SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
Descargar para leer sin conexión
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
                              NOMOR 47 TAHUN 2008

                                          TENTANG

                                      WAJIB BELAJAR


                        DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                             PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang     :   bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang
                  Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional perlu menetapkan
                  Peraturan Pemerintah tentang Wajib Belajar;

Mengingat     :   1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
                      1945;
                  2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
                      Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
                      Lembaran Negara Nomor 4301);


                                    MEMUTUSKAN:

Menetapkan    :   PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WAJIB BELAJAR.


                                          BAB I
                                     KETENTUAN UMUM

                                             Pasal 1
               Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
               1. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga
                   negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah.
               2. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
                   menengah, berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau
                   bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan
                   madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
               3. Sekolah Dasar yang selanjutnya disebut SD adalah salah satu bentuk satuan
                   pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
                   pendidikan dasar.
               4. Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya disebut MI adalah salah satu bentuk satuan
                   pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan
                   agama Islam pada jenjang pendidikan dasar, di dalam pembinaan Menteri Agama.
               5. Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disebut SMP adalah salah satu
                   bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada
                   jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang
                   sederajat.
               6. Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disebut MTs adalah salah satu bentuk
                   satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan
                   kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD,
                   MI, atau bentuk lain yang sederajat, di dalam pembinaan Menteri Agama.
               7. Program paket A adalah program pendidikan dasar jalur nonformal yang setara
                   SD.
               8. Program paket B adalah program pendidikan dasar jalur nonformal yang setara
                   SMP.
               9. Pemerintah adalah Pemerintah pusat.
             10. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau
                   pemerintah kota.
             11. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang
                   pendidikan nasional.
BAB II
                        FUNGSI DAN TUJUAN

                               Pasal 2
(1)   Wajib belajar berfungsi mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan
      memperoleh pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara Indonesia.
(2)   Wajib belajar bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi warga negara
      Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri
      di dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

                             BAB III
                        PENYELENGGARAAN

                                Pasal 3
(1)   Wajib belajar diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, pendidikan
      nonformal, dan pendidikan informal.
(2)   Penyelenggaraan wajib belajar pada jalur formal dilaksanakan minimal pada
      jenjang pendidikan dasar yang meliputi SD, MI, SMP, MTs, dan bentuk lain yang
      sederajat.
(3)   Penyelenggaraan wajib belajar pada jalur pendidikan nonformal dilaksanakan
      melalui program paket A, program paket B, dan bentuk lain yang sederajat.
(4)   Penyelenggaraan wajib belajar pada jalur pendidikan informal dilaksanakan
      melalui pendidikan keluarga dan/atau pendidikan lingkungan.
(5)   Ketentuan mengenai penyetaraan pendidikan nonformal dan pengakuan hasil
      pendidikan informal penyelenggara program wajib belajar terhadap pendidikan
      dasar jalur formal diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur
      tentang penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan.


                              Pasal 4
Program wajib belajar diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah sesuai
kewenangannya, atau masyarakat.

                               Pasal 5
(1)   Satuan pendidikan dasar penyelenggara program wajib belajar wajib menjaga
      keberlangsungan pelaksanaan program wajib belajar yang bermutu dan
      memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
(2)   Satuan pendidikan dasar penyelenggara program wajib belajar wajib menerima
      peserta didik program wajib belajar dari lingkungan sekitarnya tanpa diskriminasi
      sesuai daya tampung satuan pendidikan yang bersangkutan.
(3)   Penerimaan peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada SD/MI atau
      yang sederajat tidak mempersyaratkan bahwa calon peserta didik yang
      bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan anak usia dini.
(4)   Satuan pendidikan dasar penyelenggara program wajib belajar yang melanggar
      ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi administrasi
      berupa teguran, penghentian pemberian bantuan hingga penutupan satuan
      pendidikan yang bersangkutan.

                              BAB IV
                           PENGELOLAAN

                              Pasal 6
(1)   Pengelolaan program wajib belajar secara nasional menjadi tanggung jawab
      Menteri.
(2)   Koordinasi pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar tingkat provinsi
      menjadi tanggung jawab gubernur.
(3)   Pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar tingkat kabupaten/kota
      menjadi tanggung jawab bupati/walikota.
(4)   Pengelolaan program wajib belajar pada tingkat satuan pendidikan dasar menjadi
      tanggung jawab pemimpin satuan pendidikan dasar.
(5)   Pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar di luar negeri menjadi
      tanggung jawab Kepala Perwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia di luar
      negeri yang bersangkutan.

