Konferensi Sanitasi Nasional 2007 membahas kebijakan dan strategi nasional untuk membangun kondisi sanitasi yang lebih baik di Indonesia. Konferensi ini dihadiri oleh pejabat setingkat menteri dan pengambil kebijakan daerah serta bertujuan untuk mempercepat pembangunan sanitasi di Indonesia.
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008
1.
2. Media Informasi Air Minum
dan Penyehatan Lingkungan
Dari Redaksi 1
Suara Anda 2
Diterbitkan oleh:
Kelompok Kerja Air Minum Laporan Utama
dan Penyehatan Lingkungan Konferensi Sanitasi Nasional 2007 3
(Pokja AMPL)
Menyambut Tahun Sanitasi Internasional 2008 7
Penasihat/Pelindung: Momentum TSI 2008 Bagi Pembangunan Sanitasi Indonesia 10
Direktur Jenderal Cipta Karya
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Wawasan
Sampah dan Banjir Korelasi Pengembangan Tata Kota Berdaya
Penanggung Jawab:
Direktur Permukiman dan Perumahan, Dukung Lingkungan 12
BAPPENAS Sanitasi, Kesehatan, dan Penanganan 15
Direktur Penyehatan Lingkungan,
DEPKES Kecil Menanam Dewasa Memanen 17
Direktur Pengembangan Air Minum, AMPL dari Sudut Pandang Islam 20
Dep. Pekerjaan Umum
Direktur Pengembangan Penyehatan Peraturan
Lingkungan Permukiman, Permen Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan
Dep. Pekerjaan Umum
Direktur Bina Sumber Daya Alam dan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 24
Teknologi Tepat Guna, DEPDAGRI Wawancara
Direktur Penataan Ruang dan
Nugie Bicara Sanitasi 26
Lingkungan Hidup, DEPDAGRI
Tamu Kita
Pemimpin Redaksi:
Tri Rismaharini Ciptakan Surabaya Bersih dan Hijau 28
Oswar Mungkasa
Reportase
Dewan Redaksi: Kota Blitar Mengolah Sampah Sampai Tuntas 30
Zaenal Nampira,
Indar Parawansa, Inspirasi
Bambang Purwanto Menciptakan Toilet Umum yang Nyaman 32
Redaktur Pelaksana: Cermin
Maraita Listyasari, Rheidda Pramudhy, Kedai Daur Ulang Nursalam Bertahan di Tengah Kota Jakarta 33
Raymond Marpaung, Bowo Leksono
Seputar Plan 34
Desain/Ilustrasi: Seputar ISSDP 36
Rudi Kosasih
Seputar WASPOLA 39
Produksi: Seputar AMPL 42
Machrudin
Program
Sirkulasi/Distribusi: Metropolitan Sanitation Management and Health Project (MSMHP) 46
Agus Syuhada
Abstraksi
Alamat Redaksi: Pemrosesan Sampah di TPA Sampah Piyungan Melalui Usaha Daur Ulang
Jl. Cianjur No. 4 Menteng, Jakarta Pusat.
Telp./Faks.: (021) 31904113
dan Pengomposan 47
http://www.ampl.or.id Klinik IATPI 48
e-mail: redaksipercik@yahoo.com
Info CD 49
redaksi@ampl.or.id
oswar@bappenas.go.id Info Buku 50
Info Situs 51
Redaksi menerima kiriman
tulisan/artikel dari luar. Isi berkaitan Pustaka AMPL 52
dengan air minum dan penyehatan lingkungan
dan belum pernah dipublikasikan.
Panjang naskah tak dibatasi.
Sertakan identitas diri.
Redaksi berhak mengeditnya. Majalah Percik dapat diakses di situs AMPL: http://www.ampl.or.id
Silahkan kirim ke alamat di atas.
3. DA R I R E DA K S I
D
ipenghujung tahun, di edisi bu-
lan Desember 2007, Percik
tampil dengan mengusung ba-
hasan seputar sanitasi. Hal ini terkait de-
ngan Tahun Sanitasi Internasional 2008,
yang bertujuan untuk membantu mem-
percepat kemajuan sanitasi dengan mem-
beri perhatian khusus. Sanitasi meru-
pakan masalah yang jarang didiskusikan,
terutama karena banyak menyangkut
tinja dan air buangan, sehingga sanitasi
secara luas di Indonesia masih terus
menjadi persoalan penting sebagai suatu
kebutuhan dasar manusia.
Seperti yang dikatakan Meneg
PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta
dalam kesempatan membuka Konferensi
Sanitasi Nasional (KSN) 2007 di Jakarta,
19-21 November 2007 lalu, bahwa banyak
hal yang menjadi penyebab tingginya
jumlah keluarga yang tidak memiliki Menneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto,
fasilitas sanitasi, yaitu kendala internal Menteri Perdagangan Fahmi Idris, Dirjen Cipta Karya Agus Widjanarko dan
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy Supriadi Priatna
seperti pengetahuan, perilaku, dan eko- saat meninjau Pameran Sanitasi Nasional 2007. Foto: Bowo Leksono.
nomi. Sementara kendala eksternal se-
perti kerangka kebijakan, persepsi, gen- yang miskin. nya selama ini sebagai penyanyi dalam
der, dan teknologi. Pada edisi ini, juga dibahas peran memandang sanitasi di masyarakat.
Kendala-kendala ini tampaknya perlu serta pemerintah dalam pembangunan Tak lupa, kami menghadirkan rubrik
segera mendapat perhatian dan tindak sanitasi di Indonesia khususnya sanitasi "Tamu Kita" yang dihiasi wajah seorang
lanjut tidak hanya dari masyarakat, tapi bagi kota besar di Indonesia. Pada gi- Kepala Dinas Kebersihan dan Perta-
juga pengambil kebijakan baik ditingkat lirannya nanti, keberhasilan di kota-kota manan Kota Surabaya, Tri Rismaharini,
pusat maupun daerah. Disamping diper- besar ini sebagai pilot project yang akan yang berhasil membuat ibukota Provinsi
lukan peran serta pihak swasta, LSM, merembet ke wilayah lainnya. Jawa Timur ini tidak hanya bersih namun
serta lembaga dan negara/lembaga Pembahasan mengenai pembangun- juga hijau. Cara dan strategi kepemim-
donor. an sanitasi ini terdapat pada rubrik pro- pinan Risma, perlu menjadi contoh para
Masih menurut Paskah Suzetta, KSN gram berupa proyek investasi dalam sek- pemimpin wilayah di Indonesia.
2007 diselenggarakan bukan semata- tor sanitasi lingkungan (Metropolitan Isu seputar sanitasi ini, baik secara
mata dalam rangka menyongsong tahun Sanitation Management and Health nasional maupun internasional, menjadi
2008 yang telah ditetapkan Sidang Project - MSMHP) dengan pendanaan penting bagi tema utama Percik kali ini.
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dari ADB dan sumber lainnya. Penting karena masih banyak pihak yang
(PBB) pada 4 Desember 2006 sebagai Pada rubrik "Wawancara" mengha- menganggap pembangunan sanitasi dini-
Tahun Sanitasi Internasional (TSI) tapi dirkan Duta Lingkungan dari Kemen- lai tidak strategis dan tidak populis
merupakan kebutuhan bersama dalam terian Lingkungan Hidup Republik In- sehingga perlu rencana-rencana strategis
meningkatkan kualitas dan kuantitas donesia, Nugie, yang sekaligus seorang agar kedepan ada tindak lanjut yang lebih
pelayanan sanitasi bagi seluruh lapisan penyanyi yang selama ini dinilai konsis- kongkrit.
masyarakat. Namun demikian diharap- ten dengan lagu-lagu bertema lingkung- Pada kesempatan ini, seluruh redaksi
kan KSN dapat menjadi momentum awal an. Percik mengucapkan "Selamat Tahun
bagi pelaksanaan rencana aksi TSI. Namun, penyanyi dengan nama Baru 2008", semoga di tahun 2008 men-
Adapun seluruh Rencana aksi TSI lengkap Agustinus Gusti Nugroho ini jadi tahun penyadaran dan penghidupan
dimaksudkan untuk mendorong dialog tidak akan membicarakan lingkungan yang lebih sehat dan lebih baik. Mari,
pada semua tingkatan agar dapat meng- dalam arti yang luas. Ia akan bicara sani- bersama kita membangun sanitasi de-
hasilkan komitmen alokasi sumber daya tasi. Bagaimana adik penyanyi Katon ngan kesadaran dan perilaku yang dimu-
yang lebih besar dari pemerintah dan Bagaskara ini melihat kondisi sanitasi di lai dari diri kita sendiri.
pemimpin politik untuk sanitasi bagi Indonesia dan pengalaman-pengalaman-
Percik
Desember 2007 1
4. S UA R A A N DA
Cara berlangganan Terima kasih kembali Saudari Tuani, 1. Kalau Sulit Dilawan Jadikan Kawan
Kebetulan tidak semua buku yang 2. Kumpulan Regulasi Terkait AMPL
Salam kenal, diinformasikan pada rubrik "Info Buku" 3. Buku saku Regulasi AMPL
Saya mahasiswa FKM UNEJ, saya ter- di Majalah Percik ada di Perpustakaan
tarik dengan isi majalah AMPL yang ada Pokja AMPL. Namun kami bisa mem- Khusus untuk Redaksi Majalah
di ruang baca FKM. Saya ingin tahu bantu dengan memotokopinya, bila Percik, bukankah Percik juga mengelu-
bagaimana cara berlangganan majalah Saudari berkenan. arkan edisi Bahasa Inggris dan Percik
itu? dan apa bisa kalau saya sebagai Yunior? Tapi sayangnya, dalam kiriman
mahasiswa ingin berlangganan majalah kali ini, kami tidak menemukan dua edisi
ini? Mohon kiriman tersebut. Jika memang ada, dapatkah
Dhany Brian kami dikirimi juga?
buku dan majalah Demikian permohonan ini disam-
Saudara Dhany, paikan, atas perhatian dan kerjasama
Salam kenal kembali. Sangat bisa Yth POKJA AMPL & Redaksi Majalah yang baik, kami ucapkan terima kasih.
