SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
Download to read offline
PARTIKEL DALAM BAHASA BATAK KARO



                                                  SKRIPSI



                                                    OLEH

                                       FILEMON GINTING

                                                 040701028




                    DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

                                    FAKULTAS SASTRA

                     UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

                                                  MEDAN

                                                     2009



Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009
PERNYATAAN

         Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memeroleh kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis dan diacu dalam naskah ini

dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dalam pernyataan ini tidak benar, saya

bersedia menerima saksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.




                                                                          Medan



                                                                          penulis




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                        i
PARTIKEL DALAM BAHASA BATAK KARO


                                                    OLEH


                                       FILEMON GINTING


                                                  ABSTRAK
         Penelitian ini mendeskripsikan partikel dalam bahasa Batak Karo. Dalam
pengumpulan data digunakan metode cakap yang memiliki teknik dasar berupa teknik
pancing dan teknik lanjutan, sedangkan dalam analisis data digunakan metode padan
ekstralingual, yaitu suatu metode yang alat penentunya diluar, terlepas, dan tidak
menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Selanjutnya untuk pembahasaan ini
menggunakan teori Sutawijaya yang bentuk partikelnya tidak dapat di derivikasikan
atau diinfleksikan yang mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna
leksikal. Dan Wollams juga mengatakan bahwa kalimat sering tidak bergantung pada
sistem gramatikal dan leksikal saja, tetapi bergantung pada kaedah wacana. Kemudian
peniltian ini dapat disimpulkan bahwa partikel dalam bahasa Batak Karo terdapat dalam
tiga    jenis     yaitu:        (1)     Partikel     Penghalus,   (2)   Partikel   Penegas/Emfasis,
(3) Partikel Wacana.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                            ii
PRAKATA
         Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini diselesaikan

dengan baik.



         Penulis juga mengucapkan Terimakasih kepada:

         1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A.Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Sastra USU.

         2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M. Hum., sebagai Ketua Departemen Sastra

              Indonesia sekaligus sebagai dosen Pembimbing Akademik yang telah

              memberikan dukungan

              kepada penulis mengikuti perkulihan di Depatemen Sastra Indonesia.

         3. Ibu Dra. Sugihana Sembiring, M. Hum., sebagai dosen pembimbing I yang

              telah banyak dan sabar memberikan bimbingan serta dukungan selama

              penyelesaian skripsi ini.

         4. Bapak Drs. Hariadi Susilo, M. Si., sebagai dosen pembimbing II yang telah

              membimbing dan memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian

              skripsi ini.

         5. Bapak dan ibu Staf pengajar Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra

              USU yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengajaran selama

              penulis mengikuti perkuliahan.

         6. Kedua orang tua tercinta, A. Ginting dan R. br Sembiring yang sangat setia

              mendampingi, memberikan doa serta dukungan moral dan material kepada

              penulis. Semua ini penulis persembahkan buat ayah dan ibu.



Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                        iii
7. Kakak, adik dan P. Ginting bersama keluarga yang selalu memberikan

                semangat dan motifasi untuk penyelesaian skripsi ini.

         8. Kepada Karolina Surbakti yang banyak memberikan dukungan dan semangat

                kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

         9. Semua teman di Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra Indonesia

                Stambuk 2004 dan khususnya Hisyam, Wanto, Ricky, Ori, dan Nico terima

                kasih sudah menjadi sahabat yang baik buat penulis.



         Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

         itu,

penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.

         Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan pengetahuan

         pembaca.




                                                                  Medan, 17 Februari 2009



                                                                      Filemon Ginting




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                        iv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...........................................................................................           i
ABSTRAK ....................................................................................................     ii
PRAKATA ...................................................................................................      iii
DAFTAR ISI ................................................................................................      v


BAB I PENDAHULUAN
            1.1. Latar Belakang dan Masalah ..................................................                   1
                 1.1.1. Latar Belakang ................................................................          1
                 1.1.2. Masalah...........................................................................       9
            1.2. Batasan Masalah ......................................................................          9
            1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................                    9
                 1.3.1. Tujuan Penelitian ............................................................           9
                 1.3.2. Manfaat Penelitian ..........................................................            10
            1.4. Metode Penelitian ....................................................................          10
                 1.4.1. Metode Penelitian ...........................................................            10
                 1.4.2. Metode dan Teknik Analisis Data....................................                      12
            1.5. Landasan Teori ........................................................................         13
                 1.5.1. Kalimat ...........................................................................      13
                 1.5.2. Partikel............................................................................     14


BAB II FUNGSI PARTIKEL DALAM BAHASA BATAK KARO
            1.1. Fungsi Partikel Dalam Bahasa Batak Karo ................................                        16
                 1.1.1. Partikel Penghalus ...........................................................           16
                           1. Min ...........................................................................    16
                           2. Lah ............................................................................   17
                           3. Gia ............................................................................   18
                 1.1.2. Partikel Emfasis / Penegas ...............................................               20
                           1. Kel ............................................................................   20
                           2. Jine............................................................................   21
                           3. Kap ...........................................................................    22
Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                             v
4. Bo .............................................................................        23
                            5. Ndia ..........................................................................         23
                            6. Keh ...........................................................................         24
                            7. Kang .........................................................................          25
                            8. Kin ............................................................................        27
                            9. Nge ...........................................................................         38
                            10. Pe ..............................................................................      31
                 2.1.3. Partikel Wacana ..............................................................                 35
                            1. Emkap .......................................................................           35
                            2. Kunuken ....................................................................            37
                            3. Dage ..........................................................................         38
                            4. Me .............................................................................        39
        2.2.      Bentuk Partikel Dalam Bahsa Batak Karo ..................................                            44
                 2.2.1 Kombinasi Berbagai Partikel ...........................................                         44
                            1. Kombinasi Antara Partikel Emfasis Dengan Partikel Emfasis
                                  ..................................................................................   44
                            2. Kombinasi Antara Partikel Emfasis Dengan Partikel Penghalus
                                  ..................................................................................   45
                            3. Kombinasi Antara Partikel Emfasis Dengan Partikel Wacana
                                  ..................................................................................   45
                 2.2.2 Penentu Topik .................................................................                 46
                            1. Penanda Topik Yang Letaknya Dimuka .....................                                47
                            2. Penanda Topik Yang Letaknya Dibelakang ...............                                  48
                            3. Penanda Topik Yang Digunakan Bersamaan .............                                    49


BAB III SIMPULAN DAN SARAN
    Simpulan ..................................................................................................        50
    Saran ........................................................................................................     53


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                               vi
BAB I

                                           PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

       Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa simbol bunyi

yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1971:1). Manusia berurusan dengan

bahasa karena bahasa banyak memberikan fungsi dan manfaat bagi manusia. Dengan

berbahasa, manusia dapat mengungkapkan pikiran, perasaan dan kemampuan (cipta,

rasa dan karsa) kepada orang lain.

       Bahasa Batak Karo merupakan bagian dari bahasa-bahasa daerah yang hidup di

Indonesia. Bahasa Batak Karo berfungsi sebagai alat komunikasi antar individu, antar

masyarakat khususnya masyarakat Batak Karo. Bila dilihat dari segi kedudukannya

bahasa Batak Karo merupakan bahasa daerah yang dipelihara dan dibina oleh para

penuturnya serta dihormati oleh negara karena merupakan bagian dari kebudayaan yang

hidup.

       Masyarakat Batak Karo bermukim di wilayah sebelah Barat Laut Danau Toba

yang mencakup luas wilayah sekitar 5.000 kilometer persegi yang secara astronomis

terletak sekitar antara 3o dan 3o30 Lintang Utara serta 98o dan 98o 30’ Bujur Timur.

Woollams (2004:2) wilayah Tanah Karo tersusun atas dua wilayah utama sebagai

berikut :

   a. Dataran tinggi Tanah Karo, yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten Karo

       dengan pusat administratifnya di Kota Kabanjahe. Wilayah dataran tinggi Tanah

       Karo ini menjorok ke selatan hingga masuk ke wilayah Kabupaten Dairi

       (khususnya Kecamatan Tanah Pinem dan Tiga Lingga) serta Kearah Timur masuk

Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                            1
ke bagian wilayah Kecamatan Si Lima Kuta yang terletak di Kabupaten

       Simalungun. Masyarakat Karo menyebut wilayah permukiman Dataran Tinggi ini

       dengan nama Karo Gugung.

   b. Dataran rendah Tanah Karo, yang mencakup wilayah-wilayah Kecamatan dari

       Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang yang terletak pada bagian ujung

       selatan secara geografis (namun tertinggi secara topografis). Wilayah ini dimulai

       dari Plato Tanah Karo yang membentang ke bawah hingga mencapai sekitar

       kampung-kampung Bahorok, Namo Ukur, Pancur Batu, dan Namo Rambe yang

       ada di sebelah Utara, serta Bangun Purba, Tiga Juhar, dan Gunung Meriah di sisi

       Timur. Masyarakat Karo menyebut daerah ini dengan nama Karo Jahe (Karo

       Hilir).

       Wilayah dataran tinggi Tanah Karo dianggap sebagai pusat kebudayaan dan tanah

asli nenek moyang masyarakat Batak Karo. Di wilayah ini, bahasa tidak banyak

tersentuh oleh pengaruh-pengaruh luar, serta ikatan kekerabatan dan kehidupan

tradisional masih terpelihara sangat kuat.

       Wilayah dataran rendah Karo lebih banyak menyerap pengaruh masyarakat

Melayu pesisir. Banyak masyarakat Karo yang juga bermukim di ibu kota Provinsi

Sumatera Utara Medan, yaitu yang berada sejauh 78 kilometer atau sekitar dua jam

perjalanan darat dari Kabanjahe, yang menyebabkan melemahnya kemurnian bahasa

dan ikatan kekerabatan mereka dengan kaum masyarakat dataran tinggi. Masyarakat

Karo yang tinggal di Medan lebih mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia

dibanding bahasa Batak Karo. Bahkan mereka tidak lagi menggunakan bahasa Karo saat

bercakap-cakap dengan orang tua mereka. Hal ini yang membuat bahasa Batak Karo

melemah bahkan tidak dipakai masyarakat Karo itu sendiri.


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                            2
Dalam berbahasa sehari-hari manusia menggunakan rangkaian kalimat yang

saling berhubungan satu sama lain. Di dalam rentetan kalimat yang diucapkan manusia

salah satu di dalamnya pastilah terdapat partikel.

       Partikel tidak dapat digunakan sebagai bentuk bebas yang terisolasi dan

penggunaannya diatur menurut batasan-batasan distribusional yang ketat. Karakteristik

distribusional ini menjadi ciri khas yang membedakan mereka dari bentukan-bentukan

lain yang relatif leluasa mobilitasnya dan tak terikat seperti adverbia penegasan

(Woollams, 2004:356).

       Namun penulisan partikel ini ada yang dipisah dengan kata yang mendahuluinya

dan ada yang ditulis serangkai. Salah satu partikel yang ditulis terpisah adalah partikel

pun. Bentuk pun yang sudah dianggap padu ditulis serangkai seperti adapun, ataupun,

biarpun, meskipun, sungguhpun, kalaupun, bagaimanapun, kendatipun, sekalipun,

walaupun dan maupun (Ritonga, 2003:77).

       Rahardi (2001:8) mengatakan pun yang ditulis terpisah jumlahnya tidak terbatas

karena unsur itu berciri longgar atau kadar keeratannya rendah dengan kata yang

mendahuluinya. Kadar keeratan yang kuat ditandai dengan tidak mungkinnya kedua

unsur tersebut diselipi unsur tertentu.

       Dalam bahasa Indonesia ada empat partikel yaitu : -lah, -kah, -tah dan pun

(Hasan, 1998:307). Dari keempat partikel tersebut –lah, -kah, dan pun sangat lazim

ditemukan dalam bahasa Indonesia. Hanya –tah saja yang berciri arkais atau kuno dan

hanya bisa ditemukan di dalam teks-teks lama.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                            3
Menurut Hasan ada beberapa fungsi partikel dalam bahasa Indonesia, yaitu:

       - Partikel –kah, yang berbentuk klitika dan bersifat manasuka dapat menegaskan

kalimat interogatif (kalimat tanya) dan menjadikan kalimat lebih formal dan sedikit

lebih halus, serta memperjelas kalimat interogatif.

       Contoh :

                   - Diakah yang akan datang?

                   - Bagaimanakah penyelesaian soal ini jadinya?

                   - Tidak dapatkah dia mengurus soal sekecil itu?



       - Partikel –lah, yang juga berbentuk klitika, berfungsi untuk menghaluskan nada

perintahnya serta memberi ketegasan yang sedikit keras.

       Contoh :

                   - Pergilah sekarang, sebelum hujan turun !

                   - Dari ceritamu, jelaslah kamu yang salah.



       - Partikel –tah, yang juga berbentuk klitika, dipakai dalam kalimat interogatif.

Partikel –tah banyak dipakai dalam sastra lama, tetapi sekarang tidak banyak lagi

dipakai.

   Contoh :

                     - Apatah artinya hidup ini tanpa engkau?

                     - Siapatah gerangan orangnya yang mau menolongku?




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                            4
- Partikel pun, penulisannya dipisah dengan kata yang mendahuluinya, tetapi ada

         juga yang ditulis serangkai. Partikel ini berfungsi untuk mengeraskan arti kata

         yang diiringinya.

         Contoh :

                     - Mereka pun akhirnya setuju dengan usul kami.

                     - Siapa pun yang tidak setuju pasti akan diawasi.

         Perbedaan partikel dan sufiks (Agustien, 1999: 31) dapat dirumuskan sebagai

berikut :

         1. Partikel tidak memindahkan jenis kata. Sebaliknya, sufiks memindahkan

              kelas kata dari kata yang diikutinya.

              Contoh:

                   - Pergilah! (pergi tetap kata kerja)

                   - Ayahlah yang berhak! (Ayah tetap kata benda)

                   - Cangkul-cangkulkan! (kata benda > kata kerja)

                   - Besar-besarkan! (kata sifat > kata kerja)

         2. Kata yang diikuti sebuah partikel dapat bermacam jenis katanya dan tetap

              mempertahankan jenis katanya. Sebaliknya, sufiks mengelompokkan

              berbagai jenis kata menjadi satu jenis kata yang sama.

              Contoh:

                   - Siapakah dia? (tetap kata ganti tanya)

                   - Bapakkah yang datang? (tetap kata benda)

                   - Lemparkan tombak itu! (kata kerja dari kata kerja)

                   - Besarkan api itu! (kata kerja dari kata sifat)

         3. Bidang gerak partikel adalah sintaksis (termasuk frase dan klausa).


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                            5
Sebaliknya sufiks bergerak dalam bidang morfologi.

         Agustien juga mengatakan fungsi dan makna partikel dapat diperinci sebagai

berikut :

    1. Partikel kah, fungsinya sebagai berikut:

         a. Memberi tekanan dalam pertanyaan. Kata yang dihubungkan dengan kah itu

         dipentingkan.

         Contoh:

                   - Sawah, atau ladangkah yang digarapnya?

         b. Dapat dipakai pula untuk menyatakan hal yang tak tentu. Sebenarnya hal itu

         merupakan pertanyaan yang tidak langsung.

         Contoh:

                   - Datangkah atau tidakkah, kami tak tahu.

    2. Partikel tah, fungsinya sebagai berikut:

         Sama dengan kah, tetapi lebih terbatas pemakaiannya hanya pada kata tanya

         saja.

         Contoh:

                   - apatah, manatah, siapatah.

         Bentuk-bentuk ini lebih sering dijumpai dalam Melayu Lama. Makna pertanyaan

         dengan mempergunakan partikel tah adalah meragukan atau kurang tentu.

    3. Partikel lah, fungsinya sebagai berikut:

         a. Mengeraskan gatra perbuatan, baik dalam kalimat berita, kalimat perintah,

         maupun dalam permintaan atau harapan.

         Contoh:

                   - Bacalah dengan nyaring!


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                            6
b. Mengersakan suatu gatra keterangan.

         Contoh:

                   - Apapun yang terjadi, pastilah aku akan datng ke sana.

         c. Menekankan gatra pangkal, dalam hal ini biasanya ditambah dengan partikel

         yang.

         Contoh:

                   - Kamulah yang harus mengerjakan soal itu.

    4. Partikel pun, fungsi dan artinya sebagai berikut:

         a. Mengeraskan atau memberi tekanan pada kata yang bersangkutan, dalam hal

         ini dapat diartikan dengan juga.

         Contoh:

                   - Dia pun mengetahui persoalan itu.

         b. Dalam penguatan atau pengeras dapat terkandung arti atau pengertian

         perlawanan.

         Contoh:

                   - Mengorbankan nyawa sekali pun aku rela.

         c. Gabungan antara pun + lah dapat mengandung aspek inkoatif.

         Contoh:

                   - Hujan pun turunlah dengan lebatnya.

       Partikel dalam bahasa Batak Karo tidak ada yang ditulis serangkai dengan kata

yang mendahuluinya. Hal ini disebabkan karena partikel dalam bahasa Batak Karo yang

terletak di depan dan di belakang berfungsi untuk menerangkan unsur yang terletak

pada awal kalimat yang menjadi kombinasi dalam membentuk suatu frase yang secara

fonologis terpisahkan dari sisa kalimatnya (dalam pengucapan verbal yang diisyaratkan


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                            7
melalui potensi perhentian sementara, sedangkan pada penulisan dilambangkan dengan

tanda koma). Unsur yang demikian kerap berupa nomina yang dipindahkan kedepan,

namun dapat juga berupa konstituen biasa yang terintegrasi secara erat pada kalimat

(Woollams, 2004:375).

       Partikel dalam bahasa Indonesia berbeda dengan partikel dalam bahasa Batak

Karo. Hal ini jelas terlihat bahwa dalam bahasa Indonesia penulisan partikel ditulis

serangkai dengan kata yang mendahuluinya (meskipun ada yang ditulis terpisah),

sedangkan dalam bahasa Batak Karo semua partikel ditulis terpisah dengan kata yang

mendahuluinya. Hal ini yang menyebabkan peneliti merasa tertarik untuk mengkaji

partikel dalam bahasa Batak Karo, selain itu peneliti juga merupakan penutur aktif

bahasa Batak Karo.

       Penelitian tentang bahasa Karo sudah banyak sebelumnya diantaranya

“Perbandingan Kata Tugas Antara Bahasa Batak Karo dengan Bahasa Indonesia“,

penelitian ini dilakukan oleh Januari Talenta Ginting pada tahun 1985 di Universitas

Sumatera Utara Fakultas Sastra Departemen Sastra Indonesia. Penelitian ini berisi

tentang pemakaian kata tugas dalam suatu kalimat penunjuk makna disamping urutan

kata, bentuk kata dan intonasi, serta menjelaskan perbedaan kata tugas dalam bahasa

Batak Karo dengan bahasa Indonesia. Penelitian ini berbeda dengan partikel bahasa

Batak Karo. Hal ini juga membuat peneliti merasa penelitian tersebut layak dan menarik

untuk dibahas.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                            8
1.1.2 Masalah

        Berdasarkan uraian latar belakang penelitian ini, maka pokok masalah yang akan

dibicarakan adalah :

      1. Apakah fungsi partikel dalam bahasa Batak Karo ?

      2. Bagaimana bentuk partikel dalam bahasa Batak Karo ?



1.2 Batasan Masalah

        Penelitian partikel dalam bahasa Batak Karo bukanlah suatu pekerjaan yang

mudah, karena peneliti bahasa itu memerlukan waktu serta didasari oleh kemampuan

dan pengetahuan peneliti tentang bahasa yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti

menjadikan “Partikel dalam Bahasa Batak Karo” sebagai objek penelitian. Peneliti

membatasi objek penelitian ini hanya dari partikel yang dipergunakan dalam bahasa

Batak Karo, di samping itu, daerah penelitian ini dibatasi, yaitu di Desa Kuta Mbelin,

Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Tanah Karo.




