SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 23
Descargar para leer sin conexión
BAB III

                           METODE PENELITIAN



A. Jenis Penelitian

             Penelitian ini dirancang dengan mengunakan pendekatan deskriptif

      kualitatif dan dilaksanaan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

      secara kolaboratif antara guru matematika dan peneliti dalam upaya untuk

      meningkatkan pemahaman konsep SPLDV melalui implementasi model

      pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery. Menurut Subadi

      (2010: 17) penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang

      dilakukan berdasarkan adanya permasalahan nyata yang muncul di kelas,

      selanjutnya berdasar permasalahan tersebut guru mencari alternatif cara-

      cara untuk mengatasinya dan menindaklanjuti dengan tindakan nyata yang

      terencana dan dapat diukur tingkat keberhasilannya.

             PTK bercirikan perbaikan terus menerus sehingga kepuasan

      peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya (berhentinya) siklus-siklus dalam

      sebuah penelitian. Siklus ini berlangsung beberapa kali sehingga tercapai

      tujuan yang diinginkan. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan

      pokok pemecahan masalah yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan,

      3) mengumpulkan data, dan 4) menganalisis data atau informasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

 1.    Tempat Penelitian




                                      29
30




                          Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta

                 yang terletak di Jl. Slamet Riyadi 443 Surakarta. Pertimbangan pemilihan

                 sekolah ini sebagai tempat penelitian karena pembelajaran matematika di

                 SMP Muhammadiyah 5 Surakarta masih kurang memperhatikan

                 pemahaman konsep pada siswa di samping itu, di SMP Muhammadiyah

                 5 Surakarta terdapat data-data yang dibutuhkan dan belum pernah

                 diadakan penelitian yang serupa.

           2.   Waktu Penelitian

                       Penelitian akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2011/2012

                semester gasal. Untuk lebih jelasnya tahap-tahap kegiatan penelitian dapat

                disajikan sebagai berikut:

                               Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian
                                               Bulan Penelitian Tahun 2011/ 2012
No         Jadwal Penelitian           Sep  Oktober    November      Desember    Januari
                                       3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap Persiapan
  a. Kajian studi pustaka
  b.Pembuatan desain penelitian
  c. Konsultasi rancangan penelitian
  d.Pembuatan instrumen
  e. Pengurusan Ijin Penelitian
2 Tahap Pelaksanaan
  a. Perencanaan
  b. Pelaksanaan tindakan
  c. Pengamatan kelas
  d. Refleksi
  e. Analisis dan Interpretasi data
  f. Perumusan hasil Penelitian
3 Tahap Laporan
  a. Penyusunan laporan
  b. Penulisan laporan
  c. Revisi dan editing Data
  d. Penggandaan data
  e. Penyerahan laporan
31




C. Subyek Penelitian

          Dalam penelitian ini guru matematika bertindak sebagai subyek

   yang memberikan tindakan. Penelitian ini diberikan pada kelas VIII C

   semester gasal SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dengan jumlah

   seluruhnya 34 siswa sebagai subyek yang menerima tindakan. Peneliti

   dibantu oleh guru bertindak sebagai observer.

D. Rancangan Penelitian

          Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas secara

   kolaboratif, yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis, menyesuaikan

   situasi dan kondisi obyek penelitian dan melakukan tindakan berdasarkan

   permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

   Guru matematika dan peneliti dilibatkan sejak (1) dialog awal, (2)

   perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi dan

   monitoring, (5) refleksi, (6) evaluasi dan (7) penyimpulan hasil berupa

   peningkatan pemahaman konsep matematika siswa. Secara singkat

   tindakan dalam penelitian ini dapat disusun dalam bagan berikut ini:
32




                                      Dialog Awal


Putaran I          Perencanaan                                  Tindakan I
                    Tindakan
                                                        Observasi dan Monitoring
                     Evaluasi



                                       Refleksi


                        Siswa Mencapai Penguasaan Kompetensi


Putaran II                       Perencanaan terevisi
                                                               Tindakan II
                                                        Observasi dan Monitoring
                    Evaluasi

                                       Refleksi


                       Siswa Mencapai Penguasaan Kompetensi

                                  Dan seterusnya


                                      Gambar 3.1

              Rancangan PTK Kemmis & Mc Taggart (Tjipto Subadi, 2010: 85)

            1. Dialog Awal

                      Dialog awal merupakan suatu pertemuan antara peneliti dan

              guru matematika kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta

              bersama-sama melakukan perkenalan awal, penyatuan ide dan

              berdiskusi untuk membahas masalah yang muncul, serta cara-cara

              untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran

              matematika. Peserta dialog membicarakan model dan alternatif
33




  pembelajaran yang akan dipraktekan dan kemudian dikembangkan

  sehingga diperoleh kesepakatan untuk menangani masalah peningkatan

  kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dalam pembelajaran

  matematika di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.

           Dialog awal antara peneliti dan guru matematika dilakukan

  pada tanggal 29 Oktober 2011 di kantor guru SMP Muhammadiyah 5

  Surakarta. Dialog ini menghasilkan kesepakatan bahwa: 1) usaha untuk

  meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

  dalam pembelajaran matematika perlu dilakukan, 2) mengidentifikasi

  masalah-masalah     yang    diduga   menjadi    penghambat     dalam

  mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika

  dalam upaya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika,

  3) alternatif pembelajaran yang dipraktekan dalam upaya peningkatan

  kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII C SMP

  Muhammadiyah 5 Surakarta dalam pembelajaran matematika adalah

  dengan   melalui   implementasi   model   pembelajaran   Matematika

  Realistik berbasis Discovery.

2. Perencanaan Tindakan

           Perencanaan tindakan ini mengacu pada hasil dialog awal yang

  telah dirumuskan fokus permasalahannya. Pada perencanaan tindakan

  ini melibatkan guru kelas yaitu memadukan hasil pengamatan serta

  persepsi guru terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

  Dari hasil dialog awal diharapkan dapat membangun kesadaran tentang
34




pentingnya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika

siswa. Langkah-langkah persiapan yang dilakukan untuk mengadakan

tindakan terdiri dari :

a. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya

        Berdasarkan dialog awal peneliti merumuskan permasalahan

siswa terutama yang berhubungan dengan pemahaman konsep

matematika selama pembelajaran. Menurut guru kelas dan berdasarkan

pengamatan peneliti permasalahan yang muncul sebagian besar

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa rendah sehingga

berakibat pada rendahnya prestasi belajar.

        Permasalahan yang menyebabkan rendahnya kemampuan

pemahaman       konsep    matematika   siswa   kelas   VIII   C   SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta selama proses pembelajaran matematika,

antara lain adalah:

1) Siswa cenderung pasif dan kurang siap mengikuti pelajaran.

2) Jarang siswa yang berani bertanya pada gurunya.

3) Pembelajaran matematika masih jauh dari kehidupan siswa.

4) Siswa kesulitan dalam mengingat konsep dan menerapkanya.

5) Pemahaman konsep siswa masih rendah dalam penyelesaian soal.

6) Dalam proses kegiatan belajar mengajar banyak siswa yang hanya

    duduk diam mendengarkan, siswa bersedia untuk aktif apabila

    ditunjuk oleh guru.

