SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 22
Descargar para leer sin conexión
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
      DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN




   PEDOMAN TATA CARA
 PENGELOLAAN SAMPAH 3R




              Disiapkan oleh :

              Enri Damanhuri
                Ria Ismaria
                Tri Padmi

        Teknik Lingkungan FTSL ITB




               VERSI FINAL
              September 2006
DAFTAR ISI


                                                                                                                 halaman
DAFTAR ISI ...............................................................................................................    1
DAFTAR TABEL ........................................................................................................         2
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................            2

BAB I         PENDAHULUAN........................................................................................            3
               1.1 Ruang Lingkup ................................................................................            3
               1.2 Acuan Normatif................................................................................            3
               1.3 Istilah dan Definisi ...........................................................................          3

BAB II       KETENTUAN-KETENTUAN ....................................................................... 5
               2.1 Ketentuan Umum............................................................................. 5
               2.2 Ketentuan Teknis............................................................................. 6
                   2.2.1 Pengelolaan Sampah secara Umum ................................... 6
                   2.2.2 Pola Pengelolaan Sampah Kota dan Upaya 3R .................. 7
                   2.2.3 Upaya Reduksi Sampah (R1) .............................................. 9
                   2.2.4 Upaya Daur Ulang (R2 dan R3) dalam Penanganan
                          Sampah Kota ....................................................................... 9
                   2.2.5 Metode Umum Pengolahan Sampah................................... 13

BAB III CARA PENGERJAAN 3R ..........................................................................                        15
          3.1 Kegiatan 3R pada Berbagai Jenis Sumber .....................................                                   15
          3.2 Perlengkapan ..................................................................................                16
              3.2.1 Kebutuhan dan Karakteristik Wadah ...................................                                    16
              3.2.2 Sarana Pengumpulan dan Pengangkutan ...........................                                          18
              3.2.3 Sarana Pemerosesan ..........................................................                            19




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006                                              Pengelolaan Sampah 3R - 1
DAFTAR TABEL


                                                                                                               halaman
Tabel 1          :    Contoh Bahan Daur ulang dan Jenis Penggunaan .........................                               12
Tabel 2          :    Kelebihan dan Kelemahan Beberapa Alternatif Pengolahan
                      Sampah ...........................................................................................   13
Tabel 3          :    Contoh Pengerjaan 3R pada Perumahan dan Fasilitas Sosial .......                                     15
Tabel 4          :    Contoh Pengerjaan 3R pada Fasilitas Umum .................................                           15
Tabel 5          :    Contoh Pengerjaan 3R pada Daerah Komersial .............................                             15
Tabel 6          :    Jenis Pewadahan ............................................................................         16
Tabel 7          :    Pola dan Karakteristik Pewadahan Sampah ...................................                          17
Tabel 8          :    Contoh Wadah dan Penggunaannya ..............................................                        17




                                            DAFTAR GAMBAR


                                                                                                               halaman
Gambar 1         :    Algoritma Pemilihan Metode Pengelolaan Persampahan ...............                                    6
Gambar 2         :    Pola Pengelolaan Sampah Kota......................................................                    6
Gambar 3         :    Kaitan Komposisi Sampah dengan Pola Pengelolaan ....................                                  7
Gambar 4         :    Contoh Neraca Persentase Sampah mulai dari Sumber.................                                   10
Gambar 5         :    Skema Contoh Produk Hasil Pemilahan .........................................                        11
Gambar 6         :    Contoh Wadah Sampah Komunal 2 Kompartemen .......................                                    18
Gambar 7         :    Contoh Bak Truk Sampah dengan 2 Kompartemen........................                                  19
Gambar 8         :    Contoh Pewadahan Sampah Kawasan ...........................................                          20
Gambar 9         :    Contoh Sarana Pengumpul Sampah ...............................................                       20
Gambar 10        :    Contoh Sarana Pengangkutan Sampah ..........................................                         20
Gambar 11        :    Contoh Pengolahan/Pemerosesan Sampah ...................................                             21




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006                                            Pengelolaan Sampah 3R - 2
BAB I
                                             PENDAHULUAN


1.1    Ruang Lingkup

Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk maka meningkat pula
timbulan sampah yang dihasilkan. Pengelolaan sampah dengan mengandalkan
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) saja tidak cukup, mengingat semakin sulit mencari
lahan TPA dan besarnya biaya operasional dan pemeliharaan TPA. Oleh karenanya
harus ada usaha pengurangan dan pemilahan sampah dari sumbernya.

Pedoman ini memberi penjelasan tentang upaya pengurangan sampah yang
dilakukan sedekat mungkin dari sumbernya melalui reduce (merubah pola hidup
konsumtif), reuse (menggunakan kembali bahan-bahan yang potensial menjadi
sampah dan bahan refill) dan recycle (mendaur ulang melalui pembuatan kompos,
daur ulang, waste to energy dan lain-lain).

Ruang lingkup mencakup pengertian, ketentuan umum, ketentuan teknis, serta cara
pengerjaan penanganan sampah dengan pendekatan 3R (reduce, reuse, recycle)
atau 3R (mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang) pada skala
lingkungan, bagi institusi pengelola sampah perkotaan dan atau masyarakat.

1.2    Acuan Normatif

a). UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan Dan Permukiman
b). UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
c). UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
d). PP No. 16 Tahun 2004 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
e). Peraturan Menteri No. 294/PRT/M/2005 tentang Badan Pendukung
    Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
f). SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
    Perkotaan
g). SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah.

1.3    Istilah dan Definisi

Yang dimaksud dengan :
1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses
   alam yang berbentuk padat.
2. Sampah organik atau sampah basah atau sampah hayati adalah sampah
   yang mudah mumbusuk, seperti sampah sisa dapur, daun-daunan, sayur-
   sayuran, buah-buahan, dan sebagainya.
3. Sampah anorganik atau sampah kering atau sampah non-hayati adalah
   sampah yang sukar atau tidak dapat membusuk, seperti logam, kaleng, plastik,
   kaca, dan sebagainya.
4. Pengelolaan     sampah      adalah    kegiatan  yang     sistematis    dan
   berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
5. Pengurangan sampah adalah upaya yang meliputi kegiatan membatasi
   (R1=reduce), mengguna-ulang (R2=reuse) dan mendaur-ulang sampah
   (R3=recycle).
6. Kegiatan membatasi (R1) sampah adalah upaya meminimalkan produk
   sampah.



Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006          Pengelolaan Sampah 3R - 3
7. Kegiatan mengguna-ulang (R2) adalah upaya untuk menggunakan kembali
    sampah secara langsung.
8. Kegiatan mendaur-ulang (R3) adalah upaya untuk memanfaatkan kembali
    sampah setelah melalui proses.
9. Penanganan sampah adalah upaya yang meliputi kegiatan pemilahan,
    pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan dan pemerosesan
    akhir sampah.
10. Pemilahan sampah adalah kegiatan mengelompokkan dan memisahkan
    sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampah.
11. Pengumpulan sampah adalah kegiatan pengambilan dan pemindahan
    sampah dari sumber sampah ke tempat penyimpanan sementara.
12. Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari tempat
    penyimpanan sementara dan/atau pemindahan menuju ke tempat daur
    ulang, pengolahan, atau pemerosesan akhir.
13. Pengolahan sampah adalah kegiatan untuk mengubah karakteristik,
    komposisi, dan jumlah sampah agar dapat diproses lebih lanjut,
    dimanfaatkan, atau dikembalikan ke media lingkungan secara aman.
14. Pemerosesan akhir adalah kegiatan untuk mengembalikan sampah
    dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara
    aman.
15. Penghasil sampah adalah setiap orang, usaha, dan/atau kegiatan yang
    menghasilkan timbulan sampah.
16. Tempat penyimpanan sementara adalah tempat penampungan sampah
    sebelum sampah diangkut ke tempat penduaran-ulang, pengolahan,
    dan/atau pemerosesan akhir.
17. Tempat pemerosesan akhir adalah tempat untuk mengembalikan sampah
    ke media lingkungan secara aman.




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006      Pengelolaan Sampah 3R - 4
BAB II
                                   KETENTUAN – KETENTUAN


2.1    Ketentuan Umum

1).  Pelaksanaan penanganan sampah dengan 3R, yang dimulai dengan pemilahan
     sampah, sedapat mungkin dilakukan di tingkat sumber, dan akan berjalan
     dengan baik bila masyarakat terlibat dan dilibatkan secara aktif dalam
     pelaksanaannya. Kegiatan daur ulang dan resource recovery dapat
     mengurangi beban pengumpulan dan pembuangan akhir. Gambar 1 berikut
     adalah algoritma metode pemilihan pengelolaan sampah pemukiman menurut
     SNI Pengelolaan Sampah Pemukiman.
2). Bring system atau membawa sendiri sampah ke tempat sampah komunal
     dengan kontainer terpisah dianjurkan diperkenalkan kepada masyarakat,
     selanjutnya dibutuhkan kendaraan khusus untuk pengumpulan secara terpisah.
3). Upaya 3R membutuhkan partisipasi aktipasi aktif seluruh stakeholders yang
     terkait dengan masalah persampahan.
4). Dalam melaksanakan penanganan sampah secara 3R diperlukan
     peraturan/landasan hukum, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang
     mengatur keterlibatan pemerintah, kelompok masyarakat, sektor informal, dan
     swasta dalam terselenggaranya kegiatan tersebut.
5). Untuk melaksanakan kegiatan 3R, perlu dibentuk suatu institusi yang sesuai,
     baik berupa badan-usaha, atau kelompok masyarakat atau swasta atau institusi
     sektor informal lainnya. Institusi ini harus terintegrasi dengan sistem
     pengelolaan sampah kota yang telah ada.
6). Badan Pengelola Sampah dan atau Pengembang dan atau swasta harus
     menyediakan fasilitas penunjang kegiatan penanganan sampah 3R.
7). Pembentukan kerjasama pengumpulan antara sektor formal dan informal perlu
     dilakukan
8). Desiminasi dan sosialisasi penanganan 3R dalam pengelolaan sampah perlu
     dilakukan terus-menerus kepada setiap strata lapisan masyarakat baik secara
     individu maupun kelompok, dengan menggunakan bahasa, sarana-prasarana
     dan media yang sesuai dengan target kelompok yang dituju.
9). Pelaksanaan sosialisasi secara nasional penanganan sampah 3R dapat
     dilaksanakan oleh LSM, dan atau kelompok PKK, Instansi Pemerintah dan
     Perguruan Tinggi.
10). Sasaran sosialisasi lebih ditujukan kepada masyarakat penghasil sampah dan
     pengguna sampah, termasuk sektor informal.
11). Pendidikan dan penyuluhan dapat difokuskan untuk mendorong pemilik rumah,
     komunitas dan bisnis memilah sampahnya.




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006           Pengelolaan Sampah 3R - 5
Gambar 1 : Algoritma Pemilihan Metode Pengelolaan Persampahan


2.2     Ketentuan Teknis

2.2.1     Pengelolaan Sampah secara Umum

a). Secara teknik operasional, pengelolaan sampah kota mulai dari sumber sampah
    sampai pemerosesan akhi adalah seperti terlihat dalam gambar di bawah ini
    (Gambar 2)

                                              Sumber Sampah        (R1, R2)


                                             Timbulan Sampah


                                                 Pemilahan


                                                Pewadahan          (R2, R3)


                                               Pengumpulan
                                                            (R1)

                Pemindahan,
                                                                              Pengolahan
                Pengangkutan
            (R2, R3)                                                                   (R3)

                                               Pembuangan
                                                  Akhir

                                                 (R2, R3)

        Catatan :
          -   Pengelolaan sampah B3 rumah tangga dikelola secara khusus sesuai aturan yang berlaku
          -   Kegiatan pemilahan dapat pula dilakukan pada kegiatan pengumpulan pemindahan
          -   Kegiatan pemilahan dan daur-ulang diutamakan di sumber.

