Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip pengelolaan sampah berbasis masyarakat (PSBM), yang mencakup keterlibatan penuh masyarakat, batasan wilayah yang jelas, strategi pengelolaan sampah yang terpadu, serta pemanfaatan sampah secara optimal."
4. PENGANTAR
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pemerintah kota tidak selalu sanggup menangani sampah yang ada
di kawasannya. Mereka masih membutuhkan dukungan keterlibatan dari banyak pihak. Termasuk juga
keterlibatan masyarakat penghuni dari kawasan-kawasan permukiman di wilayahnya.
Suatu sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) dicirikan oleh adanya keterlibatan masyarakat
penggunanya dalam perencanaan dan pengoperasiannya. Suatu sistem PSBM akan memiliki pola operasi
yang sesuai dengan kemampuan dan kemauan masyarakat penggunanya. Kesesuaian ini tentu akan membuat
keberlanjutan dari suatu PSBM dapat lebih terjaga.
Contoh-contoh selama ini membuktikan bahwa keberadaan PSBM dapat mengurangi beban pemerintah
dalam mengelola sampah di wilayahnya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya pemerintah kota memfasilitasi
pengembangan PSBM. Keterlibatan pemerintah kota diharapkan dapat memastikan bahwa pola operasi dari
sistem-sistem PSBM yang ada nantinya akan tetap berkesinambungan dengan sistem pengelolaan sampah
perkotaan.
Semoga keberadaan buku ini dapat memberikan pemahaman lebih baik bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
pengembangan PSBM. Termasuk juga para aparat pemerintah kota yang sedang memfasilitasi pengembangan
PSBM di wilayahnya. Selamat membaca.
Budi Hidayat
Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas
Selaku Ketua Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
PENERBIT: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) yang beranggotakan wakil-
wakil Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Departemen Pekerjaan Umum, Departemen
Dalam Negeri, Departemen Kesehatan, dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Penerbitan buku ini
didanai oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
PENGARAH: Oswar Mungkasa dan Nugroho Tri Utomo (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional);
Raymond Marpaung (Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum); Anggota Kelompok Kerja AMPL.
PENYUSUN: Rudy Yuwono (Konsep dan Tulisan), Laksmi Wardhani, Utari Ninghadiyati, Endro Adinugroho
(Dukungan Penulisan), E. Sunandar, Muhammad Taufik (Desain Grafis dan Tata Letak).
DUKUNGAN SUBSTANSI: Jajat Sudrajat, Ujang Suwardi (Gunung Batu, Bogor), Iswanto (Sukunan,
Jogyakarta), Isroi, dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Photo : John Pieter. KONTRIBUSI FOTO: Muhammad Taufik, Utari Ninghadiyati, Deasy Sekar Tanjung, Sahlan, Mistur (Qipra
Galang Kualita, PT).
0iv
iv
5. TENTANG BUKU INI DAFTAR ISI
Buku ini menjabarkan tentang sistem Pengelolaan
Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) berikut BAGIAN 1. PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT 1
tahap-tahap pengembangannya. Buku ini ditujukan Klasifikasi Sampah Permukiman 2
untuk para pemangku kepentingan (stakeholders)
Prinsip Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat 4
urusan persampahan kota. Termasuk di dalamnya
adalah kelompok-kelompok masyarakat yang ingin Komponen Teknis PSBM Terpadu 6
mengembangkan PSBM dan pihak-pihak yang ingin Pola Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat 8
membantu masyarakat.
BAGIAN 2. MENYIAPKAN MASYARAKAT 10
Buku ini dibagi menjadi 4 bagian.
• Bagian pertama, berisikan beragam informasi Membentuk Kelompok Penggerak 12
seputar klasifikasi sampah permukiman, prinsip Membangkitkan Kesadaran Masyarakat 14
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat,
Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat 16
komponen teknis PSBM terpadu, dan pola
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. BAGIAN 3. MENAKSIR POTENSI WILAYAH 19
• Bagian kedua, menjelaskan tentang tahap-tahap Potensi Fisik 20
awal yang harus dilakukan untuk menyiapkan
Potensi Sampah 22
masyarakat dalam pengembangan dan peng-
operasian PSBM. Potensi Masyarakat 24
• Bagian ketiga, menjelaskan beberapa potensi Potensi Kemitraan 26
kawasan permukiman yang harus diketahui
BAGIAN 4. MENYUSUN RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH 28
sebelum perencanaan PSBM dapat dilakukan.
• Bagian keempat, berisikan tentang proses Strategi Pengelolaan Sampah 30
Menyusun Rencana Pengelolaan Sampah Pengolahan Sampah 32
Berbasis Masyarakat. Kelompok penggerak
Pengumpulan Sampah 34
bersama-sama dengan warga menyusun suatu
rencana pengelolaan sampah. Menentukan jenis Pembiayaan 36
pewadahan sampah terpilah, pola pengumpulan BAGIAN 5. PENUTUP 38
sampah, teknik pengolahan sampah, dan
pengomposan. Termasuk menentukan sumber
dana untuk membiayai Pengelolaan Sampah
Berbasis Masyarakat dan administrasi
pengelolaan sistem ini.
“Saatnya Masyarakat Berkawan” merupakan lanjutan
dari buku “Kalau Sulit Dilawan Jadikan Kawan” yang
sudah lebih dulu diterbitkan.
v
7. BAGIAN 1
Pengelolaan Sampah
Berbasis
Masyarakat
Banyak kawasan permukiman yang belum terjangkau layanan
persampahan dari instansi kebersihan setempat. Para penghuninya
kemudian terpaksa mengatasi sendiri permasalahan sampahnya.
Caranya macam-macam. Ada yang membuang sampahnya ke
sungai atau lahan kosong. Ada juga yang membakar sampahnya.
Namun, ada juga yang kemudian berinisiatif untuk menangani
sampahnya dengan baik dan benar. Mereka merencanakan dan
menciptakan sistem pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
dan bahkan pemanfaatan sampah yang sesuai dengan kondisi,
kemauan, dan kemampuannya.
Bagian ini menguraikan berbagai pemahaman mendasar me-
ngenai Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Termasuk di da-
lamnya adalah uraian mengenai sampah dan pengklasifikasiannya.
Keseluruhan bagian ini perlu dipahami guna mempermudah pem-
baca untuk mengikuti isi bagian-bagian lain dari buku ini.
Photo : John Pieter.
01
8. KLASIFIKASI
SAMPAH PERMUKIMAN
Ada berbagai definisi sampah. Menurut Undang-Undang
tentang Pengelolaan Sampah (UU No. 18/2008), sampah
didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat. Definisi
lain menyebutkan sampah sebagai bahan yang sudah di-
anggap tidak mempunyai nilai untuk pemanfaatan semula
sehingga layak untuk dibuang. Atau, sebagai sumber daya KALENG
yang tidak terpakai atau sebagai bahan yang tidak bergu-
na lagi dan dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.
Perbedaan definisi ini sebenarnya tidak perlu terlalu diper-
masalahkan. Yang jelas, sampah perlu dikelola dengan baik
agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi kita dan ling-
kungan. Bahkan, jika mungkin, sampah perlu dikelola agar
memberikan manfaat tambahan.
Sampah dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. KACA
Ada yang mengklasifikasikannya berdasarkan jenis
materi pembentuknya. Atau, berdasarkan wujudnya, yaitu
sampah basah dan sampah kering. Walau tidak selalu
tepat, sampah basah seringkali juga disebut sampah
organik sedangkan sampah kering seringkali juga disebut
sampah anorganik. Cara lainnya adalah berdasarkan opsi
tindakan pengelolaannya. Diagram berikut menunjukkan
pengklasifikasian sampah berdasarkan ketiga cara di atas. PLASTIK
KERAS
SAMPAH KERING
Atau jenis sampah yang dalam kondisi normalnya memiliki kandungan air
rendah sehingga tampak kering. Sering juga disebut Sampah Anorganik karena
mengandung logam atau mineral yang sulit diuraikan mikroba.
