SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 43
Bab Bab III
SISTIM dan TATA CARA PEMELIHARAAN
1. Pemeliharaan Induk Bunting Awal
Segera setelah babi dara (calon induk) atau induk
dikawinkan secara tepat, perlu dilakukan pengecekan
setiap 20-21 hari selama dua kali berturut-turut untuk
memastikan kebuntingan sudah terjadi, yaitu tidak
memperlihatkan tanda-tanda estrus. Hari kebuntingan
dihitung saat babi dikawinkan, dan hari partus 115 hari
kemudian. Bila setelah dikawinkan masih ada tanda
estrus, berarti kebuntingan belum terjadi dan induk harus
dikawinkan ulang. Sampai tanda estrus tidak nampak
setelah kawin ulang, maka tanggal kawin ulang tersebut
ditetapkan sebagai hari awal kebuntingan dan partus
ditetapkan 115 hari berikutnya.
Jika keadaan memungkinkan, setelah babi dara
atau induk positif bunting, maka pemeliharaannya harus
terpisah dari induk kering/babi dara lainnya yaitu pada
kandang khusus induk bunting. Hal ini dilakukan untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
perkelahian dan sebagainya. Sampai 2,5 bulan pertama
tidak ada hal-hal istimewa yang perlu dilakukan dalam
menangani induk bunting awal ini. Makanan diberi
dalam jumlah biasa, yaitu 2,5 kg/ekor/hari.
2. Pemeliharaan pada akhir kebuntingan
Sebulan sebelum tanggal penetapan kelahiran
disebut sebagai masa kebuntingan akhir. Jika
memungkinkan, persiapkan kandang khusus untuk
partus. Pada akhir kebuntingan ini, induk tidak dicampur
dengan induk kering atau status lainnya. Kandang harus
cukup ruangan untuk induk berjalan-jalan (exercise)
guna memperlancar peredaran darah saat proses
kelahiran. Induk dan kandang harus selalu bersih.
Seminggu sebelum partus, induk diperkenalkan dengan
kandang beranak. Hal ini perlu untuk induk beradaptasi
dengan lingkungan kandang yang baru. Sebelum
dimasuki induk untuk beranak, kandang didesinfeksi;
dan induk dimandikan,yakni dibersihkan dengan sabun
dan air hangat.
Tujuan memelihara induk yaitu menghasilkan
dan membesarkan anak-anaknya sampai saat
penyapihan. Semakin efisien tugas induk semakin besar
profit suatu usaha peternakan babi. Profit di dalam usaha
peternakan babi secara sederhana diukur dengan rumus:
profit = output – input cost (hasil penjualan dikurangi
biaya produksi). Bila lama laktasi 6 minggu, maka
hitungan siklus melahirkan induk adalah 365 : 163 =
2,23 kali/tahun.
3. Pemberian makan induk bunting
Keinginan memberikan makan induk babi
sebanyak mungkin agar menghasilkan air susu sebanyak
mungkin, mempertahankan kondisi tubuh jumlah besar
anak-anak tetap berat. Agar supaya induk babi dapat
menghasilkan panas sekitarnya dan mencegah untuk
bergerak maka tempatkan induk babi tersebut dalam
luasan kandang terbatas sehingga akan memudahkan
juga penggunakan kandang sapihan. Penggunaan panas
kandang dengan lampu rumah yang sulit bagi sebagian
masyarakat akan memberikan pengaruh pada induk babi.
Pembuktian cara alternatif yang ekonomis dan lebih
efisien dan jauh lebih maju harus terus dilakukan.
Jumlah konsumsi induk babi tergantung pada
suhu lingkungan. Suhu kandang yang ideal untuk induk
babi bunting adalah antara 64-68° F, tetapi yang ideal
untuk anak babi pada 102°F. Perbedaan ini merupakan
kesulitan utama. Untuk setiap peningkatan 2° F suhu
lingkungan di atas 68° F, induk babi akan mengurangi
jumlah konsumsi 0,5 kg pakan per hari. Setelah periode
penyapihan, penting memberikan pakan induk hingga
terus meningkat pada hari ke-10 masa laktasi. Tetapi
pemberian makanan berlebihan bagi induk bunting, akan
membuat nafsu makannya menurun. Peningkatan gizi
harus mencerminkan peningkatan volume produksi air
susu induk.
Proses kelahiran (partus) merupakan salah satu
faktor paling kritis dalam keseluruhan proses produksi
ternak babi, dalam hubungan dengan kesejahteraan
induk babi dan anak-anaknya. Berbagai hal dapat terjadi
yang dapat menyebabkan kematian atau setidaknya
menurunkan efisiensi pemeliharaan induk dan anak-
anaknya. Oleh sebab itu penting sekali untuk
menghasilkan suatu kelahiran normal, dan mengetahui
secara dini bila ada kelainan supaya dapat diambil
tindakan secepatnya.
4. Proses beranak (farrowing process)
Pernahkah terpikir bahwa saat anak babi lahir,
maka sistem produksi induk akan terpengaruh? Proses
kelahiran anak babi merupakan perubahan drastis suhu
yang konstan 103° F menjadi 36° F. Dari suhu hangat
tubuh induk anak babi akan keluar berpindah melalui
leher rahim menuju ke suatu tempat dengan kondisi
dalam keadaan basah serta dingin berangin. Anak babi
keluar dan terjatuh ke tempat di tengah-tengah alas
kering yang sebagian merupakan tumpukan kotoran
babi.
Hal seperti ini sering terjadi tetapi sebagian besar
anak-anak babi mampu bertahan. Tetapi, apabila terjadi
stress dalam proses kelahiran atau tidak berjalan baik,
maka akan berpengaruh negatif pada potensi
produktivitas babi. Jika hal itu terjadi pada proses
beranak (partus), dapat mengakibatkan anak babi tidak
bertumbuh dengan baik sehinga tidak mencapai berat
ideal saat pemotongan.
Karena laju pertumbuhan berkurang, rendah pula
konversi pakan menjadi daging selama proses
pertumbuhan anak babi. Dari sudut ekonomi, masih
lebih baik anak babi mati pada saat masih kecil,
dianggap sebagai risiko kerugian pada tahap awal.
Sementara itu induk dapat menyusui mereka yang
selamat untuk mendapatkan pengganti energi
cadangannya yang rendah. Induk akan mendapatkan
sumber panas tubuh dari putingnya sehingga dapat
melanjutkan produktivitasnya.
Pada proses partus, ada persyaratan unik yang
harus diperhatikan bagi anak babi. Setiap individu harus
dirawat tersendiri agar dapat mengurangi stress yang
dialaminya. Idealnya anak-anak babi harus dikeringkan
pada saat lahir, dan dimasukkan ke dalam iklim mikro
pada 102 °F, dan disusui segera setelah induknya siap.
Pada umumnya proses partus terjadi pada malam hari
tanpa pengawasan, kecuali kalau ada perlakuan
prostaglandin untuk mengatur waktu partus.
Tubuh anak babi memiliki luas permukaan yang
relatif sangat besar dibandingkan dengan berat badannya
sehingga dengan cepat akan kehilangan panas dan
cadangan energi, maka kebutuhan panas dalam keadaan
kering sangat penting. Setelah selesai proses partus,
persyaratan lingkungan anak babi dapat disiapkan
dengan menyediakan tempat beriklim mikro yang sesuai.
Tempat itu harus dekat dengan induknya, tapi masih
melindungi anak dari tindihan induk babi (crushing), dan
meminimalisasi pengaruh panas induk babi. Tempat
tersebut disebut kandang sapihan (brooder) yang harus
mudah dikontrol.
5. Proses partus induk babi
Tanda-tanda induk akan memasuki periode
partus adalah setelah gangguan bergerak teratasi, induk
mulai terlihat duduk dan mencoba membuat sarang
untuk persiapan partus meskipun tidak tersedia material
baginya. Selanjutnya peternak akan mengarahkan induk
babi ke kandang tempat beranak, suhu tubuhnya
meningkat, dan mulai terlihat tanda kesakitan. Kontraksi
datang cepat, dan terlihat mulai ganas karena rasa
sakitnya. Setelah mengalami kelelahan beberapa jam,
induk tua dapat mengatur kondisi otot yang baik sebelum
proses partus. Jika beranak dengan jumlah ’litter size’ 13
dalam selang waktu 20 menit per kelahiran, maka akan
memakan waktu rata-rata 260 menit atau 4 jam lebih.
Apabila kondisinya lemah, induk akan cepat
menjadi lelah sehingga proses pengeluaran foetus lebih
lama, yang akan mengakibatkan anak babi mati lemas,
dan hasilnya lahir mati. Anak babi yang lain akan
kekurangan oksigen (anoxia) dan akan cacat permanen
walaupun dapat bertahan hidup. Karena aktivitas otot
dan sumber panas punggungnya, induk babi pun menjadi
rentan terhadap panas yang disebabkan kelelahan,
sehingga akan melahirkan anak-anak babi yang sudah
mati.
6. Pemberian makanan pada induk menyusui
Setelah beranak atau proses partus sampai
beberapa hari, nafsu makan induk babi pun menurun.
Karena itu perlu pemberian air minum yang banyak.
Setelah 3 hari, ransum makanan induk diberikan agar
produktivitas air susu induk sesuai dengan jumlah anak.
7. Pemeliharaan anak-anak babi yang baru lahir
Tiga hari pertama setelah beranak merupakan
masa kritis, sebab anak babi sangat peka terhadap
berbagai bahaya. Tanpa bulu-bulu yang cukup untuk
melindungi tubuhnya, anak-anak babi sangat peka
terhadap udara dingin. Kemungkinan terinjak atau
terhimpit oleh induk, atau kelaparan bila produksi susu
induk jelek sehingga anak kekurangan gizi dan lemah.
Perhatikan baik-baik anak-anak babi ini bila
menjerit lapar. Perhatikan dan periksa puting susu atau
ambing induknya: bila terasa sangat panas atau sangat
dingin, segera panggil dokter hewan untuk dibedah.
Setelah 3 hari pertama masa kritis berlalu, anak-anak
babi akan menjadi lebih baik. Pada masa setelah
kelahiran (post farrowing), adalah penting mengarahkan
anak-anak babi sampai ke ambing supaya mendapatkan
konsumsi kolostrum.
Ternak muda memiliki kemampuan untuk
menyerap antibodi secara langsung ke dalam aliran darah
untuk beberapa jam pertama setelah lahir. Kemampuan
tersebut kemudian akan berkurang karena penambahan
usia, dan terutama setelah cairan pertama tertelan. Oleh
karena itu penting bahwa semua anak-anak babi harus
dapat menyusui kolostrum yang kaya antibodi.
Dalam kandang besar, praktik perlakuan yang
baik adalah mengumpulkan anak babi yang pertama
lahir, dan membatasi mereka di daerah ‘creep feeder’
supaya akses ke ambing anak-anak babi yang lahir
kemudian tidak terhalang.
Gambar 10a. Kandang sapihan (brooder) tradisional
8. Pemeliharaan Anak Babi
8.1. Pemotongan Taring dan Ekor
Anak babi yang baru lahir mempunyai gigi yang
tajam yang dapat menimbulkan rasa sakit pada puting
induk saat menyusu. Ujung gigi ‘canin’ dan ‘pre molar’
ini harus dihilangkan dengan menggunakan gunting yang
tajam (pinset gigi).
Dalam proses perkembangan selanjutnya, juga
sering dilakukan pemotongan terhadap ekor anak babi.
Ekor anak babi akan cukup merugikan dalam proses
perkembangan dan pertumbuhannya. Beberapa hal
merugikan apabila ekor ternak babi dibiarkan, yaitu
mudah terjadi perkelahian atau gigitan antarternak pada
ekor; hal lainnya ekor juga akan menyebabkan ternak
babi turut mengibaskan kotoran ke tempat makan atau ke
sesama ternak dalam kandang.
Pemotongan taring dan ekor dilakukan pada saat
masih anak babi agar mudah dilaksanakan dan
mengurangi resiko terlalu banyak pendarahan, tetapi
harus dilakukan secara steril dan higienis untuk
menghindari serta mengurangi terjadinya infeksi
penyakit yang sangat mudah menyerang anak babi.
Operator pemotongan taring dan ekor sebaiknya sangat
memperhatikan kemungkinan adanya anak babi yang
sakit agar tidak ditempatkan bersama-sama dengan
ternak yang sehat.
8.2. Penyuntikan Ferrum
Zat besi di dalam tubuh anak babi sangat
terbatas, padahal zat itu sangat esensial untuk
pembentukan hemoglobin, yaitu pigmen dalam sel darah
merah yang bertanggung jawab membawa oksigen ke
seluruh tubuh. Defisiensi zat besi ini menyebabkan
anemia, yaitu suatu penyakit yang lazim terjadi pada
anak-anak babi yang dipelihara dalam kandang. Kadar
zat besi di dalam air susu induk sangat sedikit, karena itu
sangat perlu menambahkan zat besi pada anak babi yang
baru lahir. Penambahan ini dapat diberikan melalui oral
atau dengan injeksi.
8.3. Penimbangan pada umur 3 minggu
Sangat dianjurkan menimbang anak babi sebab
hal ini menjadi indikator tentang kemampuan induk
mensuplai air susu, karena berat anak babi (litter) pada
umur 3 minggu semata-
mata tergantung pada
penampilan induk babi
akan kemampuannya
menghasilkan dan
memberi makan anak-
anaknya.
9. Pemeliharaan
Masa Penyapihan sampai Potong
9.1. Penyapihan
Penyapihan ternak atau hewan adalah suatu
periode transisi dari hewan mamalia muda, dari
ketergantungan gizi dan sosial secara menyeluruh
terhadap induknya, menjadi bebas dari ketergantungan
Gambar 10b. Kandang sapihan (brooder) modern
pada induknya. Proses penyapihan pada umumnya sulit
dan lambat. Dalam periode tersebut hewan/ternak muda
mulai menunjukkan perilaku dewasa dalam memenuhi
kebutuhan berbeda seturut umurnya.
Umur anak babi bebas/tidak tergantung pada
induknya dapat tercapai dalam kondisi alamiah,
tergantung pada interaksi yang rumit antara kepentingan
sepihak sang induk dan anak babi muda (off spring).
Optimalisasi untuk menyelesaikan proses
penyapihan, dari sudut pandang induk, akan berbeda
ketika induk telah berinvestasi cukup pada babi muda
dalam memaksimalkan peluang berkembang biak
mereka sesuai dengan peningkatan usia hidup, diiringi
dengan konsistensinya untuk mempertahankan tingkat
