SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 4
MENGGALI MAKNA SABAR

                        Oleh: Muhsin Hariyanto

     Kesabaran tidak selalu harus dimaknai sebagai sikap "pasif", pasrah
     terhadap keadaan, menerima apa adanya, yang selnjutnya bahkan
     sering dipersepsi – secara tidak tepat -- sebagai sikap "qana'ah".
     Lebih bermakna dari itu semua, kesabaran sudah semestinya
     dipandang sebagai sikap proaktif untuk mengubah keadaan
     "menjadi serba lebih baik". Itulah yang penulis pahami, sebagai
     pesan moral dari tulisan (Mas) Zaim Uchrowi yang berjudul:
     "Masyarakat Yang Sabar” dalam rubrik Resonansi, Republika,
     Jumat, 23 September 2005.
       SABAR, kata para ahli bahasa, secara harfiah berarti "bertahan" atau
"menahan diri". Sebuah sifat mulia yang seharusnya dimiliki oleh setiap
orang, dalam status dan peran apa pun. Bentuk kongkret sabar yang
dilembagakan dalam (agama) Islam – antara lain -- adalah kesadaran untuk
ber-imsâk (menahan diri), yang diformalkan ajarannya dalam kewajiban
berpuasa. Ketika berpuasa, seorang muslim harus “menahan diri” dari
perbuatan-perbuatan yang tidak perlu, apalagi perbuatan yang dilarang, dan
– untuk selanjutnya -- bersikap proaktif untuk beramal saleh, meskipun harus
bergulat dengan realitas serba tidak ideal, di antaranya: kondisi "lapar dan
dahaga".
         Sayang! Pemahaman sebagian orang terhadap ajaran untuk “menahan
diri” ini seringkali terjebak pada pemaknaan eksoterik (lahiriah), menahan
diri dari makan- minum, dan utamanya ”jima’” (hubungan -- badan -- suami-
istri). Padahal, ketika kita mau sedikit bergeser untuk memaknainya dalam
dimensi esoterik (batiniah)-nya, maka kita akan menemukan makna terdalam
dari terma imsak ini, menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang merugikan
diri sendiri dan (juga) merugikan orang lain kurang begitu dipahami. Tidak
hanya itu, di ketika kita lupa untuk memahami maksud hadis-hadis Nabi
s.a.w. tentang makna puasa, maka makna esensial imsak pun seringkali
terlupakan. Imsak setiap muslim yang telah berpuasa, belum – secara jelas --
memercik dalam kehidupan riil dalam bangunan kehidupan intrapersonal,
interpersonal dan sosial. Tegasnya: belum menjadi kesalehan individual dan
kolektif.
        Dari realitas inilah kita bisa memahami intisari nasihat Nabi s.a.w.
dalam salah satu sabda beliau: kam min shâ`imin laisa lahû min shiyâmihi illâ
al-jû’u wa al-‘athasyu, betapa banyak orang yang sudah (merasa) berpuasa,
namun tidak pernah sekalipun mendapatkan makna dan pahala puasanya
kecuali (rasa) lapar dan dahaga.
       Kini saatnya kita maknai sabar dalam pengertian imsak. Sabar – dalam
pengertian imsak – minimal bisa kita maknai dengan 3 (tiga) pengertian: [1]
sabar di saat kita mengerjakan perintah Allah (kebajikan), [2] sabar di saat
kita meninggalkan larangan Allah (kemungkaran), dan [3] sabar dalam
menerima terhadap takdir; baik yang berupa musibah (sebagai peringatan,
ujian maupun nikmat-terselubung dari Allah).
                                      1
Pertama, kita harus bersabar untuk membiasakan sesuatu yang baik
dan benar. Meskipun ”yang baik dan benar” itu tidak selamanya dianggap
wajar oleh semua orang. Bahkan – konon kabarnya – orang yang selalu