7) Masih banyak siswa yang ramai tidak memperhatikan guru.
35




8) Proses pembelajaran masih terpusat pada guru.

       Hal-hal diatas disebabkan karena kurangnya kreativitas dari

guru ketika menyampaikan materi pelajaran. Sistem pengajaran yang

dilakukan oleh guru cenderung masih konvensional, berpusat pada

guru, dan siswa hanya duduk diam dan mendengarkan. Guru kurang

bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, membangkitkan

semangat siswa dengan cara mengaitkan materi dengan kehidupan

sehari-hari    ketika   proses   pembelajaran   berlangsung   sehingga

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa masih sangat

rendah.

b.   Perencanaan Solusi Masalah

       Peneliti berusaha mencari solusi pemecahannya dengan melihat

masalah-masalah yang muncul yaitu menentukan model pembelajaran

yang tepat. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah rendahnya

kemampun pemahaman konsep matematika siswa adalah melalui

implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis

Discovery.

       Adapun penyusunan perencanaan tindakan untuk setiap putaran

adalah sebagai berikut:

1) Putaran I

       Perencanaan tindakan kelas pada putaran I adalah melalui

implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis

Discovery dilaksanakan pada hari Senin 21 November 2011. Di awal
36




pelajaran, guru memberikan sedikit pengantar tentang materi yang akan

disampaikan yaitu sub pokok bahasan putaran I tentang pengertian,

perbedaan PLDV dan SPLDV serta variabel dan bentuknya tetapi guru

belum memberi tahu tujuan dari materi yang dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari kepada siswa.

       Agar lebih mudah memahami materi, guru memberikan contoh

permasalahan konstektual yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari

kemudian    diselesaikan     bersama-sama.    Siswa    diarahkan    untuk

membentuk kelompok 4  5 orang kemudian guru memberikan alat

peraga dan beberapa permasalahan konstektual yang dikerjakan secara

kelompok yang kemudian dianalisis dan merumuskan prinsip serta

generalisasinya. Setelah itu setiap kelompok mengajukan perwakilan

untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

Sebagai penutup guru menyampaikan poin-poin utama dari materi

tersebut dan memberikan latihan soal (konstektual) kepada siswa serta

penilaian secara individu.

2) Putaran II

       Perencanaan tindakan kelas pada putaran II adalah melalui

implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis

Discovery dilaksanakan pada hari Rabu 23 November 2011. Di awal

pelajaran, guru membuka proses pembelajaran dengan membahas tugas

latihan tidak terstruktur yang telah diberikan pada putaran I, dilanjutkan

memberikan sedikit pengantar tentang materi yang akan disampaikan
37




yaitu sub pokok bahasan putaran II tentang menentukan akar

penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik dan metode

eliminasi.

       Agar lebih mudah memahami materi, guru memberikan contoh

permasalahan konstektual yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari

kemudian     diselesaikan    bersama-sama.   Siswa   diarahkan   untuk

membentuk kelompok 4  5 orang kemudian guru memberikan alat

peraga dan beberapa permasalahan konstektual yang dikerjakan secara

kelompok yang kemudian dianalisis dan merumuskan prinsip serta

generalisasinya. Setelah itu setiap kelompok mengajukan perwakilan

untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

Sebagai penutup guru menyampaikan poin-poin utama dari materi

tersebut dan memberikan latihan soal (konstektual) kepada siswa serta

penilaian secara individu.

3) Putaran III

       Perencanaan tindakan kelas pada putaran III adalah melalui

implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis

Discovery dilaksanakan pada hari Senin 28 November 2011. Di awal

pelajaran, guru membuka proses pembelajaran dengan membahas tugas

latihan tidak terstruktur yang telah diberikan pada putaran II,

dilanjutkan memberikan sedikit pengantar tentang materi yang akan

disampaikan yaitu sub pokok bahasan putaran III tentang menentukan
38




  akar penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi dan

  metode gabungan antara metode eliminasi dan substitusi.

          Agar lebih mudah memahami materi, guru memberikan contoh

  permasalahan konstektual yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari

  kemudian     diselesaikan    bersama-sama.    Siswa   diarahkan   untuk

  membentuk kelompok 4  5 orang kemudian guru memberikan alat

  peraga dan beberapa permasalahan konstektual yang dikerjakan secara

  kelompok yang kemudian dianalisis dan merumuskan prinsip serta

  generalisasinya. Setelah itu setiap kelompok mengajukan perwakilan

  untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

  Sebagai penutup guru menyampaikan poin-poin utama dari materi

  tersebut dan memberikan latihan soal (konstektual) kepada siswa serta

  penilaian secara individu.

c. Identifikasi Siswa

          Proses   ini   dilakukan   untuk     menemukan    siswa   yang

  berkemampuan memahami konsep matematika. Hasil yang didapat dari

  dialog tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep

  matematika siswa dalam kegiatan belajar matematika masih kurang,

  kemampuan siswa dalam membedakan contoh dan non contoh,

  memahami masalah, menyelesaikan masalah dan menyatakan ulang

  suatu konsep masih kurang sehingga menyebabkan prestasi siswa

  rendah.
39




         Berdasarkan uraian di atas mengenai solusi pemasalahan maka

  dalam pembelajaran matematika perlu menerapkan suatu model

  pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan berkarakter. Untuk

  keperluan itu guru sebaiknya mempunyai gambaran permasalahan dan

  penyebab tidak keefektifan pembelajaran matematika. Informasi

  tentang permasalahan ini dapat diperoleh dari pemgalaman-pengalaman

  guru mengahadapi situasi di kelas dari tahun ke tahun. Kemudian

  mendiskusikan bersama antara guru matematika dan peneliti untuk

  melihat keterkaitan masalah tersebut dengan hal-hal yang terkait.

         Melihat masalah-masalah yang muncul maka peneliti berusaha

  mencari solusi pemecahannya yaitu dengan menentukan model

  pembelajaran. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah

  tersebut agar kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dalam

  pembelajaran    matematika     meningkat     adalah     dengan      melalui

  implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis

  Discovery.

3. Pelaksanaan Tindakan

         Pelaksanaan      tindakan   dilaksanakan       berdasarkan    pada

  perencanaan namun, tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana.

  Suatu tindakan yang diputuskan mengandung resiko karena terjadi

  dalam situasi nyata. Oleh karena itu rencana tindakan harus tentatif dan

  sementara, fleksibel, dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada

  sebagai usaha kearah perbedaan.
40




       Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru yang akan

diobservasi karena guru berfungsi sebagai pengelola kegiatan

pembelajaran. Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, guru

melaksanakan tindakan pembelajaran melalui penerapan model

pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery.

       Pelaksanaan tindakan ini terbagi dalam tiga putaran. Putaran I

dilaksanakan pada hari Senin 21 November 2011 dengan indikator

materi yang diajarkan yaitu: 1) menjelaskan pengertian persamaan

linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel

(SPLDV), 2) menyebutkan perbedaan antara persamaan linear dua

variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV),

3) menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dalam

berbagai variabel dan bentuk.

