SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
MAKALAH
       PENDEKATAN DAN PENGEMBANGAN KTSP
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
                      Dosen : Akhmad Sudrajat, M.Pd




                                Disusun Oleh :
                                 Kelompok V
                                   Anngota:
                                  Ida Parida
                                Iyan Rosdiana
                                 Rika Septiani
                                Tanto Sutanto

                                     II D




         PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
        UNIVERSITAS KUNINGAN
                 2010
KATA PENGANTAR


       Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis bias menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran, yang
berjudul”Pendekatan dan Pengembangan KTSP”.


       Dalam penyusunan makalah ini penulis sampaikan ucapan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada Dosen
pembimbing Akhmad Sudrajat, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran serta rekan-rekan kuliah dan juga keluarga.


       Makalah ini semoga bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi semua pihak
umumnya serta dapat membantu dalam perkuliahan Mata Kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran.


       Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran atas makalah ini
dapat membantu penulis dalam pembelajaran.




                                                     Kuningan,       Maret 2010




                                                           Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI


BAB I        DESKRIPSI
             1.1 Latar Belakang
             1.2 Rumusan Masalah
             1.3 Tujuan
BAB II       ANALISIS
             2.1 Pengertian KTSP
             2.2 Pendekatan dan Pengembangan KTSP
             2.3 Keunggulan dan Kelemahan KTSP
BAB III      PENUTUP
             3.1 Kesimpulan
             3.2 Saran




DAFTAR PUSTAKA
BAB I

                                       DESKRIPSI

1.1       Sejak tahun 2006, Pusat Kurikulum telah melakukan kegiatan pendampingan
ter-hadap     satuan   pendidikan   (sekolah)   agar   mampu   mengembangkan   dan
mengimplementasikan KTSP yang mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan serta Pelaksanaan kedua standar tersebut. Pada tahun 2008, Pusat Kurikulum
sudah memprogramkan untuk melakukan pendampingan di 441 kabupaten dan kota,
namun program tersebut hanya bisa dilaksanakan di sebagian besar kabupaten dan
kota dan diutamakan yang letaknya jauh dan terpencil. Hal itu mengingat adanya
pemotongan yang cukup besar terhadap anggaran kegiatan Pusat Kurikulum. Oleh
karena itu penulis akan membahas mengenai Pendekatan dan Pengembangan KTSP.

1.2 Dalam penyusunan makalah ini penulis merumuskan tentang:

      •   Apakah definisi dari KTSP?
      •   Bagaimana Pendekatan dan Pengembangan dari KTSP itu ?
      •   Apa saja keunggulan dan kelemahan dari KTSP ?

1.3 Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu:

      •   Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
      •   Untuk mengetahui definisi tentang KTSP
      •   Untuk mengetahui pendekatan dan Pengembangan KTSP
      •   Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari KTSP
BAB II
                                    ANALISIS



2.1 Pengertian

       Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

       Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2006/2007 dengan
mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23
Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.

       Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI,
namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan
sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006
tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

   Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran,   dan   silabus pembelajaran   yang   harus   dipenuhi   peserta   didik
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:

   •   kerangka dasar dan struktur kurikulum,
•   beban belajar,
   •   kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan
       pendidikan, dan
   •   kalender pendidikan.

   SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta
didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati.

       Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan
oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah.
Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam
arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional.
Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite
sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan
komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai
dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan
masyarakat.

       Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah terus
berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah
dengan diluncurkannya Peraturan Mendiknas No. 22 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Mendiknas No. 23 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Untuk mengatur
pelaksanaan peraturan tersebut pemerintah mengeluarkan pula Peraturan Mendiknas
No 24 tahun 2006.

       Dari ketiga peraturan tersebut memuat beberapa hal penting diantaranya
bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang kemudian
dipopulerkan dengan istilah KTSP.
2.2 Pendekatan dan Pengembangan KTSP

 Terdapat         beberapa   pendekatan    yang   dapat   dilakukan   dalam   kegiatan
      pendampingan yaitu sebagai berikut:

(1)     Pendekatan      Hirarkhi   Birokrasi (Bureaucratic    Hierarchies   Approach):
pendampingan yang dilakukan berdasarkan pada tingkatan kebijakan birokrasi mulai
dari pusat, dinas, sampai ke sekolah;

(2) Pendekatan Keahlian (Expertise Approach): pendampingan yang dilakukan oleh
para ahli dari perguruan tinggi yang memiliki kapasitas konsepsi dan substansi
kurikulum;

(3) Pendekatan Model (Modeling Approach): pendampingan yang dilakukan dengan
menggunakan sekolah yang sudah memiliki KTSP sebagai model; dan

(4) Pendekatan Kolegial(Colleague Approach): pendampingan yang dilakukan
melalui teman sejawat seperti MKKS, KKG, dan MGMP.

         Pendekatan-pendekatan pendampingan tersebut dapat dilakukan secara
sendiri-sendiri atau secara eklektik. Dalam kaitan tersebut, Pusat Kurikulum memilih
pendekatan yang bersifat eklektik karena hal tersebut tampak lebih baik jika hanya
menggunakan salah satu pendekatan.




 Terdapat beberapa Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
      Pendidikan

KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan
berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta
memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk
pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan
berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun
oleh BSNP .

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

   Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
    didik dan lingkungannya
   Beragam dan terpadu
   Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
   Relevan dengan kebutuhan kehidupan
   Menyeluruh dan berkesinambungan
   Belajar sepanjang hayat
   Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

       Di dalam KTSP, struktur kurikulum yang dikembangkan mencakup tiga
komponen yaitu:

   Mata Pelajaran;
   Muatan Lokal dan
   Pengembangan Diri.



