1. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 11
HUKUM ADATHUKUM ADAT
PENGANTAR ILMU HUKUMPENGANTAR ILMU HUKUM
2. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 22
HUKUM ADATHUKUM ADAT
TATA SUSUNAN RAKYAT INDONESIA
DASAR PEMBERLAKUAN HUKUM ADAT
PENDAHULUAN
3. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 33
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N
4. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 44
DEFINISI : A D A TDEFINISI : A D A T
Adat merupakan pencerminan drpd kepribadianAdat merupakan pencerminan drpd kepribadian
suatu bangsa, mrpk salah 1 penjelmaan drpdsuatu bangsa, mrpk salah 1 penjelmaan drpd
jiwa bangsa ybs dr waktu ke waktu.jiwa bangsa ybs dr waktu ke waktu.
Adat mrpk unsur terpenting yg memberikanAdat mrpk unsur terpenting yg memberikan identitasidentitas
kpdkpd bangsabangsa ybs.ybs.
Adat di Indonesia :Adat di Indonesia :
Adat di Indonesia dikatakan “Adat di Indonesia dikatakan “Bhineka Tunggal IkaBhineka Tunggal Ika””
Maksudnya Indonesia terdiri dr beberapa suku bangsaMaksudnya Indonesia terdiri dr beberapa suku bangsa
yg masing2 memiliki adat istiadat yg berbeda2,yg masing2 memiliki adat istiadat yg berbeda2,
meskipun dasar serta sifatnya adalah satu, yaitu ke-meskipun dasar serta sifatnya adalah satu, yaitu ke-
Indonesiaan-nya.Indonesiaan-nya.
5. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 55
DEFINISI : HUKUM ADATDEFINISI : HUKUM ADAT
TOKOHTOKOH D E F I N I S ID E F I N I S I
BELLEFROIDBELLEFROID Peraturan2 hidup yg meskipun tdk diundangkan o/penguasa tetapiPeraturan2 hidup yg meskipun tdk diundangkan o/penguasa tetapi
dihormati & ditaati o/ rakyat dgn keyakinan bahwa peraturan2 tsbdihormati & ditaati o/ rakyat dgn keyakinan bahwa peraturan2 tsb
berlaku sbg hk.berlaku sbg hk.
VAN VOLLENVAN VOLLEN
HOVENHOVEN
Hk yg tdk bersumber kpd peraturan2 yg dibuat o/ pemerintah HindiaHk yg tdk bersumber kpd peraturan2 yg dibuat o/ pemerintah Hindia
Belanda dahulu atau alat kekuasaan lainnya yg mjd sendinya &Belanda dahulu atau alat kekuasaan lainnya yg mjd sendinya &
diadakan sendiri o/ kekuasaan Belanda dahulu.diadakan sendiri o/ kekuasaan Belanda dahulu.
TER HAARTER HAAR a)a) Hk. Adat lahir dr & dipelihara o/ keputusan2, keputusan prHk. Adat lahir dr & dipelihara o/ keputusan2, keputusan pr
warga masy hk, trtm keputusan berwibawa dr kepala2 rakyat ygwarga masy hk, trtm keputusan berwibawa dr kepala2 rakyat yg
membantu pelaksanaan perbuatan2 hk, atau keputusan prmembantu pelaksanaan perbuatan2 hk, atau keputusan pr
hakim yg bertugas mengadiki sengketa, sepanjang keputusan2hakim yg bertugas mengadiki sengketa, sepanjang keputusan2
itu tdk bertentangan dgn keyakinan hk rakyat, melainkanitu tdk bertentangan dgn keyakinan hk rakyat, melainkan
senapas seirama dgn kesadaran tsb, diterima/diakui atausenapas seirama dgn kesadaran tsb, diterima/diakui atau
setidak-tidaknya ditoleransikan o/ nya.setidak-tidaknya ditoleransikan o/ nya.
b)b) Hk. Adat itu adl keseluruhan peraturan yg menjelma dlmHk. Adat itu adl keseluruhan peraturan yg menjelma dlm
keputusan2 pr fungsionaris hk (dlm arti yg luas meliputi :keputusan2 pr fungsionaris hk (dlm arti yg luas meliputi :
eksekutif, legislatif, yudikatif) yg memp. wibawa (macht,eksekutif, legislatif, yudikatif) yg memp. wibawa (macht,
authority) serta pengaruh, & yg dlm pelaksanannya berlakuauthority) serta pengaruh, & yg dlm pelaksanannya berlaku
6. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 66
LLaanjutan …..njutan …..