Sebagian Sampah Kering dapat dikategorikan sebagai Sampah Layak Daur
Ulang (recyclable) karena dapat diolah kembali untuk dijadikan bahan dasar
pembuatan produk baru. Sampah Layak Daur Ulang sering juga disebut
Sampah Layak Jual karena jenis sampah ini memang laku dijual ke pengepul.
Sebagian Sampah Kering lainnya akan masuk ke dalam kategori sebagai
Sampah Layak Buang atau sebagai Sampah Layak Bakar.
infografik: Endang Sunandar
02
9. KERTAS
SAMPAH BASAH
Atau jenis sampah yang dalam kondisi
normalnya memiliki kandungan air
yang tinggi sehingga terlihat basah.
DAUN
Sering juga disebut Sampah Organik
karena mengandung berbagai materi
organik alamiah yang berasal dari
tumbuhan atau hewan dan dapat
diuraikan oleh mikroba.
Sebagian Sampah Basah dapat
dikategorikan sebagai Sampah Layak
Kompos (compostable) karena dapat
SISA diubah mikroba menjadi kompos. Jika
MAKANAN didiamkan, sampah ini akan membusuk
dan berbau. Sebagian Sampah Basah
lainnya akan masuk ke dalam kategori
sebagai Sampah Layak Buang atau
sebagai Sampah Layak Bakar.
KAYU
CATATAN:
PLASTIK Sampah Layak Buang; merupakan jenis sampah
BUNGKUS yang sudah tidak layak untuk dimanfaatkan
kembali. Sebagian terdiri dari sampah organik
yang tidak dapat dijadikan kompos atau sampah
anorganik yang tidak dapat didaur ulang.
Sampah Layak Bakar; merupakan jenis sampah yang
mudah terbakar namun tidak menimbulkan gas dan
abu beracun dan berbahaya. Sebagian besar sampah
layak bakar terdiri dari sampah anorganik. Larangan
khusus diberikan kepada plastik, busa, dan gabus yang
dianggap dapat menimbulkan gas dan abu beracun.
03
10. PRINSIP PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT
Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat atau insinerator. Walau demikian, sudah sewajarnya
(PSBM) dicirikan oleh adanya keterlibatan masyarakat suatu PSBM memiliki beberapa fasilitas mendasar
penggunanya dalam kegiatan perencanaan dan untuk mengumpulkan sampah dan menanganinya
pengoperasian sistem tersebut. Suatu PSBM tidak selalu lebih lanjut.
dicirikan dari kelengkapan komponen teknis yang Dalam segi pendanaan, pengembangan PSBM
dimiliki oleh masyarakat di kawasan tersebut. Tidak tidak harus didanai oleh masyarakat. Banyak PSBM
semua PSBM perlu memiliki fasilitas pengomposan dikembangkan atas biaya lembaga donor atau
Photo : John pieter.
Photo : Koleksi.
Photo : Koleksi.
Photo : ESP.
1
Keterlibatan
2
Kejelasan batasan
3 Strategi pengelolaan
4 Pemanfaatan sampah
masyarakat yang wilayah; yang ditentukan sampah yang terpadu; yang optimal; khususnya
menyeluruh; termasuk oleh masyarakat pengguna yang disesuaikan dengan sasaran guna a) mengurangi beban
dalam proses perencanaan, PSBM sesuai keinginan dan akhir dari pengelolaan sampah pembuangan atau pemusnahan
pengoperasian, penentuan kesanggupannya. Wilayah yang disepakati oleh seluruh sampah, b) memaksimalkan
anggaran, pengadaan dana layanan dari suatu PSBM masyarakat pengguna PSBM. penggunaan sumber daya, dan
operasional, penilaian kinerja, sebaiknya disesuaikan dengan Cakupan dari suatu strategi c) mendapatkan pemasukan
dan penentuan pengelolaan batasan wilayah yang umum pengelolaan sampah perlu finansial. Suatu PSBM sebaiknya
PSBM. Mekanisme pengambilan dikenal. Misalnya RT, RW, meliputi a) berbagai tindakan perlu mempertimbangkan
keputusan harus disepakati kelurahan maupun desa. Ada terhadap tiap jenis sampah, adanya pengomposan dan daur
bersama dan dipahami baiknya wilayah layanan dari dan b) keterkaitan dengan ulang. Atau setidaknya penjualan
secara jelas oleh seluruh suatu PSBM diketahui oleh pola penanganan sampah di sampah yang tergolong sebagai
masyarakat penggunanya. instansi kebersihan setempat. luar PSBM (off-site system). sampah Layak Daur Ulang.
04
11. pemerintah kota. Walau demikian, masyarakat harus terus dipantau dan dievaluasi oleh masyarakat
pengguna PSBM harus membiayai seluruh ongkos penguna PSBM tersebut.
operasinya. Sangat disarankan agar PSBM dapat Pengalaman menunjukkan banyak PSBM yang tidak
menutup sebagian ongkos operasi dan perawatannya berhasil menjaga keberlanjutannya. Penyebabnya,
dari hasil pemanfaatan sampah. macam-macam. Mulai dari masalah teknis, sosial, sam-
Selaku pengguna masyarakat tidak harus men- pai finansial. Agar mampu memelihara keberlanjutan-
jalankan sendiri PSBM-nya. Banyak PSBM dioperasikan nya, suatu PSBM harus memenuhi beberapa syarat ber-
oleh pihak lain yang dikontrak oleh masyarakat peng- ikut ini;
gunanya. Yang penting kinerja pihak pelaksana operasi
8 Syarat Keberlanjutan PSBM
Photo : Koleksi.
Photo :Deasy.
Photo :Utari .
Photo :Utari.
infografik : Endang Sunandar
5
Fasilitas persampahan
6
Kelompok penggerak
7 Optimasi pendanaan
8
Pola kemitraan yang
yang memadai; yang mumpuni; sendiri; menguntungkan;
guna mendukung implementasi guna mengoperasikan PSBM sehingga setidaknya mampu baik itu kemitraan untuk
dari strategi pengelolaan sesuai strategi dan rencananya. memenuhi biaya operasi pengembangan PSBM,
sampah yang disepakati. Kelompok penggerak perlu dan perawatan PSBM. pemanfaatan sampah, maupun
Fasilitas persampahan memiliki struktur organisasi Beberapa sumber dana yang untuk penanganan sampah
setidaknya harus mampu dan pengurus yang disepakati patut dioptimalkan antara di luar PSBM (off-site system).
menampung seluruh buangan masyarakat. Tiap anggotanya lain adalah iuran warga, Kemitraan perlu dijalin
sampah di dalam wilayah harus memiliki pengetahuan pemasukan dari penjualan dengan pihak swasta, pihak
layanan PSBM. Dan mampu dan keterampilan yang sampah Layak Daur Ulang, pemerintah, maupun pihak-
menangani sampah terkumpul memadai. Secara periodik, dan penjualan kompos. Selain pihak lainnya. PSBM tidak akan
itu dengan baik guna mencegah kelompok penggerak perlu mengoptimalkan perolehan mampu mempertahankan
timbulnya dampak lingkungan, mempertanggungjawabkan dana, kelompok penggerak keberlanjutannya tanpa
baik di dalam wilayah PSBM kinerjanya sesuai dengan perlu memastikan agar PSBM adanya kemitraan yang
maupun di daerah sekitarnya. mekanisme yang disepakati. dapat beroperasi dengan biaya saling menguntungkan.
yang serendah-rendahnya.