                                Pasal 7
(1)   Pemerintah menetapkan kebijakan nasional pelaksanaan program wajib belajar
      yang dicantumkan dalam Rencana Kerja Pemerintah, Anggaran Pendapatan dan
      Belanja Negara, Rencana Strategis Bidang Pendidikan, Rencana Pembangunan
      Jangka Menengah, dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang.
(2)   Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya berkewajiban
      menyelenggarakan program wajib belajar berdasarkan kebijakan nasional
      sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3)   Penyelenggaraan program wajib belajar oleh pemerintah daerah sebagaimana
      dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah,
      Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana Strategis Daerah Bidang
      Pendidikan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
      Pembangunan Jangka Panjang Daerah.
(4)   Pemerintah daerah dapat menetapkan kebijakan untuk meningkatkan jenjang
      pendidikan wajib belajar sampai pendidikan menengah.
(5)   Pemerintah daerah dapat mengatur lebih lanjut pelaksanaan program wajib
      belajar, sesuai dengan kondisi daerah masing-masing melalui Peraturan Daerah.
(6)   Ketentuan mengenai pelaksanaan program wajib belajar yang diatur oleh
      pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (5) termasuk kewenangan
      memberikan sanksi administratif kepada warga negara Indonesia yang memiliki
      anak berusia 7 (tujuh) sampai dengan 15 (lima belas) tahun yang tidak mengikuti
      program wajib belajar.

                              BAB V
                             EVALUASI

                                 Pasal 8
(1)   Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota melakukan
      evaluasi terhadap pelaksanaan program wajib belajar secara berkala.
(2)   Evaluasi terhadap pelaksanaan program wajib belajar sebagaimana dimaksud
      pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi:
      a. tingkat pencapaian program wajib belajar;
      b. pelaksanaan kurikulum pendidikan dasar;
      c. hasil belajar peserta didik; dan
      d. realisasi anggaran.
(3)   Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan
      kepada Menteri.
(4)   Atas dasar hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Menteri
      melakukan evaluasi komprehensif untuk menilai:
      a. ketercapaian program wajib belajar;
      b. kemajuan program wajib belajar; dan
      c. hambatan penyelenggaraan program wajib belajar.
(5)   Evaluasi terhadap pelaksanaan program wajib belajar dapat dilakukan oleh
      lembaga evaluasi mandiri yang didirikan masyarakat sesuai Standar Nasional
      Pendidikan.


                            BAB VI
                   PENJAMINAN WAJIB BELAJAR

                                 Pasal 9
(1)   Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya program wajib
      belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
(2)   Warga negara Indonesia yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program
      wajib belajar apabila daya tampung satuan pendidikan masih memungkinkan.
(3)   Warga negara Indonesia yang berusia di atas 15 (lima belas) tahun dan belum
      lulus pendidikan dasar dapat menyelesaikan pendidikannya sampai lulus atas
      biaya Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
(4)   Warga negara Indonesia usia wajib belajar yang orang tua/walinya tidak mampu
      membiayai pendidikan, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib
      memberikan bantuan biaya pendidikan sesuai peraturan perundang-undangan.

                                Pasal 10
(1)   Investasi pada lahan, sarana, dan prasarana selain lahan pendidikan pada satuan
      pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh
      Pemerintah atau pemerintah daerah menjadi tanggung jawab Pemerintah atau
      pemerintah daerah sesuai kewenangan masing-masing.
(2)   Investasi pada lahan, sarana, dan prasarana selain lahan pendidikan pada satuan
      pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh
      masyarakat menjadi tanggung jawab badan hukum penyelenggara satuan
      pendidikan.
(3)   Biaya operasi pada satuan pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar
      menjadi tanggung jawab Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangan
      masing-masing.
(4)   Ketentuan mengenai investasi dan biaya operasi sebagaimana dimaksud pada
      ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
      mengatur tentang pendanaan pendidikan.

                              Pasal 11
(1)   Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin tersedianya lahan, sarana, dan
      prasarana selain lahan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan pelaksana
      program wajib belajar yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah
      daerah sesuai kewenangannya masing-masing, dengan pembagian beban
      tanggung jawab sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
      mengatur tentang pendanaan pendidikan.
(2)   Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin tersedianya pendidik, tenaga
      kependidikan, dan biaya operasi untuk setiap satuan pendidikan penyelenggara
      program wajib belajar dengan pembagian beban tanggung jawab sebagaimana
      diatur dalam dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
      pendanaan pendidikan.
(3)   Pemerintah provinsi menjamin terselenggaranya koordinasi atas penyelenggaraan
      pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas
      penyelenggaraan pendidikan lintas kabupaten/kota di wilayahnya untuk
      pelaksanaan program wajib belajar.

                                Pasal 12
(1)   Setiap warga negara Indonesia usia wajib belajar wajib mengikuti program wajib
      belajar.
(2)   Setiap warga negara Indonesia yang memiliki anak usia wajib belajar bertanggung
      jawab memberikan pendidikan wajib belajar kepada anaknya.
(3)   Pemerintah kabupaten/kota wajib mengupayakan agar setiap warga negara
      Indonesia usia wajib belajar mengikuti program wajib belajar.