       Putaran II dilaksanakan pada hari Rabu 23 November 2011

dengan indikator materi yang diajarkan yaitu: 1) menentukan akar

penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik, 2)

menentukan akar penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode

eliminasi, 3) memberikan contoh SPLDV dalam kejadian kehidupan

sehari-hari dan penyelesaiannya dengan menggunakan metode grafik

dan metode eliminasi.

       Putaran III dilaksanakan pada hari Senin 28 November 2011

dengan indikator materi yang diajarkan yaitu: 1) menentukan akar

penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi, 2)
41




  menentukan akar penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode

  gabungan yaitu metode eliminasi dan substitusi, 3) memberikan contoh

  SPLDV dalam kejadian kehidupan sehari-hari dan penyelesaiannya

  dengan menggunakan metode gabungan. Pelaksanaan tindakan

  disesuaikan dengan jadwal pelajaran matematika kelas VIII C SMP

  Muhammadiyah 5 Surakarta.

4. Observasi dan Monitoring

         Observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan

  yang terjadi selama tindakan itu berlangsung. Observasi ini bersifat

  responsif, fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak

  terduga. Saat melakukan observasi, peneliti mengamati proses tindakan,

  pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan.

         Pada waktu observasi, peneliti mengamati proses pembelajaran

  dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada

  proses pembelajaran tersebut baik yang terjadi pada guru, siswa

  maupun situasi kelas. Perlu diingat bahwa peneliti hanya mencatat apa

  yang dilihat dan didengar bukan memberikan penilaian.

         Observasi itu bersifat terbuka pandangan dan pikirannya serta

  pelaksanaannya berorientasi ke masa         yang akan datang dan

  memberikan dasar dari refleksi. Proses tindakan, pengaruh tindakan

  yang disengaja atau tidak disengaja, situasi tempat, dan kendala

  pelaksanaan tindakan semua dicatat dalam kegiatan observasi yang

  terencana secara fleksibel dan terbuka. Kegiatan ini dilakukan oleh guru
42




  matematika kelas VIII C dan peneliti dengan mencatat hasil observasi

  pada    lembar   pengamatan    menurut   aspek    identifikasi.   Waktu

  pelaksanaan observasi disesuaikan dengan jam pelajaran pada jadwal

  matematika di kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Semester

  Gasal tahun pelajaran 2011/2012.

5. Refleksi

          Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah upaya

  untuk mengkaji apa yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan,

  kenapa hal tersebut terjadi demikian dan apa yang perlu dilakukan

  selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah

  selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Dengan kata

  lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau

  kegagalan pencapaian tujuan sementara. Pelaksanaan refleksi berupa

  diskusi yang dilakukan peneliti dan guru matematika untuk memberi

  makna dan menyimpulkan hasil tindakan yang dilakukan.

6. Evaluasi

          Kegiatan ini sebagai proses pengumpulan data, mengolah data,

  dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan

  keputusan tindakan. Evaluasi diarahkan pada penemuan dan bukti-bukti

  dari peningkatan pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika

  yang terjadi setelah dilaksanakan serangkaian suatu tindakan. Tahap ini

  merupakan proses mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi

  yamg dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.
43




            Kegiatan    ini   dilakukan   dalam    setiap   tindakan   yang

     dilaksanakan. Penyajian ini dilakukan dalam rangka pemahaman

     terhadap sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya

     penarikan kesimpulan. Jika tujuan dalam program yang dilaksanakan

     belum berhasil, maka diperlukan langkah revisi untuk memperbaiki

     atau menyusun program rencana baru yang akan dilaksanakan pada

     putaran II, dan apabila putaran II masih belum berhasil, maka disusun

     rencana program untuk putaran III dan seterusnya.

            Tindakan dinyatakan berhasil bila setelah dilakukan tindakan

     terjadi perubahan perilaku belajar lebih baik dari sebelumnya. Jika

     perilaku belajar tidak berbeda bahkan lebih buruk, maka tindakan

     dinyatakan belum berhasil.

E. Teknik Pengumpulan Data

           Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa

   dalam pembelajaran matematika dan berupa data tindakan belajar atau

   perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan mengajar. Dalam penelitian

   ini teknik pengumpulan data dibedakan menjadi dua yaitu metode pokok

   dan metode bantu.

   1. Metode Pokok

     Metode pokok adalah metode utama yang digunakan dalam

     pengumpulan data yang kemudian diolah dan dianalisis. Metode pokok

     dalam penelitian ini adalah
44




a. Metode observasi

         Observasi adalah pengamatan terhadap gejala atau tingkah laku

tertentu dari obyek yang diselidiki baik dalam situasi yang sebenarnya

maupun dalam situasi buatan (Sudjana, 2000: 89). Observasi sebagai

salah satu teknik untuk mengamati secara langsung dengan teliti,

cermat     dan   hati-hati    terhadap   fenomena   dalam   pembelajaran

matematika kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Kegiatan

observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya

perubahan tingkah laku tindakan belajar peserta didik yaitu peningkatan

pemahaman konsep matematika.

         Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif

adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai

instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau

tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Pengumpulan data melalui

observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang menjadi

subyek penelitian yaitu kelas VIII C di SMP Muhammadiyah 5

Surakarta dengan banyak siswa adalah 34 siswa dan diarahkan pada

tindakan    penelitian       dalam   pembelajaran   matematika   melalui

implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis

Discovery pada pokok bahasan SPLDV.

b. Metode Tes

         Tes dilakukan di akhir pembelajaran berguna untuk mengetahui

tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi SPLDV. Tes
45




  dilakukan secara tertulis dan bentuk tes yang dipakai peneliti adalah

  uraian. Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk mengumpulkan

  data mengenai pengaruh implementasi model pembelajaran Matematika

  Realistik berbasis Discovery untuk meningkatkan pemahaman konsep

  matematika siswa khususnya pokok bahasan SPLDV.

2. Metode Bantu

  Metode bantu dalam penelitian ini adalah berupa catatan lapangan dan

  dokumentasi.

  a. Catatan Lapangan

         Catatan lapangan yang dipakai oleh peneliti adalah pengamatan

  yang berupa pertanyaan tentang semua penelitian yang dialami, dilihat,

  dan didengar. Setiap catatan lapangan mewakili peristiwa yang penting

  dalam setiap tindakan yang akan dimaksudkan dalam proposisi suatu

  konteks.

         Kegiatan catatan lapangan ini dilakukan oleh peneliti dan guru

  matematika kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta sebanyak

  tiga kali sesuai dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan yaitu

  sebanyak tiga putaran. Kegiatan catatan lapangan ini dimulai tanggal 21

  November sampai 28 November 2011. Catatan lapangan ini digunakan

  sebagai pertimbangan dalam pelaksanaan putaran selanjutnya untuk

  meminimalkan permasalahan dari putaran sebelumnya.
46




         b. Dokumentasi

                Dokumentasi dipergunakan untuk mencatat secara keseluruhan

         kejadian-kejadian selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

         Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama

         siswa serta foto rekaman proses tindakan penelitian.

                Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data berupa profil

         sekolah SMP Muhammadiyah 5 Surakarta, nama-nama siswa kelas VIII

         C, daftar guru dan karyawan SMP Muhammadiyah 5 Surakarta serta

         foto guru dan siswa kelas VIII C pada saat kegiatan pembelajaran

         matematika berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran

         Matematika Realistik berbasis Discovery.

F. Instrumen Penelitian

 1. Definisi Istilah

    a.    Pemahaman Konsep Matematika

                 Pemahaman konsep matematika adalah ide atau gagasan yang

          memungkinkan kita untuk mengelompokkan tanda (obyek) ke dalam

          contoh dan bukan contoh yang merupakan suatu kesan jiwa dari mutu,

          sifat atau ciri yang ada dan umumnya mewakili sebuah pemikiran.

          Pemahaman ini meliputi penerimaan dan komunikasi secara akurat

          sebagai hasil komunikasi dalam pembelajaran yang berbeda dan

          mengorganisasikan secara singkat tanpa mengubah pengertian.

                 Indikator pemahaman konsep meliputi:

          1) Kemampuan siswa dalam membedakan contoh dan non contoh.
47




     2) Kemampuan siswa dalam memahami masalah.

     3) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.

     4) Kemampuan siswa dalam menyatakan ulang suatu konsep.

b.   Model Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Discovery

            Model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery

     adalah sebuah pendekatan pembelajaran matematika realistik yang

     menggunakan     metode     penemuan    dan    sejalan   dengan   aliran

     konstruktivis, dimana sebuah pengetahuan dibangun dari situasi yang

     dikenal siswa dan riil di dalam benaknya, kemudian dari masalah

     tersebut siswa diajak menyelesaikan masalah tersebut dengan model

     yang tidak formal (mathematics and reflection) sebagai jembatan

     untuk menemukan model matematika formal yang digunakan untuk

     menyelesaikan permasalahan yang sejenis.

            Adapun langkah pelaksanaan pembelajaran             Matematika

     Realistik berbasis Discovery adalah sebagai berikut.

     1) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok 4-5 orang.

     2) Guru menyediakan alat peraga dan menyediakan permasalahan-

         permasalahan      sehari-hari   yang     berdasarkan   fakta-fakta

         (konstektual dan realistik).

     3) Setiap kelompok diberikan alat peraga untuk membantu

         menyelesaikan masalah dan membuat model penyelesaian sendiri.
48




       4) Memberikan        kesempatan     pada    siswa   melakukan       diskusi

           penemuan     (discovery)      model     matematika     formal    untuk

           menyelesaikan masalah-masalah yang disediakan.

       5) Memimpin analisis sendiri (self analysis)            dengan pertanyaan

           yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.

       6) Siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.

       7) Memberikan latihan soal (konstektual) kepada siswa dan

           penilaian secara individu.

              Strategi ini cukup menyenangkan karena mengajak siswa

       untuk berfikir mengarah dalam kegiatan kehidupan sehari-hari

       sehingga membuat siswa memiliki kebermaknaan dalam pembelajaran

       matematika dan tidak jenuh. Pembelajaran matematika pun menjadi

       lebih dekat dengan kehidupan siswa.

2. Pengembangan Instrumen

         Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan menjaga

  validitas isi. Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini

  pedoman observasi yang terbagi menjadi 3 bagian:

  a.   Observasi   tindak    belajar    yang     disesuaikan    dengan     rencana

       pembelajaran.

  b.   Observasi tindak belajar yang berkaitan dengan tingkat pemahaman

       konsep dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5

       Surakarta dalam pembelajaran matematika.
49




   c.    Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun

         tindak belajar yang belum tersaji.

G. Teknik Analisis Data

            Pada penelitian tindakan kelas ini, data dianalisa sejak tindakan

   pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai

   proses penyusunan laporan. Analisis data dilakukan secara deskriptif

   kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan metode alur,

   yaitu    data   dianalisis   sejak   tindakan   pembelajaran   dilaksanakan,

   dikembangkan selama proses pembelajaran. Alur yang dilalui dalam

   analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan

   kesimpulan.

   1. Reduksi data

               Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian

        pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari

        catatan tertulis di lapangan. Hasil reduksi data berupa uraian singkat

        yang telah digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu. Reduksi data

        merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

        mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data

        sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan.

   2. Penyajian data

               Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks

        naratif yang disusun, diatur, diringkas dalam kategori-kategori,
50




      sehingga mudah dipahami yamg memberi kemungkinan adanya

      penarikan kesimpulan.

   3. Penarikan kesimpulan

             Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap dari kumpulan

      tiap kategori disimpulkan sementara, kemudian dilakukan penyimpulan.

      Verifikasi adalah sebagai pemikiran kembali yang dilakukan oleh

      penganalisis tentang apa yang ditulis dan juga tinjauan ulang pada

      catatan-catatan lapangan. Data-data yang telah diseleksi dapat diambil

      kesimpulannya.

H. Keabsahan Data

          Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.

   Data dalam penelitian ini disahkan melalui triangulasi. Triangulasi

   menurut Moleong (2006:106) memberikan definisi bahwa triangulasi tidak

   lain adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu

   kejadian yang di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

   pembanding terhadap data-data yang ada.

          Tujuan penggunaan triangulasi oleh peneliti utamanya adalah untuk

   melakukan cross chek data yang diperoleh dari lapangan sehingga dalam

   melakukan analisis hanya data yang valid. Alasan dari penggunaan

   triangulasi sebagai penentu kevalidan isi karena triangulasi memberikan

   hasil yang tidak menimbulkan keragu-raguan informasi dari fenomena

   yang diseleksi.
51




       Pada penelitian ini triangulasi dilakukan dengan triangulasi sumber

dan triangulasi metode. Dalam triangulasi sumber, data diterapkan dengan

mengambil data dari beberapa sumber. Dalam penelitian ini sumber data

diperoleh dari guru matematika dan siswa SMP Muhammadiyah 5

Surakarta. Dalam triangulasi metode, data dilakukan dengan cara

menanyakan hal yang sama dengan teknik atau metode yang berbeda yaitu

dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi (Sugiono, 2008: 209 ).

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)bemgusti
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)bemgusti
 
Rpp Refleksi (Pencerminan) SMP Kelas 7 Kurikulum 2013
Rpp Refleksi (Pencerminan) SMP Kelas 7 Kurikulum 2013Rpp Refleksi (Pencerminan) SMP Kelas 7 Kurikulum 2013
Rpp Refleksi (Pencerminan) SMP Kelas 7 Kurikulum 2013Lusia Astuti
 
Penerapan pembelajaran berbasis masalah
Penerapan pembelajaran berbasis masalahPenerapan pembelajaran berbasis masalah
Penerapan pembelajaran berbasis masalahWirawan Sutrisno Utomo
 
Rpp operasi aljabar pertemuan ke 4
Rpp operasi aljabar pertemuan  ke 4Rpp operasi aljabar pertemuan  ke 4
Rpp operasi aljabar pertemuan ke 4umar fauzi
 