05
12. KOMPONEN TEKNIS
PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT TERPADU
Sistem PSBM tidak didefinisikan berdasarkan keleng- suatu sistem pengelolaan sampah terpadu (integrated
kapan komponen teknisnya. Artinya, mungkin saja suatu solid waste management).
PSBM hanya memiliki satu atau dua komponen teknis. Keterpaduan PSBM dapat saja tercipta dengan meng-
Yang penting, sistem awalnya memang ditentukan oleh gabungkan komponen pengelolaan sampah yang dimi-
masyarakat penghuni kawasan tersebut. liki pihak lain. Misalnya dengan komponen pengolahan
Suatu PSBM yang lengkap dapat memiliki enam sampah yang dimiliki perusahaan swasta. Atau, dengan
komponen teknis sebagaimana terlihat dalam diagram komponen fasilitas pengangkutan sampah yang dimi-
berikut. Kelengkapan komponen teknis demikian liki instansi kebersihan pemerintah kota.
membuat suatu PSBM lebih mudah dijadikan sebagai
1 2 3
Penanganan sumber; Pewadahan sampah; baik Pengumpulan sampah; yang
dengan meminta masyarakat untuk pewadahan di rumah, maupun berfungsi untuk mengumpulkan sampah
mempraktekkan 3R (reduce, reuse, pewadahan komunal di permukiman dari tiap wadah dan membawanya
dan recycle) di rumahnya masing- padat. Untuk mengoptimalkan ke tempat pengolahan sampah.
masing guna mengurangi jumlah upaya pemanfaatan sampah, Pengumpulan sampah umumnya
timbulan sampah. Salah satu caranya suatu PSBM sebaiknya menerapkan dilakukan dengan menggunakan gerobak
adalah pengomposan di rumah sistem pewadahan terpisah antara sampah yang ditarik tenaga manusia.
(home composting). Untuk itu, tiap sampah basah dengan sampah Walau demikian, ada juga PSBM yang
rumah perlu dilengkapi dengan alat kering. Pewadahan khusus juga perlu menggunakan motor bak atau mobil bak
pengompos (composter), baik buatan disediakan untuk sampah bahan sebagai sarana pengumpulan sampahnya.
sendiri maupun buatan pabrik. beracun dan berbahaya (B3).
ruang komponen teknis PSBM
06
13. 4 5 6
Pengolahan sampah; untuk Pengangkutan sampah; Pemusnahan sampah;
membuat kompos dari sampah yang dilakukan oleh truk pengangkut yang banyak dilakukan jika suatu
Layak Kompos atau membuat produk sampah ke suatu tempat pengolahan PSBM memang tidak mungkin
berguna dari sampah Layak Daur akhir (TPA) sampah atau tempat melakukan pembuangan sampah
Ulang. Jika tidak membuat produk pemusnahan sampah lainnya. ke TPA sampah. Salah satu cara
daur ulang sendiri, sampah Layak Pengangkutan sampah dilakukan pemusnahan sampah yang dapat
Daur Ulang hanya akan dibersihkan, terhadap sisa-sisa sampah yang dilakukan adalah insinerasi dengan
dikemas, dan dijual ke pihak lain. sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi menggunakan peralatan yang benar.
Pengolahan sampah biasanya (sampah Layak Buang) dari fasilitas Upaya ini hanya dapat dilakukan
dilakukan di suatu fasilitas terpadu pengolahan sampah atau dari tempat terhadap sampah yang tergolong
yang juga berperan sebagai tempat penampungan sampah sementara. sebagai sampah Layak Bakar.
penampungan sampah sementara. Khusus sampah B3 ditempatkan
dalam kompartemen terpisah.
Infografik : E. Sunandar & M. Taufik.
ruang komponen teknis pihak swasta 07
ruang komponen teknis instansi kebersihan pemerintah kota
14. POLA PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT
PSBM dapat dijumpai di beberapa tempat di kota- Sebagian dikembangkan atas inisiatif masyarakatnya
kota Indonesia, baik itu di kawasan urban maupun di sendiri, sebagian lagi dikembangkan atas dorongan
kawasan sub-urban. PSBM yang ada saat ini memiliki pihak luar. Sebagian memiliki fasilitas yang lengkap,
pola pengembangan dan operasi yang berbeda-beda. sebagian lagi sederhana.
PSBM di RW04,
Photo : Sahlan.
Photo : Koleksi.
Kelurahan Gunung Batu, PSBM di Perumahan
Kecamatan Bogor Barat, Mustika Tigaraksa,
Kota Bogor Kabupaten Tangerang
Insiator Insiator
Warga setempat. Lembaga Swadaya Masyarakat.
Keterlibatan masyarakat Keterlibatan masyarakat
Menentukan pola pengelolaan sampah dan pembentukan kelompok penggerak. Warga menentukan jenis pelayanan sampah.
Membayar iuran pengelolaan sampah. Membayar iuran pengelolaan sampah.
Memilah sampah basah dan sampah kering.
Batasan layanan Batasan layanan
5 RT di dalam wilayah RW 04. Perumahan Mustika Tigaraksa
Penanganan sampah Penanganan sampah
Pengumpulan sampah 2 hari sekali dengan gerobak sampah. Pengumpulan sampah dilakukan dari rumah warga dengan menggunakan ge-
Pemilahan sampah di saung pengolahan sampah. robak sampah.
Sampah Layak Kompos dijadikan kompos untuk digunakan sendiri dan dijual. Pemilahan sampah dilakukan di tempat pengolahan sampah.
Sampah Layak Daur Ulang dijual ke pengepul setempat. Sampah layak kompos dijadikan kompos untuk digunakan sendiri dan dijual.
Sampah tersisa dibakar. Sampah layak daur ulang dijual ke pengepul.
Fasilitas teknis Fasilitas teknis
Gerobak sampah pengumpul. Motor sampah pengumpul.
Saung pengolahan sampah sebagai lokasi pemilahan sampah. Lahan untuk mengolah sampah yang sudah disortir.
Kotak-kotak pengomposan. Peralatan untuk membuat kompos.
Kelompok penggerak Kelompok penggerak
Kelompok yang diketuai Ketua RW dengan anggota seorang bendahara dan 4 orang LSM B.E.S.T dan 5 orang warga.
pekerja (warga setempat).
Sumber dana Sumber dana
Penjualan kompos. Penjualan Kompos
Penjualan sampah Layak Daur Ulang. Penjualan sampah Layak Daur UIang.
Iuran warga. Iuran Warga.
Dukungan pihak lain Dukungan pihak lain
Bimbingan pengomposan dari pemerhati sampah setempat. Pemerintah Kabupaten Tangerang dan pengembang perumahan.
08
15. Ada beberapa aspek yang dapat digunakan sebagai dukungan pihak lainnya. Keempat contoh berikut dapat
acuan untuk mengenali karakteristik dari suatu sistem menunjukkan perbedaan dari sistem-sistem PSBM
PSBM. Misalnya, inisiatornya, ruang keterlibatan yang ada. Perlu diingat bahwa sistem tersebut dapat
masyarakatnya, batasan layanannya, sampai ke disesuaikan dengan kondisi suatu kawasan.
Photo : Departemen PU
PSBM
PSBM di di desa Sukunan,
Photo : Utari.
Daerah Bantaran Kelurahan Banyuraden,
Sungai Percut, Kecamatan Gamping,
Kota Medan Kabupaten Sleman
Insiator Insiator
Departemen Pekerjaan Umum Warga setempat.
Keterlibatan masyarakat Keterlibatan masyarakat
Masyarakat diajak untuk membuang sampah ke TPS Menentukan pola pengelolaan sampah dan pembentukan kelompok penggerak.
