SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 47
Descargar para leer sin conexión
Kementerian Pertanian

LAPORAN KINERJA
KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2011

KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2012
i
Kementerian Pertanian

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karuniaNya
sehingga selesai disusun Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2011.
Laporan ini disusun sebagai Laporan ke Presiden dan sebagai bagian dari
pertanggung-jawaban ke publik dan sekaligus sebagai alat evaluasi guna
menyempurnakan hasil-hasil yang telah dicapai (maupun yang belum dicapai) dalam
rangka mencapai target dan sasaran pembangunan pertanian yang telah ditetapkan
dalam dokumen Rencana Kerja Kementerian Pertanian tahun 2011 dan Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) 2011.
Dalam laporan ini, dipaparkan berbagai capaian penting dalam mewujudkan “Empat
Sukses” pembangunan pertanian, yaitu: (1) pencapaian swasembada (kedelai, gula,
daging sapi) dan swasembada berkelanjutan (padi, jagung); (2) peningkatan
diversfikasi pangan; (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta (4)
peningkatan kesejahteraan petani.
Di samping itu juga dilaporkan capaian indikator makro yang meliputi: Pertumbuhan
PDB Pertanian, Neraca Perdagangan Produk Pertanian, Investasi PMDN dan PMA,
Penyerapan Tenaga Kerja dan Nilai Tukar Petani (NTP).
Dalam laporan ini juga dilaporkan capaian pelaksanaan kontrak kerja dengan
Presiden, dan berbagai Inpres serta Direktif Presiden baik tertulis maupun lisan.
Sepanjang tahun 2011, Kementerian Pertanian telah berusaha memfasilitasi petani,
publik, dan semua stakeholder dalam bentuk regulasi/deregulasi dalam berbagai
produk hukum dan juga melakukan kunjungan kerja dalam rangka memberikan
dorongan, motivasi kepada petani dan peternak sekaligus diadakan temu wicara.
Disadari bahwa, Laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kritik dan
saran sangat diharapkan untuk perbaikan ke depan. Semoga Allah SWT selalu
memberi pertolongan kepada Bangsa Indonesia

Jakarta, Januari 2012
MENTERI PERTANIAN

SUSWONO
i
Kementerian Pertanian

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................................ i
Daftar Isi ...................................................................................................................... ii
Daftar Tabel ................................................................................................................ iv
Daftar Lampiran .......................................................................................................... v
I. Kebijakan Pembangunan Pertanian ..................................................................... 1
1.1. Visi dan Misi Pembangunan Pertanian ............................................................ 1
1.2. Sasaran dan Strategi Pencapaian Pembangunan Pertanian .......................... 2
1.3. Program Pembangunan Pertanian 2010-2014 ................................................. 3
II. Kontribusi Pertanian terhadap Perekonomian Nasional .................................. 4
2.1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto .............................................................. 4
2.2. Neraca Perdagangan Produk Pertanian .......................................................... 4
2.3. Investasi PMDN dan PMA ............................................................................... 5
2.4. Penyerapan Tenaga Kerja ............................................................................... 5
2.5. Nilai Tukar Petani (NTP) ................................................................................... 6
III. Kinerja Program Pembangunan Pertanian 2010-2011 ...................................... 7
3.1. Program Prioritas Pembangunan Pertanian .................................................... 7
3.1.1. Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan .................................... 7
3.1.2. Peningkatan Diversifikasi Pangan ........................................................ 15
3.1.3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor Produk
Pertanian .............................................................................................. 17
3.1.4. Kerjasama Luar Negeri ........................................................................ 18
3.1.5. Pengembangan Permodalan dalam Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Petani ........................................................................ 19
3.2. Kontrak Kinerja Menteri Pertanian dan Direktif Presiden .............................. 21
3.2.1. Kontrak Kinerja Akuntabilitas Keuangan dan Regulasi ....................... 21
3.2.2. Tindak Lanjut Inpres No. 14 Tahun 2011.............................................. 21
3.2.3. Inpres No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat ............................................ 22
3.2.4. Arahan Presiden Untuk Percepatan Pembangunan NTT ..................... 23

ii
Kementerian Pertanian

3.2.5. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia 2011-2025 ............................................................................ 24
IV. Kegiatan Menteri Pertanian Tahun 2011 ......................................................... 25
V. Kendala dan Rencana Tindak Lanjut Mendatang ............................................ 26
5.1. Kendala Teknis yang Dihadapi ...................................................................... 26
5.2. Kendala Administrasi Pembangunan ............................................................. 27
5.3. Rencana Tindak Lanjut Dan Kegiatan Mendatang ........................................ 27
5.3.1. Antisipasi Kendala Teknis .................................................................... 27
5.3.2. Saran Penyempurnaan Sistem Perencanaan dan Penganggaran ..... 29
VI. Penutup ................................................................................................................ 30

iii
Kementerian Pertanian

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pertumbuhan dan Kontribusi PDB Sektor Pertanian
(diluar Perikanan dan Kehutanan) Tahun 2009-2011 .................................. 4
Tabel 2. Ekspor-Impor Pertanian (diluar Perikanan dan Kehutanan) .......................... 5
Tabel 3. Investasi Pertanian Tahun 2010-2011 ........................................................... 5
Tabel 4. Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2009-2011 ............................................... 6
Tabel 5. Perkembangan NTP selama Tahun 2011 ..................................................... 6

iv
Kementerian Pertanian

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1. Daftar Konperensi Pers yang dilakukan Menteri Pertanian
selama tahun 2011 ................................................................................. 31
Lampiran 2. Daftar Talkshow/Dialog Menteri Pertanian di Media Elektronik
Januari-Desember 2011 ......................................................................... 33
Lampiran 3. Wawancara Menteri Pertanian Dengan Media Cetak
Tahun 2011 ............................................................................................ 35
Lampiran 4. Daftar Kunjungan Kerja Menteri Pertanian ke Daerah
Tahun 2011 ............................................................................................ 36

v
Kementerian Pertanian

I. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
1.1. Visi dan Misi Pembangunan Pertanian
Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis
pangan dan energi yang berdampak pada kenaikan harga pangan dan energi,
sehingga negara-negara pengekspor pangan cenderung menahan produknya untuk
dijadikan stok pangan. Mengingat kondisi global tersebut juga terjadi di Indonesia,
maka ke depan Indonesia dituntut untuk terus meningkatkan ketahanan pangan agar
mampu

menyediakan

pangan

yang

cukup

bagi

penduduknya.

Mengingat

strategisnya pembangunan pertanian, maka pembangunan pertanian tidak hanya
pada

upaya

meningkatkan

ketahanan

pangan,

tetapi

juga

mampu

untuk

menggerakkan perekonomian nasional melalui kontribusinya dalam penyediaan
bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bio-energi, penyerap tenaga kerja,
sumber devisa negara dan sumber pendapatan masyarakat serta berperan dalam
pelestarian lingkungan melalui praktik budidaya pertanian yang ramah lingkungan.
Arah kebijakan dan strategi yang ditempuh sampai 2014 diakumulasikan pada target
terwujudnya kesejahteraan rakyat yang berbasis pada pemberdayaan ekonomi
kerakyatan.
VISI Pembangunan Pertanian yang akan dicapai adalah TERWUJUDNYA
PERTANIAN

INDUSTRIAL

UNGGUL

BERKELANJUTAN

YANG

BERBASIS

SUMBERDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PANGAN, NILAI
TAMBAH, EKSPOR, DAN KESEJAHTERAAN PETANI
Guna mencapai VISI tersebut, Kementerian Pertanian menetapkan MISI yang
diemban dalam pembangunan pertanian 2010-2014, yang mencakup:
1. Mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis iptek dan
sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem
agribisnis;
2. Menciptakan

keseimbangan

ekosistem

pertanian

yang

mendukung

keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan
kemandirian pangan;
3. Mengamankan plasma-nutfah dan meningkatkan pendayagunaannya untuk
mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan;
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

1 
Kementerian Pertanian

4. Menjadikan

petani

yang

kreatif,

inovatif,

dan

mandiri

serta

mampu

memanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk
pertanian berdaya saing tinggi;
5. Meningkatkan produk pangan segar dan olahan yang aman, sehat, utuh dan
halal (ASUH) dikonsumsi;
6. Meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku industri;
7. Mewujudkan

usaha

pertanian

yang

terintegrasi

secara

vertikal

dan

horizontal guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan
lapangan kerja di pedesaan;
8. Mengembangkan

industri

hilir

pertanian

yang

terintegrasi

dengan

sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional dan
internasional;
9. Mendorong

terwujudnya

sistem

kemitraan

usaha

dan

perdagangan

komoditas pertanian yang sehat, jujur dan berkeadilan;
10. Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah bidang
pertanian yang amanah dan profesional.
1.2. Sasaran dan Strategi Pencapaian Pembangunan Pertanian
Dalam Renstra Kementerian Pertanian tahun 2010-2014, target utama yang hendak
dicapai Kementerian Pertanian bersama dengan seluruh pemangku kepentingan
bidang

pertanian

dirumuskan

dalam

EMPAT

SUKSES

PEMBANGUNAN

PERTANIAN, yaitu: (1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan;
(2) Peningkatan Diversifikasi Pangan; (3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing,
dan Ekspor Produk Pertanian; dan (4) Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Untuk mencapai EMPAT SUKSES tersebut dirumuskan dalam TUJUH GEMA
REVITALISASI, meliputi: (1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi Perbenihan dan
Perbibitan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana; (4) Revitalisasi Sumber Daya
Manusia; (5) Revitalisasi Pembiayaan Petani; (6) Revitalisasi Kelembagaan Petani;
dan (7) Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir.

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

2 
Kementerian Pertanian

1.3. Program Pembangunan Pertanian 2011
Program pembangunan pertanian 2011 meliputi : Kontrak Kinerja Menteri Pertanian
dengan Presiden RI Kabinet Indonesia Bersatu II, Instruksi Presiden dan Direktif
Presiden serta 12 program strategis untuk periode 2010-2014 sebagai berikut:
1. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk
Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan;
2. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura
Berkelanjutan;
3. Peningkatan

Produksi,

Produktivitas,

dan

Mutu

Tanaman

Perkebunan

Berkelanjutan;
4. Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan
Hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal;
5. Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian;
6. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor
Hasil Pertanian;
7. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat;
8. Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing;
9. Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani;
10. Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan
Hayati;
11. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pertanian;
12. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian
Pertanian.

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

3 
Kementerian Pertanian

II. KONTRIBUSI PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL
2. 1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
Pada tahun 2011 (sampai dengan Triwulan III), PDB sektor pertanian (di luar
perikanan dan kehutanan) tumbuh sebesar 3,07%, di mana tingkat pertumbuhan
tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2010 yang hanya 2,86%.
Pertumbuhan tersebut berasal dari sub sektor perkebunan (6,06%), disusul dengan
sub sektor peternakan (4,23%), dan sub sektor tanaman bahan makanan (1,93%).
Kontribusi PDB sektor pertanian (di luar perikanan dan kehutanan) terhadap PDB
nasional pada tahun 2011 tersebut mencapai 11,88%, lebih tinggi dibandingkan
tahun 2010 yang baru mencapai 11,49%.
Tabel 1. Pertumbuhan dan Kontribusi PDB Sektor Pertanian (diluar Perikanan dan
Kehutanan) Tahun 2009-2011
Sektor / Sub Sektor
Pertumbuhan PDB

Tahun
2009 (%)

2010 (%)

2011* (%)

3,98

2,86

3,07

-

Tanaman Bahan Makanan

4,97

1,81

1,93

-

Tanaman Perkebunan

1,84

2,51

6,06

-

Peternakan dan Hasil-hasilnya

3,45

4,06

4,23

Kontribusi terhadap PDB Nasional
11,34
11,49
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
*) sampai Triwulan III 2011, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010

11,88

2. 2. Neraca Perdagangan Pertanian
Neraca perdagangan sektor pertanian (di luar Perikanan dan Kehutanan) pada
tahun 2011 sampai dengan bulan September mengalami surplus sebesar US$ 17,02
miliar. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2010, surplus tersebut
mengalami kenaikan 44,20%. Surplus perdagangan pertanian tersebut umumnya
berasal dari surplus perdagangan perkebunan, sementara sub sektor lainnya masih
defisit. Walaupun demikian defisit yang berasal dari sub sektor lainnya tersebut terus
mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

4 
Kementerian Pertanian

Tabel 2. Ekspor-Impor Pertanian (di luar Perikanan dan Kehutanan)

2009

Tahun
2010
Jan-Des

Volume (Ton)
- Ekspor
29.572.229
- Impor
13.401.150
- Neraca
16.171.080
Nilai (US$ 000)
- Ekspor
23.037.582
- Impor
9.897.316
- Neraca
13.140.266
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
*) sampai dengan Bulan September 2011

2011*

Jan-Sept

28.767.985
16.874.998
11.893.087

19.971.351
11.854.321
8.117.030

21.141.884
17.383.783
3.758.101

32.522.974
13.983.327
18.539.647

21.651.660
9.841.605
11.810.055

32.443.215
15.417.551
17.025.664

2. 3. Investasi PMDN dan PMA
Investasi sektor pertanian cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dimana
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA)
pada tahun 2011 sampai dengan Triwulan III masing-masing sebesar Rp 8,2 triliun
dan US$ 1,03 miliar. Besaran investasi PMDN lebih tinggi dibandingkan dengan
investasi PMA, dimana pada kedua jenis investasi tersebut lebih banyak di dominasi
investasi di bidang pangan dan perkebunan.
Tabel 3. Investasi Pertanian Tahun 2010-2011
Investasi

2010 (Jan-Des)
Proyek
Investasi**
(Unit)
225
7.357
166
7.183

Tahun
2010 (Jan-Sept)
Proyek
Investasi**
(Unit)
160
7.357
124
7.183

PMDN
- Pangan
dan
Perkebunan
- Peternakan
59
154
36
PMA
166
755,6
108
- Pangan
dan
158
750,9
101
Perkebunan
- Peternakan
8
4,7
7
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
*) sampai dengan bulan September 2011
**) untuk PMDN dalam Rp Miliar, dan untuk PMA dalam US$ juta

2011*
Proyek
Investasi**
(Unit)
274
8.231,3
250
8.130,3

174
489,1
484,4

24
246
243

101
1.032,8
1.031,9

4,7

3

0,9

2. 4. Penyerapan Tenaga Kerja
Jumlah penyerapan tenaga kerja sektor pertanian pada tahun 2011 sebesar 39,3
juta orang atau merupakan 33,51 % dari jumlah total angkatan kerja nasional.
Proporsi penyerapan tenaga kerja tersebut relatif tidak berubah dari tahun ke tahun,
di mana sektor pertanian masih merupakan sektor andalan dalam penyerapan

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

5 
Kementerian Pertanian

tenaga kerja nasional. Agar usahatani lebih efisien seharusnya sektor industri
mampu lebih besar lagi menyerap tenaga kerja nasional.
Tabel 4. Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2009-2011
2009
41.611.840
63.258.823
8.873.745
113.744.408
36,58

Tahun (orang)
2010
41.494.941
66.712.826
8.322.233
116.530.000
35,61

Pertanian
Non Pertanian
Tidak Bekerja
Total Angkatan Kerja
Persentase Pertanian terhadap Total
Angkatan Kerja
Sumber: BPS (Data ketenagakerjaan bulan Agustus pada masing-masing tahun)

2011
39.330.000
70.340.000
7.700.000
117.370.000
33,51

2. 5. Nilai Tukar Petani
Hingga saat ini Nilai Tukar Petani (NTP) masih digunakan sebagai salah satu
cerminan untuk melihat tingkat perkembangan kesejahteraan petani. Sepanjang
tahun 2011 NTP cenderung terus meningkat dari 103,01 pada bulan Januari menjadi
105,64 pada bulan November. Hal ini mengindikasikan bahwa upaya pemerintah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat petani
sudah berada pada jalur yang benar (on the right track). Hal yang masih diperlukan
adalah upaya mengakselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat petani
tersebut.
Tabel 5. Perkembangan NTP selama Tahun 2011
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Sumber : BPS (2011)

Rincian
Indeks Diterima (IT)
135,72
136,36
136,34
136,53
137,38
138,25
139,09
140,27
140,71
141,37
142,05

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

Indeks Dibayar (IB)
131,76
131,96
131,95
131,40
131,46
131,92
132,63
133,45
133,80
133,99
134,47

NTP
103,01
103,33
103,32
103,91
104,50
104,79
104,87
105,11
105,17
105,51
105,64

6 
Kementerian Pertanian

III. KINERJA PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN 2010-2011
3.1. Program Prioritas Pembangunan Pertanian
3.1.1. Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
Lima komoditas yang menjadi fokus prioritas dalam sasaran swasembada dan
swasembada berkelanjutan ini adalah padi, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi.
Di samping itu, Kementerian Pertanian juga mengembangkan sejumlah komoditas
yang berperan penting dalam pembangunan ekonomi antara lain: kelapa sawit,
karet, kakao, kelapa, kopi, kambing, domba, babi, ayam buras, itik, manggis,
mangga, bawang merah, cabai merah dan anggrek.
3.1.1.1. Upaya Swasembada Beras Berkelanjutan
Upaya-upaya yang dilakukan dalam mencapai sasaran produksi padi tahun 2011
antara lain melalui :
(1) Penciptaan varietas benih unggul bermutu, di mana telah dilepas varietas padi
sebanyak 26 verietas (padi hibrida 8 varietas, padi sawah 8 varietas dan padi
gogo 4 varietas). Juga telah dilakukan introduksi varietas benih unggul padi baru
sebanyak 7 varietas dan penerapan berbagai paket teknologi spesifik lokasi.
(2) Pelaksanaan Sekolah Lapang-Pengelolaan Tanaman Tepadu telah dilakukan
pada 124.898 kelompok tani dengan cakupan areal 2,8 juta hektar, lebih tinggi
dari kegiatan SL-PTT tahun 2010 yang dilakukan pada 112 ribu kelompok tani
dengan cakupan areal 2,5 juta hektar.
(3) Penyaluran pupuk bersubsidi sebanyak 9,75 juta ton (lebih tinggi dibandingkan
tahun 2010 sebesar 9,48 juta ton) dan penyaluran bantuan benih unggul bermutu
padi tahun 2011 sebesar 65.054 ton untuk pertanaman seluas 2,64 juta hektar
(lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 sebesar 61.976 ton untuk pertanaman
seluas 2,61 juta hektar).
(4) Penyaluran Cadangan Benih Nasional (CBN) padi tahun 2011 sebanyak 28.998
ton untuk pertanaman seluas 880 ribu hektar (lebih tinggi dibandingkan tahun
2010 sebesar 6.328 ton untuk pertanaman seluas 253 ribu hektar).
(5) Pengendalian serangan organisme penggangu tanaman (OPT) padi, di mana
luas areal yang terserang hanya 666,30 ribu hektar, lebih kecil dibandingkan
tahun 2010 seluas 682,7 ribu hektar.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

7 
Kementerian Pertanian

(6) Upaya intensifikasi melalui gerakan peningkatan produksi pangan berbasis
korporasi (GP3K) yang dilaksanakan oleh BUMN seluas 570 ribu hektar.
(7) Perluasan areal pertanaman padi melalui pencetakan lahan sawah seluas 49.646
hektar,

peningkatan

indeks

pertanaman

padi

melalui

System

of

Rice

Intensification (SRI) sebanyak 599 paket, pengembangan jaringan irigasi untuk
mengairi areal seluas 238.854 hektar, dan pengembangan mekanisasi melalui
penyebaran alat dan mesin pertanian (618 unit traktor dan 380 unit pompa air
serta penguatan Unit Pelayanan Jasa Alsintan/UPJA sebanyak 2.517 paket).
(8) Penurunan kehilangan hasil telah dilakukan bantuan sarana pascapanen
sebanyak 423 unit, terdiri dari power threser, paddy mower, dryer dan alat
lainnya.
(9) Penyuluhan dan pendampingan telah dilakukan fasilitasi operasional penyuluh
kepada

51.167

tenaga

penyuluh

serta

menggerakkan

tenaga

pendamping/pengawalan teknologi pada sebagian besar (60 %) lokasi SL-PTT.
Di samping itu telah diselesaikan penyusunan Road Map Peningkatan Produksi
Beras Nasional mendukung pencapaian surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014.
Berdasarkan Angka Ramalan III (ARAM III) BPS, produksi padi tahun 2011 sebesar
65,39 juta ton gabah kering giling (GKG). Produksi ini sedikit lebih rendah 1,08 juta
ton GKG (1,63 %) dari produksi tahun 2010 sebesar 66,47 juta ton GKG. Apabila
capaian produksi padi berdasarkan ARAM III BPS tersebut dibandingkan dengan
sasaran produksi tahun 2011 sebesar 68,80 juta ton, maka persentase
pencapaiannya sebesar 95,04%. Dengan melakukan berbagai upaya seperti
optimalisasi dan penyelematan tanaman padi yang dipanen pada bulan Oktober,
November dan Desember 2011, maka diperkirakan angka capaian produksi padi
2011 akan lebih tinggi dari angka ARAM III tahun 2011. Turunnya produksi padi
pada tahun 2011 disebabkan faktor fenomena iklim berupa kemarau panjang selama
tahun 2011 yang berdampak nyata pada upaya pencapaian produksi padi. Akibat
kemarau panjang tersebut tidak hanya mengganggu jadwal tanam dan luas areal
pertanaman padi, tetapi juga secara rata-rata telah menurunkan produktivitas padi
nasional. Pada tahun 2011 tercatat 52.856 hektar areal pertanaman padi mengalami
gagal panen akibat kemarau, sementara pada areal yang masih bisa dipanen terjadi
ketidakoptimalan pengisian bulir padi yang berakibat menurunnya produktivitas padi.

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

8 
Kementerian Pertanian

Berbagai upaya penguatan melalui dukungan legislasi dalam peningkatan produksi
padi juga telah banyak dilakukan dalam bentuk Perpres/Inpres dan Permentan pada
tahun 2011,antara lain: (1) Perpres Nomor 14 tentang Bantuan Langsung Benih
Unggul dan Pupuk, dan (2) Inpres Nomor 5 tentang Pengamanan Produksi Beras
Nasional dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim. Sementara itu Permentan yang
telah diterbitkan tahun 2011 antara lain: (1) Nomor 15/PERMENTAN/SR.120/3/2011
tentang Pedoman Umum Pengelolaan Bantuan Langsung Benih Unggul Tahun
Anggaran 2011, (2) Nomor 39/Permentan/SR.120/7/2011 tentang Pedoman Umum
Cadangan Benih Nasional, dan (3) Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2011 tentang
Pengujian, Penilaian dan Penarikan Varietas.
3.1.1.2. Upaya Swasembada Jagung
Upaya peningkatan produksi jagung tahun 2011 telah dilakukan melalui: (1)
penciptaan dan penelitian varietas benih unggul, (2) Sekolah Lapangan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SLPTT), (3) Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU), (3)
bantuan benih dari cadangan benih nasional (CBN), (4) Gerakan Peningkatan
Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K), (5) perluasan areal, dan (6) pelatihan.
Untuk meningkatkan produktivitas jagung, Kementerian Pertanian telah melepas
varietas unggul jagung hibrida sebanyak 6 varietas, dan menyediakan 17,78 ton
benih sumber jagung yang terdiri dari 15 varietas. Untuk SL-PTT telah dilaksanakan
oleh 13.782 kelompok tani yang mencakup areal 206.730 hektar, lebih tinggi dari
tahun 2010 yang hanya seluas 150 ribu hektar yang dilaksanakan oleh 10 ribu
kelompok tani. Bantuan benih unggul bermutu sebanyak 3.101 ton telah disalurkan
untuk areal pertanaman jagung seluas 206.730 hektar dan bantuan benih dari CBN
sebanyak 4.604 ton telah dikembangkan untuk areal 270.811 hektar. Melalui GP3K
telah dikembangkan intensifikasi jagung seluas 102.750 hektar. Di samping itu juga
telah dilakukan berbagai kegiatan pelatihan yang terkait dengan usahatani jagung,
yaitu: TOT agribisnis jagung dan pelatihan pemandu lapang (PL) SL-PTT jagung
sebanyak 233 kelas (25-30 orang per kelas).
Berdasarkan Angka Ramalan III (ARAM III) BPS produksi jagung tahun 2011
mencapai 17.230 ribu ton pipilan kering atau 1.097 ribu ton (5,99%) lebih rendah dari
produksi tahun 2010 sebesar 18.327 ribu ton. Walaupun produktivitas jagung ratarata nasional tahun 2011 sebesar 44,52 ku/ha lebih tinggi dibandingkan produktivitas
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

9 
Kementerian Pertanian

jagung tahun 2010 sebesar 44,35 ku/ha, namun karena luas panen yang berkurang
cukup besar (dari 4,13 juta hektar tahun 2010 menjadi 3,87 juta hektar tahun 2011)
menyebabkan produksi jagung secara nasional menurun.
3.1.1.3. Upaya Swasembada Kedelai
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mencapai sasaran produksi kedelai tahun
2011 melalui: (1) Penciptaan dan penelitian varietas unggul, di mana pada tahun
2011 telah dihasilkan 1 (satu) varietas unggul baru kedelai serta penyediaan 16,3
ton benih sumber kedelai yang terdiri dari 11 varietas, (2) Pelaksanaan Sekolah
Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) kedelai seluas 300 ribu hektar
yang dilaksanakan oleh 30 ribu kelompok tani, lebih tinggi dari tahun 2010 seluas
250 ribu hektar oleh 25 ribu kelompok tani, dan (3) Bantuan benih unggul bermutu
sebanyak 12 ribu ton untuk pertanaman kedelai seluas 300 ribu hektar, (4) Bantuan
benih melalui cadangan benih nasional (CBN) seluas 20 ribu hektar, (5)
Pengembangan kedelai melalui GP3K seluas 73.500 hektar, dan perluasan areal
tanam/panen melalui GP3K seluas 51.000 hektar, dan (6) penyuluhan.
Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) III BPS, produksi kedelai nasional tahun 2011
sebesar 870 ribu ton biji kering, atau 37 ribu ton (4.08%) lebih rendah dari produksi
tahun 2010 sebesar 907 ribu ton. Produktivitas kedelai mengalami kenaikan dari
13,74 kuintal/hektar tahun 2010 menjadi 13,78 kuintal/hektar tahun 2011, tetapi luas
panen kedelai menurun dari 660 ribu hektar tahun 2010 menjadi 631 ribu hektar
tahun 2011. Penurunan produksi kedelai ini disebabkan antara lain faktor harga
yang tidak kompetitif akibat membanjirnya produk impor dan terjadinya perubahan
iklim yang mengakibatkan intensitas serangan OPT lebih tinggi dari tahun 2010
hingga berdampak nyata pada upaya pencapaian produksi kedelai.
3.1.1.4. Upaya Swasembada Gula
Upaya-upaya peningkatan produksi dan produktivitas tebu yang dilakukan pada
tahun 2011 antara lain: penyediaan bibit unggul melalui pembangunan Kebun Bibit
Desa (KBD) tebu seluas 760 hektar, perluasan areal tanaman tebu rakyat 2.043
hektar, demplot penerapan teknologi budidaya double kinerja tebu 205 hektar,
pemberdayaan petani tebu (pelatihan) untuk 129 kelompok tani, penataan varietas
dan pengembangan warung tebu masing-masing 32 hektar. Selain itu melalui dana

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

10 
Kementerian Pertanian

guliran telah dilakukan bongkar ratoon kebun tebu rakyat dengan dana yang
dimanfaatkan sebesar Rp. 369 miliar.
Target produksi gula tahun 2011 sebesar 3,87 juta ton akan terpenuhi apabila
penyediaan lahan minimal seluas 350.000 hektar, investasi pembangunan Pabrik
Gula baru dan revitalisasi Pabrik Gula berjalan sesuai dengan rencana. Namun
karena permasalahan utama tersebut belum teratasi secara tuntas, maka target
dikoreksi menjadi 2,70 juta ton dengan harapan masih dapat memenuhi kebutuhan
gula untuk konsumsi langsung.