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematisFppi Unila
 
Penelitian tindakan kelas dan pentingnya bagi kerja keguruan
Penelitian tindakan kelas dan pentingnya bagi kerja keguruanPenelitian tindakan kelas dan pentingnya bagi kerja keguruan
Penelitian tindakan kelas dan pentingnya bagi kerja keguruanDedi Mukhlas
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENTINGNYA BAGI KERJA KEGURUAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENTINGNYA BAGI KERJA KEGURUANPENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENTINGNYA BAGI KERJA KEGURUAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENTINGNYA BAGI KERJA KEGURUANDedi Mukhlas
 
Penilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapPenilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapEko Supriyadi
 
Rangkuman ptk 1 3
Rangkuman ptk 1 3Rangkuman ptk 1 3
Rangkuman ptk 1 3satpam1809
 
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikayudith tae
 

La actualidad más candente (20)

PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
 
Resume buku ptk
Resume buku ptkResume buku ptk
Resume buku ptk
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)
 
Rpp Refleksi (Pencerminan) SMP Kelas 7 Kurikulum 2013
Rpp Refleksi (Pencerminan) SMP Kelas 7 Kurikulum 2013Rpp Refleksi (Pencerminan) SMP Kelas 7 Kurikulum 2013
Rpp Refleksi (Pencerminan) SMP Kelas 7 Kurikulum 2013
 
RPP Dilatasi
RPP DilatasiRPP Dilatasi
RPP Dilatasi
 
Rpp translasi
Rpp translasiRpp translasi
Rpp translasi
 
RPP - Jangkauan
RPP - JangkauanRPP - Jangkauan
RPP - Jangkauan
 
Penerapan pembelajaran berbasis masalah
Penerapan pembelajaran berbasis masalahPenerapan pembelajaran berbasis masalah
Penerapan pembelajaran berbasis masalah
 
TRACCER STUDY FKIP BIOLOGI
TRACCER STUDY FKIP BIOLOGITRACCER STUDY FKIP BIOLOGI
TRACCER STUDY FKIP BIOLOGI
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Rpp operasi aljabar pertemuan ke 4
Rpp operasi aljabar pertemuan  ke 4Rpp operasi aljabar pertemuan  ke 4
Rpp operasi aljabar pertemuan ke 4
 
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematis
 
Pedoman PTK
Pedoman PTKPedoman PTK
Pedoman PTK
 
Penelitian tindakan kelas dan pentingnya bagi kerja keguruan
Penelitian tindakan kelas dan pentingnya bagi kerja keguruanPenelitian tindakan kelas dan pentingnya bagi kerja keguruan
Penelitian tindakan kelas dan pentingnya bagi kerja keguruan
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENTINGNYA BAGI KERJA KEGURUAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENTINGNYA BAGI KERJA KEGURUANPENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENTINGNYA BAGI KERJA KEGURUAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENTINGNYA BAGI KERJA KEGURUAN
 
Penilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapPenilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkap
 
Rangkuman ptk 1 3
Rangkuman ptk 1 3Rangkuman ptk 1 3
Rangkuman ptk 1 3
 
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
 

Similar a Bab III

858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdfnoviaayu27
 
ppt seminar winda
ppt seminar windappt seminar winda
ppt seminar windasaadah25
 
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docxInasuriyani1
 
LK 3.1 Best Practices Ulfa Fauziah.pdf
LK 3.1 Best Practices Ulfa Fauziah.pdfLK 3.1 Best Practices Ulfa Fauziah.pdf
LK 3.1 Best Practices Ulfa Fauziah.pdfUlfaFauziah12
 
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016Heri Triyono
 
alqolam,+2.+Ucik+Fitri+Handayani+-+Analisis+Hambatan+Penerapan+Model+Pembelaj...
alqolam,+2.+Ucik+Fitri+Handayani+-+Analisis+Hambatan+Penerapan+Model+Pembelaj...alqolam,+2.+Ucik+Fitri+Handayani+-+Analisis+Hambatan+Penerapan+Model+Pembelaj...
alqolam,+2.+Ucik+Fitri+Handayani+-+Analisis+Hambatan+Penerapan+Model+Pembelaj...Rijal mts muhsmmsdiy rijal
 
Penelitian tindakan kelas (viii)
Penelitian tindakan kelas (viii)Penelitian tindakan kelas (viii)
Penelitian tindakan kelas (viii)Ibenk Hallen
 
Ptk presentasi
Ptk presentasiPtk presentasi
Ptk presentasiibyadul
 
Handout Pelatihan Penyusunan Proposal PTK
Handout Pelatihan Penyusunan Proposal PTKHandout Pelatihan Penyusunan Proposal PTK
Handout Pelatihan Penyusunan Proposal PTKEsti Widiawati
 
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...dian fardiani
 
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docxRANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docxsarwani sarwani
 

Similar a Bab III (20)

858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab iii tps
Bab iii tpsBab iii tps
Bab iii tps
 
Resume buku ptk
Resume buku ptkResume buku ptk
Resume buku ptk
 
Resume buku ptk
Resume buku ptkResume buku ptk
Resume buku ptk
 
ppt seminar winda
ppt seminar windappt seminar winda
ppt seminar winda
 
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
 
LK 3.1 Best Practices Ulfa Fauziah.pdf
LK 3.1 Best Practices Ulfa Fauziah.pdfLK 3.1 Best Practices Ulfa Fauziah.pdf
LK 3.1 Best Practices Ulfa Fauziah.pdf
 
BAHAN TAYANG.pptx
BAHAN TAYANG.pptxBAHAN TAYANG.pptx
BAHAN TAYANG.pptx
 
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
 
alqolam,+2.+Ucik+Fitri+Handayani+-+Analisis+Hambatan+Penerapan+Model+Pembelaj...
alqolam,+2.+Ucik+Fitri+Handayani+-+Analisis+Hambatan+Penerapan+Model+Pembelaj...alqolam,+2.+Ucik+Fitri+Handayani+-+Analisis+Hambatan+Penerapan+Model+Pembelaj...
alqolam,+2.+Ucik+Fitri+Handayani+-+Analisis+Hambatan+Penerapan+Model+Pembelaj...
 
Rangkuman ptk kelompok
Rangkuman ptk kelompokRangkuman ptk kelompok
Rangkuman ptk kelompok
 
Penelitian tindakan kelas (viii)
Penelitian tindakan kelas (viii)Penelitian tindakan kelas (viii)
Penelitian tindakan kelas (viii)
 
Ptk presentasi
Ptk presentasiPtk presentasi
Ptk presentasi
 
Handout Pelatihan Penyusunan Proposal PTK
Handout Pelatihan Penyusunan Proposal PTKHandout Pelatihan Penyusunan Proposal PTK
Handout Pelatihan Penyusunan Proposal PTK
 
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
 
Sogol ptk plpg
Sogol ptk plpgSogol ptk plpg
Sogol ptk plpg
 
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docxRANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
 