DEFINISI : HUKUM ADATDEFINISI : HUKUM ADAT
TOKOHTOKOH D E F I N I S ID E F I N I S I
SUPOMOSUPOMO Hukum yg tdk tertulis di dlm peraturan2 legislatif (unstatutory law)Hukum yg tdk tertulis di dlm peraturan2 legislatif (unstatutory law)
meliputi peraturan2 hidup yg meskipun tdk ditetapkan o/ yg berwajib,meliputi peraturan2 hidup yg meskipun tdk ditetapkan o/ yg berwajib,
tp tetap ditaati & didukung o/ rakyat berdasarkan a/ keyakinantp tetap ditaati & didukung o/ rakyat berdasarkan a/ keyakinan
bahwasanya peraturan2 tsb memp. kekuatan hk.bahwasanya peraturan2 tsb memp. kekuatan hk.
SUKANTOSUKANTO Kompleks adat2 yg kebanyakan tdk dikitabkan, tdk dikodifisir &Kompleks adat2 yg kebanyakan tdk dikitabkan, tdk dikodifisir &
bersifat paksaan, memp. sanksi jd memp. akibat hk.bersifat paksaan, memp. sanksi jd memp. akibat hk.
DJOJODIGOENDJOJODIGOEN
OO
Hk yg tdk bersumber kpd peraturan2.Hk yg tdk bersumber kpd peraturan2.
HAZAIRINHAZAIRIN Hubungan antara hukum dan adat yaitu sedemikian langsungnyaHubungan antara hukum dan adat yaitu sedemikian langsungnya
sehingga istilah “hukum adat” tdk dibutuhkan o/ rakyat biasa yg telahsehingga istilah “hukum adat” tdk dibutuhkan o/ rakyat biasa yg telah
paham bahwa “adat” itu dlm arti sbg (adat) sopan santun/kesusilaanpaham bahwa “adat” itu dlm arti sbg (adat) sopan santun/kesusilaan
maupun dlm arti sbg hukum.maupun dlm arti sbg hukum.
Ditegaskan bahwa “adat” itu adalah endapan (renapan) kesusilaanDitegaskan bahwa “adat” itu adalah endapan (renapan) kesusilaan
dlm masy., yaitu bahwa kaidah2 adat itu berupa kaidah2 kesusilaandlm masy., yaitu bahwa kaidah2 adat itu berupa kaidah2 kesusilaan
yg kebenarannya telah mendpt pengakuan umum dr masyarakat itu.yg kebenarannya telah mendpt pengakuan umum dr masyarakat itu.
Meskipun ada perbedaan sifat atau corak antara kaidah2 kesusilaanMeskipun ada perbedaan sifat atau corak antara kaidah2 kesusilaan
& kaidah2 hukum, namun bentuk2 perkuatan yg menurut hk dilarang& kaidah2 hukum, namun bentuk2 perkuatan yg menurut hk dilarang
atau disuruh itu adalah menurut kesusilaan adl bentuk2 yg dicelaatau disuruh itu adalah menurut kesusilaan adl bentuk2 yg dicela
7. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 77
KESIMPULAN :
HUKUM ADAT
ADALAH SUATU KOMPLEKS NORMA2 YG
BERSUMBER PD PERASAAN KEADILAN RAKYAT YG
SELALU BERKEMBANG SERTA MELIPUTI
PERATURAN2 TINGKAH LAKU MANUSIA DLM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI DLM MASYARAKAT,
SEBAGIAN BESAR TDK TERTULIS, SENANTIASA
DITAATI & DIHORMATI RAKYAT, KARENA MEMPUNYAI
AKIBAT HUKUM (SANGSI DALAM HUKUM ADAT).
8. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 88
ADAT & HUKUM ADATADAT & HUKUM ADAT
HUKUM
ADATADAT
hubungan
9. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 99
Tidak semua adat mrpk hukum.Tidak semua adat mrpk hukum.
Ada perbedaan antara adat istiadat biasa dgn hukum adat.Ada perbedaan antara adat istiadat biasa dgn hukum adat.
Tidak semua adat mrpk hukum.Tidak semua adat mrpk hukum.
Ada perbedaan antara adat istiadat biasa dgn hukum adat.Ada perbedaan antara adat istiadat biasa dgn hukum adat.