2.3. Keunggulan Dan Kelemahan KTSP


       KTSP yang juga. merupakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
       memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan.


     Keunggulan konsep ini:
    1. Untuk mengantisipasi permasalahan pendidikan, namun secara umum, KTSP
       bisa 'diandalkan' menjadi patokan menghadapi tantangan masa depan dengan
       pembekalan keterampilan pada peserta didik.
    2. KTSP memiliki kemampuan beradaptasi dengan daerah ,setempat, karena
       keterampilan yang diajarkan berdasarkan pada lingkungan dan kemampuan
       peserta didik.
3. Adanya penghargaan bagi pribadi peserta didik. Peserta didik yang mampu
        menyerap materi dengan cepat akan diberi tambahan materi sebagai
        pengayaan, dan peserta didik yang kurang akan ditangani oleh guru dengan
        penuh kesabaran dengan mengulang materinya atau memberi remedial.
   4. Peserta didik juga diajak bicara, diskusi, wawancara dan membahas masalah-
        masalah yang kontekstual, yang dalam kenyataannya memang diperlukan
        sehingga peserta didik menjadi lebih mengerti dan menjiwai permasalahannya
        karena sesuai dengan keadaan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
   5. Peserta. didik tidak hanya dituntut untuk menghafal namun yang lebih penting
        sudah adalah belajar proses sehingga men dorong peserta didik untuk meneliti
        dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.




 Kelemahan yang mungkin saja timbul dari pelaksanaan KTSP ini adalah :
   1. Diperlukannya waktu yang cukup oleh pendidik dalam membina
        perkembangan peserta didiknya, terutama peserta didik yang berkemampuan
        di bawah rata-rata. Kenyataan membuktikan, kondisi sosial dan ekonomi yang
        menghimpit kesejahteraan hidup para guru,
   2. Kurang berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Belum lagi mengingat
        kualitas guru yang kurang merata di setiap daerah. Ini artinya, KTSP
        menghadapi kendala daya kreativitas dan beragamnya kapasitas guru untuk
        membuat. kurikulum sendiri.
   3. KTSP menuntut kemampuan guru dalam menjalankan pembelajaran berbasis
        kompetensi dengan merencanakan sendiri bagaimana strategi yang tepat
        diterapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah setempat.
   4.   Di samping masalah fasilitas pendidikan di sekolah yang masih sangat minim.
        Padahal konsep ini lebih menitikberatkan pada praktek di lapangan sesuai
        dengan kompetensi yang dimiliki dibanding teori semata.
   5.   Kendala lain yang dialami guru adalah ketidakpahaman mengenai apa dan
        bagaimana melakukan evaluasi dengan portofolio. Karena ketidakpahaman ini
        mereka kembali kepada pola assessment lama dengan tes-tes dan ulangan-
        ulangan yang cognitive-based semata.
6.    Tidak adanya model sekolah yang bisa dijadikan sebagai rujukan membuat
        para guru tidak mampu melakukan perubahan, apalagi lompatan, dalam proses
        peningkatan kegiatan belajar mengararnya.
   7. Berkenaan dengan tidak adanya target materi dalam KTSP, di satu pihak
        KTSP menekankan kompetensi peserta didik yang berarti proses belajar harus
        diperhatikan oleh guru, di pihak lain materi meskipun tidak diprioritaskan
        tetapi akhirnya harus diselesaikan juga.
    Dengan demikian guru harus berpacu dengan waktu, sementara proses belajar
   tidak dapat dipastikan keberhasilannya. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil
   belajar peserta didik yang dibinanya, yang berujung pada penolakan kebijakan
   pemerintah tentang Ujian Nasional (UN) sebagai dasar penentuan kelulusan
   peserta didiknya.


Guru Sebagai Fasilitator Dalam Membantu Peserta Didik Membangun
Pengetahuan
         Salah satu ciri pembelajaran efektif adalah mengembangkan pemikiran bahwa
anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri,
dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya (Dit-PLP, 2003).
Ciri inilah yang dikembangkan dalam pembelajaran KTSP dan berkaitan dengan
filsafat konstruktivisme.
        Tugas penting guru pada pendidikan formal di sekolah di antaranya adalah
membantu peserta didik untuk mengenal dan mengetahui sesuatu, terutama
memperoleh pengetahuan. Dalam pengertian konstruktivisme, pengetahuan itu
merupakan "proses menjadi", yang pelan-pelan menjadi lebih lengkap dan benar.
Pengetahuan itu dapat dibentuk secara pribadi dan peserta didik itu sendiri yang
membentuknya.
        Peran guru atau pendidik adalah sebagai fasilitator atau moderator dan
tugasnya adalah merangsang atau memberikan stimulus, membantu peserta didik
untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengertiannya. Guru juga mengevaluasi
apakah gagasan peserta didik itu sesuai dengan gagasan para ahli atau tidak.
Sedangkan tugas peserta didik aktif belajar, mencerna, dan memodifikasi gagasan
sebelumnya. Dalam KTSP dianut bentuk pembelajaran yang ideal yaitu pembelajaran
peserta didik aktif dan kritis. Peserta didik tidak kosong, tetapi sudah ada pengertian
awal tertentu yang harus dibantu untuk berkembang. Maka modelnya adalah model
dialogis, model mencari bersama antara guru dan peserta didik. Peserta didik dapat
mengungkapkan gagasannya, dapat mengkritik pendapat guru yang dianggap kurang
tepat, dapat mengungkapkan jalan pikirannya yang lain dari guru. Guru tidak menjadi
diktator yang hanya menekankan satu nilai satu jalan keluar, tetapi lebih demokratis.
Dalam KTSP, pendidikan yang benar harus membebaskan peserta didik untuk
berpikir, berkreasi, dan berkembang.
       Implementasi KTSP sebenarnya membutuhkan penciptaan iklim pendidikan
yang memungkinkan tumbuhnya semangat intelektual dan ilmiah bagi setiap guru,
mulai dari rumah, di sekolah, maupun di masyarakat. Hal ini berkaitan adanya
pergeseran peran guru yang semula lebih sebagai instruktor atau selalu memberi
instruksi dan kini menjadi fasilitator pembelajaran. Guru dapat melakukan upaya-
upaya kreatif serta inovatif dalam bentuk penelitian tindakan terhadap berbagai teknik
atau model pengelolaan pembelajaran yang mampu menghasilkan lulusan yang
kompeten.


