SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 100
Descargar para leer sin conexión
Sukses Sanimas dari
Sebuah
Gang
U
                murnya belum lagi dua    lama makin menghilang. Sejak
                tahun, tapi ia sudah     Januari 2006, saat fasilitas Sanimas
                lincah berlari-lari.     dengan sarana perpipaan komunal
                Dengan celana pendek     yang bermuara di IPAL yang berada
                berwarna hijau dan       di badan jalan itu diresmikan,
kaos putih bergambar, ia berpose         tak pernah ada masalah dengan
dengan sangat percaya diri saat          keamanan atau kekuatan IPAL
Percik mengarahkan lensa kamera          dalam menahan beban yang lalu
ke wajahnya. Ia menguncupkan             lalang di atasnya. Jangan heran jika
jari-jari di kedua tangannya lalu        para ibu tak pernah khawatir anak-
meletakkannya di dekat bola              anaknya berlarian atau bermain di
matanya, seperti sedang mengenakan       atas IPAL itu, tanpa ada sedikit pun
kaca mata. Ia melompat-lompat            kekhawatiran anak-anaknya akan
dengan kedua kakinya tepat di atas       terperosok seperti halnya kerap
besi yang menjadi penutup lubang         terdengar anak-anak lain terperosok
bak Instalasi Pengolahan Air Limbah      tangki septik yang rapuh.
(IPAL) milik fasilitas Sanimas di Gang       Dinas Pekerjaan Umum, Denpasar,
Segina, Pemecutan Kelod, Denpasar.       sendiri tidak keberatan jika badan
                                                                                 ZEN
    Ibunya duduk mengawasi dari          jalan itu ditanami bangunan IPAL.
jarak tidak begitu jauh, sembari         Situasi tidak memungkinkan              Dinas PU sendiri memberikan
duduk di depan sebuah kios kecil         menggunakan lahan lain karena           tanggapan yang cepat dan akomodatif
yang menjual kebutuhan rumah             seperti halnya di kawasan padat di      dalam membicarakan apa saja yang
tangga. Tak terlihat ada kekhawatiran    perkotaan, masalah yang biasanya        diperlukan dalam perijinan. Salah
anaknya akan terperosok pada IPAL        muncul adalah lahan. Ini juga terjadi   satu yang akhirnya harus dipenuhi
yang isinya penuh dengan tinja itu.      di Gang Segina. Mereka sudah            adalah konstruksi IPAL harus kuat
Sementara dua anak lain dengan           melakukan inventarisasi lahan,          menahan beban karena itu tetap akan
gesit melaju di atas sepedanya, juga     mencari kiranya ada lahan yang bisa     digunakan sebagai jalan.
melintasi besi-besi bundar yang          digunakan. Hasilnya ternyata nihil.         PU meminta agar lokasi IPAL di
menjadi lubang penutup IPAL.             Lahan yang bisa digunakan hanyalah      badan jalan itu tetap bisa menahan
    “Dulu kami sempat khawatir,          badan jalan. Akhirnya, disepakati       beban minimal 10 ton. Soalnya
termasuk juga saya, apakah IPAL          bahwa lahan yang digunakan adalah       memang jalan itu akan digunakan
yang ditanam di bawah jalan itu bisa     badan jalan.                            lagi setelah IPAL ditutup dan Sanimas
aman? Khawatir kalau ada kendaraan           Dengan segera surat permohonan      sudah beroperasi.
yang anjlok atau anak-anak yang akan     menggunakan badan jalan sebagai         BaliFokus lantas
terperosok,” kata ibu sang anak tadi.    lokasi IPAL diajukan kepada Dinas       membantu menyiapkan
    Tapi kekhawatiran itu makin          Pekerjaan Umum (PU) setempat.           rancangan


                                                        121                                   Praktik Unggulan
konstruksi untuk memenuhi standar         warga tak bisa menggali lebih dari      nama Segina Asri sebagai KSM di sana
yang diminta oleh PU yaitu konstruksi     1,5 meter. Lebih dari 1,5 meter         dirasa sudah cukup layak disandang.
struktur bangunannya harus bisa           kedalamannya, galian yang akan              Dalam refleksi Andi Maryono,
menahan minimal 10 ton.                   digunakan untuk tangki septik           Ketua KSM Segina Asri: “Kalau
    Sanimas di Pemecutan Kelod            itu sudah mengeluarkan air.             kampung ini masih kumuh, bau, dan
mulai dibangun pada September             Kemungkinan ini terkait dengan          lingkungannya tidak sehat, mungkin
2005. Proses pembangunannya               struktur tanah di sana yang dulunya     nama kata ‘asri’ dari nama ‘Segina
lancar dan praktis tidak menemui          daerah resapan air. Tanahnya dulu       Asri’ tidak layak digunakan. Tapi,
hambatan yang berarti. Tidak              relatif gembur, mirip dengan kawasan    sekarang, Anda bisa lihat sendiri,
mengherankan jika pada Januari 2006       yang dulunya adalah rawa-rawa. Tidak    gang-gang di sini relatif bersih. Got-
fasilitas Sanimas di kampung tersebut     mengherankan jika galian sedalam 1,5    got kecil yang ada di depan rumah
sudah bisa langsung beroperasi            meter saja sudah ada keluaran airnya.   atau di sela rumah juga sudah tidak
dan digunakan oleh warga. Hingga              Kondisi itu diperparah oleh         lagi bau, bahkan seringkali kering,
kini, Sanimas di Pemecutan Kelod          lingkungan yang memang padat dan        sehingga tidak lagi menjadi sumber
setidaknya melayani 196 KK dengan         rapat. Bahkan, beberapa blok rumah      penyakit. Nyamuk jadi berkurang,
total jumlah warga sebanyak 448           di antaranya digunakan sebagai          kalau tidak malah hilang sama sekali.
jiwa. Untuk melayani jumlah warga         lokasi industri rumahan produk          Jadi, kata ‘Asri’ layaklah digunakan,”
sebanyak itu, dibutuhkan sekitar 176      sarung pantai. Kebanyakan limbah        kata Andi Maryono.
SR (Sambungan Rumah).                     sisa produksi dari situ juga dibuang        Sejak beroperasi pada Januari
    Sejak diresmikan, fasilitas Sanimas   ke selokan. Selain membuat kondisi      2006, tidak banyak masalah berarti
yang dikelola Kelompok Swadaya
                                                                                                                  REPRO PU
Masyarakat (KSM) Segina Asri ini
mampu menjawab kebutuhan warga
di sana untuk mengatasi persoalan
sanitasi. Berbeda dengan lokasi
Sanimas yang lain yang kebanyakan
rumahnya belum memiliki jamban
pribadi dan membuang limbah tinja
ke sungai, di sini warga sejak dulu
sudah banyak yang memiliki tangki
septik.
    Hanya saja, tangki septik belum
memenuhi standar kesehatan
karena tidak kedap air. Ini berbahaya
karena bisa mencemari tanah dan
mengganggu kualitas air. Selain itu,
tangki septik warga sendiri sudah
banyak yang bermasalah. Jika sedang
musim hujan, air dari tangki septik
itu sering naik kembali dan keluar
melalui lubang jamban. Artinya
mudah bocor oleh air sehingga dalam       air selokan makin buruk, situasi        terkait pengelolaan dan perawatan
waktu singkat bisa langsung penuh         itu juga membuat selokan menjadi        fasilitas Sanimas di Segina Asri,
oleh air jika curah hujan sedang          sumber bau tidak sedap yang cukup       Pemecutan Kelod ini. Paling
tinggi.                                   mengganggu penciuman bagi orang-        hanya diperlukan rutinitas dalam
    Warga bisa saja menggali dengan       orang yang lewat di sekitar sana.       penyedotan di IPAL pada musim
lebih dalam untuk memecahkan                  Masalah itu sekarang relatif bisa   hujan. Ini diperlukan karena kalau
persoalan tersebut, tapi solusi itu pun   diatasi setelah dibangunnya fasilitas   tidak dilakukan penyedotan secara
  tidak bisa memecahkan masalah.          Sanimas dengan sistem perpipaan         berkala, air bisa naik kembali ke
                Masalahnya adalah         komunal yang IPAL-nya tertanam          lubang kloset di rumah-rumah. Selain
                              di sana     di badan jalan itu. Berkat itu pula,    masalah itu tidak ada lagi kendala


Praktik Unggulan                                          122
yang berarti. Tidak ada pula persoalan   disepakati iuran naik menjadi 5 ribu     air tersaring sekitar 20 liter per hari.
seperti bau yang keluar dari IPAL.       rupiah per bulan.                        Kualitas airnya sendiri sudah diuji
    Masih ada persoalan satu dua             Kenaikan iuran itu tidak             di laboratarium dan hasilnya sangat
kejadian di mana pipa sambungan          mengalami hambatan, baik dalam           baik serta layak konsumsi. Kendati
rumah itu tersumbat dan macet.           permufakatannya maupun eksekusi          demikian, para pengguna fasilitas BSF
Masalahnya karena warga masih            di lapangan. Petugas yang memungut       tetap disarankan untuk merebus air
belum memahami benar bahwa               iuran relatif tidak mengalami            lebih dulu.
pipa-pipa yang menuju IPAL itu           kesulitan karena warga mayoritas bisa         Dengan menggunakan teknologi
tidak boleh dimasuki benda-benda         dibilang kooperatif. Dari iuran itulah   BSF, keluarga yang bergabung dengan
padat yang bisa menghambat laju air      biaya operasional dan perawatan          penggunaan BSF bisa menghemat
limbah menuju IPAL. Jika membandel,      Sanimas terpenuhi. Per bulan,            banyak dalam pengeluaran untuk
resikonya akan macet atau tersumbat.     rata-rata dibutuhkan dana sebesar        memenuhi kebutuhan air minum
Ini pada awal-awal beroperasi            sekitar 400 ribu rupiah. Sementara       bersih. Sebelum menggunakan BSF,
Sanimas terjadi beberapa kali. Tapi      honorariun                   REPRO
                                                                            PU    mereka rata-rata harus menghabiskan
ini bisa diatasi secara perlahan-                                                 dana sebesar 100 ribuan untuk
lahan karena untuk                                                                membeli air minum galonan dalam
                                                                                  satu bulan. Sejak diperkenalkan BSF,
                                                                                  pengeluaran itu bisa dikurangi secara
                                                                                  signifikan.
                                                                                       Pengelolaan Sanimas yang baik,
                                                                                  manajemen keuangan yang rapi,
                                                                                  kinerja pengurus KSM yang rajin
                                                                                  serta pengembangan masuknya BSF
                                                                                  membuat Gang Segina Asri relatif
                                                                                  mengalami perkembangan yang
                                                                                  sangat menggembirakan. Kualitas
                                                                                   lingkungan lebih sehat, angka
                                                                                    penderita muntaber atau demam
                                                                                     berdarah menurun, kebiasaan
                                                                                     buang air besar sembarang sudah
                                                                                      berkurang drastis dan bahkan
                                                                                      hampir hilang.
                                                                                         Tidak mengherankan jika semua
                                                                                  itu KSM Segina Asri dinobatkan
                                                                                  sebagai juara I Sanimas Award untuk
                                                                                  tingkat kota Denpasar dan juara I
kasus seperti ini mudah ditemukan        untuk operator sebesar 350 ribu          pula untuk Sanimas Award tingkat
dari rumah mana asal sampah atau         rupiah.                                  provinsi. Untuk tingkat provinsi,
benda padat yang menghambat itu              Setelah persoalan sanitasi           mengalahkan KSM-KSM di wilayah
berasal. Dari situlah penghuni rumah     terselesaikan, mereka kembali            lain, seperti dari Gianyar, Tabanan,
ditunjukkan betapa ruginya efek          membuka diri pada masuknya               dan Singaraja.
yang ditimbulkan karena membuang         teknologi baru pengolahan air minum           “Hadiah uang dari Sanimas Award
sampah atau benda padat ke saluran       rumah tangga (PAM-RT). BaliFokus         itu kami sepakati masuk ke kas KSM
pipa.                                    lagi-lagi memainkan peranannya.          untuk digunakan bagi kepentingan
    Warga sendiri tidak keberatan        Dengan difasilitasi oleh BaliFokus       warga sendiri. Semuanya, seperti
saat iuran per KK dinaikkan menjadi      pula, pengurus KSM menggelar             biasa, memang dari warga dan untuk
5 ribu rupiah per bulan. Dulunya,        sosialisasi mengenai teknologi           warga. Begitulah adanya kalau di
iuran yang disepakati antara KSM         biosand-filter (BSF).                    sini, Mas,” pungkas Andi
sebagai pengelola Sanimas dan warga          Dengan dana sebesar 400 ribu         Maryono menutup
adalah sebesar 3 ribu rupiah. Karena     rupiah, mereka bisa mendapatkan 1        pembicaraan. n
perkembangan banyak hal, akhirnya        unit BSF yang mampu menyediakan


                                                        123                                     Praktik Unggulan
Ragam           Praktik Unggulan
Teks dan foto diambil dari buku "Kisah Sukses Sanimas di Indonesia"  (Departemen Pekerjaan Umum dan BORDA)

KSM Bunga Rampai                                             KSM Joyoraharjan
Lokasi: Kampung Nelayan II, Bangka                           Lokasi: Joyoraharjan, Kota Surakarta
Sistem: MCK Plus++                                           Sistem: MCK Plus++
Pengguna: 129 KK/577 jiwa                                    Pengguna: 300 jiwa
Mulai beroperasi: Juni 2007                                  Mulai beroperasi: Desember 2007
Keunggulan: Sanimas di Kampung Nelayan yang padat,           Keunggulan: Sanimas yang
                             minim air bersih, rawan         menyediakan air panas di setiap
                             penyakit yang medium            kamar mandinya. Fasilitas itu
                             penyebarannya melalui           menjadi salah satu favorit warga
                             air (waterbone disease).        tiap kali menggunakan fasilitas
                             Sanimas membantu warga          Sanimas. Air panas itu berasal
                             dalam mendapatkan air           dari biogas yang merupakan hasil
                             bersih dan mengurangi           olahan limbah yang terkumpul melalui fasilitas Sanimas.
                             resiko penyebaran penyakit
                             melalui air yang kotor.         KSM Jagalan
                                                             Lokasi: Jagalan Lor, Kota Mojokerto
KSM Kelayan Tengah                                           Sistem: MCK Plus++
Lokasi: Kelurahan Kelayan Tengah Banjarmasin Selatan,        Pengguna: 400 jiwa
Kalimantan Selatan                                           Mulai beroperasi: April 2006
Sistem: MCK Plus++                                           Keunggulan: Sanimas di sini
Pengguna: 79 KK/395 jiwa                                     bekerja secara optimal melayani
Mulai beroperasi: Juli 2007                                  semua orang yang beraktivitas di
Keunggulan: Sanimas di                                       pasar. Karena tingginya intensitas
bantaran sungai besar                                        penggunaan fasilitas, tidak heran
dengan rumah warga yang                                      jika saldo penghasilan MCK Plus++
kebanyakan berada di muka                                    cukup besar sehingga menjadi salah satu lokasi Sanimas
air rawa. Setelah beroperasi,                                dengan penghasilan yang terbesar.
Sanimas berhasil dengan
baik mengurangi angka                                        KSM Sari Mulyo
kakus terapung yang banyak terdapat di bantaran              Lokasi: Kel. Kepek, Gunung Kidul
sungai. Fasilitas air di MCK Plus++ kerap digunakan untuk    Sistem: perpipaan komunal pembuat tahu
kebutuhan air bersih rumah tangga.                           Pengguna: 14 industri rumah tangga pembuat tahu
                                                             Mulai beroperasi: Maret 2006
                                                             Keunggulan: Sanimas yang menampung dan mengolah
KSM Panji II                                                 limbah dari pabrik tahu. Biogas yang dihasilkan justru
Lokasi: Kampung Baru, Kepanjen, Kabupaten Malang             diberikan kepada warga yang rata-rata bisa menhemat
Sistem: MCK Plus++                                           pengeluaran sebesar Rp. 60 ribu.
Pengguna: 97 KK/400 jiwa
Mulai beroperasi: April 2006
Keunggulan: Pihak Swasta, PT Jasa Tirta, membantu
pembangunannya untuk melindungi kualitas air Sungai
                         Brantas. Sejak ada Sanimas, tinja
                         yang dibuang ke Sungai Brantas
                         oleh warga berkurang secara
                         signifikan sehingga membantu
                             pemulihan kualitas air Sungai
                                       Brantas.

Praktik Unggulan                                         124
KSM Sater                                                      KSM Sangkrah
Lokasi: Kelurahan Lawang Agung, Sungai Penuh,                                          Lokasi: Sangkrah, Kota Surakarta
Kabupaten Kerinci                                                                      Sistem: MCK Plus++
Sistem: MCK Plus++                                                                     Pengguna: 265 jiwa
Pengguna: 107 KK/535 KK                                                                Mulai beroperasi: Februari 2007
Mulai beroperasi: Februari 2008                                                        Keunggulan: Sanimas yang
Keunggulan: Berhasil mengembalikan saluran irigasi                                     diapit oleh sungai besar (Sungai
                                 sebagai sumber                Bengawan Solo) dan jalur kereta api yang masih dilintasi
                                 pembagian air bagi            kereta dan terletak tidak jauh dari lokasi pasar (Pasar
                                 sawah dan ladang.             Tunggul Sari). Konstruksinya dengan detail dan cermat
                                 Sebelumnya, saluran           memperhitungkan faktor getaran dari kereta api.
                                 irigasi di dekat
                                 kampung itu menjadi           KSM Gondolayu
                                 tempat favorit warga          Lokasi: Kampung Gondolayu, Yogyakarta
                                 melakukan aktivitas           Sistem: MCK Plus++
                                 buang air besar.              Pengguna: 95 KK/324 jiwa
                                                               Mulai beroperasi: Maret 2008
KSM Padaidi Padaelo                                            Keunggulan: Memadukan sistem MCK Plus++ dengan
Lokasi: Klandasan Ulu, Balikpapan Selatan, Balikpapan          sistem perpipaan
Sistem: perpipaan komunal                                      komunal di kawasan
Pengguna: 73 KK/300 jiwa                                       padat di tepi Kali
Mulai beroperasi: April 2007                                   Code. Lokasi Sanimas
Keunggulan: Sanimas di daerah pantai. IPAL dibangun            kemudian menjadi
                                      di daerah pasang         ruang publik di mana
                                      surut yang               warga berinteraksi
                                      relatif sulit.           untuk berbagai
                                      Pembangunannya           keperluan dan kegiatan.
                                      mesti menunggu
                                      air surut lebih dulu,    KSM Pangrukti Luhur
                                      kerap kali itu terjadi   Lokasi: Kampung Bustaman, Tugu Muda, Semarang
                                      tengah malam.            Sistem: MCK Plus++
                                      Padahal, rumah-          Pengguna: 124 KK/235 JIWA
                                      rumah warga              Mulai beroperasi: April 2006
                                      sendiri berbentuk        Keunggulan: Kehadiran Sanimas memberi dampak
                                      rumah panggung           beraneka ragam. Di lokasi MCK Plus++, kini tersedia
                                      karena faktor            televisi, koran atau surat kabar, lemari es, balai RW sampai
                                      pasang surut itu.        fasilitas laundry. Sanimas terbukti bisa menjadi pemicu
                                                               banyak hal, bukan hanya aspek sanitasi saja yang teratasi.

KSM Baruah Batuah
Lokasi: Kelurahan Pelambuan, Banjarmasin Barat,
Banjarmasin
Sistem: MCK Plus++
Pengguna: 120 KK
Mulai beroperasi: Juli 2007
Keunggulan: Sanimas
ini berada di kawasan
perkampungan yang berada
di tengah rawa. Sanimas inilah
yang sukses mengurangi WC
terapung di pinggiran kampung.


