SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 48
Descargar para leer sin conexión
Desember 2008
PENGANTAR
                       Sudah menjadi rahasia umum bahwa pemerintah kota tidak selalu sanggup menangani sampah yang ada
                       di kawasannya. Mereka masih membutuhkan dukungan keterlibatan dari banyak pihak. Termasuk juga
                       keterlibatan masyarakat penghuni dari kawasan-kawasan permukiman di wilayahnya.
                       Suatu sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) dicirikan oleh adanya keterlibatan masyarakat
                       penggunanya dalam perencanaan dan pengoperasiannya. Suatu sistem PSBM akan memiliki pola operasi
                       yang sesuai dengan kemampuan dan kemauan masyarakat penggunanya. Kesesuaian ini tentu akan membuat
                       keberlanjutan dari suatu PSBM dapat lebih terjaga.
                       Contoh-contoh selama ini membuktikan bahwa keberadaan PSBM dapat mengurangi beban pemerintah
                       dalam mengelola sampah di wilayahnya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya pemerintah kota memfasilitasi
                       pengembangan PSBM. Keterlibatan pemerintah kota diharapkan dapat memastikan bahwa pola operasi dari
                       sistem-sistem PSBM yang ada nantinya akan tetap berkesinambungan dengan sistem pengelolaan sampah
                       perkotaan.
                       Semoga keberadaan buku ini dapat memberikan pemahaman lebih baik bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
                       pengembangan PSBM. Termasuk juga para aparat pemerintah kota yang sedang memfasilitasi pengembangan
                       PSBM di wilayahnya. Selamat membaca.


                       Budi Hidayat
                       Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas
                       Selaku Ketua Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan



                       PENERBIT: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) yang beranggotakan wakil-
                       wakil Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Departemen Pekerjaan Umum, Departemen
                       Dalam Negeri, Departemen Kesehatan, dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Penerbitan buku ini
                       didanai oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.



                       PENGARAH: Oswar Mungkasa dan Nugroho Tri Utomo (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional);
                       Raymond Marpaung (Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum); Anggota Kelompok Kerja AMPL.


                       PENYUSUN: Rudy Yuwono (Konsep dan Tulisan), Laksmi Wardhani, Utari Ninghadiyati, Endro Adinugroho
                       (Dukungan Penulisan), E. Sunandar, Muhammad Taufik (Desain Grafis dan Tata Letak).


                       DUKUNGAN SUBSTANSI: Jajat Sudrajat, Ujang Suwardi (Gunung Batu, Bogor), Iswanto (Sukunan,
                       Jogyakarta), Isroi, dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Photo : John Pieter.   KONTRIBUSI FOTO: Muhammad Taufik, Utari Ninghadiyati, Deasy Sekar Tanjung, Sahlan, Mistur (Qipra
                       Galang Kualita, PT).
  0iv
   iv
TENTANG BUKU INI                                         DAFTAR ISI
Buku ini menjabarkan tentang sistem Pengelolaan
Sampah    Berbasis    Masyarakat     (PSBM)    berikut   BAGIAN 1. PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT    1
tahap-tahap pengembangannya. Buku ini ditujukan             Klasifikasi Sampah Permukiman                     2
untuk para pemangku kepentingan (stakeholders)
                                                            Prinsip Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat   4
urusan persampahan kota. Termasuk di dalamnya
adalah kelompok-kelompok masyarakat yang ingin              Komponen Teknis PSBM Terpadu                     6
mengembangkan PSBM dan pihak-pihak yang ingin               Pola Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat      8
membantu masyarakat.
                                                         BAGIAN 2. MENYIAPKAN MASYARAKAT                     10
Buku ini dibagi menjadi 4 bagian.
  • Bagian pertama, berisikan beragam informasi             Membentuk Kelompok Penggerak                     12
    seputar klasifikasi sampah permukiman, prinsip           Membangkitkan Kesadaran Masyarakat               14
    Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat,
                                                            Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat              16
    komponen teknis PSBM terpadu, dan            pola
    Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat.              BAGIAN 3. MENAKSIR POTENSI WILAYAH                  19
  • Bagian kedua, menjelaskan tentang tahap-tahap           Potensi Fisik                                    20
    awal yang harus dilakukan untuk menyiapkan
                                                            Potensi Sampah                                   22
    masyarakat dalam pengembangan dan peng-
    operasian PSBM.                                         Potensi Masyarakat                               24
  • Bagian ketiga, menjelaskan beberapa potensi             Potensi Kemitraan                                26
    kawasan permukiman yang harus diketahui
                                                         BAGIAN 4. MENYUSUN RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH       28
    sebelum perencanaan PSBM dapat dilakukan.
  • Bagian keempat, berisikan tentang proses                Strategi Pengelolaan Sampah                      30
    Menyusun      Rencana       Pengelolaan   Sampah        Pengolahan Sampah                                32
    Berbasis Masyarakat. Kelompok penggerak
                                                            Pengumpulan Sampah                               34
    bersama-sama dengan warga menyusun suatu
    rencana pengelolaan sampah. Menentukan jenis            Pembiayaan                                       36
    pewadahan sampah terpilah, pola pengumpulan          BAGIAN 5. PENUTUP                                   38
    sampah, teknik pengolahan sampah, dan
    pengomposan. Termasuk menentukan sumber
    dana untuk membiayai Pengelolaan Sampah
    Berbasis     Masyarakat       dan     administrasi
    pengelolaan sistem ini.
“Saatnya Masyarakat Berkawan” merupakan lanjutan
dari buku “Kalau Sulit Dilawan Jadikan Kawan” yang
sudah lebih dulu diterbitkan.




                                                                                                             v
0vi
BAGIAN         1
                       Pengelolaan Sampah
                                  Berbasis
                       Masyarakat
                         Banyak kawasan permukiman yang belum terjangkau layanan
                       persampahan dari instansi kebersihan setempat. Para penghuninya
                       kemudian terpaksa mengatasi sendiri permasalahan sampahnya.
                       Caranya macam-macam. Ada yang membuang sampahnya ke
                       sungai atau lahan kosong. Ada juga yang membakar sampahnya.
                       Namun, ada juga yang kemudian berinisiatif untuk menangani
                       sampahnya dengan baik dan benar. Mereka merencanakan dan
                       menciptakan sistem pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
                       dan bahkan pemanfaatan sampah yang sesuai dengan kondisi,
                       kemauan, dan kemampuannya.
                         Bagian ini menguraikan berbagai pemahaman mendasar me-
                       ngenai Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Termasuk di da-
                       lamnya adalah uraian mengenai sampah dan pengklasifikasiannya.
                       Keseluruhan bagian ini perlu dipahami guna mempermudah pem-
                       baca untuk mengikuti isi bagian-bagian lain dari buku ini.
Photo : John Pieter.




                                                                                         01
KLASIFIKASI
     SAMPAH PERMUKIMAN
       Ada berbagai definisi sampah. Menurut Undang-Undang
     tentang Pengelolaan Sampah (UU No. 18/2008), sampah
     didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia
     dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat. Definisi
     lain menyebutkan sampah sebagai bahan yang sudah di-
     anggap tidak mempunyai nilai untuk pemanfaatan semula
     sehingga layak untuk dibuang. Atau, sebagai sumber daya                                   KALENG
     yang tidak terpakai atau sebagai bahan yang tidak bergu-
     na lagi dan dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.
     Perbedaan definisi ini sebenarnya tidak perlu terlalu diper-
     masalahkan. Yang jelas, sampah perlu dikelola dengan baik
     agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi kita dan ling-
     kungan. Bahkan, jika mungkin, sampah perlu dikelola agar
     memberikan manfaat tambahan.
       Sampah dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara.                         KACA
     Ada   yang    mengklasifikasikannya       berdasarkan     jenis
     materi pembentuknya. Atau, berdasarkan wujudnya, yaitu
     sampah basah dan sampah kering. Walau tidak selalu
     tepat, sampah basah seringkali juga disebut sampah
     organik sedangkan sampah kering seringkali juga disebut
     sampah anorganik. Cara lainnya adalah berdasarkan opsi
     tindakan pengelolaannya. Diagram berikut menunjukkan
     pengklasifikasian sampah berdasarkan ketiga cara di atas.                            PLASTIK
                                                                                         KERAS



     SAMPAH KERING
     Atau jenis sampah yang dalam kondisi normalnya memiliki kandungan air
     rendah sehingga tampak kering. Sering juga disebut Sampah Anorganik karena
     mengandung logam atau mineral yang sulit diuraikan mikroba.
     Sebagian Sampah Kering dapat dikategorikan sebagai Sampah Layak Daur
     Ulang (recyclable) karena dapat diolah kembali untuk dijadikan bahan dasar
     pembuatan produk baru. Sampah Layak Daur Ulang sering juga disebut
     Sampah Layak Jual karena jenis sampah ini memang laku dijual ke pengepul.
     Sebagian Sampah Kering lainnya akan masuk ke dalam kategori sebagai
     Sampah Layak Buang atau sebagai Sampah Layak Bakar.
                                                                                         infografik: Endang Sunandar

02
KERTAS
                                          SAMPAH BASAH
                                          Atau jenis sampah yang dalam kondisi
                                          normalnya memiliki kandungan air
                                          yang tinggi sehingga terlihat basah.
                DAUN
                                          Sering juga disebut Sampah Organik
                                          karena mengandung berbagai materi
                                          organik alamiah yang berasal dari
                                          tumbuhan atau hewan dan dapat
                                          diuraikan oleh mikroba.
                                          Sebagian Sampah Basah dapat
                                          dikategorikan sebagai Sampah Layak
                                          Kompos (compostable) karena dapat
                      SISA                diubah mikroba menjadi kompos. Jika
                      MAKANAN             didiamkan, sampah ini akan membusuk
                                          dan berbau. Sebagian Sampah Basah
                                          lainnya akan masuk ke dalam kategori
                                          sebagai Sampah Layak Buang atau
                                          sebagai Sampah Layak Bakar.



               KAYU


                                CATATAN:
PLASTIK                         Sampah Layak Buang; merupakan jenis sampah
BUNGKUS                         yang sudah tidak layak untuk dimanfaatkan
                                kembali. Sebagian terdiri dari sampah organik
                                yang tidak dapat dijadikan kompos atau sampah
                                anorganik yang tidak dapat didaur ulang.
                                Sampah Layak Bakar; merupakan jenis sampah yang
                                mudah terbakar namun tidak menimbulkan gas dan
                                abu beracun dan berbahaya. Sebagian besar sampah
                                layak bakar terdiri dari sampah anorganik. Larangan
                                khusus diberikan kepada plastik, busa, dan gabus yang
                                dianggap dapat menimbulkan gas dan abu beracun.


                                                                                        03
PRINSIP PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT
                           Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat                                                atau insinerator. Walau demikian, sudah sewajarnya
                        (PSBM) dicirikan oleh adanya keterlibatan masyarakat                                            suatu PSBM memiliki        beberapa fasilitas mendasar
                        penggunanya dalam kegiatan perencanaan dan                                                      untuk mengumpulkan sampah dan menanganinya
                        pengoperasian sistem tersebut. Suatu PSBM tidak selalu                                          lebih lanjut.
                        dicirikan dari kelengkapan komponen teknis yang                                                    Dalam segi pendanaan, pengembangan PSBM
                        dimiliki oleh masyarakat di kawasan tersebut. Tidak                                             tidak harus didanai oleh masyarakat. Banyak PSBM
                        semua PSBM perlu memiliki fasilitas pengomposan                                                 dikembangkan atas biaya lembaga donor atau




                                                                                                                                                         Photo : John pieter.
                                                 Photo : Koleksi.




                                                                                                    Photo : Koleksi.
Photo : ESP.




               1
               Keterlibatan
                                                                    2
                                                                    Kejelasan batasan
                                                                                                                   3   Strategi pengelolaan
                                                                                                                                                                          4     Pemanfaatan sampah
               masyarakat yang                                      wilayah; yang ditentukan                           sampah yang terpadu;                                     yang optimal; khususnya
               menyeluruh; termasuk                                 oleh masyarakat pengguna                           yang disesuaikan dengan sasaran                          guna a) mengurangi beban
               dalam proses perencanaan,                            PSBM sesuai keinginan dan                          akhir dari pengelolaan sampah                            pembuangan atau pemusnahan
               pengoperasian, penentuan                             kesanggupannya. Wilayah                            yang disepakati oleh seluruh                             sampah, b) memaksimalkan
               anggaran, pengadaan dana                             layanan dari suatu PSBM                            masyarakat pengguna PSBM.                                penggunaan sumber daya, dan
               operasional, penilaian kinerja,                      sebaiknya disesuaikan dengan                       Cakupan dari suatu strategi                              c) mendapatkan pemasukan
               dan penentuan pengelolaan                            batasan wilayah yang umum                          pengelolaan sampah perlu                                 finansial. Suatu PSBM sebaiknya
               PSBM. Mekanisme pengambilan                          dikenal. Misalnya RT, RW,                          meliputi a) berbagai tindakan                            perlu mempertimbangkan
               keputusan harus disepakati                           kelurahan maupun desa. Ada                         terhadap tiap jenis sampah,                              adanya pengomposan dan daur
               bersama dan dipahami                                 baiknya wilayah layanan dari                       dan b) keterkaitan dengan                                ulang. Atau setidaknya penjualan
               secara jelas oleh seluruh                            suatu PSBM diketahui oleh                          pola penanganan sampah di                                sampah yang tergolong sebagai
               masyarakat penggunanya.                              instansi kebersihan setempat.                      luar PSBM (off-site system).                             sampah Layak Daur Ulang.




               04
pemerintah kota.     Walau                   demikian,      masyarakat        harus terus dipantau dan dievaluasi oleh masyarakat
                     pengguna PSBM harus membiayai seluruh ongkos                                  penguna PSBM tersebut.
                     operasinya. Sangat disarankan agar PSBM dapat                                                  Pengalaman menunjukkan banyak PSBM yang tidak
                     menutup sebagian ongkos operasi dan perawatannya                              berhasil menjaga keberlanjutannya.                                        Penyebabnya,
                     dari hasil pemanfaatan sampah.                                                macam-macam. Mulai dari masalah teknis, sosial, sam-
                       Selaku pengguna masyarakat tidak harus                           men-       pai finansial. Agar mampu memelihara keberlanjutan-
                     jalankan sendiri PSBM-nya. Banyak PSBM dioperasikan                           nya, suatu PSBM harus memenuhi beberapa syarat ber-
                     oleh pihak lain yang dikontrak oleh masyarakat peng-                          ikut ini;
                     gunanya. Yang penting kinerja pihak pelaksana operasi
                                                                                                                     8 Syarat Keberlanjutan PSBM




                                                                                                                                                    Photo : Koleksi.
                                                 Photo :Deasy.
Photo :Utari .




                                                                                                    Photo :Utari.




                                                                                                                                                                                 infografik : Endang Sunandar




                 5
                 Fasilitas persampahan
                                                                 6
                                                                 Kelompok penggerak
                                                                                                                7   Optimasi pendanaan
                                                                                                                                                                       8
                                                                                                                                                                       Pola kemitraan yang
                 yang memadai;                                   yang mumpuni;                                      sendiri;                                           menguntungkan;
                 guna mendukung implementasi                     guna mengoperasikan PSBM                           sehingga setidaknya mampu                          baik itu kemitraan untuk
                 dari strategi pengelolaan                       sesuai strategi dan rencananya.                    memenuhi biaya operasi                             pengembangan PSBM,
                 sampah yang disepakati.                         Kelompok penggerak perlu                           dan perawatan PSBM.                                pemanfaatan sampah, maupun
                 Fasilitas persampahan                           memiliki struktur organisasi                       Beberapa sumber dana yang                          untuk penanganan sampah
                 setidaknya harus mampu                          dan pengurus yang disepakati                       patut dioptimalkan antara                          di luar PSBM (off-site system).
                 menampung seluruh buangan                       masyarakat. Tiap anggotanya                        lain adalah iuran warga,                           Kemitraan perlu dijalin
                 sampah di dalam wilayah                         harus memiliki pengetahuan                         pemasukan dari penjualan                           dengan pihak swasta, pihak
                 layanan PSBM. Dan mampu                         dan keterampilan yang                              sampah Layak Daur Ulang,                           pemerintah, maupun pihak-
                 menangani sampah terkumpul                      memadai. Secara periodik,                          dan penjualan kompos. Selain                       pihak lainnya. PSBM tidak akan
                 itu dengan baik guna mencegah                   kelompok penggerak perlu                           mengoptimalkan perolehan                           mampu mempertahankan
                 timbulnya dampak lingkungan,                    mempertanggungjawabkan                             dana, kelompok penggerak                           keberlanjutannya tanpa
                 baik di dalam wilayah PSBM                      kinerjanya sesuai dengan                           perlu memastikan agar PSBM                         adanya kemitraan yang
                 maupun di daerah sekitarnya.                    mekanisme yang disepakati.                         dapat beroperasi dengan biaya                      saling menguntungkan.
                                                                                                                    yang serendah-rendahnya.