energi yang cukup tinggi agar mereka berhasil dalam
berkembang biak. Ternak muda biasanya memiliki
ketergantungan yang lebih pada induknya untuk bertahan
lebih lama memenuhi kebutuhan mereka yang tinggi dari
induk supaya mendapatkan pertumbuhan yang optimal.
Untuk menentukan akhir proses penyapihan perlu
memperhatikan keseimbangan antara berbagai faktor,
seperti kondisi gizi induk, kemungkinan berkembang
biak lagi, kondisi gizi ternak muda, dan jumlah
perawatan yang masih disediakan oleh induk secara
alami setelah penyapihan.
Untuk dapat melahirkan dua kali setahun, maka
induk babi harus menjaga anaknya paling lambat pada
umur 2 bulan (8 minggu). Tetapi dengan kemajuan
teknologi dalam kandang dan manajemen, maka tak
perlu menunggu sampai 8 minggu. Banyak peternak
melakukan penyapihan pada umur 5 minggu (berat
badan <13 kg).
Di negara maju seperti USA, bahan-bahan pakan
yang tinggi protein, seperti dadih (whey kering), yaitu
bahan hasil sisa pembuatan keju, dan susu skim kering
tidak diijinkan sebagai ransum babi starter (anak babi).
Karena itu, penyapihan dilaksanakan tidak lebih awal
dari umur 28 hari. Karena baru setelah umur tersebut,
sistem pencernaan anak babi sudah mampu mencerna
secara efektif makanan yang berbasis butiran, seperti
sereal gandum, dan tidak berefek buruk bagi kesehatan
dan penampilan produksi ternak babi, maka para ahli
menyarankan agar penyapihan dilakukakan pada usia
>35 hari.
Dalam proses penyapihan, cara yang baik
dilakukan adalah induk dipisahkan dari anak (induk
keluar dari kandang beranak) dan bukan sebaliknya. Hal
ini berarti bahwa anak-anak babi tetap dalam lingkungan
kelompok yang sama sehingga mengurangi stress pada
anak babi. Pemeliharaan anak babi yang disapih
bertujuan untuk keuntungan potensial masa depan.
Penyapihan dan pemeliharaan yang tepat akan menjamin
kerja dan eksistensi masa depan usaha peternakan.
Memelihara dengan baik akan menjadi permulaan yang
baik dan sangat penting bagi masa depan kinerja dan
profitabilitas usaha.
9.2. Proses penyapihan
Penyapihan adalah masa pemeliharaan yang
sangat traumatis bagi anak babi. Peternak akan
mengganti atau memindahkan sumber utama makanan
dan air dari kandang dan mengelompokkan anak-anak
babi keluar dari induknya. Di banyak peternakan,
kelompok anak babi akan digabungkan dengan sejumlah
besar ternak babi lain; dipindahkan dengan memasukkan
mereka ke dalam gerobak atau trailer, atau lebih buruk
lagi dengan angkutan tanpa pelindung, dan dibawa dan
dipindahkan ke kandang yang baru. Ada yang tetap
dalam kandang mereka, tetapi yang lain dipindahkan dan
dicampuradukkan dengan ternak babi lain yang lebih
besar dan berbeda jenis, yang mana per kandang (pen)
dapat bervariasi jumlah anak babinya, dari sepuluh
hingga ratusan.
9.3. Tujuan utama penyapihan
Tujuan utama penyapihan adalah mendapatkan
anak-anak babi yang baik dan mengkonsumsi pakan
secepat mungkin. Anak-anak babi diberi makan secara
‘ad libitum’ dengan makanan hangat, steril, dan bergizi
tinggi untuk pengganti air susu induk babi. Makanan dan
minuman yang memadai tersebut harus tersedia bagi
semua anak babi supaya mereka makan dan minum
bersama.
Air bersih harus tersedia secara bebas di tempat
minum yang terbuka di kandang. Jika anak babi tidak
minum maka ia akan berhenti makan dan mengalami
dehidrasi sangat cepat. Dehidrasi adalah risiko terbesar
pasca penyapihan. Harus selalu diperhatikan dengan
sangat bahwa sistem pengairan bekerja dengan benar,
dan tempat air pada jaringan pipa tangki harus bersih
untuk ketersediaan air bersih dan segar. Apakah tidak
tersedia sistem air minum dalam bentuk putting, maka
sistem pemeliharaan air harus baik. Sistem ketersediaan
air minum berada di sekitar kandang agar memudahkan
anak babi sapihan mengakses air.
Dalam beberapa hari pertama, air segar dan
makanan harus diberikan sesering mungkin dalam
kandang (pen) anak babi sapihan. Sedikit tetapi sering
adalah yang terbaik. Butiran (creep feed) tidak boleh
disimpan dalam tempat tertutup atau kantung tertutup
dalam gudang penyimpanan karena pakan tersebut akan
menyerap bau dan menjadi cepat basi.
Jika terlalu banyak tersedia pakan segar bagi
anak babi sapihan, maka akan banyak pakan yang
terbuang–jika sudah mencapai lebih dari 10% maka itu–
merupakan biaya pemborosan yang besar untuk usaha
ternak babi.
Induk babi sering menyusui pada malam hari dan
setelah itu anak babi akan mencari makanan. Karena itu
disarankan kandang sapihan (brooder) perlu diberikan
penerangan lampu supaya anak babi bisa bergerak di
malam hari, dan untuk mempertahankan suhu tetap
hangat di lingkungan kandang. Ternak babi memiliki
penglihatan kurang pada malam hari. Pemberian
makanan anak babi sapihan harus pada malam hari,
diberi makan dan minum malam dan pagi hari esoknya.
Tempat makan harus selalu dalam keadaan bersih
dari sisa makanan lama setiap pemberian makan. Tetapi
sisa makanan ini dapat diberikan kepada babi lebih tua.
Hal rutin yang berguna adalah menempatkan alas kayu
solid atau nampan di lantai kandang untuk beberapa hari
pertama sebagai tempat pakan butiran.
9.4. Lingkungan
Anak babi yang baru disapih sangat memerlukan
suhu lingkungan yang tinggi pasca penyapihan. Hal itu
disebabkan oleh lemak tubuh yang melindungi dirinya
masih sangat tipis menghadapi suhu lingkungan yang
rendah. Perubahan dari makanan yang didominasi cairan
(dari air susu induknya) ke makanan terpisah yang
berbentuk padat dan cair, akan menyebabkan konsumsi
pakannya menurun atau rendah.
Persaingan bertahan hidup antar anak babi
sapihan di kandang baru membuat anak babi perlu
penyesuaian diri pada tempat akomodasi barunya. Pada
mulanya suhu ruangan pada 28-30°C (82-86°F) dan
dengan meningkatnya jumlah konsumsi akan memberi
toleransi penurunan suhu lingkungannya. Peningkatan
jumlah konsumsi berbanding terbalik dengan toleransi
penurunan suhu lingkungan. Ini harus terjadi agar tidak
terjadi potensi terhambatnya pertumbuhan karena
pengaruh cekaman panas. Tetapi jika suhu turun terlalu
cepat, anak-anak babi akan mengalami stress sehingga
mudah terjangkit penyakit, disebabkan daya tahan tubuh
berkurang. Hal tersebut sangat tergantung pada
pengamatan yang baik dalam mengetahui jumlah
konsumsi yang meningkat.
Sistem sirkulasi udara harus diatur untuk
mempertahankan suhu internal yang konsisten untuk
menghindari pengaruh-pengaruh eksternal. Sistem
sirkulasi harus mampu memelihara keseimbangan
lingkungan dengan udara segar agar variasi naik
turunnya suhu tidak terlalu ekstrim dan drastis. Daya
tahan tubuh anak babi pada temperatur lebih rendah di
malam hari cukup, tetapi jika terlalu berfluktuasi dapat
menyebabkan stress yang menurunkan daya tahan
terhadap penyakit.
9.5. Makanan
Pemberian pakan pada anak babi sangat penting
dan kritis. Air merupakan bahan yang sangat esensial
yang sering kurang diperhatikan oleh peternak. Kualitas
ransum dan kandungan zat-zat makanan tergantung pada
usia menyapih anak babi dan jumlah konsumsi bahan
makanan. Semakin muda umur anak babi disapih,
semakin lebih tinggi kualitas pakan. Makin cepat usia
penyapihan (5-10 hari), makin membutuhkan pengganti
susu sebagai bahan utama sebagai sistem pencernaan
otomatis. Sistem ini tersedia dan dapat beroperasi
dengan baik bila digunakan dengan penuh perhatian.
Semakin meningkatnya usia penyapihan akan
menurunkan kualitas bahan makanan, dari total susu
menjadi butiran untuk usia babi lebih tua. Pada 3-4
minggu usia sapihan, butiran berkualitas baik dengan
palatabilitas tinggi akan mudah dicerna dengan
konsentrasi (tingkat energi tinggi) pada jumlah konsumsi
rendah. Bahan makanan ini mahal, tetapi penggunaannya
masih dalam jumlah kecil. Butiran pakan ini diberikan
bagi anak babi yang sudah dapat mengkonsumsi
makanan padat.
Rahasia untuk mendapatkan efisiensi produksi
terletak pada saat transisi pemberian makanan, dari
bentuk cair ke bentuk padat, yakni minimum stres pada
saat penurunan pertumbuhan yang menyertai situasi
transisi itu. Anak babi mencapai pertumbuhan 250gr per
hari saat menyusui pada minggu pertama penyapihan.
Ada banyak ahli gizi di seluruh dunia dan banyak
produsen pakan creep. Tetapi dalam usaha peternakan,
peternak harus menguji sendiri berdasarkan keahlian dan
pengetahuan yang dimilik tentang sistem tersebut
(=bahan pengganti susu) sesuai dengan kondisi terbaik.
Pengaruh peningkatan laju pertumbuhan pada beberapa
minggu pertama pasca penyapihan telah terbukti
mempengaruhi kinerja selanjutnya pada produktivitas.
Selain bahan makanan, selanjutnya penting
memperhatikan sistem pemberian makanan yang
membuat anak babi mengkonsumsi bahan makanan
butiran secepat mungkin. Di satu sisi, pemberian
makanan yang berlebihan dengan kandungan zat-zat
makanan tinggi dapat mengakibatkan kerugian besar
karena biaya yang sangat tinggi dari setiap kilo berat
hidup yang dihasilkan. Sementara di lain sisi, dengan
pemberian zat-zat makanan dengan kandungan rendah
terlalu dini akan mengakibatkan berkurangnya tingkat
pertumbuhan sehingga akan meningkatkan biaya pakan
dan biaya produksi. Uji coba terus menerus perlu
dilakukan sebagai evaluasi atas sistem mana yang tepat
untuk usaha peternakan.
9.6. Pengaturan perkandangan
Pengaturan perkandangan anak babi harus
berpegang pada prinsip "all in all out", suatu kebijakan
dengan masa penyapihan satu minggu. Penting dalam
suatu usaha peternakan babi untuk mengatur sistem
produksi/reproduksi menghasilkan jumlah yang cukup,
dengan usia rata-rata sama, dan ditempatkan pada
kandang khusus anak babi.
Luasan kandang yang tidak sebanding dengan
jumlah isi ternak akan menyebabkan peningkatan biaya
dalam mengatur suhu lingkungan yang benar.
Meningkatnya biaya akan menyebabkan kerugian dan
mempengaruhi kinerja usaha peternakan.
Apabila ditemukan ternak yang tidak dapat
beradaptasi dengan suhu kandang, maka dia harus
dikeluarkan, dan tidak boleh dikembalikan dan
digabungkan ke kandang anak babi untuk mengikuti
masa penyapihan berikutnya. Anak babi tersebut bisa
gabung bersama dengan ternak sapihan lainnya yang
akan diafkir. Ternak-ternak babi ini harus ditampung
pada tempat yang terpisah dengan tempat sistim
pemeliharaan yang normal, agar terisolasidari dari
sumber infeksi untuk ternak yang lebih muda.
Akses yang memadai dalam penyediaan pakan
dan air sangat penting setelah penyapihan. Dan,
perlengkapan harus tersedia supaya semua anak babi
makan dan minum bersamaan untuk beberapa hari
pertama setelah penyapihan. Tambahan tempat minum
pada kandang dengan sistem ‘nipple’ serta perluasan
area makan, harus tersedia untuk mengurangi persaingan
dalam kandang sehingga akan membantu anak babi yang
lebih lemah mendapatkan konsumsi yang memadai.
Kebersihan dan kesehatan (higienis) sangat
penting dalam kandang ternak babi. Ruang kandang
harus dibersihkan dan didesinfeksi setelah ternak
terakhir dikeluarkan. Dan jika memungkinkan, lebih baik
dikeringkan dan diistirahatkan. Sistem ventilasi harus
menyediakan pertukaran udara bersih dengan risiko
minimal terkontaminasi oleh udara buangan dari
kandang ternak babi lainnya.
Pergerakan keluar masuk ternak babi di kandang
harus diperhatikan dengan penuh kesabaran. Tidak ada
toleransi terhadap perlakuan yang keliru. Masa depan
usaha peternakan sangat tergantung pada proses
pemeliharaan anak babi untuk mencapai keuntungan
sehingga akan mengurangi stres dan berakhir pada
keuntungan.
Pada periode menyusui, anak babi dapat tumbuh
rata-rata 250gr per hari. Stres pada saat penyapihan
berarti anak babi kehilangan berat badan dalam beberapa
hari pertama. Ini harus diminimalkan, dan jumlah
konsumsi harus ditingkatkan, secepat mungkin disiapkan
kandang sapihan. Setelah masa kritis diatasi pada proses
penyapihan, tingkat pertumbuhan harus meningkat
bersamaan dengan jumlah konsumsi dan umur ternak
babi.
9.7. Kekebalan tubuh (Imunitas)
Imunitas Induk yang ditransfer ke anak babi
melalui kolostrum akan menurun, karena usia bertambah
dan sistem kekebalan sendiri akan aktif berkembang
sesuai dengan pertambahan usia dan peningkatan jumlah
konsumsi.
Masa aktif imunitas induk bervariasi terhadap jenis
penyakit, tetapi secara umum anak babi sekitar 30 kg
paling rentan terhadap penyakit. Ternak ini akan
membuang jumlah besar kotoran yang terinfeksi, dan
berisiko terutama pada anak babi lainnya. Tidak ada
ketentuan baku tentang pengaruh kontak antar ternak
babi yang berbeda umur. Akan tetapi selalu harus
diperhatikan, setiap ternak Babi yang akan dipindahkan
harus dibawa ke tempat bersih, dan pisahkan ternak babi
yang akan diafkir dari sistem usaha yang diinginkan.
