Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Pedoman tata cara pengolahan sampah 3 r
1. DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PEDOMAN TATA CARA
PENGELOLAAN SAMPAH 3R
Disiapkan oleh :
Enri Damanhuri
Ria Ismaria
Tri Padmi
Teknik Lingkungan FTSL ITB
VERSI FINAL
September 2006
2. DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ 2
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 3
1.1 Ruang Lingkup ................................................................................ 3
1.2 Acuan Normatif................................................................................ 3
1.3 Istilah dan Definisi ........................................................................... 3
BAB II KETENTUAN-KETENTUAN ....................................................................... 5
2.1 Ketentuan Umum............................................................................. 5
2.2 Ketentuan Teknis............................................................................. 6
2.2.1 Pengelolaan Sampah secara Umum ................................... 6
2.2.2 Pola Pengelolaan Sampah Kota dan Upaya 3R .................. 7
2.2.3 Upaya Reduksi Sampah (R1) .............................................. 9
2.2.4 Upaya Daur Ulang (R2 dan R3) dalam Penanganan
Sampah Kota ....................................................................... 9
2.2.5 Metode Umum Pengolahan Sampah................................... 13
BAB III CARA PENGERJAAN 3R .......................................................................... 15
3.1 Kegiatan 3R pada Berbagai Jenis Sumber ..................................... 15
3.2 Perlengkapan .................................................................................. 16
3.2.1 Kebutuhan dan Karakteristik Wadah ................................... 16
3.2.2 Sarana Pengumpulan dan Pengangkutan ........................... 18
3.2.3 Sarana Pemerosesan .......................................................... 19
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 1
3. DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1 : Contoh Bahan Daur ulang dan Jenis Penggunaan ......................... 12
Tabel 2 : Kelebihan dan Kelemahan Beberapa Alternatif Pengolahan
Sampah ........................................................................................... 13
Tabel 3 : Contoh Pengerjaan 3R pada Perumahan dan Fasilitas Sosial ....... 15
Tabel 4 : Contoh Pengerjaan 3R pada Fasilitas Umum ................................. 15
Tabel 5 : Contoh Pengerjaan 3R pada Daerah Komersial ............................. 15
Tabel 6 : Jenis Pewadahan ............................................................................ 16
Tabel 7 : Pola dan Karakteristik Pewadahan Sampah ................................... 17
Tabel 8 : Contoh Wadah dan Penggunaannya .............................................. 17
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1 : Algoritma Pemilihan Metode Pengelolaan Persampahan ............... 6
Gambar 2 : Pola Pengelolaan Sampah Kota...................................................... 6
Gambar 3 : Kaitan Komposisi Sampah dengan Pola Pengelolaan .................... 7
Gambar 4 : Contoh Neraca Persentase Sampah mulai dari Sumber................. 10
Gambar 5 : Skema Contoh Produk Hasil Pemilahan ......................................... 11
Gambar 6 : Contoh Wadah Sampah Komunal 2 Kompartemen ....................... 18
Gambar 7 : Contoh Bak Truk Sampah dengan 2 Kompartemen........................ 19
Gambar 8 : Contoh Pewadahan Sampah Kawasan ........................................... 20
Gambar 9 : Contoh Sarana Pengumpul Sampah ............................................... 20
Gambar 10 : Contoh Sarana Pengangkutan Sampah .......................................... 20
Gambar 11 : Contoh Pengolahan/Pemerosesan Sampah ................................... 21
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 2
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Ruang Lingkup
Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk maka meningkat pula
timbulan sampah yang dihasilkan. Pengelolaan sampah dengan mengandalkan
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) saja tidak cukup, mengingat semakin sulit mencari
lahan TPA dan besarnya biaya operasional dan pemeliharaan TPA. Oleh karenanya
harus ada usaha pengurangan dan pemilahan sampah dari sumbernya.
Pedoman ini memberi penjelasan tentang upaya pengurangan sampah yang
dilakukan sedekat mungkin dari sumbernya melalui reduce (merubah pola hidup
konsumtif), reuse (menggunakan kembali bahan-bahan yang potensial menjadi
sampah dan bahan refill) dan recycle (mendaur ulang melalui pembuatan kompos,
daur ulang, waste to energy dan lain-lain).
Ruang lingkup mencakup pengertian, ketentuan umum, ketentuan teknis, serta cara
pengerjaan penanganan sampah dengan pendekatan 3R (reduce, reuse, recycle)
atau 3R (mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang) pada skala
lingkungan, bagi institusi pengelola sampah perkotaan dan atau masyarakat.
1.2 Acuan Normatif
a). UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan Dan Permukiman
b). UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
c). UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
d). PP No. 16 Tahun 2004 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
e). Peraturan Menteri No. 294/PRT/M/2005 tentang Badan Pendukung
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
f). SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan
g). SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah.
1.3 Istilah dan Definisi
Yang dimaksud dengan :
1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses
alam yang berbentuk padat.
2. Sampah organik atau sampah basah atau sampah hayati adalah sampah
yang mudah mumbusuk, seperti sampah sisa dapur, daun-daunan, sayur-
sayuran, buah-buahan, dan sebagainya.
