SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Bilangan Biner
Sebagai contoh dari bilangan desimal, untuk angka 157:
157(10) = (1 x 100) + (5 x 10) + (7 x 1)
Perhatikan! bilangan desimal ini sering juga disebut basis 10. Hal ini dikarenakan
perpangkatan 10 yang didapat dari 100, 101, 102, dst.
Mengenal Konsep Bilangan Biner dan Desimal
Perbedaan mendasar dari metoda biner dan desimal adalah berkenaan dengan
basis. Jika desimal berbasis 10 (X10) berpangkatkan 10x, maka untuk bilangan
biner berbasiskan 2 (X2) menggunakan perpangkatan 2x. Sederhananya
perhatikan contoh di bawah ini!
Untuk Desimal:
14(10) = (1 x 101
) + (4 x 100
)
= 10 + 4
= 14
Untuk Biner:
1110(2) = (1 x 23
) + (1 x 22
) + (1 x 21
) + (0 x 20
)
= 8 + 4 + 2 + 0
= 14
Bentuk umum dari bilangan biner dan bilangan desimal adalah :
Biner 1 1 1 1 1 1 1 1 11111111
Desimal 128 64 32 16 8 4 2 1 255
Pangkat 27 26 25 24 23 22 21 20 X1-7
Sekarang kita balik lagi ke contoh soal di atas! Darimana kita dapatkan angka
desimal 14(10) menjadi angka biner 1110(2)?
Mari kita lihat lagi pada bentuk umumnya!
Biner 0 0 0 0 1 1 1 0 00001110
Desimal 0 0 0 0 8 4 2 0 14
Pangkat
27 26 25 24 23 22 21 20 X1-7
Mari kita telusuri perlahan-lahan!
 Pertama sekali, kita jumlahkan angka pada desimal sehingga menjadi 14. anda
lihat angka-angka yang menghasilkan angka 14 adalah 8, 4, dan 2!
 Untuk angka-angka yang membentuk angka 14 (lihat angka yang diarsir), diberi
tanda biner “1”, selebihnya diberi tanda “0”.
 Sehingga kalau dibaca dari kanan, angka desimal 14 akan menjadi 00001110
(terkadang dibaca 1110) pada angka biner nya.
Mengubah Angka Biner ke Desimal
Perhatikan contoh!
1. 11001101(2)
Biner 1 1 0 0 1 1 0 1 11001101
Desimal 128 64 0 0 8 4 0 1 205
Pangkat 27 26 25 24 23 22 21 20 X1-7
Note:
 Angka desimal 205 didapat dari penjumlahan angka yang di arsir
(128+64+8+4+1)
 Setiap biner yang bertanda “1” akan dihitung, sementara biner yang bertanda
“0” tidak dihitung, alias “0” juga.
2. 00111100(2)
Biner 0 0 1 1 1 1 0 0 00111100
0 0 0 32 16 8 4 0 0 60
Pangkat 27 26 25 24 23 22 21 20 X1-7
Mengubah Angka Desimal ke Biner
Untuk mengubah angka desimal menjadi angka biner digunakan metode
pembagian dengan angka 2 sambil memperhatikan sisanya.
Perhatikan contohnya!
1. 205(10)
205 : 2 = 102 sisa 1
102 : 2 = 51 sisa 0
51 : 2 = 25 sisa 1
25 : 2 = 12 sisa 1
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1  sebagai sisa akhir “1”
Note:
Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan dari bawah yang berarti
11001101(2)
2. 60(10)
60 : 2 = 30 sisa 0
30 : 2 = 15 sisa 0
15 : 2 = 7 sisa 1
7 : 2 = 3 sisa 1
3 : 2 = 1 sisa 1
1  sebagai sisa akhir “1”
Note:
Dibaca dari bawah menjadi 111100(2) atau lazimnya dituliskan dengan 00111100(2).
Ingat bentuk umumnnya mengacu untuk 8 digit! Kalau 111100 (ini 6 digit) menjadi
00111100 (ini sudah 8 digit).
Aritmatika Biner
Pada bagian ini akan membahas penjumlahan dan pengurangan biner. Perkalian
biner adalah pengulangan dari penjumlahan; dan juga akan membahas
pengurangan biner berdasarkan ide atau gagasan komplemen.
Penjumlahan Biner
Penjumlahan biner tidak begitu beda jauh dengan penjumlahan desimal.
Perhatikan contoh penjumlahan desimal antara 167 dan 235!
1  7 + 5 = 12, tulis “2” di bawah dan angkat “1” ke atas!
167
235
---- +
402
Seperti bilangan desimal, bilangan biner juga dijumlahkan dengan cara yang
sama. Pertama-tama yang harus dicermati adalah aturan pasangan digit biner
berikut:
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 1 = 0  dan menyimpan 1
sebagai catatan bahwa jumlah dua yang terakhir adalah :
1 + 1 + 1 = 1  dengan menyimpan 1
Dengan hanya menggunakan penjumlahan-penjumlahan di atas, kita dapat
melakukan penjumlahan biner seperti ditunjukkan di bawah ini:
1 1111  “simpanan 1” ingat kembali aturan di atas!
01011011  bilangan biner untuk 91
01001110  bilangan biner untuk 78
------------ +
10101001  Jumlah dari 91 + 78 = 169
Silahkan pelajari aturan-aturan pasangan digit biner yang telah disebutkan di atas!
Contoh penjumlahan biner yang terdiri dari 5 bilangan!
11101 bilangan 1)
10110 bilangan 2)
1100 bilangan 3)
11011 bilangan 4)
1001 bilangan 5)
-------- +
untuk menjumlahkannya, kita hitung berdasarkan aturan yang berlaku, dan untuk
lebih mudahnya perhitungan dilakukan bertahap!
11101 bilangan 1)
10110 bilangan 2)
------- +
110011
1100 bilangan 3)
------- +
111111
11011 bilangan 4)
------- +
011010
1001 bilangan 5)
------- +
1100011  Jumlah Akhir .
sekarang coba tentukan berapakah bilangan 1,2,3,4 dan 5! Apakah memang
perhitungan di atas sudah benar?
Pengurangan Biner
Pengurangan bilangan desimal 73426 – 9185 akan menghasilkan:
