah
Maqashid al-Syariah
 
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahPPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
 
FIQIH THAHARAH - lengkap
FIQIH THAHARAH - lengkap FIQIH THAHARAH - lengkap
FIQIH THAHARAH - lengkap
 

Similar a Bahaya ananiyah

Hadist : Akhlaqul Madzmumah
Hadist : Akhlaqul Madzmumah Hadist : Akhlaqul Madzmumah
Hadist : Akhlaqul Madzmumah
Ririn Ariyaniie
 
Terdapat tujuh faktor kenapa penyakit hasad dengki menguasai diri manusia
Terdapat tujuh faktor kenapa penyakit hasad dengki menguasai diri manusiaTerdapat tujuh faktor kenapa penyakit hasad dengki menguasai diri manusia
Terdapat tujuh faktor kenapa penyakit hasad dengki menguasai diri manusia
nadhyrah
 
Apa artinya anda seorang muslim abul a'la al-maududi
Apa artinya anda seorang muslim   abul a'la al-maududiApa artinya anda seorang muslim   abul a'la al-maududi
Apa artinya anda seorang muslim abul a'la al-maududi
regi oka
 
Apa artinya anda seorang muslim abul a'la al-maududi
Apa artinya anda seorang muslim   abul a'la al-maududiApa artinya anda seorang muslim   abul a'la al-maududi
Apa artinya anda seorang muslim abul a'la al-maududi
Rahmat Hidayat
 
Hubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihan
Hubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihanHubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihan
Hubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihan
andriandika
 

Similar a Bahaya ananiyah (20)

Akhlak Madzmumah
Akhlak MadzmumahAkhlak Madzmumah
Akhlak Madzmumah
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
 
Hadist : Akhlaqul Madzmumah
Hadist : Akhlaqul Madzmumah Hadist : Akhlaqul Madzmumah
Hadist : Akhlaqul Madzmumah
 
Terdapat tujuh faktor kenapa penyakit hasad dengki menguasai diri manusia
Terdapat tujuh faktor kenapa penyakit hasad dengki menguasai diri manusiaTerdapat tujuh faktor kenapa penyakit hasad dengki menguasai diri manusia
Terdapat tujuh faktor kenapa penyakit hasad dengki menguasai diri manusia
 
MATERI HUSNUDZAN DAN UKHUWAH.pptx
MATERI HUSNUDZAN DAN UKHUWAH.pptxMATERI HUSNUDZAN DAN UKHUWAH.pptx
MATERI HUSNUDZAN DAN UKHUWAH.pptx
 
Bab 2.pdf
Bab 2.pdfBab 2.pdf
Bab 2.pdf
 
Apa artinya anda seorang muslim abul a'la al-maududi
Apa artinya anda seorang muslim   abul a'la al-maududiApa artinya anda seorang muslim   abul a'la al-maududi
Apa artinya anda seorang muslim abul a'la al-maududi
 
Apa artinya anda seorang muslim abul a'la al-maududi
Apa artinya anda seorang muslim   abul a'la al-maududiApa artinya anda seorang muslim   abul a'la al-maududi
Apa artinya anda seorang muslim abul a'la al-maududi
 
Agama Islam : Akhlak Terpuji
Agama Islam : Akhlak TerpujiAgama Islam : Akhlak Terpuji
Agama Islam : Akhlak Terpuji
 
Hubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihan
Hubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihanHubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihan
Hubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihan
 
Fiqih i khtilaf
Fiqih i khtilafFiqih i khtilaf
Fiqih i khtilaf
 
Filsafat ilmu kebebasan dalam berpendapat
Filsafat ilmu kebebasan dalam berpendapatFilsafat ilmu kebebasan dalam berpendapat
Filsafat ilmu kebebasan dalam berpendapat
 
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKAN
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKANQawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKAN
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKAN
 
Dakwah kita
Dakwah kitaDakwah kita
Dakwah kita
 
Power point msi
Power point msiPower point msi
Power point msi
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Kajian utama
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Kajian utama MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Kajian utama
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Kajian utama
 
