Dokumen ini membahas tentang pengertian zaman pra-aksara dan kebudayaan pada masa itu, meliputi zaman batu tua, batu madya, batu muda, dan batu besar. Peninggalan kebudayaan zaman tersebut berupa alat dari batu, tulang, dan logam yang digunakan untuk berburu, bercocok tanam, dan kegiatan lain. Dokumen ini juga membahas corak kehidupan masyarakat prasejarah yang terbagi menjadi masa
2. Pengertian pra
sejarah/pra
aksara
Kebudayaan
zaman pra
aksara awal
Zaman batu
Zaman batu tua
(Paleolithikum)
Zama batu
madya
(Mesolithikum)
Zaman batu
muda
(Neolithikum)
Zaman batu
besar
(Megalithikum)
Zaman
logam
Corak
kehidupan
Masa berburu dan
meramu
Masa bercocok
tanam
Masa
perundagian
3. Pengertian zaman praaksara
Zaman praaksara sering juga disebut zaman prasejarah, yaitu bisa diartikan
sebagai zaman di mana manusia belum mengenal tulisan. Praaksara atau
prasejarah disebut juga nirleka, yaitu zaman tidak ada tulisan. Zaman praaksara
dimulai sejak adanya manusia sampai manusia mengenal tulisan. Jadi, jika
manusia sudah mengenal tulisan, berarti manusia mulai menginggalkan zaman
praaksara, dan memasuki zaman sejarah. Sumber sejarah yang bisa digunakan
untuk mengetahui kehidupan zaman praaksara atau prasejarah di antaranya
fosil dan artefak.
Ada dua cara untuk mempelajari peninggalan zaman purba, yaitu secara
stratigrafi dan tipologi. Cara stratigrafi, yaitu cara mempelajari peninggalan
purba berdasarkan letaknya di dalam lapisan tanah. Cara tipologi, yaitu cara
mempelajari peninggalan purba dengan mengelompokkan benda-benda
purbakala ke dalam kelompok yang sejenis.
4. Masa berlangsungnya zaman praaksara atau prasejarah
untuk tiap-tiap bangsa tidak sama. Adapun bangsa
Indonesia meninggalkan zaman prasejarah dan memasuki
zaman sejarah, yaitu pada tahun 400 Masehi. Hal itu dapat
diketahui dari tugu batu tertulis (yupa) yang terdapat di
Muarakaman, Kalimantan Timur.
Yupa adalah prasasti yang berbentuk seperti menhir (batu
peringatan hasil peninggalan megalitikum) sedangkan
prasasti adalah catatan peristiwa yang dianggap penting dan
dipahatkan pada bahan yang tidak mudah pecah, biasanya
berupa batu atau logam, juga disebut batu tertulis. Menurut
penelitian para ahli, prasasti yang tertua ditemukan di
Indonesia bertuliskan huruf pallawa dan bahasa sanskerta.
5. Hasil hasil kebudayaan masa pra-aksara
awal
1. KEBUDAYAAN BATU TUA (PALAEOLITHIKUM)
a. Kapak Perimbas
Kapak ini terbuat dari batu, tidak memiliki tangkai, digunakan dengan cara
menggengam. Dipakai untuk menguliti binatang, memotong kayu, dan
memecahkan tulang binatang buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di
daerah-daerah di Indonesia, termasuk dalam Kebudayaan Pacitan. Kapak
perimbas dan kapak genggam dibuat dan digunakan oleh jenis manusia
purba Pithecantropus.
6. b. Kapak Genggam
Kapak genggam memiliki bentuk hampir sama dengan jenis
kapak penetak dan perimbas, namun bentuknya jauh lebih kecil.
Fungsinya untuk membelah kayu, menggali umbi-umbian,
memotong daging hewan buruan, dan keperluan lainnya. Pada
tahun 1935, peneliti Ralph von Koenigswald berhasil
menemukan sejumlah kapak genggam di Punung, Kabupaten
Pacitan, Jawa Timur. Karena ditemukan di Pacitan maka disebut
Kebudayaan Pacitan.
7. c. Alat-alat Serpih (Flakes)
Alat-alat serpih terbuat dari pecahan-pecahan batu kecil, digunakan sebagai alat
penusuk, pemotong daging, dan pisau. Alatalat serpih banyak ditemukan di
daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, masih termasuk Kebudayaan
Ngandong.
8. d. Perkakas dari Tulang dan Tanduk
Perkakas tulang dan tanduk hewan banyak ditemukan di daerah
Ngandong, dekat Ngawi, Jawa Timur. Alat-alat itu berfungsi
sebagai alat penusuk, pengorek, dan mata tombak. Oleh peneliti
arkeologis perkakas dari tulang disebut sebagai Kebudayaan
Ngandong. Alat-alat serpih dan alat-alat dari tulang dan tanduk
ini dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis.
9. 2. KEBUDAYAAN BATU MADYA (MESOLITHIKUM)
Kebudayaan batu madya ditandai oleh adanya usaha untuk lebih
menghaluskan perkakas yang dibuat. Dari penelitian arkeologis kebudayaan
batu madya di Indonesia memiliki persamaan kebudayaan dengan yang ada
di daerah Tonkin, Indochina (Vietnam). Diperkirakan bahwa kebudayaan
batu madya di Indonesia berasal dari kebudayaan di dua daerah yaitu
Bascon dan Hoabind. Oleh karena itu pula kebudayaan dinamakan
Kebudayaan Bascon Hoabind. Hasil-hasil kebudayaan Bascon Hoabind,
antara lain berikut ini.