                            Gambar 2 : Pola Pengelolaan Sampah Kota




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006                                        Pengelolaan Sampah 3R - 6
b). Kegiatan 3R dimulai dari sumber sampah, dan dilakukan secara sistematis dalam
    alur perjalanan sampah dari sumber sampah menuju ke TPA
c). Reduksi (R1) sampah merupakan upaya yang dilakukan baik oleh produsen
    maupun konsumen, dengan tujuan utama agar terbentuknya sampah
    semaksimal mungkin dihindari atau diminimalkan.
d). Kegiatan R2 dan R3 dilakukan pada setiap level dalam perjalanan sampah
    menuju pemerosesan akhir.

2.2.2     Pola Pengelolaan Sampah Kota dan Upaya 3R

a). Gambar 3 merupakan kaitan pembagian komposisi sampah dengan pola
    pengelolaan sampah kota
b). Berdasarkan arus pergerakan sampah sejak dari sumber hingga menuju ke
    pemerosesan atau pembuangan akhir, penanganan sampah dikaitkan dengan
    upaya R2 dan R3, pengelolaan sampah sebuah kota dapat dibagi dalam 3
    kelompok utama :
          − Penanganan sampah tingkat sumber
          − Penanganan sampah tingkat kawasan
          − Penanganan sampah tingkat kota




  Keterangan : UPKDU = Unit Produksi Kompos dan Daur-Ulang

               Gambar 3 : Kaitan Komposisi Sampah dengan Pola Pengelolaan




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006             Pengelolaan Sampah 3R - 7
c). Penanganan tingkat sumber :
    − Merupakan kegiatan penanganan secara individual yang dilakukan sendiri
       oleh penghasil sampah dalam area dimana penghasil sampah tersebut
       berada. Penanganan sampah di tingkat sumber sangat dianjurkan dengan
       3R, yang diawali dengan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya
    − Minimasi sampah (R1) dilakukan sejak sampah belum terbentuk yaitu dengan
       menghemat penggunaan bahan, membatasi konsumsi sesuai kebutuhan,
       memilih bahan yang mengandung sedikit sampah, dan sebagainya
    − Pemanfaatan sampah dilakukan dengan menggunakan kembali sampah
       sesuai fungsinya seperti halnya penggunaan botol minuman atau kemasan
       lainnya
    − Pengomposan sampah, misalnya dengan composter, diharapkan diterapkan
       di sumber (rumah tangga, kantor, sekolah, dll). Bila lahan memungkinkan,
       pengomposan dapat dilakukan dengan penimbunan sampah, dan
       pengelolaan sampah di tingkat sumber dapat ditingkatkan dengan gabungan
       pengelolaan yang bersifat individual maupun komunal.
d). Penanganan sampah tingkat kawasan :
    − Merupakan kegiatan penanganan secara komunal untuk melayani sebagian
       atau keseluruhan sumber sampah yang ada dalam area dimana pengelola
       kawasan berada
    − Pengelolaan sampah tingkat kawasan harus mendorong peningkatan upaya
       minimisasi sampah untuk mengurangi beban pada pengelolaan tingkat kota,
       khususnya yang akan diangkut ke TPA
    − Pengelolaan sampah kawasan harus mampu melayani masyarakat yang
       berada dalam daerah pelayanan yang telah ditentukan
    − Proses pemilahan sampah yang telah dimulai dari sumber, membutuhkan
       pengaturan alat pengumpul (misal gerobak) yang terpisah ataupun
       penjadwalan pengangkutan, agar sampah yang telah dipisah di tingkat
       sumber tersebut akan tetap terpisah berdasarkan jenisnya
    − Lokasi pengumpulan sementara (TPS) dapat difungsikan sebagai pusat
       pengolahan sampah tingkat kawasan, atau sebaliknya, yang berfungsi untuk
       pemindahan, daur ulang, atau penanganan sampah lainnya dari daerah yang
       bersangkutan.
e). Penanganan sampah tingkat kota :
    − Merupakan penanganan sampah yang dilakukan oleh pengelola kebersihan
       kota, baik dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, atau dilaksanakan oleh
       institusi lain yang ditunjuk untuk itu, yang bertugas untuk melayani sebagian
       atau seluruh wilayah yang ada dalam kota yang menjadi tanggung jawabnya.
    − Prinsip pengolahan dan daur-ulang sampah               adalah mengedepankan
       pemanfaatan sampah sebagai sumber daya sehingga sampah yang harus
       dibuang ke TPA menjadi lebih sedikit
    − Keberhasilan upaya pengolahan dan daur-ulang sangat tergantung pada
       adanya pemilahan sampah mulai dari sumber, pada wadah komunal, pada
       sarana pengumpul dan pengangkut, sehingga sampah yang akan diangkut ke
       lokasi pengolahan telah terpilah sesuai jenis atau komposisinya
    − Walaupun terdapat kemungkinan mendapatkan nilai tambah dari hasil
       penjualan produk pengolahan atau daur-ulang, namun dasar pemikiran
       pengolahan dan daur-ulang sampah hendaknya didasarkan atas pendekatan
       non-profit-center, dan bahwa upaya tersebut bertujuan untuk mengurangi
       sampah yang akan diurug di TPA
    − Sarana di tingkat kawasan atau TPS dapat berfungsi untuk pengumpulan
       sampah berkatagori B3 dari kegiatan rumah tangga, untuk ditangani lebih
       lanjut



Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006             Pengelolaan Sampah 3R - 8
−    Proses pemilahan sampah yang telah dimulai dari sumber, dan telah
          dipisahkan di tingkat pengumpulan, membutuhkan kontainer dan pengaturan
          alat angkut yang terpisah ataupun penjadwalan pengangkutan yang berbeda,
          agar sampah yang telah dipisah di tingkat sumber dan tingkat kawasan
          tersebut akan tetap terpisah berdasarkan jenisnya.
     −    Konsep penanganan sampah di TPA hendaknya bertumpu pada beberapa
          prinsip, yaitu :
              − Penanganan sampah di sarana ini hendaknya terpadu
              − Bahan yang masih bernilai ekonomis hendaknya diupayakan untuk
                  didaur-ulang sebelum dilakukan upaya terakhir dengan pengurugan
                  sampah ke dalam tanah
              − Pada lokasi ini dapat dioperasikan beberapa jenis pengolahan
                  sampah, seperti pengomposan, biogasifikasi, ataupun insinerasi bila
                  memenuhi syarat
              − Sarana ini berfungsi pula sebagai tempat penyimpanan sementara
                  bahan berbahaya yang terkumpul dari kegiatan kota, untuk diangkut
                  ke lokasi pemerosesan yang sesuai.

2.2.3     Upaya Reduksi Sampah (R-1)

a). Terdapat berbagai tingkat fungsi pengemasan, yaitu :
    − Produk yang tanpa pengemas sama sekali
    − Pengemas level-1 : pengemas yang kontak langsung dengan produk
    − Pengemas level-2 : pengemas suplementar dari primary packaging
    − Pengemas level-3 : pengemas yang dibutuhkan untuk pengiriman
    − Beberapa pengemas dapat dipakai berulang-ulang, seperti botol minuman.
b). Di samping mendorong produsen untuk mencari bentuk pengemas yang lebih
    ramah lingkungan, perlu adanya peran dan tanggung jawab produsen dalam
    internalisasi biaya lingkungan dalam biaya produksi, termasuk tanggung jawab
    untuk menerima pengemas (atau limbah B3 seperti batu batere) yang telah
    digunakan oleh konsumen, sebagai konsep Extended Producer Responsibility
    (EPR). Dibutuhkan peraturan perundang-undangan yang mengatur kegiatan
    yang mengatur konsep yang bersifat lintas sektoral ini.
c). Bahan buangan berbentuk padat, seperti kertas, logam, plastik adalah bahan
    yang biasa didaur-ulang. Bahan ini bisa saja didaur-pakai secara langsung atau
    harus mengalami proses terlebih dahulu untuk menjadi bahan baku baru. Bahan
    buangan ini banyak dijumpai, biasanya merupakan bahan pengemas produk.
d). Upaya mereduksi sampah akan menimbulkan manfaat jangka panjang seperti :
    − Mengurangi biaya pengelolaan dan investasi
    − Mengurangi potensi pencemaran air dan tanah
    − Memperpanjang usia TPA
    − Mengurangi kebutuhan sarana sistem kebersihan
    − Menghemat pemakaian sumber daya alam.

2.2.4     Upaya Daur Ulang (R2 dan R3) dalam Penanganan Sampah Kota

a). Guna menentukan potensi daur-ulang, dibutuhkan adanya survei tentang
    persentase sampah pada masing-masing sumber, dan pada masing-masing
    tingkat penanganan sampah, sehingga dapat dibuat neraca alur sampah mulai
    dari sumber sampai ke tempat pemerosesan akhir (TPA).
b). Contoh neraca persentase sampah dari mulai sumber sampai ke TPA adalah
    seperti terlihat dalam Gambar 4 di bawah ini, sedang Gambar 5 merupakan
    skema contoh produk hasil pemilahan.



Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006               Pengelolaan Sampah 3R - 9
c). Contoh bahan daur ulang adalah dan jenis penggunaanya seperti tercantum
    dalam Tabel 1.
d). Langkah awal agar upaya kegiatan R2 dab R3 berhasil adalah melakukan
    pemilahan.
e). Pemilahan sampah di sumbernya paling tidak dilakukan dengan
    mengelompokkan sampah menjadi dua kelompok besar, yaitu sampah hayati
    (dikenal sebagai sampah organik) dan sampah non-hayati (dikenal sebagai
    sampah non-organik).
f). Pemilahan di sumbernya seperti di rumah tangga, di industri, di pasar, dsb,
    sangat membantu upaya R2 dab R3 karena akan memperoleh bahan dengan
    kondisi bersih.




    Gambar 4 : Contoh Neraca Persentase Sampah mulai Sumber sampai ke TPA




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006          Pengelolaan Sampah 3R - 10
SAMPAH MASUK




                                             PEMILAHAN


         Yang dapat dikomposkan :                                            Yang tidak dapat dikomposkan :


   Daun-daunan rumput, sisa makanan,                                                                   Barang Lapak
   sisa ikan, sayur-sayuran, kertas, sisa
  kulit buah-buahan, ampas kelapa, sisa-                                     Residu/Sisa
      sisa roti/kue, jerami, dan lain-lain
                                                                                                       Kaleng, kardus botol,
                                              Barang berbahaya                                          aneka ragam bahan
                                                                         Daun yang keras, daun        plastik, gelas kaca, besi
                                                                          yang banyak seratnya,      tua, aneka logam bekas,
                                                                             sabut, tempurung              dan sebaginya
                                                Bekas pisau cukur,         kelapa, pelepah yang
                                               benda tajam lainnya       keras, kayu, tulang, dan
                                             (paku, tusuk sate), kaca,           lain-lain
                                             baterai, botol bekas hair
                                                spray, dan lain-lain



                                                   Diamankan                                         Dijual ke penampungan
                                             (dalam kotak/dibungkus)                                     (Bandar/lapak)



                                                         Diserahkan kepada petugas
                                                                 kebersihan
                                                            (pengangkut sampah)