Anda mendapatkan Majalah Percik, Percik, Salam,
bahkan media informasi lain yang seki- Sehubungan dengan surat dari Siti Wahyuni
ranya Anda butuhkan sehubungan de- Kementerian Perencanaan Pembangunan Administrative Associate - Service
ngan studi Anda. Coba kirim saja ala- Nasional (BAPPENAS) No. 6855/Dt.- Delivery Team
USAID-ESP, Jakarta Indonesia
mat lengkap Anda. 6.3/11/2007 dan 5770/Dt.6.3/10/2007
62 21 7209594 ext 706
Terima kasih perihal Buku Terkait AMPL dan Media
Informasi Air Minum (Majalah Percik), Ibu Siti Yahyuni,
bersama ini kami mengucapkan terima Semua permohonan akan coba kami
Catatan pelanggan kasih atas kiriman buku-buku dan penuhi.
majalah tersebut. Terima kasih kembali.
Redaksi yang terhormat, Namun, dikarenakan buku-buku
Saya ingin dicatat untuk berlang- tersebut sangat berguna dan kami harus
ganan Majalah Percik dengan alamat : mendistribusikannya juga ke kantor-kan- Permintaan kiriman
B. Widyarti, Rumah Organik, Pesona tor ESP di daerah dan juga bagian-bagian
Kayangan blok DL no 5, Jl Margonda ESP terkait (misalnya untuk bagian
majalah
Raya Depok Jawa Barat. Komunikasi), kami mohon dikirimkan
Terima kasih atas perhatiannya. masing-masing lima buah lagi untuk Dengan Hormat,
buku-buku seperti dibawah ini : Salam sejahtera untuk kita semua,
salam, Saya adalah salah satu staf NGO
Rumah Organik internasional, tertarik untuk berlang-
ganan Majalah Percik. Setelah saya
membaca majalah edisi Oktober, memba-
ca salah satu surat dari pembaca setiamu
Cara mendapatkan buku
tentang cara berlangganan Majalah
di rubrik Info Buku Percik. Bila diluluskan permintaan saya
kiranya dapat dialamatkan pada :
Sebelumnya terima kasih atas kiri- DEDY M HURUDJI
man Majalah Percik ke Pusat Studi d/a. Jl. Palma No. 07, Kelurahan
Lingkungan Universitas Surabaya. Saya Wumialo, Kecamatan Kota Tengah, Kota
tertarik dengan buku yang ada di ha- Gorontalo 96128
laman info buku Percik Agustus 2007 Besar harapan saya kiranya permoho-
(Go Green School dan Perjalanan Si nan saya dapat di terima.
Hijau), dimana saya bisa mendapatkan Terima kasih
buku tersebut?
Terima kasih, Salam hangat,
Dedy M. Hurudji
Tuani Lidiawati
Akan kami usahakan,
Terima kasih kembali.
Karikatur: Rudi Kosasih
2 Percik
Desember 2007
5. L A P O R A N U TA M A
Konferensi Sanitasi Nasional 2007
MENELORKAN KEBIJAKAN DAN
STRATEGI NASIONAL
G
ong dimulainya babak baru untuk membangun kondisi
sanitasi yang lebih baik telah dibunyikan. Menandai
dibukanya Konferensi Sanitasi Nasional (KSN) 2007
oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasio-
nal/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional H. Pas-
kah Suzetta, di Balai Kartini Jakarta, Senin (19/11).
Dengan tema "Mobilisasi Sumber Daya untuk Percepatan
Pembangunan Sanitasi", KSN digelar selama tiga hari yang
melibatkan pejabat setingkat menteri, para pengambil kebijakan
tingkat daerah, lembaga-lembaga donor, dan perguruan tinggi.
Selain Menneg PPN/Kepala Bappenas, saat pembukaan
dihadiri pula Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto,
Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Dirjen Cipta Karya Agus
Widjanarko dan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas
Dedy Supriadi Priatna.
Dalam sambutannya Paskah Suzetta memaparkan KSN Menneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Menteri Pekerjaan
2007 diselenggarakan bukan semata-mata dalam rangka me- Umum Djoko Kirmanto, Menteri Perdagangan Fahmi Idris, Dirjen
Cipta Karya Agus Widjanarko dan Deputi Bidang Sarana dan
nyongsong tahun 2008 yang telah ditetapkan Sidang Umum
Prasarana Bappenas Dedy Supriadi Priatna saat pembukaan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 4 Desember 2006 Konferensi Sanitasi Nasional 2007. Foto: Bowo Leksono.
sebagai Tahun Sanitasi Internasional tapi merupakan kebu-
tuhan bersama dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas maupun APBD mengakibatkan terbatasnya alokasi dana untuk
pelayanan sanitasi bagi seluruh lapisan masyarakat. penyelenggaraan prasarana dan sarana sanitasi di sebagian
Menurut Paskah, banyak hal yang menjadi penyebab besar pemerintah kabupaten/kota karena ternyata prioritasnya
tingginya jumlah keluarga yang tidak memiliki fasilitas sanitasi, masih rendah.
yaitu kendala internal seperti pengetahuan, perilaku, dan Djoko melanjutkan, peraturan dan perundang-undangan
ekonomi. "Sementara kendala eksternal seperti kerangka kebi- dibidang sanitasi yang ada sering kali tidak segera dijabarkan
jakan, persepsi, gender, dan teknologi," katanya. menjadi peraturan daerah dan belum tersosialisasikan secara
Paskah menegaskan, kita harus mampu mengatasi persoalan luas kepada masyarakat. "Di sisi lain peraturan dan perundang-
sanitasi yang tidak memadai. "Perlu dilakukan review terhadap undangan ini masih perlu dikembangkan agar penyelenggaraan
kebijakan dan strategi sanitasi yang telah dilakukan selama ini prasarana dan sarana sanitasi tidak tertinggal dari penyeleng-
dan disusun rencana aksi dan kegiatan peningkatan pelayanan garaan prasarana dan sarana permukiman yang lain seperti
sanitasi bagi masyarakat," tuturnya. transportasi, air minum dan lain-lainnya.
Sementara Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto KSN 2007 ini merupakan forum untuk membangun komit-
dalam keynote speech-nya memaparkan penyelenggaraan men bersama yang mempertemukan seluruh pemangku
prasarana dan sarana sanitasi di Indonesia meliputi masalah kepentingan guna menyepakati kebijakan, strategi, dan langkah
kepedulian, peraturan perundang-undangan, kelembagaan, yang sinergis dalam program pengembangan sanitasi.
prioritas pendanaan pembangunan dan kesadaran masyarakat. Dalam kesempatan itu, ditandatangani Deklarasi Sanitasi
"Lembaga-lembaga pemerintah di kabupaten/kota yang oleh para menteri yang terkait pembangunan air minum dan
bertanggung jawab di bidang sanitasi masih tumpang tindih penyehatan lingkungan, para gubernur, para bupati dan waliko-
bahkan ada yang tidak mempunyai lembaga yang bertanggung ta. Seusai membuka KSN, para menteri tersebut berkesempatan
jawab di bidang sanitasi," tuturnya. mengunjungi pameran sanitasi yang digelar di lobi Balai Kartini.
Terbatasnya dana, tambah Djoko Kirmanto, baik dari APBN Bowo Leksono
Percik
Desember 2007 3
6. L A P O R A N U TA M A
KESEPAKATAN BERSAMA
KONFERENSI SANITASI
NASIONAL
Jakarta, 19 November 2007
K
ami menyadari bahwa sanitasi merupakan kebutuhan Millenium Development Goal (MDG) masih sangat besar dan
dasar manusia, yang memiliki arti penting bagi marta- memerlukan dukungan serta kerjasama dan komitmen dari
bat dan kualitas hidup manusia, kegagalan memenuhi seluruh stakeholder pembangunan.
kebutuhan dasar ini akan menambah tingkat kematian balita, Dengan ini kami yang bertanda tangan di bawah ini menya-
mempengaruhi kesejahteraan terutama kaum perempuan dan takan kesepakatan bersama untuk :
anak-anak, memperberat beban keuangan untuk layanan peng- 1. Meningkatkan secara efektif dan berkelanjutan jangkauan
obatan, menurunkan produktivitas dan meningkatkan kemis- dan layanan sanitasi, yang meliputi pembangunan sarana
kinan bahkan bisa membawa kerugian besar pada ekonomi dan prasarana serta manajemen limbah cair, persam-
nasional, serta yang terakhir menurunkan kualitas lingkungan pahan, dan drainase serta menumbuhkembangkan peri-
dan menimbulkan polusi pada sumber air baku. Namun, laku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya perilaku
perkembangan cakupan layanan sanitasi dasar selama lebih dari higiene.
satu dasawarsa, dari tahun 1990 hingga tahun 2004 hanya 2. Bersama-sama para pemangku kepentingan melalui ke-
meningkat dari 45 persen menjadi 67,1 persen. mitraan yang melibatkan lembaga-lembaga di tingkat Pusat
Berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan layanan sani- dan Daerah, Masyarakat, Dunia Usaha, LSM, Media Massa,
tasi telah dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip: Perguruan Tinggi dan Lembaga Keuangan, serta donor
1. Pendekatan yang komprehensif dan inklusif yang memper- untuk melaksanakan langkah-langkah berikut:
timbangkan kebutuhan nyata masyarakat melalui a. Menetapkan sanitasi sebagai sektor prioritas dalam
penyusunan Rencana dan Program Investasi Jangka pembangunan nasional dan daerah,
Menengah (RPIJM) prasarana dan sarana sanitasi dengan b. Menumbuhkembangkan dan mendukung perilaku
pola sharing pendanaan yang proporsional, serta hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya perilaku
mengikutkan peran masyarakat dan dunia usaha secara higiene,
efektif. c. Menumbuhkembangkan penyediaan layanan sanitasi
2. Pendekatan pembangunan secara bertahap dengan priori- oleh Dunia Usaha dan Lembaga Swadaya Masya-
tas awal pada intervensi pada daerah-daerah yang mem- rakat,
punyai resiko besar bagi kesehatan masyarakat. d. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam
3. Optimalisasi alokasi sumber daya yang mencukupi untuk menerapkan standar pelayanan minimal,
menumbuhkembangkan perilaku hidup bersih dan sehat e. Mendukung dan memperkuat jaringan kemitraan yang
pada seluruh lapisan masyarakat. sudah ada untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi
4. Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana sanitasi antarpara pemangku kepentingan.
yang terpadu bagi pelayanan terpusat skala kota dengan Kami mengundang lembaga-lembaga di Pemerintah
penanganan skala lingkungan (komunal maupun indivi- Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Masyarakat, Dunia
dual) yang berbasis masyarakat. Usaha, LSM, Media Massa, Perguruan Tinggi dan Lembaga
5. Pengaturan pembiayaan dan kelembagaan yang berkelan- Donor untuk bekerjasama meningkatkan kinerja pembangunan
jutan untuk operasi dan pemeliharaan prasarana dan sektor sanitasi demi kepentingan semua masyarakat Indonesia.
sarana sanitasi berdasarkan prinsip pemulihan biaya.
