SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 112
Descargar para leer sin conexión
PANDUAN
   KEMENTERIAN                       KEMENTERIAN
PERUMAHAN RAKYAT     PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA                REPUBLIK INDONESIA




 Perencanaan dan Penganggaran
 yang Responsif Gender
 Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
2
                                                                                               TIM PENYUSUN
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                               Konsultan
                                                                                               Yusuf Supiandi
                                                                                               Fransisca Sari

                                                                                               Nara Sumber
                                                                                               Kementerian Perumahan Rakyat
                                                                                               •	 Sekretaris Kementerian
                                                                                               •	 Kepala Biro Perencanaan dan KLN
                                                                                               Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
                                                                                               •	 Hertomo Heroe
                                                                                               •	 Sunarti

                                                                                               Kontributor
                                                                                               Kementerian Perumahan Rakyat
                                                                                               •	 Deputi I
                                                                                               •	 Deputi II
                                                                                               •	 Deputi IV
                                                                                               •	 Deputi V
                                                                                               Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
                                                                                               •	 Zamzam Muchtarom
                                                                                               •	 Endah Prihatiningtiyastuti

                                                                                               Sekretariat
                                                                                               Kementerian Perumahan Rakyat
                                                                                               Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
                                                                                               •	 Sri Lestari
                                                                                               •	 Nani Dwi Wahyuni
                                                                                               •	 Dwi Supriyanto
                                                                                               •	 Bayu Harie Nugroho

                                                                                               Editor
                                                                                               Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi
                                                                                               Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
PANDUAN
   KEMENTERIAN                       KEMENTERIAN
PERUMAHAN RAKYAT     PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA                REPUBLIK INDONESIA
                                                                    3


 Perencanaan dan Penganggaran
 yang Responsif Gender
 Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
SAMBUTAN

                                                                                                                                  SEKRETARIS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT


                                                         4                                                                          Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
                                                                                                                                    limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga Buku Panduan Peren-
          Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                               Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                                             KEMENTERIAN
                                                                                                                                    canaan dan Penganggaran Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan
                                                                                                                                               KEMENTERIAN
                                                                                                          PERUMAHAN RAKYAT     PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
                                                                                                          REPUBLIK INDONESIA        Permukiman dapat tersusun dengan baik, sebagai salah satu wujud akuntabili-
                                                                                                                                            REPUBLIK INDONESIA


                                                                                                                                    tas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan bidang perumahan dan
                                                                                                                                    kawasan permukiman.
P A ND U A N
                                                                                                                                  Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusu-
                                                                                                          Perencanaan dan Penganggaran Nasional, yang merupakan salah satu
                                                                                                                    tamaan Gender Dalam Pembangunan
                                                                                                          yang Responsif pencarian keadilan atas hak azasi manusia tanpa mengotak-ngotakkan
                                                                                                                    upaya Gender
                                                                                                                                  gender (laki-laki dan perempuan), usia, kebiasaan, dan lainnya, maka telah
                                                                                                          Bidang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kementerian/Lembaga untuk melak-
                                                                                                                        menjadi tugas dan tanggung jawab bagi
                                                                                                                                  sanakan berbagai kegiatan yang responsif gender, mulai dari perencanaan,
                                                                                                                                  penyusunan program, penganggaran, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan
                                                                                                                                  pelaporan.


                                                                                                                                  Pengembangan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang di-
                                                                                                                                  tujukan untuk memenuhi kebutuhan perumahan di Indonesia, khususnya bagi
                                                                                                                                  Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), memiliki karakteristk yang cend-
                                                                                                                                  erung netral gender, tanpa membedakan kelompok sasaran pemanfaatnya.
                                                                                                                                  Akan tetapi dalam serangkaian input, proses dan outputnya seringkali ter-
                                                                                                                                  dapat kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya kesenjangan gender.
                                                                                                                                  Salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan gender serta mewujudkan
                                                                                                                                  keadilan dan kesetaraan gender adalah melalui proses perencanaan program
                                                                                                                                  dan penyusunan anggaran yang responsif gender.
Kendala yang dihadapi dalam perencanaan program dan penyusunan ang-         5
garan yang responsif gender di Kementerian Perumahan Rakyat, diakibatkan
oleh karakteristik beberapa jenis infrastruktur bidang perumahan dan ka-
wasan permukiman yang netral gender. Perubahan pola pikir para perencana
program dan anggaran sangatlah diharapkan, sehingga dapat terwujud pem-
bangunan infrastruktur bidang perumahan dan kawasan permukiman yang
responsif gender. Kami berharap panduan ini dapat digunakan sebagai acuan
dalam perencanaan program dan penyusunan anggaran bidang perumahan
dan kawasan permukiman, untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender
dalam akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat.


Kami menyadari bahwa Panduan Perencanaan dan Penganggaran Responsif
Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman ini masih belum sempur-
na, untuk itu kami mengharapkan masukan dan saran dalam rangka perbaikan.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan kontribusi pemikiran sehingga panduan ini dapat
diselesaikan dengan baik.



Jakarta, September 2011
Sekretaris
Kementerian Perumahan Rakyat



Dr. Iskandar Saleh
SAMBUTAN
                                                                                                                     KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
                                                                                                                     DAN PERLINDUNGAN ANAK


                                                         6      Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
                                                                Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional, mengamanatkan semua
           Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                                Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




   KEMENTERIAN                     KEMENTERIAN                  Kementerian/Lembaga termasuk didalamnya Kementerian Perumahan Rakyat
PERUMAHAN RAKYAT   PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA              REPUBLIK INDONESIA
                                                                untuk mengintegrasikan PUG dalam menetapkan kebijakan, menyusun program
                                                                dan kegiatan masing-masing. Mandat tersebut sejalan dengan Peraturan
                                                                Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.02/2010 tentang Petunjuk Penyusunan
                                                                dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L)
                                                                T ahun 2011, yang kemudian diperbaharui dengan PMK No.93/PMK.02/2011.
Perencanaan dan Penganggaran                                    Dalam PMK tersebut disebutkan bahwa setiap Kementerian/Lembaga
yang Responsif Gender                                           yang pernah didampingi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
                                                                Perlindungan Anak, dalam Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran yang
Bidang Perumahan dan Kawasan Responsif Gender (PPRG) wajib mengintegrasikan isu gender kedalam pogram
                                                                  Pemukiman
                                                                dan kegiatan mulai dari perencanaan sampai penganggaran yang dituangkan
                                                                di RKA-K/L nya.
                                                                	
                                                                Kementerian Perumahan Rakyat dalam menindaklanjuti PMK tersebut,
                                                                pada tahun 2011 telah bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan
                                                                Perempuan dan Perlindungan Anak yang didampingi oleh konsultan untuk
                                                                menyusun Pedoman Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender
                                                                Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Diharapkan pedoman tersebut
                                                                dapat digunakan sebagai acuan para komponen perencana dalam menyusun
                                                                                                                     program dan kegiatan yang responsif gender.
Pedoman ini disusun melalui serangkaian Focus Group Discussion, beberapa   7
kali workshop, dan konsultasi ke masing-masing unit kerja eselon I
dilingkungan Kementerian Perumahan Rakyat . Kami menyampaikan ucapan
terimakasih kepada Tim Penyusun, yang terdiri dari pimpinan dan staf
Kementerian Perumahan Rakyat , dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak serta pihak-pihak yang terlibat atas keikhlasannya
telah menyempatkan waktu untuk menyumbangkan pikiran, berdiskusi dan
membahas pedoman ini.


Semoga pedoman ini dapat memberikan manfaat bagi para pemangku
kepentingan dalam menyusun program dan kegiatan yang responsif gender
guna mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender di Kementerian Perumahan
Rakyat.



Jakarta, Agustus 2011
Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender
Bidang Ekonomi




Dr. Ir. Hertomo Heroe, MM
DAFTAR ISI


                                                                                                             2
                                                     8                                                           KATA PENGANTAR
                                                                                                                 Kementerian Perumahan Rakyat
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                                            4    SAMBUTAN
                                                                                                                 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
                                                                                                                 Perlindungan Anak

                                                                                                            8    DAFTAR ISI

                                                                                                            10   DAFTAR Gambar, Diagram, Tabel dan Lampiran

                                                                                                            13   Bab 1	 PENDAHULUAN
                                                                                                            13   	      1.1	 Latar Belakang
                                                                                                            16   	      1.2	 Maksud dan Tujuan Penyusunan Pedoman PPRG
                                                                                                            16   		 1.2.1	Maksud
                                                                                                            16   		 1.2.2	Tujuan
                                                                                                            16   	      1.3	Sasaran
                                                                                                            17   	      1.4	 Ruang Lingkup
                                                                                                            18   	      1.5	 Landasan Hukum
                                                                                                            19   	      1.6	 Hasil Akhir (Output dan Outcome)

                                                                                                            21   Bab 2	 ISU GENDER BIDANG PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
                                                                                                            21   	      2.1	 Pengertian Gender
                                                                                                            23   	      2.2	 Pengarusutamaan Gender (PUG
                                                                                                            25   	      2.3	 Gender dalam Bidang Perumahan dan Permukiman:
                                                                                                            28   	      2.4	Isu Gender di Kementerian Perumahan Rakyat
                                                                                                            28   		 2.4.1	 Isu Kebijakan
                                                                                                            29   		 2.4.2	 Isu Perencanaan
                                                                                                            29   		 2.4.3	 Isu Pembangunan
                                                                                                            29   		 2.4.4	 Isu Monitoring dan Evaluasi

                                                                                                            31   Bab 3	 PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
                                                                                                                        RESPONSIF GENDER BIDANG PERUMAHAN RAKYAT DAN
                                                                                                                        PEMUKIMAN
31   	      3.1	 Proses Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran      9
32   	      3.2	 Penganggaran Berbasis Kinerja
37   	      3.3	 Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender
39   	      3.4	Pengintegrasian Aspek Gender Dalam Perencanaan
                 Program dan Penganggaran

43   Bab 4	 PENYUSUNAN DAN TAHAP-TAHAP PERENCANAAN
            PROGRAM DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER
            DAN IMPLEMENTASINYA DI BIDANG PERUMAHAN
43   	      4.1.	Penyusunan Perencanaan Dan Penganggaran Responsif
                 Gender
43   		 4.1.1	 Penyusunan Rencana Kerja Anggaran
                        Kementerian/Lembaga (RKA K/L)
45     		 4.1.2	 Pemilihan Program/Kegiatan/Output
46   		 4.1.3	 Analisis gender
50   	      4.2	Penyusunan Gender Budget Statement (GBS):

55   Bab 5	 MONITORING DAN EV       ALUASI
55   	      5.1	 Pengertian Monitoring dan Evaluasi
57   	      5.2	 Indikator Keberhasilan dan Data Terpilah
58   	      5.3	 Tahap- tahap Monitoring dan Evaluasi
58   		 5.3.1	 Tahap Persiapan
59   		 5.3.2	 Tahap Monitoring
61   		 5.3.3	 Tahap Evaluasi
61   		 5.3.4	 Tahap Pelaporan

63   Bab 6	 PENUTUP

65   DAFTAR PUSTAKA

66   DAFTAR ISTILAH

70   LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR, DIAGRAM, TABEL, LAMPIRAN



                                   10                                                                          DAFTAR Gambar
                                                                                                         10    Gambar 1.1		 Rumahku dan lingkunganku penuh kekeluargaan
                                                                                                          18   Gambar 1.2		 Aku mimpi rumah Bali masa lalu
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                                         28    Gambar 1.3		 Halamanku yang Indah
                                                                                                         40    Gambar 1.4		 Lingkunganku yang nyaman
                                                                                                          52   Gambar 1.5		 Rumah Impianku, diantara suaka alam
                                                                                                         60    Gambar 1.6		 Lautku Rumahku

                                                                                                               DAFTAR Diagram
                                                                                                          25   Diagram 2.1 	 Transformasi Isu Proses dan Produk Pembangunan
                                                                                                                             Perumahan dan Permukiman dari Layak Teknis ke
                                                                                                                             Layak Teknis & Gender
                                                                                                         29    Diagram 3.1		 Siklus Perencanaan dan Anggaran Nasional
                                                                                                         31    Diagram 3.2		 Proses Perencanaan, Penganggaran dan Evaluasi
                                                                                                                             Terpadu
                                                                                                         33    Diagram 3.3		 Konsep Kerangka Kinerja
                                                                                                         34    Diagram 3.4	 Struktur Anggaran
                                                                                                         39    Diagram 3.5		 Mekanisme Perencanaan & Pelaksanaan Kegiatan
                                                                                                                             responsif Gender
                                                                                                          42   Diagram 4.1	 Langkah-langkah PPRG dalam Penyusunan RKA-K/L
                                                                                                          45   Diagram 4.2 	 Gender Analysis Pathway (GAP)

                                                                                                               DAFTAR Tabel
                                                                                                         49    Tabel 4.1		    Gender Budget Statement
                                                                                                         50    Tabel 4.2		    Format TOR
                                                                                                         51    Tabel 4.3		    TOR 	
                                                                                                         58    Tabel 5.			    Daftar Pertanyaan Pemantauan, Perencanaan
                                                                                                                              Program dan Penganggaran Responsif Gender Unit
                                                                                                                              Eselon
70   DAFTAR Lampiran                                             11
71   Lampiran 1,
     Contoh GAP, GBS dan KAK Sekretariat Kementerian Perumahan
     Rakyat
72   Lampiran 2,
     Contoh GAP, GBS dan KAK Deputi Bidang Pembiayaan
73   Lampiran 3,
     Contoh GAP, GBS dan KAK Deputi Bidang Pengembangan
     Kawasan
74   Lampiran 4,
     Contoh GAP, GBS dan KAK Deputi Bidang Perumahan Formal
75   Lampiran 5,
     Contoh GAP, GBS dan KAK Deputi Bidang Perumahan Swadaya
Gambar 1.1
                                                                                               “Rumahku dan lingkunganku penuh kekeluargaan”
                                                                                                                   Pemenang Nominasi (SMP)
                                                                                                                   Anisha Sefina Priatna (14th)
                                                                                                                                  Tasikmalaya




                                    12
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Bab 1

PENDAHULUAN



                                                                                     13

            Latar Belakang
                                                                                     (1)
   1.1. 	                                                                            Pendahuluan



Perumahan dan kawasan permukiman merupakan hak dasar bagi setiap Warga Negara
Indonesia, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H ayat (1), yaitu bahwa: setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan yang baik
dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan. Selanjutnya dalam pembukaan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
dinyatakan bahwa: “Rumah mempunyai peran strategis dalam pembentukkan watak
dan kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia
berjati diri, madani, dan produktif.