Sampai dengan akhir tahun 2011, capaian luas

areal tebu mencapai 447,32 hektar dengan produksi 2,23 juta ton atau 82,59% dari
target. Hal ini diakibatkan terutama oleh dampak perubahan iklim dan serangan
OPT di beberapa sentra produksi. Permasalahan lainnya di tingkat on farm adalah
sulitnya pengembangan areal baru dan mempertahankan lahan yang sudah ada,
keterbatasan infrastruktur terutama untuk wilayah pengembangan di luar Pulau
Jawa, kurangnya sarana irigasi dan penyediaan agroinput yang belum tepat jumlah,
waktu, harga dan mutu. Sedangkan di tingkat off farm meliputi tingkat efisiensi PG
yang di bawah standar, biaya produksi yang masih relatif tinggi, kualitas gula yang
relatif rendah dan belum berkembangnya diversifikasi produk berbasis tebu.
Komoditas penting perkebunan lainnya terutama yang diandalkan sebagai
komoditas ekspor antara lain: kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi.
Upaya yang dilakukan untuk pengembangan kelapa sawit pada tahun 2011 berupa
peremajaan

dan

penggantian

benih

palsu

sebanyak

135.560

batang,

pengembangan di daerah perbatasan seluas 190 hektar, persetujuan perbankan
untuk pembiayaan revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) seluas 53.928 hektar,
pemberdayaan petani kelapa sawit (pelatihan) untuk empat kelompok tani

dan

penerapan pembangunan berkelanjutan melalui penerapan ISPO (Indonesia
Sustainable Palm Oil) serta pembinaan yang lebih intensif. Sasaran pengembangan
kelapa sawit pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 8,39 juta hektar dengan
produksi sebesar 22,51 juta ton.
Upaya yang dilakukan untuk pengembangan karet pada tahun 2011 berupa:
peremajaan tanaman karet tua dengan menggunakan klon unggul seluas 4.420
hektar, pengembangan wilayah perbatasan seluas 1.236 hektar, revitalisasi
perkebunan seluas 446 hektar, pembinaan petani, penguatan kelembagaan petani
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

11 
Kementerian Pertanian

dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani melalui pelatihan yang
melibatkan 79 kelompok tani. Sasaran luas areal karet pada tahun 2011 sebesar
3,45 juta hektar dengan produksi 3,09 juta ton. Rata-rata laju pertumbuhan luas
areal karet selama 2007 - 2010 sebesar 0,27%, sedangkan produksi karet
meningkat rata-rata 1,28% per tahun. Peningkatan luas areal yang relatif kecil
tersebut disebabkan adanya kesepakatan tiga negara produsen karet terbesar di
dunia yaitu Indonesia, Thailand dan Malaysia.
Pengembangan kakao dilaksanakan melalui Gerakan Nasional Peningkatan
Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao) yang ditujukan untuk memperbaiki
pertanaman kakao rakyat melalui intensifikasi, peremajaan dan rehabilitasi tanaman
serta meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola kebunnya. Pada tahun
2011, Gernas kakao ditargetkan seluas 186.500 hektar yang terdiri atas peremajaan
49.500 hektar, rehabilitasi 74.200 hektar dan intensifikasi 62.800 hektar, dan
pemberdayaan petani untuk 494 kelompok tani.

Diperkirakan capaian sampai

dengan akhir tahun 2011 sebesar 158.235 hektar (84,84%) yang meliputi
peremajaan 40.360 hektar, rehabilitasi 58.672 hektar dan intensifikasi 59.203 hektar.
Pengembangan

kelapa

dilaksanakan

melalui

peremajaan

kelapa

dan

pembinaan/pendampingan budidaya intensif. Luas areal kelapa pada tahun 2011
diperkirakan mencapai 3,75 juta hektar dengan produksi 3,21 juta ton. Rata-rata laju
pertumbuhan luas areal kelapa selama 2007 - 2010 sebesar 0,17%, sedangkan
produksi kelapa meningkat rata-rata 0,30% per tahun. Peningkatan luas areal dan
produksi yang relatif kecil tersebut disebabkan karena

harga yang relatif tidak

menguntungkan dan pangsanya disubstitusi oleh bahan minyak nabati lainnya.
Pengembangan kopi lebih difokuskan pada upaya intensifikasi tanaman dan
penyediaan benih unggul untuk memperbaiki cara budidaya tanaman dan kualitas
hasil, penguatan kelembagaan petani, peningkatan pengetahuan dan keterampilan
petani serta pembinaan/pendampingan. Rata-rata laju pertumbuhan luas areal kopi
selama 2007 - 2010 sebesar 0,25%, sedangkan produksi kopi meningkat rata-rata
0,20% per tahun. Proyeksi areal kopi pada tahun 2011 sebesar 1,22 juta hektar
dengan produksi 687 ribu ton.

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

12 
Kementerian Pertanian

3.1.1.5. Upaya Swasembada Daging Sapi
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk peningkatan produksi daging sapi lokal,
antara lain: (1) Pengaturan pengendalian impor, (2) Perbaikan distribusi sapi dari
daerah produsen ke konsumen, (3) Penyelamatan sapi betina produktif, (4)
Optimalisasi Rumah Potong Hewan, (5) Optimalisasi inseminasi buatan dan kawin
alam, (6) Penanganan gangguan reproduksi, dan (7) Peningkatan produktivitas
melalui penerapan Good Farming Practices (GFP) dan tunda potong. Upaya
perbaikan ini akan dilanjutkan pada tahun 2012 sampai dengan 2014, utamanya
pada aspek peningkatan populasi ternak, pengetatan pengendalian impor,
peningkatan pasca panen dalam menghasilkan daging berkualitas dan pengaturan
distribusi ternak antar wilayah.
Persediaan daging sapi tahun 2011 sebesar 449,31 ribu ton, yang terdiri dari 292,45
ribu ton produksi lokal dan 156,85 ribu ton berasal dari impor. Sementara persediaan
daging tahun 2010 hanya sebesar 417,04 ribu ton yang terdiri dari 195,82 ribu ton
produksi lokal dan 221,23 ribu ton berasal dari impor. Pada tahun 2011 produksi
daging lokal meningkat cukup tajam dari 195,82 ribu ton tahun 2010 menjadi 294,45
ribu ton tahun 2011 atau terjadi peningkatan sebesar 98,63 ribu ton (50,37%).
Peningkatan produksi daging lokal ini telah dapat menekan proporsi daging impor
dari semula 53.0 % terhadap total konsumsi daging sapi nasional pada tahun 2010
menjadi hanya 34,9 % pada tahun 2011.
Untuk akselerasi peningkatan produksi daging sapi tahun 2011, telah diterbitkan
25/Permentan/OT.140/4/2011 tentang Unit Manajemen Program Swasembada
Daging Sapi dan Kerbau 2014.
Pada tahun 2011 capaian kinerja produksi daging kambing, domba, babi, ayam
buras, dan itik, serta susu umumnya meningkat antara 0,2% sampai dengan 12,2%;
kecuali babi yang menurun sebesar 3,5% terhadap kinerja produksi tahun 2010.
Naiknya produksi daging ternak ruminansia kecil dan unggas menunjukkan, bahwa
usaha ternak tersebut meningkat untuk memenuhi permintaan masyarakat yang
mengarah kepada perubahan pola konsumsi pangan hewani yang tidak lagi hanya
bertumpu pada daging merah. Sedangkan penurunan produksi daging babi sebesar
3,5% tahun 2011 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, disebabkan naiknya
harga jual babi sepanjang tahun 2011 dan kurang diimbangi dengan manajemen
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

13 
Kementerian Pertanian

produksi antara lain terbatasnya bibit babi yang baik. Sedangkan produksi susu
terjadi peningkatan 1,9% pada tahun 2011, namun komponen bahan bakunya
sebesar 80% masih diimpor.
3.1.1.6. Capaian Produksi Hortikultura 2011
Keragaan capaian produksi buah, sayur, tanaman obat dan melati tahun 2011
meningkat masing-masing sebesar 15,32%, 3,99%, 4,06% dan 5,28%. Sedangkan
anggrek, krisan, tanaman hias bunga dan daun lainnya serta tanaman pot dan
tanaman taman meningkat masing-masing sebesar 3,15%, 4,26%, 4,15% dan
3,91%.
Pada tahun 2011 telah disusun regulasi untuk mendukung pengembangan produk
hortikultura, sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang No 13 Tahun 2010 tentang
hortikultura yaitu : 1) Peraturan Menteri Pertanian No. 38/2011 tentang Pendaftaran
Varietas Tanaman Hortikultura, 2) Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Fasilitas dan Insentif Usaha Hortikultura, dan 3) Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pembiayaan Hortikultura.
Selama tahun 2011, Menteri Pertanian telah melakukan kunjungan kerja dan
peninjauan ke beberapa sentra hortikultura, membuka Indonesia Tropical Fruit
Festival (ITFF) di Surabaya, Jawa Timur, dan melakukan launching ekspor produk
Hortikultura ke Singapura di Kabanjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara, serta
membuka acara Pekan Flori Flora Nasional (PF2N) di Bali.
Beberapa komoditas utama hortikultura yang mempunyai potensi pasar dalam
negeri dan ekspor yang baik antara lain Manggis, Mangga, Bawang Merah, Cabai
Merah, Anggrek.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pengembangan manggis dan mangga
antara lain melalui perbaikan mutu melalu penerapan good agricultural practices
(GAP), registrasi kebun dan Sekolah Lapang GAP (SL-GAP), GAP adalah standar
yang diterapkan dalam budidaya hortikultura, yang mencakup perbaikan proses
produksi menjadi ramah lingkungan, peningkatan kualitas produk sesuai standar,
penelusuran balik (traceability) dan peningkatan daya saing. Sasaran produksi
manggis pada tahun 2011 sebesar 97.487 ton, sedangkan produksi mangga
sebesar 1.842.036 ton. Jumlah kebun manggis yang telah diregistrasi sebanyak 520
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

14 
Kementerian Pertanian

kebun seluas 480.900 hektar, untuk manga sebanyak 594 kebun dengan luasan
755.735 hektar. Melalui SL-GAP telah dilatih sebanyak 42 kelompok tani manggis
dan 49 kelompok tani mangga.
Upaya–upaya yang dilaksanakan untuk pengembangan bawang merah dan cabai
adalah melalui peningkatan produktivitas dan mutu, registrasi lahan usaha dan
penerapan SL-GAP. Lahan usaha bawang merah yang telah diregistrasi sebanyak
142 lahan usaha seluas 53,7 hektar, sedangkan untuk cabe 289 lahan usaha seluas
121 hektar. Telah dilaksanakan SL-GAP untuk 54 kelompok tani bawang merah dan
83 kelompok cabai. Sasaran produksi bawang merah tahun 2011 mencapai 1,08 juta
ton sedangkan cabai 1,37 juta ton. Pengembangan cabai merah melalui gerakan
perempuan optimalisasi pekarangan (GPOP) di 18 kota telah mampu menstabilkan
harga sepanjang tahun 2011.
Upaya-upaya untuk pengembangan anggrek antara lain: dilaksanakan melalui SLGAP (121 kelompok pada tahun 2011), perbanyakan anggrek spesies, pengaturan
segmentasi usaha, pengembangan kelembagaan. Sedangkan untuk pengembangan
kelembagaan, telah dibentuk 16 asosiasi dan 5 koperasi seperti Perhimpunan
Anggrek Indonesia (PAI) dan Asosiasi Petani Pedagang Anggrek (APAI), Jakarta
Orchid Society (JAKOS) dan Bali Orchid Society (BOS). Sasaran produksi anggrek
tahun 2011 sebanyak 14.497.344 tangkai atau meningkat sebesar 3,2%.
3.1.2. Peningkatan Diversifikasi Pangan
Diversifikasi

pangan

dilaksanakan

melalui

upaya-upaya

Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), menurunkan konsumsi beras,
dengan program aksinya antara lain: 1) Internalisasi Penganekaragaman Konsumsi
Pangan: advokasi, kampanye, promosi, sosialisasi, pendidikan formal dan nonformal; 2) Pengembangan Bisnis dan Industri Pangan Lokal: advokasi, sosialisasi
dan penerapan standar mutu dan keamanan pangan serta fasilitasi UMKM dalam
pengolahan pangan lokal.
Indikator keberhasilan peningkatan diversifikasi pangan dapat dilihat dari persentase
penurunan konsumsi beras, meningkatnya konsumsi umbi-umbian, pangan hewani,
sayuran dan buah-buahan serta meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan (PPH).

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

15 
Kementerian Pertanian

Konsumsi beras per kapita per tahun pada tahun 2010 sebesar 100,76 kg yang
mengalami penurunan sebesar 1,4 kg dari 102,22 kg pada tahun 2009, atau 99,33
persen dari target penurunan konsumsi beras per kapita per tahun sebesar 1,5
persen.

Sedangkan

kg/kapita/tahun

konsumsi

umbi-umbian

tahun

2010

sebesar

14,2

atau 55,74 persen dari target 25,4 kg/kapita/tahun, Konsumsi

pangan hewani tahun 2010 sebesar 15,60 kg/kapita/tahun atau 78,8 persen dari
target 19,8 kg/kapita/tahun dan Konsumsi sayuran dan buah-buahan tahun 2010
mencapai 77,2 kg/kap/tahun atau 93,8 persen dari target 82,3 kg/kapita/tahun.
Adapun Realisasi capaian skor PPH pada tahun 2010 sebesar 77,5 atau 89,69
persen dari target skor PPH sebesar 86,4.
Untuk mengurangi ketergantungan akan gandum yang cukup tinggi (sekitar 5 juta
ton tepung gandum per tahun), Kementerian Pertanian mencanangkan dalam 5
tahun kemandirian tepung nasional dapat dicapai sehingga pada akhir tahun 2014
dapat mensubstitusi 20% tepung impor (atau sekitar 1 juta ton biji gandum setara
dengan 860 ribu ton tepung gandum). Pada tahun 2011 telah dilakukan fasilitasi
peralatan pengolahan tepung-tepungan (sagu dan singkong) sebanyak 26 unit di 26
kabupaten/ kota dengan kapasitas 2 ton per hari. Dari pembangunan UPH ini
dihasilkan tambahan sekitar 6.500 ton, sehingga dari target substitusi impor gandum
5 persen per tahun dapat tercapai sebesar 3,8 persen per tahun.
Untuk mendukung percepatan penganekaragaman konsumsi pangan, Kementerian
Pertanian telah mengeluarkan regulasi berupa dua Peraturan Menteri Pertanian
yaitu: 1) Permentan Nomor 43/Permentan/OT.140/19/2009 tentang Gerakan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal; 2)
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/OT.140/I/2011 tentang Pedoman
Umum Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat,
Badan Ketahanan Pangan T.A 2011. Selain itu didukung juga oleh satu Keputusan
Menteri Pertanian, tentang: Penetapan Focal Point Kerjasama Developing Eight (D8) untuk Ketahanan Pangan.
Dalam

tataran

internasional,

Kementerian

Pertanian,

juga

secara

proaktif

mempromosikan perlunya diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal sebagai
salah satu upaya mengurangi risiko dari dampak perubahan iklim global dan
mengurangi dampak krisis pangan global, pada forum: Food and Agricultural
Oganization (FAO), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), D-8 dan ASEAN.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

16 
Kementerian Pertanian

3.1.3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor Produk Pertanian
Upaya-upaya peningkatan nilai tambah daya saing, dan ekspor produk pertanian
yang telah dilakukan Kementerian Pertanian tahun 2011 adalah: (a) Sertifikasi
pangan organik dan pemberlakukan sertifikasi wajib Bahan Olahan Karet (Bokar)
dan sarana pengolahan kakao fermentasi; (b) Pengembangan produk olahan yang
diperdagangkan; (c) Sarana pengolahan kakao fermentasi; dan (d) Peningkatan
ekspor dan pengawasan Impor.
Pembinaan

dan

sertifikasi

pertanian

organik

telah

dilakukan

pada

60

gapoktan/pelaku usaha yang tersebar di di 32 provinsi dengan target 30 persen (18
gapoktan/pelaku usaha) memenuhi persyaratan SNI 01 6729 2010 (Sistem Pangan
Organik). Dari 18 gapoktan/pelaku usaha tersebut 16 gapoktan telah memperoleh
sertifikasi organik, 44 gapoktan/pelaku usaha

dalam proses penerapan sistem

pangan organik, sehingga pencapaian target baru mencapai 88,89 persen. Untuk
kakao fermentasi dan bahan olahan karet (bokar) belum ada pemberian sertifikasi,
karena mutu kakao dan bokar yang dihasilkan petani masih rendah.
Dalam rangka peningkatan produk olahan hasil pertanian telah dilakukan berbagai
upaya antara lain pengembangan agroindustri perdesaan untuk semua subsektor,
peningkatan inovasi dan desiminasi teknologi pengolahan, peningkatan efisiensi
usaha pengolahan hasil pertanian melalui optimalisasi dan modernisasi sarana
pengolahan, peningkatan kemampuan dan memberdayakan SDM pengolahan dan
penguatan lembaga usaha pengolahan hasil di tingkat petani serta peningkatan
upaya pengelolaan lingkungan.
Pengembangan sarana pengolahan kakao fermentasi untuk meningkatkan mutu biji
kakao sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh negara tujuan atau industri dalam
negeri, telah dilakukan berbagai upaya mulai dari pembinaan budidaya tanaman,
penanganan pasca panen dengan penekanan pada perlakuan fermentasi biji kakao,
penerapan sistem jaminan mutu, agar sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan
yaitu SNI 2323 – 2010 Biji Kakao serta fasilitasi sarana dan prasarana pengolahan
kakao fermentasi di 40 kabupaten/kota. Dari target pemenuhan sarana pengolahan
kakao fermentasi tahun 2011 sebanyak 28 unit, telah terealisasi sebanyak 40 unit
sehingga telah melebihi target (142,8%).

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

17 
Kementerian Pertanian

Dalam rangka peningkatan akses pasar untuk memacu pertumbuhan ekspor produk
pertanian ke berbagai negara tujuan ekspor telah dilakukan berbagai kebijakan dan
program akselerasi ekspor, promosi dan diplomasi serta advokasi di berbagai
negara dan forum kerjasama internasional dan pembatasan impor dalam bentuk non
tariff barrier, melalui penerbitan Permentan sebagai berikut :
a) Permentan No. 88/Permentan/OT.140/12/2011, tentang penambahan ruang
lingkup pengawasan jenis dan cemaran terhadap Pangan Segar Asal Tumbuhan
(PSAT) dari 39 jenis menjadi 100 jenis yang diawasi untuk komoditas
hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan serta penambahan ruang lingkup
pengawasan cemaran ditambah cemaran biologi dan bahan kimia yang dilarang.
b) Permentan No. 89/Permentan/OT.140/12/2011, merevisi tempat pemasukan
buah segar dan sayur segar yang semula 8 tempat pemasukan, menjadi 4
tempat pemasukan (Belawan, Soekarno-Hatta, Surabaya dan Makasar).
c) Permentan No. 90/Permentan/OT.140/12/2011, merevisi tempat pemasukan
sayuran umbi lapis segar dari 14 tempat pemasukan menjadi 4 tempat
pemasukan (Belawan, Soekarno-Hatta, Surabaya dan Makasar).
Kementerian Pertanian pada tahun 2011 telah mengeluarkan regulasi Peraturan
Menteri Pertanian, antara lain tentang: a) Pelayanan Karantina Pertanian Dalam
Sistem Elektronik Indonesia Nasional Single Window (INSW), b) Pengawasan
Keamanan Pangan Segar Asal Hewan dan/atau Pangan Segar Asal Tumbuhan dari
Negara Jepang terhadap Kontaminasi Zat Radioaktif, c) Keamanan Pangan Produk
Rekayasa Genetik Ronozyme AX (CT), d) Pembentukan Unit Pengendali Penyakit
Avian Influenza Pusat,
3.1.4. Kerjasama Luar Negeri
Di bidang kerjasama luar negeri, Kementerian Pertanian telah menjadi tuan rumah
pertemuan Menteri-menteri Pertanian Negara-negara ASEAN (AMAF) yang telah
dilaksanakan pada tanggal 7-9 Oktober 2011, dilanjutkan dengan pertemuan AMAF
+ 3 (Jepang, Korea dan China) dan pertemuan AMAF-India. Pertemuan AMAF,
AMAF+3, dan AMAF-India telah menghasilkan beberapa kesepakatan antara lain:
a. Ditandatanganinya kesepakatan ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve
(APTERR) oleh seluruh Menteri Pertanian Negara-negara ASEAN+3;
b. Disetujuinya rencana bantuan jangka panjang ketahanan pangan dan energi
(food and energy security) dari Negara +3 untuk Negara-negara ASEAN
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

18 
Kementerian Pertanian

c. Disetujuinya rencana kerjasama ASEAN-India dalam jangka 5 tahun kedepan,
meliputi capacity building, pembentukan working group on agriculture and
forestry, pertemuan petani ASEAN-India (farmers week), dan eksibisi-eksibisi.
Di samping itu pengembangan forum kerjasama Non ASEAN difokuskan pada
kegiatan koordinasi pengembangan kerjasama dalam kerangka D-8, Asia-Europe
Meeting (ASEM), Kerjasama Ekonomi Sub-Regional (KESR),

The Indonesia-

Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dan Brunei Darussalam-IndonesiaMalaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA), United Nation
Economic Social Commission for Asia and the Pacific-The Centre for Allevation of
Poverty through Sustainable Agriculture (UNESCAP CAPSA) dan Asian and Pacific
Centre for Agricultural Engineering and Machinery (APCAEM).
Dalam pertemuan-pertemuan bilateral telah dilaksanakan baik pada tingkat menteri
(ministerial meeting) maupun tingkat senior officer meeting (SOM), dimana telah
dihasilkan beberapa nota kesepahaman (MoU) Indonesia dengan beberapa negara
sahabat telah ditandatangani, antara lain dengan Brunei, Namibia, Nigeria,
Zimbabwe, Laos dan Korea.
3.1.5. Pengembangan Permodalan dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan
Petani
Untuk mengatasi keterbatasan permodalan dan lemahnya kelembagaan petani
Kementerian Pertanian mengembangkan fasilitas pembiayaan dalam bentuk skim
kredit program dengan subsidi bunga dan penjaminan, serta melaksanakan kegiatan
pemberdayaan petani. Skim kredit program yang telah dikembangkan adalah Kredit
Ketahanan Pangan (KKP) yang kemudian berubah menjadi Kredit Ketahanan
Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi
Perkebunan (KPEN-RP), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), dan Kredit Usaha
Rakyat (KUR). KKP-E, KPEN-RP, KUPS adalah skim kredit program dengan subsidi
bunga, sementara KUR adalah skim kredit program dengan penjaminan. Dana kredit
sepenuhnya berasal dari Bank Pelaksana.
Tingkat realisasi penyerapan skim kredit program KKP-E tersebut rata-rata masih
rendah, berkisar 20% per tahun dari total komitmen bank pelaksana sebesar Rp.
8,779 triliun. Komitmen bank dan realisasi serapan KPEN-RP secara kumulatif (2007
-2011) per Oktober 2011 sebesar Rp. 1,818 triliun. Sedangkan komitmen bank dan

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

19 
Kementerian Pertanian

realisasi serapan KUPS secara kumulatif (2009-2011) per Oktober 2011 sebesar Rp.
391,543 miliar.
Tabel 6.. Komitmen Bank, Realisasi Serapan, Cakupan Komoditas Kredit
Tahun 2011 (per Oktober 2011)
No.
1.

Skim Kredit

Cakupan Komoditas

KKP-E

Komitmen Bank
(Rp.triliun)
8,779

Realisasi
(Rp.triliun)
1,589

Program

% Terhadap
Komitmen Bank
18,1

Tan. Pangan, Kortikultura,
Perkebunan,
Peternakan,
pengadaan pangan
2. KPEN-RP
Sawit, Kakao, Karet
38,603*)
1,818
4,7
3. KUPS
Pembibitan Sapi
3,882 *)
0,392
10,1
4. KUR
Semua
usaha
produktif
20,000
3,993**)
16,4
semua sektor
Keterangan : *) Komitmen bank untuk KPEN-RP th. 2007-2014 dan KUPS tahun 2009-2014
**) Realisasi KUR untuk sektor pertanian. Realisasi KUR untuk semua sektor usaha Rp. 24,404
triliun.