Perlunya Perubahan Paradigma Mengajar
       Dengan KTSP, guru mengajar supaya peserta didik memahami yang diajarkan
dan mampu memanfaatkannya dengan menerapkan pemahamannya baik untuk
memahami alami lingkungan sekitar maupun untuk solusi atau pemecahan masalah
sehari-hari. Kegiatan mengajar bukan sekedar mengingat fakta untuk persediaan
jawaban tes sewaktu ujian. Akan tetapi, kegiatan mengajar juga diharapkan mampu
memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menumbuhkan
sejumlah sikap positif yang direfleksikan peserta didik melalui cara berpikir dan cara
bertindak atau berperilaku sebagai dampak hasil belajamya.
      Oleh karena itu cara guru mengajar perlu diubah. Ditinjau dari esensi proses
pembelajarannya, perlu adanya pengubahan paradigma "mengajar" (teaching) menjadi
"membelajarkan" (learning how to learn) sehingga proses belajarnya cenderung
dinamis dan bersifat praktis dan analitis dalam dua dimensi yaitu: pengembangan
proses eksplorasi dan proses kreativitas. Proses eksplorasi menjadi titik pijak untuk
menggali pengalaman dan penghayatan khas peserta didik, bukan dari pihak luar,
bukan dari apa yang dimaui orang tua, guru, maupun masyarakat bahkan pemerintah
sekalipun. Dari proses tersebut dikembangkan prakarsa untuk bereksperimen-kreatif,
berimajinasi-kreatif dengan metode belajar yang memungkinkan peserta didik untuk
melatih inisiatif berpikir, mentradisikan aktivitas kreatif, mengembangkan
kemerdekaan berpikir, mengeluarkan ide, menumbuhkan kenikmatan bekerjasama,
memecahkan masalah-masalah hidup dan kehidupan nyata. Karena itu, dalam proses
pembelajaran seharusnya tampak dalam bentuk kegiatan prakarsa bebas (independent
study), komunikasi dialogis antar peserta didik maupun antara peserta didik dan guru,
spontanitas kreatif, yang kadang-kadang terkesan kurang tertib menurut pandangan
pendidikan. Guru perlu menyediakan beragam kegiatan pembelajaran yang
berimplikasi pada beragamnya pengalaman belajar supaya peserta didik mampu
mengembangkan kompetensi setelah menerapkan pemahamannya pengetahuannya.
Untuk itu strategi belajar aktif melalui multi ragam metode sangat sesuai untuk
digunakan ketika akan menerapkan KTSP.
       Dalam pendidikan perlunya melakukan perubahan/ pergeseran paradigma dari
paradigma mengajar ke paradigma belajar. Lebih lanjut harus memerinci karakteristik
paradigma belajar, yaitu:
   •     peserta didik aktif guru aktif,
   •     pengetahuan dikonstruksi,
   •     menekankan proses dan produk,
   •     pembelajaran luwes dan menyenangkan,
   •     sinergi pikiran dan tubuh,
   •     berorientasi pada peserta didik,
   •     asesmen bersifat realistik, dan
   •     kemampuan sebagai suatu penguasaan hubungan antar pengetahuan yang
         tersusun dalam suatu jaringan.
   Untuk itu dituntut komitmen guru untuk berubah, bersikap sabar, bersikap positif,
   ramah dan memiliki kompetensi tinggi. Bentuk-bentuk penilaian yang dapat
   digunakan oleh guru tidak hanya berupa penilaian "tradisional" yaitu hanya
   melakukan kegiatan ulangan harian tetapi perlu dikembangkan penilaian
   "alternatif", antara lain adalah portofolio, tugas kelompok, demonstrasi, dan
   laporan tertulis.
               Portofolio; merupakan kumpulan tugas yang dikerjakan peserta didik
                dalam konteks belajar dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
                diharapkan untuk mengerjakan tugas tersebut supaya lebih kreatif.
                Mereka memperoleh kebebasan dalam belajar sekaligus memperoleh
                kesempatan luas untuk berkembang serta merekapun termotivasi.
Penilaian ini tidak perlu mendapatkan penilaian angka, melainkan
    melihat pada proses peserta didik sebagai pembelajaran aktif. Sebagai
    contoh, peserta didik diminta untuk melakukan survei mengenai jenis-
    jenis pekerjaan di lingkungan rumahnya.
   Tugas kelompok, dalam pembelajaran kontekstual berbentuk
    pengerjaan proyek. Kegiatan ini merupakan cara untuk mencapai
    tujuan akademik sambil mengakomodasi perbedaan gaya belajar,
    minat, serta bakat dari masing-masing peserta didik. Isi dari proyek
    akademik terkait dengan konteks kehidupan nyata, oleh karena itu
    tugas ini dapat meningkatkan partisipasi peserta didik. Sebagai contoh,
    peserta didik diminta membentuk kelompok projek untuk menyelidiki
    penyebab pencemaran sungai di lingkungan peserta didik.
   Demonstrasi, peserta didik diminta menampilkan hasil penugasan
    kepada orang lain mengenai kompetensi yang telah mereka kuasai.
    Demonstrasi ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Di dalam
    kelas antara lain dapat dilakukan dalam kegiatan laboratorium IPA, di
    lapangan olahraga untuk pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
    Di luar kelas antara lain peserta didik diminta membentuk kelompok
    untuk membuat naskah drama dan mementaskannya dalam
    pertunjukan, para penonton dapat memberikan evaluasi pertunjukan
    peserta didik.
BAB III
                                     PENUTUP