Dengan berpegang pada prinsip-prinsip tersebut, telah Penandatangan antara lain:
dilaksanakan berbagai program pembangunan sarana dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
prasarana sanitasi yang telah meningkatkan cakupan layanan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Dalam Negeri, Menteri
sanitasi dasar menjadi 69,34 persen pada tahun 2006. Pekerjaan umum, Menteri Kesehatan, Menteri Perindustrian, Menteri
Negera Lingkungan Hidup.
Meskipun demikian, tantangan untuk mewujudkan target
4 Percik
Desember 2007
7. L A P O R A N U TA M A
KONFERENSI SANITASI NASIONAL 2007
CUCI TANGAN PAKAI
SABUN
S
ejak diluncurkan pada 2006 silam, Pemerintah terus (Dirjen PPPL) Departemen Kesehatan dr. I Nyoman Kandun,
gencar melancarkan kampanye Gerakan Nasional Cuci MPH memaparkan program peningkatan perilaku sehat
Tangan Pakai Sabun (CTPS). Kampanye juga bertujuan masyarakat seperti CTPS memerlukan bimbingan secara
memperoleh dukungan dari berbagai pihak termasuk pihak berkesinambungan melalui strategi pemberdayaan masyarakat
swasta sehingga pelaksanaannya bisa lebih efektif dengan caku- untuk hidup sehat. "Gerakan Nasional Cuci Tangan Pakai Sabun
pan yang lebih luas. merupakan tanggung jawab bersama seluruh komponen dalam
Kampanye ini dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," katanya.
masyarakat melalui peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Departemen Kesehatan memandang perlu adanya Inisiatif
Sehat (PHBS) masyarakat dalam rangka mewujudkan Indonesia KPS-CTPS sebagai suatu model yang efektif sebagai wujud ker-
Sehat 2010, sebagai salah satu program Pembangunan Manusia jasama terpadu dalam menggalakkan dan memperluas kapabi-
Indonesia. litas program ini. Disamping itu, inisiatif ini juga untuk mem-
World Health Organization bantu kesinambungan perha-
(WHO) mencatat penyebab tian terhadap isu kesehatan
kematian terbesar bayi dan pada tingkat masyarakat dan
balita (anak bawah lima tahun) nasional, mengaktifkan par-
di dunia adalah ISPA (infeksi tisipasi pihak swasta, serta
saluran pernapasan atas) dan menggabungkan keahlian dan
diare. Sementara Cuci Tangan sumber daya dari berbagai sek-
Pakai Sabun adalah cara pen- tor/mitra.
ting untuk bisa mencegah Berdasarkan temuan Curtis
penyebaran penyakit menular, dan Cairncross tahun 2003,
beberapa diantaranya diare, flu perilaku cuci tangan pakai
burung, dan tipes. sabun dapat mencegah pelu-
Disamping itu, CTPS juga ang terkena diare 42 sampai 47
bisa melepaskan kuman penye- persen. Penelitian ini menyim-
bab infeksi dengan murah dan pulkan, perilaku CTPS ternya-
mudah, sehingga dianggap ta lebih efektif dalam mence-
sebagai salah satu cara efektif gah diare dibanding hanya
mencegah terjadinya berbagai dengan penyediaan infrastruk-
penyakit. Bagi Indonesia, cuci tangan pakai sabun bisa menu- tur, seperti sarana toilet.
runkan angka kematian bayi dan balita di Indonesia yang saat I Nyoman Kandun menjelaskan untuk meningkatkan peri-
ini tercatat 35/1000 kelahiran hidup untuk bayi 0-12 bulan dan laku CTPS sebagai cara efektif menurunkan insiden diare pada
46/1000 kelahiran hidup untuk anak bawah lima tahun (balita). balita di Indonesia, dilakukan melalui sebuah komunikasi yang
Pada kesempatan Konferensi Sanitasi Nasional (KSN) 2007, terkoordinasi dalam Kemitraan Pemerintah-Swasta untuk Cuci
Pemerintah melalui Departemen Kesehatan kembali Tangan pakai Sabun. "Ini satu hal yang ingin kita capai," tegasnya.
menyuarakan dan mengajak Gerakan Nasional CTPS. Ajakan ini Kandun juga menjelaskan bagaimana kesenjangan dan
berupa peningkatan perilaku sehat masyarakat melalui Inisiatif kelemahan yang terjadi, antara lain program ini bersifat proyek
Kemitraan Pemerintah-Swasta untuk Cuci Tangan Pakai terbatas dan bukan program sustainable, sebagian besar inves-
Sabun/KPS-CTPS (Public-Private Partnership for Handwashing tasi berfokus pada infrastruktur dan sedikit pada perubahan
with Soap). perilaku, serta alokasi sumberdaya yang masih belum memadai.
Juru Bicara Utama Inisiatif KPS-CTPS yang juga Direktur "Disamping itu, keterlibatan pihak swasta belum setinggi yang
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mereka dan kita harapkan," tuturnya. BW
Percik
Desember 2007 5
8. L A P O R A N U TA M A
Konferensi Sanitasi Nasional 2007
PEMBANGUNAN SANITASI
BELUM POPULIS
P
ada hari kedua dan ketiga, Konferensi Sanitasi Nasional
(KSN) 2007 menggelar berbagai diskusi. Dalam sehari,
tiga tema sekaligus diusung secara bersamaan dalam
memeriahkan pesta sanitasi pertama di Indonesia tersebut. Para
peserta konferensi bebas mengikuti tema diskusi yang
diinginkan.
Diharapkan semua peserta dapat memanfaatkan kesem-
patan berdiskusi secara terbuka sehingga konferensi ini tidak
hanya menjadi wacana tetapi dapat diterjemahkan menjadi ren-
cana-rencana strategis di tempat masing-masing agar kedepan
ada tindak lanjut yang lebih kongkrit
Salah satu tema yang menjadi bahan diskusi adalah
"Kampanye Sosial untuk Pengembangan Sanitasi" meng-
hadirkan empat pembicara salah satunya Walikota Blitar Djarot
Syaiful Hidayat.
Menurut Djarot pembangunan sanitasi di Indonesia hanya Menneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta memukul gong tanda
dimulainya rangkaian KSN 2007. Foto: Bowo Leksono.
dilihat sebagai halaman belakang dari kebijakan pembangunan
kita. "Sanitasi dianggap sesuatu yang tak begitu penting karena
tak ada nilai tambah bagi daerah," katanya. Bambang S. Brodjonegoro menjelaskan dimana letak pen-
Djarot melanjutkan, masih banyak pihak yang menganggap tingnya sanitasi. Menurutnya sanitasi di negara maju sudah
pembangunan sanitasi tidak strategis dan tidak populis. menjadi standar layanan publik. "Pemerintah daerah berkewa-
"Berbeda dengan membuat klub-klub sepakbola yang lebih po- jiban memberikan jasa sanitasi pada warganya dengan mene-
pulis atau membangun gedung-gedung tinggi dan jalan-jalan tapkan anggaran sanitasi yang signifikan," tuturnya.
yang halus," ungkapnya.
Acara dilanjutkan kunjungan ke dua lokasi yaitu Kelurahan Harapan KSN 2007
Petojo, Jakarta Pusat tentang keberhasilan warga membangun Setelah melalui berbagai rangkaian kegiatan selama tiga
MCK++, pengelolaan persampahan, dan praktik cuci tangan hari, Konferensi Sanitasi Nasional (KSN) 2007 pun berakhir.
pakai sabun dan kunjungan ke perumahan Lippo Karawaci Berbagai kemungkinan berkaitan pembangunan sanitasi dapat
berkenaan dengan pengelolaan air limbah dan sistem drainase. dilakukan peserta konferensi di daerah masing-masing.
Pada diskusi bertema "Strategi Pendanaan dalam "Kita berharap setelah penyelenggaraan konferensi ini,
Pembangunan Sanitasi" menghadirkan pembicara Wakil benar-benar terjadi mobilisasi sumber daya untuk membangun
Walikota Banjarmasin Alwi Sahlan. Menurutnya, strategi penca- sanitasi dapat segera terwujud," ungkap Deputi Bidang Sarana
paian komitmen politik pembangunan sanitasi dengan dan Prasarana Bappenas Dedy Supriadi Priatna saat menutup
meningkatkan lobi politik terhadap pihak legislatif serta konferensi ini, di Ruang Mawar, Balai Kartini, Jakarta.
mengampanyekan PHBS sekaligus keterlibatan masyarakat Sedianya dipenghujung acara digelar diskusi panel yang
dalam pembangunan sanitasi. menghadirkan pembicara Prof. Emil Salim dan Erna Witoelar.
Komitmen politik dalam pembangunan sanitasi di Kota Namun hingga waktu yang ditentukan, kedua tokoh nasional itu
Banjarmasin antara lain dengan menerbitkan perda tentang pun berhalangan hadir.
sampah, sungai dan gangguan. "Tahun 2007 kota kami meng- Tampaknya, keberhasilan pembangunan sektor sanitasi tak
anggarkan sektor sanitasi sebesar Rp 52 miliar, sementara 2008 hanya menjadi harapan masyarakat tapi juga para pemangku
sebesar Rp 60 miliar," tutur Alwi. jabatan. Dan semoga segera terealisasi agar tujuan dan target
Sementara pembicara lain dari Fakultas Ekonomi UI, pembangunan secara umum tercapai. Bowo Leksono
6 Percik
Desember 2007
9. L A P O R A N U TA M A
Menyambut Tahun Sanitasi
Internasional 2008
Ketika pertama kali mendengar adanya Tahun Sanitasi Internasional 2008,
tentunya reaksi kebanyakan orang adalah ada apa dengan sanitasi? Demikian pentingkah sanitasi
sehingga tahun 2008 perlu diberi label khusus sebagai tahun sanitasi internasional?
Bagaimana cerita sebenarnya akan dijelaskan dalam tulisan ini.