3. Sampah anorganik atau sampah kering atau sampah non-hayati adalah
sampah yang sukar atau tidak dapat membusuk, seperti logam, kaleng, plastik,
kaca, dan sebagainya.
4. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
5. Pengurangan sampah adalah upaya yang meliputi kegiatan membatasi
(R1=reduce), mengguna-ulang (R2=reuse) dan mendaur-ulang sampah
(R3=recycle).
6. Kegiatan membatasi (R1) sampah adalah upaya meminimalkan produk
sampah.
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 3
5. 7. Kegiatan mengguna-ulang (R2) adalah upaya untuk menggunakan kembali
sampah secara langsung.
8. Kegiatan mendaur-ulang (R3) adalah upaya untuk memanfaatkan kembali
sampah setelah melalui proses.
9. Penanganan sampah adalah upaya yang meliputi kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan dan pemerosesan
akhir sampah.
10. Pemilahan sampah adalah kegiatan mengelompokkan dan memisahkan
sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampah.
11. Pengumpulan sampah adalah kegiatan pengambilan dan pemindahan
sampah dari sumber sampah ke tempat penyimpanan sementara.
12. Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari tempat
penyimpanan sementara dan/atau pemindahan menuju ke tempat daur
ulang, pengolahan, atau pemerosesan akhir.
13. Pengolahan sampah adalah kegiatan untuk mengubah karakteristik,
komposisi, dan jumlah sampah agar dapat diproses lebih lanjut,
dimanfaatkan, atau dikembalikan ke media lingkungan secara aman.
14. Pemerosesan akhir adalah kegiatan untuk mengembalikan sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara
aman.
15. Penghasil sampah adalah setiap orang, usaha, dan/atau kegiatan yang
menghasilkan timbulan sampah.
16. Tempat penyimpanan sementara adalah tempat penampungan sampah
sebelum sampah diangkut ke tempat penduaran-ulang, pengolahan,
dan/atau pemerosesan akhir.
17. Tempat pemerosesan akhir adalah tempat untuk mengembalikan sampah
ke media lingkungan secara aman.
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 4
6. BAB II
KETENTUAN – KETENTUAN
2.1 Ketentuan Umum
1). Pelaksanaan penanganan sampah dengan 3R, yang dimulai dengan pemilahan
sampah, sedapat mungkin dilakukan di tingkat sumber, dan akan berjalan
dengan baik bila masyarakat terlibat dan dilibatkan secara aktif dalam
pelaksanaannya. Kegiatan daur ulang dan resource recovery dapat
mengurangi beban pengumpulan dan pembuangan akhir. Gambar 1 berikut
adalah algoritma metode pemilihan pengelolaan sampah pemukiman menurut
SNI Pengelolaan Sampah Pemukiman.
2). Bring system atau membawa sendiri sampah ke tempat sampah komunal
dengan kontainer terpisah dianjurkan diperkenalkan kepada masyarakat,
selanjutnya dibutuhkan kendaraan khusus untuk pengumpulan secara terpisah.
3). Upaya 3R membutuhkan partisipasi aktipasi aktif seluruh stakeholders yang
terkait dengan masalah persampahan.
4). Dalam melaksanakan penanganan sampah secara 3R diperlukan
peraturan/landasan hukum, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang
mengatur keterlibatan pemerintah, kelompok masyarakat, sektor informal, dan
swasta dalam terselenggaranya kegiatan tersebut.
5). Untuk melaksanakan kegiatan 3R, perlu dibentuk suatu institusi yang sesuai,
baik berupa badan-usaha, atau kelompok masyarakat atau swasta atau institusi
sektor informal lainnya. Institusi ini harus terintegrasi dengan sistem
pengelolaan sampah kota yang telah ada.
6). Badan Pengelola Sampah dan atau Pengembang dan atau swasta harus
menyediakan fasilitas penunjang kegiatan penanganan sampah 3R.
7). Pembentukan kerjasama pengumpulan antara sektor formal dan informal perlu
dilakukan
8). Desiminasi dan sosialisasi penanganan 3R dalam pengelolaan sampah perlu
dilakukan terus-menerus kepada setiap strata lapisan masyarakat baik secara
individu maupun kelompok, dengan menggunakan bahasa, sarana-prasarana
dan media yang sesuai dengan target kelompok yang dituju.
9). Pelaksanaan sosialisasi secara nasional penanganan sampah 3R dapat
dilaksanakan oleh LSM, dan atau kelompok PKK, Instansi Pemerintah dan
Perguruan Tinggi.
10). Sasaran sosialisasi lebih ditujukan kepada masyarakat penghasil sampah dan
pengguna sampah, termasuk sektor informal.
11). Pendidikan dan penyuluhan dapat difokuskan untuk mendorong pemilik rumah,
komunitas dan bisnis memilah sampahnya.