                          BAB VII
               HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT

                              Pasal 13

(1)   Masyarakat berhak:
      a. berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi
           terhadap penyelenggaraan program wajib belajar; serta
      b. mendapat data dan informasi tentang penyelenggaraan program wajib belajar.
(2)   Masyarakat berkewajiban mendukung penyelenggaraan program wajib belajar.
(3)   Hak dan kewajiban masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
      dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

                              BAB VIII
                           PENGAWASAN
Pasal 14
           Pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan, dan komite sekolah/madrasah
           melakukan pengawasan atas penyelenggaraan program wajib belajar sesuai
           kewenangan masing-masing.

                                            Pasal 15
           (1)    Pemerintah melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan program wajib
                  belajar secara nasional.
           (2)    Pemerintah daerah melaksanakan pengawasan penyelenggaraan program wajib
                  belajar pada satuan pendidikan di daerah masing-masing.
           (3)    Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi
                  pengarahan, bimbingan, dan pemberian sanksi dalam pelaksanaan ketentuan
                  Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12.

                                       BAB IX
                                 KETENTUAN PENUTUP

                                          Pasal 16
           Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

           Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
           Pemerintah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.


                                              Ditetapkan di Jakarta
                                              pada Tanggal 4 Juli 2008
                                              PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

                                                        ttd

                                              DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO



Diundangkan di Jakarta
pada Tanggal 4 Juli 2008
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
           REPUBLIK INDONESIA,

                 ttd

           ANDI MATTALATTA

          LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 NOMOR 90
PENJELASAN
                                          ATAS
                         PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
                                  NOMOR 47 TAHUN 2008
                                       TENTANG
                                     WAJIB BELAJAR


I.   UMUM
     Pasal 34 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan
     bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya program wajib belajar
     minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Penyelenggaraan program wajib
     belajar pendidikan dasar merupakan bagian dari kebijakan pendidikan di Indonesia dalam mencapai
     pendidikan untuk semua (education for all).
     Program wajib belajar diselenggarakan untuk memberikan pelayanan pendidikan dasar seluas-
     luasnya kepada warga negara Indonesia tanpa membedakan latar belakang agama, suku, sosial,
     budaya, dan ekonomi. Setiap warga negara Indonesia usia wajib belajar berhak mendapatkan
     pelayanan pendidikan yang bermutu dan orang tua/walinya berkewajiban memberi kesempatan
     kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan dasar.
     Program wajib belajar diselenggarakan pada satuan pendidikan dasar pada jalur pendidikan formal,
     nonformal, dan informal dan harus dapat menampung anak yang normal maupun yang berkelainan
     dan mempunyai hambatan. Peraturan tentang program wajib belajar mencakup hak dan kewajiban
     warga negara Indonesia, tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah.
     Penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar perlu dievaluasi pencapaiannya minimal
     setiap tiga tahun. Sebagai bentuk dari akuntabilitas publik, masyarakat berhak mendapat data dan
     informasi tentang hasil evaluasi penyelenggaraan program wajib belajar tersebut.
     Program wajib belajar merupakan gerakan nasional yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah
     daerah, dan masyarakat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan oleh
     Perwakilan Negara Republik Indonesia di luar negeri.


II. PASAL DEMI PASAL

     Pasal 1
        Cukup jelas.

     Pasal 2
        Cukup jelas.
     Pasal 3
        Ayat (1)
                 Cukup jelas.
        Ayat (2)
                 Yang dimaksud SD termasuk SDLB. Yang dimaksud SMP termasuk SMPLB.
                 Bentuk lain yang sederajat dengan SD dan MI antara lain Paket A, pendidikan diniyah
                 dasar, dan Adi Vidyalaya (AV), sedangkan bentuk lain yang sederajat dengan SMP dan
                 MTs antara lain Paket B, pendidikan diniyah menengah pertama, dan Madyama
                 Vidyalaya.
        Ayat (3)
                 Cukup jelas.
        Ayat (4)
                 Cukup jelas.
        Ayat (5)
                 Cukup jelas.

     Pasal 4
        Cukup jelas.

     Pasal 5
        Cukup jelas.

     Pasal 6
        Cukup jelas.
Pasal 7
   Ayat (1)
              Cukup jelas.
   Ayat (2)
              Program wajib belajar yang diselenggarakan oleh Pemerintah antara lain MI dan MTs
              yang berada di dalam pembinaan Departemen Agama, atau SD dan SMP yang
              diselenggarakan oleh Pemerintah karena kondisi tertentu atau berlokasi di luar negeri.
   Ayat (3)
              Cukup jelas.
   Ayat (4)
              Cukup jelas.
   Ayat (5)
              Cukup jelas.
   Ayat (6)
              Sanksi administratif dalam ketentuan ini dapat berupa tindakan paksa agar anaknya
              mengikuti program wajib belajar, penghentian sementara atau penundaan pelayanan
              kepemerintahan.