Setiap ternak yang lebih muda sebelum digabung
dengan kelompok ternak yang lebih tua harus diperiksa
lebih dahulu. Bersihkan dan disinfektasi peralatan antar
kandang untuk meminimalkan risiko pindahnya kotoran
ternak tua ke ternak muda.
Salah satu rahasia keberhasilan dalam peternakan
babi, yaitu pemeliharaan ternak pada fase tumbuh: tak
bercacat sejak lahir sampai dijual. Sebab babi sehat akan
memiliki pertumbuhan cepat, memiliki konversi pakan
yang baik, dan menghasilkan kualitas karkas baik.
Tercapainya pertumbuhan maksimum ditentukan pada
awal umur, karena pertumbuhan akan berkurang pada
akhir periode pertumbuhan. Bila dalam suatu peternakan
dapat diatur waktu perkawinan yang bersamaan, maka
akan diperoleh masa kelahiran yang bersamaan.
Sehingga setelah disapih, anak babi dapat dikumpulkan
bersama dalam suatu kelompok dalam jumlah besar saat
berumur 8 minggu.
Anak babi ini diberi makan dalam ‘self feeder’
dengan air yang cukup, dan akan lebih baik lagi jika
lantai kandang dilapisi dengan jerami yang cukup tebal
agar kaki dan kuku anak babi serta tubuh ternak babi
muda tersebut akan mendapatkan kehangatan dan
terhindar dari lecet karena gesekan dengan lantai
kandang. Segera setelah mencapai berat badan 50 kg,
ternak dapat dipindahkan ke kandang penggemukan.
Sedapat mungkin pengelompokan babi kastrasi
dilakukan terpisah dari babi betina muda, karena
kecepatan tumbuhnya yang berbeda.
9.8. Kastrasi
Babi jantan pasca pubertas membentuk bahan
hormonal (misalnya, androstenone dan skatole) dalam
jaringan lemak mereka yang menyebabkan terbentuknya
noda babi (boar taint) dalam komposisi daging babi.
Kastrasi (pengebirian fisik) adalah metode yang paling
umum untuk mengendalikan noda babi (boar taint)
dalam komposisi daging di mana di Indonesia ditemukan
bahwa lebih dari 95% dari babi jantan diperkirakan
secara fisik dikastrasi.
Kastrasi adalah tindakan menghilangkan bagian
dari alat reproduksi jantan agar tidak dapat menghasilkan
keturunan. Kastrasi biasanya dilakukan pada anak babi
jantan yang dipersiapkan sebagai ternak potong, bisa
juga dilakukan pada babi betina yang tidak digunakan
sebagai calon induk untuk tujuan pembibitan (breeding).
Teknik yang paling umum bedah kastrasi
(pengebirian) adalah memotong membran sekitar
skrotum dan testis, kemudian mengeluarkan testis dari
skrotum yang terputus lewat cara memotong, clamping
atau merobek. Beberapa metode umum lainnya, yaitu
kastrasi yang dilakukan dengan gelang karet elastis atau
burdizzo 'castrators berdarah'. Ini dapat digunakan
karena bentuk dan posisi testis babi jantan. Pada
umumnya di Indonesia, kastrasi dilaksanakan pada saat
ternak babi jantan baru mulai memasuki masa
penyapihan, yaitu saat induk babi mulai dipisahkan dari
anak babi yang memasuki umur minggu ke- 5.
Katrasi dilakukan saat penyapihan karena sisa-sisa
kastrasi, melalui indera penciumannya, dapat membuat si
induk bersifat agresif. Bau amis darah anak babi yang
keluar karena proses kastrasi beserta warna merah darah
akan merangsang munculnya sifat agresive behavior
pada induknya.
Langkah-langkah untuk melakukan kastrasi:
1. Sucihamakan (sterilkan) peralatan sebelum
digunakan, dan tangan dicuci untuk mencegah
terjadinya infeksi oleh masuknya
mikroorganisme dalam luka kastrasi.
2. Pegang anak babi dengan punggung di atas
dudukan kastrasi. Bagi babi yang lebih tua (2-3
bulan), yaitu dilakukan dengan memegang kedua
kaki belakang, dan bagian perut menghadap
orang yang melakukan kastrasi. Untuk mencegah
babi tersebut meronta-ronta, pembantu harus
memasukkan kepala dan bahu di antara kedua
kaki depan.
3. Bersihkan bagian skrotum (pembungkus testis)
bersama dengan ekor. Lepaskan benda-benda
kotor dan sucihamakan dengan alkohol atau
dengan cairan antiseptik lainnya.
4. Untuk melakukan cara satu sayatan, buat satu
sayatan dengan pisau, tepat pada garis tengah
skrotum, langsung di antara kedua buah testis
(buah pelir). Panjang sayatan tergantung pada
ukuran anak babi, tetapi biasanya kira-kira 1-2
cm. Buat sayatan cukup dalam supaya lebih
mudah untuk mengeluarkan kedua buah testis
dari setiap kantong buah pelir.
5. Untuk mengeluarkan testis, sayat pembungkus
tipis atau tunica vaginalis (suatu lapisan yang
sangat tipis yang membungkus buah pelir). Tarik
buah pelir secara perlahan-lahan untuk
mengeluarkan saluran epididimis.
6. Jepit saluran epididimis dengan tang atau alat
penjepit. Kemudian lakukan penjepitan lagi dekat
pada jepitan pertama dan putar saluran sperma
pada satu arah dengan penjepit kedua sehingga
tali atau saluran epididimis terputus. Apabila
tidak ada alat penjepit, tali atau saluran
epididimis dapat diikat dengan sehelai benang.
Potong tali atau saluran sperma beberapa
sentimeter di bawah ikatan. Oleskan yodium
tinktur pada ujung pemotongan tali atau saluran
epididimis.
7. Bersihkan luka dengan kapas untuk melepaskan
darah yang menggumpal. Setelah luka bersih,
berikan sulfanilamid atau antiseptik lainnya pada
luka di bagian dalam dari kantong buah pelir.
8. Tempatkan anak-anak babi yang baru dikastrasi
di kandang yang bersih dan kering. Tidak perlu
diberikan perlakuan tertentu pada ternak. Apabila
tempat atau daerah kejadian tetanus sangat
umum, sebaiknya dicegah dengan anti tetanus.
Walau bertentangan dengan pandangan populer,
praktik kastrasi (pengebirian fisik) ternyata tidak 100%
efektif dalam mengendalikan noda babi. Banyak studi
menunjukkan bahwa hingga 3% babi muda yang
dikastrasi (pengebirian fisik) masih dapat memiliki
tingkat noda babi yang terdeteksi oleh salah satu analisis
kimia atau evaluasi sensorik. Kondisi hidup yang sangat
kotor dapat meningkatkan senyawa ‘skatole’ (noda) pada
ternak babi, termasuk babi dara, babi muda, dan
‘castrated’. Juga dapat memproduksi komposisi tubuh
dengan proporsi karkas daging yang lebih rendah.
Kastrasi ini dilaporkan secara luas dengan alasan bahwa
keseluruhan daging babi jantan yang memiliki noda
tidaklah menyenangkan atau berbau 'noda babi'.
Studi telah dilakukan untuk masalah penurunan
kualitas daging yang ditemukan dalam daging babi
jantan, dan hal ini umumnya ditemukan karena
kurangnya pelaksanaan kastrasi (pengebirian) di Inggris
demi penghematan biaya karena tidak melaksanakan
prosedur ini. Karena itu, di beberapa negara dan budaya
ditemukan bahwa noda babi menjadi batu sandungan
yang signifikan terhadap penggunaan babi jantan
‘uncastrated’ untuk usaha produksi daging.
Secara umum mungkin ada manfaat dalam hal
manajemen dan perlakuan kastrasi babi jantan, sebab
pada umumnya babi jantan lebih mungkin untuk
menyerang dan menunjukkan perilaku yang agresif dan
seksual, ketika terus dipelihara atau dikandangkan
dengan babi betina. Babi jantan tersebut akan
menampilkan perilaku seksual agresif yang dapat
menyebabkan cedera dan stres ternak lainnya.
Sementara di sisi yang lain ditemukan bukti
bahwa babi betina yang dipelihara bersama dengan babi
jantan akan memasuki pubertas lebih awal serta
memperlihatkan perilaku seksual lebih aktif. Banyak
usaha peternakan, yang memelihara babi jantan dan
betina dalam fase pertumbuhan di kandang terpisah,
lebih sulit dalam beberapa pelaksanaan sistem
manajerial.
Alternatif kastrasi yang menyakitkan bisa
bermanfaat bagi baik kesejahteraan (welfare) babi
maupun bagi manajemen demi kualitas daging babi yang
didapatkan melalui babi jantan ‘uncastrated’.
Studi telah dilakukan untuk meneliti
kemungkinan penggunaan hormon (GnRH) untuk
menekan produksi hormon testis jantan sehingga
senyawa yang menyebabkan noda babi 'jantan' tidak
akan terjadi. Sebuah produk potensial lebih menjanjikan
sudah sangat umum digunakan di Australia dan Selandia
Baru. Produk itu disebut 'Improvac', yang digunakan
sebagai vaksin untuk merangsang sistem kekebalan babi
jantan dalam pembentukan antibodi pada jaringan
dagingnya.
Penggunaan produk vaksin ini akan
menyebabkan testis tidak akan berkembang, dan
senyawa penyebab noda babi tersebut tidak diproduksi.
Karena produk tersebut adalah vaksin maka tidak akan
tetap terkonsentrasi sebagai zat kimia pada ternak babi
pada saat pemotongan, dan tidak akan menimbulkan
ancaman bagi kesehatan manusia. Produsen mengklaim
bahwa produk tersebut bukan merupakan bahan
pengubah genetik; dapat mengurangi terjadinya PSE;
memperbaiki warna daging; meningkatkan lemak dalam
daging dan karena itu meningkatkan kesegaran dan
rasanya; meningkatkan laju pertumbuhan babi;
mengurangi cedera dan stres karena sifat agresif dan
perilaku seksual; dan meningkatkan kemudahan
penanganan ternak babi.
9.9. Vaksinasi 'Improvac'
Saat ini produk ini belum diizinkan
penggunaannya di Uni Eropa atau Inggris. Hal ini
mungkin akan berubah dalam waktu tidak lama karena
produk ini dapat memenuhi standar kontrol keselamatan,
kualitas, dan keberhasilan yang dituntut oleh undang-
undang. Percobaan konsumen di Australia tampaknya
menunjukkan bukti bahwa konsumen lebih memilih
daging babi yang diobati dengan produk yang memakai
konsep vaksinasi pengganti kastrasi fisik ini.
10. Pemeliharaan Calon Pejantan
Dalam suatu usaha peternakan, bila
mempertahankan catatan penampilan produktivitas bibit
atau genetis babi, sudah tentu harus memelihara babi
jantan. Babi jantan yang akan dipelihara tentu harus
Gambar 13. Perbandingan penampilan daging babi jantan
hasil kastrasi vaksin dan fisik
(Pfizer courtesy)
Kastrasi Vaksin
Kastrasi Fisik
Gambar 13. Perbandingan daging kastrasi Fiski dan Vaksin
dipilih atau diseleksi dari calon ternak babi pejantan
yang baik. Babi calon pejantan harus terjamin
kesehatannya, diperiksa parasit internal dan
eksternalnya, divaksinasi terhadap erysipelas dan
leptospirosis, dan brucellosis-nya harus negatif. Pejantan
muda (8-12 bulan) diberi makan 2,5 - 3 kg/hari ransum
seimbang dengan 14% protein kasar, dikawinkan 1
kali/hari. Pejantan dewasa (lebih dari 1 tahun) diberi
makan 2 - 2,5 kg/hari, dikawinkan 2 kali/hari (10 - 12
kali/minggu).
Gambar 14. Tipe pejantan yang baik.
11. Pemeliharaan Calon Induk
Babi dara yang baik diperlukan untuk efisiensi
reproduksi optimal. Babi dara mencapai pubertas pada
umur 5 bulan atau sebelumnya, akan tetapi sangat
dianjurkan untuk tidak dikawinkan saat pubertas atau
estrus pertama, karena produksi sel telur atau ova untuk
dibuahi masih sangat kurang.
Upaya yang dilakukan supaya cepat
mendapatkan pubertas babi dara adalah dengan
memeliharanya dalam kelompok baru dan bersama-sama
dengan pejantan. Sedangkan, menempatkan babi dara
dalam kandang dengan suhu lingkungan yang panas (di
atas 30°C) akan memperlambat atau mencegah
terjadinya estrus, menekan laju ovulasi, dan
meningkatkan kematian.
Perkembangan peternakan babi modern memiliki
potensi untuk mempercepat tingkat pertumbuhan hingga
mencapai 100 kg (220 £) berat hidup pada umur 140
hari. Tingkat pertumbuhan ini sangat baik untuk
produksi daging babi. Tetapi harus diperhatikan juga hal
memilih ternak yang akan dipakai dalam usaha
pembibitan. Perkembangbiakan ternak babi dilaksanakan
untuk pengembangan struktur tulang yang kuat dan
lemak tubuh yang baik serta untuk memastikan masa
produktif yang panjang. Dalam peternakan komersial
yang memproduksi babi betina, calon induk disarankan
agar dipisahkan dari ternak potensial sebagai persiapan
demi sistem usaha berkelanjutan. Calon induk yang
dipelihara dapat diperlakukan sama dengan yang akan
dipotong sampai mencapai berat hidup 70 kg. Tetapi
sesudah tahap ini, perlakuan calon induk harus berbeda.
Target pertumbuhan calon induk tidak boleh lebih dari
0,5 kg/hari, dan tingkat pertumbuhan positifnya harus
selalu dipertahankan.
12. Cara Pengukuran Penampilan induk babi
Penetapan efektif nilai visual kondisi tubuh induk
babi perlu dianalisis pada awal periode kebuntingan.
Penetapan ini penting guna mengetahui nilai evaluasi
ternak, perbedaan dan perbandingan antara lemak dan
daging/otot. Mulailah dengan mencari rusuk, tulang
punggung, dan pinggul. Pengukuran yang murah dan
mudah untuk mendapatkan ukuran berat badan induk
babi, dikembangkan oleh Kansas State University, yakni
dengan pita pengukur. Sedangkan USG (ultra sono
graph) digunakan untuk mengukur ketebalan lemak
punggung dengan meletakkannya pada tulang rusuk
terakhir.
Identifikasi pada titik dari kerangka tulang induk
yang dapat teraba atau terlihat dilakukan untuk menilai
postur tubuh induk babi yang baik. Cara mengukur atau
mendapatkan letaknya, yakni mulai pada tulang rusuk
terakhir sampai 2,5 inci dari garis tengah tulang
belakang babi.
Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggasMuhammad Eko
 