1.3     Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

        Berdasarkan masalah yang dibicarakan di atas maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

   a. untuk mendeskripsikan fungsi partikel dalam bahasa Batak Karo.

   b. memahami dan menjabarkan penggunaan partikel dalam kalimat pada bahasa

        Batak Karo.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                            9
1.3.2 Manfaat Penelitian

       Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat yaitu :

   a. menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat khususnya masyarakat Batak

       Karo tentang fungsi partikel yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.

   b. menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang penggunaan partikel dalam

       kalimat bahasa Batak Karo.

   c. menjadi sumber masukan bagi peneliti lain, khususnya bagi peneliti Bahasa Batak

       Karo.

   d. memperkenalkan bahasa Batak Karo kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa

       Daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.



1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

       Metode adalah cara yang harus dilaksanakan. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan teknik penelitian kepustakaan (library research) yaitu

mencari dari buku-buku yang membahas tentang masalah tersebut.

       Selain menggunakan metode kepustakaan, penelitian ini juga menggunakan

metode cakap. Disebut metode cakap karena cara yang ditempuh dalam pengumpulan

data adalah berupa percakapan antara peneliti dengan informan mengandung arti

terdapat kontak peneliti dengan informan di daerah pengamatan yang telah ditentukan

(Sudaryanto, 1993:137).

       Mahsun (2005:128) mengungkapkan metode cakap memiliki teknik dasar berupa

teknik pancing. Dikatakan teknik dasar karena “percakapan” yang diharapkan sebagai

pelaksanaan metode ini muncul jika peneliti memberi stimulasi atau pancingan (dapat


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                       10
berupa bentuk atau makna yang biasanya tersusun dalam bentuk daftar pertanyaan) pada

informan untuk memunculkan gejala kebahasaan yang diharapkan oleh peneliti.

       Sebagai teknik dasar tentu memiliki teknik lanjutan. Adapun teknik lanjutan

tersebut adalah teknik cakap semuka dan teknik cakap tansemuka. Disebut teknik cakap

semuka karena peniliti melakukan percakapan dengan cara berhadapan langsung dengan

informan, sedangkan dinamakan teknik cakap tansemuka karena peniliti tidak bertemu

secara langsung dengan informan yang dijadikan sumber data. Dalam hal ini,

percakapan dapat dilakukan melalui telepon atau media lainnya (Mahsun, 2005:250).

       Mahsun juga mengungkapkan selain kedua teknik lanjutan di atas, metode cakap

ini juga memiliki dua lagi teknik lanjutan, yaitu teknik catat dan teknik rekam. Kedua

teknik ini dapat digunakan secara bersamaan dengan penerapan salah satu dari teknik

cakap diatas (teknik cakap semuka dan teknik cakap tansemuka).

       Pada pelaksanaan teknik cakap, peneliti langsung melakukan percakapan dengan

pengguna bahasa sebagai informan dengan bersumber pada pancingan yang sudah

disiapkan atau secara spontanitas, maksudnya pancingan dapat muncul di tengah-tengah

percakapan (Mahsun, 2005:96).

       Mahsun juga mengungkapkan seseorang yang dijadikan informan harus memiliki

syarat-syarat sebagai berikut:

                   1. Berjenis kelamin Pria atau Wanita;

                   2. Berusia antara 25-65 tahun (tidak pikun);

                   3. Orang tua, istri, atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu

                        serta jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya;

                   4. Berpendidikan maksimal tamat Pendidikan Dasar (SD-SLTP);




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                            11
5. Berstatus sosial menengah (tidak rendah atau tidak tinggi) dengan

                        harapan tidak terlalu tinggi mobilitasnya;

                   6. Pekerjaannya bertani atau buruh;

                   7. Dapat berbahasa indonesia;

                   8. Memiliki kebanggaan dari isoleknya; dan

                   9. Sehat jasmani dan rohani.



1.4.2 Metode dan Teknik Analisis Data

       Metode yang digunakan dalam teknik analisis data ini adalah metode padan.

Metode padan, alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa

(langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:21). Dalam metode ini, objek sasaran

penelitian ini kejatian atau identitasnya ditentukan berdasarkan tingginya kadar

kesepadanannya, keselarasannya, kesesuaiannya, kecocokannya, atau kesamaannya

dengan alat penentu yang bersangkutan yang sekaligus menjadi standard atau

pembakunya.

       Sudaryanto, (1993) mengatakan teknik yang digunakan dalam metode padan

ekstralingual ada dua yaitu teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar yang

dimaksud adalah teknik pilah unsur penentu. Adapun alatnya ialah daya pilah yang

bersifat mental dimiliki oleh penelitinya. Sesuai dengan jenis penentu yang akan

dipisah-pisahkan atau dibagi menjadi berbagai unsur itu maka daya pilah itu dapat

disebut daya pilah refrensial, daya pilah ortografis dan daya pilah pragmatis.

       Sudaryanto juga menyatakan teknik dasar harus digunakan terlebih dahulu

sebelum teknik lanjutan. Atau, dengan rumusan lain, penggunaan teknik lanjutan baru

dapat diwujudkan bila didasarkan pada penggunaan teknik dasar. Misalnya dalam


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                            12
bahasa Batak Karo bentuk min pada kalimat “ man min lebe “ makanlah dulu,

merupakan partikel penghalus yang berfungsi untuk melemahkan daya imperatif atau

deklaratif di mana partikel tersebut digunakan.

Contoh :

   - Ndekah min ateku kam tading jenda.

     Lama partikel penghalus maksud aku kamu tinggal di sini.

     “Sudah sejak lama aku ingin kamu tinggal disini”.



1.5 Landasan Teori

1.5.1. Kalimat

       Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang

mengungkapkan pikiran yang utuh (Hasan, 2005:311). Dalam wujud lisan, kalimat

diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan

intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan

ataupun asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan

berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.),

tanda tanya (?) atau tanda seru (!).

       Hasan juga mengungkapkan kalimat merupakan satuan dasar wacana. Artinya

wacana hanya akan terbentuk jika ada dua kalimat, atau lebih, yang letaknya berurutan

dan berdasarkan kaidah kewacanaan. Dengan demikian, setiap tuturan, berupa Kata atau

Untaian kata, yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan diatas pada suatu wacana atau

teks, berstatus kalimat.

         Menurut KBBI kalimat adalah satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri,

mempunyai pola intonasi final dari secara aktual potensial terdiri atas klausa.


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                            13
Anak kalimat adalah satuan rangkaian susunan yang pada umumnya berfungsi

sebagai keterangan nominal dalam memerankan sebagai deskriptif pada suatu frase kata

benda (Geoff Woollams, 2004:405).

         Woollams juga mengatakan dalam bukunya “ Tata Bahasa Karo “ bahwa makna

sebuah kalimat sering tidak bergantung pada sistem gramatikal dan leksikal saja, tetapi

bergantung pada kaedah wacana. Makna sebuah kalimat yang baik pilihan katanya oleh

susunan gramatikalnya sering tidak dapat dipahami tanpa memperhatikan hubungannya

dengan kalimat lain dalam sebuah wacana.

         Kalimat dalam Bahasa Batak Karo didominasi oleh bentuk dengan susunan P-S

kecuali aktif dan kalimat jati diri,karakteristik susunan S-P ini sesuai dengan fungsinya

mengacu pada suatu kata benda yang sudah diketahui atau dapat segera dikenali oleh si

lawan bicara untuk kemudian ditambahkan dengan informasi jati diri atau spesifiknya.

Sebaiknya kalimat eksistensial umumnya memiliki susunan P-S yang mana lebih

banyak berkenaan dengan fungsi presentatis, di mana seorang peserta baru dimunculkan

mengikuti predikat.



1.5.2. Partikel

       Partikel adalah semacam kata tugas yang mempunyai bentuk khusus yang sangat

ringkas atau kecil dengan fungsi-fungsi tertentu (Agustien, 1999 : 31).

       KBBI (2007:647) partikel adalah bentuk tambahan nonsufiks berupa akhiran pada

kata tanya, seperti -kah, -lah, -tah dan pun.

       Sutawijaya, (1997:30) mengatakan partikel ialah bentuk yang biasanya tidak dapat

di derivikasi atau diinfleksikan yang mengandung makna gramatikal dan tidak




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                       14
mengandung makna leksikal. Yang tergolong ke dalam partikel ini adalah preposisi

seperti di , ke , dari dan konjungsi seperti dan , atau , yang.

        Wollams, (2004:356) partikel pada umumnya berbentuk monosilabel yang hampir

selalu digunakan di belakang konstituen-konstituen lain, termasuk pula operator-

operator lain (dan kadang juga sesama partikel lain). Dari segi sintaksis dan fonologi,

partikel ini digolongkan ke dalam rangkaian susunan setingkat frase bersama dengan

konstituen-konstituen yang diikutinya. Namun, dari segi semantik partikel ini,

cenderung dianggap sebagai keterangan terhadap keseluruhan kalimat di mana partikel

tersebut berada.

        Samin (2003:31) mengatakan ada tiga cara penulisan partikel di dalam bahasa

Indonesia menurut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EyD), yaitu:

        - Partikel ditulis serangkai atau digabung dengan kata yang mendahuluinya. Yang

termasuk dalam kelompok ini adalah partikel –kah dan –tah yang merupakan partikel

penanya dan –lah yang merupakan partikel penegas.

        - Partikel ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya. Yang termasuk

kelompok ini adalah si, sang dan per.

        - Partikel yang ditulis serangkai dan ditulis terpisah dengan kata yang

mendahuluinya, yaitu partikel pun. Partikel pun yang ditulis serangkai jumlahnya

terbatas, sedangkan pun yang ditulis terpisah banyak ditemukan dalam bahasa sehari-

hari.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                        15
BAB II

                                           PEMBAHASAAN

2.1 FUNGSI PARTIKEL DALAM BAHASA BATAK KARO

         Dalam bahasa Batak Karo, partikel memiliki lebih dari satu fungsi, ataupun

pemaknaan bergantung pada lingkungan di mana partikel tersebut digunakan. Misalnya,

partikel kin dan nge memiliki pemaknaan yang bervariasi, bergantung pada apakah

partikel tersebut digunakan pada pertanyaan “ya/tidak”, kalimat deklaratif atau kalimat

perintah dan pada kalimat imperatif atau kalimat tanya.

         Dari segi fungsinya, partikel dalam bahasa Batak Karo dapat dibedakan ke

dalam tiga golongan yaitu: Partikel Penghalus, Partikel Penegasan/Emfasis, dan Partikel

Wacana.



2.1.1 Partikel Penghalus

         Partikel Penghalus, yaitu Partikel yang berfungsi untuk melemahkan daya

imperatif atau deklaratif kalimat di mana partikel tersebut digunakan      (Woollams,

2004:357). Partikel penghalus semuanya diterjemahkan sebagai HLS. Partikel

penghalus dalam bahasa Batak Karo dibagi atas:

1. Min

         Dalam bahasa Batak Karo Partikel min ini berfungsi untuk menyampaikan

pengharapan, dorongan atau usul untuk melakukan sesuatu atau yang seharusnya sudah

dilakukan.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                            16
Contoh:

                          -   Kinisempaten enda ula min ipulahindu!

                              Kesempatan ini jangan HLS.biar.lewat.kamu

                              “Jangan kamu biarkan kesempatan ini berlalu !”

                          -   Aturen min mehuli perbahanenndu man aku.

                              pengaturan HLS baik.itu perbuatan kamu pada saya

                              “Seharusnya tingkah lakumu baik pada saya”.

                      -       I jenda min ndai kam tading, ma la bage serana akapndu.

                              jika di sini HLS tadi kamu tinggal tidak demikian sulit.

                              Perasaan.dia

                              “Seandainya kamu tinggal di sini, tentu kamu merasa tidak sesulit

                              ini.

                          -   Adi banci min ia ikut ku tiga.

                              kalau bisa HLS dia ikut pasar

                              “Kalau bisa dia ikut ke pasar”.



2 . Lah

          Partikel ini kebanyakan digunakan pada kalimat imperatif dengan pemaknaan

hortatoris (menasihati).

              Contoh:

                          -   Tutus lah ateta erlajar maka kita naik kelas.

                              maka serius.HLS hati.milik.kita belajar supaya kita naik kelas

                              “Maka marilah kita belajar dengan tekun supaya kita naik kelas”




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                            17
-    Man lah kita lebe, maka lawes.

                             makan HLS kita depan,supaya pergi

                             “Makanlah kita dulu supaya berangkat”.

          Bila digunakan setelah kata penegas, maka partikel lah akan memperlunak,

bahwa si pembicara berpendirian tidak teguh akan pernyataan yang diucapkannya.

          Contoh:

                        -    Adi la lah kam mela, rimpal kuakap kita.

                             jika tidak HLS kamu malu jadi.sepupu saya.pikir kita

                             “Jika kamu tidak merasa malu, saya pikir kita bersaudara

                             sepupu”.

                        -    La lah man sampaten ndia, permen ?

                             tidak HLS untuk menolong keponakan

                             “Tidakkah saya perlu bantu, keponakan ?”



3 . Gia

          Pada kalimat deklaratif, partikel ini berfungsi untuk mengekspresikan sikap

pasrah dan pengharapan.

          Contoh:

                        -    Man gia kam lebe, gelah ula kelihen.

                             makan HLS kamu dulu,supaya tidak kelaparan

                             “Makanlah kamu dulu, supaya tidak kelaparan”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009
                                                            18
-    Ras gia kita, gelah ula aku mampa.

                             bersama HLS kita,supaya jangan saya kesasar

                             “Kita boleh bersama-sama., supaya aku tidak kesasar”.

                        -    Sinik saja ia, gia la mehuli perbahanenku.

                             diam saja dia. HLS dia baik perbuatan.saya

                             “Dia diam, walaupun perbuatan saya tidak baik”.

         Pada kalimat imperatif, partikel gia mengekspresikan larangan secara lunak.

         Contoh:

                        -    Ula gia lebe kam lawes.

                             jangan HLS depan kamu pergi

                             “Jangan dulu kamu pergi”.

                        -    Ula gia pekeri – keri sen e, ulin isusun.

                             jangan HLS.belanja uang itu lebih.baik PAS.timbun

                             “Janganlah kamu membelanjakan semua, lebih baik ditabung”.

         Kata gia juga digunakan sebagai kata sambung (meskipun).

         Contoh:

                             - Ia lawes sekolah, gia wari udan.

                                 dia pergi sekolah,HLS hari hujan

                               “dia tetap sekolah, meskipun hari hujan”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                        19
2.1.2 Partikel Emfasis/Penegas

         Partikel Penegasan, yaitu partikel yang menyatakan berbagai derajat dominant

akan berbagai konstituen yang diikutinya. Partikel ini juga didampingi oleh pemaknaan

sikap (Woollams, 2004:359). Partikel ini diterjemahkan sebagai EMF. Dalam bahasa

Batak Karo yang termasuk ke dalam partikel ini adalah:

1. Kel

         Partikel kel berfungsi untuk menegaskan maksud kepada lawan bicara.

         Contoh:

                        -    Pekpekna kel aku ndai salu kayu.

                             pukul.dia EMF saya tadi dengan kayu

                             “Dia memukul saya dengan tongkat”.

                        -    Mbera-mbera perbahanenndu e lit kel gunana man banta kerina.

                             semoga perbuatan.kamu.ini ada EMF guna.milik.itu kepada kita

                             semua

                             “Semoga perbuatanmu ini ada gunanya bagi kita semua”.

                        -    Kakangku kel kam kuakap.

                             kakak.milikku EMF kamu saya.anggap

                             “Saya menganggap kamu benar-benar sebagai seorang kakak”.

                        -    Adi kam kel nuruhsa, banci kuamburkan jala e.

                             jika kamu EMF AKT.perintah.itu mampu saya .tebar jala itu

                             “Jika kamu yang memerintahkannya, saya dapat menebarkan jala

                             itu”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                       20
-     Enterem kel kalak reh ku rumah ndahi nande.

                              banyak EMF orang datang kerumah menjenguk ibu

                              “Banyak sekali orang datang ke rumah menjenguk ibu”.



2. Jine

         Pada kalimat deklaratif, partikel jine berfungsi untuk menegaskan sesuatu yang

bertentangan dengan apa yang mungkin diyakini oleh si lawan bicara.

         Contoh:

                        -    Jumpa ia ras nipe sawa, ringkina jine !

                             jumpa dia dengan ular sawah ular.jantan.itu EMF

                             “Ia bertemu dengan ular sawah, jantannya pula !”

                        -    Keleng kal jine ateku kam !

                             cinta EMF hati.milikku kamu

                             “Saya cinta kamu !”

                        -    La kam nggit make baju enda, meherga jine kutukur!

                             tidak kamu ingin.pakai baju ini mahal EMF tadi saya.beli

                             “Kamu tidak ingin memakai baju ini, padahal mahal

                             harganya saya beli!”

                        -    Aku jine ngidahsa nderbih ia nangko ndai.

                             saya EMF.lihat.dia kemarin dia mencuri

                             “Saya kemarin yang melihat dia mencuri”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                        21
-    La jine aku ku jah perbahan udan.

                             tidak EMF saya ke sana perbuatan hujan

                             “Sayatidak ke sana kemarin hujan”.



3. Kap

         Partikel ini berfungsi untuk mengekspresikan keyakinan teguh si pembicara

akan apa yang disampaikannya.

                   Contoh:

                        -    Aku kap dalin, ketuhu-tuhun, dingen kegeluhen.

                             saya EMF jalan kebenaran dan kehidupan

                             “Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan”.

                        -    Endam kap ulih latihndu ndube.

                             ini.EMF hasil capek.kamu waktu itu

                             “Inilah hasil kerja kerasmu”.

                        -    Ula tukur uis e, sebab barang tangkon kap e !

                             jangan.beli kain itu karena barang curian EMF itu

                             “Jangan beli kain itu, karena itu barang curian !”

                        -   Lanai kap lit dalanta jumpa.

                             tidak.lagi EMF ada jalan.kita berjumpa

                             “Tidak ada lagi jalan kita untuk bertemu”




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                            22
4. Bo

         Partikel bo digunakan setelah kata-kata la, lenga, dan lanai. Partikel         ini

berfungsi untuk memperhalus maksud yang disampaikan.

         Contoh:

                        -    La bo dalih kam lawes.

                             bukan EMF hambatan kamu pergi

                             “Tidak masalah walaupun kamu pergi”.

                        -    Perukuren si bage rupana la bo man usihen.

                             pemikiran seperti rupa.milik.dia tidak EMF untuk ditiru

                             “Cara berpikir seperti itu tidak perlu ditiru”.

                        -    Lenga bo pernah ia reh ku jenda.

                             belum EMF pernah ia datang ke sini

                             “Ia belum pernah datang ke sini”.

