SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 12
Descargar para leer sin conexión
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
                                 NOMOR 14 TAHUN 2010
                                            TENTANG
                                    PENDIDIKAN KEDINASAN


                           DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                                PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang    : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 29 ayat (4) Undang- Undang Nomor 20 Tahun
               2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dipandang perlu menetapkan Peraturan
               Pemerintah tentang Pendidikan Kedinasan;

Mengingat    : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
                2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
                   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
                   Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

                                          MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN        PEMERINTAH       REPUBLIK     INDONESIA     TENTANG     PENDIDIKAN
             KEDINASAN.

                                            BAB I
                                       KETENTUAN UMUM

                                              Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan kedinasan adalah pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh Kementerian,
   kementerian lain, atau lembaga pemerintah nonkementerian yang berfungsi untuk meningkatkan
   kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai negeri dan calon
   pegawai negeri.
2. Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta
   didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
3. Satuan pendidikan kedinasan adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan profesi
   di lingkungan kerja Kementerian, kementerian lain, atau lembaga pemerintah nonkementerian yang
   bersangkutan dan/atau satuan pendidikan lainnya di luar lingkungan kerja kementerian lain atau
   lembaga pemerintah nonkementerian yang bersangkutan, baik pada jalur pendidikan formal maupun
   pada jalur pendidikan nonformal.
4. Peserta didik pendidikan kedinasan adalah pegawai negeri dan calon pegawai negeri yang diberi
   tugas atau izin oleh Kementerian, kementerian lain, atau lembaga pemerintah nonkementerian yang
   bersangkutan untuk mengikuti pendidikan kedinasan.
5. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan satuan pendidikan berdasarkan kriteria
   yang telah ditetapkan.
6. Kementerian adalah Kementerian Pendidikan Nasional.
7. Kementerian lain adalah kementerian yang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan
   kedinasan.
8. Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang selanjutnya disebut LPNK adalah lembaga pemerintah
   yang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan kedinasan.
9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan
   nasional.
10. Menteri lain adalah menteri yang diberi kewenangan oleh Menteri dalam menyelenggarakan
    pendidikan kedinasan.
BAB II
                                   FUNGSI DAN KARAKTERISTIK

                                                Pasal 2
Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai negeri dan calon
pegawai negeri pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK dalam pelaksanaan tugas di lingkungan
kerjanya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

                                                Pasal 3
(1) Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan
    keterampilan peserta didik dalam bidang keahlian tertentu agar mampu meningkatkan kinerja
    pelaksanaan tugas pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK tempat mereka bekerja.
(2) Pendidikan kedinasan berorientasi pada kepentingan pelayanan masyarakat dan kebutuhan profesi
    tertentu dari Kementerian, kementerian lain, atau LPNK.
(3) Kemampuan dan keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan standar
    kompetensi lulusan pendidikan kedinasan yang disesuaikan dengan standar nasional pendidikan
    dengan mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya.

                                        BAB III
                          PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEDINASAN

                                                Pasal 4
(1) Program pendidikan kedinasan hanya menerima peserta didik pegawai negeri dan calon pegawai
    negeri.
(2) Pegawai negeri dan calon pegawai negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari
    Kementerian, kementerian lain, atau LPNK penyelenggara program pendidikan kedinasan.

                                                Pasal 5
(1) Program pendidikan kedinasan yang merupakan program pendidikan profesi setelah program
    sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dapat diselenggarakan di dalam dan/atau di luar satuan
    pendidikan yang ada pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK terkait, baik pada jalur
    pendidikan formal maupun pada jalur pendidikan nonformal.
(2) Pendidikan kedinasan pada jalur pendidikan formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    diselenggarakan dengan beban belajar 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh)
    satuan kredit semester setelah program sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) sesuai dengan
    ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pendidikan kedinasan pada jalur pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    diselenggarakan dengan beban belajar setara 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat
    puluh) satuan kredit semester setelah program sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) yang dapat
    dilakukan dalam bentuk kursus, pendidikan dan pelatihan, atau bentuk lain yang sejenis.
(4) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dihitung dari beban belajar
    kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri yang sebagian dari beban belajar itu
    dapat diperoleh dari hasil penilaian belajar melalui pengalaman atau pengumpulan kredit dari satuan
    pendidikan lain yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
(5) Penyelenggaraan pendidikan kedinasan dengan beban belajar di luar ketentuan sebagaimana
    dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
(6) Penjurusan pada pendidikan kedinasan dilaksanakan dalam bentuk program spesialisasi yang
    ditetapkan oleh Kementerian, kementerian lain, atau LPNK terkait.
(7) Program studi pada pendidikan kedinasan dikembangkan dengan memperhatikan tujuan program
    studi yang akan dicapai, kompetensi lulusan peserta didik yang diharapkan, kontribusi terhadap
    pembangunan nasional, kontribusi terhadap kebutuhan masyarakat, dan keunggulan pendidikan
    kedinasan tersebut.
(8) Penataan dan pengembangan program studi dilakukan oleh Kementerian, kementerian lain, atau
    LPNK yang bersangkutan setelah mendapat masukan dari asosiasi profesi, dunia kerja/industri
    terkait, dan masyarakat.
(9) Penjurusan dan program studi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7) disusun
    berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.

                                                Pasal 6
(1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan kedinasan ditetapkan oleh satuan pendidikan
    kedinasan dengan melibatkan asosiasi profesi dengan mengacu pada standar isi dan berlaku secara
    nasional.
(2) Kurikulum pendidikan kedinasan dikembangkan oleh satuan pendidikan kedinasan sesuai dengan
    kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian, kementerian lain, atau LPNK.
(3) Standar kompetensi lulusan pendidikan kedinasan dikembangkan oleh satuan pendidikan yang
    bersangkutan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan dan dapat diperkaya sesuai dengan
    kebutuhan.
(4) Standar Nasional Pendidikan untuk pendidikan kedinasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
    digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
    pengelolaan, dan pembiayaan.

                                                Pasal 7
(1) Sertifikat pendidikan kedinasan berbentuk sertifikat kompetensi.
(2) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada peserta didik sebagai
    pengakuan terhadap penguasaan kompetensi bidang keahlian tertentu oleh satuan pendidikan
    kedinasan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi profesi.

                                            BAB IV
                              PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

                                                Pasal 8
(1) Pendidik pada satuan pendidikan kedinasan terdiri atas dosen dan instruktur/ widyaiswara.
(2) Pendidik pada satuan pendidikan kedinasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
    seseorang yang karena pendidikan dan/atau keahliannya diangkat oleh Kementerian, kementerian
    lain, LPNK terkait, dan/atau oleh satuan pendidikan atau penyelenggara pendidikan kedinasan
    dengan tugas utama mengajar dan/atau melatih peserta didik pada program pendidikan kedinasan
    yang bersangkutan.

                                                Pasal 9
(1) Tenaga kependidikan pada satuan pendidikan kedinasan terdiri atas tenaga penunjang akademik
    dan pengelola satuan pendidikan.
(2) Tenaga penunjang akademik pada pendidikan kedinasan adalah seseorang yang karena pendidikan
    dan/atau keahliannya diangkat oleh Kementerian, kementerian lain, LPNK terkait, dan/atau oleh
    satuan pendidikan atau penyelenggara pendidikan kedinasan untuk membantu penyelenggaraan
    pendidikan kedinasan yang bersangkutan.
(3) Tenaga penunjang akademik sekurang-kurangnya terdiri atas peneliti, pengembang di bidang
    pendidikan kedinasan, pustakawan, pranata komputer, laboran, dan teknisi sumber belajar.
(4) Pengelola satuan pendidikan terdiri atas pimpinan lembaga, pembantu pimpinan, dan unsur
    penunjang pengelolaan satuan pendidikan.

                                                BAB V
                                            PESERTA DIDIK

                                                Pasal 10
Syarat bagi peserta didik pendidikan kedinasan:
a. pegawai negeri dan calon pegawai negeri pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK;
b. memiliki ijazah sarjana (S-1) atau yang setara; dan
c. memenuhi persyaratan penerimaan peserta didik pendidikan kedinasan sebagaimana ditetapkan
   oleh penyelenggara pendidikan kedinasan.
Pasal 11
(1) Peserta didik pendidikan kedinasan memiliki hak:
    a. memperoleh biaya pendidikan kedinasan sesuai dengan keahlian tertentu yang diikutinya;
    b. memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran;
    c. mendapat bimbingan dari pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka penyelesaian
       studinya;
       dan
    d. memperoleh layanan informasi mengenai program pendidikan yang diikutinya serta hasil
       belajarnya.
(2) Peserta didik pendidikan kedinasan berkewajiban:
    a. mematuhi peraturan/ketentuan pada satuan pendidikan;
    b. menjaga kewibawaan dan nama baik penyelenggara pendidikan kedinasan, Kementerian,
       kementerian lain, atau LPNK terkait, dan satuan pendidikan kedinasan yang bersangkutan; dan
    c. memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban, dan keamanan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat
    (1) dan ayat (2) diatur oleh penyelenggara pendidikan kedinasan yang bersangkutan.

