Bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas dengan mengimplementasikan model pembelajaran matematika realistik berbasis discovery. Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dengan subyek 34 siswa kelas VIII. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif antara guru dan peneliti melalui beberapa tahap seperti perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan
1. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dirancang dengan mengunakan pendekatan deskriptif
kualitatif dan dilaksanaan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
secara kolaboratif antara guru matematika dan peneliti dalam upaya untuk
meningkatkan pemahaman konsep SPLDV melalui implementasi model
pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery. Menurut Subadi
(2010: 17) penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang
dilakukan berdasarkan adanya permasalahan nyata yang muncul di kelas,
selanjutnya berdasar permasalahan tersebut guru mencari alternatif cara-
cara untuk mengatasinya dan menindaklanjuti dengan tindakan nyata yang
terencana dan dapat diukur tingkat keberhasilannya.
PTK bercirikan perbaikan terus menerus sehingga kepuasan
peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya (berhentinya) siklus-siklus dalam
sebuah penelitian. Siklus ini berlangsung beberapa kali sehingga tercapai
tujuan yang diinginkan. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan
pokok pemecahan masalah yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan,
3) mengumpulkan data, dan 4) menganalisis data atau informasi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
29
2. 30
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta
yang terletak di Jl. Slamet Riyadi 443 Surakarta. Pertimbangan pemilihan
sekolah ini sebagai tempat penelitian karena pembelajaran matematika di
SMP Muhammadiyah 5 Surakarta masih kurang memperhatikan
pemahaman konsep pada siswa di samping itu, di SMP Muhammadiyah
5 Surakarta terdapat data-data yang dibutuhkan dan belum pernah
diadakan penelitian yang serupa.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2011/2012
semester gasal. Untuk lebih jelasnya tahap-tahap kegiatan penelitian dapat
disajikan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian
Bulan Penelitian Tahun 2011/ 2012
No Jadwal Penelitian Sep Oktober November Desember Januari
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap Persiapan
a. Kajian studi pustaka
b.Pembuatan desain penelitian
c. Konsultasi rancangan penelitian
d.Pembuatan instrumen
e. Pengurusan Ijin Penelitian
2 Tahap Pelaksanaan
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan tindakan
c. Pengamatan kelas
d. Refleksi
e. Analisis dan Interpretasi data
f. Perumusan hasil Penelitian
3 Tahap Laporan
a. Penyusunan laporan
b. Penulisan laporan
c. Revisi dan editing Data
d. Penggandaan data
e. Penyerahan laporan
3. 31
C. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini guru matematika bertindak sebagai subyek
yang memberikan tindakan. Penelitian ini diberikan pada kelas VIII C
semester gasal SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dengan jumlah
seluruhnya 34 siswa sebagai subyek yang menerima tindakan. Peneliti
dibantu oleh guru bertindak sebagai observer.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas secara
kolaboratif, yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis, menyesuaikan
situasi dan kondisi obyek penelitian dan melakukan tindakan berdasarkan
permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Guru matematika dan peneliti dilibatkan sejak (1) dialog awal, (2)
perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi dan
monitoring, (5) refleksi, (6) evaluasi dan (7) penyimpulan hasil berupa
peningkatan pemahaman konsep matematika siswa. Secara singkat
tindakan dalam penelitian ini dapat disusun dalam bagan berikut ini:
4. 32
Dialog Awal
Putaran I Perencanaan Tindakan I
Tindakan
Observasi dan Monitoring
Evaluasi
Refleksi
Siswa Mencapai Penguasaan Kompetensi
Putaran II Perencanaan terevisi
Tindakan II
Observasi dan Monitoring
Evaluasi
Refleksi
Siswa Mencapai Penguasaan Kompetensi
Dan seterusnya
Gambar 3.1
Rancangan PTK Kemmis & Mc Taggart (Tjipto Subadi, 2010: 85)
1. Dialog Awal
Dialog awal merupakan suatu pertemuan antara peneliti dan
guru matematika kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta
bersama-sama melakukan perkenalan awal, penyatuan ide dan
berdiskusi untuk membahas masalah yang muncul, serta cara-cara
untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran
matematika. Peserta dialog membicarakan model dan alternatif
5. 33
pembelajaran yang akan dipraktekan dan kemudian dikembangkan
sehingga diperoleh kesepakatan untuk menangani masalah peningkatan
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dalam pembelajaran
matematika di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.