Dari hasil evaluasi, rendahnya tingkat serapan kredit program tersebut disebabkan
antara lain: 1) usaha pertanian dianggap perbankan mempunyai risiko yang tinggi, 2)
terbatasnya penyediaan agunan yang dimiliki petani seperti sertifikat lahan yang
dipersyaratkan

perbankan,

3)

perbankan

menerapkan

prinsip

kehati-hatian

mengingat risiko sepenuhnya ditanggung perbankan (kecuali KUR) dan 4) khusus
calon debitur KPEN-RP masalah status lahan belum bersertifikat dan sebagain
provinsi/kabupaten/kota belum memiliki RTRWP/RTRWK, 5) untuk KUR sektor
pertanian sudah disediakan penjaminan sebesar 80 % namun suku bunga yang
dibebankan petani cukup tinggi untuk KUR mikro (<Rp. 20 juta) maksimum 22% dan
KUR ritel (>Rp.20 juta) maksimum 14 % per tahun.
Menyadari bahwa mayoritas petani memiliki skala usaha yang kecil, akses terbatas
dan posisi tawar yang lemah di pasar, Kementerian Pertanian melakukan kegiatan
pemberdayaan kelembagaan petani antara lain melalui Lembaga Mandiri yang
Mengakar di Masyarakat (LM3) dan Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan). Sejak pelaksanaan kegiatan LM3 tahun 2007, Kementerian Pertanian
setiap tahunnya telah melakukan kegiatan pemberdayaan petani rata-rata untuk
1.300 LM3. Pada tahun 2011 kegiatan pemberdayaan dilaksanakan pada 1.033
LM3. Pengembangan Usaha Agribisnis pedesaan (PUAP) merupakan program
terobosan Kementerian Pertanian untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan
dan pengangguran di perdesaan serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan
anggota Gapoktan sebagai pelaku usaha agribisnis. Pada tahun 2011, dari target
10.000 desa, kegiatan PUAP berhasil dilaksanakan di 9.096 Desa/Gapoktan.

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

20 
Kementerian Pertanian

3.2. Kontrak Kinerja Menteri Pertanian dan Direktif Presiden
3.2.1. Kontrak Kinerja Akuntabilitas Keuangan dan Regulasi
Sesuai dengan kontrak kinerja antar Menteri Pertanian dengan Presiden, paling
lambat pada tahun 2011 Pengelolaan Keuangan Kementerian Pertanian ditargetkan
memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK-RI. Dalam rangka
pemenuhan target tersebut, pada tahun 2010 dan 2011, Kementerian Pertanian
telah berupaya : (1) Menertibkan Laporan Keuangan Kementerian, (2) Melakukan
review laporan keuangan untuk memenuhi kriteria penilaian dengan opini WTP, (3)
Melakukan penertiban pengelolaan aset pada seluruh Eselon I lingkup Kementerian
Pertanian, (4) Melaksanakan pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan khusus pada
unit kerja lingkup Kementerian Pertanian dalam rangka mewujudkan Good
Governance, (5) Mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di lingkungan
Kementerian Pertanian, (6) Melakukan pembinaan Sistem Pengendalian Internal
(SPI), (7) Pengawalan terhadap kegiatan-kegiatan strategi lingkup Kementerian
Pertanian, (8) Melakukan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) seluruh eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan (9) Melakukan
kerjasama dengan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan) dan
merekrut tenaga BPKP sebagai Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan
Kementerian Pertanian. Melalui berbagai upaya tersebut diharapkan pada tahun
2011 pengelolaan keuangan Kementerian Pertanian diharapkan memperoleh opini
WTP.
3.2.2. Tindak Lanjut Inpres No. 14 Tahun 2011
Sesuai dengan Inpres No. 14 Tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Tahun 2011, Menteri Pertanian mendapatkan amanat untuk
menjalankan tugas yang meliputi 10 Rencana Aksi dan

26 Sub Rencana Aksi.

Kesepuluh Rencana Aksi tersebut mencakup: (1) Peningkatan integrasi PNPM
penguatan; (2) Pengelolaan air untuk pertanian; (3) Peningkatan produksi ternak
ruminansia; (4) Penyaluran bantuan dan subsidi benih tanaman pangan; (5)
Penyaluran pupuk bersubsidi; (6) Perluasan areal pertanian; (7) Pengembangan
ketersediaan dan penanganan rawan pangan; (8) Percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan; (9) Pengembangan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan;
dan

(10)

Konsep

kebijakan

penyediaan

subsidi

beras

untuk

masyarakat

berpenghasilan rendah/raskin.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

21 
Kementerian Pertanian

Berdasarkan hasil penilaian UKP4 pada Laporan B12 (sampai Desember 2011),
Kementerian Pertanian telah melaksanakan seluruh rencana aksi dan mencapai
target sesuai yang ditetapkan (pencapaian berkisar antara 100% sampai dengan
227,55%).
3.2.3. Inpres No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi
Papua dan Provinsi Papua Barat
Dalam rangka melaksanakan penugasan Inpres 5 Tahun 2007 tentang Percepatan
Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, Kementerian Pertanian
telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 277,96 miliar untuk Provinsi Papua dan
sebesar Rp. 106,92 miliar untuk Provinsi Papua Barat, serta menetapkan bahwa
pembangunan pertanian di kedua Provinsi tersebut akan difokuskan pada: 1).
Merauke Integrated Food dan Energy Estate (MIFEE), 2) Pengembangan ternak
sapi potong dan babi, dan 3) Pengembangan kedelai.
1) Merauke Integrated Food dan Energi Estate (MIFEE)
Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke telah mengalokasikan areal seluas 1,2 juta
hektar yang terbagi atas 10 klaster. Untuk jangka pendek (2011-2014), prioritas
pengembangan pada Klaster I dan IV seluas 464.954 hektar dengan lahan yang
clear and clean seluas 228.022 hektar. Komoditas pangan yang akan dikembangkan
adalah: padi, jagung, kedelai, tebu dan sapi.
Kegiatan yang telah dilakukan antara lain : (1) Telah diterbitkan grand design MIFEE,
(2) grand-launching MIFEE, (3) inventarisasi rencana investigasi dari 14 investor
dengan ijin seluas 548.315 hektar, (4) pembangunan/rehabilitasi jalan usaha tani dan
irigasi, (5) demplot System Rice of Intensification (SRI). Kendala yang dihadapi saat
ini belum diterbitkannya ijin penggunaan lahan dari HPK menjadi APL serta
infrastruktur yang terbatas. Hal lain yang ditunggu para pelaku usaha adalah
penetapan Kawasan Ekonomi Khusus di wilayah Merauke.
2) Pengembangan Ternak Sapi Potong dan Babi
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat berpeluang menjadi sentra daerah
produksi sapi potong dan babi nasional terutama di Provinsi Papua Barat untuk 1015 tahun mendatang. Saat ini kegiatan operasional pengembangan sapi potong dan
babi yang telah dilaksanakan adalah Sarjana Membangun Desa (SMD) sebanyak 69
unit (Rp 900 juta) di Provinsi Papua dan 66 unit (Rp. 33,26 miliar) di Provinsi Papua
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

22 
Kementerian Pertanian

Barat, Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) sebanyak 7 unit (Rp.
850 juta) dan 15 unit (Rp. 2,35 miliar), PUAP sebanyak 198 Gapoktan (Rp. 19,8
miliar) di Provinsi Papua dan 207 Gapoktan (Rp. 20,7 miliar) di Provinsi Papua
Barat, Insentif Penyelamatan Sapi Betina Produktif Rp. 6,3 miliar di Provinsi Papua
Barat dan Rp. 5,8 miliar di Provinsi Papua.
3) Pengembangan Kedelai
Pengembangan kedelai di NTT dilakukan secara bertahap, yaitu pada tahun 2011
seluas 2.000 hektar, tahun 2012 seluas 3.000 hektar, tahun 2013 seluas 4.000
hektar dan pada tahun 2014 seluas 5.000 hektar. Pada tahun 2011, pengembangan
kedelai dilakukan melalui: 1) pemberdayaan Balai Benih setempat untuk
menangkarkan benih sumber seluas 3,2 hektar, 2) pemberian bantuan saprodi
(pupuk kimia, Rhizobium, kapur pertanian dan pestisida), 3) pemberian paket alat
dan mesin pertanian seperti: hand traktor, power tresher, peralatan pengolahan
tahu-tempe dan susu kedelai, 4) pemberian bantuan sapi kerja kepada petani, 5)
pemberian pelatihan budidaya kedelai, panen dan pasca panen serta pengolahan
hasil, 6) Melakukan koordinasi, pembinaan, pendampingan, monitoring dan
pelaporan.
3.2.4. Arahan Presiden untuk Percepatan Pembangunan Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Sebagai tindak lanjut arahan Presiden untuk Percepatan Pembangunan Provinsi
Nusa Tenggara Timur, maka berdasarkan potensi wilayah, Kementerian Pertanian
telah menetapkan untuk mengembangkan produksi jagung dan ternak sapi potong,
serta pembangunan embung di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Untuk mendukung upaya pengembangan produksi jagung, pada tahun 2011 dimulai
pembangunan 1 Unit Pengolah Biji (UPB) jagung komposit di Nusa Tenggara Timur
dengan kapasitas 2 ribu ton setiap tahunnya. Pada tahun 2011 produksi jagung di
Nusa Tenggara Timur (Angka Ramalan III) sebesar 522,97 ribu ton.
Pengembangan ternak sapi potong difokuskan di Kabupaten Belu dan Kabupaten
Kupang melalui: (i) peningkatan populasi, (ii) pengembangan pakan, (iii) regulasi
distribusi bibit, ternak dan daging, (iv) penguatan kelembagaan, (v) peningkatan
produktivitas, dan (vi) penguatan infrastruktur. Pengembangan ternak sapi potong
dilakukan untuk meningkatkan populasi melalui penambahan indukan sapi, yang

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

23 
Kementerian Pertanian

pada tahun 2011 sudah terealisasi sebanyak 2.058 ekor. Untuk mengatasi
ketersediaan air, telah dibangun embung sebanyak 328 unit di 19 Kabupaten.
3.2.5. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
2011-2025
Kementerian Pertanian menindaklanjuti rencana Pengembangan Koridor Ekonomi
Indonesia di 6 Koridor Ekonomi yang telah direncanakan. Dari 6 Koridor Ekonomi
Kementerian Pertanian ditunjuk sebagai ketua Tim Kerja Koridor Ekonomi
Kalimantan, 5 Koridor Ekonomi lainnya, kementerian lain sebagai Ketua Tim Kerja.
Pada Koridor Ekonomi Kalimantan telah disusun data dasar terkait dengan potensi
sumberdaya alam termasuk potensi pengembangan energi (migas dan batubara),
mineral (besi baja dan bauksit), kelapa sawit, dan potensi pengembangan pertanian
pangan, peternakan, dan perikanan sebagai sektor pendukung MP3EI koridor
ekonomi Kalimantan. Hasil pemetaan potensi lahan untuk ekstensifikasi padi dan
palawija seluas 2,7 juta hektar, pengembangan kelapa sawit dan karet 5,8 juta
hektar. Untuk pengembangan padi telah dirancang Food Estate di Kabupaten
Pontianak seluas 20 ribu hektar, di Kabupaten Kubu Raya seluas 19 ribu hektar, dan
Kabupaten Bulungan seluas 30 ribu hektar.
Untuk

koridor

Ekonomi

Sumatera,

Kementerian

Pertanian

akan

fokus

mengembangkan kelapa sawit dan karet. Sedangkan untuk Koridor Ekonomi Jawa
sebagai Sentra

Pengembangan

Industri Makanan/Pangan difokuskan pada

pengembangan industri makanan/pangan melalui penumbuhan industri di pedesaan
yang mengolah produk-produk pertanian menjadi produk olahan makanan.
Pada koridor Sulawesi, Kementerian Pertanian telah membangun kawasan sentra
produksi padi, jagung dan kakao berdasarkan potensi agro-ekosistem dan
memfasilitasi kegiatan penyediaan infrastruktur, perbenihan maupun pemberdayaan
petani. Sedangkan pada Koridor Ekonomi Bali-NTB-NTT Kementerian Pertanian
akan mengembangkan koridor ini sebagai sentra produksi jagung, kedelai dan
ternak. Pada tahun 2011 telah dialokasikan anggaran di Bali, NTB dan NTT untuk
mendukung pengembangan jagung, kedelai dan ternak. Adapun untuk koridor
Ekonomi Papua, Kementerian Pertanian akan mengembangkan Koridor Ekonomi ini
sebagai sentra produksi pangan, perkebunan dan peternakan.

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

24 
Kementerian Pertanian

IV. KEGIATAN MENTERI PERTANIAN TAHUN 2011

Pada tahun 2011, Menteri Pertanian telah melakukan berbagai kegiatan dalam
rangka penyampaian kebijakan pembangunan pertanian dan motivasi gerakan
pembangunan kepada masyarakat melalui berbagai media massa cetak maupun
elektronik. Kegiatan tersebut antara lain berupa konperensi pers, talkshow/dialog di
media

elektronik

(televisi

dan

radio),

wawancara

dengan

media

cetak

(harian/tabloid/majalah), kunjungan ke media massa serta kunjungan kerja ke
berbagai daerah.
Menteri Pertanian melakukan konferensi pers sebanyak 18 kali (Lampiran 1);
talkshow/dialog di media elektronik di berbagai Stasiun Televisi sebanyak 27 kali
(Lampiran 2); Adapun awancara dengan media cetak sebanyak 12 kali (Lampiran 3).
Selain itu Menteri pertanian juga melakukan kunjungan ke beberapa media massa
untuk menjelaskan berbagai kebijakan pembangunan pertanian, antara lain ke
Harian Indopos, Kompas, Sinar Harapan dan Tempo.
Terkait dengan pemberitaan pembangunan pertanian, berdasarkan hasil monitoring,
sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2011 diperoleh hasil sebagai berikut:
(1) Di media cetak, dengan bersumber pada 20 media cetak utama dan 1 media
online selama tahun 2011 terdapat 10.560 berita terkait pertanian, dengan topik
utama masalah perberasan (279 berita); gula (123 berita); dan CPO (81 berita).
(2) Pemberitaan yang berupa pernyataan pimpinan Kementerian Pertanian
berjumlah 1.481 berita, dimana pernyataan Menteri Pertanian berjumlah 690
berita (47%), Wakil Mentan 311 berita (21%), dan berita pernyataan para
pejabat Eselon I.
(3) Pemberitaan di 13 stasiun televisi nasional, selama tahun 2011 terdapat 2.627
berita pertanian, dimana 1.814 berita atau 69 % diantaranya ditayangkan di
TVRI, TV One 259 berita (9,85%) dan Metro TV 238 berita (9,05%).
(4) Kegiatan kunjungan kerja ke daerah untuk melihat kondisi lapangan, pemberian
bantuan dan motivasi gerakan, dialog dengan petani tentang program
pembangunan pertanian, selama tahun 2011 telah dilakukan kunjungan
sebanyak 46 kali (Lampiran 4).
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

25 
Kementerian Pertanian

V. KENDALA DAN RENCANA TINDAK LANJUT MENDATANG

5.1 Kendala Teknis yang Dihadapi
Beberapa kendala teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan petanian tahun 2011, antara lain: (1) dampak perubahan iklim, (2)
kepemilikan lahan sempit dan laju konversi lahan pertanian pangan, (3) permodalan
petani

masih sulit diakses dan (4) kelembagaan petani masih lemah, dan (5)

Prasarana pertanian terutama jalan perdesaan dan rusaknya jaringan irigasi.
Gejala perubahan iklim sangat dirasakan dampaknya terutama dalam hal
pergeseran pola tanam, ketersediaan air, dan eksplosi hama dan penyakit tanaman
dan hewan yang pada akhirnya berdampak pada penurunan produksi pertanian.
Kondisi kepemilikan lahan petani dibawah 0,5 hektar, laju konversi lahan sawah ke
non sawah sebesar 187.720 ha per tahun, dengan rincian alih fungsi ke non
pertanian sebesar 110.164 ha per tahun dan alih fungsi lahan ke pertanian lainnya
sebesar 77.556 ha per tahun. Adapun alih fungsi lahan kering pertanian ke non
pertanian sebesar 9.152 ha per tahun (Sumber: BPS 2004) berakibat pada
penurunan kapasitas produksi pangan dan mengancam ketahanan pangan.
Keterbatasan modal petani sangat menghambat kemampuan petani dalam
meningkatkan produksi, mutu, nilai tambah dan daya saing produk pertanian. Petani
kesulitan akses ke perbenihan, termasuk akses pada skim kredit, seperti KPEN-RP
dengan realisasi baru 4,7% dan KUPS baru 10,15% dari komitmen bank.
Kelembagaan petani yang belum solid mengakibatkan manajemen produksi yang
kurang efektif serta meningkatkan biaya produksi sehingga nilai produk kurang
berdaya saing.
Pada tahun 2011, jumlah penyuluh yang ada sebanyak 51.167 tenaga penyuluh.
Idealnya setiap satu desa difasilitasi dengan satu penyuluh (jumlah desa di
Indonesia sebanyak 73.000) sehingga masih kekurangan 21.833 penyuluh. Untuk
menghadapi serangan hama masih dibutuhkan 3.060 Pengamat Organisme
Pengganggu Tanaman (POPT). Sedangkan jumlah kelembagaan petani (Gapoktan)

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

26 
Kementerian Pertanian

yang difasilitasi oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2011 sebanyak 33.488
kelompok.
Keterbatasan dukungan prasarana pertanian, khususnya prasarana pengairan,
mengakibatkan pengelolaan lahan tidak optimal terutama yang terkait dengan
peningkatan indeks pertanaman dan produktivitas.
5.2. Kendala Administrasi Pembangunan
Di samping kendala teknis terdapat pula kendala administrasi yang mengurangi
efektifitas dalam pencapaian sasaran pembangunan pertanian, antara lain (1) tahun
fiskal yang tidak sinkron dengan kalender tanam di mana tahun fiskal tidak sesuai
dengan kalender tanam; (2) Sistem Pengadaan Barang/Sarana Produksi Pertanian
Tertentu (misal benih) perlu disesuaikan dengan karakteristik pertanian yang sangat
dinamis dan tergantung iklim, sehingga sering tidak tersedia sepanjang waktu dan
mudah rusak; (3) Sinergitas dan koordinasi program lintas sektor dan antara pusat
dan daerah belum berjalan optimal. Pembangunan pertanian memerlukan sinergi
dan dukungan dari sektor-sektor lain, seperti Kementerian PU, Perdagangan,
Industri, Koperasi dan UKM, Kehutanan, Perhubungan dan Perbankan.
5.3 Rencana Tindak Lanjut Dan Kegiatan Mendatang
5.3.1. Antisipasi Kendala Teknis
Dalam rangka antisipasi terhadap dampak perubahan iklim, berbagai upaya yang
akan dilakukan ke depan antara lain adalah: (1) upaya meningkatkan kemampuan
petani dan petugas lapangan melakukan prakiraan iklim, langkah antisipasi, mitigasi
dan adaptasi yang diperlukan. Kegiatan sekolah lapang iklim (SLI) terus
ditingkatkan, (2) mengembangkan teknologi tepat guna, (3) menciptakan varietas
yang tahan terhadap banjir, kekeringan, dan (4) menerbitkan rencana aksi
Kementerian Pertanian dalam rangka penurunan Gas Rumah Kaca (GRK) dan
Implementasi penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI) secara terukur.
Untuk melindungi terjadinya konversi lahan pertanian ke penggunaan untuk
kepentingan non pertanian diperlukan sosialisasi dan implementasi UU 41/2009
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan oleh Pemerintah
Daerah, khususnya ketersediaan lahan untuk mencapai swasembada kedelai dan
tebu pada tahun 2014, dimana diperlukan lahan untuk pengembangan kedelai
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

27 
Kementerian Pertanian

seluas 500 ribu hektar dan untuk lahan tebu seluas 350 ribu hektar. Di samping itu
perlu dihindari terjadinya kompetisi pemanfaatan lahan dengan padi dan jagung.
Dalam rangka mengatasi permodalan petani sekaligus memberikan pelindungan
terhadap resiko usahatani yang sangat tergantung pada iklim, maka perlu
percepatan pembahasan RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. RUU ini
akan menjadi dasar hukum bagi terwujudkan sistem pembiayaan yang mudah
diakses petani, juga mewujudkan sistem asuransi usahatani dan petaninya. Saat ini
guna menjembatani akses petani terhadap sumber permodalan, telah dilakukan
pemberdayaan kelembagaan usaha kelompok sebagai cikal bakal lembaga
keuangan mikro di perdesaan.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan usaha tani dan
meningkatkan posisi tawar petani dalam berusahatani diprioritaskan pemberdayaan
kelembagaan

petani

mulai

dari

kelompok

tani,

gapoktan,

koperasi

serta

pengembangan pola kemitraan dengan pelaku usaha untuk memperpendek rantai
pasar dan meningkatkan margin yang diperoleh petani. Agar pengangkutan lebih
efesien maka transportasi komoditi pertanian diupayakan dengan menyediakan
gerbong kereta khusus untuk mengangkut sapi dan komoditi pertanian lainnya.
Pengembangan prasarana pertanian khususnya prasarana pengairan menjadi
prioritas dalam mendukung perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks
pertanaman dilaksanakan dengan bersinergi dengan program yang dilaksanakan
oleh Kementerian Pekerjaan Umum, yang difokuskan pada wilayah-wilayah yang
telah ada atau yang baru dibangun/direhabilitasi jaringan irigasi primer dan
sekundernya. Upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian antara lain melalui
pengembangan irigasi permukaan, pengembangan irigasi partisipatif, perbaikan dam
parit, pembuatan embung, dan pengembangan air tanah dalam.
Keterpaduan lintas sektor, subsektor dan pusat-daerah dalam membangun kawasan
diharapkan mampu menumbuhkan kawasan-kawasan pertanian, seiring dengan
pengembangan industrialisasi di perdesaan. Dengan adanya industri hilir berbasis
agro di perdesaan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja di perdesaan. Industri di
perdesaan

ini

konektivitas

dengan

pusat-pusat

petumbuhan

ekonomi

dan

tumbuhnya ekonomi secara seimbang antara desa-kota.

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

28 
Kementerian Pertanian

Pembangunan pertanian ke depan akan lebih difokuskan untuk meningkatkan
produktivitas pertanian dengan cara membangun komoditas strategis dan unggulan
nasional berbasis kawasan sentra produksi, secara terpadu dan berkelanjutan.
Komoditas

yang

mempunyai

keunggulan

komparatif

dan

kompetitif

terus

dikembangkan di kawasan yang memenuhi kriteria/persyaratan, antara lain
kesesuaian agro-ekosistem dan tata ruang wilayah, serta memperhatikan aspek
ekologi dan sosial budaya masyarakat. Produktivitas tenaga kerja petani terus
ditingkatkan lagi melalui berbagai pelatihan, peningkatan kapasitas, peningkatan
produksi, produktivitas dan lainnya.
5.3.2. Saran Penyempurnaan Administrasi Pembangunan
Terkait dengan upaya mengatasi berbagai kendala administrasi pembangunan,
diperlukan penyempurnaan administrasi pembangunan adalah sebagai berikut : (1)
Terkait tidak sinkronnya tahun fiskal dengan kalender tanam, maka sistem
perencanaan perlu disesuaikan yaitu program direncanakan menjadi T-1 (program
tahun 2011 diperhitungkan output dan dampaknya pada sasaran tahun 2012 dan
seterusnya). Pada prinsipnya upaya peningkatan produksi pangan merupakan proses
satu musim tanam; (2) Terkait dengan pengadaan bantuan sarana produksi, maka
dengan tetap berpedoman pada harga yang efisien; menghindari monopoli;
menghindari KKN, namun proses pelelangan memerlukan waktu yang relatif lama
(± 45 hari) sehingga penyaluran bantuan sarana produksi sering menjadi tidak tepat
waktu, maka diusulkan pengadaan bantuan sarana produksi dapat dilaksanakan
melalui : (a) Public Service Obligation (PSO) oleh BUMN yang sesuai dengan
penugasannya, dengan penetapan harga berdasarkan rekomendasi BPKP dan
pelaksanaannya diaudit oleh BPK; (b) Mengingat bahwa bantuan sarana produksi
merupakan belanja yang hampir dikatakan rutin, maka harga jenis barang tersebut
agar ditetapkan oleh pemerintah (dalam hal ini oleh Menteri Keuangan). Penetapan
harga sarana produksi tersebut direkomendasikan oleh BPKP dan LKPP yang dapat
ditinjau sesuai perkembangan pasar. Proses penetapan calon pelaksana pengadaan
tetap dilakukan dengan pelelangan tetapi hanya mencakup penilaian teknis sehingga
proses pelelangan menjadi lebih dipersingkat; (c) Tindak lanjut dan rencana kegiatan
mendatang adalah mewujudkan koordinasi dan lintas sektor dan antar pusat-daerah
yang efektif dalam rangka membangun sinergisme kegiatan antar sektor, wilayah,
komoditas dan waktu pelaksanaannya, sehingga tidak terjadi tumpang tindih.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

29 
Kementerian Pertanian

VI. PENUTUP

Tahun anggaran 2011 merupakan tahun ke-2 periode Kabinet Indonesia Bersatu II.
Dalam kontrak kinerja Menteri Pertanian telah ditetapkan visi, misi, sasaran dan
program pembangunan pertanian yang akan diwujudkan pada tahun 2014. Target 4
sukses pembangunan secara bertahap kita wujudkan. Angka-angka indikator kinerja
pembangunan dan sasaran produksi menunjukkan peningkatan walaupun belum
sepenuhnya mencapai target yang ditetapkan karena adanya prasyarat yang kurang
mendukung dan permasalahan yang berada di luar kewenangan manajemen
Kementerian Pertanian. Kebijakan pemerintah telah berada pada track yang benar,
namun perlu dipacu percepatan pelaksanaannya.
Dalam pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJM 2012
Kementerian Pertanian berupaya untuk secara terus menerus meningkatkan
konsolidasi internal disamping upaya meningkatkan kerjasama dan koordinasi lintas
sektor dengan para pemangku kepentingan terkait, terutama agar program
pembangunan mampu menggerakkan masyarakat mendukung pencapaian sasaran.
Dalam lingkup internal Kementerian Pertanian, berbagai upaya peningkatan
efesiensi dan efektivitas dalam pengelolaan anggaran dan kegiatan melalui
refocusing kebijakan serta pembenahan manajemen selaras dengan upaya-upaya
reformasi birokrasi yang akuntabel, sehingga mampu mengakselerasi kinerja
Kementerian Pertanian dalam mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
Untuk menghadapi berbagai tantangan dan kendala yang dihadapi dalam upaya
pencapaian

sasaran

peningkatan

produksi,

daya

saing

dan

peningkatan

kesejahteraan petani antara lain dampak perubahan iklim, tambahan ketersediaan
lahan, penciptaan iklim investasi, penyediaan dan akses terhadap permodalan,
implementasi berbagai peraturan perundang-undangan, memerlukan komitmen dan
kerjasama yang tinggi. Sinergitas program dan kegiatan dari berbagai instansi, baik
secara lintas sektor maupun secara vertikal (pusat dan daerah) akan mampu
meningkatkan efetivitas pembangunan. Didukung sinergi gerakan di antara para
pelaku pembangunan pertanian, yaitu pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat,
maka sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat tercapai.