Sebagai hak dasar yang fundamental sifatnya, dan sekaligus menjadi prasyarat bagi
setiap orang untuk bertahan hidup dan menikmati kehidupan yang bermartabat,
damai, aman, dan nyaman, maka penyediaan perumahan dan kawasan permukiman
yang memenuhi prinsip-prinsip layak dan terjangkau bagi semua orang telah menjadi
komitmen global sebagaimana dituangkan dalam Millenium Development Goals
(MDGs). Untuk itu, Pemerintah bertanggungjawab membantu masyarakat agar dapat
bertempat tinggal serta melindungi dan meningkatkan kualitas permukiman serta
                                                                                               lingkungannya.


                                                                                               Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman dalam kenyataan sangat
                                                                                               berpengaruh besar terhadap perekonomian nasional, mengingat seluruh aspek
                                                                                               kehidupan berawal dari rumah yang sehat dan layak huni. Oleh karena itu, kebijakan
                                                                                               pembangunan perumahan dan kawasan permukiman harus senantiasa berdampak
                                  14
                                                                                               penting terhadap perekonomian nasional maupun pada tatanan perekonomian global.
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                               Selain ekonomi, kontribusi pembangunan perumahan dan kawasan permukiman juga
                                                                                               harus dapat dirasakan untuk berbagai kepentingan sosial, budaya, lingkungan dan
                                                                                               lainnya, di antaranya adalah untuk kesetaraan gender.


                                                                                               Pengarusutamaan gender (PUG) sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden
                                                                                               Nomor 9 Tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender (PUG) dalam pembangunan
                                                                                               nasional, menjadi komitmen Kementerian Perumahan Rakyat, yang akan diterapkan
                                                                                               dalam setiap penyusunan kebijakan, perencanaan dan penganggaran, serta
                                                                                               implementasinya melalui program dan kegiatan. Dalam Peraturan Presiden Nomor
                                                                                               5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 diamanatkan bahwa PUG merupakan salah
                                                                                               satu lintas bidang di dalam pembangunan, sehingga konsep kesetaraan gender harus
                                                                                               benar-benar menjadi pegangan dalam setiap tahapan kegiatan pembangunan bidang
                                                                                               perumahan dan kawasan permukiman.


                                                                                               Perencanaan responsif gender telah diamanahkan dalam Instruksi Presiden tersebut
                                                                                               di atas, yang memerintahkan seluruh Kementerian/Lembaga serta Pemerintah Provinsi
                                                                                               dan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan PUG ke dalam siklus manajemen, yakni
                                                                                               perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi atas kebijakan dan program
                                                                                               yang berperspektif gender pada semua aspek pembangunan. Selain itu, Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 telah mengamanatkan bahwa dalam penyusunan
perencanaan perlu didahului dengan melakukan analisis dampak dan analisis gender.
Hal tersebut diperkuat lagi dengan Permenkeu Nomor 105/PMK.02/2008, yang juga
mengamanahkan agar penyusunan RKA-KL Tahun 2009 dilakukan dengan berbasis
kinerja serta didahului oleh analisis dampak dan analisis gender.


Dalam rangka lebih mengoperasionalkan PUG ke dalam berbagai program, kegiatan
                                                                                    15
dan penganggarannya pada masing-masing Kementerian/Lembaga, Menteri Keuangan
telah mengeluarkan Peraturan Nomor 119/PMK.02/2009, dan Nomor 104/                  (1)
                                                                                    Pendahuluan
PMK.02/2010     tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan
dan Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2010 dan 2011,
yang telah diperbaharui dengan PMK Nomor 93/PMK.02/2011. Peraturan Menteri
tersebut memerintahkan Kementerian atau Lembaga Non Kementerian (K/L) untuk
menyusun kegiatan yang responsif gender dalam RKA-K/L yang ditunjukkan dengan
adanya Gender Budget Statement (GBS).


Dalam konteks tersebut di atas, untuk memudahkan para perencana di lingkungan
Kementerian Perumahan Rakyat dalam menyusun perencanaan dan penganggaran
responsif gender maka disusun Panduan Perencanaan dan Penganggaran Responsif
Gender (PPRG) Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).
1.2 	   Maksud dan Tujuan Panduan PPRG Bidang PKP
                                                                                               	

                                                                                               1.2.1 Maksud
                                                                                               Panduan PPRG Bidang PKP merupakan acuan bagi para perencana, pelaksana serta
                                                                                               penentu kebijakan di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat, dalam menyusun
                                                                                               perencanaan dan penganggaran yang efisien, efektif, dan berkeadilan bagi perempuan,

                                16                                                             laki-laki, lansia dan anak serta orang dengan kebutuhan khusus (difable).
                                                                                               1.2.2 Tujuan
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                               Panduan PPRG Bidang PKP ini bertujuan untuk:
                                                                                               1.	 Menyamakan persepsi para penentu kebijakan dalam penyusunan perencanaan
                                                                                                   dan penganggaran yang responsif gender;
                                                                                               2.	 Memberikan pengarahan tentang tata cara pengintegrasian isu gender kedalam
                                                                                                   sistem perencanaan dan penganggaran di lingkungan Kementerian Perumahan
                                                                                                   Rakyat;
                                                                                               3.	 Memberikan arahan dalam penyusunan perencanaan program melalui pendekatan
                                                                                                   Gender Anaysis Pathway (GAP) dan penyusunan Anggaran Responsif Gender
                                                                                                   (ARG) melalui pendekatan Gender Budget Statement (GBS).
                                                                                               4.	 Mendorong akuntabilitas pemerintah dalam menjalankan komitmennya untuk
                                                                                                   mewujudkan kesetaraan gender di bidang perumahan dan kawasan permukiman.




                                                                                                   1.3 	   Sasaran

                                                                                               Sasaran pengguna Panduan PPRG Bidang PKP adalah para perencana program dan

                                                                                               penganggaran di Lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat yaitu unit organisasi yang
                                                                                               mempunyai tugas dan fungsi penyusunan perencanaan dan penganggaran kegiatan di
                                                                                               seluruh jajaran Eselon 1.
Sedangkan sasaran yang diharapkan dari penerapan PPRG ini adalah:
1.	 Tersusunnya perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan yang responsif
   gender di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat.
2.	 Diterapkannya ARG dalam program dan kegiatan dengan melampirkan GBS dan
   KAK yang responsif gender;
3.	 Meningkatnya perspektif gender dalam pelaksanaan program dan kegiatan di
   lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat.
                                                                                   17

                                                                                   (1)
                                                                                   Pendahuluan
   1.4 	   Ruang Lingkup

Ruang lingkup panduan ini adalah upaya-upaya terkait dengan pengintegrasian isu
gender mulai dari perencanaan dan penganggaran sampai penyusunan Gender Budget
Statement (GBS) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL.
Ruang Lingkup panduan secara rinci meliputi:
1.	 Perencanaan dan penganggaran yang responsif gender di bidang perumahan dan
   kawasan permukiman;
2.	 Isu gender dan data dukung gender (GBS dan KAK) bidang perumahan dan kawasan
   permukiman;
3.	 Langkah-langkah perencanaan dan penganggaran yang responsif gender bidang
   perumahan dan kawasan permukiman;
4.	 Monitoring dan evaluasi perencanaan dan penganggaran responsif gender bidang
   perumahan dan kawasan permukiman.
1.5 	   Landasan Hukum

                                                                                               Panduan PPRG Bidang PKP ini disusun berlandaskan pada peraturan perundangan:
                                                                                               1.	 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi PBB tentang
                                                                                                  Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW):
                                                                                               2.	 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

                                    18                                                            Nasional, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
                                                                                                  Permukiman;
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                               3.	 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja
                                                                                                  Pemerintah (RKP)
                                                                                               4.	 Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Cara Pengendalian dan
                                                                                                  Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
                                                                                               5.	 Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja
                                                                                                  Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
                                                                                               6.	 Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
                                                                                                  Mengengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
                                                                                               7.	 Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
                                                                                                  Pembangunan Nasional;
                                                                                               8.	 Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
                                                                                                  Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan tentang Pedoman
                                                                                                  Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Nomor 0142/M.PPN/06/2009-SE 1848/
                                                                                                  MK/2009 tertanggal 19 Juni 2009;
                                                                                               9.	 Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penyu-
                                                                                                  sunan dan Penelaahan RKA-KL.
1.6 	   Hasil Akhir

Keluaran dan manfaat Panduan PPRG Bidang PKP adalah sebagai berikut:
1.	 Keluaran: tersusunnya dokumen perencanaan dan penganggaran yang responsif
   gender.
2.	 Manfaat:   diterapkannya   program/kegiatan   yang   responsif     gender,   serta
   meningkatnya pemahaman dan persamaan persepsi dalam pengintegrasian gender            19
   di bidang perumahan dan kawasan permukiman.
                                                                                         (1)
                                                                                         Pendahuluan
Gambar 1.2
                                                                                               “Aku mimpi rumah Bali masa lalu”
                                                                                                                  Juara III (SD)
                                                                                                  I Gede Dalem Erlangga (13th)
                                                                                                                   Gianyar-Bali




        20
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Bab 2

ISU GENDER BIDANG PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN


                                                                                       21

	   2.1 		   Pengertian Gender                                                         (2)
                                                                                       Isu Gender Bidang
                                                                                       Perumahan
                                                                                       Dan Kawasan
Pengertian gender sama sekali berbeda dengan pengertian jenis kelamin, yang lazim      Permukiman

dibedakan atas perempuan dan laki-laki. Gender tercipta melalui proses sosial
budaya yang panjang dalam satu lingkup masyarakat tertentu, dan mempunyai
pengertian sebagai, “Pembedaan peran, kedudukan, tanggung jawab dan pembagian
kerja antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan
sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat,
kepercayaan atau kebiasaan masyarakat”. Pembedaan gender dimulai dari rumah
tangga, sebagai contoh, sejak dini anak laki-laki dikonstruksikan harus kuat, keras,
dan tegas, sedangkan anak perempuan harus halus, tenang, dan lembut. Ketika di
sekolah, pelajaran yang menjadi ranah perempuan ditetapkan misalnya menjahit dan
memasak, sedangkan bagi laki-laki antara lain pertukangan dan elektronika. Demikian
pula, media dan masyarakat makin menegaskan peran tersebut. Sebagai contoh,
dalam media masa, perempuan ideal selalu dikonstruksikan sebagai seseorang yang
melayani, lemah lembut dan selalu mengalah, sedangkan laki-laki adalah seseorang
yang kuat dan dominan.


Dengan konstruksi sifat seperti tersebut di atas, maka laki-laki umumnya ditempatkan
sebagai pemegang pekerjaan produktif, yang dinilai menghasilkan, dan dipandang
mempunyai kedudukan lebih dominan. Sedangkan. perempuan ditempatkan sebagai
                                                                                               pemegang peran pekerjaan domestik, yang dinilai tidak menghasilkan, dan karena itu
                                                                                               berkedudukan sub-ordinat. Padahal pekerjaan domestik diperlukan untuk memelihara
                                                                                               dan menjaga agar pelaku pekerja produktif, yaitu kaum laki-laki, tetap mampu
                                                                                               melakukan pekerjaan produktifnya. Perempuan pun seringkali harus berperan ganda,
                                                                                               sebagai pekerja produktif sambil tetap memegang pekerjaan domestiknya.