Pasal 8
   Cukup jelas.

Pasal 9
   Cukup jelas.

Pasal 10
   Cukup jelas.

Pasal 11
   Cukup jelas.

Pasal 12
   Cukup jelas.


Pasal 13
   Ayat (1)
              Bentuk pelaksanaan hak masyarakat, antara lain:
              a. ikut memberikan masukan untuk pelaksanaan program;
              b. mengikut sertakan anaknya yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun untuk
                 mengikuti program wajib belajar;
              c. ikut memantau, mengawasi pelaksanaan wajib belajar, memantau anak usia wajib
                 belajar yang belum mengikuti wajib belajar, menyelenggarakan program wajib
                 belajar di sekitar tempat tinggalnya;
              d. ikut memberi penilaian tentang keterlaksanaan program wajib belajar, mendata anak
                 usia wajib belajar, ikut serta dalam proses pembelajaran dan penilaian, serta
                 keberlangsungan program wajib belajar.
   Ayat (2)
              Bentuk pelaksanaan kewajiban masyarakat, antara lain:
              a. sebagai orangtua memberikan pendidikan dasar bagi anaknya yang sesuai program
                 wajib belajar;
              b. berperanserta dalam bentuk pemberian dukungan sumberdaya (dana, sarana dan
                 prasarana, tenaga, penyelenggaraan, manajemen) menjadi orang tua asuh.
   Ayat (3)
              Cukup jelas.

Pasal 14
   Cukup jelas.

Pasal 15
   Cukup jelas.
Pasal 16
   Cukup jelas.


         TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4863

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015Mas Becak
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanNandang Sukmara
 
Kepmendikbud nomor 719 p 2020
Kepmendikbud nomor 719 p 2020Kepmendikbud nomor 719 p 2020
Kepmendikbud nomor 719 p 2020IndahMutiaraKami
 
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan NasionalSistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan NasionalAli Murfi
 
Permendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusan
Permendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusanPermendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusan
Permendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusanAbu Nihad
 
Permen nomor-97-tahun-2013_Tentang Kelulusan UN 2013/2014
Permen nomor-97-tahun-2013_Tentang Kelulusan UN 2013/2014Permen nomor-97-tahun-2013_Tentang Kelulusan UN 2013/2014
Permen nomor-97-tahun-2013_Tentang Kelulusan UN 2013/2014pakgurusanto
 
Permendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmenPermendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmenWinarto Winartoap
 
Permen no-59-tahun-2011-ttg-un
Permen no-59-tahun-2011-ttg-unPermen no-59-tahun-2011-ttg-un
Permen no-59-tahun-2011-ttg-ungino tugino
 

La actualidad más candente (9)

Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015
 
PERMENDIKNAS NO 2 TH. 2011
PERMENDIKNAS NO 2 TH. 2011PERMENDIKNAS NO 2 TH. 2011
PERMENDIKNAS NO 2 TH. 2011
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
 
Kepmendikbud nomor 719 p 2020
Kepmendikbud nomor 719 p 2020Kepmendikbud nomor 719 p 2020
Kepmendikbud nomor 719 p 2020
 
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan NasionalSistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
 
Permendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusan
Permendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusanPermendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusan
Permendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusan
 
Permen nomor-97-tahun-2013_Tentang Kelulusan UN 2013/2014
Permen nomor-97-tahun-2013_Tentang Kelulusan UN 2013/2014Permen nomor-97-tahun-2013_Tentang Kelulusan UN 2013/2014
Permen nomor-97-tahun-2013_Tentang Kelulusan UN 2013/2014
 
Permendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmenPermendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmen
 
Permen no-59-tahun-2011-ttg-un
Permen no-59-tahun-2011-ttg-unPermen no-59-tahun-2011-ttg-un
Permen no-59-tahun-2011-ttg-un
 

Destacado

план проведения проекта
план проведения проектаплан проведения проекта
план проведения проектаIrina Zabotina
 
Reproduccion celular
Reproduccion celularReproduccion celular
Reproduccion celularJulio Sanchez
 
Personajes
PersonajesPersonajes
PersonajesAFC_73
 
13 valmontone folder
13 valmontone folder13 valmontone folder
13 valmontone folderGianluca Bear
 
Cycles of a film
Cycles of a filmCycles of a film
Cycles of a filmRosielw
 
О Погорєлов "Ефективні комунікації під час громадського моніторингу публічних...
О Погорєлов "Ефективні комунікації під час громадського моніторингу публічних...О Погорєлов "Ефективні комунікації під час громадського моніторингу публічних...
О Погорєлов "Ефективні комунікації під час громадського моніторингу публічних...Olena Ursu
 