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

30 
Kementerian Pertanian

LAMPIRAN

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

31 
Kementerian Pertanian

Lampiran 1. Daftar Konperensi Pers yang Dilakukan Menteri Pertanian Selama
Tahun 2011
No.

Kegiatan

Hari/Tanggal

Selasa, 4 Januari 20011
1 Pengukuhan Tim Penyusunan Visi, Misi Program Strategis 
Jangka Panjang Pembangunan Pertanian Tahun 2013‐2035 oleh 
Menteri Pertanian
Selasa, 11 Januari 2011
2 Workshop Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dalam 
rangka menghadapi dampak perubahan iklim oleh Menko 
Perekonomian, Menteri Pertanian, Menteri BUMN, Ketua 
Komisi IV DPR RI
3 Lauching PuPS Versi 2.0 serta Pembukaan Working Plan IRRI 
Kamis, 20 Januari 2011: 
oleh Mentan
4 Persiapan Uji Lapang Konsep Sistem Pembangunan Perkebunan  Juma't, 4 Pebruari 20011: 
Kelapa Sawit berkelanjutan Indonesia/Indonesian Sustainable 
Palm Oil (ISPO) System, kepada perusahaan perkebunan 
terpilih yang dibuka Wakil Menteri. 
5 Pertemuan steering cominitte RI ‐ Iran on Agricultural 
Selasa, 22 Pebruari 2011: 
Cooperation
6 Menteri Pertanian melakukan penandatanganan MoU dengan 
Kamis, 3 Maret 2011:
Kepala Badan Pusat Statistik RI 
Rabu, 9 Maret 2011:
7 Wakil Menteri Pertanian menerima Kunjungan Menteri 
Pertanian, Perikanan dan Kelautan Australia dan dilanjutkan 
dengan Bilateral Meeting.
Sabtu, 12 Maret 2011:
8 Menteri Pertanian membuka ' Ministerial Confernce On 
Biodiversity, Food Security and Climate Change", The Fourth 
Session of the Governing Body of the International Treaty On 
Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (ITPGRFA) di 
Denpasar Bali.

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

32 
Kementerian Pertanian

No.

Kegiatan
Hari/Tanggal
9 Menteri Pertanian memberi penjelasan mengenai hama Ulat 
Juma't, 8 April 2011
Bulu.
Rabu, 13 April 2011
10 Menteri Pertanian melakukan Launching Cyber Extension dan 
memberi arahan pada Temu Teknis Penyuluhan Pertanian serta 
dilanjutkan dengan Dialog Interaktif.
11 Menteri Pertanian memberikan penjelasan hasil kunjungan 
Sabtu, 30 April 2011
kerja ke Spanyol dan Perancis mengenai Palm Oil Campaign di 
VIP room Bandara Soekarno Hatta. Cengkareng Prop. Banten.
Selasa, 14 Juni 2011
12 Menteri Pertanian memberi penjelasan tentang hasil 
pertemuan dengan Tim Pemerintah Australia mengenai sikap 
pemerintah Indonesia terhadap kebijakan penghentian Impor 
Sapi ke Indonesia.
13 Menteri Pertanian Memberikan penjelasan Strategi 
Jum'at, 22 Juli 2011
Ketersediaan Pangan dalam rangka menghadapi Hari‐Hari Besar 
Keagamaan Nasional (HKBN) tahun 2011
Jum'at, 12 Agustus 2011
14 Menteri Pertanian didampingi Kepala Badan Pusat Statistika 
(BPS) menyampaikan hasil awal pendataan sapi perah dan 
kerbau tahun 2011 (PSPK 2011) / Konperensi
15 Retreat Menteri Perekonomian yang dihadiri oleh 14 Menteri  Senin, 19 september 2011
serta 20 Gubernur, dalam rangka pemenuhan kebutuhan 
pangan
16 Konferensi Pers ASEAN Ministers On Agriculture and Forestry 
Jum'at, 7 Oktober 2011
(AMAF) Ke‐33 oleh Menteri Pertanian RI yang didampingi oleh
17 Konperensi Pers Menteri Pertanian mengenai Kebijakan Pintu  Rabu, 14 Desember 2011
Masuk buah, sayur dan umbi lapis Impor serta PSAT yang baru.
18 Konperensi Pers tentang " Pelaksanaan Kebijakan Subsidi 
Pupuk Tahun 2012" oleh Wakil Menteri Pertanian dan Dirjen 
PSP.

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

Jum'at, 30 Desember 2011

33 
Kementerian Pertanian

Lampiran 2. Daftar Talkshow/Dialog Menteri Pertanian di Media Elektronik
Januari-Desember 2011
No
1.

Televisi
Dialog Mentan di TVRI

Tema
Ketahanan Pangan mengantisipasi
Perubahan Iklim

Tanggal
Rabu, 12 Januari 2011

2.

RRI Pro 3 FM

Pencanangan Program Menyikapi
Anomali Iklim untuk Mempertahankan
Keamanan Pangan

3.

Dialog Mentan di JAK -TV

Perkembangan Harga bahan Pangan
Strategi

4.

RRI Pro 3 FM

Rencana Peningkatan Produksi Pangan
Utama dan Hasil Audit Lahan

Kamis, 17 Februari 2011

5.

Siaran Tunda/Ulang di TVRI

Satu Tahun Kinerja Mentan

Minggu, 20 Februari 2011

6

Talkshow di MetroTV

Agribisnis Kelapa Sawit ”Prospek Yang
Terbelenggu”

Jumat, 28 Februari 2011

7.

Dialog Mentan di TV One

Program Pembangunan Pertanian

Rabu, 9 Maret 2011

8.

TalkShow di TVRI

Program Pembangunan Pertanian

Senin, 21 Maret 2011

9.

TalkShow di MetroTV

Teror Harga Pangan, Ketahanan
Pangan Perubahan Iklim dan Dampak
Bencana Jepang

Senin, 28 Maret 2011

10.

TalkShow di Jak-TV

 

11.

TalkShow di Metro TV

Potensi Corporate Social Responsibility
(CSR) Sebagai Motor Penggerak
Agribisnis dan Konservasi Lingkungan

Kamis, 14 April 2011

12.

TalkShow di TVRI

-

Kamis, 14 April 2011

13.

Siaran Tunda/Ulang di TVRI

Temu Wicara Mentan dengan Para
Petani / Peternak di Kabupaten Tegal
Jawa Tengah

Rabu, 12 Januari 2011

Rabu, 26 Januari 2011

Senin, 4 April 2011

Kamis, 8 Sep 2011

14.

Dialog Mentan di TVRI

Pembangunan Pertanian

Jumat, 15 Sep 2011

15.

Dialog Mentan di ANTV

Isu-isu masalah Pertanian

Jumat, 22 Sep 2011

16.

TalkShow di MetroTV

Revitalisasi Gula Nasional

Sabtu, 23 Sep 2011

17.

TalkShow di MetroTV

Swasembada Daging Sapi, Sudah
Sampai Dimana?

Selasa, 26 Sep 2011

18.

TalkShow di MetroTV

Pembiayaan di Sektor Pertanian

19.

Dialog Mentan di TVRI

Program Pembangunan Pertanian

Selasa, 4 Oktober 2011

20.

Dialog Mentan di Kompas TV

Masa Depan Pertanian Indonesia
Ditengah Krisis Dunia Serta Upaya
Penguatan Sektor Pertanian
Menghadapi Krisis Global

Rabu, 5 Oktober 2011

21.

Dialog Mentan di Kompas TV

Pembangunan Pertanian

Kamis, 13 Oktober 2011

22

Chanel News Asia Television

Ketahanan Pangan dan Kelapa Sawit

Senin, 24 Oktober 2011

23.

Dialog di Media Elektronilk
(TVRI )

Selasa, 29 November 2011

24.

Dialog Mentan di Kompas TV

Dialog Menteri Pertanian pada acara
ITF (Indonesia Tropical Fruit) di
Surabaya
Ketahanan Pangan

25.

TalkShow di Metro TV

Revitaslisasi Industri Perbenihan dan
Pembibitan

Senin, 5 Desember 2011

26.

Dialog di Radio Sindo

Seputar Pertanian

Jumat, 9 Desember 2011

27.

Dialog Mentan di TVRI

Menggunakan dan Makan Tanaman
Sendiri, Mau Tidak?

Senin, 12 Desember 2011

28.

Dialog di Metro TV

Kebijakan Perpupukan untuk Sektor
Pertanian

Senin, 19 Desember 2011

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

Rabu, 27 Sep 2011

Kamis, 8 Desember 2011

34 
Kementerian Pertanian

Lampiran 3. Wawancara Menteri Pertanian dengan Media Cetak tahun 2011
NO

MAJALAH/TABLOID/KORAN

TOPIK

TANGGAL

1

Agrofarm

Visi dan Misi Kementerian Pertanian Tahun 2011

4 Januari 2011

2.

Investor Daily

Ketahanan Pangan Nasional

13 Januari 2011

3

Jurna l Nasional

Ketahanan Pangan dan Naiknya Harga Cabai

18 Januari 2011

4

Majalah Tempo

Upaya antisipasi Kementerian Pertanian akibat perubahan

20 Januari 2011

iklim ekstrim (climate chance) terhadap seluruh produk
pertanian.
5

Majalah Gatra

Musim panen pa di tahun 2011 serta pengaruh anomali

16 Pebruari 2011

iklim terhadap produktivitas tanaman pangan:
6

Agro Indonesia

Pertanaman Tahun 2011

19 Pebruari 2011

7

Reuters

Strategi Ketahanan Pangan Indonesia

28 Pebruari 2011

8

Oxford Business Group

Strategi Menghadapi Perubahan Iklim

28 Maret 2011

9

ABC Australia Network

Ketahanan Pangan Nasional

12 April 2011

10

Investor Magazine

Perubahan Iklim

12 April 2011

11

Jurnal Diplomasi

Ketahanan Pangan Nasional

10 Oktober 211

12

Chanel News Asia Tele vision

Ketahanan Pangan dan Kelapa Sawit

24 Oktober 2011

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

35 
Kementerian Pertanian

Lampiran 4. Daftar Kunjungan Kerja Menteri Pertanian ke Daerah Tahun 2011
A. Kunjungan Kerja Menteri Pertanian sebanyak 46 kali :
No.
1
2

Provinsi

Kegiatan

Jawa Barat

Menteri Pertanian melakukan panen 
cabe, di Sukabumi
D.I. Yogyakarta dan Kabupten Magelang Menteri Pertanian, Menteri 
Pekerjaan Umum, dan Menteri 
Sosial, melakukan kunjungan kerja. 
Kompeten Keamanan Pangan 
Daerah (OKKPD) di Sumatera Utara.

Hari/Tanggal
Minggu, 9 Januari 2011
Minggu, 23 Januari 2011

3

Banten

Menteri Pertanian melakukan 
kunjungan kerja di Kab. Lebak dalam 
rangka panen Padi Semi Organik.

Jum'at, 4 Februari 2011 

4

Jawa Tengah

Rabu, 16 Februari 2011

5

 Jawa Barat

Menteri Pertanian melakukan Panen 
Padi, penyerahan bantuan dan temu 
wicara di Kab. Sragen
Menteri Pertanian melakukan Panen 
Raya Padi Varietas Inpari 13 serta 
membuka acara Open House MT. 1 
Thn. 2011 di Balai Besar Penelitian 
Tanaman Padi Sukamandi Subang

6

Jawa Tengah.

7

Sumatera Utara.

Wakil Menteri Pertanian melakukan 
Penyerahan simbolik produk buah 
dan sayuran dalam negeri kepada 
Siswa/Siswi dalam rangka Gerakan 
Mencintai Buah dan Sayur dalam 
negeri, serta MoU dan Temuwicara 
dengan Petani, Pelaku Usaha 
Agribisnis bersama Gubernur jawa 
Tengah.
Menteri Pertanian melakukan 
Launching ekspor Hortikultura dari 
Sumatera Utara ke Singapore, 
Revitalisasi Pasar Tani dan Sosialisasi 
Peran Otoritas Kompeten Keamanan 
Pangan Daerah (OKKPD) 

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

Rabu, 23 Februari 2011 

Kamis, 24 Februari 2011

Rabu, 2 Maret 2011:

36 
Kementerian Pertanian

No.

Provinsi

Kegiatan

Hari/Tanggal

Menteri Pertanian Membukaan 17" 
Meeting of the OIE Sub Commission 
for Foot and Mouth Dissease in 
South East Asia and China 
(SEACFMD) 
Menteri Pertanian melakukan Panen 
Padi SRI Organik di Kabupaten Muara 
Enim Provinsi Sumatera Selatan.

Senin, 7 Maret 2011

8

Bali, Denpasar

9

Sumatera Selatan, Kabupaten Muara 
Enim 

10

Jawa Barat 

Menteri Pertanian melakukan 
kunjungan ke desa Cireundeu Kab. 
Cimahi dalam rangka percepatan 
Penganekaragaman Konsumsi 
Pangan  (P2KP)

11

Bali.

Menteri Pertanian membuka GB‐4 di 
Denpasar 

Senin, 14 Maret 2011

12

Sumatera Utara

Rabu, 30 Maret 2011

13

Jawa Timur.  

Menteri Pertanian melakukan 
Pencanangan Visi 35 ‐ 26 dan 
Peluncuran ISPO di Medan.
Menteri Pertanian meresmikan 
lokasi Kawasan Rumah Pangan 
Lestari model pedesaan dan 
dilanjutkan Temu Wicara dengan 
petani Pacitan

14

Sulawesi Tanggara.

Rabu, 20 April 2011

15

Sulawesi Tenggara

Menteri Pertanian meninjau Sub 
Station Kakao dan Ekspose rencana 
pengembangan Tebu di Konawe 
Selatan 
Menteri Pertanian menyaksikan 
Penandatanganan MoU antara 
Balitnak dengan Pemda Muna dalam 
rangka program penggemukan Sapi 
ternak pola Klaster, serta dilanjutkan 
Temu Wicara dengan Stakeholder 
peternakan di Kabupaten Muna

16

Kalimantan Timur

Menteri Pertanian bersama Kepala 
Badan Penyuluhan dan 
Pengembangan Sumberdaya 
Manusia Pertanian melakukan 
peninjauan kesiapan lokasi Penas ke 
XIII di Kutai Kartanegara, Tenggarong

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

Sabtu, 12 Maret 2011

Minggu, 13 Maret 2011

Sabtu, 9 April 2011

Kamis, 21 April 2011

Selasa ‐ Rabu, 10 ‐ 11 Mei 2011

37 
Kementerian Pertanian

No.
17 Jambi

Provinsi

Kegiatan
Menteri Pertanian membuka Rapat 
Koordinasi Teknis dengan Jajaran 
lingkup Pertanian Prop. Jambi dan 

Hari/Tanggal
Minggu‐Senin, 15 ‐ 16 Mei 2011

18 Nusa Tenggara Timur

Menteri Pertanian melakukan Panen 
Raya Padi di Kabupaten Rote Ndao, 
Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Selasa ‐ Rabu, 17 ‐ 18 Mei 2011

19 Kalimantan Barat

Pontianak: Menteri Pertanian 
melakukan Launching Gerakan 
Perempuan untuk optimalisasi 

Senin ‐ Selasa, 30 ‐ 31 Mei 2011

20 Sumatera Barat

Menteri Pertanian membuka Live 
Stock Expo 2011 dan Temu Wicara 
dengan Peternak  di Padang
Menteri Pertanian membuka 
pertemuan Kepala Dinas dan Kota 
Provinsi serta Asosiasi Pupuk 
Organik di Kabupaten Sleman
Menteri Pertanian melakukan 
peninjauan dalam rangka 
pembukaan Penas ke XIII, di 
Tenggarong Kabupaten Kutai 
Kertanegara, Provinsi Kalimantan 
Timur
Menteri Pertanian mendampingi 
Wakil Presiden RI Membuka Penas 
ke XIII di Tenggarong Kabupaten 
Menteri Pertanian melakukan 
Pemberian Penghargaan dari 
Presiden RI kepada Gubernur dan 

21 DI Yogyakarta

22 Kalimantan Timur

23 Kalimantan Timur

24 Kalimantan Timur

25 D.I Yogyakarta 

Menteri Pertanian melakukan 
kunjungan kerja dalam rangka 
Festival Jamu Tingkat Nasional 2011 .

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

Kamis ‐ Jumát, 2 ‐ 3 Juni 2011

Sabtu‐Minggu, 11 ‐ 12 Juni 2011

Kamis‐Jumát, 16 ‐ 17 Juni 2011 

Jumát‐Minggu, 17 ‐ 19 Juni 2011

Selasa‐Kamis, 21 ‐ 23 Juni 2011

Rabu, 20 Juli 2011

38 
Kementerian Pertanian

No.
Provinsi
26 Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Kegiatan
M
enteri Pertanian melakukan Panen 
Padi dan M
eninjau Gudang Bulog di 

27 Jawa Barat

Rabu, 4 Agustus 2011
Kunjungan kerja M
enteri Pertanian 
RI ke Sentra Peternakan Kabupaten 
S enteri Pertanian meninjau sumber  M
Mk b i
inggu/Senin, 21‐22 Agustus 2011
benih perkebunan (Pohon Induk 
Cengkeh AFO Generasi III dan Pala 
varietas Ternate) dan dilanjutkan 
dengan dialog interaktif

28 M
aluku Utara

29 Kalimantan Tengah
30 M
aluku Utara.

31 Jawa Tengah

M
enteri Pertanian meninjau lokasi 
perkebunan di Kota Waringin Timur
M
enteri Pertanian melakukan 
kunjungan kerja ke tempat Sumber 
Benih Perkebunan (Pohon Induk 
Cengkeh AFO Generasi III dan Pala 
Varietas Ternate 1), Ternate
M
enteri Pertanian RI melakukan 
temuwicara dengan petani, 
peternak, penyuluh dan Gapoktani 

Hari/Tanggal
Sabtu, 30 Juli 2011

Selasa/Rabu, 23‐24 Agustus 2011
M
inggu‐ Senin, 21‐22 Agustus 2011

Kamis‐Sabtu, 8‐10 September 2011

32 Jawa Tengah

M
enteri Pertanian melakukan Panen  Kamis‐Jum'at, 15‐16 September 2011
Kedelai dan dilanjutkan dialog 
dengan petani di Kabupaten 

33 Nusa Tenggara Barat

M
enteri Pertanian membuka Gelar  Jumat‐Sabtu, 16‐17 September 2011
Inovasi Teknologi (GIT) Tingkat 
Nasional Siswa SM
K‐SPP di Kab. 
Lombok Barat
inggu‐Senin, 25‐26 September 2011
M
enteri Pertanian meresmikan Food  M
Estate bersama Dirjen Prasarana dan 
Sarana di Kab. Bulungan 

34 Kalimantan Timur

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

39 
Kementerian Pertanian

No.
Provinsi
35 Sulawesi Selatan

Kegiatan
Menteri Pertanian RI melakukan 
kunjungan kerja ke Kab. Bantaeng, 
Maros, dalam rangka penyerahan 
bantuan Alsin ke Gapoktan, temu 
wicara dengan petani Kab. Maros 
dan Takalan, serta  
penandatanganan prasasti 
Laboratorium Biologi Molukuler .
Menteri Pertanian menghadiri acara 
pembukaan kegiatan Hari Pangan 
Sedunia (HPS) Ke‐31 oleh Wakil 
Presiden, di Kab. Bone Bolango

Hari/Tanggal
Sabtu‐Senin, 1‐ 3 Oktober 2011

37 Nusa Tenggara Barat

Menteri Pertanian melakukan 
kunjungan ke Lombok, dalam rangka 
Konsultasi Tahunan Ke‐8 dengan 
Pemerintah Malaysia.

Kamis, 20 Oktober 2011

38 Jawa Barat

Menteri Pertanian Membuka 
International Seminar "The Future of 
Global Food Security and Safety: 
Issue and Justification " di Botani 
Square, Bogor

Kamis, 27 Oktober 2011

39 Jawa Timur

Pembukaan Indonesia Tropical Fruits  Sabtu ‐ Minggu, 29‐30 Oktober 2011
Festival ( ITF2) oleh Menteri 
Pertanian di Carefour Surabaya

40 D.I. Yogyakarta

Pembukaan Pertemuan Sinkronisasi 
Kelembagaan Teknis, Penelitian dan 
Pengembangan serta Penyuluh 
Pertanian dalam mendukung 
Program Peningkatan P2BN menuju 
Surplus 10 Juta Ton Beras Tahun 2014 
di LPP Kanpus Yogyakarta.

Senin ‐ Selasa, 31 Oktober 2011

41 Jawa Timur

Menteri Pertanian RI melakukan 
kunjungan kerja ke Desa Ngerong, 
Kab Pasuruan dalam rangka panen 
Peninjauan rumah APPO SKR 
(Bantuan Indonesia ‐ Jepang) serta 
penyerahan bantuan sapi, dana  
PUAP, jitut dan JIDES, LM3 serta 
Alsin Transplater di Tegal‐Brebes

Rabu‐Kamis, 2‐3 November 2011

36 Gorontalo

42 Jawa Tengah

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

Selasa, 20 Oktober 2011

Sabtu‐Minggu, 3 ‐ 4 Desember 2011

40 
Kementerian Pertanian

No.
Provinsi
43 Kalimantan Tengah

44 D.I. Yogyakarta

45 Jawa Tengah

46 DKI. Jakarta

Kegiatan
Hari/Tanggal
Dalam rangka memperingati Hari 
Kamis ‐ Sabtu, 8‐10 Desember  2011
Perkebunan Ke‐54  Dirjen 
Perkebunan menyelenggarakan 
kegiatan Bakti Krida Perkebunan, 
serta Workshop dengan tema " 
Perkebunan Berkelanjutan sebagai 
Penggerak Ekonomi Wilayah" . 
Puncak Peringatan hari perkebunan 
dihadiri oleh Menteri Pertanian, 
bertempat di GOR Tambun Bungai, 
Palangkaraya
Minggu‐Senin, 11‐12 Desember 2011
Menteri Pertanian meresmikan 
Gedung Instiper serta  membuka 
Kuliah Umum 
Menteri Pertanian menyerahkan 
Rabu, 21 Desember 2011
bantuan Hama Traktor, Trans 
Planter, PUHP, UPPO, Jides/Jitut dan 
dilanjutkan dengan dialog dengan 
petani serta peninjauan lokasi JIDES 
di Desa Ngabayan, Kec. Karang 
Anom, Klaten
Menteri Pertanian bersama Menteri 
Kamis, 22 Desember 2011
Koordinator Bidang Perekonomian, 
Menteri Perdagangan, Menteri 
BUMN, dan Direktur Utama Perum 
BULOG melakukan kunjungan Ke 
Pasar Induk Beras Cipinang, Pasar 
Jatinegara dan Gudang BULOG, 
Kelapa Gading

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 

41 

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012ppidkemenkes
 
Inidonesia hrhplan 2011_2025
Inidonesia hrhplan 2011_2025Inidonesia hrhplan 2011_2025
Inidonesia hrhplan 2011_2025budi wijaya
 
02 panlak bantuan_pembelajaran_kewirausa
02 panlak bantuan_pembelajaran_kewirausa02 panlak bantuan_pembelajaran_kewirausa
02 panlak bantuan_pembelajaran_kewirausaMuh Zahroni
 
Buku 6 prioritas industri kecil dan menengah
Buku 6 prioritas industri kecil dan menengahBuku 6 prioritas industri kecil dan menengah
Buku 6 prioritas industri kecil dan menengaherlangga13
 
Laporan disparitas spasial prov. kep. bangka belitung
Laporan disparitas spasial prov. kep. bangka belitungLaporan disparitas spasial prov. kep. bangka belitung
Laporan disparitas spasial prov. kep. bangka belitungDwitantri Rezkiandini
 
Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…
Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…
Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…Guss No
 
10 ps-2014 bantuan rehabilitasi
10 ps-2014 bantuan rehabilitasi10 ps-2014 bantuan rehabilitasi
10 ps-2014 bantuan rehabilitasiWinarto Winartoap
 
28 ps-2014 bantuan pembangunan rps dan rehabilitasi gedung smk program sed-tvet
28 ps-2014 bantuan pembangunan rps dan rehabilitasi gedung smk program sed-tvet28 ps-2014 bantuan pembangunan rps dan rehabilitasi gedung smk program sed-tvet
28 ps-2014 bantuan pembangunan rps dan rehabilitasi gedung smk program sed-tvetWinarto Winartoap
 
05 ps-2014 bantuan pemasaran tamatan job macthing
05 ps-2014 bantuan pemasaran tamatan job macthing05 ps-2014 bantuan pemasaran tamatan job macthing
05 ps-2014 bantuan pemasaran tamatan job macthingWinarto Winartoap
 
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014Joy Irman
 
31 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 2014
31 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 201431 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 2014
31 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 2014Winarto Winartoap
 
Profil pppl2012
Profil pppl2012Profil pppl2012
Profil pppl2012Ditjen P2P
 
Laporan akhir kkn izza fix
Laporan akhir kkn izza fixLaporan akhir kkn izza fix
Laporan akhir kkn izza fixIzzatulMarifah1
 