                           Gambar 5 : Skema Contoh Produk Hasil Pemilahan




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006                                                 Pengelolaan Sampah 3R - 11
Tabel 1 : Contoh Bahan Daur-ulang dan Jenis Penggunaan
     BAHAN YANG DIDAUR-ULANG                                      JENIS PENGGUNAAN
Alumunium                                         Wadah soft drink, beer
Kertas :
• Kertas koran
• Corrugated cardboard                            •   Kardus packaging
• Kertas kualitas tinggi                          •   Kertas komputer, kertas tulis HVS
• Kertas campuran                                 •   Campuran kertas bersih, koran, majalah,
                                                      putih/berwarna
Plastik dan nomor kelompoknya:
• PETE : Kode 1                                   •   Botol soft drink, film
• HDPE : Kode 2                                   •   Botol air, Botol susu
• PVC : kode 3                                    •   Pipa, ember, botol
• LDPE : kode 4                                   •   Bungkus tipis, lain-lain bahan film bungkus
• PP : kode 5                                     •   Label untuk botol/kontainer, casing battery
• PS : kode 6                                     •   Packaging komponen listrik/ elektronik,
• Multilayer dan lain-2 : kode 7                      tableware, plate
• Plastik campuran : 4 %                          • Packaging multilayer, beberapa botol
                                                  • Kombinasi di atas
Glass                                             Botol dan wadah warna jernih, hijau, coklat
Logam ferrous                                     Tin cans
Metal non-ferrous                                 Alumunium, tembaga, timah
Limbah bahan bangunan                             Tanah, aspal, beton, kayu, logam
Kayu                                              Kotak kontainer, scrap, sisa proyek
Oli bekas                                         Proses ulang oli bekas
Ban                                               daur ulang : macam-macam
Batteri accu (Lead-acid)                          Daur-ulang : asam, plastik, Pb
Batteri rumah tangga                              Daur-ulang Zn, Hg, Ag
      BAHAN YANG DIDAUR-ULANG                                       JENIS PENGGUNAAN
Alumunium                                         Wadah soft drink, beer
Kertas :
• Kertas koran
• Corrugated cardboard                            •   Kardus packaging
• Kertas kualitas tinggi                          •   Kertas komputer, kertas tulis HVS
• Kertas campuran                                 •   Campuran kertas bersih, koran, majalah,
                                                      putih/berwarna
Plastik dan nomor kelompoknya:
• PETE : Kode 1                                   •   Botol soft drink, film
• HDPE : Kode 2                                   •   Botol air, Botol susu
• PVC : kode 3                                    •   Pipa, ember, botol
• LDPE : kode 4                                   •   Bungkus tipis, lain-lain bahan film bungkus
• PP : kode 5                                     •   Label untuk botol/kontainer, casing battery
• PS : kode 6                                     •   Packaging komponen listrik/ elektronik,
• Multilayer dan lain-2 : kode 7                      tableware, plate
• Plastik campuran : 4 %                          • Packaging multilayer, beberapa botol
                                                  • Kombinasi di atas
Glass                                             Botol dan wadah warna jernih, hijau, coklat
Logam ferrous                                     Tin cans
Metal non-ferrous                                 Alumunium, tembaga, timah
Limbah bahan bangunan                             Tanah, aspal, beton, kayu, logam
Kayu                                              Kotak kontainer, scrap, sisa proyek
Oli bekas                                         Proses ulang oli bekas
Ban                                               daur ulang : macam-macam
Batteri accu (Lead-acid)                          Daur-ulang : asam, plastik, Pb
Batteri rumah tangga                              Daur-ulang Zn, Hg, Ag



Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006                               Pengelolaan Sampah 3R - 12
2.2.5     Metode Umum Pengolahan Sampah

a). Teknik-teknik pengolahan dan pemanfaatan sampah antara lain (lihat Tabel 2)
    adalah :
    − Pemotongan sampah
    − Pengomposan sampah baik dengan cara konvensional maupun dengan
       rekayasa
    − Pengomposan sampah secara vermi-kompos
    − Pemerosesan sampah sebagai sumber gas bio
    − Pembakaran dalam Insinerator.

     Tabel 2 : Kelebihan dan Kelemahan Beberapa Alternatif Pengolahan Sampah
  Jenis Pengolahan                  Kelebihan                    Kelemahan                       Catatan
 Pengomposan :               - Proses pengomposan         -   Memerlukan peralatan       - Harga kompos yang
                               lebih cepat.                   lebih banyak dan             dihasilkan lebih mahal
 - High Rate
                             - Volume sampah yang             kompleks.                    daripada pupuk kimia.
                               terbuang berkurang.        -   Biaya investasi mahal      - Biaya operasi lebih
 - Sederhana                 - Tidak memerlukan                                            tinggi dari harga jual.
                               banyak peralatan
                             - Sesuai untuk sampah        -   Perlu perawatan yang
                               yang banyak                    baik dan kontinu
                               mengandung unsur           -   Proses pengomposan
                               organik                        lebih lama
                             - Volume sampah yang         -   Memerlukan tenaga
                               terbuang berkurang             lebih banyak.
                             - Biaya investasi lebih
                               murah.
 Insinerasi                  - Untuk kapasitas besar      -   Biaya investasi dan        Ada 2 (dua) tipe :
                               hasil sampingan dari           operasi mahal              - Sistem pembakaran
                               pembakaran dapat           -   Dapat menimbulkan            berkesinambungan
                               dimanfaatkan antara lain       polusi udara.                untuk kapasitas besar
                               untuk pembangkit                                            (>100 ton/hari)
                               tenaga listrik                                            - Sistem pembakaran
                             - Volume sampah                                               terputus untuk
                               menjadi sangat                                              kapasitas kecil (<100
                               berkurang                                                   ton/hari)
                             - Hygienis.
 Recycling                   - Pemanfaatan kembali        -   Tidak semua jenis          - Dianjurkan
                               bahan-bahan                    sampah bisa                  pemisahan mulai dari
                               (anorganik) yang sudah         didaurulang                  sumber sampahnya.
                               terpakai                   -   Memerlukan peralatan
                             - Merupakan lapangan             yang relatif mahal bila
                               kerja bagi pemulung            dilaksanakan secara
                               sampah (informal)              mekanis
                             - Volume sampah yang         -   Kurang sehat bagi
                               terbuang berkurang,            pemulung sampah
                               menghemat lahan                (informal).
                               pembuangan akhir.


b). Kriteria pengomposan skala kawasan atau kota, yaitu sebagai berikut :
    − Rumah tangga, komersial, pasar, institusi dalam suatu area yang
        menghasilkan 5 sampai 50 ton sampah organik per hari
    − Proses pengomposan yang dianjurkan adalah secara aerobik
    − Pengomposan dapat dilakukan pada lahan kosong atau taman kota, dan
        diupayakan sedekat mungkin dengan sumber sampah terbanyak
    − Pemerintah kota membantu dalam hal mendukung penyuluhan, penyediaan
        lahan, modal awal, transport suplai sampah, transport residu keluar area
        pengomposan, penggunaan hasil kompos atau taman-taman kota
    − Lokasi memungkinkan dijangkau oleh setiap orang yang akan menggunakan
    − Lokasi disepakati dengan jelas oleh semua pengguna dan non pengguna
    − Lokasi sekitarnya menerima/tidak mengganggu penggunaan lahan
        sekitarnya.
    − Lokasi terjaga dari pembuangan liar


Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006                                     Pengelolaan Sampah 3R - 13
− Tersedia saluran drainase untuk mengalirkan lindi.
c). Insinerasi sampah merupakan jenis pengolahan dengan menerapkan teknologi
    pembakaran sempurna, sehingga emisi yang dikeluarkan dapat memenuhi baku
    mutu yang ditetapkan. Insinerator tersebut yang berperan sebagai alat minimasi
    sampah, tetap berpotensi sebagai sumber pencemar apabila tidak dilengkapi alat
    pengendali pencemar udara, dan tidak dioperasikan dan dikelola dengan baik
d). Insinerator model baru yang menawarkan konsep recovery enersi, membutuhkan
    analisa kelayakan finansial sebelum diterapkan. Recovery enersi dari sebuah
    insinerator biasanya baru dipertimbangkan bila kapasitasnya di atas 500 ton/hari
e). Dibutuhkan adanya instrumen atau mekanisme insentif bagi masyarakat atau
    individu yang melakukan kegiatan 3R, karena mereka berperan dalam
    pengurangan biaya pengelolaan sampah kota dan penghematan sumberdaya
f). Untuk mengatur lebih detail tentang pengolahan sampah, maka perlu NSPM lain
    tentang pengolahan sampah.




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006             Pengelolaan Sampah 3R - 14
BAB III
                                      CARA PENGERJAAN 3R


3.1    Kegiatan 3R pada Berbagai Jenis Sumber

a). Contoh pengerjaan upaya 3-R untuk daerah perumahan dan fasilitas sosial
    tercantum dalam Tabel 3.

          Tabel 3 : Contoh Pengerjaan 3R pada Perumahan dan Fasilitas Sosial
   Penanganan 3R                                       Contoh Cara Pengerjaan
                              1.    Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur-ulang
                              2.    Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah
           R1                       dalam jumlah besar
                              3.    Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
                              4.    Kurangi penggunaan bahan sekali pakai
                              1.    Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi
                                    lainnya
                              2.    Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang
           R2
                                    Gunakan baterai yang dapat di-charge kembali
                              3.    Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada pihak yang
                                    memerlukan
                              1.    Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai
                                    Lakukan penanganan untuk sampah organik menjadi kompos dengan
                              2.    berbagai cara yang telah ada (sesuai ketentuan) atau manfaatkan
           R3
                                    sesuai dengan kreativitas masing-masing
                                    Lakukan penanganan untuk sampah anorganik menjadi barang yang
                                    bermanfaat

b). Contoh pengerjaan upaya 3-R untuk daerah fasilitas umum (perkantoran,
    sekolah, rumah sakit) tercantum dalam Tabel 4.

                     Tabel 4 : Contoh Pengerjaan 3R pada Fasilitas Umum
   Penanganan 3R                                            Cara pengerjaan
                              1.    Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi
                                    Gunakan alat tulis yang dapat diisi kembali
                              2.    Sediakan jaringan informasi dengan komputer (tanpa kertas)
                              3.    Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat
           R1
                                    dihapus dan ditulis kembali
                              4.    Khusus untuk rumah sakit, gunakan incinerator untuk sampah medis
                                    Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
                              5.    Kurangi penggunaan bahan sekali pakai
                              1.    Gunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang
           R2                       Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis
                              2.    kembali
                              1.    Olah sampah kertas menjadi kertas/karton kembali
           R3                 2.    Olah sampah organik menjadi kompos


c). Contoh pengerjaan upaya 3-R untuk daerah komersial (pasar, pertokoan,
    restoran, hotel) tercantum dalam Tabel 5.

                   Tabel 5 : Contoh Pengerjaan 3R pada Daerah Komersial
   Penanganan 3R                                           Cara pengerjaan
                              1.    Berikan insentif oleh produsen bagi pembeli yang mengembalikan
                                    kemasan yang dapat digunakan kembali
                                    Berikan    tambahan     biaya   bagi   pembeli  yang  meminta
           R1
                              2.    kemasan/bungkusan untuk produk yang dibelinya
                                    Memberikan kemasan/bungkusan hanya kepada produk yang benar-
                              3.    benar memerlukannya



Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006                               Pengelolaan Sampah 3R - 15
Penanganan 3R                                             Cara pengerjaan
                                    Sediakan produk yang kemasannya tidak menghasilkan sampah dalam
                              4.    jumlah besar
                                    Kenakan biaya tambahan untuk permintaan kantong plastik belanjaan
                              5.    Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada yang
                                    memerlukannya
                              1.    Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkkan untuk
                                    produk lain, seperti pakan ternak
                              2.    Berikan insentif bagi konsumen yang membawa wadah sendiri, atau
           R2                       wadah belanjaan yang diproduksi oleh swalayan yang bersangkutan
                                    sebagai bukti pelanggan setia
                                    Sediakan perlengkapan untuk pengisian kembali produk umum isi
                                    ulang (minyak, minuman)
                              1.    Jual produk-produk hasil daur ulang sampah dengan lebih menarik
                                    Berilah insentif kepada masyarakat yang membeli barang hasil daur
                              2.    ulang sampah
                                    Olah kembali buangan dari proses yang dilakukan sehingga
           R3
                              3.    bermanfaat bagi proses lainnya
                                    Lakukan penanganan sampah organik menjadi kompos atau
                              4.    memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan
                                    Lakukan penanganan sampah anorganik


3.2 Perlengkapan

3.2.1 Kebutuhan dan Karakteristik Wadah

a). Untuk pelasanaan 3R, khususnya untuk R1 dan R2, diperlukan wadah, baik
    individual maupun komunal, yang memungkinkan pemisahan jenis sampah
    seperti terlihat dalam Tabel 6, sedang Tabel 7 adalah pola dan karakteristik
    pewadahan sampah, dan Tabel 8 contoh penggunaan wadah. Gambar 5 adalah
    contoh wadah dimaksud.