Kondisi Sanitasi Global Didorong oleh kondisi sanitasi yang sedemikian mempri-
Sebanyak lebih dari 1,2 milyar penduduk dunia telah mem- hatinkan ini, kemudian berbagai pihak yang berkepentingan
peroleh akses sanitasi yang memadai dalam 14 tahun terakhir, memandang perlu untuk melakukan langkah bersama untuk
yang berarti cakupan layanan sanitasi global bertambah dari 49 menanganinya. Dibutuhkan komitmen yang lebih besar dari
persen menjadi 59 persen antara 1990 - 2004. Namun, dunia semua pihak baik donor, pemerintah maupun LSM. PBB kemu-
tetap saja masih jauh dari target sanitasi MDGs yaitu mengu- dian mengambil inisiatif mewujudkan terciptanya komitmen
rangi separuh proporsi penduduk tanpa akses sanitasi dasar pa- dan kepedulian yang lebih besar tersebut.
da tahun 2015. Jika kecenderungan ini tidak berubah, diperki-
rakan penduduk tanpa sanitasi dasar pada tahun 2015 akan Sejarah Tahun Sanitasi Internasional
mencapai 2,6 miliar orang atau setara dengan 10 kali penduduk Tahun Sanitasi Internasional ditetapkan oleh Sidang Umum
Indonesia saat ini, dan 980 juta diantaranya balita. Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 20 Desember 2006 ber-
Menurut data badan kesehatan dunia (WHO), sekitar 1,8 dasarkan rekomendasi dari UN Secretary-General's Advisory
juta orang meninggal setiap tahunnya atau sekitar 42.000 orang Board on Water and Sanitation (UNSGAB) untuk membantu
per minggu karena pe- mempercepat kemajuan
nyakit diare di mana pe- sanitasi dengan memberi
nyebab utamanya sani- perhatian khusus. Sanita-
tasi yang tidak memadai si merupakan masalah
dan rendahnya standar yang jarang didiskusikan,
kesehatan. Dari jumlah terutama karena banyak
tersebut mayoritas ke- menyangkut tinja dan air
matian terjadi di Asia buangan.
dan 90 persen korban- Rekomendasi
nya anak-anak berusia di UNSGAB didasari pada
bawah lima tahun atau Hashimoto Action Plan
sekitar 1,5 juta balita. yang diluncurkan oleh
Secara rata-rata terdapat UNSGAB pada World
seorang balita mening- Water Forum ke 4 bulan
gal setiap 20 detik. Maret 2006. UNSGAB
Sementara jumlah sendiri merupakan badan
hari tidak masuk sekolah juga akan meningkat. Diperkirakan independen yang memberi saran pada Sekretariat Jenderal PBB
bahwa fasilitas sanitasi yang memadai akan mengurangi tingkat tentang kebijakan, program dan pengelolaan tindakan global
kematian balita lebih dari 1/3 nya. Jika promosi higinitas mengenai isu air dan sanitasi. Rencana aksi ini dimaksudkan
dilakukan, seperti cuci tangan pakai sabun, tingkat kematian untuk mendorong dialog pada semua tingkatan agar dapat
tersebut dapat dikurangi sekitar 2/3 nya. Sanitasi yang menghasilkan komitmen alokasi sumber daya yang lebih besar
memadai juga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan dari pemerintah dan pemimpin politik untuk sanitasi bagi yang
pembangunan sosial di negara dengan jumlah hari tidak masuk miskin.
kerja dan sekolah karena sakit diare yang tinggi. Anak perem- Menindaklanjuti rekomendasi HAP, sebagai langkah awal
puan banyak yang tidak masuk sekolah pada saat datang bulan adalah menyelenggarakan pertemuan Perencanaan Tahun
karena tidak tersedianya toilet yang bersih dan aman. Sanitasi Internasional pertama kali pada 7 Mei 2007 di kantor
Percik
Desember 2007 7
10. L A P O R A N U TA M A
UNICEF di New York. Wakil dari LSM,
donor, kalangan akademis, bank pem-
bangunan dan 29 pemerintah bertemu
untuk berdialog. Salah satu hasilnya
berupa penetapan sasaran tahun sanitasi
internasional.
Sasaran Tahun Sanitasi Internasio-
nal (TSI)
Sasaran utama TSI adalah mengem-
balikan komunitas global pada jalur yang
sebenarnya untuk mencapai target sani-
tasi MDG. Sanitasi adalah dasar dari
kesehatan, kebanggaan, dan pembangun-
an. Meningkatkan akses sanitasi khusus-
nya bagi penduduk miskin adalah dasar
utama pencapaian semua target MDGs. Foto: Bowo Leksono
Sasaran TSI secara terinci adalah:
1. Meningkatkan kepedulian dan Hashimoto Action Plan (HAP)
komitmen dari beragam pelaku
pada semua tingkatan terhadap HAP, yang diluncurkan oleh UNSGAB, awalnya dinamai Compendium of
pentingnya pencapaian target sani- Actions tetapi kemudian diganti setelah ketua UNSGAB Hashimoto meninggal
tasi MDGs, termasuk kesehatan, pada tahun 2006. Namanya dipergunakan sebagai penghormatan atas komit-
kesetaraan gender, isu ekonomi dan mennya. HAP menjadi hasil yang penting dari World Water Forum IV dan dise-
lingkungan, melalui komunikasi, butkan dalam Laporan dan Deklarasi Tingkat Menteri.
pemantauan data, dan bukti nyata. Dalam HAP diidentifikasi "your action, our action" untuk mendobrak per-
2. Memobilisasi pemerintah (dari cepatan pembangunan air minum dan sanitasi. Your action dilakukan oleh
nasional sampai daerah), lembaga pelaku utama, sementara our action menunjukkan komitmen UNSGAB untuk
keuangan, swasta, dan institusi PBB membantu pelaku utama menyingkirkan kendala dan kebuntuan yang mengha-
melalui kesepakatan kerjasama ten- langi pencapaian target air dan sanitasi yang telah disepakati. UNSGAB memi-
tang bagaimana dan siapa yang akan lih enam tema yaitu keuangan, kemitraan operator air minum, sanitasi, peman-
melakukan langkah yang diperlukan tauan, pengelolaan sumber daya air terpadu, dan air dan bencana.
3. Menjamin komitmen nyata un-
tuk meninjau (review), membangun Sanitasi
dan melaksanakan rencana untuk Didalam HAP, sebagai bagian dari enam tema utama maka sanitasi diberi
mereplikasi program sanitasi dan penjelasan secara khusus. Tanpa perubahan radikal, kita tidak akan mencapai
memperkuat kebijakan sanitasi target sanitasi MDG. Kepedulian dan 'political will' lebih besar, beserta kapasitas
melalui pembagian tanggungjawab lebih baik dibutuhkan. Pada tingkat global, kuncinya adalah advokasi.
yang jelas agar rencana tersebut Organisasi tingkat regional dan sub regional seharusnya menangani kampanye
dapat terlaksana baik di tingkat untuk mendukung penyediaan bantuan dana, pemasaran, dan teknologi. Dekade
nasional maupun internasional. Air untuk Kehidupan (Water for Life Decade (2005-2015)) sebaiknya dipergu-
4. Mendorong 'demand driven', nakan untuk membangun komitmen politik dalam mencapai target sanitasi.
keberlanjutan dan solusi tradi- Untuk mencapai target ini perlu dilakukan:
sional, dan pilihan yang diinforma- a. Penetapan tahun 2008 sebagai Tahun Sanitasi Internasional (International
sikan (informed choices) dengan me- Year of Sanitation).
ngenali pentingnya bekerja dari bawah b. PBB sebaiknya menganugerahkan penghargaan tahunan sanitasi bagi mere-
dengan praktisi dan komunitas. ka yang terlibat dan dipandang berkontribusi signifikan dalam pelayanan
5. Menjamin peningkatan alokasi sanitasi di tingkat lokal.
dana untuk memulai dan memper- c. Konperensi Sanitasi Global PBB sebaiknya diselenggarakan pada akhir
tahankan kemajuan pembangunan Dekade Air untuk Kehidupan untuk mengetahui pencapaian secara global.
sanitasi melalui komitmen anggaran UNSGAB akan mendorong donor, institusi terkait dan pemerintah untuk men-
nasional dan pengembangan alokasi jadikan sanitasi sebagai prioritas utama.
kemitraan.
8 Percik
Desember 2007
11. L A P O R A N U TA M A
6. Mengembangkan dan memperkuat institusi dan
kapasitas manusia melalui pemahaman pada semua SASARAN TSI
tingkatan bahwa kemajuan pencapaian target sanitasi
MDGs melibatkan beragam program baik higinitas, fasili-
1. Meningkatkan kepedulian dan komitmen
tas rumah tangga dan pengolahan air limbah. Mobilisasi
komunitas, pengakuan peran wanita, bersama dengan 2. Memobilisasi pemerintah
pemaduan intervensi perangkat keras dan lunak meru- 3. Menjamin komitmen nyata
pakan hal mendasar.
4. Mendorong 'demand driven', keberlanjutan
7. Memperkuat keberlanjutan dan keefektifan solusi sa-
nitasi yang tersedia, untuk memperkuat dampak kese- dan solusi tradisional
hatan, penerimaan secara budaya dan sosial, kesesuaian 5. Menjamin peningkatan alokasi dana
teknologi dan institusi, dan perlindungan lingkungan dan
6. Mengembangkan dan memperkuat institusi
sumber daya alam.
8. Mempromosikan dan mendokumentasikan hasil dan kapasitas manusia
pembelajaran untuk memperkuat pengetahuan dan con- 7. Memperkuat keberlanjutan
toh sukses sanitasi yang berkontribusi besar pada advokasi
8. Mempromosikan dan mendokumentasikan
dan meningkatkan investasi sektor.
hasil pembelajaran.
Titik Simpul (Focal Point) Pelaksanaan TSI
Dalam deklarasi PBB tentang TSI, disebutkan secara jelas
bahwa titik simpul (focal point) pelaksanaan TSI adalah
Department of Economic and Social Affairs dari Kantor
Sekretariat Jenderal PBB (UNDESA). Tugasnya selain sebagai
titik simpul juga mencakup mengembangkan usulan aktifitas
pada semua tingkatan, termasuk sumber dana yang memung-
kinkan. Dalam melaksanakan tugsnya, UNDESA bekerjasama
dengan pemangku kepentingan termasuk UNICEF, WHO, UN
Habitat, the Water Supply and Sanitation Collaborative
Council (WSSCC), the UN Environment Programme, the UN
Development Programme, UNSGAB, LSM, swasta dan perguru-
an tinggi.