Bab ii sejarah dan asal usul
Bab ii sejarah dan asal usulBab ii sejarah dan asal usul
Bab ii sejarah dan asal usulRMontong
 
Bab vi kandang dan peralatan
Bab vi kandang dan peralatanBab vi kandang dan peralatan
Bab vi kandang dan peralatanRMontong
 
Menaksir bobot badan
Menaksir bobot badanMenaksir bobot badan
Menaksir bobot badanBBPP_Batu
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susuudayana
 
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budiLaporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budifernandasyahputra1
 
Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Jajat Rohmana
 
Bab ix cara pemotongan dan karkas
Bab ix cara pemotongan dan karkasBab ix cara pemotongan dan karkas
Bab ix cara pemotongan dan karkasRMontong
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1PPGhybrid3
 
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYARMANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYARunivesitas gadjah mada
 
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJAMANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJABBPP_Batu
 
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Emma Femi
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrGusti Rusmayadi
 

La actualidad más candente (20)

 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas
 
Bab ii sejarah dan asal usul
Bab ii sejarah dan asal usulBab ii sejarah dan asal usul
Bab ii sejarah dan asal usul
 
Bab vi kandang dan peralatan
Bab vi kandang dan peralatanBab vi kandang dan peralatan
Bab vi kandang dan peralatan
 
Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Pemeliharaan Ternak Sapi PotongPemeliharaan Ternak Sapi Potong
Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
 
Menaksir bobot badan
Menaksir bobot badanMenaksir bobot badan
Menaksir bobot badan
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
 
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budiLaporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
 
BUDIDAYA BABI.ppt
BUDIDAYA BABI.pptBUDIDAYA BABI.ppt
BUDIDAYA BABI.ppt
 
Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2
 
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi PotongStrategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
 
Bab ix cara pemotongan dan karkas
Bab ix cara pemotongan dan karkasBab ix cara pemotongan dan karkas
Bab ix cara pemotongan dan karkas
 
manajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternakmanajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternak
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1
 
Pakan Ternak Ruminansia
Pakan Ternak RuminansiaPakan Ternak Ruminansia
Pakan Ternak Ruminansia
 
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYARMANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR
 
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJAMANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
 
Pengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembalaPengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembala
 
3. susunan daging
3. susunan daging3. susunan daging
3. susunan daging
 
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
 

Similar a Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

Similar a Bab iii sistim dan cara pemeliharaan (20)

Kehamilan Kelinci
Kehamilan KelinciKehamilan Kelinci
Kehamilan Kelinci
 
Kegiatan Penetasan Telur
Kegiatan Penetasan TelurKegiatan Penetasan Telur
Kegiatan Penetasan Telur
 