Serenity now wk 5
Serenity now wk 5Serenity now wk 5
Serenity now wk 5ohohohkay
 
Pp 17 penyelenggaraan pendidikan
Pp 17 penyelenggaraan pendidikanPp 17 penyelenggaraan pendidikan
Pp 17 penyelenggaraan pendidikanNandang Sukmara
 
Del Off al On y viceversa. Verdades y mitos del Comercio Electrónico
Del Off al On y viceversa. Verdades y mitos del Comercio ElectrónicoDel Off al On y viceversa. Verdades y mitos del Comercio Electrónico
Del Off al On y viceversa. Verdades y mitos del Comercio ElectrónicoOffOnCommerceDay
 
Commissioners report 16 9-10
Commissioners report 16 9-10Commissioners report 16 9-10
Commissioners report 16 9-10Ken Runquist
 
Aterratge a la lluna.
Aterratge a la lluna.Aterratge a la lluna.
Aterratge a la lluna.joanet83
 
Nokia Quest Actis Wunderman
Nokia Quest Actis WundermanNokia Quest Actis Wunderman
Nokia Quest Actis WundermanOlga Bass
 
Kiesverordening memorie van toelichting
Kiesverordening memorie van toelichtingKiesverordening memorie van toelichting
Kiesverordening memorie van toelichtingpearl studio
 

Destacado (20)

Pollution by pauline
Pollution by paulinePollution by pauline
Pollution by pauline
 
Mentor program
Mentor programMentor program
Mentor program
 
план проведения проекта
план проведения проектаплан проведения проекта
план проведения проекта
 
Bloggeri versus jurnalişti
Bloggeri versus jurnaliştiBloggeri versus jurnalişti
Bloggeri versus jurnalişti
 
Hidraulica
HidraulicaHidraulica
Hidraulica
 
Task one
Task one Task one
Task one
 
Reproduccion celular
Reproduccion celularReproduccion celular
Reproduccion celular
 
Personajes
PersonajesPersonajes
Personajes
 
0301_001
0301_0010301_001
0301_001
 
13 valmontone folder
13 valmontone folder13 valmontone folder
13 valmontone folder
 
Cycles of a film
Cycles of a filmCycles of a film
Cycles of a film
 
oGCDP (Capacity)
oGCDP (Capacity)oGCDP (Capacity)
oGCDP (Capacity)
 
О Погорєлов "Ефективні комунікації під час громадського моніторингу публічних...
О Погорєлов "Ефективні комунікації під час громадського моніторингу публічних...О Погорєлов "Ефективні комунікації під час громадського моніторингу публічних...
О Погорєлов "Ефективні комунікації під час громадського моніторингу публічних...
 
Serenity now wk 5
Serenity now wk 5Serenity now wk 5
Serenity now wk 5
 
Pp 17 penyelenggaraan pendidikan
Pp 17 penyelenggaraan pendidikanPp 17 penyelenggaraan pendidikan
Pp 17 penyelenggaraan pendidikan
 
Del Off al On y viceversa. Verdades y mitos del Comercio Electrónico
Del Off al On y viceversa. Verdades y mitos del Comercio ElectrónicoDel Off al On y viceversa. Verdades y mitos del Comercio Electrónico
Del Off al On y viceversa. Verdades y mitos del Comercio Electrónico
 
Commissioners report 16 9-10
Commissioners report 16 9-10Commissioners report 16 9-10
Commissioners report 16 9-10
 
Aterratge a la lluna.
Aterratge a la lluna.Aterratge a la lluna.
Aterratge a la lluna.
 
Nokia Quest Actis Wunderman
Nokia Quest Actis WundermanNokia Quest Actis Wunderman
Nokia Quest Actis Wunderman
 
Kiesverordening memorie van toelichting
Kiesverordening memorie van toelichtingKiesverordening memorie van toelichting
Kiesverordening memorie van toelichting
 

Similar a Wajib Belajar

Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmenPermendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmenWinarto Winartoap
 
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMPPermendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMPGuss No
 
Permen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP
Permen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMPPermen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP
Permen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMPGilang Asri Devianty
 
Permen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asing
Permen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asingPermen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asing
Permen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asingWincibal Wincibalnov
 
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)Harun Ar
 
Sistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undang
Sistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undangSistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undang
Sistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undangOperator Warnet Vast Raha
 
Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014hadi waluyo
 
Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Muhammad Tahir
 
Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Eny Tya
 
Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Johan Yusilisman
 
Permen dikbud ttg kelulusan
Permen dikbud ttg  kelulusanPermen dikbud ttg  kelulusan
Permen dikbud ttg kelulusanRian Ys
 
Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014MGMPBING SMPKABSER
 
Kepmendikbud Nomor 719/2020
Kepmendikbud Nomor 719/2020Kepmendikbud Nomor 719/2020
Kepmendikbud Nomor 719/2020CIkumparan
 
Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru
Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru
Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru temanna #LABEDDU
 

Similar a Wajib Belajar (20)

Uu 02 1989
Uu 02 1989Uu 02 1989
Uu 02 1989
 
Tugas indo
Tugas indoTugas indo
Tugas indo
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasional
 
Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmenPermendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmen
 
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMPPermendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
 
Permen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP
Permen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMPPermen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP
Permen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP
 
Permen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asing
Permen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asingPermen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asing
Permen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asing
 
Beasiswa bidik-misi
Beasiswa bidik-misiBeasiswa bidik-misi
Beasiswa bidik-misi
 
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
 
Sistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undang
Sistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undangSistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undang
Sistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undang
 
Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014
 
Permendikbud no-144-tahun-2014 ttg un 2014-2015
Permendikbud no-144-tahun-2014 ttg un 2014-2015Permendikbud no-144-tahun-2014 ttg un 2014-2015
Permendikbud no-144-tahun-2014 ttg un 2014-2015
 
Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014
 
Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014
 
Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014
 
Permen dikbud ttg kelulusan
Permen dikbud ttg  kelulusanPermen dikbud ttg  kelulusan
Permen dikbud ttg kelulusan
 
Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014
 
Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014
 
Kepmendikbud Nomor 719/2020
Kepmendikbud Nomor 719/2020Kepmendikbud Nomor 719/2020
Kepmendikbud Nomor 719/2020
 
Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru
Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru
Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru
 

Más de Nandang Sukmara

Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Nandang Sukmara
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmNandang Sukmara
 
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Nandang Sukmara
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalNandang Sukmara
 
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatPp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatNandang Sukmara
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikNandang Sukmara
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasNandang Sukmara
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasNandang Sukmara
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasNandang Sukmara
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanNandang Sukmara
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Nandang Sukmara
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganNandang Sukmara
 
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pnsBkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pnsNandang Sukmara
 
185 matriks sop1 pensiun
185 matriks sop1 pensiun 185 matriks sop1 pensiun
185 matriks sop1 pensiun Nandang Sukmara
 

Más de Nandang Sukmara (20)

Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
 
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
 
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatPp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakat
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
 
Pp38
Pp38Pp38
Pp38
 
Masterplan pendidikan
Masterplan pendidikanMasterplan pendidikan
Masterplan pendidikan
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
 
Lampiran iii br
Lampiran iii brLampiran iii br
Lampiran iii br
 
Lampiran ii br
Lampiran ii brLampiran ii br
Lampiran ii br
 
Lampiran i br
Lampiran i brLampiran i br
Lampiran i br
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
 
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pnsBkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
 
185 matriks sop1 pensiun
185 matriks sop1 pensiun 185 matriks sop1 pensiun
185 matriks sop1 pensiun
 