3.1 Kesimpulan


       Guru adalah komponen pokok dalam sistem pendidikan. Oleh sebab itu
suksesnya pelaksanaan KTSP sangat tergantung pada sikap guru dalam mengajar.
Kurikulum yang selama ini dibuat dari pusat menyebabkan kreativitas guru kurang
terpupuk, tetapi dengan KTSP, kreativitas guru bisa berkembang. Menggunakan
paradigma lama dalam mengajar untuk menghadapi tantangan baru dan situasi baru
jelas kurang efektif. Agar kualitas pendidikan kita meningkat, guru perlu melakukan
introspeksi dan mau mengubah paradigma mengajar, cara berpikir serta
mempraktekkan pembelajaran dengan menggunakan paradigma belajar. Guru sebagai
ujung tombak pembelajaran sudah sekian lama menggunakan metode lama, ia
menjadi sumber belajar utama. Paradigma mengajar tersebut itu harus diubah dengan
menggiatkan peserta didik agar dapat mencapai komepetensinya melalui penguasaan
materi ajar.


3.2 Saran
       Bagi para pendidik yang namanya KTSP itu haruslah dibuat sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis dan efektif. Agar mutu
pendidikan dan mutu guru lebih optimal dan guru bisa mengerti tentang seluk beluk
KTSP.Sehingga terjadi pemahaman yang lebih terhadap yang namanya KTSP dan
bisa mencapai tujuan yang diharapkan oleh peserta didik dan tuntutan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad.2004.Pengembangan Kurikulum di Sekolah.Bandung: Sinar baru.
www.geogle.com

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Ktsp smp n 1 btrd terbaru
Ktsp smp n 1 btrd terbaruKtsp smp n 1 btrd terbaru
Ktsp smp n 1 btrd terbaruAgus Hariyatno
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)An Rachma
 
Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK
Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMKManajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK
Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMKDewi Izza
 
Instrumen validasi ktsp dok 1 & 2 baru
Instrumen validasi ktsp  dok 1 & 2 baruInstrumen validasi ktsp  dok 1 & 2 baru
Instrumen validasi ktsp dok 1 & 2 baruNanang Yusup
 
Kelebihan dan kelemahan antara ktsp
Kelebihan dan kelemahan antara ktspKelebihan dan kelemahan antara ktsp
Kelebihan dan kelemahan antara ktspYusuf Sihite
 
KBK 05. pengelolaan kurikulum di sekolah
KBK 05. pengelolaan kurikulum di sekolahKBK 05. pengelolaan kurikulum di sekolah
KBK 05. pengelolaan kurikulum di sekolahJasmin Jasin
 
Ktsp 2006 vs kurikulum 2013
Ktsp 2006 vs kurikulum 2013Ktsp 2006 vs kurikulum 2013
Ktsp 2006 vs kurikulum 2013Dodyk Fallen
 
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smpKurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smpNandang Sukmara
 
PENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENG
PENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENGPENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENG
PENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENGVan threesamra
 
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013STANDAR PROSES KURIKULUM 2013
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013hasanah sn
 
Konsep dasar ktsp
Konsep dasar ktspKonsep dasar ktsp
Konsep dasar ktspalimahtum
 
kurikulum 2013 akuntansi
kurikulum 2013 akuntansikurikulum 2013 akuntansi
kurikulum 2013 akuntansiNorlaila66
 
Kerangka dan struktur kurikulum 2013
Kerangka dan struktur kurikulum 2013Kerangka dan struktur kurikulum 2013
Kerangka dan struktur kurikulum 2013Nurul Azzahra
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanChi'onk Pemimpin
 

La actualidad más candente (20)

Model ktsp-smp ' 2006
Model ktsp-smp  ' 2006Model ktsp-smp  ' 2006
Model ktsp-smp ' 2006
 
Ktsp smp n 1 btrd terbaru
Ktsp smp n 1 btrd terbaruKtsp smp n 1 btrd terbaru
Ktsp smp n 1 btrd terbaru
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
 
Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK
Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMKManajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK
Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK
 
Instrumen validasi ktsp dok 1 & 2 baru
Instrumen validasi ktsp  dok 1 & 2 baruInstrumen validasi ktsp  dok 1 & 2 baru
Instrumen validasi ktsp dok 1 & 2 baru
 
Kelebihan dan kelemahan antara ktsp
Kelebihan dan kelemahan antara ktspKelebihan dan kelemahan antara ktsp
Kelebihan dan kelemahan antara ktsp
 
Sma sejarah indonesia
Sma sejarah indonesiaSma sejarah indonesia
Sma sejarah indonesia
 
KBK 05. pengelolaan kurikulum di sekolah
KBK 05. pengelolaan kurikulum di sekolahKBK 05. pengelolaan kurikulum di sekolah
KBK 05. pengelolaan kurikulum di sekolah
 
Ktsp 2006 vs kurikulum 2013
Ktsp 2006 vs kurikulum 2013Ktsp 2006 vs kurikulum 2013
Ktsp 2006 vs kurikulum 2013
 
Analisis konteks 2010
Analisis konteks 2010Analisis konteks 2010
Analisis konteks 2010
 
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smpKurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
 
PENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENG
PENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENGPENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENG
PENGKAJIAN KURIKULUM SMK OLEH RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENG
 