Studi banding ayam buras
Studi banding ayam burasStudi banding ayam buras
Studi banding ayam buras
 
Teknis budidaya ayam broiler
Teknis budidaya ayam broilerTeknis budidaya ayam broiler
Teknis budidaya ayam broiler
 
Isviany
IsvianyIsviany
Isviany
 
Biologi xi. d
Biologi xi. dBiologi xi. d
Biologi xi. d
 
Teknis budidaya ayam pedaging
Teknis budidaya ayam pedagingTeknis budidaya ayam pedaging
Teknis budidaya ayam pedaging
 
reprod babi.ppt
reprod babi.pptreprod babi.ppt
reprod babi.ppt
 
Ultra diktat 2
Ultra diktat 2Ultra diktat 2
Ultra diktat 2
 
TERNAK PUYUH
TERNAK PUYUHTERNAK PUYUH
TERNAK PUYUH
 
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdf
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdfMANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdf
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdf
 
Budidaya enthok mudah dan sederhana
Budidaya enthok mudah dan sederhanaBudidaya enthok mudah dan sederhana
Budidaya enthok mudah dan sederhana
 
Budidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinciBudidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinci
 
Proposal usaha beternak ayam
Proposal usaha beternak ayamProposal usaha beternak ayam
Proposal usaha beternak ayam
 
Budidaya kelinci lengkap
Budidaya kelinci lengkapBudidaya kelinci lengkap
Budidaya kelinci lengkap
 
Ayam pedaging
Ayam pedagingAyam pedaging
Ayam pedaging
 
Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018
Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018
Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018
 
kel 5 ayam kampung.pptx
kel 5 ayam kampung.pptxkel 5 ayam kampung.pptx
kel 5 ayam kampung.pptx
 
Menternak-Ayam-Penelur. Satu perniagaanpdf
Menternak-Ayam-Penelur. Satu perniagaanpdfMenternak-Ayam-Penelur. Satu perniagaanpdf
Menternak-Ayam-Penelur. Satu perniagaanpdf
 
0812 2838-0678 budidaya beternak kambing
0812 2838-0678 budidaya  beternak kambing0812 2838-0678 budidaya  beternak kambing
0812 2838-0678 budidaya beternak kambing
 

Más de RMontong

Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakitBab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakitRMontong
 
Bab vii kesehatan dan sanitasi
Bab vii kesehatan dan sanitasiBab vii kesehatan dan sanitasi
Bab vii kesehatan dan sanitasiRMontong
 
Bab v pemuliaan dan perkawinan
Bab v pemuliaan dan perkawinanBab v pemuliaan dan perkawinan
Bab v pemuliaan dan perkawinanRMontong
 
Bab iv makanan dan cara pemberian
Bab iv makanan dan cara pemberianBab iv makanan dan cara pemberian
Bab iv makanan dan cara pemberianRMontong
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluanRMontong
 
Pedoman Praktis dan Teori Manajemen Peternakan Babi
Pedoman Praktis dan Teori Manajemen Peternakan BabiPedoman Praktis dan Teori Manajemen Peternakan Babi
Pedoman Praktis dan Teori Manajemen Peternakan BabiRMontong
 

Más de RMontong (6)

Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakitBab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
 
Bab vii kesehatan dan sanitasi
Bab vii kesehatan dan sanitasiBab vii kesehatan dan sanitasi
Bab vii kesehatan dan sanitasi
 
Bab v pemuliaan dan perkawinan
Bab v pemuliaan dan perkawinanBab v pemuliaan dan perkawinan
Bab v pemuliaan dan perkawinan
 
Bab iv makanan dan cara pemberian
Bab iv makanan dan cara pemberianBab iv makanan dan cara pemberian
Bab iv makanan dan cara pemberian
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Pedoman Praktis dan Teori Manajemen Peternakan Babi
Pedoman Praktis dan Teori Manajemen Peternakan BabiPedoman Praktis dan Teori Manajemen Peternakan Babi
Pedoman Praktis dan Teori Manajemen Peternakan Babi
 

Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

  • 1. Bab Bab III SISTIM dan TATA CARA PEMELIHARAAN 1. Pemeliharaan Induk Bunting Awal Segera setelah babi dara (calon induk) atau induk dikawinkan secara tepat, perlu dilakukan pengecekan setiap 20-21 hari selama dua kali berturut-turut untuk memastikan kebuntingan sudah terjadi, yaitu tidak memperlihatkan tanda-tanda estrus. Hari kebuntingan dihitung saat babi dikawinkan, dan hari partus 115 hari kemudian. Bila setelah dikawinkan masih ada tanda estrus, berarti kebuntingan belum terjadi dan induk harus dikawinkan ulang. Sampai tanda estrus tidak nampak setelah kawin ulang, maka tanggal kawin ulang tersebut ditetapkan sebagai hari awal kebuntingan dan partus ditetapkan 115 hari berikutnya. Jika keadaan memungkinkan, setelah babi dara atau induk positif bunting, maka pemeliharaannya harus terpisah dari induk kering/babi dara lainnya yaitu pada kandang khusus induk bunting. Hal ini dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti perkelahian dan sebagainya. Sampai 2,5 bulan pertama
  • 2. tidak ada hal-hal istimewa yang perlu dilakukan dalam menangani induk bunting awal ini. Makanan diberi dalam jumlah biasa, yaitu 2,5 kg/ekor/hari. 2. Pemeliharaan pada akhir kebuntingan Sebulan sebelum tanggal penetapan kelahiran disebut sebagai masa kebuntingan akhir. Jika memungkinkan, persiapkan kandang khusus untuk partus. Pada akhir kebuntingan ini, induk tidak dicampur dengan induk kering atau status lainnya. Kandang harus cukup ruangan untuk induk berjalan-jalan (exercise) guna memperlancar peredaran darah saat proses kelahiran. Induk dan kandang harus selalu bersih.
  • 3. Seminggu sebelum partus, induk diperkenalkan dengan kandang beranak. Hal ini perlu untuk induk beradaptasi dengan lingkungan kandang yang baru. Sebelum dimasuki induk untuk beranak, kandang didesinfeksi; dan induk dimandikan,yakni dibersihkan dengan sabun dan air hangat. Tujuan memelihara induk yaitu menghasilkan dan membesarkan anak-anaknya sampai saat penyapihan. Semakin efisien tugas induk semakin besar profit suatu usaha peternakan babi. Profit di dalam usaha peternakan babi secara sederhana diukur dengan rumus: profit = output – input cost (hasil penjualan dikurangi biaya produksi). Bila lama laktasi 6 minggu, maka hitungan siklus melahirkan induk adalah 365 : 163 = 2,23 kali/tahun. 3. Pemberian makan induk bunting Keinginan memberikan makan induk babi sebanyak mungkin agar menghasilkan air susu sebanyak mungkin, mempertahankan kondisi tubuh jumlah besar anak-anak tetap berat. Agar supaya induk babi dapat menghasilkan panas sekitarnya dan mencegah untuk
  • 4. bergerak maka tempatkan induk babi tersebut dalam luasan kandang terbatas sehingga akan memudahkan juga penggunakan kandang sapihan. Penggunaan panas kandang dengan lampu rumah yang sulit bagi sebagian masyarakat akan memberikan pengaruh pada induk babi. Pembuktian cara alternatif yang ekonomis dan lebih efisien dan jauh lebih maju harus terus dilakukan. Jumlah konsumsi induk babi tergantung pada suhu lingkungan. Suhu kandang yang ideal untuk induk babi bunting adalah antara 64-68° F, tetapi yang ideal untuk anak babi pada 102°F. Perbedaan ini merupakan kesulitan utama. Untuk setiap peningkatan 2° F suhu lingkungan di atas 68° F, induk babi akan mengurangi jumlah konsumsi 0,5 kg pakan per hari. Setelah periode penyapihan, penting memberikan pakan induk hingga terus meningkat pada hari ke-10 masa laktasi. Tetapi pemberian makanan berlebihan bagi induk bunting, akan membuat nafsu makannya menurun. Peningkatan gizi harus mencerminkan peningkatan volume produksi air susu induk. Proses kelahiran (partus) merupakan salah satu faktor paling kritis dalam keseluruhan proses produksi
  • 5. ternak babi, dalam hubungan dengan kesejahteraan induk babi dan anak-anaknya. Berbagai hal dapat terjadi yang dapat menyebabkan kematian atau setidaknya menurunkan efisiensi pemeliharaan induk dan anak- anaknya. Oleh sebab itu penting sekali untuk menghasilkan suatu kelahiran normal, dan mengetahui secara dini bila ada kelainan supaya dapat diambil tindakan secepatnya. 4. Proses beranak (farrowing process) Pernahkah terpikir bahwa saat anak babi lahir, maka sistem produksi induk akan terpengaruh? Proses kelahiran anak babi merupakan perubahan drastis suhu yang konstan 103° F menjadi 36° F. Dari suhu hangat tubuh induk anak babi akan keluar berpindah melalui leher rahim menuju ke suatu tempat dengan kondisi dalam keadaan basah serta dingin berangin. Anak babi keluar dan terjatuh ke tempat di tengah-tengah alas kering yang sebagian merupakan tumpukan kotoran babi. Hal seperti ini sering terjadi tetapi sebagian besar anak-anak babi mampu bertahan. Tetapi, apabila terjadi
  • 6. stress dalam proses kelahiran atau tidak berjalan baik, maka akan berpengaruh negatif pada potensi produktivitas babi. Jika hal itu terjadi pada proses beranak (partus), dapat mengakibatkan anak babi tidak bertumbuh dengan baik sehinga tidak mencapai berat ideal saat pemotongan. Karena laju pertumbuhan berkurang, rendah pula konversi pakan menjadi daging selama proses pertumbuhan anak babi. Dari sudut ekonomi, masih lebih baik anak babi mati pada saat masih kecil, dianggap sebagai risiko kerugian pada tahap awal. Sementara itu induk dapat menyusui mereka yang selamat untuk mendapatkan pengganti energi cadangannya yang rendah. Induk akan mendapatkan sumber panas tubuh dari putingnya sehingga dapat melanjutkan produktivitasnya. Pada proses partus, ada persyaratan unik yang harus diperhatikan bagi anak babi. Setiap individu harus dirawat tersendiri agar dapat mengurangi stress yang dialaminya. Idealnya anak-anak babi harus dikeringkan pada saat lahir, dan dimasukkan ke dalam iklim mikro pada 102 °F, dan disusui segera setelah induknya siap.
  • 7. Pada umumnya proses partus terjadi pada malam hari tanpa pengawasan, kecuali kalau ada perlakuan prostaglandin untuk mengatur waktu partus. Tubuh anak babi memiliki luas permukaan yang relatif sangat besar dibandingkan dengan berat badannya sehingga dengan cepat akan kehilangan panas dan cadangan energi, maka kebutuhan panas dalam keadaan kering sangat penting. Setelah selesai proses partus, persyaratan lingkungan anak babi dapat disiapkan dengan menyediakan tempat beriklim mikro yang sesuai. Tempat itu harus dekat dengan induknya, tapi masih melindungi anak dari tindihan induk babi (crushing), dan meminimalisasi pengaruh panas induk babi. Tempat tersebut disebut kandang sapihan (brooder) yang harus mudah dikontrol. 5. Proses partus induk babi Tanda-tanda induk akan memasuki periode partus adalah setelah gangguan bergerak teratasi, induk mulai terlihat duduk dan mencoba membuat sarang untuk persiapan partus meskipun tidak tersedia material baginya. Selanjutnya peternak akan mengarahkan induk
  • 8. babi ke kandang tempat beranak, suhu tubuhnya meningkat, dan mulai terlihat tanda kesakitan. Kontraksi datang cepat, dan terlihat mulai ganas karena rasa sakitnya. Setelah mengalami kelelahan beberapa jam, induk tua dapat mengatur kondisi otot yang baik sebelum proses partus. Jika beranak dengan jumlah ’litter size’ 13 dalam selang waktu 20 menit per kelahiran, maka akan memakan waktu rata-rata 260 menit atau 4 jam lebih. Apabila kondisinya lemah, induk akan cepat menjadi lelah sehingga proses pengeluaran foetus lebih lama, yang akan mengakibatkan anak babi mati lemas, dan hasilnya lahir mati. Anak babi yang lain akan kekurangan oksigen (anoxia) dan akan cacat permanen walaupun dapat bertahan hidup. Karena aktivitas otot dan sumber panas punggungnya, induk babi pun menjadi rentan terhadap panas yang disebabkan kelelahan, sehingga akan melahirkan anak-anak babi yang sudah mati. 6. Pemberian makanan pada induk menyusui Setelah beranak atau proses partus sampai beberapa hari, nafsu makan induk babi pun menurun.
  • 9. Karena itu perlu pemberian air minum yang banyak. Setelah 3 hari, ransum makanan induk diberikan agar produktivitas air susu induk sesuai dengan jumlah anak. 7. Pemeliharaan anak-anak babi yang baru lahir Tiga hari pertama setelah beranak merupakan masa kritis, sebab anak babi sangat peka terhadap berbagai bahaya. Tanpa bulu-bulu yang cukup untuk melindungi tubuhnya, anak-anak babi sangat peka terhadap udara dingin. Kemungkinan terinjak atau terhimpit oleh induk, atau kelaparan bila produksi susu induk jelek sehingga anak kekurangan gizi dan lemah. Perhatikan baik-baik anak-anak babi ini bila menjerit lapar. Perhatikan dan periksa puting susu atau ambing induknya: bila terasa sangat panas atau sangat dingin, segera panggil dokter hewan untuk dibedah. Setelah 3 hari pertama masa kritis berlalu, anak-anak babi akan menjadi lebih baik. Pada masa setelah kelahiran (post farrowing), adalah penting mengarahkan anak-anak babi sampai ke ambing supaya mendapatkan konsumsi kolostrum.
  • 10. Ternak muda memiliki kemampuan untuk menyerap antibodi secara langsung ke dalam aliran darah untuk beberapa jam pertama setelah lahir. Kemampuan tersebut kemudian akan berkurang karena penambahan usia, dan terutama setelah cairan pertama tertelan. Oleh karena itu penting bahwa semua anak-anak babi harus dapat menyusui kolostrum yang kaya antibodi. Dalam kandang besar, praktik perlakuan yang baik adalah mengumpulkan anak babi yang pertama lahir, dan membatasi mereka di daerah ‘creep feeder’ supaya akses ke ambing anak-anak babi yang lahir kemudian tidak terhalang. Gambar 10a. Kandang sapihan (brooder) tradisional
  • 11. 8. Pemeliharaan Anak Babi 8.1. Pemotongan Taring dan Ekor Anak babi yang baru lahir mempunyai gigi yang tajam yang dapat menimbulkan rasa sakit pada puting induk saat menyusu. Ujung gigi ‘canin’ dan ‘pre molar’ ini harus dihilangkan dengan menggunakan gunting yang tajam (pinset gigi). Dalam proses perkembangan selanjutnya, juga sering dilakukan pemotongan terhadap ekor anak babi. Ekor anak babi akan cukup merugikan dalam proses perkembangan dan pertumbuhannya. Beberapa hal merugikan apabila ekor ternak babi dibiarkan, yaitu mudah terjadi perkelahian atau gigitan antarternak pada ekor; hal lainnya ekor juga akan menyebabkan ternak babi turut mengibaskan kotoran ke tempat makan atau ke sesama ternak dalam kandang. Pemotongan taring dan ekor dilakukan pada saat masih anak babi agar mudah dilaksanakan dan mengurangi resiko terlalu banyak pendarahan, tetapi harus dilakukan secara steril dan higienis untuk
  • 12. menghindari serta mengurangi terjadinya infeksi penyakit yang sangat mudah menyerang anak babi. Operator pemotongan taring dan ekor sebaiknya sangat memperhatikan kemungkinan adanya anak babi yang sakit agar tidak ditempatkan bersama-sama dengan ternak yang sehat. 8.2. Penyuntikan Ferrum Zat besi di dalam tubuh anak babi sangat terbatas, padahal zat itu sangat esensial untuk pembentukan hemoglobin, yaitu pigmen dalam sel darah merah yang bertanggung jawab membawa oksigen ke seluruh tubuh. Defisiensi zat besi ini menyebabkan anemia, yaitu suatu penyakit yang lazim terjadi pada anak-anak babi yang dipelihara dalam kandang. Kadar zat besi di dalam air susu induk sangat sedikit, karena itu sangat perlu menambahkan zat besi pada anak babi yang baru lahir. Penambahan ini dapat diberikan melalui oral atau dengan injeksi.
  • 13. 8.3. Penimbangan pada umur 3 minggu Sangat dianjurkan menimbang anak babi sebab hal ini menjadi indikator tentang kemampuan induk mensuplai air susu, karena berat anak babi (litter) pada umur 3 minggu semata- mata tergantung pada penampilan induk babi akan kemampuannya menghasilkan dan memberi makan anak- anaknya. 9. Pemeliharaan Masa Penyapihan sampai Potong 9.1. Penyapihan Penyapihan ternak atau hewan adalah suatu periode transisi dari hewan mamalia muda, dari ketergantungan gizi dan sosial secara menyeluruh terhadap induknya, menjadi bebas dari ketergantungan Gambar 10b. Kandang sapihan (brooder) modern
  • 14. pada induknya. Proses penyapihan pada umumnya sulit dan lambat. Dalam periode tersebut hewan/ternak muda mulai menunjukkan perilaku dewasa dalam memenuhi kebutuhan berbeda seturut umurnya. Umur anak babi bebas/tidak tergantung pada induknya dapat tercapai dalam kondisi alamiah, tergantung pada interaksi yang rumit antara kepentingan sepihak sang induk dan anak babi muda (off spring). Optimalisasi untuk menyelesaikan proses penyapihan, dari sudut pandang induk, akan berbeda ketika induk telah berinvestasi cukup pada babi muda dalam memaksimalkan peluang berkembang biak mereka sesuai dengan peningkatan usia hidup, diiringi dengan konsistensinya untuk mempertahankan tingkat energi yang cukup tinggi agar mereka berhasil dalam berkembang biak. Ternak muda biasanya memiliki ketergantungan yang lebih pada induknya untuk bertahan lebih lama memenuhi kebutuhan mereka yang tinggi dari induk supaya mendapatkan pertumbuhan yang optimal. Untuk menentukan akhir proses penyapihan perlu memperhatikan keseimbangan antara berbagai faktor, seperti kondisi gizi induk, kemungkinan berkembang