                                                          125                                    Praktik Unggulan
Upaya Kota Mengarusutamakan
                                           Pembangunan
                                           Sanitasi
                                           jamban-jamban tertentu hanya bisa         yang akut dan kompleks itu dengan
                                           diakses para pejabat dan orang-orang      pelbagai cara dan pendekatan.
                                           kulit putih. Bagaimana dengan kaum        Beberapa di antaranya sudah mulai
                                           bumiputera? Mereka hanya boleh            mencoba membangun sistem sanitasi
                                           pakai jamban biasa.                       skala perkotaan yang terpadu dengan
                                               Sebuah artikel di surat kabar         membangun Instalasi Pengolahan Air
                                           Soeloeh Indonesia pada tahun 1927         Limbah (IPAL). Dibayangkan dengan
                                           mencatat diskriminasi akses sanitasi      sistem itu, jamban dari rumah-rumah
                                           yang dialami warga bumiputera.            terhubung dengan pipa-pipa yang
                                           “Sebagian di antara kami yang             akan menyalurkannya pada IPAL
                                           mengenakan selendang asli (sarung)        berskala kota itu tadi.
                                           atau kopiah muslim,“ tulis artikel itu,       Kota Surakarta, misalnya, sudah
                                           “harus membuang hajat di jamban           membangun dua lokasi IPAL di sisi
                                           biasa.”                                   utara dan selatan kota. Salah satunya




B
                                               Sekali lagi, bisa dibayangkan         berada di daerah Semanggi, Pasar
                                    BOWO
                                           seperti apa persoalan sanitasi            Kliwon “Di sisi lain kami masih punya
             isa dibayangkan seperti       di perkotaan Indonesia di masa            instalasi pengolahan limbah yang
             apa persoalan sanitasi        kini, saat jumlah penduduk sudah          merupakan peninggalan Belanda. Dan
             di Indonesia. Pada masa       20 kali lipat dibandingkan tahun          itu coverage-nya masih jauh dari ideal
             kolonial Hindia Belanda,      1630, saat tingkat kepadatan juga         dalam konteks untuk bisa melayani
             bahkan sejak abad 17,         makin naik berlipat-lipat. Angka-         warga kota Surakarta,” papar Ir. Sri
persoalan tinja sudah membuat              angka hasil survei yang dilakukan         Adyaksa, Kepala Badan Lingkungan
pusing pemerintah kolonial. Sampai-        oleh ISSDP (Indonesia Sanitation          Hidup Surakarta.
sampai, saking pusingnya mereka            Sector Development Program)                   Untuk menambah cakupan yang
mengatasi persoalan tinja di Batavia,      menggambarkan dengan tajam                masih kurang ideal dari fasilitas
pada tahun 1630 dikeluarkan                persoalan ini. Sekitar 37 persen warga    IPLT, Surakarta sendiri mencoba
maklumat yang bersifat potong              di Jakarta tidak tahu di mana letak       mengadopsi program pengembangan
kompas: dilarang membuang tinja            tangki septik di rumahnya dan dalam       Sanimas sejak 2005. Pada tahun
sebelum pukul sembilan malam.              survei nasional ada 80 persen tangki      pertama itu, dibangun setidaknya
Maklumat itu dikenal dengan sebutan        septik yang tidak pernah dikuras sejak    3 lokasi Sanimas di Surakarta. Sejak
“folhans nohas horas, neger uur            pertama kali dibangun.                    2005 itulah Surakarta tidak pernah
bloemen” alias “bunga-bunga pukul              “Jakarta itu menjadi kota dengan      absen mencoba mengentaskan
sembilan”.                                 jumlah septic-tank terbanyak di           persoalan sanitasi dengan
    Hingga kolonialisme memasuki           dunia. Sudah (layak) masuk Guinnes        pengembangan program Sanimas.
abad 20, persoalan tinja di perkotaan      Book of Record,” ujar Nugroho Tri             Dari segi anggaran, Pemerintah
ternyata belum juga beres. Kali ini,       Utomo, Koordinator ISSDP.                 Surakarta punya semangat untuk
situasi diperparah oleh diskriminasi                                                 terus mengentaskan persoalan
  rasial. Sudah jamak terjadi di kantor-                *******                      sanitasi. Jika pada 2007 dianggarkan
                kantor dagang ada             Beberapa kota sudah mencoba            Rp 26 miliar, tahun berikutnya
                              aturan       untuk mengatasi persoalan sanitasi        menjadi Rp 27 miliar. Pada 2009,


Praktik Unggulan                                           126
angka itu turun sedikit kembali        kabupaten Tabanan, kabupaten              “Program tersebut akan terealisasi
menjadi 26 milyar. Penurunan itu       Gianyar, dan kabupaten Buleleng.          pada tahun anggaran 2010, dengan
bukan karena pemerintah berkurang          Bersamaan dengan itu, Denpasar        dana pendamping oleh pemkot
perhatiannya pada soal sanitasi,       sudah membangun fasilitas IPAL            sebesar Rp3 miliar,” kata Anak Agung
tapi pada saat itu pemerintah Kota     untuk skala perkotaan. Denpasar           Bagus Sudharsana, Kepala Badan
Surakarta mencoba fokus pada           adalah satu dari tujuh kota yang          Lingkungan Hidup Kota Denpasar.
penanganan persoalan banjir yang       sudah memiliki IPAL berskala                  Kota lain yang patut diberi
mulai akut dan butuh pemecahan         perkotaan. Tujuh kota lainnya adalah      apresiasi adalah kota Blitar. Bersama
serius.                                adalah Jakarta, Medan, Bandung,           enam kota lainnya di Jawa Timur,
   Kampanye pentingnya sanitasi        Cirebon, Solo, Jogja, dan Banjarmasin.    kota Blitar sudah mengembangkan
juga mulai merambah ke kalangan            Di antara delapan kota itu,           program Sanimas sejak 2003, tahun
anak muda dan pelajar. Pada            Denpasar adalah kota dengan IPAL          pertama di mana program Sanimas
ulang tahun Surakarta ke-264,          yang cakupan atau coverage-nya            mulai dikembangkan di Indonesia.
                                                                                     Mereka memulai pengembangan
                                                                                 Sanimas itu di wilayah yang bisa
                                                                                 dibilang “kawasan merah” yaitu
                                                                                 di Sukorejo. Kawasan yang berada
                                                                                 di dekat terminal itu bukan hanya
                                                                                 padat penduduknya, tapi juga
                                                                                 rawan, banyak preman dan dihuni
                                                                                 oleh gelandangan dan pengemis.
                                                                                 Program Sanimas ternyata berhasil
                                                                                 dikembangkan di sana. Itu membuat
                                                                                 pemerintah kota Blitar lebih optimis
                                                                                 saat mencoba untuk yang berikutnya.
                                                                                 Kalau di kawasan seperti Sukorejo
                                                                                 saja sudah berhasil, tentu di kawasan
                                                                                 lain yang lebih familiar akan relatif
                                                                                 lebih mudah, begitulah kira-kira
                                                                                 asumsinya.
                                                                                     Hingga sekarang, Sanimas
                                                                                 terus dikembangkan tiap tahun,
                                                                                 tanpa putus. Minimal satu Sanimas
                                                                          BOWO
                                                                                 dibangun per tahun di Blitar. Mereka
pemerintah misalnya mengadakan         yang terbesar. Menurut Nugroho            juga sukses dengan Sanimas di
lomba karikatur mengenai sanitasi.     Tri Utomo, cakupan yang sudah             pondok pesantren yaitu di Pondok
Lomba ini ditujukan kepada para        dilayani oleh IPAL di Denpasar sudah      Pesantren (PP) Nurul Ulum yang
pelajar setingkat SMP dan SMA.         mencapai sepertiga total wilayahnya.      jumlah santrinya mencapai hampir
Dengan itulah, pemerintah Surakarta    Itu angka yang terbesar dibandingkan      seribu orang.
berharap, perilaku hidup sehat bisa    kota-kota lain, tapi itu pun masih jauh       Nilai lebih dari kota Blitar adalah
dimulai sedini mungkin.                dari ideal.                               inisiatif pemerintah Blitar untuk
    Denpasar adalah contoh lain dari       Ikhtiar yang cukup masif dari         selalu mengedepankan konsep
kota yang sudah mulai membangun        pemerintah kota Denpasar itulah           pemberdayaan masyarakatnya.
IPAL berskala perkotaan. Sejak         yang membuat mereka diganjar              Konsep pemberdayaan masyarakat
2003, Denpasar sendiri sudah           penghargaan sebagai Kota Pionir           selalu menjadi gatra pelaksanaan
mengembangkan program Sanimas          Percepatan Pembangunan Sanitasi           pembangunan di Blitar, terutama
di wilayahnya. Hingga kini, Denpasar   Permukiman pada Desember 2009             sejak diterapkannya otonomi daerah.
menjadi contoh bagi kawasan lain di    lalu. Penghargaan itu membuat             Mereka memulainya jauh
Bali untuk mengembangkan Sanimas.      Denpasar mendapat hadiah berupa           sebelum ada Sanimas.
Wilayah lain di Bali yang sudah        dana bantuan sebesar 3 milyar             Salah satu caranya adalah
mengembangkan Sanimas adalah           rupiah untuk pengembangan sanitasi.       dengan


                                                       127                                     Praktik Unggulan
memberikan dana block grant yang       program adaptasi perubahan iklim        diharuskan memiliki tangki septik
harus diperebutkan oleh kelurahan-     bersama Bandar Lampung dan              yang memenuhi standar. Sementara
kelurahan. Mereka berlomba             Semarang. Untuk kota kecil sendiri      developer yang sedang membangun
menawarkan program yang jenis dan      hanya Blitar.                           perumahan juga diwajibkan
konsepnya bahkan disiapkan oleh            Menurut Ir. Made Sukawardika,       membangun sistem sanitasi terpadu
masyarakat sendiri.                    Kepala Badan Perencanaan                dan bisa dipadukan dengan sistem
    Itu sebabnya, ketika ada tawaran   Pembangunan (Bappeda Kota               sanitasi skala perkotaan yang sudah
pengembangan konsep Sanimas yang       Blitar) pihaknya sedang merancang       dibangun.
juga mensyaratkan adanya partisipasi   semacam “kampung iklim” dan sudah           Regulasi seperti itu patut
dan pemberdayaan masyarakat,           ada tiga kandidat kampungnya.           dipertimbangkan di semua kota.
kota Blitar tidak mengalami            Sanimas yang berbasis kolektivitas      Perumahan-perumahan memang
kesulitan untuk menerapkannya.         dan pemberdayaan jadi contoh            biasanya memiliki jamban pribadi di
Tidak mengherankan jika Blitar         sekaligus pelajaran bagi Blitar untuk   masing-masing rumah. Hanya saja,
terus berinisiatif mengembangkan       mengaplikasikan gagasan “kampung        sistemnya masih terlalu konvensional
Sanimas bahkan kendati tidak ada       iklim”. Konsepnya pun berbasis          yaitu satu tangki septik untuk satu
dana hibah dari luar negeri yang       masyarakat, seperti Sanimas. Lokasi-    rumah. Selain tidak kedap air, jarak
bisa mereka terima seperti saat        lokasi kandidat “kampung iklim” juga    tangki septik dengan rumah maupun
ujicoba Sanimas 2003. Blitar cukup     yang sebelumnya sudah merasakan         jarak antartangki septik juga terlalu
percaya diri dengan APBD mereka        konsep pemberdayaan masyarakat          berdekatan. Ini membuat perumahan
sendiri karena mereka yakin bahwa      yang partisipatoris seperti Sanimas.    yang bangunannya bagus itu pun
dengan konsep pemberdayaan yang            Sementara Banjarmasin, satu         tetap akan rentan dengan persoalan
mensyaratkan adanya partisipasi        dari delapan kota yang sudah            kesehatan.
warga maka pembangunan apa pun         mulai membangun sistem sanitasi             Pendeknya: di atas tanahnya saja
akan jauh lebih murah ketimbang        terpadu berskala perkotaan, juga        perumahan-perumahan itu terlihat
pembangunan yang sifatnya top          sudah menerapkan regulasi yang          bersih dan sehat, tapi bagaimana
down.                                  ketat terkait pembangunan rumah-        dengan di bawah tanahnya? n
    Khusus sanitasi, Blitar sudah      rumah baru. Di sana, rumah-
membentuk pokja, yaitu pokja           rumah yang akan dibangun
sanitasi, dari mulai tingkat kota,
kecamatan sampai
                              BORDA
kelurahan. Pokja di
tingkat kelurahan itu
bukan KSM pengelola
Sanimas, melainkan
untuk memonitoring satu
kelurahan yang memiliki
lebih dari satu fasilitas
Sanimas.
    Pengalaman kota Blitar
dalam menerapkan konsep
pemberdayaan masyarakat
dalam penanganan sanitasi
membuat Blitar berani
selangkah lebih maju dengan
mengintegrasikan pemecahan
persoalan sanitasi ini dengan
program perubahan iklim atau
climate change. Pada 2009
  Blitar memang terpilih sebagai
                kota percontohan

                                                                                                                       BORDA



Praktik Unggulan                                      128
129
Sisi Lain




                                                     s
                                                  ahasil
                                                im r
                               S aelalu Be    n
                          Tak S

H
               ujan baru saja reda saat Percik tiba di
               RW 2, kelurahan Bakalan, kecamatan
               Bugul Kidul, Pasuruan. Di kampung yang
               dekat dengan sungai Kalimas inilah lokasi
               Sanimas pertama di kota Pasuruan berada.
Mulai beroperasi sejak 2003, Sanimas yang menggunakan       rupiah saja. Tidak pernah naik. Saya sendiri yang dulu
sarana perpipaan komunal ini sudah tujuh tahun lamanya      bertanggungjawab soal iuran ini karena jabatan saya di
melayani warga.                                             KSM memang sebagai bendahara,” urai Nur Hasyim yang
    Percik diterima oleh Nur Hasyim, Ketua KSM Kalimas,     sore itu mengenakan baju batik dengan warna dasar
di kediamannya yang berdekatan dengan bangunan              coklat.
mesjid. Dia adalah ketua KSM Kalimas yang kedua.                Sesampainya di lokasi IPAL, Nur Hasyim menjelaskan
Orang pertama yang menjadi ketua KSM, termasuk saat         beberapa hal teknis terkait kondisi dan situasi IPAL di
memasuki masa persiapan dan pembangunan, namanya            kampungnya. Percik lantas kembali bertanya padanya soal
Buang, meninggal dunia pada 2006. Nur Hasyim akhirnya       iuran yang macet itu. Ia bercerita, dulu sempat menerima
dipercaya oleh pengurus KSM lainnya untuk menggantikan      masukan agar iuran itu dinaikkan. “Pak Surur dari BORDA
posisi Buang. Sebelum menjadi Ketua KSM, dia menjabat       pernah bilang iuran 3 ribu itu terlalu kecil. Tapi mau
sebagai bendahara KSM.                                      bagaimana lagi? Lha, wong, segitu saja sudah susah
    Sembari menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya         ditariknya,” katanya lagi.
menuju lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah, dia              Ia mengaku sudah banyak cara yang coba diterapkan
bercerita sejumlah kesulitan yang dihadapi sejak menjabat   untuk mengatasi persoalan ini, tapi tetap saja warga
sebagai Ketua KSM. Yang paling menyolok adalah              masih relatif susah dilibatkan untuk berpartisipasi. Ini
partisipasi warga yang mulai menurun. Ia menuturkan,        tentu saja menyulitkan proses pengelolaan dan perawatan
sudah setahun lebih tak ada lagi penarikan iuran. Petugas   fasilitas Sanimas. Padahal, kalau ada pipa sambungan
yang menarik iuran seringkali gagal menagih iuran dari      rumah yang tersumbat, tetap saja mereka minta bantuan
warga yang rumahnya terhubung dengan Sanimas.               pengurus KSM. “Tapi kalau disuruh iuran, itu susahnya
     Besaran iurannya sebenarnya tidak terlalu besar.       minta ampun,” ungkapnya lagi.
                “Sejak pertama kali beroperasi, di sini         Sebenarnya ia tidak terlalu mepersoalkan perkara itu.
                              iuran hanya sebesar 3 ribu    Ia hanya berharap warga mau menjaga fasilitas Sanimas


                                                       130
uang itu pun tidak cukup, aku Hasyim, terpaksa cuma dua
                                                              operator saja yang bekerja. Operator satunya mau tidak
                                                              mau terpaksa tidak dilibatkan.
                                                                  Hasyim sendiri bertekad untuk terus mempertahankan
                                                              Sanimas ini. Bersama orang-orang yang masih peduli
                                                              dan menjadi pengurus KSM, Hasyim berharap bisa
                                                              membangkitkan lagi partisipasi warga. Pengurus KSM
                                                              sendiri sudah menunjuk orang baru sebagai petugas
                                                              yang akan menarik iuran dari warga. Petugas itu akan
                                                              mendatangi rumah per rumah sebanyak tiga kali setiap
                                                              bulannya untuk berjaga-jaga jika ada warga yang enggan
                                                              membayar saat ditagih pertama kali. Untuk kunjungan
                                                              kedua dan ketiga, Hasyim berencana akan mendampingi
                                                              langsung petugas yang ditunjuk itu.
                                                                  Kasus seperti ini sebenarnya bukan hanya terjadi
                                                              di Pasuruan. Tahun lalu, lokasi Sanimas di Pekalongan,
                                                              tepatnya di kelurahan Panjang Baru, juga terkendala
                                                              dengan penarikan iuran ini. Lurah Panjang Baru waktu
                                                              itu, Joko Setiawan, menyebutkan warga tidak lancar
                                                                membayar kewajibannya. Padahal besaran iuran itu
                                                                tidak terlalu besar, hanya 3 ribu rupiah per bulan, sama
                                                        ran      seperti yang terjadi di KSM Kalimas pimpinan Nur
                                              Kesada a            Hasyim.
                                                 warg p
                                                       da
                                                terha nya             Memang, kesadaran warga terhadap pentingnya
                                                      ng
                                               penti ipasi         partisipasi tidak selalu merata, juga tidak selalu stabil.
                                                partis elalu        Banyak contoh di mana tahun-tahun pertama semua
                                                ti dak s juga        serba lancar, tapi lama kelamaan, setelah merasa
                                                   erata, lalu
                                          ZEN
                                                m                    tidak ada masalah apa-apa, mulailah fase di mana
yang sudah dibangun lama itu. Minimal,           ti dak seil          penarikan iuran itu mulai tidak lancar lagi. Mungkin
katanya, tidak membuang sampah-                       stab             warga merasa tanpa membayar iuran pun mereka
sampah padat ke jamban. Tapi masih                                     masih bisa membuang air besar ke jamban di
saja ada sampah padat dengan berbagai                         rumahnya sendiri tanpa ada gangguan dan permasalahan.
bentuk yang masuk ke pipa. Ini membuat         pipa-pipa          Hampir di setiap lokasi Sanimas yang dikunjungi Percik,
itu tersumbat dan jika sudah begitu tetap juga Nur Hasyim terutama yang menggunakan sarana perpipaan komunal,
yang turun tangan.                                            selalu ada warga yang agak susah saat ditarik iuran. Tapi,
    Pengelolaan dan perawatan Sanimas di Bakalan ini          di lokasi-lokasi itu, jumlahnya tidak signifkan. Artinya,
memang tetap ditangani Nur Hasyim. Ia sendiri, kendati        proporsi antara warga yang aktif dan susah dalam iuran itu
berstatus sebagai Ketua KSM, seringkali turun langsung        masih jauh lebih besar warga yang kooperatif.
jika ada persoalan. Bukan sekali dua dia turun ke IPAL            “Di sini paling ya cuma dua atau tiga rumah saja
untuk mengambil benda-benda padat yang menyumbat              yang kadang agak susah. Harus lebih dari sekali ditagih,
pipa.                                                         minimal dua kali atau kadang sampai tiga kali. Tapi ya
    “Sebenarnya ada dua operator yaitu Pak Sarnam dan         akhirnya tetap membayar. Mungkin mereka memang
Pak Yusuf, tapi karena tidak ada iuran yang rutin, saya       sedang kesulitan keuangan, makanya terpaksa menunda
sendiri bingung untuk membayar honor mereka,” ujar            membayar iuran,” aku Suyatmi, warga yang ditunjuk
Hasyim lagi.                                                  sebagai petugas iuran Sanimas di Kampung Penca
    IPAL Sanimas di Bakalan sendiri sudah disedot tiga kali. (penyandang cacar), Kadipiro, Surakarta.
Dua kali masih menggunakan dana iuran karena waktu                Kasus di KSM Kalimas Pasuruan sendiri menunjukkan
itu masih lancar. Penyedotan yang terakhir itu baru bisa      kendati ada persoalan di dalam partisipasi
dilakukan saat ada warga baru yang menyambungkan              warga dalam bentuk iuran, fasilitas Sanimas
jamban di rumahnya dengan IPAL. Dari dana itulah mereka sendiri masih berfungsi dengan baik. Lepas
bisa menyedot untuk yang ketiga kalinya. Tapi karena          dari apakah warga cukup rutin


                                                           131                                                   Sisi Lain
ZEN
                                                              yang memang membutuhkan MCK Plus++, malah lebih
                                                              dekat dari perumahan warga yang orangnya relatif lebih
                                                              tinggi pendapatannya dan sudah banyak yang memiliki
                                                              septic tank di rumah. Jadi praktis MCK Plus++ di lokasi
                                                              itu tidak maksimal penggunaannya. Terlalu sedikit yang
                                                              menggunakan,” papar Abdullah Basri, Koordinator BEST di
                                                              Jawa Timur.
                                                                  Jika penentuan lokasi lahan itu tidak memper­ itung­
                                                                                                                 h
                                                              kan dengan teliti dan tepat sebaran para penggunanya,
                                                              besar kemungkinan warga akan sulit atau malas untuk
                                                              menggunakan lokasi MCK Plus++, seperti yang diceritakan
                                                              oleh Abdullah Basri di atas.
                                                                  “Seumpama saja waktu itu warga bisa diarahkan untuk
                                                              mencari dan menggunakan lahan lain yang lebih dekat
                                                              dengan lokasi pemukiman mereka sendiri, mungkin MCK
                                                              di sana bisa lebih maksimal lagi digunakan. Mungkin ini
                                                              terjadi karena di lapangan banyak orang yang tidak cukup
                                                              sabar untuk secara perlahan-lahan menemukan lahan
                                                              pengganti atau mencari peluang-peluang lainnya,” ujar
                                                              Abdullah Basri lagi.
                                                                  Faktor kesabaran ini menjadi penting dalam tahapan
                                                                      pemberdayaan masyarakat sebelum bangunan
                                                                             Sanimas dibangun. Berbeda dengan
                                                                                      pengerjaan bangunan yang relatif
                                                                                       bisa diprediksi berapa lama
                                                                 ada Selalu           waktu pengerjaannya, aspek
                                                                yan warga
                                                              su      g ag          sosialisasi, pemberdayaan dan
                                                                          a
                                                            dita sah saa k         penyiapan masyarakat itu tidak bisa
                                                                 rik i t          dipastikan waktunya. Setiap lokasi
                                                                       uran
                                                                                 berbeda-beda tingkat pemahaman
                                                                                dan penerimaannya, juga berbeda-beda
                                                                              pula tingkat resistensinya. Ada lokasi yang
                                                              mudah          dimasuki gagasan baru, termasuk gagasan
mau membayar iuran atau tidak, mereka setidaknya              dan konsep Sanimas, ada lokasi yang alot dan susah untuk
tetap bisa menikmati keberadaan jamban pribadi yang           dimasuki konsep pembangunan berbasis masyarakat
terhubung dengan pipa-pipa menuju IPAL komunal.               seperti Sanimas.
    Problem yang lebih serius sebenarnya bukan di soal            Sayangnya, tidak semua pihak punya cukup kesabaran
iuran. Beberapa lokasi Sanimas di tempat lain, kendati        untuk mengikuti tahapan-tahapan yang sudah menjadi
sarananya masih berfungsi dengan baik, sayangnya justru       standar dalam pengembangan Sanimas, terutama dalam
ada yang mangkrak dan tidak maksimal penggunaannya.           aspek pemberdayaan masyarakatnya. Tidak terkecuali
Beberapa di antaranya adalah soal rasio pengguna yang         instansi pemerintah sendiri.
tidak ideal atau terlalu rendah sehingga dana besar untuk         Ir. Handy B. Legowo, dari Direktorat Penyehatan
membangun Sanimas terkesan mubazir.                           Lingkungan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Departemen
    “Di Sidoarjo sendiri sempat ada persoalan dalam           Pekerjaan Umum (PU), sendiri mengakui hal itu terjadi
penentuan tanah yang akan digunakan sebagai lokasi MCK        di PU. “Di PU sendiri, konsep pemberdayaan masyarakat
Plus++. Mulanya warga sepakat di tanah yang dekat aliran      yang partisipatoris itu memang hal baru. Bahkan sampai
sungai, tapi tidak dapat izin dari dinas perairan karena      sekarang masih ada yang tetap bilang hal itu sebagai
memang tidak boleh membangun di daerah sempadan               buang-buang waktu. Dulu itu kan otak saya otak top-
  sungai. Akhirnya mereka mencari lokasi tanah yang lain.     down. Di otak saya cuma buat desain yang bagus, tidak
                Sayangnya tanah pengganti itu justru agak     terlalu memikirkan masyakarat mau terima apa tidak,
                              jauh dari perumahan warga       yang penting dibangun dulu saja. Terserah masyarakat