KTSP SMP
KTSP SMPKTSP SMP
KTSP SMP
 
PEDOMAN PENYUSUNAN KTSP
PEDOMAN PENYUSUNAN KTSPPEDOMAN PENYUSUNAN KTSP
PEDOMAN PENYUSUNAN KTSP
 
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013STANDAR PROSES KURIKULUM 2013
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013
 
Konsep dasar ktsp
Konsep dasar ktspKonsep dasar ktsp
Konsep dasar ktsp
 
kurikulum 2013 akuntansi
kurikulum 2013 akuntansikurikulum 2013 akuntansi
kurikulum 2013 akuntansi
 
Kerangka dan struktur kurikulum 2013
Kerangka dan struktur kurikulum 2013Kerangka dan struktur kurikulum 2013
Kerangka dan struktur kurikulum 2013
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
 
10 pengelolaan ktsp
10 pengelolaan ktsp10 pengelolaan ktsp
10 pengelolaan ktsp
 

Similar a TUGAS KELOMPOK V

Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran kelompok 4
Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran kelompok  4Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran kelompok  4
Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran kelompok 4IRMA HERDIANTI
 
Panduan penyusunan bsnp
Panduan penyusunan bsnpPanduan penyusunan bsnp
Panduan penyusunan bsnppopo_chan
 
Kurikulum dan pembelajaran lusi uniku
Kurikulum dan pembelajaran lusi unikuKurikulum dan pembelajaran lusi uniku
Kurikulum dan pembelajaran lusi unikuLusiSulastria
 
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).pdf
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).pdfPerbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).pdf
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).pdfZukét Printing
 
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).docx
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).docxPerbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).docx
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).docxZukét Printing
 
Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan
Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikanPelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan
Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikanSaddam Sevenfoldism
 
05 pengembangan ktsp allium
05 pengembangan ktsp  allium05 pengembangan ktsp  allium
05 pengembangan ktsp alliumFashihul Makmun
 
Itmamul umam
Itmamul umamItmamul umam
Itmamul umamiwan Alit
 
KELOMPOK 2_PEMELAJARAN IPA DI SDPERTEMUAN 6 (1).pdf
KELOMPOK 2_PEMELAJARAN IPA DI SDPERTEMUAN 6 (1).pdfKELOMPOK 2_PEMELAJARAN IPA DI SDPERTEMUAN 6 (1).pdf
KELOMPOK 2_PEMELAJARAN IPA DI SDPERTEMUAN 6 (1).pdfEfaLulukErnayanti1
 
Mekanisme Penulisan Silabus
Mekanisme Penulisan SilabusMekanisme Penulisan Silabus
Mekanisme Penulisan Silabusismifardila
 
Ktsp dokumen2014
Ktsp dokumen2014Ktsp dokumen2014
Ktsp dokumen2014K's Arigayo
 
presentasi ktsp
 presentasi ktsp presentasi ktsp
presentasi ktspadulcharli
 

Similar a TUGAS KELOMPOK V (20)

Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran kelompok 4
Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran kelompok  4Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran kelompok  4
Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran kelompok 4
 
Panduan penyusunan bsnp
Panduan penyusunan bsnpPanduan penyusunan bsnp
Panduan penyusunan bsnp
 
Kurikulum dan pembelajaran lusi uniku
Kurikulum dan pembelajaran lusi unikuKurikulum dan pembelajaran lusi uniku
Kurikulum dan pembelajaran lusi uniku
 
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).pdf
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).pdfPerbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).pdf
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).pdf
 
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).docx
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).docxPerbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).docx
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).docx
 
Makalah KTSP
Makalah KTSPMakalah KTSP
Makalah KTSP
 
Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan
Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikanPelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan
Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan
 
Makalah rpkr
Makalah rpkrMakalah rpkr
Makalah rpkr
 
KTSP 2020.pptx
KTSP 2020.pptxKTSP 2020.pptx
KTSP 2020.pptx
 
DOKUMEN KTSP.ppt
DOKUMEN KTSP.pptDOKUMEN KTSP.ppt
DOKUMEN KTSP.ppt
 
IPA KELOMPOK 6.pptx
IPA KELOMPOK 6.pptxIPA KELOMPOK 6.pptx
IPA KELOMPOK 6.pptx
 
Tugas prof patta
Tugas prof pattaTugas prof patta
Tugas prof patta
 
05 pengembangan ktsp allium
05 pengembangan ktsp  allium05 pengembangan ktsp  allium
05 pengembangan ktsp allium
 
Itmamul umam
Itmamul umamItmamul umam
Itmamul umam
 
KELOMPOK 2_PEMELAJARAN IPA DI SDPERTEMUAN 6 (1).pdf
KELOMPOK 2_PEMELAJARAN IPA DI SDPERTEMUAN 6 (1).pdfKELOMPOK 2_PEMELAJARAN IPA DI SDPERTEMUAN 6 (1).pdf
KELOMPOK 2_PEMELAJARAN IPA DI SDPERTEMUAN 6 (1).pdf
 
Ktsp kurikulum sd
Ktsp kurikulum sdKtsp kurikulum sd
Ktsp kurikulum sd
 
Mekanisme Penulisan Silabus
Mekanisme Penulisan SilabusMekanisme Penulisan Silabus
Mekanisme Penulisan Silabus
 