VON VOLLEN HOVEN : HANYA ADAT YG BERSANGSI YG MEMPUNYAI
SIFAT HUKUM SERTA MRPK HK. ADAT
TER HAAR TEORI KEPUTUSAN : SANGSI HK. ADAT BERUPA REAKSI DR
MASY. HK. YBS YG DLM PELAKSANAANNYA SUDAH BARANG TENTU DILAKUKAN
o/ PENGUASA MASY. HK DIMAKSUD, DGN MENJATUHKAN SANGSI THD
SI PELANGGAR PERATURAN ADAT, MENJATUHKAN KEPUTUSAN HUKUMAN.
10. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 1010
SIFAT HUKUM ADATSIFAT HUKUM ADAT
1.1. HUKUM ADAT ADALAH HUKUM NON STATUTAIR (TIDAKHUKUM ADAT ADALAH HUKUM NON STATUTAIR (TIDAK
TERTULIS).TERTULIS).
DJOJODIGOENODJOJODIGOENO : “Sumber Hk. Adat Indonesia adl urgeran2 (norma2: “Sumber Hk. Adat Indonesia adl urgeran2 (norma2
kehidupan sehari2) yg langsung timbul sbg pernyataan kebudayaankehidupan sehari2) yg langsung timbul sbg pernyataan kebudayaan
orang Indonesia asli, tegasnya sbg pernyataan rasa keadilannya dlmorang Indonesia asli, tegasnya sbg pernyataan rasa keadilannya dlm
hub. pamrih (hub. pamrih=hub. antar orang dgn sesamanya gunahub. pamrih (hub. pamrih=hub. antar orang dgn sesamanya guna
usaha memenuhi kepentingan, misal :usaha memenuhi kepentingan, misal : business relations, zakelijkebusiness relations, zakelijke
verhoudingenverhoudingen).”).”
2)2) HUKUM ADAT TIDAK STATIS.HUKUM ADAT TIDAK STATIS.
SOEPOMOSOEPOMO : “Hk. Adat terus menerus dlm keadaan tumbuh &: “Hk. Adat terus menerus dlm keadaan tumbuh &
berkembang seperti hidup itu sendiri.”berkembang seperti hidup itu sendiri.”
VAN VOLLEN HOVENVAN VOLLEN HOVEN ::
““Hk. Adat pd waktu yg telah lampau agak beda isinya; Hk. AdatHk. Adat pd waktu yg telah lampau agak beda isinya; Hk. Adat
menunjukkan perkembangan.”menunjukkan perkembangan.”
““Hk. Adat berkembang &maju terus; keputusan2 adat menimbulkanHk. Adat berkembang &maju terus; keputusan2 adat menimbulkan
hk. adat.”hk. adat.”
11. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 1111
DASAR PEMBERLAKUANDASAR PEMBERLAKUAN
HUKUM ADATHUKUM ADAT
12. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 1212
SEBELUMSEBELUM
INDONESIAINDONESIA
MERDEKAMERDEKA
13. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 1313
JAMAN PENJAJAHANJAMAN PENJAJAHAN
KOLONIAL BELANDAKOLONIAL BELANDA
Ps. 21 ayat (2) I.SPs. 21 ayat (2) I.S.. : “Dlm wil. kerajaan2 yg diberikan hak: “Dlm wil. kerajaan2 yg diberikan hak
swapraja,swapraja, algemene ver ordiningenalgemene ver ordiningen (peraturan per-UU-an umum)(peraturan per-UU-an umum)
hanya dpt berlaku sepanjang tdk bertentangan dgn hk yg berlaku dihanya dpt berlaku sepanjang tdk bertentangan dgn hk yg berlaku di
daerah2 ybs.”daerah2 ybs.”
Ps. 130 I.S.Ps. 130 I.S. : “terdapat daerah2 dimana Bangsa Indonesia: “terdapat daerah2 dimana Bangsa Indonesia
diberikan kebebasan u/ mmenganut hukumnya sendiri.”diberikan kebebasan u/ mmenganut hukumnya sendiri.”
Ps. 131 ayat (6) I.S.Ps. 131 ayat (6) I.S. : “Selama ordonansi mengenai hk. Perdata: “Selama ordonansi mengenai hk. Perdata
materiil bg orang Indonesia & Timur Asing belum terbentuk, makamateriil bg orang Indonesia & Timur Asing belum terbentuk, maka
akan tetap berlaku hk. Adat mereka.”akan tetap berlaku hk. Adat mereka.”
Ps. 75 ayat (3) & (4) RRPs. 75 ayat (3) & (4) RR : “bahwa sekedar per-UU-an bg gol.: “bahwa sekedar per-UU-an bg gol.