         22
                                                                                               Penetapan kebutuhan ruang dalam pembangunan perumahan dan kawasan
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                               permukiman, selama ini umumnya diturunkan dari kebutuhan laki-laki sebagai pekerja
                                                                                               produktif, dan mengabaikan adanya perbedaan kebutuhan spesifik perempuan,
                                                                                               karena sifat dan pekerjaannya yang tidak sama dengan laki-laki. Perumahan misalnya,
                                                                                               dipandang sebagai tempat istirahat, yang merefleksikan kebutuhan laki-laki yang
                                                                                               perlu istirahat setelah melakukan pekerjaan produktif di tempat lain. Padahal bagi
                                                                                               perempuan, perumahan tidak hanya merupakan tempat istirahat, melainkan juga
                                                                                               merupakan    tempat bekerja. Sedangkan di tempat kerja, tidak disediakan ruang
                                                                                               untuk kebutuhan khusus perempuan yang berperan ganda, sebagai pekerja dan
                                                                                               juga sebagai seorang ibu yang tetap harus dapat mengasuh dan mengawasi anak-
                                                                                               anaknya, khususnya yang berusia balita. Ini berarti bahwa permukiman selama ini
                                                                                               direncanakan dan dirancang sesuai dengan karakter pekerjaan laki-laki yang mengenal
                                                                                               pemisahan ruang dan waktu. Perempuan, baik yang berperan ganda maupun yang
                                                                                               hanya memegang pekerjaan domestik saja, tidak sepenuhnya memerlukan pemisahan
                                                                                               ruang dan waktu. Pekerjaan domestik, seperti misalnya memasak, mengasuh anak dan
                                                                                               mencuci piring, seringkali harus dilakukan pada saat bersamaan, yang berarti bahwa
                                                                                               pekerjaan domestik cenderung kurang memerlukan pemisahan ruang.


                                                                                               Peran, fungsi, tanggung jawab, dan perilaku dalam relasi gender merupakan bentukan
                                                                                               masyarakat yang sesungguhnya dapat dipertukarkan antara perempuan dan laki-
laki. Peran gender dapat berbeda antar daerah, dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman, sedangkan perbedaan jenis kelamin adalah perbedaan biologis,
merupakan kodrat yang menetap tidak dapat berubah sepanjang zaman.


Perbedaan gender tidak akan menjadi permasalahan sepanjang tidak menimbulkan
kesenjangan, ketidak-adilan atau diskriminasi pada perempuan atau laki-laki. Akan
tetapi kenyataannya, pembedaan tersebut seringkali menimbulkan permasalahan.
                                                                                     23
Dengan perbedaan gender dapat terjadi marginalisasi, sub-ordinasi, stereo-type dan
bahkan terjadi adanya kekerasan dan beban ganda yang sering dialami oleh perempuan   (2)
                                                                                     Isu Gender Bidang
di sektor publik.                                                                    Perumahan
                                                                                     Dan Kawasan
                                                                                     Permukiman

Adanya peminggiran terhadap perempuan atau laki-laki dalam pembangunan
mengakibatkan kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat bagi perempuan
dan laki-laki, termasuk difable, dalam mendapatkan peluang atau kesempatan yang
adil dalam proses pembangunan.




	   2.2 		     Pengarusutamaan Gender (PUG)

Pengarusutamaan gender adalah strategi dalam mengintegrasikan berbagai
pengalaman, aspirasi laki-laki dan perempuan ke dalam kebijakan dan program
pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan
evaluasi. Pengarusutamaan gender bertujuan untuk terselenggaranya perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan
nasional yang berperspektif gender, dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan
keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Pengarusutamaan gender dilaksanakan melalui:
                                                                                               1.	 Analisis gender yaitu cara mengidentifikasi dan memahami ada atau tidak adanya
                                                                                                   dan sebab – sebab terjadinya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender, termasuk
                                                                                                   pemecahan permasalahannya,
                                                                                               2.	 Upaya komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang pengarusutamaan gender
                                                                                                   pada instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah.

       24
                                                                                               Ketidakadilan gender dalam pembangunan dapat terjadi karena tidak samanya akses
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                               dan kontrol terhadap sumberdaya pembangunan, Partisipasi terhadap pengambilan
                                                                                               keputusan dan kegiatan, dan manfaat kebijakan serta program pembangunan bagi
                                                                                               perempuan dan laki-laki, termasuk difable. Melalui Pengarusutamaan Gender dapat
                                                                                               dihasilkan kebijakan dan program pembangunan yang responsif gender, yang dapat
                                                                                               membuka peluang sama bagi laki-laki dan perempuan serta difable dalam beroleh
                                                                                               akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat pembangunan.


                                                                                               PUG sebagai suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender, harus
                                                                                               dapat membuktikan bahwa aspek gender benar-benar tercermin dan terpadu dalam
                                                                                               empat fungsi utama manajemen program setiap instansi, lembaga maupun organisasi,
                                                                                               yaitu :
                                                                                               a. 	 Perencanaan: menyusun pernyataan atau tujuan yang jelas bagi perempuan dan
                                                                                                   laki-laki.
                                                                                               b.	 Pelaksanaan: memastikan bahwa strategi yang dijelaskan mempunyai dampak
                                                                                                   pada perempuan dan laki-laki.
                                                                                               c. 	Pemantauan: mengukur kemajuan dalam pelaksanaan program dalam hal
                                                                                                   partisipasi dan manfaat bagi perempuan dan laki-laki.
                                                                                               d. 	 Penilaian (evaluasi): memastikan bahwa status perempuan maupun laki-laki sudah
                                                                                                   menjadi lebih setara/seimbang sebagai hasil prakarsa tersebut.
Sedangkan tujuan Pengarusutamaan Gender (PUG) secara umum sebagaimana
tercantum dalam panduan pelaksanaan Impres Nomor 9 tahun 2000, tujuan PUG
adalah:
a. 	 Membentuk mekanisme untuk formulasi kebijakan dan program yang responsif
    gender.
b. 	Memberikan perhatian khusus pada kelompok-kelompok yang mengalami
    marjinalisasi, sebagai dampak dari bias gender.
                                                                                      25
c. 	 Meningkatkan pemahaman dan kesadaran semua pihak baik pemerintah maupun
    non pemerintah sehingga mau melakukan tindakan yang sensitif gender di bidang     (2)
                                                                                      Isu Gender Bidang
    masing-masing.                                                                    Perumahan
                                                                                      Dan Kawasan
                                                                                      Permukiman



	   2.3 		   Gender dalam Bidang Perumahan dan Kawasan
             Permukiman

Isu secara umum dapat diartikan sebagai berbagai hal, perhatian, pertanyaan, topik,
proposisi atau situasi yang perlu direspon oleh suatu tindakan. Dalam kaitannya
dengan bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, maka isu berarti berbagai hal,
situasi atau masalah yang perlu direspon oleh suatu kebijakan, program dan berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah, agar apa yang menjadi tanggungjawab
negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman terlaksana.


Sedangkan dalam Gender Analysis Pathway, isu gender dijabarkan sebagai adanya
kesenjangan dalam faktor Akses, Partisipasi, Kontrol dan Manfaat (APKM). Dengan
demikian, isu gender merupakan permasalahan atau situasi yang diakibatkan oleh
adanya kesenjangan atau ketimpangan gender dalam akses, partisipasi, kontrol dan
manfaat pembangunan, dalam hal ini adalah pembangunan perumahan dan kawasan
                                                                                               permukiman, yang berimplikasi munculnya diskriminasi terhadap salah satu pihak,
                                                                                               perempuan atau laki-laki. Padahal keadilan dan pemerataan adalah salah satu
                                                                                               azas penyelenggaraan perumahan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
                                                                                               Perumahan dan Kawasan Permukiman Nomor 1 Tahun 2011, Bab 2, pasal 2.


                                                                                               Kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam akses dan kontrol terhadap
         26
                                                                                               sumberdaya    pembangunan,    partisipasi   dalam   pengambilan   keputusan   dan
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                               pelaksanaan kegiatan, serta manfaat hasil pembangunan perumahan dan kawasan
                                                                                               permukiman, dapat terjadi pada proses dan produk perumahan dan kawasan
                                                                                               permukiman, yang mencakup kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan
                                                                                               pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan
                                                                                               sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu. Tetapi,
                                                                                               tidak sepenuhnya kegiatan yang tersebut dalam ketentuan umum, pasal 1 Undang-
                                                                                               Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman nomor 1 tahun 2011 itu, merupakan
                                                                                               kewenangan Kementerian Perumahan Rakyat. Ini mengisyaratkan pentingnya
                                                                                               koordinasi di antara K/ L penyelenggara perumahan dan kawasan permukiman, dalam
                                                                                               menciptakan perumahan dan kawasan permukiman yang responsif gender.


                                                                                               Dengan proses dan produk pembangunan perumahan dan permukiman yang responsif
                                                                                               gender, maka kelayakan huni dan keterjangkauan tidak hanya layak menurut
                                                                                               kebutuhan teknis dan ekonomis semata-mata, melainkan juga harus layak gender.
                                                                                               Untuk menemu-kenali isu gender, terlebih dahulu harus tersedia data terpilah, yang
                                                                                               menunjukkan masih adanya ketimpangan gender dalam proses dan produk kebijakan,
                                                                                               program, kegiatan yang akan direncanakan.
Transformasi isu proses dan produk pembangunan perumahan
                         dan permukiman, dari layak teknis ke layak teknis dan gender
                                                                                                       Diagram 1.1

                                       proses                       produk:                            Siklus Perencanaan dan
                                    layak teknis                  layak huni                           Anggaran Nasional
                                    administratif                 terjangkau
                                    & responsif                     & layak
                                       gender                       gender

                         isu terpilah               isu gender              isu terpilah


                                                                    produk:
                                       proses:
                                                                  layak huni
                                       layak
                                                                 & terjangkau:                                                  27
                                      teknis &
                                                                    teknis,
                                    administratif
                                                                   ekonomis                                                     (2)
                                                                                                                                Isu Gender Bidang
                                                                                                                                Perumahan
                                                                                                                                Dan Kawasan
                                                                                                                                Permukiman

Isu-isu gender dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman secara umum
dapat diintegrasikan, antara lain melalui:
1.	 Kebijakan dan program yang dapat mengatasi berbagai permasalahan perumahan
   dan kawasan permukiman, baik sebagai lingkungan fisik maupun sebagai
   pengorganisasian, yang menghasilkan proses maupun produk kebijakan serta
   program yang responsif gender;
2.	 Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang dapat memandu pengguna
   dan pemakainya menghasilkan kegiatan dan atau produk perumahan dan kawasan
   permukiman lainnya yang responsif gender;
3.	 Peningkatan penyebaran dan penguasaan informasi mengenai isu gender dalam
   bidang perumahan dan kawasan permukiman melalui sosialisasi,                            pelatihan
   dan pendidikan informal lainnya, serta dalam pendidikan formal dalam subjek
   pengetahuan terkait, seperti untuk perencana dan perancang perumahan
   dan kawasan permukiman, juga para pengambil keputusan terkait di kalangan
   pemerintahan pusat dan daerah, dan stakeholders lainnya, termasuk masyarakat
   pengguna perumahan dan kawasan permukiman;
4.	 Skema-skema pembiayaan/pendanaan pengembangan perumahan dan peningkatan
                                                                                                  kualitas lingkungan perumahan dan kawasan permukiman yang responsif gender;
                                                                                               5.	 Peningkatan partisipasi perempuan dan laki-laki dari segala usia dan yang
                                                                                                  berkebutuhan khusus, dalam desain proyek, implementasi, monitoring dan
                                                                                                  evaluasi, agar manfaat pembangunan lebih bersifat responsif gender.



         28
                                                                                               	2.4 	     Isu Gender di Kementerian Perumahan Rakyat
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                               Dalam bagian ini akan diangkat beberapa contoh isu-isu gender di lingkungan
                                                                                               Kementerian Perumahan Rakyat, sesuai dengan kegiatan yang menjadi tugas pokok
                                                                                               dan fungsi Kementerian, yang mencakup kebijakan, perencanaan dan perancangan,
                                                                                               pembangunan dan pemeliharaan, serta monitoring dan evaluasi


                                                                                               2.4.1 	 Isu Kebijakan
                                                                                               1. 	Terbatasnya pemahaman pengambil keputusan, baik secara pola pikir dan
                                                                                                  atau kapasitas, dalam merumuskan kebijakan bidang perumahan dan kawasan
                                                                                                  permukiman yang berkeadilan bagi laki-laki, perempuan, anak-anak, lansia, dan
                                                                                                  disable.
                                                                                               2.	 Masih terdapatnya kesenjangan pemahaman di antara pembuat dan pelaksana
                                                                                                  kebijakan K/L dan Non-Pemerintah terkait pembiayaan perumahan terhadap peran
                                                                                                  perempuan sebagai pengelola keuangan rumah tangga.
                                                                                               3. 	 Kriteria dan spesifikasi prasarana, sarana dan utilitas yang ada di perumahan dan
                                                                                                  kawasan permukiman belum mengakomodasi penggunaan oleh kaum perempuan
                                                                                                  dan disable.
                                                                                               4. 	Adanya kesenjangan laki-laki dan perempuan di dalam mengakses informasi
                                                                                                  kebijakan dan program perumahan.
2.4.2 	 Isu Perencanaan
1.	 Belum tersedianya data dan informasi yang terpilah menurut gender dalam
   penyusunan program.
2.	 Kurangnya pemahaman aspek gender dalam proses penyusunan Norma, Standar,
   Prosedur dan Kriteria (NSPK) pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.
3.	 Perencanaan dan perancangan perumahan dan kawasan permukiman belum secara
   memadai memperhatikan kebutuhan gender.
                                                                                  29
4.	 Dokumen perencanaan bidang perumahan dan kawasan permukiman masih belum
   berperspektif gender.                                                          (2)
                                                                                  Isu Gender Bidang
                                                                                  Perumahan
                                                                                  Dan Kawasan
2.4.3 	 Isu Pembangunan                                                           Permukiman

1.	 Keterbatasan akses masyarakat khususnya perempuan terhadap sumberdaya
   perumahan dan kawasan permukiman.
2.	 Masukan kelompok masyarakat dalam perencanaan pembangunan perumahan
   dan kawasan permukiman belum responsif gender.
3.	 Bahan/materi sosialisasi/ pelatihan belum responsif gender; dan narasumber,
   fasilitator, serta pelaksana sosialisasi belum paham gender.


