SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
BAB 1. PERPANGKATAN DAN BENTUK 
AKAR 
A. PANGKAT BULAT POSITIF 
a. Pengertian Pangkat Bulat Positif 
Pengertian berganda dengan faktor-faktor yang sama. Operasinya disebut perpangkatan, 
notasinya disebut notasi eksponen. Bilangan 75 merupakan bilangan berpangkat, dengan 
7 merupakan bilangan pokok dan 5 merupakan pangkat. 
Jika a adalah bilangan riil dan n bilangan bulat positif maka an (dibaca "a pangkat n") 
adalah hasil kali n buah faktor yang masing-masing faktornya adalah a. Jadi, pangkat 
bulat positif secara umum dinyatakan dalam bentuk 
dengan: a = bilangan pokok (basis); 
n = pangkat atau eksponen; 
an = bilangan berpangkat.
b. Sifat-sifat bilangan dengan Pangkat Bulat Positif 
Jika m,n ∈ R dan a,b ∈ R, maka berlaku sifat-sifat berikut : 
 Sifat Perkalian am.an = am+n 
 Sifat Pembagian 
a푚 
푎n= am-n 
 Sifat Pemangkatan (a푚)푛 = am.n 
 Sifat Perkalian dan pemangkatan (a.b)m = am.bm 
 Sifat Pembagian dan pemangkatan (푎 
푏 
) 
푚 
= 
a푚 
푏m , dengan b≠0
B. PANGKAT BULAT NEGATIF DAN NOL 
a. Pengertian Pangkat Bulat Negatif 
Untuk memahami dan mengerti apa definisi pangkat bulat negative, perhatikan contoh 
dibawah ini : 
a. Perhatikan bahwa a4 : a6 = a4-6 = a-2 atau 
푎4 
푎6= 푎×푎 ×푎×푎 
푎×푎×푎 ×푎×푎 ×푎 
= 1 
푎×푎 
= 1 
푎2. 
Jadi, a-2= 1 
푎2. 
Dari contoh diatas, dapat didefinisikan bilangan berpangkat bulat negative sebagai 
berikut : 
Contoh Soal :
b. Pengertian Pangkat Nol 
Jika m,n bilangan bulat positif dan m=n, maka am-n = a0. Untuk menentukan nilai dari 
bilangan pangkat nol, perhatikan uraian berikut : 
Sehingga dapat kita definisikan sebagai berikut : 
C. BILANGAN RASIONAL, IRASIONAL, DAN BENTUK AKAR 
a. Bilangan Rasional 
Bilangan rasional dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan decimal, baik berupa bilangan 
decimal berulang atau bilangan decimal tidak berulang. Sebagai contoh : 
3 = 3,0000… → bilangan bulat atau berulang 0 
1 
= 0,25 → tidak berulang tapi terbatas 
4
1 
6 
= 0,1666… → berulang 6 
3 
11 
= 0,2727 → berulang 27 
Penulisan bilangan desimal berulang dapat disingkat dengan membubuhkan tanda garis 
diatas angka yang berulang tersebut. Sebagai contoh 0,2727 = ̅0̅̅,2̅̅7̅. 
Dapat disimpulakan bahwa bilangan rasional meliputi bilangan bulat dan bilangan 
pecahan. 
b. Bilangan Irasional 
Bilangan irasional dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan desimal tak berulang tak 
terbatas. Perhatikan bilangan berikut ini! 
√2 = 1,414213… 
−√5 = -2,236067… 
휋 = 3,1415… 
푒 = 2,1782… 
Bilangan-bilangan diatas merupakan bilangan irasional karena bila dinyatakan dalam 
bilangan desimal, bentuknya bilangan desimal tak berulang tak terbatas. Dengan kata 
lain, bilangan-bilangan tersebut tidak dapat dinyatakan dalam bentuk 
푎 
푏 
dengan a,b 
bilangan bulat dan b≠0. Dan tidak selamanya bilangan berakar termasuk bilangan 
irasional, yang dinyatakan sebagai bilangan irasional adalah hasil akar yang tidak 
bilangan bulat. 