Bangsa Eropa o/ Gubernur Jenderal Belanda u/ Bangsa Indonesia &Bangsa Eropa o/ Gubernur Jenderal Belanda u/ Bangsa Indonesia &
sekedar orang Indonesia tdk menyatakan dgn sukarela bahwa iasekedar orang Indonesia tdk menyatakan dgn sukarela bahwa ia
akan dikuasai o/ hk. Dagang Eropa, mk u/ gol. Bangsa Indonesia,akan dikuasai o/ hk. Dagang Eropa, mk u/ gol. Bangsa Indonesia,
hakim harus melakukan (dlm lap. perdata) hk. Adat, asalkan hk. Adathakim harus melakukan (dlm lap. perdata) hk. Adat, asalkan hk. Adat
itu tdk bertentangan dgn dasar2 keadilan yg diakui umum.”itu tdk bertentangan dgn dasar2 keadilan yg diakui umum.”
14. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 1414
JAMAN PENJAJAHAN JEPANGJAMAN PENJAJAHAN JEPANG
Ps. 3 UU No.1 Th.1942 tgl. 7 MaretPs. 3 UU No.1 Th.1942 tgl. 7 Maret
1942 :1942 : “Semua badan2 pemerintahan &“Semua badan2 pemerintahan &
kekuasaannya, hukum & UU drkekuasaannya, hukum & UU dr
pemerintah yg dahulu, tetap diakui sahpemerintah yg dahulu, tetap diakui sah
buat sementara waktu, asal sj tdkbuat sementara waktu, asal sj tdk
bertentangan dgn aturan Pemerintahbertentangan dgn aturan Pemerintah
Militer.”Militer.”
15. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 1515
SETELAHSETELAH
INDONESIAINDONESIA
MERDEKAMERDEKA
16. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 1616
UU No. 19 Th. 1964UU No. 19 Th. 1964
((Ketentuan2 Pokok Kekuasaan KehakimanKetentuan2 Pokok Kekuasaan Kehakiman ))
Pasal 3 : “Pengadilan mengadili menurut hukum sebagai alat RevolusiPasal 3 : “Pengadilan mengadili menurut hukum sebagai alat Revolusi berdasarkan Pancasilaberdasarkan Pancasila
menuju masyarakat Sosialis Indonesia.”menuju masyarakat Sosialis Indonesia.”
Penjelasan Ps. 3 : “Pengadilan mengadili menurut hukum yang dijalankannya denganPenjelasan Ps. 3 : “Pengadilan mengadili menurut hukum yang dijalankannya dengan
kesadaran, bahwa hukum adalah landasan dan alat Negara dan dimana Negara ada di dalamkesadaran, bahwa hukum adalah landasan dan alat Negara dan dimana Negara ada di dalam
Revolusi menjadi alat Revolusi, yang memberi Pengayoman agar cita-cita luhur BangsaRevolusi menjadi alat Revolusi, yang memberi Pengayoman agar cita-cita luhur Bangsa
tercapai dan terpelihara dantercapai dan terpelihara dan bahwa sifat-sifat hukum adalah berakar pada kepribadian Bangsabahwa sifat-sifat hukum adalah berakar pada kepribadian Bangsa,,
serta dengan kesadaran bahwa tugas Hakim ialah dengan bertanggung-jawab sepenuhnyaserta dengan kesadaran bahwa tugas Hakim ialah dengan bertanggung-jawab sepenuhnya
kepada negara dan Revolusi turut serta membangun dan menegakkan masyarakat adil dankepada negara dan Revolusi turut serta membangun dan menegakkan masyarakat adil dan
makmur yang berkepribadian Pancasila, menurut garis-garis besar haluan Negara.”makmur yang berkepribadian Pancasila, menurut garis-garis besar haluan Negara.”
Pasal 17 (2) : “Putusan itu harus memuat pasal-pasal tertentu dari peraturan yangPasal 17 (2) : “Putusan itu harus memuat pasal-pasal tertentu dari peraturan yang
bersangkutan ataubersangkutan atau apabila hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadiliapabila hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili, alasan-, alasan-
alasan dan dasar-dasar pengadilannya.”alasan dan dasar-dasar pengadilannya.”