membiasakan yang baik dan benar harus rela menjadi seseorang dan
sekelompok orang yang terpinggirkan, hanya karena menyempal dari
kebiasaaan mayoritas. Dia bersama dengan kelompoknya harus bersedia
menjadi ghurabâ’, sekelompok manusia yang – kata Nabi s.a.w – selalu
melakukan ishlâh (perbaikan diri dan komunitasnya) untuk kepentingan
kemanusiaan-universal, di ketika mayoritas (manusia) sedang menikmati
sistem dan b budaya korup. Rasa haus dan lapar – sebagai media untuk
memahami realitas sosial-kemanusia – dalam berpuasa bagi setiap muslim
sudah seharusnya menjadi tindakan yang proaktif yang dilakukan dengan
ikhlas karena Allah, -- disamping menjadikan dirinya semakin dekat kepada
Allah, juga benar-benar berimplikasi pada lahirnya tindakan kepedulian-
sosial untuk menyelesaikan berbagai persoalan sosial-kemanusiaan yang tidak
pernah sepi (selalu) berada di hadapannya. Di sinilah doktrin amar ma’ruf
menemukan implementasinya.
       Kedua, kita harus bersabar untuk tidak melakukan kemungkaran.
Tindakan proaktifnya adalah: melawan segala tindakan yang merugikan diri
dan semua orang. Seorang muslim yang memiliki sikap sabar, tidak akan
pernah berputus asa untuk melaksanakan misi kerahmatan Islam, menuju visi
yang sama: menggapai rahmat Allah (dalam pengertian yang lebih substantif).
Seperti pesan-moral Nabi s.a.w.: ”tidak pernah ada kata putus asa – bagi
setiap muslim -- untuk menggapai rahmat Allah”. Setiap muslim – sudah
seharusnya – memiliki kesabaran untuk mengupayakan wujudnya rahmat
Allah di tengah-tengah umat manusia, dengan selalu peduli untuk ber”nahi
munkar”. Dengan kata lain, kita – setiap muslim -- wajib bersabar untuk terus
melawan segala bentuk kemungkaran, oleh siapa pun kepada siapa pun.
       Ketiga, kita harus bersabar terhadap takdir Tuhan. Sabar di sini adalah
ridha terhadap semua kejadian yang menimpa diri kita, yang berarti imsâk
dari sikap mengeluh, apalagi menyesali setiap perolehan dari Allah, dengan
sikap dan tindakan yang serba-positif. Dengan demikian sabar adalah
melakukan refleksi-kritis terhadap berbagai hal yang menimpa diri kita.
Karena betapa pun Allah – dengan segala kebijakan dan keberpihakan-Nya
terhadap diri kita -- tidak akan pernah sekali pun bersikap zalim terhadap
hamba-Nya. Bahkan kita perlu berkontemplasi dengan selalu bertanya:
peringatan, ujian dan nikmat-terselubung apa yang tengah diberikan oleh
Allah terhadap diri kita, di saat musibah silih-berganti menyapa diri kita?
Inikah pelajaran terbaik dari Allah pada diri kita, setelah kita terlalu banyak
lupa untuk mengingat-Nya?
       Kini kita semakin sadar, begitu tinggi nilai kesabaran kita. Sampai-
sampai al-Quran menyebutnya lebih dari 80 (delapan puu) kali dalam
berbagai ragamnya. Ketika menghadapi musibah, kita diperintahkan
menempuh laku ash-shabru ’inda al-mushîbah (sabar ketika ditimpa
musibah); ketika menghadapi godaan setan yang selalu membujuk kita untuk
bermaksiat, kita diperintahkan menempuh laku ash-shabru 'an al-ma'shiyah
(sabar untuk tidak berbuat maksiat), dan kita pun diperintahkan untuk
menempuh laku ash-shabru 'alââ ath-thâ'ah (sabar untuk berbuat baik).
                                       2