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 5
7. Gambar 1 : Algoritma Pemilihan Metode Pengelolaan Persampahan
2.2 Ketentuan Teknis
2.2.1 Pengelolaan Sampah secara Umum
a). Secara teknik operasional, pengelolaan sampah kota mulai dari sumber sampah
sampai pemerosesan akhi adalah seperti terlihat dalam gambar di bawah ini
(Gambar 2)
Sumber Sampah (R1, R2)
Timbulan Sampah
Pemilahan
Pewadahan (R2, R3)
Pengumpulan
(R1)
Pemindahan,
Pengolahan
Pengangkutan
(R2, R3) (R3)
Pembuangan
Akhir
(R2, R3)
Catatan :
- Pengelolaan sampah B3 rumah tangga dikelola secara khusus sesuai aturan yang berlaku
- Kegiatan pemilahan dapat pula dilakukan pada kegiatan pengumpulan pemindahan
- Kegiatan pemilahan dan daur-ulang diutamakan di sumber.
Gambar 2 : Pola Pengelolaan Sampah Kota
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 6
8. b). Kegiatan 3R dimulai dari sumber sampah, dan dilakukan secara sistematis dalam
alur perjalanan sampah dari sumber sampah menuju ke TPA
c). Reduksi (R1) sampah merupakan upaya yang dilakukan baik oleh produsen
maupun konsumen, dengan tujuan utama agar terbentuknya sampah
semaksimal mungkin dihindari atau diminimalkan.
d). Kegiatan R2 dan R3 dilakukan pada setiap level dalam perjalanan sampah
menuju pemerosesan akhir.
2.2.2 Pola Pengelolaan Sampah Kota dan Upaya 3R
a). Gambar 3 merupakan kaitan pembagian komposisi sampah dengan pola
pengelolaan sampah kota
b). Berdasarkan arus pergerakan sampah sejak dari sumber hingga menuju ke
pemerosesan atau pembuangan akhir, penanganan sampah dikaitkan dengan
upaya R2 dan R3, pengelolaan sampah sebuah kota dapat dibagi dalam 3
kelompok utama :
− Penanganan sampah tingkat sumber
− Penanganan sampah tingkat kawasan
− Penanganan sampah tingkat kota
Keterangan : UPKDU = Unit Produksi Kompos dan Daur-Ulang
Gambar 3 : Kaitan Komposisi Sampah dengan Pola Pengelolaan
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 7
9. c). Penanganan tingkat sumber :
− Merupakan kegiatan penanganan secara individual yang dilakukan sendiri
oleh penghasil sampah dalam area dimana penghasil sampah tersebut
berada. Penanganan sampah di tingkat sumber sangat dianjurkan dengan
3R, yang diawali dengan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya
− Minimasi sampah (R1) dilakukan sejak sampah belum terbentuk yaitu dengan
menghemat penggunaan bahan, membatasi konsumsi sesuai kebutuhan,
memilih bahan yang mengandung sedikit sampah, dan sebagainya
− Pemanfaatan sampah dilakukan dengan menggunakan kembali sampah
sesuai fungsinya seperti halnya penggunaan botol minuman atau kemasan
lainnya
− Pengomposan sampah, misalnya dengan composter, diharapkan diterapkan
di sumber (rumah tangga, kantor, sekolah, dll). Bila lahan memungkinkan,
pengomposan dapat dilakukan dengan penimbunan sampah, dan
pengelolaan sampah di tingkat sumber dapat ditingkatkan dengan gabungan
pengelolaan yang bersifat individual maupun komunal.
d). Penanganan sampah tingkat kawasan :
− Merupakan kegiatan penanganan secara komunal untuk melayani sebagian
atau keseluruhan sumber sampah yang ada dalam area dimana pengelola
kawasan berada
− Pengelolaan sampah tingkat kawasan harus mendorong peningkatan upaya
minimisasi sampah untuk mengurangi beban pada pengelolaan tingkat kota,
khususnya yang akan diangkut ke TPA
− Pengelolaan sampah kawasan harus mampu melayani masyarakat yang
berada dalam daerah pelayanan yang telah ditentukan
− Proses pemilahan sampah yang telah dimulai dari sumber, membutuhkan
pengaturan alat pengumpul (misal gerobak) yang terpisah ataupun
penjadwalan pengangkutan, agar sampah yang telah dipisah di tingkat
sumber tersebut akan tetap terpisah berdasarkan jenisnya
− Lokasi pengumpulan sementara (TPS) dapat difungsikan sebagai pusat
pengolahan sampah tingkat kawasan, atau sebaliknya, yang berfungsi untuk
pemindahan, daur ulang, atau penanganan sampah lainnya dari daerah yang
bersangkutan.
e). Penanganan sampah tingkat kota :
− Merupakan penanganan sampah yang dilakukan oleh pengelola kebersihan
kota, baik dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, atau dilaksanakan oleh
institusi lain yang ditunjuk untuk itu, yang bertugas untuk melayani sebagian
atau seluruh wilayah yang ada dalam kota yang menjadi tanggung jawabnya.