73426  lihat! Angka 7 dan angka 4 dikurangi dengan 1
9185  digit desimal pengurang.
--------- -
64241  Hasil pengurangan akhir .
Berapakah bilangan desimal
untuk bilangan 1,2,3,4 dan 5 !!
Bentuk Umum pengurangan :
0 – 0 = 0
1 – 0 = 0
1 – 1 = 0
0 – 1 = 1  dengan meminjam ‘1’ dari digit disebelah kirinya!
Untuk pengurangan biner dapat dilakukan dengan cara yang sama. Coba
perhatikan bentuk pengurangan berikut:
1111011  desimal 123
101001  desimal 41
--------- -
1010010  desimal 82
Pada contoh di atas tidak terjadi “konsep peminjaman”. Perhatikan contoh berikut!
0  kolom ke-3 sudah menjadi ‘0’, sudah dipinjam!
111101  desimal 61
10010  desimal 18
------------ -
101011  Hasil pengurangan akhir 43 .
Pada soal yang kedua ini kita pinjam ‘1’ dari kolom 3, karena ada selisih 0-1 pada
kolom ke-2. Lihat Bentuk Umum!
7999  hasil pinjaman
800046
397261
--------- -
402705
Sebagai contoh pengurangan bilangan biner 110001 – 1010 akan diperoleh hasil
sebagai berikut:
1100101
1010
---------- -
100111
Komplemen
Salah satu metoda yang dipergunakan dalam pengurangan pada komputer yang
ditransformasikan menjadi penjumlahan dengan menggunakan minusradiks-
komplemen satu atau komplemen radiks. Pertama-tama kita bahas komplemen di
dalam sistem desimal, dimana komplemen-komplemen tersebut secara berurutan
disebut dengan komplemen sembilan dan komplemen sepuluh (komplemen di
dalam system biner disebut dengan komplemen satu dan komplemen dua).
Sekarang yang paling penting adalah menanamkan prinsip ini:
“Komplemen sembilan dari bilangan desimal diperoleh dengan mengurangkan
masing-masing digit desimal tersebut ke bilangan 9, sedangkan komplemen
sepuluh adalah komplemen sembilan ditambah 1”
Lihat contoh nyatanya!
Bilangan Desimal 123 651 914
Komplemen Sembilan 876 348 085
Komplemen Sepuluh 877 349 086  ditambah dengan 1!
Perhatikan hubungan diantara bilangan dan komplemennya adalah simetris. Jadi,
dengan memperhatikan contoh di atas, komplemen 9 dari 123 adalah 876 dengan
simple menjadikan jumlahnya = 9 ( 1+8=9, 2+7=9 , 3+6=9 )!
Sementara komplemen 10 didapat dengan menambahkan 1 pada komplemen 9,
berarti 876+1=877!
Pengurangan desimal dapat dilaksanakan dengan penjumlahan komplemen
sembilan plus satu, atau penjumlahan dari komplemen sepuluh!
893 893 893
321 678 (komp. 9) 679 (komp. 10)
---- - ---- + ---- +
572 1571 1572
1
---- +
572  angka 1 dihilangkan!
Analogi yang bisa diambil dari perhitungan komplemen di atas adalah, komplemen
satu dari bilangan biner diperoleh dengan jalan mengurangkan masing-masing
digit biner tersebut ke bilangan 1, atau dengan bahasa sederhananya mengubah
masing-masing 0 menjadi 1 atau sebaliknya mengubah masing-masing 1 menjadi
0. Sedangkan komplemen dua adalah satu plus satu. Perhatikan Contoh .!
Bilangan Biner 110011 101010 011100
Komplemen Satu 001100 010101 100011
Komplemen Dua 001101 010110 100100
Pengurangan biner 110001 – 1010 akan kita telaah pada contoh di bawah ini!
110001 110001 110001
001010 110101 110110
--------- - --------- + --------- +
100111 100111 1100111
dihilangkan!
Alasan teoritis mengapa cara komplemen ini dilakukan, dapat dijelaskan dengan
memperhatikan sebuah speedometer mobil/motor dengan empat digit sedang
membaca nol!
Sistem Oktal dan Heksa Desimal
Bilangan oktal adalah bilangan dasar 8, sedangkan bilangan heksadesimal atau
sering disingkat menjadi heks. ini adalah bilangan berbasis 16. Karena oktal dan
heks ini merupakan pangkat dari dua, maka mereka memiliki hubungan yang
sangat erat. oktal dan heksadesimal berkaitan dengan prinsip biner!
1. Ubahlah bilangan oktal 63058 menjadi bilangan biner !
6 3 0 5  oktal
110 011 000 101  biner
Note:
 Masing-masing digit oktal diganti dengan ekivalens 3 bit (biner)
 Untuk lebih jelasnya lihat tabel Digit Oktal di bawah!
2. Ubahlah bilangan heks 5D9316 menjadi bilangan biner !
heks  biner
5  0101
D  1101
9  1001
3  0011
Note:
 Jadi bilangan biner untuk heks 5D9316 adalah 0101110110010011
 Untuk lebih jelasnya lihat tabel Digit Heksadesimal di bawah!
3. Ubahlah bilangan biner 1010100001101 menjadi bilangan oktal !
001 010 100 001 101  biner
3 2 4 1 5  oktal
Note:
 Kelompokkan bilangan biner yang bersangkutan menjadi 3-bit mulai dari kanan!
4. Ubahlah bilangan biner 101101011011001011 menjadi bilangan heks !
0010 1101 0110 1100 1011  biner
2 D 6 C B  heks
Tabel Digit Oktal
Digit Oktal Ekivalens 3-Bit
0 000
1 001
2 010
3 011
4 100
5 101
6 110
7 111
Tabel Digit Heksadesimal
Digit Desimal Ekivalens 4-Bit
0 0000
1 0001
2 0010
3 0011
4 0100
5 0101
6 0110
7 0111
8 1000
9 1001
A (10) 1010
B (11) 1011
C (12) 1100
D (13) 1101
E (14) 1110
F (15) 1111