Bab III

  • 1. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang dengan mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan dilaksanaan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara kolaboratif antara guru matematika dan peneliti dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep SPLDV melalui implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery. Menurut Subadi (2010: 17) penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan berdasarkan adanya permasalahan nyata yang muncul di kelas, selanjutnya berdasar permasalahan tersebut guru mencari alternatif cara- cara untuk mengatasinya dan menindaklanjuti dengan tindakan nyata yang terencana dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. PTK bercirikan perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya (berhentinya) siklus-siklus dalam sebuah penelitian. Siklus ini berlangsung beberapa kali sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok pemecahan masalah yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) mengumpulkan data, dan 4) menganalisis data atau informasi. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian 29
  • 2. 30 Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta yang terletak di Jl. Slamet Riyadi 443 Surakarta. Pertimbangan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian karena pembelajaran matematika di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta masih kurang memperhatikan pemahaman konsep pada siswa di samping itu, di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta terdapat data-data yang dibutuhkan dan belum pernah diadakan penelitian yang serupa. 2. Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2011/2012 semester gasal. Untuk lebih jelasnya tahap-tahap kegiatan penelitian dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian Bulan Penelitian Tahun 2011/ 2012 No Jadwal Penelitian Sep Oktober November Desember Januari 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Tahap Persiapan a. Kajian studi pustaka b.Pembuatan desain penelitian c. Konsultasi rancangan penelitian d.Pembuatan instrumen e. Pengurusan Ijin Penelitian 2 Tahap Pelaksanaan a. Perencanaan b. Pelaksanaan tindakan c. Pengamatan kelas d. Refleksi e. Analisis dan Interpretasi data f. Perumusan hasil Penelitian 3 Tahap Laporan a. Penyusunan laporan b. Penulisan laporan c. Revisi dan editing Data d. Penggandaan data e. Penyerahan laporan
  • 3. 31 C. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini guru matematika bertindak sebagai subyek yang memberikan tindakan. Penelitian ini diberikan pada kelas VIII C semester gasal SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dengan jumlah seluruhnya 34 siswa sebagai subyek yang menerima tindakan. Peneliti dibantu oleh guru bertindak sebagai observer. D. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif, yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis, menyesuaikan situasi dan kondisi obyek penelitian dan melakukan tindakan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru matematika dan peneliti dilibatkan sejak (1) dialog awal, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi dan monitoring, (5) refleksi, (6) evaluasi dan (7) penyimpulan hasil berupa peningkatan pemahaman konsep matematika siswa. Secara singkat tindakan dalam penelitian ini dapat disusun dalam bagan berikut ini:
  • 4. 32 Dialog Awal Putaran I Perencanaan Tindakan I Tindakan Observasi dan Monitoring Evaluasi Refleksi Siswa Mencapai Penguasaan Kompetensi Putaran II Perencanaan terevisi Tindakan II Observasi dan Monitoring Evaluasi Refleksi Siswa Mencapai Penguasaan Kompetensi Dan seterusnya Gambar 3.1 Rancangan PTK Kemmis & Mc Taggart (Tjipto Subadi, 2010: 85) 1. Dialog Awal Dialog awal merupakan suatu pertemuan antara peneliti dan guru matematika kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta bersama-sama melakukan perkenalan awal, penyatuan ide dan berdiskusi untuk membahas masalah yang muncul, serta cara-cara untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika. Peserta dialog membicarakan model dan alternatif
  • 5. 33 pembelajaran yang akan dipraktekan dan kemudian dikembangkan sehingga diperoleh kesepakatan untuk menangani masalah peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dalam pembelajaran matematika di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Dialog awal antara peneliti dan guru matematika dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2011 di kantor guru SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Dialog ini menghasilkan kesepakatan bahwa: 1) usaha untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dalam pembelajaran matematika perlu dilakukan, 2) mengidentifikasi masalah-masalah yang diduga menjadi penghambat dalam mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika dalam upaya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika, 3) alternatif pembelajaran yang dipraktekan dalam upaya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam pembelajaran matematika adalah dengan melalui implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery. 2. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan ini mengacu pada hasil dialog awal yang telah dirumuskan fokus permasalahannya. Pada perencanaan tindakan ini melibatkan guru kelas yaitu memadukan hasil pengamatan serta persepsi guru terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil dialog awal diharapkan dapat membangun kesadaran tentang
  • 6. 34 pentingnya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Langkah-langkah persiapan yang dilakukan untuk mengadakan tindakan terdiri dari : a. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya Berdasarkan dialog awal peneliti merumuskan permasalahan siswa terutama yang berhubungan dengan pemahaman konsep matematika selama pembelajaran. Menurut guru kelas dan berdasarkan pengamatan peneliti permasalahan yang muncul sebagian besar kemampuan pemahaman konsep matematika siswa rendah sehingga berakibat pada rendahnya prestasi belajar. Permasalahan yang menyebabkan rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta selama proses pembelajaran matematika, antara lain adalah: 1) Siswa cenderung pasif dan kurang siap mengikuti pelajaran. 2) Jarang siswa yang berani bertanya pada gurunya. 3) Pembelajaran matematika masih jauh dari kehidupan siswa. 4) Siswa kesulitan dalam mengingat konsep dan menerapkanya. 5) Pemahaman konsep siswa masih rendah dalam penyelesaian soal. 6) Dalam proses kegiatan belajar mengajar banyak siswa yang hanya duduk diam mendengarkan, siswa bersedia untuk aktif apabila ditunjuk oleh guru. 7) Masih banyak siswa yang ramai tidak memperhatikan guru.
  • 7. 35 8) Proses pembelajaran masih terpusat pada guru. Hal-hal diatas disebabkan karena kurangnya kreativitas dari guru ketika menyampaikan materi pelajaran. Sistem pengajaran yang dilakukan oleh guru cenderung masih konvensional, berpusat pada guru, dan siswa hanya duduk diam dan mendengarkan. Guru kurang bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, membangkitkan semangat siswa dengan cara mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari ketika proses pembelajaran berlangsung sehingga kemampuan pemahaman konsep matematika siswa masih sangat rendah. b. Perencanaan Solusi Masalah Peneliti berusaha mencari solusi pemecahannya dengan melihat masalah-masalah yang muncul yaitu menentukan model pembelajaran yang tepat. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah rendahnya kemampun pemahaman konsep matematika siswa adalah melalui implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery. Adapun penyusunan perencanaan tindakan untuk setiap putaran adalah sebagai berikut: 1) Putaran I Perencanaan tindakan kelas pada putaran I adalah melalui implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery dilaksanakan pada hari Senin 21 November 2011. Di awal
  • 8. 36 pelajaran, guru memberikan sedikit pengantar tentang materi yang akan disampaikan yaitu sub pokok bahasan putaran I tentang pengertian, perbedaan PLDV dan SPLDV serta variabel dan bentuknya tetapi guru belum memberi tahu tujuan dari materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari kepada siswa. Agar lebih mudah memahami materi, guru memberikan contoh permasalahan konstektual yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari kemudian diselesaikan bersama-sama. Siswa diarahkan untuk membentuk kelompok 4  5 orang kemudian guru memberikan alat peraga dan beberapa permasalahan konstektual yang dikerjakan secara kelompok yang kemudian dianalisis dan merumuskan prinsip serta generalisasinya. Setelah itu setiap kelompok mengajukan perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Sebagai penutup guru menyampaikan poin-poin utama dari materi tersebut dan memberikan latihan soal (konstektual) kepada siswa serta penilaian secara individu. 2) Putaran II Perencanaan tindakan kelas pada putaran II adalah melalui implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery dilaksanakan pada hari Rabu 23 November 2011. Di awal pelajaran, guru membuka proses pembelajaran dengan membahas tugas latihan tidak terstruktur yang telah diberikan pada putaran I, dilanjutkan memberikan sedikit pengantar tentang materi yang akan disampaikan