− Prinsip pengolahan dan daur-ulang sampah adalah mengedepankan
pemanfaatan sampah sebagai sumber daya sehingga sampah yang harus
dibuang ke TPA menjadi lebih sedikit
− Keberhasilan upaya pengolahan dan daur-ulang sangat tergantung pada
adanya pemilahan sampah mulai dari sumber, pada wadah komunal, pada
sarana pengumpul dan pengangkut, sehingga sampah yang akan diangkut ke
lokasi pengolahan telah terpilah sesuai jenis atau komposisinya
− Walaupun terdapat kemungkinan mendapatkan nilai tambah dari hasil
penjualan produk pengolahan atau daur-ulang, namun dasar pemikiran
pengolahan dan daur-ulang sampah hendaknya didasarkan atas pendekatan
non-profit-center, dan bahwa upaya tersebut bertujuan untuk mengurangi
sampah yang akan diurug di TPA
− Sarana di tingkat kawasan atau TPS dapat berfungsi untuk pengumpulan
sampah berkatagori B3 dari kegiatan rumah tangga, untuk ditangani lebih
lanjut
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 8
10. − Proses pemilahan sampah yang telah dimulai dari sumber, dan telah
dipisahkan di tingkat pengumpulan, membutuhkan kontainer dan pengaturan
alat angkut yang terpisah ataupun penjadwalan pengangkutan yang berbeda,
agar sampah yang telah dipisah di tingkat sumber dan tingkat kawasan
tersebut akan tetap terpisah berdasarkan jenisnya.
− Konsep penanganan sampah di TPA hendaknya bertumpu pada beberapa
prinsip, yaitu :
− Penanganan sampah di sarana ini hendaknya terpadu
− Bahan yang masih bernilai ekonomis hendaknya diupayakan untuk
didaur-ulang sebelum dilakukan upaya terakhir dengan pengurugan
sampah ke dalam tanah
− Pada lokasi ini dapat dioperasikan beberapa jenis pengolahan
sampah, seperti pengomposan, biogasifikasi, ataupun insinerasi bila
memenuhi syarat
− Sarana ini berfungsi pula sebagai tempat penyimpanan sementara
bahan berbahaya yang terkumpul dari kegiatan kota, untuk diangkut
ke lokasi pemerosesan yang sesuai.
2.2.3 Upaya Reduksi Sampah (R-1)
a). Terdapat berbagai tingkat fungsi pengemasan, yaitu :
− Produk yang tanpa pengemas sama sekali
− Pengemas level-1 : pengemas yang kontak langsung dengan produk
− Pengemas level-2 : pengemas suplementar dari primary packaging
− Pengemas level-3 : pengemas yang dibutuhkan untuk pengiriman
− Beberapa pengemas dapat dipakai berulang-ulang, seperti botol minuman.
b). Di samping mendorong produsen untuk mencari bentuk pengemas yang lebih
ramah lingkungan, perlu adanya peran dan tanggung jawab produsen dalam
internalisasi biaya lingkungan dalam biaya produksi, termasuk tanggung jawab
untuk menerima pengemas (atau limbah B3 seperti batu batere) yang telah
digunakan oleh konsumen, sebagai konsep Extended Producer Responsibility
(EPR). Dibutuhkan peraturan perundang-undangan yang mengatur kegiatan
yang mengatur konsep yang bersifat lintas sektoral ini.
c). Bahan buangan berbentuk padat, seperti kertas, logam, plastik adalah bahan
yang biasa didaur-ulang. Bahan ini bisa saja didaur-pakai secara langsung atau
harus mengalami proses terlebih dahulu untuk menjadi bahan baku baru. Bahan
buangan ini banyak dijumpai, biasanya merupakan bahan pengemas produk.
d). Upaya mereduksi sampah akan menimbulkan manfaat jangka panjang seperti :
− Mengurangi biaya pengelolaan dan investasi
− Mengurangi potensi pencemaran air dan tanah
− Memperpanjang usia TPA
− Mengurangi kebutuhan sarana sistem kebersihan
− Menghemat pemakaian sumber daya alam.
2.2.4 Upaya Daur Ulang (R2 dan R3) dalam Penanganan Sampah Kota
a). Guna menentukan potensi daur-ulang, dibutuhkan adanya survei tentang
persentase sampah pada masing-masing sumber, dan pada masing-masing
tingkat penanganan sampah, sehingga dapat dibuat neraca alur sampah mulai
dari sumber sampai ke tempat pemerosesan akhir (TPA).
b). Contoh neraca persentase sampah dari mulai sumber sampai ke TPA adalah
seperti terlihat dalam Gambar 4 di bawah ini, sedang Gambar 5 merupakan
skema contoh produk hasil pemilahan.
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 9
11. c). Contoh bahan daur ulang adalah dan jenis penggunaanya seperti tercantum
dalam Tabel 1.
d). Langkah awal agar upaya kegiatan R2 dab R3 berhasil adalah melakukan
pemilahan.
e). Pemilahan sampah di sumbernya paling tidak dilakukan dengan
mengelompokkan sampah menjadi dua kelompok besar, yaitu sampah hayati
(dikenal sebagai sampah organik) dan sampah non-hayati (dikenal sebagai
sampah non-organik).
f). Pemilahan di sumbernya seperti di rumah tangga, di industri, di pasar, dsb,
sangat membantu upaya R2 dab R3 karena akan memperoleh bahan dengan
kondisi bersih.