Sisi Lain                                              132
mau terima apa tidak,” urainya saat mengenang awal-         materialnya jelek. Banyak yang tidak tepat sasaran.
awal masuknya konsep pemberdayaan masyarakat di             Banyak kawasan yang tidak memenuhi kriteria. Ini karena
lingkungan PU.                                              efek sanitasi yang pembangunannya diserahkan pada
    Handy B. Legowo juga mengaku sering menemukan           kontraktor dengan sistem kontraktual,” ujar Sony.
pemerintah daerah yang tidak cukup sabar mengikuti              Ada lokasi yang dulu mengajukan diri untuk menerima
tahapan-tahapan Sanimas. Penentuan lokasi yang terpilih     Sanimas tapi tidak terpilih, tapi justru terpilih dalam
sebagai penerima Sanimas sebenarnya panjang dan             pembangunan sanitasi DAK. Menurut Novri Hendra
melibatkan kompetisi di antara beberapa kandidat calon      Perdana, TFL di Mojokerto, enam lokasi pembangunan
penerima. Tapi, katanya, di daerah-daerah yang utamanya     sanitasi DAK pada 2009 di Mojokerto justru merupakan
baru mengenal dan mengembangkan Sanimas tahapan itu         lokasi yang dulu tidak terpilih dalam Sanimas.
dilewati.                                                       “Di kawasan Mblotho (kecamatan Prajurit Kulon), ada
    “Ada yang langsung saja menunjuk lokasinya,             lokasi MCK Plus++ yang letaknya lebih dari 100 meter dari
karena pertimbangan-pertimbangan tertentu. Kadang           perumahan warga. Lha nanti siapa yang mau pakai? Di
pertimbangan subyektif karena di sana ada Mbah-nya          Pekuncen, ada lokasi Sanimas yang rasio penggunanya itu
atau apa, tapi kadang juga karena memang tidak sabar        tampaknya akan sangat rendah, di bawah 10 KK. Ini kan
untuk mengikuti tahapan-tahapan itu,” urai Handy lagi.      mubazir,” beber Novri
                                                            lagi.
    DAK Sanitasi                                                Percik sendiri
    Tahapan-tahapan yang dilewati itu belakangan sering     menemukan lokasi MCK
disorotkan pada program sanitasi yang dibangun dengan       Plus++ dengan dana
dana DAK (Dana Alokasi Khusus) yang menggunakan             DAK di kelurahan Wates,
sistem kontraktual. Di situ, para kontraktor yang           kecamatan Magersari,
                                                            kota Mojokerto. Di sana,
                                                            ada beberapa bagian
                                                            yang sudah rusak padahal
                                                            sama sekali belum
                                                            diresmikan dan belum
                                                            digunakan. Pantauan
                                                            Percik menemukan,
                                                ZEN




                                                                                               semen di halaman depan
                                                                                               itu sudah mengelupas
memenangkan lelang diberi wewenang untuk                                                       sehingga batu batanya
membangun fasilitas sanitasi yang pilihan                                                      terlihat. Belum lagi
teknologinya mirip dengan Sanimas.                          keretakan di bagian samping. Bahkan di bagian bak kontrol
    Di Mojokerto, misalnya, ini sempat menjadi isu          sendiri ada yang amblas beberapa sentimeter.
yang hangat dan menjadi wacana politis yang cukup               Sukid, warga di sekitar lokasi MCK yang juga mengaku
menghebohkan. Seturut Sony Basuki, Senior TFL untuk         ditunjuk oleh Dinas PU untuk menjaga sementara waktu,
wilayah Jawa Timur bagian Barat sekaligus anggota Komisi    menyebutkan bahwa listriknya sempat korsletting. “Saya
II DPRD kota Mojokerto, banyak masalah yang muncul,         sampai harus keluar biaya sendiri untuk mengganti saklar.
terutama dalam aspek partisipasi dan pemberdayaan           Ini kan aneh. Saya belum pakai, tapi kok malah sudah
masyarakatnya serta penentuan lokasi.                       harus keluar duit. Saya juga tidak tahu kapan
    “Orang tahunya kalau Sanimas itu prosesnya panjang,     ini akan bisa dioperasikan. Sampai sekarang
warga dilibatkan, termasuk dalam kontrol kualitas           belum ada kabar,” urai Sukid saat ditemui
bangunan dan materialnya. Banyak yang mengeluh              Percik. n


                                                          133                                             Sisi Lain
Kabar AKSANSI




                     AKSANSI dan
            Keberlanjutan Sanimas

A
              KSANSI adalah singkatan dari Asosiasi KSM         bertempat di kantor BORDA Yogyakarta. Mereka
              Sanimas Seluruh Indonesia. KSM atau               mendiskusikan mulai dari logo, latar belakang, tujuan,
              Kelompok Swadaya Masyarakat adalah                bentuk organisasi, kepengurusan, dan aturan-aturan
              organisasi yang dibentuk oleh masyarakat di       terkait keorganisasian. Setelah anggaran dasar selesai,
              lokasi berdirinya fasilitas Sanimas. KSM inilah   diadakan  pertemuan di Yogyakarta dan draft anggaran
yang sehari-hari menjadi pengelola fasilitas Sanimas.           dasar tersebut disyahkan.
Mereka dipilih oleh warga dan terbentuk sebelum                     Program pertama yang disepakati adalah pendataan
bangunan Sanimas mulai dibangun.                                seluruh KSM Sanimas yang ada di Jawa dan Bali dan
   AKSANSI sendiri merupakan kelanjutan program                 membuat database sederhana. Kedua, masing-masing
Sanimas yang sudah tdierapkan di lebih dari 100 kota/           anggota Pokja mendorong terbentuknya AKSANSI tingkat
kabupaten di 25 provinsi. Kelahiran AKSANSI didasari            provinsi, syukur bisa sampai tingkat kota/kabupaten,
kesadaran akan pentingnya dukungan untuk keberlanjutan          khususnya yang jumlah Sanimas-nya sudah cukup banyak.
operasional dan pemeliharaan Sanimas. BORDA bersama             Ketiga, merintis Sanimas Award tingkat provinsi.
BaliFokus, BEST, dan LPTP memfasilitasi pembentukan                 AKSANSI daerah yang terbentuk pertama kali adalah di
AKSANSI sejak akhir tahun 2006 dan secara resmi berdiri         Bali, disusul Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat,  yang
pada 9 Januari 2008 di Yogyakarta.                              difasilitasi oleh Balifokus dan Jawa Tengah yang difasilitasi
   Tujuan utama AKSANSI adalah menjamin                         oleh LPTP. Umumnya pemerintah kota/kabupaten dan
kkeberlanjutan operasional dan pemeliharaan Sanimas,            pemerintah propinsi, bahkan Departemen PU mendukung
serta membantu pemerintah dalam mempromosikan                   adanya AKSANSI agar mudah dalam pendampingan. Dan
percepatan akses terhadap sanitasi yang berkelanjutan           mereka menunggu kiprah dari AKSANSI tersebut.
bagi penduduk miskin perkotaan.                                     AKSANSI wilayah Bali, misalnya, bekerja sama dengan
   Tugas pertama AKSANSI adalah membentuk komite                BaliFokus serta difasilitasi oleh Dinas Pekerjaan Umum
kecil yang disebut Pokja yang diberi wewenang untuk             Provinsi Bali dan BORDA, mengadakan seminar setengah
menyusun draft aturan atau regulasi AKSANSI. Komite ini         hari pada 17 April 2008 yang berlangsung di Hotel Inna,
terdiri dari enam orang  yang mewakili wilayah Jawa dan         Bali. Acara dihadiri delapan KSM di wilayah Bali, di
Bali, yakni Provinsi Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY,        antaranya dari Tabanan, Buleleng, Gianyar, dan Denpasar.
 Jawa Barat dan Banten. Mereka bekerja selama kurang            Acara juga dihadiri perwakilan dari Bappeda, Dinas
                lebih satu  tahun, dengan mengadakan            Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali serta
                              pertemuan rutin 2 bulanan         beberapa perwakilan Dinas kota dan Kabupaten yang


                                                           134
sudah mengembangkan Sanimas.                               dari tiga hal: aspek teknis, keuangan dan kelembagaan.
    Momen tahun 2008 memang menjadi titik penting          Asumsinya, Sanimas akan bisa berkelanjutan apabila
karena dijadikan sebagai Tahun Sanitasi Internasional      ketiga hal tersebut berjalan dengan baik.
(International Sanitation Year). Peluncuran dan                Ketagori dibagi berdasarkan jenis sarana sanitasi yang
pengenalan AKSANSI sangat strategis dalam konteks ini.                  dipilih: sistem perpipaan, MCK, Sanimas
KSM muncul dari pemukiman masyarakat berpenghasilan                       untuk Pesantren serta sanitasi untuk industri
rendah di perkotaan. Dan AKSANSI menunjukkan                               rumah tangga. Penilaian juga dilakukan
adanya inisiatif, kesadaran dan pemahaman                                   dengan sistem pembobotan: semakin
serta kapasitas masyarakat berpenghasilan                   lah ram tua usia sarana sanitasi yang dibangun
                                                         Sa rog
                                                        tu pSANSI
rendah tentang sanitasi tidak seperti yang                                      maka akan semakin tinggi bobotnya.  
dibayangkan sebelumnya.                               sa AK ah                   Berdasar kondisi tersebut kemudian
    Sejak 2003, Sanimas telah dilaksanakan di                  al elar
                                                           ad gg                   hasilnya dibuat skor: KSM dengan
tidak kurang dari 195 lokasi yang tersebar di 86              n          s          skor tertinggi yang jadi terbaik.
kota / kabupaten. Sampai sekarang ada sekitar             meanimad                    Jumlah KSM pemenang ditentukan
395 KSM yang mengelola fasilitas Sanimas. Dan                S war                     berdasar kemampuan pendanaan
AKSANSI merupakan wadah bagi KSM untuk saling
                                                                A                      masing-masing.
bertukar pengalaman dalam mengelola Sanimas                                         Sanimas award bisa dilakukan
secara berkelanjutan. Sudah selayaknya juga apabila                   tingkat kota/kabupaten, tingkat provinsi atau
semua stakeholder, terutama pemerintah, menjaga               tingkat nasional. Yang sudah memberikan Sanimas
kesinambungan layanan sanitasi bagi masyarakat miskin.     Award adalah Provinsi Bali, Jawa Tengah dan DIY, dan
    AKSANSI juga dapat difungsikan membantu                untuk tingkat kota baru Kota Denpasar.
monitoring pelaksanaan dan pengelolaan Sanimas,                Tim juri terdiri dari AKSANSI, pemda provinsi (untuk
terutama dalam aspek operasional dan maintenance. Ini      tingkat provinsi) diwakili Dinas PU, serta LSM Pendamping.
diperlukan karena pemerintah dan LSM tidak punya cukup Dan di tingkat kota diwakili oleh dinas tingkat kota/
tenaga dan waktu untuk melakukan itu secara rutin dan      kabupaten.
berkala.                                                       Untuk membiayai kegiatan Sanimas Award ini,
                                                           AKSANSI memperoleh dukungan dari BORDA melalui
Sanimas Award                                              Balifokus, LPTP dan BEST serta bantuan dana dari Satker
    Salah satu program kerja AKSANSI adalah menggelar      PLP Pripinsi  dan walikota. Untuk tahun 2010. AKSANSI
Sanimas Award, suatu penghargaan yang diberikan            Bali bahkan sudah mendapatkan komitmen dari wakil
kepada kelompok swadaya masyarakat (KSM) pengelola         gubernur Bali untuk penyelenggaraan Sanimas Award
Sanimas dan operator yang berprestasi. Prestasi diukur     2010. Mudah-mudahan propinsi lain akan menyusul.  n
                                                                                                                  BORDA




                                                        135                                      Kabar AKSANSI
AKSANSI
                    di Berbagai Daerah
                                                                               BORDA
                                                                                      dengan agenda yang sama
                                                                                      dengan di NTB.
                                                                                          Sebelumnya juga
                                                                                      dilakukan di Semarang untuk
                                                                                      pembentukan AKSANSI Wilayah
                                                                                      Jawa Tengah yang difasilitasi
                                                                                      oleh LPTP. Namun untuk
                                                                                      Jawa Tengah belum dibentuk
                                                                                      kepengurusan karena sementara
                                                                                      mempercayakan kepada wakil
                                                                                      Jawa Tengah yang masuk
                                                                                      sebagai salah satu anggota Pokja
                                                                                      AKSANSI yaitu Simanto dari KSM
                                                                                      Sanimas Perumahan Penyandang
                                                                                      Cacat dan Seniman Solo. Bahkan




K
                                                                                      AKSANSI Jawa Tengah pada akhir
                                                                                      2009 sudah berhasil melakukan
            ebutuhan untuk melestarikan Sanimas yang        kegiatan penilaian dalam rangka Sanimas Award tahun
            sudah dibangun agar tetap berkelanjutan         2009.
            sudah menjadi kebutuhan banyak KSM yang             Pembentukan AKSANSI daerah yang pertama kali
            sehari-sehari mengelola sarana Sanimas.         dilakukan adalah di Propinsi Bali yang sudah dibentuk
            Mereka ingin memperoleh masukan, saran dan      sejak tahun 2008 atas dampingan dari BaliFokus. Adapun
pembelajaran sekaligus bertukar pengalaman dari KSM         pengurus yang terpilih adalah Andi Maryono (Ketua) dari
yang di daerah lain. Oleh karena itu di beberapa provinsi   KSM Segina Asri  Kota Denpasar, Sekretaris Huda Nuryanto
sekarang telah dibentuk AKSANSI.                            (Sekretaris) dari KSM Pucuk sari Denpasar, dan Nengah
   Kabar terbaru, NTB telah berhasil membentuk              Jelantik (Bendahara) dari KSM Kusuma Bangsa Denpasar.
AKSANSI pada tanggal 10 Desember 2010 di Mataram.           Bahkan AKSANSI Bali sudah berhasil melakukan penilaian
Pertemuan dihadiri seluruh KSM di NTB, diawali dengan       untuk Sanimas Award sebanyak 2 kali, untuk tahun 2008
sharing informasi tentang pengelolaan Sanimas dari          dan 2009.  
masing-masing KSM, diskusi pemecahan masalah yang               Untuk operasional kegiatan, AKSANSI Bali
dihadapi, input materi dari BaliFokus, penyusunan           mendapatkan dukungan dari Pemda Provinsi melalui wakil
rencana tindak lanjut, termasuk pembentukan AKSANSI         Gubernur. AKSANSI Bali relatif menjadi yang paling aktif di
Wilayah NTB dan pengurusnya. Mereka bersepakat untuk        antara AKSANSI yang lain. Sedangkan pembentukannya,
melakukan pertemuan setidaknya satu kali tiap tahun dan     termasuk di provinsi lain dibiayai bersama antara BORDA
menyelenggarakan Sanimas Award tahun 2010.                  dengan Satker PLP-PU di provinsi bersangkutan.
   Pada hari kedua dilanjutkan pertemuan dengan                 Pembentukan AKSANSI daerah rata-rata baru bisa
pemda-pemda dan provinsi. Agenda yang dibahas adalah        dilakukan setelah lahirnya AKSANSI pada tahun 2006 di
membahas rencana Pemda untuk pelaksanaan Sanimas            Yogyakarta, yang didasari oleh kepedulian para pengurus
tahun berikutnya, pengenalan pengurus AKSANSI, diskusi      KSM yang setiap tahun sampai tahun 2006 selalu
tentang kemungkinan support pemda dan provinsi kepada       melakukan pertemuan sekali/tahun, yang kemudian
AKSANSI Wilayah NTB.                                        mereka bersepakat untuk merintis AKSANSI dengan
     Pertemuan yang sama juga dilakukan di Makassar         menunjuk wakil-wakil dari tiap propinsi untuk menjadi
               pada tanggal 5 November 2010. Pertemuan      salah satu anggota Pokja untuk menggodok format
                             juga dilakukan dalam 2 hari,   AKSANSI mau seperti apa. n


Kabar AKSANSI                                          136
KSM
                          Segina Asri
                                           Terbaik se-Bali

                             B
                    ZEN



                                           ertempat di       beberapa pertanyaan terkait persoalan operasional
                                           Gedung Santhi     dan pemeliharaan prasarana, bagaimana pengguna
                                           Graha, Walikota   memelihara sistem dan infrastruktur. Setiap pertanyaan
                                           Denpasar,         dan jawaban dalam setiap aspek pilihan mencerminkan
                                           Ida Bagus         kondisi dan nilai yang berbeda. 
                              Rai Dharmawijaya,                   Tim penilai sendiri terdiri dari beberapa stakeholder
                               menyerahkan Karya             yang terkait dan terlibat dengan pengembangan Sanimas
                                Anugrah Sanimas              di Bali yaitu Satker PLP PU Provinsi Bali, BaliFokus dan
                                 (Sanimas Award) 2009        AKSANSI (Asosiasi KSM Sanimas Seluruh Indonesia)
                                  untuk tingkat Kota         wilayah Denpasar. Satker PLP PU Provinsi Bali diwakili
                                   Denpasar pada 14          oleh Gede Surya, BaliFokus diwakili oleh Yudi dan Made
                                    September 2009.          Arsana Widyarta, sementara dari AKSANSI Bali diwakili
                                     Pada kesempatan itu,    koordinatornya sendiri yaitu Andi Maryono. 
                                      Walikota didampingi         KSM Segina Asri dan KSM Buana Asri sebagai Juara I
                                       langsung oleh         dan Juara II berhak untuk maju ke lomba Sanimas Award
                                        Kepala Badan         tingkat Provinsi Bali mewakili kota Denpasar. Penghargaan
                                         Lingkungan Hidup    untuk tingkat kota Denpasar ini adalah tindak lanjut dari
                                          Kota Denpasar,     Sanimas Award 2008 yang pada waktu itu hanya bisa
                                           Ir.A.A.Bagus      dilaksanakan untuk tingkat Provinsi Bali saja.
                                             Sudharsana,          Pada lomba Sanimas Award untuk tingkat Provinsi Bali
                                              dan Direktur   2009, KSM Segina Asri ternyata kembali menjadi yang
                                              BaliFokus,     terbaik. Juara II jatuh kepada KSM Indah Lestari dari Delod
                                      Yuyun Ismawati.        Peken, kabupaten Tabanan. Sementara KSM Tegal Mawar
                             Adapun para pemenang            Bersemi dari Banjar Bali, kabupaten Buleleng meraih Juara
                Sanimas Award 2009 tingkat Kota              III. Adapun Juara Harapan diraih oleh KSM Bunga Indah
     Denpasar adalah KSM Segina Asri (Pamecutan Kelod,       Lestari dari Banjar Kelod Kauh, kabupaten Gianyar.
Denpasar Barat) yang berhak menggondol piala dan                  Tujuan diselenggarakan Sanimas Award ini adalah
uang pembinaan sebesar dua  juta rupiah. Juara II jatuh      untuk memberikan penghargaan atau apresiasi kepada
kepada KSM Buana Asri (Tegal Kerta, Denpasar Barat) yang     masyarakat, terutama Kelompok Swadaya Masyarakat
berhak membawa piala dan uang pembinaan sebesar              (KSM) dan para operator Sanimas, yang telah secara aktif
1,5 juta rupiah. Sementara untuk juara harapan jatuh ke      ikut berpartisipasi dalam upaya perbaikan lingkungan
tangan KSM Pucuk Sari yang berhak atas piala dan uang        hidup melalui penanganan sanitasi di daerah perkotaan di
pembinaan sebesar 1 juta rupiah.                             Indonesia.
    Sanimas Award 2009 untuk tingkat Kota Denpasar ini            Rencananya, Sanimas Award ini juga akan
diikuti oleh empat KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)         diselenggarakan di wilayah-wilayah lain yang sudah
yaitu KSM Pucuk Sari dari Kecamatan Ubung, KSM Kusuma        mengembangkan Sanimas, baik itu di tingkat kabupaten/
Bangsa dari Desa Pemecutan Kaja, KSM Segina Asri dari        kotamadya maupun di tingkat provinsi. Ke depan, Sanimas
Desa Pemecutan Kelod dan KSM Bhuana Asri dari Desa           Award ini juga dilengkapi dengan kategori-kategori lain
Tegal Kertha.                                                secara lebih lengkap dan spesifik, seperti untuk
    Aspek-aspek yang menjadi penilaian para dewan juri       kategori TFL terbaik, KSM dengan sistem MCK
di antaranya adalah aspek teknis, aspek kelembagaan          Plus++ terbaik mau­ un KSM dengan sistem
                                                                                   p
dan aspek keuangan. Dalam setiap aspek evaluasi, ada         perpipaan komunal terbaik. n


                                                        137                                       Kabar AKSANSI
S
                                                                                                                     ZEN



          ore itu, menjelang maghrib,     Bali. Tak hanya itu, ia juga terlibat    sebagai salah satu Ketua KSM paling
          di depan sebuah kios kecil,     aktif dalam pembentukan AKSANSI          aktif di seantero Bali. Sebelum
          Andi Maryono mengenakan         di tingkat pusat. Boleh dibilang, Andi   menggagas AKSANSI dan menjadi
          baju koko berwarna biru         Maryono adalah salah satu founding       Koordinator AKSANSI wilayah Provinsi
          terang lengkap dengan           fathers AKSANSI.                         Bali, ia adalah Ketua KSM Segina
peci putih yang sangat bersih. Duduk          “Saya ikut menggagas AKSANSI.        Asri, pengelola fasilitas Sanimas yang
di bangku sebuah kios kecil, ia           Saat rapat pembentukan AKSANSI           berada di Gang Segina, Pemecutan
mengacungkan telunjuknya ke arah          pada 2006, salah satu hasilnya           Kelod, Denpasar Barat. Lubang-
lubang penutup Instalasi Pengolahan       adalah dibentuk Pokja yang tugasnya      lubang IPAL yang tadi ditunjuk oleh
Air Limbah (IPAL) yang tertanam di        mempersiapkan draft Anggaran             Andi Maryono adalah IPAL dari
bawah badan jalan. Ujarnya, “Ke           Dasar AKSANSI. Ada lima orang yang       Sanimas yang pengelolaannya ia
depan, AKSANSI akan membantu para         ditunjuk. Salah satunya adalah saya.     pimpin sendiri.
operator yang sehari-hari mengurusi       Empat lainnya adalah Pak Pangki              Sebagai koordinator AKSANSI
lubang-lubang IPAL dan tetek bengek       dari Mojokerto, Pak Simanto dari         wilayah Provinsi Bali, Andi Maryono
perawatan fasilitas Sanimas lainnya.”     Surakarta, Pak Arief dari Yogyakarta     dibantu oleh Huda. Orang terakhir
    AKSANSI atau Asosiasi KSM             dan Pak Mumuy dari Jawa Barat.           ini adalah operator fasilitas Sanimas
Sanimas Seluruh Indonesia adalah          Masing-masing mewakili provinsinya       di Pucuk Sari, Ubung, Denpasar. Di
wadah bagi para pengurus KSM              masing-masing. Kami bertemu              AKSANSI wilayah Provinsi Bali, Huda
(Kelompok Swadaya Masyarakat) yang        secara rutin dua bulan sekali. Pada      ditunjuk sebagai sekretaris. Jangan
sehari-hari menjadi pengelola fasilitas   pertemuan yang berlangsung sekitar       heran jika Huda ke mana-mana selalu
Sanimas yang kini sudah tersebar          akhir 2007 itulah akhirnya Anggaran      membawa flash disk. “Untuk jaga-jaga
di ratusan kota di Indonesia. Andi        Dasar AKSANSI bisa disahkan,”            jika ada orang yang butuh informasi
  Maryono sendiri adalah Koordinator      paparnya lagi dengan jelas.              dan data soal Sanimas, seperti Anda
               AKSANSI untuk wilayah          Andi Maryono ditunjuk untuk          sekarang ini,” ujar Huda kepada tim
                             Provinsi     mewakili Bali karena dia dianggap        Percik.