c. Bentuk Akar 
Bentuk akar adalah akar bilangan rasional yag hasilnya merupakan bilangan irasional.
Jika a dan b bilangan real serta n bilangan bulat positif, maka : 
an = ↔ √푏 푛 = a 
Dari definisi diatas, apabila 푛 bilangan genap, maka berlaku : 
an = ↔ √푏 푛 = a, dengan a,b ≥ 0. 
d. Menyederhanakan Bentuk Akar 
Bentuk-bentuk akar dapat disederhanakan dengan menggunakan sifat-sifat akar berikut 
ini : 
e. Operasi Aljabar Pada Bentuk Akar 
1. Penjumlahan dan pengurangan 
Penjumlahan dan pengurangan pada bentuk akar dapat dilakukan apabila bentuk 
akar pada bilangan-bilangan yang dijumlahkan atau dikurangkan itu sama.dengan 
demikian, jika a, c ∈ R dan b ≥ 0, berlaku : 
 풂√풃 + 풄√풅 = (풂 + 풃)√풃 
 풂√풃 − 풄√풅 = (풂 − 풃)√풃 
Conto Soal : 
1. Hitung dan sederhanakan bentuk akar berikut ini: 
a. √2 + 3√2 + 5√2 
b. 8√3 + 6 √2 + 12√3 − 4√2 
Pembahasan 
a. √2 + 3√2 + 5√2 = (1 + 3 + 5)√2 
= 9√2 
b. 8√3 + 6 √2 + 12√3 − 4√2 = 8√3 + 12√3 + 6√2 − 4√2 
= (8 + 12)√3 + (4 − 2)√2 
= 20√3 + 2√2 
√푏 푛 disebut akar (radikal) 
푏 disebut radikan (bilangan pokok yang ditarik akarnya) 
푛 disebut indeks (pangkat akar) 
Jika a dan b bilangan real,serta n bilangan bulat positif, maka : 
1. √푎ⁿ 푛 = ( √푎ⁿ 푛 
) = a 
2. √푎 푛 . √푏 푛 = √푎푏 푛 
3. √푎ᵐ ᵐⁿ = √푎 푛
2. Perkalian Bentuk Akar 
Bentuk-bentuk akar yang pangkat akarnya (indeksnya) sama, dapat langsung 
dikalikan dengan menggunakan rumus berikut : 
a푛√푥 . b 푛√푦 = ab 푛√푥푦 
Jika didalam tanda akar terdapat bentuk akar, maka cara menyederhanakannya 
dapat berupa rumus berikut : 
 √(푎 + 푏) + 2√푎√푏 = √푎 + √푏 
 √(푎 + 푏) − 2√푎√푏 = √푎 - √푏, a > b 
Contoh Soal : 
Sederhanakan bentuk-bentuk berikut. 
a. √3 × √2 
b. 2√19 × 10√5 
Penyelesaian: 
a. √3 × √2 = √(3 × 2) 
= √6 
b. 2√19 × 10√5 = (2 × 10)√(19 × 5) 
= 20√95 
3. Pembagian Bentuk Akar 
Bentuk-bentuk akar yang indeksnya sama dapat dibagi secara langsung dengan 
menggunakan rumus berikut : 
푎 푛√푥 
푏푛√푦 = 
Contoh soal : 
푥 
푦 
푛 
Sederhanakan bentuk-bentuk berikut. 
a. 
√6 
√2 
b. 
6√10 
3√5 
푎 
푏 
√
Penyelesaian: 
a. 
√6 
√2 
= √(6 
2 
) = √3 
b. 
6√10 
3√5 
= (6 
3 
) √(10 
5 
) = 2√2 
4. Merasionalkan Penyebut Pecahan Bentuk Akar 
Merasionalkan penyebut pecahan bentuk akar artinya mengubah penyebut pecahan 
yang berbentuk akar menjadi bilangan rasional. 
Cara merasionalkan setiap penyebut berlainan. Akan tetapi, prinsip dasarnya sama, 
yaitu mengalikan penyebut-penyebut tersebut dengan pasangan bentuk akar 
sekawannya sehingga diperoleh penyebut bilangan rasional. 
Untuk lebih jelasnya, pelajari uraian berikut. 
a. Merasionalkan Bentuk 
풂 
√풃 
Cara merasionalkan bentuk 
풂 
√풃 
adalah dengan mengalikan pembilang dan 
penyebut pecahan tersebut dengan bentuk sekawan dari penyebutnya, yaitu: 
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara merasionalkan bentuk 
풂 
√풃 
, 
silahkan simak contoh soal 1 di bawah ini.
Contoh Soal 1 
Rasionalkan penyebut pecahan-pecahan berikut, kemudian sederhanakanlah 
a. 
6 
√2 
21 
b. 
√3 
Penyelesaian: 
a. 
6 