Peluncuran TSI dilaksanakan oleh UNDESA bekerjasama
dengan UN-Water Task Force on Sanitation. Informasi lengkap
tentang TSI dapat diperoleh dari situs www.sanita-
tionyear2008.org atau http://esa.un.org/iys
Kebutuhan Investasi Sanitasi
Secara global dibutuhkan USD 10 miliar atau sekitar Rp. 95
triliun per tahun untuk mencapai target sanitasi MDG tahun
2015. Jumlah investasi yang sama dibutuhkan untuk menyedi-
akan sanitasi bagi seluruh penduduk dunia dalam 1 sampai 2
dekade setelah tahun 2015.
Kebutuhan investasi sanitasi ini hanya mencapai kurang dari
1 persen dari total pengeluaran militer global tahun 2005, atau
sepertiga dari pengeluaran air kemasan penduduk dunia, atau
kira-kira sama dengan pengeluaran penduduk Eropa untuk
pembelian es krim setiap tahun. Sebenarnya jumlah investasi
sanitasi yang dibutuhkan setiap tahun tidak terlihat besar tetapi
dampaknya sangat besar bagi kesejahteraan penduduk dunia.
Foto: Bowo Leksono OM dari berbagai sumber
Percik
Desember 2007 9
12. L A P O R A N U TA M A
MOMENTUM TSI 2008 BAGI PEMBANGUNAN
SANITASI INDONESIA
Tantangan Pembangunan Sanitasi
S
anitasi di dalam konsep pemba-
ngunan, di Indonesia dan di keba-
nyakan negara lain, dimasukkan
dalam kotak pembangunan infrastruktur.
Sayangnya ini ternyata membuat sanitasi
menjadi "anak tiri" dalam kotak itu. Se-
bagai anak tiri, keberadaanya-pun men-
jadi kurang diperhitungkan. Padahal pe-
ngelolaan sanitasi yang buruk bisa meng-
akibatkan kerugian ekonomi hingga 4%
dan kerugian keuangan hingga 2% dari
GDP (Pidato Menteri Bappenas dalam
KSN) yang nilainya bisa mencapai 45 tril-
iun rupiah pertahun. Ironisnya pendu-
lum perbaikan tidak bergerak ke sanitasi.
Lihat saja, dalam kurun waktu 30 tahun
terakhir, investasi pemerintah untuk sa- Foto: Bowo Leksono
nitasi hanya sebesar 200 Rupiah per orang
per tahun, padahal kebutuhannya 47.000 mencatat bahwa investasi 47.000 Rupiah Momentum TSI untuk Indonesia
Rupiah per orang per tahun. Jauh pang- per orang per tahun dapat meningkatkan Sebagai langkah awal dan terpenting
gang dari api. Sementara sekitar 30 produktifitas mencapai 79% dan penghe- dalam menyambut program PBB terse-
persen penduduk Indonesia masih tidak matan biaya sanitasi mencapai 19% (State but, pada tanggal 19-21 Nopember 2007
memiliki akses sanitasi dasar, yang berar- of Sanitation in Indonesia, WSP 2006). dilangsungkan Konperensi Sanitasi yang
ti jauh lebih buruk dari negara tetangga. Jadi, bila kepedulian sanitasi ini ter- dimotori oleh Bappenas bersama dengan
bangun, bukan tidak mungkin indeks pemangku kepentingan baik pemerintah,
Dampak Pembangunan Sanitasi pembangunan manusia (Human Deve- donor, LSM, dan perguruan tinggi. Pada
WHO mengatakan investasi 1 dollar lopment Index, HDI) Indonesia akan kesempatan tersebut, ditandatangani Ke-
(1$) untuk perbaikan sanitasi keuntungan naik. Tidak lagi urutan 41 dari 102 negara sepakatan Bersama diantaranya oleh
ekonominya mencapai 7 dollar (Guy berkembang di tahun 2004, atau 110 dari Menteri Perencanaan Pembangunan Na-
Hutton, WSP-EAP 2007). Study WSP lain 177 (2005), 108 (2006 dan 2007). sional/Kepala Bappenas, Menteri Peker-
jaan Umum, Menteri Kesehatan, Menteri
Perindustrian, Menteri Negara Kependu-
dukan dan Lingkungan Hidup, dan Men-
Mengapa Sanitasi Penting Bagi Indonesia? teri Dalam Negeri, yang pada intinya
1. Sarana sanitasi yang tidak layak dan buruknya perilaku higienis berdampak pada kematian berkomitmen untuk bekerja sama me-
bayi, angka kesakitan dan malnutrisi pada anak yang menjadi ancaman besar bagi potensi ningkatkan kualitas sanitasi. Fokus uta-
sumber daya manusia Indonesia. ma kesepakatan ini adalah pengolahan
Fakta: 'Sekitar 100 ribu anak meninggal setiap tahun akibat diare di Indonesia.
limbah cair, penyediaan air bersih, dan
2. Produktivitas nasional menjadi terhambat. menumbuhkan perilaku hidup sehat atau
Fakta: ' Indonesia kehilangan potensi ekonomi sebesar 2,4 persen dari Produk Domestik Bruto
akibat buruknya sarana sanitasi (ADN, 2002). Berarti setiap rumah tangga menderita kehilang- higienis kepada masyarakat. Selain ke-
an potensi pendapatan sebesar sekitar Rp. 120 ribu per bulan. enam menteri tersebut, kesepakatan juga
3. Laju pertumbuhan ekonomi berpotensi meningkat. ditandatangani oleh 9 gubernur, 11 wali-
Fakta: Studi WHO menunjukkan bahwa investasi sarana sanitasi sebesar USD 1 menghasilkan kota dan 5 bupati. Langkah selanjutnya
tingkat pengembalian ekonomi (economic return) antara USD 8 - USD 21 di negara berkembang
termasuk Indonesia.
adalah bagaimana mewujudkan kesepa-
katan bersama tersebut dalam rencana
Sumber: Diadopsi dari Buklet Program Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi
aksi yang jelas dan terukur.
10 Percik
Desember 2007
13. L A P O R A N U TA M A
Momentun 2008 yang menjadi TSI, patutnya dimanfaatkan daerah, karena disanalah sesungguhnya perbaikan pelayanan
secara baik. Pelaku AMPL mengambil peran untuk mempe- sanitasi dan target MDGs dapat dicapai.
ngaruhi dan sekaligus meningkatkan dukungan pengambil kebi- Tinggal bagaimana semua pihak saling bergandengtangan
jakan di semua tingkatan terhadap pembangunan sanitasi. untuk mewujudkan cita-cita luhur dalam TSI dan Kesepakatan
Peran dunia swasta juga tidak bisa dianggap sebelah mata, Bersama KSN, agar manfaat yang sebesar-besarnya dari per-
melalui CRS (Corporate Social Responsibility)-nya, swasta baikan sanitasi dapat diraih dan sebaliknya kerugian yang
menjadi pemain kunci. Tidak kalah pentingnya adalah ditimbulkannya dapat direduksi. Bila perlu, peringatan World
mengoptimalkan pendanaan. Meningkatnya dukungan pen- Water Day (WWD) pada bulan Maret 2008 yang akan datang
danaan bantuan hibah (grant) pembangunan sanitasi dari luar dapat diisi dengan tema-tema sanitasi dan bahkan dijadikan
negeri harus bisa dimanfaatkan untuk perbaikan pelayanan momentum pencanangan hari sanitasi oleh Presiden Indonesia.
yang berbasis masyarakat, khususnya untuk kaum miskin. Semoga.
Jangan sebaliknya, dijadikan ajang untuk mencari keuntungan. Dormaringan H. Saragih
Gaung kemitraan global, harus terdengar "bunyi" hingga ke Knowledge Management Coordinator WASPOLA
Sanitasi dan MDGs
L
aporan MDGs dunia tahun 2006 men- tertinggal (lihat halaman 7), senasib de- Namun untuk tujuan 7, masih segiempat
gatakan target pembangunan sani- ngan Bangladesh, Laos, Mongolia, PNG, dan segitiga berbalik.
tasi mengalami kemajuan (on Myanmar dan Pakistan. Khusus untuk tujuan Sedikit berbeda dengan laporan
track), khususnya di negara berkembang. 7, posisi Indonesia diberi tanda segiempat nasional MDGs 2007, dirilis bulan
Namun dengan kondisi (masih) separuh kuning untuk sanitasi (kota dan desa) dan Nopember 2007 oleh Bappenas dan UNDP,
penduduk di negara berkembang belum air minum desa, sedangkan air minum yang melihat pencapian MDGs di Indonesia
mendapatkan akses sanitasi yang perkotaan diberi tanda segitiga merah secara optimis (Laporan MDGs Indonesia
memadai, dikhawatirkan target tidak ter- terbalik. Segiempat itu berarti off track- 2007, Bappenas, hal 89-93). Dikatakan
capai (The MDGs Report 2006, halaman slow, yang diperkirakan targetnya akan bahwa sanitasi untuk rumah tangga di
18-19, www.un.org/milleniumgoals). tercapai tetapi setelah tahun 2015, sedang- kota dan di desa, sudah tercapai, namun
Untungnya laporan MDGs dunia 2007 kan segitiga berarti off track-regressing, kualitasnya kurang baik. Targetnya 65%,
mencatat hal yang lebih menjanjikan, mundur atau stagnan. Kondisi tahun 2007, dengan data dasar 1990, dan saat ini
secara global hasilnya sangat positif. Indonesia membaik posisinya diatas rata- sudah tercapai 68%, artinya melebihi tar-
Dalam pidatonya Sekjen PBB, Ban Ki- rata garis capaian untuk Asia Pasifik. get (lihat grafik).
Moon, mengatakan "target MDGs masih
dapat dicapai asalkan kita bisa beker-
jasama, melalui tata pemerintahan yang
baik, peningkatan investasi publik, pengu-
atan kapasitas produksi dan penciptaan
lapangan kerja". Agak bersifat otokritik,
Ki-Moon, yang asal Korea Selatan, melihat
pentingya korelasi pencapaian MDGs de-
ngan penciptaan lapangan kerja, aspek
yang selama ini hanya pada tataran
retorik. Dunia Tidak Memerlukan Janji-
janji Baru (the world wants no new pro-
mises), kata Ki-Moon. Laporan yang dirilis
UN (www.un.org/milleniumgoals) menya-
takan bahwa pencapaian tujuan 7 memer-
lukan upaya yang luar biasa.