Penjelasan Pasal 10 : “Dengan positif ditentukan bahwa hakim wajib mencari dan menemukanPenjelasan Pasal 10 : “Dengan positif ditentukan bahwa hakim wajib mencari dan menemukan
hukum. Hakim dianggap mengenal hukum. Karena itu ia tidak boleh menolak memberihukum. Hakim dianggap mengenal hukum. Karena itu ia tidak boleh menolak memberi
keadilan. Hakim mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam masyarakat.keadilan. Hakim mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam masyarakat. Andai kata ia tidakAndai kata ia tidak
dapat menemukan hukum tertulisnya. Ia wajib mencari hukum tak tertulisnyadapat menemukan hukum tertulisnya. Ia wajib mencari hukum tak tertulisnya atau memutusatau memutus
sebagai seorang yang bijaksana dengan bertanggung-jawab kepada Negara dan Revolusi. Iasebagai seorang yang bijaksana dengan bertanggung-jawab kepada Negara dan Revolusi. Ia
wajib berani memutus, demi keadilan dan Pengayoman, untuk ikut serta membangunwajib berani memutus, demi keadilan dan Pengayoman, untuk ikut serta membangun
masyarakat yang adil dan makmur. Penolakannya akan sungguh menurunkan derajat danmasyarakat yang adil dan makmur. Penolakannya akan sungguh menurunkan derajat dan
martabatnya.”martabatnya.”
Pasal 20 (1) : “Pasal 20 (1) : “Hakim sebagai alat Revolusi wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-Hakim sebagai alat Revolusi wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-
nilai hukum yang hidup dengan mengintegrasikan dari dalam masyarakatnilai hukum yang hidup dengan mengintegrasikan dari dalam masyarakat guna benar-benarguna benar-benar
mewujudkan fungsi hukum sebagai pengayoman.”mewujudkan fungsi hukum sebagai pengayoman.”
Kesimpulan dr Penjelasan Umum :Kesimpulan dr Penjelasan Umum : bahwa yg dimaksud dgn “hukum tak tertulis” adalahbahwa yg dimaksud dgn “hukum tak tertulis” adalah
hukum adat.hukum adat.
TIDAK
BERLAKU !!!
17. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 1717
UU No.UU No. 1414 Th. 19Th. 197070
((Ketentuan2 Pokok Kekuasaan KehakimanKetentuan2 Pokok Kekuasaan Kehakiman ))
Pasal 3 (2) : “Peradilan Negara menerapkanPasal 3 (2) : “Peradilan Negara menerapkan
dan menegakkan hukum dan keadilan yangdan menegakkan hukum dan keadilan yang
berdasarkanberdasarkan PancasilaPancasila.”.”
Penjelasan Pasal 14 (1) : “Hakim sebagaiPenjelasan Pasal 14 (1) : “Hakim sebagai
organ pengadilan dianggap memahamiorgan pengadilan dianggap memahami
hukum. Pencari keadilan datang padanyahukum. Pencari keadilan datang padanya
untuk mohon keadilan. Andai kata ia tidakuntuk mohon keadilan. Andai kata ia tidak
menemukan hukum tertulis,menemukan hukum tertulis, ia wajib menggaliia wajib menggali
hukum tidak tertulishukum tidak tertulis untuk memutusuntuk memutus
berdasarkan hukum sebagai seorang yangberdasarkan hukum sebagai seorang yang
bijaksana dan bertanggung-jawab penuhbijaksana dan bertanggung-jawab penuh
kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
masyarakat, Bangsa dan Negara.”masyarakat, Bangsa dan Negara.”
TIDAK
BERLAKU !!!
18. Pasal 23 (1) : “Segala putusan Pengadilan
selain harus memuat alasan-alasan dan
dasar-dasar putusan itu, juga harus
memuat pula pasal-pasal tertentu dari
peraturan-peraturan yang bersangkutan
atau sumber hukum tak tertulis yang
dijadikan dasar untuk mengadili.”
Pasal 27 (1) : “Hakim sebagai penegak
hukum dan keadilan wajib menggali,
mengikuti dan memahami nilai-nilai
hukum yang hidup dalam masyarakat.”
Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 1818
19. Penjelasan Umum Bagian 7 : “Penegasan bahwa
peradilan adalah Peradilan Negara, dimaksudkan
untuk menutup semua kemungkinan adanya atau
akan diadakannya lagi Peradilan-peradilan
Swapradja atau Peradilan Adat yang dilakukan oleh
bukan badan peradilan Negara. Ketentuan ini sekali-
kali tidak bermaksud untuk mengingkari hukum
tidak tertulis, melainkan hanya akan mengalihkan
perkembangan dan penetrapan hukum itu kepada
Peradilan-peradilan Negara.”