Warga melakukan pemilahan sampah Membayar iuran pengelolaan sampah.
Memilah sampah basah dan sampah kering.
Batasan layanan Batasan layanan
Bantaran sungai Percut Medan Desa Sukunan, Sleman.
Penanganan sampah Penanganan sampah
Warga memilah sampah di rumah masing-masing. Pengumpulan sampah dilakukan 1 minggu sekali dari tong sampah yang ada di
Sampah lalu dibuang ke TPS. tiap titik yang sudah ditentukan dengan menggunakan gerobak sampah.
Secara berkala sampah di TPS diangkut ke TPA. Sampah Layak Kompos dijadikan kompos untuk digunakan sendiri dan dijual.
Sampah layak jual dikumpulkan di bank sampah untuk dijual. Sampah Layak Daur Ulang dijual ke pengepul setempat.
Sampah tersisa dibuang ke TPA.
Fasilitas teknis Fasilitas teknis
Bak penampungan sampah (TPS). Gerobak sampah pengumpul.
Becak sampah. Kotak penampung sampah organik.
Truk pengangkut sampah dari TPS ke TPA. Kotak-kotak untuk membuat kompos skala kawasan.
TPS untuk menyimpan sampah yang sudah dipilah warga.
Kelompok penggerak Kelompok penggerak
Departemen Pekerjaan Umum membentuk forum diskusi masyarakat untuk men- Tim Pengelola Sampah Kampung yang dipimpin oleh seorang ketua dan beranggo-
ciptakan kader-kader lingkungan. takan beberapa unit kerja.
Sumber dana Sumber dana
Departemen Pekerjaan Umum Penjualan kompos.
Penjualan sampah Layak Daur Ulang .
Dukungan pihak lain
Bantuan dari LSM asing (ACICIS, Australian Consortium for In Country Indonesian
Study) untuk membuat tempat sampah dan pendampingan ke masyarakat.
09
16. BAGIAN 2
Menyiapkan
Masyarakat
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM)
dicirikan sebagai suatu sistem pengelolaan sampah
kawasan permukiman yang dikembangkan dan di-
operasikan sesuai dengan keputusan-keputusan yang
diambil oleh masyarakat penggunanya sendiri. Dalam
suatu PSBM, masyarakat perlu memiliki tingkat ke-
sadaran, komitmen, kemauan, dan kemampuan yang
memadai agar dapat mengambil keputusan dengan
benar. Upaya penyiapan masyarakat merupakan ta-
hap paling penting dalam pengembangan PSBM.
Bagian ini akan menguraikan berbagai langkah
yang perlu dilakukan sebelum masyarakat diajak
bersama-sama merencanakan pengembangan
PSBM di kawasan permukimannya. Termasuk dalam
langkah-langkah penyiapan masyarakat itu adalah
pembentukan kelompok penggerak, peningkatan
kesadaran dan minat masyarakat, dan peningkatan
pengetahuan masyarakat.
Photo : Koleksi.
10
18. MEMBENTUK KELOMPOK
PENGGERAK
Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat kepentingan bahasan, kelompok ini disebut sebagai
(PSBM) di suatu kawasan permukiman tidak akan kelompok penggerak. Selain memotori masyarakat
berkembang jika tidak ada pihak-pihak yang mau calon pengguna agar mau dan mampu terlibat dalam
menggerakkan masyarakat. Inisiasi memang bisa datang perencanaan PSBM, kelompok ini akan mengkoordinir
dari siapa saja, baik dari masyarakatnya sendiri maupun keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dan
dari pihak luar. Walau demikian, pengembangan pengoperasian seluruh fasilitas PSBM.
PSBM tetap harus melibatkan sekelompok anggota Anggota kelompok penggerak sebaiknya diambil
masyarakat yang mau bekerja keras untuk melakukan dari masyarakat penghuni kawasan permukiman itu
perubahan di kawasan permukimannya sendiri. Untuk sendiri. Proses pencarian para calon anggota kelompok
Infografik : E. Sunandar.
12
19. penggerak dapat dilakukan dengan memperhatikan keagamaan. Lebih baik lagi jika pernah ada kegiat-
hal-hal berikut ini: an yang terkait dengan peningkatan kondisi sani-
• Berbagai kelompok masyarakat yang aktif tasi kawasan permukiman itu.
melakukan kegiatan kemasyarakatan. Seperti, • Saran dan masukan dari tokoh masyarakat
kelompok keagamaan, karang taruna, kader pos- setempat. Individu yang disarankan oleh tokoh
yandu, kelompok pemuda, dan arisan. Umumnya masyarakat sebaiknya merupakan individu yang
anggota kelompok-kelompok ini sudah dikenal dan reputasinya sudah dikenal baik oleh masyarakat
terbiasa bekerjasama dengan masyarakat. penghuni kawasan tersebut.
• Riwayat kegiatan kolektif yang pernah dilaku- Sebelum menjalankan tugasnya, tiap anggota kelompok
kan masyarakat. Seperti, kegiatan pemberdayaan penggerak harus sudah memahami prinsip dasar PSBM
masyarakat, kegiatan kerja bakti bersama, perayaan dan tahapan pengembangannya.
hari kemerdekaan Republik Indonesia, dan kegiatan
Photo: Sahlan
Kelompok penggerak sebaiknya dipimpin oleh seorang ketua dan dapat didampingi oleh seorang
penanggung jawab serta penasihat. Keberadaan mereka diyakini mampu membantu kelompok penggerak
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Termasuk mencari bantuan dari lembaga lain untuk
mengembangkan PSBM di kawasan tersebut.
13
20. MEMBANGKITKAN KESADARAN
DAN MINAT MASYARAKAT
Pengembangan PSBM harus didasari oleh kebutuhan (demand)
masyarakat untuk meningkatkan kebersihan permukimannya. Sebelum
kebutuhan itu tumbuh, masyarakat perlu menyadari bahwa:
• Kawasan permukimannya memiliki masalah kebersihan akibat
sampah yang tidak terkelola dengan baik.
• Kawasan permukiman yang sehat dan bersih akan memberi banyak
manfaat kepada para penghuninya.
1
Diskusi Informal;
• Masyarakat harus berupaya sendiri mengatasi sampahnya di saat yang dapat diselenggarakan
instansi kebersihan setempat tidak mampu menangani sampah di secara umum maupun secara
terbatas dengan kelompok-
kawasan permukimannya.
kelompok tertentu saja. Acara
• Keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengembangkan
dapat dilakukan dimana
PSBM yang sesuai dengan kebutuhan permukiman tersebut. saja termasuk di rumah-
Kelompok penggerak perlu membangkitkan kesadaran dari seluruh rumah warga atau disela-
masyarakat penghuni kawasan permukiman. Keberadaan PSBM di sela kegiatan warga lainnya.
Sebelum tanya-jawab dimulai,
suatu kawasan permukiman perlu didukung oleh seluruh masyarakat
sebaiknya masyarakat diberi
penghuninya. Dari kesadaran yang baik nantinya akan timbul minat
penjelasan secukupnya tentang
masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan PSBM. permasalahan sampah di
Pemilihan teknik pembangkitan kesadaran dan minat masyarakat lingkungan permukimannya.
sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan ketersediaan waktu masyarakat,
tingkat pendidikan, sumber daya manusia yang ada, pengetahuan
masyarakat tentang isu-isu sanitasi lingkungan, dan anggaran biaya
yang tersedia. Diagram berikut menunjukkan teknik-teknik yang biasa
dilakukan untuk membangkitkan kesadaran dan minat masyarakat.
6
Wisata Banding;
yang merupakan kegiatan yang
umumnya disenangi masyarakat.
Daerah yang dikunjungi tentunya
merupakan daerah yang telah
berhasil mengembangkan PSBM.