More Related Content

What's hot

Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Raden Maulana
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerKelinci Coklat
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierSartiniNuha
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantaiSenat Mahasiswa STIS
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanCliquerz Javaneze
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERMella Imelda
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Muhammad Ali Subkhan Candra
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galatKelinci Coklat
 
Penyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapPenyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapCheria Asyifa
 
Barisan dan deret kompleks
Barisan dan deret kompleksBarisan dan deret kompleks
Barisan dan deret komplekspramithasari27
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorialSiti Khotijah
 

What's hot (20)

Pembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematikaPembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematika
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Interpolasi linier
Interpolasi linierInterpolasi linier
Interpolasi linier
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
 
6. interpolasi polynomial newton
6. interpolasi polynomial newton6. interpolasi polynomial newton
6. interpolasi polynomial newton
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galat
 
Penyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapPenyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh Map
 
Barisan dan deret kompleks
Barisan dan deret kompleksBarisan dan deret kompleks
Barisan dan deret kompleks
 
Metode transformasi fourier
Metode transformasi fourierMetode transformasi fourier
Metode transformasi fourier
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorial
 
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 

Viewers also liked

Bilangan biner
Bilangan binerBilangan biner
Bilangan binerandrias12
 
Teori graf-complete
Teori graf-completeTeori graf-complete
Teori graf-completeendah kurnia
 
KONVERSI BINER KE OKTAL DAN SEBALIKNYA
KONVERSI BINER KE OKTAL DAN SEBALIKNYAKONVERSI BINER KE OKTAL DAN SEBALIKNYA
KONVERSI BINER KE OKTAL DAN SEBALIKNYAwindyputrris
 