Semuanya ternyata bernilai positif, meskipun ketiga ragam kesabaran itu –
tentu saja -- bukan sesuatu yang mudah untuk kita jalani.
        Konon kabarnya, seseorang yang tengah menghadapi rintangan yang
berat, terkadang hati kecilnya membisikkan agar ia berhenti (berputus asa),
meski yang diharapkannya belum tercapai. Dorongan hati kecil itu
selanjutnya menjadi keinginan jiwa. Dan jika keinginan itu ditahan, ditekan,
dan tidak diikuti, maka tindakan ini merupakan pengejawantahan dari
hakikat sabar yang mendorongnya agar tetap melanjutkan usahanya
walaupun harus menghadapi berbagai rintangan yang berat. Dia akan terus
berproses untuk menjadi apa dan siapa pun yang dicita-citakannya dalam
suka dan duka, dengan cara apa pun yang terus ia cari dalam bentuk
kreativitas untuk selalu berbuat sesuatu, kapan dan di mana pun.
       Betapa pun sulitnya kita menanamkan sikap sabar ke dalam diri kita,
kesabaran – yang merupakan energi dan kekuatan diri kita -- harus selalu
melekat pada setiap pribadi muslim. Dengan kesabaran yang tinggi, seseorang
pasti akan selalu tabah dan ulet dalam mengarungi bahtera kehidupan yang
sangat fluktuatif, kadangkala mendaki, menurun, terjal, datar, dan
kadangkala pula sangat licin. Kadangkala di atas, kadangkala di bawah,
kadangkala dalam posisi dan jabatan yang tinggi, dan kadangkala tidak
memiliki jabatan sama sekali. Sabar pada hakikatnya bukanlah sesuatu yang
harus ditunjukkan dengan keluhahan, penyerahan-diri, dan bukan pula sikap
pasif untuk tidak beraktivitas apa pun. Sabar harus menjadi instrumen untuk
membangun ketangguhan dalam melakukan sesuatu yang serba-positif, ketika
berhadapan dengan rintangan dan tantangan. Justeru, bagi setiap orang yang
bisa bersabar, rintangan dan tantangan dijadikannya sebagai suatu peluang
dan kesempatan untuk semakin dinamis dalam mempersembahkan yang
terbaik dalam kehidupannya.
       Dalam kehidupan kita, setiap muslim harus selalu berpikir untuk
memecahkan masalah, mengambil keputusan dan melahirkan kreativitas
dengan spirit kesabaran. Kesabaran untuk meraih Sesutu yang terbaik
kadangkala membutuhkan waktu yang cukup panjang dan tidak cukup
dengan satu kali cobaan, sehingga seseorang semakin terbukti dan teruji.
Seseorang yang memilik kesabaran tidak pernah akan mengeluh karena
panjangnya waktu yang dilalui untuk meraih kesuksesan. Dia juga tidak
pernah bosan untuk menghadapi tantangan. Dan kita pun bias
berkesimpulan, bahwa kesabaran dalam dalam tiga dimensinya harus selalu
ada pada setiap muslim. Pertama, sabar dalam pengertian berkemauan dan
berkemampuan menempuh laku imsâk ketika menghadapi godaan setan yang
selalu membujuk untuk bermaksiat, dengan satu kesedian untuk mengatakan
“tidak“ terhadap setan, di ketika mereka membujuknya untuk mengkhianati
Allah dan Rasul-Nya. Kedua, sabar dalam pengertian berkemauan dan
berkemampuan menempuh laku imsâk untuk berbuat baik dan benar, dengan
satu kesediaan untuk mengatakan “ya“ terhadap semua pertintah Allah dan
Rasul-Nya. Ketiga, sabar dalam pengertian berkemauan dan berkemampuan
menempuh laku imsâk di ketika menghadapi musibah, dengan berkemauan
dan berkemampuan untuk mengendalikan emosi, sehingga tidak sampai
bersikap putusasa dalam menghadapi semua persoalan hidup, betapa pun