√2 
= ( 6 
√2 
) . √2 
√2 
6√2 
= 
√2.√2 
= 
6√2 
2 
= 3√2 
b. 
21 
√3 
= (21 
√3 
) . √3 
√3 
21 √3 
= 
√3.√3 
= 
21√3 
3 
= 7√3 
b. Merasionalkan Bentuk 
풂 
(풃±√풄) 
Cara merasionalkan bentuk 
풂 
(풃±√풄) 
adalah dengan mengalikan pembilang dan 
penyebut pecahan tersebut dengan bentuk sekawan dari penyebut b±√c. Bentuk 
sekawan dari b + √c adalah b – √c , sedangkan bentuk sekawan dari b – √c adalah 
√풂 
b + c. Berikut penjelasanya masing-masing. Untuk merasionalkan bentuk 
(풃±√풄) 
, 
yakni: 
Untuk merasionalkan bentuk 
풂 
(풃±√풄) 
yakni:
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara merasionalkan bentuk 
풂 
(풃±√풄) 
, silahkan simak contoh soal 2 di bawah ini. 
Contoh Soal 2 
Rasionalkan penyebut pecahan-pecahan berikut, kemudian sederhanakanlah 
4 
a. 
2+√2 
b. 
4 
4+√3 
Penyelesaian: 
a. 
4 
2+√2 
4 
2+√2 
= {( 
2−√2 
2−√2 
)} . {( 
)} 
= {( 4(2−√2) 
(2+√2)(2−√2) 
)} 
(8−4√2) 
= 
(4−2) 
(8−4√2) 
= 
2 
= 4 – 2√2 
b. 
4 
2+√5 
4 
2+√5 
= {( 
2−√5 
2−√5 
)} . {( 
)} 
= {( 4(2−√5) 
(2+√5)(2−√5) 
)} 
(8−4√5) 
= 
(4−5) 
= 
(8−4√5) 
(−1) 
= 4√5-8
c. Merasionalkan Bentuk 
풂 
(√풃±√풄) 
Cara merasionalkan bentuk 
풂 
(√풃±√풄) 
adalah dengan mengalikan pembilang dan 
penyebut pecahan tersebut dengan bentuk sekawan dari penyebut √풃 ± √풄. 
Bentuk sekawan dari √풃 + √풄 adalah √풃 − √풄, sedangkan bentuk sekawan dari 
√풃 − √풄adalah √풃 + √풄. Berikut penjelasanya masing-masing. Untuk 
풂 
merasionalkan bentuk 
(√풃±√풄) 
yakni: 
Untuk merasionalkan bentuk 
풂 
, yakni: 
(√풃±√풄 ) 
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara merasionalkan bentuk 
푎 
(√푏±√푐) 
, silahkan simak contoh soal 3 di bawah ini. 
Contoh Soal 3 
Rasionalkan penyebut pecahan-pecahan berikut, kemudian sederhanakanlah 
2 
a. 
(√3+√2)
b. 
3 
(√6−√5) 
Penyelesaian: 
2 
a. 
(√3+√2) 
= { 2 
√3+√2 
}. {√3−√2 
√3−√2 
} 
= { 2(√3−√2) 
(√3+√2)(√3−√2) 
} 
= (2√3−2√3 
3−2 
) 
= 2(√6 − √5) 
b. 
3 
(√6−√5) 
= { 3 
(√6−√5) 
}. {√6+ √5 
√6+ √5 
} 
= { 3(√6+√5) 
(√6−√5)(√6+√5) 
} 
= (3√6+√5 
6−5 
) 
= 3(√6 + √5) 
5. Pangkat Pecahan 
Bilangan pangkat pecahan dapat dinotasikan sebagai berikut : 
contoh : 
1. 
2. dibaca : akar pangkat 5 dari 7 
3. √4 3 = 3√22 
=2 
2 
3 
untuk sifat-sifatnya operasinya sama dengan bentuk pangkat biasa dapat dilihat 
kembali di materi Bilangan Pangkat tinggal kita operasikan bentuk pangkatnya dalam 
operasi bentuk pecahan. 
Seperti : 
1. 
sehingga : 
contoh : 
2. 
sehingga : 
contoh :
1. sederhanakan ! 
jawab : 
2. nyatakan dalam bentuk pangkat ! 
jawab : 
3. nyatakan dalam bentuk akar ! 
jawab : 
6. Persamaan Pangkat 
Persamaan pangkat atau disebut juga persamaan eksponen adalah persamaan yang 
pangkatnya memuat variable (peubah). Suatu persamaan pangkat akan dapat 
diselesaikan apabila persamaan pangkat tersebut memiliki bilangan pokok yang 
sama, dan dapat menggunakan Sifat berikut : 
Jika ɑ bilangan real tak nol, maka berlaku : 
1. 푎푓 (푥) = 푎푝 jika dan hanya jika f(x) = p 
2. 푎푓 (푥) = 푎푔 (푥) jika dan hanya jika f(x) = g(x)