Wajib Belajar

  • 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Wajib Belajar; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WAJIB BELAJAR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah. 2. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. 3. Sekolah Dasar yang selanjutnya disebut SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. 4. Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya disebut MI adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar, di dalam pembinaan Menteri Agama. 5. Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disebut SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat. 6. Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disebut MTs adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat, di dalam pembinaan Menteri Agama. 7. Program paket A adalah program pendidikan dasar jalur nonformal yang setara SD. 8. Program paket B adalah program pendidikan dasar jalur nonformal yang setara SMP. 9. Pemerintah adalah Pemerintah pusat. 10. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau pemerintah kota. 11. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional.
  • 2. BAB II FUNGSI DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Wajib belajar berfungsi mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara Indonesia. (2) Wajib belajar bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi warga negara Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. BAB III PENYELENGGARAAN Pasal 3 (1) Wajib belajar diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. (2) Penyelenggaraan wajib belajar pada jalur formal dilaksanakan minimal pada jenjang pendidikan dasar yang meliputi SD, MI, SMP, MTs, dan bentuk lain yang sederajat. (3) Penyelenggaraan wajib belajar pada jalur pendidikan nonformal dilaksanakan melalui program paket A, program paket B, dan bentuk lain yang sederajat. (4) Penyelenggaraan wajib belajar pada jalur pendidikan informal dilaksanakan melalui pendidikan keluarga dan/atau pendidikan lingkungan. (5) Ketentuan mengenai penyetaraan pendidikan nonformal dan pengakuan hasil pendidikan informal penyelenggara program wajib belajar terhadap pendidikan dasar jalur formal diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan. Pasal 4 Program wajib belajar diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah sesuai kewenangannya, atau masyarakat. Pasal 5 (1) Satuan pendidikan dasar penyelenggara program wajib belajar wajib menjaga keberlangsungan pelaksanaan program wajib belajar yang bermutu dan memenuhi Standar Nasional Pendidikan. (2) Satuan pendidikan dasar penyelenggara program wajib belajar wajib menerima peserta didik program wajib belajar dari lingkungan sekitarnya tanpa diskriminasi sesuai daya tampung satuan pendidikan yang bersangkutan. (3) Penerimaan peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada SD/MI atau yang sederajat tidak mempersyaratkan bahwa calon peserta didik yang bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan anak usia dini. (4) Satuan pendidikan dasar penyelenggara program wajib belajar yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi administrasi berupa teguran, penghentian pemberian bantuan hingga penutupan satuan pendidikan yang bersangkutan. BAB IV PENGELOLAAN Pasal 6 (1) Pengelolaan program wajib belajar secara nasional menjadi tanggung jawab Menteri. (2) Koordinasi pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar tingkat provinsi menjadi tanggung jawab gubernur. (3) Pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar tingkat kabupaten/kota menjadi tanggung jawab bupati/walikota. (4) Pengelolaan program wajib belajar pada tingkat satuan pendidikan dasar menjadi tanggung jawab pemimpin satuan pendidikan dasar.
  • 3. (5) Pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar di luar negeri menjadi tanggung jawab Kepala Perwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia di luar negeri yang bersangkutan. Pasal 7 (1) Pemerintah menetapkan kebijakan nasional pelaksanaan program wajib belajar yang dicantumkan dalam Rencana Kerja Pemerintah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Rencana Strategis Bidang Pendidikan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah, dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang. (2) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya berkewajiban menyelenggarakan program wajib belajar berdasarkan kebijakan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Penyelenggaraan program wajib belajar oleh pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana Strategis Daerah Bidang Pendidikan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (4) Pemerintah daerah dapat menetapkan kebijakan untuk meningkatkan jenjang pendidikan wajib belajar sampai pendidikan menengah. (5) Pemerintah daerah dapat mengatur lebih lanjut pelaksanaan program wajib belajar, sesuai dengan kondisi daerah masing-masing melalui Peraturan Daerah. (6) Ketentuan mengenai pelaksanaan program wajib belajar yang diatur oleh pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (5) termasuk kewenangan memberikan sanksi administratif kepada warga negara Indonesia yang memiliki anak berusia 7 (tujuh) sampai dengan 15 (lima belas) tahun yang tidak mengikuti program wajib belajar. BAB V EVALUASI Pasal 8 (1) Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program wajib belajar secara berkala. (2) Evaluasi terhadap pelaksanaan program wajib belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi: a. tingkat pencapaian program wajib belajar; b. pelaksanaan kurikulum pendidikan dasar; c. hasil belajar peserta didik; dan d. realisasi anggaran. (3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan kepada Menteri. (4) Atas dasar hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Menteri melakukan evaluasi komprehensif untuk menilai: a. ketercapaian program wajib belajar; b. kemajuan program wajib belajar; dan c. hambatan penyelenggaraan program wajib belajar. (5) Evaluasi terhadap pelaksanaan program wajib belajar dapat dilakukan oleh lembaga evaluasi mandiri yang didirikan masyarakat sesuai Standar Nasional Pendidikan. BAB VI PENJAMINAN WAJIB BELAJAR Pasal 9 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya program wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. (2) Warga negara Indonesia yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar apabila daya tampung satuan pendidikan masih memungkinkan. (3) Warga negara Indonesia yang berusia di atas 15 (lima belas) tahun dan belum lulus pendidikan dasar dapat menyelesaikan pendidikannya sampai lulus atas biaya Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