Kabar AKSANSI                                             138
Seperti halnya Andi Maryono,          terhitung kecil. Maka AKSANSI merasa juga akan terus mengembangkan
empat orang penggagas AKSANSI             perlu memberikan semacam apresiasi Sanimas.
lain yang terlibat dalam Pokja            kepada mereka. Biar bagaimana pun,             Tak hanya itu, AKSANSI juga
pembentukan Anggaran Dasar                mereka sudah membantu upaya                berencana akan membantu tugas
AKSANSI itu juga menjadi koordinator      pemerintah untuk aktif dalam soal          monitoring lokasi Sanimas yang sudah
di provinsinya masing-masing.             penanganan sanitasi dan perbaikan          beroperasi. Bukan maksud AKSANSI
Mereka bekerja dengan struktur            lingkungan di perkotaan, paling tidak      untuk menggarap wilayah kerja para
yang tidak kaku. Kepemimpinannya          dalam lingkup tempat tinggal mereka TFL (Tenaga Fasilitator Lapangan),
berlangsung secara kolektif. Sampai       sendiri.                                   tapi semata untuk membantu para
sekarang juga begitu. Masing-masing           Ketika AKSANSI wilayah                 TFL yang sudah banyak bekerja pada
anggota Pokja yang lima di awal itu       Provinsi Bali berdiri, barulah Andi        tahapan pra-pembangunan.
diberi tugas untuk menghidupkan           Maryono merasakan mulai adanya                 “Monitoring yang kami maksudkan
AKSANSI di masing-masing                  perhatian dari pemerintah. “Saat           itu lebih ke area yang memang
provinsinya.                              kami mengadakan Sanimas Award              kami sudah terbiasa melakukannya
    Andi Maryono bercerita                untuk tingkat Provinsi Bali maupun         di Sanimas kami masing-masing,
tidak mudah menyusun dan                  tingkat Kota/Kabupaten, pemerintah         yaitu dalam hal operasional dan
menyelenggarakan program-program          memberikan bantuan dana. Tahun             maintenance. Kami sudah terbiasa
AKSANSI. Kendala terbesarnya adalah       kemarin kami dapat                                         melakukannya sehari-
ketiadaan dana. Selama ini, kerja-        bantuan sebesar Rp.12                                      hari di tempat masing-
kerja AKSANSI lebih banyak disokong       juta untuk Sanimas              Kendala                    masing. Mungkin ini bisa
oleh BORDA. BORDA itu pula yang           Award,” kenang Andi                terbesarnya membantu kurangnya
sedari awal menjadi inisiator sekaligus   Maryono.                               adalah              atau terbatasnya
penyokong terbesar pembentukan                Semua dana itu dia-              ketiadaan             tenaga TFL,” papar Andi
AKSANSI.                                  lokasikan terutama un-              dana                   menjelaskan rencana
    Ia mengaku, perhatian pemerintah      tuk hadiah para peme-                                      program AKSANSI ke
mulanya sama sekali tidak ada.            nang Sanimas Award.                                        depan.
“Mungkin karena pemerintah                Untuk tingkat kota/kabupaten, kami             Ia sendiri terus melakukan
itu tidak atau belum terlalu tahu         memberikan hadiah sebesar Rp.2             koordinasi dengan pengurus
mengenai AKSANSI, berikut visi            juta, Rp.1,75 juta, Rp.1,5 juta dan        AKSANSI, setidaknya di wilayah
dan rencana program-program               Rp.750 ribu untuk para pemenang            Bali. Ia secara rutin memperbaharui
kerjanya. Ini barangkali menjadi          dari juara I, II, III hingga juara ha­     informasi mengenai perkembangan
kendala tersendiri. Kami sendiri          rapan. Sementara untuk pemenang            operasionalisasi fasilitas-fasilitas
terus mencoba menyosialisasikan           Sanimas Award tingkat Provinsi Bali        Sanimas yang ada di Provinsi Bali,
keberadaan AKSANSI. LSM BaliFokus         hadiahnya lebih besar yaitu Rp.2,5         tidak hanya di Denpasar.
ikut membantu hal itu dengan              juta, Rp.2 juta, Rp.1,5 juta dan Rp.1          Tak hanya itu, ia juga aktif
mengadakan seminar setengah hari          juta masing-masing untuk juara I, II, III menyokong dan mendorong wilayah-
pada April 2008. Waktu itu hadir          dan juara harapan.                         wilayah lain yang belum membentuk
delapan KSM yang ada di Bali. Hadir           Andi Maryono dan AKSANSI               AKSANSI untuk segera melakukannya.
pula wakil dari pihak pemerintah,”        berharap program-program ke depan “Saya baru-baru ini pergi ke Makasar.
papar Andi Maryono lagi.                  tidak hanya menyelenggarakan               Sekitar bulan November 2009 saya
    Setelah pertemuan itu, perhatian      Sanimas Award. Mereka ingin                ke Makasar untuk membantu teman-
pemerintah mulai muncul. Salah            melangkah lebih jauh, termasuk             teman di sana membentuk AKSANSI
satunya adalah menyokong program          ikut mengusahakan agar                     untuk wilayah Provinsi Sulawesi
Sanimas Award yang dirancang oleh         program Sanimas ini bisa terus             Selatan. Bulan berikutnya, sekitar
AKSANSI bersama BORDA. Sanimas            berkelanjutan. Caranya, mereka             Desember 2009, saya juga pergi ke
Award dibuat mulanya sebagai upaya        akan terus mengkampanyekan dan             Nusa Tenggara Barat untuk tugas yang
memberi perhatian kepada para             menyosialisasikan keberhasilan-            sama dengan di Makasar. Di sana
pengurus KSM. Mereka dianggap             keberhasilan Sanimas. Dengan itu           saya berperan sebagai
sudah bekerja keras, kebanyakan           diharapkan bukan hanya warga di            fasilitator,” ujarnya
tidak diberi honor tetap, kecuali para    tempat lain akan tertarik dengan           dengan bangga. n
operator, itu pun dengan jumlah yang      Sanimas, tapi diharapkan pemerintah


                                                          139                                         Kabar AKSANSI
Testimoni

Kisah
Sanimas dari
                           Balik Layar
P
             emerintah sendiri bukanlah satu-satunya        dipanggil oleh World Bank dan ditanya sejumlah
             stakeholder dalam pengembangan Sanimas.        hal terkait kemungkinan berhasil atau gagalnya
             Sejak dimulai pada tahapan ujicoba,            pengembangan Sanimas ini.
             pemerintah –saat itu masih melalui                 “Kami bertiga (Andy Ulrich dan Teguh Sumiyarsa)
             Bappenas—sudah bermitra dengan banyak          dipanggil untuk menghadap ke World Bank. Kami ditanya,
kalangan, dari mulai lembaga donor (World Bank dan          apakah kami yakin Sanimas bisa dilaksanakan. Pihak
AusAid) sampai beberapa LSM yang memang  peduli             World Bank mengungkapkan jangan-jangan Sanimas
dengan persoalan sanitasi, terutama BORDA dan mitranya      hanyalah proyek jalan-jalan untuk berjualan konsep
seperti LPTP, BEST dan BALIFOKUS.                           perbaikan sanitasi,” kenang Ibnu.
    Dalam fase mempersiapkan dimulainya tahap                   Waktu itu, Ibnu disarankan lebih baik mundur sejak
ujicoba sempat ada pertanyaan mengenai benarkah             awal jika tidak yakin, mumpung masih ada waktu dan
Sanimas memang dibutuhkan oleh masyarakat. Ada              program belum berjalan. “Kemudian Andy Ulrich hanya
kekhawatiran Sanimas tidak lebih dari program LSM untuk     menjawab singkat: kami optimis bisa berhasil.”
meningkatkan posisi tawarnya di depan lembaga donor.            Setelah tahap uji coba di enam daerah di Jawa Timur
Terlebih secara konsep, pada saat itu, Sanimas masih jauh   dan satu daerah di Bali pada 2003 dianggap berhasil,
dari teruji, bisa dibilang belum terlalu matang.            kehendak untuk melanjutkan pengembangan Sanimas
    Ibnu Singgih Pranoto dari LPTP sebagai CBO Expert       sama sekali tak berkurang kendati lembaga donor tidak
waktu itu menceritakan bagaimana dirinya sempat             lagi memberikan dana hibah. Inisiatif dan komitmen

                                                                                                     BORDA




                                                       140
kuat dari Bappenas untuk melanjutkan program Sanimas          waktu kemudian , kami baru mengetahui kalau dana dari
membuat ketiadaan dana hibah dari lembaga donor               pusat ini hanya bisa diberikan dalam bentuk material,
bukan menjadi persoalan.                                      tidak bisa dalam bentuk tunai,” ungkap Oswar Mungkasa,
    “Saat itu lembaga donor tidak lagi  memberikan dana       Koordinator Sekretariat Pokja AMPL.
hibah, kalau mau skemanya adalah pakai dana pinjaman.             BORDA yang memang telah memiliki pengetahuan
Pak Basah Hernowo dari Bappenas, yang sejak awal              dan pengalaman teknis di lapangan akhirnya menawarkan
memang membidani lahirnya Sanimas, bukan hanya                solusi dengan memberikan pelatihan pada para Kelompok
bersikeras meneruskan Sanimas, tapi juga tidak mau            Swadaya Masyarakat (KSM) mengenai kualitas material.
menerima pinjaman atau hutang dari lembaga donor,”            “Oke, tidak apa-apa kalau pemerintah pusat hanya bisa
ujar Surur Wahyudi dari BORDA.                                memberikan material. Biar nanti kami yang melatih para
    Itu sebabnya, setelah fase uji coba pertama pada 2003     KSM itu agar bisa mengontrol kualitas materialnya, karena
selesai, tahun 2004 menjadi satu fase krusial  bagi Sanimas   jika kualitas materialnya tidak standar maka kualitas
karena di situlah terjadi pemindahan atau       BORDA
pengalihan dari dana hibah lembaga donor
menjadi dana pemerintah. Sebagian alokasi
dana yang tadinya dari lembaga donor
akhirnya digantikan oleh dana pemerintah
pusat melalui APBN.
    “Ini sebetulnya mempermudah kami
dalam berkomunikasi dengan teman-teman
LSM lain. Karena memang juga harus diakui
teman-teman LSM sangat kritis terhadap
soal hutang pemerintah yang menjadi salah
satu penyebab krisis 1998. Saya sampaikan
kepada teman-teman, silakan dicek dan
diaudit, tidak ada sama sekali hutang dari
luar negeri yang dipakai untuk Sanimas,” urai
Surur Wahyudi lagi.
    BORDA sebagai mitra
pemerintah sejak tahap uji coba
Sanimas pada 2003 mencatat
                                      Saya sam
peran penting Pokja AMPL.
                                       kepa       paikan
Pokja inilah yang selama ini          temada teman-
sesungguhnya berperan untuk dicek n, silakan
mengatur “irama” kerja di            tidakdad diaudit,
                                             an               bangunan Sanimas juga akan menjadi jelek,” ujar Surur
                                      sek i a sama
                                    dari lalahutang
antara para stakeholder                                       lagi.
yang terlibat dalam isu-                  u n
                                      yang drp egeri              Improvisasi semacam itulah yang membuat kendala-
isu AMPL, termasuk                  untuk S i akai            kendala birokratis di lapangan, terlebih pada masa ujicoba
Sanimas, karena fungsi                       animas           2003 sampai 2004, bisa lebih mudah di atasi. Keberhasilan
POKJA AMPL memang                                             melewati fase krusial pada 2003 saat tahap ujicoba dan
menjadi fasilitator dari                                      fase krusial 2004 saat terjadi pengalihan pendanaan dari
beberapa departemen  terkait untuk isu-                       lembaga donor ke pendanaan pemerintah, membuat
isu AMPL, terutama antara Bappenas dan PU, juga dengan        Sanimas kian memiliki bentuk dan pola yang makin
pemerintah daerah.                                            jelas. Keberhasilan ujicoba 2 kali di kota dan kabupaten
    Di tahap awal tersebut, Pokja AMPL  menyediakan           yang sama, kemudian  menarik minat Departemen
dana dari anggaran lain-lain (anggaran 69) sebagai            Pekerjaan Umum, terutama melalui Susmono, Direktur  
pengganti dana hibah AusAID di tahun sebelumnya. “Kita        Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman,
menyisihkan dana 700 juta yang bersumber dari pos             Ditjen Cipta Karya. Hal ini dengan mudah dapat
anggaran 69, dan langsung diberikan masing-masing Rp.         dilakukan karena selama masa uji coba dan
100 juta ke tujuh kota/kabupaten yang berminat untuk          replikasi awal, Departemen PU merupakan
replikasi Sanimas pada tahun 2004 itu. Tapi beberapa          penanggungjawab pelaksanaan


                                                        141                                               Testimoni
Sanimas di pihak pemerintah. Selain itu, mereka juga
bagian dari Pokja AMPL.
    Surur Wahyudi dan Oswar sepakat bahwa momen
untuk replikasi atau lebih tepat disebut sebagai “ujicoba
ulang” itu  dimulai pada  seminar yang berlangsung di Bali
pada April 2004.  Saat itu tujuh Pemda yang melaksanakan
Sanimas pada 2003 (Kota Denpasar, Kota Pasuruan,
Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pamekasan, Kota
Mojokerto, Kota Blitar dan Kota Kediri) berkumpul setelah
selesai seminar karena kota dan kabupaten tersebut
sudah mengirimkan surat minat melalui BORDA dan
diteruskan ke Basah Hernowo selaku Direktur Permukiman
dan Perumahan BAPPENAS untuk ujicoba lanjutan.
Pertemuan tersebut difasilitasi oleh Oswar Mungkasa
dari Pokja AMPL dan juga dihadiri Alfred Lambertus dari
WSP. Dari pertemuan tersebut kemudian disepakati untuk
melakukan pertemuan lanjutan di Jakarta (BAPPENAS).
    Keberhasilan ujicoba kedua itu, telah membuktikan
bahwa Sanimas bisa didanai melalui pendanaan bersama
antara APBN, APBD, masyarakat serta LSM/Donor.
    “Di situlah saya ‘ditantang’ Pak Susmono, kalau tidak      melatih mereka agar siap bekerja di lapangan rasanya
salah beliau masih menjadi Kasubdit Wilayah Tengah,            sangat berat. Banyak sekali pengalaman program yang
bahwa kalau Sanimas di tujuh kota itu memang bisa              kemudian gagal justru ketika di-scale up karena tidak siap
berhasil,  bagaimana di kota lain?  Kemudian jumlah            SDM-nya. Tetapi rupanya beliau punya alasan tersendiri.
propinsi dan kota/kabupatennya ditambah dua yakni Jawa         Beliau bilang bahwa  kalau Sanimas cuma dilaksanakan di
Tengah dan Yogyakarta, sehingga tahun 2005 dilakukan           bawah 10 lokasi itu tidak akan dilirik orang,” kenang Surur
di 4 provinsi, yakni Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah dan         pahit, yang waktu itu hanya berani berkeluh kesah kepada
DIY, sekaligus dilakukan beberapa penyempurnaan untuk          Handy B. Legowo, staf Susmono yang juga sejak awal ikut
modul implementasinya, termasuk kelembagaan di                 membidani Sanimas.
pemerintah,” kenang Surur.                                         BORDA tentu saja awalnya merasa keberatan dengan
    Karena lokasi tambahan dinilai berhasil                    angka 100 lokasi per tahun. Sejak 2003, lokasi Sanimas
mengembangkan Sanimas, Departemen PU  kemudian                 tidak lebih dari 10 - 15  per tahunnya. BORDA lantas
ingin mengembangkan dalam skala lebih massal dengan            menawarkan separuhnya, sekitar 50 lokasi per tahun agar
mengusulkan 100 lokasi di tahun 2006 melalui APBN              lebih manageable dan chance of success¬-nya lebih tinggi.
dengan format program dan pendanaan yang sudah                 “Tapi Pak Susmono malah bilang, oke kalau Anda cuma
dilakukan pada tahun 2005. Apalagi setelah Agus                sanggup 50, sisanya biar PU nanti yang garap. Padahal,
Wijanarko, Dirjen Cipta Karya kala itu, melihat langsung       kan, bukan begitu maksudnya,” lanjut Surur.
Sanimas di Kota Pasuruan. Setelah momentum itulah, kata            Dari situlah repikasi Sanimas dalam skala masif mulai
Surur Wahyudi, Dirjen memberikan lampu hijau untuk             dikembangkan pada 2006, kali ini langsung ditangani oleh
replikasi Sanimas dalam skala besar.                           Departemen PU, melalui Direktorat Pengembangan PLP,
    Susmono, yang waktu itu sudah menjabat sebagai             tidak lagi oleh Direktorat Permukiman dan Perumahan,
Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan                    BAPPENAS. Replikasi Sanimas terus berlanjut hingga
Permukiman di Departemen PU merencanakan tahun                 sekarang, termasuk dengan sanitasi dari DAK pada 2010,
2006 Sanimas bisa dilaksanakan di 100 lokasi.                  yang namanya kemudian menjadi Sanitasi Lingkungan
    “Saya ingat sekali pada waktu itu ‘dunia persanitasian’    Berbasis Masyarakat/SLBM, tetapi didalamnya tetap ada
di Indonesia seperti kebakaran jenggot, banyak pihak           Sanimas.
pesimis, terus terang termasuk saya sendiri, karena                Sekitar akhir 2005 atau awal 2006, ada dorongan
 SDM tidak bisa disiapkan dalam waktu cepat. Mencari           untuk mengganti nama Sanimas menjadi Sanitasi Berbasis
  fasilitator dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu         Masyarakat. “Saya bilang kalau di Jawa banyak yang
                 singkat, apalagi untuk kerja di sektor yang   namanya Slamet, katanya karena anak itu sakit-sakitan
                               kotor dan berbau, serta         terus, nama anak itu diganti menjadi Slamet, dan anak