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Operasi hitung bentuk aljabar
Operasi  hitung bentuk aljabarOperasi  hitung bentuk aljabar
Operasi hitung bentuk aljabar
Rahmat Hidayat
 
Aljabar kelas 7
Aljabar kelas 7Aljabar kelas 7
Aljabar kelas 7
Eka Putra
 
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Ig Fandy Jayanto
 
Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)
Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)
Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)
rezkiyurika
 
Pengurangan dan Pembagian Bilangan Cacah
Pengurangan dan Pembagian Bilangan CacahPengurangan dan Pembagian Bilangan Cacah
Pengurangan dan Pembagian Bilangan Cacah
Desy Aryanti
 
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
 fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
mfebri26
 
Penjumlahan dan Perkalian Bilangan Cacah
Penjumlahan dan Perkalian Bilangan CacahPenjumlahan dan Perkalian Bilangan Cacah
Penjumlahan dan Perkalian Bilangan Cacah
Desy Aryanti
 
Materi aljabar
Materi aljabarMateri aljabar
Materi aljabar
Sae Pime
 
16462851 modul-7-matriks-dan-vector-xii-ipa
16462851 modul-7-matriks-dan-vector-xii-ipa16462851 modul-7-matriks-dan-vector-xii-ipa
16462851 modul-7-matriks-dan-vector-xii-ipa
Dewi Sulasmi
 

La actualidad más candente (19)

Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilSistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
 
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk AljabarPPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
 
Operasi hitung bentuk aljabar
Operasi  hitung bentuk aljabarOperasi  hitung bentuk aljabar
Operasi hitung bentuk aljabar
 
Operasi hitung bentuk aljabar.
Operasi hitung bentuk aljabar.Operasi hitung bentuk aljabar.
Operasi hitung bentuk aljabar.
 
Aljabar kelas 7
Aljabar kelas 7Aljabar kelas 7
Aljabar kelas 7
 
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
 
Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)
Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)
Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)
 
Operasi aljabar
Operasi aljabarOperasi aljabar
Operasi aljabar
 
Pengurangan dan Pembagian Bilangan Cacah
Pengurangan dan Pembagian Bilangan CacahPengurangan dan Pembagian Bilangan Cacah
Pengurangan dan Pembagian Bilangan Cacah
 
Bentuk aljabar
Bentuk aljabarBentuk aljabar
Bentuk aljabar
 
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
 fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan Bulat
 
Operasi aljabar
Operasi aljabarOperasi aljabar
Operasi aljabar
 
Penjumlahan dan Perkalian Bilangan Cacah
Penjumlahan dan Perkalian Bilangan CacahPenjumlahan dan Perkalian Bilangan Cacah
Penjumlahan dan Perkalian Bilangan Cacah
 
Materi aljabar
Materi aljabarMateri aljabar
Materi aljabar
 
Aljabar
AljabarAljabar
Aljabar
 
Operasi aljabar smp
Operasi aljabar smpOperasi aljabar smp
Operasi aljabar smp
 
Pertemuan ke ii himpunan
Pertemuan ke ii himpunanPertemuan ke ii himpunan
Pertemuan ke ii himpunan
 