                                                                                                                                                                                                    05
KOMPONEN TEKNIS
       PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT TERPADU
          Sistem PSBM tidak didefinisikan berdasarkan keleng-      suatu sistem pengelolaan sampah terpadu (integrated
       kapan komponen teknisnya. Artinya, mungkin saja suatu      solid waste management).
       PSBM hanya memiliki satu atau dua komponen teknis.            Keterpaduan PSBM dapat saja tercipta dengan meng-
       Yang penting, sistem awalnya memang ditentukan oleh        gabungkan komponen pengelolaan sampah yang dimi-
       masyarakat penghuni kawasan tersebut.                      liki pihak lain. Misalnya dengan komponen pengolahan
          Suatu PSBM yang lengkap dapat memiliki enam             sampah yang dimiliki perusahaan swasta. Atau, dengan
       komponen teknis sebagaimana terlihat dalam diagram         komponen fasilitas pengangkutan sampah yang dimi-
       berikut. Kelengkapan komponen teknis demikian              liki instansi kebersihan pemerintah kota.
       membuat suatu PSBM lebih mudah dijadikan sebagai




     1                                     2                                        3
     Penanganan sumber;                    Pewadahan sampah; baik                   Pengumpulan sampah; yang
     dengan meminta masyarakat untuk       pewadahan di rumah, maupun               berfungsi untuk mengumpulkan sampah
     mempraktekkan 3R (reduce, reuse,      pewadahan komunal di permukiman          dari tiap wadah dan membawanya
     dan recycle) di rumahnya masing-      padat. Untuk mengoptimalkan              ke tempat pengolahan sampah.
     masing guna mengurangi jumlah         upaya pemanfaatan sampah,                Pengumpulan sampah umumnya
     timbulan sampah. Salah satu caranya   suatu PSBM sebaiknya menerapkan          dilakukan dengan menggunakan gerobak
     adalah pengomposan di rumah           sistem pewadahan terpisah antara         sampah yang ditarik tenaga manusia.
     (home composting). Untuk itu, tiap    sampah basah dengan sampah               Walau demikian, ada juga PSBM yang
     rumah perlu dilengkapi dengan alat    kering. Pewadahan khusus juga perlu      menggunakan motor bak atau mobil bak
     pengompos (composter), baik buatan    disediakan untuk sampah bahan            sebagai sarana pengumpulan sampahnya.
     sendiri maupun buatan pabrik.         beracun dan berbahaya (B3).




                                                                                          ruang komponen teknis PSBM
06
4                                       5                                     6
   Pengolahan sampah; untuk                Pengangkutan sampah;                  Pemusnahan sampah;
   membuat kompos dari sampah              yang dilakukan oleh truk pengangkut   yang banyak dilakukan jika suatu
   Layak Kompos atau membuat produk        sampah ke suatu tempat pengolahan     PSBM memang tidak mungkin
   berguna dari sampah Layak Daur          akhir (TPA) sampah atau tempat        melakukan pembuangan sampah
   Ulang. Jika tidak membuat produk        pemusnahan sampah lainnya.            ke TPA sampah. Salah satu cara
   daur ulang sendiri, sampah Layak        Pengangkutan sampah dilakukan         pemusnahan sampah yang dapat
   Daur Ulang hanya akan dibersihkan,      terhadap sisa-sisa sampah yang        dilakukan adalah insinerasi dengan
   dikemas, dan dijual ke pihak lain.      sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi   menggunakan peralatan yang benar.
   Pengolahan sampah biasanya              (sampah Layak Buang) dari fasilitas   Upaya ini hanya dapat dilakukan
   dilakukan di suatu fasilitas terpadu    pengolahan sampah atau dari tempat    terhadap sampah yang tergolong
   yang juga berperan sebagai tempat       penampungan sampah sementara.         sebagai sampah Layak Bakar.
   penampungan sampah sementara.           Khusus sampah B3 ditempatkan
                                           dalam kompartemen terpisah.




                                                                                                                      Infografik : E. Sunandar & M. Taufik.




ruang komponen teknis pihak swasta                                                                                                                          07
ruang komponen teknis instansi kebersihan pemerintah kota
POLA PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT
       PSBM dapat dijumpai di beberapa tempat di kota-                                Sebagian dikembangkan atas inisiatif masyarakatnya
     kota Indonesia, baik itu di kawasan urban maupun di                              sendiri, sebagian lagi dikembangkan atas dorongan
     kawasan sub-urban. PSBM yang ada saat ini memiliki                               pihak luar. Sebagian memiliki fasilitas yang lengkap,
     pola pengembangan dan operasi yang berbeda-beda.                                 sebagian lagi sederhana.




            PSBM di RW04,




                                                                                      Photo : Sahlan.




                                                                                                                                                                                 Photo : Koleksi.
      Kelurahan Gunung Batu,                                                                            PSBM di Perumahan
      Kecamatan Bogor Barat,                                                                             Mustika Tigaraksa,
                  Kota Bogor                                                                             Kabupaten Tangerang



       Insiator                                                                                          Insiator
       Warga setempat.                                                                                   Lembaga Swadaya Masyarakat.


       Keterlibatan masyarakat                                                                           Keterlibatan masyarakat
        Menentukan pola pengelolaan sampah dan pembentukan kelompok penggerak.                            Warga menentukan jenis pelayanan sampah.
        Membayar iuran pengelolaan sampah.                                                                Membayar iuran pengelolaan sampah.
        Memilah sampah basah dan sampah kering.

       Batasan layanan                                                                                   Batasan layanan
       5 RT di dalam wilayah RW 04.                                                                      Perumahan Mustika Tigaraksa

       Penanganan sampah                                                                                 Penanganan sampah
        Pengumpulan sampah 2 hari sekali dengan gerobak sampah.                                           Pengumpulan sampah dilakukan dari rumah warga dengan menggunakan ge-
        Pemilahan sampah di saung pengolahan sampah.                                                      robak sampah.
        Sampah Layak Kompos dijadikan kompos untuk digunakan sendiri dan dijual.                          Pemilahan sampah dilakukan di tempat pengolahan sampah.
        Sampah Layak Daur Ulang dijual ke pengepul setempat.                                              Sampah layak kompos dijadikan kompos untuk digunakan sendiri dan dijual.
        Sampah tersisa dibakar.                                                                           Sampah layak daur ulang dijual ke pengepul.


       Fasilitas teknis                                                                                  Fasilitas teknis
        Gerobak sampah pengumpul.                                                                         Motor sampah pengumpul.
        Saung pengolahan sampah sebagai lokasi pemilahan sampah.                                          Lahan untuk mengolah sampah yang sudah disortir.
        Kotak-kotak pengomposan.                                                                          Peralatan untuk membuat kompos.



       Kelompok penggerak                                                                                Kelompok penggerak
       Kelompok yang diketuai Ketua RW dengan anggota seorang bendahara dan 4 orang                      LSM B.E.S.T dan 5 orang warga.
       pekerja (warga setempat).



       Sumber dana                                                                                       Sumber dana
        Penjualan kompos.                                                                                 Penjualan Kompos
        Penjualan sampah Layak Daur Ulang.                                                                Penjualan sampah Layak Daur UIang.
        Iuran warga.                                                                                      Iuran Warga.


       Dukungan pihak lain                                                                               Dukungan pihak lain
       Bimbingan pengomposan dari pemerhati sampah setempat.                                             Pemerintah Kabupaten Tangerang dan pengembang perumahan.



08
Ada beberapa aspek yang dapat digunakan sebagai                                         dukungan pihak lainnya. Keempat contoh berikut dapat
      acuan untuk mengenali karakteristik dari suatu sistem                                        menunjukkan perbedaan dari sistem-sistem PSBM
      PSBM. Misalnya, inisiatornya, ruang                     keterlibatan                         yang ada. Perlu diingat bahwa sistem tersebut dapat
      masyarakatnya,           batasan       layanannya,      sampai                     ke        disesuaikan dengan kondisi suatu kawasan.




                                                                          Photo : Departemen PU
                                                                                                               PSBM
        PSBM di                                                                                     di desa Sukunan,




                                                                                                                                                                                    Photo : Utari.
Daerah Bantaran                                                                                   Kelurahan Banyuraden,
  Sungai Percut,                                                                                   Kecamatan Gamping,
           Kota Medan                                                                                 Kabupaten Sleman



Insiator                                                                                          Insiator
Departemen Pekerjaan Umum                                                                         Warga setempat.


Keterlibatan masyarakat                                                                           Keterlibatan masyarakat
 Masyarakat diajak untuk membuang sampah ke TPS                                                    Menentukan pola pengelolaan sampah dan pembentukan kelompok penggerak.
 Warga melakukan pemilahan sampah                                                                  Membayar iuran pengelolaan sampah.
                                                                                                   Memilah sampah basah dan sampah kering.

Batasan layanan                                                                                   Batasan layanan
Bantaran sungai Percut Medan                                                                      Desa Sukunan, Sleman.

Penanganan sampah                                                                                 Penanganan sampah
 Warga memilah sampah di rumah masing-masing.                                                      Pengumpulan sampah dilakukan 1 minggu sekali dari tong sampah yang ada di
 Sampah lalu dibuang ke TPS.                                                                       tiap titik yang sudah ditentukan dengan menggunakan gerobak sampah.
 Secara berkala sampah di TPS diangkut ke TPA.                                                     Sampah Layak Kompos dijadikan kompos untuk digunakan sendiri dan dijual.
 Sampah layak jual dikumpulkan di bank sampah untuk dijual.                                        Sampah Layak Daur Ulang dijual ke pengepul setempat.
                                                                                                   Sampah tersisa dibuang ke TPA.


Fasilitas teknis                                                                                  Fasilitas teknis
 Bak penampungan sampah (TPS).                                                                     Gerobak sampah pengumpul.
 Becak sampah.                                                                                     Kotak penampung sampah organik.
 Truk pengangkut sampah dari TPS ke TPA.                                                           Kotak-kotak untuk membuat kompos skala kawasan.
                                                                                                   TPS untuk menyimpan sampah yang sudah dipilah warga.


Kelompok penggerak                                                                                Kelompok penggerak
Departemen Pekerjaan Umum membentuk forum diskusi masyarakat untuk men-                           Tim Pengelola Sampah Kampung yang dipimpin oleh seorang ketua dan beranggo-
ciptakan kader-kader lingkungan.                                                                  takan beberapa unit kerja.



Sumber dana                                                                                       Sumber dana
 Departemen Pekerjaan Umum                                                                         Penjualan kompos.
                                                                                                   Penjualan sampah Layak Daur Ulang .



                                                                                                  Dukungan pihak lain
                                                                                                  Bantuan dari LSM asing (ACICIS, Australian Consortium for In Country Indonesian
                                                                                                  Study) untuk membuat tempat sampah dan pendampingan ke masyarakat.

                                                                                                                                                                                               09
BAGIAN         2
             Menyiapkan
     Masyarakat
       Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM)
     dicirikan sebagai suatu sistem pengelolaan sampah
     kawasan permukiman yang dikembangkan dan di-
     operasikan sesuai dengan keputusan-keputusan yang
     diambil oleh masyarakat penggunanya sendiri. Dalam
     suatu PSBM, masyarakat perlu memiliki tingkat ke-
     sadaran, komitmen, kemauan, dan kemampuan yang
     memadai agar dapat mengambil keputusan dengan
     benar. Upaya penyiapan masyarakat merupakan ta-
     hap paling penting dalam pengembangan PSBM.
       Bagian ini akan menguraikan berbagai langkah
     yang perlu dilakukan sebelum masyarakat diajak
     bersama-sama     merencanakan     pengembangan
     PSBM di kawasan permukimannya. Termasuk dalam
     langkah-langkah penyiapan masyarakat itu adalah
     pembentukan kelompok penggerak, peningkatan
     kesadaran dan minat masyarakat, dan peningkatan
     pengetahuan masyarakat.
                                                          Photo : Koleksi.




10
11
MEMBENTUK KELOMPOK
                                PENGGERAK
                                  Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat           kepentingan bahasan, kelompok ini disebut sebagai
                                (PSBM) di suatu kawasan permukiman tidak akan             kelompok penggerak. Selain memotori masyarakat
                                berkembang jika tidak ada pihak-pihak yang mau            calon pengguna agar mau dan mampu terlibat dalam
                                menggerakkan masyarakat. Inisiasi memang bisa datang      perencanaan PSBM, kelompok ini akan mengkoordinir
                                dari siapa saja, baik dari masyarakatnya sendiri maupun   keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dan
                                dari pihak luar. Walau demikian, pengembangan             pengoperasian seluruh fasilitas PSBM.
                                PSBM tetap harus melibatkan sekelompok anggota              Anggota kelompok penggerak sebaiknya diambil
                                masyarakat yang mau bekerja keras untuk melakukan         dari masyarakat penghuni kawasan permukiman itu
                                perubahan di kawasan permukimannya sendiri. Untuk         sendiri. Proses pencarian para calon anggota kelompok
     Infografik : E. Sunandar.




12
penggerak dapat dilakukan dengan memperhatikan                   keagamaan. Lebih baik lagi jika pernah ada kegiat-
hal-hal berikut ini:                                             an yang terkait dengan peningkatan kondisi sani-
  • Berbagai kelompok masyarakat yang aktif                      tasi kawasan permukiman itu.
    melakukan kegiatan kemasyarakatan. Seperti,                • Saran dan masukan dari tokoh masyarakat
    kelompok keagamaan, karang taruna, kader pos-                setempat. Individu yang disarankan oleh tokoh
    yandu, kelompok pemuda, dan arisan. Umumnya                  masyarakat sebaiknya merupakan individu yang
    anggota kelompok-kelompok ini sudah dikenal dan              reputasinya sudah dikenal baik oleh masyarakat
    terbiasa bekerjasama dengan masyarakat.                      penghuni kawasan tersebut.
  • Riwayat kegiatan kolektif yang pernah dilaku-            Sebelum menjalankan tugasnya, tiap anggota kelompok
    kan masyarakat. Seperti, kegiatan pemberdayaan           penggerak harus sudah memahami prinsip dasar PSBM
    masyarakat, kegiatan kerja bakti bersama, perayaan       dan tahapan pengembangannya.
    hari kemerdekaan Republik Indonesia, dan kegiatan




                                                                                                                Photo: Sahlan




               Kelompok penggerak sebaiknya dipimpin oleh seorang ketua dan dapat didampingi oleh seorang
               penanggung jawab serta penasihat. Keberadaan mereka diyakini mampu membantu kelompok penggerak
               dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Termasuk mencari bantuan dari lembaga lain untuk
               mengembangkan PSBM di kawasan tersebut.
                                                                                                                                13
MEMBANGKITKAN KESADARAN
                    DAN MINAT MASYARAKAT
                      Pengembangan PSBM harus didasari oleh kebutuhan (demand)
                    masyarakat untuk meningkatkan kebersihan permukimannya. Sebelum
                    kebutuhan itu tumbuh, masyarakat perlu menyadari bahwa:
                     • Kawasan permukimannya memiliki masalah kebersihan akibat
                       sampah yang tidak terkelola dengan baik.
                     • Kawasan permukiman yang sehat dan bersih akan memberi banyak
                       manfaat kepada para penghuninya.
                                                                                           1
                                                                                           Diskusi Informal;
                     • Masyarakat harus berupaya sendiri mengatasi sampahnya di saat       yang dapat diselenggarakan
                       instansi kebersihan setempat tidak mampu menangani sampah di        secara umum maupun secara
                                                                                           terbatas dengan kelompok-
                       kawasan permukimannya.
                                                                                           kelompok tertentu saja. Acara
                     • Keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengembangkan
                                                                                           dapat dilakukan dimana
                       PSBM yang sesuai dengan kebutuhan permukiman tersebut.              saja termasuk di rumah-
                      Kelompok penggerak perlu membangkitkan kesadaran dari seluruh        rumah warga atau disela-
                    masyarakat penghuni kawasan permukiman. Keberadaan PSBM di             sela kegiatan warga lainnya.
                                                                                           Sebelum tanya-jawab dimulai,
                    suatu kawasan permukiman perlu didukung oleh seluruh masyarakat
                                                                                           sebaiknya masyarakat diberi
                    penghuninya. Dari kesadaran yang baik nantinya akan timbul minat
                                                                                           penjelasan secukupnya tentang
                    masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan PSBM.                      permasalahan sampah di
                      Pemilihan teknik pembangkitan kesadaran dan minat masyarakat         lingkungan permukimannya.
                    sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan ketersediaan waktu masyarakat,
                    tingkat pendidikan, sumber daya manusia yang ada, pengetahuan
                    masyarakat tentang isu-isu sanitasi lingkungan, dan anggaran biaya
                    yang tersedia. Diagram berikut menunjukkan teknik-teknik yang biasa
                    dilakukan untuk membangkitkan kesadaran dan minat masyarakat.