Perilaku tercela
Perilaku tercelaPerilaku tercela
Perilaku tercela
 
Ghibah
GhibahGhibah
Ghibah
 
Induk akhlak islami
Induk akhlak islamiInduk akhlak islami
Induk akhlak islami
 

Más de Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Muhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Muhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Muhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
Muhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
Muhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Muhsin Hariyanto
 

Más de Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Bahaya ananiyah

  • 1. 1 UNIVERSITY RESIDENCE - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA KARASIBAZHU (Kajian Rabu Siang Ba’da Zhuhur) Memahami dan Mewaspadai Sifat Ananiyah Setiap manusia, diciptakan untuk saling membahu, tolong-menolong satu sama lain. Tak pernah ditemukan di alam fana ini, manusia yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Karena itu, bekerjasama (team work) dalam Islam merupakan sunnatullah yang wajib dibangun agar tidak terjadi kesenjangan antara yang satu dengan lainnya. Selain itu, team work yang terbangun dengan solid akan memudahkan untuk mewujudkan setiap agenda yang sudah terencana sebelumnya. Itulah sebabnya dalam sebuah team work sangat dihindari sifat ananiyah (egois), sebab sifat itu bisa menghancurkan semua rencana dan agenda-agenda besar yang sedang atau sudah dibangun. Bila dikaji lebih dalam, ananiyah berasal dari kata ana artinya ‘aku’. Ananiyah juga berarti ‘keakuan’. Sifat ananiyah ini biasa disebut egoistis, yaitu sikap hidup yang terlalu mementingkan diri sendiri bahkan jika perlu dengan mengorbankan kepentingan orang banyak/lain. Sikap ini adalah sikap hidup yang tercela, karena cenderung berbuat seenaknya saja sehingga dapat merusak tatanan pergaulan dalam sebuah team work atau masyarakat. Para psikolog menyebutnya dengan istilah “egoisme”. Egoisme merupakan motivasi untuk memertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Lawankata dari egoisme adalah altruisme. Dalam kehidupan sehari-hari, penyakit mental seperti ini dapat diketahui dari sikapnya yang selalu mementingkan dan mengutamakan kepentingan dirinya di atas segala-galanya, tanpa mengindahkan kepentingan orang lain. Dengan kata lain, yang penting “aku tampil dan terus maju”. Apakah demi kepentingan dirinya akan mengorbankan orang lain, hal ini tidak akan menjadi pertimbangannya. Bahaya Ananiyah Sifat Ananiyah akan melahirkan sifat egosentris, artinya mengutamakan kepentingan dirinya di atas kepentingan yang lain. Seseorang dikatakan egosentris, bila lebih peduli terhadap dirinya sendiri daripada orang lain. Mereka lebih banyak berpikir dan berbicara mengenai diri sendiri dan tujuan aksi mereka, semata-mata untuk kepentingannya pribadinya (saja). Orang-orang yang terjangkiti penyakit