Ktsp dokumen2014
Ktsp dokumen2014Ktsp dokumen2014
Ktsp dokumen2014
 
Panduan Umum KTSP
Panduan Umum KTSPPanduan Umum KTSP
Panduan Umum KTSP
 
presentasi ktsp
 presentasi ktsp presentasi ktsp
presentasi ktsp
 

TUGAS KELOMPOK V

  • 1. MAKALAH PENDEKATAN DAN PENGEMBANGAN KTSP Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran Dosen : Akhmad Sudrajat, M.Pd Disusun Oleh : Kelompok V Anngota: Ida Parida Iyan Rosdiana Rika Septiani Tanto Sutanto II D PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KUNINGAN 2010
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis bias menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran, yang berjudul”Pendekatan dan Pengembangan KTSP”. Dalam penyusunan makalah ini penulis sampaikan ucapan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada Dosen pembimbing Akhmad Sudrajat, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran serta rekan-rekan kuliah dan juga keluarga. Makalah ini semoga bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi semua pihak umumnya serta dapat membantu dalam perkuliahan Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran atas makalah ini dapat membantu penulis dalam pembelajaran. Kuningan, Maret 2010 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I DESKRIPSI 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB II ANALISIS 2.1 Pengertian KTSP 2.2 Pendekatan dan Pengembangan KTSP 2.3 Keunggulan dan Kelemahan KTSP BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I DESKRIPSI 1.1 Sejak tahun 2006, Pusat Kurikulum telah melakukan kegiatan pendampingan ter-hadap satuan pendidikan (sekolah) agar mampu mengembangkan dan mengimplementasikan KTSP yang mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan serta Pelaksanaan kedua standar tersebut. Pada tahun 2008, Pusat Kurikulum sudah memprogramkan untuk melakukan pendampingan di 441 kabupaten dan kota, namun program tersebut hanya bisa dilaksanakan di sebagian besar kabupaten dan kota dan diutamakan yang letaknya jauh dan terpencil. Hal itu mengingat adanya pemotongan yang cukup besar terhadap anggaran kegiatan Pusat Kurikulum. Oleh karena itu penulis akan membahas mengenai Pendekatan dan Pengembangan KTSP. 1.2 Dalam penyusunan makalah ini penulis merumuskan tentang: • Apakah definisi dari KTSP? • Bagaimana Pendekatan dan Pengembangan dari KTSP itu ? • Apa saja keunggulan dan kelemahan dari KTSP ? 1.3 Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu: • Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran • Untuk mengetahui definisi tentang KTSP • Untuk mengetahui pendekatan dan Pengembangan KTSP • Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari KTSP
  • 5. BAB II ANALISIS 2.1 Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2006/2007 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat: • kerangka dasar dan struktur kurikulum,
  • 6. beban belajar, • kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan • kalender pendidikan. SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah terus berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah dengan diluncurkannya Peraturan Mendiknas No. 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Mendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Untuk mengatur pelaksanaan peraturan tersebut pemerintah mengeluarkan pula Peraturan Mendiknas No 24 tahun 2006. Dari ketiga peraturan tersebut memuat beberapa hal penting diantaranya bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang kemudian dipopulerkan dengan istilah KTSP.
  • 7. 2.2 Pendekatan dan Pengembangan KTSP  Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan pendampingan yaitu sebagai berikut: (1) Pendekatan Hirarkhi Birokrasi (Bureaucratic Hierarchies Approach): pendampingan yang dilakukan berdasarkan pada tingkatan kebijakan birokrasi mulai dari pusat, dinas, sampai ke sekolah; (2) Pendekatan Keahlian (Expertise Approach): pendampingan yang dilakukan oleh para ahli dari perguruan tinggi yang memiliki kapasitas konsepsi dan substansi kurikulum; (3) Pendekatan Model (Modeling Approach): pendampingan yang dilakukan dengan menggunakan sekolah yang sudah memiliki KTSP sebagai model; dan (4) Pendekatan Kolegial(Colleague Approach): pendampingan yang dilakukan melalui teman sejawat seperti MKKS, KKG, dan MGMP. Pendekatan-pendekatan pendampingan tersebut dapat dilakukan secara sendiri-sendiri atau secara eklektik. Dalam kaitan tersebut, Pusat Kurikulum memilih pendekatan yang bersifat eklektik karena hal tersebut tampak lebih baik jika hanya menggunakan salah satu pendekatan.  Terdapat beberapa Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk
  • 8. pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP . KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:  Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya  Beragam dan terpadu  Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni  Relevan dengan kebutuhan kehidupan  Menyeluruh dan berkesinambungan  Belajar sepanjang hayat  Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Di dalam KTSP, struktur kurikulum yang dikembangkan mencakup tiga komponen yaitu:  Mata Pelajaran;  Muatan Lokal dan  Pengembangan Diri. 2.3. Keunggulan Dan Kelemahan KTSP KTSP yang juga. merupakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan.  Keunggulan konsep ini: 1. Untuk mengantisipasi permasalahan pendidikan, namun secara umum, KTSP bisa 'diandalkan' menjadi patokan menghadapi tantangan masa depan dengan pembekalan keterampilan pada peserta didik. 2. KTSP memiliki kemampuan beradaptasi dengan daerah ,setempat, karena keterampilan yang diajarkan berdasarkan pada lingkungan dan kemampuan peserta didik.