                                                                                           6
                                                                                           Wisata Banding;
                                                                                           yang merupakan kegiatan yang
                                                                                           umumnya disenangi masyarakat.
                                                                                           Daerah yang dikunjungi tentunya
                                                                                           merupakan daerah yang telah
                                                                                           berhasil mengembangkan PSBM.
 Photo : Koleksi.




                                                                                           Koordinasi dengan pengelola
                                                                                           permukiman percontohan sangat
                                                                                           penting dilakukan agar makna
                                                                                           kunjungan dapat optimal.



14
6 Metode pembangkitan kesadaran masyarakat

2
Simulasi dan Peragaan;
sebaiknya diselenggarakan di sela-sela acara kemasyarakatan
atau di lokasi-lokasi yang sering mereka kunjungi. Beberapa contoh
simulasi dan peragaan ini antara lain adalah pemilahan sampah,
pembuatan kompos, dan pembuatan kertas daur ulang. Simulasi
dapat mengundang praktisi persampahan yang bersedia membantu.




                                                                     3
                                                                     Poster dan Pamflet;
                                                                     sebaiknya berisi pesan-pesan pendek yang ditampilkan
                                                                     bersama foto atau ilustrasi menarik. Poster sebaiknya
                                                                     dipasang di tempat-tempat umum, sedangkan pamflet
                                                                     dapat dibagikan langsung ke tiap anggota masyarakat.



                                            4
                                            Lomba Tematik;
                                            yang umumnya juga merupakan kegiatan yang
                                            disenangi masyarakat apapun bentuk lombanya.
                                            Beberapa contoh lomba tematik ini antara lain
                                            adalah lomba melukis antar anak, lomba disain
                                            poster atau pamflet, lomba pemilahan sampah,
                                            lomba kebersihan halaman, dan lain sebagainya.




            5
                                                                                                                             Infografik : E. Sunandar.




            Jajak-Pendapat;
            yang biasanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
            berisi sejumlah pertanyaan mengenai isu-isu kebersihan dan
            persampahan di kawasan permukimannya. Dengan mengisi
            kuesioner, masyarakat secara tidak langsung sudah diajak
            memperhatikan permasalahan sampah di kawasannya.
                                                                                                                                                        15
MENINGKATKAN
                   PENGETAHUAN MASYARAKAT
                     Dengan bekal pengetahuan yang baik, keterlibatan masyarakat dalam
                   perencanaan PSBM nantinya akan berlangsung lebih efektif. Tanggapan dan
                   saran yang mereka berikan akan lebih terarah dan tepat. Komitmen mereka
                   juga umumnya akan lebih kuat.
                     Kegiatan peningkatan pengetahuan masyarakat berbeda dengan kegiatan
                   pembangkitan kesadaran dan minat masyarakat. Di tahap ini, masyarakat akan




                                                                                                        Photo : ISSDP.
                   diberikan pengetahuan yang terkait dengan sistem PSBM dan peran-peran
                   yang dapat mereka jalankan (lihat diagram berikut).
                     Serangkaian kegiatan pelatihan dan penyuluhan dibutuhkan untuk
                   meningkatkan pengetahuan masyarakat. Materi kegiatan-kegiatan tersebut
                   disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut:
                     • Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah.
                     • Tingkat pendidikan rata-rata masyarakat.
                     • Kegiatan pelatihan yang pernah dilakukan.
                     • Kebiasaan masyarakat dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.
                     • Waktu luang yang umumnya dimiliki masyarakat.
                     Guna mempermudah penyerapan informasi, kegiatan peningkatan
                   pengetahuan masyarakat sebaiknya dilengkapi dengan peragaan, simulasi,
                   dan diskusi interaktif. Lebih baik lagi jika dilengkapi dengan kunjungan ke



                                                                                                                             Photo : E. Sunandar.
                   suatu PSBM yang sudah berjalan baik.




                                                                                                                    Masyarakat sebagai Pelanggan;
                                                                                                                    yang menerima layanan PSBM dan
                                                                                                                    membayar iuran sebagai kompensasi
                                                                                                                    terhadap layanan yang diterimanya.
 Photo : Sahlan.




                   Melakukan praktek langsung jauh lebih efektif ketimbang hanya memberikan pelatihan
                   secara lisan atau tertulis. Warga bisa langsung mengetahui proses pembuatan kompos
                   dan mencobanya sendiri di tempat pelatihan. Ada baiknya pelatihan dilakukan dengan
                   didampingi oleh pihak lain yang benar-benar menguasai proses pembuatan kompos.


16
Berbagai peran masyarakat dalam PSBM




                                                                                                        Photo : Koleksi.
                                   Masyarakat sebagai Pengembang;
                                   yang terlibat dalam perencanaan dan
                                   pembangunan PSBM.




                                                           Masyarakat sebagai Pengawas;
                                                           yang akan melakukan pengawasan dan
                                                           penilaian kinerja dari PSBM dan tenaga
                                                           pelaksananya.
                                                                Photo : Sahlan.




                                                                                        Masyarakat sebagai Operator PSBM;
                                                                                        yang nantinya akan terlibat langsung dalam
                                                                                        pengoperasian, pemeliharaan, dan pengaturan
Photo : Utari.




                                                                                        administrasi PSBM.



                 Masyarakat sebagai bagian Pelaksana Operasi PSBM;
                 yang akan terlibat dalam a) minimisasi, pengolahan, dan pemilahan
                 sampah di rumahnya masing-masing, b) pewadahan dan pengumpulan
                 sampah, dan c) pemeliharaan fungsi fasilitas komunal.
                                                                                                                                      17
18
BAGIAN        3
                           MENAKSIR
                                                   Potensi
                          Wilayah
                     Pengelolaan    Sampah    Berbasis   Masyarakat    (PSBM)   perlu
                   dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki suatu kawasan
                   permukiman. Potensi kawasan permukiman dapat dikelompokkan
                   secara sederhana sebagai potensi fisik kawasan, potensi sampah,
                   potensi masyarakat penghuninya, dan potensi dukungan dari pihak
                   luar. Kelompok penggerak harus mampu mengidentifikasi semua
                   potensi tersebut. Sedapat mungkin proses identifikasi ini juga sudah
                   melibatkan masyarakat penghuni kawasan tersebut.
                     Bagian ini akan menguraikan hal-hal yang perlu diperhatikan
                   kelompok penggerak dalam mengidentifikasi potensi dari suatu
                   kawasan permukiman dimana PSBM akan dikembangkan.
Photo : Koleksi.




                                                                                         19
POTENSI FISIK
       Ada beberapa karakteristik fisik kawasan permukiman yang
     perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem PSBM. Beberapa
     di antaranya adalah:
       • Fasilitas persampahan; seperti bak-bak sampah (individu-
         al dan komunal), gerobak sampah, tempat penampungan
         sampah sementara, dan unit-unit pengomposan. Perencana-
         an sistem PSBM sebaiknya mempertimbangkan pemanfaatan
         fasilitas-fasilitas tersebut seoptimal mungkin.
       • Lahan kosong; yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai
         lahan dimana pusat pengelolaan sampah akan dibangun.
         Identifikasi lahan kosong perlu dilengkapi dengan peta lokasi
         lahan, dimensi lahan, dan pemilik lahan.
       • Ruas jalan akses; yang akan dimanfaatkan sebagai jalur
         perlintasan kendaraan pengumpul sampah. Identifikasi ruas
         jalan perlu dilengkapi dengan peta lokasi jalan, dimensi jalan,
         dan kondisi permukaan jalan. Perhatian khusus tentu perlu
         diberikan pada ruas jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan
         pengumpul sampah.
       Keberadaan fasilitas dan kegiatan persampahan         di sekitar
     kawasan permukiman juga perlu diidentifikasi. Termasuk di
     antaranya adalah keberadaan fasilitas tempat penampungan
     sementara (TPS) sampah, tempat pengolahan akhir (TPA) sampah,
     kegiatan daur ulang, dan pengomposan. Ada kemungkinan
     suatu PSBM nantinya akan memanfaatkan fasilitas dan kegiatan
     persampahan tersebut.
       Karakteristik fisik lain yang perlu diidentifikasi adalah jumlah
     rumah dan bangunan lainnya yang dapat digolongkan sebagai
     penghasil sampah (lihat Potensi Sampah di halaman 22). Informasi
     ini perlu dilengkapi dengan peta lokasi, komposisi dan kepadatan
     bangunan, kondisi umum tiap bangunan, dan pemilik bangunan.




20
Infografik : M. Taufik.




Peta kawasan permukiman akan memudahkan pro-
ses identifikasi hal-hal fisik yang dapat dimanfaatkan
sebagai modal dasar fasilitas sistem PSBM.



                                                                               21
POTENSI SAMPAH
                          Siapapun yang ingin mengembangkan sistem PSBM perlu melihat sampah
              sebagai potensi sumber daya. Khususnya bagi sampah-sampah yang tergolong
              sampah Layak Kompos dan Layak Daur Ulang (lihat Klasifikasi Sampah
              Permukiman di halaman 2). Dengan penanganan yang baik, sampah-sampah itu
              dapat memberikan pemasukan untuk suatu PSBM.
                          Potensi sampah dari suatu kawasan permukiman dapat diperkirakan, asalkan
              komposisi dan berat sampah rata-rata dari rumah-rumah di kawasan tersebut
              diketahui. Untuk mendapatkan data itu, kelompok penggerak perlu melakukan
              pengukuran langsung terhadap karakteristik sampah dari beberapa rumah sampel
              di kawasan tersebut.
                          Informasi mengenai Potensi Sampah dari suatu kawasan permukiman yang
              perlu diketahui antara lain meliputi (lihat tabel):
                         o Berat dan komposisi timbulan sampah total dari seluruh rumah.
                         o Berat dan volume sampah total sesuai klasifikasi:
                           • sampah basah dan sampah kering,
                           • sampah Layak Kompos, Layak Daur, dan Layak Buang.
                          Untuk suatu kawasan permukiman yang luas, informasi di atas sebaiknya dipilah
              untuk tiap blok perumahan. Informasi tersebut nantinya akan sangat berguna
              dalam perencanaan komponen pengumpulan sampah.
     Photo : Koleksi.




                        M
                        Masyarakat perlu dilibatkan d l
                                k     l dilib k dalam pengukuran komposisi dan berat sampah. Mereka di j k
                                                                 k     k      i id b                h M k diajak
                        mengelompokkan sampah rumahnya masing-masing sesuai pembagian sampah basah
                        dan sampah kering selama 2 hari. Setelah dipilah lebih lanjut, tiap jenis sampah kemudian
                        ditimbang dan dirata-ratakan. Keterlibatan masyarakat dalam pengukuran ini sekaligus akan
                        melatih mereka untuk mengelompokkan sampah dengan benar.

22
Karakteristik Timbulan Sampah Permukiman
                                                                                           Timbulan Sampah
                                          Komposisi Sampah
                                                                                  (kg/orang/hari)        %
                        Layak                  Plastik keras                                0.009    3.644   15.789
                        Daur Ulang             Kertas, karton, kardus                       0.024    9.717
                        atau
                                               Kaleng, besi, seng                           0.003    1.215
                        Layak Jual
                                               Botol, kaca                                  0.003    1.215
                        Layak Kompos           Sisa makanan, daun-daun                      0.123     49.8   49.798
                        Layak Buang            Plastik bungkus                              0.018    7.287
                                               Potongan kayu                                0.006    2.429
                                               Sampah organik lainnya                       0.061     24.7   34.413
                        Timbulan Sampah Total                                               0.247     100        100
                       Sumber: Studi SWIMFIN Kabupaten Bandung, 2003




                                      50%                                                   34%
                                      Sampah Layak Kompos                                   Sampah Layak Buang
                                      (Compostable)                                         (Disposable)


                                                                       16%
                                                                       Sampah Layak Jual




                                    Hasil pengukuran sampah di suatu kawasan permukiman sub-urban
                                    menunjukkan bahwa sebagian besar sampahnya merupakan sampah
Photo : E. Sunandar.




                                    Layak Kompos. Sampah Layak Daur Ulang atau sampah yang layak dijual
                                    umumnya hanya berkisar 15% – 20%.

                                                                                                             23
POTENSI MASYARAKAT
       Masyarakat perlu dilihat sebagai potensi sumber              jumlah masyarakat yang tertarik untuk menerima
     daya yang dapat mendukung pengembangan dan pen-                layanan PSBM. Perlu diingat bahwa belum tentu semua
     goperasian PSBM. Masyarakat dapat dilibatkan dalam             penghuni kawasan mau menerima keberadaan PSBM.
     upaya 3R di rumahnya masing-masing. Masyarakat dap-            Informasi ini dibutuhkan untuk memperkirakan jumlah
     at dilibatkan dalam pendanaan operasi PSBM dan pen-            rumah tangga yang berpotensi menjadi pelanggan
     gawasannya. Dengan cara meminta kesediaannya un-               PSBM. Data-data ini tentunya juga dibutuhkan untuk
     tuk memanfaatkan produk sampah, misalnya kompos.               merancang program peningkatan kesadaran dari
     Kelompok penggerak perlu mengidentifikasi berbagai              para penghuni kawasan yang belum mau menerima
     potensi masyarakat tersebut.                                   keberadaan PSBM tersebut.
       Informasi pertama yang perlu diperoleh adalah                   Informasi potensi masyarakat yang perlu diperoleh




         Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus perlu dilibatkan sebagai bagian dari sistem PSBM. Misalnya,
         mereka yang berprofesi sebagai tenaga pengajar dapat dilibatkan dalam pembinaan dan pendampingan masyarakat. Mereka
         yang kreatif dapat dilibatkan dalam pembuatan barang kerajinan seni dari sampah. Mereka yang terampil berkebun dapat
         dilibatkan dalam penyuluhan pemanfaatan kompos yang benar. Sementara itu, mereka yang terampil dalam pertukangan
         dapat dilibatkan dalam konstruksi fasilitas-fasilitas PSBM.
24
kelompok penggerak adalah:                                    pembayaran layanan PSBM. Informasi ini berguna
 • Latar belakang pendidikan; menyangkut tingkat              untuk memperkirakan iuran warga dan pemasukan
   dan   jenis     pendidikan   masyarakat   penghuni.        yang dapat diterima PSBM.
   Informasi ini berguna untuk mengusulkan peran            • Peran yang diinginkan; agar disesuaikan dengan
   seseorang dalam sistem PSBM.                               latar belakang pendidikan dan profesi mereka.
 • Profesi;      baik itu profesinya saat ini maupun        Perolehan informasi Potensi Masyarakat umumnya
   profesinya terdahulu. Informasi ini juga berguna       dilakukan melalui survei langsung ke tiap kepala rumah
   nantinya untuk mengusulkan peran seseorang             tangga. Jika jumlah rumah dirasakan terlalu banyak,
   dalam sistem PSBM.                                     survei ini dapat dilakukan hanya ke sebagian rumah
 • Tingkat kesediaan membayar; yang menyangkut            tangga saja.
   kesanggupan       terhadap    besaran     dan   pola




                                                                                           Photo : Koleksi.



                                                                                                                   25
POTENSI KEMITRAAN
                      Untuk menjaga keberlanjutannya, suatu PSBM perlu bermitra dengan pihak-
                    pihak lain. Misalnya, kemitraan dengan instansi kebersihan, pengusaha daur ulang,
                    pedagang kompos, maupun dengan perusahaan-perusahaan swasta. Kelompok
                    penggerak perlu mengidentifikasi semua potensi kemitraan ini.
                      Kemitraan perlu didasari oleh prinsip saling membutuhkan. Sebagai contoh,
                    kemitraan dengan instansi kebersihan sebaiknya didasari kesanggupan PSBM
                    untuk mengurangi timbulan sampah di wilayah layanannya. Kemitraan dengan
                    pengusaha daur ulang sebaiknya didasari kesanggupan PSBM untuk menyediakan
                    sampah dengan jumlah dan jenis yang dibutuhkan pengusaha tersebut.
                      Masyarakat biasanya masih membutuhkan bantuan pendanaan dari pihak luar,
                    khususnya dalam masa pengembangan PSBM. Beberapa perusahaan swasta, di
                    bawah program Corporate Social Responsibility (CSR) atau program sosial lainnya,
                    dapat membantu pendanaan ini. Khususnya untuk PSBM di kawasan-kawasan
                    permukiman di sekitar perusahaan tersebut. Beberapa program pemerintah, baik
                    pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota, juga ada yang ditujukan
                    untuk membantu pendanaan kegiatan-kegiatan berbasis masyarakat.
                      Kemitraan PSBM dengan pihak lain perlu diperkuat dengan suatu kesepakatan
                    tertulis. Tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak perlu dituangkan
                    dengan jelas dalam dokumen tersebut. Demikian juga dengan masa berlakunya
                    kesepakatan. Lebih baik lagi jika penandatanganan kesepakatan itu juga disaksikan
                    pihak ketiga.
 Photo : Koleksi.