                        -    Lanai bo kutulisi kari dinding e.

                             Tidak lagi EMF aku AKT.tulis.itu dinding itu

                             “Saya tidak akan menulis dinding itu lagi”.



5. Ndia

         Partikel ini terbatas pemakaiannya dalam kalimat tanya dan menyatakan

keraguan atau kekurangyakinan dalam diri si pembicara.

         Contoh:

                        -    Kai ndia luahta man permenta e?

                             apa EMF kita.bawa kado.kita ke pesta keponakan.kita tadi

                             “ Apa kita bawa kado, ke pesta keponakan kita itu”.


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                        23
-    Kai ndia ninta man bana ?

                             apa bilang.kita EMF untuk dia

                             “Apa yang kita katakan kepadanya ?”

                       -    Ija ndia banna senna ?

                            dimana EMF untuk.kita uang.milik.dia

                            “Dimana dia menyimpan uangnya?”



6. Keh

         Dalam kalimat pernyataan (kalimat berita), partikel ini berfungsi untuk

memperkuat gagasan ketidaktentuan.

         Contoh:

                        -    Enggo ertahun-tahun keh ia ringan i jah.

                             sudah tahun.dan.tahun EMF dia tinggal di sana

                             “Sudah bertahun-tahun ia tinggal di sana”..

                        -    Piga-piga kali keh itajakna beltekna.

                             beberapa kali EMF.tombak.dia perut.dia

                             “Dia menikamnya beberapa kali”.

                        -    Enggo ndekah aku sakit, ku dokter la malem, tambari la malem,

                             enggo ku ja keh deba tambari la malem.

                             sudah lama saya sakit,ke dokter tidak sembuh.obati tidak sembuh

                             sudah ke mana EMF lain. obat tidak sembuh

                             “Sudah lama saya sakit, ke dokter tidak sembuh, diobati tidak

                             sembuh, entah ke mana saja diobati tidak sembuh juga”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009
                                                        24
Apabila keh terdapat dalam kalimat yang memerlukan jawaban, maka partikel

ini menyatakan “kejengkelan” dari si pembicara.



         Contoh

                        -    Kai keh isi kujamna maka gelemna lalap.

                             apa EMF isi dompet.dia.karena pegang.dia sering

                             “Apa sajakah isi dompetnya maka selalu dipegangnya”.



7. Kang

         Partikel ini berfungsi sebagai penciri interogatif netral dalam sebuah kalimat

pertanyaan “ya/tidak”. Dapat ditambahkan bahwa partikel ini memiliki tiga arti yang

berbeda.

         A. Dalam jawaban terhadap pertanyaan “ya/tidak”, partikel ini menyatakan

              persetujuan umum, yang bernadakan keberatan atau keragu-raguan.

         Contoh:

                   - P: Meriah ndai i tiga ?                     J: Meriah kang.

                        ramai tadi di pasar                      ramai EMF

                        Ramai tadi di pasar ?                    Ramai jugalah.



          - P: Angkandu kang kai siturekenna                     J: Kuangka kang,

                                                                 tapi la kerina kal.

            PAS.mengerti.kamu apa                                saya.mengerti EMF

            diteangkan.dia




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                            25
Apakah kamu mengerti apa yang                   tapi tidak semua EMF

            dibicarakannya                                  Ya, saya mengerti

                                                            Tapi tidak semuanya.



         B. Dalam kalimat pernyataan, partikel ini dapat berarti ”juga”.

         Contoh:

                        -    Kota Medan galang, Padang pe galang kang.

                             kota Medan besar Padang besar EMF

                             “Kota Medan besar, Padang pun besar juga”.

                        -    Adi nggit kita mindo, tentu nggit kang nge kita mere.

                             kalau mau kita.minta tentu mau EMF kita AKT.beri

                             “Kalau kita mau meminta, tentu kita juga mau memberi”.



         C. Partikel kang berfungsi untuk menyatakan sesuatu yang terjadi dan

              bertentangan dengan harapan, maka artinya: “masih juga”.

              Contoh:

                        -    Enggo rusur ia irawai, tapi lalap kang ia lenga robah.

                             sudah sering dia di.marahi,tapi sering EMF tidak bertobat

                             “Dia sudah sering dimarahi, tapi tidak bertobat juga”.

                        -    Rusur enggo aku erlajar, tapi lalap kang la kudat.

                             sering sudah saya belajar tapi terus EMF tidak EMF saya.dapat

                             “Saya sudah belajar terus-menerus, tapi masih belum mengerti”.

         Dalam arti yang kedua, partikel kang sering dipendekkan menjadi ka apabila

diikuti kata nge.


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009
                                                       26
Contoh:

                        -    Bage pe nggit ka nge aku, perban kam mehuli.

                             seperti.itu juga mau EMF saya karena

                             “Begitu pun saya mau juga, karena kamu baik”.

                        -    Ula kam berjut, adi ikut ka nge kam lawes.

                             jangan kamu cemberut,kalau ikut EMF kamu pergi

                             “Jangan kamu cemberut, kalau ikut juganya kamu pergi”.



8. Kin

         Partikel ini digunakan pada pertanyaan isi, di mana pertanyaan yang digunakan

untuk mengawali suatu percakapan. Pada kalimat deklaratif, partikel kin berfungsi untuk

memperkuat penegasan terhadap kata yang diikutinya, dengan pemaknaan “demikianlah

adanya, benarlah bahwa”

         Contoh:

                        -    Ulin kin siukuri lebe mbages-mbages maka belasken.

                             lebih.baik EMF kita.pikir.lebih.dahulu dalam-dalam supaya

                             dikatakan

                             “Sebaiknya kita pikirkan baik-baik sebelum diungkapkan”.

                        -    Adi uis nande Ati ah, labo kin man pinjamen, sebap ia degil.

                             jika kain ibu Ati itu tidak EMF untuk pinjaman karena dia kikir

                             “Kalau kain ibu Ati, tidak usah kamu pinjam karena dia sangat

                             kikir”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                        27
Pada kalimat imperatif, partikel kin juga bermakna penegasan untuk

memperingatkan atau menegur si lawan bicara.

         Contoh:

                        -    Ula kin tawai adi temanta latih.

                             jangan EMF.tawa.kalau teman.kita capek

                             “Janganlah menertawakan teman dia yang sengsara”.

                        -   Adi enggo mbelin, rukur kin !

                             jika sudah besar pikir EMF

                             “Jika sudah dewasa, berpikirlah seperti orang dewasa !”



9. Nge

         Pada kalimat deklaratif, partikel nge mengisyaratkan keyakinan teguh si

pembicara akan kebenaran pernyataan yang disampaikannya.

         Contoh:

                        -    Kuinget nge lalap kerna ukurndu mehuli e man bangku.

                             saya.ingat EMF selalu mengenai pikiran.milikmu bagus itu untuk

                             aku

                             “Saya selalu ingat akan kebaikanmu”.

                        -    Mbue nari nge senndu !

                             lagi lebih EMF uang.milikmu

                             “Banyak sekali uangmu !”

         Sebagai jawaban terhadap pertanyaan”ya/tidak”, partikel nge ini berfungsi untuk

memperkuat makna penyampaian dengan menghapuskan atau menentang keraguan

yang ada pada si penanya.


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                        28
Contoh:

                             T: Siat nge kari rumahna ah inganta pulung ?

                                tampung EMF kemudian rumah.miliknya tempat.kita

                                berkumpul

                                “Muatkah nanti rumahnya itu tempat kita berkumpul?”

                             J: Siat nge !

                               tampung EMF

                               “Tentu saja !”

         Bila digunakan mengikuti suatu frase kata benda, partikel nge mengandung

pemaknaan “(frase kata benda) ini, bukan yang lain”.

         Contoh:

                        -    Si Anto nge si nulisi dinding e, guru !

                             titel Anto EMF yang.tulis.dinding itu guru

                             “Antolah yang menulisi dinding itu, Guru !”

                        -    Salahndu e nge, icakapina pe la kam nggit ngerana.

                             kesalahan.milikmu itu EMF di.bicaranya.dia meski tidak kamu

                             bersedia bicara

                             “Ini salahmu, meskipun dia telah berbicara kepadamu, kamu

                             tidak bersedia berbicara kepadanya”.

                        -    Ia nge kalak si megegehna i kuta enda.

                             dia EMF orang yang terkuat di kampung ini

                             “Dialah yang terkuat di kampung ini”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                       29
Jika partikel nge digunakan pada akhir kalimat sesudah kata yang diakhiri

dengan fonem /a/, maka partikel ini mengalami pemendekan menjadi –ng. Contoh:

                             - I jenda nge !                 I jendang !

                               di sini EMF

                               “Disinilah !”

                             - Kerinana nge !                Kerinanang !

                               semua.milik.itu EMF

                               “Semuanyalah !”

                             - La nge !                      Lang !

                               tidak EMF

                               “Tidak !”

         Sebaliknya, jika partikel nge digunakan sebelum kata e (itu), partikel ini

mengalami pemendekan menjadi ng-:

         Contoh:

                             - Payo nge e !                  Payo nge !

                               benar EMF itu

                               “Benarlah itu !”




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                        30
10. Pe

         Partikel ini memiliki berbagai fungsi yang umumnya bersifat emfasis/penegasan.

Partikel ini digunakan sebagai kata sambung konsesif. Partikel pe kerap dimaknai

sebagai “pun”.

          Contoh:

                        -    Bagi anak perana si deban, aku pe ikut ertempur.

                             seperti kaum.muda yang lain saya EMF ikut bertempur

                             “Saya pun ikut bertempur, seperti pemuda lainnya”.

                        -    Kataken bujur man Dibata ras pindo pe pemasu-masu ibas Ia nari.

                             bilang terima.kasih kepada Tuhan dan (PAS).minta EMF berkat

                             di Dia dari

                             “Berterima kasihlah kepada Tuhan dan minta juga berkat dari-

                             Nya”.

                        -    Anak-anak, singuda-nguda, bage pe tua-tua, kerina reh ku tengah

                             kesain.

                             anak-anak para.pemudi seperti.itu EMF kaum.dewasa semua

                             datang ke tengah alun-alun

                             “Anak-anak, para pemudi, dan kaum dewasa pun ikut hadir ke

                             tengah alun-alun desa”.

         Jika digunakan pada lingkup kata penegas, partikel pe dimaknai sebagai “pun,

dan sama sekali”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009
                                                        31
Contoh:

                        -    Aku, sitik pe lanai kuinget ise gelarna anakta ndai.

                             saya,sedikit EMF tidak.lagi saya.ingat siapa nama.miliknya

                             anak.kita tadi

                             “Sama sekali saya tidak ingat nama anak kita”.

                        -    Sada pe la lit erteman ras ia.

                             satu EMF tidak ada berteman dengan dia

                             “Tidak ada satu pun yang berteman dengannya”.

                        -    Aku sitik pe la kuangka kai maksudndu.

                             saya sedikit EMF tidak saya.mengerti apa maksud.kamu

                             “Sedikit pun tidak saya mengerti apa maksudmu”.

         Bila digunakan setelah kata tanya, partikel pe menghasilkan bentuk ekspresi tak

tentu.

         Contoh:

                        -    I japa nari pe enggo ilegi guru lako nambarisa, tapi sada pe la

                             ngasup pemalem pinakitna e.

                             di mana dari EMF sudah.ambil dukun untuk mengobati dia,tapi

                             satu tidak sanggup membuat.sembuh penyakit.milik.dia itu

                             “Para dukun sudah dipanggil dari segala penjuru untuk

                             mengobatinya, namun tidak satu pun dari mereka yang

                             mampu menyembuhkan penyakitnya”.

                        -    Kai pe la kubaba kukerja anakta ndai.

                             apa EMF tidak saya.bawa ke pesta anak.kita tadi

                             “Saya tidak membawa apa pun, ke pesta anak kita itu”.


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                        32
Partikel pe digunakan pada bagian akhir dari seluruh rangkaian susunan dengan

pemaknaan penegasan.

         Contoh:

                        -    Mbiar kita enggo ngidah ayona ndai pe.

                             khawatir kita sudah.lihat.muka.miliki.dia tadi EMF

                             “Sudah ketakutan kita melihat mukanya dia”.

                        -    Ntebu akapna nginemsa tambarna ndai pe.

                             manis.pikir.dia.minum.itu obat.milik.dia tadi EMF

                             “Dia merasa manis meminum obatnya”.

         Partikel pe sering digunakan sebagai penanda frase kata benda subjek pada awal

kalimat yang telah mengalami penggesaran ke depan dari posisi setelah predikat

normalnya. Selain dari fungsinya untuk mendampingi kata benda/dibendakan yang

mengalami pengedepanan ini, sulit untuk menjelaskan secara tepat akan fungsi maupun

penerapan status wacana khusus apa pun terhadap frase kata bendanya, karena frase

kata benda yang di tandai pe ini sering mengacu pada suatu penanda tertentu yang

hanya berperan secara marjinal atau tidak penting di dalam wacana dan rujukannya

hanya muncul sekali secara sekilas saja. Untuk kejelasannya, pemunculan partikel pe ini

ditandai dengan cetak garis bawah pada contoh berikut ini:

                        -    Bage me nimai-nimai wari gelap. Erkata me pet-pet ras manuk-

                             manuk si deban si kabang ndarami nakan berngi. Beru Ginting pe

                             enggo ngadi ngandung, sebap enggo latih akapna. Matana pe

                             enggo besar ndekahsa ngandung. Takalna pe igejapna mesui. E

                             maka idaramina inganna si banci ia nggalangken bana.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                       33
demikian menunggu hari gelap buat.suara EMF pet-pet dan

                             burung-burung          lain     terbang   AKT.cari   makanan   malam

                             perempuan Ginting sudah berhenti menangis karena sudah

                             letih.rasa.dia mata.milik.dia tempat.milik.dia mampu dia.baring

                             diri.sendiri

                             “Demikianlah hari mulai menjelang malam. Cengkerik mulai

                             mengerik dan burung-burung pun beterbangan mencari makan

                             malam mereka. Beru Ginting pun sudah berhenti menangis

                             karena ia sudah merasa lelah. Matanya pun menjadi bengkak

                             akibat tangis yang berkepanjangan. Kepalanya terasa sakit,

                             sehingga ia pun mencari tempat baginya untuk berbaring malam

                             itu”.

         Status dari “Beru Ginting” pada penuturan di atas bersifat sentral karena dia

merupakan tokoh utama dari kisah tersebut. Namun, unsur-unsur lain yang ditandai pe-

yakni matanya dan kepalanya-sulit untuk dikatakan bersifat “topik” dari segi penting

apa pun. Setelah menyinggung singkat kedua unsur ini, kisah pun segera berlanjut ke

pokok bahasan berikutnya. Dari ringksan ini sulit bagi kita untuk menyimpulkan bahwa

partikel pe ini ada memiliki fungsi lain lebih daripada sekedar untuk menandai suatu

frase kata benda “menyimpang posisinya” sebagaimana adanya.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                        34
2.1.3 Partikel Wacana

         Partikel Wacana berfungsi sebagai Partikel Penghalus yang menghubungkan

suatu frase aposisi yang kurang terjalin baik dengan kata pokok yang mendahuluinya

(Woollams, 2004:369). Ada sejumlah partikel yang memiliki berbagai fungsi berbeda

yang terkait dengan wacana. Partikel ini diterjemahkan PART. Dalam bahasa Batak

Karo Yang termasuk ke dalam partikel wacana adalah sebagai berikut:



1. Emkap

         Partikel ini pada dasarnya berfungsi sebagai kopula subjek-predikat pada

kalimat jati diri, khususnya jika salah satu maupun kedua konstituennya cukup panjang

untuk diutarakan. Partikel ini diterjemahkan LINK.



         Contoh:

                        -    Si bene e emkap kerbo, lembu, ras kuda.

                             REL hilang itu LINK kerbau lembu dankuda

                             “Yang hilang itu adalah kerbau, lembu, dan kuda”.

                        -    Gelarna emkap ‘tenggiang’.

                             nama.milik.itu LINK nama.sejenis.pakis

                             “Namanya adalah tenggiang”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                            35
-    Si man arihenken emkap kerna wari berkatta ras peralatenta

                             kerina.

                             yang        untuk        mendiskusikan   LINK   mengenai      hari

                             keberangkatan.milik.kita semua

                             “Hal yang perlu dibicarakan adalah hari keberangkatan dan

                             peralatan kita semua”.

         Partikel emkap ini kadang-kadang mengalami pemendekan menjadi em.

         Contoh:

                        -    Guru ibas kalak Karo em kalak si beluh nambari penakit.

                             dukun di orang Karo LINK orang            yang pandai mengobati

                             AKT.rawat penyakit

                             “Dukun di kalangan masyarakat Karo adalah yang dapat

                             menyembuhkan penyakit”.

         Partikel emkap juga berfungsi sebagai partikel penjelas yang menghubungkan

suatu frase aposisi dengan kata pokok yang mendahuluinya.

         Contoh:

                        -    Kerina si nggeluh erdalin arah dalin e, emkap kematen.

                             semua yang hidup berjalan melalui jalan itu LINK kematian

                             “Semua yang hidup harus melalui jalan itu, yaitu kematian”.

                        -    Ibahan Guru Diden me sada pengujin man Guru Pakpak Pitu

                             Sindalinen, emkap muat embun-embunen ibas lubang.

                             di.buat Guru Diden satu ujian untuk Guru Pakpak tujuh

                             satu.perjalanan LINK.ambil sesajen dalam lubang




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009
                                                            36
“Guru Diden mempersiapkan sebuah ujian bagi Guru Pakpak Pitu

                             Sindalinen, yaitu memindahkan sesajen dari dalam lubang”.



2. Kunuken

         Partikel ini merupakan partikel yang digunakan untuk membuka suatu kisah

yang mengandung makna serupa dengan “pada suatu saat” atau “demikianlah kisah ini

terjadi”. Partikel ini diterjemahkan sebagai INTRO.

         Contoh:

                        -    Nai-nai nina kunuken lit sada jelma…

                             dahulu.kala ucap.mereka INTRO ada satu orang

                             “Dahulu kala, demikianlah kisah ini terjadi, ada seseorang…”

                        -    E tubuh me kunuken ndube anak nini, dua diberu.

                             Itu lahir INTRO sebelumnya anak kakek dua anak.perempuan

                             “Pada saat itu ada seorang nenek yang memiliki dua orang anak

                             perempuan”.



3. Dage

         Partikel ini mengisyaratkan pergesaran topik perbincangan, perubahan arah

pikiran seseorang, maupun menggeser dialog kepada permis logis berikutnya.

         Contoh:

                        -    Adi bage lawes aku dage ku juma.

                             kalau begitu pergi saya maka ke ladang

                             Kalau begitu, pergi saya ke ladang”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                        37
A: Ula pake rawit naka tualah.

                                jangan.pakai pisau.kecil.potong kelapa

                                Jangan gunakan pisau untuk membelah kelapa.

                             B: Alu kai dage kutaka ?

                                 dengan apa maka saya.potong

                                 “Dengan apa saya membelahnya ?”

                             A: Sekin pake !

                                 pisau.besar (PAS).pakai

                                 “Gunakan pisau !”



4. Me

         Partikel me digunakan untuk berbagai macam konstituen dengan pemaknaan dan

fungsi yang berbeda dengan yang lain. Bila digunakan sesudah kata yang diakhiri

dengan bunyi huruf hidup, partikel ini sering mengalami pemendekan menjadi

–m.