                                            BAB VI
                                    SARANA DAN PRASARANA

                                              Pasal 12
(1) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dengan dana yang berasal dari Anggaran
    Pendapatan dan Belanja Negara pada penyelenggara pendidikan kedinasan diselenggarakan
    berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dengan dana yang bukan berasal dari Anggaran
    Pendapatan dan Belanja Negara diatur oleh penyelenggara pendidikan kedinasan.

                                             BAB VII
                                           PENDANAAN

                                              Pasal 13
(1) Pendanaan pendidikan kedinasan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
    dan/atau sumber lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Penggunaan dana pendidikan kedinasan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
    undangan.

                                              Pasal 14
(1) Otonomi satuan pendidikan kedinasan di bidang keuangan mencakupi kewenangan untuk
    menerima, menyimpan, dan menggunakan dana.
(2) Pengelolaan dana pendidikan kedinasan menganut prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.
(3) Pengelolaan keuangan pendidikan kedinasan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
    Negara diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional Pemerintah sesuai dengan ketentuan
    peraturan perundang-undangan.

                                              Pasal 15
Rencana anggaran pendapatan dan belanja pendidikan kedinasan diusulkan oleh pimpinan satuan
pendidikan kedinasan melalui Menteri, menteri lain, atau pimpinan LPNK kepada Menteri Keuangan
untuk disahkan menjadi anggaran pendidikan kedinasan.

                                             BAB VIII
                                            PENDIRIAN

                                              Pasal 16
(1) Pendirian pendidikan kedinasan oleh Kementerian, kementerian lain, atau LPNK didasarkan pada
    kebutuhan akan keahlian tertentu untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi pada
    Kementerian, kementerian lain, atau LPNK terkait.
(2) Pendirian pendidikan kedinasan didasarkan atas usulan tertulis dari Kementerian, kementerian lain,
    atau LPNK kepada Menteri yang meliputi:
    a. hasil kajian kebutuhan Kementerian, kementerian lain, atau LPNK dalam bidang keahlian
        tertentu sehingga membutuhkan pendidikan kedinasan;
    b. hasil kajian kebutuhan Kementerian, kementerian lain, atau LPNK sebagaimana dimaksud pada
        huruf a tidak dapat dipenuhi oleh perguruan tinggi umum;
    c. proyeksi jumlah dan kualifikasi pendidikan serta status kepegawaian calon peserta didik yang
        diusulkan untuk mengikuti pendidikan kedinasan;
    d. standar kompetensi, uji kompetensi, dan sertifikat kompetensi yang akan dipakai dalam
        pendidikan kedinasan tersebut;
    e. satuan pendidikan dan sumber-sumber belajar pelaksana yang dibutuhkan, baik yang berada di
        lingkungan Kementerian, kementerian lain, atau LPNK terkait maupun yang berada di luar
        Kementerian, kementerian lain, atau LPNK; dan
    f. rancangan anggaran dasar.

                                              Pasal 17
(1) Syarat untuk memperoleh izin pendirian satuan pendidikan kedinasan paling sedikit memiliki:
    a. kurikulum;
    b. pendidik dan tenaga kependidikan;
    c. sarana dan prasarana pendidikan;
    d. sumber pembiayaan untuk kelangsungan pendidikan paling sedikit untuk 1 (satu) tahun
       akademik berikutnya;
    e. sistem evaluasi dan sertifikasi;
    f. sistem manajemen dan proses pendidikan;
    g. kekhususan pendidikan kedinasan; dan
    h. dasar hukum penyelenggaraan pendidikan kedinasan.
(2) Syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
    undangan.
(3) Persetujuan pendirian pendidikan kedinasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
    Menteri.

                                              Pasal 18
Pendirian satuan pendidikan kedinasan berlaku untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan proyeksi
tenaga ahli dalam bidang keahlian tertentu yang dibutuhkan oleh Kementerian, kementerian lain, atau
LPNK.

                                             BAB IX
                                    EVALUASI DAN AKREDITASI

                                              Pasal 19
(1) Evaluasi pendidikan kedinasan dilakukan dalam rangka pengendalian mutu sebagai bentuk
    akuntabilitas.
(2) Evaluasi pendidikan kedinasan dilakukan terhadap peserta didik, satuan pendidikan, dan program
    pendidikan.
(3) Evaluasi terhadap peserta didik dilakukan oleh satuan pendidikan kedinasan.
(4) Evaluasi terhadap satuan pendidikan dan program pendidikan kedinasan dilakukan oleh lembaga
    mandiri yang diberi kewenangan oleh Menteri.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan evaluasi dan penentuan lembaga mandiri
    sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan Menteri.

                                              Pasal 20
(1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program studi dan/atau satuan pendidikan.
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional
    Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk pendidikan kedinasan formal dan Badan Akreditasi Nasional
    Pendidikan Nonformal (BANPNF) untuk pendidikan kedinasan nonformal.
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga dilakukan oleh lembaga mandiri lain
    yang diberi kewenangan oleh Menteri.

                                             BAB X
                                          PENGAWASAN

                                              Pasal 21
(1) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan pengawasan terhadap pendidikan
    kedinasan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menjamin mutu pendidikan
    kedinasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

                                             BAB XI
                                           KERJA SAMA

                                              Pasal 22
(1) Satuan pendidikan kedinasan dapat menjalin kerja sama dengan lembaga lain, baik di dalam
    maupun di luar negeri.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk kerja sama dalam bidang
    akademik dan/atau nonakademik.
(3) Kerja sama dalam bidang akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berbentuk:
    a. program kembaran;
    b. program pengumpulan kredit dan pengalihan kredit;
    c. tukar-menukar pendidik dan/atau tenaga kependidikan;
    d. pemanfaatan berbagai sumber daya;
    e. penerbitan terbitan berkala ilmiah;
    f. penelitian dan pengembangan;
    g. penyelenggaraan seminar;
    h. program pendidikan pesanan; dan/atau
    i. bentuk lain yang dianggap perlu.
(4) Kerja sama dalam bidang nonakademik sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dapat
    berbentuk:
    a. kontrak manajemen;
    b. pendayagunaan aset;
    c. usaha penggalangan dana;
    d. pembagian uang jasa dan royalti hak kekayaan intelektual/paten; dan/atau
    e. bentuk lain yang dianggap perlu.


                                              BAB XII
                                              SANKSI

                                              Pasal 23
Penyelenggara pendidikan kedinasan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 diberi sanksi administratif berupa teguran lisan, teguran tertulis, atau pencabutan izin
penyelenggaraan pendidikan kedinasan.



                                           BAB XIII
                                     KETENTUAN PERALIHAN

                                              Pasal 24
(1) Satuan pendidikan kedinasan yang diselenggarakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
    1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional wajib diubah dengan memilih salah satu alternatif sebagai
    berikut:
a. Untuk pendidikan kedinasan yang peserta didiknya pegawai negeri dan calon pegawai negeri,
      baik pusat maupun daerah, tersedia 4 (empat) alternative penyesuaian:
      1) pendidikan kedinasan yang bersangkutan dijadikan pendidikan dan pelatihan pegawai yang
          diselenggarakan oleh Kementerian, kementerian lain, atau LPNK yang bersangkutan sesuai
          dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, untuk memenuhi kebutuhan akan
          keterampilan pegawai;
      2) pendidikan kedinasan yang bersangkutan dipertahankan tetap menjadi pendidikan
          kedinasan yang memenuhi semua persyaratan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini,
          untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan profesi, spesialis, dan keahlian khusus lainnya;
      3) pendidikan kedinasan yang bersangkutan dialihstatuskan menjadi badan hukum pendidikan,
          yang kementerian lain atau LPNK yang bersangkutan sebagai pendiri memiliki representasi
          dalam organ representasi pemangku kepentingan, untuk memenuhi kebutuhan akan
          pendidikan menengah, pendidikan tinggi vokasi, dan pendidikan tinggi akademik;
      4) pendidikan kedinasan yang bersangkutan dialihstatuskan menjadi badan hukum pendidikan,
          yang kementerian lain atau LPNK yang bersangkutan sebagai pendiri memiliki representasi
          dalam organ representasi pemangku kepentingan, untuk memenuhi sekaligus semua
          kebutuhan sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1), angka 2), dan angka 3).
   b. Untuk pendidikan kedinasan yang peserta didiknya bukan pegawai negeri dan bukan calon
      pegawai negeri, tersedia 3 (tiga) alternatif penyesuaian:
      1) pendidikan kedinasan yang bersangkutan dialihstatuskan menjadi badan hukum pendidikan,
          yang kementerian lain atau LPNK yang bersangkutan sebagai pendiri memiliki representasi
          dalam organ representasi pemangku kepentingan, untuk memenuhi kebutuhan sektoral
          yang berkelanjutan dan memerlukan pengawasan dan penjaminan mutu yang ketat dari
          kementerian lain atau LPNK yang bersangkutan;
      2) pendidikan kedinasan yang bersangkutan diintegrasikan dengan perguruan tinggi negeri
          tertentu dan setelah integrasi diadakan kerja sama dengan kemasan khusus untuk
          memenuhi kebutuhan sektoral yang bersifat temporer dan memerlukan pengawasan dan
          penjaminan mutu yang ketat dari kementerian lain atau LPNK yang bersangkutan;
      3) pendidikan kedinasan yang bersangkutan diintegrasikan dengan perguruan tinggi negeri
          tertentu atau diserahkan kepada pemerintah daerah jika kebutuhan akan pengawasan dan
          penjaminan mutu yang ketat dari kementerian lain atau LPNK yang bersangkutan rendah.
(2) Penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus selesai paling lambat 5 (lima) tahun sejak
    Peraturan Pemerintah ini diundangkan.