16462851 modul-7-matriks-dan-vector-xii-ipa
16462851 modul-7-matriks-dan-vector-xii-ipa16462851 modul-7-matriks-dan-vector-xii-ipa
16462851 modul-7-matriks-dan-vector-xii-ipa
 

Similar a Kelas x bab 1 SMA

Aljabar
AljabarAljabar
Aljabar
cmem
 
Kelas 8 mpemfaktorkan
Kelas  8 mpemfaktorkanKelas  8 mpemfaktorkan
Kelas 8 mpemfaktorkan
Sudidjarti
 
Pangkat tak sebenarnya
Pangkat tak sebenarnyaPangkat tak sebenarnya
Pangkat tak sebenarnya
Wayan Sudiarta
 

Similar a Kelas x bab 1 SMA (20)

Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1
 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1
 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1
 
Perkalian bentuk akar
Perkalian bentuk akarPerkalian bentuk akar
Perkalian bentuk akar
 
Siap print
Siap printSiap print
Siap print
 
Aljabar
AljabarAljabar
Aljabar
 
Modul bentuk pangkat
Modul bentuk pangkatModul bentuk pangkat
Modul bentuk pangkat
 
Kalkulus
Kalkulus Kalkulus
Kalkulus
 
Ppt heppi pryitno
Ppt heppi pryitnoPpt heppi pryitno
Ppt heppi pryitno
 
Kelas 8 mpemfaktorkan
Kelas  8 mpemfaktorkanKelas  8 mpemfaktorkan
Kelas 8 mpemfaktorkan
 
Modul bab 1
Modul bab 1Modul bab 1
Modul bab 1
 
MATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIMATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VII
 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
 
Pertemuan 3 Perpangkatan dan Bentuk Akar (Darul Ulum Kelas IX).pptx
Pertemuan 3 Perpangkatan dan Bentuk Akar (Darul Ulum Kelas IX).pptxPertemuan 3 Perpangkatan dan Bentuk Akar (Darul Ulum Kelas IX).pptx
Pertemuan 3 Perpangkatan dan Bentuk Akar (Darul Ulum Kelas IX).pptx
 
Pangkat tak sebenarnya
Pangkat tak sebenarnyaPangkat tak sebenarnya
Pangkat tak sebenarnya
 
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)
 
Bilanganbulat dan pecahan
Bilanganbulat dan pecahanBilanganbulat dan pecahan
Bilanganbulat dan pecahan
 

Más de Hidayati Rusnedy (20)

Bab7 hidr
Bab7 hidrBab7 hidr
Bab7 hidr
 
Bab7 hidr
Bab7 hidrBab7 hidr
Bab7 hidr
 
Bab6 laru
Bab6 laruBab6 laru
Bab6 laru
 
Bab5 stoi
Bab5 stoiBab5 stoi
Bab5 stoi
 
Bab4 ikat
Bab4 ikatBab4 ikat
Bab4 ikat
 
Bab3 sist
Bab3 sistBab3 sist
Bab3 sist
 
Bab2 stru
Bab2 struBab2 stru
Bab2 stru
 
Bab1 pend
Bab1 pendBab1 pend
Bab1 pend
 
Bab10 kol
Bab10 kolBab10 kol
Bab10 kol
 
Bab9 kela
Bab9 kelaBab9 kela
Bab9 kela
 
Bab8 hidr
Bab8 hidrBab8 hidr
Bab8 hidr
 
Bab7 laru
Bab7 laruBab7 laru
Bab7 laru
 
Bab6 stoi
Bab6 stoiBab6 stoi
Bab6 stoi
 
Bab5 laru
Bab5 laruBab5 laru
Bab5 laru
 
Bab4 kese
Bab4 keseBab4 kese
Bab4 kese
 
Bab3 laju
Bab3 lajuBab3 laju
Bab3 laju
 
Bab2 term
Bab2 termBab2 term
Bab2 term
 
Bab1 stru
Bab1 struBab1 stru
Bab1 stru
 
Bab7 biom
Bab7 biomBab7 biom
Bab7 biom
 
Bab6 makr
Bab6 makrBab6 makr
Bab6 makr
 

Último

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Último (20)