  • 4. (4) Warga negara Indonesia usia wajib belajar yang orang tua/walinya tidak mampu membiayai pendidikan, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib memberikan bantuan biaya pendidikan sesuai peraturan perundang-undangan. Pasal 10 (1) Investasi pada lahan, sarana, dan prasarana selain lahan pendidikan pada satuan pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah menjadi tanggung jawab Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangan masing-masing. (2) Investasi pada lahan, sarana, dan prasarana selain lahan pendidikan pada satuan pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab badan hukum penyelenggara satuan pendidikan. (3) Biaya operasi pada satuan pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar menjadi tanggung jawab Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangan masing-masing. (4) Ketentuan mengenai investasi dan biaya operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pendanaan pendidikan. Pasal 11 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin tersedianya lahan, sarana, dan prasarana selain lahan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangannya masing-masing, dengan pembagian beban tanggung jawab sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pendanaan pendidikan. (2) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin tersedianya pendidik, tenaga kependidikan, dan biaya operasi untuk setiap satuan pendidikan penyelenggara program wajib belajar dengan pembagian beban tanggung jawab sebagaimana diatur dalam dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pendanaan pendidikan. (3) Pemerintah provinsi menjamin terselenggaranya koordinasi atas penyelenggaraan pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas penyelenggaraan pendidikan lintas kabupaten/kota di wilayahnya untuk pelaksanaan program wajib belajar. Pasal 12 (1) Setiap warga negara Indonesia usia wajib belajar wajib mengikuti program wajib belajar. (2) Setiap warga negara Indonesia yang memiliki anak usia wajib belajar bertanggung jawab memberikan pendidikan wajib belajar kepada anaknya. (3) Pemerintah kabupaten/kota wajib mengupayakan agar setiap warga negara Indonesia usia wajib belajar mengikuti program wajib belajar. BAB VII HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT Pasal 13 (1) Masyarakat berhak: a. berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program wajib belajar; serta b. mendapat data dan informasi tentang penyelenggaraan program wajib belajar. (2) Masyarakat berkewajiban mendukung penyelenggaraan program wajib belajar. (3) Hak dan kewajiban masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. BAB VIII PENGAWASAN
  • 5. Pasal 14 Pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan, dan komite sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan program wajib belajar sesuai kewenangan masing-masing. Pasal 15 (1) Pemerintah melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan program wajib belajar secara nasional. (2) Pemerintah daerah melaksanakan pengawasan penyelenggaraan program wajib belajar pada satuan pendidikan di daerah masing-masing. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi pengarahan, bimbingan, dan pemberian sanksi dalam pelaksanaan ketentuan Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada Tanggal 4 Juli 2008 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada Tanggal 4 Juli 2008 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd ANDI MATTALATTA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 NOMOR 90
  • 6. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR I. UMUM Pasal 34 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya program wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar merupakan bagian dari kebijakan pendidikan di Indonesia dalam mencapai pendidikan untuk semua (education for all). Program wajib belajar diselenggarakan untuk memberikan pelayanan pendidikan dasar seluas- luasnya kepada warga negara Indonesia tanpa membedakan latar belakang agama, suku, sosial, budaya, dan ekonomi. Setiap warga negara Indonesia usia wajib belajar berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu dan orang tua/walinya berkewajiban memberi kesempatan kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan dasar. Program wajib belajar diselenggarakan pada satuan pendidikan dasar pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal dan harus dapat menampung anak yang normal maupun yang berkelainan dan mempunyai hambatan. Peraturan tentang program wajib belajar mencakup hak dan kewajiban warga negara Indonesia, tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah. Penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar perlu dievaluasi pencapaiannya minimal setiap tiga tahun. Sebagai bentuk dari akuntabilitas publik, masyarakat berhak mendapat data dan informasi tentang hasil evaluasi penyelenggaraan program wajib belajar tersebut. Program wajib belajar merupakan gerakan nasional yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan oleh Perwakilan Negara Republik Indonesia di luar negeri. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud SD termasuk SDLB. Yang dimaksud SMP termasuk SMPLB. Bentuk lain yang sederajat dengan SD dan MI antara lain Paket A, pendidikan diniyah dasar, dan Adi Vidyalaya (AV), sedangkan bentuk lain yang sederajat dengan SMP dan MTs antara lain Paket B, pendidikan diniyah menengah pertama, dan Madyama Vidyalaya. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas.
  • 7. Pasal 7 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Program wajib belajar yang diselenggarakan oleh Pemerintah antara lain MI dan MTs yang berada di dalam pembinaan Departemen Agama, atau SD dan SMP yang diselenggarakan oleh Pemerintah karena kondisi tertentu atau berlokasi di luar negeri. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Ayat (6) Sanksi administratif dalam ketentuan ini dapat berupa tindakan paksa agar anaknya mengikuti program wajib belajar, penghentian sementara atau penundaan pelayanan kepemerintahan. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Ayat (1) Bentuk pelaksanaan hak masyarakat, antara lain: a. ikut memberikan masukan untuk pelaksanaan program; b. mengikut sertakan anaknya yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun untuk mengikuti program wajib belajar; c. ikut memantau, mengawasi pelaksanaan wajib belajar, memantau anak usia wajib belajar yang belum mengikuti wajib belajar, menyelenggarakan program wajib belajar di sekitar tempat tinggalnya; d. ikut memberi penilaian tentang keterlaksanaan program wajib belajar, mendata anak usia wajib belajar, ikut serta dalam proses pembelajaran dan penilaian, serta keberlangsungan program wajib belajar. Ayat (2) Bentuk pelaksanaan kewajiban masyarakat, antara lain: a. sebagai orangtua memberikan pendidikan dasar bagi anaknya yang sesuai program wajib belajar; b. berperanserta dalam bentuk pemberian dukungan sumberdaya (dana, sarana dan prasarana, tenaga, penyelenggaraan, manajemen) menjadi orang tua asuh. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas.
  • 8. Pasal 16 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4863