  • 9. 3. Adanya penghargaan bagi pribadi peserta didik. Peserta didik yang mampu menyerap materi dengan cepat akan diberi tambahan materi sebagai pengayaan, dan peserta didik yang kurang akan ditangani oleh guru dengan penuh kesabaran dengan mengulang materinya atau memberi remedial. 4. Peserta didik juga diajak bicara, diskusi, wawancara dan membahas masalah- masalah yang kontekstual, yang dalam kenyataannya memang diperlukan sehingga peserta didik menjadi lebih mengerti dan menjiwai permasalahannya karena sesuai dengan keadaan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. 5. Peserta. didik tidak hanya dituntut untuk menghafal namun yang lebih penting sudah adalah belajar proses sehingga men dorong peserta didik untuk meneliti dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.  Kelemahan yang mungkin saja timbul dari pelaksanaan KTSP ini adalah : 1. Diperlukannya waktu yang cukup oleh pendidik dalam membina perkembangan peserta didiknya, terutama peserta didik yang berkemampuan di bawah rata-rata. Kenyataan membuktikan, kondisi sosial dan ekonomi yang menghimpit kesejahteraan hidup para guru, 2. Kurang berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Belum lagi mengingat kualitas guru yang kurang merata di setiap daerah. Ini artinya, KTSP menghadapi kendala daya kreativitas dan beragamnya kapasitas guru untuk membuat. kurikulum sendiri. 3. KTSP menuntut kemampuan guru dalam menjalankan pembelajaran berbasis kompetensi dengan merencanakan sendiri bagaimana strategi yang tepat diterapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah setempat. 4. Di samping masalah fasilitas pendidikan di sekolah yang masih sangat minim. Padahal konsep ini lebih menitikberatkan pada praktek di lapangan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dibanding teori semata. 5. Kendala lain yang dialami guru adalah ketidakpahaman mengenai apa dan bagaimana melakukan evaluasi dengan portofolio. Karena ketidakpahaman ini mereka kembali kepada pola assessment lama dengan tes-tes dan ulangan- ulangan yang cognitive-based semata.
  • 10. 6. Tidak adanya model sekolah yang bisa dijadikan sebagai rujukan membuat para guru tidak mampu melakukan perubahan, apalagi lompatan, dalam proses peningkatan kegiatan belajar mengararnya. 7. Berkenaan dengan tidak adanya target materi dalam KTSP, di satu pihak KTSP menekankan kompetensi peserta didik yang berarti proses belajar harus diperhatikan oleh guru, di pihak lain materi meskipun tidak diprioritaskan tetapi akhirnya harus diselesaikan juga. Dengan demikian guru harus berpacu dengan waktu, sementara proses belajar tidak dapat dipastikan keberhasilannya. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik yang dibinanya, yang berujung pada penolakan kebijakan pemerintah tentang Ujian Nasional (UN) sebagai dasar penentuan kelulusan peserta didiknya. Guru Sebagai Fasilitator Dalam Membantu Peserta Didik Membangun Pengetahuan Salah satu ciri pembelajaran efektif adalah mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya (Dit-PLP, 2003). Ciri inilah yang dikembangkan dalam pembelajaran KTSP dan berkaitan dengan filsafat konstruktivisme. Tugas penting guru pada pendidikan formal di sekolah di antaranya adalah membantu peserta didik untuk mengenal dan mengetahui sesuatu, terutama memperoleh pengetahuan. Dalam pengertian konstruktivisme, pengetahuan itu merupakan "proses menjadi", yang pelan-pelan menjadi lebih lengkap dan benar. Pengetahuan itu dapat dibentuk secara pribadi dan peserta didik itu sendiri yang membentuknya. Peran guru atau pendidik adalah sebagai fasilitator atau moderator dan tugasnya adalah merangsang atau memberikan stimulus, membantu peserta didik untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengertiannya. Guru juga mengevaluasi apakah gagasan peserta didik itu sesuai dengan gagasan para ahli atau tidak. Sedangkan tugas peserta didik aktif belajar, mencerna, dan memodifikasi gagasan sebelumnya. Dalam KTSP dianut bentuk pembelajaran yang ideal yaitu pembelajaran peserta didik aktif dan kritis. Peserta didik tidak kosong, tetapi sudah ada pengertian awal tertentu yang harus dibantu untuk berkembang. Maka modelnya adalah model
  • 11. dialogis, model mencari bersama antara guru dan peserta didik. Peserta didik dapat mengungkapkan gagasannya, dapat mengkritik pendapat guru yang dianggap kurang tepat, dapat mengungkapkan jalan pikirannya yang lain dari guru. Guru tidak menjadi diktator yang hanya menekankan satu nilai satu jalan keluar, tetapi lebih demokratis. Dalam KTSP, pendidikan yang benar harus membebaskan peserta didik untuk berpikir, berkreasi, dan berkembang. Implementasi KTSP sebenarnya membutuhkan penciptaan iklim pendidikan yang memungkinkan tumbuhnya semangat intelektual dan ilmiah bagi setiap guru, mulai dari rumah, di sekolah, maupun di masyarakat. Hal ini berkaitan adanya pergeseran peran guru yang semula lebih sebagai instruktor atau selalu memberi instruksi dan kini menjadi fasilitator pembelajaran. Guru dapat melakukan upaya- upaya kreatif serta inovatif dalam bentuk penelitian tindakan terhadap berbagai teknik atau model pengelolaan pembelajaran yang mampu menghasilkan lulusan yang kompeten. Perlunya Perubahan Paradigma Mengajar Dengan KTSP, guru mengajar supaya peserta didik memahami yang diajarkan dan mampu memanfaatkannya dengan menerapkan pemahamannya baik untuk memahami alami lingkungan sekitar maupun untuk solusi atau pemecahan masalah sehari-hari. Kegiatan mengajar bukan sekedar mengingat fakta untuk persediaan jawaban tes sewaktu ujian. Akan tetapi, kegiatan mengajar juga diharapkan mampu memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menumbuhkan sejumlah sikap positif yang