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 

Kelas x bab 1 SMA

  • 1. BAB 1. PERPANGKATAN DAN BENTUK AKAR A. PANGKAT BULAT POSITIF a. Pengertian Pangkat Bulat Positif Pengertian berganda dengan faktor-faktor yang sama. Operasinya disebut perpangkatan, notasinya disebut notasi eksponen. Bilangan 75 merupakan bilangan berpangkat, dengan 7 merupakan bilangan pokok dan 5 merupakan pangkat. Jika a adalah bilangan riil dan n bilangan bulat positif maka an (dibaca "a pangkat n") adalah hasil kali n buah faktor yang masing-masing faktornya adalah a. Jadi, pangkat bulat positif secara umum dinyatakan dalam bentuk dengan: a = bilangan pokok (basis); n = pangkat atau eksponen; an = bilangan berpangkat.
  • 2. b. Sifat-sifat bilangan dengan Pangkat Bulat Positif Jika m,n ∈ R dan a,b ∈ R, maka berlaku sifat-sifat berikut :  Sifat Perkalian am.an = am+n  Sifat Pembagian a푚 푎n= am-n  Sifat Pemangkatan (a푚)푛 = am.n  Sifat Perkalian dan pemangkatan (a.b)m = am.bm  Sifat Pembagian dan pemangkatan (푎 푏 ) 푚 = a푚 푏m , dengan b≠0
  • 3. B. PANGKAT BULAT NEGATIF DAN NOL a. Pengertian Pangkat Bulat Negatif Untuk memahami dan mengerti apa definisi pangkat bulat negative, perhatikan contoh dibawah ini : a. Perhatikan bahwa a4 : a6 = a4-6 = a-2 atau 푎4 푎6= 푎×푎 ×푎×푎 푎×푎×푎 ×푎×푎 ×푎 = 1 푎×푎 = 1 푎2. Jadi, a-2= 1 푎2. Dari contoh diatas, dapat didefinisikan bilangan berpangkat bulat negative sebagai berikut : Contoh Soal :
  • 4. b. Pengertian Pangkat Nol Jika m,n bilangan bulat positif dan m=n, maka am-n = a0. Untuk menentukan nilai dari bilangan pangkat nol, perhatikan uraian berikut : Sehingga dapat kita definisikan sebagai berikut : C. BILANGAN RASIONAL, IRASIONAL, DAN BENTUK AKAR a. Bilangan Rasional Bilangan rasional dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan decimal, baik berupa bilangan decimal berulang atau bilangan decimal tidak berulang. Sebagai contoh : 3 = 3,0000… → bilangan bulat atau berulang 0 1 = 0,25 → tidak berulang tapi terbatas 4
  • 5. 1 6 = 0,1666… → berulang 6 3 11 = 0,2727 → berulang 27 Penulisan bilangan desimal berulang dapat disingkat dengan membubuhkan tanda garis diatas angka yang berulang tersebut. Sebagai contoh 0,2727 = ̅0̅̅,2̅̅7̅. Dapat disimpulakan bahwa bilangan rasional meliputi bilangan bulat dan bilangan pecahan. b. Bilangan Irasional Bilangan irasional dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan desimal tak berulang tak terbatas. Perhatikan bilangan berikut ini! √2 = 1,414213… −√5 = -2,236067… 휋 = 3,1415… 푒 = 2,1782… Bilangan-bilangan diatas merupakan bilangan irasional karena bila dinyatakan dalam bilangan desimal, bentuknya bilangan desimal tak berulang tak terbatas. Dengan kata lain, bilangan-bilangan tersebut tidak dapat dinyatakan dalam bentuk 푎 푏 dengan a,b bilangan bulat dan b≠0. Dan tidak selamanya bilangan berakar termasuk bilangan irasional, yang dinyatakan sebagai bilangan irasional adalah hasil akar yang tidak bilangan bulat. c. Bentuk Akar Bentuk akar adalah akar bilangan rasional yag hasilnya merupakan bilangan irasional.