Testimoni                                                 142
BORDA




                                                             mengenalkan, menginisiasi dan mengkampanyekan hal-hal
                                                             baru itu sebenarnya juga mengambil alih resiko jika ada
                                                             kegagalan. “Kalau satu departemen yang mengenalkan hal
                                                             baru dan ternyata gagal, resikonya besar dan implikasinya
                                                             juga kompleks. Kalau Pokja yang memulai, kalau pun
                                                             gagal, paling ya… cuma kami-kami di Pokja ini yang ‘merah
                                                             mukanya’,” papar Oswar.
                                                                BORDA sangat mengapresiasi peran Pokja AMPL ini.
                                                             Saat Jim Woodcock, WSP, tahun 2004 bertanya pada Surur
                                                             Wahyudi ihwal instansi atau departemen mana yang bisa
                                                             melaksanakan Sanimas, Surur dengan enteng menjawab:
                                                             Departemen Pokja AMPL. Tentu saja jawaban itu tidak
                                                             serius, karena Pokja AMPL jelas bukanlah departemen,
                                                             tapi jawaban itu setidaknya bisa memberikan gambaran
                                                                 bagaimana apresiasi LSM terhadap inisiatif yang kuat
                                                                  dari Pokja AMPL untuk mengakselerasi program-
                                                                   program sanitasi, terutama Sanimas.
                                                      satu
                                             Kaaauemkan   en           Tidak mengherankan jika banyak lembaga donor
                                                 l
                                                   rt l              khususnya LSM internasional yang datang ke Pokja
                                           dep genau dan
                                           menl bar gagal,r Dalam refleksi Oswar, kerjasama dengan Pokja
                                                                      untuk mengajak bekerjasama dalam bidang AMPL.
tersebut sehat wal-afiat dan tidak            hayata besa
pernah sakit-sakitan lagi. Tetapi
                                           tern onya
                                                k
                                                                        mungkin membuat lembaga-lembaga donor itu
kalau menggunakan logika tadi,             resi                         bisa mendapatkan dua hal sekaligus. Pertama,
Sanimas kan tidak sakit, dan harap                               kerjasama dengan pemerintah dirasa penting karena
diingat bahwa Pemda-pemda saat                         itu   biasanya kinerja sebuah program bisa lebih maksimal.
sedang menunggu buku Panduan                 Sanimas.        Melalui Pokja AMPL mereka bisa merintis kerjasama
Kalau kemudian diberikan buku panduan lain tentu             dengan pemerintah. Perlu diingat bahwa Pokja adalah
mereka akan bingung. Ibarat minta ikan dikasih tempe,        lembaga yang terdiri dari beberapa instansi pemerintah,
atau sebaliknya, pasti mereka akan menolak,” kenang          Bekerja sama dengan Pokja AMPL akan lebih mudah tanpa
Surur.                                                       perlu terbelenggu oleh birokrasi pemerintah yang berbelit-
    Bagi Pokja AMPL sendiri yang sejak 2003                  belit. Kedua, luasnya jaringan kerja Pokja AMPL memberi
menjadi sponsor utama mewakili pemerintah dalam              peluang terjadinya kerjasama yang lebih luas tidak hanya
pengembangan Sanimas sama sekali tidak terganggu             dengan pemerintah tetapi bahkan dengan LSM dan
dengan keterlibatan penuh PU dalam replikasi Sanimas         lembaga donor lain..
sejak 2006. “Setelah Sanimas ditangani oleh PU, saya            Sanimas sendiri akhirnya bisa dicatat sebagai salah
justru merasa lebih percaya diri lagi dengan Pokja AMPL.     satu model kerjasama yang cukup baik antara pemerintah
Sebab, peran Pokja dengan demikian bisa dianggap             dan LSM. Dalam sejarahnya, hubungan antara LSM dan
berhasil,” kenang Oswar Mungkasa.                            pemerintah itu tidak selalu mesra. Surur Wahyudi sendiri
    Bukan maksud Pokja AMPL untuk menjadi                    menyadari persoalan itu. Dalam satu kesempatan, saat
pelaksana program pembangunan, tapi Pokja AMPL               berbicara dengan para Satker Provinsi di Palembang
hanya menginisiasi satu program pembangunan yang             pada 2006, ia berbicara pentingnya melibatkan LSM
sebelumnya tidak ada, seperti misalnya Sanimas  dan          dalam pengembangan Sanimas. Tanggapan para Satker
Community-Led Total Sanitation (CLTS) yang kemudian          dari pemerintah rata-rata terkejut, defensif dan negatif.
menjadi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) . Selain Mereka beranggapan LSM tidak lebih dari orang-orang
menginisiasi program, Pokja juga terlibat dalam kampanye yang hanya tukang demo dan mencari keuntungan dari
publik dari program-program baru itu. Jika akhirnya          pemerintah.
Sanimas diambil alih oleh PU dalam pengembangannya,             “Saya katakan pada mereka, jumlah LSM itu sama
maka bisa dibilang Pokja AMPL sudah berperan sesuai visi     banyaknya dengan isu yang ada di Indonesia.
awalnya.                                                     Tiap isu pasti ada LSM-nya. Tapi dalam soal
    “Saya jadi merasa percaya diri dengan Pokja AMPL ini,” sanitasi, saya bisa tunjukkan nama-nama
urai Oswar lagi. Oswar menambahkan, peran Pokja dalam        LSM yang bagus dan terbukti


                                                        143                                             Testimoni
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)

Más contenido relacionado

Más de Oswar Mungkasa

Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganOswar Mungkasa
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Oswar Mungkasa
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganOswar Mungkasa
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Oswar Mungkasa
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranOswar Mungkasa
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Oswar Mungkasa
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Oswar Mungkasa
 
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaPembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaOswar Mungkasa
 
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...Oswar Mungkasa
 
Peran Pemerintah dalam Pasar Real Estate
Peran Pemerintah dalam Pasar Real EstatePeran Pemerintah dalam Pasar Real Estate
Peran Pemerintah dalam Pasar Real EstateOswar Mungkasa
 
Kontribusi Pembangunan Perumahan terhadap Perekonomian
Kontribusi Pembangunan Perumahan terhadap PerekonomianKontribusi Pembangunan Perumahan terhadap Perekonomian
Kontribusi Pembangunan Perumahan terhadap PerekonomianOswar Mungkasa
 
Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...
Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...
Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...Oswar Mungkasa
 

Más de Oswar Mungkasa (20)

Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaPembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
 
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
 
Peran Pemerintah dalam Pasar Real Estate
Peran Pemerintah dalam Pasar Real EstatePeran Pemerintah dalam Pasar Real Estate
Peran Pemerintah dalam Pasar Real Estate
 
Kontribusi Pembangunan Perumahan terhadap Perekonomian
Kontribusi Pembangunan Perumahan terhadap PerekonomianKontribusi Pembangunan Perumahan terhadap Perekonomian
Kontribusi Pembangunan Perumahan terhadap Perekonomian
 
Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...
Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...
Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...
 

Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Kedua (dari Tiga bagian)