LAPORAN AKHIR PROGRAM KKN UNUSIDA
LAPORAN AKHIR PROGRAM KKN UNUSIDALAPORAN AKHIR PROGRAM KKN UNUSIDA
LAPORAN AKHIR PROGRAM KKN UNUSIDAjohanrudi2
 
Lampiran Peraturan Menteri No. 8 tahun 2013
Lampiran Peraturan Menteri No. 8 tahun 2013Lampiran Peraturan Menteri No. 8 tahun 2013
Lampiran Peraturan Menteri No. 8 tahun 2013jeeroloo
 
Laporan Kinerja RSUD dr. ABDUL AZIZ Kota Singkawang Tahun 2021
Laporan Kinerja RSUD dr. ABDUL AZIZ Kota Singkawang Tahun 2021Laporan Kinerja RSUD dr. ABDUL AZIZ Kota Singkawang Tahun 2021
Laporan Kinerja RSUD dr. ABDUL AZIZ Kota Singkawang Tahun 2021RSUDdrABDULAZIZ
 
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020ImroatutThoyyibah
 

La actualidad más candente (17)

Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
 
Inidonesia hrhplan 2011_2025
Inidonesia hrhplan 2011_2025Inidonesia hrhplan 2011_2025
Inidonesia hrhplan 2011_2025
 
02 panlak bantuan_pembelajaran_kewirausa
02 panlak bantuan_pembelajaran_kewirausa02 panlak bantuan_pembelajaran_kewirausa
02 panlak bantuan_pembelajaran_kewirausa
 
Buku 6 prioritas industri kecil dan menengah
Buku 6 prioritas industri kecil dan menengahBuku 6 prioritas industri kecil dan menengah
Buku 6 prioritas industri kecil dan menengah
 
Laporan disparitas spasial prov. kep. bangka belitung
Laporan disparitas spasial prov. kep. bangka belitungLaporan disparitas spasial prov. kep. bangka belitung
Laporan disparitas spasial prov. kep. bangka belitung
 
Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…
Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…
Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…
 
10 ps-2014 bantuan rehabilitasi
10 ps-2014 bantuan rehabilitasi10 ps-2014 bantuan rehabilitasi
10 ps-2014 bantuan rehabilitasi
 
28 ps-2014 bantuan pembangunan rps dan rehabilitasi gedung smk program sed-tvet
28 ps-2014 bantuan pembangunan rps dan rehabilitasi gedung smk program sed-tvet28 ps-2014 bantuan pembangunan rps dan rehabilitasi gedung smk program sed-tvet
28 ps-2014 bantuan pembangunan rps dan rehabilitasi gedung smk program sed-tvet
 
05 ps-2014 bantuan pemasaran tamatan job macthing
05 ps-2014 bantuan pemasaran tamatan job macthing05 ps-2014 bantuan pemasaran tamatan job macthing
05 ps-2014 bantuan pemasaran tamatan job macthing
 
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
 
31 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 2014
31 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 201431 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 2014
31 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 2014
 
Profil pppl2012
Profil pppl2012Profil pppl2012
Profil pppl2012
 
Laporan akhir kkn izza fix
Laporan akhir kkn izza fixLaporan akhir kkn izza fix
Laporan akhir kkn izza fix
 
LAPORAN AKHIR PROGRAM KKN UNUSIDA
LAPORAN AKHIR PROGRAM KKN UNUSIDALAPORAN AKHIR PROGRAM KKN UNUSIDA
LAPORAN AKHIR PROGRAM KKN UNUSIDA
 
Lampiran Peraturan Menteri No. 8 tahun 2013
Lampiran Peraturan Menteri No. 8 tahun 2013Lampiran Peraturan Menteri No. 8 tahun 2013
Lampiran Peraturan Menteri No. 8 tahun 2013
 
Laporan Kinerja RSUD dr. ABDUL AZIZ Kota Singkawang Tahun 2021
Laporan Kinerja RSUD dr. ABDUL AZIZ Kota Singkawang Tahun 2021Laporan Kinerja RSUD dr. ABDUL AZIZ Kota Singkawang Tahun 2021
Laporan Kinerja RSUD dr. ABDUL AZIZ Kota Singkawang Tahun 2021
 
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
 

Similar a Laporan kinerja-kementan2011

1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokalVonny Soru
 
laporan p2p diklat peningkatan nilai tambah produk susu (kefir dan yoghurt) t...
laporan p2p diklat peningkatan nilai tambah produk susu (kefir dan yoghurt) t...laporan p2p diklat peningkatan nilai tambah produk susu (kefir dan yoghurt) t...
laporan p2p diklat peningkatan nilai tambah produk susu (kefir dan yoghurt) t...BBPP_Batu
 
Renstra ketahanan pangan 2014 2019
Renstra ketahanan pangan 2014 2019Renstra ketahanan pangan 2014 2019
Renstra ketahanan pangan 2014 2019fionarazqa
 
Profil Ditjen P2P 2021.pdf
Profil Ditjen P2P 2021.pdfProfil Ditjen P2P 2021.pdf
Profil Ditjen P2P 2021.pdfDitjen P2P
 
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...Tri Widodo W. UTOMO
 
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017ignasius dh purba
 
Buku juknis-biaya-pengembangan-desa-siaga-aktif
Buku juknis-biaya-pengembangan-desa-siaga-aktifBuku juknis-biaya-pengembangan-desa-siaga-aktif
Buku juknis-biaya-pengembangan-desa-siaga-aktifFerdinan Alvin
 
6.0. pedum apbn 2012 29 des 2011
6.0. pedum apbn 2012 29 des 20116.0. pedum apbn 2012 29 des 2011
6.0. pedum apbn 2012 29 des 2011Mansa Sudir
 
Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke
Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boykeProfil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke
Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boykePertanianburu
 
2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012
2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 20122.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012
2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012Aznar Ismail
 
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019Muh Saleh
 
Program Desa Berinovasi.pdf
Program Desa Berinovasi.pdfProgram Desa Berinovasi.pdf
Program Desa Berinovasi.pdfDhalBoet1
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan BaratEKPD
 

Similar a Laporan kinerja-kementan2011 (20)

1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
 
Gd
GdGd
Gd
 
laporan p2p diklat peningkatan nilai tambah produk susu (kefir dan yoghurt) t...
laporan p2p diklat peningkatan nilai tambah produk susu (kefir dan yoghurt) t...laporan p2p diklat peningkatan nilai tambah produk susu (kefir dan yoghurt) t...
laporan p2p diklat peningkatan nilai tambah produk susu (kefir dan yoghurt) t...
 
Renstra ketahanan pangan 2014 2019
Renstra ketahanan pangan 2014 2019Renstra ketahanan pangan 2014 2019
Renstra ketahanan pangan 2014 2019
 
Profil Ditjen P2P 2021.pdf
Profil Ditjen P2P 2021.pdfProfil Ditjen P2P 2021.pdf
Profil Ditjen P2P 2021.pdf
 
Lakip bptp sumsel 2012
Lakip bptp sumsel 2012Lakip bptp sumsel 2012
Lakip bptp sumsel 2012
 
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
 
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
 
Juklak KEP.PDF
Juklak KEP.PDFJuklak KEP.PDF
Juklak KEP.PDF
 
Buku juknis-biaya-pengembangan-desa-siaga-aktif
Buku juknis-biaya-pengembangan-desa-siaga-aktifBuku juknis-biaya-pengembangan-desa-siaga-aktif
Buku juknis-biaya-pengembangan-desa-siaga-aktif
 
Abortion Pills in malasia+966572737505) Get Cytotec
Abortion Pills in malasia+966572737505) Get CytotecAbortion Pills in malasia+966572737505) Get Cytotec
Abortion Pills in malasia+966572737505) Get Cytotec
 
6.0. pedum apbn 2012 29 des 2011
6.0. pedum apbn 2012 29 des 20116.0. pedum apbn 2012 29 des 2011
6.0. pedum apbn 2012 29 des 2011
 
Sos dak 2012 pertanian
Sos dak 2012   pertanianSos dak 2012   pertanian
Sos dak 2012 pertanian
 
Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke
Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boykeProfil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke
Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke
 
2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012
2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 20122.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012
2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012
 
Laphir balai 2021.pdf
Laphir balai 2021.pdfLaphir balai 2021.pdf
Laphir balai 2021.pdf
 
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019
 
Program Desa Berinovasi.pdf
Program Desa Berinovasi.pdfProgram Desa Berinovasi.pdf
Program Desa Berinovasi.pdf
 
LAPORAN PKL ACC BISMILAH
LAPORAN PKL ACC BISMILAHLAPORAN PKL ACC BISMILAH
LAPORAN PKL ACC BISMILAH
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
 