  • 15. biak lagi, kondisi gizi ternak muda, dan jumlah perawatan yang masih disediakan oleh induk secara alami setelah penyapihan. Untuk dapat melahirkan dua kali setahun, maka induk babi harus menjaga anaknya paling lambat pada umur 2 bulan (8 minggu). Tetapi dengan kemajuan teknologi dalam kandang dan manajemen, maka tak perlu menunggu sampai 8 minggu. Banyak peternak melakukan penyapihan pada umur 5 minggu (berat badan <13 kg). Di negara maju seperti USA, bahan-bahan pakan yang tinggi protein, seperti dadih (whey kering), yaitu bahan hasil sisa pembuatan keju, dan susu skim kering tidak diijinkan sebagai ransum babi starter (anak babi). Karena itu, penyapihan dilaksanakan tidak lebih awal dari umur 28 hari. Karena baru setelah umur tersebut, sistem pencernaan anak babi sudah mampu mencerna secara efektif makanan yang berbasis butiran, seperti sereal gandum, dan tidak berefek buruk bagi kesehatan dan penampilan produksi ternak babi, maka para ahli menyarankan agar penyapihan dilakukakan pada usia >35 hari.
  • 16. Dalam proses penyapihan, cara yang baik dilakukan adalah induk dipisahkan dari anak (induk keluar dari kandang beranak) dan bukan sebaliknya. Hal ini berarti bahwa anak-anak babi tetap dalam lingkungan kelompok yang sama sehingga mengurangi stress pada anak babi. Pemeliharaan anak babi yang disapih bertujuan untuk keuntungan potensial masa depan. Penyapihan dan pemeliharaan yang tepat akan menjamin kerja dan eksistensi masa depan usaha peternakan. Memelihara dengan baik akan menjadi permulaan yang baik dan sangat penting bagi masa depan kinerja dan profitabilitas usaha. 9.2. Proses penyapihan Penyapihan adalah masa pemeliharaan yang sangat traumatis bagi anak babi. Peternak akan mengganti atau memindahkan sumber utama makanan dan air dari kandang dan mengelompokkan anak-anak babi keluar dari induknya. Di banyak peternakan, kelompok anak babi akan digabungkan dengan sejumlah besar ternak babi lain; dipindahkan dengan memasukkan mereka ke dalam gerobak atau trailer, atau lebih buruk
  • 17. lagi dengan angkutan tanpa pelindung, dan dibawa dan dipindahkan ke kandang yang baru. Ada yang tetap dalam kandang mereka, tetapi yang lain dipindahkan dan dicampuradukkan dengan ternak babi lain yang lebih besar dan berbeda jenis, yang mana per kandang (pen) dapat bervariasi jumlah anak babinya, dari sepuluh hingga ratusan. 9.3. Tujuan utama penyapihan Tujuan utama penyapihan adalah mendapatkan anak-anak babi yang baik dan mengkonsumsi pakan secepat mungkin. Anak-anak babi diberi makan secara ‘ad libitum’ dengan makanan hangat, steril, dan bergizi tinggi untuk pengganti air susu induk babi. Makanan dan minuman yang memadai tersebut harus tersedia bagi semua anak babi supaya mereka makan dan minum bersama. Air bersih harus tersedia secara bebas di tempat minum yang terbuka di kandang. Jika anak babi tidak minum maka ia akan berhenti makan dan mengalami dehidrasi sangat cepat. Dehidrasi adalah risiko terbesar pasca penyapihan. Harus selalu diperhatikan dengan
  • 18. sangat bahwa sistem pengairan bekerja dengan benar, dan tempat air pada jaringan pipa tangki harus bersih untuk ketersediaan air bersih dan segar. Apakah tidak tersedia sistem air minum dalam bentuk putting, maka sistem pemeliharaan air harus baik. Sistem ketersediaan air minum berada di sekitar kandang agar memudahkan anak babi sapihan mengakses air. Dalam beberapa hari pertama, air segar dan makanan harus diberikan sesering mungkin dalam kandang (pen) anak babi sapihan. Sedikit tetapi sering adalah yang terbaik. Butiran (creep feed) tidak boleh disimpan dalam tempat tertutup atau kantung tertutup dalam gudang penyimpanan karena pakan tersebut akan menyerap bau dan menjadi cepat basi. Jika terlalu banyak tersedia pakan segar bagi anak babi sapihan, maka akan banyak pakan yang terbuang–jika sudah mencapai lebih dari 10% maka itu– merupakan biaya pemborosan yang besar untuk usaha ternak babi.
  • 19. Induk babi sering menyusui pada malam hari dan setelah itu anak babi akan mencari makanan. Karena itu disarankan kandang sapihan (brooder) perlu diberikan penerangan lampu supaya anak babi bisa bergerak di malam hari, dan untuk mempertahankan suhu tetap hangat di lingkungan kandang. Ternak babi memiliki penglihatan kurang pada malam hari. Pemberian makanan anak babi sapihan harus pada malam hari, diberi makan dan minum malam dan pagi hari esoknya. Tempat makan harus selalu dalam keadaan bersih dari sisa makanan lama setiap pemberian makan. Tetapi
  • 20. sisa makanan ini dapat diberikan kepada babi lebih tua. Hal rutin yang berguna adalah menempatkan alas kayu solid atau nampan di lantai kandang untuk beberapa hari pertama sebagai tempat pakan butiran. 9.4. Lingkungan Anak babi yang baru disapih sangat memerlukan suhu lingkungan yang tinggi pasca penyapihan. Hal itu disebabkan oleh lemak tubuh yang melindungi dirinya masih sangat tipis menghadapi suhu lingkungan yang rendah. Perubahan dari makanan yang didominasi cairan (dari air susu induknya) ke makanan terpisah yang berbentuk padat dan cair, akan menyebabkan konsumsi pakannya menurun atau rendah. Persaingan bertahan hidup antar anak babi sapihan di kandang baru membuat anak babi perlu penyesuaian diri pada tempat akomodasi barunya. Pada mulanya suhu ruangan pada 28-30°C (82-86°F) dan dengan meningkatnya jumlah konsumsi akan memberi toleransi penurunan suhu lingkungannya. Peningkatan jumlah konsumsi berbanding terbalik dengan toleransi penurunan suhu lingkungan. Ini harus terjadi agar tidak
  • 21. terjadi potensi terhambatnya pertumbuhan karena pengaruh cekaman panas. Tetapi jika suhu turun terlalu cepat, anak-anak babi akan mengalami stress sehingga mudah terjangkit penyakit, disebabkan daya tahan tubuh berkurang. Hal tersebut sangat tergantung pada pengamatan yang baik dalam mengetahui jumlah konsumsi yang meningkat. Sistem sirkulasi udara harus diatur untuk mempertahankan suhu internal yang konsisten untuk menghindari pengaruh-pengaruh eksternal. Sistem sirkulasi harus mampu memelihara keseimbangan lingkungan dengan udara segar agar variasi naik turunnya suhu tidak terlalu ekstrim dan drastis. Daya tahan tubuh anak babi pada temperatur lebih rendah di malam hari cukup, tetapi jika terlalu berfluktuasi dapat menyebabkan stress yang menurunkan daya tahan terhadap penyakit. 9.5. Makanan Pemberian pakan pada anak babi sangat penting dan kritis. Air merupakan bahan yang sangat esensial yang sering kurang diperhatikan oleh peternak. Kualitas
  • 22. ransum dan kandungan zat-zat makanan tergantung pada usia menyapih anak babi dan jumlah konsumsi bahan makanan. Semakin muda umur anak babi disapih, semakin lebih tinggi kualitas pakan. Makin cepat usia penyapihan (5-10 hari), makin membutuhkan pengganti susu sebagai bahan utama sebagai sistem pencernaan otomatis. Sistem ini tersedia dan dapat beroperasi dengan baik bila digunakan dengan penuh perhatian. Semakin meningkatnya usia penyapihan akan menurunkan kualitas bahan makanan, dari total susu menjadi butiran untuk usia babi lebih tua. Pada 3-4 minggu usia sapihan, butiran berkualitas baik dengan palatabilitas tinggi akan mudah dicerna dengan konsentrasi (tingkat energi tinggi) pada jumlah konsumsi rendah. Bahan makanan ini mahal, tetapi penggunaannya masih dalam jumlah kecil. Butiran pakan ini diberikan bagi anak babi yang sudah dapat mengkonsumsi makanan padat. Rahasia untuk mendapatkan efisiensi produksi terletak pada saat transisi pemberian makanan, dari bentuk cair ke bentuk padat, yakni minimum stres pada saat penurunan pertumbuhan yang menyertai situasi
  • 23. transisi itu. Anak babi mencapai pertumbuhan 250gr per hari saat menyusui pada minggu pertama penyapihan. Ada banyak ahli gizi di seluruh dunia dan banyak produsen pakan creep. Tetapi dalam usaha peternakan, peternak harus menguji sendiri berdasarkan keahlian dan pengetahuan yang dimilik tentang sistem tersebut (=bahan pengganti susu) sesuai dengan kondisi terbaik. Pengaruh peningkatan laju pertumbuhan pada beberapa minggu pertama pasca penyapihan telah terbukti mempengaruhi kinerja selanjutnya pada produktivitas. Selain bahan makanan, selanjutnya penting memperhatikan sistem pemberian makanan yang membuat anak babi mengkonsumsi bahan makanan butiran secepat mungkin. Di satu sisi, pemberian makanan yang berlebihan dengan kandungan zat-zat makanan tinggi dapat mengakibatkan kerugian besar karena biaya yang sangat tinggi dari setiap kilo berat hidup yang dihasilkan. Sementara di lain sisi, dengan pemberian zat-zat makanan dengan kandungan rendah terlalu dini akan mengakibatkan berkurangnya tingkat pertumbuhan sehingga akan meningkatkan biaya pakan dan biaya produksi. Uji coba terus menerus perlu
  • 24. dilakukan sebagai evaluasi atas sistem mana yang tepat untuk usaha peternakan. 9.6. Pengaturan perkandangan Pengaturan perkandangan anak babi harus berpegang pada prinsip "all in all out", suatu kebijakan dengan masa penyapihan satu minggu. Penting dalam suatu usaha peternakan babi untuk mengatur sistem produksi/reproduksi menghasilkan jumlah yang cukup, dengan usia rata-rata sama, dan ditempatkan pada kandang khusus anak babi. Luasan kandang yang tidak sebanding dengan jumlah isi ternak akan menyebabkan peningkatan biaya dalam mengatur suhu lingkungan yang benar. Meningkatnya biaya akan menyebabkan kerugian dan mempengaruhi kinerja usaha peternakan. Apabila ditemukan ternak yang tidak dapat beradaptasi dengan suhu kandang, maka dia harus dikeluarkan, dan tidak boleh dikembalikan dan digabungkan ke kandang anak babi untuk mengikuti masa penyapihan berikutnya. Anak babi tersebut bisa gabung bersama dengan ternak sapihan lainnya yang
  • 25. akan diafkir. Ternak-ternak babi ini harus ditampung pada tempat yang terpisah dengan tempat sistim pemeliharaan yang normal, agar terisolasidari dari sumber infeksi untuk ternak yang lebih muda. Akses yang memadai dalam penyediaan pakan dan air sangat penting setelah penyapihan. Dan, perlengkapan harus tersedia supaya semua anak babi makan dan minum bersamaan untuk beberapa hari pertama setelah penyapihan. Tambahan tempat minum pada kandang dengan sistem ‘nipple’ serta perluasan area makan, harus tersedia untuk mengurangi persaingan dalam kandang sehingga akan membantu anak babi yang lebih lemah mendapatkan konsumsi yang memadai. Kebersihan dan kesehatan (higienis) sangat penting dalam kandang ternak babi. Ruang kandang harus dibersihkan dan didesinfeksi setelah ternak terakhir dikeluarkan. Dan jika memungkinkan, lebih baik dikeringkan dan diistirahatkan. Sistem ventilasi harus menyediakan pertukaran udara bersih dengan risiko minimal terkontaminasi oleh udara buangan dari kandang ternak babi lainnya.
  • 26. Pergerakan keluar masuk ternak babi di kandang harus diperhatikan dengan penuh kesabaran. Tidak ada toleransi terhadap perlakuan yang keliru. Masa depan usaha peternakan sangat tergantung pada proses pemeliharaan anak babi untuk mencapai keuntungan sehingga akan mengurangi stres dan berakhir pada keuntungan. Pada periode menyusui, anak babi dapat tumbuh rata-rata 250gr per hari. Stres pada saat penyapihan berarti anak babi kehilangan berat badan dalam beberapa hari pertama. Ini harus diminimalkan, dan jumlah konsumsi harus ditingkatkan, secepat mungkin disiapkan kandang sapihan. Setelah masa kritis diatasi pada proses penyapihan, tingkat pertumbuhan harus meningkat bersamaan dengan jumlah konsumsi dan umur ternak babi. 9.7. Kekebalan tubuh (Imunitas) Imunitas Induk yang ditransfer ke anak babi melalui kolostrum akan menurun, karena usia bertambah dan sistem kekebalan sendiri akan aktif berkembang
  • 27. sesuai dengan pertambahan usia dan peningkatan jumlah konsumsi. Masa aktif imunitas induk bervariasi terhadap jenis penyakit, tetapi secara umum anak babi sekitar 30 kg paling rentan terhadap penyakit. Ternak ini akan membuang jumlah besar kotoran yang terinfeksi, dan berisiko terutama pada anak babi lainnya. Tidak ada ketentuan baku tentang pengaruh kontak antar ternak babi yang berbeda umur. Akan tetapi selalu harus diperhatikan, setiap ternak Babi yang akan dipindahkan harus dibawa ke tempat bersih, dan pisahkan ternak babi yang akan diafkir dari sistem usaha yang diinginkan. Setiap ternak yang lebih muda sebelum digabung dengan kelompok ternak yang lebih tua harus diperiksa lebih dahulu. Bersihkan dan disinfektasi peralatan antar kandang untuk meminimalkan risiko pindahnya kotoran ternak tua ke ternak muda. Salah satu rahasia keberhasilan dalam peternakan babi, yaitu pemeliharaan ternak pada fase tumbuh: tak bercacat sejak lahir sampai dijual. Sebab babi sehat akan memiliki pertumbuhan cepat, memiliki konversi pakan yang baik, dan menghasilkan kualitas karkas baik.