“Dengan ketentuan bahwa Hakim wajib menggali,
mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang
hidup dengan mengintegrasikan diri dalam
masyarakat, telah terjamin sepenuhnya bahwa
perkembangan dari penetrapan hukum tidak tertulis
itu akan berjalan secara wajar.”
kesimpulan : bahwa yg dimaksud dgn “hukum tak
tertulis ” adalah hukum adat.
Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 1919
20. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 2020
UU No.UU No. 44 Th.Th. 20042004
((Kekuasaan KehakimanKekuasaan Kehakiman ))
Pasal 3 (2) : ”Peradilan negara menerapkan danPasal 3 (2) : ”Peradilan negara menerapkan dan
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkanmenegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila.”Pancasila.”
Pasal 25 (1) : “Segala putusan pengadilan selainPasal 25 (1) : “Segala putusan pengadilan selain
memuat alasan dan dasar putusan tersebut, memuatmemuat alasan dan dasar putusan tersebut, memuat
pula pasal tertentu dari peraturan perundang-pula pasal tertentu dari peraturan perundang-
undangan yang bersangkutan atauundangan yang bersangkutan atau sumber hukum taksumber hukum tak
tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadilitertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili .”.”
Pasal 28 (1) : “Pasal 28 (1) : “ Hakim wajib menggali, mengikuti, danHakim wajib menggali, mengikuti, dan
memahami nilai-nilai hukum dan rasakeadilan yangmemahami nilai-nilai hukum dan rasakeadilan yang
hidup dalam masyarakat.hidup dalam masyarakat. ””
21. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 2121
TATA SUSUNANTATA SUSUNAN
RAKYATRAKYAT
INDONESIAINDONESIA
22. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 2222
PERSEKUTUAN HUKUMPERSEKUTUAN HUKUM
PERSEKUTUAN HUKUMPERSEKUTUAN HUKUM mrpk kesatuan2 yg memp. tata susunan ygmrpk kesatuan2 yg memp. tata susunan yg
teratur & kekal serta memiliki pengurus sendiri & kekayaan sendiri, baikteratur & kekal serta memiliki pengurus sendiri & kekayaan sendiri, baik
kekayaan materiil maupun kekayaan imateriil.kekayaan materiil maupun kekayaan imateriil.
Contoh PERSEKUTUAN HUKUM :Contoh PERSEKUTUAN HUKUM :
1.1. Famili di Minangkabau = persekutuan hukum, sebabFamili di Minangkabau = persekutuan hukum, sebab
memiliki :memiliki :
a.a. tata susunan yg tetap, yi tdr a/ bbrp bag. yg disebut “rumah” atautata susunan yg tetap, yi tdr a/ bbrp bag. yg disebut “rumah” atau
“jurai”, selanjutnya jurai ini tdr a/ bbrp nenek dgn anak2 nya (pa &“jurai”, selanjutnya jurai ini tdr a/ bbrp nenek dgn anak2 nya (pa &
pi);pi);
b.b. pengurus sendiri, yi yg diketuai o/ seorang penghulu andiko,pengurus sendiri, yi yg diketuai o/ seorang penghulu andiko,
sedangkan jurai dikepalai o/ seorang tungganai atau mamak kepalasedangkan jurai dikepalai o/ seorang tungganai atau mamak kepala
waris;waris;
c.c. harta pusaka sendiri yg diurus o/ penghulu andiko.harta pusaka sendiri yg diurus o/ penghulu andiko.
Disamping itu famili bertindak sbg kesatuan thd famili lain, thd orang2Disamping itu famili bertindak sbg kesatuan thd famili lain, thd orang2
asing serta thd pemerintah atasan.asing serta thd pemerintah atasan.
2.2. Desa di Jawa = persekutuan hukum, sebab memiliki :Desa di Jawa = persekutuan hukum, sebab memiliki :
a.a. tata susunan yg tetap;tata susunan yg tetap;
b.b. pengurus sendiri;pengurus sendiri;
c.c. harta kekayaan sendiri.harta kekayaan sendiri.
Disamping itu desa memp. wil. sendiri serta bertindak sbg kesatuan thdDisamping itu desa memp. wil. sendiri serta bertindak sbg kesatuan thd
dunia luar & tdk mungkin desa itu dibubarkan.dunia luar & tdk mungkin desa itu dibubarkan.
23. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 2323
STRUKTUR PERSEKUTUAN HUKUMSTRUKTUR PERSEKUTUAN HUKUM
Struktur Persekutuan Hukum di Indonesia dpt digolongkan mjdStruktur Persekutuan Hukum di Indonesia dpt digolongkan mjd
2:2:
1.1. Persekutuan Genealogis;Persekutuan Genealogis;
Struktur persekutuan hukum yg didasarkan pd faktor genealogis, yi faktorStruktur persekutuan hukum yg didasarkan pd faktor genealogis, yi faktor
yg melandaskan pd kpd pertalian darah suatu keturunan.yg melandaskan pd kpd pertalian darah suatu keturunan.
Misal : Persekutuan genealogis di Lampung (suku pubian), di Aceh (sukuMisal : Persekutuan genealogis di Lampung (suku pubian), di Aceh (suku
gayo)gayo)
2.2. Persekutuan Teritorial;Persekutuan Teritorial;
Struktur persekutuan hukum yg didasarkan pd faktor teritorial, yi faktor ygStruktur persekutuan hukum yg didasarkan pd faktor teritorial, yi faktor yg
terikat pd suatu daerah ttt atau berdasarkan lingkungan daerah.terikat pd suatu daerah ttt atau berdasarkan lingkungan daerah.
Misal : Aceh (Gampong, Meunasah), di Jawa, Bali, Lombok, Madura,Misal : Aceh (Gampong, Meunasah), di Jawa, Bali, Lombok, Madura,
Sumatra Selatan, Sumatra Timur, Sulawesi Selatan, Minahasa, Ambon.Sumatra Selatan, Sumatra Timur, Sulawesi Selatan, Minahasa, Ambon.
Persekutuan genealogis dalam perkembangannya semakin ditinggalkanPersekutuan genealogis dalam perkembangannya semakin ditinggalkan
dan mengalami teritorialisasi (beralih ke persekutuan teritorial). Demikiandan mengalami teritorialisasi (beralih ke persekutuan teritorial). Demikian
juga persekutuan teritorial jg sudah semakin sulit dicari diakibatkanjuga persekutuan teritorial jg sudah semakin sulit dicari diakibatkan
pergaulan antar daerah yg sdh semakin erat & tjd saling mempengaruhipergaulan antar daerah yg sdh semakin erat & tjd saling mempengaruhi
dlm tata kehidupan sehari2, sehingga memperkecil atau malahdlm tata kehidupan sehari2, sehingga memperkecil atau malah
menghapus perbedaan yg mencolok antar daerah.menghapus perbedaan yg mencolok antar daerah.
24. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 2424
Persekutuan GenealogisPersekutuan Genealogis
Dasar Persekutuan GenealogisDasar Persekutuan Genealogis
::
1.1. PatrilinealPatrilineal pertalian darah mnrt garispertalian darah mnrt garis
bapak, misal : pd suku Batak, Nias,bapak, misal : pd suku Batak, Nias,
Sumba;Sumba;
2.2. MatrilinealMatrilineal pertalian darah mnrt garispertalian darah mnrt garis
ibu, misal : di Minangkabau;ibu, misal : di Minangkabau;
3.3. ParentParentaall pertalian darah mnrt garispertalian darah mnrt garis
ibu & bapak, misal : pd suku Jawa,ibu & bapak, misal : pd suku Jawa,
Sunda, Aceh, Dayak.Sunda, Aceh, Dayak.
25. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 2525
Persekutuan TeritorialPersekutuan Teritorial
Ada 3 jenis persekutuan teritorial :Ada 3 jenis persekutuan teritorial :
1.1. Persekutuan desaPersekutuan desa apabila ada segolongan orang terikat pd 1 tmpapabila ada segolongan orang terikat pd 1 tmp
kediaman yg didalamnya termasuk dukuh2 yg terpencil yg tdk berdirikediaman yg didalamnya termasuk dukuh2 yg terpencil yg tdk berdiri
sendiri, sedang pr pejabat pemerintahan desa semuanya bertempatsendiri, sedang pr pejabat pemerintahan desa semuanya bertempat
tinggal di dalam pusat kediaman itu. Misal : desa di Jawa & di Bali.tinggal di dalam pusat kediaman itu. Misal : desa di Jawa & di Bali.
2.2. Persekutuan daerahPersekutuan daerah apabila di dalam suatu daerah ttt terletak bbrpapabila di dalam suatu daerah ttt terletak bbrp
desa yg masing2 memp. tata susunan & pengurus sendiri2 yg sejenis,desa yg masing2 memp. tata susunan & pengurus sendiri2 yg sejenis,
tetapi semuanya mrpk bag. bawahan dr daerah, yg memiliki harta bendatetapi semuanya mrpk bag. bawahan dr daerah, yg memiliki harta benda
& menguasai hutan & rimba, dikelilingi tanah2 yg ditanami maupun& menguasai hutan & rimba, dikelilingi tanah2 yg ditanami maupun
tanah2 yg ditinggalkan penduduk desa itu. Misal : marga di Sumatratanah2 yg ditinggalkan penduduk desa itu. Misal : marga di Sumatra
Selatan dgn dusun2 di dalam daerahnya.Selatan dgn dusun2 di dalam daerahnya.