Laporan kinerja-kementan2011

  • 1. Kementerian Pertanian LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2012 i
  • 2. Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karuniaNya sehingga selesai disusun Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2011. Laporan ini disusun sebagai Laporan ke Presiden dan sebagai bagian dari pertanggung-jawaban ke publik dan sekaligus sebagai alat evaluasi guna menyempurnakan hasil-hasil yang telah dicapai (maupun yang belum dicapai) dalam rangka mencapai target dan sasaran pembangunan pertanian yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Kerja Kementerian Pertanian tahun 2011 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2011. Dalam laporan ini, dipaparkan berbagai capaian penting dalam mewujudkan “Empat Sukses” pembangunan pertanian, yaitu: (1) pencapaian swasembada (kedelai, gula, daging sapi) dan swasembada berkelanjutan (padi, jagung); (2) peningkatan diversfikasi pangan; (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta (4) peningkatan kesejahteraan petani. Di samping itu juga dilaporkan capaian indikator makro yang meliputi: Pertumbuhan PDB Pertanian, Neraca Perdagangan Produk Pertanian, Investasi PMDN dan PMA, Penyerapan Tenaga Kerja dan Nilai Tukar Petani (NTP). Dalam laporan ini juga dilaporkan capaian pelaksanaan kontrak kerja dengan Presiden, dan berbagai Inpres serta Direktif Presiden baik tertulis maupun lisan. Sepanjang tahun 2011, Kementerian Pertanian telah berusaha memfasilitasi petani, publik, dan semua stakeholder dalam bentuk regulasi/deregulasi dalam berbagai produk hukum dan juga melakukan kunjungan kerja dalam rangka memberikan dorongan, motivasi kepada petani dan peternak sekaligus diadakan temu wicara. Disadari bahwa, Laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan ke depan. Semoga Allah SWT selalu memberi pertolongan kepada Bangsa Indonesia Jakarta, Januari 2012 MENTERI PERTANIAN SUSWONO i
  • 3. Kementerian Pertanian DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ............................................................................................................ i Daftar Isi ...................................................................................................................... ii Daftar Tabel ................................................................................................................ iv Daftar Lampiran .......................................................................................................... v I. Kebijakan Pembangunan Pertanian ..................................................................... 1 1.1. Visi dan Misi Pembangunan Pertanian ............................................................ 1 1.2. Sasaran dan Strategi Pencapaian Pembangunan Pertanian .......................... 2 1.3. Program Pembangunan Pertanian 2010-2014 ................................................. 3 II. Kontribusi Pertanian terhadap Perekonomian Nasional .................................. 4 2.1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto .............................................................. 4 2.2. Neraca Perdagangan Produk Pertanian .......................................................... 4 2.3. Investasi PMDN dan PMA ............................................................................... 5 2.4. Penyerapan Tenaga Kerja ............................................................................... 5 2.5. Nilai Tukar Petani (NTP) ................................................................................... 6 III. Kinerja Program Pembangunan Pertanian 2010-2011 ...................................... 7 3.1. Program Prioritas Pembangunan Pertanian .................................................... 7 3.1.1. Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan .................................... 7 3.1.2. Peningkatan Diversifikasi Pangan ........................................................ 15 3.1.3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor Produk Pertanian .............................................................................................. 17 3.1.4. Kerjasama Luar Negeri ........................................................................ 18 3.1.5. Pengembangan Permodalan dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani ........................................................................ 19 3.2. Kontrak Kinerja Menteri Pertanian dan Direktif Presiden .............................. 21 3.2.1. Kontrak Kinerja Akuntabilitas Keuangan dan Regulasi ....................... 21 3.2.2. Tindak Lanjut Inpres No. 14 Tahun 2011.............................................. 21 3.2.3. Inpres No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat ............................................ 22 3.2.4. Arahan Presiden Untuk Percepatan Pembangunan NTT ..................... 23 ii
  • 4. Kementerian Pertanian 3.2.5. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 ............................................................................ 24 IV. Kegiatan Menteri Pertanian Tahun 2011 ......................................................... 25 V. Kendala dan Rencana Tindak Lanjut Mendatang ............................................ 26 5.1. Kendala Teknis yang Dihadapi ...................................................................... 26 5.2. Kendala Administrasi Pembangunan ............................................................. 27 5.3. Rencana Tindak Lanjut Dan Kegiatan Mendatang ........................................ 27 5.3.1. Antisipasi Kendala Teknis .................................................................... 27 5.3.2. Saran Penyempurnaan Sistem Perencanaan dan Penganggaran ..... 29 VI. Penutup ................................................................................................................ 30 iii
  • 5. Kementerian Pertanian DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Pertumbuhan dan Kontribusi PDB Sektor Pertanian (diluar Perikanan dan Kehutanan) Tahun 2009-2011 .................................. 4 Tabel 2. Ekspor-Impor Pertanian (diluar Perikanan dan Kehutanan) .......................... 5 Tabel 3. Investasi Pertanian Tahun 2010-2011 ........................................................... 5 Tabel 4. Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2009-2011 ............................................... 6 Tabel 5. Perkembangan NTP selama Tahun 2011 ..................................................... 6 iv
  • 6. Kementerian Pertanian DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Daftar Konperensi Pers yang dilakukan Menteri Pertanian selama tahun 2011 ................................................................................. 31 Lampiran 2. Daftar Talkshow/Dialog Menteri Pertanian di Media Elektronik Januari-Desember 2011 ......................................................................... 33 Lampiran 3. Wawancara Menteri Pertanian Dengan Media Cetak Tahun 2011 ............................................................................................ 35 Lampiran 4. Daftar Kunjungan Kerja Menteri Pertanian ke Daerah Tahun 2011 ............................................................................................ 36 v
  • 7. Kementerian Pertanian I. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 1.1. Visi dan Misi Pembangunan Pertanian Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi yang berdampak pada kenaikan harga pangan dan energi, sehingga negara-negara pengekspor pangan cenderung menahan produknya untuk dijadikan stok pangan. Mengingat kondisi global tersebut juga terjadi di Indonesia, maka ke depan Indonesia dituntut untuk terus meningkatkan ketahanan pangan agar mampu menyediakan pangan yang cukup bagi penduduknya. Mengingat strategisnya pembangunan pertanian, maka pembangunan pertanian tidak hanya pada upaya meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga mampu untuk menggerakkan perekonomian nasional melalui kontribusinya dalam penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bio-energi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara dan sumber pendapatan masyarakat serta berperan dalam pelestarian lingkungan melalui praktik budidaya pertanian yang ramah lingkungan. Arah kebijakan dan strategi yang ditempuh sampai 2014 diakumulasikan pada target terwujudnya kesejahteraan rakyat yang berbasis pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan. VISI Pembangunan Pertanian yang akan dicapai adalah TERWUJUDNYA PERTANIAN INDUSTRIAL UNGGUL BERKELANJUTAN YANG BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PANGAN, NILAI TAMBAH, EKSPOR, DAN KESEJAHTERAAN PETANI Guna mencapai VISI tersebut, Kementerian Pertanian menetapkan MISI yang diemban dalam pembangunan pertanian 2010-2014, yang mencakup: 1. Mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis iptek dan sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis; 2. Menciptakan keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan; 3. Mengamankan plasma-nutfah dan meningkatkan pendayagunaannya untuk mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan; Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  1 
  • 8. Kementerian Pertanian 4. Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu memanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi; 5. Meningkatkan produk pangan segar dan olahan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) dikonsumsi; 6. Meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku industri; 7. Mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan horizontal guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan lapangan kerja di pedesaan; 8. Mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional dan internasional; 9. Mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas pertanian yang sehat, jujur dan berkeadilan; 10. Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah bidang pertanian yang amanah dan profesional. 1.2. Sasaran dan Strategi Pencapaian Pembangunan Pertanian Dalam Renstra Kementerian Pertanian tahun 2010-2014, target utama yang hendak dicapai Kementerian Pertanian bersama dengan seluruh pemangku kepentingan bidang pertanian dirumuskan dalam EMPAT SUKSES PEMBANGUNAN PERTANIAN, yaitu: (1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; (2) Peningkatan Diversifikasi Pangan; (3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Produk Pertanian; dan (4) Peningkatan Kesejahteraan Petani. Untuk mencapai EMPAT SUKSES tersebut dirumuskan dalam TUJUH GEMA REVITALISASI, meliputi: (1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi Perbenihan dan Perbibitan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana; (4) Revitalisasi Sumber Daya Manusia; (5) Revitalisasi Pembiayaan Petani; (6) Revitalisasi Kelembagaan Petani; dan (7) Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  2 
  • 9. Kementerian Pertanian 1.3. Program Pembangunan Pertanian 2011 Program pembangunan pertanian 2011 meliputi : Kontrak Kinerja Menteri Pertanian dengan Presiden RI Kabinet Indonesia Bersatu II, Instruksi Presiden dan Direktif Presiden serta 12 program strategis untuk periode 2010-2014 sebagai berikut: 1. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; 2. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan; 3. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan; 4. Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal; 5. Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian; 6. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian; 7. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat; 8. Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing; 9. Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani; 10. Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati; 11. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pertanian; 12. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  3 
  • 10. Kementerian Pertanian II. KONTRIBUSI PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL 2. 1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Pada tahun 2011 (sampai dengan Triwulan III), PDB sektor pertanian (di luar perikanan dan kehutanan) tumbuh sebesar 3,07%, di mana tingkat pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2010 yang hanya 2,86%. Pertumbuhan tersebut berasal dari sub sektor perkebunan (6,06%), disusul dengan sub sektor peternakan (4,23%), dan sub sektor tanaman bahan makanan (1,93%). Kontribusi PDB sektor pertanian (di luar perikanan dan kehutanan) terhadap PDB nasional pada tahun 2011 tersebut mencapai 11,88%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 yang baru mencapai 11,49%. Tabel 1. Pertumbuhan dan Kontribusi PDB Sektor Pertanian (diluar Perikanan dan Kehutanan) Tahun 2009-2011 Sektor / Sub Sektor Pertumbuhan PDB Tahun 2009 (%) 2010 (%) 2011* (%) 3,98 2,86 3,07 - Tanaman Bahan Makanan 4,97 1,81 1,93 - Tanaman Perkebunan 1,84 2,51 6,06 - Peternakan dan Hasil-hasilnya 3,45 4,06 4,23 Kontribusi terhadap PDB Nasional 11,34 11,49 Sumber : BPS, diolah Pusdatin *) sampai Triwulan III 2011, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 11,88 2. 2. Neraca Perdagangan Pertanian Neraca perdagangan sektor pertanian (di luar Perikanan dan Kehutanan) pada tahun 2011 sampai dengan bulan September mengalami surplus sebesar US$ 17,02 miliar. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2010, surplus tersebut mengalami kenaikan 44,20%. Surplus perdagangan pertanian tersebut umumnya berasal dari surplus perdagangan perkebunan, sementara sub sektor lainnya masih defisit. Walaupun demikian defisit yang berasal dari sub sektor lainnya tersebut terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  4 
  • 11. Kementerian Pertanian Tabel 2. Ekspor-Impor Pertanian (di luar Perikanan dan Kehutanan) 2009 Tahun 2010 Jan-Des Volume (Ton) - Ekspor 29.572.229 - Impor 13.401.150 - Neraca 16.171.080 Nilai (US$ 000) - Ekspor 23.037.582 - Impor 9.897.316 - Neraca 13.140.266 Sumber : BPS, diolah Pusdatin *) sampai dengan Bulan September 2011 2011* Jan-Sept 28.767.985 16.874.998 11.893.087 19.971.351 11.854.321 8.117.030 21.141.884 17.383.783 3.758.101 32.522.974 13.983.327 18.539.647 21.651.660 9.841.605 11.810.055 32.443.215 15.417.551 17.025.664 2. 3. Investasi PMDN dan PMA Investasi sektor pertanian cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dimana Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 2011 sampai dengan Triwulan III masing-masing sebesar Rp 8,2 triliun dan US$ 1,03 miliar. Besaran investasi PMDN lebih tinggi dibandingkan dengan investasi PMA, dimana pada kedua jenis investasi tersebut lebih banyak di dominasi investasi di bidang pangan dan perkebunan. Tabel 3. Investasi Pertanian Tahun 2010-2011 Investasi 2010 (Jan-Des) Proyek Investasi** (Unit) 225 7.357 166 7.183 Tahun 2010 (Jan-Sept) Proyek Investasi** (Unit) 160 7.357 124 7.183 PMDN - Pangan dan Perkebunan - Peternakan 59 154 36 PMA 166 755,6 108 - Pangan dan 158 750,9 101 Perkebunan - Peternakan 8 4,7 7 Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) *) sampai dengan bulan September 2011 **) untuk PMDN dalam Rp Miliar, dan untuk PMA dalam US$ juta 2011* Proyek Investasi** (Unit) 274 8.231,3 250 8.130,3 174 489,1 484,4 24 246 243 101 1.032,8 1.031,9 4,7 3 0,9 2. 4. Penyerapan Tenaga Kerja Jumlah penyerapan tenaga kerja sektor pertanian pada tahun 2011 sebesar 39,3 juta orang atau merupakan 33,51 % dari jumlah total angkatan kerja nasional. Proporsi penyerapan tenaga kerja tersebut relatif tidak berubah dari tahun ke tahun, di mana sektor pertanian masih merupakan sektor andalan dalam penyerapan Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  5 
  • 12. Kementerian Pertanian tenaga kerja nasional. Agar usahatani lebih efisien seharusnya sektor industri mampu lebih besar lagi menyerap tenaga kerja nasional. Tabel 4. Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2009-2011 2009 41.611.840 63.258.823 8.873.745 113.744.408 36,58 Tahun (orang) 2010 41.494.941 66.712.826 8.322.233 116.530.000 35,61 Pertanian Non Pertanian Tidak Bekerja Total Angkatan Kerja Persentase Pertanian terhadap Total Angkatan Kerja Sumber: BPS (Data ketenagakerjaan bulan Agustus pada masing-masing tahun) 2011 39.330.000 70.340.000 7.700.000 117.370.000 33,51 2. 5. Nilai Tukar Petani Hingga saat ini Nilai Tukar Petani (NTP) masih digunakan sebagai salah satu cerminan untuk melihat tingkat perkembangan kesejahteraan petani. Sepanjang tahun 2011 NTP cenderung terus meningkat dari 103,01 pada bulan Januari menjadi 105,64 pada bulan November. Hal ini mengindikasikan bahwa upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat petani sudah berada pada jalur yang benar (on the right track). Hal yang masih diperlukan adalah upaya mengakselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat petani tersebut. Tabel 5. Perkembangan NTP selama Tahun 2011 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Sumber : BPS (2011) Rincian Indeks Diterima (IT) 135,72 136,36 136,34 136,53 137,38 138,25 139,09 140,27 140,71 141,37 142,05 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  Indeks Dibayar (IB) 131,76 131,96 131,95 131,40 131,46 131,92 132,63 133,45 133,80 133,99 134,47 NTP 103,01 103,33 103,32 103,91 104,50 104,79 104,87 105,11 105,17 105,51 105,64 6 
  • 13. Kementerian Pertanian III. KINERJA PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN 2010-2011 3.1. Program Prioritas Pembangunan Pertanian 3.1.1. Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan Lima komoditas yang menjadi fokus prioritas dalam sasaran swasembada dan swasembada berkelanjutan ini adalah padi, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi. Di samping itu, Kementerian Pertanian juga mengembangkan sejumlah komoditas yang berperan penting dalam pembangunan ekonomi antara lain: kelapa sawit, karet, kakao, kelapa, kopi, kambing, domba, babi, ayam buras, itik, manggis, mangga, bawang merah, cabai merah dan anggrek. 3.1.1.1. Upaya Swasembada Beras Berkelanjutan Upaya-upaya yang dilakukan dalam mencapai sasaran produksi padi tahun 2011 antara lain melalui : (1) Penciptaan varietas benih unggul bermutu, di mana telah dilepas varietas padi sebanyak 26 verietas (padi hibrida 8 varietas, padi sawah 8 varietas dan padi gogo 4 varietas). Juga telah dilakukan introduksi varietas benih unggul padi baru sebanyak 7 varietas dan penerapan berbagai paket teknologi spesifik lokasi. (2) Pelaksanaan Sekolah Lapang-Pengelolaan Tanaman Tepadu telah dilakukan pada 124.898 kelompok tani dengan cakupan areal 2,8 juta hektar, lebih tinggi dari kegiatan SL-PTT tahun 2010 yang dilakukan pada 112 ribu kelompok tani dengan cakupan areal 2,5 juta hektar. (3) Penyaluran pupuk bersubsidi sebanyak 9,75 juta ton (lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 sebesar 9,48 juta ton) dan penyaluran bantuan benih unggul bermutu padi tahun 2011 sebesar 65.054 ton untuk pertanaman seluas 2,64 juta hektar (lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 sebesar 61.976 ton untuk pertanaman seluas 2,61 juta hektar). (4) Penyaluran Cadangan Benih Nasional (CBN) padi tahun 2011 sebanyak 28.998 ton untuk pertanaman seluas 880 ribu hektar (lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 sebesar 6.328 ton untuk pertanaman seluas 253 ribu hektar). (5) Pengendalian serangan organisme penggangu tanaman (OPT) padi, di mana luas areal yang terserang hanya 666,30 ribu hektar, lebih kecil dibandingkan tahun 2010 seluas 682,7 ribu hektar. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  7 
  • 14. Kementerian Pertanian (6) Upaya intensifikasi melalui gerakan peningkatan produksi pangan berbasis korporasi (GP3K) yang dilaksanakan oleh BUMN seluas 570 ribu hektar. (7) Perluasan areal pertanaman padi melalui pencetakan lahan sawah seluas 49.646 hektar, peningkatan indeks pertanaman padi melalui System of Rice Intensification (SRI) sebanyak 599 paket, pengembangan jaringan irigasi untuk mengairi areal seluas 238.854 hektar, dan pengembangan mekanisasi melalui penyebaran alat dan mesin pertanian (618 unit traktor dan 380 unit pompa air serta penguatan Unit Pelayanan Jasa Alsintan/UPJA sebanyak 2.517 paket). (8) Penurunan kehilangan hasil telah dilakukan bantuan sarana pascapanen sebanyak 423 unit, terdiri dari power threser, paddy mower, dryer dan alat lainnya. (9) Penyuluhan dan pendampingan telah dilakukan fasilitasi operasional penyuluh kepada 51.167 tenaga penyuluh serta menggerakkan tenaga pendamping/pengawalan teknologi pada sebagian besar (60 %) lokasi SL-PTT. Di samping itu telah diselesaikan penyusunan Road Map Peningkatan Produksi Beras Nasional mendukung pencapaian surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014. Berdasarkan Angka Ramalan III (ARAM III) BPS, produksi padi tahun 2011 sebesar 65,39 juta ton gabah kering giling (GKG). Produksi ini sedikit lebih rendah 1,08 juta ton GKG (1,63 %) dari produksi tahun 2010 sebesar 66,47 juta ton GKG. Apabila capaian produksi padi berdasarkan ARAM III BPS tersebut dibandingkan dengan sasaran produksi tahun 2011 sebesar 68,80 juta ton, maka persentase pencapaiannya sebesar 95,04%. Dengan melakukan berbagai upaya seperti optimalisasi dan penyelematan tanaman padi yang dipanen pada bulan Oktober, November dan Desember 2011, maka diperkirakan angka capaian produksi padi 2011 akan lebih tinggi dari angka ARAM III tahun 2011. Turunnya produksi padi pada tahun 2011 disebabkan faktor fenomena iklim berupa kemarau panjang selama tahun 2011 yang berdampak nyata pada upaya pencapaian produksi padi. Akibat kemarau panjang tersebut tidak hanya mengganggu jadwal tanam dan luas areal pertanaman padi, tetapi juga secara rata-rata telah menurunkan produktivitas padi nasional. Pada tahun 2011 tercatat 52.856 hektar areal pertanaman padi mengalami gagal panen akibat kemarau, sementara pada areal yang masih bisa dipanen terjadi ketidakoptimalan pengisian bulir padi yang berakibat menurunnya produktivitas padi. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  8 
  • 15. Kementerian Pertanian Berbagai upaya penguatan melalui dukungan legislasi dalam peningkatan produksi padi juga telah banyak dilakukan dalam bentuk Perpres/Inpres dan Permentan pada tahun 2011,antara lain: (1) Perpres Nomor 14 tentang Bantuan Langsung Benih Unggul dan Pupuk, dan (2) Inpres Nomor 5 tentang Pengamanan Produksi Beras Nasional dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim. Sementara itu Permentan yang telah diterbitkan tahun 2011 antara lain: (1) Nomor 15/PERMENTAN/SR.120/3/2011 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Bantuan Langsung Benih Unggul Tahun Anggaran 2011, (2) Nomor 39/Permentan/SR.120/7/2011 tentang Pedoman Umum Cadangan Benih Nasional, dan (3) Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2011 tentang Pengujian, Penilaian dan Penarikan Varietas. 3.1.1.2. Upaya Swasembada Jagung Upaya peningkatan produksi jagung tahun 2011 telah dilakukan melalui: (1) penciptaan dan penelitian varietas benih unggul, (2) Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), (3) Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU), (3) bantuan benih dari cadangan benih nasional (CBN), (4) Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K), (5) perluasan areal, dan (6) pelatihan. Untuk meningkatkan produktivitas jagung, Kementerian Pertanian telah melepas varietas unggul jagung hibrida sebanyak 6 varietas, dan menyediakan 17,78 ton benih sumber jagung yang terdiri dari 15 varietas. Untuk SL-PTT telah dilaksanakan oleh 13.782 kelompok tani yang mencakup areal 206.730 hektar, lebih tinggi dari tahun 2010 yang hanya seluas 150 ribu hektar yang dilaksanakan oleh 10 ribu kelompok tani. Bantuan benih unggul bermutu sebanyak 3.101 ton telah disalurkan untuk areal pertanaman jagung seluas 206.730 hektar dan bantuan benih dari CBN sebanyak 4.604 ton telah dikembangkan untuk areal 270.811 hektar. Melalui GP3K telah dikembangkan intensifikasi jagung seluas 102.750 hektar. Di samping itu juga telah dilakukan berbagai kegiatan pelatihan yang terkait dengan usahatani jagung, yaitu: TOT agribisnis jagung dan pelatihan pemandu lapang (PL) SL-PTT jagung sebanyak 233 kelas (25-30 orang per kelas). Berdasarkan Angka Ramalan III (ARAM III) BPS produksi jagung tahun 2011 mencapai 17.230 ribu ton pipilan kering atau 1.097 ribu ton (5,99%) lebih rendah dari produksi tahun 2010 sebesar 18.327 ribu ton. Walaupun produktivitas jagung ratarata nasional tahun 2011 sebesar 44,52 ku/ha lebih tinggi dibandingkan produktivitas Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  9 
  • 16. Kementerian Pertanian jagung tahun 2010 sebesar 44,35 ku/ha, namun karena luas panen yang berkurang cukup besar (dari 4,13 juta hektar tahun 2010 menjadi 3,87 juta hektar tahun 2011) menyebabkan produksi jagung secara nasional menurun. 3.1.1.3. Upaya Swasembada Kedelai Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mencapai sasaran produksi kedelai tahun 2011 melalui: (1) Penciptaan dan penelitian varietas unggul, di mana pada tahun 2011 telah dihasilkan 1 (satu) varietas unggul baru kedelai serta penyediaan 16,3 ton benih sumber kedelai yang terdiri dari 11 varietas, (2) Pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) kedelai seluas 300 ribu hektar yang dilaksanakan oleh 30 ribu kelompok tani, lebih tinggi dari tahun 2010 seluas 250 ribu hektar oleh 25 ribu kelompok tani, dan (3) Bantuan benih unggul bermutu sebanyak 12 ribu ton untuk pertanaman kedelai seluas 300 ribu hektar, (4) Bantuan benih melalui cadangan benih nasional (CBN) seluas 20 ribu hektar, (5) Pengembangan kedelai melalui GP3K seluas 73.500 hektar, dan perluasan areal tanam/panen melalui GP3K seluas 51.000 hektar, dan (6) penyuluhan. Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) III BPS, produksi kedelai nasional tahun 2011 sebesar 870 ribu ton biji kering, atau 37 ribu ton (4.08%) lebih rendah dari produksi tahun 2010 sebesar 907 ribu ton. Produktivitas kedelai mengalami kenaikan dari 13,74 kuintal/hektar tahun 2010 menjadi 13,78 kuintal/hektar tahun 2011, tetapi luas panen kedelai menurun dari 660 ribu hektar tahun 2010 menjadi 631 ribu hektar tahun 2011. Penurunan produksi kedelai ini disebabkan antara lain faktor harga yang tidak kompetitif akibat membanjirnya produk impor dan terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan intensitas serangan OPT lebih tinggi dari tahun 2010 hingga berdampak nyata pada upaya pencapaian produksi kedelai. 3.1.1.4. Upaya Swasembada Gula Upaya-upaya peningkatan produksi dan produktivitas tebu yang dilakukan pada tahun 2011 antara lain: penyediaan bibit unggul melalui pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD) tebu seluas 760 hektar, perluasan areal tanaman tebu rakyat 2.043 hektar, demplot penerapan teknologi budidaya double kinerja tebu 205 hektar, pemberdayaan petani tebu (pelatihan) untuk 129 kelompok tani, penataan varietas dan pengembangan warung tebu masing-masing 32 hektar. Selain itu melalui dana Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  10 
  • 17. Kementerian Pertanian guliran telah dilakukan bongkar ratoon kebun tebu rakyat dengan dana yang dimanfaatkan sebesar Rp. 369 miliar. Target produksi gula tahun 2011 sebesar 3,87 juta ton akan terpenuhi apabila penyediaan lahan minimal seluas 350.000 hektar, investasi pembangunan Pabrik Gula baru dan revitalisasi Pabrik Gula berjalan sesuai dengan rencana. Namun karena permasalahan utama tersebut belum teratasi secara tuntas, maka target dikoreksi menjadi 2,70 juta ton dengan harapan masih dapat memenuhi kebutuhan gula untuk konsumsi langsung. Sampai dengan akhir tahun 2011, capaian luas areal tebu mencapai 447,32 hektar dengan produksi 2,23 juta ton atau 82,59% dari target. Hal ini diakibatkan terutama oleh dampak perubahan iklim dan serangan OPT di beberapa sentra produksi. Permasalahan lainnya di tingkat on farm adalah sulitnya pengembangan areal baru dan mempertahankan lahan yang sudah ada, keterbatasan infrastruktur terutama untuk wilayah pengembangan di luar Pulau Jawa, kurangnya sarana irigasi dan penyediaan agroinput yang belum tepat jumlah, waktu, harga dan mutu. Sedangkan di tingkat off farm meliputi tingkat efisiensi PG yang di bawah standar, biaya produksi yang masih relatif tinggi, kualitas gula yang relatif rendah dan belum berkembangnya diversifikasi produk berbasis tebu. Komoditas penting perkebunan lainnya terutama yang diandalkan sebagai komoditas ekspor antara lain: kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi. Upaya yang dilakukan untuk pengembangan kelapa sawit pada tahun 2011 berupa peremajaan dan penggantian benih palsu sebanyak 135.560 batang, pengembangan di daerah perbatasan seluas 190 hektar, persetujuan perbankan untuk pembiayaan revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) seluas 53.928 hektar, pemberdayaan petani kelapa sawit (pelatihan) untuk empat kelompok tani dan penerapan pembangunan berkelanjutan melalui penerapan ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) serta pembinaan yang lebih intensif. Sasaran pengembangan kelapa sawit pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 8,39 juta hektar dengan produksi sebesar 22,51 juta ton. Upaya yang dilakukan untuk pengembangan karet pada tahun 2011 berupa: peremajaan tanaman karet tua dengan menggunakan klon unggul seluas 4.420 hektar, pengembangan wilayah perbatasan seluas 1.236 hektar, revitalisasi perkebunan seluas 446 hektar, pembinaan petani, penguatan kelembagaan petani Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  11 