2.4.4	 Monitoring dan Evaluasi
1.	 Belum ada indikator monitoring dan evaluasi yang responsif gender dalam
   penyelenggaaran perumahan dan kawasan permukiman.
2.	 Rendahnya peran masyarakat yang peduli gender dalam pengawasan pelaksanaan
   pembangunan perumahan.
3.	 Belum tersedianya komponen data terpilah atas penanganan pengaduan
   masyarakat di bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman; dan keikutsertaan
   perempuan dalam penyampaian saran pengaduan masih relatif rendah.
Gambar 1.3
                                                                                                  “Halamanku yang Indah”
                                                                                                 Pemenang Nominasi (SD)
                                                                                               Mohammad Asaydana (11th)
                                                                                                       Batu-Malang, Jatim




              30
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Bab 3

PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER
BIDANG PERUMAHAN RAKYAT DAN
KAWASAN PERMUKIMAN
                                                                                                       31

	  Proses Penyusunan Perencanaan dan 			
    3.1		                                                                                              (3)
                                                                                                       Penyusunan
			Penganggaran                                                                                        Perencanaan Dan
                                                                                                       Penganggaran
                                                                                                       Responsif Gender
                                                                                                       Bidang Perumahan
Sistem perencanaan dan penganggaran yang berlaku di Kementerian Lembaga, telah                         dan Kawasan
                                                                                                       Permukiman
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.

    siklus perencanaan dan anggaran nasional



             RPJP        RPJMN         RKP          RAP             APBN
    pusat




                         Renstra      Renja         RKA            Rincian
                           K/L         K/L          K/L             APBN


                                                                                  Diagram 3.1

            UU 25/2004 tentang SPPN   UU 17/2003 tentang Keuangan Negara          Siklus Perencanaan
                                                                                  dan Anggaran
                                                                                  Nasional

                                                       sumber: panduan PPRG KPP
Diagram 3.1 memperlihatkan sinkronisasi sistem perencanaan dan penganggaran yang
                                                                                               berlaku di Kementerian dan Lembaga. Rencana Kerja (Renja) Kementerian Perumahan
                                                                                               Rakyat, dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Setelah ditelaah dan
                                                                                               ditetapkan oleh Kementerian PPN/Bappenas dan berkoordinasi dengan Kementerian
                                                                                               Keuangan, disusunlah Rencana Kerja Anggaran (RKA), yang nantinya akan menjadi
                                                                                               Rincian APBN (Pasal 2 Ayat (1) PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan RKA-KL).

               32
                                                                                               Siklus perencanaan dan penganggaran di Indonesia, menurut Pasal 4 Undang-Undang
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                               Nomor 17 Tahun 2003, dimulai pada tanggal 1 Januari sampai 31 Desember tahun
                                                                                               yang sama, seperti yang terlihat pada Diagram 3.2. Diagram 3.2 ini memperlihatkan
                                                                                               bahwa Renja K/L harus sudah dibuat selambat-lambatnya di bulan April, dengan
                                                                                               mengacu pada Renstra K/L dan pagu indikatif. Pada bulan berikutnya, setelah semua
                                                                                               Renja K/L dikumpulkan oleh Bappenas, dan seluruh anggarannya dibahas bersama
                                                                                               DPR RI, maka ditetapkanlah RKP yang telah memuat pagu sementara. Selanjutnya,
                                                                                               RKP ini digunakan sebagai landasan dalam menyusun RKA K/L. Kemudian kumpulan
                                                                                               dari semua RKA K/L dijadikan bahan lampiran RAPBN. Setelah RAPBN dibahas dan
                                                                                               disahkan menjadi APBN, maka ditetapkanlah pagu definitif, dan selanjutnya RKA K/L
                                                                                               menjadi DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) K/L. (Panduan PPRG Kementerian
                                                                                               Keuangan).




                                                                                               	   3.2 		   Penganggaran Berbasis Kinerja

                                                                                               Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah memuat azas-
                                                                                               azas umum pengelolaan keuangan Negara dalam kaitan dengan penyelenggaraan
                                                                                               Good Governance. Melalui UU tersebut telah ditetapkan azas akuntabilitas
                                                                                               berorientasi hasil (Result Oriented Accountability), atau yang umumnya dikenal
Diagram 3.2
                                                                                                     Proses Perencanaan,
                                                                                                     Penganggaran dan
                                                                                                     Evaluasi Terpadu


diagram proses perencanaan, penganggaran dan evaluasi terpadu

                           Januari-April                         Mei-Agustus                               September-Desember


Kementerian                 SEB prioritas program
                            dan indikasi pagu
                                                                  Penelaahan konsisten                                          33
Perencanaan                                                       dengan RKP




Kementerian
Keuangan                                                                        SE pagu
                                                                                sementara

                                                                                                           Rancangan KepPres
                                                                                                           tentang rincian
                                                                                Lampiran RAPBN             APBN
                                                                                (himpunan RKA-KL)


                                                                                                             pagu
                                                                         Penelaahan konsisten                                   pengesahan
                                                                         dengan prioritas anggaran



Kementerian
Negara/Lembaga
                                                                                                              konsep
                                                                                                              dokumen           dokumen
                                                                          RKA-KL                              pengesahan        pelaksanaan
                           Rentra KL        Rancangan Renja KL     RKP
                                                                                                              anggaran          anggaran


Proses perencanaan,
penganggaran,                Tahap III                                                          Tahap I
dan evaluasi terpadu         pertemuan                                                          penyusunan konsep
                             koordinasi                                                         kerangka kerja


                                                                                                                           Tahap II
                                              Tahap IV                                                                     penyusunan
                                              penyusunan RKP,                                                              rencana kegiatan
                                              RKA-KL DIPA                                                                  dan anggaran
dengan istilah akuntabilitas kinerja (Performance Accountability). Hal ini artinya ada
                                                                                               perubahan mendasar pada sistim penganggaran, yang tadinya Line-Item Budgeting
                                                                                               menjadi Performance Based Budgeting (Penganggaran Berbasis Kinerja). Penganggaran
                                                                                               Berbasis Kinerja (PBK) merupakan suatu pendekatan dalam sistem penganggaran yang
                                                                                               memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran (output) dan hasil
                                                                                               akhir (outcome) yang diharapkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian
                                                                                               hasil dan keluaran tersebut. Indikator kinerja yang digunakan dalam penerapan PBK
           34
                                                                                               dapat dibagi dalam:
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                               1.	 Input indikator, yaitu indikator untuk melaporkan jumlah sumber daya yang
                                                                                                  digunakan untuk menjalankan suatu kegiatan atau program;
                                                                                               2.	 Output indikator, dimaksudkan untuk melaporkan unit barang/jasa yang
                                                                                                  dihasilkan suatu kegiatan atau program;
                                                                                               3.	 Outcome/effectiveness indikator, dimaksudkan untuk melaporkan hasil (termasuk
                                                                                                  kualitas pelayanan).


                                                                                               Dalam struktur penganggaran yang berbasis kinerja, harus terdapat keterkaitan
                                                                                               yang jelas antara kebijakan perencanaan sesuai dengan hirarki struktur organisasi
                                                                                               pemerintahan, dengan alokasi anggaran untuk menghasilkan output, yang
                                                                                               dilaksanakan oleh unit pengeluaran (spending unit) pada tingkat satuan kerja. Dalam
                                                                                               hal ini, perumusan indikator kinerja yang menggambarkan tanda-tanda keberhasilan
                                                                                               suatu program/kegiatan yang telah dilaksanakan, beserta output dan outcome yang
                                                                                               dihasilkan, menjadi sangat penting. Indikator ini akan dijadikan alat ukur keberhasilan
                                                                                               suatu program/kegiatan.
Diagram 3.3
                                                                   Konsep Kerangka Kinerja




    konsep kerangka kinerja                                                                  35

                                                                                             (3)
                                                                                             Penyusunan
                                                                                             Perencanaan Dan
                    dampak       Hasil pembangunan          Apa yang ingin diubah            Penganggaran
                                 yang diperoleh dari                                         Responsif Gender
                                 pencapaian outcome                                          Bidang Perumahan
                                                                                             dan Kawasan
                                                                                             Permukiman
metode penyusunan




                    hasil/                                  Apa yang ingin dicapai
                    outcome



                    keluaran/    produk/barang/jasa
                    output
                                                            Apa yang dihasilkan
                                 yang dihasilkan
                                                            (Barang)
                                                            atau dilayani (jasa)

                    kegiatan     proses menggunakan input
                                                             Apa yang dikerjakan
                                 yang menghasilkan output
                                 yang diinginkan



                    input        sumberdaya yang
                                 menghasilkan
                                                             Apa yang digunakan
                                 kontribusi dalam            dalam bekerja
                                 menghasilkan input




                                metode pelaksanaan
Diagram 3.4   Penerapan PBK tersebut akan mempengaruhi struktur anggaran yang digunakan oleh
                                                                                               Struktur Anggaran
                                                                                                                     K/L. Diagram 3.4 menunjukkan struktur anggaran yang baru dalam penerapan PBK.
                                                                                                                     Struktur anggaran tersebut memperlihatkan keterkaitan antara perencanaan dan
                                                                                                                     penganggaran, yang merefleksikan keselarasan antara formulasi kebijakan dengan
                                                                                                                     pelaksanaan kebijakan tersebut. Suatu kegiatan dapat menghasilkan lebih dari satu
                                                                                                                     output, sementara untuk pencapaian setiap output, perlu dirinci komponen input
                                                                                                                     secara berjenjang. Selanjutnya dapat dihitung kebutuhan belanja dari masing-masing
          36
                                                                                                                     tahapan.
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                                               struktur anggaran


                                                                                                                            program                     outcome              Indikator
                                                                                                                                                                             kinerja utama


                                                                                                                            kegiatan                    output

                                                                                                                                                                             Indikator
                                                                                                                            kegiatan                    output               kinerja kegiatan




                                                                                                                                         sub output



                                                                                                                                        komponen

                                                                                                                                                                             proses pencapaian
                                                                                                                                        sub komponen                         output


                                                                                                                                        detil belanja
Perencanaan dan Penganggaran
    3.3 	
			Responsif Gender

Perencanaan dan penganggaran responsif gender merupakan instrumen untuk
mengatasi adanya kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam
pelaksanaan pembangunan bagi perempuan dan laki-laki,           sebagai akibat dari
konstruksi sosial dan budaya, dengan tujuan mewujudkan perencanaan dan                37
penganggaran yang lebih berkeadilan. Perencanaan dan penganggaran responsif
                                                                                      (3)
gender, bukanlah sebuah proses yang terpisah dari sistem yang sudah ada, dan bukan    Penyusunan
                                                                                      Perencanaan Dan
pula penyusunan rencana dan anggaran khusus untuk perempuan yang terpisah dari        Penganggaran
laki-laki. Penyusunan perencanaan dan penganggaran responsif gender bukanlah          Responsif Gender
                                                                                      Bidang Perumahan
tujuan akhir, melainkan merupakan sebuah kerangka kerja atau alat analisis untuk      dan Kawasan
                                                                                      Permukiman
mewujudkan keadilan dalam penerimaan manfaat pembangunan.


Perencanaan dan penganggaran yang responsif gender adalah kegiatan dalam
menterjemahkan kebijakan pembangunan dalam bentuk penggunaan dana dan
kegiatan, untuk memastikan bahwa proses ini telah menjalankan prinsip-prinsip
keadilan, termasuk di dalamnya keadilan dalam perspektif gender. Perencanaan
dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) adalah proses yang tepat untuk
menjamin terlaksananya prinsip keadilan tersebut. Mekanisme perencanaan dan
penganggaran yang responsif gender mengikuti proses sistem perencanaan dan
penganggaran nasional sebagai mana dijelaskan diatas (diagram 3.1 diatas).