  • 6. Jika a dan b bilangan real serta n bilangan bulat positif, maka : an = ↔ √푏 푛 = a Dari definisi diatas, apabila 푛 bilangan genap, maka berlaku : an = ↔ √푏 푛 = a, dengan a,b ≥ 0. d. Menyederhanakan Bentuk Akar Bentuk-bentuk akar dapat disederhanakan dengan menggunakan sifat-sifat akar berikut ini : e. Operasi Aljabar Pada Bentuk Akar 1. Penjumlahan dan pengurangan Penjumlahan dan pengurangan pada bentuk akar dapat dilakukan apabila bentuk akar pada bilangan-bilangan yang dijumlahkan atau dikurangkan itu sama.dengan demikian, jika a, c ∈ R dan b ≥ 0, berlaku :  풂√풃 + 풄√풅 = (풂 + 풃)√풃  풂√풃 − 풄√풅 = (풂 − 풃)√풃 Conto Soal : 1. Hitung dan sederhanakan bentuk akar berikut ini: a. √2 + 3√2 + 5√2 b. 8√3 + 6 √2 + 12√3 − 4√2 Pembahasan a. √2 + 3√2 + 5√2 = (1 + 3 + 5)√2 = 9√2 b. 8√3 + 6 √2 + 12√3 − 4√2 = 8√3 + 12√3 + 6√2 − 4√2 = (8 + 12)√3 + (4 − 2)√2 = 20√3 + 2√2 √푏 푛 disebut akar (radikal) 푏 disebut radikan (bilangan pokok yang ditarik akarnya) 푛 disebut indeks (pangkat akar) Jika a dan b bilangan real,serta n bilangan bulat positif, maka : 1. √푎ⁿ 푛 = ( √푎ⁿ 푛 ) = a 2. √푎 푛 . √푏 푛 = √푎푏 푛 3. √푎ᵐ ᵐⁿ = √푎 푛
  • 7. 2. Perkalian Bentuk Akar Bentuk-bentuk akar yang pangkat akarnya (indeksnya) sama, dapat langsung dikalikan dengan menggunakan rumus berikut : a푛√푥 . b 푛√푦 = ab 푛√푥푦 Jika didalam tanda akar terdapat bentuk akar, maka cara menyederhanakannya dapat berupa rumus berikut :  √(푎 + 푏) + 2√푎√푏 = √푎 + √푏  √(푎 + 푏) − 2√푎√푏 = √푎 - √푏, a > b Contoh Soal : Sederhanakan bentuk-bentuk berikut. a. √3 × √2 b. 2√19 × 10√5 Penyelesaian: a. √3 × √2 = √(3 × 2) = √6 b. 2√19 × 10√5 = (2 × 10)√(19 × 5) = 20√95 3. Pembagian Bentuk Akar Bentuk-bentuk akar yang indeksnya sama dapat dibagi secara langsung dengan menggunakan rumus berikut : 푎 푛√푥 푏푛√푦 = Contoh soal : 푥 푦 푛 Sederhanakan bentuk-bentuk berikut. a. √6 √2 b. 6√10 3√5 푎 푏 √
  • 8. Penyelesaian: a. √6 √2 = √(6 2 ) = √3 b. 6√10 3√5 = (6 3 ) √(10 5 ) = 2√2 4. Merasionalkan Penyebut Pecahan Bentuk Akar Merasionalkan penyebut pecahan bentuk akar artinya mengubah penyebut pecahan yang berbentuk akar menjadi bilangan rasional. Cara merasionalkan setiap penyebut berlainan. Akan tetapi, prinsip dasarnya sama, yaitu mengalikan penyebut-penyebut tersebut dengan pasangan bentuk akar sekawannya sehingga diperoleh penyebut bilangan rasional. Untuk lebih jelasnya, pelajari uraian berikut. a. Merasionalkan Bentuk 풂 √풃 Cara merasionalkan bentuk 풂 √풃 adalah dengan mengalikan pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan bentuk sekawan dari penyebutnya, yaitu: Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara merasionalkan bentuk 풂 √풃 , silahkan simak contoh soal 1 di bawah ini.