  • 28. Tercapainya pertumbuhan maksimum ditentukan pada awal umur, karena pertumbuhan akan berkurang pada akhir periode pertumbuhan. Bila dalam suatu peternakan dapat diatur waktu perkawinan yang bersamaan, maka akan diperoleh masa kelahiran yang bersamaan. Sehingga setelah disapih, anak babi dapat dikumpulkan bersama dalam suatu kelompok dalam jumlah besar saat berumur 8 minggu. Anak babi ini diberi makan dalam ‘self feeder’ dengan air yang cukup, dan akan lebih baik lagi jika lantai kandang dilapisi dengan jerami yang cukup tebal agar kaki dan kuku anak babi serta tubuh ternak babi muda tersebut akan mendapatkan kehangatan dan terhindar dari lecet karena gesekan dengan lantai kandang. Segera setelah mencapai berat badan 50 kg, ternak dapat dipindahkan ke kandang penggemukan. Sedapat mungkin pengelompokan babi kastrasi dilakukan terpisah dari babi betina muda, karena kecepatan tumbuhnya yang berbeda.
  • 29. 9.8. Kastrasi Babi jantan pasca pubertas membentuk bahan hormonal (misalnya, androstenone dan skatole) dalam jaringan lemak mereka yang menyebabkan terbentuknya noda babi (boar taint) dalam komposisi daging babi. Kastrasi (pengebirian fisik) adalah metode yang paling umum untuk mengendalikan noda babi (boar taint) dalam komposisi daging di mana di Indonesia ditemukan bahwa lebih dari 95% dari babi jantan diperkirakan secara fisik dikastrasi.
  • 30. Kastrasi adalah tindakan menghilangkan bagian dari alat reproduksi jantan agar tidak dapat menghasilkan keturunan. Kastrasi biasanya dilakukan pada anak babi jantan yang dipersiapkan sebagai ternak potong, bisa juga dilakukan pada babi betina yang tidak digunakan sebagai calon induk untuk tujuan pembibitan (breeding). Teknik yang paling umum bedah kastrasi (pengebirian) adalah memotong membran sekitar skrotum dan testis, kemudian mengeluarkan testis dari skrotum yang terputus lewat cara memotong, clamping atau merobek. Beberapa metode umum lainnya, yaitu kastrasi yang dilakukan dengan gelang karet elastis atau burdizzo 'castrators berdarah'. Ini dapat digunakan karena bentuk dan posisi testis babi jantan. Pada umumnya di Indonesia, kastrasi dilaksanakan pada saat ternak babi jantan baru mulai memasuki masa penyapihan, yaitu saat induk babi mulai dipisahkan dari anak babi yang memasuki umur minggu ke- 5. Katrasi dilakukan saat penyapihan karena sisa-sisa kastrasi, melalui indera penciumannya, dapat membuat si induk bersifat agresif. Bau amis darah anak babi yang keluar karena proses kastrasi beserta warna merah darah
  • 31. akan merangsang munculnya sifat agresive behavior pada induknya. Langkah-langkah untuk melakukan kastrasi: 1. Sucihamakan (sterilkan) peralatan sebelum digunakan, dan tangan dicuci untuk mencegah terjadinya infeksi oleh masuknya mikroorganisme dalam luka kastrasi. 2. Pegang anak babi dengan punggung di atas dudukan kastrasi. Bagi babi yang lebih tua (2-3 bulan), yaitu dilakukan dengan memegang kedua kaki belakang, dan bagian perut menghadap orang yang melakukan kastrasi. Untuk mencegah babi tersebut meronta-ronta, pembantu harus memasukkan kepala dan bahu di antara kedua kaki depan. 3. Bersihkan bagian skrotum (pembungkus testis) bersama dengan ekor. Lepaskan benda-benda kotor dan sucihamakan dengan alkohol atau dengan cairan antiseptik lainnya. 4. Untuk melakukan cara satu sayatan, buat satu sayatan dengan pisau, tepat pada garis tengah skrotum, langsung di antara kedua buah testis
  • 32. (buah pelir). Panjang sayatan tergantung pada ukuran anak babi, tetapi biasanya kira-kira 1-2 cm. Buat sayatan cukup dalam supaya lebih mudah untuk mengeluarkan kedua buah testis dari setiap kantong buah pelir. 5. Untuk mengeluarkan testis, sayat pembungkus tipis atau tunica vaginalis (suatu lapisan yang sangat tipis yang membungkus buah pelir). Tarik buah pelir secara perlahan-lahan untuk mengeluarkan saluran epididimis. 6. Jepit saluran epididimis dengan tang atau alat penjepit. Kemudian lakukan penjepitan lagi dekat pada jepitan pertama dan putar saluran sperma pada satu arah dengan penjepit kedua sehingga tali atau saluran epididimis terputus. Apabila tidak ada alat penjepit, tali atau saluran epididimis dapat diikat dengan sehelai benang. Potong tali atau saluran sperma beberapa sentimeter di bawah ikatan. Oleskan yodium tinktur pada ujung pemotongan tali atau saluran epididimis.
  • 33. 7. Bersihkan luka dengan kapas untuk melepaskan darah yang menggumpal. Setelah luka bersih, berikan sulfanilamid atau antiseptik lainnya pada luka di bagian dalam dari kantong buah pelir. 8. Tempatkan anak-anak babi yang baru dikastrasi di kandang yang bersih dan kering. Tidak perlu diberikan perlakuan tertentu pada ternak. Apabila tempat atau daerah kejadian tetanus sangat umum, sebaiknya dicegah dengan anti tetanus. Walau bertentangan dengan pandangan populer, praktik kastrasi (pengebirian fisik) ternyata tidak 100% efektif dalam mengendalikan noda babi. Banyak studi
  • 34. menunjukkan bahwa hingga 3% babi muda yang dikastrasi (pengebirian fisik) masih dapat memiliki tingkat noda babi yang terdeteksi oleh salah satu analisis kimia atau evaluasi sensorik. Kondisi hidup yang sangat kotor dapat meningkatkan senyawa ‘skatole’ (noda) pada ternak babi, termasuk babi dara, babi muda, dan ‘castrated’. Juga dapat memproduksi komposisi tubuh dengan proporsi karkas daging yang lebih rendah. Kastrasi ini dilaporkan secara luas dengan alasan bahwa keseluruhan daging babi jantan yang memiliki noda tidaklah menyenangkan atau berbau 'noda babi'. Studi telah dilakukan untuk masalah penurunan kualitas daging yang ditemukan dalam daging babi jantan, dan hal ini umumnya ditemukan karena kurangnya pelaksanaan kastrasi (pengebirian) di Inggris demi penghematan biaya karena tidak melaksanakan prosedur ini. Karena itu, di beberapa negara dan budaya ditemukan bahwa noda babi menjadi batu sandungan yang signifikan terhadap penggunaan babi jantan ‘uncastrated’ untuk usaha produksi daging. Secara umum mungkin ada manfaat dalam hal manajemen dan perlakuan kastrasi babi jantan, sebab
  • 35. pada umumnya babi jantan lebih mungkin untuk menyerang dan menunjukkan perilaku yang agresif dan seksual, ketika terus dipelihara atau dikandangkan dengan babi betina. Babi jantan tersebut akan menampilkan perilaku seksual agresif yang dapat menyebabkan cedera dan stres ternak lainnya. Sementara di sisi yang lain ditemukan bukti bahwa babi betina yang dipelihara bersama dengan babi jantan akan memasuki pubertas lebih awal serta memperlihatkan perilaku seksual lebih aktif. Banyak usaha peternakan, yang memelihara babi jantan dan betina dalam fase pertumbuhan di kandang terpisah, lebih sulit dalam beberapa pelaksanaan sistem manajerial. Alternatif kastrasi yang menyakitkan bisa bermanfaat bagi baik kesejahteraan (welfare) babi maupun bagi manajemen demi kualitas daging babi yang didapatkan melalui babi jantan ‘uncastrated’. Studi telah dilakukan untuk meneliti kemungkinan penggunaan hormon (GnRH) untuk menekan produksi hormon testis jantan sehingga senyawa yang menyebabkan noda babi 'jantan' tidak
  • 36. akan terjadi. Sebuah produk potensial lebih menjanjikan sudah sangat umum digunakan di Australia dan Selandia Baru. Produk itu disebut 'Improvac', yang digunakan sebagai vaksin untuk merangsang sistem kekebalan babi jantan dalam pembentukan antibodi pada jaringan dagingnya. Penggunaan produk vaksin ini akan menyebabkan testis tidak akan berkembang, dan senyawa penyebab noda babi tersebut tidak diproduksi. Karena produk tersebut adalah vaksin maka tidak akan tetap terkonsentrasi sebagai zat kimia pada ternak babi pada saat pemotongan, dan tidak akan menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia. Produsen mengklaim bahwa produk tersebut bukan merupakan bahan pengubah genetik; dapat mengurangi terjadinya PSE; memperbaiki warna daging; meningkatkan lemak dalam daging dan karena itu meningkatkan kesegaran dan rasanya; meningkatkan laju pertumbuhan babi; mengurangi cedera dan stres karena sifat agresif dan perilaku seksual; dan meningkatkan kemudahan penanganan ternak babi. 9.9. Vaksinasi 'Improvac'
  • 37. Saat ini produk ini belum diizinkan penggunaannya di Uni Eropa atau Inggris. Hal ini mungkin akan berubah dalam waktu tidak lama karena produk ini dapat memenuhi standar kontrol keselamatan, kualitas, dan keberhasilan yang dituntut oleh undang- undang. Percobaan konsumen di Australia tampaknya menunjukkan bukti bahwa konsumen lebih memilih daging babi yang diobati dengan produk yang memakai konsep vaksinasi pengganti kastrasi fisik ini. 10. Pemeliharaan Calon Pejantan Dalam suatu usaha peternakan, bila mempertahankan catatan penampilan produktivitas bibit atau genetis babi, sudah tentu harus memelihara babi jantan. Babi jantan yang akan dipelihara tentu harus Gambar 13. Perbandingan penampilan daging babi jantan hasil kastrasi vaksin dan fisik (Pfizer courtesy) Kastrasi Vaksin Kastrasi Fisik Gambar 13. Perbandingan daging kastrasi Fiski dan Vaksin
  • 38. dipilih atau diseleksi dari calon ternak babi pejantan yang baik. Babi calon pejantan harus terjamin kesehatannya, diperiksa parasit internal dan eksternalnya, divaksinasi terhadap erysipelas dan leptospirosis, dan brucellosis-nya harus negatif. Pejantan muda (8-12 bulan) diberi makan 2,5 - 3 kg/hari ransum seimbang dengan 14% protein kasar, dikawinkan 1 kali/hari. Pejantan dewasa (lebih dari 1 tahun) diberi makan 2 - 2,5 kg/hari, dikawinkan 2 kali/hari (10 - 12 kali/minggu). Gambar 14. Tipe pejantan yang baik.
  • 39. 11. Pemeliharaan Calon Induk Babi dara yang baik diperlukan untuk efisiensi reproduksi optimal. Babi dara mencapai pubertas pada umur 5 bulan atau sebelumnya, akan tetapi sangat dianjurkan untuk tidak dikawinkan saat pubertas atau estrus pertama, karena produksi sel telur atau ova untuk dibuahi masih sangat kurang. Upaya yang dilakukan supaya cepat mendapatkan pubertas babi dara adalah dengan memeliharanya dalam kelompok baru dan bersama-sama dengan pejantan. Sedangkan, menempatkan babi dara dalam kandang dengan suhu lingkungan yang panas (di atas 30°C) akan memperlambat atau mencegah terjadinya estrus, menekan laju ovulasi, dan meningkatkan kematian. Perkembangan peternakan babi modern memiliki potensi untuk mempercepat tingkat pertumbuhan hingga mencapai 100 kg (220 £) berat hidup pada umur 140 hari. Tingkat pertumbuhan ini sangat baik untuk produksi daging babi. Tetapi harus diperhatikan juga hal
  • 40. memilih ternak yang akan dipakai dalam usaha pembibitan. Perkembangbiakan ternak babi dilaksanakan untuk pengembangan struktur tulang yang kuat dan lemak tubuh yang baik serta untuk memastikan masa produktif yang panjang. Dalam peternakan komersial yang memproduksi babi betina, calon induk disarankan agar dipisahkan dari ternak potensial sebagai persiapan demi sistem usaha berkelanjutan. Calon induk yang dipelihara dapat diperlakukan sama dengan yang akan dipotong sampai mencapai berat hidup 70 kg. Tetapi sesudah tahap ini, perlakuan calon induk harus berbeda. Target pertumbuhan calon induk tidak boleh lebih dari 0,5 kg/hari, dan tingkat pertumbuhan positifnya harus selalu dipertahankan.
  • 41. 12. Cara Pengukuran Penampilan induk babi Penetapan efektif nilai visual kondisi tubuh induk babi perlu dianalisis pada awal periode kebuntingan. Penetapan ini penting guna mengetahui nilai evaluasi ternak, perbedaan dan perbandingan antara lemak dan daging/otot. Mulailah dengan mencari rusuk, tulang punggung, dan pinggul. Pengukuran yang murah dan mudah untuk mendapatkan ukuran berat badan induk babi, dikembangkan oleh Kansas State University, yakni dengan pita pengukur. Sedangkan USG (ultra sono graph) digunakan untuk mengukur ketebalan lemak
  • 42. punggung dengan meletakkannya pada tulang rusuk terakhir. Identifikasi pada titik dari kerangka tulang induk yang dapat teraba atau terlihat dilakukan untuk menilai postur tubuh induk babi yang baik. Cara mengukur atau mendapatkan letaknya, yakni mulai pada tulang rusuk terakhir sampai 2,5 inci dari garis tengah tulang belakang babi.