10. a. Kapak Sumatra (Pebble)
Bentuk kapak ini bulat, terbuat dari batu kali yang dibelah
dua. Kapak genggam jenis ini banyak ditemukan di
Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera, antara Langsa
(Aceh) dan Medan.
11. b. Kapak Pendek (Hache courte)
Kapak Pendek sejenis kapak genggam bentuknya setengah
lingkaran. Kapak ini ditemukan di sepanjang Pantai Timur
Pulau Sumatera.
12. c. Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark, Kjokken berarti
dapur dan modding artinya sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah
sampah dapur berupa kulit-kulit siput dan kerang yang telah
bertumpuk selama beribu-ribu tahun sehingga membentuk sebuah
bukit kecil yang beberapa meter tingginya. Fosil dapur sampah ini
banyak ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.
13. d. Abris sous roche
Abris sous roche adalah gua-gua batu karang atau
ceruk yang digunakan sebagai tempat tinggal
manusia purba. Berfungsi sebagai tempat tinggal.
14. e. Lukisan di Dinding Gua
Lukisan di dinding gua terdapat di dalam abris sous roche.
Lukisan menggambarkan hewan buruan dan cap tangan
berwarna merah. Lukisan di dinding gua ditemukan di
Leang leang, Sulawesi Selatan, di Gua Raha, Pulau Muna,
Sulawesi Tenggara, di Danau Sentani, Papua
15. 3. Kebudayaan batu muda (Neolithikum)
merupakan hasil kebudayaan jaman batu baru,
dengan pembuatan yang lebih sempurna, serta lebih halus dan
disesuaian dengan fungsinya. Alat pada masa ini digunakan
untuk pertanian dan perkebunan. Alat yang terkenal dari masa
ini adalah kapak persegi dan belinug persegi. Kapak persegi
mirip dengan cangkul, digunakan untuk kegiatan persawahan
dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kapak lonjong
adalah alat dari batu yang diasah dan berbentuk lonjong
seperti bulat telur. Daerah penemuannya di Indonesia timur,
seperti Minahasa dan Papua.
17. 4.Kebudayaan batu besar (Megalithikum)
ditandai dengan munculnya bangunan-bangunan yang
dianggap suci dengan menggunakan batu-batu yang berukuran
besar. Kebudayaan megalitik banyak berhubungan dengan
kegiatan keagamaan terutama dalam kegiatan pemujaan roh
nenek moyang. Hasil kebudayaan megalitikum antara lain:
18. a.Menhir, merupakan tiang atau tugu batu yang digunakan untuk
pemujaan dan peringatan akan roh nenek moyang.
19. b. Dolmen merupakan bangunan seperti meja yang terbuat dari
batu yang digunakan untuk meletakan sesaji dan pemujaan arwah
nenek moyang
20. c. Sarkofagus dan Kubur batu
merupakan keranda yang terbuat dari batu, dan kubur batu
yang terbuat dari lempengan batu.
21. d. Punden berundak merupakan bangunan untuk
pemujaan dan tersusun secara bertingkat.
22. B. Kebudayaan Logam
disebut juga hasil kebudayaan dari masa perundagian. Disebut
sebagai masa perundagian karena manusia sudah mulai
mengenal dan menguasai teknologi tahap awal, dengan mulai
mengembangkan ketrampilan pertukangan untuk membuat
peralatan yang sesuai kebutuhan hidup.Pada masa itu sudah
dikenal peralatan yang terbuat dari perunggu dan besi. Berikut
ini merupakan peninggalan dari masa perundagian:
1. peralatan dari besi,yang berupa beliung, cangkul, mata pisau, mata
tombak dan sabit
23. 2. Gerabah, yakni peralatan yang terbuat dari tanah liat
3. Pakaian, merupakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu,
24. 4. Perhiasan, berupa gelang dan kalung, baik yang terbuat dari
batu dan kerang, maupun yang terbuat dari perunggu,
5. Kapak perunggu atau juga disebut kapak corong atau kapak
sepatu.
25. 6. Nekara, merupakan tambur yang berbentuk seperti
dandang terbalik, digunakan dalam upacara pemujaan,
sehingga alat ini di anggap suci. Banyak ditemukan di
Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa, Pulau Selayar, Pulau Roti.
26. Corak Kehidupan Masyarakat Prasejarah
(Praaksara)
Masa prasejarah atau praaksara merupakan masa
kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Pada masa
ini, kehidupan manusia masih sangat primitif. Namun,
manusia pada masa ini tetaplah makhluk hidup. Mereka
hidup, bergerak, dinamis, berpikir, bahkan memiliki berbagai
kebutuhan seperti halnya kita. Perbedaannya, mereka masih
sangat primitif sehingga dengan segala keterbatasannya
mereka melakukan segala aktivitas dengan sangat
sederhana.
27. Berdasarkan penemuan-penemuan hasil kebudayaannya yang
memiliki karakteristik yang berbeda antara satu masa dengan yang
lainnya, maka corak kehidupan masyarakat praaksara (prasejarah)
menurut para ahli sejarah dapat dibagi menjadi tiga masa, yaitu :
1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan, pada masa ini
ditemukan peralatan-peralatan yang berhubungan dengan kegiatan
berburu dan terbuat dari batu.
28. 2. Masa bercocok tanam, pada masa ini ditemukan peralatan-peralatan
yang digunakan sebagai alat bercocok tanam (pertanian)
yang sederhana (masih terbuat dari batu).
29. 3. Masa perundagian, pada masa ini ditemukan
peralatan-peralatan yang telah menggunakan bahan
dasar logam.