Gambar 4 : Contoh Neraca Persentase Sampah mulai Sumber sampai ke TPA
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 10
12. SAMPAH MASUK
PEMILAHAN
Yang dapat dikomposkan : Yang tidak dapat dikomposkan :
Daun-daunan rumput, sisa makanan, Barang Lapak
sisa ikan, sayur-sayuran, kertas, sisa
kulit buah-buahan, ampas kelapa, sisa- Residu/Sisa
sisa roti/kue, jerami, dan lain-lain
Kaleng, kardus botol,
Barang berbahaya aneka ragam bahan
Daun yang keras, daun plastik, gelas kaca, besi
yang banyak seratnya, tua, aneka logam bekas,
sabut, tempurung dan sebaginya
Bekas pisau cukur, kelapa, pelepah yang
benda tajam lainnya keras, kayu, tulang, dan
(paku, tusuk sate), kaca, lain-lain
baterai, botol bekas hair
spray, dan lain-lain
Diamankan Dijual ke penampungan
(dalam kotak/dibungkus) (Bandar/lapak)
Diserahkan kepada petugas
kebersihan
(pengangkut sampah)
Gambar 5 : Skema Contoh Produk Hasil Pemilahan
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 11
13. Tabel 1 : Contoh Bahan Daur-ulang dan Jenis Penggunaan
BAHAN YANG DIDAUR-ULANG JENIS PENGGUNAAN
Alumunium Wadah soft drink, beer
Kertas :
• Kertas koran
• Corrugated cardboard • Kardus packaging
• Kertas kualitas tinggi • Kertas komputer, kertas tulis HVS
• Kertas campuran • Campuran kertas bersih, koran, majalah,
putih/berwarna
Plastik dan nomor kelompoknya:
• PETE : Kode 1 • Botol soft drink, film
• HDPE : Kode 2 • Botol air, Botol susu
• PVC : kode 3 • Pipa, ember, botol
• LDPE : kode 4 • Bungkus tipis, lain-lain bahan film bungkus
• PP : kode 5 • Label untuk botol/kontainer, casing battery
• PS : kode 6 • Packaging komponen listrik/ elektronik,
• Multilayer dan lain-2 : kode 7 tableware, plate
• Plastik campuran : 4 % • Packaging multilayer, beberapa botol
• Kombinasi di atas
Glass Botol dan wadah warna jernih, hijau, coklat
Logam ferrous Tin cans
Metal non-ferrous Alumunium, tembaga, timah
Limbah bahan bangunan Tanah, aspal, beton, kayu, logam
Kayu Kotak kontainer, scrap, sisa proyek
Oli bekas Proses ulang oli bekas
Ban daur ulang : macam-macam
Batteri accu (Lead-acid) Daur-ulang : asam, plastik, Pb
Batteri rumah tangga Daur-ulang Zn, Hg, Ag
BAHAN YANG DIDAUR-ULANG JENIS PENGGUNAAN
Alumunium Wadah soft drink, beer
Kertas :
• Kertas koran
• Corrugated cardboard • Kardus packaging
• Kertas kualitas tinggi • Kertas komputer, kertas tulis HVS
• Kertas campuran • Campuran kertas bersih, koran, majalah,
putih/berwarna
Plastik dan nomor kelompoknya:
• PETE : Kode 1 • Botol soft drink, film
• HDPE : Kode 2 • Botol air, Botol susu
• PVC : kode 3 • Pipa, ember, botol
• LDPE : kode 4 • Bungkus tipis, lain-lain bahan film bungkus
• PP : kode 5 • Label untuk botol/kontainer, casing battery
• PS : kode 6 • Packaging komponen listrik/ elektronik,
• Multilayer dan lain-2 : kode 7 tableware, plate
• Plastik campuran : 4 % • Packaging multilayer, beberapa botol
• Kombinasi di atas
Glass Botol dan wadah warna jernih, hijau, coklat
Logam ferrous Tin cans
Metal non-ferrous Alumunium, tembaga, timah
Limbah bahan bangunan Tanah, aspal, beton, kayu, logam
Kayu Kotak kontainer, scrap, sisa proyek
Oli bekas Proses ulang oli bekas
Ban daur ulang : macam-macam
Batteri accu (Lead-acid) Daur-ulang : asam, plastik, Pb
Batteri rumah tangga Daur-ulang Zn, Hg, Ag
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 12
14. 2.2.5 Metode Umum Pengolahan Sampah
a). Teknik-teknik pengolahan dan pemanfaatan sampah antara lain (lihat Tabel 2)
adalah :
− Pemotongan sampah
− Pengomposan sampah baik dengan cara konvensional maupun dengan
rekayasa
− Pengomposan sampah secara vermi-kompos
− Pemerosesan sampah sebagai sumber gas bio
− Pembakaran dalam Insinerator.
Tabel 2 : Kelebihan dan Kelemahan Beberapa Alternatif Pengolahan Sampah
Jenis Pengolahan Kelebihan Kelemahan Catatan
Pengomposan : - Proses pengomposan - Memerlukan peralatan - Harga kompos yang
lebih cepat. lebih banyak dan dihasilkan lebih mahal
- High Rate
- Volume sampah yang kompleks. daripada pupuk kimia.
terbuang berkurang. - Biaya investasi mahal - Biaya operasi lebih
- Sederhana - Tidak memerlukan tinggi dari harga jual.
banyak peralatan
- Sesuai untuk sampah - Perlu perawatan yang
yang banyak baik dan kontinu
mengandung unsur - Proses pengomposan
organik lebih lama
- Volume sampah yang - Memerlukan tenaga
terbuang berkurang lebih banyak.