                                      3
beratnya, dengan satu kesediaan untuk mengatakan “innâ lillâ wa innâ ilaihi
râji’ûn“ (semuanya milik Allah, dan pasti (hanya akan) kembali kepada-Nya).

      Setelah kita pahami esensi sikap sabar yang kita miliki, kita pun bisa
bertanya kepada diri kita: Kenapa harus pesimis? Dengan sikap sabar (yang
proporsional), masa depan akan selalu kita retas dengan sikap optimis!

Penulis adalah: Dosen Tetap FAI-UMY dan Dosen Luar Biasa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.




                                           4

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

materi pai
materi pai materi pai
materi pai lorodwi
 
Diktat rehab hati 2016
Diktat rehab hati 2016Diktat rehab hati 2016
Diktat rehab hati 2016Edi Awaludin
 
Qonaah dan tasawuh
Qonaah dan tasawuhQonaah dan tasawuh
Qonaah dan tasawuhnajikha
 
10 cara menenangkan hati
10 cara menenangkan hati10 cara menenangkan hati
10 cara menenangkan hatiAjeng Pipit
 
Akhlak tercela pada diri sendiri
Akhlak tercela pada diri sendiriAkhlak tercela pada diri sendiri
Akhlak tercela pada diri sendiriMuhammad J
 
kajian surah al anfal 72
 kajian surah al anfal 72 kajian surah al anfal 72
kajian surah al anfal 72Dea Aulia
 
Syaja’ah dan tawadhu’
Syaja’ah dan tawadhu’Syaja’ah dan tawadhu’
Syaja’ah dan tawadhu’Fafa Pie
 
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKAN
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKANQawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKAN
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKANAmiruddin Ahmad
 
Kiat Hidup Bahagia
Kiat Hidup BahagiaKiat Hidup Bahagia
Kiat Hidup Bahagiaarms lalala
 
Bahtera penyelamat - Fathi Yakan
Bahtera penyelamat - Fathi YakanBahtera penyelamat - Fathi Yakan
Bahtera penyelamat - Fathi YakanImran
 
Bahan motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalah1
Bahan motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalah1Bahan motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalah1
Bahan motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalah1Helmon Chan
 
Bahan Motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalah
Bahan Motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalahBahan Motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalah
Bahan Motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalahHelmon Chan
 

La actualidad más candente (18)

materi pai
materi pai materi pai
materi pai
 
Akhlak terpuji
Akhlak terpujiAkhlak terpuji
Akhlak terpuji
 
Diktat rehab hati 2016
Diktat rehab hati 2016Diktat rehab hati 2016
Diktat rehab hati 2016
 
Qonaah dan tasawuh
Qonaah dan tasawuhQonaah dan tasawuh
Qonaah dan tasawuh
 
makalah sabar
makalah sabarmakalah sabar
makalah sabar
 
10 cara menenangkan hati
10 cara menenangkan hati10 cara menenangkan hati
10 cara menenangkan hati
 
Akhlak tercela pada diri sendiri
Akhlak tercela pada diri sendiriAkhlak tercela pada diri sendiri
Akhlak tercela pada diri sendiri
 
Sifat Sabar
Sifat SabarSifat Sabar
Sifat Sabar
 
kajian surah al anfal 72
 kajian surah al anfal 72 kajian surah al anfal 72
kajian surah al anfal 72
 
Syaja’ah dan tawadhu’
Syaja’ah dan tawadhu’Syaja’ah dan tawadhu’
Syaja’ah dan tawadhu’
 
Tawadhu' (rendah hati) 01
Tawadhu' (rendah hati) 01Tawadhu' (rendah hati) 01
Tawadhu' (rendah hati) 01
 
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKAN
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKANQawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKAN
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKAN
 
23 kiat hidup bahagia
23 kiat hidup bahagia23 kiat hidup bahagia
23 kiat hidup bahagia
 
Aqhlak
AqhlakAqhlak
Aqhlak
 
Kiat Hidup Bahagia
Kiat Hidup BahagiaKiat Hidup Bahagia
Kiat Hidup Bahagia
 
Bahtera penyelamat - Fathi Yakan
Bahtera penyelamat - Fathi YakanBahtera penyelamat - Fathi Yakan
Bahtera penyelamat - Fathi Yakan
 
Bahan motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalah1
Bahan motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalah1Bahan motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalah1
Bahan motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalah1
 
Bahan Motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalah
Bahan Motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalahBahan Motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalah
Bahan Motivasi dan dawah Nasehat untuk menyelesaikan masalah
 

Destacado

Inforbix update jan 2012
Inforbix update jan 2012Inforbix update jan 2012
Inforbix update jan 2012inforbix
 
April Seminar
April SeminarApril Seminar
April Seminarmalcorboy
 
Photographic illustration research
Photographic illustration researchPhotographic illustration research
Photographic illustration researchSue Crickmore
 
Wedding photography2
Wedding photography2Wedding photography2
Wedding photography2Sue Crickmore
 