Dialog awal antara peneliti dan guru matematika dilakukan
pada tanggal 29 Oktober 2011 di kantor guru SMP Muhammadiyah 5
Surakarta. Dialog ini menghasilkan kesepakatan bahwa: 1) usaha untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
dalam pembelajaran matematika perlu dilakukan, 2) mengidentifikasi
masalah-masalah yang diduga menjadi penghambat dalam
mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika
dalam upaya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika,
3) alternatif pembelajaran yang dipraktekan dalam upaya peningkatan
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII C SMP
Muhammadiyah 5 Surakarta dalam pembelajaran matematika adalah
dengan melalui implementasi model pembelajaran Matematika
Realistik berbasis Discovery.
2. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan ini mengacu pada hasil dialog awal yang
telah dirumuskan fokus permasalahannya. Pada perencanaan tindakan
ini melibatkan guru kelas yaitu memadukan hasil pengamatan serta
persepsi guru terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Dari hasil dialog awal diharapkan dapat membangun kesadaran tentang
6. 34
pentingnya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa. Langkah-langkah persiapan yang dilakukan untuk mengadakan
tindakan terdiri dari :
a. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya
Berdasarkan dialog awal peneliti merumuskan permasalahan
siswa terutama yang berhubungan dengan pemahaman konsep
matematika selama pembelajaran. Menurut guru kelas dan berdasarkan
pengamatan peneliti permasalahan yang muncul sebagian besar
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa rendah sehingga
berakibat pada rendahnya prestasi belajar.
Permasalahan yang menyebabkan rendahnya kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII C SMP
Muhammadiyah 5 Surakarta selama proses pembelajaran matematika,
antara lain adalah:
1) Siswa cenderung pasif dan kurang siap mengikuti pelajaran.
2) Jarang siswa yang berani bertanya pada gurunya.
3) Pembelajaran matematika masih jauh dari kehidupan siswa.
4) Siswa kesulitan dalam mengingat konsep dan menerapkanya.
5) Pemahaman konsep siswa masih rendah dalam penyelesaian soal.
6) Dalam proses kegiatan belajar mengajar banyak siswa yang hanya
duduk diam mendengarkan, siswa bersedia untuk aktif apabila
ditunjuk oleh guru.
7) Masih banyak siswa yang ramai tidak memperhatikan guru.
7. 35
8) Proses pembelajaran masih terpusat pada guru.
Hal-hal diatas disebabkan karena kurangnya kreativitas dari
guru ketika menyampaikan materi pelajaran. Sistem pengajaran yang
dilakukan oleh guru cenderung masih konvensional, berpusat pada
guru, dan siswa hanya duduk diam dan mendengarkan. Guru kurang
bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, membangkitkan
semangat siswa dengan cara mengaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari ketika proses pembelajaran berlangsung sehingga
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa masih sangat
rendah.
b. Perencanaan Solusi Masalah
Peneliti berusaha mencari solusi pemecahannya dengan melihat
masalah-masalah yang muncul yaitu menentukan model pembelajaran
yang tepat. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah rendahnya
kemampun pemahaman konsep matematika siswa adalah melalui
implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis
Discovery.
Adapun penyusunan perencanaan tindakan untuk setiap putaran
adalah sebagai berikut:
1) Putaran I
Perencanaan tindakan kelas pada putaran I adalah melalui
implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis
Discovery dilaksanakan pada hari Senin 21 November 2011. Di awal
8. 36
pelajaran, guru memberikan sedikit pengantar tentang materi yang akan
disampaikan yaitu sub pokok bahasan putaran I tentang pengertian,
perbedaan PLDV dan SPLDV serta variabel dan bentuknya tetapi guru
belum memberi tahu tujuan dari materi yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari kepada siswa.
Agar lebih mudah memahami materi, guru memberikan contoh
permasalahan konstektual yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
kemudian diselesaikan bersama-sama. Siswa diarahkan untuk
membentuk kelompok 4 5 orang kemudian guru memberikan alat
peraga dan beberapa permasalahan konstektual yang dikerjakan secara
kelompok yang kemudian dianalisis dan merumuskan prinsip serta
generalisasinya. Setelah itu setiap kelompok mengajukan perwakilan
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
Sebagai penutup guru menyampaikan poin-poin utama dari materi
tersebut dan memberikan latihan soal (konstektual) kepada siswa serta
penilaian secara individu.