         Contoh:             - Enda me.                           Endam.

                               ini EMF

                               “ Inilah”.

         Bila digunakan bersama dengan suatu predikat yang diperankan oleh kata kerja

pasif dan kata kerja intransitif serta terkadang pula kata sifat, partikel me ini menandai

sifat eventif yaitu menunjukkan perbuatan dan situasi yang membentuk inti dari narasi

tersebut. Hal ini digambarkan pada contoh berikut di mana untuk maksud kejelasan,

partikel me dan terjemahan dari predikat yang ditunjukkannya dicetak bergaris bawah di

dalam versi terjemahan bebasnya.


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009
                                                       38
Contoh:

                        -    Ibas sada wari lawes me pengulu enda gawah-gawah sisada

                             ngersak kuda. I tengah dalan, jumpa me ia ras sekalak diberu seh

                             kel jilena rupana. Tergejap pe pusuh pengulu e ngenehen diberu

                             e. E maka nusur me ia i das kudana nari, deherina me diberu e.

                             Ibabana me diberu e ku kutana, niempoina. Gila me ate ndeharana

                             ras pupusna e kerina ngenehen pengulu e. E maka meling me ia

                             rusur ibahan anakna ras ndeharana e.

                             pada satu hari pergi penghulu ini berjalan-jalan sendirian.naik

                             kuda di tengah jalan jumpa dia dengan satu.orang perempuan

                             hingga cantik. penampilan.milik.dia debar jantung penghulu

                             itu.lihat perempuan itu dan maka turun dia dari.dekat.dia

                             perempuan itu.bawa perempuan itu ke desa.milik.dia.nikah.dia

                             benci hati istri.milik.dia dan anak.milik.dia itu semua.lihat

                             perilaku penghulu itu dan maka korban.gosip dia selalu.buat

                             anak.milik.dia dan istri.milik.dia itu

                             “Pada suatu hari penghulu itu pergi berjalan-jalan senderian di

                             atas kudanya. Di tengah jalan, ia berjumpa dengan seorang

                             wanita yang sangat cantik. Ia sangat tertarik kepada wanita itu.

                             Maka ia pun turun dari kudanya dan menghampiri wanita itu.

                             Akhirnya ia membawa wanita itu ke desa dan menikahinya. Istri

                             dan anaknya merasa benci dengan perbuatan penghulu itu. Dan ia

                             pun menjadi sangat menderita dibuat oleh istri dan anak-

                             anaknya”.


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                       39
Selain menandai peristiwa utama pada narasi tersebut, bila digunakan mengikuti

predikat pasif, partikel me juga berfungsi untuk menghilangkan keraguan akan peran

dari frase kata benda inti yang terdapat pada kalimat pasif. Posisi setelah predikat

partikel me pada kalimat kedua berikut ini membuktikan sebagai subjek (yaitu

penderita) pada kalimat tersebut.

         Contoh:

                        -    E maka idalenken me putusen e, igeleh me Solmih ndai.

                             dan maka .laksanakan keputusan itu.bunuh Solmih itu

                             “Maka keputusan itu pun dilaksanakan, Solmih pun dibunuh”.

         Partikel me ini juga dapat digunakan sesudah subjek berupa frase kata benda.

Frase-frase ini biasanya sudah pernah disebutkan pada konteks yang tepat muncul

sesudahnya (atau dapat dengan mudah dihadirkan kembali dari konteks wacana

sekelilingnya sebagaimana halnya untuk kata ganti orang kedua). Untuk situasi seperti

ini, partikel me mengacu pada salah satu peserta dari konteks tersebut dan

mengetengahkannya untuk dijelaskan lebih lanjut.

         Contoh:

                        -    “Ola kam ngandung !” bagem nin Tulak Kelambir Gading.

                             Pengayan-ngayanna tualang si Mande Angin. Inganna ertenun i

                             das gumban si mbelin. Ia me minemsa kerina pawing si enggo

                             leben.

                             jangan kamu menangis demikian. bilang.dia Tulak Kelambir

                             Gading tempat.bertengger.milik.dia pohon.besar title Mande

                             Angin tempat.milik.dia menenun di atas bonggol.kayu besar

                             dia.bunuh. semua pawang.madu sudah lebih.dahulu


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009
                                                        40
“Jangan menangis !” ujar Tulak Kelambir Gading. Tempat

                             bertenggernya adalah pohon si Mande Angin dan tempat dia

                             menenun adalah pada sebuah bonggol kayu besar. Dialah yang

                             telah membunuh semua pawang madu yang pernah datang sejak

                             dulu”.

                        -    Adi lit bage buah kayu, em nipan.

                             jika ada maka buah pohon itu.makan

                             “Jika ada buah pohon , itulah yang dimakan”.

                        -    Kam ngenca anakku sisada. Kam me dilaki, kam me diberu.

                             kamu saja anak.milikku sendiri kamu lelaki kamu perempuan

                             “Kamulah anakku satu-satunya. Kamulah putraku sekaligus

                             putriku”.

         Hampir semua jenis konstituen keterangan dapat                    difokuskan dengan

menggunakan partikel me.

         Contoh:

                        -    Ibas kuta e nari me ipilih seribu guna ngikuti perang.

                             dalam kampung dari.pilih seribu untuk ikut perang.

                             “Dari kampung itulah, dipilih seribu untuk mengikuti perang”.

                        -    Tupung si e me ieteh Appung Barus si puna rumah e.

                             dan saat itu.tahu Appung Barus punya rumah itu

                             “Saat itulah diketahui Appung Barus yang mempunyai rumah itu

                             adalah”.

                        -    Bageme juma ierdangken.

                             maka.ladang.tanam


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                       41
“Demikianlah ladang ditanami”.

         Pada kalimat imperatif, partikel me berfungsi sebagai penghalus dengan

membuat perintah tersebut menjadi lebih lunak dan lebih bernada bersahabat.

         Contoh:

                        -    Berkat me kam, kempu !

                             berangkat kamu cucu

                             “Berangkatlah kamu, cucu !”

                        -    Nehen me ! Lembu la pang luar.

                             lihat lembu tidak berani keluar

                             “Lihatlah itu ! Lembu-lembu tidak berani keluar”.

                        -    Adi bage kin, ota me berkat.

                             jika demikian ayo berangkat

                             “Jika demikian, ayolah pergi”.

         Efek menghaluskan ini juga muncul saat partikel me ini digunakan setelah kata

sifat tertentu serta predikat enggo (sudah).

         Contoh:

                        -    Enggo me, maksudndu enggo kueteh.

                             sudah maksud.milikmu sudah saya.tahu

                             “Sudahlah, saya sudah tahu maksudmu”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                            42
2.2 BENTUK PARTIKEL DALAM BAHASA BATAK KARO

         Partikel dalam bahasa Batak Karo pada umumnya berbentuk bebas artinya suatu

partikel penulisannya tidak bersatu dengan kata yang mendahuluinya, seperti halnya

dalam bahasa Indonesia bahwa suatu partikel ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya (walaupun ada yang ditulis serangkai). Namun kebebasan tersebut yang

menjadi ciri khas yang membedakan partikel dalam bahasa Batak Karo dengan partikel

dalam bahasa Indonesia. Bentuk partikel tersebut dapat terlihat dalam penggabungan

beberapa partikel berikut.



2.2.1 Kombinasi Berbagai Partikel

         Rangkaian dua partikel secara khas lazim dijumpai pada bahasa Karo dan

kadang-kadang dapat muncul sebanyak tiga partikel. Pemaknaan yang dihasilkannya

merupakan kombinasi dari pemaknaan masing-masing partikel tersebut.

1. Kombinasi antara partikel emfasis dengan partikel emfasis.

         Contoh:

                        -       La kal jine kami tenang adi melawen kenca kam ku rumah.

                                tidak EMF EMF kami tenang kalu terlambat soal kamu ke

                                 rumah

                                “Kami tidak tenang kalau kamu terlambat pulang ke rumah”.

                            -    Ise kal nge ndia anak raja si ngersak kuda ah ?

                                 siapa EMF EMF anak raja yang AKT. Naik kuda itu

                                 “Siapakah anak raja yang menunggang kuda itu ?”




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009
                                                        43
-      Ise kang nge si ngambekken suringku enda ?

                               siapa EMF EMF yang .lempar sisir.milikku ini

                               “Siapa pula yang membuang sisirku ini ?”



2. Kombinasi antara partikel emfasis dengan partikel penghalus.

         Contoh:

                        -    Aku kin min ndeherana, sikap mis kubahan.

                             saya EMF HLS istri.milik.dia supaya langsung saya.buat

                             “Kalau      saya      yang      menjadi   istrinya,   saya   pasti   sudah

                             membereskan semuanya”.



3. Kombinasi antara partikel emfasis dengan partikel wacana .

         Contoh:

                        -    Arah leparna lit me kap sekalak permakan kambing.

                             di seberang.milik.itu ada EMF EMF EMF satu.orang gembala

                             kambing

                             “Di seberangnya ada seorang gembala kambing”.

                        -    Adi bage nina, aku pe lawes me lah ku deleng.

                             kalau demekian kata.dia saya EMF pergi EMF HLS ke

                             pegunungan

                             “Kalau demIkian katanya maka saya pun akan pergi ke gunung”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                        44
Partikel-partikel diatas dapat disusun berdasarkan jenjangnya relatif terhadap

konstituen yang diterangkan serta partikel-partikel lainnya sebagai berikut:

Konstituen yang              Jenjang 1          Jenjang 2    Jenjang 3   Jenjang 4

Diterangkan                    ka                  me         kap         ndia

                               kang                nge        kin         min

                               kal                 pe         lah         gia

                                                   bo

         Pada umunya suatu partikel dari jenjang yang satu dapat berkombinasi dengan

partikel lain yang bersebelahan sacara langsung dengan partikel lainnya. Namun tidak

dijumpai adanya dua partikel yang berasal dari jenjang yang sama yang digunakan

secara bersamaan.



2.2.2 PENENTU TOPIK

         Penentu topik berfungsi untuk menerangkan unsur yang terletak pada awal

kalimat yang menjadi kombinasi dalam membentuk suatu frase yang secara fonologis

terpisahkan dari sisi kalimatnya (dalam pengucapan diisyaratkan melalui perhentian

sementara, dan pada penulisannya dilambangkan dengan tanda koma).

         Penanda topik ada yang terletak didepan, di belakang, dan juga yang letaknya

secara bersamaan.

         1. Penanda topik yang letaknya dimuka adalah: adi (kalau), bicara

(kalau), dan kerna (mengenai).




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009
                                                        45
Contoh:

                        -     Adi aku, labo uga pa pe pang ndeherisa !

                              kalau saya tidak lagi bagaimana berani.dekat.itu

                              “Kalau saya, biar bagaimanpun saya tidak berani

                             mendekatinya !”

                        -    Adi ukurenna, nehen saja gambarta sanga kita gambar i tongging.

                             kalau ukuran.milik.itu.lihat saja gambar.milik.kita bila kita.

                             gambar di Tongging

                             “Kalau ukurannya, lihat saja foto kita saat berada di Tongging”.

                       -         Bicara aku, sitik pe la kueteh.

                                 kalau saya sedikit tidak saya.tahu

                                 “Kalau saya, sedikit pun saya tidak mengetahuinya”.

                        -        Kerna si enda, guru me metehsa.

                                 mengenai yang ini dukun.tahu.itu

                                 “Mengenai hal ini, dukunlah yang mengetahuinya”.



         2. Penanda topik yang biasanya diletakkan di belakang adalah: pe dan ningen

(maksudnya).

         Contoh:

                             -         Aku pe labo jelas man bangku.

                                       saya EMF tidak lagi jelas kepada saya

                                       “Saya tidak begitu jelas akan hal ini”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                        47
-          Ngembussa pe aku merincuh metehsa.

                                       tiup.itu EMF saya berhasrat.tahu.itu

                                       “Untuk        meniupnya    pun     (suling),    saya    ingin

                                       mempelajarinya”.

                            -          Mari, ku rumah kita lebe. Rumahta pe ningku, labo

                                       rumah, tapi asrama.

                                       mari ke rumah kita lebih.dahulu rumah.milik.kita EMF

                                       bilang.saya tidak EMF rumah tapi asrama

                                       “Mari ke rumah kita dulu. Sebetulnya bukan rumah, tetapi

                                       asrama”.

                        -             Orang tua si dilaki ras si diberu si mupus lanai lit.

                                       Lanai lit ningen, enggo idilo Dibata.

                                       orang tua yang lelaki dan yang perempuan yang.lahir

                                       tidak.lagi ada tidak.lagi ada maksudnya sudah.panggil

                                       Tuhan

                                       “Orang tua, yang melahirkan aku sudah tiada, maksudnya

                                       sudah dipanggil Tuhan”.



         3. Penanda topik yang digunakan secara bersamaan.

         Contoh:

                        -       Adi kerna perlawesna, aku pe labo kueteh.

                                kalau soal kepergian.milik.dia saya EMF tidak lagi saya.tahu

                                “Kalau soal kepergiannya, saya tidak mengetahuinya”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                            48
-    Bicara uga pe ningen man ia, ia lalap labo mbera rubah.

                             kalau bagaimana pun dibilang untuk dia,dia sering tidak.lagi

                             semoga berubah

                             “Bagaimana pun dibilang kepadanya, dia tidak akan bertobat”.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009


                                                        49
BAB III
                                    SIMPULAN DAN SARAN


3.1 Simpulan
         Dari penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam bahasa Batak
    Karo,
partikel memiliki lebih dari satu fungsi, ataupun pemaknaan bergantung pada
lingkungan di mana partikel tersebut digunakan.
         a. Dari segi fungsinya, partikel dalam bahasa Batak Karo dapat dibedakan ke
dalam tiga golongan yaitu: Partikel Penghalus, Partikel Penegasan/Emfasis, dan Partikel
Wacana.


- Partikel Penghalus

         Partikel Penghalus, yaitu Partikel yang berfungsi untuk melemahkan daya

imperatif atau deklaratif kalimat di mana partikel tersebut digunakan. Partikel penghalus

dalam bahasa Batak Karo dibagi atas:

         1.Min

         2.Lah

         3.Gia



- Partikel Emfasis/Penegas

         Partikel Penegasan, yaitu partikel yang menyatakan berbagai derajat dominant

akan berbagai konstituen yang diikutinya. Partikel ini juga didampingi oleh pemaknaan

sikap. Dalam bahasa Batak Karo partikel emfasis terbagi dalam:

         1.Kel

         2.Jine

         3.Kap

Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                        50
4.Bo

         5.Ndia

         6.Keh

         7.Kang

         8.Kin

         9.Nge

         10.Pe



- Partikel Wacana

         Partikel Wacana berfungsi sebagai Partikel Penghalus yang menghubungkan

suatu frase aposisi yang kurang terjalin baik dengan kata pokok yang mendahuluinya.

Ada sejumlah partikel yang memiliki berbagai fungsi berbeda yang terkait dengan

wacana. Dalam bahasa Batak Karo Yang termasuk ke dalam partikel wacana adalah

sebagai berikut:

         1.Emkap

         2.Kunuken

         3.Dage

         4.Me



b. Bentuk Partikel Dalam Bahasa Batak Karo

         Partikel dalam bahasa Batak Karo pada umumnya berbentuk bebas artinya suatu

partikel penulisannya tidak bersatu dengan kata yang mendahuluinya, seperti halnya

dalam bahasa Indonesia bahwa suatu partikel ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya (walaupun ada yang ditulis serangkai). Namun kebebasan tersebut yang


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                        51
menjadi ciri khas yang membedakan partikel dalam bahasa Batak Karo dengan partikel

dalam bahasa Indonesia. Bentuk partikel tersebut dapat terlihat dalam penggabungan

beberapa partikel berikut.



- Kombinasi Berbagai Partikel

         Rangkaian dua partikel secara khas lazim dijumpai pada bahasa Karo dan

kadang-kadang dapat muncul sebanyak tiga partikel. Pemaknaan yang dihasilkannya

merupakan kombinasi dari pemaknaan masing-masing partikel tersebut.

         1. Kombinasi antara partikel emfasis dengan partikel emfasis.

         2. Kombinasi anatara partikel emfasis dengan partikel penghalus

         3. Kombinasi antara partikel emfasis dengan partikel wacana.



- Penentu Topik

         Penentu topik berfungsi untuk menerangkan unsur yang terletak pada awal

kalimat yang menjadi kombinasi dalam membentuk suatu frase yang secara fonologis

terpisahkan dari sisi kalimatnya (dalam pengucapan diisyaratkan melalui perhentian

sementara, dan pada penulisannya dilambangkan dengan tanda koma).

         Penanda topik ada yang terletak didepan, di belakang, dan juga yang letaknya

secara bersamaan.

         2. Penanda topik yang letaknya dimuka adalah: adi (kalau), bicara

              (kalau), dan kerna (mengenai).

         3. Penanda topik yang biasanya diletakkan di belakang adalah: pe dan ningen

              (maksudnya).

         3. Penanda topik yang digunakan secara bersamaan.


Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                        52
3.2 Saran


         Penelitian ini hanya menjelaskan fungsi dan bentuk partikel dalam bahasa Batak
Karo, sehingga terbuka kesempatan bagi peneliti lain untuk membahas persamaan dan
perbedaan partikel antara bahasa Indonesia dengan partikel dalam bahasa Batak Karo,
karena dalam penelitian ini belum dibicarakan. Dan diharapkan kepada penutur bahasa
Batak Karo agar dapat menggunakan bahasa Batak Karo karena bahasa daerah
merupakan bagian dari budaya yang perlu dilestarikan.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

                                                       53
DAFTAR PUSTAKA



Agustien dkk, 1999. Buku Pintar Bahasa dan Sastra Indonesia. Semarang:Aneka Ilmu.

Alwi, Hasan dkk, 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Barus, Sanggup, 2006. Morfologi Bahasa Indonesia. Medan : Unimed.

Bangun, Kabar dkk, 1999. Kata Tugas Bahasa Karo. Jakarta : Pusat Pembinaan dan

       Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Jakarta, Pustaka Phoenix, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka

       Phoenix.

Mahsun, 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Ritonga, Perlaungan, 2002. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan :

       Yandira Agung.

Rahardi, Kunjana, 2001. Serpih-Serpih Masalah Kebahasaindonesiaan. Yogyakarta :

       Adicita Karya Nusa.

Siregar, Ahmad Samin, 2003. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan :

       USU Press.

Sudaryanto, 1993. Aneka Konsep Kedataan Lingual Dalam Linguistik. Yogyakarta :

       Duta Wacana University Press.

Surbakti, Bujur dkk, 1987. Struktur Bahasa Batak Karo. Jakarta : Pusat Pembinaan dan

       Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tarigan, Henry Guntur, 1984. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung :

       Angkasa.

Woollams, Goeff, 1993. Tata Bahasa Karo. Medan : Bina Media Perintis.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR INFORMAN



1.       Nama                                   : Nasib Tarigan

         Pekerjaan                              : Bertani

         Agama                                  : Kristen

         Pendidikan                             : SLTP

         Bahasa yang dikuasai                   : Bahasa Karo dan Indonesia

         Alamat sekarang                        : Kampung Kuta Mbelin,



                                                  Kecamatan Tiga Panah, Tanah Karo

2.       Nama                                   : Sampat Sembiring

         Pekerjaan                              : Bertani

         Agama                                  : Kristen

         Pendidikan                             : SLTP

         Bahasa yang dikuasai                   : Bahasa Karo dan Indonesia

         Alamat sekarang                        : Kampung Kuta Mbelin,

                                                 Kecamatan Tiga Panah,Tanah Karo.