                                              Pasal 25
Semua peraturan perundang-undangan yang telah ada pada saat Peraturan Pemerintah ini diundangkan
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Pemerintah
ini.



                                           BAB XIV
                                      KETENTUAN PENUTUP

                                              Pasal 26
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.



                                                  Ditetapkan di Jakarta
                                                  pada tanggal 22 Januari 2010
                                                     PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
                                                                     ttd.
                                                   DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 22 Januari 2010
     MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
             REPUBLIK INDONESIA,

                          ttd.

                  PATRIALIS AKBAR


              LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 19
PENJELASAN
                                           ATAS
                          PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
                                    NOMOR 14 TAHUN 2010
                                         TENTANG
                                   PENDIDIKAN KEDINASAN

I.   UMUM

     Pendidikan kedinasan sebagai pendidikan setelah program sarjana atau yang setara memiliki peran
     yang sangat penting dalam sistem pendidikan nasional, terutama dalam rangka mengembangkan
     potensi para pegawai negeri dan calon pegawai negeri untuk meningkatkan kemampuan dan
     keterampilan pelaksanaan tugas kedinasannya. Pendidikan kedinasan adalah pendidikan profesi
     yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki atau meningkatkan kemampuan pekerjaannya
     dengan persyaratan keahlian khusus.

     Pendidikan kedinasan diselenggarakan apabila kebutuhan dan/atau keahlian khusus tersebut di atas
     tidak dapat dipenuhi oleh perguruan tinggi umum.
     Agar pendidikan kedinasan dapat terselenggara secara menyeluruh yang meliputi aspek kedinasan
     sesuai dengan tuntutan instansi pemerintah yang sangat berdiversifikasi kompetensinya, pendidikan
     kedinasan dituntut memiliki fleksibilitas yang tinggi dari sisi penyelenggaraannya. Oleh karena itu,
     program pendidikan kedinasan dapat berupa program utuh pendidikan formal dari suatu satuan
     pendidikan kedinasan, atau program gabungan pendidikan formal dan nonformal sebagai bagian
     dari pendidikan kedinasan berdasarkan kompetensi kemampuan pelaksanaan tugas yang dituntut.

     Pendidikan kedinasan dapat merupakan program pendidikan keahlian tertentu yang terdiri atas
     kumpulan standar kompetensi yang beragam, yang dapat berasal dari satuan pendidikan yang
     berada pada Kementerian, kementerian lain, LPNK terkait, atau satuan pendidikan di luar
     kementerian lain atau LPNK terkait, baik pada jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan
     nonformal sepanjang memiliki kontribusi terhadap penerapan profesi kedinasan di lingkungan kerja.
     Untuk mengemas program-program pendidikan dimaksud dengan kompetensi yang dibutuhkan,
     berbagai kompetensi dapat berasal dari, antara lain, perguruan tinggi yang menawarkan program
     yang dibutuhkan, kursus bahasa, kursus manajemen dan/atau pendidikan dan latihan keahlian
     khusus yang dibutuhkan dalam pendidikan kedinasan. Kompetensi yang dibutuhkan dapat berupa
     satuan-satuan program lepas yang membentuk entitas program keahlian tertentu, atau paket
     program yang disusun di dalam satuan pendidikan kedinasan di dalam Kementerian, kementerian
     lain, atau LPNK terkait atau bekerja sama dengan satuan-satuan pendidikan lain di luar kementerian
     lain atau LPNK tersebut.

     Dengan bervariasinya jenis tugas dan keahlian khusus yang ada pada berbagai lapangan pekerjaan
     para pegawai negeri, pada dasarnya perkembangan jenis dan tingkat kompetensi pendidikan
     kedinasan yang dituntut memiliki karakteristik yang sangat dinamis. Dari sisi keluasan tugas pegawai
     negeri dalam melayani kebutuhan publik, keragaman jenis, dan tingkat kompetensi pendidikan
     kedinasan akan dengan cepat menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan, mulai dari jenis dan
     tingkat kompetensi yang sangat praktis, sampai yang sangat konseptual.

     Karena standar kompetensi dalam pendidikan kedinasan merupakan standar kemampuan yang
     disyaratkan untuk dapat melakukan pekerjaan tertentu, yang mencakup aspek pengetahuan,
     keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
     jabatan, program yang ditawarkan dalam pendidikan kedinasan seyogyanya mampu memberikan
     peluang seluas-luasnya kepada para peserta didik untuk meningkatkan kemampuannya sebagai
     pegawai negeri.

     Jika terdapat keterbatasan kemampuan satuan pendidikan kedinasan di dalam memberikan
     kemampuan yang memadai untuk meningkatkan pelaksanaan tugas aparatur negara, kurikulum
     pendidikan kedinasan dimungkinkan untuk dikembangkan sebagai program gabungan yang secara
     luwes mengambil keahlian yang dibutuhkan dari luar satuan pendidikan kedinasan, asalkan memiliki
     kejelasan kompetensi keahlian yang mendukung keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja
     yang relevan dengan peningkatan kualitas pelaksanaan tugas dan syarat jabatan. Dengan demikian,
     program pendidikan kedinasan yang dikembangkan memungkinkan pengumpulan kredit akademik
     lintas jenjang pendidikan, bahkan lintas jalur pendidikan, selama program tersebut mampu
memberikan batasan kompetensi yang jelas dari sisi kebutuhan peningkatan kinerja aparatur
   negara.

II. PASAL DEMI PASAL

   Pasal 1
      Cukup jelas.

   Pasal 2
      Pegawai negeri dan calon pegawai negeri dimaksud termasuk di dalamnya aparatur
      perekonomian negara.

   Pasal 3
      Ayat (1)
           Penyelenggaraan pendidikan kedinasan mencakup pelaksanaan kurikulum dan
           pembelajaran serta evaluasi untuk menghasilkan lulusan sesuai dengan tujuan program
           yang didukung oleh sumberdaya pendidikan yang dibutuhkan.
      Ayat (2)
           Cukup jelas.
      Ayat (3)
           Cukup jelas.

   Pasal 4
      Ayat (1)
           Cukup jelas.
      Ayat (2)
           Apabila diperlukan, pegawai negeri dan calon pegawai negeri dari Kementerian,
           kementerian lain, dan/atau LPNK yang bukan penyelenggara dapat diterima menjadi peserta
           didik. Misalnya, pegawai dari Kementerian dapat menjadi peserta didik di pendidikan
           kedinasan bidang keuangan negara yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan
           dalam rangka memenuhi kebutuhan Kementerian akan tenaga ahli di bidang keuangan
           negara.