Tabel kode ascii lengkap
Tabel kode ascii lengkapTabel kode ascii lengkap
Tabel kode ascii lengkapDonna Puspita
 
Sd4mat ayo belajarmatematika burhan
Sd4mat ayo belajarmatematika burhanSd4mat ayo belajarmatematika burhan
Sd4mat ayo belajarmatematika burhanAndrias Eka
 
METODOLOGI PENELITIAN "DESIGN RESEARCH"
METODOLOGI PENELITIAN "DESIGN RESEARCH"METODOLOGI PENELITIAN "DESIGN RESEARCH"
METODOLOGI PENELITIAN "DESIGN RESEARCH"Nursa Fatri Nofriati
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataBanta Cut
 
Operasi arithmatika dan logika
Operasi arithmatika dan logikaOperasi arithmatika dan logika
Operasi arithmatika dan logikaHata Netral
 
Bab I teori bilangan
Bab I teori bilanganBab I teori bilangan
Bab I teori bilanganHaryono Yono
 
Buku pemrograman web html-css-javascript
Buku pemrograman web html-css-javascriptBuku pemrograman web html-css-javascript
Buku pemrograman web html-css-javascriptDeka M Wildan
 
contoh Contoh rpp ktsp
contoh Contoh rpp ktspcontoh Contoh rpp ktsp
contoh Contoh rpp ktspFajar Kurniadi
 
PENGERTIAN ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN
PENGERTIAN ALGORITMA DAN PEMROGRAMANPENGERTIAN ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN
PENGERTIAN ALGORITMA DAN PEMROGRAMANAziz Moeslim
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran lingkaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran lingkaran Rencana pelaksanaan pembelajaran lingkaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran lingkaran Rinda Naviano
 

Viewers also liked (20)

Bilangan biner
Bilangan binerBilangan biner
Bilangan biner
 
Bilangan biner
Bilangan binerBilangan biner
Bilangan biner
 
Kuliah 01
Kuliah 01Kuliah 01
Kuliah 01
 
Teori graf-complete
Teori graf-completeTeori graf-complete
Teori graf-complete
 
KONVERSI BINER KE OKTAL DAN SEBALIKNYA
KONVERSI BINER KE OKTAL DAN SEBALIKNYAKONVERSI BINER KE OKTAL DAN SEBALIKNYA
KONVERSI BINER KE OKTAL DAN SEBALIKNYA
 
Tabel kode ascii lengkap
Tabel kode ascii lengkapTabel kode ascii lengkap
Tabel kode ascii lengkap
 
angka penting
angka pentingangka penting
angka penting
 
Sd4mat ayo belajarmatematika burhan
Sd4mat ayo belajarmatematika burhanSd4mat ayo belajarmatematika burhan
Sd4mat ayo belajarmatematika burhan
 
METODOLOGI PENELITIAN "DESIGN RESEARCH"
METODOLOGI PENELITIAN "DESIGN RESEARCH"METODOLOGI PENELITIAN "DESIGN RESEARCH"
METODOLOGI PENELITIAN "DESIGN RESEARCH"
 
Basis Bilangan
Basis BilanganBasis Bilangan
Basis Bilangan
 
Met num 2
Met num 2Met num 2
Met num 2
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomata
 
Operasi arithmatika dan logika
Operasi arithmatika dan logikaOperasi arithmatika dan logika
Operasi arithmatika dan logika
 
Teori bilangan bab3_1
Teori bilangan bab3_1Teori bilangan bab3_1
Teori bilangan bab3_1
 
Bab I teori bilangan
Bab I teori bilanganBab I teori bilangan
Bab I teori bilangan
 
Buku pemrograman web html-css-javascript
Buku pemrograman web html-css-javascriptBuku pemrograman web html-css-javascript
Buku pemrograman web html-css-javascript
 
contoh Contoh rpp ktsp
contoh Contoh rpp ktspcontoh Contoh rpp ktsp
contoh Contoh rpp ktsp
 
PENGERTIAN ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN
PENGERTIAN ALGORITMA DAN PEMROGRAMANPENGERTIAN ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN
PENGERTIAN ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN
 
RPP Matriks pertemuan 1
RPP Matriks pertemuan 1RPP Matriks pertemuan 1
RPP Matriks pertemuan 1
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran lingkaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran lingkaran Rencana pelaksanaan pembelajaran lingkaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran lingkaran
 

Similar to Teori Bilangan Biner

OPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.pptOPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.pptAsyerMilala
 
Sistem_bilangan_komputer.ppt
Sistem_bilangan_komputer.pptSistem_bilangan_komputer.ppt
Sistem_bilangan_komputer.ppttugastkjx123
 