  • 9. 37 yaitu sub pokok bahasan putaran II tentang menentukan akar penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik dan metode eliminasi. Agar lebih mudah memahami materi, guru memberikan contoh permasalahan konstektual yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari kemudian diselesaikan bersama-sama. Siswa diarahkan untuk membentuk kelompok 4  5 orang kemudian guru memberikan alat peraga dan beberapa permasalahan konstektual yang dikerjakan secara kelompok yang kemudian dianalisis dan merumuskan prinsip serta generalisasinya. Setelah itu setiap kelompok mengajukan perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Sebagai penutup guru menyampaikan poin-poin utama dari materi tersebut dan memberikan latihan soal (konstektual) kepada siswa serta penilaian secara individu. 3) Putaran III Perencanaan tindakan kelas pada putaran III adalah melalui implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery dilaksanakan pada hari Senin 28 November 2011. Di awal pelajaran, guru membuka proses pembelajaran dengan membahas tugas latihan tidak terstruktur yang telah diberikan pada putaran II, dilanjutkan memberikan sedikit pengantar tentang materi yang akan disampaikan yaitu sub pokok bahasan putaran III tentang menentukan
  • 10. 38 akar penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi dan metode gabungan antara metode eliminasi dan substitusi. Agar lebih mudah memahami materi, guru memberikan contoh permasalahan konstektual yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari kemudian diselesaikan bersama-sama. Siswa diarahkan untuk membentuk kelompok 4  5 orang kemudian guru memberikan alat peraga dan beberapa permasalahan konstektual yang dikerjakan secara kelompok yang kemudian dianalisis dan merumuskan prinsip serta generalisasinya. Setelah itu setiap kelompok mengajukan perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Sebagai penutup guru menyampaikan poin-poin utama dari materi tersebut dan memberikan latihan soal (konstektual) kepada siswa serta penilaian secara individu. c. Identifikasi Siswa Proses ini dilakukan untuk menemukan siswa yang berkemampuan memahami konsep matematika. Hasil yang didapat dari dialog tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dalam kegiatan belajar matematika masih kurang, kemampuan siswa dalam membedakan contoh dan non contoh, memahami masalah, menyelesaikan masalah dan menyatakan ulang suatu konsep masih kurang sehingga menyebabkan prestasi siswa rendah.
  • 11. 39 Berdasarkan uraian di atas mengenai solusi pemasalahan maka dalam pembelajaran matematika perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan berkarakter. Untuk keperluan itu guru sebaiknya mempunyai gambaran permasalahan dan penyebab tidak keefektifan pembelajaran matematika. Informasi tentang permasalahan ini dapat diperoleh dari pemgalaman-pengalaman guru mengahadapi situasi di kelas dari tahun ke tahun. Kemudian mendiskusikan bersama antara guru matematika dan peneliti untuk melihat keterkaitan masalah tersebut dengan hal-hal yang terkait. Melihat masalah-masalah yang muncul maka peneliti berusaha mencari solusi pemecahannya yaitu dengan menentukan model pembelajaran. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut agar kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dalam pembelajaran matematika meningkat adalah dengan melalui implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery. 3. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasarkan pada perencanaan namun, tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Suatu tindakan yang diputuskan mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata. Oleh karena itu rencana tindakan harus tentatif dan sementara, fleksibel, dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada sebagai usaha kearah perbedaan.
  • 12. 40 Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru yang akan diobservasi karena guru berfungsi sebagai pengelola kegiatan pembelajaran. Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, guru melaksanakan tindakan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery. Pelaksanaan tindakan ini terbagi dalam tiga putaran. Putaran I dilaksanakan pada hari Senin 21 November 2011 dengan indikator materi yang diajarkan yaitu: 1) menjelaskan pengertian persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV), 2) menyebutkan perbedaan antara persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV), 3) menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dalam berbagai variabel dan bentuk. Putaran II dilaksanakan pada hari Rabu 23 November 2011 dengan indikator materi yang diajarkan yaitu: 1) menentukan akar penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik, 2) menentukan akar penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi, 3) memberikan contoh SPLDV dalam kejadian kehidupan sehari-hari dan penyelesaiannya dengan menggunakan metode grafik dan metode eliminasi. Putaran III dilaksanakan pada hari Senin 28 November 2011 dengan indikator materi yang diajarkan yaitu: 1) menentukan akar penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi, 2)
  • 13. 41 menentukan akar penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode gabungan yaitu metode eliminasi dan substitusi, 3) memberikan contoh SPLDV dalam kejadian kehidupan sehari-hari dan penyelesaiannya dengan menggunakan metode gabungan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan jadwal pelajaran matematika kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. 4. Observasi dan Monitoring Observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan itu berlangsung. Observasi ini bersifat responsif, fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga. Saat melakukan observasi, peneliti mengamati proses tindakan, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan. Pada waktu observasi, peneliti mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut baik yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi kelas. Perlu diingat bahwa peneliti hanya mencatat apa yang dilihat dan didengar bukan memberikan penilaian. Observasi itu bersifat terbuka pandangan dan pikirannya serta pelaksanaannya berorientasi ke masa yang akan datang dan memberikan dasar dari refleksi. Proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja atau tidak disengaja, situasi tempat, dan kendala pelaksanaan tindakan semua dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka. Kegiatan ini dilakukan oleh guru
  • 14. 42 matematika kelas VIII C dan peneliti dengan mencatat hasil observasi pada lembar pengamatan menurut aspek identifikasi. Waktu pelaksanaan observasi disesuaikan dengan jam pelajaran pada jadwal matematika di kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Semester Gasal tahun pelajaran 2011/2012. 5. Refleksi Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut terjadi demikian dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Dengan kata lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan sementara. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi yang dilakukan peneliti dan guru matematika untuk memberi makna dan menyimpulkan hasil tindakan yang dilakukan. 6. Evaluasi Kegiatan ini sebagai proses pengumpulan data, mengolah data, dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan. Evaluasi diarahkan pada penemuan dan bukti-bukti dari peningkatan pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika yang terjadi setelah dilaksanakan serangkaian suatu tindakan. Tahap ini merupakan proses mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi yamg dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.