                                       Tabel 6 : Jenis Pewadahan
       Sumber sampah                                       Jenis pewadahan
                                    - Kantong plastik/kertas, volume sesuai yang tersedia di
                                       pasaran
                                    - Bak sampah permanen, ukuran bervariasi, biasanya dari
      Daerah perumahan                 pasangan
                                    - Bin plastik/tong, volume 40-60 Iiter, dengan tutup,
                                       khususnya permukiman yang pernah dibina oleh Dinas
                                       Kebersihan
                                    - Bin/tong sampah, volume 50–60 Iiter
                                    - Bin plastik, volume 120-140 Iiter dengan tutup dan
                                       memakai roda.
                Pasar                                                   3
                                    - Gerobak sampah, volume 1,0 m .
                                    - Kontainer dari Armroll kapasitas 6–10 m3.
                                    - Bak sampah.
                                    - Kantong plastik, volume bervariasi.
           Pertokoan                - Bin plastik/tong, volume 50-60 Iiter.
                                    - Bin plastik, volume 120-140 liter dgn roda.
                                    - Kontainer volume 1 m3 beroda.
      Perkantoran/Hotel
                                    - Kontainer besar volume 6-10 m3.
                                    a. Bin plastik/tong volume 50-60 Iiter, yang dipasang secara
     Tempat umum, jalan,
                                       permanen.
         dan taman
                                    b. Bin plastik, volume 120 - 140 It dengan roda.




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006                            Pengelolaan Sampah 3R - 16
Tabel 7 : Pola dan Karakteristik Pewadahan Sampah
                  Pola Pewadahan
    No.                                                  Individual                     Komunal
            Karakteristik
                                                     Kotak, silinder,
                                                                                     Kotak, silinder,
                                                  kontainer, bin (tong),
     1.             Bentuk/Jenis                                                  kontainer, bin (tong),
                                                  semua bertutup, dan
                                                                                    semua bertutup.
                                                    kantong plastik.
                                                     Ringan, mudah                    Ringan, mudah
     2.                  Sifat                 dipindahkan, dan mudah                dipindahkan, dan
                                                      dikosongkan.                 mudah dikosongkan.
                                                     Logam, plastik,                  Logam, plastik,
     3.                 Bahan                   fiberglass (GRP), kayu,          fibreglass (GRP), kayu,
                                                  bambu, rotan, kertas.                bambu, rotan.
                                                                                 Pinggir jalan dan taman
                                                 Pemukiman dan toko                      = 30–40 lt.
     4.                Volume
                                                   kecil 10–40 lt.                Untuk pemukiman dan
                                                                                   pasar = 100–1000 lt.
                                                      Pribadi, instansi,            Instansi, pengelola
     5.              Pengadaan
                                                         pengelola.


                          Tabel 8 : Contoh Wadah dan Penggunaannya
                                                                         Umur
          No.         Wadah            Kapasitas        Pelayanan      wadah (life     Keterangan
                                                                         time)
                     Kantong
           1.                           10-40 L            1 KK            2-3 hari     Individual
                      plastic
                                                                                        Maksimal
           2.            Bin              40 L             1 KK            2-3 tahun   pengambilan
                                                                                       3 hari 1 kali.
           3.          Bin               120 L            2-3 KK           2-3 tahun      Toko
           4.          Bin               240 L            4-6 KK           2-3 tahun
           5.        Kontainer          1.000 L           80 KK            2-3 tahun     Komunal
           6.        Kontainer           500 L            40 KK            2-3 tahun     Komunal
                                                          Pejalan
           7.            Bin            30-40 L            kaki,           2-3 tahun
                                                          taman

b). Pola pewadahan individual : diperuntukkan bagi daerah pemukiman
    berpenghasilan tinggi dan daerah komersial. Bentuk yang dipakai tergantung
    selera dan kemampuan pengadaannya dari pemiliknya, dengan kriteria :
    − Bentuk       : kotak, silinder, kantung, kontainer
    − Sifat        : dapat diangkat, tertutup
    − Bahan        : logam, plastik. Alternatif bahan harus bersifat kedap terhadap
                      air, panas matahari, tahan diperlakukan kasar, mudah
                      dibersihkan
    − Ukuran       : 10-50 liter untuk pemukiman, toko kecil.
                      100-500 liter untuk kantor, toko besar, hotel, rumah makan.
    − Pengadaan : pribadi, swadaya masyarakat, instansi pengelola.
c). Pola pewadahan komunal : diperuntukkan bagi daerah pemukiman
    sedang/kumuh, taman kota, jalan, pasar. Bentuk ditentukan oleh pihak instansi
    pengelola karena sifat penggunaannya adalah umum, dengan kriteria :
    − Bentuk       : kotak, silinder, kontainer.
    − Sifat        : tidak bersatu dengan tanah, dapat diangkat, tertutup.




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006                                    Pengelolaan Sampah 3R - 17
−    Bahan    : logam, plastik. Alternatif bahan harus bersifat kedap terhadap
                     air, panas matahari, tahan diperlakukan kasar, mudah
                     dibersihkan.
    − Ukuran       : 100-500 liter untuk pinggir jalan, taman kota.
                     1-10 m3 untuk pemukiman dan pasar.
    − Pengadaan : pemilik, badan swasta (sekaligus sebagai usaha promosi hasil
                     produksi), instansi pengelola.
d). Untuk memudahkan penggunaan, disamping kriteria yang terkait dengan fungsi,
    maka dibutuhkan pengaturan warna :
    − Sampah Organik                 : warna gelap
    − Sampah anorganik               : warna terang
    − Sampah B3 rumah tangga : warna merah/(Standar Internasional)
e). Pemilahan sampah dikelompokkan menjadi beberapa jenis sampah seperti :
    o Sampah basah, yang akan digunakan misalnya sebagai bahan baku kompos
    o Sampah kering, yang digunakan sebagai bahan daur ulang
    o Sampah berbahaya rumah tangga, yang selanjutnya akan dikelola sesuai
       dengan ketentuan yang berlaku.




               Gambar 6 : Contoh Wadah Sampah Komunal 2 Kompartemen


3.2.2     Sarana Pengumpulan dan Pengangkutan

Dalam penanganan 3R diperlukan alat pengumpulan dan pengangkutan sebagai
berikut :
a). Fungsi pemilahan dapat dilaksanakan dengan pengaturan :
        − Penyekatan sarana tersebut sesuai dengan jenis sampah
        − Penjadwalan waktu pengumpulan, dimana sampah mudah membusuk
           hendaknya diangkut paling lama 2 hari sekali, sedang sampah non-hayati
           (anorganik) diangkut dengan frekuensi seminggu sekali
b). Alat pengumpul sampah dapat dilaksanakn dengan berbagai cara (lihat Gambar
    6), seperti :
        − Alat pengumpul tradisional, seperti gerobak dan beca sampah
        − Alat pengumpul bermotor, seperti motor sampah




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006             Pengelolaan Sampah 3R - 18
Gambar 7 : Contoh Truk Sampah 2 Kompartemen

3.2.3 Sarana Pemerosesan

a). Peralatan Penunjang 3R (TPST – Tempat pengolahan sampah terpadu)
    − Komposter individual
    − Alat pengomposan sesuai dengan ketentuan berlaku
    − Insinerator yang diposisikan hanya untuk membakar residu hasil
        pengomposan yang tidak sesuai dengan kualitas kompos. Residu tersebut
        dapat pula diangkut ke TPA
    − Bangunan dan peralatan Unit Produksi Kompos dan Daur-Ulang (UPKDU)
    − Wadah penampung sementara sampah B3 rumah tangga
    − Peralatan daur ulang lain.
b). Sarana pemerosesan sampah diwajibkan dilengkapi dengan sarana
    pengumpulan/pengolahan air lindi.
c). Penjelasan lebih lanjut tentang sarana pemerosesan terdapat pada NSPM
    tersendiri.




            Kontainer 120 L dan 240 L                 Kontainer 240 L dan hand cart




           Pewadahan 2 kompartemen                     Pewadahan 3 kompartemen




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006                  Pengelolaan Sampah 3R - 19
Bak sampah permanen 3 kompartemen                       Bak sampah khusus B3
                              Gambar 8 : Contoh Pewadahan Sampah




                 Penyapuan jalan                         Gerobak tangan (hand cart)




          Sepeda pengumpul sampah                       Motor pengumpul bak terbuka




      Motor pengumpul bak semi-tertutup               Bajaj pengumpul bak semi-tertutup
                         Gambar 9 : Contoh Sarana Pengumpul Sampah




               Pick Up pengangkut                     Pick Up pengangkut 3 kompartemen
                        Gambar 10 : Contoh Sarana Pengangkut Sampah


Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006                     Pengelolaan Sampah 3R - 20
Komposter rumah tangga model Puskim                Komposter bio reaktor mini tipe S-2




   Hanggar pengomposan sistem windrow                   Pengomposan skala komunal




      Pemilahan sampah skala kawasan                          Pencacah Sampah




                Daur-ulang Kertas                        Penyaring (Ayakan) Kompos
                   Gambar 11 : Contoh Pengolahan/Pemerosesan Sampah




Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006                      Pengelolaan Sampah 3R - 21

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
 
Penanganan Sampah
Penanganan SampahPenanganan Sampah
Penanganan SampahJoy Irman
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
 
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Rumah
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan RumahPemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Rumah
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan RumahAinul Mardhiah
 
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) SanitasiPetunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) SanitasiJoy Irman
 
Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)infosanitasi
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
 
PPT Pengolahan Sampah Perkotaan
PPT Pengolahan Sampah PerkotaanPPT Pengolahan Sampah Perkotaan
PPT Pengolahan Sampah PerkotaanAzzah Fizda
 
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.Oswar Mungkasa
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Oswar Mungkasa
 
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...Reza Hendrawan
 
Pengolahan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat
Pengolahan Sampah Terpadu Berbasis MasyarakatPengolahan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat
Pengolahan Sampah Terpadu Berbasis MasyarakatIrmawan Nugroho
 
Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Peran Masyarakat dalam Pengelolaan SampahPeran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Peran Masyarakat dalam Pengelolaan SampahJoy Irman
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Joy Irman
 
Sistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahanSistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahanJoy Irman
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
 
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah Joy Irman
 
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahKriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahJoy Irman
 

La actualidad más candente (20)

Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
 
Penanganan Sampah
Penanganan SampahPenanganan Sampah
Penanganan Sampah
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
 
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Rumah
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan RumahPemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Rumah
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Rumah
 
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) SanitasiPetunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
 
Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
PPT Pengolahan Sampah Perkotaan
PPT Pengolahan Sampah PerkotaanPPT Pengolahan Sampah Perkotaan
PPT Pengolahan Sampah Perkotaan
 
pengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampahpengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampah
 
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
 
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
 
Pengolahan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat
Pengolahan Sampah Terpadu Berbasis MasyarakatPengolahan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat
Pengolahan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat
 
Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Peran Masyarakat dalam Pengelolaan SampahPeran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
 
Sistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahanSistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahan
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
 
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
 
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahKriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
 

Destacado

Pedoman umum 3R permukiman
Pedoman umum 3R permukimanPedoman umum 3R permukiman
Pedoman umum 3R permukimaninfosanitasi
 
Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri Project
Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri ProjectUrban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri Project
Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri Projectinfosanitasi
 
Penanganan sampah di sumber sampah
Penanganan sampah di sumber sampahPenanganan sampah di sumber sampah
Penanganan sampah di sumber sampahinfosanitasi
 
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anakUpaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anakAgus Candra
 
Teknologi Pemanfaatan Gas dari TPA
Teknologi Pemanfaatan Gas dari TPATeknologi Pemanfaatan Gas dari TPA
Teknologi Pemanfaatan Gas dari TPAOswar Mungkasa
 
Kebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainase
Kebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainaseKebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainase
Kebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainaseOswar Mungkasa
 