                    Sistem PSBM di suatu kawasan permukiman seringkali perlu membina kemitraan dengan
                    kawasan tetangganya. Khususnya jika PSBM itu tidak mendapatkan sampah Layak Kompos
                    atau Layak Daur Ulang dalam jumlah yang memadai.


26
Kemitraan juga perlu dibina dengan pihak-pihak
yang siap mendampingi masyarakat dalam
pengembangan dan pengoperasian sistem PSBM.
Beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) sudah
berpengalaman dalam mengembangkan kegiatan
berbasis masyarakat, termasuk kegiatan pengelolaan
sampah. LSM-LSM tersebut dapat menyediakan
sumber daya manusia yang sehari-hari akan tinggal
bersama masyarakat.




                                             Photo : E. Sunandar.




                                                                    27
BAGIAN        4
     MERENCANAKAN                                   SISTEM
                 Pengelolaan
     Sampah
       Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam perenca-
     naan PSBM. Pada awalnya adalah penentuan strategi pengelolaan
     sampah yang kemudian akan mendasari perencanaan komponen
     teknis PSBM. Lalu, perencanaan komponen pengolahan sampah
     yang merupakan jantung dari suatu PSBM terpadu. Langkah itu
     kemudian diikuti oleh perencanaan dari komponen teknis lain-
     nya seperti komponen pengumpulan, pewadahan, dan pengang-
     kutan sampah.
       Bagian ini akan menguraikan beberapa hal mendasar dari
     aspek perencanaan sistem PSBM. Mulai dari komponen teknis
     PSBM sampai pada aspek pembiayaannya. Uraian berikut akan
     banyak menekankan pentingnya suatu PSBM direncanakan
     dengan memperhatikan keberadaan pola-pola penanganan
     sampah yang berjalan di luar wilayah PSBM (off-site system).
                                                                     Photo : Koleksi.




28
29
STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH
       Perencanaan PSBM di suatu kawasan permukiman harus diawali
     dengan penentuan strategi pengelolaan sampahnya. Masyarakat perlu
     menentukan tindakan yang akan dilakukan terhadap berbagai jenis
     sampah yang timbul di kawasannya. Baik itu menyangkut pemanfaatan
     sampah maupun pengangkutan sampah sisa (layak buang) ke luar
     kawasan permukiman.
       Strategi pengelolaan sampah sudah tentu
     dipengaruhi oleh potensi wilayah suatu kawasan
     permukiman (lihat bahasan di Bagian 3). Baik itu
     potensi fisik wilayah, potensi sampah, potensi
     masyarakat, maupun      potensi   kemitraannya.
     Hanya   PSBM     yang   dikembangkan      sesuai
     dengan keempat potensi tersebut yang mampu
     mempertahankan keberlanjutannya
       Penentuan tindakan pengelolaan sampah
     juga sangat dipengaruhi oleh pola penanganan
     sampah yang ada di luar kawasan permukiman.
     Misalnya, dengan pengangkutan sampah instansi
     kebersihan, kegiatan daur ulang, dan perdagang-
     an kompos di sekitar kawasan permukiman. Perlu
     tidaknya suatu PSBM melakukan pengomposan
     sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya pihak yang
     akan memanfaatkan kompos itu. Demikian juga
     dengan kegiatan pemilahan sampah Layak Daur
     Ulang. PSBM hanya perlu melakukan pemilahan




                                                                                                                              Photo : John Pieter.
     sampah Layak Daur Ulang jika memang ada pihak
     yang akan memanfaatkan sampah tersebut.




                                                        Strategi pengelolaan sampah tidak perlu memaksakan adanya pemilahan
                                                        untuk seluruh jenis sampah Layak Daur Ulang jika memang sebagian
                                                        sampah itu tidak akan ada pembelinya.




30
Photo : E. Sunandar.
Strategi pengelolaan sampah pada dasarnya menguraikan
tindakan yang akan dilakukan terhadap berbagai jenis
sampah yang timbul. Tiap tindakan sebaiknya dilengkapi
dengan sasaran kuantitatif dari tindakan tersebut.
                                                                                31
PENGOLAHAN SAMPAH
       PSBM umumnya memiliki unit pengolahan sampah dimana sampah
                                                                               Bagian pengolahan
     terkumpul akan dipilah dan diolah sesuai strategi pengelolaan yang        Tempat dimana sampah akan
     disepakati masyarakat. Unit pengolahan sampah merupakan jantung dari      diolah sesuai rencana tindakannya.
     suatu PSBM. Oleh karena itu, sebaiknya perencanaan unit pengolahan        Di tempat ini pengomposan akan
     sampah lebih baik didahulukan sebelum perencanaan komponen                dilakukan. Selain itu sampah Layak
                                                                               Daur Ulang akan diolah menjadi
     pengumpulan dan pengangkutan sampah.
                                                                               bentukan yang dibutuhkan pembeli.
       Unit pengolahan sampah harus dirancang sesuai dengan berbagai tin-
     dakan pengelolaan sampah yang akan dilakukan dan jumlah sampahnya.
     Bagian dari suatu unit pengolahan sampah setidaknya harus terdiri dari
                                                                                    Bagian pengangkutan
     bagian penerimaan, penyiapan, pengolahan, dan pengangkutan (lihat
                                                                                    Lokasi penampungan sampah
     gambar). Rincian dari tiap-tiap bagian itu, khususnya bagian pengolahan        sisa atau sampah Layak Buang
     harus disesuaikan dengan teknologi yang akan digunakan.                        yang akan diangkut ke luar oleh
       Penentuan lahan unit pengolahan sampah perlu mempertimbangkan:               kendaraan pengangkut sampah.
     a) Luas lahan tersedia; harus memadai untuk menampung seluruh                  Letaknya sebaiknya di bagian
                                                                                    depan unit pengolahan sampah
         sampah terkumpul, sarana pengolahan sampah, gerobak sampah, dan
                                                                                    sehingga memudahkan akses
         seluruh pekerja.                                                           kendaraan pengangkut sampah.
     b) Kondisi sekeliling; sebaiknya tidak diletakkan bersebelahan dengan
         rumah hunian, sekolah, warung makan, dan tempat ibadah.
     c) Status lahan; khususnya terkait dengan status kepemilikan lahan agar
         nanti jelas pemanfaatan lahannya.
     d) Peruntukan wilayah; misalnya tidak membangun sarana di
         bantaran sungai atau sumber air.
     d) Kemudahan akses; mudah terjangkau
         oleh pekerja dan kendaraan
         pengangkut sampah.
     e) Ketersediaan air dan listrik.
       Hal lain yang perlu diperhatikan
     adalah faktor risiko keselamatan
     dari penggunaan lahan tersebut.
     Baik itu risiko longsor dan banjir
     maupun risiko dari lalu lintas di
     sekitar lahan.
                                          Infografik : M. Taufik.




32
Kelengkapan unit pengolahan sampah sangat
                                                        dipengaruhi oleh strategi pengelolaan sampah
                                                       yang disepakati. Walau demikian, secara umum
                                                    bagian-bagian dari suatu unit pengolahan sampah
                                                                dapat dikelompokkan sebagai berikut:


Bagian penyiapan
Tempat pemisahan sampah lebih lanjut dan disiapkan untuk menjalani
proses selanjutnya. Jika suatu jenis sampah Layak Daur Ulang akan dijual
maka di tempat ini sampah itu akan dipisahkan, dibersihkan, dan dikemas.
Jika sampah itu akan menjalani pengomposan maka di bagian ini sampah
Layak Kompos akan dipisahkan dan dikumpulkan.


                             Bagian penerimaan
                             Tempat pembongkaran sampah dari gerobak
                             pengumpul sampah. Bagian ini harus mudah
                             dijangkau oleh gerobak sampah. Ukurannya harus
                             cukup luas untuk memungkinkan adanya pemisahan
                             sampah basah dengan sampah kering.




                                                                                                       33
PENGUMPULAN SAMPAH
       Sampah harus dikumpulkan di unit pengolahan sampah
                                                       ah
                                                        h
     dengan cara yang paling efisien dan efektif. Untuk itu,
                                                         u,
                                                         u
     pengumpulan sampah perlu memanfaatkan kendaraan yang
                                                       ng
                                                        g
                                                           an
                                                            n
     sesuai dengan karakteristik sampah, kondisi fisik kawasan




                                                                             Photo : E. Sunandar.
     permukiman,      dan    kemampuan    keuangan             at
                                                                t.
                                                       masyarakat.
                                                            an
                                                             n
     Pengumpulan sampah juga perlu dilakukan dengan jadwal dan
     rute pengumpulan yang tepat.
                                                           ah
                                                            h
       Kendaraan pengumpul harus dilengkapi dengan bak sampah
                                                           ka
                                                            a
     yang sesuai dengan rencana pemilahan di suatu PSBM. Jika
                                                     an
                                                      n
     masyarakat melakukan pemilahan sampah basah dengan
                                                      ua
                                                       a
     sampah kering maka bak kendaraan harus memiliki dua
                                                                 ga
                                                                  a
     kompartemen terpisah. Selain itu, bak kendaraan sebaiknya juga
                                                             un
                                                              n
     memiliki kompartemen tersendiri untuk sampah bahan beracun
     dan berbahaya.
                                                    ng
                                                     g
       Pengumpulan sampah harus dilakukan di rute yang
                                    p                 pah
                                                        h,
     tersingkat dan termudah. Dalam penentuan rute sampah,
     kelompok penggerak perlu melakukan simulasi langsung
                    rak                          langsung
                                                       ng
     untuk membandingkan alternatif-alternatif yang ada. Waktu
                    gkan                                 Wak u
                                                           ktu
                    k
     tempuh terpendek bukan merupakan satu-
     satunya pertimbangan dalam penentuan rute.
                      gan
     Kemudahan perlintasan juga sangat perlu
                     tasan
     dipertimbangkan.
       Jadwal
     pengumpulan
     sampah        harus
     disesuaikan        an
                    dengan
     kebiasaan           yarakat
                      masyarakat
     meletakkan sampah di wadah
                     h
     rumahnya masing-masing dan jadwal
                     masing
     kedatangan truk pengangkut sampah.
     Sebaiknya sampah dikumpulkan di pagi hari
     sehingga pekerja di unit pengolahan sampah
                       i
     memiliki waktu kerja yang cukup.
                        a
                                                                      Infografik :M. Taufik.




34
A
Ada beberapa jenis kendaraan pengumpul sampah yang patut
dipertimbangkan pemanfaatannya di suatu PSBM. Gerobak tangan lebih
d
tepat digunakan untuk kawasan permukiman yang ruas jalannya sempit.
t
Gerobak motor atau gerobak mobil sebaiknya digunakan untuk kawasan
G
permukiman yang luas, Walau demikian, jenis gerobak bermotor tersebut
p
pastinya membutuhkan biaya investasi dan operasi yang lebih mahal
p
ketimbang gerobak tangan maupun gerobak sepeda.
k




                                                                        35
PEMBIAYAAN
                           Rencana pembiayaan operasi PSBM terdiri dari rencana
                        pengeluaran dan rencana pendapatan. PSBM baru dapat beroperasi
                        secara berkelanjutan jika pendapatan operasionalnya masih lebih
                        besar dari pengeluarannya.
                           Pengeluaran operasi PSBM terdiri dari 1) pengeluaran gaji petugas,
                        2) pengeluaran perawatan, 3) pengeluaran alat dan bahan, 4)
                        pengeluaran pembuangan sampah sisa, 5) pengeluaran administratif,
                        6) pengeluaran usaha (untuk kepentingan perdagangan sampah).
                        Jika menggunakan gerobak bermotor, suatu PSBM tentu juga perlu
                        mengalokasikan dana untuk pengeluaran perpanjangan surat dari
                        kendaraan bermotor tersebut.
                           Rencana pendapatan operasi PSBM terbesar umumnya berasal
                        dari iuran masyarakat pelanggannya. Semakin banyak pelanggan,
                        semakin besar pemasukan PSBM, namun pengeluarannya juga ikut
                        bertambah. Pendapatan operasi lainnya dapat diperoleh dari hasil
                        penjualan kompos dan berbagai jenis sampah Layak Daur Ulang.
                           PSBM dapat mengupayakan pendapatan dari sumber-sumber
                        lain, seperti bantuan perusahaan swasta, LSM internasional, atau
                        pemerintah setempat.        Walau demikian, bantuan dari sumber-
                        sumber ini biasanya lebih banyak dalam bentuk alat dan bahan.
     Photo : Koleksi.




                        Penjualan kompos dalam jumlah besar dapat menutupi sebagian biaya
                        operasional. Sisanya berasal dari iuran masyarakat dan penjualan sampah
                                                                                                      Photo : E. Sunandar.




                        layak daur ulang, barang kerajinan atau kegiatan pelatihan untuk PSBM lain.


36
PSBM dapat memperoleh pendapatan dari penjualan kompos
dan berbagai jenis sampah Layak Daur Ulang. Walau demikian,
pendapatan dari sumber ini biasanya tidak akan cukup untuk
membiayai seluruh pengeluaran operasi PSBM.
Pengeluaran gaji petugas biasanya dapat mencapai 60% dari
seluruh pengeluaran operasional PSBM.



                                                              37
BAGIAN        5
     Penutup
       Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) akan ba-
                                is
     nyak manfaatnya bagi pengelolaan lingkungan. Namun,
                                olaan
     untuk mencapai PSBM yang tepat sasaran dan
                               epat
     berkelanjutan, banyak persyaratan yang
                                  atan
                                    ang-
     harus dipenuhi, dan banyak tantang-
     an yang harus dihadapi. Dua per-
                                   a-
     syaratan yang sangat penting da-
                              M
     lam tahap perencanaan PSBM
                                 -
     berhubungan dengan faktor in-
     ternal dan eksternal.

                                                                Photo : Koleksi.




38
Secara internal, rencana PSBM yang dibuat harus realistis dan sesuai
dengan keinginan dan kesanggupan masyarakat. Artinya, warga setempat
harus terlibat penuh dalam proses pengembangan rencana tersebut. Mereka
yang harus menentukan bentuk, cara kerja, lingkup wilayah dan opsi teknis,
dan unsur keuangan untuk PSBM tersebut. Tidak ada gunanya memilih sistem
yang canggih, dilengkapi peralatan mahal dan berteknologi tinggi, jika warga
tidak akan sanggup mengelola dan meng
                                 mengoperasikan sistem tersebut.
                                      h
  Secara eksternal, rencana PSBM juga harus berlandaskan kemitraan dengan
pihak luar. PSBM harus mengkaitkan diri dengan pihak luar yang sudah mem-
beri jasa atau menjalankan kegiatan daur u
                                         ulang, pembuatan kompos, lapak pen-
gumpul sampah, dan juga layanan persa
                                persampahan pemerintah kota. Kemitraan
dengan pihak-pihak ini sangat penting, karena akan membantu memastikan
bahwa PSBM bisa berjalan secara berkela
                                berkelanjutan. Intinya, PSBM tidak mungkin
                                   lam
mampu berdiri sendiri dan bertahan lama tanpa kerjasama dengan pihak luar.
Bahkan, ada kalanya, kemitraan demikian dapat mendatangkan pemasukan
                               demikia
dana untuk PSBM, seperti dari hasil penjualan bahan layak daur ulang.
                                    penju
  Pemerintah kota mempunyai andil da
                                  dalam memfasilitasi penciptaan PSBM
yang memenuhi syarat internal maupun eksternal. Pemerintah kota seharus-
                        nya juga merasa terbantu dengan adanya PSBM, ka-
                        rena beban pengumpulan dan pembuangan sampah
                                   peng
                        oleh kota menja lebih ringan. Oleh karena itu, pe-
                                  menjadi
                       merintah kota pe berperan aktif dalam mendorong
                                     perlu
                                   P
                      pengembangan PSBM. Bantuan teknis berupa pembi-
                   naan, pelatihan, dan sosialisasi dapat diberikan oleh pe-
        merintah kota ke warga yang be
                                    berminat mengembangkan PSBM. Ban-
         tuan teknis ini dapat menjamin bahwa PSBM memilih pola operasi
         yang kompatibel dengan pola o
                                     operasi instansi kebersihannya. Hanya
                                  anta
         dengan demikian, sinergi antara masyarakat dan pemerintah dapat
         tercipta dan terpelihara dengan baik.
                                  denga
            PSBM bukan obat mujarab yang dapat menyelesaikan seluruh
                              Melain
         masalah persampahan. Melainkan, PSBM merupakan satu unsur
                                sampa
         dalam peta pengelolaan sampah terpadu yang berkelanjutan. Upaya
           mengembangkan dan meme
                             memelihara PSBM masih panjang dan perlu
           dukungan berbagai pihak. Dengan keterpaduan dan upaya seluruh
                                    De
        stakeholder, masalah persampa
                             persampahan di Indonesia dapat diselesaikan.