- Biaya investasi lebih
murah.
Insinerasi - Untuk kapasitas besar - Biaya investasi dan Ada 2 (dua) tipe :
hasil sampingan dari operasi mahal - Sistem pembakaran
pembakaran dapat - Dapat menimbulkan berkesinambungan
dimanfaatkan antara lain polusi udara. untuk kapasitas besar
untuk pembangkit (>100 ton/hari)
tenaga listrik - Sistem pembakaran
- Volume sampah terputus untuk
menjadi sangat kapasitas kecil (<100
berkurang ton/hari)
- Hygienis.
Recycling - Pemanfaatan kembali - Tidak semua jenis - Dianjurkan
bahan-bahan sampah bisa pemisahan mulai dari
(anorganik) yang sudah didaurulang sumber sampahnya.
terpakai - Memerlukan peralatan
- Merupakan lapangan yang relatif mahal bila
kerja bagi pemulung dilaksanakan secara
sampah (informal) mekanis
- Volume sampah yang - Kurang sehat bagi
terbuang berkurang, pemulung sampah
menghemat lahan (informal).
pembuangan akhir.
b). Kriteria pengomposan skala kawasan atau kota, yaitu sebagai berikut :
− Rumah tangga, komersial, pasar, institusi dalam suatu area yang
menghasilkan 5 sampai 50 ton sampah organik per hari
− Proses pengomposan yang dianjurkan adalah secara aerobik
− Pengomposan dapat dilakukan pada lahan kosong atau taman kota, dan
diupayakan sedekat mungkin dengan sumber sampah terbanyak
− Pemerintah kota membantu dalam hal mendukung penyuluhan, penyediaan
lahan, modal awal, transport suplai sampah, transport residu keluar area
pengomposan, penggunaan hasil kompos atau taman-taman kota
− Lokasi memungkinkan dijangkau oleh setiap orang yang akan menggunakan
− Lokasi disepakati dengan jelas oleh semua pengguna dan non pengguna
− Lokasi sekitarnya menerima/tidak mengganggu penggunaan lahan
sekitarnya.
− Lokasi terjaga dari pembuangan liar
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 13
15. − Tersedia saluran drainase untuk mengalirkan lindi.
c). Insinerasi sampah merupakan jenis pengolahan dengan menerapkan teknologi
pembakaran sempurna, sehingga emisi yang dikeluarkan dapat memenuhi baku
mutu yang ditetapkan. Insinerator tersebut yang berperan sebagai alat minimasi
sampah, tetap berpotensi sebagai sumber pencemar apabila tidak dilengkapi alat
pengendali pencemar udara, dan tidak dioperasikan dan dikelola dengan baik
d). Insinerator model baru yang menawarkan konsep recovery enersi, membutuhkan
analisa kelayakan finansial sebelum diterapkan. Recovery enersi dari sebuah
insinerator biasanya baru dipertimbangkan bila kapasitasnya di atas 500 ton/hari
e). Dibutuhkan adanya instrumen atau mekanisme insentif bagi masyarakat atau
individu yang melakukan kegiatan 3R, karena mereka berperan dalam
pengurangan biaya pengelolaan sampah kota dan penghematan sumberdaya
f). Untuk mengatur lebih detail tentang pengolahan sampah, maka perlu NSPM lain
tentang pengolahan sampah.
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 14
16. BAB III
CARA PENGERJAAN 3R
3.1 Kegiatan 3R pada Berbagai Jenis Sumber
a). Contoh pengerjaan upaya 3-R untuk daerah perumahan dan fasilitas sosial
tercantum dalam Tabel 3.
Tabel 3 : Contoh Pengerjaan 3R pada Perumahan dan Fasilitas Sosial
Penanganan 3R Contoh Cara Pengerjaan
1. Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur-ulang
2. Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah
R1 dalam jumlah besar
3. Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
4. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai
1. Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi
lainnya
2. Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang
R2
Gunakan baterai yang dapat di-charge kembali
3. Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada pihak yang
memerlukan
1. Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai
Lakukan penanganan untuk sampah organik menjadi kompos dengan
2. berbagai cara yang telah ada (sesuai ketentuan) atau manfaatkan
R3
sesuai dengan kreativitas masing-masing
Lakukan penanganan untuk sampah anorganik menjadi barang yang
bermanfaat
b). Contoh pengerjaan upaya 3-R untuk daerah fasilitas umum (perkantoran,
sekolah, rumah sakit) tercantum dalam Tabel 4.
Tabel 4 : Contoh Pengerjaan 3R pada Fasilitas Umum
Penanganan 3R Cara pengerjaan
1. Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi
Gunakan alat tulis yang dapat diisi kembali
2. Sediakan jaringan informasi dengan komputer (tanpa kertas)
3. Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat
R1
dihapus dan ditulis kembali
4. Khusus untuk rumah sakit, gunakan incinerator untuk sampah medis
Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
5. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai
1. Gunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang
R2 Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis
2. kembali
1. Olah sampah kertas menjadi kertas/karton kembali
R3 2. Olah sampah organik menjadi kompos
c). Contoh pengerjaan upaya 3-R untuk daerah komersial (pasar, pertokoan,
restoran, hotel) tercantum dalam Tabel 5.