  • 2. 2 ananiyah ini cenderung melihat orang lain dengan sebelah mata. Ia mengambil tindakan sesuai jalan dan alam pikirannya sendiri tanpa melihat orang lain yang mungkin dari sisi ilmu dan pengalaman jauh lebih banyak darinya. Hal itu terjadi karena orang-orang egois ini dikendalikan oleh nafsunya dalam setiap tindakan. Bahkan standar kebenaran-pun ditentukan oleh kepentingan dirinya. Nafsulah yang menjadi kendali dan mendominasi seluruh tindakannya. Padahal Allah SWT melarang hal tersebut. Allah SWT berfirman, ِ‫و‬ َ ‫ل‬َ‫و‬َِِ‫ع‬َ‫ب‬ َ ‫اّت‬ِِّ‫ق‬َ‫ح‬ ‫اْل‬ِِ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ه‬َ‫اء‬َ‫و‬ ‫ح‬ ‫ه‬ َ ‫أ‬ِِ‫ت‬ َ ‫د‬ َ‫س‬ َ ‫ف‬ َ ‫ل‬ِِ ُ ‫ات‬َ‫او‬َ‫م‬ َ‫الس‬ِِ ُ ‫ض‬‫ح‬‫ر‬ َ ‫ح‬ ‫اْل‬َ‫و‬ِ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬َِِ‫ن‬‫يه‬‫ف‬ِۚ ‫ح‬ ‫ل‬َ‫ب‬ِ ‫م‬ ُ ‫اه‬ َ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫ي‬ َ ‫ت‬ َ ‫أ‬ِِ‫ب‬ِ‫ح‬‫م‬‫ه‬‫ر‬ ‫ح‬ ‫ك‬‫ذ‬ِِ‫ح‬‫م‬ُ‫ه‬ َ ‫ف‬ِ‫ن‬َ‫ع‬ِ‫م‬‫ه‬‫ر‬ ‫ح‬ ‫ك‬‫ذ‬ِِ َ ‫ون‬ ُ‫ض‬‫ر‬ ‫ح‬ ‫ع‬ ّ ‫م‬ “Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (al-Quran) mereka, tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (QS al-Mu’minûn/23: 71). Peringatan Allah SWT itu bisa dimaknai seperti ini: sekiranya orang- orang yang egois itu menjadikan kebenaran sebuah keputusan berdasarkan hawa nafsunya sendiri, maka tentu agenda-agenda besar dalam sebuah organisasi yang sedang direncanakan akan hancur berantakan. Sifat ananiyah ini sangat berbahaya. Jika pelakunya tak segera muhasabah (introspeksi) dan bertaubat kepada Allah SWT, maka ananiyah itu akan melahirkan sifat-sifat negatif lainnya seperti; sifat bakhil (pelit/kikir), tamak (serakah), mau menang sendiri, zhalim (suka menganiaya), meremehkan orang lain dan ifsâd (merusak). Lebih parah lagi, jika ananiyah itu tidak segera ditumpas, akan berkembang menjadi sifat kibir (sombong) yang ciri utamanya adalah batharul haq (menolak kebenaran) dan ghamtun nâs (merendahkan manusia). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan." Seorang laki-laki bertanya, "Sesungguhnya laki-laki menyukai apabila
  • 3. 3 baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya Allah itu bagus menyukai yang bagus, kesombongan itu menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR Muslim dari Abdullah bin Mas’ud, Shahîh Muslim, juz I, hal. 65 , hadits no. 275). Sifat egois sungguh berbahaya. Ananiyah yang melekat pada orang biasa saja (tak kaya dan tak punya kekuasaan) akan berbahaya, apalagi jika sifat busuk itu melekat pada penguasa dan orang kaya, tentu saja dampaknya akan lebih dahsyat lagi bahayanya. Jika ananiyah ini melekat pada penguasa, maka ia akan menjadi penguasa yang bersikap otoriter, ‘diktator’, koruptor, tiran dan absolut. Contoh nyata dari penguasa seperti ini sepanjang sejarah Mesir yang mengidap penyakit ananiyah ini adalah Fir’aun dan Namrud. Kedua penguasa itu memerintah manusia dengan hawa nafsunya semata, tanpa memerhatikan kepentingan rakyat/umat yang dipimpinnya. Yang terjadi, justeru para penguasa itu membuat kerusakan di mana-mana. Allah SWT berfirman, ‫ا‬ َ ‫ذ‬‫إ‬َ‫و‬ِِ َ ‫يل‬‫ق‬ِِ‫ح‬‫م‬ُ‫ه‬ َ ‫ل‬ِِ َ ‫ل‬ِ‫وا‬ُ‫د‬‫س‬ ‫ح‬ ‫ف‬ ُ ‫ّت‬ِِ‫ف‬ِِ‫ض‬‫ح‬‫ر‬ َ ‫ح‬ ‫اْل‬ِ‫وا‬ ُ ‫ال‬ َ ‫ق‬ِ‫ا‬َ‫م‬ َ ‫ّن‬‫إ‬ُِِ‫ن‬ ‫ح‬ َ ‫َن‬ِِ َ ‫ون‬ُ‫ح‬‫ل‬ ‫ح‬ ‫ص‬ُ‫م‬ “Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS al-Baqarah/2: 11). Tentang bahaya ananiyah ini, Rasulullah SAW pun bersabda, “Aniaya itu menjadi kegelapan di hari kiamat.” (HR al-Bukhari dari Abdullah bin Umar, Shahîh al-Bukhâriy, juz III, hal. 169, hadits no, 2447). Banyak dalil, baik dari Qur’an dan Hadits yang menyebut betapa bahayanya sifat egois/ananiyah. Rasulullah SAW bersabda,