Untuk konteks Indonesia, laporan
MDGs Asia Pasifik 2006 yang dirilis ADB,
UNDP dan UNESCAP (www.mdgasiapasif-
ic.org) menempatkannya pada posisi
warna merah (falling behind), artinya
Percik
Desember 2007 11
14. WAWA SA N
SAMPAH DAN BANJIR:
Korelasi Pengembangan Tata Kota Berdaya
Dukung Lingkungan
Oleh: Sandhi Eko Bramono, S.T., MEnvEngSc
B
anjir yang melanda ibukota
Jakarta beberapa waktu terakhir,
relatif memberikan gambaran
mengenai perubahan kualitas lingkung-
an. Curah hujan yang meningkat secara
luar biasa (mencapai 215-340 mm),
diiringi ketidaksiapan infrastruktur yang
memadai, serta daya dukung lingkungan
yang semakin merosot, menjadikan
fenomena alam ini seakan tidak ter-
kendalikan. Bahkan pada saat itu, sekitar
75 persen wilayah Jakarta sebagai ibuko-
ta negara, terendam banjir dengan ke-
tinggian sekitar 30 cm hingga 300 cm di
beberapa lokasi.
Salah satu hal yang selalu muncul
dalam pembicaraan masalah banjir di
Jakarta, adalah adanya tumpukan dan
gunungan sampah yang menyumbat alir-
an sungai-sungai di Jakarta. Seakan su-
ngai-sungai di Jakarta selalu menjadi Kota Jakarta bagian utara (diambil dari atas) merupakan wilayah berpotensi banjir.
"tempat sampah panjang". Perencanaan Foto: Bowo Leksono
sistem penanganan sampah yang
seharusnya menjadi bagian dalam peren- kemampuan alam atau lingkungan untuk da lingkungan, atau melakukan duanya
canaan kota, sudah sepatutnya ditinjau menanggung serta menormalisasi sekaligus. Konsep ini harus dijadikan
ulang. dampak dari beban lingkungan yang dasar dalam pengembangan kota, yang
Volume sampah yang dihasilkan diberikan, baik karena aktifitas alam itu akhirnya dapat meminimasi kerugian
dapat dikendalikan dan bukan menjadi sendiri maupun karena aktifitas manusia. yang ditimbulkan akibat aktifitas alam
nilai mutlak bahwa masyarakat di Daya dukung lingkungan seharusnya atau aktifitas manusia sendiri. Dengan
Jakarta menghasilkan 2-3 liter dijadikan tolok ukur, mengenai kapasitas menggunakan pendekatan ini, diharap-
sampah/orang/hari. Hal ini menjadi suatu kota dalam menerima dampak kan pengembangan kota dapat lebih ter-
pelajaran menarik bagi para perencana positif maupun negatif dari segala aktifi- struktur, terarah, lebih dinamis, bahkan
kota, bahwa aspek daya dukung ling- tas yang terjadi di sana. dapat dikendalikan jika daya dukung
kungan mutlak dijadikan acuan yang pa- Di saat daya dukung lingkungan tidak lingkungan mengalami perubahan yang
ling mendasar dalam penyiapan infra- lagi mampu menahan beban yang diteri- membaik atau memburuk.
struktur perkotaan. manya, maka potensi kerusakan akibat Daya dukung lingkungan dalam
bencana alam akan meningkat. Hal ini pengembangan kota, harus diter-
Peningkatan daya dukung harus disiasati dengan meningkatkan jemahkan sebagai seberapa jauh kota
lingkungan daya dukung lingkungan itu sendiri, harus dikembangkan berdasarkan daya
Daya dukung lingkungan merupakan mengurangi beban yang diberikan kepa- dukung lingkungan yang dimilikinya.
12 Percik
Desember 2007
15. WAWA SA N
Jika daya dukung kota sudah terbatas, maka penambahan daya dukung lingkungan, seperti penggunaan teknologi yang
beban pada lingkungan tidak boleh dipaksakan lagi. Dalam hal dapat mengolah sampah secara cepat dan aman bagi lingkung-
penanganan sampah misalnya, setiap kota harus memiliki an. Aspek sumber daya manusia, sumber dana, manajemen,
ketentuan bahwa jumlah sampah maksimum yang dapat ditan- serta pengorganisasian harus disesuaikan pula dengan perkem-
gani berdasarkan kondisi saat ini (teknologi, sumber daya bangan ini. Dengan penerapan ini, maka daya dukung lingkung-
manusia, sumber dana, manajemen, serta pengorganisasian an kota tersebut dapat ditingkatkan yang berakibat tingkat to-
yang ada saat ini), adalah A m3/hari. leransi kota terhadap penambahan jumlah penduduk juga men-
Jika produksi sampah melebihi batas maksimum tersebut, jadi meningkat. Dampaknya adalah pemerintah daerah dapat
maka sampah tidak dapat tertangani dengan baik. Hal ini dise- lebih toleran untuk meningkatkan jumlah penduduk yang ting-
babkan daya dukung lingkungan yang ada di kota tersebut gal di kota tersebut yang umumnya di Indonesia diakibatkan
untuk menanggung beban sampah tersebut serta kondisi eksis- oleh urbanisasi.
ting yang ada, tidak mampu menanggulangi sampah dengan vo-
lume tersebut. Hal ini berakibat pada penumpukan sampah di Penurunan beban lingkungan
permukiman, tidak terangkutnya sampah, hingga pencemaran Selain meningkatkan daya dukung lingkungan, modifikasi
lingkungan akibat Instalasi Pengolahan Sampah (IPS) yang lainnya adalah menurunkan beban lingkungan. Beban lingkung-
dioperasikan di atas kapasitas operasi. Penumpukan sampah an dapat dikurangi dengan mengurangi jumlah penduduk yang
yang ada di sungai juga disebabkan daya dukung lingkungan tinggal di kota tersebut (sehingga produsen beban lingkungan
yang telah terlampaui, serta tidak didukung kondisi yang menjadi berkurang) atau mengurangi beban lingkungan setiap
mampu menyelesaikan hal tersebut. Ini merupakan potret sebe- orang (sehingga laju penurunan kualitas lingkungan akibat akti-
narnya, sebagai penyebab terjadinya banjir di Jakarta, yaitu fitas tiap orang juga berkurang). Berdasarkan pendekatan ini
sampah yang menumpuk dan menyumbat aliran sungai-sungai maka pemerintah dapat menentukan seberapa banyak sampah
di Jakarta. yang dihasilkan masyarakat.
Untuk menanggulangi hal ini, dapat dilakukan dengan Masyarakat harus diatur untuk dapat meminimasi jumlah
meningkatkan daya dukung lingkungan. Selain itu, dibutuhkan sampah yang dihasilkan atau pemerintah harus mendukung
pula kondisi yang saling mendukung, yaitu teknologi, sumber segala infrastruktur yang mencegah timbulnya sampah dalam
daya manusia, sumber dana, manajemen, serta pengorganisa- jumlah yang berlebih (misalnya dengan kebijakan program daur
sian. Dengan perpaduan hal tersebut, maka daya dukung ulang sampah). Bahkan dengan pendekatan ini, sangatlah
lingkungan dapat ditingkatkan untuk tetap mampu menerima mungkin pemerintah dapat membuat perbandingan laju
beban lingkungan dari aktifitas masyarakat. kenaikan infrastruktur dengan laju timbulan sampah. Berkaitan
Untuk mencapainya, dibutuhkan kerja keras yang luar biasa, dengan ini, istilah "tarikan dan bangkitan" menggambarkan
dimana bukan hanya teknologi yang mampu meningkatkan adanya aktifitas yang timbul akibat adanya aktifitas lainnya
merupakan istilah yang cocok untuk menggambarkannya.
Meskipun jumlah penduduk meningkat, namun jika tim-
bunan sampah dapat dikurangi, maka volume sampah yang
dihasilkan setiap harinya juga berkurang. Pendekatan ini dapat
menimbulkan formulasi baru yang mengarah pada pembatasan
pembangunan prasarana dan sarana yang berpotensi menim-
bulkan sampah. Sebagai permisalan akan muncul angka menge-
tahui bangkitan produksi sampah/m2 kawasan komersial.
Dengan mengetahui angka ini, maka pemerintah daerah dapat
membatasi jumlah mal yang ada di kota tersebut karena dapat
mengetahui bahwa tiap m2 mal akan meningkatkan jumlah
sampah sebanyak B liter/orang/hari.
Misalnya pembangunan kawasan industri dapat dibatasi
karena memiliki suatu koefisien bahwa tiap m2 area industri
akan meningkatkan produksi sampah sebanyak C
liter/orang/hari. Angka-angka ini akan mempertegas keputusan
pemerintah daerah pula, misalnya untuk menentukan jumlah
lahan hijau yang harus dibangun di kota tersebut, jumlah sarana
perparkiran yang harus disediakan, hingga jumlah pompa
pengisian bahan bakar (bensin) maksimum yang boleh diba-
ngun di kota tersebut.
Foto: Bowo Leksono Pendekatan ini akan memudahkan pemerintah daerah
Percik
Desember 2007 13
16. WAWA SA N
mengetahui secara jelas, sampai sejauh
mana kotanya masih harus dibangun,
dan hingga sejauh mana pembangunan
kota harus direm, atau bahkan dihen-
tikan untuk sementara waktu. Dalam kai-
tannya dengan sampah, hal ini men-
jadikan tidak akan ada lagi peningkatan
jumlah sampah yang menumpuk di ping-
gir jalan, dibuang ke sungai yang
akhirnya ikut berpeluang menyebabkan
terjadinya banjir, hingga penolakan
masyarakat sekitar lokasi instalasi pen-
gelolaan sampah (IPS).