  • 15. 43 Kegiatan ini dilakukan dalam setiap tindakan yang dilaksanakan. Penyajian ini dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Jika tujuan dalam program yang dilaksanakan belum berhasil, maka diperlukan langkah revisi untuk memperbaiki atau menyusun program rencana baru yang akan dilaksanakan pada putaran II, dan apabila putaran II masih belum berhasil, maka disusun rencana program untuk putaran III dan seterusnya. Tindakan dinyatakan berhasil bila setelah dilakukan tindakan terjadi perubahan perilaku belajar lebih baik dari sebelumnya. Jika perilaku belajar tidak berbeda bahkan lebih buruk, maka tindakan dinyatakan belum berhasil. E. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran matematika dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan mengajar. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dibedakan menjadi dua yaitu metode pokok dan metode bantu. 1. Metode Pokok Metode pokok adalah metode utama yang digunakan dalam pengumpulan data yang kemudian diolah dan dianalisis. Metode pokok dalam penelitian ini adalah
  • 16. 44 a. Metode observasi Observasi adalah pengamatan terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari obyek yang diselidiki baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Sudjana, 2000: 89). Observasi sebagai salah satu teknik untuk mengamati secara langsung dengan teliti, cermat dan hati-hati terhadap fenomena dalam pembelajaran matematika kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Kegiatan observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan tingkah laku tindakan belajar peserta didik yaitu peningkatan pemahaman konsep matematika. Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang menjadi subyek penelitian yaitu kelas VIII C di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dengan banyak siswa adalah 34 siswa dan diarahkan pada tindakan penelitian dalam pembelajaran matematika melalui implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery pada pokok bahasan SPLDV. b. Metode Tes Tes dilakukan di akhir pembelajaran berguna untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi SPLDV. Tes
  • 17. 45 dilakukan secara tertulis dan bentuk tes yang dipakai peneliti adalah uraian. Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pengaruh implementasi model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa khususnya pokok bahasan SPLDV. 2. Metode Bantu Metode bantu dalam penelitian ini adalah berupa catatan lapangan dan dokumentasi. a. Catatan Lapangan Catatan lapangan yang dipakai oleh peneliti adalah pengamatan yang berupa pertanyaan tentang semua penelitian yang dialami, dilihat, dan didengar. Setiap catatan lapangan mewakili peristiwa yang penting dalam setiap tindakan yang akan dimaksudkan dalam proposisi suatu konteks. Kegiatan catatan lapangan ini dilakukan oleh peneliti dan guru matematika kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta sebanyak tiga kali sesuai dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan yaitu sebanyak tiga putaran. Kegiatan catatan lapangan ini dimulai tanggal 21 November sampai 28 November 2011. Catatan lapangan ini digunakan sebagai pertimbangan dalam pelaksanaan putaran selanjutnya untuk meminimalkan permasalahan dari putaran sebelumnya.
  • 18. 46 b. Dokumentasi Dokumentasi dipergunakan untuk mencatat secara keseluruhan kejadian-kejadian selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa serta foto rekaman proses tindakan penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data berupa profil sekolah SMP Muhammadiyah 5 Surakarta, nama-nama siswa kelas VIII C, daftar guru dan karyawan SMP Muhammadiyah 5 Surakarta serta foto guru dan siswa kelas VIII C pada saat kegiatan pembelajaran matematika berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery. F. Instrumen Penelitian 1. Definisi Istilah a. Pemahaman Konsep Matematika Pemahaman konsep matematika adalah ide atau gagasan yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan tanda (obyek) ke dalam contoh dan bukan contoh yang merupakan suatu kesan jiwa dari mutu, sifat atau ciri yang ada dan umumnya mewakili sebuah pemikiran. Pemahaman ini meliputi penerimaan dan komunikasi secara akurat sebagai hasil komunikasi dalam pembelajaran yang berbeda dan mengorganisasikan secara singkat tanpa mengubah pengertian. Indikator pemahaman konsep meliputi: 1) Kemampuan siswa dalam membedakan contoh dan non contoh.
  • 19. 47 2) Kemampuan siswa dalam memahami masalah. 3) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. 4) Kemampuan siswa dalam menyatakan ulang suatu konsep. b. Model Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Discovery Model pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery adalah sebuah pendekatan pembelajaran matematika realistik yang menggunakan metode penemuan dan sejalan dengan aliran konstruktivis, dimana sebuah pengetahuan dibangun dari situasi yang dikenal siswa dan riil di dalam benaknya, kemudian dari masalah tersebut siswa diajak menyelesaikan masalah tersebut dengan model yang tidak formal (mathematics and reflection) sebagai jembatan untuk menemukan model matematika formal yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang sejenis. Adapun langkah pelaksanaan pembelajaran Matematika Realistik berbasis Discovery adalah sebagai berikut. 1) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok 4-5 orang. 2) Guru menyediakan alat peraga dan menyediakan permasalahan- permasalahan sehari-hari yang berdasarkan fakta-fakta (konstektual dan realistik). 3) Setiap kelompok diberikan alat peraga untuk membantu menyelesaikan masalah dan membuat model penyelesaian sendiri.
  • 20. 48 4) Memberikan kesempatan pada siswa melakukan diskusi penemuan (discovery) model matematika formal untuk menyelesaikan masalah-masalah yang disediakan. 5) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah. 6) Siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya. 7) Memberikan latihan soal (konstektual) kepada siswa dan penilaian secara individu. Strategi ini cukup menyenangkan karena mengajak siswa untuk berfikir mengarah dalam kegiatan kehidupan sehari-hari sehingga membuat siswa memiliki kebermaknaan dalam pembelajaran matematika dan tidak jenuh. Pembelajaran matematika pun menjadi lebih dekat dengan kehidupan siswa. 2. Pengembangan Instrumen Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini pedoman observasi yang terbagi menjadi 3 bagian: a. Observasi tindak belajar yang disesuaikan dengan rencana pembelajaran. b. Observasi tindak belajar yang berkaitan dengan tingkat pemahaman konsep dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam pembelajaran matematika.
  • 21. 49 c. Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum tersaji. G. Teknik Analisis Data Pada penelitian tindakan kelas ini, data dianalisa sejak tindakan pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan metode alur, yaitu data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan, dikembangkan selama proses pembelajaran. Alur yang dilalui dalam analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 1. Reduksi data Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Hasil reduksi data berupa uraian singkat yang telah digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan. 2. Penyajian data Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang disusun, diatur, diringkas dalam kategori-kategori,
  • 22. 50 sehingga mudah dipahami yamg memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap dari kumpulan tiap kategori disimpulkan sementara, kemudian dilakukan penyimpulan. Verifikasi adalah sebagai pemikiran kembali yang dilakukan oleh penganalisis tentang apa yang ditulis dan juga tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Data-data yang telah diseleksi dapat diambil kesimpulannya. H. Keabsahan Data Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Data dalam penelitian ini disahkan melalui triangulasi. Triangulasi menurut Moleong (2006:106) memberikan definisi bahwa triangulasi tidak lain adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu kejadian yang di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data yang ada. Tujuan penggunaan triangulasi oleh peneliti utamanya adalah untuk melakukan cross chek data yang diperoleh dari lapangan sehingga dalam melakukan analisis hanya data yang valid. Alasan dari penggunaan triangulasi sebagai penentu kevalidan isi karena triangulasi memberikan hasil yang tidak menimbulkan keragu-raguan informasi dari fenomena yang diseleksi.
  • 23. 51 Pada penelitian ini triangulasi dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Dalam triangulasi sumber, data diterapkan dengan mengambil data dari beberapa sumber. Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari guru matematika dan siswa SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Dalam triangulasi metode, data dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik atau metode yang berbeda yaitu dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi (Sugiono, 2008: 209 ).