                                                                               39
Tamat
Mengelola Sampah Bersama
Mengelola Sampah Bersama

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
 
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPATeknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPAOswar Mungkasa
 
Penanganan sampah di sumber sampah
Penanganan sampah di sumber sampahPenanganan sampah di sumber sampah
Penanganan sampah di sumber sampahinfosanitasi
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Joy Irman
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahJoy Irman
 
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan airKriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan airDianita Octavia
 
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahPersyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahJoy Irman
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...Joy Irman
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site systemJoy Irman
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
 
Potensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawi
Potensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawiPotensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawi
Potensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawiOswar Mungkasa
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site systemJoy Irman
 
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)Joy Irman
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurJoy Irman
 
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahPerhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahNurul Angreliany
 
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)infosanitasi
 

La actualidad más candente (20)

Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
 
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPATeknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
 
Penanganan sampah di sumber sampah
Penanganan sampah di sumber sampahPenanganan sampah di sumber sampah
Penanganan sampah di sumber sampah
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air Limbah
 
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan airKriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
 
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahPersyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
Potensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawi
Potensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawiPotensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawi
Potensi alternatif pengolahan leachate secara kimiawi
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
 
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)
 
Ipal
IpalIpal
Ipal
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
 
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahPerhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
 
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
 

Destacado

Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampahPengelolaan sampah
Pengelolaan sampahSiti Aisyah
 
Mengenal Bank Sampah
Mengenal Bank SampahMengenal Bank Sampah
Mengenal Bank Sampahnandanintya
 
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan SampahPembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan SampahJoy Irman
 
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Rumah
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan RumahPemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Rumah
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan RumahAinul Mardhiah
 
Presentasi bank sampah hasil revisi akhir
Presentasi bank sampah hasil revisi akhirPresentasi bank sampah hasil revisi akhir
Presentasi bank sampah hasil revisi akhirAdi Prayogo
 
PENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPT
PENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPTPENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPT
PENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPTQuirella Bellinda
 
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)Pdf Docs
 
cara mudah mendirikan bank sampah
cara mudah mendirikan bank sampahcara mudah mendirikan bank sampah
cara mudah mendirikan bank sampahbanksampah
 
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...Oswar Mungkasa
 
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA Anton Riyanto
 
Pembinaan Pengelolaan Sampah
Pembinaan Pengelolaan Sampah Pembinaan Pengelolaan Sampah
Pembinaan Pengelolaan Sampah Joy Irman
 
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, LaporanHari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, LaporanBiotani & Bahari Indonesia
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
Opsi Teknologi Pengelolaan PersampahanOpsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahaninfosanitasi
 
Daur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertasDaur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertasAnang's Succes
 

Destacado (20)

Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampahPengelolaan sampah
Pengelolaan sampah
 
Mengenal Bank Sampah
Mengenal Bank SampahMengenal Bank Sampah
Mengenal Bank Sampah
 
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan SampahPembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
 
Bank sampah
Bank sampahBank sampah
Bank sampah
 
KARYA ILMIAH SAMPAH
KARYA ILMIAH SAMPAHKARYA ILMIAH SAMPAH
KARYA ILMIAH SAMPAH
 
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Rumah
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan RumahPemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Rumah
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Rumah
 
Presentasi bank sampah hasil revisi akhir
Presentasi bank sampah hasil revisi akhirPresentasi bank sampah hasil revisi akhir
Presentasi bank sampah hasil revisi akhir
 
Presentasi Bank Sampah
Presentasi Bank SampahPresentasi Bank Sampah
Presentasi Bank Sampah
 
PENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPT
PENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPTPENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPT
PENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPT
 
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)
 
cara mudah mendirikan bank sampah
cara mudah mendirikan bank sampahcara mudah mendirikan bank sampah
cara mudah mendirikan bank sampah
 
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
 
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
 
Pembinaan Pengelolaan Sampah
Pembinaan Pengelolaan Sampah Pembinaan Pengelolaan Sampah
Pembinaan Pengelolaan Sampah
 
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, LaporanHari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
Opsi Teknologi Pengelolaan PersampahanOpsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
 
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
 
Lingkungan sahabat kita
Lingkungan sahabat kitaLingkungan sahabat kita
Lingkungan sahabat kita
 
Klasifikasi sampah
Klasifikasi sampahKlasifikasi sampah
Klasifikasi sampah
 
Daur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertasDaur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertas
 

Similar a Mengelola Sampah Bersama

Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01Samson Supeno
 
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan PermukimanBuku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan PermukimanOswar Mungkasa
 
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di IndonesiaKisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di IndonesiaOswar Mungkasa
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahFreddy Sebastian
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahFreddy Sebastian
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahFreddy Sebastian
 
384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat
384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat
384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakatIndriati Dewi
 
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampahPeran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampahar_
 
Pedoman umum 3R permukiman
Pedoman umum 3R permukimanPedoman umum 3R permukiman
Pedoman umum 3R permukimaninfosanitasi
 
Teknis konstruksi sistem pengelolaan persampahan
Teknis konstruksi sistem pengelolaan persampahanTeknis konstruksi sistem pengelolaan persampahan
Teknis konstruksi sistem pengelolaan persampahanOswar Mungkasa
 
TARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAM
TARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAMTARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAM
TARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAMRyadhi EthniCitizen
 
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero waste
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero wastePeran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero waste
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero wasteazizah affandy
 
Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air
Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air
Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air fitriza SA
 

Similar a Mengelola Sampah Bersama (20)

Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
 
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan PermukimanBuku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
 
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di IndonesiaKisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
 
Ayo olah sampah
Ayo olah sampahAyo olah sampah
Ayo olah sampah
 
Paparan Jcc180609
Paparan Jcc180609Paparan Jcc180609
Paparan Jcc180609
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampah
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampah
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampah
 
384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat
384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat
384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat
 
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampahPeran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
 
Pedoman umum 3R permukiman
Pedoman umum 3R permukimanPedoman umum 3R permukiman
Pedoman umum 3R permukiman
 
213-361-1-SM(1).pdf
213-361-1-SM(1).pdf213-361-1-SM(1).pdf
213-361-1-SM(1).pdf
 
Teknis konstruksi sistem pengelolaan persampahan
Teknis konstruksi sistem pengelolaan persampahanTeknis konstruksi sistem pengelolaan persampahan
Teknis konstruksi sistem pengelolaan persampahan
 
TARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAM
TARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAMTARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAM
TARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAM
 
Kelompok 2 jurnal
Kelompok 2 jurnalKelompok 2 jurnal
Kelompok 2 jurnal
 
Plh powerpoint citra
Plh powerpoint citraPlh powerpoint citra
Plh powerpoint citra
 
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero waste
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero wastePeran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero waste
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero waste
 
Fath muhammad
Fath muhammadFath muhammad
Fath muhammad
 
Uu18 2008
Uu18 2008Uu18 2008
Uu18 2008
 
Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air
Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air
Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air
 

Más de Oswar Mungkasa

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Oswar Mungkasa
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingOswar Mungkasa
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganOswar Mungkasa
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Oswar Mungkasa
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganOswar Mungkasa
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Oswar Mungkasa
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranOswar Mungkasa
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Oswar Mungkasa
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Oswar Mungkasa
 

Más de Oswar Mungkasa (20)

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 

Último

KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 

Último (17)

KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 

Mengelola Sampah Bersama

  • 1.
  • 2.
  • 4. PENGANTAR Sudah menjadi rahasia umum bahwa pemerintah kota tidak selalu sanggup menangani sampah yang ada di kawasannya. Mereka masih membutuhkan dukungan keterlibatan dari banyak pihak. Termasuk juga keterlibatan masyarakat penghuni dari kawasan-kawasan permukiman di wilayahnya. Suatu sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) dicirikan oleh adanya keterlibatan masyarakat penggunanya dalam perencanaan dan pengoperasiannya. Suatu sistem PSBM akan memiliki pola operasi yang sesuai dengan kemampuan dan kemauan masyarakat penggunanya. Kesesuaian ini tentu akan membuat keberlanjutan dari suatu PSBM dapat lebih terjaga. Contoh-contoh selama ini membuktikan bahwa keberadaan PSBM dapat mengurangi beban pemerintah dalam mengelola sampah di wilayahnya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya pemerintah kota memfasilitasi pengembangan PSBM. Keterlibatan pemerintah kota diharapkan dapat memastikan bahwa pola operasi dari sistem-sistem PSBM yang ada nantinya akan tetap berkesinambungan dengan sistem pengelolaan sampah perkotaan. Semoga keberadaan buku ini dapat memberikan pemahaman lebih baik bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan PSBM. Termasuk juga para aparat pemerintah kota yang sedang memfasilitasi pengembangan PSBM di wilayahnya. Selamat membaca. Budi Hidayat Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas Selaku Ketua Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PENERBIT: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) yang beranggotakan wakil- wakil Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Dalam Negeri, Departemen Kesehatan, dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Penerbitan buku ini didanai oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. PENGARAH: Oswar Mungkasa dan Nugroho Tri Utomo (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional); Raymond Marpaung (Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum); Anggota Kelompok Kerja AMPL. PENYUSUN: Rudy Yuwono (Konsep dan Tulisan), Laksmi Wardhani, Utari Ninghadiyati, Endro Adinugroho (Dukungan Penulisan), E. Sunandar, Muhammad Taufik (Desain Grafis dan Tata Letak). DUKUNGAN SUBSTANSI: Jajat Sudrajat, Ujang Suwardi (Gunung Batu, Bogor), Iswanto (Sukunan, Jogyakarta), Isroi, dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Photo : John Pieter. KONTRIBUSI FOTO: Muhammad Taufik, Utari Ninghadiyati, Deasy Sekar Tanjung, Sahlan, Mistur (Qipra Galang Kualita, PT). 0iv iv
  • 5. TENTANG BUKU INI DAFTAR ISI Buku ini menjabarkan tentang sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) berikut BAGIAN 1. PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT 1 tahap-tahap pengembangannya. Buku ini ditujukan Klasifikasi Sampah Permukiman 2 untuk para pemangku kepentingan (stakeholders) Prinsip Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat 4 urusan persampahan kota. Termasuk di dalamnya adalah kelompok-kelompok masyarakat yang ingin Komponen Teknis PSBM Terpadu 6 mengembangkan PSBM dan pihak-pihak yang ingin Pola Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat 8 membantu masyarakat. BAGIAN 2. MENYIAPKAN MASYARAKAT 10 Buku ini dibagi menjadi 4 bagian. • Bagian pertama, berisikan beragam informasi Membentuk Kelompok Penggerak 12 seputar klasifikasi sampah permukiman, prinsip Membangkitkan Kesadaran Masyarakat 14 Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat 16 komponen teknis PSBM terpadu, dan pola Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. BAGIAN 3. MENAKSIR POTENSI WILAYAH 19 • Bagian kedua, menjelaskan tentang tahap-tahap Potensi Fisik 20 awal yang harus dilakukan untuk menyiapkan Potensi Sampah 22 masyarakat dalam pengembangan dan peng- operasian PSBM. Potensi Masyarakat 24 • Bagian ketiga, menjelaskan beberapa potensi Potensi Kemitraan 26 kawasan permukiman yang harus diketahui BAGIAN 4. MENYUSUN RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH 28 sebelum perencanaan PSBM dapat dilakukan. • Bagian keempat, berisikan tentang proses Strategi Pengelolaan Sampah 30 Menyusun Rencana Pengelolaan Sampah Pengolahan Sampah 32 Berbasis Masyarakat. Kelompok penggerak Pengumpulan Sampah 34 bersama-sama dengan warga menyusun suatu rencana pengelolaan sampah. Menentukan jenis Pembiayaan 36 pewadahan sampah terpilah, pola pengumpulan BAGIAN 5. PENUTUP 38 sampah, teknik pengolahan sampah, dan pengomposan. Termasuk menentukan sumber dana untuk membiayai Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dan administrasi pengelolaan sistem ini. “Saatnya Masyarakat Berkawan” merupakan lanjutan dari buku “Kalau Sulit Dilawan Jadikan Kawan” yang sudah lebih dulu diterbitkan. v
  • 6. 0vi
  • 7. BAGIAN 1 Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Banyak kawasan permukiman yang belum terjangkau layanan persampahan dari instansi kebersihan setempat. Para penghuninya kemudian terpaksa mengatasi sendiri permasalahan sampahnya. Caranya macam-macam. Ada yang membuang sampahnya ke sungai atau lahan kosong. Ada juga yang membakar sampahnya. Namun, ada juga yang kemudian berinisiatif untuk menangani sampahnya dengan baik dan benar. Mereka merencanakan dan menciptakan sistem pewadahan, pengumpulan, pemindahan, dan bahkan pemanfaatan sampah yang sesuai dengan kondisi, kemauan, dan kemampuannya. Bagian ini menguraikan berbagai pemahaman mendasar me- ngenai Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Termasuk di da- lamnya adalah uraian mengenai sampah dan pengklasifikasiannya. Keseluruhan bagian ini perlu dipahami guna mempermudah pem- baca untuk mengikuti isi bagian-bagian lain dari buku ini. Photo : John Pieter. 01
  • 8. KLASIFIKASI SAMPAH PERMUKIMAN Ada berbagai definisi sampah. Menurut Undang-Undang tentang Pengelolaan Sampah (UU No. 18/2008), sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat. Definisi lain menyebutkan sampah sebagai bahan yang sudah di- anggap tidak mempunyai nilai untuk pemanfaatan semula sehingga layak untuk dibuang. Atau, sebagai sumber daya KALENG yang tidak terpakai atau sebagai bahan yang tidak bergu- na lagi dan dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Perbedaan definisi ini sebenarnya tidak perlu terlalu diper- masalahkan. Yang jelas, sampah perlu dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi kita dan ling- kungan. Bahkan, jika mungkin, sampah perlu dikelola agar memberikan manfaat tambahan. Sampah dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. KACA Ada yang mengklasifikasikannya berdasarkan jenis materi pembentuknya. Atau, berdasarkan wujudnya, yaitu sampah basah dan sampah kering. Walau tidak selalu tepat, sampah basah seringkali juga disebut sampah organik sedangkan sampah kering seringkali juga disebut sampah anorganik. Cara lainnya adalah berdasarkan opsi tindakan pengelolaannya. Diagram berikut menunjukkan pengklasifikasian sampah berdasarkan ketiga cara di atas. PLASTIK KERAS SAMPAH KERING Atau jenis sampah yang dalam kondisi normalnya memiliki kandungan air rendah sehingga tampak kering. Sering juga disebut Sampah Anorganik karena mengandung logam atau mineral yang sulit diuraikan mikroba. Sebagian Sampah Kering dapat dikategorikan sebagai Sampah Layak Daur Ulang (recyclable) karena dapat diolah kembali untuk dijadikan bahan dasar pembuatan produk baru. Sampah Layak Daur Ulang sering juga disebut Sampah Layak Jual karena jenis sampah ini memang laku dijual ke pengepul. Sebagian Sampah Kering lainnya akan masuk ke dalam kategori sebagai Sampah Layak Buang atau sebagai Sampah Layak Bakar. infografik: Endang Sunandar 02
  • 9. KERTAS SAMPAH BASAH Atau jenis sampah yang dalam kondisi normalnya memiliki kandungan air yang tinggi sehingga terlihat basah. DAUN Sering juga disebut Sampah Organik karena mengandung berbagai materi organik alamiah yang berasal dari tumbuhan atau hewan dan dapat diuraikan oleh mikroba. Sebagian Sampah Basah dapat dikategorikan sebagai Sampah Layak Kompos (compostable) karena dapat SISA diubah mikroba menjadi kompos. Jika MAKANAN didiamkan, sampah ini akan membusuk dan berbau. Sebagian Sampah Basah lainnya akan masuk ke dalam kategori sebagai Sampah Layak Buang atau sebagai Sampah Layak Bakar. KAYU CATATAN: PLASTIK Sampah Layak Buang; merupakan jenis sampah BUNGKUS yang sudah tidak layak untuk dimanfaatkan kembali. Sebagian terdiri dari sampah organik yang tidak dapat dijadikan kompos atau sampah anorganik yang tidak dapat didaur ulang. Sampah Layak Bakar; merupakan jenis sampah yang mudah terbakar namun tidak menimbulkan gas dan abu beracun dan berbahaya. Sebagian besar sampah layak bakar terdiri dari sampah anorganik. Larangan khusus diberikan kepada plastik, busa, dan gabus yang dianggap dapat menimbulkan gas dan abu beracun. 03
  • 10. PRINSIP PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat atau insinerator. Walau demikian, sudah sewajarnya (PSBM) dicirikan oleh adanya keterlibatan masyarakat suatu PSBM memiliki beberapa fasilitas mendasar penggunanya dalam kegiatan perencanaan dan untuk mengumpulkan sampah dan menanganinya pengoperasian sistem tersebut. Suatu PSBM tidak selalu lebih lanjut. dicirikan dari kelengkapan komponen teknis yang Dalam segi pendanaan, pengembangan PSBM dimiliki oleh masyarakat di kawasan tersebut. Tidak tidak harus didanai oleh masyarakat. Banyak PSBM semua PSBM perlu memiliki fasilitas pengomposan dikembangkan atas biaya lembaga donor atau Photo : John pieter. Photo : Koleksi. Photo : Koleksi. Photo : ESP. 1 Keterlibatan 2 Kejelasan batasan 3 Strategi pengelolaan 4 Pemanfaatan sampah masyarakat yang wilayah; yang ditentukan sampah yang terpadu; yang optimal; khususnya menyeluruh; termasuk oleh masyarakat pengguna yang disesuaikan dengan sasaran guna a) mengurangi beban dalam proses perencanaan, PSBM sesuai keinginan dan akhir dari pengelolaan sampah pembuangan atau pemusnahan pengoperasian, penentuan kesanggupannya. Wilayah yang disepakati oleh seluruh sampah, b) memaksimalkan anggaran, pengadaan dana layanan dari suatu PSBM masyarakat pengguna PSBM. penggunaan sumber daya, dan operasional, penilaian kinerja, sebaiknya disesuaikan dengan Cakupan dari suatu strategi c) mendapatkan pemasukan dan penentuan pengelolaan batasan wilayah yang umum pengelolaan sampah perlu finansial. Suatu PSBM sebaiknya PSBM. Mekanisme pengambilan dikenal. Misalnya RT, RW, meliputi a) berbagai tindakan perlu mempertimbangkan keputusan harus disepakati kelurahan maupun desa. Ada terhadap tiap jenis sampah, adanya pengomposan dan daur bersama dan dipahami baiknya wilayah layanan dari dan b) keterkaitan dengan ulang. Atau setidaknya penjualan secara jelas oleh seluruh suatu PSBM diketahui oleh pola penanganan sampah di sampah yang tergolong sebagai masyarakat penggunanya. instansi kebersihan setempat. luar PSBM (off-site system). sampah Layak Daur Ulang. 04
  • 11. pemerintah kota. Walau demikian, masyarakat harus terus dipantau dan dievaluasi oleh masyarakat pengguna PSBM harus membiayai seluruh ongkos penguna PSBM tersebut. operasinya. Sangat disarankan agar PSBM dapat Pengalaman menunjukkan banyak PSBM yang tidak menutup sebagian ongkos operasi dan perawatannya berhasil menjaga keberlanjutannya. Penyebabnya, dari hasil pemanfaatan sampah. macam-macam. Mulai dari masalah teknis, sosial, sam- Selaku pengguna masyarakat tidak harus men- pai finansial. Agar mampu memelihara keberlanjutan- jalankan sendiri PSBM-nya. Banyak PSBM dioperasikan nya, suatu PSBM harus memenuhi beberapa syarat ber- oleh pihak lain yang dikontrak oleh masyarakat peng- ikut ini; gunanya. Yang penting kinerja pihak pelaksana operasi 8 Syarat Keberlanjutan PSBM Photo : Koleksi. Photo :Deasy. Photo :Utari . Photo :Utari. infografik : Endang Sunandar 5 Fasilitas persampahan 6 Kelompok penggerak 7 Optimasi pendanaan 8 Pola kemitraan yang yang memadai; yang mumpuni; sendiri; menguntungkan; guna mendukung implementasi guna mengoperasikan PSBM sehingga setidaknya mampu baik itu kemitraan untuk dari strategi pengelolaan sesuai strategi dan rencananya. memenuhi biaya operasi pengembangan PSBM, sampah yang disepakati. Kelompok penggerak perlu dan perawatan PSBM. pemanfaatan sampah, maupun Fasilitas persampahan memiliki struktur organisasi Beberapa sumber dana yang untuk penanganan sampah setidaknya harus mampu dan pengurus yang disepakati patut dioptimalkan antara di luar PSBM (off-site system). menampung seluruh buangan masyarakat. Tiap anggotanya lain adalah iuran warga, Kemitraan perlu dijalin sampah di dalam wilayah harus memiliki pengetahuan pemasukan dari penjualan dengan pihak swasta, pihak layanan PSBM. Dan mampu dan keterampilan yang sampah Layak Daur Ulang, pemerintah, maupun pihak- menangani sampah terkumpul memadai. Secara periodik, dan penjualan kompos. Selain pihak lainnya. PSBM tidak akan itu dengan baik guna mencegah kelompok penggerak perlu mengoptimalkan perolehan mampu mempertahankan timbulnya dampak lingkungan, mempertanggungjawabkan dana, kelompok penggerak keberlanjutannya tanpa baik di dalam wilayah PSBM kinerjanya sesuai dengan perlu memastikan agar PSBM adanya kemitraan yang maupun di daerah sekitarnya. mekanisme yang disepakati. dapat beroperasi dengan biaya saling menguntungkan. yang serendah-rendahnya. 05
  • 12. KOMPONEN TEKNIS PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT TERPADU Sistem PSBM tidak didefinisikan berdasarkan keleng- suatu sistem pengelolaan sampah terpadu (integrated kapan komponen teknisnya. Artinya, mungkin saja suatu solid waste management). PSBM hanya memiliki satu atau dua komponen teknis. Keterpaduan PSBM dapat saja tercipta dengan meng- Yang penting, sistem awalnya memang ditentukan oleh gabungkan komponen pengelolaan sampah yang dimi- masyarakat penghuni kawasan tersebut. liki pihak lain. Misalnya dengan komponen pengolahan Suatu PSBM yang lengkap dapat memiliki enam sampah yang dimiliki perusahaan swasta. Atau, dengan komponen teknis sebagaimana terlihat dalam diagram komponen fasilitas pengangkutan sampah yang dimi- berikut. Kelengkapan komponen teknis demikian liki instansi kebersihan pemerintah kota. membuat suatu PSBM lebih mudah dijadikan sebagai 1 2 3 Penanganan sumber; Pewadahan sampah; baik Pengumpulan sampah; yang dengan meminta masyarakat untuk pewadahan di rumah, maupun berfungsi untuk mengumpulkan sampah mempraktekkan 3R (reduce, reuse, pewadahan komunal di permukiman dari tiap wadah dan membawanya dan recycle) di rumahnya masing- padat. Untuk mengoptimalkan ke tempat pengolahan sampah. masing guna mengurangi jumlah upaya pemanfaatan sampah, Pengumpulan sampah umumnya timbulan sampah. Salah satu caranya suatu PSBM sebaiknya menerapkan dilakukan dengan menggunakan gerobak adalah pengomposan di rumah sistem pewadahan terpisah antara sampah yang ditarik tenaga manusia. (home composting). Untuk itu, tiap sampah basah dengan sampah Walau demikian, ada juga PSBM yang rumah perlu dilengkapi dengan alat kering. Pewadahan khusus juga perlu menggunakan motor bak atau mobil bak pengompos (composter), baik buatan disediakan untuk sampah bahan sebagai sarana pengumpulan sampahnya. sendiri maupun buatan pabrik. beracun dan berbahaya (B3). ruang komponen teknis PSBM 06
  • 13. 4 5 6 Pengolahan sampah; untuk Pengangkutan sampah; Pemusnahan sampah; membuat kompos dari sampah yang dilakukan oleh truk pengangkut yang banyak dilakukan jika suatu Layak Kompos atau membuat produk sampah ke suatu tempat pengolahan PSBM memang tidak mungkin berguna dari sampah Layak Daur akhir (TPA) sampah atau tempat melakukan pembuangan sampah Ulang. Jika tidak membuat produk pemusnahan sampah lainnya. ke TPA sampah. Salah satu cara daur ulang sendiri, sampah Layak Pengangkutan sampah dilakukan pemusnahan sampah yang dapat Daur Ulang hanya akan dibersihkan, terhadap sisa-sisa sampah yang dilakukan adalah insinerasi dengan dikemas, dan dijual ke pihak lain. sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi menggunakan peralatan yang benar. Pengolahan sampah biasanya (sampah Layak Buang) dari fasilitas Upaya ini hanya dapat dilakukan dilakukan di suatu fasilitas terpadu pengolahan sampah atau dari tempat terhadap sampah yang tergolong yang juga berperan sebagai tempat penampungan sampah sementara. sebagai sampah Layak Bakar. penampungan sampah sementara. Khusus sampah B3 ditempatkan dalam kompartemen terpisah. Infografik : E. Sunandar & M. Taufik. ruang komponen teknis pihak swasta 07 ruang komponen teknis instansi kebersihan pemerintah kota