Pemerintah daerah dapat mengetahui
secara pasti, besaran-besaran investasi
yang dibutuhkan. Berapa banyak inves-
tasi yang harus diberikan setiap tahunnya
untuk sarana air minum, sarana air lim-
bah, sarana persampahan, sarana jalan, Foto: Bowo Leksono
sarana lokasi komersial, sarana industri,
dan lain - lain. Investasi pemerintah yang lebih layak huni. penolakan masyarakat akan lokasi IPS,
daerah akan menjadi lebih terfokus, Disaat batas ini terlampaui, pemerin- tidak akan terjadi lagi, karena semua
efisien, serta ikut menata kota sesuai tah harus mengerem pembangunan yang prasarana dan sarana infrastruktur telah
keinginan pemerintah daerah secara terjadi untuk menurunkan beban dirancang pada kapasitasnya dan di-
lebih terkendali lingkungan atau memberikan masukan operasikan sesuai kapasitasnya pula.
teknologi baru yang mendukung pening- Banjir yang mengancam Jakarta juga
Kombinasi daya dukung lingkung- katan daya dukung lingkungan di kota diharapkan dapat lebih terkendalikan
an dan beban lingkungan tersebut atau melakukan keduanya. lagi di masa yang akan datang. Seringkali
Peningkatan daya dukung lingkungan Setelah kota dapat mencapai titik keseim- faktor alam sulit dikendalikan, seperti
disertai penurunan beban lingkungan bangan barunya kembali, maka aktifitas intensitas hujan yang sangat tinggi.
dipastikan akan mendorong terciptanya pembangunan perkotaan dapat dihidup- Namun faktor infrastruktur pendukung,
tata kota yang lebih teratur, terkendali, kan kembali. Salah satu upaya mengerem seperti sarana drainase yang memadai,
dan berkelanjutan. Implementasi hal ini laju masuknya pendatang ke suatu kota sarana persampahan yang memadai
akan meningkatkan tingkat kenyamanan adalah dengan peran pemerintah pusat sehingga sampah tidak lagi menjadi
dan keamanan masyarakat untuk tinggal memberikan "tarikan" perputaran ekono- penghuni sungai di Jakarta, dan akan
di kota tersebut. Daya dukung lingkung- mi di kota lain sehingga terjadi "bangki- meminimasi peluang banjir di masa yang
an yang meningkat, disertai penurunan tan" urbanisasi ke kota lain yang akan akan datang.
beban lingkungan, akan menyebabkan memberikan persebaran penduduk di Selain itu, aspek politik-ekonomi-
kota dapat ditinggali lebih banyak pen- kota lainnya. sosial-budaya-pertahanan-keamanan di
duduk. Dengan pendekatan ini dapat terlihat kota tersebut juga dapat lebih dimodel-
Tentu saja hal ini merupakan hal yang perkembangan suatu kota dapat diatur kan dengan lebih akurat sehingga peme-
paling ideal untuk terjadi, dimana kota dengan lebih baik bahkan dapat dikenda- rintah tidak terkaget-kaget lagi dengan
dapat menjadi sangat teratur dalam likan. Pemerintah daerah dapat menge- apa yang terjadi di kotanya sendiri. Dan
perkembangannya. Kota dapat menjadi tahui secara pasti, kapan pembangunan mungkin Jakarta dapat menjadi kota per-
lebih toleran untuk menerima pendatang kotanya harus dibangun dengan tama di dunia yang menerapkan pen-
baru tanpa ditakutkan adanya masalah kecepatan tinggi, diperlambat, atau dekatan ini. Semoga!
air minum yang tidak memadai, air lim- bahkan dibekukan sementara. Gambaran
* Penulis adalah staf Sub Direktorat Kebijakan
bah yang tidak tertangani, sampah yang kebutuhan biaya investasi yang dibu-
dan Strategi, Direktorat Bina Program, Direktorat
tidak terangkut, kemacetan yang parah, tuhkan pemerintah juga dapat dipredik- Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan
atau polusi udara yang mengganggu kese- sikan secara lebih akurat dengan kon- Umum. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa pro-
hatan pernapasan. Kota dapat terus sekuensi alokasi pembiayaan akan men- gram doktoral di Division of Environmental Science
and Engineering, National University of Singapore
dikembangkan sehingga mampu menca- jadi jauh lebih efisien dan efektif. Kasus
(NUS), Singapura. sandhieb@yahoo.com
pai perkembangan kota menuju kota banjir, tidak tersalurkannya air minum,
14 Percik
Desember 2007
17. WAWA SA N
SANITASI, KESEHATAN, DAN
PENANGANAN
Oleh: Imam Muhtarom*
K
emunculan berbagai penyakit seperti muntaber, diare, berbiak yang baik bagi nyamuk. Kadang dengan jumlah yang
malaria, tuberkulosis bahkan malaria dan kusta tidak lebih banyak. Masalahnya, nyamuk akan hidup di mana saja dan
lepas dari kondisi lingkungan itu sendiri. Khususnya di membawa jenis bakteri dan virus yang berakibat menular ke
Indonesia dengan dua musim, kemarau dan penghujan, akan mana-mana. Kerusakan lingkungan dari sanitasi ini masih di-
sangat berisiko jika masalah sanitasi terus-menerus dibiarkan tambah kekurangan tanki septik yang sehat.
begitu saja tanpa ada penanganan yang serius. Pada musim Berdasar data tahun 2000, ada 31 persen rumah tangga
penghujan, tidak tersedianya saluran air yang memadai menim- tanpa fasilitas tanki septik, tanpa akses sanitasi sama sekali
bulkan banyak kubangan air tempat berbiaknya nyamuk. mencapai 26 persen, menggunakan fasilitas publik 19 persen.
Keberadaan nyamuk memungkinkan sekali timbulnya penyakit Sedangkan yang memiliki tanki septik pribadi hanya 23 persen,
malaria yang berpotensi menimbulkan kematian. Apalagi jika dan hanya 1 persen yang memiliki jaringan pipa pembuangan
pengelolaan masalah air yang tidak kunjung selesai semacam yang memenuhi persyaratan. Ini belum ditambah kurangnya
kota Jakarta. Banjir yang selalu menghantui setiap tahunnya kebutuhan sanitasi standar berupa pasokan air, penanganan
berdampak sangat luas pada penghuni kotanya. Banjir ini tidak limbah, drainase, dan penanganan limbah padat (solid waste).
hanya menimbulkan jentik-jentik ini mudah berbiak, tetapi Di Indonesia sendiri sebagaimana dikatakan Direktur
secara langsung warga kota meski yang mengungsi dan ini tentu Pemukiman Perumahan Bappenas Basah Hernowo (Kompas,
menimbulkan berbagai masalah yang lebih parah, mulai dari Agustus 2007), sama sekali tidak memiliki penanganan limbah;
pengungsian dan fasilitas yang semakin tak menjamin kese- truk tinja menguras tanki septik kemudian membuang sem-
hatan. barangan. Kebanyakan tanki septik pun sebagian besar tidak
Juga pada waktu musim kering. Kota sebesar Jakarta tanpa per- memenuhi syarat baku mutu.
siapan di musim kemarau selain kesulitan air bersih, sungai dan Kondisi lingkungan Jakarta dan kota-kota besar lain di
got-got akan dipenuhi sampah dan airnya berubah busuk. Genang- Indonesia menghadapi masalah yang sama. Buruknya tata kelo-
an air di sungai dan got yang di musim hujan menjadi tempat ber- la kota, khususnya sanitasi, dipengaruhi tidak adanya konsep
biaknya jentik-jentik nyamuk, maka di musim kemarau juga tempat yang jelas dan kontinyu dari pihak pemerintah serta perilaku
warga kota itu sendiri yang jauh dari standar hidup bersih dan
sehat.
Akibat Nyata
Di Indonesia, penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih
merupakan penyebab utama kematian. Hal ini tercermin pada
penelitian pada tahun 1995 sebagaimana dilakukan Slamet
Riyadi M.S. mengungkapkan peringkat dan besarnya kontribusi
penyakit-penyakit tersebut terhadap penyebab kematian.
Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menduduki
peringkat kedua dan menyumbangkan 15,7 persen kematian.
Penyakit diare menduduki peringkat ketiga dan menyum-
bangkan 9,6 persen kematian. Tuberkulosis menduduki per-
ingkat keempat dan menyumbangkan sekitar 7,4 persen kema-
tian. Secara total, penyakit berbasis lingkungan menyum-
bangkan sekitar 33 persen atau sepertiga dari total kematian
seluruh kelompok umur.
Sungai yang kotor banyak ditemukan di kota-kota besar Pada kelompok Balita, pola penyebab kematian lebih tinggi
di Indonesia. Foto: Bowo Leksono.
lagi. Peringkat pertama diduduki oleh ISPA yang menyum-
Percik
Desember 2007 15
18. WAWA SA N
bangkan 33 persen kematian. Peringkat kedua diduduki oleh
diare yang menyumbangkan 15,3 persen kematian. Sedang
infeksi parasit menduduki peringkat keempat yang menyum-
bangkan 6,3 persen. Secara total, penyakit-penyakit berbasis
lingkungan menyumbangkan 52,4 persen atau lebih dari sepa-
ruh dari total kematian balita.
Penyakit berbasis lingkungan masih tetap menjadi pola
utama kesakitan (morbiditas) masyarakat Indonesia. Hasil
penelitian 1995 menunjukkan penyakit ISPA, kulit, diare, dan
tuberkulosis menyumbangkan secara kumulatif 44 persen. Pada
kelompok bayi dan balita, penyakit berbasis lingkungan tersebut
menyumbangkan lebih dari 80 persen dari penyakit yang dideri-
ta oleh bayi serta balita Indonesia.
Pencegahan
Perawatan lingkungan sehat bisa diawali dari konsep kon-
vensional dari pencegahan, termasuk dalam upaya pencegahan
primer yang menekankan pencegahan secara dini kejadian
suatu penyakit, ditujukan terutama kepada penghambatan
perkembangbiakan dan penularan serta kontak manusia dengan Penderita Diare yang kebanyakan balita pada KLB Diare
agen, vektor ataupun faktor risiko yang berhubungan dengan di Kabupaten Tangerang tahun 2007. Foto: Bowo Leksono.
penyakit (seperti kuman patogen, vektor, dan polutan).