Destacado (6)

Inforbix update jan 2012
Inforbix update jan 2012Inforbix update jan 2012
Inforbix update jan 2012
 
April Seminar
April SeminarApril Seminar
April Seminar
 
Itsar seorang pemimpin
Itsar seorang pemimpinItsar seorang pemimpin
Itsar seorang pemimpin
 
Photographic illustration research
Photographic illustration researchPhotographic illustration research
Photographic illustration research
 
Wedding photography2
Wedding photography2Wedding photography2
Wedding photography2
 
Freak On A Leash
Freak On A LeashFreak On A Leash
Freak On A Leash
 

Similar a Makna Sabar

Memahami Makna Sabar yang Sesungguhnya.pptx
Memahami Makna Sabar yang Sesungguhnya.pptxMemahami Makna Sabar yang Sesungguhnya.pptx
Memahami Makna Sabar yang Sesungguhnya.pptxwachidatunhidayatun1
 
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalatSelesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalatMuhsin Hariyanto
 
Pengertian sabar123
Pengertian sabar123Pengertian sabar123
Pengertian sabar123lorodwi
 
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalatSelesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalatMuhsin Hariyanto
 
Mujahadah anfash
Mujahadah anfash Mujahadah anfash
Mujahadah anfash muji anto
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran khusnuzon
Rencana pelaksanaan pembelajaran khusnuzonRencana pelaksanaan pembelajaran khusnuzon
Rencana pelaksanaan pembelajaran khusnuzonbardieandesta
 
40 cara menyelesaikan_masalah
40 cara menyelesaikan_masalah40 cara menyelesaikan_masalah
40 cara menyelesaikan_masalahHelmon Chan
 
Jangan pernah berputus asa
Jangan pernah berputus asaJangan pernah berputus asa
Jangan pernah berputus asaMuhsin Hariyanto
 
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...MukarobinspdMukarobi
 
Syarifudin, merawat jiwa
Syarifudin, merawat jiwaSyarifudin, merawat jiwa
Syarifudin, merawat jiwaSyarifudin Amq
 
9104 qana'ah dan tasamuh
9104 qana'ah dan tasamuh9104 qana'ah dan tasamuh
9104 qana'ah dan tasamuhnajikha
 
ppt qana'ah dan tasamuh
ppt qana'ah dan tasamuhppt qana'ah dan tasamuh
ppt qana'ah dan tasamuhUsmawatidewi
 
9104 qana'ah dan tasamuh
9104 qana'ah dan tasamuh9104 qana'ah dan tasamuh
9104 qana'ah dan tasamuhsalamahumi16
 

Similar a Makna Sabar (20)

Memahami Makna Sabar yang Sesungguhnya.pptx
Memahami Makna Sabar yang Sesungguhnya.pptxMemahami Makna Sabar yang Sesungguhnya.pptx
Memahami Makna Sabar yang Sesungguhnya.pptx
 
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalatSelesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalat
 
Pengertian sabar123
Pengertian sabar123Pengertian sabar123
Pengertian sabar123
 
Husnuzzon
HusnuzzonHusnuzzon
Husnuzzon
 
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalatSelesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalat
 
Bmf 49 kesabaran
Bmf 49 kesabaranBmf 49 kesabaran
Bmf 49 kesabaran
 
materi
materimateri
materi
 
Mujahadah anfash
Mujahadah anfash Mujahadah anfash
Mujahadah anfash
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran khusnuzon
Rencana pelaksanaan pembelajaran khusnuzonRencana pelaksanaan pembelajaran khusnuzon
Rencana pelaksanaan pembelajaran khusnuzon
 
40 cara menyelesaikan_masalah
40 cara menyelesaikan_masalah40 cara menyelesaikan_masalah
40 cara menyelesaikan_masalah
 
Jangan pernah berputus asa
Jangan pernah berputus asaJangan pernah berputus asa
Jangan pernah berputus asa
 
Bab xiii
Bab xiiiBab xiii
Bab xiii
 
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
 
Sedar diri
Sedar diriSedar diri
Sedar diri
 
Syarifudin, merawat jiwa
Syarifudin, merawat jiwaSyarifudin, merawat jiwa
Syarifudin, merawat jiwa
 