3.       Nama                                   : Ngaluri Sembiring

         Pekerjaan                              : Bertani

         Agama                                  : Kristen

         Pendidikan                             : SLTP




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Bahasa yang dikuasai                   : Bahasa Karo dan Indonesia

         Alamat sekarang                        : Kampung Kuta Mbelin,

                                                 Kecamatan Tiga Panah, Tanah Karo.

4.       Nama                                   : Barlin Sinuraya

         Pekerjaan                              : Bertani

         Agama                                  : Kristen

         Pendidikan                             : SD

         Bahasa yang dikuasai                   : Bahasa Karo dan Indonesia

         Alamat sekarang                        : Kampung Kuta Mbelin,

                                                  Kecamatan Tiga Panah, Tanah Karo.



5.       Nama                                   : Berani Sembiring

         Pekerjaan                              : Bertani

         Agama                                  : Kristen

         Pendidikan                             : SLTP

         Bahasa yang dikuasai                   : Bahasa Karo dan Indonesia

         Alamat sekarang                        : Kampung Kuta Mbelin,

                                                  Kecamatan Tiga Panah, Tanah Karo.




Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009.
USU Repository © 2009

More Related Content

What's hot

Semi block style(nasional)
Semi block style(nasional)Semi block style(nasional)
Semi block style(nasional)anisa_elf
 
Data & Penyusunan Laporan.pptx
Data & Penyusunan Laporan.pptxData & Penyusunan Laporan.pptx
Data & Penyusunan Laporan.pptxwidaadawiyah1
 
3. certificate pt. mmp
3. certificate pt. mmp3. certificate pt. mmp
3. certificate pt. mmpTego Sutrisno
 
Contoh Adendum dokumen Pengadaan KLPBJ BOGOR KAB 2013
Contoh Adendum dokumen  Pengadaan KLPBJ BOGOR KAB 2013Contoh Adendum dokumen  Pengadaan KLPBJ BOGOR KAB 2013
Contoh Adendum dokumen Pengadaan KLPBJ BOGOR KAB 2013Irman Gapur
 
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda PerdanaLaporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda PerdanaEko Priyanto
 
Contoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pek
Contoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pekContoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pek
Contoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pekrazitakhalyla
 
Permohonan pertambahan waktu
Permohonan pertambahan waktuPermohonan pertambahan waktu
Permohonan pertambahan waktukikibbid
 
Laporan akhir tugas mandiri diklat berjenjang paud tk tingkat dasar 2014
Laporan akhir tugas mandiri diklat berjenjang paud tk tingkat dasar 2014Laporan akhir tugas mandiri diklat berjenjang paud tk tingkat dasar 2014
Laporan akhir tugas mandiri diklat berjenjang paud tk tingkat dasar 2014Imam SR
 
Laporan keuangan jamran
Laporan keuangan jamranLaporan keuangan jamran
Laporan keuangan jamranGilar Bagja
 
Surat pernyataan pengunduran diri
Surat pernyataan pengunduran diriSurat pernyataan pengunduran diri
Surat pernyataan pengunduran dirismanja100
 
Mpu was man wissen muss
Mpu   was man wissen mussMpu   was man wissen muss
Mpu was man wissen mussdocacid
 
Laporan Hasil Aktualisasi (Pembuatan Basis Data Jalan Setapak Di Kota Benteng...
Laporan Hasil Aktualisasi (Pembuatan Basis Data Jalan Setapak Di Kota Benteng...Laporan Hasil Aktualisasi (Pembuatan Basis Data Jalan Setapak Di Kota Benteng...
Laporan Hasil Aktualisasi (Pembuatan Basis Data Jalan Setapak Di Kota Benteng...Sumarno Feriyal
 
Laporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda PerdanaLaporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda PerdanaRidwan Arifin
 
Contoh surat penawaran harga (sph)
Contoh surat penawaran harga (sph)Contoh surat penawaran harga (sph)
Contoh surat penawaran harga (sph)Irman Gapur
 

What's hot (20)

Surat pernyataan
Surat pernyataanSurat pernyataan
Surat pernyataan
 
Semi block style(nasional)
Semi block style(nasional)Semi block style(nasional)
Semi block style(nasional)
 
Data & Penyusunan Laporan.pptx
Data & Penyusunan Laporan.pptxData & Penyusunan Laporan.pptx
Data & Penyusunan Laporan.pptx
 
Proker Uji Kompetensi Tahun 2012
Proker Uji Kompetensi Tahun  2012Proker Uji Kompetensi Tahun  2012
Proker Uji Kompetensi Tahun 2012
 
3. certificate pt. mmp
3. certificate pt. mmp3. certificate pt. mmp
3. certificate pt. mmp
 
Contoh Adendum dokumen Pengadaan KLPBJ BOGOR KAB 2013
Contoh Adendum dokumen  Pengadaan KLPBJ BOGOR KAB 2013Contoh Adendum dokumen  Pengadaan KLPBJ BOGOR KAB 2013
Contoh Adendum dokumen Pengadaan KLPBJ BOGOR KAB 2013
 
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda PerdanaLaporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
 
Contoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pek
Contoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pekContoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pek
Contoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pek
 
Surat peminjaman alat
Surat peminjaman alatSurat peminjaman alat
Surat peminjaman alat
 
Permohonan pertambahan waktu
Permohonan pertambahan waktuPermohonan pertambahan waktu
Permohonan pertambahan waktu
 
Laporan akhir tugas mandiri diklat berjenjang paud tk tingkat dasar 2014
Laporan akhir tugas mandiri diklat berjenjang paud tk tingkat dasar 2014Laporan akhir tugas mandiri diklat berjenjang paud tk tingkat dasar 2014
Laporan akhir tugas mandiri diklat berjenjang paud tk tingkat dasar 2014
 
Laporan keuangan jamran
Laporan keuangan jamranLaporan keuangan jamran
Laporan keuangan jamran
 
Surat pernyataan pengunduran diri
Surat pernyataan pengunduran diriSurat pernyataan pengunduran diri
Surat pernyataan pengunduran diri
 
Mpu was man wissen muss
Mpu   was man wissen mussMpu   was man wissen muss
Mpu was man wissen muss
 
Laporan Hasil Aktualisasi (Pembuatan Basis Data Jalan Setapak Di Kota Benteng...
Laporan Hasil Aktualisasi (Pembuatan Basis Data Jalan Setapak Di Kota Benteng...Laporan Hasil Aktualisasi (Pembuatan Basis Data Jalan Setapak Di Kota Benteng...
Laporan Hasil Aktualisasi (Pembuatan Basis Data Jalan Setapak Di Kota Benteng...
 
Laporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda PerdanaLaporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda Perdana
 
Contoh surat penawaran harga (sph)
Contoh surat penawaran harga (sph)Contoh surat penawaran harga (sph)
Contoh surat penawaran harga (sph)
 
Proposal HUT Sanglah 3009.pdf
Proposal HUT Sanglah 3009.pdfProposal HUT Sanglah 3009.pdf
Proposal HUT Sanglah 3009.pdf
 
Permohonan surat dukungan bank
Permohonan surat dukungan bankPermohonan surat dukungan bank
Permohonan surat dukungan bank
 
1 rab listrik
1 rab listrik1 rab listrik
1 rab listrik
 

Viewers also liked

Viewers also liked (7)

Karo dulu-dan-sekarang
Karo dulu-dan-sekarangKaro dulu-dan-sekarang
Karo dulu-dan-sekarang
 
Kitab siraja batak 2 baru
Kitab siraja batak 2 baruKitab siraja batak 2 baru
Kitab siraja batak 2 baru
 
Punguan rajaoloan
Punguan rajaoloanPunguan rajaoloan
Punguan rajaoloan
 
Sukses uasbn
Sukses uasbnSukses uasbn
Sukses uasbn
 
Legenda sumatra utara dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh
Legenda sumatra utara   dongeng batak karo beru sibou dan tare iluhLegenda sumatra utara   dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh
Legenda sumatra utara dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh
 
Buku Vertebrata
Buku VertebrataBuku Vertebrata
Buku Vertebrata
 
Peta konsep manajemen kelas
Peta konsep manajemen kelasPeta konsep manajemen kelas
Peta konsep manajemen kelas
 

Similar to Partikel Batak Karo

Sd4bhsind bahasa indoensia septilestari
Sd4bhsind bahasa indoensia septilestariSd4bhsind bahasa indoensia septilestari
Sd4bhsind bahasa indoensia septilestariheri junior
 
SMP-MTs Kelas09 bahasa dan sastra indonesia 3 maryati sutopo
SMP-MTs Kelas09 bahasa dan sastra indonesia 3 maryati sutopoSMP-MTs Kelas09 bahasa dan sastra indonesia 3 maryati sutopo
SMP-MTs Kelas09 bahasa dan sastra indonesia 3 maryati sutoposekolah maya
 
005 aku bangga bahasa indonesia kls 2
005 aku bangga bahasa indonesia kls 2005 aku bangga bahasa indonesia kls 2
005 aku bangga bahasa indonesia kls 2Tanti Kurniasari
 
Kelas ix smp bahasa indonesia_maryati
Kelas ix smp bahasa indonesia_maryatiKelas ix smp bahasa indonesia_maryati
Kelas ix smp bahasa indonesia_maryatiw0nd0
 
Bab I skripsi asef pdf
Bab I skripsi asef pdfBab I skripsi asef pdf
Bab I skripsi asef pdfAcef Ardian
 
Sd2bhsind aku banggabhsind
Sd2bhsind aku banggabhsindSd2bhsind aku banggabhsind
Sd2bhsind aku banggabhsindheri junior
 
SD-MI kelas02 aku bangga bahasa indonesia ismoyo
SD-MI kelas02 aku bangga bahasa indonesia ismoyoSD-MI kelas02 aku bangga bahasa indonesia ismoyo
SD-MI kelas02 aku bangga bahasa indonesia ismoyosekolah maya
 
Kelas ix smp bahasa indonesia_atikah anindyarini
Kelas ix smp bahasa indonesia_atikah anindyariniKelas ix smp bahasa indonesia_atikah anindyarini
Kelas ix smp bahasa indonesia_atikah anindyariniw0nd0
 
Kelas ix smp bahasa indonesia_atikah
Kelas ix smp bahasa indonesia_atikahKelas ix smp bahasa indonesia_atikah
Kelas ix smp bahasa indonesia_atikahw0nd0
 
Bahasa Indonesia, SD, MI, Kelas03, Aku Bangga Bahasa Indonesia, Ismoyo
Bahasa Indonesia, SD, MI, Kelas03, Aku Bangga Bahasa Indonesia, IsmoyoBahasa Indonesia, SD, MI, Kelas03, Aku Bangga Bahasa Indonesia, Ismoyo
Bahasa Indonesia, SD, MI, Kelas03, Aku Bangga Bahasa Indonesia, Ismoyosekolah maya
 
Kelas vii smp bahasa indonesia_atikah a
Kelas vii smp bahasa indonesia_atikah aKelas vii smp bahasa indonesia_atikah a
Kelas vii smp bahasa indonesia_atikah aw0nd0
 
Bahasa Indonesia SMP 9
Bahasa Indonesia SMP 9Bahasa Indonesia SMP 9
Bahasa Indonesia SMP 9sekolah maya
 
Kelas viii smp bahasa indonesia_maryati
Kelas viii smp bahasa indonesia_maryatiKelas viii smp bahasa indonesia_maryati
Kelas viii smp bahasa indonesia_maryatiw0nd0
 
Bahasa Indonesia SMP 8
Bahasa  Indonesia SMP 8Bahasa  Indonesia SMP 8
Bahasa Indonesia SMP 8sekolah maya
 
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70DEPDIKNASBUD
 

Similar to Partikel Batak Karo (20)

Sd4bhsind bahasa indoensia septilestari
Sd4bhsind bahasa indoensia septilestariSd4bhsind bahasa indoensia septilestari
Sd4bhsind bahasa indoensia septilestari
 
SMP-MTs Kelas09 bahasa dan sastra indonesia 3 maryati sutopo
SMP-MTs Kelas09 bahasa dan sastra indonesia 3 maryati sutopoSMP-MTs Kelas09 bahasa dan sastra indonesia 3 maryati sutopo
SMP-MTs Kelas09 bahasa dan sastra indonesia 3 maryati sutopo
 
005 aku bangga bahasa indonesia kls 2
005 aku bangga bahasa indonesia kls 2005 aku bangga bahasa indonesia kls 2
005 aku bangga bahasa indonesia kls 2
 
Kelas ix smp bahasa indonesia_maryati
Kelas ix smp bahasa indonesia_maryatiKelas ix smp bahasa indonesia_maryati
Kelas ix smp bahasa indonesia_maryati
 
Bab I skripsi asef pdf
Bab I skripsi asef pdfBab I skripsi asef pdf
Bab I skripsi asef pdf
 
Bab I skripsi asef pdf
Bab I skripsi asef pdfBab I skripsi asef pdf
Bab I skripsi asef pdf
 
Sd2bhsind aku banggabhsind
Sd2bhsind aku banggabhsindSd2bhsind aku banggabhsind
Sd2bhsind aku banggabhsind
 
SD-MI kelas02 aku bangga bahasa indonesia ismoyo
SD-MI kelas02 aku bangga bahasa indonesia ismoyoSD-MI kelas02 aku bangga bahasa indonesia ismoyo
SD-MI kelas02 aku bangga bahasa indonesia ismoyo
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Kelas ix smp bahasa indonesia_atikah anindyarini
Kelas ix smp bahasa indonesia_atikah anindyariniKelas ix smp bahasa indonesia_atikah anindyarini
Kelas ix smp bahasa indonesia_atikah anindyarini
 
Kelas ix smp bahasa indonesia_atikah
Kelas ix smp bahasa indonesia_atikahKelas ix smp bahasa indonesia_atikah
Kelas ix smp bahasa indonesia_atikah
 
Bahasa Indonesia
Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
 
Bahasa Indonesia, SD, MI, Kelas03, Aku Bangga Bahasa Indonesia, Ismoyo
Bahasa Indonesia, SD, MI, Kelas03, Aku Bangga Bahasa Indonesia, IsmoyoBahasa Indonesia, SD, MI, Kelas03, Aku Bangga Bahasa Indonesia, Ismoyo
Bahasa Indonesia, SD, MI, Kelas03, Aku Bangga Bahasa Indonesia, Ismoyo
 
Eko sri darminto
Eko sri darmintoEko sri darminto
Eko sri darminto
 
Kelas vii smp bahasa indonesia_atikah a
Kelas vii smp bahasa indonesia_atikah aKelas vii smp bahasa indonesia_atikah a
Kelas vii smp bahasa indonesia_atikah a
 
Bahasa Indonesia SMP 9
Bahasa Indonesia SMP 9Bahasa Indonesia SMP 9
Bahasa Indonesia SMP 9
 
1279763
12797631279763
1279763
 
Kelas viii smp bahasa indonesia_maryati
Kelas viii smp bahasa indonesia_maryatiKelas viii smp bahasa indonesia_maryati
Kelas viii smp bahasa indonesia_maryati
 
Bahasa Indonesia SMP 8
Bahasa  Indonesia SMP 8Bahasa  Indonesia SMP 8
Bahasa Indonesia SMP 8
 