Pertemuan 4 - Representasi Data1234.pptx
Pertemuan 4 - Representasi Data1234.pptxPertemuan 4 - Representasi Data1234.pptx
Pertemuan 4 - Representasi Data1234.pptxAhmadNurfauzan6
 
Pertemuan 10 sistem bilangan
Pertemuan 10 sistem bilanganPertemuan 10 sistem bilangan
Pertemuan 10 sistem bilanganFrance Rhezhek
 
Sistem_bilangan_komputer.ppt
Sistem_bilangan_komputer.pptSistem_bilangan_komputer.ppt
Sistem_bilangan_komputer.pptkhenawaofficial
 
Sistem_bilangan_komputer_04rev.ppt
Sistem_bilangan_komputer_04rev.pptSistem_bilangan_komputer_04rev.ppt
Sistem_bilangan_komputer_04rev.pptAnisaRisma3
 
PSTI Kelompok 3
PSTI Kelompok 3PSTI Kelompok 3
PSTI Kelompok 3tasinit
 
Powerpoint kelompok vi psti ardi dkk
Powerpoint kelompok vi  psti ardi dkkPowerpoint kelompok vi  psti ardi dkk
Powerpoint kelompok vi psti ardi dkkArdiMawardi1
 
Ppt kelompok vi_psti firda & DKK
Ppt kelompok vi_psti firda & DKKPpt kelompok vi_psti firda & DKK
Ppt kelompok vi_psti firda & DKKfirdayanti8
 
Sistem bilangan
Sistem bilanganSistem bilangan
Sistem bilanganmegapuput
 

Similar to Teori Bilangan Biner (20)

OPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.pptOPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
 
Sistem_bilangan_komputer.ppt
Sistem_bilangan_komputer.pptSistem_bilangan_komputer.ppt
Sistem_bilangan_komputer.ppt
 
Presentation Simbil.pptx
Presentation Simbil.pptxPresentation Simbil.pptx
Presentation Simbil.pptx
 
Sistem Bilangan.pptx
Sistem Bilangan.pptxSistem Bilangan.pptx
Sistem Bilangan.pptx
 
12130965.ppt
12130965.ppt12130965.ppt
12130965.ppt
 
Pertemuan 4 - Representasi Data1234.pptx
Pertemuan 4 - Representasi Data1234.pptxPertemuan 4 - Representasi Data1234.pptx
Pertemuan 4 - Representasi Data1234.pptx
 
Pertemuan 10 sistem bilangan
Pertemuan 10 sistem bilanganPertemuan 10 sistem bilangan
Pertemuan 10 sistem bilangan
 
2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan
 
Sistem_bilangan_komputer.ppt
Sistem_bilangan_komputer.pptSistem_bilangan_komputer.ppt
Sistem_bilangan_komputer.ppt
 
Konversi bilangan desimal
Konversi bilangan desimalKonversi bilangan desimal
Konversi bilangan desimal
 
Digital 1
Digital 1Digital 1
Digital 1
 
Sistem_bilangan_komputer.ppt
Sistem_bilangan_komputer.pptSistem_bilangan_komputer.ppt
Sistem_bilangan_komputer.ppt
 
Sistem_bilangan_komputer_04rev.ppt
Sistem_bilangan_komputer_04rev.pptSistem_bilangan_komputer_04rev.ppt
Sistem_bilangan_komputer_04rev.ppt
 
Sistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.pptSistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.ppt
 
PSTI Kelompok 3
PSTI Kelompok 3PSTI Kelompok 3
PSTI Kelompok 3
 
Powerpoint kelompok vi psti ardi dkk
Powerpoint kelompok vi  psti ardi dkkPowerpoint kelompok vi  psti ardi dkk
Powerpoint kelompok vi psti ardi dkk
 
Ppt kelompok vi_psti firda & DKK
Ppt kelompok vi_psti firda & DKKPpt kelompok vi_psti firda & DKK
Ppt kelompok vi_psti firda & DKK
 
Punya leli
Punya leliPunya leli
Punya leli
 
Sistem_bilangan_komputer.ppt
Sistem_bilangan_komputer.pptSistem_bilangan_komputer.ppt
Sistem_bilangan_komputer.ppt
 
Sistem bilangan
Sistem bilanganSistem bilangan
Sistem bilangan
 

More from Nailul Hasibuan

Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisNailul Hasibuan
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSNailul Hasibuan
 
Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Nailul Hasibuan
 
Media pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaMedia pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaNailul Hasibuan
 
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989Nailul Hasibuan
 
9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century LearningNailul Hasibuan
 
diagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogydiagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogyNailul Hasibuan
 
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususMelakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususNailul Hasibuan
 