2) Putaran II
Perencanaan tindakan kelas pada putaran II adalah melalui
implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis
Discovery dilaksanakan pada hari Rabu 23 November 2011. Di awal
pelajaran, guru membuka proses pembelajaran dengan membahas tugas
latihan tidak terstruktur yang telah diberikan pada putaran I, dilanjutkan
memberikan sedikit pengantar tentang materi yang akan disampaikan
9. 37
yaitu sub pokok bahasan putaran II tentang menentukan akar
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik dan metode
eliminasi.
Agar lebih mudah memahami materi, guru memberikan contoh
permasalahan konstektual yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
kemudian diselesaikan bersama-sama. Siswa diarahkan untuk
membentuk kelompok 4 5 orang kemudian guru memberikan alat
peraga dan beberapa permasalahan konstektual yang dikerjakan secara
kelompok yang kemudian dianalisis dan merumuskan prinsip serta
generalisasinya. Setelah itu setiap kelompok mengajukan perwakilan
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
Sebagai penutup guru menyampaikan poin-poin utama dari materi
tersebut dan memberikan latihan soal (konstektual) kepada siswa serta
penilaian secara individu.
3) Putaran III
Perencanaan tindakan kelas pada putaran III adalah melalui
implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis
Discovery dilaksanakan pada hari Senin 28 November 2011. Di awal
pelajaran, guru membuka proses pembelajaran dengan membahas tugas
latihan tidak terstruktur yang telah diberikan pada putaran II,
dilanjutkan memberikan sedikit pengantar tentang materi yang akan
disampaikan yaitu sub pokok bahasan putaran III tentang menentukan
10. 38
akar penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi dan
metode gabungan antara metode eliminasi dan substitusi.
Agar lebih mudah memahami materi, guru memberikan contoh
permasalahan konstektual yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
kemudian diselesaikan bersama-sama. Siswa diarahkan untuk
membentuk kelompok 4 5 orang kemudian guru memberikan alat
peraga dan beberapa permasalahan konstektual yang dikerjakan secara
kelompok yang kemudian dianalisis dan merumuskan prinsip serta
generalisasinya. Setelah itu setiap kelompok mengajukan perwakilan
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
Sebagai penutup guru menyampaikan poin-poin utama dari materi
tersebut dan memberikan latihan soal (konstektual) kepada siswa serta
penilaian secara individu.
c. Identifikasi Siswa
Proses ini dilakukan untuk menemukan siswa yang
berkemampuan memahami konsep matematika. Hasil yang didapat dari
dialog tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa dalam kegiatan belajar matematika masih kurang,
kemampuan siswa dalam membedakan contoh dan non contoh,
memahami masalah, menyelesaikan masalah dan menyatakan ulang
suatu konsep masih kurang sehingga menyebabkan prestasi siswa
rendah.
11. 39
Berdasarkan uraian di atas mengenai solusi pemasalahan maka
dalam pembelajaran matematika perlu menerapkan suatu model
pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan berkarakter. Untuk
keperluan itu guru sebaiknya mempunyai gambaran permasalahan dan
penyebab tidak keefektifan pembelajaran matematika. Informasi
tentang permasalahan ini dapat diperoleh dari pemgalaman-pengalaman
guru mengahadapi situasi di kelas dari tahun ke tahun. Kemudian
mendiskusikan bersama antara guru matematika dan peneliti untuk
melihat keterkaitan masalah tersebut dengan hal-hal yang terkait.
Melihat masalah-masalah yang muncul maka peneliti berusaha
mencari solusi pemecahannya yaitu dengan menentukan model
pembelajaran. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah
tersebut agar kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dalam
pembelajaran matematika meningkat adalah dengan melalui
implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis
Discovery.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasarkan pada
perencanaan namun, tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana.
Suatu tindakan yang diputuskan mengandung resiko karena terjadi
dalam situasi nyata. Oleh karena itu rencana tindakan harus tentatif dan
sementara, fleksibel, dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada
sebagai usaha kearah perbedaan.