   Pasal 5
      Ayat (1)
          Program pendidikan kedinasan dapat berupa program gabungan dari berbagai jenis
          kompetensi yang dapat berasal dari berbagai satuan pendidikan sesuai dengan tingkat dan
          jenis keahlian kedinasan yang dituntut. Misalnya, seorang peserta didik pendidikan
          kedinasan untuk program tertentu di suatu institut dapat saja mengambil satu atau lebih
          mata kuliah yang relevan dengan kompetensi program yang dituntut dari universitas tertentu,
          dan/atau mengikuti kursus keahlian pada lembaga kursus tertentu yang terakreditasi,
          misalnya, mengikuti kursus bahasa asing pada tingkat lanjut (advanced level) jika sesuai
          dengan standar pendidikan kedinasan yang dituntut.
          Karena pendidikan kedinasan difokuskan pada peningkatan kemampuan di tempat kerja,
          jenis keahlian yang dituntut untuk meningkatkan kinerja lembaga tempat mereka bekerja
          sangat bervariasi dan sangat tergantung pada jenis keahlian yang harus dikuasai.
          Dalam hal jenis keahlian untuk meningkatkan kemampuan pegawai negeri dan calon
          pegawai negeri menuntut standar kompetensi yang ada pada jenjang sebelum sarjana,
          peserta didik dimungkinkan menempuh program pendidikan tersebut sebagai suatu
          kesatuan dengan program kedinasan secara keseluruhan.
          Pendidikan kedinasan yang diselenggarakan pada jalur formal merupakan rangkaian
          kegiatan pendidikan terstruktur yang dapat berupa program utuh yang secara keseluruhan
          diselenggarakan pada satuan pendidikan kedinasan yang bersangkutan, atau berupa
          program gabungan pendidikan formal dan pendidikan nonformal sebagai implikasi standar
          kompetensi yang dituntut di dalam program pendidikan kedinasan tertentu.
          Kegiatan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal dapat berbentuk, antara lain, kursus
          pengetahuan atau keahlian khusus tertentu, dan/atau hasil belajar seorang individu melalui
          pengalaman (experiential learning assessment).
Pengakuan terhadap program gabungan tersebut dapat dilakukan melalui sistem
       pengumpulan kredit (credit earning system) yang ditetapkan oleh satuan pendidikan yang
       terakreditasi.
      Penyelenggaraan pendidikan kedinasan pada jalur formal dilaksanakan oleh perguruan
      tinggi. Penyelenggaraan pendidikan kedinasan pada jalur nonformal dapat dilaksanakan
      oleh pusat pendidikan dan pelatihan Kementerian, kementerian lain, dan/atau LPNK, atau
      lembaga kursus.
   Ayat (2)
      Cukup jelas.
   Ayat (3)
      Cukup jelas.
   Ayat (4)
      Cukup jelas.
   Ayat (5)
      Ketentuan ini dimaksudkan agar Kementerian, kementerian lain, atau LPNK terkait dapat
      menyelenggarakan program pendidikan kedinasan dengan beban belajar di luar ketentuan
      yang diatur dalam Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3), sesuai dengan kekhasan pendidikan
      kedinasan Kementerian, kementerian lain, atau LPNK yang bersangkutan berdasarkan
      kebutuhan dan beban kerjanya.
   Ayat (6)
      Cukup jelas.
   Ayat (7)
      Cukup jelas.
   Ayat (8)
      Cukup jelas.
   Ayat (9)
      Cukup jelas.

Pasal 6
   Cukup jelas.

Pasal 7
   Ayat (1)
        Cukup jelas.
   Ayat (2)
        Sertifikat kompetensi dapat dikeluarkan oleh lembaga atau satuan pendidikan di luar
        penyelenggara pendidikan kedinasan sepanjang materi pendidikan atau pelatihan yang
        diberikan pada lembaga atau satuan pendidikan tersebut merupakan bagian dari entitas
        program pendidikan kedinasan yang telah ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 8
   Cukup jelas.

Pasal 9
   Cukup jelas.

Pasal 10
   Cukup jelas.

Pasal 11
   Cukup jelas.

Pasal 12
   Cukup jelas.

Pasal 13
   Cukup jelas.

Pasal 14
   Cukup jelas.

Pasal 15
Cukup jelas.

Pasal 16
   Cukup jelas.

Pasal 17
   Cukup jelas.

Pasal 18
   Cukup jelas.

Pasal 19
   Ayat (1)
       Pengendalian mutu dirumuskan dalam bentuk standar mutu yang merupakan sinergi antara
       visi pendidikan kedinasan dan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan.
   Ayat (2)
       Evaluasi terhadap peserta didik pendidikan kedinasan terdiri atas penilaian hasil belajar dan
       uji kompetensi.
   Ayat (3)
       Cukup jelas.
   Ayat (4)
       Yang dimaksud dengan lembaga mandiri adalah Badan Standar Nasional Pendidikan atau
       lembaga lain yang dibentuk oleh masyarakat atau organisasi profesi untuk menilai
       pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
   Ayat (5)
       Cukup jelas.

Pasal 20
   Cukup jelas.

Pasal 21
   Cukup jelas.

Pasal 22
   Ayat (1)
       Kerja sama oleh pendidikan kedinasan bertujuan meningkatkan mutu akademik dan
       meningkatkan pembinaan pelaksanaan program, memperluas pelayanan publik, serta
       memperluas jaringan kemitraan untuk kepentingan pendidikan kedinasan.
   Ayat (2)
       Cukup jelas.
   Ayat (3)
       Cukup jelas.
   Ayat (4)
       Cukup jelas.

Pasal 23
   Cukup jelas.

Pasal 24
   Cukup jelas.

Pasal 25
   Cukup jelas.

Pasal 26
   Cukup jelas.


          TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5101

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (13)

4. permendiknas no. 18 tahun 2007
4. permendiknas no. 18 tahun 20074. permendiknas no. 18 tahun 2007
4. permendiknas no. 18 tahun 2007
 
Analisis kebutuhan dalam perencanaan atau pengembangan bengkel otomotif di smk
Analisis kebutuhan dalam perencanaan atau pengembangan bengkel otomotif di smkAnalisis kebutuhan dalam perencanaan atau pengembangan bengkel otomotif di smk
Analisis kebutuhan dalam perencanaan atau pengembangan bengkel otomotif di smk
 
Surat pemberitahuan dan pedoman beasiswa s2 smp
Surat pemberitahuan dan pedoman beasiswa s2 smpSurat pemberitahuan dan pedoman beasiswa s2 smp
Surat pemberitahuan dan pedoman beasiswa s2 smp
 
Pp 101 2000
Pp 101 2000Pp 101 2000
Pp 101 2000
 
Permendiknas 18 20071 sertifikasi guru
Permendiknas 18 20071 sertifikasi guruPermendiknas 18 20071 sertifikasi guru
Permendiknas 18 20071 sertifikasi guru
 
Pp 74 tentang guru 1
Pp 74 tentang guru 1Pp 74 tentang guru 1
Pp 74 tentang guru 1
 
PP No. 74 Th. 2008 Ttg Guru
PP No. 74 Th. 2008 Ttg GuruPP No. 74 Th. 2008 Ttg Guru
PP No. 74 Th. 2008 Ttg Guru
 
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UNPermendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
 
Pp 19 2005 tentang snp
Pp 19 2005 tentang snpPp 19 2005 tentang snp
Pp 19 2005 tentang snp
 
Pedoman Guru SMA Berprestasi 2015
Pedoman Guru SMA Berprestasi 2015Pedoman Guru SMA Berprestasi 2015
Pedoman Guru SMA Berprestasi 2015
 
Pedoman UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2016
Pedoman UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2016Pedoman UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2016
Pedoman UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2016
 
Program kerja un 2012 revisi
Program kerja un 2012 revisiProgram kerja un 2012 revisi
Program kerja un 2012 revisi
 
Permen tahun2013 nomor87 ttg PPGuru
Permen tahun2013 nomor87 ttg PPGuruPermen tahun2013 nomor87 ttg PPGuru
Permen tahun2013 nomor87 ttg PPGuru
 

Destacado

Manifest en defensa de l’educació pública, de qualitat, laica i en català
Manifest en defensa de l’educació pública, de qualitat, laica i en catalàManifest en defensa de l’educació pública, de qualitat, laica i en català
Manifest en defensa de l’educació pública, de qualitat, laica i en català
Joventut Socialista Vallès Occidental
 
Ayush warli artist registration form 2013- r3
Ayush   warli artist registration form 2013- r3Ayush   warli artist registration form 2013- r3
Ayush warli artist registration form 2013- r3
AYUSH - adivasi yuva shakti
 
Csr dashboard
Csr dashboardCsr dashboard
Csr dashboard
pnaclerio
 
Secular کانون زبان جهان 36633872 026آدرس جاده فردیس
Secular کانون زبان جهان 36633872 026آدرس جاده فردیسSecular کانون زبان جهان 36633872 026آدرس جاده فردیس
Secular کانون زبان جهان 36633872 026آدرس جاده فردیس
World Language Center
 
