Dokumen tersebut membahas pandangan Gereja Katolik Roma dan beberapa teolog mengenai doktrin dosa. Gereja Katolik Roma meyakini bahwa manusia memiliki "kebenaran asli" dari Allah namun kehilangan akibat dosa, dan dosa diturunkan dari ayah ke anak. Teolog seperti Gregory dan Anselm mengajarkan bahwa dosa asal timbul dari kelemahan manusia akibat kejatuhan Adam, sementara Thomas Aquinas menyatakan
2. Gereja Katolik Roma memakai semi-Pelagian dalam
pandangannya tentang doktrin dosa. Menurutnya, manusia
terdiri dari tubuh dan roh. Manusia dianugerahkan suatu
“kebenaran asli” dari Allah untuk membuat manusia hidup
sesuai kehendak Allah. Namun dosa membuat manusia
kehilangan “kebenaran asli” dari Allah.
Mengenai dosa asal, gereja Katolik Roma setuju bahwa dosa
diturunkan dari ayah ke anak.
Pandangan gereja Katolik Roma mengenai pembenaran adalah
bahwa Allah dan manusia sama-sama saling membantu untuk
mempersiapkan dirinya menjadi orang pilihan Allah yang
berkualitas. Dalam kelanjutannya, mereka berselisih dengan para
3. Gregory merupakan murid Augustine, Jerome, dan Ambrose. Pahamnya
tentang dosa adalah bahwa dosa diakibatkan oleh kelemahan manusia.
Adam jatuh dalam dosa karena kelemahannya, bukan karena kesalahannya
sehingga ia menyerahkan pilihannya untuk hidup dalam kematian.
Manusia dipandangnya tidak kehilahan kebebasan namun hanya kehilangan
kehendak baik saja dan hanya bisa diselamatkan oleh anugrah Allah. Dengan
anugrah tersebut maka manusia dapat berbuat baik. Perubahan dalam diri
seseorang dari baik menjadi jahat hanya dapat diperoleh melalui jalan
baptisan. Dengan baptisan, seseorang dibebaskan dari dosa masa lalu dan
diisi hatinya oleh kasih Allah.
Pandangannya tentang takdir manusia mengalami sedikit modifikasi.
Menurutnya, anugrah Allah itu tidak dapat ditolak dan Allah telah menunjuk
sejumlah orang untuk diselamatkan. Namun Allah tahu bahwa mereka-
mereka ini tidak akan menolak Injil. Pilihan Allah merupakan sesuatu yang di
luar kehendak dan pemikiran manusia karena kemahakuasaan-Nya.
4. Anselm (1033-1109) mengajarkan tentang kebiasaan manusia
yang sudah rusak karena kejatuhan Adam dan Hawa. Hal inilah
yang ia sebut dosa asal, bahkan anak-anak pun sudah memiliki
dosa asal karena mereka mengambil kebiasaan sebagai
manusia.
Ansel juga mengajarkan bahwa kebebasan sejati tidak ada lagi
karena kejatuhan manusia atas dosa; yang ada hanyalah faktor
“kerelaan.” Ia menolak pandangan bahwa manusia dapat
membedakan antara hal yang baik dan hal yang jahat. Karena
kejatuhan manusia dalam dosa maka dosa itu diturunkan dari
ayah pada anak dan dapat dihilangkan melalui baptisan.
Namun jika manusia tidak jatuh dalam dosa maka sifat kudus
dan baik yang diturunkan dari ayah pada anak.
5. Thomas Aquinas mengajarkan bahwa “semua orang yang lahir dari
Adam, memiliki satu tubuh dengan Adam” sehingga semua orang
sudah rusak karena dosa dari kejatuhan Adam dan Hawa. Dosa ini
membuat mereka terpisah dari Allah, menjadikan jiwa-jiwa
mereka kacau, dan patut dihukum. Mereka menggolongkan dosa
menjadi dua:
a. Pelanggaran berat, contoh: kesombongan, mementingkan diri
sendiri, hawa nafsu, kemarahan, kerakusan, iri hati, dan
kemalasan. Semua itu mereka sebut sebagai dosa fana yang
terdiri dari pelaggaran atas hukum Allah yang memisahkan
manusia dari Allah.
b. Pelanggaran ringan.
c. Hal ini mereka sebut sebagai “penyelewengan “ dari Allah dan
dapat ditebus dengan penghukuman yang sementara.