  • 14. POLA PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT PSBM dapat dijumpai di beberapa tempat di kota- Sebagian dikembangkan atas inisiatif masyarakatnya kota Indonesia, baik itu di kawasan urban maupun di sendiri, sebagian lagi dikembangkan atas dorongan kawasan sub-urban. PSBM yang ada saat ini memiliki pihak luar. Sebagian memiliki fasilitas yang lengkap, pola pengembangan dan operasi yang berbeda-beda. sebagian lagi sederhana. PSBM di RW04, Photo : Sahlan. Photo : Koleksi. Kelurahan Gunung Batu, PSBM di Perumahan Kecamatan Bogor Barat, Mustika Tigaraksa, Kota Bogor Kabupaten Tangerang Insiator Insiator Warga setempat. Lembaga Swadaya Masyarakat. Keterlibatan masyarakat Keterlibatan masyarakat Menentukan pola pengelolaan sampah dan pembentukan kelompok penggerak. Warga menentukan jenis pelayanan sampah. Membayar iuran pengelolaan sampah. Membayar iuran pengelolaan sampah. Memilah sampah basah dan sampah kering. Batasan layanan Batasan layanan 5 RT di dalam wilayah RW 04. Perumahan Mustika Tigaraksa Penanganan sampah Penanganan sampah Pengumpulan sampah 2 hari sekali dengan gerobak sampah. Pengumpulan sampah dilakukan dari rumah warga dengan menggunakan ge- Pemilahan sampah di saung pengolahan sampah. robak sampah. Sampah Layak Kompos dijadikan kompos untuk digunakan sendiri dan dijual. Pemilahan sampah dilakukan di tempat pengolahan sampah. Sampah Layak Daur Ulang dijual ke pengepul setempat. Sampah layak kompos dijadikan kompos untuk digunakan sendiri dan dijual. Sampah tersisa dibakar. Sampah layak daur ulang dijual ke pengepul. Fasilitas teknis Fasilitas teknis Gerobak sampah pengumpul. Motor sampah pengumpul. Saung pengolahan sampah sebagai lokasi pemilahan sampah. Lahan untuk mengolah sampah yang sudah disortir. Kotak-kotak pengomposan. Peralatan untuk membuat kompos. Kelompok penggerak Kelompok penggerak Kelompok yang diketuai Ketua RW dengan anggota seorang bendahara dan 4 orang LSM B.E.S.T dan 5 orang warga. pekerja (warga setempat). Sumber dana Sumber dana Penjualan kompos. Penjualan Kompos Penjualan sampah Layak Daur Ulang. Penjualan sampah Layak Daur UIang. Iuran warga. Iuran Warga. Dukungan pihak lain Dukungan pihak lain Bimbingan pengomposan dari pemerhati sampah setempat. Pemerintah Kabupaten Tangerang dan pengembang perumahan. 08
  • 15. Ada beberapa aspek yang dapat digunakan sebagai dukungan pihak lainnya. Keempat contoh berikut dapat acuan untuk mengenali karakteristik dari suatu sistem menunjukkan perbedaan dari sistem-sistem PSBM PSBM. Misalnya, inisiatornya, ruang keterlibatan yang ada. Perlu diingat bahwa sistem tersebut dapat masyarakatnya, batasan layanannya, sampai ke disesuaikan dengan kondisi suatu kawasan. Photo : Departemen PU PSBM PSBM di di desa Sukunan, Photo : Utari. Daerah Bantaran Kelurahan Banyuraden, Sungai Percut, Kecamatan Gamping, Kota Medan Kabupaten Sleman Insiator Insiator Departemen Pekerjaan Umum Warga setempat. Keterlibatan masyarakat Keterlibatan masyarakat Masyarakat diajak untuk membuang sampah ke TPS Menentukan pola pengelolaan sampah dan pembentukan kelompok penggerak. Warga melakukan pemilahan sampah Membayar iuran pengelolaan sampah. Memilah sampah basah dan sampah kering. Batasan layanan Batasan layanan Bantaran sungai Percut Medan Desa Sukunan, Sleman. Penanganan sampah Penanganan sampah Warga memilah sampah di rumah masing-masing. Pengumpulan sampah dilakukan 1 minggu sekali dari tong sampah yang ada di Sampah lalu dibuang ke TPS. tiap titik yang sudah ditentukan dengan menggunakan gerobak sampah. Secara berkala sampah di TPS diangkut ke TPA. Sampah Layak Kompos dijadikan kompos untuk digunakan sendiri dan dijual. Sampah layak jual dikumpulkan di bank sampah untuk dijual. Sampah Layak Daur Ulang dijual ke pengepul setempat. Sampah tersisa dibuang ke TPA. Fasilitas teknis Fasilitas teknis Bak penampungan sampah (TPS). Gerobak sampah pengumpul. Becak sampah. Kotak penampung sampah organik. Truk pengangkut sampah dari TPS ke TPA. Kotak-kotak untuk membuat kompos skala kawasan. TPS untuk menyimpan sampah yang sudah dipilah warga. Kelompok penggerak Kelompok penggerak Departemen Pekerjaan Umum membentuk forum diskusi masyarakat untuk men- Tim Pengelola Sampah Kampung yang dipimpin oleh seorang ketua dan beranggo- ciptakan kader-kader lingkungan. takan beberapa unit kerja. Sumber dana Sumber dana Departemen Pekerjaan Umum Penjualan kompos. Penjualan sampah Layak Daur Ulang . Dukungan pihak lain Bantuan dari LSM asing (ACICIS, Australian Consortium for In Country Indonesian Study) untuk membuat tempat sampah dan pendampingan ke masyarakat. 09
  • 16. BAGIAN 2 Menyiapkan Masyarakat Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) dicirikan sebagai suatu sistem pengelolaan sampah kawasan permukiman yang dikembangkan dan di- operasikan sesuai dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh masyarakat penggunanya sendiri. Dalam suatu PSBM, masyarakat perlu memiliki tingkat ke- sadaran, komitmen, kemauan, dan kemampuan yang memadai agar dapat mengambil keputusan dengan benar. Upaya penyiapan masyarakat merupakan ta- hap paling penting dalam pengembangan PSBM. Bagian ini akan menguraikan berbagai langkah yang perlu dilakukan sebelum masyarakat diajak bersama-sama merencanakan pengembangan PSBM di kawasan permukimannya. Termasuk dalam langkah-langkah penyiapan masyarakat itu adalah pembentukan kelompok penggerak, peningkatan kesadaran dan minat masyarakat, dan peningkatan pengetahuan masyarakat. Photo : Koleksi. 10
  • 17. 11
  • 18. MEMBENTUK KELOMPOK PENGGERAK Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat kepentingan bahasan, kelompok ini disebut sebagai (PSBM) di suatu kawasan permukiman tidak akan kelompok penggerak. Selain memotori masyarakat berkembang jika tidak ada pihak-pihak yang mau calon pengguna agar mau dan mampu terlibat dalam menggerakkan masyarakat. Inisiasi memang bisa datang perencanaan PSBM, kelompok ini akan mengkoordinir dari siapa saja, baik dari masyarakatnya sendiri maupun keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dan dari pihak luar. Walau demikian, pengembangan pengoperasian seluruh fasilitas PSBM. PSBM tetap harus melibatkan sekelompok anggota Anggota kelompok penggerak sebaiknya diambil masyarakat yang mau bekerja keras untuk melakukan dari masyarakat penghuni kawasan permukiman itu perubahan di kawasan permukimannya sendiri. Untuk sendiri. Proses pencarian para calon anggota kelompok Infografik : E. Sunandar. 12
  • 19. penggerak dapat dilakukan dengan memperhatikan keagamaan. Lebih baik lagi jika pernah ada kegiat- hal-hal berikut ini: an yang terkait dengan peningkatan kondisi sani- • Berbagai kelompok masyarakat yang aktif tasi kawasan permukiman itu. melakukan kegiatan kemasyarakatan. Seperti, • Saran dan masukan dari tokoh masyarakat kelompok keagamaan, karang taruna, kader pos- setempat. Individu yang disarankan oleh tokoh yandu, kelompok pemuda, dan arisan. Umumnya masyarakat sebaiknya merupakan individu yang anggota kelompok-kelompok ini sudah dikenal dan reputasinya sudah dikenal baik oleh masyarakat terbiasa bekerjasama dengan masyarakat. penghuni kawasan tersebut. • Riwayat kegiatan kolektif yang pernah dilaku- Sebelum menjalankan tugasnya, tiap anggota kelompok kan masyarakat. Seperti, kegiatan pemberdayaan penggerak harus sudah memahami prinsip dasar PSBM masyarakat, kegiatan kerja bakti bersama, perayaan dan tahapan pengembangannya. hari kemerdekaan Republik Indonesia, dan kegiatan Photo: Sahlan Kelompok penggerak sebaiknya dipimpin oleh seorang ketua dan dapat didampingi oleh seorang penanggung jawab serta penasihat. Keberadaan mereka diyakini mampu membantu kelompok penggerak dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Termasuk mencari bantuan dari lembaga lain untuk mengembangkan PSBM di kawasan tersebut. 13
  • 20. MEMBANGKITKAN KESADARAN DAN MINAT MASYARAKAT Pengembangan PSBM harus didasari oleh kebutuhan (demand) masyarakat untuk meningkatkan kebersihan permukimannya. Sebelum kebutuhan itu tumbuh, masyarakat perlu menyadari bahwa: • Kawasan permukimannya memiliki masalah kebersihan akibat sampah yang tidak terkelola dengan baik. • Kawasan permukiman yang sehat dan bersih akan memberi banyak manfaat kepada para penghuninya. 1 Diskusi Informal; • Masyarakat harus berupaya sendiri mengatasi sampahnya di saat yang dapat diselenggarakan instansi kebersihan setempat tidak mampu menangani sampah di secara umum maupun secara terbatas dengan kelompok- kawasan permukimannya. kelompok tertentu saja. Acara • Keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengembangkan dapat dilakukan dimana PSBM yang sesuai dengan kebutuhan permukiman tersebut. saja termasuk di rumah- Kelompok penggerak perlu membangkitkan kesadaran dari seluruh rumah warga atau disela- masyarakat penghuni kawasan permukiman. Keberadaan PSBM di sela kegiatan warga lainnya. Sebelum tanya-jawab dimulai, suatu kawasan permukiman perlu didukung oleh seluruh masyarakat sebaiknya masyarakat diberi penghuninya. Dari kesadaran yang baik nantinya akan timbul minat penjelasan secukupnya tentang masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan PSBM. permasalahan sampah di Pemilihan teknik pembangkitan kesadaran dan minat masyarakat lingkungan permukimannya. sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan ketersediaan waktu masyarakat, tingkat pendidikan, sumber daya manusia yang ada, pengetahuan masyarakat tentang isu-isu sanitasi lingkungan, dan anggaran biaya yang tersedia. Diagram berikut menunjukkan teknik-teknik yang biasa dilakukan untuk membangkitkan kesadaran dan minat masyarakat. 6 Wisata Banding; yang merupakan kegiatan yang umumnya disenangi masyarakat. Daerah yang dikunjungi tentunya merupakan daerah yang telah berhasil mengembangkan PSBM. Photo : Koleksi. Koordinasi dengan pengelola permukiman percontohan sangat penting dilakukan agar makna kunjungan dapat optimal. 14
  • 21. 6 Metode pembangkitan kesadaran masyarakat 2 Simulasi dan Peragaan; sebaiknya diselenggarakan di sela-sela acara kemasyarakatan atau di lokasi-lokasi yang sering mereka kunjungi. Beberapa contoh simulasi dan peragaan ini antara lain adalah pemilahan sampah, pembuatan kompos, dan pembuatan kertas daur ulang. Simulasi dapat mengundang praktisi persampahan yang bersedia membantu. 3 Poster dan Pamflet; sebaiknya berisi pesan-pesan pendek yang ditampilkan bersama foto atau ilustrasi menarik. Poster sebaiknya dipasang di tempat-tempat umum, sedangkan pamflet dapat dibagikan langsung ke tiap anggota masyarakat. 4 Lomba Tematik; yang umumnya juga merupakan kegiatan yang disenangi masyarakat apapun bentuk lombanya. Beberapa contoh lomba tematik ini antara lain adalah lomba melukis antar anak, lomba disain poster atau pamflet, lomba pemilahan sampah, lomba kebersihan halaman, dan lain sebagainya. 5 Infografik : E. Sunandar. Jajak-Pendapat; yang biasanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan mengenai isu-isu kebersihan dan persampahan di kawasan permukimannya. Dengan mengisi kuesioner, masyarakat secara tidak langsung sudah diajak memperhatikan permasalahan sampah di kawasannya. 15
  • 22. MENINGKATKAN PENGETAHUAN MASYARAKAT Dengan bekal pengetahuan yang baik, keterlibatan masyarakat dalam perencanaan PSBM nantinya akan berlangsung lebih efektif. Tanggapan dan saran yang mereka berikan akan lebih terarah dan tepat. Komitmen mereka juga umumnya akan lebih kuat. Kegiatan peningkatan pengetahuan masyarakat berbeda dengan kegiatan pembangkitan kesadaran dan minat masyarakat. Di tahap ini, masyarakat akan Photo : ISSDP. diberikan pengetahuan yang terkait dengan sistem PSBM dan peran-peran yang dapat mereka jalankan (lihat diagram berikut). Serangkaian kegiatan pelatihan dan penyuluhan dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Materi kegiatan-kegiatan tersebut disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut: • Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah. • Tingkat pendidikan rata-rata masyarakat. • Kegiatan pelatihan yang pernah dilakukan. • Kebiasaan masyarakat dalam bersosialisasi dan berkomunikasi. • Waktu luang yang umumnya dimiliki masyarakat. Guna mempermudah penyerapan informasi, kegiatan peningkatan pengetahuan masyarakat sebaiknya dilengkapi dengan peragaan, simulasi, dan diskusi interaktif. Lebih baik lagi jika dilengkapi dengan kunjungan ke Photo : E. Sunandar. suatu PSBM yang sudah berjalan baik. Masyarakat sebagai Pelanggan; yang menerima layanan PSBM dan membayar iuran sebagai kompensasi terhadap layanan yang diterimanya. Photo : Sahlan. Melakukan praktek langsung jauh lebih efektif ketimbang hanya memberikan pelatihan secara lisan atau tertulis. Warga bisa langsung mengetahui proses pembuatan kompos dan mencobanya sendiri di tempat pelatihan. Ada baiknya pelatihan dilakukan dengan didampingi oleh pihak lain yang benar-benar menguasai proses pembuatan kompos. 16
  • 23. Berbagai peran masyarakat dalam PSBM Photo : Koleksi. Masyarakat sebagai Pengembang; yang terlibat dalam perencanaan dan pembangunan PSBM. Masyarakat sebagai Pengawas; yang akan melakukan pengawasan dan penilaian kinerja dari PSBM dan tenaga pelaksananya. Photo : Sahlan. Masyarakat sebagai Operator PSBM; yang nantinya akan terlibat langsung dalam pengoperasian, pemeliharaan, dan pengaturan Photo : Utari. administrasi PSBM. Masyarakat sebagai bagian Pelaksana Operasi PSBM; yang akan terlibat dalam a) minimisasi, pengolahan, dan pemilahan sampah di rumahnya masing-masing, b) pewadahan dan pengumpulan sampah, dan c) pemeliharaan fungsi fasilitas komunal. 17
  • 24. 18
  • 25. BAGIAN 3 MENAKSIR Potensi Wilayah Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) perlu dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki suatu kawasan permukiman. Potensi kawasan permukiman dapat dikelompokkan secara sederhana sebagai potensi fisik kawasan, potensi sampah, potensi masyarakat penghuninya, dan potensi dukungan dari pihak luar. Kelompok penggerak harus mampu mengidentifikasi semua potensi tersebut. Sedapat mungkin proses identifikasi ini juga sudah melibatkan masyarakat penghuni kawasan tersebut. Bagian ini akan menguraikan hal-hal yang perlu diperhatikan kelompok penggerak dalam mengidentifikasi potensi dari suatu kawasan permukiman dimana PSBM akan dikembangkan. Photo : Koleksi. 19
  • 26. POTENSI FISIK Ada beberapa karakteristik fisik kawasan permukiman yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem PSBM. Beberapa di antaranya adalah: • Fasilitas persampahan; seperti bak-bak sampah (individu- al dan komunal), gerobak sampah, tempat penampungan sampah sementara, dan unit-unit pengomposan. Perencana- an sistem PSBM sebaiknya mempertimbangkan pemanfaatan fasilitas-fasilitas tersebut seoptimal mungkin. • Lahan kosong; yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai lahan dimana pusat pengelolaan sampah akan dibangun. Identifikasi lahan kosong perlu dilengkapi dengan peta lokasi lahan, dimensi lahan, dan pemilik lahan. • Ruas jalan akses; yang akan dimanfaatkan sebagai jalur perlintasan kendaraan pengumpul sampah. Identifikasi ruas jalan perlu dilengkapi dengan peta lokasi jalan, dimensi jalan, dan kondisi permukaan jalan. Perhatian khusus tentu perlu diberikan pada ruas jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan pengumpul sampah. Keberadaan fasilitas dan kegiatan persampahan di sekitar kawasan permukiman juga perlu diidentifikasi. Termasuk di antaranya adalah keberadaan fasilitas tempat penampungan sementara (TPS) sampah, tempat pengolahan akhir (TPA) sampah, kegiatan daur ulang, dan pengomposan. Ada kemungkinan suatu PSBM nantinya akan memanfaatkan fasilitas dan kegiatan persampahan tersebut. Karakteristik fisik lain yang perlu diidentifikasi adalah jumlah rumah dan bangunan lainnya yang dapat digolongkan sebagai penghasil sampah (lihat Potensi Sampah di halaman 22). Informasi ini perlu dilengkapi dengan peta lokasi, komposisi dan kepadatan bangunan, kondisi umum tiap bangunan, dan pemilik bangunan. 20
  • 27. Infografik : M. Taufik. Peta kawasan permukiman akan memudahkan pro- ses identifikasi hal-hal fisik yang dapat dimanfaatkan sebagai modal dasar fasilitas sistem PSBM. 21
  • 28. POTENSI SAMPAH Siapapun yang ingin mengembangkan sistem PSBM perlu melihat sampah sebagai potensi sumber daya. Khususnya bagi sampah-sampah yang tergolong sampah Layak Kompos dan Layak Daur Ulang (lihat Klasifikasi Sampah Permukiman di halaman 2). Dengan penanganan yang baik, sampah-sampah itu dapat memberikan pemasukan untuk suatu PSBM. Potensi sampah dari suatu kawasan permukiman dapat diperkirakan, asalkan komposisi dan berat sampah rata-rata dari rumah-rumah di kawasan tersebut diketahui. Untuk mendapatkan data itu, kelompok penggerak perlu melakukan pengukuran langsung terhadap karakteristik sampah dari beberapa rumah sampel di kawasan tersebut. Informasi mengenai Potensi Sampah dari suatu kawasan permukiman yang perlu diketahui antara lain meliputi (lihat tabel): o Berat dan komposisi timbulan sampah total dari seluruh rumah. o Berat dan volume sampah total sesuai klasifikasi: • sampah basah dan sampah kering, • sampah Layak Kompos, Layak Daur, dan Layak Buang. Untuk suatu kawasan permukiman yang luas, informasi di atas sebaiknya dipilah untuk tiap blok perumahan. Informasi tersebut nantinya akan sangat berguna dalam perencanaan komponen pengumpulan sampah. Photo : Koleksi. M Masyarakat perlu dilibatkan d l k l dilib k dalam pengukuran komposisi dan berat sampah. Mereka di j k k k i id b h M k diajak mengelompokkan sampah rumahnya masing-masing sesuai pembagian sampah basah dan sampah kering selama 2 hari. Setelah dipilah lebih lanjut, tiap jenis sampah kemudian ditimbang dan dirata-ratakan. Keterlibatan masyarakat dalam pengukuran ini sekaligus akan melatih mereka untuk mengelompokkan sampah dengan benar. 22