12. 40
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru yang akan
diobservasi karena guru berfungsi sebagai pengelola kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, guru
melaksanakan tindakan pembelajaran melalui penerapan model
pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery.
Pelaksanaan tindakan ini terbagi dalam tiga putaran. Putaran I
dilaksanakan pada hari Senin 21 November 2011 dengan indikator
materi yang diajarkan yaitu: 1) menjelaskan pengertian persamaan
linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel
(SPLDV), 2) menyebutkan perbedaan antara persamaan linear dua
variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV),
3) menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dalam
berbagai variabel dan bentuk.
Putaran II dilaksanakan pada hari Rabu 23 November 2011
dengan indikator materi yang diajarkan yaitu: 1) menentukan akar
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik, 2)
menentukan akar penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode
eliminasi, 3) memberikan contoh SPLDV dalam kejadian kehidupan
sehari-hari dan penyelesaiannya dengan menggunakan metode grafik
dan metode eliminasi.
Putaran III dilaksanakan pada hari Senin 28 November 2011
dengan indikator materi yang diajarkan yaitu: 1) menentukan akar
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi, 2)
13. 41
menentukan akar penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode
gabungan yaitu metode eliminasi dan substitusi, 3) memberikan contoh
SPLDV dalam kejadian kehidupan sehari-hari dan penyelesaiannya
dengan menggunakan metode gabungan. Pelaksanaan tindakan
disesuaikan dengan jadwal pelajaran matematika kelas VIII C SMP
Muhammadiyah 5 Surakarta.
4. Observasi dan Monitoring
Observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan
yang terjadi selama tindakan itu berlangsung. Observasi ini bersifat
responsif, fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak
terduga. Saat melakukan observasi, peneliti mengamati proses tindakan,
pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan.
Pada waktu observasi, peneliti mengamati proses pembelajaran
dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada
proses pembelajaran tersebut baik yang terjadi pada guru, siswa
maupun situasi kelas. Perlu diingat bahwa peneliti hanya mencatat apa
yang dilihat dan didengar bukan memberikan penilaian.
Observasi itu bersifat terbuka pandangan dan pikirannya serta
pelaksanaannya berorientasi ke masa yang akan datang dan
memberikan dasar dari refleksi. Proses tindakan, pengaruh tindakan
yang disengaja atau tidak disengaja, situasi tempat, dan kendala
pelaksanaan tindakan semua dicatat dalam kegiatan observasi yang
terencana secara fleksibel dan terbuka. Kegiatan ini dilakukan oleh guru
14. 42
matematika kelas VIII C dan peneliti dengan mencatat hasil observasi
pada lembar pengamatan menurut aspek identifikasi. Waktu
pelaksanaan observasi disesuaikan dengan jam pelajaran pada jadwal
matematika di kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Semester
Gasal tahun pelajaran 2011/2012.
5. Refleksi
Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah upaya
untuk mengkaji apa yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan,
kenapa hal tersebut terjadi demikian dan apa yang perlu dilakukan
selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah
selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Dengan kata
lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau
kegagalan pencapaian tujuan sementara. Pelaksanaan refleksi berupa
diskusi yang dilakukan peneliti dan guru matematika untuk memberi
makna dan menyimpulkan hasil tindakan yang dilakukan.
6. Evaluasi
Kegiatan ini sebagai proses pengumpulan data, mengolah data,
dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan
keputusan tindakan. Evaluasi diarahkan pada penemuan dan bukti-bukti
dari peningkatan pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika
yang terjadi setelah dilaksanakan serangkaian suatu tindakan. Tahap ini
merupakan proses mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi
yamg dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.
15. 43
Kegiatan ini dilakukan dalam setiap tindakan yang
dilaksanakan. Penyajian ini dilakukan dalam rangka pemahaman
terhadap sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan. Jika tujuan dalam program yang dilaksanakan
belum berhasil, maka diperlukan langkah revisi untuk memperbaiki
atau menyusun program rencana baru yang akan dilaksanakan pada
putaran II, dan apabila putaran II masih belum berhasil, maka disusun
rencana program untuk putaran III dan seterusnya.