  • 18. Kementerian Pertanian dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani melalui pelatihan yang melibatkan 79 kelompok tani. Sasaran luas areal karet pada tahun 2011 sebesar 3,45 juta hektar dengan produksi 3,09 juta ton. Rata-rata laju pertumbuhan luas areal karet selama 2007 - 2010 sebesar 0,27%, sedangkan produksi karet meningkat rata-rata 1,28% per tahun. Peningkatan luas areal yang relatif kecil tersebut disebabkan adanya kesepakatan tiga negara produsen karet terbesar di dunia yaitu Indonesia, Thailand dan Malaysia. Pengembangan kakao dilaksanakan melalui Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao) yang ditujukan untuk memperbaiki pertanaman kakao rakyat melalui intensifikasi, peremajaan dan rehabilitasi tanaman serta meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola kebunnya. Pada tahun 2011, Gernas kakao ditargetkan seluas 186.500 hektar yang terdiri atas peremajaan 49.500 hektar, rehabilitasi 74.200 hektar dan intensifikasi 62.800 hektar, dan pemberdayaan petani untuk 494 kelompok tani. Diperkirakan capaian sampai dengan akhir tahun 2011 sebesar 158.235 hektar (84,84%) yang meliputi peremajaan 40.360 hektar, rehabilitasi 58.672 hektar dan intensifikasi 59.203 hektar. Pengembangan kelapa dilaksanakan melalui peremajaan kelapa dan pembinaan/pendampingan budidaya intensif. Luas areal kelapa pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 3,75 juta hektar dengan produksi 3,21 juta ton. Rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa selama 2007 - 2010 sebesar 0,17%, sedangkan produksi kelapa meningkat rata-rata 0,30% per tahun. Peningkatan luas areal dan produksi yang relatif kecil tersebut disebabkan karena harga yang relatif tidak menguntungkan dan pangsanya disubstitusi oleh bahan minyak nabati lainnya. Pengembangan kopi lebih difokuskan pada upaya intensifikasi tanaman dan penyediaan benih unggul untuk memperbaiki cara budidaya tanaman dan kualitas hasil, penguatan kelembagaan petani, peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani serta pembinaan/pendampingan. Rata-rata laju pertumbuhan luas areal kopi selama 2007 - 2010 sebesar 0,25%, sedangkan produksi kopi meningkat rata-rata 0,20% per tahun. Proyeksi areal kopi pada tahun 2011 sebesar 1,22 juta hektar dengan produksi 687 ribu ton. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  12 
  • 19. Kementerian Pertanian 3.1.1.5. Upaya Swasembada Daging Sapi Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk peningkatan produksi daging sapi lokal, antara lain: (1) Pengaturan pengendalian impor, (2) Perbaikan distribusi sapi dari daerah produsen ke konsumen, (3) Penyelamatan sapi betina produktif, (4) Optimalisasi Rumah Potong Hewan, (5) Optimalisasi inseminasi buatan dan kawin alam, (6) Penanganan gangguan reproduksi, dan (7) Peningkatan produktivitas melalui penerapan Good Farming Practices (GFP) dan tunda potong. Upaya perbaikan ini akan dilanjutkan pada tahun 2012 sampai dengan 2014, utamanya pada aspek peningkatan populasi ternak, pengetatan pengendalian impor, peningkatan pasca panen dalam menghasilkan daging berkualitas dan pengaturan distribusi ternak antar wilayah. Persediaan daging sapi tahun 2011 sebesar 449,31 ribu ton, yang terdiri dari 292,45 ribu ton produksi lokal dan 156,85 ribu ton berasal dari impor. Sementara persediaan daging tahun 2010 hanya sebesar 417,04 ribu ton yang terdiri dari 195,82 ribu ton produksi lokal dan 221,23 ribu ton berasal dari impor. Pada tahun 2011 produksi daging lokal meningkat cukup tajam dari 195,82 ribu ton tahun 2010 menjadi 294,45 ribu ton tahun 2011 atau terjadi peningkatan sebesar 98,63 ribu ton (50,37%). Peningkatan produksi daging lokal ini telah dapat menekan proporsi daging impor dari semula 53.0 % terhadap total konsumsi daging sapi nasional pada tahun 2010 menjadi hanya 34,9 % pada tahun 2011. Untuk akselerasi peningkatan produksi daging sapi tahun 2011, telah diterbitkan 25/Permentan/OT.140/4/2011 tentang Unit Manajemen Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau 2014. Pada tahun 2011 capaian kinerja produksi daging kambing, domba, babi, ayam buras, dan itik, serta susu umumnya meningkat antara 0,2% sampai dengan 12,2%; kecuali babi yang menurun sebesar 3,5% terhadap kinerja produksi tahun 2010. Naiknya produksi daging ternak ruminansia kecil dan unggas menunjukkan, bahwa usaha ternak tersebut meningkat untuk memenuhi permintaan masyarakat yang mengarah kepada perubahan pola konsumsi pangan hewani yang tidak lagi hanya bertumpu pada daging merah. Sedangkan penurunan produksi daging babi sebesar 3,5% tahun 2011 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, disebabkan naiknya harga jual babi sepanjang tahun 2011 dan kurang diimbangi dengan manajemen Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  13 
  • 20. Kementerian Pertanian produksi antara lain terbatasnya bibit babi yang baik. Sedangkan produksi susu terjadi peningkatan 1,9% pada tahun 2011, namun komponen bahan bakunya sebesar 80% masih diimpor. 3.1.1.6. Capaian Produksi Hortikultura 2011 Keragaan capaian produksi buah, sayur, tanaman obat dan melati tahun 2011 meningkat masing-masing sebesar 15,32%, 3,99%, 4,06% dan 5,28%. Sedangkan anggrek, krisan, tanaman hias bunga dan daun lainnya serta tanaman pot dan tanaman taman meningkat masing-masing sebesar 3,15%, 4,26%, 4,15% dan 3,91%. Pada tahun 2011 telah disusun regulasi untuk mendukung pengembangan produk hortikultura, sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang No 13 Tahun 2010 tentang hortikultura yaitu : 1) Peraturan Menteri Pertanian No. 38/2011 tentang Pendaftaran Varietas Tanaman Hortikultura, 2) Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Fasilitas dan Insentif Usaha Hortikultura, dan 3) Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pembiayaan Hortikultura. Selama tahun 2011, Menteri Pertanian telah melakukan kunjungan kerja dan peninjauan ke beberapa sentra hortikultura, membuka Indonesia Tropical Fruit Festival (ITFF) di Surabaya, Jawa Timur, dan melakukan launching ekspor produk Hortikultura ke Singapura di Kabanjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara, serta membuka acara Pekan Flori Flora Nasional (PF2N) di Bali. Beberapa komoditas utama hortikultura yang mempunyai potensi pasar dalam negeri dan ekspor yang baik antara lain Manggis, Mangga, Bawang Merah, Cabai Merah, Anggrek. Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pengembangan manggis dan mangga antara lain melalui perbaikan mutu melalu penerapan good agricultural practices (GAP), registrasi kebun dan Sekolah Lapang GAP (SL-GAP), GAP adalah standar yang diterapkan dalam budidaya hortikultura, yang mencakup perbaikan proses produksi menjadi ramah lingkungan, peningkatan kualitas produk sesuai standar, penelusuran balik (traceability) dan peningkatan daya saing. Sasaran produksi manggis pada tahun 2011 sebesar 97.487 ton, sedangkan produksi mangga sebesar 1.842.036 ton. Jumlah kebun manggis yang telah diregistrasi sebanyak 520 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  14 
  • 21. Kementerian Pertanian kebun seluas 480.900 hektar, untuk manga sebanyak 594 kebun dengan luasan 755.735 hektar. Melalui SL-GAP telah dilatih sebanyak 42 kelompok tani manggis dan 49 kelompok tani mangga. Upaya–upaya yang dilaksanakan untuk pengembangan bawang merah dan cabai adalah melalui peningkatan produktivitas dan mutu, registrasi lahan usaha dan penerapan SL-GAP. Lahan usaha bawang merah yang telah diregistrasi sebanyak 142 lahan usaha seluas 53,7 hektar, sedangkan untuk cabe 289 lahan usaha seluas 121 hektar. Telah dilaksanakan SL-GAP untuk 54 kelompok tani bawang merah dan 83 kelompok cabai. Sasaran produksi bawang merah tahun 2011 mencapai 1,08 juta ton sedangkan cabai 1,37 juta ton. Pengembangan cabai merah melalui gerakan perempuan optimalisasi pekarangan (GPOP) di 18 kota telah mampu menstabilkan harga sepanjang tahun 2011. Upaya-upaya untuk pengembangan anggrek antara lain: dilaksanakan melalui SLGAP (121 kelompok pada tahun 2011), perbanyakan anggrek spesies, pengaturan segmentasi usaha, pengembangan kelembagaan. Sedangkan untuk pengembangan kelembagaan, telah dibentuk 16 asosiasi dan 5 koperasi seperti Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) dan Asosiasi Petani Pedagang Anggrek (APAI), Jakarta Orchid Society (JAKOS) dan Bali Orchid Society (BOS). Sasaran produksi anggrek tahun 2011 sebanyak 14.497.344 tangkai atau meningkat sebesar 3,2%. 3.1.2. Peningkatan Diversifikasi Pangan Diversifikasi pangan dilaksanakan melalui upaya-upaya Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), menurunkan konsumsi beras, dengan program aksinya antara lain: 1) Internalisasi Penganekaragaman Konsumsi Pangan: advokasi, kampanye, promosi, sosialisasi, pendidikan formal dan nonformal; 2) Pengembangan Bisnis dan Industri Pangan Lokal: advokasi, sosialisasi dan penerapan standar mutu dan keamanan pangan serta fasilitasi UMKM dalam pengolahan pangan lokal. Indikator keberhasilan peningkatan diversifikasi pangan dapat dilihat dari persentase penurunan konsumsi beras, meningkatnya konsumsi umbi-umbian, pangan hewani, sayuran dan buah-buahan serta meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  15 
  • 22. Kementerian Pertanian Konsumsi beras per kapita per tahun pada tahun 2010 sebesar 100,76 kg yang mengalami penurunan sebesar 1,4 kg dari 102,22 kg pada tahun 2009, atau 99,33 persen dari target penurunan konsumsi beras per kapita per tahun sebesar 1,5 persen. Sedangkan kg/kapita/tahun konsumsi umbi-umbian tahun 2010 sebesar 14,2 atau 55,74 persen dari target 25,4 kg/kapita/tahun, Konsumsi pangan hewani tahun 2010 sebesar 15,60 kg/kapita/tahun atau 78,8 persen dari target 19,8 kg/kapita/tahun dan Konsumsi sayuran dan buah-buahan tahun 2010 mencapai 77,2 kg/kap/tahun atau 93,8 persen dari target 82,3 kg/kapita/tahun. Adapun Realisasi capaian skor PPH pada tahun 2010 sebesar 77,5 atau 89,69 persen dari target skor PPH sebesar 86,4. Untuk mengurangi ketergantungan akan gandum yang cukup tinggi (sekitar 5 juta ton tepung gandum per tahun), Kementerian Pertanian mencanangkan dalam 5 tahun kemandirian tepung nasional dapat dicapai sehingga pada akhir tahun 2014 dapat mensubstitusi 20% tepung impor (atau sekitar 1 juta ton biji gandum setara dengan 860 ribu ton tepung gandum). Pada tahun 2011 telah dilakukan fasilitasi peralatan pengolahan tepung-tepungan (sagu dan singkong) sebanyak 26 unit di 26 kabupaten/ kota dengan kapasitas 2 ton per hari. Dari pembangunan UPH ini dihasilkan tambahan sekitar 6.500 ton, sehingga dari target substitusi impor gandum 5 persen per tahun dapat tercapai sebesar 3,8 persen per tahun. Untuk mendukung percepatan penganekaragaman konsumsi pangan, Kementerian Pertanian telah mengeluarkan regulasi berupa dua Peraturan Menteri Pertanian yaitu: 1) Permentan Nomor 43/Permentan/OT.140/19/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal; 2) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/OT.140/I/2011 tentang Pedoman Umum Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, Badan Ketahanan Pangan T.A 2011. Selain itu didukung juga oleh satu Keputusan Menteri Pertanian, tentang: Penetapan Focal Point Kerjasama Developing Eight (D8) untuk Ketahanan Pangan. Dalam tataran internasional, Kementerian Pertanian, juga secara proaktif mempromosikan perlunya diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal sebagai salah satu upaya mengurangi risiko dari dampak perubahan iklim global dan mengurangi dampak krisis pangan global, pada forum: Food and Agricultural Oganization (FAO), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), D-8 dan ASEAN. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  16 
  • 23. Kementerian Pertanian 3.1.3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor Produk Pertanian Upaya-upaya peningkatan nilai tambah daya saing, dan ekspor produk pertanian yang telah dilakukan Kementerian Pertanian tahun 2011 adalah: (a) Sertifikasi pangan organik dan pemberlakukan sertifikasi wajib Bahan Olahan Karet (Bokar) dan sarana pengolahan kakao fermentasi; (b) Pengembangan produk olahan yang diperdagangkan; (c) Sarana pengolahan kakao fermentasi; dan (d) Peningkatan ekspor dan pengawasan Impor. Pembinaan dan sertifikasi pertanian organik telah dilakukan pada 60 gapoktan/pelaku usaha yang tersebar di di 32 provinsi dengan target 30 persen (18 gapoktan/pelaku usaha) memenuhi persyaratan SNI 01 6729 2010 (Sistem Pangan Organik). Dari 18 gapoktan/pelaku usaha tersebut 16 gapoktan telah memperoleh sertifikasi organik, 44 gapoktan/pelaku usaha dalam proses penerapan sistem pangan organik, sehingga pencapaian target baru mencapai 88,89 persen. Untuk kakao fermentasi dan bahan olahan karet (bokar) belum ada pemberian sertifikasi, karena mutu kakao dan bokar yang dihasilkan petani masih rendah. Dalam rangka peningkatan produk olahan hasil pertanian telah dilakukan berbagai upaya antara lain pengembangan agroindustri perdesaan untuk semua subsektor, peningkatan inovasi dan desiminasi teknologi pengolahan, peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian melalui optimalisasi dan modernisasi sarana pengolahan, peningkatan kemampuan dan memberdayakan SDM pengolahan dan penguatan lembaga usaha pengolahan hasil di tingkat petani serta peningkatan upaya pengelolaan lingkungan. Pengembangan sarana pengolahan kakao fermentasi untuk meningkatkan mutu biji kakao sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh negara tujuan atau industri dalam negeri, telah dilakukan berbagai upaya mulai dari pembinaan budidaya tanaman, penanganan pasca panen dengan penekanan pada perlakuan fermentasi biji kakao, penerapan sistem jaminan mutu, agar sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan yaitu SNI 2323 – 2010 Biji Kakao serta fasilitasi sarana dan prasarana pengolahan kakao fermentasi di 40 kabupaten/kota. Dari target pemenuhan sarana pengolahan kakao fermentasi tahun 2011 sebanyak 28 unit, telah terealisasi sebanyak 40 unit sehingga telah melebihi target (142,8%). Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  17 
  • 24. Kementerian Pertanian Dalam rangka peningkatan akses pasar untuk memacu pertumbuhan ekspor produk pertanian ke berbagai negara tujuan ekspor telah dilakukan berbagai kebijakan dan program akselerasi ekspor, promosi dan diplomasi serta advokasi di berbagai negara dan forum kerjasama internasional dan pembatasan impor dalam bentuk non tariff barrier, melalui penerbitan Permentan sebagai berikut : a) Permentan No. 88/Permentan/OT.140/12/2011, tentang penambahan ruang lingkup pengawasan jenis dan cemaran terhadap Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dari 39 jenis menjadi 100 jenis yang diawasi untuk komoditas hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan serta penambahan ruang lingkup pengawasan cemaran ditambah cemaran biologi dan bahan kimia yang dilarang. b) Permentan No. 89/Permentan/OT.140/12/2011, merevisi tempat pemasukan buah segar dan sayur segar yang semula 8 tempat pemasukan, menjadi 4 tempat pemasukan (Belawan, Soekarno-Hatta, Surabaya dan Makasar). c) Permentan No. 90/Permentan/OT.140/12/2011, merevisi tempat pemasukan sayuran umbi lapis segar dari 14 tempat pemasukan menjadi 4 tempat pemasukan (Belawan, Soekarno-Hatta, Surabaya dan Makasar). Kementerian Pertanian pada tahun 2011 telah mengeluarkan regulasi Peraturan Menteri Pertanian, antara lain tentang: a) Pelayanan Karantina Pertanian Dalam Sistem Elektronik Indonesia Nasional Single Window (INSW), b) Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Hewan dan/atau Pangan Segar Asal Tumbuhan dari Negara Jepang terhadap Kontaminasi Zat Radioaktif, c) Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik Ronozyme AX (CT), d) Pembentukan Unit Pengendali Penyakit Avian Influenza Pusat, 3.1.4. Kerjasama Luar Negeri Di bidang kerjasama luar negeri, Kementerian Pertanian telah menjadi tuan rumah pertemuan Menteri-menteri Pertanian Negara-negara ASEAN (AMAF) yang telah dilaksanakan pada tanggal 7-9 Oktober 2011, dilanjutkan dengan pertemuan AMAF + 3 (Jepang, Korea dan China) dan pertemuan AMAF-India. Pertemuan AMAF, AMAF+3, dan AMAF-India telah menghasilkan beberapa kesepakatan antara lain: a. Ditandatanganinya kesepakatan ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR) oleh seluruh Menteri Pertanian Negara-negara ASEAN+3; b. Disetujuinya rencana bantuan jangka panjang ketahanan pangan dan energi (food and energy security) dari Negara +3 untuk Negara-negara ASEAN Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  18 
  • 25. Kementerian Pertanian c. Disetujuinya rencana kerjasama ASEAN-India dalam jangka 5 tahun kedepan, meliputi capacity building, pembentukan working group on agriculture and forestry, pertemuan petani ASEAN-India (farmers week), dan eksibisi-eksibisi. Di samping itu pengembangan forum kerjasama Non ASEAN difokuskan pada kegiatan koordinasi pengembangan kerjasama dalam kerangka D-8, Asia-Europe Meeting (ASEM), Kerjasama Ekonomi Sub-Regional (KESR), The Indonesia- Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dan Brunei Darussalam-IndonesiaMalaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA), United Nation Economic Social Commission for Asia and the Pacific-The Centre for Allevation of Poverty through Sustainable Agriculture (UNESCAP CAPSA) dan Asian and Pacific Centre for Agricultural Engineering and Machinery (APCAEM). Dalam pertemuan-pertemuan bilateral telah dilaksanakan baik pada tingkat menteri (ministerial meeting) maupun tingkat senior officer meeting (SOM), dimana telah dihasilkan beberapa nota kesepahaman (MoU) Indonesia dengan beberapa negara sahabat telah ditandatangani, antara lain dengan Brunei, Namibia, Nigeria, Zimbabwe, Laos dan Korea. 3.1.5. Pengembangan Permodalan dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani Untuk mengatasi keterbatasan permodalan dan lemahnya kelembagaan petani Kementerian Pertanian mengembangkan fasilitas pembiayaan dalam bentuk skim kredit program dengan subsidi bunga dan penjaminan, serta melaksanakan kegiatan pemberdayaan petani. Skim kredit program yang telah dikembangkan adalah Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang kemudian berubah menjadi Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). KKP-E, KPEN-RP, KUPS adalah skim kredit program dengan subsidi bunga, sementara KUR adalah skim kredit program dengan penjaminan. Dana kredit sepenuhnya berasal dari Bank Pelaksana. Tingkat realisasi penyerapan skim kredit program KKP-E tersebut rata-rata masih rendah, berkisar 20% per tahun dari total komitmen bank pelaksana sebesar Rp. 8,779 triliun. Komitmen bank dan realisasi serapan KPEN-RP secara kumulatif (2007 -2011) per Oktober 2011 sebesar Rp. 1,818 triliun. Sedangkan komitmen bank dan Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  19 
  • 26. Kementerian Pertanian realisasi serapan KUPS secara kumulatif (2009-2011) per Oktober 2011 sebesar Rp. 391,543 miliar. Tabel 6.. Komitmen Bank, Realisasi Serapan, Cakupan Komoditas Kredit Tahun 2011 (per Oktober 2011) No. 1. Skim Kredit Cakupan Komoditas KKP-E Komitmen Bank (Rp.triliun) 8,779 Realisasi (Rp.triliun) 1,589 Program % Terhadap Komitmen Bank 18,1 Tan. Pangan, Kortikultura, Perkebunan, Peternakan, pengadaan pangan 2. KPEN-RP Sawit, Kakao, Karet 38,603*) 1,818 4,7 3. KUPS Pembibitan Sapi 3,882 *) 0,392 10,1 4. KUR Semua usaha produktif 20,000 3,993**) 16,4 semua sektor Keterangan : *) Komitmen bank untuk KPEN-RP th. 2007-2014 dan KUPS tahun 2009-2014 **) Realisasi KUR untuk sektor pertanian. Realisasi KUR untuk semua sektor usaha Rp. 24,404 triliun. Dari hasil evaluasi, rendahnya tingkat serapan kredit program tersebut disebabkan antara lain: 1) usaha pertanian dianggap perbankan mempunyai risiko yang tinggi, 2) terbatasnya penyediaan agunan yang dimiliki petani seperti sertifikat lahan yang dipersyaratkan perbankan, 3) perbankan menerapkan prinsip kehati-hatian mengingat risiko sepenuhnya ditanggung perbankan (kecuali KUR) dan 4) khusus calon debitur KPEN-RP masalah status lahan belum bersertifikat dan sebagain provinsi/kabupaten/kota belum memiliki RTRWP/RTRWK, 5) untuk KUR sektor pertanian sudah disediakan penjaminan sebesar 80 % namun suku bunga yang dibebankan petani cukup tinggi untuk KUR mikro (<Rp. 20 juta) maksimum 22% dan KUR ritel (>Rp.20 juta) maksimum 14 % per tahun. Menyadari bahwa mayoritas petani memiliki skala usaha yang kecil, akses terbatas dan posisi tawar yang lemah di pasar, Kementerian Pertanian melakukan kegiatan pemberdayaan kelembagaan petani antara lain melalui Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) dan Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Sejak pelaksanaan kegiatan LM3 tahun 2007, Kementerian Pertanian setiap tahunnya telah melakukan kegiatan pemberdayaan petani rata-rata untuk 1.300 LM3. Pada tahun 2011 kegiatan pemberdayaan dilaksanakan pada 1.033 LM3. Pengembangan Usaha Agribisnis pedesaan (PUAP) merupakan program terobosan Kementerian Pertanian untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan pengangguran di perdesaan serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan anggota Gapoktan sebagai pelaku usaha agribisnis. Pada tahun 2011, dari target 10.000 desa, kegiatan PUAP berhasil dilaksanakan di 9.096 Desa/Gapoktan. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  20 
  • 27. Kementerian Pertanian 3.2. Kontrak Kinerja Menteri Pertanian dan Direktif Presiden 3.2.1. Kontrak Kinerja Akuntabilitas Keuangan dan Regulasi Sesuai dengan kontrak kinerja antar Menteri Pertanian dengan Presiden, paling lambat pada tahun 2011 Pengelolaan Keuangan Kementerian Pertanian ditargetkan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK-RI. Dalam rangka pemenuhan target tersebut, pada tahun 2010 dan 2011, Kementerian Pertanian telah berupaya : (1) Menertibkan Laporan Keuangan Kementerian, (2) Melakukan review laporan keuangan untuk memenuhi kriteria penilaian dengan opini WTP, (3) Melakukan penertiban pengelolaan aset pada seluruh Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, (4) Melaksanakan pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan khusus pada unit kerja lingkup Kementerian Pertanian dalam rangka mewujudkan Good Governance, (5) Mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di lingkungan Kementerian Pertanian, (6) Melakukan pembinaan Sistem Pengendalian Internal (SPI), (7) Pengawalan terhadap kegiatan-kegiatan strategi lingkup Kementerian Pertanian, (8) Melakukan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) seluruh eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan (9) Melakukan kerjasama dengan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan) dan merekrut tenaga BPKP sebagai Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan Kementerian Pertanian. Melalui berbagai upaya tersebut diharapkan pada tahun 2011 pengelolaan keuangan Kementerian Pertanian diharapkan memperoleh opini WTP. 3.2.2. Tindak Lanjut Inpres No. 14 Tahun 2011 Sesuai dengan Inpres No. 14 Tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Tahun 2011, Menteri Pertanian mendapatkan amanat untuk menjalankan tugas yang meliputi 10 Rencana Aksi dan 26 Sub Rencana Aksi. Kesepuluh Rencana Aksi tersebut mencakup: (1) Peningkatan integrasi PNPM penguatan; (2) Pengelolaan air untuk pertanian; (3) Peningkatan produksi ternak ruminansia; (4) Penyaluran bantuan dan subsidi benih tanaman pangan; (5) Penyaluran pupuk bersubsidi; (6) Perluasan areal pertanian; (7) Pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan pangan; (8) Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan; (9) Pengembangan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan; dan (10) Konsep kebijakan penyediaan subsidi beras untuk masyarakat berpenghasilan rendah/raskin. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  21 
  • 28. Kementerian Pertanian Berdasarkan hasil penilaian UKP4 pada Laporan B12 (sampai Desember 2011), Kementerian Pertanian telah melaksanakan seluruh rencana aksi dan mencapai target sesuai yang ditetapkan (pencapaian berkisar antara 100% sampai dengan 227,55%). 3.2.3. Inpres No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Dalam rangka melaksanakan penugasan Inpres 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, Kementerian Pertanian telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 277,96 miliar untuk Provinsi Papua dan sebesar Rp. 106,92 miliar untuk Provinsi Papua Barat, serta menetapkan bahwa pembangunan pertanian di kedua Provinsi tersebut akan difokuskan pada: 1). Merauke Integrated Food dan Energy Estate (MIFEE), 2) Pengembangan ternak sapi potong dan babi, dan 3) Pengembangan kedelai. 1) Merauke Integrated Food dan Energi Estate (MIFEE) Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke telah mengalokasikan areal seluas 1,2 juta hektar yang terbagi atas 10 klaster. Untuk jangka pendek (2011-2014), prioritas pengembangan pada Klaster I dan IV seluas 464.954 hektar dengan lahan yang clear and clean seluas 228.022 hektar. Komoditas pangan yang akan dikembangkan adalah: padi, jagung, kedelai, tebu dan sapi. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain : (1) Telah diterbitkan grand design MIFEE, (2) grand-launching MIFEE, (3) inventarisasi rencana investigasi dari 14 investor dengan ijin seluas 548.315 hektar, (4) pembangunan/rehabilitasi jalan usaha tani dan irigasi, (5) demplot System Rice of Intensification (SRI). Kendala yang dihadapi saat ini belum diterbitkannya ijin penggunaan lahan dari HPK menjadi APL serta infrastruktur yang terbatas. Hal lain yang ditunggu para pelaku usaha adalah penetapan Kawasan Ekonomi Khusus di wilayah Merauke. 2) Pengembangan Ternak Sapi Potong dan Babi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat berpeluang menjadi sentra daerah produksi sapi potong dan babi nasional terutama di Provinsi Papua Barat untuk 1015 tahun mendatang. Saat ini kegiatan operasional pengembangan sapi potong dan babi yang telah dilaksanakan adalah Sarjana Membangun Desa (SMD) sebanyak 69 unit (Rp 900 juta) di Provinsi Papua dan 66 unit (Rp. 33,26 miliar) di Provinsi Papua Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  22 
  • 29. Kementerian Pertanian Barat, Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) sebanyak 7 unit (Rp. 850 juta) dan 15 unit (Rp. 2,35 miliar), PUAP sebanyak 198 Gapoktan (Rp. 19,8 miliar) di Provinsi Papua dan 207 Gapoktan (Rp. 20,7 miliar) di Provinsi Papua Barat, Insentif Penyelamatan Sapi Betina Produktif Rp. 6,3 miliar di Provinsi Papua Barat dan Rp. 5,8 miliar di Provinsi Papua. 3) Pengembangan Kedelai Pengembangan kedelai di NTT dilakukan secara bertahap, yaitu pada tahun 2011 seluas 2.000 hektar, tahun 2012 seluas 3.000 hektar, tahun 2013 seluas 4.000 hektar dan pada tahun 2014 seluas 5.000 hektar. Pada tahun 2011, pengembangan kedelai dilakukan melalui: 1) pemberdayaan Balai Benih setempat untuk menangkarkan benih sumber seluas 3,2 hektar, 2) pemberian bantuan saprodi (pupuk kimia, Rhizobium, kapur pertanian dan pestisida), 3) pemberian paket alat dan mesin pertanian seperti: hand traktor, power tresher, peralatan pengolahan tahu-tempe dan susu kedelai, 4) pemberian bantuan sapi kerja kepada petani, 5) pemberian pelatihan budidaya kedelai, panen dan pasca panen serta pengolahan hasil, 6) Melakukan koordinasi, pembinaan, pendampingan, monitoring dan pelaporan. 3.2.4. Arahan Presiden untuk Percepatan Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur Sebagai tindak lanjut arahan Presiden untuk Percepatan Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur, maka berdasarkan potensi wilayah, Kementerian Pertanian telah menetapkan untuk mengembangkan produksi jagung dan ternak sapi potong, serta pembangunan embung di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendukung upaya pengembangan produksi jagung, pada tahun 2011 dimulai pembangunan 1 Unit Pengolah Biji (UPB) jagung komposit di Nusa Tenggara Timur dengan kapasitas 2 ribu ton setiap tahunnya. Pada tahun 2011 produksi jagung di Nusa Tenggara Timur (Angka Ramalan III) sebesar 522,97 ribu ton. Pengembangan ternak sapi potong difokuskan di Kabupaten Belu dan Kabupaten Kupang melalui: (i) peningkatan populasi, (ii) pengembangan pakan, (iii) regulasi distribusi bibit, ternak dan daging, (iv) penguatan kelembagaan, (v) peningkatan produktivitas, dan (vi) penguatan infrastruktur. Pengembangan ternak sapi potong dilakukan untuk meningkatkan populasi melalui penambahan indukan sapi, yang Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  23 
  • 30. Kementerian Pertanian pada tahun 2011 sudah terealisasi sebanyak 2.058 ekor. Untuk mengatasi ketersediaan air, telah dibangun embung sebanyak 328 unit di 19 Kabupaten. 3.2.5. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 Kementerian Pertanian menindaklanjuti rencana Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia di 6 Koridor Ekonomi yang telah direncanakan. Dari 6 Koridor Ekonomi Kementerian Pertanian ditunjuk sebagai ketua Tim Kerja Koridor Ekonomi Kalimantan, 5 Koridor Ekonomi lainnya, kementerian lain sebagai Ketua Tim Kerja. Pada Koridor Ekonomi Kalimantan telah disusun data dasar terkait dengan potensi sumberdaya alam termasuk potensi pengembangan energi (migas dan batubara), mineral (besi baja dan bauksit), kelapa sawit, dan potensi pengembangan pertanian pangan, peternakan, dan perikanan sebagai sektor pendukung MP3EI koridor ekonomi Kalimantan. Hasil pemetaan potensi lahan untuk ekstensifikasi padi dan palawija seluas 2,7 juta hektar, pengembangan kelapa sawit dan karet 5,8 juta hektar. Untuk pengembangan padi telah dirancang Food Estate di Kabupaten Pontianak seluas 20 ribu hektar, di Kabupaten Kubu Raya seluas 19 ribu hektar, dan Kabupaten Bulungan seluas 30 ribu hektar. Untuk koridor Ekonomi Sumatera, Kementerian Pertanian akan fokus mengembangkan kelapa sawit dan karet. Sedangkan untuk Koridor Ekonomi Jawa sebagai Sentra Pengembangan Industri Makanan/Pangan difokuskan pada pengembangan industri makanan/pangan melalui penumbuhan industri di pedesaan yang mengolah produk-produk pertanian menjadi produk olahan makanan. Pada koridor Sulawesi, Kementerian Pertanian telah membangun kawasan sentra produksi padi, jagung dan kakao berdasarkan potensi agro-ekosistem dan memfasilitasi kegiatan penyediaan infrastruktur, perbenihan maupun pemberdayaan petani. Sedangkan pada Koridor Ekonomi Bali-NTB-NTT Kementerian Pertanian akan mengembangkan koridor ini sebagai sentra produksi jagung, kedelai dan ternak. Pada tahun 2011 telah dialokasikan anggaran di Bali, NTB dan NTT untuk mendukung pengembangan jagung, kedelai dan ternak. Adapun untuk koridor Ekonomi Papua, Kementerian Pertanian akan mengembangkan Koridor Ekonomi ini sebagai sentra produksi pangan, perkebunan dan peternakan. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  24 