Log pinjaman dan pemulangan dongle yes go
Log pinjaman dan pemulangan dongle yes goLog pinjaman dan pemulangan dongle yes go
Log pinjaman dan pemulangan dongle yes go
Khairul Aizuddin
 
Pnl in 140 caratteri twitter per hotel e ristoranti
Pnl in 140 caratteri   twitter per hotel e ristorantiPnl in 140 caratteri   twitter per hotel e ristoranti
Pnl in 140 caratteri twitter per hotel e ristoranti
Cino Wang Platania
 
Millores i mapa
Millores i mapaMillores i mapa
Millores i mapa
AFC_73
 
Fmp schedule 28.1.13
Fmp schedule 28.1.13Fmp schedule 28.1.13
Fmp schedule 28.1.13
kharismaaa123
 
3 b.21 cratividad navideña
3 b.21 cratividad navideña3 b.21 cratividad navideña
3 b.21 cratividad navideña
Paula Perez
 
Mapa Conceptual Sobreel Uso De Los Bolg
Mapa Conceptual Sobreel Uso De Los BolgMapa Conceptual Sobreel Uso De Los Bolg
Mapa Conceptual Sobreel Uso De Los Bolg
guest346939
 
Li'l Poms Wonderful Logo & Package Design
Li'l Poms Wonderful Logo & Package DesignLi'l Poms Wonderful Logo & Package Design
Li'l Poms Wonderful Logo & Package Design
Linda Frost
 

Destacado (20)

Entroido 13
Entroido 13Entroido 13
Entroido 13
 
Manifest en defensa de l’educació pública, de qualitat, laica i en català
Manifest en defensa de l’educació pública, de qualitat, laica i en catalàManifest en defensa de l’educació pública, de qualitat, laica i en català
Manifest en defensa de l’educació pública, de qualitat, laica i en català
 
Ayush warli artist registration form 2013- r3
Ayush   warli artist registration form 2013- r3Ayush   warli artist registration form 2013- r3
Ayush warli artist registration form 2013- r3
 
Csr dashboard
Csr dashboardCsr dashboard
Csr dashboard
 
Ac10 2012-mdp
Ac10 2012-mdpAc10 2012-mdp
Ac10 2012-mdp
 
puri emerlad bay 8287494393
puri emerlad bay 8287494393puri emerlad bay 8287494393
puri emerlad bay 8287494393
 
Secular کانون زبان جهان 36633872 026آدرس جاده فردیس
Secular کانون زبان جهان 36633872 026آدرس جاده فردیسSecular کانون زبان جهان 36633872 026آدرس جاده فردیس
Secular کانون زبان جهان 36633872 026آدرس جاده فردیس
 
Log pinjaman dan pemulangan dongle yes go
Log pinjaman dan pemulangan dongle yes goLog pinjaman dan pemulangan dongle yes go
Log pinjaman dan pemulangan dongle yes go
 
Image (11)
Image (11)Image (11)
Image (11)
 
$$$$$ J & j 2
$$$$$ J & j 2$$$$$ J & j 2
$$$$$ J & j 2
 
Image (1)
Image (1)Image (1)
Image (1)
 
222225
222225222225
222225
 
学会、Make:、企業を繋ぐニコニコ学会β
学会、Make:、企業を繋ぐニコニコ学会β学会、Make:、企業を繋ぐニコニコ学会β
学会、Make:、企業を繋ぐニコニコ学会β
 
Pnl in 140 caratteri twitter per hotel e ristoranti
Pnl in 140 caratteri   twitter per hotel e ristorantiPnl in 140 caratteri   twitter per hotel e ristoranti
Pnl in 140 caratteri twitter per hotel e ristoranti
 
Millores i mapa
Millores i mapaMillores i mapa
Millores i mapa
 
Fmp schedule 28.1.13
Fmp schedule 28.1.13Fmp schedule 28.1.13
Fmp schedule 28.1.13
 
3 b.21 cratividad navideña
3 b.21 cratividad navideña3 b.21 cratividad navideña
3 b.21 cratividad navideña
 
Mapa Conceptual Sobreel Uso De Los Bolg
Mapa Conceptual Sobreel Uso De Los BolgMapa Conceptual Sobreel Uso De Los Bolg
Mapa Conceptual Sobreel Uso De Los Bolg
 
Goi mailako zikloak (zuzenketa)
Goi mailako zikloak (zuzenketa)Goi mailako zikloak (zuzenketa)
Goi mailako zikloak (zuzenketa)
 
Li'l Poms Wonderful Logo & Package Design
Li'l Poms Wonderful Logo & Package DesignLi'l Poms Wonderful Logo & Package Design
Li'l Poms Wonderful Logo & Package Design
 

Similar a Pp2010 14 pendidikan kedinasan

Pp no 19 tahun 2005
Pp no 19 tahun 2005Pp no 19 tahun 2005
Pp no 19 tahun 2005
Soetam Rizky
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Sejahtera Affif
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Sejahtera Affif
 
Permen Nomor 87 tahun 2013
Permen Nomor 87 tahun 2013 Permen Nomor 87 tahun 2013
Permen Nomor 87 tahun 2013
Reni Nazta
 
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
Harun Ar
 
Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdf
Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdfPermendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdf
Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdf
HartiRahayu3
 
Sistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undang
Sistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undangSistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undang
Sistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undang
Operator Warnet Vast Raha
 
Draft Permendiknas tentang Program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan per tangga...
Draft Permendiknas tentang Program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan per tangga...Draft Permendiknas tentang Program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan per tangga...
Draft Permendiknas tentang Program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan per tangga...
gatothp
 

Similar a Pp2010 14 pendidikan kedinasan (20)

salinan_20230810_163641_2023pmkemdikbud47.pdf
salinan_20230810_163641_2023pmkemdikbud47.pdfsalinan_20230810_163641_2023pmkemdikbud47.pdf
salinan_20230810_163641_2023pmkemdikbud47.pdf
 
Pp no 19 tahun 2005
Pp no 19 tahun 2005Pp no 19 tahun 2005
Pp no 19 tahun 2005
 
PP 37 Tahun 2009 DOSEN.pdf
PP 37 Tahun 2009 DOSEN.pdfPP 37 Tahun 2009 DOSEN.pdf
PP 37 Tahun 2009 DOSEN.pdf
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
 
PP 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan
PP 19 Tahun 2005 Standar Nasional PendidikanPP 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan
PP 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan
 
Permen tahun 2014 nomor 049
Permen tahun 2014 nomor 049Permen tahun 2014 nomor 049
Permen tahun 2014 nomor 049
 
Permen Nomor 87 tahun 2013
Permen Nomor 87 tahun 2013 Permen Nomor 87 tahun 2013
Permen Nomor 87 tahun 2013
 
permen tahun 2013 nomor 87 Tentang Program Pendidikan Profesi Guru
permen tahun 2013 nomor 87 Tentang Program Pendidikan Profesi Gurupermen tahun 2013 nomor 87 Tentang Program Pendidikan Profesi Guru
permen tahun 2013 nomor 87 Tentang Program Pendidikan Profesi Guru
 
Permen tahun2013 nomor87
Permen tahun2013 nomor87Permen tahun2013 nomor87
Permen tahun2013 nomor87
 
Permen Kemendikbud Nomor 87 Tahun 2013
Permen Kemendikbud Nomor 87 Tahun 2013Permen Kemendikbud Nomor 87 Tahun 2013
Permen Kemendikbud Nomor 87 Tahun 2013
 
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
 
Permendikbud Nomor 50 Tahun 2020.pdf
Permendikbud Nomor 50 Tahun 2020.pdfPermendikbud Nomor 50 Tahun 2020.pdf
Permendikbud Nomor 50 Tahun 2020.pdf
 
Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdf
Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdfPermendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdf
Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdf
 
Pp 101 tahun_2000
Pp 101 tahun_2000Pp 101 tahun_2000
Pp 101 tahun_2000
 
Permendiknas no 87 thn 2013 ttg ppg
Permendiknas no 87 thn 2013 ttg ppgPermendiknas no 87 thn 2013 ttg ppg
Permendiknas no 87 thn 2013 ttg ppg
 
Sistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undang
Sistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undangSistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undang
Sistem pendidikan nasional ditetapkan melalui undang
 
Permen Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
Permen Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan EkstrakurikulerPermen Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
Permen Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
 
Draft Permendiknas tentang Program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan per tangga...
Draft Permendiknas tentang Program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan per tangga...Draft Permendiknas tentang Program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan per tangga...
Draft Permendiknas tentang Program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan per tangga...
 