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 

Partikel Batak Karo

  • 1. PARTIKEL DALAM BAHASA BATAK KARO SKRIPSI OLEH FILEMON GINTING 040701028 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009
  • 2. PERNYATAAN Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memeroleh kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis dan diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dalam pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima saksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh. Medan penulis Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 i
  • 3. PARTIKEL DALAM BAHASA BATAK KARO OLEH FILEMON GINTING ABSTRAK Penelitian ini mendeskripsikan partikel dalam bahasa Batak Karo. Dalam pengumpulan data digunakan metode cakap yang memiliki teknik dasar berupa teknik pancing dan teknik lanjutan, sedangkan dalam analisis data digunakan metode padan ekstralingual, yaitu suatu metode yang alat penentunya diluar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Selanjutnya untuk pembahasaan ini menggunakan teori Sutawijaya yang bentuk partikelnya tidak dapat di derivikasikan atau diinfleksikan yang mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal. Dan Wollams juga mengatakan bahwa kalimat sering tidak bergantung pada sistem gramatikal dan leksikal saja, tetapi bergantung pada kaedah wacana. Kemudian peniltian ini dapat disimpulkan bahwa partikel dalam bahasa Batak Karo terdapat dalam tiga jenis yaitu: (1) Partikel Penghalus, (2) Partikel Penegas/Emfasis, (3) Partikel Wacana. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 ii
  • 4. PRAKATA Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini diselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan Terimakasih kepada: 1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A.Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Sastra USU. 2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M. Hum., sebagai Ketua Departemen Sastra Indonesia sekaligus sebagai dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan kepada penulis mengikuti perkulihan di Depatemen Sastra Indonesia. 3. Ibu Dra. Sugihana Sembiring, M. Hum., sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak dan sabar memberikan bimbingan serta dukungan selama penyelesaian skripsi ini. 4. Bapak Drs. Hariadi Susilo, M. Si., sebagai dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak dan ibu Staf pengajar Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra USU yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengajaran selama penulis mengikuti perkuliahan. 6. Kedua orang tua tercinta, A. Ginting dan R. br Sembiring yang sangat setia mendampingi, memberikan doa serta dukungan moral dan material kepada penulis. Semua ini penulis persembahkan buat ayah dan ibu. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 iii
  • 5. 7. Kakak, adik dan P. Ginting bersama keluarga yang selalu memberikan semangat dan motifasi untuk penyelesaian skripsi ini. 8. Kepada Karolina Surbakti yang banyak memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Semua teman di Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra Indonesia Stambuk 2004 dan khususnya Hisyam, Wanto, Ricky, Ori, dan Nico terima kasih sudah menjadi sahabat yang baik buat penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan pengetahuan pembaca. Medan, 17 Februari 2009 Filemon Ginting Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 iv
  • 6. DAFTAR ISI PERNYATAAN ........................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................... ii PRAKATA ................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................ v BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah .................................................. 1 1.1.1. Latar Belakang ................................................................ 1 1.1.2. Masalah........................................................................... 9 1.2. Batasan Masalah ...................................................................... 9 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 9 1.3.1. Tujuan Penelitian ............................................................ 9 1.3.2. Manfaat Penelitian .......................................................... 10 1.4. Metode Penelitian .................................................................... 10 1.4.1. Metode Penelitian ........................................................... 10 1.4.2. Metode dan Teknik Analisis Data.................................... 12 1.5. Landasan Teori ........................................................................ 13 1.5.1. Kalimat ........................................................................... 13 1.5.2. Partikel............................................................................ 14 BAB II FUNGSI PARTIKEL DALAM BAHASA BATAK KARO 1.1. Fungsi Partikel Dalam Bahasa Batak Karo ................................ 16 1.1.1. Partikel Penghalus ........................................................... 16 1. Min ........................................................................... 16 2. Lah ............................................................................ 17 3. Gia ............................................................................ 18 1.1.2. Partikel Emfasis / Penegas ............................................... 20 1. Kel ............................................................................ 20 2. Jine............................................................................ 21 3. Kap ........................................................................... 22 Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 v
  • 7. 4. Bo ............................................................................. 23 5. Ndia .......................................................................... 23 6. Keh ........................................................................... 24 7. Kang ......................................................................... 25 8. Kin ............................................................................ 27 9. Nge ........................................................................... 38 10. Pe .............................................................................. 31 2.1.3. Partikel Wacana .............................................................. 35 1. Emkap ....................................................................... 35 2. Kunuken .................................................................... 37 3. Dage .......................................................................... 38 4. Me ............................................................................. 39 2.2. Bentuk Partikel Dalam Bahsa Batak Karo .................................. 44 2.2.1 Kombinasi Berbagai Partikel ........................................... 44 1. Kombinasi Antara Partikel Emfasis Dengan Partikel Emfasis .................................................................................. 44 2. Kombinasi Antara Partikel Emfasis Dengan Partikel Penghalus .................................................................................. 45 3. Kombinasi Antara Partikel Emfasis Dengan Partikel Wacana .................................................................................. 45 2.2.2 Penentu Topik ................................................................. 46 1. Penanda Topik Yang Letaknya Dimuka ..................... 47 2. Penanda Topik Yang Letaknya Dibelakang ............... 48 3. Penanda Topik Yang Digunakan Bersamaan ............. 49 BAB III SIMPULAN DAN SARAN Simpulan .................................................................................................. 50 Saran ........................................................................................................ 53 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 vi
  • 8. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1971:1). Manusia berurusan dengan bahasa karena bahasa banyak memberikan fungsi dan manfaat bagi manusia. Dengan berbahasa, manusia dapat mengungkapkan pikiran, perasaan dan kemampuan (cipta, rasa dan karsa) kepada orang lain. Bahasa Batak Karo merupakan bagian dari bahasa-bahasa daerah yang hidup di Indonesia. Bahasa Batak Karo berfungsi sebagai alat komunikasi antar individu, antar masyarakat khususnya masyarakat Batak Karo. Bila dilihat dari segi kedudukannya bahasa Batak Karo merupakan bahasa daerah yang dipelihara dan dibina oleh para penuturnya serta dihormati oleh negara karena merupakan bagian dari kebudayaan yang hidup. Masyarakat Batak Karo bermukim di wilayah sebelah Barat Laut Danau Toba yang mencakup luas wilayah sekitar 5.000 kilometer persegi yang secara astronomis terletak sekitar antara 3o dan 3o30 Lintang Utara serta 98o dan 98o 30’ Bujur Timur. Woollams (2004:2) wilayah Tanah Karo tersusun atas dua wilayah utama sebagai berikut : a. Dataran tinggi Tanah Karo, yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten Karo dengan pusat administratifnya di Kota Kabanjahe. Wilayah dataran tinggi Tanah Karo ini menjorok ke selatan hingga masuk ke wilayah Kabupaten Dairi (khususnya Kecamatan Tanah Pinem dan Tiga Lingga) serta Kearah Timur masuk Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 1
  • 9. ke bagian wilayah Kecamatan Si Lima Kuta yang terletak di Kabupaten Simalungun. Masyarakat Karo menyebut wilayah permukiman Dataran Tinggi ini dengan nama Karo Gugung. b. Dataran rendah Tanah Karo, yang mencakup wilayah-wilayah Kecamatan dari Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang yang terletak pada bagian ujung selatan secara geografis (namun tertinggi secara topografis). Wilayah ini dimulai dari Plato Tanah Karo yang membentang ke bawah hingga mencapai sekitar kampung-kampung Bahorok, Namo Ukur, Pancur Batu, dan Namo Rambe yang ada di sebelah Utara, serta Bangun Purba, Tiga Juhar, dan Gunung Meriah di sisi Timur. Masyarakat Karo menyebut daerah ini dengan nama Karo Jahe (Karo Hilir). Wilayah dataran tinggi Tanah Karo dianggap sebagai pusat kebudayaan dan tanah asli nenek moyang masyarakat Batak Karo. Di wilayah ini, bahasa tidak banyak tersentuh oleh pengaruh-pengaruh luar, serta ikatan kekerabatan dan kehidupan tradisional masih terpelihara sangat kuat. Wilayah dataran rendah Karo lebih banyak menyerap pengaruh masyarakat Melayu pesisir. Banyak masyarakat Karo yang juga bermukim di ibu kota Provinsi Sumatera Utara Medan, yaitu yang berada sejauh 78 kilometer atau sekitar dua jam perjalanan darat dari Kabanjahe, yang menyebabkan melemahnya kemurnian bahasa dan ikatan kekerabatan mereka dengan kaum masyarakat dataran tinggi. Masyarakat Karo yang tinggal di Medan lebih mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia dibanding bahasa Batak Karo. Bahkan mereka tidak lagi menggunakan bahasa Karo saat bercakap-cakap dengan orang tua mereka. Hal ini yang membuat bahasa Batak Karo melemah bahkan tidak dipakai masyarakat Karo itu sendiri. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 2
  • 10. Dalam berbahasa sehari-hari manusia menggunakan rangkaian kalimat yang saling berhubungan satu sama lain. Di dalam rentetan kalimat yang diucapkan manusia salah satu di dalamnya pastilah terdapat partikel. Partikel tidak dapat digunakan sebagai bentuk bebas yang terisolasi dan penggunaannya diatur menurut batasan-batasan distribusional yang ketat. Karakteristik distribusional ini menjadi ciri khas yang membedakan mereka dari bentukan-bentukan lain yang relatif leluasa mobilitasnya dan tak terikat seperti adverbia penegasan (Woollams, 2004:356). Namun penulisan partikel ini ada yang dipisah dengan kata yang mendahuluinya dan ada yang ditulis serangkai. Salah satu partikel yang ditulis terpisah adalah partikel pun. Bentuk pun yang sudah dianggap padu ditulis serangkai seperti adapun, ataupun, biarpun, meskipun, sungguhpun, kalaupun, bagaimanapun, kendatipun, sekalipun, walaupun dan maupun (Ritonga, 2003:77). Rahardi (2001:8) mengatakan pun yang ditulis terpisah jumlahnya tidak terbatas karena unsur itu berciri longgar atau kadar keeratannya rendah dengan kata yang mendahuluinya. Kadar keeratan yang kuat ditandai dengan tidak mungkinnya kedua unsur tersebut diselipi unsur tertentu. Dalam bahasa Indonesia ada empat partikel yaitu : -lah, -kah, -tah dan pun (Hasan, 1998:307). Dari keempat partikel tersebut –lah, -kah, dan pun sangat lazim ditemukan dalam bahasa Indonesia. Hanya –tah saja yang berciri arkais atau kuno dan hanya bisa ditemukan di dalam teks-teks lama. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 3
  • 11. Menurut Hasan ada beberapa fungsi partikel dalam bahasa Indonesia, yaitu: - Partikel –kah, yang berbentuk klitika dan bersifat manasuka dapat menegaskan kalimat interogatif (kalimat tanya) dan menjadikan kalimat lebih formal dan sedikit lebih halus, serta memperjelas kalimat interogatif. Contoh : - Diakah yang akan datang? - Bagaimanakah penyelesaian soal ini jadinya? - Tidak dapatkah dia mengurus soal sekecil itu? - Partikel –lah, yang juga berbentuk klitika, berfungsi untuk menghaluskan nada perintahnya serta memberi ketegasan yang sedikit keras. Contoh : - Pergilah sekarang, sebelum hujan turun ! - Dari ceritamu, jelaslah kamu yang salah. - Partikel –tah, yang juga berbentuk klitika, dipakai dalam kalimat interogatif. Partikel –tah banyak dipakai dalam sastra lama, tetapi sekarang tidak banyak lagi dipakai. Contoh : - Apatah artinya hidup ini tanpa engkau? - Siapatah gerangan orangnya yang mau menolongku? Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 4
  • 12. - Partikel pun, penulisannya dipisah dengan kata yang mendahuluinya, tetapi ada juga yang ditulis serangkai. Partikel ini berfungsi untuk mengeraskan arti kata yang diiringinya. Contoh : - Mereka pun akhirnya setuju dengan usul kami. - Siapa pun yang tidak setuju pasti akan diawasi. Perbedaan partikel dan sufiks (Agustien, 1999: 31) dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Partikel tidak memindahkan jenis kata. Sebaliknya, sufiks memindahkan kelas kata dari kata yang diikutinya. Contoh: - Pergilah! (pergi tetap kata kerja) - Ayahlah yang berhak! (Ayah tetap kata benda) - Cangkul-cangkulkan! (kata benda > kata kerja) - Besar-besarkan! (kata sifat > kata kerja) 2. Kata yang diikuti sebuah partikel dapat bermacam jenis katanya dan tetap mempertahankan jenis katanya. Sebaliknya, sufiks mengelompokkan berbagai jenis kata menjadi satu jenis kata yang sama. Contoh: - Siapakah dia? (tetap kata ganti tanya) - Bapakkah yang datang? (tetap kata benda) - Lemparkan tombak itu! (kata kerja dari kata kerja) - Besarkan api itu! (kata kerja dari kata sifat) 3. Bidang gerak partikel adalah sintaksis (termasuk frase dan klausa). Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 5
  • 13. Sebaliknya sufiks bergerak dalam bidang morfologi. Agustien juga mengatakan fungsi dan makna partikel dapat diperinci sebagai berikut : 1. Partikel kah, fungsinya sebagai berikut: a. Memberi tekanan dalam pertanyaan. Kata yang dihubungkan dengan kah itu dipentingkan. Contoh: - Sawah, atau ladangkah yang digarapnya? b. Dapat dipakai pula untuk menyatakan hal yang tak tentu. Sebenarnya hal itu merupakan pertanyaan yang tidak langsung. Contoh: - Datangkah atau tidakkah, kami tak tahu. 2. Partikel tah, fungsinya sebagai berikut: Sama dengan kah, tetapi lebih terbatas pemakaiannya hanya pada kata tanya saja. Contoh: - apatah, manatah, siapatah. Bentuk-bentuk ini lebih sering dijumpai dalam Melayu Lama. Makna pertanyaan dengan mempergunakan partikel tah adalah meragukan atau kurang tentu. 3. Partikel lah, fungsinya sebagai berikut: a. Mengeraskan gatra perbuatan, baik dalam kalimat berita, kalimat perintah, maupun dalam permintaan atau harapan. Contoh: - Bacalah dengan nyaring! Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 6
  • 14. b. Mengersakan suatu gatra keterangan. Contoh: - Apapun yang terjadi, pastilah aku akan datng ke sana. c. Menekankan gatra pangkal, dalam hal ini biasanya ditambah dengan partikel yang. Contoh: - Kamulah yang harus mengerjakan soal itu. 4. Partikel pun, fungsi dan artinya sebagai berikut: a. Mengeraskan atau memberi tekanan pada kata yang bersangkutan, dalam hal ini dapat diartikan dengan juga. Contoh: - Dia pun mengetahui persoalan itu. b. Dalam penguatan atau pengeras dapat terkandung arti atau pengertian perlawanan. Contoh: - Mengorbankan nyawa sekali pun aku rela. c. Gabungan antara pun + lah dapat mengandung aspek inkoatif. Contoh: - Hujan pun turunlah dengan lebatnya. Partikel dalam bahasa Batak Karo tidak ada yang ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Hal ini disebabkan karena partikel dalam bahasa Batak Karo yang terletak di depan dan di belakang berfungsi untuk menerangkan unsur yang terletak pada awal kalimat yang menjadi kombinasi dalam membentuk suatu frase yang secara fonologis terpisahkan dari sisa kalimatnya (dalam pengucapan verbal yang diisyaratkan Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 7
  • 15. melalui potensi perhentian sementara, sedangkan pada penulisan dilambangkan dengan tanda koma). Unsur yang demikian kerap berupa nomina yang dipindahkan kedepan, namun dapat juga berupa konstituen biasa yang terintegrasi secara erat pada kalimat (Woollams, 2004:375). Partikel dalam bahasa Indonesia berbeda dengan partikel dalam bahasa Batak Karo. Hal ini jelas terlihat bahwa dalam bahasa Indonesia penulisan partikel ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya (meskipun ada yang ditulis terpisah), sedangkan dalam bahasa Batak Karo semua partikel ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya. Hal ini yang menyebabkan peneliti merasa tertarik untuk mengkaji partikel dalam bahasa Batak Karo, selain itu peneliti juga merupakan penutur aktif bahasa Batak Karo. Penelitian tentang bahasa Karo sudah banyak sebelumnya diantaranya “Perbandingan Kata Tugas Antara Bahasa Batak Karo dengan Bahasa Indonesia“, penelitian ini dilakukan oleh Januari Talenta Ginting pada tahun 1985 di Universitas Sumatera Utara Fakultas Sastra Departemen Sastra Indonesia. Penelitian ini berisi tentang pemakaian kata tugas dalam suatu kalimat penunjuk makna disamping urutan kata, bentuk kata dan intonasi, serta menjelaskan perbedaan kata tugas dalam bahasa Batak Karo dengan bahasa Indonesia. Penelitian ini berbeda dengan partikel bahasa Batak Karo. Hal ini juga membuat peneliti merasa penelitian tersebut layak dan menarik untuk dibahas. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 8
  • 16. 1.1.2 Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian ini, maka pokok masalah yang akan dibicarakan adalah : 1. Apakah fungsi partikel dalam bahasa Batak Karo ? 2. Bagaimana bentuk partikel dalam bahasa Batak Karo ? 1.2 Batasan Masalah Penelitian partikel dalam bahasa Batak Karo bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, karena peneliti bahasa itu memerlukan waktu serta didasari oleh kemampuan dan pengetahuan peneliti tentang bahasa yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan “Partikel dalam Bahasa Batak Karo” sebagai objek penelitian. Peneliti membatasi objek penelitian ini hanya dari partikel yang dipergunakan dalam bahasa Batak Karo, di samping itu, daerah penelitian ini dibatasi, yaitu di Desa Kuta Mbelin, Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Tanah Karo. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Berdasarkan masalah yang dibicarakan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. untuk mendeskripsikan fungsi partikel dalam bahasa Batak Karo. b. memahami dan menjabarkan penggunaan partikel dalam kalimat pada bahasa Batak Karo. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 9