1 7 pengolahan kompos
1 7 pengolahan kompos1 7 pengolahan kompos
1 7 pengolahan komposdhanitriono
 
good governance dalam pengelolaan sampah
good governance dalam pengelolaan sampahgood governance dalam pengelolaan sampah
good governance dalam pengelolaan sampahRustan Amarullah
 
Panduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalangPanduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalangsumantri aulia
 
Perencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahanPerencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahanOswar Mungkasa
 
Strategi manajemen pemerintahan
Strategi manajemen pemerintahanStrategi manajemen pemerintahan
Strategi manajemen pemerintahanShop Riadye
 
Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) tahun 2012
Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) tahun 2012Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) tahun 2012
Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) tahun 2012Pusat Komunikasi Publik
 
Pedoman Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) 2014
Pedoman Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) 2014Pedoman Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) 2014
Pedoman Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) 2014infosanitasi
 
Water Infrastructure Toolkit
Water Infrastructure ToolkitWater Infrastructure Toolkit
Water Infrastructure ToolkitREALTORS
 
Urban Flood Managemen: Towards A Holistic Approach
Urban Flood Managemen: Towards A Holistic ApproachUrban Flood Managemen: Towards A Holistic Approach
Urban Flood Managemen: Towards A Holistic ApproachOswar Mungkasa
 
Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...
Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...
Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...Oswar Mungkasa
 
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan PersampahanPeraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan PersampahanJoy Irman
 

Destacado (20)

Pedoman umum 3R permukiman
Pedoman umum 3R permukimanPedoman umum 3R permukiman
Pedoman umum 3R permukiman
 
Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri Project
Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri ProjectUrban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri Project
Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri Project
 
Penanganan sampah di sumber sampah
Penanganan sampah di sumber sampahPenanganan sampah di sumber sampah
Penanganan sampah di sumber sampah
 
Pengolahan sampah
Pengolahan sampahPengolahan sampah
Pengolahan sampah
 
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anakUpaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
 
Teknologi Pemanfaatan Gas dari TPA
Teknologi Pemanfaatan Gas dari TPATeknologi Pemanfaatan Gas dari TPA
Teknologi Pemanfaatan Gas dari TPA
 
Kebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainase
Kebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainaseKebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainase
Kebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainase
 
1 7 pengolahan kompos
1 7 pengolahan kompos1 7 pengolahan kompos
1 7 pengolahan kompos
 
good governance dalam pengelolaan sampah
good governance dalam pengelolaan sampahgood governance dalam pengelolaan sampah
good governance dalam pengelolaan sampah
 
Panduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalangPanduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalang
 
Perencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahanPerencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahan
 
Strategi manajemen pemerintahan
Strategi manajemen pemerintahanStrategi manajemen pemerintahan
Strategi manajemen pemerintahan
 
Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) tahun 2012
Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) tahun 2012Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) tahun 2012
Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) tahun 2012
 
Pedoman Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) 2014
Pedoman Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) 2014Pedoman Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) 2014
Pedoman Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) 2014
 
Water Infrastructure Toolkit
Water Infrastructure ToolkitWater Infrastructure Toolkit
Water Infrastructure Toolkit
 
Urban Flood Managemen: Towards A Holistic Approach
Urban Flood Managemen: Towards A Holistic ApproachUrban Flood Managemen: Towards A Holistic Approach
Urban Flood Managemen: Towards A Holistic Approach
 
Kamus Otonomi Daerah
Kamus Otonomi DaerahKamus Otonomi Daerah
Kamus Otonomi Daerah
 
Model Kerjasama Regional
Model Kerjasama RegionalModel Kerjasama Regional
Model Kerjasama Regional
 
Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...
Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...
Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...
 
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan PersampahanPeraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan
 

Similar a Pedoman tata cara pengolahan sampah 3 r

Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahTata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahOswar Mungkasa
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Oswar Mungkasa
 
44371196 daftar-isi-sampah
44371196 daftar-isi-sampah44371196 daftar-isi-sampah
44371196 daftar-isi-sampahtoniarifin1
 
pengelolaan Lumpur tinja
pengelolaan Lumpur tinjapengelolaan Lumpur tinja
pengelolaan Lumpur tinjaMuassisAndang1
 
1. rdtr canduang
1. rdtr canduang1. rdtr canduang
1. rdtr canduanganginlembah
 
RENCANA AKSI DAERAH ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DKI JAKARTA (RAD – API)
RENCANA AKSI DAERAH ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DKI JAKARTA (RAD – API)RENCANA AKSI DAERAH ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DKI JAKARTA (RAD – API)
RENCANA AKSI DAERAH ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DKI JAKARTA (RAD – API)joihot
 
Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.
Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.
Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.Oswar Mungkasa
 
DAFTAR IS AKHIR.docx
DAFTAR IS AKHIR.docxDAFTAR IS AKHIR.docx
DAFTAR IS AKHIR.docxanhaoctavia2
 
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku D
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku DPedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku D
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku DLestari Rachmawati
 
Pedoman perencanaan-drainase-jalan-2006 2
Pedoman perencanaan-drainase-jalan-2006 2Pedoman perencanaan-drainase-jalan-2006 2
Pedoman perencanaan-drainase-jalan-2006 2febri anus
 
Daftar isi lppd
Daftar isi lppdDaftar isi lppd
Daftar isi lppdKadujajar
 
FINAL-Laporan_IGRK_Kota_Magelang_2021.pdf
FINAL-Laporan_IGRK_Kota_Magelang_2021.pdfFINAL-Laporan_IGRK_Kota_Magelang_2021.pdf
FINAL-Laporan_IGRK_Kota_Magelang_2021.pdfPancaNababan1
 
Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015
Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015
Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015Bagus ardian
 
Pembangunan ipal namboouu
Pembangunan ipal namboouuPembangunan ipal namboouu
Pembangunan ipal namboouuSetiyo Pambudi
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGMira Pemayun
 
Sni 03 1729-2002 tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
Sni 03 1729-2002 tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedungSni 03 1729-2002 tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
Sni 03 1729-2002 tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedungcharenza
 

Similar a Pedoman tata cara pengolahan sampah 3 r (20)

Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahTata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
 
44371196 daftar-isi-sampah
44371196 daftar-isi-sampah44371196 daftar-isi-sampah
44371196 daftar-isi-sampah
 
usulan penelitian
usulan penelitianusulan penelitian
usulan penelitian
 
pengelolaan Lumpur tinja
pengelolaan Lumpur tinjapengelolaan Lumpur tinja
pengelolaan Lumpur tinja
 
1. rdtr canduang
1. rdtr canduang1. rdtr canduang
1. rdtr canduang
 
RENCANA AKSI DAERAH ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DKI JAKARTA (RAD – API)
RENCANA AKSI DAERAH ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DKI JAKARTA (RAD – API)RENCANA AKSI DAERAH ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DKI JAKARTA (RAD – API)
RENCANA AKSI DAERAH ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DKI JAKARTA (RAD – API)
 
Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.
Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.
Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.
 
DAFTAR IS AKHIR.docx
DAFTAR IS AKHIR.docxDAFTAR IS AKHIR.docx
DAFTAR IS AKHIR.docx
 
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku D
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku DPedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku D
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku D
 
Sni baja
Sni bajaSni baja
Sni baja
 
Sni 03 1729 - 2002
Sni 03   1729 - 2002Sni 03   1729 - 2002
Sni 03 1729 - 2002
 
Pedoman perencanaan-drainase-jalan-2006 2
Pedoman perencanaan-drainase-jalan-2006 2Pedoman perencanaan-drainase-jalan-2006 2
Pedoman perencanaan-drainase-jalan-2006 2
 
Daftar isi lppd
Daftar isi lppdDaftar isi lppd
Daftar isi lppd
 
FINAL-Laporan_IGRK_Kota_Magelang_2021.pdf
FINAL-Laporan_IGRK_Kota_Magelang_2021.pdfFINAL-Laporan_IGRK_Kota_Magelang_2021.pdf
FINAL-Laporan_IGRK_Kota_Magelang_2021.pdf
 
Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015
Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015
Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015
 
Pembangunan ipal namboouu
Pembangunan ipal namboouuPembangunan ipal namboouu
Pembangunan ipal namboouu
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
 
Sni baja
Sni bajaSni baja
Sni baja
 
Sni 03 1729-2002 tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
Sni 03 1729-2002 tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedungSni 03 1729-2002 tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
Sni 03 1729-2002 tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
 

Más de Oswar Mungkasa

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Oswar Mungkasa
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingOswar Mungkasa
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganOswar Mungkasa
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Oswar Mungkasa
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganOswar Mungkasa
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Oswar Mungkasa
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranOswar Mungkasa
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Oswar Mungkasa
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Oswar Mungkasa
 

Más de Oswar Mungkasa (20)