direfleksikan peserta didik melalui cara berpikir dan cara bertindak atau berperilaku sebagai dampak hasil belajamya. Oleh karena itu cara guru mengajar perlu diubah. Ditinjau dari esensi proses pembelajarannya, perlu adanya pengubahan paradigma "mengajar" (teaching) menjadi "membelajarkan" (learning how to learn) sehingga proses belajarnya cenderung dinamis dan bersifat praktis dan analitis dalam dua dimensi yaitu: pengembangan proses eksplorasi dan proses kreativitas. Proses eksplorasi menjadi titik pijak untuk menggali pengalaman dan penghayatan khas peserta didik, bukan dari pihak luar, bukan dari apa yang dimaui orang tua, guru, maupun masyarakat bahkan pemerintah sekalipun. Dari proses tersebut dikembangkan prakarsa untuk bereksperimen-kreatif, berimajinasi-kreatif dengan metode belajar yang memungkinkan peserta didik untuk melatih inisiatif berpikir, mentradisikan aktivitas kreatif, mengembangkan
  • 12. kemerdekaan berpikir, mengeluarkan ide, menumbuhkan kenikmatan bekerjasama, memecahkan masalah-masalah hidup dan kehidupan nyata. Karena itu, dalam proses pembelajaran seharusnya tampak dalam bentuk kegiatan prakarsa bebas (independent study), komunikasi dialogis antar peserta didik maupun antara peserta didik dan guru, spontanitas kreatif, yang kadang-kadang terkesan kurang tertib menurut pandangan pendidikan. Guru perlu menyediakan beragam kegiatan pembelajaran yang berimplikasi pada beragamnya pengalaman belajar supaya peserta didik mampu mengembangkan kompetensi setelah menerapkan pemahamannya pengetahuannya. Untuk itu strategi belajar aktif melalui multi ragam metode sangat sesuai untuk digunakan ketika akan menerapkan KTSP. Dalam pendidikan perlunya melakukan perubahan/ pergeseran paradigma dari paradigma mengajar ke paradigma belajar. Lebih lanjut harus memerinci karakteristik paradigma belajar, yaitu: • peserta didik aktif guru aktif, • pengetahuan dikonstruksi, • menekankan proses dan produk, • pembelajaran luwes dan menyenangkan, • sinergi pikiran dan tubuh, • berorientasi pada peserta didik, • asesmen bersifat realistik, dan • kemampuan sebagai suatu penguasaan hubungan antar pengetahuan yang tersusun dalam suatu jaringan. Untuk itu dituntut komitmen guru untuk berubah, bersikap sabar, bersikap positif, ramah dan memiliki kompetensi tinggi. Bentuk-bentuk penilaian yang dapat digunakan oleh guru tidak hanya berupa penilaian "tradisional" yaitu hanya melakukan kegiatan ulangan harian tetapi perlu dikembangkan penilaian "alternatif", antara lain adalah portofolio, tugas kelompok, demonstrasi, dan laporan tertulis.  Portofolio; merupakan kumpulan tugas yang dikerjakan peserta didik dalam konteks belajar dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik diharapkan untuk mengerjakan tugas tersebut supaya lebih kreatif. Mereka memperoleh kebebasan dalam belajar sekaligus memperoleh kesempatan luas untuk berkembang serta merekapun termotivasi.
  • 13. Penilaian ini tidak perlu mendapatkan penilaian angka, melainkan melihat pada proses peserta didik sebagai pembelajaran aktif. Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk melakukan survei mengenai jenis- jenis pekerjaan di lingkungan rumahnya.  Tugas kelompok, dalam pembelajaran kontekstual berbentuk pengerjaan proyek. Kegiatan ini merupakan cara untuk mencapai tujuan akademik sambil mengakomodasi perbedaan gaya belajar, minat, serta bakat dari masing-masing peserta didik. Isi dari proyek akademik terkait dengan konteks kehidupan nyata, oleh karena itu tugas ini dapat meningkatkan partisipasi peserta didik. Sebagai contoh, peserta didik diminta membentuk kelompok projek untuk menyelidiki penyebab pencemaran sungai di lingkungan peserta didik.  Demonstrasi, peserta didik diminta menampilkan hasil penugasan kepada orang lain mengenai kompetensi yang telah mereka kuasai. Demonstrasi ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Di dalam kelas antara lain dapat dilakukan dalam kegiatan laboratorium IPA, di lapangan olahraga untuk pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Di luar kelas antara lain peserta didik diminta membentuk kelompok untuk membuat naskah drama dan mementaskannya dalam pertunjukan, para penonton dapat memberikan evaluasi pertunjukan peserta didik.
  • 14. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Guru adalah komponen pokok dalam sistem pendidikan. Oleh sebab itu suksesnya pelaksanaan KTSP sangat tergantung pada sikap guru dalam mengajar. Kurikulum yang selama ini dibuat dari pusat menyebabkan kreativitas guru kurang terpupuk, tetapi dengan KTSP, kreativitas guru bisa berkembang. Menggunakan paradigma lama dalam mengajar untuk menghadapi tantangan baru dan situasi baru jelas kurang efektif. Agar kualitas pendidikan kita meningkat, guru perlu melakukan introspeksi dan mau mengubah paradigma mengajar, cara berpikir serta mempraktekkan pembelajaran dengan menggunakan paradigma belajar. Guru sebagai ujung tombak pembelajaran sudah sekian lama menggunakan metode lama, ia menjadi sumber belajar utama. Paradigma mengajar tersebut itu harus diubah dengan menggiatkan peserta didik agar dapat mencapai komepetensinya melalui penguasaan materi ajar. 3.2 Saran Bagi para pendidik yang namanya KTSP itu haruslah dibuat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis dan efektif. Agar mutu pendidikan dan mutu guru lebih optimal dan guru bisa mengerti tentang seluk beluk KTSP.Sehingga terjadi pemahaman yang lebih terhadap yang namanya KTSP dan bisa mencapai tujuan yang diharapkan oleh peserta didik dan tuntutan masyarakat.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhamad.2004.Pengembangan Kurikulum di Sekolah.Bandung: Sinar baru. www.geogle.com