Menikmati puasa
Menikmati puasaMenikmati puasa
Menikmati puasa
 
Menikmati puasa
Menikmati puasaMenikmati puasa
Menikmati puasa
 
9104 qana'ah dan tasamuh
9104 qana'ah dan tasamuh9104 qana'ah dan tasamuh
9104 qana'ah dan tasamuh
 
ppt qana'ah dan tasamuh
ppt qana'ah dan tasamuhppt qana'ah dan tasamuh
ppt qana'ah dan tasamuh
 
9104 qana'ah dan tasamuh
9104 qana'ah dan tasamuh9104 qana'ah dan tasamuh
9104 qana'ah dan tasamuh
 

Más de Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

Más de Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Makna Sabar

  • 1. MENGGALI MAKNA SABAR Oleh: Muhsin Hariyanto Kesabaran tidak selalu harus dimaknai sebagai sikap "pasif", pasrah terhadap keadaan, menerima apa adanya, yang selnjutnya bahkan sering dipersepsi – secara tidak tepat -- sebagai sikap "qana'ah". Lebih bermakna dari itu semua, kesabaran sudah semestinya dipandang sebagai sikap proaktif untuk mengubah keadaan "menjadi serba lebih baik". Itulah yang penulis pahami, sebagai pesan moral dari tulisan (Mas) Zaim Uchrowi yang berjudul: "Masyarakat Yang Sabar” dalam rubrik Resonansi, Republika, Jumat, 23 September 2005. SABAR, kata para ahli bahasa, secara harfiah berarti "bertahan" atau "menahan diri". Sebuah sifat mulia yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang, dalam status dan peran apa pun. Bentuk kongkret sabar yang dilembagakan dalam (agama) Islam – antara lain -- adalah kesadaran untuk ber-imsâk (menahan diri), yang diformalkan ajarannya dalam kewajiban berpuasa. Ketika berpuasa, seorang muslim harus “menahan diri” dari perbuatan-perbuatan yang tidak perlu, apalagi perbuatan yang dilarang, dan – untuk selanjutnya -- bersikap proaktif untuk beramal saleh, meskipun harus bergulat dengan realitas serba tidak ideal, di antaranya: kondisi "lapar dan dahaga". Sayang! Pemahaman sebagian orang terhadap ajaran untuk “menahan diri” ini seringkali terjebak pada pemaknaan eksoterik (lahiriah), menahan diri dari makan- minum, dan utamanya ”jima’” (hubungan -- badan -- suami- istri). Padahal, ketika kita mau sedikit bergeser untuk memaknainya dalam dimensi esoterik (batiniah)-nya, maka kita akan menemukan makna terdalam dari terma imsak ini, menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang merugikan diri sendiri dan (juga) merugikan orang lain kurang begitu dipahami. Tidak hanya itu, di ketika kita lupa untuk memahami maksud hadis-hadis Nabi s.a.w. tentang makna puasa, maka makna esensial imsak pun seringkali terlupakan. Imsak setiap muslim yang telah berpuasa, belum – secara jelas -- memercik dalam kehidupan riil dalam bangunan kehidupan intrapersonal, interpersonal dan sosial. Tegasnya: belum menjadi kesalehan individual dan kolektif. Dari realitas inilah kita bisa memahami intisari nasihat Nabi s.a.w. dalam salah satu sabda beliau: kam min shâ`imin laisa lahû min shiyâmihi illâ al-jû’u wa al-‘athasyu, betapa banyak orang yang sudah (merasa) berpuasa, namun tidak pernah sekalipun mendapatkan makna dan pahala puasanya kecuali (rasa) lapar dan dahaga. Kini saatnya kita maknai sabar dalam pengertian imsak. Sabar – dalam pengertian imsak – minimal bisa kita maknai dengan 3 (tiga) pengertian: [1] sabar di saat kita mengerjakan perintah Allah (kebajikan), [2] sabar di saat kita meninggalkan larangan Allah (kemungkaran), dan [3] sabar dalam menerima terhadap takdir; baik yang berupa musibah (sebagai peringatan, ujian maupun nikmat-terselubung dari Allah). 1