Tindakan dinyatakan berhasil bila setelah dilakukan tindakan
terjadi perubahan perilaku belajar lebih baik dari sebelumnya. Jika
perilaku belajar tidak berbeda bahkan lebih buruk, maka tindakan
dinyatakan belum berhasil.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa
dalam pembelajaran matematika dan berupa data tindakan belajar atau
perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan mengajar. Dalam penelitian
ini teknik pengumpulan data dibedakan menjadi dua yaitu metode pokok
dan metode bantu.
1. Metode Pokok
Metode pokok adalah metode utama yang digunakan dalam
pengumpulan data yang kemudian diolah dan dianalisis. Metode pokok
dalam penelitian ini adalah
16. 44
a. Metode observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap gejala atau tingkah laku
tertentu dari obyek yang diselidiki baik dalam situasi yang sebenarnya
maupun dalam situasi buatan (Sudjana, 2000: 89). Observasi sebagai
salah satu teknik untuk mengamati secara langsung dengan teliti,
cermat dan hati-hati terhadap fenomena dalam pembelajaran
matematika kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Kegiatan
observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya
perubahan tingkah laku tindakan belajar peserta didik yaitu peningkatan
pemahaman konsep matematika.
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif
adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai
instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau
tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Pengumpulan data melalui
observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang menjadi
subyek penelitian yaitu kelas VIII C di SMP Muhammadiyah 5
Surakarta dengan banyak siswa adalah 34 siswa dan diarahkan pada
tindakan penelitian dalam pembelajaran matematika melalui
implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis
Discovery pada pokok bahasan SPLDV.
b. Metode Tes
Tes dilakukan di akhir pembelajaran berguna untuk mengetahui
tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi SPLDV. Tes
17. 45
dilakukan secara tertulis dan bentuk tes yang dipakai peneliti adalah
uraian. Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk mengumpulkan
data mengenai pengaruh implementasi model pembelajaran Matematika
Realistik berbasis Discovery untuk meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa khususnya pokok bahasan SPLDV.
2. Metode Bantu
Metode bantu dalam penelitian ini adalah berupa catatan lapangan dan
dokumentasi.
a. Catatan Lapangan
Catatan lapangan yang dipakai oleh peneliti adalah pengamatan
yang berupa pertanyaan tentang semua penelitian yang dialami, dilihat,
dan didengar. Setiap catatan lapangan mewakili peristiwa yang penting
dalam setiap tindakan yang akan dimaksudkan dalam proposisi suatu
konteks.
Kegiatan catatan lapangan ini dilakukan oleh peneliti dan guru
matematika kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta sebanyak
tiga kali sesuai dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan yaitu
sebanyak tiga putaran. Kegiatan catatan lapangan ini dimulai tanggal 21
November sampai 28 November 2011. Catatan lapangan ini digunakan
sebagai pertimbangan dalam pelaksanaan putaran selanjutnya untuk
meminimalkan permasalahan dari putaran sebelumnya.
18. 46
b. Dokumentasi
Dokumentasi dipergunakan untuk mencatat secara keseluruhan
kejadian-kejadian selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama
siswa serta foto rekaman proses tindakan penelitian.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data berupa profil
sekolah SMP Muhammadiyah 5 Surakarta, nama-nama siswa kelas VIII
C, daftar guru dan karyawan SMP Muhammadiyah 5 Surakarta serta
foto guru dan siswa kelas VIII C pada saat kegiatan pembelajaran
matematika berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran
Matematika Realistik berbasis Discovery.
F. Instrumen Penelitian
1. Definisi Istilah
a. Pemahaman Konsep Matematika
Pemahaman konsep matematika adalah ide atau gagasan yang
memungkinkan kita untuk mengelompokkan tanda (obyek) ke dalam
contoh dan bukan contoh yang merupakan suatu kesan jiwa dari mutu,
sifat atau ciri yang ada dan umumnya mewakili sebuah pemikiran.
Pemahaman ini meliputi penerimaan dan komunikasi secara akurat
sebagai hasil komunikasi dalam pembelajaran yang berbeda dan
mengorganisasikan secara singkat tanpa mengubah pengertian.
Indikator pemahaman konsep meliputi:
1) Kemampuan siswa dalam membedakan contoh dan non contoh.