  • 1. Sukses Sanimas dari Sebuah Gang U murnya belum lagi dua lama makin menghilang. Sejak tahun, tapi ia sudah Januari 2006, saat fasilitas Sanimas lincah berlari-lari. dengan sarana perpipaan komunal Dengan celana pendek yang bermuara di IPAL yang berada berwarna hijau dan di badan jalan itu diresmikan, kaos putih bergambar, ia berpose tak pernah ada masalah dengan dengan sangat percaya diri saat keamanan atau kekuatan IPAL Percik mengarahkan lensa kamera dalam menahan beban yang lalu ke wajahnya. Ia menguncupkan lalang di atasnya. Jangan heran jika jari-jari di kedua tangannya lalu para ibu tak pernah khawatir anak- meletakkannya di dekat bola anaknya berlarian atau bermain di matanya, seperti sedang mengenakan atas IPAL itu, tanpa ada sedikit pun kaca mata. Ia melompat-lompat kekhawatiran anak-anaknya akan dengan kedua kakinya tepat di atas terperosok seperti halnya kerap besi yang menjadi penutup lubang terdengar anak-anak lain terperosok bak Instalasi Pengolahan Air Limbah tangki septik yang rapuh. (IPAL) milik fasilitas Sanimas di Gang Dinas Pekerjaan Umum, Denpasar, Segina, Pemecutan Kelod, Denpasar. sendiri tidak keberatan jika badan ZEN Ibunya duduk mengawasi dari jalan itu ditanami bangunan IPAL. jarak tidak begitu jauh, sembari Situasi tidak memungkinkan Dinas PU sendiri memberikan duduk di depan sebuah kios kecil menggunakan lahan lain karena tanggapan yang cepat dan akomodatif yang menjual kebutuhan rumah seperti halnya di kawasan padat di dalam membicarakan apa saja yang tangga. Tak terlihat ada kekhawatiran perkotaan, masalah yang biasanya diperlukan dalam perijinan. Salah anaknya akan terperosok pada IPAL muncul adalah lahan. Ini juga terjadi satu yang akhirnya harus dipenuhi yang isinya penuh dengan tinja itu. di Gang Segina. Mereka sudah adalah konstruksi IPAL harus kuat Sementara dua anak lain dengan melakukan inventarisasi lahan, menahan beban karena itu tetap akan gesit melaju di atas sepedanya, juga mencari kiranya ada lahan yang bisa digunakan sebagai jalan. melintasi besi-besi bundar yang digunakan. Hasilnya ternyata nihil. PU meminta agar lokasi IPAL di menjadi lubang penutup IPAL. Lahan yang bisa digunakan hanyalah badan jalan itu tetap bisa menahan “Dulu kami sempat khawatir, badan jalan. Akhirnya, disepakati beban minimal 10 ton. Soalnya termasuk juga saya, apakah IPAL bahwa lahan yang digunakan adalah memang jalan itu akan digunakan yang ditanam di bawah jalan itu bisa badan jalan. lagi setelah IPAL ditutup dan Sanimas aman? Khawatir kalau ada kendaraan Dengan segera surat permohonan sudah beroperasi. yang anjlok atau anak-anak yang akan menggunakan badan jalan sebagai BaliFokus lantas terperosok,” kata ibu sang anak tadi. lokasi IPAL diajukan kepada Dinas membantu menyiapkan Tapi kekhawatiran itu makin Pekerjaan Umum (PU) setempat. rancangan 121 Praktik Unggulan
  • 2. konstruksi untuk memenuhi standar warga tak bisa menggali lebih dari nama Segina Asri sebagai KSM di sana yang diminta oleh PU yaitu konstruksi 1,5 meter. Lebih dari 1,5 meter dirasa sudah cukup layak disandang. struktur bangunannya harus bisa kedalamannya, galian yang akan Dalam refleksi Andi Maryono, menahan minimal 10 ton. digunakan untuk tangki septik Ketua KSM Segina Asri: “Kalau Sanimas di Pemecutan Kelod itu sudah mengeluarkan air. kampung ini masih kumuh, bau, dan mulai dibangun pada September Kemungkinan ini terkait dengan lingkungannya tidak sehat, mungkin 2005. Proses pembangunannya struktur tanah di sana yang dulunya nama kata ‘asri’ dari nama ‘Segina lancar dan praktis tidak menemui daerah resapan air. Tanahnya dulu Asri’ tidak layak digunakan. Tapi, hambatan yang berarti. Tidak relatif gembur, mirip dengan kawasan sekarang, Anda bisa lihat sendiri, mengherankan jika pada Januari 2006 yang dulunya adalah rawa-rawa. Tidak gang-gang di sini relatif bersih. Got- fasilitas Sanimas di kampung tersebut mengherankan jika galian sedalam 1,5 got kecil yang ada di depan rumah sudah bisa langsung beroperasi meter saja sudah ada keluaran airnya. atau di sela rumah juga sudah tidak dan digunakan oleh warga. Hingga Kondisi itu diperparah oleh lagi bau, bahkan seringkali kering, kini, Sanimas di Pemecutan Kelod lingkungan yang memang padat dan sehingga tidak lagi menjadi sumber setidaknya melayani 196 KK dengan rapat. Bahkan, beberapa blok rumah penyakit. Nyamuk jadi berkurang, total jumlah warga sebanyak 448 di antaranya digunakan sebagai kalau tidak malah hilang sama sekali. jiwa. Untuk melayani jumlah warga lokasi industri rumahan produk Jadi, kata ‘Asri’ layaklah digunakan,” sebanyak itu, dibutuhkan sekitar 176 sarung pantai. Kebanyakan limbah kata Andi Maryono. SR (Sambungan Rumah). sisa produksi dari situ juga dibuang Sejak beroperasi pada Januari Sejak diresmikan, fasilitas Sanimas ke selokan. Selain membuat kondisi 2006, tidak banyak masalah berarti yang dikelola Kelompok Swadaya REPRO PU Masyarakat (KSM) Segina Asri ini mampu menjawab kebutuhan warga di sana untuk mengatasi persoalan sanitasi. Berbeda dengan lokasi Sanimas yang lain yang kebanyakan rumahnya belum memiliki jamban pribadi dan membuang limbah tinja ke sungai, di sini warga sejak dulu sudah banyak yang memiliki tangki septik. Hanya saja, tangki septik belum memenuhi standar kesehatan karena tidak kedap air. Ini berbahaya karena bisa mencemari tanah dan mengganggu kualitas air. Selain itu, tangki septik warga sendiri sudah banyak yang bermasalah. Jika sedang musim hujan, air dari tangki septik itu sering naik kembali dan keluar melalui lubang jamban. Artinya mudah bocor oleh air sehingga dalam air selokan makin buruk, situasi terkait pengelolaan dan perawatan waktu singkat bisa langsung penuh itu juga membuat selokan menjadi fasilitas Sanimas di Segina Asri, oleh air jika curah hujan sedang sumber bau tidak sedap yang cukup Pemecutan Kelod ini. Paling tinggi. mengganggu penciuman bagi orang- hanya diperlukan rutinitas dalam Warga bisa saja menggali dengan orang yang lewat di sekitar sana. penyedotan di IPAL pada musim lebih dalam untuk memecahkan Masalah itu sekarang relatif bisa hujan. Ini diperlukan karena kalau persoalan tersebut, tapi solusi itu pun diatasi setelah dibangunnya fasilitas tidak dilakukan penyedotan secara tidak bisa memecahkan masalah. Sanimas dengan sistem perpipaan berkala, air bisa naik kembali ke Masalahnya adalah komunal yang IPAL-nya tertanam lubang kloset di rumah-rumah. Selain di sana di badan jalan itu. Berkat itu pula, masalah itu tidak ada lagi kendala Praktik Unggulan 122
  • 3. yang berarti. Tidak ada pula persoalan disepakati iuran naik menjadi 5 ribu air tersaring sekitar 20 liter per hari. seperti bau yang keluar dari IPAL. rupiah per bulan. Kualitas airnya sendiri sudah diuji Masih ada persoalan satu dua Kenaikan iuran itu tidak di laboratarium dan hasilnya sangat kejadian di mana pipa sambungan mengalami hambatan, baik dalam baik serta layak konsumsi. Kendati rumah itu tersumbat dan macet. permufakatannya maupun eksekusi demikian, para pengguna fasilitas BSF Masalahnya karena warga masih di lapangan. Petugas yang memungut tetap disarankan untuk merebus air belum memahami benar bahwa iuran relatif tidak mengalami lebih dulu. pipa-pipa yang menuju IPAL itu kesulitan karena warga mayoritas bisa Dengan menggunakan teknologi tidak boleh dimasuki benda-benda dibilang kooperatif. Dari iuran itulah BSF, keluarga yang bergabung dengan padat yang bisa menghambat laju air biaya operasional dan perawatan penggunaan BSF bisa menghemat limbah menuju IPAL. Jika membandel, Sanimas terpenuhi. Per bulan, banyak dalam pengeluaran untuk resikonya akan macet atau tersumbat. rata-rata dibutuhkan dana sebesar memenuhi kebutuhan air minum Ini pada awal-awal beroperasi sekitar 400 ribu rupiah. Sementara bersih. Sebelum menggunakan BSF, Sanimas terjadi beberapa kali. Tapi honorariun REPRO PU mereka rata-rata harus menghabiskan ini bisa diatasi secara perlahan- dana sebesar 100 ribuan untuk lahan karena untuk membeli air minum galonan dalam satu bulan. Sejak diperkenalkan BSF, pengeluaran itu bisa dikurangi secara signifikan. Pengelolaan Sanimas yang baik, manajemen keuangan yang rapi, kinerja pengurus KSM yang rajin serta pengembangan masuknya BSF membuat Gang Segina Asri relatif mengalami perkembangan yang sangat menggembirakan. Kualitas lingkungan lebih sehat, angka penderita muntaber atau demam berdarah menurun, kebiasaan buang air besar sembarang sudah berkurang drastis dan bahkan hampir hilang. Tidak mengherankan jika semua itu KSM Segina Asri dinobatkan sebagai juara I Sanimas Award untuk tingkat kota Denpasar dan juara I kasus seperti ini mudah ditemukan untuk operator sebesar 350 ribu pula untuk Sanimas Award tingkat dari rumah mana asal sampah atau rupiah. provinsi. Untuk tingkat provinsi, benda padat yang menghambat itu Setelah persoalan sanitasi mengalahkan KSM-KSM di wilayah berasal. Dari situlah penghuni rumah terselesaikan, mereka kembali lain, seperti dari Gianyar, Tabanan, ditunjukkan betapa ruginya efek membuka diri pada masuknya dan Singaraja. yang ditimbulkan karena membuang teknologi baru pengolahan air minum “Hadiah uang dari Sanimas Award sampah atau benda padat ke saluran rumah tangga (PAM-RT). BaliFokus itu kami sepakati masuk ke kas KSM pipa. lagi-lagi memainkan peranannya. untuk digunakan bagi kepentingan Warga sendiri tidak keberatan Dengan difasilitasi oleh BaliFokus warga sendiri. Semuanya, seperti saat iuran per KK dinaikkan menjadi pula, pengurus KSM menggelar biasa, memang dari warga dan untuk 5 ribu rupiah per bulan. Dulunya, sosialisasi mengenai teknologi warga. Begitulah adanya kalau di iuran yang disepakati antara KSM biosand-filter (BSF). sini, Mas,” pungkas Andi sebagai pengelola Sanimas dan warga Dengan dana sebesar 400 ribu Maryono menutup adalah sebesar 3 ribu rupiah. Karena rupiah, mereka bisa mendapatkan 1 pembicaraan. n perkembangan banyak hal, akhirnya unit BSF yang mampu menyediakan 123 Praktik Unggulan
  • 4. Ragam Praktik Unggulan Teks dan foto diambil dari buku "Kisah Sukses Sanimas di Indonesia" (Departemen Pekerjaan Umum dan BORDA) KSM Bunga Rampai KSM Joyoraharjan Lokasi: Kampung Nelayan II, Bangka Lokasi: Joyoraharjan, Kota Surakarta Sistem: MCK Plus++ Sistem: MCK Plus++ Pengguna: 129 KK/577 jiwa Pengguna: 300 jiwa Mulai beroperasi: Juni 2007 Mulai beroperasi: Desember 2007 Keunggulan: Sanimas di Kampung Nelayan yang padat, Keunggulan: Sanimas yang minim air bersih, rawan menyediakan air panas di setiap penyakit yang medium kamar mandinya. Fasilitas itu penyebarannya melalui menjadi salah satu favorit warga air (waterbone disease). tiap kali menggunakan fasilitas Sanimas membantu warga Sanimas. Air panas itu berasal dalam mendapatkan air dari biogas yang merupakan hasil bersih dan mengurangi olahan limbah yang terkumpul melalui fasilitas Sanimas. resiko penyebaran penyakit melalui air yang kotor. KSM Jagalan Lokasi: Jagalan Lor, Kota Mojokerto KSM Kelayan Tengah Sistem: MCK Plus++ Lokasi: Kelurahan Kelayan Tengah Banjarmasin Selatan, Pengguna: 400 jiwa Kalimantan Selatan Mulai beroperasi: April 2006 Sistem: MCK Plus++ Keunggulan: Sanimas di sini Pengguna: 79 KK/395 jiwa bekerja secara optimal melayani Mulai beroperasi: Juli 2007 semua orang yang beraktivitas di Keunggulan: Sanimas di pasar. Karena tingginya intensitas bantaran sungai besar penggunaan fasilitas, tidak heran dengan rumah warga yang jika saldo penghasilan MCK Plus++ kebanyakan berada di muka cukup besar sehingga menjadi salah satu lokasi Sanimas air rawa. Setelah beroperasi, dengan penghasilan yang terbesar. Sanimas berhasil dengan baik mengurangi angka KSM Sari Mulyo kakus terapung yang banyak terdapat di bantaran Lokasi: Kel. Kepek, Gunung Kidul sungai. Fasilitas air di MCK Plus++ kerap digunakan untuk Sistem: perpipaan komunal pembuat tahu kebutuhan air bersih rumah tangga. Pengguna: 14 industri rumah tangga pembuat tahu Mulai beroperasi: Maret 2006 Keunggulan: Sanimas yang menampung dan mengolah KSM Panji II limbah dari pabrik tahu. Biogas yang dihasilkan justru Lokasi: Kampung Baru, Kepanjen, Kabupaten Malang diberikan kepada warga yang rata-rata bisa menhemat Sistem: MCK Plus++ pengeluaran sebesar Rp. 60 ribu. Pengguna: 97 KK/400 jiwa Mulai beroperasi: April 2006 Keunggulan: Pihak Swasta, PT Jasa Tirta, membantu pembangunannya untuk melindungi kualitas air Sungai Brantas. Sejak ada Sanimas, tinja yang dibuang ke Sungai Brantas oleh warga berkurang secara signifikan sehingga membantu pemulihan kualitas air Sungai Brantas. Praktik Unggulan 124
  • 5. KSM Sater KSM Sangkrah Lokasi: Kelurahan Lawang Agung, Sungai Penuh, Lokasi: Sangkrah, Kota Surakarta Kabupaten Kerinci Sistem: MCK Plus++ Sistem: MCK Plus++ Pengguna: 265 jiwa Pengguna: 107 KK/535 KK Mulai beroperasi: Februari 2007 Mulai beroperasi: Februari 2008 Keunggulan: Sanimas yang Keunggulan: Berhasil mengembalikan saluran irigasi diapit oleh sungai besar (Sungai sebagai sumber Bengawan Solo) dan jalur kereta api yang masih dilintasi pembagian air bagi kereta dan terletak tidak jauh dari lokasi pasar (Pasar sawah dan ladang. Tunggul Sari). Konstruksinya dengan detail dan cermat Sebelumnya, saluran memperhitungkan faktor getaran dari kereta api. irigasi di dekat kampung itu menjadi KSM Gondolayu tempat favorit warga Lokasi: Kampung Gondolayu, Yogyakarta melakukan aktivitas Sistem: MCK Plus++ buang air besar. Pengguna: 95 KK/324 jiwa Mulai beroperasi: Maret 2008 KSM Padaidi Padaelo Keunggulan: Memadukan sistem MCK Plus++ dengan Lokasi: Klandasan Ulu, Balikpapan Selatan, Balikpapan sistem perpipaan Sistem: perpipaan komunal komunal di kawasan Pengguna: 73 KK/300 jiwa padat di tepi Kali Mulai beroperasi: April 2007 Code. Lokasi Sanimas Keunggulan: Sanimas di daerah pantai. IPAL dibangun kemudian menjadi di daerah pasang ruang publik di mana surut yang warga berinteraksi relatif sulit. untuk berbagai Pembangunannya keperluan dan kegiatan. mesti menunggu air surut lebih dulu, KSM Pangrukti Luhur kerap kali itu terjadi Lokasi: Kampung Bustaman, Tugu Muda, Semarang tengah malam. Sistem: MCK Plus++ Padahal, rumah- Pengguna: 124 KK/235 JIWA rumah warga Mulai beroperasi: April 2006 sendiri berbentuk Keunggulan: Kehadiran Sanimas memberi dampak rumah panggung beraneka ragam. Di lokasi MCK Plus++, kini tersedia karena faktor televisi, koran atau surat kabar, lemari es, balai RW sampai pasang surut itu. fasilitas laundry. Sanimas terbukti bisa menjadi pemicu banyak hal, bukan hanya aspek sanitasi saja yang teratasi. KSM Baruah Batuah Lokasi: Kelurahan Pelambuan, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Sistem: MCK Plus++ Pengguna: 120 KK Mulai beroperasi: Juli 2007 Keunggulan: Sanimas ini berada di kawasan perkampungan yang berada di tengah rawa. Sanimas inilah yang sukses mengurangi WC terapung di pinggiran kampung. 125 Praktik Unggulan
  • 6. Upaya Kota Mengarusutamakan Pembangunan Sanitasi jamban-jamban tertentu hanya bisa yang akut dan kompleks itu dengan diakses para pejabat dan orang-orang pelbagai cara dan pendekatan. kulit putih. Bagaimana dengan kaum Beberapa di antaranya sudah mulai bumiputera? Mereka hanya boleh mencoba membangun sistem sanitasi pakai jamban biasa. skala perkotaan yang terpadu dengan Sebuah artikel di surat kabar membangun Instalasi Pengolahan Air Soeloeh Indonesia pada tahun 1927 Limbah (IPAL). Dibayangkan dengan mencatat diskriminasi akses sanitasi sistem itu, jamban dari rumah-rumah yang dialami warga bumiputera. terhubung dengan pipa-pipa yang “Sebagian di antara kami yang akan menyalurkannya pada IPAL mengenakan selendang asli (sarung) berskala kota itu tadi. atau kopiah muslim,“ tulis artikel itu, Kota Surakarta, misalnya, sudah “harus membuang hajat di jamban membangun dua lokasi IPAL di sisi biasa.” utara dan selatan kota. Salah satunya B Sekali lagi, bisa dibayangkan berada di daerah Semanggi, Pasar BOWO seperti apa persoalan sanitasi Kliwon “Di sisi lain kami masih punya isa dibayangkan seperti di perkotaan Indonesia di masa instalasi pengolahan limbah yang apa persoalan sanitasi kini, saat jumlah penduduk sudah merupakan peninggalan Belanda. Dan di Indonesia. Pada masa 20 kali lipat dibandingkan tahun itu coverage-nya masih jauh dari ideal kolonial Hindia Belanda, 1630, saat tingkat kepadatan juga dalam konteks untuk bisa melayani bahkan sejak abad 17, makin naik berlipat-lipat. Angka- warga kota Surakarta,” papar Ir. Sri persoalan tinja sudah membuat angka hasil survei yang dilakukan Adyaksa, Kepala Badan Lingkungan pusing pemerintah kolonial. Sampai- oleh ISSDP (Indonesia Sanitation Hidup Surakarta. sampai, saking pusingnya mereka Sector Development Program) Untuk menambah cakupan yang mengatasi persoalan tinja di Batavia, menggambarkan dengan tajam masih kurang ideal dari fasilitas pada tahun 1630 dikeluarkan persoalan ini. Sekitar 37 persen warga IPLT, Surakarta sendiri mencoba maklumat yang bersifat potong di Jakarta tidak tahu di mana letak mengadopsi program pengembangan kompas: dilarang membuang tinja tangki septik di rumahnya dan dalam Sanimas sejak 2005. Pada tahun sebelum pukul sembilan malam. survei nasional ada 80 persen tangki pertama itu, dibangun setidaknya Maklumat itu dikenal dengan sebutan septik yang tidak pernah dikuras sejak 3 lokasi Sanimas di Surakarta. Sejak “folhans nohas horas, neger uur pertama kali dibangun. 2005 itulah Surakarta tidak pernah bloemen” alias “bunga-bunga pukul “Jakarta itu menjadi kota dengan absen mencoba mengentaskan sembilan”. jumlah septic-tank terbanyak di persoalan sanitasi dengan Hingga kolonialisme memasuki dunia. Sudah (layak) masuk Guinnes pengembangan program Sanimas. abad 20, persoalan tinja di perkotaan Book of Record,” ujar Nugroho Tri Dari segi anggaran, Pemerintah ternyata belum juga beres. Kali ini, Utomo, Koordinator ISSDP. Surakarta punya semangat untuk situasi diperparah oleh diskriminasi terus mengentaskan persoalan rasial. Sudah jamak terjadi di kantor- ******* sanitasi. Jika pada 2007 dianggarkan kantor dagang ada Beberapa kota sudah mencoba Rp 26 miliar, tahun berikutnya aturan untuk mengatasi persoalan sanitasi menjadi Rp 27 miliar. Pada 2009, Praktik Unggulan 126
  • 7. angka itu turun sedikit kembali kabupaten Tabanan, kabupaten “Program tersebut akan terealisasi menjadi 26 milyar. Penurunan itu Gianyar, dan kabupaten Buleleng. pada tahun anggaran 2010, dengan bukan karena pemerintah berkurang Bersamaan dengan itu, Denpasar dana pendamping oleh pemkot perhatiannya pada soal sanitasi, sudah membangun fasilitas IPAL sebesar Rp3 miliar,” kata Anak Agung tapi pada saat itu pemerintah Kota untuk skala perkotaan. Denpasar Bagus Sudharsana, Kepala Badan Surakarta mencoba fokus pada adalah satu dari tujuh kota yang Lingkungan Hidup Kota Denpasar. penanganan persoalan banjir yang sudah memiliki IPAL berskala Kota lain yang patut diberi mulai akut dan butuh pemecahan perkotaan. Tujuh kota lainnya adalah apresiasi adalah kota Blitar. Bersama serius. adalah Jakarta, Medan, Bandung, enam kota lainnya di Jawa Timur, Kampanye pentingnya sanitasi Cirebon, Solo, Jogja, dan Banjarmasin. kota Blitar sudah mengembangkan juga mulai merambah ke kalangan Di antara delapan kota itu, program Sanimas sejak 2003, tahun anak muda dan pelajar. Pada Denpasar adalah kota dengan IPAL pertama di mana program Sanimas ulang tahun Surakarta ke-264, yang cakupan atau coverage-nya mulai dikembangkan di Indonesia. Mereka memulai pengembangan Sanimas itu di wilayah yang bisa dibilang “kawasan merah” yaitu di Sukorejo. Kawasan yang berada di dekat terminal itu bukan hanya padat penduduknya, tapi juga rawan, banyak preman dan dihuni oleh gelandangan dan pengemis. Program Sanimas ternyata berhasil dikembangkan di sana. Itu membuat pemerintah kota Blitar lebih optimis saat mencoba untuk yang berikutnya. Kalau di kawasan seperti Sukorejo saja sudah berhasil, tentu di kawasan lain yang lebih familiar akan relatif lebih mudah, begitulah kira-kira asumsinya. Hingga sekarang, Sanimas terus dikembangkan tiap tahun, tanpa putus. Minimal satu Sanimas BOWO dibangun per tahun di Blitar. Mereka pemerintah misalnya mengadakan yang terbesar. Menurut Nugroho juga sukses dengan Sanimas di lomba karikatur mengenai sanitasi. Tri Utomo, cakupan yang sudah pondok pesantren yaitu di Pondok Lomba ini ditujukan kepada para dilayani oleh IPAL di Denpasar sudah Pesantren (PP) Nurul Ulum yang pelajar setingkat SMP dan SMA. mencapai sepertiga total wilayahnya. jumlah santrinya mencapai hampir Dengan itulah, pemerintah Surakarta Itu angka yang terbesar dibandingkan seribu orang. berharap, perilaku hidup sehat bisa kota-kota lain, tapi itu pun masih jauh Nilai lebih dari kota Blitar adalah dimulai sedini mungkin. dari ideal. inisiatif pemerintah Blitar untuk Denpasar adalah contoh lain dari Ikhtiar yang cukup masif dari selalu mengedepankan konsep kota yang sudah mulai membangun pemerintah kota Denpasar itulah pemberdayaan masyarakatnya. IPAL berskala perkotaan. Sejak yang membuat mereka diganjar Konsep pemberdayaan masyarakat 2003, Denpasar sendiri sudah penghargaan sebagai Kota Pionir selalu menjadi gatra pelaksanaan mengembangkan program Sanimas Percepatan Pembangunan Sanitasi pembangunan di Blitar, terutama di wilayahnya. Hingga kini, Denpasar Permukiman pada Desember 2009 sejak diterapkannya otonomi daerah. menjadi contoh bagi kawasan lain di lalu. Penghargaan itu membuat Mereka memulainya jauh Bali untuk mengembangkan Sanimas. Denpasar mendapat hadiah berupa sebelum ada Sanimas. Wilayah lain di Bali yang sudah dana bantuan sebesar 3 milyar Salah satu caranya adalah mengembangkan Sanimas adalah rupiah untuk pengembangan sanitasi. dengan 127 Praktik Unggulan
  • 8. memberikan dana block grant yang program adaptasi perubahan iklim diharuskan memiliki tangki septik harus diperebutkan oleh kelurahan- bersama Bandar Lampung dan yang memenuhi standar. Sementara kelurahan. Mereka berlomba Semarang. Untuk kota kecil sendiri developer yang sedang membangun menawarkan program yang jenis dan hanya Blitar. perumahan juga diwajibkan konsepnya bahkan disiapkan oleh Menurut Ir. Made Sukawardika, membangun sistem sanitasi terpadu masyarakat sendiri. Kepala Badan Perencanaan dan bisa dipadukan dengan sistem Itu sebabnya, ketika ada tawaran Pembangunan (Bappeda Kota sanitasi skala perkotaan yang sudah pengembangan konsep Sanimas yang Blitar) pihaknya sedang merancang dibangun. juga mensyaratkan adanya partisipasi semacam “kampung iklim” dan sudah Regulasi seperti itu patut dan pemberdayaan masyarakat, ada tiga kandidat kampungnya. dipertimbangkan di semua kota. kota Blitar tidak mengalami Sanimas yang berbasis kolektivitas Perumahan-perumahan memang kesulitan untuk menerapkannya. dan pemberdayaan jadi contoh biasanya memiliki jamban pribadi di Tidak mengherankan jika Blitar sekaligus pelajaran bagi Blitar untuk masing-masing rumah. Hanya saja, terus berinisiatif mengembangkan mengaplikasikan gagasan “kampung sistemnya masih terlalu konvensional Sanimas bahkan kendati tidak ada iklim”. Konsepnya pun berbasis yaitu satu tangki septik untuk satu dana hibah dari luar negeri yang masyarakat, seperti Sanimas. Lokasi- rumah. Selain tidak kedap air, jarak bisa mereka terima seperti saat lokasi kandidat “kampung iklim” juga tangki septik dengan rumah maupun ujicoba Sanimas 2003. Blitar cukup yang sebelumnya sudah merasakan jarak antartangki septik juga terlalu percaya diri dengan APBD mereka konsep pemberdayaan masyarakat berdekatan. Ini membuat perumahan sendiri karena mereka yakin bahwa yang partisipatoris seperti Sanimas. yang bangunannya bagus itu pun dengan konsep pemberdayaan yang Sementara Banjarmasin, satu tetap akan rentan dengan persoalan mensyaratkan adanya partisipasi dari delapan kota yang sudah kesehatan. warga maka pembangunan apa pun mulai membangun sistem sanitasi Pendeknya: di atas tanahnya saja akan jauh lebih murah ketimbang terpadu berskala perkotaan, juga perumahan-perumahan itu terlihat pembangunan yang sifatnya top sudah menerapkan regulasi yang bersih dan sehat, tapi bagaimana down. ketat terkait pembangunan rumah- dengan di bawah tanahnya? n Khusus sanitasi, Blitar sudah rumah baru. Di sana, rumah- membentuk pokja, yaitu pokja rumah yang akan dibangun sanitasi, dari mulai tingkat kota, kecamatan sampai BORDA kelurahan. Pokja di tingkat kelurahan itu bukan KSM pengelola Sanimas, melainkan untuk memonitoring satu kelurahan yang memiliki lebih dari satu fasilitas Sanimas. Pengalaman kota Blitar dalam menerapkan konsep pemberdayaan masyarakat dalam penanganan sanitasi membuat Blitar berani selangkah lebih maju dengan mengintegrasikan pemecahan persoalan sanitasi ini dengan program perubahan iklim atau climate change. Pada 2009 Blitar memang terpilih sebagai kota percontohan BORDA Praktik Unggulan 128