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 

Pedoman tata cara pengolahan sampah 3 r

  • 1. DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PEDOMAN TATA CARA PENGELOLAAN SAMPAH 3R Disiapkan oleh : Enri Damanhuri Ria Ismaria Tri Padmi Teknik Lingkungan FTSL ITB VERSI FINAL September 2006
  • 2. DAFTAR ISI halaman DAFTAR ISI ............................................................................................................... 1 DAFTAR TABEL ........................................................................................................ 2 DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 3 1.1 Ruang Lingkup ................................................................................ 3 1.2 Acuan Normatif................................................................................ 3 1.3 Istilah dan Definisi ........................................................................... 3 BAB II KETENTUAN-KETENTUAN ....................................................................... 5 2.1 Ketentuan Umum............................................................................. 5 2.2 Ketentuan Teknis............................................................................. 6 2.2.1 Pengelolaan Sampah secara Umum ................................... 6 2.2.2 Pola Pengelolaan Sampah Kota dan Upaya 3R .................. 7 2.2.3 Upaya Reduksi Sampah (R1) .............................................. 9 2.2.4 Upaya Daur Ulang (R2 dan R3) dalam Penanganan Sampah Kota ....................................................................... 9 2.2.5 Metode Umum Pengolahan Sampah................................... 13 BAB III CARA PENGERJAAN 3R .......................................................................... 15 3.1 Kegiatan 3R pada Berbagai Jenis Sumber ..................................... 15 3.2 Perlengkapan .................................................................................. 16 3.2.1 Kebutuhan dan Karakteristik Wadah ................................... 16 3.2.2 Sarana Pengumpulan dan Pengangkutan ........................... 18 3.2.3 Sarana Pemerosesan .......................................................... 19 Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 1
  • 3. DAFTAR TABEL halaman Tabel 1 : Contoh Bahan Daur ulang dan Jenis Penggunaan ......................... 12 Tabel 2 : Kelebihan dan Kelemahan Beberapa Alternatif Pengolahan Sampah ........................................................................................... 13 Tabel 3 : Contoh Pengerjaan 3R pada Perumahan dan Fasilitas Sosial ....... 15 Tabel 4 : Contoh Pengerjaan 3R pada Fasilitas Umum ................................. 15 Tabel 5 : Contoh Pengerjaan 3R pada Daerah Komersial ............................. 15 Tabel 6 : Jenis Pewadahan ............................................................................ 16 Tabel 7 : Pola dan Karakteristik Pewadahan Sampah ................................... 17 Tabel 8 : Contoh Wadah dan Penggunaannya .............................................. 17 DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1 : Algoritma Pemilihan Metode Pengelolaan Persampahan ............... 6 Gambar 2 : Pola Pengelolaan Sampah Kota...................................................... 6 Gambar 3 : Kaitan Komposisi Sampah dengan Pola Pengelolaan .................... 7 Gambar 4 : Contoh Neraca Persentase Sampah mulai dari Sumber................. 10 Gambar 5 : Skema Contoh Produk Hasil Pemilahan ......................................... 11 Gambar 6 : Contoh Wadah Sampah Komunal 2 Kompartemen ....................... 18 Gambar 7 : Contoh Bak Truk Sampah dengan 2 Kompartemen........................ 19 Gambar 8 : Contoh Pewadahan Sampah Kawasan ........................................... 20 Gambar 9 : Contoh Sarana Pengumpul Sampah ............................................... 20 Gambar 10 : Contoh Sarana Pengangkutan Sampah .......................................... 20 Gambar 11 : Contoh Pengolahan/Pemerosesan Sampah ................................... 21 Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 2
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Ruang Lingkup Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk maka meningkat pula timbulan sampah yang dihasilkan. Pengelolaan sampah dengan mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) saja tidak cukup, mengingat semakin sulit mencari lahan TPA dan besarnya biaya operasional dan pemeliharaan TPA. Oleh karenanya harus ada usaha pengurangan dan pemilahan sampah dari sumbernya. Pedoman ini memberi penjelasan tentang upaya pengurangan sampah yang dilakukan sedekat mungkin dari sumbernya melalui reduce (merubah pola hidup konsumtif), reuse (menggunakan kembali bahan-bahan yang potensial menjadi sampah dan bahan refill) dan recycle (mendaur ulang melalui pembuatan kompos, daur ulang, waste to energy dan lain-lain). Ruang lingkup mencakup pengertian, ketentuan umum, ketentuan teknis, serta cara pengerjaan penanganan sampah dengan pendekatan 3R (reduce, reuse, recycle) atau 3R (mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang) pada skala lingkungan, bagi institusi pengelola sampah perkotaan dan atau masyarakat. 1.2 Acuan Normatif a). UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan Dan Permukiman b). UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air c). UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah d). PP No. 16 Tahun 2004 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum e). Peraturan Menteri No. 294/PRT/M/2005 tentang Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum f). SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan g). SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah. 1.3 Istilah dan Definisi Yang dimaksud dengan : 1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat. 2. Sampah organik atau sampah basah atau sampah hayati adalah sampah yang mudah mumbusuk, seperti sampah sisa dapur, daun-daunan, sayur- sayuran, buah-buahan, dan sebagainya. 3. Sampah anorganik atau sampah kering atau sampah non-hayati adalah sampah yang sukar atau tidak dapat membusuk, seperti logam, kaleng, plastik, kaca, dan sebagainya. 4. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. 5. Pengurangan sampah adalah upaya yang meliputi kegiatan membatasi (R1=reduce), mengguna-ulang (R2=reuse) dan mendaur-ulang sampah (R3=recycle). 6. Kegiatan membatasi (R1) sampah adalah upaya meminimalkan produk sampah. Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 3
  • 5. 7. Kegiatan mengguna-ulang (R2) adalah upaya untuk menggunakan kembali sampah secara langsung. 8. Kegiatan mendaur-ulang (R3) adalah upaya untuk memanfaatkan kembali sampah setelah melalui proses. 9. Penanganan sampah adalah upaya yang meliputi kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan dan pemerosesan akhir sampah. 10. Pemilahan sampah adalah kegiatan mengelompokkan dan memisahkan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampah. 11. Pengumpulan sampah adalah kegiatan pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penyimpanan sementara. 12. Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari tempat penyimpanan sementara dan/atau pemindahan menuju ke tempat daur ulang, pengolahan, atau pemerosesan akhir. 13. Pengolahan sampah adalah kegiatan untuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah agar dapat diproses lebih lanjut, dimanfaatkan, atau dikembalikan ke media lingkungan secara aman. 14. Pemerosesan akhir adalah kegiatan untuk mengembalikan sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. 15. Penghasil sampah adalah setiap orang, usaha, dan/atau kegiatan yang menghasilkan timbulan sampah. 16. Tempat penyimpanan sementara adalah tempat penampungan sampah sebelum sampah diangkut ke tempat penduaran-ulang, pengolahan, dan/atau pemerosesan akhir. 17. Tempat pemerosesan akhir adalah tempat untuk mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman. Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 4
  • 6. BAB II KETENTUAN – KETENTUAN 2.1 Ketentuan Umum 1). Pelaksanaan penanganan sampah dengan 3R, yang dimulai dengan pemilahan sampah, sedapat mungkin dilakukan di tingkat sumber, dan akan berjalan dengan baik bila masyarakat terlibat dan dilibatkan secara aktif dalam pelaksanaannya. Kegiatan daur ulang dan resource recovery dapat mengurangi beban pengumpulan dan pembuangan akhir. Gambar 1 berikut adalah algoritma metode pemilihan pengelolaan sampah pemukiman menurut SNI Pengelolaan Sampah Pemukiman. 2). Bring system atau membawa sendiri sampah ke tempat sampah komunal dengan kontainer terpisah dianjurkan diperkenalkan kepada masyarakat, selanjutnya dibutuhkan kendaraan khusus untuk pengumpulan secara terpisah. 3). Upaya 3R membutuhkan partisipasi aktipasi aktif seluruh stakeholders yang terkait dengan masalah persampahan. 4). Dalam melaksanakan penanganan sampah secara 3R diperlukan peraturan/landasan hukum, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang mengatur keterlibatan pemerintah, kelompok masyarakat, sektor informal, dan swasta dalam terselenggaranya kegiatan tersebut. 5). Untuk melaksanakan kegiatan 3R, perlu dibentuk suatu institusi yang sesuai, baik berupa badan-usaha, atau kelompok masyarakat atau swasta atau institusi sektor informal lainnya. Institusi ini harus terintegrasi dengan sistem pengelolaan sampah kota yang telah ada. 6). Badan Pengelola Sampah dan atau Pengembang dan atau swasta harus menyediakan fasilitas penunjang kegiatan penanganan sampah 3R. 7). Pembentukan kerjasama pengumpulan antara sektor formal dan informal perlu dilakukan 8). Desiminasi dan sosialisasi penanganan 3R dalam pengelolaan sampah perlu dilakukan terus-menerus kepada setiap strata lapisan masyarakat baik secara individu maupun kelompok, dengan menggunakan bahasa, sarana-prasarana dan media yang sesuai dengan target kelompok yang dituju. 9). Pelaksanaan sosialisasi secara nasional penanganan sampah 3R dapat dilaksanakan oleh LSM, dan atau kelompok PKK, Instansi Pemerintah dan Perguruan Tinggi. 10). Sasaran sosialisasi lebih ditujukan kepada masyarakat penghasil sampah dan pengguna sampah, termasuk sektor informal. 11). Pendidikan dan penyuluhan dapat difokuskan untuk mendorong pemilik rumah, komunitas dan bisnis memilah sampahnya. Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 5
  • 7. Gambar 1 : Algoritma Pemilihan Metode Pengelolaan Persampahan 2.2 Ketentuan Teknis 2.2.1 Pengelolaan Sampah secara Umum a). Secara teknik operasional, pengelolaan sampah kota mulai dari sumber sampah sampai pemerosesan akhi adalah seperti terlihat dalam gambar di bawah ini (Gambar 2) Sumber Sampah (R1, R2) Timbulan Sampah Pemilahan Pewadahan (R2, R3) Pengumpulan (R1) Pemindahan, Pengolahan Pengangkutan (R2, R3) (R3) Pembuangan Akhir (R2, R3) Catatan : - Pengelolaan sampah B3 rumah tangga dikelola secara khusus sesuai aturan yang berlaku - Kegiatan pemilahan dapat pula dilakukan pada kegiatan pengumpulan pemindahan - Kegiatan pemilahan dan daur-ulang diutamakan di sumber. Gambar 2 : Pola Pengelolaan Sampah Kota Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 6
  • 8. b). Kegiatan 3R dimulai dari sumber sampah, dan dilakukan secara sistematis dalam alur perjalanan sampah dari sumber sampah menuju ke TPA c). Reduksi (R1) sampah merupakan upaya yang dilakukan baik oleh produsen maupun konsumen, dengan tujuan utama agar terbentuknya sampah semaksimal mungkin dihindari atau diminimalkan. d). Kegiatan R2 dan R3 dilakukan pada setiap level dalam perjalanan sampah menuju pemerosesan akhir. 2.2.2 Pola Pengelolaan Sampah Kota dan Upaya 3R a). Gambar 3 merupakan kaitan pembagian komposisi sampah dengan pola pengelolaan sampah kota b). Berdasarkan arus pergerakan sampah sejak dari sumber hingga menuju ke pemerosesan atau pembuangan akhir, penanganan sampah dikaitkan dengan upaya R2 dan R3, pengelolaan sampah sebuah kota dapat dibagi dalam 3 kelompok utama : − Penanganan sampah tingkat sumber − Penanganan sampah tingkat kawasan − Penanganan sampah tingkat kota Keterangan : UPKDU = Unit Produksi Kompos dan Daur-Ulang Gambar 3 : Kaitan Komposisi Sampah dengan Pola Pengelolaan Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 7