19. 47
2) Kemampuan siswa dalam memahami masalah.
3) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
4) Kemampuan siswa dalam menyatakan ulang suatu konsep.
b. Model Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Discovery
Model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery
adalah sebuah pendekatan pembelajaran matematika realistik yang
menggunakan metode penemuan dan sejalan dengan aliran
konstruktivis, dimana sebuah pengetahuan dibangun dari situasi yang
dikenal siswa dan riil di dalam benaknya, kemudian dari masalah
tersebut siswa diajak menyelesaikan masalah tersebut dengan model
yang tidak formal (mathematics and reflection) sebagai jembatan
untuk menemukan model matematika formal yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang sejenis.
Adapun langkah pelaksanaan pembelajaran Matematika
Realistik berbasis Discovery adalah sebagai berikut.
1) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok 4-5 orang.
2) Guru menyediakan alat peraga dan menyediakan permasalahan-
permasalahan sehari-hari yang berdasarkan fakta-fakta
(konstektual dan realistik).
3) Setiap kelompok diberikan alat peraga untuk membantu
menyelesaikan masalah dan membuat model penyelesaian sendiri.
20. 48
4) Memberikan kesempatan pada siswa melakukan diskusi
penemuan (discovery) model matematika formal untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang disediakan.
5) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan
yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
6) Siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
7) Memberikan latihan soal (konstektual) kepada siswa dan
penilaian secara individu.
Strategi ini cukup menyenangkan karena mengajak siswa
untuk berfikir mengarah dalam kegiatan kehidupan sehari-hari
sehingga membuat siswa memiliki kebermaknaan dalam pembelajaran
matematika dan tidak jenuh. Pembelajaran matematika pun menjadi
lebih dekat dengan kehidupan siswa.
2. Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan menjaga
validitas isi. Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini
pedoman observasi yang terbagi menjadi 3 bagian:
a. Observasi tindak belajar yang disesuaikan dengan rencana
pembelajaran.
b. Observasi tindak belajar yang berkaitan dengan tingkat pemahaman
konsep dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5
Surakarta dalam pembelajaran matematika.
21. 49
c. Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun
tindak belajar yang belum tersaji.
G. Teknik Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, data dianalisa sejak tindakan
pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai
proses penyusunan laporan. Analisis data dilakukan secara deskriptif
kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan metode alur,
yaitu data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan,
dikembangkan selama proses pembelajaran. Alur yang dilalui dalam
analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan tertulis di lapangan. Hasil reduksi data berupa uraian singkat
yang telah digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan.
2. Penyajian data
Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks
naratif yang disusun, diatur, diringkas dalam kategori-kategori,
22. 50
sehingga mudah dipahami yamg memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap dari kumpulan
tiap kategori disimpulkan sementara, kemudian dilakukan penyimpulan.
Verifikasi adalah sebagai pemikiran kembali yang dilakukan oleh
penganalisis tentang apa yang ditulis dan juga tinjauan ulang pada
catatan-catatan lapangan. Data-data yang telah diseleksi dapat diambil
kesimpulannya.
H. Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.
Data dalam penelitian ini disahkan melalui triangulasi. Triangulasi
menurut Moleong (2006:106) memberikan definisi bahwa triangulasi tidak
lain adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu
kejadian yang di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data-data yang ada.
Tujuan penggunaan triangulasi oleh peneliti utamanya adalah untuk
melakukan cross chek data yang diperoleh dari lapangan sehingga dalam
melakukan analisis hanya data yang valid. Alasan dari penggunaan
triangulasi sebagai penentu kevalidan isi karena triangulasi memberikan
hasil yang tidak menimbulkan keragu-raguan informasi dari fenomena
yang diseleksi.
23. 51
Pada penelitian ini triangulasi dilakukan dengan triangulasi sumber
dan triangulasi metode. Dalam triangulasi sumber, data diterapkan dengan
mengambil data dari beberapa sumber. Dalam penelitian ini sumber data
diperoleh dari guru matematika dan siswa SMP Muhammadiyah 5
Surakarta. Dalam triangulasi metode, data dilakukan dengan cara
menanyakan hal yang sama dengan teknik atau metode yang berbeda yaitu
dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi (Sugiono, 2008: 209 ).