  • 9. 129
  • 10. Sisi Lain s ahasil im r S aelalu Be n Tak S H ujan baru saja reda saat Percik tiba di RW 2, kelurahan Bakalan, kecamatan Bugul Kidul, Pasuruan. Di kampung yang dekat dengan sungai Kalimas inilah lokasi Sanimas pertama di kota Pasuruan berada. Mulai beroperasi sejak 2003, Sanimas yang menggunakan rupiah saja. Tidak pernah naik. Saya sendiri yang dulu sarana perpipaan komunal ini sudah tujuh tahun lamanya bertanggungjawab soal iuran ini karena jabatan saya di melayani warga. KSM memang sebagai bendahara,” urai Nur Hasyim yang Percik diterima oleh Nur Hasyim, Ketua KSM Kalimas, sore itu mengenakan baju batik dengan warna dasar di kediamannya yang berdekatan dengan bangunan coklat. mesjid. Dia adalah ketua KSM Kalimas yang kedua. Sesampainya di lokasi IPAL, Nur Hasyim menjelaskan Orang pertama yang menjadi ketua KSM, termasuk saat beberapa hal teknis terkait kondisi dan situasi IPAL di memasuki masa persiapan dan pembangunan, namanya kampungnya. Percik lantas kembali bertanya padanya soal Buang, meninggal dunia pada 2006. Nur Hasyim akhirnya iuran yang macet itu. Ia bercerita, dulu sempat menerima dipercaya oleh pengurus KSM lainnya untuk menggantikan masukan agar iuran itu dinaikkan. “Pak Surur dari BORDA posisi Buang. Sebelum menjadi Ketua KSM, dia menjabat pernah bilang iuran 3 ribu itu terlalu kecil. Tapi mau sebagai bendahara KSM. bagaimana lagi? Lha, wong, segitu saja sudah susah Sembari menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya ditariknya,” katanya lagi. menuju lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah, dia Ia mengaku sudah banyak cara yang coba diterapkan bercerita sejumlah kesulitan yang dihadapi sejak menjabat untuk mengatasi persoalan ini, tapi tetap saja warga sebagai Ketua KSM. Yang paling menyolok adalah masih relatif susah dilibatkan untuk berpartisipasi. Ini partisipasi warga yang mulai menurun. Ia menuturkan, tentu saja menyulitkan proses pengelolaan dan perawatan sudah setahun lebih tak ada lagi penarikan iuran. Petugas fasilitas Sanimas. Padahal, kalau ada pipa sambungan yang menarik iuran seringkali gagal menagih iuran dari rumah yang tersumbat, tetap saja mereka minta bantuan warga yang rumahnya terhubung dengan Sanimas. pengurus KSM. “Tapi kalau disuruh iuran, itu susahnya Besaran iurannya sebenarnya tidak terlalu besar. minta ampun,” ungkapnya lagi. “Sejak pertama kali beroperasi, di sini Sebenarnya ia tidak terlalu mepersoalkan perkara itu. iuran hanya sebesar 3 ribu Ia hanya berharap warga mau menjaga fasilitas Sanimas 130
  • 11. uang itu pun tidak cukup, aku Hasyim, terpaksa cuma dua operator saja yang bekerja. Operator satunya mau tidak mau terpaksa tidak dilibatkan. Hasyim sendiri bertekad untuk terus mempertahankan Sanimas ini. Bersama orang-orang yang masih peduli dan menjadi pengurus KSM, Hasyim berharap bisa membangkitkan lagi partisipasi warga. Pengurus KSM sendiri sudah menunjuk orang baru sebagai petugas yang akan menarik iuran dari warga. Petugas itu akan mendatangi rumah per rumah sebanyak tiga kali setiap bulannya untuk berjaga-jaga jika ada warga yang enggan membayar saat ditagih pertama kali. Untuk kunjungan kedua dan ketiga, Hasyim berencana akan mendampingi langsung petugas yang ditunjuk itu. Kasus seperti ini sebenarnya bukan hanya terjadi di Pasuruan. Tahun lalu, lokasi Sanimas di Pekalongan, tepatnya di kelurahan Panjang Baru, juga terkendala dengan penarikan iuran ini. Lurah Panjang Baru waktu itu, Joko Setiawan, menyebutkan warga tidak lancar membayar kewajibannya. Padahal besaran iuran itu tidak terlalu besar, hanya 3 ribu rupiah per bulan, sama ran seperti yang terjadi di KSM Kalimas pimpinan Nur Kesada a Hasyim. warg p da terha nya Memang, kesadaran warga terhadap pentingnya ng penti ipasi partisipasi tidak selalu merata, juga tidak selalu stabil. partis elalu Banyak contoh di mana tahun-tahun pertama semua ti dak s juga serba lancar, tapi lama kelamaan, setelah merasa erata, lalu ZEN m tidak ada masalah apa-apa, mulailah fase di mana yang sudah dibangun lama itu. Minimal, ti dak seil penarikan iuran itu mulai tidak lancar lagi. Mungkin katanya, tidak membuang sampah- stab warga merasa tanpa membayar iuran pun mereka sampah padat ke jamban. Tapi masih masih bisa membuang air besar ke jamban di saja ada sampah padat dengan berbagai rumahnya sendiri tanpa ada gangguan dan permasalahan. bentuk yang masuk ke pipa. Ini membuat pipa-pipa Hampir di setiap lokasi Sanimas yang dikunjungi Percik, itu tersumbat dan jika sudah begitu tetap juga Nur Hasyim terutama yang menggunakan sarana perpipaan komunal, yang turun tangan. selalu ada warga yang agak susah saat ditarik iuran. Tapi, Pengelolaan dan perawatan Sanimas di Bakalan ini di lokasi-lokasi itu, jumlahnya tidak signifkan. Artinya, memang tetap ditangani Nur Hasyim. Ia sendiri, kendati proporsi antara warga yang aktif dan susah dalam iuran itu berstatus sebagai Ketua KSM, seringkali turun langsung masih jauh lebih besar warga yang kooperatif. jika ada persoalan. Bukan sekali dua dia turun ke IPAL “Di sini paling ya cuma dua atau tiga rumah saja untuk mengambil benda-benda padat yang menyumbat yang kadang agak susah. Harus lebih dari sekali ditagih, pipa. minimal dua kali atau kadang sampai tiga kali. Tapi ya “Sebenarnya ada dua operator yaitu Pak Sarnam dan akhirnya tetap membayar. Mungkin mereka memang Pak Yusuf, tapi karena tidak ada iuran yang rutin, saya sedang kesulitan keuangan, makanya terpaksa menunda sendiri bingung untuk membayar honor mereka,” ujar membayar iuran,” aku Suyatmi, warga yang ditunjuk Hasyim lagi. sebagai petugas iuran Sanimas di Kampung Penca IPAL Sanimas di Bakalan sendiri sudah disedot tiga kali. (penyandang cacar), Kadipiro, Surakarta. Dua kali masih menggunakan dana iuran karena waktu Kasus di KSM Kalimas Pasuruan sendiri menunjukkan itu masih lancar. Penyedotan yang terakhir itu baru bisa kendati ada persoalan di dalam partisipasi dilakukan saat ada warga baru yang menyambungkan warga dalam bentuk iuran, fasilitas Sanimas jamban di rumahnya dengan IPAL. Dari dana itulah mereka sendiri masih berfungsi dengan baik. Lepas bisa menyedot untuk yang ketiga kalinya. Tapi karena dari apakah warga cukup rutin 131 Sisi Lain
  • 12. ZEN yang memang membutuhkan MCK Plus++, malah lebih dekat dari perumahan warga yang orangnya relatif lebih tinggi pendapatannya dan sudah banyak yang memiliki septic tank di rumah. Jadi praktis MCK Plus++ di lokasi itu tidak maksimal penggunaannya. Terlalu sedikit yang menggunakan,” papar Abdullah Basri, Koordinator BEST di Jawa Timur. Jika penentuan lokasi lahan itu tidak memper­ itung­ h kan dengan teliti dan tepat sebaran para penggunanya, besar kemungkinan warga akan sulit atau malas untuk menggunakan lokasi MCK Plus++, seperti yang diceritakan oleh Abdullah Basri di atas. “Seumpama saja waktu itu warga bisa diarahkan untuk mencari dan menggunakan lahan lain yang lebih dekat dengan lokasi pemukiman mereka sendiri, mungkin MCK di sana bisa lebih maksimal lagi digunakan. Mungkin ini terjadi karena di lapangan banyak orang yang tidak cukup sabar untuk secara perlahan-lahan menemukan lahan pengganti atau mencari peluang-peluang lainnya,” ujar Abdullah Basri lagi. Faktor kesabaran ini menjadi penting dalam tahapan pemberdayaan masyarakat sebelum bangunan Sanimas dibangun. Berbeda dengan pengerjaan bangunan yang relatif bisa diprediksi berapa lama ada Selalu waktu pengerjaannya, aspek yan warga su g ag sosialisasi, pemberdayaan dan a dita sah saa k penyiapan masyarakat itu tidak bisa rik i t dipastikan waktunya. Setiap lokasi uran berbeda-beda tingkat pemahaman dan penerimaannya, juga berbeda-beda pula tingkat resistensinya. Ada lokasi yang mudah dimasuki gagasan baru, termasuk gagasan mau membayar iuran atau tidak, mereka setidaknya dan konsep Sanimas, ada lokasi yang alot dan susah untuk tetap bisa menikmati keberadaan jamban pribadi yang dimasuki konsep pembangunan berbasis masyarakat terhubung dengan pipa-pipa menuju IPAL komunal. seperti Sanimas. Problem yang lebih serius sebenarnya bukan di soal Sayangnya, tidak semua pihak punya cukup kesabaran iuran. Beberapa lokasi Sanimas di tempat lain, kendati untuk mengikuti tahapan-tahapan yang sudah menjadi sarananya masih berfungsi dengan baik, sayangnya justru standar dalam pengembangan Sanimas, terutama dalam ada yang mangkrak dan tidak maksimal penggunaannya. aspek pemberdayaan masyarakatnya. Tidak terkecuali Beberapa di antaranya adalah soal rasio pengguna yang instansi pemerintah sendiri. tidak ideal atau terlalu rendah sehingga dana besar untuk Ir. Handy B. Legowo, dari Direktorat Penyehatan membangun Sanimas terkesan mubazir. Lingkungan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Departemen “Di Sidoarjo sendiri sempat ada persoalan dalam Pekerjaan Umum (PU), sendiri mengakui hal itu terjadi penentuan tanah yang akan digunakan sebagai lokasi MCK di PU. “Di PU sendiri, konsep pemberdayaan masyarakat Plus++. Mulanya warga sepakat di tanah yang dekat aliran yang partisipatoris itu memang hal baru. Bahkan sampai sungai, tapi tidak dapat izin dari dinas perairan karena sekarang masih ada yang tetap bilang hal itu sebagai memang tidak boleh membangun di daerah sempadan buang-buang waktu. Dulu itu kan otak saya otak top- sungai. Akhirnya mereka mencari lokasi tanah yang lain. down. Di otak saya cuma buat desain yang bagus, tidak Sayangnya tanah pengganti itu justru agak terlalu memikirkan masyakarat mau terima apa tidak, jauh dari perumahan warga yang penting dibangun dulu saja. Terserah masyarakat Sisi Lain 132
  • 13. mau terima apa tidak,” urainya saat mengenang awal- materialnya jelek. Banyak yang tidak tepat sasaran. awal masuknya konsep pemberdayaan masyarakat di Banyak kawasan yang tidak memenuhi kriteria. Ini karena lingkungan PU. efek sanitasi yang pembangunannya diserahkan pada Handy B. Legowo juga mengaku sering menemukan kontraktor dengan sistem kontraktual,” ujar Sony. pemerintah daerah yang tidak cukup sabar mengikuti Ada lokasi yang dulu mengajukan diri untuk menerima tahapan-tahapan Sanimas. Penentuan lokasi yang terpilih Sanimas tapi tidak terpilih, tapi justru terpilih dalam sebagai penerima Sanimas sebenarnya panjang dan pembangunan sanitasi DAK. Menurut Novri Hendra melibatkan kompetisi di antara beberapa kandidat calon Perdana, TFL di Mojokerto, enam lokasi pembangunan penerima. Tapi, katanya, di daerah-daerah yang utamanya sanitasi DAK pada 2009 di Mojokerto justru merupakan baru mengenal dan mengembangkan Sanimas tahapan itu lokasi yang dulu tidak terpilih dalam Sanimas. dilewati. “Di kawasan Mblotho (kecamatan Prajurit Kulon), ada “Ada yang langsung saja menunjuk lokasinya, lokasi MCK Plus++ yang letaknya lebih dari 100 meter dari karena pertimbangan-pertimbangan tertentu. Kadang perumahan warga. Lha nanti siapa yang mau pakai? Di pertimbangan subyektif karena di sana ada Mbah-nya Pekuncen, ada lokasi Sanimas yang rasio penggunanya itu atau apa, tapi kadang juga karena memang tidak sabar tampaknya akan sangat rendah, di bawah 10 KK. Ini kan untuk mengikuti tahapan-tahapan itu,” urai Handy lagi. mubazir,” beber Novri lagi. DAK Sanitasi Percik sendiri Tahapan-tahapan yang dilewati itu belakangan sering menemukan lokasi MCK disorotkan pada program sanitasi yang dibangun dengan Plus++ dengan dana dana DAK (Dana Alokasi Khusus) yang menggunakan DAK di kelurahan Wates, sistem kontraktual. Di situ, para kontraktor yang kecamatan Magersari, kota Mojokerto. Di sana, ada beberapa bagian yang sudah rusak padahal sama sekali belum diresmikan dan belum digunakan. Pantauan Percik menemukan, ZEN semen di halaman depan itu sudah mengelupas memenangkan lelang diberi wewenang untuk sehingga batu batanya membangun fasilitas sanitasi yang pilihan terlihat. Belum lagi teknologinya mirip dengan Sanimas. keretakan di bagian samping. Bahkan di bagian bak kontrol Di Mojokerto, misalnya, ini sempat menjadi isu sendiri ada yang amblas beberapa sentimeter. yang hangat dan menjadi wacana politis yang cukup Sukid, warga di sekitar lokasi MCK yang juga mengaku menghebohkan. Seturut Sony Basuki, Senior TFL untuk ditunjuk oleh Dinas PU untuk menjaga sementara waktu, wilayah Jawa Timur bagian Barat sekaligus anggota Komisi menyebutkan bahwa listriknya sempat korsletting. “Saya II DPRD kota Mojokerto, banyak masalah yang muncul, sampai harus keluar biaya sendiri untuk mengganti saklar. terutama dalam aspek partisipasi dan pemberdayaan Ini kan aneh. Saya belum pakai, tapi kok malah sudah masyarakatnya serta penentuan lokasi. harus keluar duit. Saya juga tidak tahu kapan “Orang tahunya kalau Sanimas itu prosesnya panjang, ini akan bisa dioperasikan. Sampai sekarang warga dilibatkan, termasuk dalam kontrol kualitas belum ada kabar,” urai Sukid saat ditemui bangunan dan materialnya. Banyak yang mengeluh Percik. n 133 Sisi Lain
  • 14. Kabar AKSANSI AKSANSI dan Keberlanjutan Sanimas A KSANSI adalah singkatan dari Asosiasi KSM bertempat di kantor BORDA Yogyakarta. Mereka Sanimas Seluruh Indonesia. KSM atau mendiskusikan mulai dari logo, latar belakang, tujuan, Kelompok Swadaya Masyarakat adalah bentuk organisasi, kepengurusan, dan aturan-aturan organisasi yang dibentuk oleh masyarakat di terkait keorganisasian. Setelah anggaran dasar selesai, lokasi berdirinya fasilitas Sanimas. KSM inilah diadakan pertemuan di Yogyakarta dan draft anggaran yang sehari-hari menjadi pengelola fasilitas Sanimas. dasar tersebut disyahkan. Mereka dipilih oleh warga dan terbentuk sebelum Program pertama yang disepakati adalah pendataan bangunan Sanimas mulai dibangun. seluruh KSM Sanimas yang ada di Jawa dan Bali dan AKSANSI sendiri merupakan kelanjutan program membuat database sederhana. Kedua, masing-masing Sanimas yang sudah tdierapkan di lebih dari 100 kota/ anggota Pokja mendorong terbentuknya AKSANSI tingkat kabupaten di 25 provinsi. Kelahiran AKSANSI didasari provinsi, syukur bisa sampai tingkat kota/kabupaten, kesadaran akan pentingnya dukungan untuk keberlanjutan khususnya yang jumlah Sanimas-nya sudah cukup banyak. operasional dan pemeliharaan Sanimas. BORDA bersama Ketiga, merintis Sanimas Award tingkat provinsi. BaliFokus, BEST, dan LPTP memfasilitasi pembentukan AKSANSI daerah yang terbentuk pertama kali adalah di AKSANSI sejak akhir tahun 2006 dan secara resmi berdiri Bali, disusul Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, yang pada 9 Januari 2008 di Yogyakarta. difasilitasi oleh Balifokus dan Jawa Tengah yang difasilitasi Tujuan utama AKSANSI adalah menjamin oleh LPTP. Umumnya pemerintah kota/kabupaten dan kkeberlanjutan operasional dan pemeliharaan Sanimas, pemerintah propinsi, bahkan Departemen PU mendukung serta membantu pemerintah dalam mempromosikan adanya AKSANSI agar mudah dalam pendampingan. Dan percepatan akses terhadap sanitasi yang berkelanjutan mereka menunggu kiprah dari AKSANSI tersebut. bagi penduduk miskin perkotaan. AKSANSI wilayah Bali, misalnya, bekerja sama dengan Tugas pertama AKSANSI adalah membentuk komite BaliFokus serta difasilitasi oleh Dinas Pekerjaan Umum kecil yang disebut Pokja yang diberi wewenang untuk Provinsi Bali dan BORDA, mengadakan seminar setengah menyusun draft aturan atau regulasi AKSANSI. Komite ini hari pada 17 April 2008 yang berlangsung di Hotel Inna, terdiri dari enam orang yang mewakili wilayah Jawa dan Bali. Acara dihadiri delapan KSM di wilayah Bali, di Bali, yakni Provinsi Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, antaranya dari Tabanan, Buleleng, Gianyar, dan Denpasar. Jawa Barat dan Banten. Mereka bekerja selama kurang Acara juga dihadiri perwakilan dari Bappeda, Dinas lebih satu tahun, dengan mengadakan Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali serta pertemuan rutin 2 bulanan beberapa perwakilan Dinas kota dan Kabupaten yang 134
  • 15. sudah mengembangkan Sanimas. dari tiga hal: aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Momen tahun 2008 memang menjadi titik penting Asumsinya, Sanimas akan bisa berkelanjutan apabila karena dijadikan sebagai Tahun Sanitasi Internasional ketiga hal tersebut berjalan dengan baik. (International Sanitation Year). Peluncuran dan Ketagori dibagi berdasarkan jenis sarana sanitasi yang pengenalan AKSANSI sangat strategis dalam konteks ini. dipilih: sistem perpipaan, MCK, Sanimas KSM muncul dari pemukiman masyarakat berpenghasilan untuk Pesantren serta sanitasi untuk industri rendah di perkotaan. Dan AKSANSI menunjukkan rumah tangga. Penilaian juga dilakukan adanya inisiatif, kesadaran dan pemahaman dengan sistem pembobotan: semakin serta kapasitas masyarakat berpenghasilan lah ram tua usia sarana sanitasi yang dibangun Sa rog tu pSANSI rendah tentang sanitasi tidak seperti yang maka akan semakin tinggi bobotnya. dibayangkan sebelumnya. sa AK ah Berdasar kondisi tersebut kemudian Sejak 2003, Sanimas telah dilaksanakan di al elar ad gg hasilnya dibuat skor: KSM dengan tidak kurang dari 195 lokasi yang tersebar di 86 n s skor tertinggi yang jadi terbaik. kota / kabupaten. Sampai sekarang ada sekitar meanimad Jumlah KSM pemenang ditentukan 395 KSM yang mengelola fasilitas Sanimas. Dan S war berdasar kemampuan pendanaan AKSANSI merupakan wadah bagi KSM untuk saling A masing-masing. bertukar pengalaman dalam mengelola Sanimas Sanimas award bisa dilakukan secara berkelanjutan. Sudah selayaknya juga apabila tingkat kota/kabupaten, tingkat provinsi atau semua stakeholder, terutama pemerintah, menjaga tingkat nasional. Yang sudah memberikan Sanimas kesinambungan layanan sanitasi bagi masyarakat miskin. Award adalah Provinsi Bali, Jawa Tengah dan DIY, dan AKSANSI juga dapat difungsikan membantu untuk tingkat kota baru Kota Denpasar. monitoring pelaksanaan dan pengelolaan Sanimas, Tim juri terdiri dari AKSANSI, pemda provinsi (untuk terutama dalam aspek operasional dan maintenance. Ini tingkat provinsi) diwakili Dinas PU, serta LSM Pendamping. diperlukan karena pemerintah dan LSM tidak punya cukup Dan di tingkat kota diwakili oleh dinas tingkat kota/ tenaga dan waktu untuk melakukan itu secara rutin dan kabupaten. berkala. Untuk membiayai kegiatan Sanimas Award ini, AKSANSI memperoleh dukungan dari BORDA melalui Sanimas Award Balifokus, LPTP dan BEST serta bantuan dana dari Satker Salah satu program kerja AKSANSI adalah menggelar PLP Pripinsi dan walikota. Untuk tahun 2010. AKSANSI Sanimas Award, suatu penghargaan yang diberikan Bali bahkan sudah mendapatkan komitmen dari wakil kepada kelompok swadaya masyarakat (KSM) pengelola gubernur Bali untuk penyelenggaraan Sanimas Award Sanimas dan operator yang berprestasi. Prestasi diukur 2010. Mudah-mudahan propinsi lain akan menyusul. n BORDA 135 Kabar AKSANSI
  • 16. AKSANSI di Berbagai Daerah BORDA dengan agenda yang sama dengan di NTB. Sebelumnya juga dilakukan di Semarang untuk pembentukan AKSANSI Wilayah Jawa Tengah yang difasilitasi oleh LPTP. Namun untuk Jawa Tengah belum dibentuk kepengurusan karena sementara mempercayakan kepada wakil Jawa Tengah yang masuk sebagai salah satu anggota Pokja AKSANSI yaitu Simanto dari KSM Sanimas Perumahan Penyandang Cacat dan Seniman Solo. Bahkan K AKSANSI Jawa Tengah pada akhir 2009 sudah berhasil melakukan ebutuhan untuk melestarikan Sanimas yang kegiatan penilaian dalam rangka Sanimas Award tahun sudah dibangun agar tetap berkelanjutan 2009. sudah menjadi kebutuhan banyak KSM yang Pembentukan AKSANSI daerah yang pertama kali sehari-sehari mengelola sarana Sanimas. dilakukan adalah di Propinsi Bali yang sudah dibentuk Mereka ingin memperoleh masukan, saran dan sejak tahun 2008 atas dampingan dari BaliFokus. Adapun pembelajaran sekaligus bertukar pengalaman dari KSM pengurus yang terpilih adalah Andi Maryono (Ketua) dari yang di daerah lain. Oleh karena itu di beberapa provinsi KSM Segina Asri Kota Denpasar, Sekretaris Huda Nuryanto sekarang telah dibentuk AKSANSI. (Sekretaris) dari KSM Pucuk sari Denpasar, dan Nengah Kabar terbaru, NTB telah berhasil membentuk Jelantik (Bendahara) dari KSM Kusuma Bangsa Denpasar. AKSANSI pada tanggal 10 Desember 2010 di Mataram. Bahkan AKSANSI Bali sudah berhasil melakukan penilaian Pertemuan dihadiri seluruh KSM di NTB, diawali dengan untuk Sanimas Award sebanyak 2 kali, untuk tahun 2008 sharing informasi tentang pengelolaan Sanimas dari dan 2009. masing-masing KSM, diskusi pemecahan masalah yang Untuk operasional kegiatan, AKSANSI Bali dihadapi, input materi dari BaliFokus, penyusunan mendapatkan dukungan dari Pemda Provinsi melalui wakil rencana tindak lanjut, termasuk pembentukan AKSANSI Gubernur. AKSANSI Bali relatif menjadi yang paling aktif di Wilayah NTB dan pengurusnya. Mereka bersepakat untuk antara AKSANSI yang lain. Sedangkan pembentukannya, melakukan pertemuan setidaknya satu kali tiap tahun dan termasuk di provinsi lain dibiayai bersama antara BORDA menyelenggarakan Sanimas Award tahun 2010. dengan Satker PLP-PU di provinsi bersangkutan. Pada hari kedua dilanjutkan pertemuan dengan Pembentukan AKSANSI daerah rata-rata baru bisa pemda-pemda dan provinsi. Agenda yang dibahas adalah dilakukan setelah lahirnya AKSANSI pada tahun 2006 di membahas rencana Pemda untuk pelaksanaan Sanimas Yogyakarta, yang didasari oleh kepedulian para pengurus tahun berikutnya, pengenalan pengurus AKSANSI, diskusi KSM yang setiap tahun sampai tahun 2006 selalu tentang kemungkinan support pemda dan provinsi kepada melakukan pertemuan sekali/tahun, yang kemudian AKSANSI Wilayah NTB. mereka bersepakat untuk merintis AKSANSI dengan Pertemuan yang sama juga dilakukan di Makassar menunjuk wakil-wakil dari tiap propinsi untuk menjadi pada tanggal 5 November 2010. Pertemuan salah satu anggota Pokja untuk menggodok format juga dilakukan dalam 2 hari, AKSANSI mau seperti apa. n Kabar AKSANSI 136