Misalnya, penyediaan jamban saniter sangat efektif memu- 3. Berdasarkan kebutuhan masyarakat.
tuskan kontaminasi dan perkembangbiakan bakteri penyebab
diare terhadap sumber air atau makanan. Mencuci tangan de- Kesehatan lingkungan yang merupakan salah satu upaya
ngan air bersih dan sabun cukup efektif memutuskan mata pencegahan primer diprioritaskan pada kegiatan kesehatan
rantai infeksi bakteri. Demikian pula klorinasi air minum dapat lingkungan yang murah, yang memberikan dampak kesehatan
mengurangi peremajaan kuman patogen. Ketiga upaya seperti yang besar, serta merupakan komitmen internasional, yaitu
dicontohkan di atas dapat merupakan cara sederhana guna pencapaian universal access. Berdasarkan kajian dan uraian-
mengurangi risiko timbulnya beberapa penyakit rakyat. uraian tersebut di atas, beberapa kegiatan kesehatan lingkungan
Beberapa studi yang dilakukan oleh Esrey dkk (1985-1991) me- yang dapat dimasukkan dalam paket kegiatan program kese-
laporkan bahwa intervensi air bersih dapat menurunkan insiden hatan lingkungan, antara lain:
penyakit diare sekitar 17-27 persen. Sedangkan beberapa studi 1. Pemutusan rantai penularan penyakit berbasis lingkungan;
yang dilakukan Esrey dan Daniel (1990) tentang dampak pe- a. Tersedianya informasi yang murah dan mudah
nyediaan jamban terhadap penurunan prevalensi penyakit diare dimengerti tentang kesehatan lingkungan bagi keluar-
menghasilkan angka yang konsisten, yaitu 22-24 persen. Demikian ga/penderita dengan penyakit berbasis lingkungan di
pula kajian oleh Esrey dkk (1985-1991) tentang intervensi kebia- Puskesmas/Klinik Sanitasi.
saan mencuci tangan dapat menurunkan prevalensi penyakit diare b. Kegiatan out-reach proaktif.
sebesar 33 persen. Jika ketiga upaya tersebut dilakukan bersama- Kunjungan rumah dalam rangka inspeksi sanitasi pada
sama secara intensif, sangat mungkin sebagian besar penyakit keluarga penderita dengan penyakit berbasis lingkung-
diare yang disebabkan oleh mikroba dapat dicegah. an. Pengambil sampel air yang tercemar untuk pemerik-
Pemerintah sebagai pemangku kebijakan mesti mengambil saan laboratorium. Pemberian kaporit pada sumber air
langkah intervensi-intervensi yang mendasar, responsif, progre- yang tercemar.
sif, dan komprehensif, yang terdiri dari upaya-upaya promotif, 2. Pemberdayaan masyarakat agar mampu ikut serta dalam
preventif, kuratif, dan rehabilitatif berkaitan dengan kesehatan kegiatan kesehatan lingkungan.
lingkungan. Namun demikian, konsep yang disodorkan a. Lokakarya mini di Puskesmas maupun di kecamatan
pemerintah seyogyanya tidak meninggalkan masyarakat sebagai dalam rangka membahas masalah kesehatan lingkung-
basisnya. Untuk itu, perlu ditumbuhkan partisipasi masyarakat an/kegiatan Pekan Sanitasi.
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: b. Temu karya di desa dalam rangka penyusunan "Rencana
1. Membangun rasa memiliki sebagai dasar pemberdayaan kerja masyarakat".
masyarakat.
2. Manajemen dan tanggung jawab program diserahkan kepa- *Ahli geologi, tinggal di Jakarta
da masyarakat.
16 Percik
Desember 2007
19. WAWA SA N
"Kecil Menanam Dewasa Memanen"
dan Peran Guru Memotivasi Siswa Sejak Dini
Oleh : *Dewi Utama Faizah
M
enghadapi tantangan abad secara menyeluruh berbagai aspek ekologi, sebagai jalan keluar dari berba-
ke-21 ini pendidikan mesti kehidupan sosial, lingkungan hidup dan gai masalah kemanusiaan yang terjadi
mampu mengubah paradig- ekonomi maka lahirlah gagasan saat ini.
manya dari yang fragmented menjadi Pendidikan untuk Pembangunan yang
pendekatan ekologis yang menempatkan Berkelanjutan (Education for Suistanable KMDM dan peran pendidikan
pendidikan dalam sebuah konteks Development) yang mengaktualisasikan Menurut Hyland (1994) kurikulum
lingkungan yang saling terkait (ecological potensi peserta didik agar mampu yang dibutuhkan untuk kehidupan di
approach). Terjadinya berbagai bencana memecahkan problema kehidupan abad-21 adalah kurikulum yang meng-
kerusakan di lingkungan semesta diaki- terkait isu-isu lingkungan, kemitraan, akomodir nilai-nilai yang ada dan
batkan ulah-ulah tangan, pikir, dan hati respek, dan pemahaman global yang dianut masyarakatnya. Seperti berpikiran
manusia telah menyadarkan kita bahwa berfokus pada tiga pilar yakni ma- terbuka, dapat melihat jauh ke depan
pendidikan mesti mampu mewujudkan syarakat, lingkungan, dan ekonomi. (futuris), demokratis, dan menyediakan
keseimbangan antara kehidupan manu- Sejalan dengan itu muncul lagi isu kesempatan kehidupan di berbagai
sia di alam semesta ini. MDGs (Millenium Development Goals) bidang. Tentu saja, kondisi di atas telah
Memberikan kesadaran kepada para yang secara bersama-sama menanggu- diadopsi ke dalam dokumen resmi yang
siswa akan kehidupan di abad ke-21 yang langi masalah yang dihadapi sebagian bernama Kurikulum yang telah disosial-
diwarnai oleh kehidupan masyarakat besar negara berkembang terkait keku- isasikan pada tahun 2006 lalu.
yang sangat heterogen dan permasalahan rangan pendidikan dan kemiskinan, buta Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
luar biasa terkait lingkungan hidup yang huruf, dan degradasi lingkungan. (KTSP) demikian namanya, telah mem-
semakin tercemar, konflik, peperangan, Pendidikan ternyata telah menjadi berikan kewenangan kepada sekolah
dan kemiskinan merupakan sebuah tumpuan "harapan" setidaknya memberi untuk mengelola proses pembelajaran
kemestian. Salah satu upaya menyikapi kontribusi besar terhadap kesadaran sesuai kondisi wilayah mereka masing-
masing yang mengacu pada upaya men-
didik para siswa menjadi manusia seu-
tuhnya (holistik).
Menjadikan murid-murid yang cerdas
spritual, cerdas akademik, cerdas fisik,
cerdas emosi, cerdas sosial, dan kreatif
merupakan tujuan yang hendak diraih
pendidikan nasional kita. "Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manu-
sia yang beriman dan bertakwa kepada
SD Negeri Raberas Sumbawa Besar terletak
di perbukitan gersang. Berkat tangan dingin
warga sekolah, SD ini menjadi sekolah hijau.
Foto: Dewi Utama Faizah.
Percik
Desember 2007 17
20. WAWA SA N
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab"
(UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003, Bab II
pasal 3).
Kecil Menanam Dewasa Memanen
(KMDM) merupakan program pen-
didikan terkait pendidikan nilai (virtues)
yang mesti dapat diaplikasikan melalui
sistem pendidikan kita. Peran pen-
didikan, sejatinya mampu memperbaiki
berbagai masalah yang ada di
masyarakat. Masalah lingkungan dan
konservasi merupakan masalah luar
biasa karena terkait pendidikan nilai
yang butuh dipraktikkan.
Kita mesti mencari jawaban dari per-
paduan antara "pendekatan sistem dan
pendekatan individu", yaitu bagaimana
KMDM sebagai pendekatan sistem yang Sumbawa garden ala SD Negeri Raberas. Dipenuhi pepohonan, tanaman apotik hidup
dan kolam ikan. Foto: Dewi Utama Faizah.
berfokus pada pendidikan lingkungan
dan konservasi dapat diintegrasikan ke
dalam semua aspek pembelajaran di Artinya sejauh mana kurikulum mampu ting dalam proses pembelajaran, yakni
sekolah. Jangan jadikan program KMDM memberi dampak kebajikan pada diri berpikir, merasa dan berbuat, yang sela-
sebagai program tempelan yang anak dan lingkungannya (beyond cur- ma ini dikenal tiga ranah taxonomy
terkadang tak kuat menahan fenomena riculum) itulah rupa tonggak keberhasi- bloom (kognitif, afektif dan psikomotor).
sosial yang mendorong dahsyat bagaikan lan pendidikan itu sendiri. Berpikir artinya apa yang kita pelajari,
air bah. Bronfenbrenner mengatakan, merasa artinya apresiasi terhadap apa
perkembangan anak dipengaruhi konteks yang dipelajari, sementara berbuat
Peran guru mikrosistem (keluarga, sekolah dan adalah pengalaman berbuat dan tidak
Belajar dari pendidikan di Jepang teman sebaya), konteks mesosistem hanya cukup melalui diskusi tentang apa
yang mengajak semua murid mulai TK (hubungan keluarga dan sekolah, sekolah masalah yang dipelajari.
dan SD mampu bersikap dan berperilaku dengan sebaya, dan sebaya dengan indi- Mengintegrasikan nilai-nilai KMDM
ramah terhadap lingkungan sangat vidu), konteks ekosistem (latar sosial dalam pembelajaran merupakan sebuah
terkait erat dengan local genius yang orang tua dan kebijakan pemerintah), proses pergelutan anak dengan semesta
mereka genggam dalam tradisi sehari- dan konteks makrosistem (pengaruh alam. Dimana anak akan tercelup untuk
hari. Sejak TK, kaki mereka telah dicelup- lingkungan budaya, norma, agama, dan melakukan praktik-praktik nyata dengan
kan ke dalam sepetak sawah yang terda- lingkungan sosial dimana anak dibe- lingkungannya. Konsep pendidikan
pat di sekitar sekolah mereka. Tangan- sarkan. Artinya kegiatan KMDM ini mesti berwawasan lingkungan telah diapli-
tangan kecil mereka berebut menabur dilakukan secara holistik. kasikan dengan baik jauh sebelum
biji-bijian dari dapur ibu mereka. Ada Mampukah kita mendidik dalam kon- Indonesia merdeka. Kearifan lokal yang
padi, aneka kacang, aneka umbi telah teks mikrosistem, mesosistem, dan eko- dianut berbagai suku/etnis yang ada di
mereka tabur semenjak dini. Kaki-kaki sistem? Tentu saja diawali dengan men- Indonesia memberikan kontribusi yang
kecil mereka juga berebut berlari di ping- didik anak-anak sebagai individu yang signifikan dalam membangun pen-
gir sungai menabur benih-benih ikan. saat ini berada di TK dan SD. Bukankah didikan di masa lalu.
"Mori wa umi no koibito" (hutan 10 tahun kemudian mereka akan menjadi Sebutlah filosofi "alam terkembang
adalah kekasihnya laut). Itulah novel bagian dari masyarakatnya dan bangsa? jadi guru" yang dianut masyarakat
non-fiksi yang menjadi bacaan wajib bagi Minangkabau atau sistem pengairan
murid SD. Mereka diajak berpikir secara Konsep KMDM mesti terintegrasi "Subak" di Bali, atau Suku Baduy yang
"metakognitif" untuk dapat menangkap dalam proses pembelajaran bertahan dengan tradisi uniknya dalam
hakikat makna dari kegiatan-kegiatan Istilah integrasi digunakan untuk menjaga kelestarian alam, menyadarkan
yang telah mereka lakukan semenjak TK. menegaskan tiga aspek yang sangat pen- kita bahwa kecerdasan lokal sungguh
18 Percik
Desember 2007