Photo : Koleksi.
Koordinasi dengan pengelola
permukiman percontohan sangat
penting dilakukan agar makna
kunjungan dapat optimal.
14
21. 6 Metode pembangkitan kesadaran masyarakat
2
Simulasi dan Peragaan;
sebaiknya diselenggarakan di sela-sela acara kemasyarakatan
atau di lokasi-lokasi yang sering mereka kunjungi. Beberapa contoh
simulasi dan peragaan ini antara lain adalah pemilahan sampah,
pembuatan kompos, dan pembuatan kertas daur ulang. Simulasi
dapat mengundang praktisi persampahan yang bersedia membantu.
3
Poster dan Pamflet;
sebaiknya berisi pesan-pesan pendek yang ditampilkan
bersama foto atau ilustrasi menarik. Poster sebaiknya
dipasang di tempat-tempat umum, sedangkan pamflet
dapat dibagikan langsung ke tiap anggota masyarakat.
4
Lomba Tematik;
yang umumnya juga merupakan kegiatan yang
disenangi masyarakat apapun bentuk lombanya.
Beberapa contoh lomba tematik ini antara lain
adalah lomba melukis antar anak, lomba disain
poster atau pamflet, lomba pemilahan sampah,
lomba kebersihan halaman, dan lain sebagainya.
5
Infografik : E. Sunandar.
Jajak-Pendapat;
yang biasanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
berisi sejumlah pertanyaan mengenai isu-isu kebersihan dan
persampahan di kawasan permukimannya. Dengan mengisi
kuesioner, masyarakat secara tidak langsung sudah diajak
memperhatikan permasalahan sampah di kawasannya.
15
22. MENINGKATKAN
PENGETAHUAN MASYARAKAT
Dengan bekal pengetahuan yang baik, keterlibatan masyarakat dalam
perencanaan PSBM nantinya akan berlangsung lebih efektif. Tanggapan dan
saran yang mereka berikan akan lebih terarah dan tepat. Komitmen mereka
juga umumnya akan lebih kuat.
Kegiatan peningkatan pengetahuan masyarakat berbeda dengan kegiatan
pembangkitan kesadaran dan minat masyarakat. Di tahap ini, masyarakat akan
Photo : ISSDP.
diberikan pengetahuan yang terkait dengan sistem PSBM dan peran-peran
yang dapat mereka jalankan (lihat diagram berikut).
Serangkaian kegiatan pelatihan dan penyuluhan dibutuhkan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat. Materi kegiatan-kegiatan tersebut
disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut:
• Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah.
• Tingkat pendidikan rata-rata masyarakat.
• Kegiatan pelatihan yang pernah dilakukan.
• Kebiasaan masyarakat dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.
• Waktu luang yang umumnya dimiliki masyarakat.
Guna mempermudah penyerapan informasi, kegiatan peningkatan
pengetahuan masyarakat sebaiknya dilengkapi dengan peragaan, simulasi,
dan diskusi interaktif. Lebih baik lagi jika dilengkapi dengan kunjungan ke
Photo : E. Sunandar.
suatu PSBM yang sudah berjalan baik.
Masyarakat sebagai Pelanggan;
yang menerima layanan PSBM dan
membayar iuran sebagai kompensasi
terhadap layanan yang diterimanya.
Photo : Sahlan.
Melakukan praktek langsung jauh lebih efektif ketimbang hanya memberikan pelatihan
secara lisan atau tertulis. Warga bisa langsung mengetahui proses pembuatan kompos
dan mencobanya sendiri di tempat pelatihan. Ada baiknya pelatihan dilakukan dengan
didampingi oleh pihak lain yang benar-benar menguasai proses pembuatan kompos.
16
23. Berbagai peran masyarakat dalam PSBM
Photo : Koleksi.
Masyarakat sebagai Pengembang;
yang terlibat dalam perencanaan dan
pembangunan PSBM.
Masyarakat sebagai Pengawas;
yang akan melakukan pengawasan dan
penilaian kinerja dari PSBM dan tenaga
pelaksananya.
Photo : Sahlan.
Masyarakat sebagai Operator PSBM;
yang nantinya akan terlibat langsung dalam
pengoperasian, pemeliharaan, dan pengaturan
Photo : Utari.
administrasi PSBM.
Masyarakat sebagai bagian Pelaksana Operasi PSBM;
yang akan terlibat dalam a) minimisasi, pengolahan, dan pemilahan
sampah di rumahnya masing-masing, b) pewadahan dan pengumpulan
sampah, dan c) pemeliharaan fungsi fasilitas komunal.
17
25. BAGIAN 3
MENAKSIR
Potensi
Wilayah
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) perlu
dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki suatu kawasan
permukiman. Potensi kawasan permukiman dapat dikelompokkan
secara sederhana sebagai potensi fisik kawasan, potensi sampah,
potensi masyarakat penghuninya, dan potensi dukungan dari pihak
luar. Kelompok penggerak harus mampu mengidentifikasi semua
potensi tersebut. Sedapat mungkin proses identifikasi ini juga sudah
melibatkan masyarakat penghuni kawasan tersebut.
Bagian ini akan menguraikan hal-hal yang perlu diperhatikan
kelompok penggerak dalam mengidentifikasi potensi dari suatu
kawasan permukiman dimana PSBM akan dikembangkan.
Photo : Koleksi.
19
26. POTENSI FISIK
Ada beberapa karakteristik fisik kawasan permukiman yang
perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem PSBM. Beberapa
di antaranya adalah:
• Fasilitas persampahan; seperti bak-bak sampah (individu-
al dan komunal), gerobak sampah, tempat penampungan
sampah sementara, dan unit-unit pengomposan. Perencana-
an sistem PSBM sebaiknya mempertimbangkan pemanfaatan
fasilitas-fasilitas tersebut seoptimal mungkin.
• Lahan kosong; yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai
lahan dimana pusat pengelolaan sampah akan dibangun.
Identifikasi lahan kosong perlu dilengkapi dengan peta lokasi
lahan, dimensi lahan, dan pemilik lahan.
• Ruas jalan akses; yang akan dimanfaatkan sebagai jalur
perlintasan kendaraan pengumpul sampah. Identifikasi ruas
jalan perlu dilengkapi dengan peta lokasi jalan, dimensi jalan,
dan kondisi permukaan jalan. Perhatian khusus tentu perlu
diberikan pada ruas jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan
pengumpul sampah.
Keberadaan fasilitas dan kegiatan persampahan di sekitar
kawasan permukiman juga perlu diidentifikasi. Termasuk di
antaranya adalah keberadaan fasilitas tempat penampungan
sementara (TPS) sampah, tempat pengolahan akhir (TPA) sampah,
kegiatan daur ulang, dan pengomposan. Ada kemungkinan
suatu PSBM nantinya akan memanfaatkan fasilitas dan kegiatan
persampahan tersebut.
Karakteristik fisik lain yang perlu diidentifikasi adalah jumlah
rumah dan bangunan lainnya yang dapat digolongkan sebagai
penghasil sampah (lihat Potensi Sampah di halaman 22). Informasi
ini perlu dilengkapi dengan peta lokasi, komposisi dan kepadatan
bangunan, kondisi umum tiap bangunan, dan pemilik bangunan.
20
27. Infografik : M. Taufik.
Peta kawasan permukiman akan memudahkan pro-
ses identifikasi hal-hal fisik yang dapat dimanfaatkan
sebagai modal dasar fasilitas sistem PSBM.
21
28. POTENSI SAMPAH
Siapapun yang ingin mengembangkan sistem PSBM perlu melihat sampah
sebagai potensi sumber daya. Khususnya bagi sampah-sampah yang tergolong
sampah Layak Kompos dan Layak Daur Ulang (lihat Klasifikasi Sampah
Permukiman di halaman 2). Dengan penanganan yang baik, sampah-sampah itu
dapat memberikan pemasukan untuk suatu PSBM.