Más de Nandang Sukmara

Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Nandang Sukmara
 
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Nandang Sukmara
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Nandang Sukmara
 
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatPp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Nandang Sukmara
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Nandang Sukmara
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Nandang Sukmara
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Nandang Sukmara
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Nandang Sukmara
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Nandang Sukmara
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Nandang Sukmara
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Nandang Sukmara
 

Más de Nandang Sukmara (20)

Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
 
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
 
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatPp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakat
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
 
Pp38
Pp38Pp38
Pp38
 
Masterplan pendidikan
Masterplan pendidikanMasterplan pendidikan
Masterplan pendidikan
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
 
Pp 47 2008
Pp 47 2008Pp 47 2008
Pp 47 2008
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
 
Lampiran iii br
Lampiran iii brLampiran iii br
Lampiran iii br
 
Lampiran ii br
Lampiran ii brLampiran ii br
Lampiran ii br
 
Lampiran i br
Lampiran i brLampiran i br
Lampiran i br
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
 

Pp2010 14 pendidikan kedinasan

  • 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 29 ayat (4) Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Kedinasan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pendidikan kedinasan adalah pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh Kementerian, kementerian lain, atau lembaga pemerintah nonkementerian yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai negeri dan calon pegawai negeri. 2. Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. 3. Satuan pendidikan kedinasan adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan profesi di lingkungan kerja Kementerian, kementerian lain, atau lembaga pemerintah nonkementerian yang bersangkutan dan/atau satuan pendidikan lainnya di luar lingkungan kerja kementerian lain atau lembaga pemerintah nonkementerian yang bersangkutan, baik pada jalur pendidikan formal maupun pada jalur pendidikan nonformal. 4. Peserta didik pendidikan kedinasan adalah pegawai negeri dan calon pegawai negeri yang diberi tugas atau izin oleh Kementerian, kementerian lain, atau lembaga pemerintah nonkementerian yang bersangkutan untuk mengikuti pendidikan kedinasan. 5. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. 6. Kementerian adalah Kementerian Pendidikan Nasional. 7. Kementerian lain adalah kementerian yang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan kedinasan. 8. Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang selanjutnya disebut LPNK adalah lembaga pemerintah yang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan kedinasan. 9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional. 10. Menteri lain adalah menteri yang diberi kewenangan oleh Menteri dalam menyelenggarakan pendidikan kedinasan.
  • 2. BAB II FUNGSI DAN KARAKTERISTIK Pasal 2 Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai negeri dan calon pegawai negeri pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK dalam pelaksanaan tugas di lingkungan kerjanya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pasal 3 (1) Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang keahlian tertentu agar mampu meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK tempat mereka bekerja. (2) Pendidikan kedinasan berorientasi pada kepentingan pelayanan masyarakat dan kebutuhan profesi tertentu dari Kementerian, kementerian lain, atau LPNK. (3) Kemampuan dan keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan standar kompetensi lulusan pendidikan kedinasan yang disesuaikan dengan standar nasional pendidikan dengan mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. BAB III PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEDINASAN Pasal 4 (1) Program pendidikan kedinasan hanya menerima peserta didik pegawai negeri dan calon pegawai negeri. (2) Pegawai negeri dan calon pegawai negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari Kementerian, kementerian lain, atau LPNK penyelenggara program pendidikan kedinasan. Pasal 5 (1) Program pendidikan kedinasan yang merupakan program pendidikan profesi setelah program sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dapat diselenggarakan di dalam dan/atau di luar satuan pendidikan yang ada pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK terkait, baik pada jalur pendidikan formal maupun pada jalur pendidikan nonformal. (2) Pendidikan kedinasan pada jalur pendidikan formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan dengan beban belajar 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester setelah program sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Pendidikan kedinasan pada jalur pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan dengan beban belajar setara 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester setelah program sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) yang dapat dilakukan dalam bentuk kursus, pendidikan dan pelatihan, atau bentuk lain yang sejenis. (4) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dihitung dari beban belajar kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri yang sebagian dari beban belajar itu dapat diperoleh dari hasil penilaian belajar melalui pengalaman atau pengumpulan kredit dari satuan pendidikan lain yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri. (5) Penyelenggaraan pendidikan kedinasan dengan beban belajar di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri. (6) Penjurusan pada pendidikan kedinasan dilaksanakan dalam bentuk program spesialisasi yang ditetapkan oleh Kementerian, kementerian lain, atau LPNK terkait. (7) Program studi pada pendidikan kedinasan dikembangkan dengan memperhatikan tujuan program studi yang akan dicapai, kompetensi lulusan peserta didik yang diharapkan, kontribusi terhadap pembangunan nasional, kontribusi terhadap kebutuhan masyarakat, dan keunggulan pendidikan kedinasan tersebut. (8) Penataan dan pengembangan program studi dilakukan oleh Kementerian, kementerian lain, atau LPNK yang bersangkutan setelah mendapat masukan dari asosiasi profesi, dunia kerja/industri terkait, dan masyarakat.
  • 3. (9) Penjurusan dan program studi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7) disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Pasal 6 (1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan kedinasan ditetapkan oleh satuan pendidikan kedinasan dengan melibatkan asosiasi profesi dengan mengacu pada standar isi dan berlaku secara nasional. (2) Kurikulum pendidikan kedinasan dikembangkan oleh satuan pendidikan kedinasan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian, kementerian lain, atau LPNK. (3) Standar kompetensi lulusan pendidikan kedinasan dikembangkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan dan dapat diperkaya sesuai dengan kebutuhan. (4) Standar Nasional Pendidikan untuk pendidikan kedinasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Pasal 7 (1) Sertifikat pendidikan kedinasan berbentuk sertifikat kompetensi. (2) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap penguasaan kompetensi bidang keahlian tertentu oleh satuan pendidikan kedinasan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi profesi. BAB IV PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Pasal 8 (1) Pendidik pada satuan pendidikan kedinasan terdiri atas dosen dan instruktur/ widyaiswara. (2) Pendidik pada satuan pendidikan kedinasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah seseorang yang karena pendidikan dan/atau keahliannya diangkat oleh Kementerian, kementerian lain, LPNK terkait, dan/atau oleh satuan pendidikan atau penyelenggara pendidikan kedinasan dengan tugas utama mengajar dan/atau melatih peserta didik pada program pendidikan kedinasan yang bersangkutan. Pasal 9 (1) Tenaga kependidikan pada satuan pendidikan kedinasan terdiri atas tenaga penunjang akademik dan pengelola satuan pendidikan. (2) Tenaga penunjang akademik pada pendidikan kedinasan adalah seseorang yang karena pendidikan dan/atau keahliannya diangkat oleh Kementerian, kementerian lain, LPNK terkait, dan/atau oleh satuan pendidikan atau penyelenggara pendidikan kedinasan untuk membantu penyelenggaraan pendidikan kedinasan yang bersangkutan. (3) Tenaga penunjang akademik sekurang-kurangnya terdiri atas peneliti, pengembang di bidang pendidikan kedinasan, pustakawan, pranata komputer, laboran, dan teknisi sumber belajar. (4) Pengelola satuan pendidikan terdiri atas pimpinan lembaga, pembantu pimpinan, dan unsur penunjang pengelolaan satuan pendidikan. BAB V PESERTA DIDIK Pasal 10 Syarat bagi peserta didik pendidikan kedinasan: a. pegawai negeri dan calon pegawai negeri pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK; b. memiliki ijazah sarjana (S-1) atau yang setara; dan c. memenuhi persyaratan penerimaan peserta didik pendidikan kedinasan sebagaimana ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan kedinasan.