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilSistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilNailul Hasibuan
 
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilNailul Hasibuan
 
Induksi matematika teobil
Induksi matematika teobilInduksi matematika teobil
Induksi matematika teobilNailul Hasibuan
 

More from Nailul Hasibuan (20)

Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
 
Rpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrikaRpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrika
 
Rpkps evaluasi 2016
Rpkps evaluasi 2016Rpkps evaluasi 2016
Rpkps evaluasi 2016
 
Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016
 
Rpkps trigonometri 2016
Rpkps trigonometri 2016Rpkps trigonometri 2016
Rpkps trigonometri 2016
 
Media pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaMedia pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematika
 
Kurikulum di singapura
Kurikulum di singapuraKurikulum di singapura
Kurikulum di singapura
 
Kurikulum di USA
Kurikulum di USAKurikulum di USA
Kurikulum di USA
 
Kurikulum di Jepang
Kurikulum di JepangKurikulum di Jepang
Kurikulum di Jepang
 
Kurikulum di belanda
Kurikulum di belandaKurikulum di belanda
Kurikulum di belanda
 
Kurikulum di Australia
Kurikulum di AustraliaKurikulum di Australia
Kurikulum di Australia
 
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
 
9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning
 
diagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogydiagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogy
 
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususMelakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
 
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilSistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
 
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
 
Kekongruenan teobil
Kekongruenan teobilKekongruenan teobil
Kekongruenan teobil
 
Induksi matematika teobil
Induksi matematika teobilInduksi matematika teobil
Induksi matematika teobil
 