Potensi sampah dari suatu kawasan permukiman dapat diperkirakan, asalkan
komposisi dan berat sampah rata-rata dari rumah-rumah di kawasan tersebut
diketahui. Untuk mendapatkan data itu, kelompok penggerak perlu melakukan
pengukuran langsung terhadap karakteristik sampah dari beberapa rumah sampel
di kawasan tersebut.
Informasi mengenai Potensi Sampah dari suatu kawasan permukiman yang
perlu diketahui antara lain meliputi (lihat tabel):
o Berat dan komposisi timbulan sampah total dari seluruh rumah.
o Berat dan volume sampah total sesuai klasifikasi:
• sampah basah dan sampah kering,
• sampah Layak Kompos, Layak Daur, dan Layak Buang.
Untuk suatu kawasan permukiman yang luas, informasi di atas sebaiknya dipilah
untuk tiap blok perumahan. Informasi tersebut nantinya akan sangat berguna
dalam perencanaan komponen pengumpulan sampah.
Photo : Koleksi.
M
Masyarakat perlu dilibatkan d l
k l dilib k dalam pengukuran komposisi dan berat sampah. Mereka di j k
k k i id b h M k diajak
mengelompokkan sampah rumahnya masing-masing sesuai pembagian sampah basah
dan sampah kering selama 2 hari. Setelah dipilah lebih lanjut, tiap jenis sampah kemudian
ditimbang dan dirata-ratakan. Keterlibatan masyarakat dalam pengukuran ini sekaligus akan
melatih mereka untuk mengelompokkan sampah dengan benar.
22
29. Karakteristik Timbulan Sampah Permukiman
Timbulan Sampah
Komposisi Sampah
(kg/orang/hari) %
Layak Plastik keras 0.009 3.644 15.789
Daur Ulang Kertas, karton, kardus 0.024 9.717
atau
Kaleng, besi, seng 0.003 1.215
Layak Jual
Botol, kaca 0.003 1.215
Layak Kompos Sisa makanan, daun-daun 0.123 49.8 49.798
Layak Buang Plastik bungkus 0.018 7.287
Potongan kayu 0.006 2.429
Sampah organik lainnya 0.061 24.7 34.413
Timbulan Sampah Total 0.247 100 100
Sumber: Studi SWIMFIN Kabupaten Bandung, 2003
50% 34%
Sampah Layak Kompos Sampah Layak Buang
(Compostable) (Disposable)
16%
Sampah Layak Jual
Hasil pengukuran sampah di suatu kawasan permukiman sub-urban
menunjukkan bahwa sebagian besar sampahnya merupakan sampah
Photo : E. Sunandar.
Layak Kompos. Sampah Layak Daur Ulang atau sampah yang layak dijual
umumnya hanya berkisar 15% – 20%.
23
30. POTENSI MASYARAKAT
Masyarakat perlu dilihat sebagai potensi sumber jumlah masyarakat yang tertarik untuk menerima
daya yang dapat mendukung pengembangan dan pen- layanan PSBM. Perlu diingat bahwa belum tentu semua
goperasian PSBM. Masyarakat dapat dilibatkan dalam penghuni kawasan mau menerima keberadaan PSBM.
upaya 3R di rumahnya masing-masing. Masyarakat dap- Informasi ini dibutuhkan untuk memperkirakan jumlah
at dilibatkan dalam pendanaan operasi PSBM dan pen- rumah tangga yang berpotensi menjadi pelanggan
gawasannya. Dengan cara meminta kesediaannya un- PSBM. Data-data ini tentunya juga dibutuhkan untuk
tuk memanfaatkan produk sampah, misalnya kompos. merancang program peningkatan kesadaran dari
Kelompok penggerak perlu mengidentifikasi berbagai para penghuni kawasan yang belum mau menerima
potensi masyarakat tersebut. keberadaan PSBM tersebut.
Informasi pertama yang perlu diperoleh adalah Informasi potensi masyarakat yang perlu diperoleh
Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus perlu dilibatkan sebagai bagian dari sistem PSBM. Misalnya,
mereka yang berprofesi sebagai tenaga pengajar dapat dilibatkan dalam pembinaan dan pendampingan masyarakat. Mereka
yang kreatif dapat dilibatkan dalam pembuatan barang kerajinan seni dari sampah. Mereka yang terampil berkebun dapat
dilibatkan dalam penyuluhan pemanfaatan kompos yang benar. Sementara itu, mereka yang terampil dalam pertukangan
dapat dilibatkan dalam konstruksi fasilitas-fasilitas PSBM.
24
31. kelompok penggerak adalah: pembayaran layanan PSBM. Informasi ini berguna
• Latar belakang pendidikan; menyangkut tingkat untuk memperkirakan iuran warga dan pemasukan
dan jenis pendidikan masyarakat penghuni. yang dapat diterima PSBM.
Informasi ini berguna untuk mengusulkan peran • Peran yang diinginkan; agar disesuaikan dengan
seseorang dalam sistem PSBM. latar belakang pendidikan dan profesi mereka.
• Profesi; baik itu profesinya saat ini maupun Perolehan informasi Potensi Masyarakat umumnya
profesinya terdahulu. Informasi ini juga berguna dilakukan melalui survei langsung ke tiap kepala rumah
nantinya untuk mengusulkan peran seseorang tangga. Jika jumlah rumah dirasakan terlalu banyak,
dalam sistem PSBM. survei ini dapat dilakukan hanya ke sebagian rumah
• Tingkat kesediaan membayar; yang menyangkut tangga saja.
kesanggupan terhadap besaran dan pola
Photo : Koleksi.
25
32. POTENSI KEMITRAAN
Untuk menjaga keberlanjutannya, suatu PSBM perlu bermitra dengan pihak-
pihak lain. Misalnya, kemitraan dengan instansi kebersihan, pengusaha daur ulang,
pedagang kompos, maupun dengan perusahaan-perusahaan swasta. Kelompok
penggerak perlu mengidentifikasi semua potensi kemitraan ini.
Kemitraan perlu didasari oleh prinsip saling membutuhkan. Sebagai contoh,
kemitraan dengan instansi kebersihan sebaiknya didasari kesanggupan PSBM
untuk mengurangi timbulan sampah di wilayah layanannya. Kemitraan dengan
pengusaha daur ulang sebaiknya didasari kesanggupan PSBM untuk menyediakan
sampah dengan jumlah dan jenis yang dibutuhkan pengusaha tersebut.
Masyarakat biasanya masih membutuhkan bantuan pendanaan dari pihak luar,
khususnya dalam masa pengembangan PSBM. Beberapa perusahaan swasta, di
bawah program Corporate Social Responsibility (CSR) atau program sosial lainnya,
dapat membantu pendanaan ini. Khususnya untuk PSBM di kawasan-kawasan
permukiman di sekitar perusahaan tersebut. Beberapa program pemerintah, baik
pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota, juga ada yang ditujukan
untuk membantu pendanaan kegiatan-kegiatan berbasis masyarakat.
Kemitraan PSBM dengan pihak lain perlu diperkuat dengan suatu kesepakatan
tertulis. Tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak perlu dituangkan
dengan jelas dalam dokumen tersebut. Demikian juga dengan masa berlakunya
kesepakatan. Lebih baik lagi jika penandatanganan kesepakatan itu juga disaksikan
pihak ketiga.
Photo : Koleksi.
Sistem PSBM di suatu kawasan permukiman seringkali perlu membina kemitraan dengan
kawasan tetangganya. Khususnya jika PSBM itu tidak mendapatkan sampah Layak Kompos
atau Layak Daur Ulang dalam jumlah yang memadai.