  • 4. 4 “Siapa yang merusak nama baik atau harta benda orang lain maka minta maaflah kepadanya sekarang ini, sebelum datang di mana mata uang tidak laku lagi. Kalau ia memunyai kebajikan, sebagian amal baiknya itu akan diambil sesuai dengan kadar perbuatan aniayanya. Kalau ia tidak memunyai amal baik, maka dosa orang lain itu diambil dan ditambahkan pada dosanya.” (HR al-Bukhari dari Abu Hurairah, Shahîh al-Bukhâriy, juz. III, hal. 170, hadits no. 2449). Sifat ananiyah juga sering menimbulkan sikap permusuhan, padahal sikap permusuhan itu sangat dibenci Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang paling dibenci Allah ialah orang yang paling suka bermusuhan.” (HR al- Bukhari dari ‘Aisyah r.a., Shahîh al-Bukhâriy, juz. III, hal. 171, hadits no. 2457). Dalam hadits lain dinyatakan bahwa RAsulullah SAW bersabda; "Manusia yang paling dimurkai Allah ada tiga: Orang yang melakukan pelanggaran di tanah haram, orang yang mencari-cari perilaku jahiliyah padahal telah masuk Islam, dan memburu darah seseorang tanpa alasan yang dibenarkan untuk menumpahkan darahnya." (HR al-Bukhari dari Abdullah bin Abbas, Shahîh al-Bukhâriy, juz.IX, hal. 7, hadits no. 6882) Tanda Orang Egois Orang yang terjangkit penyakit ananiyah/egois biasanya selalu merasa sok tahu (merasa sudah cukup pengetahuan dan pengalaman), padahal
  • 5. 5 sebenarnya masih sangat kurang. Yang jadi masalah, orang egois yang sok tahu itu biasanya tak pernah mau menyadari di mana letak kesalahan dan kelemahannya. Agar sadar bahwa kita terjebak dengan sifat ananiyah ini, maka ada baiknya kita lihat beberapa ciri orang egois/ananiyah berikut ini. Pertama, tak suka membaca. Orang yang egois, biasanya sumber bacaannya sedikit sekali atau bahkan tak pernah membaca. Selain itu, dia tidak pernah mau membaca situasi di lingkungannya. Mengapa? Karena dia selalu yakin dengan sudut pandang pikirannya dalam mengambil satu keputusan dan langkah. Ia tak pernah mau mengikuti masukan dari orang lain, bila masukan itu dirasa tak bisa mewujudkan apa yang sudah menjadi ambisinya. Sebaliknya, bila masukan itu sesuai dengan rencana ambisinya, maka dengan senang hati ia akan tampil ke depan. Yang penting, apa yang menjadi keinginannya terwujud tanpa melihat bagaimana akibat panjang yang akan dialami. Dalam sebuah organisasi, hal virus tak suka membaca ini tentu sangat berbahaya sebab bisa meruntuhkan semua visi misi yang sudah dibangun. Kedua, membanggakan luasnya pengetahuan. Orang egois biasanya selalu membanggakan kepintarannya dan memamerkan kepada orang lain. Ia lebih senang muncul dan menunjukkan pada banyak orang bahwa ia adalah orang yang punya pengetahuan luas. Ia mungkin suka menulis dan berbicara sebanyak-banyaknya dalam berbagai bidang, tetapi kurang sekali memerhitungkan apakah pembicaraannya