  • 9. c). Penanganan tingkat sumber : − Merupakan kegiatan penanganan secara individual yang dilakukan sendiri oleh penghasil sampah dalam area dimana penghasil sampah tersebut berada. Penanganan sampah di tingkat sumber sangat dianjurkan dengan 3R, yang diawali dengan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya − Minimasi sampah (R1) dilakukan sejak sampah belum terbentuk yaitu dengan menghemat penggunaan bahan, membatasi konsumsi sesuai kebutuhan, memilih bahan yang mengandung sedikit sampah, dan sebagainya − Pemanfaatan sampah dilakukan dengan menggunakan kembali sampah sesuai fungsinya seperti halnya penggunaan botol minuman atau kemasan lainnya − Pengomposan sampah, misalnya dengan composter, diharapkan diterapkan di sumber (rumah tangga, kantor, sekolah, dll). Bila lahan memungkinkan, pengomposan dapat dilakukan dengan penimbunan sampah, dan pengelolaan sampah di tingkat sumber dapat ditingkatkan dengan gabungan pengelolaan yang bersifat individual maupun komunal. d). Penanganan sampah tingkat kawasan : − Merupakan kegiatan penanganan secara komunal untuk melayani sebagian atau keseluruhan sumber sampah yang ada dalam area dimana pengelola kawasan berada − Pengelolaan sampah tingkat kawasan harus mendorong peningkatan upaya minimisasi sampah untuk mengurangi beban pada pengelolaan tingkat kota, khususnya yang akan diangkut ke TPA − Pengelolaan sampah kawasan harus mampu melayani masyarakat yang berada dalam daerah pelayanan yang telah ditentukan − Proses pemilahan sampah yang telah dimulai dari sumber, membutuhkan pengaturan alat pengumpul (misal gerobak) yang terpisah ataupun penjadwalan pengangkutan, agar sampah yang telah dipisah di tingkat sumber tersebut akan tetap terpisah berdasarkan jenisnya − Lokasi pengumpulan sementara (TPS) dapat difungsikan sebagai pusat pengolahan sampah tingkat kawasan, atau sebaliknya, yang berfungsi untuk pemindahan, daur ulang, atau penanganan sampah lainnya dari daerah yang bersangkutan. e). Penanganan sampah tingkat kota : − Merupakan penanganan sampah yang dilakukan oleh pengelola kebersihan kota, baik dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, atau dilaksanakan oleh institusi lain yang ditunjuk untuk itu, yang bertugas untuk melayani sebagian atau seluruh wilayah yang ada dalam kota yang menjadi tanggung jawabnya. − Prinsip pengolahan dan daur-ulang sampah adalah mengedepankan pemanfaatan sampah sebagai sumber daya sehingga sampah yang harus dibuang ke TPA menjadi lebih sedikit − Keberhasilan upaya pengolahan dan daur-ulang sangat tergantung pada adanya pemilahan sampah mulai dari sumber, pada wadah komunal, pada sarana pengumpul dan pengangkut, sehingga sampah yang akan diangkut ke lokasi pengolahan telah terpilah sesuai jenis atau komposisinya − Walaupun terdapat kemungkinan mendapatkan nilai tambah dari hasil penjualan produk pengolahan atau daur-ulang, namun dasar pemikiran pengolahan dan daur-ulang sampah hendaknya didasarkan atas pendekatan non-profit-center, dan bahwa upaya tersebut bertujuan untuk mengurangi sampah yang akan diurug di TPA − Sarana di tingkat kawasan atau TPS dapat berfungsi untuk pengumpulan sampah berkatagori B3 dari kegiatan rumah tangga, untuk ditangani lebih lanjut Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 8
  • 10. Proses pemilahan sampah yang telah dimulai dari sumber, dan telah dipisahkan di tingkat pengumpulan, membutuhkan kontainer dan pengaturan alat angkut yang terpisah ataupun penjadwalan pengangkutan yang berbeda, agar sampah yang telah dipisah di tingkat sumber dan tingkat kawasan tersebut akan tetap terpisah berdasarkan jenisnya. − Konsep penanganan sampah di TPA hendaknya bertumpu pada beberapa prinsip, yaitu : − Penanganan sampah di sarana ini hendaknya terpadu − Bahan yang masih bernilai ekonomis hendaknya diupayakan untuk didaur-ulang sebelum dilakukan upaya terakhir dengan pengurugan sampah ke dalam tanah − Pada lokasi ini dapat dioperasikan beberapa jenis pengolahan sampah, seperti pengomposan, biogasifikasi, ataupun insinerasi bila memenuhi syarat − Sarana ini berfungsi pula sebagai tempat penyimpanan sementara bahan berbahaya yang terkumpul dari kegiatan kota, untuk diangkut ke lokasi pemerosesan yang sesuai. 2.2.3 Upaya Reduksi Sampah (R-1) a). Terdapat berbagai tingkat fungsi pengemasan, yaitu : − Produk yang tanpa pengemas sama sekali − Pengemas level-1 : pengemas yang kontak langsung dengan produk − Pengemas level-2 : pengemas suplementar dari primary packaging − Pengemas level-3 : pengemas yang dibutuhkan untuk pengiriman − Beberapa pengemas dapat dipakai berulang-ulang, seperti botol minuman. b). Di samping mendorong produsen untuk mencari bentuk pengemas yang lebih ramah lingkungan, perlu adanya peran dan tanggung jawab produsen dalam internalisasi biaya lingkungan dalam biaya produksi, termasuk tanggung jawab untuk menerima pengemas (atau limbah B3 seperti batu batere) yang telah digunakan oleh konsumen, sebagai konsep Extended Producer Responsibility (EPR). Dibutuhkan peraturan perundang-undangan yang mengatur kegiatan yang mengatur konsep yang bersifat lintas sektoral ini. c). Bahan buangan berbentuk padat, seperti kertas, logam, plastik adalah bahan yang biasa didaur-ulang. Bahan ini bisa saja didaur-pakai secara langsung atau harus mengalami proses terlebih dahulu untuk menjadi bahan baku baru. Bahan buangan ini banyak dijumpai, biasanya merupakan bahan pengemas produk. d). Upaya mereduksi sampah akan menimbulkan manfaat jangka panjang seperti : − Mengurangi biaya pengelolaan dan investasi − Mengurangi potensi pencemaran air dan tanah − Memperpanjang usia TPA − Mengurangi kebutuhan sarana sistem kebersihan − Menghemat pemakaian sumber daya alam. 2.2.4 Upaya Daur Ulang (R2 dan R3) dalam Penanganan Sampah Kota a). Guna menentukan potensi daur-ulang, dibutuhkan adanya survei tentang persentase sampah pada masing-masing sumber, dan pada masing-masing tingkat penanganan sampah, sehingga dapat dibuat neraca alur sampah mulai dari sumber sampai ke tempat pemerosesan akhir (TPA). b). Contoh neraca persentase sampah dari mulai sumber sampai ke TPA adalah seperti terlihat dalam Gambar 4 di bawah ini, sedang Gambar 5 merupakan skema contoh produk hasil pemilahan. Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 9
  • 11. c). Contoh bahan daur ulang adalah dan jenis penggunaanya seperti tercantum dalam Tabel 1. d). Langkah awal agar upaya kegiatan R2 dab R3 berhasil adalah melakukan pemilahan. e). Pemilahan sampah di sumbernya paling tidak dilakukan dengan mengelompokkan sampah menjadi dua kelompok besar, yaitu sampah hayati (dikenal sebagai sampah organik) dan sampah non-hayati (dikenal sebagai sampah non-organik). f). Pemilahan di sumbernya seperti di rumah tangga, di industri, di pasar, dsb, sangat membantu upaya R2 dab R3 karena akan memperoleh bahan dengan kondisi bersih. Gambar 4 : Contoh Neraca Persentase Sampah mulai Sumber sampai ke TPA Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 10
  • 12. SAMPAH MASUK PEMILAHAN Yang dapat dikomposkan : Yang tidak dapat dikomposkan : Daun-daunan rumput, sisa makanan, Barang Lapak sisa ikan, sayur-sayuran, kertas, sisa kulit buah-buahan, ampas kelapa, sisa- Residu/Sisa sisa roti/kue, jerami, dan lain-lain Kaleng, kardus botol, Barang berbahaya aneka ragam bahan Daun yang keras, daun plastik, gelas kaca, besi yang banyak seratnya, tua, aneka logam bekas, sabut, tempurung dan sebaginya Bekas pisau cukur, kelapa, pelepah yang benda tajam lainnya keras, kayu, tulang, dan (paku, tusuk sate), kaca, lain-lain baterai, botol bekas hair spray, dan lain-lain Diamankan Dijual ke penampungan (dalam kotak/dibungkus) (Bandar/lapak) Diserahkan kepada petugas kebersihan (pengangkut sampah) Gambar 5 : Skema Contoh Produk Hasil Pemilahan Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 11
  • 13. Tabel 1 : Contoh Bahan Daur-ulang dan Jenis Penggunaan BAHAN YANG DIDAUR-ULANG JENIS PENGGUNAAN Alumunium Wadah soft drink, beer Kertas : • Kertas koran • Corrugated cardboard • Kardus packaging • Kertas kualitas tinggi • Kertas komputer, kertas tulis HVS • Kertas campuran • Campuran kertas bersih, koran, majalah, putih/berwarna Plastik dan nomor kelompoknya: • PETE : Kode 1 • Botol soft drink, film • HDPE : Kode 2 • Botol air, Botol susu • PVC : kode 3 • Pipa, ember, botol • LDPE : kode 4 • Bungkus tipis, lain-lain bahan film bungkus • PP : kode 5 • Label untuk botol/kontainer, casing battery • PS : kode 6 • Packaging komponen listrik/ elektronik, • Multilayer dan lain-2 : kode 7 tableware, plate • Plastik campuran : 4 % • Packaging multilayer, beberapa botol • Kombinasi di atas Glass Botol dan wadah warna jernih, hijau, coklat Logam ferrous Tin cans Metal non-ferrous Alumunium, tembaga, timah Limbah bahan bangunan Tanah, aspal, beton, kayu, logam Kayu Kotak kontainer, scrap, sisa proyek Oli bekas Proses ulang oli bekas Ban daur ulang : macam-macam Batteri accu (Lead-acid) Daur-ulang : asam, plastik, Pb Batteri rumah tangga Daur-ulang Zn, Hg, Ag BAHAN YANG DIDAUR-ULANG JENIS PENGGUNAAN Alumunium Wadah soft drink, beer Kertas : • Kertas koran • Corrugated cardboard • Kardus packaging • Kertas kualitas tinggi • Kertas komputer, kertas tulis HVS • Kertas campuran • Campuran kertas bersih, koran, majalah, putih/berwarna Plastik dan nomor kelompoknya: • PETE : Kode 1 • Botol soft drink, film • HDPE : Kode 2 • Botol air, Botol susu • PVC : kode 3 • Pipa, ember, botol • LDPE : kode 4 • Bungkus tipis, lain-lain bahan film bungkus • PP : kode 5 • Label untuk botol/kontainer, casing battery • PS : kode 6 • Packaging komponen listrik/ elektronik, • Multilayer dan lain-2 : kode 7 tableware, plate • Plastik campuran : 4 % • Packaging multilayer, beberapa botol • Kombinasi di atas Glass Botol dan wadah warna jernih, hijau, coklat Logam ferrous Tin cans Metal non-ferrous Alumunium, tembaga, timah Limbah bahan bangunan Tanah, aspal, beton, kayu, logam Kayu Kotak kontainer, scrap, sisa proyek Oli bekas Proses ulang oli bekas Ban daur ulang : macam-macam Batteri accu (Lead-acid) Daur-ulang : asam, plastik, Pb Batteri rumah tangga Daur-ulang Zn, Hg, Ag Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 12
  • 14. 2.2.5 Metode Umum Pengolahan Sampah a). Teknik-teknik pengolahan dan pemanfaatan sampah antara lain (lihat Tabel 2) adalah : − Pemotongan sampah − Pengomposan sampah baik dengan cara konvensional maupun dengan rekayasa − Pengomposan sampah secara vermi-kompos − Pemerosesan sampah sebagai sumber gas bio − Pembakaran dalam Insinerator. Tabel 2 : Kelebihan dan Kelemahan Beberapa Alternatif Pengolahan Sampah Jenis Pengolahan Kelebihan Kelemahan Catatan Pengomposan : - Proses pengomposan - Memerlukan peralatan - Harga kompos yang lebih cepat. lebih banyak dan dihasilkan lebih mahal - High Rate - Volume sampah yang kompleks. daripada pupuk kimia. terbuang berkurang. - Biaya investasi mahal - Biaya operasi lebih - Sederhana - Tidak memerlukan tinggi dari harga jual. banyak peralatan - Sesuai untuk sampah - Perlu perawatan yang yang banyak baik dan kontinu mengandung unsur - Proses pengomposan organik lebih lama - Volume sampah yang - Memerlukan tenaga terbuang berkurang lebih banyak. - Biaya investasi lebih murah. Insinerasi - Untuk kapasitas besar - Biaya investasi dan Ada 2 (dua) tipe : hasil sampingan dari operasi mahal - Sistem pembakaran pembakaran dapat - Dapat menimbulkan berkesinambungan dimanfaatkan antara lain polusi udara. untuk kapasitas besar untuk pembangkit (>100 ton/hari) tenaga listrik - Sistem pembakaran - Volume sampah terputus untuk menjadi sangat kapasitas kecil (<100 berkurang ton/hari) - Hygienis. Recycling - Pemanfaatan kembali - Tidak semua jenis - Dianjurkan bahan-bahan sampah bisa pemisahan mulai dari (anorganik) yang sudah didaurulang sumber sampahnya. terpakai - Memerlukan peralatan - Merupakan lapangan yang relatif mahal bila kerja bagi pemulung dilaksanakan secara sampah (informal) mekanis - Volume sampah yang - Kurang sehat bagi terbuang berkurang, pemulung sampah menghemat lahan (informal). pembuangan akhir. b). Kriteria pengomposan skala kawasan atau kota, yaitu sebagai berikut : − Rumah tangga, komersial, pasar, institusi dalam suatu area yang menghasilkan 5 sampai 50 ton sampah organik per hari − Proses pengomposan yang dianjurkan adalah secara aerobik − Pengomposan dapat dilakukan pada lahan kosong atau taman kota, dan diupayakan sedekat mungkin dengan sumber sampah terbanyak − Pemerintah kota membantu dalam hal mendukung penyuluhan, penyediaan lahan, modal awal, transport suplai sampah, transport residu keluar area pengomposan, penggunaan hasil kompos atau taman-taman kota − Lokasi memungkinkan dijangkau oleh setiap orang yang akan menggunakan − Lokasi disepakati dengan jelas oleh semua pengguna dan non pengguna − Lokasi sekitarnya menerima/tidak mengganggu penggunaan lahan sekitarnya. − Lokasi terjaga dari pembuangan liar Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 13