Perencanaan dan penganggaran responsif gender merupakan dua proses yang
saling terkait dan terintegrasi. Berikut beberapa konsep tentang perencanaan dan
penganggaran responsif gender:
1.	 Perencanaan responsif gender merupakan suatu proses pengambilan keputusan
                                                                                                   untuk menyusun program, proyek ataupun kegiatan yang akan dilaksanakan di
                                                                                                   masa mendatang, untuk menjawab isu-isu atau permasalahan gender di masing-
                                                                                                   masing sektor;
                                                                                               2.	 Perencanaan responsif gender adalah perencanaan yang dilakukan dengan
                                                                                                   memasukkan perbedaan-perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan
                                                                                                   permasalahan perempuan dan laki-laki dalam proses penyusunannya.
               38
Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender
                                                     Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman




                                                                                               Khusus tentang anggaran resposif gender, berdasarkan PMK Nomor 93 Tahun 2011,
                                                                                               dijelaskan sebagai berikut:
                                                                                               1. 	Anggaran Responsif Gender (ARG) adalah anggaran yang mengakomodasi
                                                                                                   keadilan bagi perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses, manfaat,
                                                                                                   berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dan mengontrol sumber-sumber
                                                                                                   daya, serta kesetaraan terhadap kesempatan dan peluang dalam menikmati hasil
                                                                                                   pembangunan, dan bukan merupakan anggaran yang yang terpisah untuk laki-laki
                                                                                                   dan perempuan;
                                                                                               2. 	 Prinsip-prinsip Dasar ARG:
                                                                                               	   a. 	 ARG bukan fokus pada penyediaan anggaran pengarusutamaan gender, tapi
                                                                                                      bagaimana memberikan manfaat pada laki-laki dan perempuan secara adil;
                                                                                                   b. 	 Anggaran Responsif Gender bukanlah anggaran yang yang terpisah untuk laki-
                                                                                                      laki dan perempuan;
                                                                                                   c. 	Pola anggaran yang akan menjembatani kesenjangan peran dan tanggung
                                                                                                      jawab laki-laki, perempuan serta kelompok lain;
                                                                                                   d. 	 Tidak berlaku sebagai dasar untuk meminta tambahan alokasi anggaran;
                                                                                                   e. 	ARG bukan berarti ada alokasi dana 50% laki-laki - 50% perempuan untuk
                                                                                                      setiap kegiatan;
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Muh Saleh
 
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptxPENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptxFadlan43
 
Buku panduan si prodeskel pmd
Buku panduan si prodeskel pmdBuku panduan si prodeskel pmd
Buku panduan si prodeskel pmdMus MN
 
Penyusunan RPJMDes dan RKPDes
Penyusunan RPJMDes dan RKPDesPenyusunan RPJMDes dan RKPDes
Penyusunan RPJMDes dan RKPDesEka Saputra
 
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...Muh Saleh
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Contoh sk-pokjanal-desa pdf
Contoh sk-pokjanal-desa pdfContoh sk-pokjanal-desa pdf
Contoh sk-pokjanal-desa pdfSuwondo Chan
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranPSEKP - UGM
 
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraLaras Kun Rahmanti Putri
 
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAANBab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAANAbuAnshori
 
Perda no 12 th 2015 ttg ketertiban, kebersihan dan keindahan
Perda no 12 th 2015 ttg ketertiban, kebersihan dan keindahanPerda no 12 th 2015 ttg ketertiban, kebersihan dan keindahan
Perda no 12 th 2015 ttg ketertiban, kebersihan dan keindahanPT. PLN (PERSERO) AREA GARUT
 
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045Dadang Solihin
 
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Kemendagri (SIPD)
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Kemendagri (SIPD)Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Kemendagri (SIPD)
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Kemendagri (SIPD)boenkredho
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalDadang Solihin
 
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMateri Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMIchsan10
 
3 sk. pembentukan tim siaga bencana
3 sk. pembentukan tim siaga bencana3 sk. pembentukan tim siaga bencana
3 sk. pembentukan tim siaga bencanaDeddy Sutarmin
 

La actualidad más candente (20)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
 
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptxPENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
 
Strategy pembenahan sakip tangerang
Strategy pembenahan sakip tangerangStrategy pembenahan sakip tangerang
Strategy pembenahan sakip tangerang
 
Buku panduan si prodeskel pmd
Buku panduan si prodeskel pmdBuku panduan si prodeskel pmd
Buku panduan si prodeskel pmd
 
Penyusunan RPJMDes dan RKPDes
Penyusunan RPJMDes dan RKPDesPenyusunan RPJMDes dan RKPDes
Penyusunan RPJMDes dan RKPDes
 
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Contoh sk-pokjanal-desa pdf
Contoh sk-pokjanal-desa pdfContoh sk-pokjanal-desa pdf
Contoh sk-pokjanal-desa pdf
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
 
Kerangka acuan kerja
Kerangka acuan kerjaKerangka acuan kerja
Kerangka acuan kerja
 
Contoh persetujuan camat
Contoh persetujuan camatContoh persetujuan camat
Contoh persetujuan camat
 
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
 
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAANBab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
 
PAPARAN STUNTING .pptx
PAPARAN STUNTING .pptxPAPARAN STUNTING .pptx
PAPARAN STUNTING .pptx
 
Perda no 12 th 2015 ttg ketertiban, kebersihan dan keindahan
Perda no 12 th 2015 ttg ketertiban, kebersihan dan keindahanPerda no 12 th 2015 ttg ketertiban, kebersihan dan keindahan
Perda no 12 th 2015 ttg ketertiban, kebersihan dan keindahan
 
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045
 
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Kemendagri (SIPD)
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Kemendagri (SIPD)Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Kemendagri (SIPD)
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Kemendagri (SIPD)
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMateri Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
 
3 sk. pembentukan tim siaga bencana
3 sk. pembentukan tim siaga bencana3 sk. pembentukan tim siaga bencana
3 sk. pembentukan tim siaga bencana
 

Destacado

Buku Saku Pembangunan Permukiman dan Perumahan
Buku Saku Pembangunan Permukiman dan Perumahan Buku Saku Pembangunan Permukiman dan Perumahan
Buku Saku Pembangunan Permukiman dan Perumahan Oswar Mungkasa
 
Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...
Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...
Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...Oswar Mungkasa
 
Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012
Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012
Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012Febriansyah Soebagio
 
Pengarusutamaan Gender modul
Pengarusutamaan Gender modulPengarusutamaan Gender modul
Pengarusutamaan Gender modulJohny Sitompul
 
Menuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman KumuhMenuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman KumuhOswar Mungkasa
 
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2Oswar Mungkasa
 
Buku Pegangan Pembangunan Daerah Tahun 2014. Memantapkan Perekonomian Nasiona...
Buku Pegangan Pembangunan Daerah Tahun 2014. Memantapkan Perekonomian Nasiona...Buku Pegangan Pembangunan Daerah Tahun 2014. Memantapkan Perekonomian Nasiona...
Buku Pegangan Pembangunan Daerah Tahun 2014. Memantapkan Perekonomian Nasiona...Oswar Mungkasa
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Oswar Mungkasa
 
Urban Flood Managemen: Towards A Holistic Approach
Urban Flood Managemen: Towards A Holistic ApproachUrban Flood Managemen: Towards A Holistic Approach
Urban Flood Managemen: Towards A Holistic ApproachOswar Mungkasa
 
Water Infrastructure Toolkit
Water Infrastructure ToolkitWater Infrastructure Toolkit
Water Infrastructure ToolkitREALTORS
 
Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...
Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...
Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...Oswar Mungkasa
 
Panduan Lengkap OTONOMI DAERAH
Panduan Lengkap OTONOMI DAERAH Panduan Lengkap OTONOMI DAERAH
Panduan Lengkap OTONOMI DAERAH Dadang Solihin
 
Konsep Pengembangan Sektor Persampahan Kota Tangerang (2006)
Konsep Pengembangan Sektor Persampahan Kota Tangerang (2006)Konsep Pengembangan Sektor Persampahan Kota Tangerang (2006)
Konsep Pengembangan Sektor Persampahan Kota Tangerang (2006)Oswar Mungkasa
 
Pembangunan Masyarakat Kota
Pembangunan Masyarakat KotaPembangunan Masyarakat Kota
Pembangunan Masyarakat KotaDadang Solihin
 
Plh 10 analisis sungai ciliwung
Plh 10   analisis sungai ciliwungPlh 10   analisis sungai ciliwung
Plh 10 analisis sungai ciliwungNisa 'Icha' El
 
Penyusunan Grand Design P2TKI 2014 - 2025
Penyusunan Grand Design P2TKI 2014  - 2025Penyusunan Grand Design P2TKI 2014  - 2025
Penyusunan Grand Design P2TKI 2014 - 2025Dadang Solihin
 
Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...
Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...
Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...Dadang Solihin
 

Destacado (20)

Buku Saku Pembangunan Permukiman dan Perumahan
Buku Saku Pembangunan Permukiman dan Perumahan Buku Saku Pembangunan Permukiman dan Perumahan
Buku Saku Pembangunan Permukiman dan Perumahan
 
Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...
Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...
Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...
 
Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012
Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012
Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012
 
Pengarusutamaan Gender modul
Pengarusutamaan Gender modulPengarusutamaan Gender modul
Pengarusutamaan Gender modul
 
Menuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman KumuhMenuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
 
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2
 
Buku Pegangan Pembangunan Daerah Tahun 2014. Memantapkan Perekonomian Nasiona...
Buku Pegangan Pembangunan Daerah Tahun 2014. Memantapkan Perekonomian Nasiona...Buku Pegangan Pembangunan Daerah Tahun 2014. Memantapkan Perekonomian Nasiona...
Buku Pegangan Pembangunan Daerah Tahun 2014. Memantapkan Perekonomian Nasiona...
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 
Format lembar pesan telepon
Format lembar pesan teleponFormat lembar pesan telepon
Format lembar pesan telepon
 
Model Kerjasama Regional
Model Kerjasama RegionalModel Kerjasama Regional
Model Kerjasama Regional
 
Urban Flood Managemen: Towards A Holistic Approach
Urban Flood Managemen: Towards A Holistic ApproachUrban Flood Managemen: Towards A Holistic Approach
Urban Flood Managemen: Towards A Holistic Approach
 
Water Infrastructure Toolkit
Water Infrastructure ToolkitWater Infrastructure Toolkit
Water Infrastructure Toolkit
 
Kamus Otonomi Daerah
Kamus Otonomi DaerahKamus Otonomi Daerah
Kamus Otonomi Daerah
 
Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...
Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...
Innovative Urban Tenure in the Philippines. Challenges, Approaches and Instit...
 
Panduan Lengkap OTONOMI DAERAH
Panduan Lengkap OTONOMI DAERAH Panduan Lengkap OTONOMI DAERAH
Panduan Lengkap OTONOMI DAERAH
 
Konsep Pengembangan Sektor Persampahan Kota Tangerang (2006)
Konsep Pengembangan Sektor Persampahan Kota Tangerang (2006)Konsep Pengembangan Sektor Persampahan Kota Tangerang (2006)
Konsep Pengembangan Sektor Persampahan Kota Tangerang (2006)
 
Pembangunan Masyarakat Kota
Pembangunan Masyarakat KotaPembangunan Masyarakat Kota
Pembangunan Masyarakat Kota
 
Plh 10 analisis sungai ciliwung
Plh 10   analisis sungai ciliwungPlh 10   analisis sungai ciliwung
Plh 10 analisis sungai ciliwung
 
Penyusunan Grand Design P2TKI 2014 - 2025
Penyusunan Grand Design P2TKI 2014  - 2025Penyusunan Grand Design P2TKI 2014  - 2025
Penyusunan Grand Design P2TKI 2014 - 2025
 
Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...
Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...
Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...
 

Más de Oswar Mungkasa

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Oswar Mungkasa
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingOswar Mungkasa
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganOswar Mungkasa
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Oswar Mungkasa
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganOswar Mungkasa
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Oswar Mungkasa
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranOswar Mungkasa
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Oswar Mungkasa
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
 
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaPembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaOswar Mungkasa
 

Más de Oswar Mungkasa (20)

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaPembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
 

Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman

  • 1.
  • 2. PANDUAN KEMENTERIAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
  • 3. 2 TIM PENYUSUN Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Konsultan Yusuf Supiandi Fransisca Sari Nara Sumber Kementerian Perumahan Rakyat • Sekretaris Kementerian • Kepala Biro Perencanaan dan KLN Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak • Hertomo Heroe • Sunarti Kontributor Kementerian Perumahan Rakyat • Deputi I • Deputi II • Deputi IV • Deputi V Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak • Zamzam Muchtarom • Endah Prihatiningtiyastuti Sekretariat Kementerian Perumahan Rakyat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak • Sri Lestari • Nani Dwi Wahyuni • Dwi Supriyanto • Bayu Harie Nugroho Editor Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
  • 4. PANDUAN KEMENTERIAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA 3 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
  • 5. SAMBUTAN SEKRETARIS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT 4 Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga Buku Panduan Peren- Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman KEMENTERIAN canaan dan Penganggaran Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA Permukiman dapat tersusun dengan baik, sebagai salah satu wujud akuntabili- REPUBLIK INDONESIA tas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan bidang perumahan dan kawasan permukiman. P A ND U A N Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusu- Perencanaan dan Penganggaran Nasional, yang merupakan salah satu tamaan Gender Dalam Pembangunan yang Responsif pencarian keadilan atas hak azasi manusia tanpa mengotak-ngotakkan upaya Gender gender (laki-laki dan perempuan), usia, kebiasaan, dan lainnya, maka telah Bidang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kementerian/Lembaga untuk melak- menjadi tugas dan tanggung jawab bagi sanakan berbagai kegiatan yang responsif gender, mulai dari perencanaan, penyusunan program, penganggaran, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan. Pengembangan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang di- tujukan untuk memenuhi kebutuhan perumahan di Indonesia, khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), memiliki karakteristk yang cend- erung netral gender, tanpa membedakan kelompok sasaran pemanfaatnya. Akan tetapi dalam serangkaian input, proses dan outputnya seringkali ter- dapat kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya kesenjangan gender. Salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan gender serta mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender adalah melalui proses perencanaan program dan penyusunan anggaran yang responsif gender.
  • 6. Kendala yang dihadapi dalam perencanaan program dan penyusunan ang- 5 garan yang responsif gender di Kementerian Perumahan Rakyat, diakibatkan oleh karakteristik beberapa jenis infrastruktur bidang perumahan dan ka- wasan permukiman yang netral gender. Perubahan pola pikir para perencana program dan anggaran sangatlah diharapkan, sehingga dapat terwujud pem- bangunan infrastruktur bidang perumahan dan kawasan permukiman yang responsif gender. Kami berharap panduan ini dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan program dan penyusunan anggaran bidang perumahan dan kawasan permukiman, untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dalam akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat. Kami menyadari bahwa Panduan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman ini masih belum sempur- na, untuk itu kami mengharapkan masukan dan saran dalam rangka perbaikan. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi pemikiran sehingga panduan ini dapat diselesaikan dengan baik. Jakarta, September 2011 Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat Dr. Iskandar Saleh
  • 7. SAMBUTAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 6 Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional, mengamanatkan semua Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman KEMENTERIAN KEMENTERIAN Kementerian/Lembaga termasuk didalamnya Kementerian Perumahan Rakyat PERUMAHAN RAKYAT PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA untuk mengintegrasikan PUG dalam menetapkan kebijakan, menyusun program dan kegiatan masing-masing. Mandat tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.02/2010 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) T ahun 2011, yang kemudian diperbaharui dengan PMK No.93/PMK.02/2011. Perencanaan dan Penganggaran Dalam PMK tersebut disebutkan bahwa setiap Kementerian/Lembaga yang Responsif Gender yang pernah didampingi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dalam Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran yang Bidang Perumahan dan Kawasan Responsif Gender (PPRG) wajib mengintegrasikan isu gender kedalam pogram Pemukiman dan kegiatan mulai dari perencanaan sampai penganggaran yang dituangkan di RKA-K/L nya. Kementerian Perumahan Rakyat dalam menindaklanjuti PMK tersebut, pada tahun 2011 telah bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang didampingi oleh konsultan untuk menyusun Pedoman Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Diharapkan pedoman tersebut dapat digunakan sebagai acuan para komponen perencana dalam menyusun program dan kegiatan yang responsif gender.
  • 8. Pedoman ini disusun melalui serangkaian Focus Group Discussion, beberapa 7 kali workshop, dan konsultasi ke masing-masing unit kerja eselon I dilingkungan Kementerian Perumahan Rakyat . Kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada Tim Penyusun, yang terdiri dari pimpinan dan staf Kementerian Perumahan Rakyat , dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta pihak-pihak yang terlibat atas keikhlasannya telah menyempatkan waktu untuk menyumbangkan pikiran, berdiskusi dan membahas pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan dalam menyusun program dan kegiatan yang responsif gender guna mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender di Kementerian Perumahan Rakyat. Jakarta, Agustus 2011 Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Dr. Ir. Hertomo Heroe, MM
  • 9. DAFTAR ISI 2 8 KATA PENGANTAR Kementerian Perumahan Rakyat Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman 4 SAMBUTAN Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 8 DAFTAR ISI 10 DAFTAR Gambar, Diagram, Tabel dan Lampiran 13 Bab 1 PENDAHULUAN 13 1.1 Latar Belakang 16 1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Pedoman PPRG 16 1.2.1 Maksud 16 1.2.2 Tujuan 16 1.3 Sasaran 17 1.4 Ruang Lingkup 18 1.5 Landasan Hukum 19 1.6 Hasil Akhir (Output dan Outcome) 21 Bab 2 ISU GENDER BIDANG PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN 21 2.1 Pengertian Gender 23 2.2 Pengarusutamaan Gender (PUG 25 2.3 Gender dalam Bidang Perumahan dan Permukiman: 28 2.4 Isu Gender di Kementerian Perumahan Rakyat 28 2.4.1 Isu Kebijakan 29 2.4.2 Isu Perencanaan 29 2.4.3 Isu Pembangunan 29 2.4.4 Isu Monitoring dan Evaluasi 31 Bab 3 PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER BIDANG PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN
  • 10. 31 3.1 Proses Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran 9 32 3.2 Penganggaran Berbasis Kinerja 37 3.3 Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 39 3.4 Pengintegrasian Aspek Gender Dalam Perencanaan Program dan Penganggaran 43 Bab 4 PENYUSUNAN DAN TAHAP-TAHAP PERENCANAAN PROGRAM DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DAN IMPLEMENTASINYA DI BIDANG PERUMAHAN 43 4.1. Penyusunan Perencanaan Dan Penganggaran Responsif Gender 43 4.1.1 Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) 45 4.1.2 Pemilihan Program/Kegiatan/Output 46 4.1.3 Analisis gender 50 4.2 Penyusunan Gender Budget Statement (GBS): 55 Bab 5 MONITORING DAN EV ALUASI 55 5.1 Pengertian Monitoring dan Evaluasi 57 5.2 Indikator Keberhasilan dan Data Terpilah 58 5.3 Tahap- tahap Monitoring dan Evaluasi 58 5.3.1 Tahap Persiapan 59 5.3.2 Tahap Monitoring 61 5.3.3 Tahap Evaluasi 61 5.3.4 Tahap Pelaporan 63 Bab 6 PENUTUP 65 DAFTAR PUSTAKA 66 DAFTAR ISTILAH 70 LAMPIRAN
  • 11. DAFTAR GAMBAR, DIAGRAM, TABEL, LAMPIRAN 10 DAFTAR Gambar 10 Gambar 1.1 Rumahku dan lingkunganku penuh kekeluargaan 18 Gambar 1.2 Aku mimpi rumah Bali masa lalu Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman 28 Gambar 1.3 Halamanku yang Indah 40 Gambar 1.4 Lingkunganku yang nyaman 52 Gambar 1.5 Rumah Impianku, diantara suaka alam 60 Gambar 1.6 Lautku Rumahku DAFTAR Diagram 25 Diagram 2.1 Transformasi Isu Proses dan Produk Pembangunan Perumahan dan Permukiman dari Layak Teknis ke Layak Teknis & Gender 29 Diagram 3.1 Siklus Perencanaan dan Anggaran Nasional 31 Diagram 3.2 Proses Perencanaan, Penganggaran dan Evaluasi Terpadu 33 Diagram 3.3 Konsep Kerangka Kinerja 34 Diagram 3.4 Struktur Anggaran 39 Diagram 3.5 Mekanisme Perencanaan & Pelaksanaan Kegiatan responsif Gender 42 Diagram 4.1 Langkah-langkah PPRG dalam Penyusunan RKA-K/L 45 Diagram 4.2 Gender Analysis Pathway (GAP) DAFTAR Tabel 49 Tabel 4.1 Gender Budget Statement 50 Tabel 4.2 Format TOR 51 Tabel 4.3 TOR 58 Tabel 5. Daftar Pertanyaan Pemantauan, Perencanaan Program dan Penganggaran Responsif Gender Unit Eselon
  • 12. 70 DAFTAR Lampiran 11 71 Lampiran 1, Contoh GAP, GBS dan KAK Sekretariat Kementerian Perumahan Rakyat 72 Lampiran 2, Contoh GAP, GBS dan KAK Deputi Bidang Pembiayaan 73 Lampiran 3, Contoh GAP, GBS dan KAK Deputi Bidang Pengembangan Kawasan 74 Lampiran 4, Contoh GAP, GBS dan KAK Deputi Bidang Perumahan Formal 75 Lampiran 5, Contoh GAP, GBS dan KAK Deputi Bidang Perumahan Swadaya
  • 13. Gambar 1.1 “Rumahku dan lingkunganku penuh kekeluargaan” Pemenang Nominasi (SMP) Anisha Sefina Priatna (14th) Tasikmalaya 12 Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
  • 14. Bab 1 PENDAHULUAN 13 Latar Belakang (1) 1.1. Pendahuluan Perumahan dan kawasan permukiman merupakan hak dasar bagi setiap Warga Negara Indonesia, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H ayat (1), yaitu bahwa: setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan. Selanjutnya dalam pembukaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dinyatakan bahwa: “Rumah mempunyai peran strategis dalam pembentukkan watak dan kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia berjati diri, madani, dan produktif. Sebagai hak dasar yang fundamental sifatnya, dan sekaligus menjadi prasyarat bagi setiap orang untuk bertahan hidup dan menikmati kehidupan yang bermartabat, damai, aman, dan nyaman, maka penyediaan perumahan dan kawasan permukiman yang memenuhi prinsip-prinsip layak dan terjangkau bagi semua orang telah menjadi komitmen global sebagaimana dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs). Untuk itu, Pemerintah bertanggungjawab membantu masyarakat agar dapat
  • 15. bertempat tinggal serta melindungi dan meningkatkan kualitas permukiman serta lingkungannya. Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman dalam kenyataan sangat berpengaruh besar terhadap perekonomian nasional, mengingat seluruh aspek kehidupan berawal dari rumah yang sehat dan layak huni. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman harus senantiasa berdampak 14 penting terhadap perekonomian nasional maupun pada tatanan perekonomian global. Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Selain ekonomi, kontribusi pembangunan perumahan dan kawasan permukiman juga harus dapat dirasakan untuk berbagai kepentingan sosial, budaya, lingkungan dan lainnya, di antaranya adalah untuk kesetaraan gender. Pengarusutamaan gender (PUG) sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender (PUG) dalam pembangunan nasional, menjadi komitmen Kementerian Perumahan Rakyat, yang akan diterapkan dalam setiap penyusunan kebijakan, perencanaan dan penganggaran, serta implementasinya melalui program dan kegiatan. Dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 diamanatkan bahwa PUG merupakan salah satu lintas bidang di dalam pembangunan, sehingga konsep kesetaraan gender harus benar-benar menjadi pegangan dalam setiap tahapan kegiatan pembangunan bidang perumahan dan kawasan permukiman. Perencanaan responsif gender telah diamanahkan dalam Instruksi Presiden tersebut di atas, yang memerintahkan seluruh Kementerian/Lembaga serta Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan PUG ke dalam siklus manajemen, yakni perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi atas kebijakan dan program yang berperspektif gender pada semua aspek pembangunan. Selain itu, Peraturan
  • 16. Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 telah mengamanatkan bahwa dalam penyusunan perencanaan perlu didahului dengan melakukan analisis dampak dan analisis gender. Hal tersebut diperkuat lagi dengan Permenkeu Nomor 105/PMK.02/2008, yang juga mengamanahkan agar penyusunan RKA-KL Tahun 2009 dilakukan dengan berbasis kinerja serta didahului oleh analisis dampak dan analisis gender. Dalam rangka lebih mengoperasionalkan PUG ke dalam berbagai program, kegiatan 15 dan penganggarannya pada masing-masing Kementerian/Lembaga, Menteri Keuangan telah mengeluarkan Peraturan Nomor 119/PMK.02/2009, dan Nomor 104/ (1) Pendahuluan PMK.02/2010 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2010 dan 2011, yang telah diperbaharui dengan PMK Nomor 93/PMK.02/2011. Peraturan Menteri tersebut memerintahkan Kementerian atau Lembaga Non Kementerian (K/L) untuk menyusun kegiatan yang responsif gender dalam RKA-K/L yang ditunjukkan dengan adanya Gender Budget Statement (GBS). Dalam konteks tersebut di atas, untuk memudahkan para perencana di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat dalam menyusun perencanaan dan penganggaran responsif gender maka disusun Panduan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).