berkualitas atau tidak. Tak heran bila ia menjadi seorang ulama, maka setiap pertanyaan dijawab sendiri meski diluar keahliannya. Ketiga, merendahkan orang lain yang tidak sepaham. Muslim yang egois, siapa saja yang bertentangan dengan pendapatnya, segera ia menuduh mereka telah melakukan bid’ah, sesat, meremehkan agama, dan sebagainya. Bahkan, sampai melarang orang-orang lain melakukan amal yang caranya lain walau mereka memunyai dalil tersendiri. Ia menjadikan dirinya sebagai “Yang Maha Tahu”, terlalu yakin bahwa pasti pandangan dirinyalah satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan yang lain pasti salah. Padahal, Allah SWT berfirman, ...ِ َ ‫ل‬ َ ‫ف‬ِ‫وا‬ ّ ‫ّك‬َ‫ز‬ ُ ‫ت‬ِِ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ‫س‬ ُ ‫نف‬ َ ‫أ‬َِۖ‫و‬ ُ ‫ه‬ُِِ‫م‬ َ ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ع‬ َ ‫أ‬ِِ‫ن‬َ‫م‬‫ب‬ِِ‫ى‬ َ ‫ق‬ َ ‫اّت‬ “… Janganlah kamu menganggap diri kamu suci; Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan.” (QS an-Najm/53: 32). Keempat, suka menyatakan pendapat tanpa dasar yang kuat. Orang egois yang sok tahu senang menyampaikan pendapatnya sendiri mengatasnamakan Islam. Padahal bisa jadi dasar penyampaiannya itu tak
  • 6. 6 bersumber dari al-Qur’an dan Hadits melainkan semata-mata untuk mewujudkan keinginannya. Ia hanya mengemukakan opini pribadinya tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli maupun ‘aqli. Upaya Untuk Menghindari Ananiyah Ada beberapa cara untuk menekan sikap ananiyah antara lain sebagai berikut. Pertama, menyadarkan diri bahwa manusia itu diciptakan sama dan memunyai hak yang sama. Kesadaran ini akan melahirkan sikap menghargai orang lain. Menghargai orang lain artinya mengenal, memahami sekaligus mencintai sesama. Sehingga apa yang sudah menjadi rencana dan cita-cita besar bersama akan terwujud. Kedua, menyadari bahwa manusia hidup membutuhkan orang lain. Dia harus merelakan dirinya karena dirinya merupakan bagian dari satu sistem kehidupan yang saling membutuhkan. Selain itu, ia harus mampu menekan hawa nafsu dan memupuk sikap tasamuh (tenggang rasa). Ketiga, menyadari bahwa hidup adalah pengabdian kepada Allah SWT. Setiap pengabdian diperlukan perjuangan dan setiap perjuangan memerlukan pengorbanan dan teman. Menyadari juga bahwa sikap ananiyah bila dibiarkan akan mengarah pada sikap sombong yang membinasakan dan dibenci oleh Allah SWT dan seluruh manusia. Keempat, menanamkan dan membiasakan diri dengan sikap tawadhu’ (rendah hati), syukur, ikhlas dan tasâmuh (tenggang rasa), karena sifat-sifat tersebut akan mengikis habis sifat ananiyah. Lalu, menghayati dan mendalami setiap hikmah di balik perintah ibadah secara universal, seperti ibadah shalat, shaum, zakat. dan lain-lain. Agar Allah SWT senantiasa menjaga kita dari kejahatan nafsu yang bisa mengundang sifat ananiyah, maka Rasulullah SAW mengajarkan doa ini, “Ya Allah, ilhamkan kepadaku hidayah dan lindungilah aku dari kejahatan diri/nafsuku”. (HR at-Tirmidzi dari Imran bih Hushain, Sunan al-Tirmidzi, juz V, hal. 519, hadits no. dan dia berkata, ini adalah: “hadits hasan gharib”). Wallâhu A’lam.