  • 29. Karakteristik Timbulan Sampah Permukiman Timbulan Sampah Komposisi Sampah (kg/orang/hari) % Layak Plastik keras 0.009 3.644 15.789 Daur Ulang Kertas, karton, kardus 0.024 9.717 atau Kaleng, besi, seng 0.003 1.215 Layak Jual Botol, kaca 0.003 1.215 Layak Kompos Sisa makanan, daun-daun 0.123 49.8 49.798 Layak Buang Plastik bungkus 0.018 7.287 Potongan kayu 0.006 2.429 Sampah organik lainnya 0.061 24.7 34.413 Timbulan Sampah Total 0.247 100 100 Sumber: Studi SWIMFIN Kabupaten Bandung, 2003 50% 34% Sampah Layak Kompos Sampah Layak Buang (Compostable) (Disposable) 16% Sampah Layak Jual Hasil pengukuran sampah di suatu kawasan permukiman sub-urban menunjukkan bahwa sebagian besar sampahnya merupakan sampah Photo : E. Sunandar. Layak Kompos. Sampah Layak Daur Ulang atau sampah yang layak dijual umumnya hanya berkisar 15% – 20%. 23
  • 30. POTENSI MASYARAKAT Masyarakat perlu dilihat sebagai potensi sumber jumlah masyarakat yang tertarik untuk menerima daya yang dapat mendukung pengembangan dan pen- layanan PSBM. Perlu diingat bahwa belum tentu semua goperasian PSBM. Masyarakat dapat dilibatkan dalam penghuni kawasan mau menerima keberadaan PSBM. upaya 3R di rumahnya masing-masing. Masyarakat dap- Informasi ini dibutuhkan untuk memperkirakan jumlah at dilibatkan dalam pendanaan operasi PSBM dan pen- rumah tangga yang berpotensi menjadi pelanggan gawasannya. Dengan cara meminta kesediaannya un- PSBM. Data-data ini tentunya juga dibutuhkan untuk tuk memanfaatkan produk sampah, misalnya kompos. merancang program peningkatan kesadaran dari Kelompok penggerak perlu mengidentifikasi berbagai para penghuni kawasan yang belum mau menerima potensi masyarakat tersebut. keberadaan PSBM tersebut. Informasi pertama yang perlu diperoleh adalah Informasi potensi masyarakat yang perlu diperoleh Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus perlu dilibatkan sebagai bagian dari sistem PSBM. Misalnya, mereka yang berprofesi sebagai tenaga pengajar dapat dilibatkan dalam pembinaan dan pendampingan masyarakat. Mereka yang kreatif dapat dilibatkan dalam pembuatan barang kerajinan seni dari sampah. Mereka yang terampil berkebun dapat dilibatkan dalam penyuluhan pemanfaatan kompos yang benar. Sementara itu, mereka yang terampil dalam pertukangan dapat dilibatkan dalam konstruksi fasilitas-fasilitas PSBM. 24
  • 31. kelompok penggerak adalah: pembayaran layanan PSBM. Informasi ini berguna • Latar belakang pendidikan; menyangkut tingkat untuk memperkirakan iuran warga dan pemasukan dan jenis pendidikan masyarakat penghuni. yang dapat diterima PSBM. Informasi ini berguna untuk mengusulkan peran • Peran yang diinginkan; agar disesuaikan dengan seseorang dalam sistem PSBM. latar belakang pendidikan dan profesi mereka. • Profesi; baik itu profesinya saat ini maupun Perolehan informasi Potensi Masyarakat umumnya profesinya terdahulu. Informasi ini juga berguna dilakukan melalui survei langsung ke tiap kepala rumah nantinya untuk mengusulkan peran seseorang tangga. Jika jumlah rumah dirasakan terlalu banyak, dalam sistem PSBM. survei ini dapat dilakukan hanya ke sebagian rumah • Tingkat kesediaan membayar; yang menyangkut tangga saja. kesanggupan terhadap besaran dan pola Photo : Koleksi. 25
  • 32. POTENSI KEMITRAAN Untuk menjaga keberlanjutannya, suatu PSBM perlu bermitra dengan pihak- pihak lain. Misalnya, kemitraan dengan instansi kebersihan, pengusaha daur ulang, pedagang kompos, maupun dengan perusahaan-perusahaan swasta. Kelompok penggerak perlu mengidentifikasi semua potensi kemitraan ini. Kemitraan perlu didasari oleh prinsip saling membutuhkan. Sebagai contoh, kemitraan dengan instansi kebersihan sebaiknya didasari kesanggupan PSBM untuk mengurangi timbulan sampah di wilayah layanannya. Kemitraan dengan pengusaha daur ulang sebaiknya didasari kesanggupan PSBM untuk menyediakan sampah dengan jumlah dan jenis yang dibutuhkan pengusaha tersebut. Masyarakat biasanya masih membutuhkan bantuan pendanaan dari pihak luar, khususnya dalam masa pengembangan PSBM. Beberapa perusahaan swasta, di bawah program Corporate Social Responsibility (CSR) atau program sosial lainnya, dapat membantu pendanaan ini. Khususnya untuk PSBM di kawasan-kawasan permukiman di sekitar perusahaan tersebut. Beberapa program pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota, juga ada yang ditujukan untuk membantu pendanaan kegiatan-kegiatan berbasis masyarakat. Kemitraan PSBM dengan pihak lain perlu diperkuat dengan suatu kesepakatan tertulis. Tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak perlu dituangkan dengan jelas dalam dokumen tersebut. Demikian juga dengan masa berlakunya kesepakatan. Lebih baik lagi jika penandatanganan kesepakatan itu juga disaksikan pihak ketiga. Photo : Koleksi. Sistem PSBM di suatu kawasan permukiman seringkali perlu membina kemitraan dengan kawasan tetangganya. Khususnya jika PSBM itu tidak mendapatkan sampah Layak Kompos atau Layak Daur Ulang dalam jumlah yang memadai. 26
  • 33. Kemitraan juga perlu dibina dengan pihak-pihak yang siap mendampingi masyarakat dalam pengembangan dan pengoperasian sistem PSBM. Beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) sudah berpengalaman dalam mengembangkan kegiatan berbasis masyarakat, termasuk kegiatan pengelolaan sampah. LSM-LSM tersebut dapat menyediakan sumber daya manusia yang sehari-hari akan tinggal bersama masyarakat. Photo : E. Sunandar. 27
  • 34. BAGIAN 4 MERENCANAKAN SISTEM Pengelolaan Sampah Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam perenca- naan PSBM. Pada awalnya adalah penentuan strategi pengelolaan sampah yang kemudian akan mendasari perencanaan komponen teknis PSBM. Lalu, perencanaan komponen pengolahan sampah yang merupakan jantung dari suatu PSBM terpadu. Langkah itu kemudian diikuti oleh perencanaan dari komponen teknis lain- nya seperti komponen pengumpulan, pewadahan, dan pengang- kutan sampah. Bagian ini akan menguraikan beberapa hal mendasar dari aspek perencanaan sistem PSBM. Mulai dari komponen teknis PSBM sampai pada aspek pembiayaannya. Uraian berikut akan banyak menekankan pentingnya suatu PSBM direncanakan dengan memperhatikan keberadaan pola-pola penanganan sampah yang berjalan di luar wilayah PSBM (off-site system). Photo : Koleksi. 28
  • 35. 29
  • 36. STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH Perencanaan PSBM di suatu kawasan permukiman harus diawali dengan penentuan strategi pengelolaan sampahnya. Masyarakat perlu menentukan tindakan yang akan dilakukan terhadap berbagai jenis sampah yang timbul di kawasannya. Baik itu menyangkut pemanfaatan sampah maupun pengangkutan sampah sisa (layak buang) ke luar kawasan permukiman. Strategi pengelolaan sampah sudah tentu dipengaruhi oleh potensi wilayah suatu kawasan permukiman (lihat bahasan di Bagian 3). Baik itu potensi fisik wilayah, potensi sampah, potensi masyarakat, maupun potensi kemitraannya. Hanya PSBM yang dikembangkan sesuai dengan keempat potensi tersebut yang mampu mempertahankan keberlanjutannya Penentuan tindakan pengelolaan sampah juga sangat dipengaruhi oleh pola penanganan sampah yang ada di luar kawasan permukiman. Misalnya, dengan pengangkutan sampah instansi kebersihan, kegiatan daur ulang, dan perdagang- an kompos di sekitar kawasan permukiman. Perlu tidaknya suatu PSBM melakukan pengomposan sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya pihak yang akan memanfaatkan kompos itu. Demikian juga dengan kegiatan pemilahan sampah Layak Daur Ulang. PSBM hanya perlu melakukan pemilahan Photo : John Pieter. sampah Layak Daur Ulang jika memang ada pihak yang akan memanfaatkan sampah tersebut. Strategi pengelolaan sampah tidak perlu memaksakan adanya pemilahan untuk seluruh jenis sampah Layak Daur Ulang jika memang sebagian sampah itu tidak akan ada pembelinya. 30
  • 37. Photo : E. Sunandar. Strategi pengelolaan sampah pada dasarnya menguraikan tindakan yang akan dilakukan terhadap berbagai jenis sampah yang timbul. Tiap tindakan sebaiknya dilengkapi dengan sasaran kuantitatif dari tindakan tersebut. 31
  • 38. PENGOLAHAN SAMPAH PSBM umumnya memiliki unit pengolahan sampah dimana sampah Bagian pengolahan terkumpul akan dipilah dan diolah sesuai strategi pengelolaan yang Tempat dimana sampah akan disepakati masyarakat. Unit pengolahan sampah merupakan jantung dari diolah sesuai rencana tindakannya. suatu PSBM. Oleh karena itu, sebaiknya perencanaan unit pengolahan Di tempat ini pengomposan akan sampah lebih baik didahulukan sebelum perencanaan komponen dilakukan. Selain itu sampah Layak Daur Ulang akan diolah menjadi pengumpulan dan pengangkutan sampah. bentukan yang dibutuhkan pembeli. Unit pengolahan sampah harus dirancang sesuai dengan berbagai tin- dakan pengelolaan sampah yang akan dilakukan dan jumlah sampahnya. Bagian dari suatu unit pengolahan sampah setidaknya harus terdiri dari Bagian pengangkutan bagian penerimaan, penyiapan, pengolahan, dan pengangkutan (lihat Lokasi penampungan sampah gambar). Rincian dari tiap-tiap bagian itu, khususnya bagian pengolahan sisa atau sampah Layak Buang harus disesuaikan dengan teknologi yang akan digunakan. yang akan diangkut ke luar oleh Penentuan lahan unit pengolahan sampah perlu mempertimbangkan: kendaraan pengangkut sampah. a) Luas lahan tersedia; harus memadai untuk menampung seluruh Letaknya sebaiknya di bagian depan unit pengolahan sampah sampah terkumpul, sarana pengolahan sampah, gerobak sampah, dan sehingga memudahkan akses seluruh pekerja. kendaraan pengangkut sampah. b) Kondisi sekeliling; sebaiknya tidak diletakkan bersebelahan dengan rumah hunian, sekolah, warung makan, dan tempat ibadah. c) Status lahan; khususnya terkait dengan status kepemilikan lahan agar nanti jelas pemanfaatan lahannya. d) Peruntukan wilayah; misalnya tidak membangun sarana di bantaran sungai atau sumber air. d) Kemudahan akses; mudah terjangkau oleh pekerja dan kendaraan pengangkut sampah. e) Ketersediaan air dan listrik. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah faktor risiko keselamatan dari penggunaan lahan tersebut. Baik itu risiko longsor dan banjir maupun risiko dari lalu lintas di sekitar lahan. Infografik : M. Taufik. 32
  • 39. Kelengkapan unit pengolahan sampah sangat dipengaruhi oleh strategi pengelolaan sampah yang disepakati. Walau demikian, secara umum bagian-bagian dari suatu unit pengolahan sampah dapat dikelompokkan sebagai berikut: Bagian penyiapan Tempat pemisahan sampah lebih lanjut dan disiapkan untuk menjalani proses selanjutnya. Jika suatu jenis sampah Layak Daur Ulang akan dijual maka di tempat ini sampah itu akan dipisahkan, dibersihkan, dan dikemas. Jika sampah itu akan menjalani pengomposan maka di bagian ini sampah Layak Kompos akan dipisahkan dan dikumpulkan. Bagian penerimaan Tempat pembongkaran sampah dari gerobak pengumpul sampah. Bagian ini harus mudah dijangkau oleh gerobak sampah. Ukurannya harus cukup luas untuk memungkinkan adanya pemisahan sampah basah dengan sampah kering. 33
  • 40. PENGUMPULAN SAMPAH Sampah harus dikumpulkan di unit pengolahan sampah ah h dengan cara yang paling efisien dan efektif. Untuk itu, u, u pengumpulan sampah perlu memanfaatkan kendaraan yang ng g an n sesuai dengan karakteristik sampah, kondisi fisik kawasan Photo : E. Sunandar. permukiman, dan kemampuan keuangan at t. masyarakat. an n Pengumpulan sampah juga perlu dilakukan dengan jadwal dan rute pengumpulan yang tepat. ah h Kendaraan pengumpul harus dilengkapi dengan bak sampah ka a yang sesuai dengan rencana pemilahan di suatu PSBM. Jika an n masyarakat melakukan pemilahan sampah basah dengan ua a sampah kering maka bak kendaraan harus memiliki dua ga a kompartemen terpisah. Selain itu, bak kendaraan sebaiknya juga un n memiliki kompartemen tersendiri untuk sampah bahan beracun dan berbahaya. ng g Pengumpulan sampah harus dilakukan di rute yang p pah h, tersingkat dan termudah. Dalam penentuan rute sampah, kelompok penggerak perlu melakukan simulasi langsung rak langsung ng untuk membandingkan alternatif-alternatif yang ada. Waktu gkan Wak u ktu k tempuh terpendek bukan merupakan satu- satunya pertimbangan dalam penentuan rute. gan Kemudahan perlintasan juga sangat perlu tasan dipertimbangkan. Jadwal pengumpulan sampah harus disesuaikan an dengan kebiasaan yarakat masyarakat meletakkan sampah di wadah h rumahnya masing-masing dan jadwal masing kedatangan truk pengangkut sampah. Sebaiknya sampah dikumpulkan di pagi hari sehingga pekerja di unit pengolahan sampah i memiliki waktu kerja yang cukup. a Infografik :M. Taufik. 34
  • 41. A Ada beberapa jenis kendaraan pengumpul sampah yang patut dipertimbangkan pemanfaatannya di suatu PSBM. Gerobak tangan lebih d tepat digunakan untuk kawasan permukiman yang ruas jalannya sempit. t Gerobak motor atau gerobak mobil sebaiknya digunakan untuk kawasan G permukiman yang luas, Walau demikian, jenis gerobak bermotor tersebut p pastinya membutuhkan biaya investasi dan operasi yang lebih mahal p ketimbang gerobak tangan maupun gerobak sepeda. k 35
  • 42. PEMBIAYAAN Rencana pembiayaan operasi PSBM terdiri dari rencana pengeluaran dan rencana pendapatan. PSBM baru dapat beroperasi secara berkelanjutan jika pendapatan operasionalnya masih lebih besar dari pengeluarannya. Pengeluaran operasi PSBM terdiri dari 1) pengeluaran gaji petugas, 2) pengeluaran perawatan, 3) pengeluaran alat dan bahan, 4) pengeluaran pembuangan sampah sisa, 5) pengeluaran administratif, 6) pengeluaran usaha (untuk kepentingan perdagangan sampah). Jika menggunakan gerobak bermotor, suatu PSBM tentu juga perlu mengalokasikan dana untuk pengeluaran perpanjangan surat dari kendaraan bermotor tersebut. Rencana pendapatan operasi PSBM terbesar umumnya berasal dari iuran masyarakat pelanggannya. Semakin banyak pelanggan, semakin besar pemasukan PSBM, namun pengeluarannya juga ikut bertambah. Pendapatan operasi lainnya dapat diperoleh dari hasil penjualan kompos dan berbagai jenis sampah Layak Daur Ulang. PSBM dapat mengupayakan pendapatan dari sumber-sumber lain, seperti bantuan perusahaan swasta, LSM internasional, atau pemerintah setempat. Walau demikian, bantuan dari sumber- sumber ini biasanya lebih banyak dalam bentuk alat dan bahan. Photo : Koleksi. Penjualan kompos dalam jumlah besar dapat menutupi sebagian biaya operasional. Sisanya berasal dari iuran masyarakat dan penjualan sampah Photo : E. Sunandar. layak daur ulang, barang kerajinan atau kegiatan pelatihan untuk PSBM lain. 36
  • 43. PSBM dapat memperoleh pendapatan dari penjualan kompos dan berbagai jenis sampah Layak Daur Ulang. Walau demikian, pendapatan dari sumber ini biasanya tidak akan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran operasi PSBM. Pengeluaran gaji petugas biasanya dapat mencapai 60% dari seluruh pengeluaran operasional PSBM. 37
  • 44. BAGIAN 5 Penutup Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) akan ba- is nyak manfaatnya bagi pengelolaan lingkungan. Namun, olaan untuk mencapai PSBM yang tepat sasaran dan epat berkelanjutan, banyak persyaratan yang atan ang- harus dipenuhi, dan banyak tantang- an yang harus dihadapi. Dua per- a- syaratan yang sangat penting da- M lam tahap perencanaan PSBM - berhubungan dengan faktor in- ternal dan eksternal. Photo : Koleksi. 38
  • 45. Secara internal, rencana PSBM yang dibuat harus realistis dan sesuai dengan keinginan dan kesanggupan masyarakat. Artinya, warga setempat harus terlibat penuh dalam proses pengembangan rencana tersebut. Mereka yang harus menentukan bentuk, cara kerja, lingkup wilayah dan opsi teknis, dan unsur keuangan untuk PSBM tersebut. Tidak ada gunanya memilih sistem yang canggih, dilengkapi peralatan mahal dan berteknologi tinggi, jika warga tidak akan sanggup mengelola dan meng mengoperasikan sistem tersebut. h Secara eksternal, rencana PSBM juga harus berlandaskan kemitraan dengan pihak luar. PSBM harus mengkaitkan diri dengan pihak luar yang sudah mem- beri jasa atau menjalankan kegiatan daur u ulang, pembuatan kompos, lapak pen- gumpul sampah, dan juga layanan persa persampahan pemerintah kota. Kemitraan dengan pihak-pihak ini sangat penting, karena akan membantu memastikan bahwa PSBM bisa berjalan secara berkela berkelanjutan. Intinya, PSBM tidak mungkin lam mampu berdiri sendiri dan bertahan lama tanpa kerjasama dengan pihak luar. Bahkan, ada kalanya, kemitraan demikian dapat mendatangkan pemasukan demikia dana untuk PSBM, seperti dari hasil penjualan bahan layak daur ulang. penju Pemerintah kota mempunyai andil da dalam memfasilitasi penciptaan PSBM yang memenuhi syarat internal maupun eksternal. Pemerintah kota seharus- nya juga merasa terbantu dengan adanya PSBM, ka- rena beban pengumpulan dan pembuangan sampah peng oleh kota menja lebih ringan. Oleh karena itu, pe- menjadi merintah kota pe berperan aktif dalam mendorong perlu P pengembangan PSBM. Bantuan teknis berupa pembi- naan, pelatihan, dan sosialisasi dapat diberikan oleh pe- merintah kota ke warga yang be berminat mengembangkan PSBM. Ban- tuan teknis ini dapat menjamin bahwa PSBM memilih pola operasi yang kompatibel dengan pola o operasi instansi kebersihannya. Hanya anta dengan demikian, sinergi antara masyarakat dan pemerintah dapat tercipta dan terpelihara dengan baik. denga PSBM bukan obat mujarab yang dapat menyelesaikan seluruh Melain masalah persampahan. Melainkan, PSBM merupakan satu unsur sampa dalam peta pengelolaan sampah terpadu yang berkelanjutan. Upaya mengembangkan dan meme memelihara PSBM masih panjang dan perlu dukungan berbagai pihak. Dengan keterpaduan dan upaya seluruh De stakeholder, masalah persampa persampahan di Indonesia dapat diselesaikan. 39
  • 46. Tamat