  • 9. Contoh Soal 1 Rasionalkan penyebut pecahan-pecahan berikut, kemudian sederhanakanlah a. 6 √2 21 b. √3 Penyelesaian: a. 6 √2 = ( 6 √2 ) . √2 √2 6√2 = √2.√2 = 6√2 2 = 3√2 b. 21 √3 = (21 √3 ) . √3 √3 21 √3 = √3.√3 = 21√3 3 = 7√3 b. Merasionalkan Bentuk 풂 (풃±√풄) Cara merasionalkan bentuk 풂 (풃±√풄) adalah dengan mengalikan pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan bentuk sekawan dari penyebut b±√c. Bentuk sekawan dari b + √c adalah b – √c , sedangkan bentuk sekawan dari b – √c adalah √풂 b + c. Berikut penjelasanya masing-masing. Untuk merasionalkan bentuk (풃±√풄) , yakni: Untuk merasionalkan bentuk 풂 (풃±√풄) yakni:
  • 10. Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara merasionalkan bentuk 풂 (풃±√풄) , silahkan simak contoh soal 2 di bawah ini. Contoh Soal 2 Rasionalkan penyebut pecahan-pecahan berikut, kemudian sederhanakanlah 4 a. 2+√2 b. 4 4+√3 Penyelesaian: a. 4 2+√2 4 2+√2 = {( 2−√2 2−√2 )} . {( )} = {( 4(2−√2) (2+√2)(2−√2) )} (8−4√2) = (4−2) (8−4√2) = 2 = 4 – 2√2 b. 4 2+√5 4 2+√5 = {( 2−√5 2−√5 )} . {( )} = {( 4(2−√5) (2+√5)(2−√5) )} (8−4√5) = (4−5) = (8−4√5) (−1) = 4√5-8
  • 11. c. Merasionalkan Bentuk 풂 (√풃±√풄) Cara merasionalkan bentuk 풂 (√풃±√풄) adalah dengan mengalikan pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan bentuk sekawan dari penyebut √풃 ± √풄. Bentuk sekawan dari √풃 + √풄 adalah √풃 − √풄, sedangkan bentuk sekawan dari √풃 − √풄adalah √풃 + √풄. Berikut penjelasanya masing-masing. Untuk 풂 merasionalkan bentuk (√풃±√풄) yakni: Untuk merasionalkan bentuk 풂 , yakni: (√풃±√풄 ) Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara merasionalkan bentuk 푎 (√푏±√푐) , silahkan simak contoh soal 3 di bawah ini. Contoh Soal 3 Rasionalkan penyebut pecahan-pecahan berikut, kemudian sederhanakanlah 2 a. (√3+√2)
  • 12. b. 3 (√6−√5) Penyelesaian: 2 a. (√3+√2) = { 2 √3+√2 }. {√3−√2 √3−√2 } = { 2(√3−√2) (√3+√2)(√3−√2) } = (2√3−2√3 3−2 ) = 2(√6 − √5) b. 3 (√6−√5) = { 3 (√6−√5) }. {√6+ √5 √6+ √5 } = { 3(√6+√5) (√6−√5)(√6+√5) } = (3√6+√5 6−5 ) = 3(√6 + √5) 5. Pangkat Pecahan Bilangan pangkat pecahan dapat dinotasikan sebagai berikut : contoh : 1. 2. dibaca : akar pangkat 5 dari 7 3. √4 3 = 3√22 =2 2 3 untuk sifat-sifatnya operasinya sama dengan bentuk pangkat biasa dapat dilihat kembali di materi Bilangan Pangkat tinggal kita operasikan bentuk pangkatnya dalam operasi bentuk pecahan. Seperti : 1. sehingga : contoh : 2. sehingga : contoh :
  • 13. 1. sederhanakan ! jawab : 2. nyatakan dalam bentuk pangkat ! jawab : 3. nyatakan dalam bentuk akar ! jawab : 6. Persamaan Pangkat Persamaan pangkat atau disebut juga persamaan eksponen adalah persamaan yang pangkatnya memuat variable (peubah). Suatu persamaan pangkat akan dapat diselesaikan apabila persamaan pangkat tersebut memiliki bilangan pokok yang sama, dan dapat menggunakan Sifat berikut : Jika ɑ bilangan real tak nol, maka berlaku : 1. 푎푓 (푥) = 푎푝 jika dan hanya jika f(x) = p 2. 푎푓 (푥) = 푎푔 (푥) jika dan hanya jika f(x) = g(x)