  • 31. Kementerian Pertanian IV. KEGIATAN MENTERI PERTANIAN TAHUN 2011 Pada tahun 2011, Menteri Pertanian telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka penyampaian kebijakan pembangunan pertanian dan motivasi gerakan pembangunan kepada masyarakat melalui berbagai media massa cetak maupun elektronik. Kegiatan tersebut antara lain berupa konperensi pers, talkshow/dialog di media elektronik (televisi dan radio), wawancara dengan media cetak (harian/tabloid/majalah), kunjungan ke media massa serta kunjungan kerja ke berbagai daerah. Menteri Pertanian melakukan konferensi pers sebanyak 18 kali (Lampiran 1); talkshow/dialog di media elektronik di berbagai Stasiun Televisi sebanyak 27 kali (Lampiran 2); Adapun awancara dengan media cetak sebanyak 12 kali (Lampiran 3). Selain itu Menteri pertanian juga melakukan kunjungan ke beberapa media massa untuk menjelaskan berbagai kebijakan pembangunan pertanian, antara lain ke Harian Indopos, Kompas, Sinar Harapan dan Tempo. Terkait dengan pemberitaan pembangunan pertanian, berdasarkan hasil monitoring, sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2011 diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Di media cetak, dengan bersumber pada 20 media cetak utama dan 1 media online selama tahun 2011 terdapat 10.560 berita terkait pertanian, dengan topik utama masalah perberasan (279 berita); gula (123 berita); dan CPO (81 berita). (2) Pemberitaan yang berupa pernyataan pimpinan Kementerian Pertanian berjumlah 1.481 berita, dimana pernyataan Menteri Pertanian berjumlah 690 berita (47%), Wakil Mentan 311 berita (21%), dan berita pernyataan para pejabat Eselon I. (3) Pemberitaan di 13 stasiun televisi nasional, selama tahun 2011 terdapat 2.627 berita pertanian, dimana 1.814 berita atau 69 % diantaranya ditayangkan di TVRI, TV One 259 berita (9,85%) dan Metro TV 238 berita (9,05%). (4) Kegiatan kunjungan kerja ke daerah untuk melihat kondisi lapangan, pemberian bantuan dan motivasi gerakan, dialog dengan petani tentang program pembangunan pertanian, selama tahun 2011 telah dilakukan kunjungan sebanyak 46 kali (Lampiran 4). Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  25 
  • 32. Kementerian Pertanian V. KENDALA DAN RENCANA TINDAK LANJUT MENDATANG 5.1 Kendala Teknis yang Dihadapi Beberapa kendala teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan petanian tahun 2011, antara lain: (1) dampak perubahan iklim, (2) kepemilikan lahan sempit dan laju konversi lahan pertanian pangan, (3) permodalan petani masih sulit diakses dan (4) kelembagaan petani masih lemah, dan (5) Prasarana pertanian terutama jalan perdesaan dan rusaknya jaringan irigasi. Gejala perubahan iklim sangat dirasakan dampaknya terutama dalam hal pergeseran pola tanam, ketersediaan air, dan eksplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan yang pada akhirnya berdampak pada penurunan produksi pertanian. Kondisi kepemilikan lahan petani dibawah 0,5 hektar, laju konversi lahan sawah ke non sawah sebesar 187.720 ha per tahun, dengan rincian alih fungsi ke non pertanian sebesar 110.164 ha per tahun dan alih fungsi lahan ke pertanian lainnya sebesar 77.556 ha per tahun. Adapun alih fungsi lahan kering pertanian ke non pertanian sebesar 9.152 ha per tahun (Sumber: BPS 2004) berakibat pada penurunan kapasitas produksi pangan dan mengancam ketahanan pangan. Keterbatasan modal petani sangat menghambat kemampuan petani dalam meningkatkan produksi, mutu, nilai tambah dan daya saing produk pertanian. Petani kesulitan akses ke perbenihan, termasuk akses pada skim kredit, seperti KPEN-RP dengan realisasi baru 4,7% dan KUPS baru 10,15% dari komitmen bank. Kelembagaan petani yang belum solid mengakibatkan manajemen produksi yang kurang efektif serta meningkatkan biaya produksi sehingga nilai produk kurang berdaya saing. Pada tahun 2011, jumlah penyuluh yang ada sebanyak 51.167 tenaga penyuluh. Idealnya setiap satu desa difasilitasi dengan satu penyuluh (jumlah desa di Indonesia sebanyak 73.000) sehingga masih kekurangan 21.833 penyuluh. Untuk menghadapi serangan hama masih dibutuhkan 3.060 Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT). Sedangkan jumlah kelembagaan petani (Gapoktan) Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  26 
  • 33. Kementerian Pertanian yang difasilitasi oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2011 sebanyak 33.488 kelompok. Keterbatasan dukungan prasarana pertanian, khususnya prasarana pengairan, mengakibatkan pengelolaan lahan tidak optimal terutama yang terkait dengan peningkatan indeks pertanaman dan produktivitas. 5.2. Kendala Administrasi Pembangunan Di samping kendala teknis terdapat pula kendala administrasi yang mengurangi efektifitas dalam pencapaian sasaran pembangunan pertanian, antara lain (1) tahun fiskal yang tidak sinkron dengan kalender tanam di mana tahun fiskal tidak sesuai dengan kalender tanam; (2) Sistem Pengadaan Barang/Sarana Produksi Pertanian Tertentu (misal benih) perlu disesuaikan dengan karakteristik pertanian yang sangat dinamis dan tergantung iklim, sehingga sering tidak tersedia sepanjang waktu dan mudah rusak; (3) Sinergitas dan koordinasi program lintas sektor dan antara pusat dan daerah belum berjalan optimal. Pembangunan pertanian memerlukan sinergi dan dukungan dari sektor-sektor lain, seperti Kementerian PU, Perdagangan, Industri, Koperasi dan UKM, Kehutanan, Perhubungan dan Perbankan. 5.3 Rencana Tindak Lanjut Dan Kegiatan Mendatang 5.3.1. Antisipasi Kendala Teknis Dalam rangka antisipasi terhadap dampak perubahan iklim, berbagai upaya yang akan dilakukan ke depan antara lain adalah: (1) upaya meningkatkan kemampuan petani dan petugas lapangan melakukan prakiraan iklim, langkah antisipasi, mitigasi dan adaptasi yang diperlukan. Kegiatan sekolah lapang iklim (SLI) terus ditingkatkan, (2) mengembangkan teknologi tepat guna, (3) menciptakan varietas yang tahan terhadap banjir, kekeringan, dan (4) menerbitkan rencana aksi Kementerian Pertanian dalam rangka penurunan Gas Rumah Kaca (GRK) dan Implementasi penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI) secara terukur. Untuk melindungi terjadinya konversi lahan pertanian ke penggunaan untuk kepentingan non pertanian diperlukan sosialisasi dan implementasi UU 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan oleh Pemerintah Daerah, khususnya ketersediaan lahan untuk mencapai swasembada kedelai dan tebu pada tahun 2014, dimana diperlukan lahan untuk pengembangan kedelai Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  27 
  • 34. Kementerian Pertanian seluas 500 ribu hektar dan untuk lahan tebu seluas 350 ribu hektar. Di samping itu perlu dihindari terjadinya kompetisi pemanfaatan lahan dengan padi dan jagung. Dalam rangka mengatasi permodalan petani sekaligus memberikan pelindungan terhadap resiko usahatani yang sangat tergantung pada iklim, maka perlu percepatan pembahasan RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. RUU ini akan menjadi dasar hukum bagi terwujudkan sistem pembiayaan yang mudah diakses petani, juga mewujudkan sistem asuransi usahatani dan petaninya. Saat ini guna menjembatani akses petani terhadap sumber permodalan, telah dilakukan pemberdayaan kelembagaan usaha kelompok sebagai cikal bakal lembaga keuangan mikro di perdesaan. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan usaha tani dan meningkatkan posisi tawar petani dalam berusahatani diprioritaskan pemberdayaan kelembagaan petani mulai dari kelompok tani, gapoktan, koperasi serta pengembangan pola kemitraan dengan pelaku usaha untuk memperpendek rantai pasar dan meningkatkan margin yang diperoleh petani. Agar pengangkutan lebih efesien maka transportasi komoditi pertanian diupayakan dengan menyediakan gerbong kereta khusus untuk mengangkut sapi dan komoditi pertanian lainnya. Pengembangan prasarana pertanian khususnya prasarana pengairan menjadi prioritas dalam mendukung perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman dilaksanakan dengan bersinergi dengan program yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, yang difokuskan pada wilayah-wilayah yang telah ada atau yang baru dibangun/direhabilitasi jaringan irigasi primer dan sekundernya. Upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian antara lain melalui pengembangan irigasi permukaan, pengembangan irigasi partisipatif, perbaikan dam parit, pembuatan embung, dan pengembangan air tanah dalam. Keterpaduan lintas sektor, subsektor dan pusat-daerah dalam membangun kawasan diharapkan mampu menumbuhkan kawasan-kawasan pertanian, seiring dengan pengembangan industrialisasi di perdesaan. Dengan adanya industri hilir berbasis agro di perdesaan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja di perdesaan. Industri di perdesaan ini konektivitas dengan pusat-pusat petumbuhan ekonomi dan tumbuhnya ekonomi secara seimbang antara desa-kota. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  28 
  • 35. Kementerian Pertanian Pembangunan pertanian ke depan akan lebih difokuskan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara membangun komoditas strategis dan unggulan nasional berbasis kawasan sentra produksi, secara terpadu dan berkelanjutan. Komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif terus dikembangkan di kawasan yang memenuhi kriteria/persyaratan, antara lain kesesuaian agro-ekosistem dan tata ruang wilayah, serta memperhatikan aspek ekologi dan sosial budaya masyarakat. Produktivitas tenaga kerja petani terus ditingkatkan lagi melalui berbagai pelatihan, peningkatan kapasitas, peningkatan produksi, produktivitas dan lainnya. 5.3.2. Saran Penyempurnaan Administrasi Pembangunan Terkait dengan upaya mengatasi berbagai kendala administrasi pembangunan, diperlukan penyempurnaan administrasi pembangunan adalah sebagai berikut : (1) Terkait tidak sinkronnya tahun fiskal dengan kalender tanam, maka sistem perencanaan perlu disesuaikan yaitu program direncanakan menjadi T-1 (program tahun 2011 diperhitungkan output dan dampaknya pada sasaran tahun 2012 dan seterusnya). Pada prinsipnya upaya peningkatan produksi pangan merupakan proses satu musim tanam; (2) Terkait dengan pengadaan bantuan sarana produksi, maka dengan tetap berpedoman pada harga yang efisien; menghindari monopoli; menghindari KKN, namun proses pelelangan memerlukan waktu yang relatif lama (± 45 hari) sehingga penyaluran bantuan sarana produksi sering menjadi tidak tepat waktu, maka diusulkan pengadaan bantuan sarana produksi dapat dilaksanakan melalui : (a) Public Service Obligation (PSO) oleh BUMN yang sesuai dengan penugasannya, dengan penetapan harga berdasarkan rekomendasi BPKP dan pelaksanaannya diaudit oleh BPK; (b) Mengingat bahwa bantuan sarana produksi merupakan belanja yang hampir dikatakan rutin, maka harga jenis barang tersebut agar ditetapkan oleh pemerintah (dalam hal ini oleh Menteri Keuangan). Penetapan harga sarana produksi tersebut direkomendasikan oleh BPKP dan LKPP yang dapat ditinjau sesuai perkembangan pasar. Proses penetapan calon pelaksana pengadaan tetap dilakukan dengan pelelangan tetapi hanya mencakup penilaian teknis sehingga proses pelelangan menjadi lebih dipersingkat; (c) Tindak lanjut dan rencana kegiatan mendatang adalah mewujudkan koordinasi dan lintas sektor dan antar pusat-daerah yang efektif dalam rangka membangun sinergisme kegiatan antar sektor, wilayah, komoditas dan waktu pelaksanaannya, sehingga tidak terjadi tumpang tindih. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  29 
  • 36. Kementerian Pertanian VI. PENUTUP Tahun anggaran 2011 merupakan tahun ke-2 periode Kabinet Indonesia Bersatu II. Dalam kontrak kinerja Menteri Pertanian telah ditetapkan visi, misi, sasaran dan program pembangunan pertanian yang akan diwujudkan pada tahun 2014. Target 4 sukses pembangunan secara bertahap kita wujudkan. Angka-angka indikator kinerja pembangunan dan sasaran produksi menunjukkan peningkatan walaupun belum sepenuhnya mencapai target yang ditetapkan karena adanya prasyarat yang kurang mendukung dan permasalahan yang berada di luar kewenangan manajemen Kementerian Pertanian. Kebijakan pemerintah telah berada pada track yang benar, namun perlu dipacu percepatan pelaksanaannya. Dalam pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJM 2012 Kementerian Pertanian berupaya untuk secara terus menerus meningkatkan konsolidasi internal disamping upaya meningkatkan kerjasama dan koordinasi lintas sektor dengan para pemangku kepentingan terkait, terutama agar program pembangunan mampu menggerakkan masyarakat mendukung pencapaian sasaran. Dalam lingkup internal Kementerian Pertanian, berbagai upaya peningkatan efesiensi dan efektivitas dalam pengelolaan anggaran dan kegiatan melalui refocusing kebijakan serta pembenahan manajemen selaras dengan upaya-upaya reformasi birokrasi yang akuntabel, sehingga mampu mengakselerasi kinerja Kementerian Pertanian dalam mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Untuk menghadapi berbagai tantangan dan kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian sasaran peningkatan produksi, daya saing dan peningkatan kesejahteraan petani antara lain dampak perubahan iklim, tambahan ketersediaan lahan, penciptaan iklim investasi, penyediaan dan akses terhadap permodalan, implementasi berbagai peraturan perundang-undangan, memerlukan komitmen dan kerjasama yang tinggi. Sinergitas program dan kegiatan dari berbagai instansi, baik secara lintas sektor maupun secara vertikal (pusat dan daerah) akan mampu meningkatkan efetivitas pembangunan. Didukung sinergi gerakan di antara para pelaku pembangunan pertanian, yaitu pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat, maka sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat tercapai. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  30 
  • 38. Kementerian Pertanian Lampiran 1. Daftar Konperensi Pers yang Dilakukan Menteri Pertanian Selama Tahun 2011 No. Kegiatan Hari/Tanggal Selasa, 4 Januari 20011 1 Pengukuhan Tim Penyusunan Visi, Misi Program Strategis  Jangka Panjang Pembangunan Pertanian Tahun 2013‐2035 oleh  Menteri Pertanian Selasa, 11 Januari 2011 2 Workshop Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dalam  rangka menghadapi dampak perubahan iklim oleh Menko  Perekonomian, Menteri Pertanian, Menteri BUMN, Ketua  Komisi IV DPR RI 3 Lauching PuPS Versi 2.0 serta Pembukaan Working Plan IRRI  Kamis, 20 Januari 2011:  oleh Mentan 4 Persiapan Uji Lapang Konsep Sistem Pembangunan Perkebunan  Juma't, 4 Pebruari 20011:  Kelapa Sawit berkelanjutan Indonesia/Indonesian Sustainable  Palm Oil (ISPO) System, kepada perusahaan perkebunan  terpilih yang dibuka Wakil Menteri.  5 Pertemuan steering cominitte RI ‐ Iran on Agricultural  Selasa, 22 Pebruari 2011:  Cooperation 6 Menteri Pertanian melakukan penandatanganan MoU dengan  Kamis, 3 Maret 2011: Kepala Badan Pusat Statistik RI  Rabu, 9 Maret 2011: 7 Wakil Menteri Pertanian menerima Kunjungan Menteri  Pertanian, Perikanan dan Kelautan Australia dan dilanjutkan  dengan Bilateral Meeting. Sabtu, 12 Maret 2011: 8 Menteri Pertanian membuka ' Ministerial Confernce On  Biodiversity, Food Security and Climate Change", The Fourth  Session of the Governing Body of the International Treaty On  Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (ITPGRFA) di  Denpasar Bali. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  32 
  • 39. Kementerian Pertanian No. Kegiatan Hari/Tanggal 9 Menteri Pertanian memberi penjelasan mengenai hama Ulat  Juma't, 8 April 2011 Bulu. Rabu, 13 April 2011 10 Menteri Pertanian melakukan Launching Cyber Extension dan  memberi arahan pada Temu Teknis Penyuluhan Pertanian serta  dilanjutkan dengan Dialog Interaktif. 11 Menteri Pertanian memberikan penjelasan hasil kunjungan  Sabtu, 30 April 2011 kerja ke Spanyol dan Perancis mengenai Palm Oil Campaign di  VIP room Bandara Soekarno Hatta. Cengkareng Prop. Banten. Selasa, 14 Juni 2011 12 Menteri Pertanian memberi penjelasan tentang hasil  pertemuan dengan Tim Pemerintah Australia mengenai sikap  pemerintah Indonesia terhadap kebijakan penghentian Impor  Sapi ke Indonesia. 13 Menteri Pertanian Memberikan penjelasan Strategi  Jum'at, 22 Juli 2011 Ketersediaan Pangan dalam rangka menghadapi Hari‐Hari Besar  Keagamaan Nasional (HKBN) tahun 2011 Jum'at, 12 Agustus 2011 14 Menteri Pertanian didampingi Kepala Badan Pusat Statistika  (BPS) menyampaikan hasil awal pendataan sapi perah dan  kerbau tahun 2011 (PSPK 2011) / Konperensi 15 Retreat Menteri Perekonomian yang dihadiri oleh 14 Menteri  Senin, 19 september 2011 serta 20 Gubernur, dalam rangka pemenuhan kebutuhan  pangan 16 Konferensi Pers ASEAN Ministers On Agriculture and Forestry  Jum'at, 7 Oktober 2011 (AMAF) Ke‐33 oleh Menteri Pertanian RI yang didampingi oleh 17 Konperensi Pers Menteri Pertanian mengenai Kebijakan Pintu  Rabu, 14 Desember 2011 Masuk buah, sayur dan umbi lapis Impor serta PSAT yang baru. 18 Konperensi Pers tentang " Pelaksanaan Kebijakan Subsidi  Pupuk Tahun 2012" oleh Wakil Menteri Pertanian dan Dirjen  PSP. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  Jum'at, 30 Desember 2011 33 
  • 40. Kementerian Pertanian Lampiran 2. Daftar Talkshow/Dialog Menteri Pertanian di Media Elektronik Januari-Desember 2011 No 1. Televisi Dialog Mentan di TVRI Tema Ketahanan Pangan mengantisipasi Perubahan Iklim Tanggal Rabu, 12 Januari 2011 2. RRI Pro 3 FM Pencanangan Program Menyikapi Anomali Iklim untuk Mempertahankan Keamanan Pangan 3. Dialog Mentan di JAK -TV Perkembangan Harga bahan Pangan Strategi 4. RRI Pro 3 FM Rencana Peningkatan Produksi Pangan Utama dan Hasil Audit Lahan Kamis, 17 Februari 2011 5. Siaran Tunda/Ulang di TVRI Satu Tahun Kinerja Mentan Minggu, 20 Februari 2011 6 Talkshow di MetroTV Agribisnis Kelapa Sawit ”Prospek Yang Terbelenggu” Jumat, 28 Februari 2011 7. Dialog Mentan di TV One Program Pembangunan Pertanian Rabu, 9 Maret 2011 8. TalkShow di TVRI Program Pembangunan Pertanian Senin, 21 Maret 2011 9. TalkShow di MetroTV Teror Harga Pangan, Ketahanan Pangan Perubahan Iklim dan Dampak Bencana Jepang Senin, 28 Maret 2011 10. TalkShow di Jak-TV   11. TalkShow di Metro TV Potensi Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Motor Penggerak Agribisnis dan Konservasi Lingkungan Kamis, 14 April 2011 12. TalkShow di TVRI - Kamis, 14 April 2011 13. Siaran Tunda/Ulang di TVRI Temu Wicara Mentan dengan Para Petani / Peternak di Kabupaten Tegal Jawa Tengah Rabu, 12 Januari 2011 Rabu, 26 Januari 2011 Senin, 4 April 2011 Kamis, 8 Sep 2011 14. Dialog Mentan di TVRI Pembangunan Pertanian Jumat, 15 Sep 2011 15. Dialog Mentan di ANTV Isu-isu masalah Pertanian Jumat, 22 Sep 2011 16. TalkShow di MetroTV Revitalisasi Gula Nasional Sabtu, 23 Sep 2011 17. TalkShow di MetroTV Swasembada Daging Sapi, Sudah Sampai Dimana? Selasa, 26 Sep 2011 18. TalkShow di MetroTV Pembiayaan di Sektor Pertanian 19. Dialog Mentan di TVRI Program Pembangunan Pertanian Selasa, 4 Oktober 2011 20. Dialog Mentan di Kompas TV Masa Depan Pertanian Indonesia Ditengah Krisis Dunia Serta Upaya Penguatan Sektor Pertanian Menghadapi Krisis Global Rabu, 5 Oktober 2011 21. Dialog Mentan di Kompas TV Pembangunan Pertanian Kamis, 13 Oktober 2011 22 Chanel News Asia Television Ketahanan Pangan dan Kelapa Sawit Senin, 24 Oktober 2011 23. Dialog di Media Elektronilk (TVRI ) Selasa, 29 November 2011 24. Dialog Mentan di Kompas TV Dialog Menteri Pertanian pada acara ITF (Indonesia Tropical Fruit) di Surabaya Ketahanan Pangan 25. TalkShow di Metro TV Revitaslisasi Industri Perbenihan dan Pembibitan Senin, 5 Desember 2011 26. Dialog di Radio Sindo Seputar Pertanian Jumat, 9 Desember 2011 27. Dialog Mentan di TVRI Menggunakan dan Makan Tanaman Sendiri, Mau Tidak? Senin, 12 Desember 2011 28. Dialog di Metro TV Kebijakan Perpupukan untuk Sektor Pertanian Senin, 19 Desember 2011 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  Rabu, 27 Sep 2011 Kamis, 8 Desember 2011 34 
  • 41. Kementerian Pertanian Lampiran 3. Wawancara Menteri Pertanian dengan Media Cetak tahun 2011 NO MAJALAH/TABLOID/KORAN TOPIK TANGGAL 1 Agrofarm Visi dan Misi Kementerian Pertanian Tahun 2011 4 Januari 2011 2. Investor Daily Ketahanan Pangan Nasional 13 Januari 2011 3 Jurna l Nasional Ketahanan Pangan dan Naiknya Harga Cabai 18 Januari 2011 4 Majalah Tempo Upaya antisipasi Kementerian Pertanian akibat perubahan 20 Januari 2011 iklim ekstrim (climate chance) terhadap seluruh produk pertanian. 5 Majalah Gatra Musim panen pa di tahun 2011 serta pengaruh anomali 16 Pebruari 2011 iklim terhadap produktivitas tanaman pangan: 6 Agro Indonesia Pertanaman Tahun 2011 19 Pebruari 2011 7 Reuters Strategi Ketahanan Pangan Indonesia 28 Pebruari 2011 8 Oxford Business Group Strategi Menghadapi Perubahan Iklim 28 Maret 2011 9 ABC Australia Network Ketahanan Pangan Nasional 12 April 2011 10 Investor Magazine Perubahan Iklim 12 April 2011 11 Jurnal Diplomasi Ketahanan Pangan Nasional 10 Oktober 211 12 Chanel News Asia Tele vision Ketahanan Pangan dan Kelapa Sawit 24 Oktober 2011 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  35 
  • 42. Kementerian Pertanian Lampiran 4. Daftar Kunjungan Kerja Menteri Pertanian ke Daerah Tahun 2011 A. Kunjungan Kerja Menteri Pertanian sebanyak 46 kali : No. 1 2 Provinsi Kegiatan Jawa Barat Menteri Pertanian melakukan panen  cabe, di Sukabumi D.I. Yogyakarta dan Kabupten Magelang Menteri Pertanian, Menteri  Pekerjaan Umum, dan Menteri  Sosial, melakukan kunjungan kerja.  Kompeten Keamanan Pangan  Daerah (OKKPD) di Sumatera Utara. Hari/Tanggal Minggu, 9 Januari 2011 Minggu, 23 Januari 2011 3 Banten Menteri Pertanian melakukan  kunjungan kerja di Kab. Lebak dalam  rangka panen Padi Semi Organik. Jum'at, 4 Februari 2011  4 Jawa Tengah Rabu, 16 Februari 2011 5  Jawa Barat Menteri Pertanian melakukan Panen  Padi, penyerahan bantuan dan temu  wicara di Kab. Sragen Menteri Pertanian melakukan Panen  Raya Padi Varietas Inpari 13 serta  membuka acara Open House MT. 1  Thn. 2011 di Balai Besar Penelitian  Tanaman Padi Sukamandi Subang 6 Jawa Tengah. 7 Sumatera Utara. Wakil Menteri Pertanian melakukan  Penyerahan simbolik produk buah  dan sayuran dalam negeri kepada  Siswa/Siswi dalam rangka Gerakan  Mencintai Buah dan Sayur dalam  negeri, serta MoU dan Temuwicara  dengan Petani, Pelaku Usaha  Agribisnis bersama Gubernur jawa  Tengah. Menteri Pertanian melakukan  Launching ekspor Hortikultura dari  Sumatera Utara ke Singapore,  Revitalisasi Pasar Tani dan Sosialisasi  Peran Otoritas Kompeten Keamanan  Pangan Daerah (OKKPD)  Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  Rabu, 23 Februari 2011  Kamis, 24 Februari 2011 Rabu, 2 Maret 2011: 36 
  • 43. Kementerian Pertanian No. Provinsi Kegiatan Hari/Tanggal Menteri Pertanian Membukaan 17"  Meeting of the OIE Sub Commission  for Foot and Mouth Dissease in  South East Asia and China  (SEACFMD)  Menteri Pertanian melakukan Panen  Padi SRI Organik di Kabupaten Muara  Enim Provinsi Sumatera Selatan. Senin, 7 Maret 2011 8 Bali, Denpasar 9 Sumatera Selatan, Kabupaten Muara  Enim  10 Jawa Barat  Menteri Pertanian melakukan  kunjungan ke desa Cireundeu Kab.  Cimahi dalam rangka percepatan  Penganekaragaman Konsumsi  Pangan  (P2KP) 11 Bali. Menteri Pertanian membuka GB‐4 di  Denpasar  Senin, 14 Maret 2011 12 Sumatera Utara Rabu, 30 Maret 2011 13 Jawa Timur.   Menteri Pertanian melakukan  Pencanangan Visi 35 ‐ 26 dan  Peluncuran ISPO di Medan. Menteri Pertanian meresmikan  lokasi Kawasan Rumah Pangan  Lestari model pedesaan dan  dilanjutkan Temu Wicara dengan  petani Pacitan 14 Sulawesi Tanggara. Rabu, 20 April 2011 15 Sulawesi Tenggara Menteri Pertanian meninjau Sub  Station Kakao dan Ekspose rencana  pengembangan Tebu di Konawe  Selatan  Menteri Pertanian menyaksikan  Penandatanganan MoU antara  Balitnak dengan Pemda Muna dalam  rangka program penggemukan Sapi  ternak pola Klaster, serta dilanjutkan  Temu Wicara dengan Stakeholder  peternakan di Kabupaten Muna 16 Kalimantan Timur Menteri Pertanian bersama Kepala  Badan Penyuluhan dan  Pengembangan Sumberdaya  Manusia Pertanian melakukan  peninjauan kesiapan lokasi Penas ke  XIII di Kutai Kartanegara, Tenggarong Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  Sabtu, 12 Maret 2011 Minggu, 13 Maret 2011 Sabtu, 9 April 2011 Kamis, 21 April 2011 Selasa ‐ Rabu, 10 ‐ 11 Mei 2011 37 
  • 44. Kementerian Pertanian No. 17 Jambi Provinsi Kegiatan Menteri Pertanian membuka Rapat  Koordinasi Teknis dengan Jajaran  lingkup Pertanian Prop. Jambi dan  Hari/Tanggal Minggu‐Senin, 15 ‐ 16 Mei 2011 18 Nusa Tenggara Timur Menteri Pertanian melakukan Panen  Raya Padi di Kabupaten Rote Ndao,  Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selasa ‐ Rabu, 17 ‐ 18 Mei 2011 19 Kalimantan Barat Pontianak: Menteri Pertanian  melakukan Launching Gerakan  Perempuan untuk optimalisasi  Senin ‐ Selasa, 30 ‐ 31 Mei 2011 20 Sumatera Barat Menteri Pertanian membuka Live  Stock Expo 2011 dan Temu Wicara  dengan Peternak  di Padang Menteri Pertanian membuka  pertemuan Kepala Dinas dan Kota  Provinsi serta Asosiasi Pupuk  Organik di Kabupaten Sleman Menteri Pertanian melakukan  peninjauan dalam rangka  pembukaan Penas ke XIII, di  Tenggarong Kabupaten Kutai  Kertanegara, Provinsi Kalimantan  Timur Menteri Pertanian mendampingi  Wakil Presiden RI Membuka Penas  ke XIII di Tenggarong Kabupaten  Menteri Pertanian melakukan  Pemberian Penghargaan dari  Presiden RI kepada Gubernur dan  21 DI Yogyakarta 22 Kalimantan Timur 23 Kalimantan Timur 24 Kalimantan Timur 25 D.I Yogyakarta  Menteri Pertanian melakukan  kunjungan kerja dalam rangka  Festival Jamu Tingkat Nasional 2011 . Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  Kamis ‐ Jumát, 2 ‐ 3 Juni 2011 Sabtu‐Minggu, 11 ‐ 12 Juni 2011 Kamis‐Jumát, 16 ‐ 17 Juni 2011  Jumát‐Minggu, 17 ‐ 19 Juni 2011 Selasa‐Kamis, 21 ‐ 23 Juni 2011 Rabu, 20 Juli 2011 38 
  • 45. Kementerian Pertanian No. Provinsi 26 Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kegiatan M enteri Pertanian melakukan Panen  Padi dan M eninjau Gudang Bulog di  27 Jawa Barat Rabu, 4 Agustus 2011 Kunjungan kerja M enteri Pertanian  RI ke Sentra Peternakan Kabupaten  S enteri Pertanian meninjau sumber  M Mk b i inggu/Senin, 21‐22 Agustus 2011 benih perkebunan (Pohon Induk  Cengkeh AFO Generasi III dan Pala  varietas Ternate) dan dilanjutkan  dengan dialog interaktif 28 M aluku Utara 29 Kalimantan Tengah 30 M aluku Utara. 31 Jawa Tengah M enteri Pertanian meninjau lokasi  perkebunan di Kota Waringin Timur M enteri Pertanian melakukan  kunjungan kerja ke tempat Sumber  Benih Perkebunan (Pohon Induk  Cengkeh AFO Generasi III dan Pala  Varietas Ternate 1), Ternate M enteri Pertanian RI melakukan  temuwicara dengan petani,  peternak, penyuluh dan Gapoktani  Hari/Tanggal Sabtu, 30 Juli 2011 Selasa/Rabu, 23‐24 Agustus 2011 M inggu‐ Senin, 21‐22 Agustus 2011 Kamis‐Sabtu, 8‐10 September 2011 32 Jawa Tengah M enteri Pertanian melakukan Panen  Kamis‐Jum'at, 15‐16 September 2011 Kedelai dan dilanjutkan dialog  dengan petani di Kabupaten  33 Nusa Tenggara Barat M enteri Pertanian membuka Gelar  Jumat‐Sabtu, 16‐17 September 2011 Inovasi Teknologi (GIT) Tingkat  Nasional Siswa SM K‐SPP di Kab.  Lombok Barat inggu‐Senin, 25‐26 September 2011 M enteri Pertanian meresmikan Food  M Estate bersama Dirjen Prasarana dan  Sarana di Kab. Bulungan  34 Kalimantan Timur Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  39 
  • 46. Kementerian Pertanian No. Provinsi 35 Sulawesi Selatan Kegiatan Menteri Pertanian RI melakukan  kunjungan kerja ke Kab. Bantaeng,  Maros, dalam rangka penyerahan  bantuan Alsin ke Gapoktan, temu  wicara dengan petani Kab. Maros  dan Takalan, serta   penandatanganan prasasti  Laboratorium Biologi Molukuler . Menteri Pertanian menghadiri acara  pembukaan kegiatan Hari Pangan  Sedunia (HPS) Ke‐31 oleh Wakil  Presiden, di Kab. Bone Bolango Hari/Tanggal Sabtu‐Senin, 1‐ 3 Oktober 2011 37 Nusa Tenggara Barat Menteri Pertanian melakukan  kunjungan ke Lombok, dalam rangka  Konsultasi Tahunan Ke‐8 dengan  Pemerintah Malaysia. Kamis, 20 Oktober 2011 38 Jawa Barat Menteri Pertanian Membuka  International Seminar "The Future of  Global Food Security and Safety:  Issue and Justification " di Botani  Square, Bogor Kamis, 27 Oktober 2011 39 Jawa Timur Pembukaan Indonesia Tropical Fruits  Sabtu ‐ Minggu, 29‐30 Oktober 2011 Festival ( ITF2) oleh Menteri  Pertanian di Carefour Surabaya 40 D.I. Yogyakarta Pembukaan Pertemuan Sinkronisasi  Kelembagaan Teknis, Penelitian dan  Pengembangan serta Penyuluh  Pertanian dalam mendukung  Program Peningkatan P2BN menuju  Surplus 10 Juta Ton Beras Tahun 2014  di LPP Kanpus Yogyakarta. Senin ‐ Selasa, 31 Oktober 2011 41 Jawa Timur Menteri Pertanian RI melakukan  kunjungan kerja ke Desa Ngerong,  Kab Pasuruan dalam rangka panen  Peninjauan rumah APPO SKR  (Bantuan Indonesia ‐ Jepang) serta  penyerahan bantuan sapi, dana   PUAP, jitut dan JIDES, LM3 serta  Alsin Transplater di Tegal‐Brebes Rabu‐Kamis, 2‐3 November 2011 36 Gorontalo 42 Jawa Tengah Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  Selasa, 20 Oktober 2011 Sabtu‐Minggu, 3 ‐ 4 Desember 2011 40 
  • 47. Kementerian Pertanian No. Provinsi 43 Kalimantan Tengah 44 D.I. Yogyakarta 45 Jawa Tengah 46 DKI. Jakarta Kegiatan Hari/Tanggal Dalam rangka memperingati Hari  Kamis ‐ Sabtu, 8‐10 Desember  2011 Perkebunan Ke‐54  Dirjen  Perkebunan menyelenggarakan  kegiatan Bakti Krida Perkebunan,  serta Workshop dengan tema "  Perkebunan Berkelanjutan sebagai  Penggerak Ekonomi Wilayah" .  Puncak Peringatan hari perkebunan  dihadiri oleh Menteri Pertanian,  bertempat di GOR Tambun Bungai,  Palangkaraya Minggu‐Senin, 11‐12 Desember 2011 Menteri Pertanian meresmikan  Gedung Instiper serta  membuka  Kuliah Umum  Menteri Pertanian menyerahkan  Rabu, 21 Desember 2011 bantuan Hama Traktor, Trans  Planter, PUHP, UPPO, Jides/Jitut dan  dilanjutkan dengan dialog dengan  petani serta peninjauan lokasi JIDES  di Desa Ngabayan, Kec. Karang  Anom, Klaten Menteri Pertanian bersama Menteri  Kamis, 22 Desember 2011 Koordinator Bidang Perekonomian,  Menteri Perdagangan, Menteri  BUMN, dan Direktur Utama Perum  BULOG melakukan kunjungan Ke  Pasar Induk Beras Cipinang, Pasar  Jatinegara dan Gudang BULOG,  Kelapa Gading Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011  41