Teori Bilangan Biner

  • 1. Bilangan Biner Sebagai contoh dari bilangan desimal, untuk angka 157: 157(10) = (1 x 100) + (5 x 10) + (7 x 1) Perhatikan! bilangan desimal ini sering juga disebut basis 10. Hal ini dikarenakan perpangkatan 10 yang didapat dari 100, 101, 102, dst. Mengenal Konsep Bilangan Biner dan Desimal Perbedaan mendasar dari metoda biner dan desimal adalah berkenaan dengan basis. Jika desimal berbasis 10 (X10) berpangkatkan 10x, maka untuk bilangan biner berbasiskan 2 (X2) menggunakan perpangkatan 2x. Sederhananya perhatikan contoh di bawah ini! Untuk Desimal: 14(10) = (1 x 101 ) + (4 x 100 ) = 10 + 4 = 14 Untuk Biner: 1110(2) = (1 x 23 ) + (1 x 22 ) + (1 x 21 ) + (0 x 20 ) = 8 + 4 + 2 + 0 = 14 Bentuk umum dari bilangan biner dan bilangan desimal adalah : Biner 1 1 1 1 1 1 1 1 11111111 Desimal 128 64 32 16 8 4 2 1 255 Pangkat 27 26 25 24 23 22 21 20 X1-7 Sekarang kita balik lagi ke contoh soal di atas! Darimana kita dapatkan angka desimal 14(10) menjadi angka biner 1110(2)? Mari kita lihat lagi pada bentuk umumnya! Biner 0 0 0 0 1 1 1 0 00001110 Desimal 0 0 0 0 8 4 2 0 14 Pangkat 27 26 25 24 23 22 21 20 X1-7
  • 2. Mari kita telusuri perlahan-lahan!  Pertama sekali, kita jumlahkan angka pada desimal sehingga menjadi 14. anda lihat angka-angka yang menghasilkan angka 14 adalah 8, 4, dan 2!  Untuk angka-angka yang membentuk angka 14 (lihat angka yang diarsir), diberi tanda biner “1”, selebihnya diberi tanda “0”.  Sehingga kalau dibaca dari kanan, angka desimal 14 akan menjadi 00001110 (terkadang dibaca 1110) pada angka biner nya. Mengubah Angka Biner ke Desimal Perhatikan contoh! 1. 11001101(2) Biner 1 1 0 0 1 1 0 1 11001101 Desimal 128 64 0 0 8 4 0 1 205 Pangkat 27 26 25 24 23 22 21 20 X1-7 Note:  Angka desimal 205 didapat dari penjumlahan angka yang di arsir (128+64+8+4+1)  Setiap biner yang bertanda “1” akan dihitung, sementara biner yang bertanda “0” tidak dihitung, alias “0” juga. 2. 00111100(2) Biner 0 0 1 1 1 1 0 0 00111100 0 0 0 32 16 8 4 0 0 60 Pangkat 27 26 25 24 23 22 21 20 X1-7 Mengubah Angka Desimal ke Biner Untuk mengubah angka desimal menjadi angka biner digunakan metode pembagian dengan angka 2 sambil memperhatikan sisanya. Perhatikan contohnya! 1. 205(10) 205 : 2 = 102 sisa 1 102 : 2 = 51 sisa 0 51 : 2 = 25 sisa 1 25 : 2 = 12 sisa 1 12 : 2 = 6 sisa 0 6 : 2 = 3 sisa 0 3 : 2 = 1 sisa 1 1  sebagai sisa akhir “1”
  • 3. Note: Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan dari bawah yang berarti 11001101(2) 2. 60(10) 60 : 2 = 30 sisa 0 30 : 2 = 15 sisa 0 15 : 2 = 7 sisa 1 7 : 2 = 3 sisa 1 3 : 2 = 1 sisa 1 1  sebagai sisa akhir “1” Note: Dibaca dari bawah menjadi 111100(2) atau lazimnya dituliskan dengan 00111100(2). Ingat bentuk umumnnya mengacu untuk 8 digit! Kalau 111100 (ini 6 digit) menjadi 00111100 (ini sudah 8 digit). Aritmatika Biner Pada bagian ini akan membahas penjumlahan dan pengurangan biner. Perkalian biner adalah pengulangan dari penjumlahan; dan juga akan membahas pengurangan biner berdasarkan ide atau gagasan komplemen. Penjumlahan Biner Penjumlahan biner tidak begitu beda jauh dengan penjumlahan desimal. Perhatikan contoh penjumlahan desimal antara 167 dan 235! 1  7 + 5 = 12, tulis “2” di bawah dan angkat “1” ke atas! 167 235 ---- + 402 Seperti bilangan desimal, bilangan biner juga dijumlahkan dengan cara yang sama. Pertama-tama yang harus dicermati adalah aturan pasangan digit biner berikut: 0 + 0 = 0 0 + 1 = 1 1 + 1 = 0  dan menyimpan 1 sebagai catatan bahwa jumlah dua yang terakhir adalah : 1 + 1 + 1 = 1  dengan menyimpan 1 Dengan hanya menggunakan penjumlahan-penjumlahan di atas, kita dapat melakukan penjumlahan biner seperti ditunjukkan di bawah ini:
  • 4. 1 1111  “simpanan 1” ingat kembali aturan di atas! 01011011  bilangan biner untuk 91 01001110  bilangan biner untuk 78 ------------ + 10101001  Jumlah dari 91 + 78 = 169 Silahkan pelajari aturan-aturan pasangan digit biner yang telah disebutkan di atas! Contoh penjumlahan biner yang terdiri dari 5 bilangan! 11101 bilangan 1) 10110 bilangan 2) 1100 bilangan 3) 11011 bilangan 4) 1001 bilangan 5) -------- + untuk menjumlahkannya, kita hitung berdasarkan aturan yang berlaku, dan untuk lebih mudahnya perhitungan dilakukan bertahap! 11101 bilangan 1) 10110 bilangan 2) ------- + 110011 1100 bilangan 3) ------- + 111111 11011 bilangan 4) ------- + 011010 1001 bilangan 5) ------- + 1100011  Jumlah Akhir . sekarang coba tentukan berapakah bilangan 1,2,3,4 dan 5! Apakah memang perhitungan di atas sudah benar? Pengurangan Biner Pengurangan bilangan desimal 73426 – 9185 akan menghasilkan: 73426  lihat! Angka 7 dan angka 4 dikurangi dengan 1 9185  digit desimal pengurang. --------- - 64241  Hasil pengurangan akhir . Berapakah bilangan desimal untuk bilangan 1,2,3,4 dan 5 !!