  • 2. Pertama, kita harus bersabar untuk membiasakan sesuatu yang baik dan benar. Meskipun ”yang baik dan benar” itu tidak selamanya dianggap wajar oleh semua orang. Bahkan – konon kabarnya – orang yang selalu membiasakan yang baik dan benar harus rela menjadi seseorang dan sekelompok orang yang terpinggirkan, hanya karena menyempal dari kebiasaaan mayoritas. Dia bersama dengan kelompoknya harus bersedia menjadi ghurabâ’, sekelompok manusia yang – kata Nabi s.a.w – selalu melakukan ishlâh (perbaikan diri dan komunitasnya) untuk kepentingan kemanusiaan-universal, di ketika mayoritas (manusia) sedang menikmati sistem dan b budaya korup. Rasa haus dan lapar – sebagai media untuk memahami realitas sosial-kemanusia – dalam berpuasa bagi setiap muslim sudah seharusnya menjadi tindakan yang proaktif yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah, -- disamping menjadikan dirinya semakin dekat kepada Allah, juga benar-benar berimplikasi pada lahirnya tindakan kepedulian- sosial untuk menyelesaikan berbagai persoalan sosial-kemanusiaan yang tidak pernah sepi (selalu) berada di hadapannya. Di sinilah doktrin amar ma’ruf menemukan implementasinya. Kedua, kita harus bersabar untuk tidak melakukan kemungkaran. Tindakan proaktifnya adalah: melawan segala tindakan yang merugikan diri dan semua orang. Seorang muslim yang memiliki sikap sabar, tidak akan pernah berputus asa untuk melaksanakan misi kerahmatan Islam, menuju visi yang sama: menggapai rahmat Allah (dalam pengertian yang lebih substantif). Seperti pesan-moral Nabi s.a.w.: ”tidak pernah ada kata putus asa – bagi setiap muslim -- untuk menggapai rahmat Allah”. Setiap muslim – sudah seharusnya – memiliki kesabaran untuk mengupayakan wujudnya rahmat Allah di tengah-tengah umat manusia, dengan selalu peduli untuk ber”nahi munkar”. Dengan kata lain, kita – setiap muslim -- wajib bersabar untuk terus melawan segala bentuk kemungkaran, oleh siapa pun kepada siapa pun. Ketiga, kita harus bersabar terhadap takdir Tuhan. Sabar di sini adalah ridha terhadap semua kejadian yang menimpa diri kita, yang berarti imsâk dari sikap mengeluh, apalagi menyesali setiap perolehan dari Allah, dengan sikap dan tindakan yang serba-positif. Dengan demikian sabar adalah melakukan refleksi-kritis terhadap berbagai hal yang menimpa diri kita. Karena betapa pun Allah – dengan segala kebijakan dan keberpihakan-Nya terhadap diri kita -- tidak akan pernah sekali pun bersikap zalim terhadap hamba-Nya. Bahkan kita perlu berkontemplasi dengan selalu bertanya: peringatan, ujian dan nikmat-terselubung apa yang tengah diberikan oleh Allah terhadap diri kita, di saat musibah silih-berganti menyapa diri kita? Inikah pelajaran terbaik dari Allah pada diri kita, setelah kita terlalu banyak lupa untuk mengingat-Nya? Kini kita semakin sadar, begitu tinggi nilai kesabaran kita. Sampai- sampai al-Quran menyebutnya lebih dari 80 (delapan puu) kali dalam berbagai ragamnya. Ketika menghadapi musibah, kita diperintahkan menempuh laku ash-shabru ’inda al-mushîbah (sabar ketika ditimpa musibah); ketika menghadapi godaan setan yang selalu membujuk kita untuk bermaksiat, kita diperintahkan menempuh laku ash-shabru 'an al-ma'shiyah (sabar untuk tidak berbuat maksiat), dan kita pun diperintahkan untuk menempuh laku ash-shabru 'alââ ath-thâ'ah (sabar untuk berbuat baik). 2