3.3. Perserikatan (beberapa kampung)Perserikatan (beberapa kampung) apabila bbrp persekutuanapabila bbrp persekutuan
kampung yg terletak berdekatan mengadakan permufakatan u/kampung yg terletak berdekatan mengadakan permufakatan u/
memelihara kepentingan2 bersama, misalnya akan mengadakanmemelihara kepentingan2 bersama, misalnya akan mengadakan
pengairan, dimana u/ memelihara keperluan bersama itu diadakan suatupengairan, dimana u/ memelihara keperluan bersama itu diadakan suatu
badan pengurus yg bersifat kerja sama antar pengurus2 desa itu. Tetapibadan pengurus yg bersifat kerja sama antar pengurus2 desa itu. Tetapi
kekuasaan tertinggi thdp tanah2 di dalam daerah desa/kampung itu tetapkekuasaan tertinggi thdp tanah2 di dalam daerah desa/kampung itu tetap
ada pd tangan pengurus desa/kampung ybs. Misal : persekutuan huta-ada pd tangan pengurus desa/kampung ybs. Misal : persekutuan huta-
huta di suku Batak.huta di suku Batak.
26. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 2626
Muncul struktur persekutuan hukumMuncul struktur persekutuan hukum
gabungan antara Persekutuangabungan antara Persekutuan
Genealogis dan PersekutuanGenealogis dan Persekutuan
Teritorial:Teritorial:
Wajib dipenuhi 2 syarat sekaligus, yaitu :Wajib dipenuhi 2 syarat sekaligus, yaitu :
a.a. harus masuk dlm 1 kesatuan genealogi; &harus masuk dlm 1 kesatuan genealogi; &
b.b. harus berdiam di dalam daerah persekutuan ybs.harus berdiam di dalam daerah persekutuan ybs.
Misal :Misal : di P. Mentawai (Uma), P. Nias (Euri), Tapanulidi P. Mentawai (Uma), P. Nias (Euri), Tapanuli
(Kuria & Huta), Minangkabau (Nagari), Palembang(Kuria & Huta), Minangkabau (Nagari), Palembang
(marga), Maluku (Negorij).(marga), Maluku (Negorij).
27. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 2727
19 LINGKARAN HK. ADAT / LINGKUNGAN HK.19 LINGKARAN HK. ADAT / LINGKUNGAN HK.
ADATADAT
Oleh VAN VOLLEN HOVEN dlm buku “Adatrecht 1”.Oleh VAN VOLLEN HOVEN dlm buku “Adatrecht 1”.
Meliputi :Meliputi :
1.1. Aceh;Aceh;
2.2. Tanah Gayo – Alas, Batak, Nias;Tanah Gayo – Alas, Batak, Nias;
3.3. Daerah Minangkabau & Mentawai;Daerah Minangkabau & Mentawai;
4.4. Sumatra Selatan;Sumatra Selatan;
5.5. Daerah Melayu (Sumatra Timur, Jambi, Riau);Daerah Melayu (Sumatra Timur, Jambi, Riau);
6.6. Bangka & Belitung;Bangka & Belitung;
7.7. Kalimantan;Kalimantan;
8.8. Minahasa;Minahasa;
9.9. Gorontalo;Gorontalo;
10.10. Daerah Toraja;Daerah Toraja;
11.11. Sulawesi Selatan;Sulawesi Selatan;
12.12. Kepulauan Ternate;Kepulauan Ternate;
13.13. Maluku, Ambon;Maluku, Ambon;
14.14. Irian;Irian;
15.15. Kepulauan Timor;Kepulauan Timor;
16.16. Bali, Lombok, Sumbawa Barat;Bali, Lombok, Sumbawa Barat;
17.17. Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura;Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura;
18.18. Daerah2 Swapraja (Surakarta & Yogyakarta);Daerah2 Swapraja (Surakarta & Yogyakarta);
19.19. Jawa Barat.Jawa Barat.
APAKAH MASIH
UP 2 DATE ???
28. Disajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MMDisajikan o/ Siti Hamidah, S.H., MM
dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.KnM.Kn 2828
www.themegallery.com