  • 4. Pasal 11 (1) Peserta didik pendidikan kedinasan memiliki hak: a. memperoleh biaya pendidikan kedinasan sesuai dengan keahlian tertentu yang diikutinya; b. memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran; c. mendapat bimbingan dari pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka penyelesaian studinya; dan d. memperoleh layanan informasi mengenai program pendidikan yang diikutinya serta hasil belajarnya. (2) Peserta didik pendidikan kedinasan berkewajiban: a. mematuhi peraturan/ketentuan pada satuan pendidikan; b. menjaga kewibawaan dan nama baik penyelenggara pendidikan kedinasan, Kementerian, kementerian lain, atau LPNK terkait, dan satuan pendidikan kedinasan yang bersangkutan; dan c. memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban, dan keamanan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh penyelenggara pendidikan kedinasan yang bersangkutan. BAB VI SARANA DAN PRASARANA Pasal 12 (1) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dengan dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada penyelenggara pendidikan kedinasan diselenggarakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dengan dana yang bukan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diatur oleh penyelenggara pendidikan kedinasan. BAB VII PENDANAAN Pasal 13 (1) Pendanaan pendidikan kedinasan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau sumber lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Penggunaan dana pendidikan kedinasan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 14 (1) Otonomi satuan pendidikan kedinasan di bidang keuangan mencakupi kewenangan untuk menerima, menyimpan, dan menggunakan dana. (2) Pengelolaan dana pendidikan kedinasan menganut prinsip transparansi dan akuntabilitas publik. (3) Pengelolaan keuangan pendidikan kedinasan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 15 Rencana anggaran pendapatan dan belanja pendidikan kedinasan diusulkan oleh pimpinan satuan pendidikan kedinasan melalui Menteri, menteri lain, atau pimpinan LPNK kepada Menteri Keuangan untuk disahkan menjadi anggaran pendidikan kedinasan. BAB VIII PENDIRIAN Pasal 16 (1) Pendirian pendidikan kedinasan oleh Kementerian, kementerian lain, atau LPNK didasarkan pada kebutuhan akan keahlian tertentu untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK terkait.
  • 5. (2) Pendirian pendidikan kedinasan didasarkan atas usulan tertulis dari Kementerian, kementerian lain, atau LPNK kepada Menteri yang meliputi: a. hasil kajian kebutuhan Kementerian, kementerian lain, atau LPNK dalam bidang keahlian tertentu sehingga membutuhkan pendidikan kedinasan; b. hasil kajian kebutuhan Kementerian, kementerian lain, atau LPNK sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak dapat dipenuhi oleh perguruan tinggi umum; c. proyeksi jumlah dan kualifikasi pendidikan serta status kepegawaian calon peserta didik yang diusulkan untuk mengikuti pendidikan kedinasan; d. standar kompetensi, uji kompetensi, dan sertifikat kompetensi yang akan dipakai dalam pendidikan kedinasan tersebut; e. satuan pendidikan dan sumber-sumber belajar pelaksana yang dibutuhkan, baik yang berada di lingkungan Kementerian, kementerian lain, atau LPNK terkait maupun yang berada di luar Kementerian, kementerian lain, atau LPNK; dan f. rancangan anggaran dasar. Pasal 17 (1) Syarat untuk memperoleh izin pendirian satuan pendidikan kedinasan paling sedikit memiliki: a. kurikulum; b. pendidik dan tenaga kependidikan; c. sarana dan prasarana pendidikan; d. sumber pembiayaan untuk kelangsungan pendidikan paling sedikit untuk 1 (satu) tahun akademik berikutnya; e. sistem evaluasi dan sertifikasi; f. sistem manajemen dan proses pendidikan; g. kekhususan pendidikan kedinasan; dan h. dasar hukum penyelenggaraan pendidikan kedinasan. (2) Syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. (3) Persetujuan pendirian pendidikan kedinasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri. Pasal 18 Pendirian satuan pendidikan kedinasan berlaku untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan proyeksi tenaga ahli dalam bidang keahlian tertentu yang dibutuhkan oleh Kementerian, kementerian lain, atau LPNK. BAB IX EVALUASI DAN AKREDITASI Pasal 19 (1) Evaluasi pendidikan kedinasan dilakukan dalam rangka pengendalian mutu sebagai bentuk akuntabilitas. (2) Evaluasi pendidikan kedinasan dilakukan terhadap peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan. (3) Evaluasi terhadap peserta didik dilakukan oleh satuan pendidikan kedinasan. (4) Evaluasi terhadap satuan pendidikan dan program pendidikan kedinasan dilakukan oleh lembaga mandiri yang diberi kewenangan oleh Menteri. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan evaluasi dan penentuan lembaga mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal 20 (1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program studi dan/atau satuan pendidikan. (2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk pendidikan kedinasan formal dan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal (BANPNF) untuk pendidikan kedinasan nonformal.
  • 6. (3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga dilakukan oleh lembaga mandiri lain yang diberi kewenangan oleh Menteri. BAB X PENGAWASAN Pasal 21 (1) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan pengawasan terhadap pendidikan kedinasan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menjamin mutu pendidikan kedinasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. BAB XI KERJA SAMA Pasal 22 (1) Satuan pendidikan kedinasan dapat menjalin kerja sama dengan lembaga lain, baik di dalam maupun di luar negeri. (2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk kerja sama dalam bidang akademik dan/atau nonakademik. (3) Kerja sama dalam bidang akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berbentuk: a. program kembaran; b. program pengumpulan kredit dan pengalihan kredit; c. tukar-menukar pendidik dan/atau tenaga kependidikan; d. pemanfaatan berbagai sumber daya; e. penerbitan terbitan berkala ilmiah; f. penelitian dan pengembangan; g. penyelenggaraan seminar; h. program pendidikan pesanan; dan/atau i. bentuk lain yang dianggap perlu. (4) Kerja sama dalam bidang nonakademik sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dapat berbentuk: a. kontrak manajemen; b. pendayagunaan aset; c. usaha penggalangan dana; d. pembagian uang jasa dan royalti hak kekayaan intelektual/paten; dan/atau e. bentuk lain yang dianggap perlu. BAB XII SANKSI Pasal 23 Penyelenggara pendidikan kedinasan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 diberi sanksi administratif berupa teguran lisan, teguran tertulis, atau pencabutan izin penyelenggaraan pendidikan kedinasan. BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24 (1) Satuan pendidikan kedinasan yang diselenggarakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional wajib diubah dengan memilih salah satu alternatif sebagai berikut:
  • 7. a. Untuk pendidikan kedinasan yang peserta didiknya pegawai negeri dan calon pegawai negeri, baik pusat maupun daerah, tersedia 4 (empat) alternative penyesuaian: 1) pendidikan kedinasan yang bersangkutan dijadikan pendidikan dan pelatihan pegawai yang diselenggarakan oleh Kementerian, kementerian lain, atau LPNK yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, untuk memenuhi kebutuhan akan keterampilan pegawai; 2) pendidikan kedinasan yang bersangkutan dipertahankan tetap menjadi pendidikan kedinasan yang memenuhi semua persyaratan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan profesi, spesialis, dan keahlian khusus lainnya; 3) pendidikan kedinasan yang bersangkutan dialihstatuskan menjadi badan hukum pendidikan, yang kementerian lain atau LPNK yang bersangkutan sebagai pendiri memiliki representasi dalam organ representasi pemangku kepentingan, untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan menengah, pendidikan tinggi vokasi, dan pendidikan tinggi akademik; 4) pendidikan kedinasan yang bersangkutan dialihstatuskan menjadi badan hukum pendidikan, yang kementerian lain atau LPNK yang bersangkutan sebagai pendiri memiliki representasi dalam organ representasi pemangku kepentingan, untuk memenuhi sekaligus semua kebutuhan sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1), angka 2), dan angka 3). b. Untuk pendidikan kedinasan yang peserta didiknya bukan pegawai negeri dan bukan calon pegawai negeri, tersedia 3 (tiga) alternatif penyesuaian: 1) pendidikan kedinasan yang bersangkutan dialihstatuskan menjadi badan hukum pendidikan, yang kementerian lain atau LPNK yang bersangkutan sebagai pendiri memiliki representasi dalam organ representasi pemangku kepentingan, untuk memenuhi kebutuhan sektoral yang berkelanjutan dan memerlukan pengawasan dan penjaminan mutu yang ketat dari kementerian lain atau LPNK yang bersangkutan; 2) pendidikan kedinasan yang bersangkutan diintegrasikan dengan perguruan tinggi negeri tertentu dan setelah integrasi diadakan kerja sama dengan kemasan khusus untuk memenuhi kebutuhan sektoral yang bersifat temporer dan memerlukan pengawasan dan penjaminan mutu yang ketat dari kementerian lain atau LPNK yang bersangkutan; 3) pendidikan kedinasan yang bersangkutan diintegrasikan dengan perguruan tinggi negeri tertentu atau diserahkan kepada pemerintah daerah jika kebutuhan akan pengawasan dan penjaminan mutu yang ketat dari kementerian lain atau LPNK yang bersangkutan rendah. (2) Penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus selesai paling lambat 5 (lima) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan. Pasal 25 Semua peraturan perundang-undangan yang telah ada pada saat Peraturan Pemerintah ini diundangkan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Januari 2010 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