  • 17. KSM Segina Asri Terbaik se-Bali B ZEN ertempat di beberapa pertanyaan terkait persoalan operasional Gedung Santhi dan pemeliharaan prasarana, bagaimana pengguna Graha, Walikota memelihara sistem dan infrastruktur. Setiap pertanyaan Denpasar, dan jawaban dalam setiap aspek pilihan mencerminkan Ida Bagus kondisi dan nilai yang berbeda.  Rai Dharmawijaya, Tim penilai sendiri terdiri dari beberapa stakeholder menyerahkan Karya yang terkait dan terlibat dengan pengembangan Sanimas Anugrah Sanimas di Bali yaitu Satker PLP PU Provinsi Bali, BaliFokus dan (Sanimas Award) 2009 AKSANSI (Asosiasi KSM Sanimas Seluruh Indonesia) untuk tingkat Kota wilayah Denpasar. Satker PLP PU Provinsi Bali diwakili Denpasar pada 14 oleh Gede Surya, BaliFokus diwakili oleh Yudi dan Made September 2009. Arsana Widyarta, sementara dari AKSANSI Bali diwakili Pada kesempatan itu, koordinatornya sendiri yaitu Andi Maryono.  Walikota didampingi KSM Segina Asri dan KSM Buana Asri sebagai Juara I langsung oleh dan Juara II berhak untuk maju ke lomba Sanimas Award Kepala Badan tingkat Provinsi Bali mewakili kota Denpasar. Penghargaan Lingkungan Hidup untuk tingkat kota Denpasar ini adalah tindak lanjut dari Kota Denpasar, Sanimas Award 2008 yang pada waktu itu hanya bisa Ir.A.A.Bagus dilaksanakan untuk tingkat Provinsi Bali saja. Sudharsana, Pada lomba Sanimas Award untuk tingkat Provinsi Bali dan Direktur 2009, KSM Segina Asri ternyata kembali menjadi yang BaliFokus, terbaik. Juara II jatuh kepada KSM Indah Lestari dari Delod Yuyun Ismawati. Peken, kabupaten Tabanan. Sementara KSM Tegal Mawar Adapun para pemenang Bersemi dari Banjar Bali, kabupaten Buleleng meraih Juara Sanimas Award 2009 tingkat Kota III. Adapun Juara Harapan diraih oleh KSM Bunga Indah Denpasar adalah KSM Segina Asri (Pamecutan Kelod, Lestari dari Banjar Kelod Kauh, kabupaten Gianyar. Denpasar Barat) yang berhak menggondol piala dan Tujuan diselenggarakan Sanimas Award ini adalah uang pembinaan sebesar dua juta rupiah. Juara II jatuh untuk memberikan penghargaan atau apresiasi kepada kepada KSM Buana Asri (Tegal Kerta, Denpasar Barat) yang masyarakat, terutama Kelompok Swadaya Masyarakat berhak membawa piala dan uang pembinaan sebesar (KSM) dan para operator Sanimas, yang telah secara aktif 1,5 juta rupiah. Sementara untuk juara harapan jatuh ke ikut berpartisipasi dalam upaya perbaikan lingkungan tangan KSM Pucuk Sari yang berhak atas piala dan uang hidup melalui penanganan sanitasi di daerah perkotaan di pembinaan sebesar 1 juta rupiah. Indonesia. Sanimas Award 2009 untuk tingkat Kota Denpasar ini Rencananya, Sanimas Award ini juga akan diikuti oleh empat KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) diselenggarakan di wilayah-wilayah lain yang sudah yaitu KSM Pucuk Sari dari Kecamatan Ubung, KSM Kusuma mengembangkan Sanimas, baik itu di tingkat kabupaten/ Bangsa dari Desa Pemecutan Kaja, KSM Segina Asri dari kotamadya maupun di tingkat provinsi. Ke depan, Sanimas Desa Pemecutan Kelod dan KSM Bhuana Asri dari Desa Award ini juga dilengkapi dengan kategori-kategori lain Tegal Kertha. secara lebih lengkap dan spesifik, seperti untuk Aspek-aspek yang menjadi penilaian para dewan juri kategori TFL terbaik, KSM dengan sistem MCK di antaranya adalah aspek teknis, aspek kelembagaan Plus++ terbaik mau­ un KSM dengan sistem p dan aspek keuangan. Dalam setiap aspek evaluasi, ada perpipaan komunal terbaik. n 137 Kabar AKSANSI
  • 18. S ZEN ore itu, menjelang maghrib, Bali. Tak hanya itu, ia juga terlibat sebagai salah satu Ketua KSM paling di depan sebuah kios kecil, aktif dalam pembentukan AKSANSI aktif di seantero Bali. Sebelum Andi Maryono mengenakan di tingkat pusat. Boleh dibilang, Andi menggagas AKSANSI dan menjadi baju koko berwarna biru Maryono adalah salah satu founding Koordinator AKSANSI wilayah Provinsi terang lengkap dengan fathers AKSANSI. Bali, ia adalah Ketua KSM Segina peci putih yang sangat bersih. Duduk “Saya ikut menggagas AKSANSI. Asri, pengelola fasilitas Sanimas yang di bangku sebuah kios kecil, ia Saat rapat pembentukan AKSANSI berada di Gang Segina, Pemecutan mengacungkan telunjuknya ke arah pada 2006, salah satu hasilnya Kelod, Denpasar Barat. Lubang- lubang penutup Instalasi Pengolahan adalah dibentuk Pokja yang tugasnya lubang IPAL yang tadi ditunjuk oleh Air Limbah (IPAL) yang tertanam di mempersiapkan draft Anggaran Andi Maryono adalah IPAL dari bawah badan jalan. Ujarnya, “Ke Dasar AKSANSI. Ada lima orang yang Sanimas yang pengelolaannya ia depan, AKSANSI akan membantu para ditunjuk. Salah satunya adalah saya. pimpin sendiri. operator yang sehari-hari mengurusi Empat lainnya adalah Pak Pangki Sebagai koordinator AKSANSI lubang-lubang IPAL dan tetek bengek dari Mojokerto, Pak Simanto dari wilayah Provinsi Bali, Andi Maryono perawatan fasilitas Sanimas lainnya.” Surakarta, Pak Arief dari Yogyakarta dibantu oleh Huda. Orang terakhir AKSANSI atau Asosiasi KSM dan Pak Mumuy dari Jawa Barat. ini adalah operator fasilitas Sanimas Sanimas Seluruh Indonesia adalah Masing-masing mewakili provinsinya di Pucuk Sari, Ubung, Denpasar. Di wadah bagi para pengurus KSM masing-masing. Kami bertemu AKSANSI wilayah Provinsi Bali, Huda (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang secara rutin dua bulan sekali. Pada ditunjuk sebagai sekretaris. Jangan sehari-hari menjadi pengelola fasilitas pertemuan yang berlangsung sekitar heran jika Huda ke mana-mana selalu Sanimas yang kini sudah tersebar akhir 2007 itulah akhirnya Anggaran membawa flash disk. “Untuk jaga-jaga di ratusan kota di Indonesia. Andi Dasar AKSANSI bisa disahkan,” jika ada orang yang butuh informasi Maryono sendiri adalah Koordinator paparnya lagi dengan jelas. dan data soal Sanimas, seperti Anda AKSANSI untuk wilayah Andi Maryono ditunjuk untuk sekarang ini,” ujar Huda kepada tim Provinsi mewakili Bali karena dia dianggap Percik. Kabar AKSANSI 138
  • 19. Seperti halnya Andi Maryono, terhitung kecil. Maka AKSANSI merasa juga akan terus mengembangkan empat orang penggagas AKSANSI perlu memberikan semacam apresiasi Sanimas. lain yang terlibat dalam Pokja kepada mereka. Biar bagaimana pun, Tak hanya itu, AKSANSI juga pembentukan Anggaran Dasar mereka sudah membantu upaya berencana akan membantu tugas AKSANSI itu juga menjadi koordinator pemerintah untuk aktif dalam soal monitoring lokasi Sanimas yang sudah di provinsinya masing-masing. penanganan sanitasi dan perbaikan beroperasi. Bukan maksud AKSANSI Mereka bekerja dengan struktur lingkungan di perkotaan, paling tidak untuk menggarap wilayah kerja para yang tidak kaku. Kepemimpinannya dalam lingkup tempat tinggal mereka TFL (Tenaga Fasilitator Lapangan), berlangsung secara kolektif. Sampai sendiri. tapi semata untuk membantu para sekarang juga begitu. Masing-masing Ketika AKSANSI wilayah TFL yang sudah banyak bekerja pada anggota Pokja yang lima di awal itu Provinsi Bali berdiri, barulah Andi tahapan pra-pembangunan. diberi tugas untuk menghidupkan Maryono merasakan mulai adanya “Monitoring yang kami maksudkan AKSANSI di masing-masing perhatian dari pemerintah. “Saat itu lebih ke area yang memang provinsinya. kami mengadakan Sanimas Award kami sudah terbiasa melakukannya Andi Maryono bercerita untuk tingkat Provinsi Bali maupun di Sanimas kami masing-masing, tidak mudah menyusun dan tingkat Kota/Kabupaten, pemerintah yaitu dalam hal operasional dan menyelenggarakan program-program memberikan bantuan dana. Tahun maintenance. Kami sudah terbiasa AKSANSI. Kendala terbesarnya adalah kemarin kami dapat melakukannya sehari- ketiadaan dana. Selama ini, kerja- bantuan sebesar Rp.12 hari di tempat masing- kerja AKSANSI lebih banyak disokong juta untuk Sanimas Kendala masing. Mungkin ini bisa oleh BORDA. BORDA itu pula yang Award,” kenang Andi terbesarnya membantu kurangnya sedari awal menjadi inisiator sekaligus Maryono. adalah atau terbatasnya penyokong terbesar pembentukan Semua dana itu dia- ketiadaan tenaga TFL,” papar Andi AKSANSI. lokasikan terutama un- dana menjelaskan rencana Ia mengaku, perhatian pemerintah tuk hadiah para peme- program AKSANSI ke mulanya sama sekali tidak ada. nang Sanimas Award. depan. “Mungkin karena pemerintah Untuk tingkat kota/kabupaten, kami Ia sendiri terus melakukan itu tidak atau belum terlalu tahu memberikan hadiah sebesar Rp.2 koordinasi dengan pengurus mengenai AKSANSI, berikut visi juta, Rp.1,75 juta, Rp.1,5 juta dan AKSANSI, setidaknya di wilayah dan rencana program-program Rp.750 ribu untuk para pemenang Bali. Ia secara rutin memperbaharui kerjanya. Ini barangkali menjadi dari juara I, II, III hingga juara ha­ informasi mengenai perkembangan kendala tersendiri. Kami sendiri rapan. Sementara untuk pemenang operasionalisasi fasilitas-fasilitas terus mencoba menyosialisasikan Sanimas Award tingkat Provinsi Bali Sanimas yang ada di Provinsi Bali, keberadaan AKSANSI. LSM BaliFokus hadiahnya lebih besar yaitu Rp.2,5 tidak hanya di Denpasar. ikut membantu hal itu dengan juta, Rp.2 juta, Rp.1,5 juta dan Rp.1 Tak hanya itu, ia juga aktif mengadakan seminar setengah hari juta masing-masing untuk juara I, II, III menyokong dan mendorong wilayah- pada April 2008. Waktu itu hadir dan juara harapan. wilayah lain yang belum membentuk delapan KSM yang ada di Bali. Hadir Andi Maryono dan AKSANSI AKSANSI untuk segera melakukannya. pula wakil dari pihak pemerintah,” berharap program-program ke depan “Saya baru-baru ini pergi ke Makasar. papar Andi Maryono lagi. tidak hanya menyelenggarakan Sekitar bulan November 2009 saya Setelah pertemuan itu, perhatian Sanimas Award. Mereka ingin ke Makasar untuk membantu teman- pemerintah mulai muncul. Salah melangkah lebih jauh, termasuk teman di sana membentuk AKSANSI satunya adalah menyokong program ikut mengusahakan agar untuk wilayah Provinsi Sulawesi Sanimas Award yang dirancang oleh program Sanimas ini bisa terus Selatan. Bulan berikutnya, sekitar AKSANSI bersama BORDA. Sanimas berkelanjutan. Caranya, mereka Desember 2009, saya juga pergi ke Award dibuat mulanya sebagai upaya akan terus mengkampanyekan dan Nusa Tenggara Barat untuk tugas yang memberi perhatian kepada para menyosialisasikan keberhasilan- sama dengan di Makasar. Di sana pengurus KSM. Mereka dianggap keberhasilan Sanimas. Dengan itu saya berperan sebagai sudah bekerja keras, kebanyakan diharapkan bukan hanya warga di fasilitator,” ujarnya tidak diberi honor tetap, kecuali para tempat lain akan tertarik dengan dengan bangga. n operator, itu pun dengan jumlah yang Sanimas, tapi diharapkan pemerintah 139 Kabar AKSANSI
  • 20. Testimoni Kisah Sanimas dari Balik Layar P emerintah sendiri bukanlah satu-satunya dipanggil oleh World Bank dan ditanya sejumlah stakeholder dalam pengembangan Sanimas. hal terkait kemungkinan berhasil atau gagalnya Sejak dimulai pada tahapan ujicoba, pengembangan Sanimas ini. pemerintah –saat itu masih melalui “Kami bertiga (Andy Ulrich dan Teguh Sumiyarsa) Bappenas—sudah bermitra dengan banyak dipanggil untuk menghadap ke World Bank. Kami ditanya, kalangan, dari mulai lembaga donor (World Bank dan apakah kami yakin Sanimas bisa dilaksanakan. Pihak AusAid) sampai beberapa LSM yang memang peduli World Bank mengungkapkan jangan-jangan Sanimas dengan persoalan sanitasi, terutama BORDA dan mitranya hanyalah proyek jalan-jalan untuk berjualan konsep seperti LPTP, BEST dan BALIFOKUS. perbaikan sanitasi,” kenang Ibnu. Dalam fase mempersiapkan dimulainya tahap Waktu itu, Ibnu disarankan lebih baik mundur sejak ujicoba sempat ada pertanyaan mengenai benarkah awal jika tidak yakin, mumpung masih ada waktu dan Sanimas memang dibutuhkan oleh masyarakat. Ada program belum berjalan. “Kemudian Andy Ulrich hanya kekhawatiran Sanimas tidak lebih dari program LSM untuk menjawab singkat: kami optimis bisa berhasil.” meningkatkan posisi tawarnya di depan lembaga donor. Setelah tahap uji coba di enam daerah di Jawa Timur Terlebih secara konsep, pada saat itu, Sanimas masih jauh dan satu daerah di Bali pada 2003 dianggap berhasil, dari teruji, bisa dibilang belum terlalu matang. kehendak untuk melanjutkan pengembangan Sanimas Ibnu Singgih Pranoto dari LPTP sebagai CBO Expert sama sekali tak berkurang kendati lembaga donor tidak waktu itu menceritakan bagaimana dirinya sempat lagi memberikan dana hibah. Inisiatif dan komitmen BORDA 140
  • 21. kuat dari Bappenas untuk melanjutkan program Sanimas waktu kemudian , kami baru mengetahui kalau dana dari membuat ketiadaan dana hibah dari lembaga donor pusat ini hanya bisa diberikan dalam bentuk material, bukan menjadi persoalan. tidak bisa dalam bentuk tunai,” ungkap Oswar Mungkasa, “Saat itu lembaga donor tidak lagi memberikan dana Koordinator Sekretariat Pokja AMPL. hibah, kalau mau skemanya adalah pakai dana pinjaman. BORDA yang memang telah memiliki pengetahuan Pak Basah Hernowo dari Bappenas, yang sejak awal dan pengalaman teknis di lapangan akhirnya menawarkan memang membidani lahirnya Sanimas, bukan hanya solusi dengan memberikan pelatihan pada para Kelompok bersikeras meneruskan Sanimas, tapi juga tidak mau Swadaya Masyarakat (KSM) mengenai kualitas material. menerima pinjaman atau hutang dari lembaga donor,” “Oke, tidak apa-apa kalau pemerintah pusat hanya bisa ujar Surur Wahyudi dari BORDA. memberikan material. Biar nanti kami yang melatih para Itu sebabnya, setelah fase uji coba pertama pada 2003 KSM itu agar bisa mengontrol kualitas materialnya, karena selesai, tahun 2004 menjadi satu fase krusial bagi Sanimas jika kualitas materialnya tidak standar maka kualitas karena di situlah terjadi pemindahan atau BORDA pengalihan dari dana hibah lembaga donor menjadi dana pemerintah. Sebagian alokasi dana yang tadinya dari lembaga donor akhirnya digantikan oleh dana pemerintah pusat melalui APBN. “Ini sebetulnya mempermudah kami dalam berkomunikasi dengan teman-teman LSM lain. Karena memang juga harus diakui teman-teman LSM sangat kritis terhadap soal hutang pemerintah yang menjadi salah satu penyebab krisis 1998. Saya sampaikan kepada teman-teman, silakan dicek dan diaudit, tidak ada sama sekali hutang dari luar negeri yang dipakai untuk Sanimas,” urai Surur Wahyudi lagi. BORDA sebagai mitra pemerintah sejak tahap uji coba Sanimas pada 2003 mencatat Saya sam peran penting Pokja AMPL. kepa paikan Pokja inilah yang selama ini temada teman- sesungguhnya berperan untuk dicek n, silakan mengatur “irama” kerja di tidakdad diaudit, an bangunan Sanimas juga akan menjadi jelek,” ujar Surur sek i a sama dari lalahutang antara para stakeholder lagi. yang terlibat dalam isu- u n yang drp egeri Improvisasi semacam itulah yang membuat kendala- isu AMPL, termasuk untuk S i akai kendala birokratis di lapangan, terlebih pada masa ujicoba Sanimas, karena fungsi animas 2003 sampai 2004, bisa lebih mudah di atasi. Keberhasilan POKJA AMPL memang melewati fase krusial pada 2003 saat tahap ujicoba dan menjadi fasilitator dari fase krusial 2004 saat terjadi pengalihan pendanaan dari beberapa departemen terkait untuk isu- lembaga donor ke pendanaan pemerintah, membuat isu AMPL, terutama antara Bappenas dan PU, juga dengan Sanimas kian memiliki bentuk dan pola yang makin pemerintah daerah. jelas. Keberhasilan ujicoba 2 kali di kota dan kabupaten Di tahap awal tersebut, Pokja AMPL menyediakan yang sama, kemudian menarik minat Departemen dana dari anggaran lain-lain (anggaran 69) sebagai Pekerjaan Umum, terutama melalui Susmono, Direktur pengganti dana hibah AusAID di tahun sebelumnya. “Kita Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, menyisihkan dana 700 juta yang bersumber dari pos Ditjen Cipta Karya. Hal ini dengan mudah dapat anggaran 69, dan langsung diberikan masing-masing Rp. dilakukan karena selama masa uji coba dan 100 juta ke tujuh kota/kabupaten yang berminat untuk replikasi awal, Departemen PU merupakan replikasi Sanimas pada tahun 2004 itu. Tapi beberapa penanggungjawab pelaksanaan 141 Testimoni
  • 22. Sanimas di pihak pemerintah. Selain itu, mereka juga bagian dari Pokja AMPL. Surur Wahyudi dan Oswar sepakat bahwa momen untuk replikasi atau lebih tepat disebut sebagai “ujicoba ulang” itu dimulai pada seminar yang berlangsung di Bali pada April 2004. Saat itu tujuh Pemda yang melaksanakan Sanimas pada 2003 (Kota Denpasar, Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pamekasan, Kota Mojokerto, Kota Blitar dan Kota Kediri) berkumpul setelah selesai seminar karena kota dan kabupaten tersebut sudah mengirimkan surat minat melalui BORDA dan diteruskan ke Basah Hernowo selaku Direktur Permukiman dan Perumahan BAPPENAS untuk ujicoba lanjutan. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh Oswar Mungkasa dari Pokja AMPL dan juga dihadiri Alfred Lambertus dari WSP. Dari pertemuan tersebut kemudian disepakati untuk melakukan pertemuan lanjutan di Jakarta (BAPPENAS). Keberhasilan ujicoba kedua itu, telah membuktikan bahwa Sanimas bisa didanai melalui pendanaan bersama antara APBN, APBD, masyarakat serta LSM/Donor. “Di situlah saya ‘ditantang’ Pak Susmono, kalau tidak melatih mereka agar siap bekerja di lapangan rasanya salah beliau masih menjadi Kasubdit Wilayah Tengah, sangat berat. Banyak sekali pengalaman program yang bahwa kalau Sanimas di tujuh kota itu memang bisa kemudian gagal justru ketika di-scale up karena tidak siap berhasil, bagaimana di kota lain? Kemudian jumlah SDM-nya. Tetapi rupanya beliau punya alasan tersendiri. propinsi dan kota/kabupatennya ditambah dua yakni Jawa Beliau bilang bahwa kalau Sanimas cuma dilaksanakan di Tengah dan Yogyakarta, sehingga tahun 2005 dilakukan bawah 10 lokasi itu tidak akan dilirik orang,” kenang Surur di 4 provinsi, yakni Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah dan pahit, yang waktu itu hanya berani berkeluh kesah kepada DIY, sekaligus dilakukan beberapa penyempurnaan untuk Handy B. Legowo, staf Susmono yang juga sejak awal ikut modul implementasinya, termasuk kelembagaan di membidani Sanimas. pemerintah,” kenang Surur. BORDA tentu saja awalnya merasa keberatan dengan Karena lokasi tambahan dinilai berhasil angka 100 lokasi per tahun. Sejak 2003, lokasi Sanimas mengembangkan Sanimas, Departemen PU kemudian tidak lebih dari 10 - 15 per tahunnya. BORDA lantas ingin mengembangkan dalam skala lebih massal dengan menawarkan separuhnya, sekitar 50 lokasi per tahun agar mengusulkan 100 lokasi di tahun 2006 melalui APBN lebih manageable dan chance of success¬-nya lebih tinggi. dengan format program dan pendanaan yang sudah “Tapi Pak Susmono malah bilang, oke kalau Anda cuma dilakukan pada tahun 2005. Apalagi setelah Agus sanggup 50, sisanya biar PU nanti yang garap. Padahal, Wijanarko, Dirjen Cipta Karya kala itu, melihat langsung kan, bukan begitu maksudnya,” lanjut Surur. Sanimas di Kota Pasuruan. Setelah momentum itulah, kata Dari situlah repikasi Sanimas dalam skala masif mulai Surur Wahyudi, Dirjen memberikan lampu hijau untuk dikembangkan pada 2006, kali ini langsung ditangani oleh replikasi Sanimas dalam skala besar. Departemen PU, melalui Direktorat Pengembangan PLP, Susmono, yang waktu itu sudah menjabat sebagai tidak lagi oleh Direktorat Permukiman dan Perumahan, Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan BAPPENAS. Replikasi Sanimas terus berlanjut hingga Permukiman di Departemen PU merencanakan tahun sekarang, termasuk dengan sanitasi dari DAK pada 2010, 2006 Sanimas bisa dilaksanakan di 100 lokasi. yang namanya kemudian menjadi Sanitasi Lingkungan “Saya ingat sekali pada waktu itu ‘dunia persanitasian’ Berbasis Masyarakat/SLBM, tetapi didalamnya tetap ada di Indonesia seperti kebakaran jenggot, banyak pihak Sanimas. pesimis, terus terang termasuk saya sendiri, karena Sekitar akhir 2005 atau awal 2006, ada dorongan SDM tidak bisa disiapkan dalam waktu cepat. Mencari untuk mengganti nama Sanimas menjadi Sanitasi Berbasis fasilitator dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu Masyarakat. “Saya bilang kalau di Jawa banyak yang singkat, apalagi untuk kerja di sektor yang namanya Slamet, katanya karena anak itu sakit-sakitan kotor dan berbau, serta terus, nama anak itu diganti menjadi Slamet, dan anak Testimoni 142
  • 23. BORDA mengenalkan, menginisiasi dan mengkampanyekan hal-hal baru itu sebenarnya juga mengambil alih resiko jika ada kegagalan. “Kalau satu departemen yang mengenalkan hal baru dan ternyata gagal, resikonya besar dan implikasinya juga kompleks. Kalau Pokja yang memulai, kalau pun gagal, paling ya… cuma kami-kami di Pokja ini yang ‘merah mukanya’,” papar Oswar. BORDA sangat mengapresiasi peran Pokja AMPL ini. Saat Jim Woodcock, WSP, tahun 2004 bertanya pada Surur Wahyudi ihwal instansi atau departemen mana yang bisa melaksanakan Sanimas, Surur dengan enteng menjawab: Departemen Pokja AMPL. Tentu saja jawaban itu tidak serius, karena Pokja AMPL jelas bukanlah departemen, tapi jawaban itu setidaknya bisa memberikan gambaran bagaimana apresiasi LSM terhadap inisiatif yang kuat dari Pokja AMPL untuk mengakselerasi program- program sanitasi, terutama Sanimas. satu Kaaauemkan en Tidak mengherankan jika banyak lembaga donor l rt l khususnya LSM internasional yang datang ke Pokja dep genau dan menl bar gagal,r Dalam refleksi Oswar, kerjasama dengan Pokja untuk mengajak bekerjasama dalam bidang AMPL. tersebut sehat wal-afiat dan tidak hayata besa pernah sakit-sakitan lagi. Tetapi tern onya k mungkin membuat lembaga-lembaga donor itu kalau menggunakan logika tadi, resi bisa mendapatkan dua hal sekaligus. Pertama, Sanimas kan tidak sakit, dan harap kerjasama dengan pemerintah dirasa penting karena diingat bahwa Pemda-pemda saat itu biasanya kinerja sebuah program bisa lebih maksimal. sedang menunggu buku Panduan Sanimas. Melalui Pokja AMPL mereka bisa merintis kerjasama Kalau kemudian diberikan buku panduan lain tentu dengan pemerintah. Perlu diingat bahwa Pokja adalah mereka akan bingung. Ibarat minta ikan dikasih tempe, lembaga yang terdiri dari beberapa instansi pemerintah, atau sebaliknya, pasti mereka akan menolak,” kenang Bekerja sama dengan Pokja AMPL akan lebih mudah tanpa Surur. perlu terbelenggu oleh birokrasi pemerintah yang berbelit- Bagi Pokja AMPL sendiri yang sejak 2003 belit. Kedua, luasnya jaringan kerja Pokja AMPL memberi menjadi sponsor utama mewakili pemerintah dalam peluang terjadinya kerjasama yang lebih luas tidak hanya pengembangan Sanimas sama sekali tidak terganggu dengan pemerintah tetapi bahkan dengan LSM dan dengan keterlibatan penuh PU dalam replikasi Sanimas lembaga donor lain.. sejak 2006. “Setelah Sanimas ditangani oleh PU, saya Sanimas sendiri akhirnya bisa dicatat sebagai salah justru merasa lebih percaya diri lagi dengan Pokja AMPL. satu model kerjasama yang cukup baik antara pemerintah Sebab, peran Pokja dengan demikian bisa dianggap dan LSM. Dalam sejarahnya, hubungan antara LSM dan berhasil,” kenang Oswar Mungkasa. pemerintah itu tidak selalu mesra. Surur Wahyudi sendiri Bukan maksud Pokja AMPL untuk menjadi menyadari persoalan itu. Dalam satu kesempatan, saat pelaksana program pembangunan, tapi Pokja AMPL berbicara dengan para Satker Provinsi di Palembang hanya menginisiasi satu program pembangunan yang pada 2006, ia berbicara pentingnya melibatkan LSM sebelumnya tidak ada, seperti misalnya Sanimas dan dalam pengembangan Sanimas. Tanggapan para Satker Community-Led Total Sanitation (CLTS) yang kemudian dari pemerintah rata-rata terkejut, defensif dan negatif. menjadi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) . Selain Mereka beranggapan LSM tidak lebih dari orang-orang menginisiasi program, Pokja juga terlibat dalam kampanye yang hanya tukang demo dan mencari keuntungan dari publik dari program-program baru itu. Jika akhirnya pemerintah. Sanimas diambil alih oleh PU dalam pengembangannya, “Saya katakan pada mereka, jumlah LSM itu sama maka bisa dibilang Pokja AMPL sudah berperan sesuai visi banyaknya dengan isu yang ada di Indonesia. awalnya. Tiap isu pasti ada LSM-nya. Tapi dalam soal “Saya jadi merasa percaya diri dengan Pokja AMPL ini,” sanitasi, saya bisa tunjukkan nama-nama urai Oswar lagi. Oswar menambahkan, peran Pokja dalam LSM yang bagus dan terbukti 143 Testimoni