Tabel 5 : Contoh Pengerjaan 3R pada Daerah Komersial
Penanganan 3R Cara pengerjaan
1. Berikan insentif oleh produsen bagi pembeli yang mengembalikan
kemasan yang dapat digunakan kembali
Berikan tambahan biaya bagi pembeli yang meminta
R1
2. kemasan/bungkusan untuk produk yang dibelinya
Memberikan kemasan/bungkusan hanya kepada produk yang benar-
3. benar memerlukannya
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 15
17. Penanganan 3R Cara pengerjaan
Sediakan produk yang kemasannya tidak menghasilkan sampah dalam
4. jumlah besar
Kenakan biaya tambahan untuk permintaan kantong plastik belanjaan
5. Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada yang
memerlukannya
1. Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkkan untuk
produk lain, seperti pakan ternak
2. Berikan insentif bagi konsumen yang membawa wadah sendiri, atau
R2 wadah belanjaan yang diproduksi oleh swalayan yang bersangkutan
sebagai bukti pelanggan setia
Sediakan perlengkapan untuk pengisian kembali produk umum isi
ulang (minyak, minuman)
1. Jual produk-produk hasil daur ulang sampah dengan lebih menarik
Berilah insentif kepada masyarakat yang membeli barang hasil daur
2. ulang sampah
Olah kembali buangan dari proses yang dilakukan sehingga
R3
3. bermanfaat bagi proses lainnya
Lakukan penanganan sampah organik menjadi kompos atau
4. memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan
Lakukan penanganan sampah anorganik
3.2 Perlengkapan
3.2.1 Kebutuhan dan Karakteristik Wadah
a). Untuk pelasanaan 3R, khususnya untuk R1 dan R2, diperlukan wadah, baik
individual maupun komunal, yang memungkinkan pemisahan jenis sampah
seperti terlihat dalam Tabel 6, sedang Tabel 7 adalah pola dan karakteristik
pewadahan sampah, dan Tabel 8 contoh penggunaan wadah. Gambar 5 adalah
contoh wadah dimaksud.
Tabel 6 : Jenis Pewadahan
Sumber sampah Jenis pewadahan
- Kantong plastik/kertas, volume sesuai yang tersedia di
pasaran
- Bak sampah permanen, ukuran bervariasi, biasanya dari
Daerah perumahan pasangan
- Bin plastik/tong, volume 40-60 Iiter, dengan tutup,
khususnya permukiman yang pernah dibina oleh Dinas
Kebersihan
- Bin/tong sampah, volume 50–60 Iiter
- Bin plastik, volume 120-140 Iiter dengan tutup dan
memakai roda.
Pasar 3
- Gerobak sampah, volume 1,0 m .
- Kontainer dari Armroll kapasitas 6–10 m3.
- Bak sampah.
- Kantong plastik, volume bervariasi.
Pertokoan - Bin plastik/tong, volume 50-60 Iiter.
- Bin plastik, volume 120-140 liter dgn roda.
- Kontainer volume 1 m3 beroda.
Perkantoran/Hotel
- Kontainer besar volume 6-10 m3.
a. Bin plastik/tong volume 50-60 Iiter, yang dipasang secara
Tempat umum, jalan,
permanen.
dan taman
b. Bin plastik, volume 120 - 140 It dengan roda.
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 16
18. Tabel 7 : Pola dan Karakteristik Pewadahan Sampah
Pola Pewadahan
No. Individual Komunal
Karakteristik
Kotak, silinder,
Kotak, silinder,
kontainer, bin (tong),
1. Bentuk/Jenis kontainer, bin (tong),
semua bertutup, dan
semua bertutup.
kantong plastik.
Ringan, mudah Ringan, mudah
2. Sifat dipindahkan, dan mudah dipindahkan, dan
dikosongkan. mudah dikosongkan.
Logam, plastik, Logam, plastik,
3. Bahan fiberglass (GRP), kayu, fibreglass (GRP), kayu,
bambu, rotan, kertas. bambu, rotan.
Pinggir jalan dan taman
Pemukiman dan toko = 30–40 lt.
4. Volume
kecil 10–40 lt. Untuk pemukiman dan
pasar = 100–1000 lt.
Pribadi, instansi, Instansi, pengelola
5. Pengadaan
pengelola.
Tabel 8 : Contoh Wadah dan Penggunaannya
Umur
No. Wadah Kapasitas Pelayanan wadah (life Keterangan
time)
Kantong
1. 10-40 L 1 KK 2-3 hari Individual
plastic
Maksimal
2. Bin 40 L 1 KK 2-3 tahun pengambilan
3 hari 1 kali.