26
33. Kemitraan juga perlu dibina dengan pihak-pihak
yang siap mendampingi masyarakat dalam
pengembangan dan pengoperasian sistem PSBM.
Beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) sudah
berpengalaman dalam mengembangkan kegiatan
berbasis masyarakat, termasuk kegiatan pengelolaan
sampah. LSM-LSM tersebut dapat menyediakan
sumber daya manusia yang sehari-hari akan tinggal
bersama masyarakat.
Photo : E. Sunandar.
27
34. BAGIAN 4
MERENCANAKAN SISTEM
Pengelolaan
Sampah
Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam perenca-
naan PSBM. Pada awalnya adalah penentuan strategi pengelolaan
sampah yang kemudian akan mendasari perencanaan komponen
teknis PSBM. Lalu, perencanaan komponen pengolahan sampah
yang merupakan jantung dari suatu PSBM terpadu. Langkah itu
kemudian diikuti oleh perencanaan dari komponen teknis lain-
nya seperti komponen pengumpulan, pewadahan, dan pengang-
kutan sampah.
Bagian ini akan menguraikan beberapa hal mendasar dari
aspek perencanaan sistem PSBM. Mulai dari komponen teknis
PSBM sampai pada aspek pembiayaannya. Uraian berikut akan
banyak menekankan pentingnya suatu PSBM direncanakan
dengan memperhatikan keberadaan pola-pola penanganan
sampah yang berjalan di luar wilayah PSBM (off-site system).
Photo : Koleksi.
28
36. STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH
Perencanaan PSBM di suatu kawasan permukiman harus diawali
dengan penentuan strategi pengelolaan sampahnya. Masyarakat perlu
menentukan tindakan yang akan dilakukan terhadap berbagai jenis
sampah yang timbul di kawasannya. Baik itu menyangkut pemanfaatan
sampah maupun pengangkutan sampah sisa (layak buang) ke luar
kawasan permukiman.
Strategi pengelolaan sampah sudah tentu
dipengaruhi oleh potensi wilayah suatu kawasan
permukiman (lihat bahasan di Bagian 3). Baik itu
potensi fisik wilayah, potensi sampah, potensi
masyarakat, maupun potensi kemitraannya.
Hanya PSBM yang dikembangkan sesuai
dengan keempat potensi tersebut yang mampu
mempertahankan keberlanjutannya
Penentuan tindakan pengelolaan sampah
juga sangat dipengaruhi oleh pola penanganan
sampah yang ada di luar kawasan permukiman.
Misalnya, dengan pengangkutan sampah instansi
kebersihan, kegiatan daur ulang, dan perdagang-
an kompos di sekitar kawasan permukiman. Perlu
tidaknya suatu PSBM melakukan pengomposan
sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya pihak yang
akan memanfaatkan kompos itu. Demikian juga
dengan kegiatan pemilahan sampah Layak Daur
Ulang. PSBM hanya perlu melakukan pemilahan
Photo : John Pieter.
sampah Layak Daur Ulang jika memang ada pihak
yang akan memanfaatkan sampah tersebut.
Strategi pengelolaan sampah tidak perlu memaksakan adanya pemilahan
untuk seluruh jenis sampah Layak Daur Ulang jika memang sebagian
sampah itu tidak akan ada pembelinya.
30
37. Photo : E. Sunandar.
Strategi pengelolaan sampah pada dasarnya menguraikan
tindakan yang akan dilakukan terhadap berbagai jenis
sampah yang timbul. Tiap tindakan sebaiknya dilengkapi
dengan sasaran kuantitatif dari tindakan tersebut.
31
38. PENGOLAHAN SAMPAH
PSBM umumnya memiliki unit pengolahan sampah dimana sampah
Bagian pengolahan
terkumpul akan dipilah dan diolah sesuai strategi pengelolaan yang Tempat dimana sampah akan
disepakati masyarakat. Unit pengolahan sampah merupakan jantung dari diolah sesuai rencana tindakannya.
suatu PSBM. Oleh karena itu, sebaiknya perencanaan unit pengolahan Di tempat ini pengomposan akan
sampah lebih baik didahulukan sebelum perencanaan komponen dilakukan. Selain itu sampah Layak
Daur Ulang akan diolah menjadi
pengumpulan dan pengangkutan sampah.
bentukan yang dibutuhkan pembeli.
Unit pengolahan sampah harus dirancang sesuai dengan berbagai tin-
dakan pengelolaan sampah yang akan dilakukan dan jumlah sampahnya.
Bagian dari suatu unit pengolahan sampah setidaknya harus terdiri dari
Bagian pengangkutan
bagian penerimaan, penyiapan, pengolahan, dan pengangkutan (lihat
Lokasi penampungan sampah
gambar). Rincian dari tiap-tiap bagian itu, khususnya bagian pengolahan sisa atau sampah Layak Buang
harus disesuaikan dengan teknologi yang akan digunakan. yang akan diangkut ke luar oleh
Penentuan lahan unit pengolahan sampah perlu mempertimbangkan: kendaraan pengangkut sampah.
a) Luas lahan tersedia; harus memadai untuk menampung seluruh Letaknya sebaiknya di bagian
depan unit pengolahan sampah
sampah terkumpul, sarana pengolahan sampah, gerobak sampah, dan
sehingga memudahkan akses
seluruh pekerja. kendaraan pengangkut sampah.
b) Kondisi sekeliling; sebaiknya tidak diletakkan bersebelahan dengan
rumah hunian, sekolah, warung makan, dan tempat ibadah.
c) Status lahan; khususnya terkait dengan status kepemilikan lahan agar
nanti jelas pemanfaatan lahannya.
d) Peruntukan wilayah; misalnya tidak membangun sarana di
bantaran sungai atau sumber air.
d) Kemudahan akses; mudah terjangkau
oleh pekerja dan kendaraan
pengangkut sampah.
e) Ketersediaan air dan listrik.
Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah faktor risiko keselamatan
dari penggunaan lahan tersebut.
Baik itu risiko longsor dan banjir
maupun risiko dari lalu lintas di
sekitar lahan.
Infografik : M. Taufik.
32
39. Kelengkapan unit pengolahan sampah sangat
dipengaruhi oleh strategi pengelolaan sampah
yang disepakati. Walau demikian, secara umum
bagian-bagian dari suatu unit pengolahan sampah
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Bagian penyiapan
Tempat pemisahan sampah lebih lanjut dan disiapkan untuk menjalani
proses selanjutnya. Jika suatu jenis sampah Layak Daur Ulang akan dijual
maka di tempat ini sampah itu akan dipisahkan, dibersihkan, dan dikemas.
Jika sampah itu akan menjalani pengomposan maka di bagian ini sampah
Layak Kompos akan dipisahkan dan dikumpulkan.
Bagian penerimaan
Tempat pembongkaran sampah dari gerobak
pengumpul sampah. Bagian ini harus mudah
dijangkau oleh gerobak sampah. Ukurannya harus
cukup luas untuk memungkinkan adanya pemisahan
sampah basah dengan sampah kering.