  • 5. Bentuk Umum pengurangan : 0 – 0 = 0 1 – 0 = 0 1 – 1 = 0 0 – 1 = 1  dengan meminjam ‘1’ dari digit disebelah kirinya! Untuk pengurangan biner dapat dilakukan dengan cara yang sama. Coba perhatikan bentuk pengurangan berikut: 1111011  desimal 123 101001  desimal 41 --------- - 1010010  desimal 82 Pada contoh di atas tidak terjadi “konsep peminjaman”. Perhatikan contoh berikut! 0  kolom ke-3 sudah menjadi ‘0’, sudah dipinjam! 111101  desimal 61 10010  desimal 18 ------------ - 101011  Hasil pengurangan akhir 43 . Pada soal yang kedua ini kita pinjam ‘1’ dari kolom 3, karena ada selisih 0-1 pada kolom ke-2. Lihat Bentuk Umum! 7999  hasil pinjaman 800046 397261 --------- - 402705 Sebagai contoh pengurangan bilangan biner 110001 – 1010 akan diperoleh hasil sebagai berikut: 1100101 1010 ---------- - 100111
  • 6. Komplemen Salah satu metoda yang dipergunakan dalam pengurangan pada komputer yang ditransformasikan menjadi penjumlahan dengan menggunakan minusradiks- komplemen satu atau komplemen radiks. Pertama-tama kita bahas komplemen di dalam sistem desimal, dimana komplemen-komplemen tersebut secara berurutan disebut dengan komplemen sembilan dan komplemen sepuluh (komplemen di dalam system biner disebut dengan komplemen satu dan komplemen dua). Sekarang yang paling penting adalah menanamkan prinsip ini: “Komplemen sembilan dari bilangan desimal diperoleh dengan mengurangkan masing-masing digit desimal tersebut ke bilangan 9, sedangkan komplemen sepuluh adalah komplemen sembilan ditambah 1” Lihat contoh nyatanya! Bilangan Desimal 123 651 914 Komplemen Sembilan 876 348 085 Komplemen Sepuluh 877 349 086  ditambah dengan 1! Perhatikan hubungan diantara bilangan dan komplemennya adalah simetris. Jadi, dengan memperhatikan contoh di atas, komplemen 9 dari 123 adalah 876 dengan simple menjadikan jumlahnya = 9 ( 1+8=9, 2+7=9 , 3+6=9 )! Sementara komplemen 10 didapat dengan menambahkan 1 pada komplemen 9, berarti 876+1=877! Pengurangan desimal dapat dilaksanakan dengan penjumlahan komplemen sembilan plus satu, atau penjumlahan dari komplemen sepuluh! 893 893 893 321 678 (komp. 9) 679 (komp. 10) ---- - ---- + ---- + 572 1571 1572 1 ---- + 572  angka 1 dihilangkan! Analogi yang bisa diambil dari perhitungan komplemen di atas adalah, komplemen satu dari bilangan biner diperoleh dengan jalan mengurangkan masing-masing digit biner tersebut ke bilangan 1, atau dengan bahasa sederhananya mengubah masing-masing 0 menjadi 1 atau sebaliknya mengubah masing-masing 1 menjadi 0. Sedangkan komplemen dua adalah satu plus satu. Perhatikan Contoh .! Bilangan Biner 110011 101010 011100 Komplemen Satu 001100 010101 100011 Komplemen Dua 001101 010110 100100
  • 7. Pengurangan biner 110001 – 1010 akan kita telaah pada contoh di bawah ini! 110001 110001 110001 001010 110101 110110 --------- - --------- + --------- + 100111 100111 1100111 dihilangkan! Alasan teoritis mengapa cara komplemen ini dilakukan, dapat dijelaskan dengan memperhatikan sebuah speedometer mobil/motor dengan empat digit sedang membaca nol! Sistem Oktal dan Heksa Desimal Bilangan oktal adalah bilangan dasar 8, sedangkan bilangan heksadesimal atau sering disingkat menjadi heks. ini adalah bilangan berbasis 16. Karena oktal dan heks ini merupakan pangkat dari dua, maka mereka memiliki hubungan yang sangat erat. oktal dan heksadesimal berkaitan dengan prinsip biner! 1. Ubahlah bilangan oktal 63058 menjadi bilangan biner ! 6 3 0 5  oktal 110 011 000 101  biner Note:  Masing-masing digit oktal diganti dengan ekivalens 3 bit (biner)  Untuk lebih jelasnya lihat tabel Digit Oktal di bawah! 2. Ubahlah bilangan heks 5D9316 menjadi bilangan biner ! heks  biner 5  0101 D  1101 9  1001 3  0011 Note:  Jadi bilangan biner untuk heks 5D9316 adalah 0101110110010011  Untuk lebih jelasnya lihat tabel Digit Heksadesimal di bawah! 3. Ubahlah bilangan biner 1010100001101 menjadi bilangan oktal ! 001 010 100 001 101  biner 3 2 4 1 5  oktal Note:  Kelompokkan bilangan biner yang bersangkutan menjadi 3-bit mulai dari kanan!
  • 8. 4. Ubahlah bilangan biner 101101011011001011 menjadi bilangan heks ! 0010 1101 0110 1100 1011  biner 2 D 6 C B  heks Tabel Digit Oktal Digit Oktal Ekivalens 3-Bit 0 000 1 001 2 010 3 011 4 100 5 101 6 110 7 111 Tabel Digit Heksadesimal Digit Desimal Ekivalens 4-Bit 0 0000 1 0001 2 0010 3 0011 4 0100 5 0101 6 0110 7 0111 8 1000 9 1001 A (10) 1010 B (11) 1011 C (12) 1100 D (13) 1101 E (14) 1110 F (15) 1111