3. Bin 120 L 2-3 KK 2-3 tahun Toko
4. Bin 240 L 4-6 KK 2-3 tahun
5. Kontainer 1.000 L 80 KK 2-3 tahun Komunal
6. Kontainer 500 L 40 KK 2-3 tahun Komunal
Pejalan
7. Bin 30-40 L kaki, 2-3 tahun
taman
b). Pola pewadahan individual : diperuntukkan bagi daerah pemukiman
berpenghasilan tinggi dan daerah komersial. Bentuk yang dipakai tergantung
selera dan kemampuan pengadaannya dari pemiliknya, dengan kriteria :
− Bentuk : kotak, silinder, kantung, kontainer
− Sifat : dapat diangkat, tertutup
− Bahan : logam, plastik. Alternatif bahan harus bersifat kedap terhadap
air, panas matahari, tahan diperlakukan kasar, mudah
dibersihkan
− Ukuran : 10-50 liter untuk pemukiman, toko kecil.
100-500 liter untuk kantor, toko besar, hotel, rumah makan.
− Pengadaan : pribadi, swadaya masyarakat, instansi pengelola.
c). Pola pewadahan komunal : diperuntukkan bagi daerah pemukiman
sedang/kumuh, taman kota, jalan, pasar. Bentuk ditentukan oleh pihak instansi
pengelola karena sifat penggunaannya adalah umum, dengan kriteria :
− Bentuk : kotak, silinder, kontainer.
− Sifat : tidak bersatu dengan tanah, dapat diangkat, tertutup.
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 17
19. − Bahan : logam, plastik. Alternatif bahan harus bersifat kedap terhadap
air, panas matahari, tahan diperlakukan kasar, mudah
dibersihkan.
− Ukuran : 100-500 liter untuk pinggir jalan, taman kota.
1-10 m3 untuk pemukiman dan pasar.
− Pengadaan : pemilik, badan swasta (sekaligus sebagai usaha promosi hasil
produksi), instansi pengelola.
d). Untuk memudahkan penggunaan, disamping kriteria yang terkait dengan fungsi,
maka dibutuhkan pengaturan warna :
− Sampah Organik : warna gelap
− Sampah anorganik : warna terang
− Sampah B3 rumah tangga : warna merah/(Standar Internasional)
e). Pemilahan sampah dikelompokkan menjadi beberapa jenis sampah seperti :
o Sampah basah, yang akan digunakan misalnya sebagai bahan baku kompos
o Sampah kering, yang digunakan sebagai bahan daur ulang
o Sampah berbahaya rumah tangga, yang selanjutnya akan dikelola sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Gambar 6 : Contoh Wadah Sampah Komunal 2 Kompartemen
3.2.2 Sarana Pengumpulan dan Pengangkutan
Dalam penanganan 3R diperlukan alat pengumpulan dan pengangkutan sebagai
berikut :
a). Fungsi pemilahan dapat dilaksanakan dengan pengaturan :
− Penyekatan sarana tersebut sesuai dengan jenis sampah
− Penjadwalan waktu pengumpulan, dimana sampah mudah membusuk
hendaknya diangkut paling lama 2 hari sekali, sedang sampah non-hayati
(anorganik) diangkut dengan frekuensi seminggu sekali
b). Alat pengumpul sampah dapat dilaksanakn dengan berbagai cara (lihat Gambar
6), seperti :
− Alat pengumpul tradisional, seperti gerobak dan beca sampah
− Alat pengumpul bermotor, seperti motor sampah
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 18
20. Gambar 7 : Contoh Truk Sampah 2 Kompartemen
3.2.3 Sarana Pemerosesan
a). Peralatan Penunjang 3R (TPST – Tempat pengolahan sampah terpadu)
− Komposter individual
− Alat pengomposan sesuai dengan ketentuan berlaku
− Insinerator yang diposisikan hanya untuk membakar residu hasil
pengomposan yang tidak sesuai dengan kualitas kompos. Residu tersebut
dapat pula diangkut ke TPA
− Bangunan dan peralatan Unit Produksi Kompos dan Daur-Ulang (UPKDU)
− Wadah penampung sementara sampah B3 rumah tangga
− Peralatan daur ulang lain.
b). Sarana pemerosesan sampah diwajibkan dilengkapi dengan sarana
pengumpulan/pengolahan air lindi.
c). Penjelasan lebih lanjut tentang sarana pemerosesan terdapat pada NSPM
tersendiri.
Kontainer 120 L dan 240 L Kontainer 240 L dan hand cart
Pewadahan 2 kompartemen Pewadahan 3 kompartemen
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 19
21. Bak sampah permanen 3 kompartemen Bak sampah khusus B3
Gambar 8 : Contoh Pewadahan Sampah
Penyapuan jalan Gerobak tangan (hand cart)
Sepeda pengumpul sampah Motor pengumpul bak terbuka
Motor pengumpul bak semi-tertutup Bajaj pengumpul bak semi-tertutup
Gambar 9 : Contoh Sarana Pengumpul Sampah
Pick Up pengangkut Pick Up pengangkut 3 kompartemen
Gambar 10 : Contoh Sarana Pengangkut Sampah
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 20
22. Komposter rumah tangga model Puskim Komposter bio reaktor mini tipe S-2
Hanggar pengomposan sistem windrow Pengomposan skala komunal
Pemilahan sampah skala kawasan Pencacah Sampah
Daur-ulang Kertas Penyaring (Ayakan) Kompos
Gambar 11 : Contoh Pengolahan/Pemerosesan Sampah
Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 21