  • 17. 1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat yaitu : a. menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat khususnya masyarakat Batak Karo tentang fungsi partikel yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. b. menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang penggunaan partikel dalam kalimat bahasa Batak Karo. c. menjadi sumber masukan bagi peneliti lain, khususnya bagi peneliti Bahasa Batak Karo. d. memperkenalkan bahasa Batak Karo kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa Daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional. 1.4 Metode Penelitian 1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode adalah cara yang harus dilaksanakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik penelitian kepustakaan (library research) yaitu mencari dari buku-buku yang membahas tentang masalah tersebut. Selain menggunakan metode kepustakaan, penelitian ini juga menggunakan metode cakap. Disebut metode cakap karena cara yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah berupa percakapan antara peneliti dengan informan mengandung arti terdapat kontak peneliti dengan informan di daerah pengamatan yang telah ditentukan (Sudaryanto, 1993:137). Mahsun (2005:128) mengungkapkan metode cakap memiliki teknik dasar berupa teknik pancing. Dikatakan teknik dasar karena “percakapan” yang diharapkan sebagai pelaksanaan metode ini muncul jika peneliti memberi stimulasi atau pancingan (dapat Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 10
  • 18. berupa bentuk atau makna yang biasanya tersusun dalam bentuk daftar pertanyaan) pada informan untuk memunculkan gejala kebahasaan yang diharapkan oleh peneliti. Sebagai teknik dasar tentu memiliki teknik lanjutan. Adapun teknik lanjutan tersebut adalah teknik cakap semuka dan teknik cakap tansemuka. Disebut teknik cakap semuka karena peniliti melakukan percakapan dengan cara berhadapan langsung dengan informan, sedangkan dinamakan teknik cakap tansemuka karena peniliti tidak bertemu secara langsung dengan informan yang dijadikan sumber data. Dalam hal ini, percakapan dapat dilakukan melalui telepon atau media lainnya (Mahsun, 2005:250). Mahsun juga mengungkapkan selain kedua teknik lanjutan di atas, metode cakap ini juga memiliki dua lagi teknik lanjutan, yaitu teknik catat dan teknik rekam. Kedua teknik ini dapat digunakan secara bersamaan dengan penerapan salah satu dari teknik cakap diatas (teknik cakap semuka dan teknik cakap tansemuka). Pada pelaksanaan teknik cakap, peneliti langsung melakukan percakapan dengan pengguna bahasa sebagai informan dengan bersumber pada pancingan yang sudah disiapkan atau secara spontanitas, maksudnya pancingan dapat muncul di tengah-tengah percakapan (Mahsun, 2005:96). Mahsun juga mengungkapkan seseorang yang dijadikan informan harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1. Berjenis kelamin Pria atau Wanita; 2. Berusia antara 25-65 tahun (tidak pikun); 3. Orang tua, istri, atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya; 4. Berpendidikan maksimal tamat Pendidikan Dasar (SD-SLTP); Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 11
  • 19. 5. Berstatus sosial menengah (tidak rendah atau tidak tinggi) dengan harapan tidak terlalu tinggi mobilitasnya; 6. Pekerjaannya bertani atau buruh; 7. Dapat berbahasa indonesia; 8. Memiliki kebanggaan dari isoleknya; dan 9. Sehat jasmani dan rohani. 1.4.2 Metode dan Teknik Analisis Data Metode yang digunakan dalam teknik analisis data ini adalah metode padan. Metode padan, alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:21). Dalam metode ini, objek sasaran penelitian ini kejatian atau identitasnya ditentukan berdasarkan tingginya kadar kesepadanannya, keselarasannya, kesesuaiannya, kecocokannya, atau kesamaannya dengan alat penentu yang bersangkutan yang sekaligus menjadi standard atau pembakunya. Sudaryanto, (1993) mengatakan teknik yang digunakan dalam metode padan ekstralingual ada dua yaitu teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar yang dimaksud adalah teknik pilah unsur penentu. Adapun alatnya ialah daya pilah yang bersifat mental dimiliki oleh penelitinya. Sesuai dengan jenis penentu yang akan dipisah-pisahkan atau dibagi menjadi berbagai unsur itu maka daya pilah itu dapat disebut daya pilah refrensial, daya pilah ortografis dan daya pilah pragmatis. Sudaryanto juga menyatakan teknik dasar harus digunakan terlebih dahulu sebelum teknik lanjutan. Atau, dengan rumusan lain, penggunaan teknik lanjutan baru dapat diwujudkan bila didasarkan pada penggunaan teknik dasar. Misalnya dalam Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 12
  • 20. bahasa Batak Karo bentuk min pada kalimat “ man min lebe “ makanlah dulu, merupakan partikel penghalus yang berfungsi untuk melemahkan daya imperatif atau deklaratif di mana partikel tersebut digunakan. Contoh : - Ndekah min ateku kam tading jenda. Lama partikel penghalus maksud aku kamu tinggal di sini. “Sudah sejak lama aku ingin kamu tinggal disini”. 1.5 Landasan Teori 1.5.1. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Hasan, 2005:311). Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) atau tanda seru (!). Hasan juga mengungkapkan kalimat merupakan satuan dasar wacana. Artinya wacana hanya akan terbentuk jika ada dua kalimat, atau lebih, yang letaknya berurutan dan berdasarkan kaidah kewacanaan. Dengan demikian, setiap tuturan, berupa Kata atau Untaian kata, yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan diatas pada suatu wacana atau teks, berstatus kalimat. Menurut KBBI kalimat adalah satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dari secara aktual potensial terdiri atas klausa. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 13
  • 21. Anak kalimat adalah satuan rangkaian susunan yang pada umumnya berfungsi sebagai keterangan nominal dalam memerankan sebagai deskriptif pada suatu frase kata benda (Geoff Woollams, 2004:405). Woollams juga mengatakan dalam bukunya “ Tata Bahasa Karo “ bahwa makna sebuah kalimat sering tidak bergantung pada sistem gramatikal dan leksikal saja, tetapi bergantung pada kaedah wacana. Makna sebuah kalimat yang baik pilihan katanya oleh susunan gramatikalnya sering tidak dapat dipahami tanpa memperhatikan hubungannya dengan kalimat lain dalam sebuah wacana. Kalimat dalam Bahasa Batak Karo didominasi oleh bentuk dengan susunan P-S kecuali aktif dan kalimat jati diri,karakteristik susunan S-P ini sesuai dengan fungsinya mengacu pada suatu kata benda yang sudah diketahui atau dapat segera dikenali oleh si lawan bicara untuk kemudian ditambahkan dengan informasi jati diri atau spesifiknya. Sebaiknya kalimat eksistensial umumnya memiliki susunan P-S yang mana lebih banyak berkenaan dengan fungsi presentatis, di mana seorang peserta baru dimunculkan mengikuti predikat. 1.5.2. Partikel Partikel adalah semacam kata tugas yang mempunyai bentuk khusus yang sangat ringkas atau kecil dengan fungsi-fungsi tertentu (Agustien, 1999 : 31). KBBI (2007:647) partikel adalah bentuk tambahan nonsufiks berupa akhiran pada kata tanya, seperti -kah, -lah, -tah dan pun. Sutawijaya, (1997:30) mengatakan partikel ialah bentuk yang biasanya tidak dapat di derivikasi atau diinfleksikan yang mengandung makna gramatikal dan tidak Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 14
  • 22. mengandung makna leksikal. Yang tergolong ke dalam partikel ini adalah preposisi seperti di , ke , dari dan konjungsi seperti dan , atau , yang. Wollams, (2004:356) partikel pada umumnya berbentuk monosilabel yang hampir selalu digunakan di belakang konstituen-konstituen lain, termasuk pula operator- operator lain (dan kadang juga sesama partikel lain). Dari segi sintaksis dan fonologi, partikel ini digolongkan ke dalam rangkaian susunan setingkat frase bersama dengan konstituen-konstituen yang diikutinya. Namun, dari segi semantik partikel ini, cenderung dianggap sebagai keterangan terhadap keseluruhan kalimat di mana partikel tersebut berada. Samin (2003:31) mengatakan ada tiga cara penulisan partikel di dalam bahasa Indonesia menurut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EyD), yaitu: - Partikel ditulis serangkai atau digabung dengan kata yang mendahuluinya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah partikel –kah dan –tah yang merupakan partikel penanya dan –lah yang merupakan partikel penegas. - Partikel ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya. Yang termasuk kelompok ini adalah si, sang dan per. - Partikel yang ditulis serangkai dan ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya, yaitu partikel pun. Partikel pun yang ditulis serangkai jumlahnya terbatas, sedangkan pun yang ditulis terpisah banyak ditemukan dalam bahasa sehari- hari. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 15
  • 23. BAB II PEMBAHASAAN 2.1 FUNGSI PARTIKEL DALAM BAHASA BATAK KARO Dalam bahasa Batak Karo, partikel memiliki lebih dari satu fungsi, ataupun pemaknaan bergantung pada lingkungan di mana partikel tersebut digunakan. Misalnya, partikel kin dan nge memiliki pemaknaan yang bervariasi, bergantung pada apakah partikel tersebut digunakan pada pertanyaan “ya/tidak”, kalimat deklaratif atau kalimat perintah dan pada kalimat imperatif atau kalimat tanya. Dari segi fungsinya, partikel dalam bahasa Batak Karo dapat dibedakan ke dalam tiga golongan yaitu: Partikel Penghalus, Partikel Penegasan/Emfasis, dan Partikel Wacana. 2.1.1 Partikel Penghalus Partikel Penghalus, yaitu Partikel yang berfungsi untuk melemahkan daya imperatif atau deklaratif kalimat di mana partikel tersebut digunakan (Woollams, 2004:357). Partikel penghalus semuanya diterjemahkan sebagai HLS. Partikel penghalus dalam bahasa Batak Karo dibagi atas: 1. Min Dalam bahasa Batak Karo Partikel min ini berfungsi untuk menyampaikan pengharapan, dorongan atau usul untuk melakukan sesuatu atau yang seharusnya sudah dilakukan. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 16
  • 24. Contoh: - Kinisempaten enda ula min ipulahindu! Kesempatan ini jangan HLS.biar.lewat.kamu “Jangan kamu biarkan kesempatan ini berlalu !” - Aturen min mehuli perbahanenndu man aku. pengaturan HLS baik.itu perbuatan kamu pada saya “Seharusnya tingkah lakumu baik pada saya”. - I jenda min ndai kam tading, ma la bage serana akapndu. jika di sini HLS tadi kamu tinggal tidak demikian sulit. Perasaan.dia “Seandainya kamu tinggal di sini, tentu kamu merasa tidak sesulit ini. - Adi banci min ia ikut ku tiga. kalau bisa HLS dia ikut pasar “Kalau bisa dia ikut ke pasar”. 2 . Lah Partikel ini kebanyakan digunakan pada kalimat imperatif dengan pemaknaan hortatoris (menasihati). Contoh: - Tutus lah ateta erlajar maka kita naik kelas. maka serius.HLS hati.milik.kita belajar supaya kita naik kelas “Maka marilah kita belajar dengan tekun supaya kita naik kelas” Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 17
  • 25. - Man lah kita lebe, maka lawes. makan HLS kita depan,supaya pergi “Makanlah kita dulu supaya berangkat”. Bila digunakan setelah kata penegas, maka partikel lah akan memperlunak, bahwa si pembicara berpendirian tidak teguh akan pernyataan yang diucapkannya. Contoh: - Adi la lah kam mela, rimpal kuakap kita. jika tidak HLS kamu malu jadi.sepupu saya.pikir kita “Jika kamu tidak merasa malu, saya pikir kita bersaudara sepupu”. - La lah man sampaten ndia, permen ? tidak HLS untuk menolong keponakan “Tidakkah saya perlu bantu, keponakan ?” 3 . Gia Pada kalimat deklaratif, partikel ini berfungsi untuk mengekspresikan sikap pasrah dan pengharapan. Contoh: - Man gia kam lebe, gelah ula kelihen. makan HLS kamu dulu,supaya tidak kelaparan “Makanlah kamu dulu, supaya tidak kelaparan”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 18
  • 26. - Ras gia kita, gelah ula aku mampa. bersama HLS kita,supaya jangan saya kesasar “Kita boleh bersama-sama., supaya aku tidak kesasar”. - Sinik saja ia, gia la mehuli perbahanenku. diam saja dia. HLS dia baik perbuatan.saya “Dia diam, walaupun perbuatan saya tidak baik”. Pada kalimat imperatif, partikel gia mengekspresikan larangan secara lunak. Contoh: - Ula gia lebe kam lawes. jangan HLS depan kamu pergi “Jangan dulu kamu pergi”. - Ula gia pekeri – keri sen e, ulin isusun. jangan HLS.belanja uang itu lebih.baik PAS.timbun “Janganlah kamu membelanjakan semua, lebih baik ditabung”. Kata gia juga digunakan sebagai kata sambung (meskipun). Contoh: - Ia lawes sekolah, gia wari udan. dia pergi sekolah,HLS hari hujan “dia tetap sekolah, meskipun hari hujan”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 19
  • 27. 2.1.2 Partikel Emfasis/Penegas Partikel Penegasan, yaitu partikel yang menyatakan berbagai derajat dominant akan berbagai konstituen yang diikutinya. Partikel ini juga didampingi oleh pemaknaan sikap (Woollams, 2004:359). Partikel ini diterjemahkan sebagai EMF. Dalam bahasa Batak Karo yang termasuk ke dalam partikel ini adalah: 1. Kel Partikel kel berfungsi untuk menegaskan maksud kepada lawan bicara. Contoh: - Pekpekna kel aku ndai salu kayu. pukul.dia EMF saya tadi dengan kayu “Dia memukul saya dengan tongkat”. - Mbera-mbera perbahanenndu e lit kel gunana man banta kerina. semoga perbuatan.kamu.ini ada EMF guna.milik.itu kepada kita semua “Semoga perbuatanmu ini ada gunanya bagi kita semua”. - Kakangku kel kam kuakap. kakak.milikku EMF kamu saya.anggap “Saya menganggap kamu benar-benar sebagai seorang kakak”. - Adi kam kel nuruhsa, banci kuamburkan jala e. jika kamu EMF AKT.perintah.itu mampu saya .tebar jala itu “Jika kamu yang memerintahkannya, saya dapat menebarkan jala itu”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 20
  • 28. - Enterem kel kalak reh ku rumah ndahi nande. banyak EMF orang datang kerumah menjenguk ibu “Banyak sekali orang datang ke rumah menjenguk ibu”. 2. Jine Pada kalimat deklaratif, partikel jine berfungsi untuk menegaskan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang mungkin diyakini oleh si lawan bicara. Contoh: - Jumpa ia ras nipe sawa, ringkina jine ! jumpa dia dengan ular sawah ular.jantan.itu EMF “Ia bertemu dengan ular sawah, jantannya pula !” - Keleng kal jine ateku kam ! cinta EMF hati.milikku kamu “Saya cinta kamu !” - La kam nggit make baju enda, meherga jine kutukur! tidak kamu ingin.pakai baju ini mahal EMF tadi saya.beli “Kamu tidak ingin memakai baju ini, padahal mahal harganya saya beli!” - Aku jine ngidahsa nderbih ia nangko ndai. saya EMF.lihat.dia kemarin dia mencuri “Saya kemarin yang melihat dia mencuri”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 21
  • 29. - La jine aku ku jah perbahan udan. tidak EMF saya ke sana perbuatan hujan “Sayatidak ke sana kemarin hujan”. 3. Kap Partikel ini berfungsi untuk mengekspresikan keyakinan teguh si pembicara akan apa yang disampaikannya. Contoh: - Aku kap dalin, ketuhu-tuhun, dingen kegeluhen. saya EMF jalan kebenaran dan kehidupan “Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan”. - Endam kap ulih latihndu ndube. ini.EMF hasil capek.kamu waktu itu “Inilah hasil kerja kerasmu”. - Ula tukur uis e, sebab barang tangkon kap e ! jangan.beli kain itu karena barang curian EMF itu “Jangan beli kain itu, karena itu barang curian !” - Lanai kap lit dalanta jumpa. tidak.lagi EMF ada jalan.kita berjumpa “Tidak ada lagi jalan kita untuk bertemu” Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 22
  • 30. 4. Bo Partikel bo digunakan setelah kata-kata la, lenga, dan lanai. Partikel ini berfungsi untuk memperhalus maksud yang disampaikan. Contoh: - La bo dalih kam lawes. bukan EMF hambatan kamu pergi “Tidak masalah walaupun kamu pergi”. - Perukuren si bage rupana la bo man usihen. pemikiran seperti rupa.milik.dia tidak EMF untuk ditiru “Cara berpikir seperti itu tidak perlu ditiru”. - Lenga bo pernah ia reh ku jenda. belum EMF pernah ia datang ke sini “Ia belum pernah datang ke sini”. - Lanai bo kutulisi kari dinding e. Tidak lagi EMF aku AKT.tulis.itu dinding itu “Saya tidak akan menulis dinding itu lagi”. 5. Ndia Partikel ini terbatas pemakaiannya dalam kalimat tanya dan menyatakan keraguan atau kekurangyakinan dalam diri si pembicara. Contoh: - Kai ndia luahta man permenta e? apa EMF kita.bawa kado.kita ke pesta keponakan.kita tadi “ Apa kita bawa kado, ke pesta keponakan kita itu”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 23
  • 31. - Kai ndia ninta man bana ? apa bilang.kita EMF untuk dia “Apa yang kita katakan kepadanya ?” - Ija ndia banna senna ? dimana EMF untuk.kita uang.milik.dia “Dimana dia menyimpan uangnya?” 6. Keh Dalam kalimat pernyataan (kalimat berita), partikel ini berfungsi untuk memperkuat gagasan ketidaktentuan. Contoh: - Enggo ertahun-tahun keh ia ringan i jah. sudah tahun.dan.tahun EMF dia tinggal di sana “Sudah bertahun-tahun ia tinggal di sana”.. - Piga-piga kali keh itajakna beltekna. beberapa kali EMF.tombak.dia perut.dia “Dia menikamnya beberapa kali”. - Enggo ndekah aku sakit, ku dokter la malem, tambari la malem, enggo ku ja keh deba tambari la malem. sudah lama saya sakit,ke dokter tidak sembuh.obati tidak sembuh sudah ke mana EMF lain. obat tidak sembuh “Sudah lama saya sakit, ke dokter tidak sembuh, diobati tidak sembuh, entah ke mana saja diobati tidak sembuh juga”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 24
  • 32. Apabila keh terdapat dalam kalimat yang memerlukan jawaban, maka partikel ini menyatakan “kejengkelan” dari si pembicara. Contoh - Kai keh isi kujamna maka gelemna lalap. apa EMF isi dompet.dia.karena pegang.dia sering “Apa sajakah isi dompetnya maka selalu dipegangnya”. 7. Kang Partikel ini berfungsi sebagai penciri interogatif netral dalam sebuah kalimat pertanyaan “ya/tidak”. Dapat ditambahkan bahwa partikel ini memiliki tiga arti yang berbeda. A. Dalam jawaban terhadap pertanyaan “ya/tidak”, partikel ini menyatakan persetujuan umum, yang bernadakan keberatan atau keragu-raguan. Contoh: - P: Meriah ndai i tiga ? J: Meriah kang. ramai tadi di pasar ramai EMF Ramai tadi di pasar ? Ramai jugalah. - P: Angkandu kang kai siturekenna J: Kuangka kang, tapi la kerina kal. PAS.mengerti.kamu apa saya.mengerti EMF diteangkan.dia Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 25
  • 33. Apakah kamu mengerti apa yang tapi tidak semua EMF dibicarakannya Ya, saya mengerti Tapi tidak semuanya. B. Dalam kalimat pernyataan, partikel ini dapat berarti ”juga”. Contoh: - Kota Medan galang, Padang pe galang kang. kota Medan besar Padang besar EMF “Kota Medan besar, Padang pun besar juga”. - Adi nggit kita mindo, tentu nggit kang nge kita mere. kalau mau kita.minta tentu mau EMF kita AKT.beri “Kalau kita mau meminta, tentu kita juga mau memberi”. C. Partikel kang berfungsi untuk menyatakan sesuatu yang terjadi dan bertentangan dengan harapan, maka artinya: “masih juga”. Contoh: - Enggo rusur ia irawai, tapi lalap kang ia lenga robah. sudah sering dia di.marahi,tapi sering EMF tidak bertobat “Dia sudah sering dimarahi, tapi tidak bertobat juga”. - Rusur enggo aku erlajar, tapi lalap kang la kudat. sering sudah saya belajar tapi terus EMF tidak EMF saya.dapat “Saya sudah belajar terus-menerus, tapi masih belum mengerti”. Dalam arti yang kedua, partikel kang sering dipendekkan menjadi ka apabila diikuti kata nge. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 26