  • 17. 1.2 Maksud dan Tujuan Panduan PPRG Bidang PKP 1.2.1 Maksud Panduan PPRG Bidang PKP merupakan acuan bagi para perencana, pelaksana serta penentu kebijakan di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat, dalam menyusun perencanaan dan penganggaran yang efisien, efektif, dan berkeadilan bagi perempuan, 16 laki-laki, lansia dan anak serta orang dengan kebutuhan khusus (difable). 1.2.2 Tujuan Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Panduan PPRG Bidang PKP ini bertujuan untuk: 1. Menyamakan persepsi para penentu kebijakan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender; 2. Memberikan pengarahan tentang tata cara pengintegrasian isu gender kedalam sistem perencanaan dan penganggaran di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat; 3. Memberikan arahan dalam penyusunan perencanaan program melalui pendekatan Gender Anaysis Pathway (GAP) dan penyusunan Anggaran Responsif Gender (ARG) melalui pendekatan Gender Budget Statement (GBS). 4. Mendorong akuntabilitas pemerintah dalam menjalankan komitmennya untuk mewujudkan kesetaraan gender di bidang perumahan dan kawasan permukiman. 1.3 Sasaran Sasaran pengguna Panduan PPRG Bidang PKP adalah para perencana program dan penganggaran di Lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat yaitu unit organisasi yang mempunyai tugas dan fungsi penyusunan perencanaan dan penganggaran kegiatan di seluruh jajaran Eselon 1.
  • 18. Sedangkan sasaran yang diharapkan dari penerapan PPRG ini adalah: 1. Tersusunnya perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan yang responsif gender di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat. 2. Diterapkannya ARG dalam program dan kegiatan dengan melampirkan GBS dan KAK yang responsif gender; 3. Meningkatnya perspektif gender dalam pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat. 17 (1) Pendahuluan 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup panduan ini adalah upaya-upaya terkait dengan pengintegrasian isu gender mulai dari perencanaan dan penganggaran sampai penyusunan Gender Budget Statement (GBS) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL. Ruang Lingkup panduan secara rinci meliputi: 1. Perencanaan dan penganggaran yang responsif gender di bidang perumahan dan kawasan permukiman; 2. Isu gender dan data dukung gender (GBS dan KAK) bidang perumahan dan kawasan permukiman; 3. Langkah-langkah perencanaan dan penganggaran yang responsif gender bidang perumahan dan kawasan permukiman; 4. Monitoring dan evaluasi perencanaan dan penganggaran responsif gender bidang perumahan dan kawasan permukiman.
  • 19. 1.5 Landasan Hukum Panduan PPRG Bidang PKP ini disusun berlandaskan pada peraturan perundangan: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi PBB tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW): 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan 18 Nasional, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman 3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; 6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Mengengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; 7. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional; 8. Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan tentang Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Nomor 0142/M.PPN/06/2009-SE 1848/ MK/2009 tertanggal 19 Juni 2009; 9. Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penyu- sunan dan Penelaahan RKA-KL.
  • 20. 1.6 Hasil Akhir Keluaran dan manfaat Panduan PPRG Bidang PKP adalah sebagai berikut: 1. Keluaran: tersusunnya dokumen perencanaan dan penganggaran yang responsif gender. 2. Manfaat: diterapkannya program/kegiatan yang responsif gender, serta meningkatnya pemahaman dan persamaan persepsi dalam pengintegrasian gender 19 di bidang perumahan dan kawasan permukiman. (1) Pendahuluan
  • 21. Gambar 1.2 “Aku mimpi rumah Bali masa lalu” Juara III (SD) I Gede Dalem Erlangga (13th) Gianyar-Bali 20 Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
  • 22. Bab 2 ISU GENDER BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN 21 2.1 Pengertian Gender (2) Isu Gender Bidang Perumahan Dan Kawasan Pengertian gender sama sekali berbeda dengan pengertian jenis kelamin, yang lazim Permukiman dibedakan atas perempuan dan laki-laki. Gender tercipta melalui proses sosial budaya yang panjang dalam satu lingkup masyarakat tertentu, dan mempunyai pengertian sebagai, “Pembedaan peran, kedudukan, tanggung jawab dan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan masyarakat”. Pembedaan gender dimulai dari rumah tangga, sebagai contoh, sejak dini anak laki-laki dikonstruksikan harus kuat, keras, dan tegas, sedangkan anak perempuan harus halus, tenang, dan lembut. Ketika di sekolah, pelajaran yang menjadi ranah perempuan ditetapkan misalnya menjahit dan memasak, sedangkan bagi laki-laki antara lain pertukangan dan elektronika. Demikian pula, media dan masyarakat makin menegaskan peran tersebut. Sebagai contoh, dalam media masa, perempuan ideal selalu dikonstruksikan sebagai seseorang yang melayani, lemah lembut dan selalu mengalah, sedangkan laki-laki adalah seseorang yang kuat dan dominan. Dengan konstruksi sifat seperti tersebut di atas, maka laki-laki umumnya ditempatkan sebagai pemegang pekerjaan produktif, yang dinilai menghasilkan, dan dipandang
  • 23. mempunyai kedudukan lebih dominan. Sedangkan. perempuan ditempatkan sebagai pemegang peran pekerjaan domestik, yang dinilai tidak menghasilkan, dan karena itu berkedudukan sub-ordinat. Padahal pekerjaan domestik diperlukan untuk memelihara dan menjaga agar pelaku pekerja produktif, yaitu kaum laki-laki, tetap mampu melakukan pekerjaan produktifnya. Perempuan pun seringkali harus berperan ganda, sebagai pekerja produktif sambil tetap memegang pekerjaan domestiknya. 22 Penetapan kebutuhan ruang dalam pembangunan perumahan dan kawasan Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman permukiman, selama ini umumnya diturunkan dari kebutuhan laki-laki sebagai pekerja produktif, dan mengabaikan adanya perbedaan kebutuhan spesifik perempuan, karena sifat dan pekerjaannya yang tidak sama dengan laki-laki. Perumahan misalnya, dipandang sebagai tempat istirahat, yang merefleksikan kebutuhan laki-laki yang perlu istirahat setelah melakukan pekerjaan produktif di tempat lain. Padahal bagi perempuan, perumahan tidak hanya merupakan tempat istirahat, melainkan juga merupakan tempat bekerja. Sedangkan di tempat kerja, tidak disediakan ruang untuk kebutuhan khusus perempuan yang berperan ganda, sebagai pekerja dan juga sebagai seorang ibu yang tetap harus dapat mengasuh dan mengawasi anak- anaknya, khususnya yang berusia balita. Ini berarti bahwa permukiman selama ini direncanakan dan dirancang sesuai dengan karakter pekerjaan laki-laki yang mengenal pemisahan ruang dan waktu. Perempuan, baik yang berperan ganda maupun yang hanya memegang pekerjaan domestik saja, tidak sepenuhnya memerlukan pemisahan ruang dan waktu. Pekerjaan domestik, seperti misalnya memasak, mengasuh anak dan mencuci piring, seringkali harus dilakukan pada saat bersamaan, yang berarti bahwa pekerjaan domestik cenderung kurang memerlukan pemisahan ruang. Peran, fungsi, tanggung jawab, dan perilaku dalam relasi gender merupakan bentukan masyarakat yang sesungguhnya dapat dipertukarkan antara perempuan dan laki-
  • 24. laki. Peran gender dapat berbeda antar daerah, dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman, sedangkan perbedaan jenis kelamin adalah perbedaan biologis, merupakan kodrat yang menetap tidak dapat berubah sepanjang zaman. Perbedaan gender tidak akan menjadi permasalahan sepanjang tidak menimbulkan kesenjangan, ketidak-adilan atau diskriminasi pada perempuan atau laki-laki. Akan tetapi kenyataannya, pembedaan tersebut seringkali menimbulkan permasalahan. 23 Dengan perbedaan gender dapat terjadi marginalisasi, sub-ordinasi, stereo-type dan bahkan terjadi adanya kekerasan dan beban ganda yang sering dialami oleh perempuan (2) Isu Gender Bidang di sektor publik. Perumahan Dan Kawasan Permukiman Adanya peminggiran terhadap perempuan atau laki-laki dalam pembangunan mengakibatkan kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat bagi perempuan dan laki-laki, termasuk difable, dalam mendapatkan peluang atau kesempatan yang adil dalam proses pembangunan. 2.2 Pengarusutamaan Gender (PUG) Pengarusutamaan gender adalah strategi dalam mengintegrasikan berbagai pengalaman, aspirasi laki-laki dan perempuan ke dalam kebijakan dan program pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Pengarusutamaan gender bertujuan untuk terselenggaranya perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender, dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
  • 25. Pengarusutamaan gender dilaksanakan melalui: 1. Analisis gender yaitu cara mengidentifikasi dan memahami ada atau tidak adanya dan sebab – sebab terjadinya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender, termasuk pemecahan permasalahannya, 2. Upaya komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang pengarusutamaan gender pada instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. 24 Ketidakadilan gender dalam pembangunan dapat terjadi karena tidak samanya akses Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan kontrol terhadap sumberdaya pembangunan, Partisipasi terhadap pengambilan keputusan dan kegiatan, dan manfaat kebijakan serta program pembangunan bagi perempuan dan laki-laki, termasuk difable. Melalui Pengarusutamaan Gender dapat dihasilkan kebijakan dan program pembangunan yang responsif gender, yang dapat membuka peluang sama bagi laki-laki dan perempuan serta difable dalam beroleh akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat pembangunan. PUG sebagai suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender, harus dapat membuktikan bahwa aspek gender benar-benar tercermin dan terpadu dalam empat fungsi utama manajemen program setiap instansi, lembaga maupun organisasi, yaitu : a. Perencanaan: menyusun pernyataan atau tujuan yang jelas bagi perempuan dan laki-laki. b. Pelaksanaan: memastikan bahwa strategi yang dijelaskan mempunyai dampak pada perempuan dan laki-laki. c. Pemantauan: mengukur kemajuan dalam pelaksanaan program dalam hal partisipasi dan manfaat bagi perempuan dan laki-laki. d. Penilaian (evaluasi): memastikan bahwa status perempuan maupun laki-laki sudah menjadi lebih setara/seimbang sebagai hasil prakarsa tersebut.
  • 26. Sedangkan tujuan Pengarusutamaan Gender (PUG) secara umum sebagaimana tercantum dalam panduan pelaksanaan Impres Nomor 9 tahun 2000, tujuan PUG adalah: a. Membentuk mekanisme untuk formulasi kebijakan dan program yang responsif gender. b. Memberikan perhatian khusus pada kelompok-kelompok yang mengalami marjinalisasi, sebagai dampak dari bias gender. 25 c. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran semua pihak baik pemerintah maupun non pemerintah sehingga mau melakukan tindakan yang sensitif gender di bidang (2) Isu Gender Bidang masing-masing. Perumahan Dan Kawasan Permukiman 2.3 Gender dalam Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Isu secara umum dapat diartikan sebagai berbagai hal, perhatian, pertanyaan, topik, proposisi atau situasi yang perlu direspon oleh suatu tindakan. Dalam kaitannya dengan bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, maka isu berarti berbagai hal, situasi atau masalah yang perlu direspon oleh suatu kebijakan, program dan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah, agar apa yang menjadi tanggungjawab negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman terlaksana. Sedangkan dalam Gender Analysis Pathway, isu gender dijabarkan sebagai adanya kesenjangan dalam faktor Akses, Partisipasi, Kontrol dan Manfaat (APKM). Dengan demikian, isu gender merupakan permasalahan atau situasi yang diakibatkan oleh adanya kesenjangan atau ketimpangan gender dalam akses, partisipasi, kontrol dan
  • 27. manfaat pembangunan, dalam hal ini adalah pembangunan perumahan dan kawasan permukiman, yang berimplikasi munculnya diskriminasi terhadap salah satu pihak, perempuan atau laki-laki. Padahal keadilan dan pemerataan adalah salah satu azas penyelenggaraan perumahan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman Nomor 1 Tahun 2011, Bab 2, pasal 2. Kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam akses dan kontrol terhadap 26 sumberdaya pembangunan, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman pelaksanaan kegiatan, serta manfaat hasil pembangunan perumahan dan kawasan permukiman, dapat terjadi pada proses dan produk perumahan dan kawasan permukiman, yang mencakup kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu. Tetapi, tidak sepenuhnya kegiatan yang tersebut dalam ketentuan umum, pasal 1 Undang- Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman nomor 1 tahun 2011 itu, merupakan kewenangan Kementerian Perumahan Rakyat. Ini mengisyaratkan pentingnya koordinasi di antara K/ L penyelenggara perumahan dan kawasan permukiman, dalam menciptakan perumahan dan kawasan permukiman yang responsif gender. Dengan proses dan produk pembangunan perumahan dan permukiman yang responsif gender, maka kelayakan huni dan keterjangkauan tidak hanya layak menurut kebutuhan teknis dan ekonomis semata-mata, melainkan juga harus layak gender. Untuk menemu-kenali isu gender, terlebih dahulu harus tersedia data terpilah, yang menunjukkan masih adanya ketimpangan gender dalam proses dan produk kebijakan, program, kegiatan yang akan direncanakan.