  • 15. − Tersedia saluran drainase untuk mengalirkan lindi. c). Insinerasi sampah merupakan jenis pengolahan dengan menerapkan teknologi pembakaran sempurna, sehingga emisi yang dikeluarkan dapat memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Insinerator tersebut yang berperan sebagai alat minimasi sampah, tetap berpotensi sebagai sumber pencemar apabila tidak dilengkapi alat pengendali pencemar udara, dan tidak dioperasikan dan dikelola dengan baik d). Insinerator model baru yang menawarkan konsep recovery enersi, membutuhkan analisa kelayakan finansial sebelum diterapkan. Recovery enersi dari sebuah insinerator biasanya baru dipertimbangkan bila kapasitasnya di atas 500 ton/hari e). Dibutuhkan adanya instrumen atau mekanisme insentif bagi masyarakat atau individu yang melakukan kegiatan 3R, karena mereka berperan dalam pengurangan biaya pengelolaan sampah kota dan penghematan sumberdaya f). Untuk mengatur lebih detail tentang pengolahan sampah, maka perlu NSPM lain tentang pengolahan sampah. Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 14
  • 16. BAB III CARA PENGERJAAN 3R 3.1 Kegiatan 3R pada Berbagai Jenis Sumber a). Contoh pengerjaan upaya 3-R untuk daerah perumahan dan fasilitas sosial tercantum dalam Tabel 3. Tabel 3 : Contoh Pengerjaan 3R pada Perumahan dan Fasilitas Sosial Penanganan 3R Contoh Cara Pengerjaan 1. Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur-ulang 2. Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah R1 dalam jumlah besar 3. Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill) 4. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai 1. Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya 2. Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang R2 Gunakan baterai yang dapat di-charge kembali 3. Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada pihak yang memerlukan 1. Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai Lakukan penanganan untuk sampah organik menjadi kompos dengan 2. berbagai cara yang telah ada (sesuai ketentuan) atau manfaatkan R3 sesuai dengan kreativitas masing-masing Lakukan penanganan untuk sampah anorganik menjadi barang yang bermanfaat b). Contoh pengerjaan upaya 3-R untuk daerah fasilitas umum (perkantoran, sekolah, rumah sakit) tercantum dalam Tabel 4. Tabel 4 : Contoh Pengerjaan 3R pada Fasilitas Umum Penanganan 3R Cara pengerjaan 1. Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi Gunakan alat tulis yang dapat diisi kembali 2. Sediakan jaringan informasi dengan komputer (tanpa kertas) 3. Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat R1 dihapus dan ditulis kembali 4. Khusus untuk rumah sakit, gunakan incinerator untuk sampah medis Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill) 5. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai 1. Gunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang R2 Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis 2. kembali 1. Olah sampah kertas menjadi kertas/karton kembali R3 2. Olah sampah organik menjadi kompos c). Contoh pengerjaan upaya 3-R untuk daerah komersial (pasar, pertokoan, restoran, hotel) tercantum dalam Tabel 5. Tabel 5 : Contoh Pengerjaan 3R pada Daerah Komersial Penanganan 3R Cara pengerjaan 1. Berikan insentif oleh produsen bagi pembeli yang mengembalikan kemasan yang dapat digunakan kembali Berikan tambahan biaya bagi pembeli yang meminta R1 2. kemasan/bungkusan untuk produk yang dibelinya Memberikan kemasan/bungkusan hanya kepada produk yang benar- 3. benar memerlukannya Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 15
  • 17. Penanganan 3R Cara pengerjaan Sediakan produk yang kemasannya tidak menghasilkan sampah dalam 4. jumlah besar Kenakan biaya tambahan untuk permintaan kantong plastik belanjaan 5. Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada yang memerlukannya 1. Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkkan untuk produk lain, seperti pakan ternak 2. Berikan insentif bagi konsumen yang membawa wadah sendiri, atau R2 wadah belanjaan yang diproduksi oleh swalayan yang bersangkutan sebagai bukti pelanggan setia Sediakan perlengkapan untuk pengisian kembali produk umum isi ulang (minyak, minuman) 1. Jual produk-produk hasil daur ulang sampah dengan lebih menarik Berilah insentif kepada masyarakat yang membeli barang hasil daur 2. ulang sampah Olah kembali buangan dari proses yang dilakukan sehingga R3 3. bermanfaat bagi proses lainnya Lakukan penanganan sampah organik menjadi kompos atau 4. memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan Lakukan penanganan sampah anorganik 3.2 Perlengkapan 3.2.1 Kebutuhan dan Karakteristik Wadah a). Untuk pelasanaan 3R, khususnya untuk R1 dan R2, diperlukan wadah, baik individual maupun komunal, yang memungkinkan pemisahan jenis sampah seperti terlihat dalam Tabel 6, sedang Tabel 7 adalah pola dan karakteristik pewadahan sampah, dan Tabel 8 contoh penggunaan wadah. Gambar 5 adalah contoh wadah dimaksud. Tabel 6 : Jenis Pewadahan Sumber sampah Jenis pewadahan - Kantong plastik/kertas, volume sesuai yang tersedia di pasaran - Bak sampah permanen, ukuran bervariasi, biasanya dari Daerah perumahan pasangan - Bin plastik/tong, volume 40-60 Iiter, dengan tutup, khususnya permukiman yang pernah dibina oleh Dinas Kebersihan - Bin/tong sampah, volume 50–60 Iiter - Bin plastik, volume 120-140 Iiter dengan tutup dan memakai roda. Pasar 3 - Gerobak sampah, volume 1,0 m . - Kontainer dari Armroll kapasitas 6–10 m3. - Bak sampah. - Kantong plastik, volume bervariasi. Pertokoan - Bin plastik/tong, volume 50-60 Iiter. - Bin plastik, volume 120-140 liter dgn roda. - Kontainer volume 1 m3 beroda. Perkantoran/Hotel - Kontainer besar volume 6-10 m3. a. Bin plastik/tong volume 50-60 Iiter, yang dipasang secara Tempat umum, jalan, permanen. dan taman b. Bin plastik, volume 120 - 140 It dengan roda. Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 16
  • 18. Tabel 7 : Pola dan Karakteristik Pewadahan Sampah Pola Pewadahan No. Individual Komunal Karakteristik Kotak, silinder, Kotak, silinder, kontainer, bin (tong), 1. Bentuk/Jenis kontainer, bin (tong), semua bertutup, dan semua bertutup. kantong plastik. Ringan, mudah Ringan, mudah 2. Sifat dipindahkan, dan mudah dipindahkan, dan dikosongkan. mudah dikosongkan. Logam, plastik, Logam, plastik, 3. Bahan fiberglass (GRP), kayu, fibreglass (GRP), kayu, bambu, rotan, kertas. bambu, rotan. Pinggir jalan dan taman Pemukiman dan toko = 30–40 lt. 4. Volume kecil 10–40 lt. Untuk pemukiman dan pasar = 100–1000 lt. Pribadi, instansi, Instansi, pengelola 5. Pengadaan pengelola. Tabel 8 : Contoh Wadah dan Penggunaannya Umur No. Wadah Kapasitas Pelayanan wadah (life Keterangan time) Kantong 1. 10-40 L 1 KK 2-3 hari Individual plastic Maksimal 2. Bin 40 L 1 KK 2-3 tahun pengambilan 3 hari 1 kali. 3. Bin 120 L 2-3 KK 2-3 tahun Toko 4. Bin 240 L 4-6 KK 2-3 tahun 5. Kontainer 1.000 L 80 KK 2-3 tahun Komunal 6. Kontainer 500 L 40 KK 2-3 tahun Komunal Pejalan 7. Bin 30-40 L kaki, 2-3 tahun taman b). Pola pewadahan individual : diperuntukkan bagi daerah pemukiman berpenghasilan tinggi dan daerah komersial. Bentuk yang dipakai tergantung selera dan kemampuan pengadaannya dari pemiliknya, dengan kriteria : − Bentuk : kotak, silinder, kantung, kontainer − Sifat : dapat diangkat, tertutup − Bahan : logam, plastik. Alternatif bahan harus bersifat kedap terhadap air, panas matahari, tahan diperlakukan kasar, mudah dibersihkan − Ukuran : 10-50 liter untuk pemukiman, toko kecil. 100-500 liter untuk kantor, toko besar, hotel, rumah makan. − Pengadaan : pribadi, swadaya masyarakat, instansi pengelola. c). Pola pewadahan komunal : diperuntukkan bagi daerah pemukiman sedang/kumuh, taman kota, jalan, pasar. Bentuk ditentukan oleh pihak instansi pengelola karena sifat penggunaannya adalah umum, dengan kriteria : − Bentuk : kotak, silinder, kontainer. − Sifat : tidak bersatu dengan tanah, dapat diangkat, tertutup. Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 17
  • 19. Bahan : logam, plastik. Alternatif bahan harus bersifat kedap terhadap air, panas matahari, tahan diperlakukan kasar, mudah dibersihkan. − Ukuran : 100-500 liter untuk pinggir jalan, taman kota. 1-10 m3 untuk pemukiman dan pasar. − Pengadaan : pemilik, badan swasta (sekaligus sebagai usaha promosi hasil produksi), instansi pengelola. d). Untuk memudahkan penggunaan, disamping kriteria yang terkait dengan fungsi, maka dibutuhkan pengaturan warna : − Sampah Organik : warna gelap − Sampah anorganik : warna terang − Sampah B3 rumah tangga : warna merah/(Standar Internasional) e). Pemilahan sampah dikelompokkan menjadi beberapa jenis sampah seperti : o Sampah basah, yang akan digunakan misalnya sebagai bahan baku kompos o Sampah kering, yang digunakan sebagai bahan daur ulang o Sampah berbahaya rumah tangga, yang selanjutnya akan dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Gambar 6 : Contoh Wadah Sampah Komunal 2 Kompartemen 3.2.2 Sarana Pengumpulan dan Pengangkutan Dalam penanganan 3R diperlukan alat pengumpulan dan pengangkutan sebagai berikut : a). Fungsi pemilahan dapat dilaksanakan dengan pengaturan : − Penyekatan sarana tersebut sesuai dengan jenis sampah − Penjadwalan waktu pengumpulan, dimana sampah mudah membusuk hendaknya diangkut paling lama 2 hari sekali, sedang sampah non-hayati (anorganik) diangkut dengan frekuensi seminggu sekali b). Alat pengumpul sampah dapat dilaksanakn dengan berbagai cara (lihat Gambar 6), seperti : − Alat pengumpul tradisional, seperti gerobak dan beca sampah − Alat pengumpul bermotor, seperti motor sampah Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 18
  • 20. Gambar 7 : Contoh Truk Sampah 2 Kompartemen 3.2.3 Sarana Pemerosesan a). Peralatan Penunjang 3R (TPST – Tempat pengolahan sampah terpadu) − Komposter individual − Alat pengomposan sesuai dengan ketentuan berlaku − Insinerator yang diposisikan hanya untuk membakar residu hasil pengomposan yang tidak sesuai dengan kualitas kompos. Residu tersebut dapat pula diangkut ke TPA − Bangunan dan peralatan Unit Produksi Kompos dan Daur-Ulang (UPKDU) − Wadah penampung sementara sampah B3 rumah tangga − Peralatan daur ulang lain. b). Sarana pemerosesan sampah diwajibkan dilengkapi dengan sarana pengumpulan/pengolahan air lindi. c). Penjelasan lebih lanjut tentang sarana pemerosesan terdapat pada NSPM tersendiri. Kontainer 120 L dan 240 L Kontainer 240 L dan hand cart Pewadahan 2 kompartemen Pewadahan 3 kompartemen Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 19
  • 21. Bak sampah permanen 3 kompartemen Bak sampah khusus B3 Gambar 8 : Contoh Pewadahan Sampah Penyapuan jalan Gerobak tangan (hand cart) Sepeda pengumpul sampah Motor pengumpul bak terbuka Motor pengumpul bak semi-tertutup Bajaj pengumpul bak semi-tertutup Gambar 9 : Contoh Sarana Pengumpul Sampah Pick Up pengangkut Pick Up pengangkut 3 kompartemen Gambar 10 : Contoh Sarana Pengangkut Sampah Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 20
  • 22. Komposter rumah tangga model Puskim Komposter bio reaktor mini tipe S-2 Hanggar pengomposan sistem windrow Pengomposan skala komunal Pemilahan sampah skala kawasan Pencacah Sampah Daur-ulang Kertas Penyaring (Ayakan) Kompos Gambar 11 : Contoh Pengolahan/Pemerosesan Sampah Draft 2 NSPM – Teknik Lingkungan ITB – Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R - 21