  • 8. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 22 Januari 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. PATRIALIS AKBAR LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 19
  • 9. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN I. UMUM Pendidikan kedinasan sebagai pendidikan setelah program sarjana atau yang setara memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pendidikan nasional, terutama dalam rangka mengembangkan potensi para pegawai negeri dan calon pegawai negeri untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pelaksanaan tugas kedinasannya. Pendidikan kedinasan adalah pendidikan profesi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki atau meningkatkan kemampuan pekerjaannya dengan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan kedinasan diselenggarakan apabila kebutuhan dan/atau keahlian khusus tersebut di atas tidak dapat dipenuhi oleh perguruan tinggi umum. Agar pendidikan kedinasan dapat terselenggara secara menyeluruh yang meliputi aspek kedinasan sesuai dengan tuntutan instansi pemerintah yang sangat berdiversifikasi kompetensinya, pendidikan kedinasan dituntut memiliki fleksibilitas yang tinggi dari sisi penyelenggaraannya. Oleh karena itu, program pendidikan kedinasan dapat berupa program utuh pendidikan formal dari suatu satuan pendidikan kedinasan, atau program gabungan pendidikan formal dan nonformal sebagai bagian dari pendidikan kedinasan berdasarkan kompetensi kemampuan pelaksanaan tugas yang dituntut. Pendidikan kedinasan dapat merupakan program pendidikan keahlian tertentu yang terdiri atas kumpulan standar kompetensi yang beragam, yang dapat berasal dari satuan pendidikan yang berada pada Kementerian, kementerian lain, LPNK terkait, atau satuan pendidikan di luar kementerian lain atau LPNK terkait, baik pada jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan nonformal sepanjang memiliki kontribusi terhadap penerapan profesi kedinasan di lingkungan kerja. Untuk mengemas program-program pendidikan dimaksud dengan kompetensi yang dibutuhkan, berbagai kompetensi dapat berasal dari, antara lain, perguruan tinggi yang menawarkan program yang dibutuhkan, kursus bahasa, kursus manajemen dan/atau pendidikan dan latihan keahlian khusus yang dibutuhkan dalam pendidikan kedinasan. Kompetensi yang dibutuhkan dapat berupa satuan-satuan program lepas yang membentuk entitas program keahlian tertentu, atau paket program yang disusun di dalam satuan pendidikan kedinasan di dalam Kementerian, kementerian lain, atau LPNK terkait atau bekerja sama dengan satuan-satuan pendidikan lain di luar kementerian lain atau LPNK tersebut. Dengan bervariasinya jenis tugas dan keahlian khusus yang ada pada berbagai lapangan pekerjaan para pegawai negeri, pada dasarnya perkembangan jenis dan tingkat kompetensi pendidikan kedinasan yang dituntut memiliki karakteristik yang sangat dinamis. Dari sisi keluasan tugas pegawai negeri dalam melayani kebutuhan publik, keragaman jenis, dan tingkat kompetensi pendidikan kedinasan akan dengan cepat menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan, mulai dari jenis dan tingkat kompetensi yang sangat praktis, sampai yang sangat konseptual. Karena standar kompetensi dalam pendidikan kedinasan merupakan standar kemampuan yang disyaratkan untuk dapat melakukan pekerjaan tertentu, yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan, program yang ditawarkan dalam pendidikan kedinasan seyogyanya mampu memberikan peluang seluas-luasnya kepada para peserta didik untuk meningkatkan kemampuannya sebagai pegawai negeri. Jika terdapat keterbatasan kemampuan satuan pendidikan kedinasan di dalam memberikan kemampuan yang memadai untuk meningkatkan pelaksanaan tugas aparatur negara, kurikulum pendidikan kedinasan dimungkinkan untuk dikembangkan sebagai program gabungan yang secara luwes mengambil keahlian yang dibutuhkan dari luar satuan pendidikan kedinasan, asalkan memiliki kejelasan kompetensi keahlian yang mendukung keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan peningkatan kualitas pelaksanaan tugas dan syarat jabatan. Dengan demikian, program pendidikan kedinasan yang dikembangkan memungkinkan pengumpulan kredit akademik lintas jenjang pendidikan, bahkan lintas jalur pendidikan, selama program tersebut mampu
  • 10. memberikan batasan kompetensi yang jelas dari sisi kebutuhan peningkatan kinerja aparatur negara. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Pegawai negeri dan calon pegawai negeri dimaksud termasuk di dalamnya aparatur perekonomian negara. Pasal 3 Ayat (1) Penyelenggaraan pendidikan kedinasan mencakup pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran serta evaluasi untuk menghasilkan lulusan sesuai dengan tujuan program yang didukung oleh sumberdaya pendidikan yang dibutuhkan. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 4 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Apabila diperlukan, pegawai negeri dan calon pegawai negeri dari Kementerian, kementerian lain, dan/atau LPNK yang bukan penyelenggara dapat diterima menjadi peserta didik. Misalnya, pegawai dari Kementerian dapat menjadi peserta didik di pendidikan kedinasan bidang keuangan negara yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan dalam rangka memenuhi kebutuhan Kementerian akan tenaga ahli di bidang keuangan negara. Pasal 5 Ayat (1) Program pendidikan kedinasan dapat berupa program gabungan dari berbagai jenis kompetensi yang dapat berasal dari berbagai satuan pendidikan sesuai dengan tingkat dan jenis keahlian kedinasan yang dituntut. Misalnya, seorang peserta didik pendidikan kedinasan untuk program tertentu di suatu institut dapat saja mengambil satu atau lebih mata kuliah yang relevan dengan kompetensi program yang dituntut dari universitas tertentu, dan/atau mengikuti kursus keahlian pada lembaga kursus tertentu yang terakreditasi, misalnya, mengikuti kursus bahasa asing pada tingkat lanjut (advanced level) jika sesuai dengan standar pendidikan kedinasan yang dituntut. Karena pendidikan kedinasan difokuskan pada peningkatan kemampuan di tempat kerja, jenis keahlian yang dituntut untuk meningkatkan kinerja lembaga tempat mereka bekerja sangat bervariasi dan sangat tergantung pada jenis keahlian yang harus dikuasai. Dalam hal jenis keahlian untuk meningkatkan kemampuan pegawai negeri dan calon pegawai negeri menuntut standar kompetensi yang ada pada jenjang sebelum sarjana, peserta didik dimungkinkan menempuh program pendidikan tersebut sebagai suatu kesatuan dengan program kedinasan secara keseluruhan. Pendidikan kedinasan yang diselenggarakan pada jalur formal merupakan rangkaian kegiatan pendidikan terstruktur yang dapat berupa program utuh yang secara keseluruhan diselenggarakan pada satuan pendidikan kedinasan yang bersangkutan, atau berupa program gabungan pendidikan formal dan pendidikan nonformal sebagai implikasi standar kompetensi yang dituntut di dalam program pendidikan kedinasan tertentu. Kegiatan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal dapat berbentuk, antara lain, kursus pengetahuan atau keahlian khusus tertentu, dan/atau hasil belajar seorang individu melalui pengalaman (experiential learning assessment).
  • 11. Pengakuan terhadap program gabungan tersebut dapat dilakukan melalui sistem pengumpulan kredit (credit earning system) yang ditetapkan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi. Penyelenggaraan pendidikan kedinasan pada jalur formal dilaksanakan oleh perguruan tinggi. Penyelenggaraan pendidikan kedinasan pada jalur nonformal dapat dilaksanakan oleh pusat pendidikan dan pelatihan Kementerian, kementerian lain, dan/atau LPNK, atau lembaga kursus. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Ketentuan ini dimaksudkan agar Kementerian, kementerian lain, atau LPNK terkait dapat menyelenggarakan program pendidikan kedinasan dengan beban belajar di luar ketentuan yang diatur dalam Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3), sesuai dengan kekhasan pendidikan kedinasan Kementerian, kementerian lain, atau LPNK yang bersangkutan berdasarkan kebutuhan dan beban kerjanya. Ayat (6) Cukup jelas. Ayat (7) Cukup jelas. Ayat (8) Cukup jelas. Ayat (9) Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Sertifikat kompetensi dapat dikeluarkan oleh lembaga atau satuan pendidikan di luar penyelenggara pendidikan kedinasan sepanjang materi pendidikan atau pelatihan yang diberikan pada lembaga atau satuan pendidikan tersebut merupakan bagian dari entitas program pendidikan kedinasan yang telah ditetapkan oleh Menteri. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15
  • 12. Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Ayat (1) Pengendalian mutu dirumuskan dalam bentuk standar mutu yang merupakan sinergi antara visi pendidikan kedinasan dan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan. Ayat (2) Evaluasi terhadap peserta didik pendidikan kedinasan terdiri atas penilaian hasil belajar dan uji kompetensi. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Yang dimaksud dengan lembaga mandiri adalah Badan Standar Nasional Pendidikan atau lembaga lain yang dibentuk oleh masyarakat atau organisasi profesi untuk menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Ayat (1) Kerja sama oleh pendidikan kedinasan bertujuan meningkatkan mutu akademik dan meningkatkan pembinaan pelaksanaan program, memperluas pelayanan publik, serta memperluas jaringan kemitraan untuk kepentingan pendidikan kedinasan. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas. Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5101