  • 3. Semuanya ternyata bernilai positif, meskipun ketiga ragam kesabaran itu – tentu saja -- bukan sesuatu yang mudah untuk kita jalani. Konon kabarnya, seseorang yang tengah menghadapi rintangan yang berat, terkadang hati kecilnya membisikkan agar ia berhenti (berputus asa), meski yang diharapkannya belum tercapai. Dorongan hati kecil itu selanjutnya menjadi keinginan jiwa. Dan jika keinginan itu ditahan, ditekan, dan tidak diikuti, maka tindakan ini merupakan pengejawantahan dari hakikat sabar yang mendorongnya agar tetap melanjutkan usahanya walaupun harus menghadapi berbagai rintangan yang berat. Dia akan terus berproses untuk menjadi apa dan siapa pun yang dicita-citakannya dalam suka dan duka, dengan cara apa pun yang terus ia cari dalam bentuk kreativitas untuk selalu berbuat sesuatu, kapan dan di mana pun. Betapa pun sulitnya kita menanamkan sikap sabar ke dalam diri kita, kesabaran – yang merupakan energi dan kekuatan diri kita -- harus selalu melekat pada setiap pribadi muslim. Dengan kesabaran yang tinggi, seseorang pasti akan selalu tabah dan ulet dalam mengarungi bahtera kehidupan yang sangat fluktuatif, kadangkala mendaki, menurun, terjal, datar, dan kadangkala pula sangat licin. Kadangkala di atas, kadangkala di bawah, kadangkala dalam posisi dan jabatan yang tinggi, dan kadangkala tidak memiliki jabatan sama sekali. Sabar pada hakikatnya bukanlah sesuatu yang harus ditunjukkan dengan keluhahan, penyerahan-diri, dan bukan pula sikap pasif untuk tidak beraktivitas apa pun. Sabar harus menjadi instrumen untuk membangun ketangguhan dalam melakukan sesuatu yang serba-positif, ketika berhadapan dengan rintangan dan tantangan. Justeru, bagi setiap orang yang bisa bersabar, rintangan dan tantangan dijadikannya sebagai suatu peluang dan kesempatan untuk semakin dinamis dalam mempersembahkan yang terbaik dalam kehidupannya. Dalam kehidupan kita, setiap muslim harus selalu berpikir untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan dan melahirkan kreativitas dengan spirit kesabaran. Kesabaran untuk meraih Sesutu yang terbaik kadangkala membutuhkan waktu yang cukup panjang dan tidak cukup dengan satu kali cobaan, sehingga seseorang semakin terbukti dan teruji. Seseorang yang memilik kesabaran tidak pernah akan mengeluh karena panjangnya waktu yang dilalui untuk meraih kesuksesan. Dia juga tidak pernah bosan untuk menghadapi tantangan. Dan kita pun bias berkesimpulan, bahwa kesabaran dalam dalam tiga dimensinya harus selalu ada pada setiap muslim. Pertama, sabar dalam pengertian berkemauan dan berkemampuan menempuh laku imsâk ketika menghadapi godaan setan yang selalu membujuk untuk bermaksiat, dengan satu kesedian untuk mengatakan “tidak“ terhadap setan, di ketika mereka membujuknya untuk mengkhianati Allah dan Rasul-Nya. Kedua, sabar dalam pengertian berkemauan dan berkemampuan menempuh laku imsâk untuk berbuat baik dan benar, dengan satu kesediaan untuk mengatakan “ya“ terhadap semua pertintah Allah dan Rasul-Nya. Ketiga, sabar dalam pengertian berkemauan dan berkemampuan menempuh laku imsâk di ketika menghadapi musibah, dengan berkemauan dan berkemampuan untuk mengendalikan emosi, sehingga tidak sampai bersikap putusasa dalam menghadapi semua persoalan hidup, betapa pun 3
  • 4. beratnya, dengan satu kesediaan untuk mengatakan “innâ lillâ wa innâ ilaihi râji’ûn“ (semuanya milik Allah, dan pasti (hanya akan) kembali kepada-Nya). Setelah kita pahami esensi sikap sabar yang kita miliki, kita pun bisa bertanya kepada diri kita: Kenapa harus pesimis? Dengan sikap sabar (yang proporsional), masa depan akan selalu kita retas dengan sikap optimis! Penulis adalah: Dosen Tetap FAI-UMY dan Dosen Luar Biasa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. 4