33
40. PENGUMPULAN SAMPAH
Sampah harus dikumpulkan di unit pengolahan sampah
ah
h
dengan cara yang paling efisien dan efektif. Untuk itu,
u,
u
pengumpulan sampah perlu memanfaatkan kendaraan yang
ng
g
an
n
sesuai dengan karakteristik sampah, kondisi fisik kawasan
Photo : E. Sunandar.
permukiman, dan kemampuan keuangan at
t.
masyarakat.
an
n
Pengumpulan sampah juga perlu dilakukan dengan jadwal dan
rute pengumpulan yang tepat.
ah
h
Kendaraan pengumpul harus dilengkapi dengan bak sampah
ka
a
yang sesuai dengan rencana pemilahan di suatu PSBM. Jika
an
n
masyarakat melakukan pemilahan sampah basah dengan
ua
a
sampah kering maka bak kendaraan harus memiliki dua
ga
a
kompartemen terpisah. Selain itu, bak kendaraan sebaiknya juga
un
n
memiliki kompartemen tersendiri untuk sampah bahan beracun
dan berbahaya.
ng
g
Pengumpulan sampah harus dilakukan di rute yang
p pah
h,
tersingkat dan termudah. Dalam penentuan rute sampah,
kelompok penggerak perlu melakukan simulasi langsung
rak langsung
ng
untuk membandingkan alternatif-alternatif yang ada. Waktu
gkan Wak u
ktu
k
tempuh terpendek bukan merupakan satu-
satunya pertimbangan dalam penentuan rute.
gan
Kemudahan perlintasan juga sangat perlu
tasan
dipertimbangkan.
Jadwal
pengumpulan
sampah harus
disesuaikan an
dengan
kebiasaan yarakat
masyarakat
meletakkan sampah di wadah
h
rumahnya masing-masing dan jadwal
masing
kedatangan truk pengangkut sampah.
Sebaiknya sampah dikumpulkan di pagi hari
sehingga pekerja di unit pengolahan sampah
i
memiliki waktu kerja yang cukup.
a
Infografik :M. Taufik.
34
41. A
Ada beberapa jenis kendaraan pengumpul sampah yang patut
dipertimbangkan pemanfaatannya di suatu PSBM. Gerobak tangan lebih
d
tepat digunakan untuk kawasan permukiman yang ruas jalannya sempit.
t
Gerobak motor atau gerobak mobil sebaiknya digunakan untuk kawasan
G
permukiman yang luas, Walau demikian, jenis gerobak bermotor tersebut
p
pastinya membutuhkan biaya investasi dan operasi yang lebih mahal
p
ketimbang gerobak tangan maupun gerobak sepeda.
k
35
42. PEMBIAYAAN
Rencana pembiayaan operasi PSBM terdiri dari rencana
pengeluaran dan rencana pendapatan. PSBM baru dapat beroperasi
secara berkelanjutan jika pendapatan operasionalnya masih lebih
besar dari pengeluarannya.
Pengeluaran operasi PSBM terdiri dari 1) pengeluaran gaji petugas,
2) pengeluaran perawatan, 3) pengeluaran alat dan bahan, 4)
pengeluaran pembuangan sampah sisa, 5) pengeluaran administratif,
6) pengeluaran usaha (untuk kepentingan perdagangan sampah).
Jika menggunakan gerobak bermotor, suatu PSBM tentu juga perlu
mengalokasikan dana untuk pengeluaran perpanjangan surat dari
kendaraan bermotor tersebut.
Rencana pendapatan operasi PSBM terbesar umumnya berasal
dari iuran masyarakat pelanggannya. Semakin banyak pelanggan,
semakin besar pemasukan PSBM, namun pengeluarannya juga ikut
bertambah. Pendapatan operasi lainnya dapat diperoleh dari hasil
penjualan kompos dan berbagai jenis sampah Layak Daur Ulang.
PSBM dapat mengupayakan pendapatan dari sumber-sumber
lain, seperti bantuan perusahaan swasta, LSM internasional, atau
pemerintah setempat. Walau demikian, bantuan dari sumber-
sumber ini biasanya lebih banyak dalam bentuk alat dan bahan.
Photo : Koleksi.
Penjualan kompos dalam jumlah besar dapat menutupi sebagian biaya
operasional. Sisanya berasal dari iuran masyarakat dan penjualan sampah
Photo : E. Sunandar.
layak daur ulang, barang kerajinan atau kegiatan pelatihan untuk PSBM lain.
36
43. PSBM dapat memperoleh pendapatan dari penjualan kompos
dan berbagai jenis sampah Layak Daur Ulang. Walau demikian,
pendapatan dari sumber ini biasanya tidak akan cukup untuk
membiayai seluruh pengeluaran operasi PSBM.
Pengeluaran gaji petugas biasanya dapat mencapai 60% dari
seluruh pengeluaran operasional PSBM.
37
44. BAGIAN 5
Penutup
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) akan ba-
is
nyak manfaatnya bagi pengelolaan lingkungan. Namun,
olaan
untuk mencapai PSBM yang tepat sasaran dan
epat
berkelanjutan, banyak persyaratan yang
atan
ang-
harus dipenuhi, dan banyak tantang-
an yang harus dihadapi. Dua per-
a-
syaratan yang sangat penting da-
M
lam tahap perencanaan PSBM
-
berhubungan dengan faktor in-
ternal dan eksternal.
Photo : Koleksi.
38
45. Secara internal, rencana PSBM yang dibuat harus realistis dan sesuai
dengan keinginan dan kesanggupan masyarakat. Artinya, warga setempat
harus terlibat penuh dalam proses pengembangan rencana tersebut. Mereka
yang harus menentukan bentuk, cara kerja, lingkup wilayah dan opsi teknis,
dan unsur keuangan untuk PSBM tersebut. Tidak ada gunanya memilih sistem
yang canggih, dilengkapi peralatan mahal dan berteknologi tinggi, jika warga
tidak akan sanggup mengelola dan meng
mengoperasikan sistem tersebut.
h
Secara eksternal, rencana PSBM juga harus berlandaskan kemitraan dengan
pihak luar. PSBM harus mengkaitkan diri dengan pihak luar yang sudah mem-
beri jasa atau menjalankan kegiatan daur u
ulang, pembuatan kompos, lapak pen-
gumpul sampah, dan juga layanan persa
persampahan pemerintah kota. Kemitraan
dengan pihak-pihak ini sangat penting, karena akan membantu memastikan
bahwa PSBM bisa berjalan secara berkela
berkelanjutan. Intinya, PSBM tidak mungkin
lam
mampu berdiri sendiri dan bertahan lama tanpa kerjasama dengan pihak luar.
Bahkan, ada kalanya, kemitraan demikian dapat mendatangkan pemasukan
demikia
dana untuk PSBM, seperti dari hasil penjualan bahan layak daur ulang.
penju
Pemerintah kota mempunyai andil da
dalam memfasilitasi penciptaan PSBM
yang memenuhi syarat internal maupun eksternal. Pemerintah kota seharus-
nya juga merasa terbantu dengan adanya PSBM, ka-
rena beban pengumpulan dan pembuangan sampah
peng
oleh kota menja lebih ringan. Oleh karena itu, pe-
menjadi
merintah kota pe berperan aktif dalam mendorong
perlu
P
pengembangan PSBM. Bantuan teknis berupa pembi-
naan, pelatihan, dan sosialisasi dapat diberikan oleh pe-
merintah kota ke warga yang be
berminat mengembangkan PSBM. Ban-
tuan teknis ini dapat menjamin bahwa PSBM memilih pola operasi
yang kompatibel dengan pola o
operasi instansi kebersihannya. Hanya
anta
dengan demikian, sinergi antara masyarakat dan pemerintah dapat
tercipta dan terpelihara dengan baik.
denga
PSBM bukan obat mujarab yang dapat menyelesaikan seluruh
Melain
masalah persampahan. Melainkan, PSBM merupakan satu unsur
sampa
dalam peta pengelolaan sampah terpadu yang berkelanjutan. Upaya
mengembangkan dan meme
memelihara PSBM masih panjang dan perlu
dukungan berbagai pihak. Dengan keterpaduan dan upaya seluruh
De
stakeholder, masalah persampa
persampahan di Indonesia dapat diselesaikan.
39