  • 28. Transformasi isu proses dan produk pembangunan perumahan dan permukiman, dari layak teknis ke layak teknis dan gender Diagram 1.1 proses produk: Siklus Perencanaan dan layak teknis layak huni Anggaran Nasional administratif terjangkau & responsif & layak gender gender isu terpilah isu gender isu terpilah produk: proses: layak huni layak & terjangkau: 27 teknis & teknis, administratif ekonomis (2) Isu Gender Bidang Perumahan Dan Kawasan Permukiman Isu-isu gender dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman secara umum dapat diintegrasikan, antara lain melalui: 1. Kebijakan dan program yang dapat mengatasi berbagai permasalahan perumahan dan kawasan permukiman, baik sebagai lingkungan fisik maupun sebagai pengorganisasian, yang menghasilkan proses maupun produk kebijakan serta program yang responsif gender; 2. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang dapat memandu pengguna dan pemakainya menghasilkan kegiatan dan atau produk perumahan dan kawasan permukiman lainnya yang responsif gender; 3. Peningkatan penyebaran dan penguasaan informasi mengenai isu gender dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman melalui sosialisasi, pelatihan dan pendidikan informal lainnya, serta dalam pendidikan formal dalam subjek pengetahuan terkait, seperti untuk perencana dan perancang perumahan dan kawasan permukiman, juga para pengambil keputusan terkait di kalangan pemerintahan pusat dan daerah, dan stakeholders lainnya, termasuk masyarakat pengguna perumahan dan kawasan permukiman;
  • 29. 4. Skema-skema pembiayaan/pendanaan pengembangan perumahan dan peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan kawasan permukiman yang responsif gender; 5. Peningkatan partisipasi perempuan dan laki-laki dari segala usia dan yang berkebutuhan khusus, dalam desain proyek, implementasi, monitoring dan evaluasi, agar manfaat pembangunan lebih bersifat responsif gender. 28 2.4 Isu Gender di Kementerian Perumahan Rakyat Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Dalam bagian ini akan diangkat beberapa contoh isu-isu gender di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat, sesuai dengan kegiatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi Kementerian, yang mencakup kebijakan, perencanaan dan perancangan, pembangunan dan pemeliharaan, serta monitoring dan evaluasi 2.4.1 Isu Kebijakan 1. Terbatasnya pemahaman pengambil keputusan, baik secara pola pikir dan atau kapasitas, dalam merumuskan kebijakan bidang perumahan dan kawasan permukiman yang berkeadilan bagi laki-laki, perempuan, anak-anak, lansia, dan disable. 2. Masih terdapatnya kesenjangan pemahaman di antara pembuat dan pelaksana kebijakan K/L dan Non-Pemerintah terkait pembiayaan perumahan terhadap peran perempuan sebagai pengelola keuangan rumah tangga. 3. Kriteria dan spesifikasi prasarana, sarana dan utilitas yang ada di perumahan dan kawasan permukiman belum mengakomodasi penggunaan oleh kaum perempuan dan disable. 4. Adanya kesenjangan laki-laki dan perempuan di dalam mengakses informasi kebijakan dan program perumahan.
  • 30. 2.4.2 Isu Perencanaan 1. Belum tersedianya data dan informasi yang terpilah menurut gender dalam penyusunan program. 2. Kurangnya pemahaman aspek gender dalam proses penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. 3. Perencanaan dan perancangan perumahan dan kawasan permukiman belum secara memadai memperhatikan kebutuhan gender. 29 4. Dokumen perencanaan bidang perumahan dan kawasan permukiman masih belum berperspektif gender. (2) Isu Gender Bidang Perumahan Dan Kawasan 2.4.3 Isu Pembangunan Permukiman 1. Keterbatasan akses masyarakat khususnya perempuan terhadap sumberdaya perumahan dan kawasan permukiman. 2. Masukan kelompok masyarakat dalam perencanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman belum responsif gender. 3. Bahan/materi sosialisasi/ pelatihan belum responsif gender; dan narasumber, fasilitator, serta pelaksana sosialisasi belum paham gender. 2.4.4 Monitoring dan Evaluasi 1. Belum ada indikator monitoring dan evaluasi yang responsif gender dalam penyelenggaaran perumahan dan kawasan permukiman. 2. Rendahnya peran masyarakat yang peduli gender dalam pengawasan pelaksanaan pembangunan perumahan. 3. Belum tersedianya komponen data terpilah atas penanganan pengaduan masyarakat di bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman; dan keikutsertaan perempuan dalam penyampaian saran pengaduan masih relatif rendah.
  • 31. Gambar 1.3 “Halamanku yang Indah” Pemenang Nominasi (SD) Mohammad Asaydana (11th) Batu-Malang, Jatim 30 Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
  • 32. Bab 3 PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER BIDANG PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN 31 Proses Penyusunan Perencanaan dan 3.1 (3) Penyusunan Penganggaran Perencanaan Dan Penganggaran Responsif Gender Bidang Perumahan Sistem perencanaan dan penganggaran yang berlaku di Kementerian Lembaga, telah dan Kawasan Permukiman tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. siklus perencanaan dan anggaran nasional RPJP RPJMN RKP RAP APBN pusat Renstra Renja RKA Rincian K/L K/L K/L APBN Diagram 3.1 UU 25/2004 tentang SPPN UU 17/2003 tentang Keuangan Negara Siklus Perencanaan dan Anggaran Nasional sumber: panduan PPRG KPP
  • 33. Diagram 3.1 memperlihatkan sinkronisasi sistem perencanaan dan penganggaran yang berlaku di Kementerian dan Lembaga. Rencana Kerja (Renja) Kementerian Perumahan Rakyat, dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Setelah ditelaah dan ditetapkan oleh Kementerian PPN/Bappenas dan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, disusunlah Rencana Kerja Anggaran (RKA), yang nantinya akan menjadi Rincian APBN (Pasal 2 Ayat (1) PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan RKA-KL). 32 Siklus perencanaan dan penganggaran di Indonesia, menurut Pasal 4 Undang-Undang Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Nomor 17 Tahun 2003, dimulai pada tanggal 1 Januari sampai 31 Desember tahun yang sama, seperti yang terlihat pada Diagram 3.2. Diagram 3.2 ini memperlihatkan bahwa Renja K/L harus sudah dibuat selambat-lambatnya di bulan April, dengan mengacu pada Renstra K/L dan pagu indikatif. Pada bulan berikutnya, setelah semua Renja K/L dikumpulkan oleh Bappenas, dan seluruh anggarannya dibahas bersama DPR RI, maka ditetapkanlah RKP yang telah memuat pagu sementara. Selanjutnya, RKP ini digunakan sebagai landasan dalam menyusun RKA K/L. Kemudian kumpulan dari semua RKA K/L dijadikan bahan lampiran RAPBN. Setelah RAPBN dibahas dan disahkan menjadi APBN, maka ditetapkanlah pagu definitif, dan selanjutnya RKA K/L menjadi DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) K/L. (Panduan PPRG Kementerian Keuangan). 3.2 Penganggaran Berbasis Kinerja Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah memuat azas- azas umum pengelolaan keuangan Negara dalam kaitan dengan penyelenggaraan Good Governance. Melalui UU tersebut telah ditetapkan azas akuntabilitas berorientasi hasil (Result Oriented Accountability), atau yang umumnya dikenal
  • 34. Diagram 3.2 Proses Perencanaan, Penganggaran dan Evaluasi Terpadu diagram proses perencanaan, penganggaran dan evaluasi terpadu Januari-April Mei-Agustus September-Desember Kementerian SEB prioritas program dan indikasi pagu Penelaahan konsisten 33 Perencanaan dengan RKP Kementerian Keuangan SE pagu sementara Rancangan KepPres tentang rincian Lampiran RAPBN APBN (himpunan RKA-KL) pagu Penelaahan konsisten pengesahan dengan prioritas anggaran Kementerian Negara/Lembaga konsep dokumen dokumen RKA-KL pengesahan pelaksanaan Rentra KL Rancangan Renja KL RKP anggaran anggaran Proses perencanaan, penganggaran, Tahap III Tahap I dan evaluasi terpadu pertemuan penyusunan konsep koordinasi kerangka kerja Tahap II Tahap IV penyusunan penyusunan RKP, rencana kegiatan RKA-KL DIPA dan anggaran
  • 35. dengan istilah akuntabilitas kinerja (Performance Accountability). Hal ini artinya ada perubahan mendasar pada sistim penganggaran, yang tadinya Line-Item Budgeting menjadi Performance Based Budgeting (Penganggaran Berbasis Kinerja). Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) merupakan suatu pendekatan dalam sistem penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran (output) dan hasil akhir (outcome) yang diharapkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Indikator kinerja yang digunakan dalam penerapan PBK 34 dapat dibagi dalam: Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman 1. Input indikator, yaitu indikator untuk melaporkan jumlah sumber daya yang digunakan untuk menjalankan suatu kegiatan atau program; 2. Output indikator, dimaksudkan untuk melaporkan unit barang/jasa yang dihasilkan suatu kegiatan atau program; 3. Outcome/effectiveness indikator, dimaksudkan untuk melaporkan hasil (termasuk kualitas pelayanan). Dalam struktur penganggaran yang berbasis kinerja, harus terdapat keterkaitan yang jelas antara kebijakan perencanaan sesuai dengan hirarki struktur organisasi pemerintahan, dengan alokasi anggaran untuk menghasilkan output, yang dilaksanakan oleh unit pengeluaran (spending unit) pada tingkat satuan kerja. Dalam hal ini, perumusan indikator kinerja yang menggambarkan tanda-tanda keberhasilan suatu program/kegiatan yang telah dilaksanakan, beserta output dan outcome yang dihasilkan, menjadi sangat penting. Indikator ini akan dijadikan alat ukur keberhasilan suatu program/kegiatan.
  • 36. Diagram 3.3 Konsep Kerangka Kinerja konsep kerangka kinerja 35 (3) Penyusunan Perencanaan Dan dampak Hasil pembangunan Apa yang ingin diubah Penganggaran yang diperoleh dari Responsif Gender pencapaian outcome Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman metode penyusunan hasil/ Apa yang ingin dicapai outcome keluaran/ produk/barang/jasa output Apa yang dihasilkan yang dihasilkan (Barang) atau dilayani (jasa) kegiatan proses menggunakan input Apa yang dikerjakan yang menghasilkan output yang diinginkan input sumberdaya yang menghasilkan Apa yang digunakan kontribusi dalam dalam bekerja menghasilkan input metode pelaksanaan
  • 37. Diagram 3.4 Penerapan PBK tersebut akan mempengaruhi struktur anggaran yang digunakan oleh Struktur Anggaran K/L. Diagram 3.4 menunjukkan struktur anggaran yang baru dalam penerapan PBK. Struktur anggaran tersebut memperlihatkan keterkaitan antara perencanaan dan penganggaran, yang merefleksikan keselarasan antara formulasi kebijakan dengan pelaksanaan kebijakan tersebut. Suatu kegiatan dapat menghasilkan lebih dari satu output, sementara untuk pencapaian setiap output, perlu dirinci komponen input secara berjenjang. Selanjutnya dapat dihitung kebutuhan belanja dari masing-masing 36 tahapan. Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman struktur anggaran program outcome Indikator kinerja utama kegiatan output Indikator kegiatan output kinerja kegiatan sub output komponen proses pencapaian sub komponen output detil belanja
  • 38. Perencanaan dan Penganggaran 3.3 Responsif Gender Perencanaan dan penganggaran responsif gender merupakan instrumen untuk mengatasi adanya kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam pelaksanaan pembangunan bagi perempuan dan laki-laki, sebagai akibat dari konstruksi sosial dan budaya, dengan tujuan mewujudkan perencanaan dan 37 penganggaran yang lebih berkeadilan. Perencanaan dan penganggaran responsif (3) gender, bukanlah sebuah proses yang terpisah dari sistem yang sudah ada, dan bukan Penyusunan Perencanaan Dan pula penyusunan rencana dan anggaran khusus untuk perempuan yang terpisah dari Penganggaran laki-laki. Penyusunan perencanaan dan penganggaran responsif gender bukanlah Responsif Gender Bidang Perumahan tujuan akhir, melainkan merupakan sebuah kerangka kerja atau alat analisis untuk dan Kawasan Permukiman mewujudkan keadilan dalam penerimaan manfaat pembangunan. Perencanaan dan penganggaran yang responsif gender adalah kegiatan dalam menterjemahkan kebijakan pembangunan dalam bentuk penggunaan dana dan kegiatan, untuk memastikan bahwa proses ini telah menjalankan prinsip-prinsip keadilan, termasuk di dalamnya keadilan dalam perspektif gender. Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) adalah proses yang tepat untuk menjamin terlaksananya prinsip keadilan tersebut. Mekanisme perencanaan dan penganggaran yang responsif gender mengikuti proses sistem perencanaan dan penganggaran nasional sebagai mana dijelaskan diatas (diagram 3.1 diatas). Perencanaan dan penganggaran responsif gender merupakan dua proses yang saling terkait dan terintegrasi. Berikut beberapa konsep tentang perencanaan dan penganggaran responsif gender:
  • 39. 1. Perencanaan responsif gender merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk menyusun program, proyek ataupun kegiatan yang akan dilaksanakan di masa mendatang, untuk menjawab isu-isu atau permasalahan gender di masing- masing sektor; 2. Perencanaan responsif gender adalah perencanaan yang dilakukan dengan memasukkan perbedaan-perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam proses penyusunannya. 38 Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Khusus tentang anggaran resposif gender, berdasarkan PMK Nomor 93 Tahun 2011, dijelaskan sebagai berikut: 1. Anggaran Responsif Gender (ARG) adalah anggaran yang mengakomodasi keadilan bagi perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses, manfaat, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dan mengontrol sumber-sumber daya, serta kesetaraan terhadap kesempatan dan peluang dalam menikmati hasil pembangunan, dan bukan merupakan anggaran yang yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan; 2. Prinsip-prinsip Dasar ARG: a. ARG bukan fokus pada penyediaan anggaran pengarusutamaan gender, tapi bagaimana memberikan manfaat pada laki-laki dan perempuan secara adil; b. Anggaran Responsif Gender bukanlah anggaran yang yang terpisah untuk laki- laki dan perempuan; c. Pola anggaran yang akan menjembatani kesenjangan peran dan tanggung jawab laki-laki, perempuan serta kelompok lain; d. Tidak berlaku sebagai dasar untuk meminta tambahan alokasi anggaran; e. ARG bukan berarti ada alokasi dana 50% laki-laki - 50% perempuan untuk setiap kegiatan;