  • 34. Contoh: - Bage pe nggit ka nge aku, perban kam mehuli. seperti.itu juga mau EMF saya karena “Begitu pun saya mau juga, karena kamu baik”. - Ula kam berjut, adi ikut ka nge kam lawes. jangan kamu cemberut,kalau ikut EMF kamu pergi “Jangan kamu cemberut, kalau ikut juganya kamu pergi”. 8. Kin Partikel ini digunakan pada pertanyaan isi, di mana pertanyaan yang digunakan untuk mengawali suatu percakapan. Pada kalimat deklaratif, partikel kin berfungsi untuk memperkuat penegasan terhadap kata yang diikutinya, dengan pemaknaan “demikianlah adanya, benarlah bahwa” Contoh: - Ulin kin siukuri lebe mbages-mbages maka belasken. lebih.baik EMF kita.pikir.lebih.dahulu dalam-dalam supaya dikatakan “Sebaiknya kita pikirkan baik-baik sebelum diungkapkan”. - Adi uis nande Ati ah, labo kin man pinjamen, sebap ia degil. jika kain ibu Ati itu tidak EMF untuk pinjaman karena dia kikir “Kalau kain ibu Ati, tidak usah kamu pinjam karena dia sangat kikir”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 27
  • 35. Pada kalimat imperatif, partikel kin juga bermakna penegasan untuk memperingatkan atau menegur si lawan bicara. Contoh: - Ula kin tawai adi temanta latih. jangan EMF.tawa.kalau teman.kita capek “Janganlah menertawakan teman dia yang sengsara”. - Adi enggo mbelin, rukur kin ! jika sudah besar pikir EMF “Jika sudah dewasa, berpikirlah seperti orang dewasa !” 9. Nge Pada kalimat deklaratif, partikel nge mengisyaratkan keyakinan teguh si pembicara akan kebenaran pernyataan yang disampaikannya. Contoh: - Kuinget nge lalap kerna ukurndu mehuli e man bangku. saya.ingat EMF selalu mengenai pikiran.milikmu bagus itu untuk aku “Saya selalu ingat akan kebaikanmu”. - Mbue nari nge senndu ! lagi lebih EMF uang.milikmu “Banyak sekali uangmu !” Sebagai jawaban terhadap pertanyaan”ya/tidak”, partikel nge ini berfungsi untuk memperkuat makna penyampaian dengan menghapuskan atau menentang keraguan yang ada pada si penanya. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 28
  • 36. Contoh: T: Siat nge kari rumahna ah inganta pulung ? tampung EMF kemudian rumah.miliknya tempat.kita berkumpul “Muatkah nanti rumahnya itu tempat kita berkumpul?” J: Siat nge ! tampung EMF “Tentu saja !” Bila digunakan mengikuti suatu frase kata benda, partikel nge mengandung pemaknaan “(frase kata benda) ini, bukan yang lain”. Contoh: - Si Anto nge si nulisi dinding e, guru ! titel Anto EMF yang.tulis.dinding itu guru “Antolah yang menulisi dinding itu, Guru !” - Salahndu e nge, icakapina pe la kam nggit ngerana. kesalahan.milikmu itu EMF di.bicaranya.dia meski tidak kamu bersedia bicara “Ini salahmu, meskipun dia telah berbicara kepadamu, kamu tidak bersedia berbicara kepadanya”. - Ia nge kalak si megegehna i kuta enda. dia EMF orang yang terkuat di kampung ini “Dialah yang terkuat di kampung ini”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 29
  • 37. Jika partikel nge digunakan pada akhir kalimat sesudah kata yang diakhiri dengan fonem /a/, maka partikel ini mengalami pemendekan menjadi –ng. Contoh: - I jenda nge ! I jendang ! di sini EMF “Disinilah !” - Kerinana nge ! Kerinanang ! semua.milik.itu EMF “Semuanyalah !” - La nge ! Lang ! tidak EMF “Tidak !” Sebaliknya, jika partikel nge digunakan sebelum kata e (itu), partikel ini mengalami pemendekan menjadi ng-: Contoh: - Payo nge e ! Payo nge ! benar EMF itu “Benarlah itu !” Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 30
  • 38. 10. Pe Partikel ini memiliki berbagai fungsi yang umumnya bersifat emfasis/penegasan. Partikel ini digunakan sebagai kata sambung konsesif. Partikel pe kerap dimaknai sebagai “pun”. Contoh: - Bagi anak perana si deban, aku pe ikut ertempur. seperti kaum.muda yang lain saya EMF ikut bertempur “Saya pun ikut bertempur, seperti pemuda lainnya”. - Kataken bujur man Dibata ras pindo pe pemasu-masu ibas Ia nari. bilang terima.kasih kepada Tuhan dan (PAS).minta EMF berkat di Dia dari “Berterima kasihlah kepada Tuhan dan minta juga berkat dari- Nya”. - Anak-anak, singuda-nguda, bage pe tua-tua, kerina reh ku tengah kesain. anak-anak para.pemudi seperti.itu EMF kaum.dewasa semua datang ke tengah alun-alun “Anak-anak, para pemudi, dan kaum dewasa pun ikut hadir ke tengah alun-alun desa”. Jika digunakan pada lingkup kata penegas, partikel pe dimaknai sebagai “pun, dan sama sekali”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 31
  • 39. Contoh: - Aku, sitik pe lanai kuinget ise gelarna anakta ndai. saya,sedikit EMF tidak.lagi saya.ingat siapa nama.miliknya anak.kita tadi “Sama sekali saya tidak ingat nama anak kita”. - Sada pe la lit erteman ras ia. satu EMF tidak ada berteman dengan dia “Tidak ada satu pun yang berteman dengannya”. - Aku sitik pe la kuangka kai maksudndu. saya sedikit EMF tidak saya.mengerti apa maksud.kamu “Sedikit pun tidak saya mengerti apa maksudmu”. Bila digunakan setelah kata tanya, partikel pe menghasilkan bentuk ekspresi tak tentu. Contoh: - I japa nari pe enggo ilegi guru lako nambarisa, tapi sada pe la ngasup pemalem pinakitna e. di mana dari EMF sudah.ambil dukun untuk mengobati dia,tapi satu tidak sanggup membuat.sembuh penyakit.milik.dia itu “Para dukun sudah dipanggil dari segala penjuru untuk mengobatinya, namun tidak satu pun dari mereka yang mampu menyembuhkan penyakitnya”. - Kai pe la kubaba kukerja anakta ndai. apa EMF tidak saya.bawa ke pesta anak.kita tadi “Saya tidak membawa apa pun, ke pesta anak kita itu”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 32
  • 40. Partikel pe digunakan pada bagian akhir dari seluruh rangkaian susunan dengan pemaknaan penegasan. Contoh: - Mbiar kita enggo ngidah ayona ndai pe. khawatir kita sudah.lihat.muka.miliki.dia tadi EMF “Sudah ketakutan kita melihat mukanya dia”. - Ntebu akapna nginemsa tambarna ndai pe. manis.pikir.dia.minum.itu obat.milik.dia tadi EMF “Dia merasa manis meminum obatnya”. Partikel pe sering digunakan sebagai penanda frase kata benda subjek pada awal kalimat yang telah mengalami penggesaran ke depan dari posisi setelah predikat normalnya. Selain dari fungsinya untuk mendampingi kata benda/dibendakan yang mengalami pengedepanan ini, sulit untuk menjelaskan secara tepat akan fungsi maupun penerapan status wacana khusus apa pun terhadap frase kata bendanya, karena frase kata benda yang di tandai pe ini sering mengacu pada suatu penanda tertentu yang hanya berperan secara marjinal atau tidak penting di dalam wacana dan rujukannya hanya muncul sekali secara sekilas saja. Untuk kejelasannya, pemunculan partikel pe ini ditandai dengan cetak garis bawah pada contoh berikut ini: - Bage me nimai-nimai wari gelap. Erkata me pet-pet ras manuk- manuk si deban si kabang ndarami nakan berngi. Beru Ginting pe enggo ngadi ngandung, sebap enggo latih akapna. Matana pe enggo besar ndekahsa ngandung. Takalna pe igejapna mesui. E maka idaramina inganna si banci ia nggalangken bana. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 33
  • 41. demikian menunggu hari gelap buat.suara EMF pet-pet dan burung-burung lain terbang AKT.cari makanan malam perempuan Ginting sudah berhenti menangis karena sudah letih.rasa.dia mata.milik.dia tempat.milik.dia mampu dia.baring diri.sendiri “Demikianlah hari mulai menjelang malam. Cengkerik mulai mengerik dan burung-burung pun beterbangan mencari makan malam mereka. Beru Ginting pun sudah berhenti menangis karena ia sudah merasa lelah. Matanya pun menjadi bengkak akibat tangis yang berkepanjangan. Kepalanya terasa sakit, sehingga ia pun mencari tempat baginya untuk berbaring malam itu”. Status dari “Beru Ginting” pada penuturan di atas bersifat sentral karena dia merupakan tokoh utama dari kisah tersebut. Namun, unsur-unsur lain yang ditandai pe- yakni matanya dan kepalanya-sulit untuk dikatakan bersifat “topik” dari segi penting apa pun. Setelah menyinggung singkat kedua unsur ini, kisah pun segera berlanjut ke pokok bahasan berikutnya. Dari ringksan ini sulit bagi kita untuk menyimpulkan bahwa partikel pe ini ada memiliki fungsi lain lebih daripada sekedar untuk menandai suatu frase kata benda “menyimpang posisinya” sebagaimana adanya. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 34
  • 42. 2.1.3 Partikel Wacana Partikel Wacana berfungsi sebagai Partikel Penghalus yang menghubungkan suatu frase aposisi yang kurang terjalin baik dengan kata pokok yang mendahuluinya (Woollams, 2004:369). Ada sejumlah partikel yang memiliki berbagai fungsi berbeda yang terkait dengan wacana. Partikel ini diterjemahkan PART. Dalam bahasa Batak Karo Yang termasuk ke dalam partikel wacana adalah sebagai berikut: 1. Emkap Partikel ini pada dasarnya berfungsi sebagai kopula subjek-predikat pada kalimat jati diri, khususnya jika salah satu maupun kedua konstituennya cukup panjang untuk diutarakan. Partikel ini diterjemahkan LINK. Contoh: - Si bene e emkap kerbo, lembu, ras kuda. REL hilang itu LINK kerbau lembu dankuda “Yang hilang itu adalah kerbau, lembu, dan kuda”. - Gelarna emkap ‘tenggiang’. nama.milik.itu LINK nama.sejenis.pakis “Namanya adalah tenggiang”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 35
  • 43. - Si man arihenken emkap kerna wari berkatta ras peralatenta kerina. yang untuk mendiskusikan LINK mengenai hari keberangkatan.milik.kita semua “Hal yang perlu dibicarakan adalah hari keberangkatan dan peralatan kita semua”. Partikel emkap ini kadang-kadang mengalami pemendekan menjadi em. Contoh: - Guru ibas kalak Karo em kalak si beluh nambari penakit. dukun di orang Karo LINK orang yang pandai mengobati AKT.rawat penyakit “Dukun di kalangan masyarakat Karo adalah yang dapat menyembuhkan penyakit”. Partikel emkap juga berfungsi sebagai partikel penjelas yang menghubungkan suatu frase aposisi dengan kata pokok yang mendahuluinya. Contoh: - Kerina si nggeluh erdalin arah dalin e, emkap kematen. semua yang hidup berjalan melalui jalan itu LINK kematian “Semua yang hidup harus melalui jalan itu, yaitu kematian”. - Ibahan Guru Diden me sada pengujin man Guru Pakpak Pitu Sindalinen, emkap muat embun-embunen ibas lubang. di.buat Guru Diden satu ujian untuk Guru Pakpak tujuh satu.perjalanan LINK.ambil sesajen dalam lubang Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 36
  • 44. “Guru Diden mempersiapkan sebuah ujian bagi Guru Pakpak Pitu Sindalinen, yaitu memindahkan sesajen dari dalam lubang”. 2. Kunuken Partikel ini merupakan partikel yang digunakan untuk membuka suatu kisah yang mengandung makna serupa dengan “pada suatu saat” atau “demikianlah kisah ini terjadi”. Partikel ini diterjemahkan sebagai INTRO. Contoh: - Nai-nai nina kunuken lit sada jelma… dahulu.kala ucap.mereka INTRO ada satu orang “Dahulu kala, demikianlah kisah ini terjadi, ada seseorang…” - E tubuh me kunuken ndube anak nini, dua diberu. Itu lahir INTRO sebelumnya anak kakek dua anak.perempuan “Pada saat itu ada seorang nenek yang memiliki dua orang anak perempuan”. 3. Dage Partikel ini mengisyaratkan pergesaran topik perbincangan, perubahan arah pikiran seseorang, maupun menggeser dialog kepada permis logis berikutnya. Contoh: - Adi bage lawes aku dage ku juma. kalau begitu pergi saya maka ke ladang Kalau begitu, pergi saya ke ladang”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 37
  • 45. A: Ula pake rawit naka tualah. jangan.pakai pisau.kecil.potong kelapa Jangan gunakan pisau untuk membelah kelapa. B: Alu kai dage kutaka ? dengan apa maka saya.potong “Dengan apa saya membelahnya ?” A: Sekin pake ! pisau.besar (PAS).pakai “Gunakan pisau !” 4. Me Partikel me digunakan untuk berbagai macam konstituen dengan pemaknaan dan fungsi yang berbeda dengan yang lain. Bila digunakan sesudah kata yang diakhiri dengan bunyi huruf hidup, partikel ini sering mengalami pemendekan menjadi –m. Contoh: - Enda me. Endam. ini EMF “ Inilah”. Bila digunakan bersama dengan suatu predikat yang diperankan oleh kata kerja pasif dan kata kerja intransitif serta terkadang pula kata sifat, partikel me ini menandai sifat eventif yaitu menunjukkan perbuatan dan situasi yang membentuk inti dari narasi tersebut. Hal ini digambarkan pada contoh berikut di mana untuk maksud kejelasan, partikel me dan terjemahan dari predikat yang ditunjukkannya dicetak bergaris bawah di dalam versi terjemahan bebasnya. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 38
  • 46. Contoh: - Ibas sada wari lawes me pengulu enda gawah-gawah sisada ngersak kuda. I tengah dalan, jumpa me ia ras sekalak diberu seh kel jilena rupana. Tergejap pe pusuh pengulu e ngenehen diberu e. E maka nusur me ia i das kudana nari, deherina me diberu e. Ibabana me diberu e ku kutana, niempoina. Gila me ate ndeharana ras pupusna e kerina ngenehen pengulu e. E maka meling me ia rusur ibahan anakna ras ndeharana e. pada satu hari pergi penghulu ini berjalan-jalan sendirian.naik kuda di tengah jalan jumpa dia dengan satu.orang perempuan hingga cantik. penampilan.milik.dia debar jantung penghulu itu.lihat perempuan itu dan maka turun dia dari.dekat.dia perempuan itu.bawa perempuan itu ke desa.milik.dia.nikah.dia benci hati istri.milik.dia dan anak.milik.dia itu semua.lihat perilaku penghulu itu dan maka korban.gosip dia selalu.buat anak.milik.dia dan istri.milik.dia itu “Pada suatu hari penghulu itu pergi berjalan-jalan senderian di atas kudanya. Di tengah jalan, ia berjumpa dengan seorang wanita yang sangat cantik. Ia sangat tertarik kepada wanita itu. Maka ia pun turun dari kudanya dan menghampiri wanita itu. Akhirnya ia membawa wanita itu ke desa dan menikahinya. Istri dan anaknya merasa benci dengan perbuatan penghulu itu. Dan ia pun menjadi sangat menderita dibuat oleh istri dan anak- anaknya”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 39
  • 47. Selain menandai peristiwa utama pada narasi tersebut, bila digunakan mengikuti predikat pasif, partikel me juga berfungsi untuk menghilangkan keraguan akan peran dari frase kata benda inti yang terdapat pada kalimat pasif. Posisi setelah predikat partikel me pada kalimat kedua berikut ini membuktikan sebagai subjek (yaitu penderita) pada kalimat tersebut. Contoh: - E maka idalenken me putusen e, igeleh me Solmih ndai. dan maka .laksanakan keputusan itu.bunuh Solmih itu “Maka keputusan itu pun dilaksanakan, Solmih pun dibunuh”. Partikel me ini juga dapat digunakan sesudah subjek berupa frase kata benda. Frase-frase ini biasanya sudah pernah disebutkan pada konteks yang tepat muncul sesudahnya (atau dapat dengan mudah dihadirkan kembali dari konteks wacana sekelilingnya sebagaimana halnya untuk kata ganti orang kedua). Untuk situasi seperti ini, partikel me mengacu pada salah satu peserta dari konteks tersebut dan mengetengahkannya untuk dijelaskan lebih lanjut. Contoh: - “Ola kam ngandung !” bagem nin Tulak Kelambir Gading. Pengayan-ngayanna tualang si Mande Angin. Inganna ertenun i das gumban si mbelin. Ia me minemsa kerina pawing si enggo leben. jangan kamu menangis demikian. bilang.dia Tulak Kelambir Gading tempat.bertengger.milik.dia pohon.besar title Mande Angin tempat.milik.dia menenun di atas bonggol.kayu besar dia.bunuh. semua pawang.madu sudah lebih.dahulu Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 40
  • 48. “Jangan menangis !” ujar Tulak Kelambir Gading. Tempat bertenggernya adalah pohon si Mande Angin dan tempat dia menenun adalah pada sebuah bonggol kayu besar. Dialah yang telah membunuh semua pawang madu yang pernah datang sejak dulu”. - Adi lit bage buah kayu, em nipan. jika ada maka buah pohon itu.makan “Jika ada buah pohon , itulah yang dimakan”. - Kam ngenca anakku sisada. Kam me dilaki, kam me diberu. kamu saja anak.milikku sendiri kamu lelaki kamu perempuan “Kamulah anakku satu-satunya. Kamulah putraku sekaligus putriku”. Hampir semua jenis konstituen keterangan dapat difokuskan dengan menggunakan partikel me. Contoh: - Ibas kuta e nari me ipilih seribu guna ngikuti perang. dalam kampung dari.pilih seribu untuk ikut perang. “Dari kampung itulah, dipilih seribu untuk mengikuti perang”. - Tupung si e me ieteh Appung Barus si puna rumah e. dan saat itu.tahu Appung Barus punya rumah itu “Saat itulah diketahui Appung Barus yang mempunyai rumah itu adalah”. - Bageme juma ierdangken. maka.ladang.tanam Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 41
  • 49. “Demikianlah ladang ditanami”. Pada kalimat imperatif, partikel me berfungsi sebagai penghalus dengan membuat perintah tersebut menjadi lebih lunak dan lebih bernada bersahabat. Contoh: - Berkat me kam, kempu ! berangkat kamu cucu “Berangkatlah kamu, cucu !” - Nehen me ! Lembu la pang luar. lihat lembu tidak berani keluar “Lihatlah itu ! Lembu-lembu tidak berani keluar”. - Adi bage kin, ota me berkat. jika demikian ayo berangkat “Jika demikian, ayolah pergi”. Efek menghaluskan ini juga muncul saat partikel me ini digunakan setelah kata sifat tertentu serta predikat enggo (sudah). Contoh: - Enggo me, maksudndu enggo kueteh. sudah maksud.milikmu sudah saya.tahu “Sudahlah, saya sudah tahu maksudmu”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 42
  • 50. 2.2 BENTUK PARTIKEL DALAM BAHASA BATAK KARO Partikel dalam bahasa Batak Karo pada umumnya berbentuk bebas artinya suatu partikel penulisannya tidak bersatu dengan kata yang mendahuluinya, seperti halnya dalam bahasa Indonesia bahwa suatu partikel ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya (walaupun ada yang ditulis serangkai). Namun kebebasan tersebut yang menjadi ciri khas yang membedakan partikel dalam bahasa Batak Karo dengan partikel dalam bahasa Indonesia. Bentuk partikel tersebut dapat terlihat dalam penggabungan beberapa partikel berikut. 2.2.1 Kombinasi Berbagai Partikel Rangkaian dua partikel secara khas lazim dijumpai pada bahasa Karo dan kadang-kadang dapat muncul sebanyak tiga partikel. Pemaknaan yang dihasilkannya merupakan kombinasi dari pemaknaan masing-masing partikel tersebut. 1. Kombinasi antara partikel emfasis dengan partikel emfasis. Contoh: - La kal jine kami tenang adi melawen kenca kam ku rumah. tidak EMF EMF kami tenang kalu terlambat soal kamu ke rumah “Kami tidak tenang kalau kamu terlambat pulang ke rumah”. - Ise kal nge ndia anak raja si ngersak kuda ah ? siapa EMF EMF anak raja yang AKT. Naik kuda itu “Siapakah anak raja yang menunggang kuda itu ?” Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 43
  • 51. - Ise kang nge si ngambekken suringku enda ? siapa EMF EMF yang .lempar sisir.milikku ini “Siapa pula yang membuang sisirku ini ?” 2. Kombinasi antara partikel emfasis dengan partikel penghalus. Contoh: - Aku kin min ndeherana, sikap mis kubahan. saya EMF HLS istri.milik.dia supaya langsung saya.buat “Kalau saya yang menjadi istrinya, saya pasti sudah membereskan semuanya”. 3. Kombinasi antara partikel emfasis dengan partikel wacana . Contoh: - Arah leparna lit me kap sekalak permakan kambing. di seberang.milik.itu ada EMF EMF EMF satu.orang gembala kambing “Di seberangnya ada seorang gembala kambing”. - Adi bage nina, aku pe lawes me lah ku deleng. kalau demekian kata.dia saya EMF pergi EMF HLS ke pegunungan “Kalau demIkian katanya maka saya pun akan pergi ke gunung”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 44
  • 52. Partikel-partikel diatas dapat disusun berdasarkan jenjangnya relatif terhadap konstituen yang diterangkan serta partikel-partikel lainnya sebagai berikut: Konstituen yang Jenjang 1 Jenjang 2 Jenjang 3 Jenjang 4 Diterangkan ka me kap ndia kang nge kin min kal pe lah gia bo Pada umunya suatu partikel dari jenjang yang satu dapat berkombinasi dengan partikel lain yang bersebelahan sacara langsung dengan partikel lainnya. Namun tidak dijumpai adanya dua partikel yang berasal dari jenjang yang sama yang digunakan secara bersamaan. 2.2.2 PENENTU TOPIK Penentu topik berfungsi untuk menerangkan unsur yang terletak pada awal kalimat yang menjadi kombinasi dalam membentuk suatu frase yang secara fonologis terpisahkan dari sisi kalimatnya (dalam pengucapan diisyaratkan melalui perhentian sementara, dan pada penulisannya dilambangkan dengan tanda koma). Penanda topik ada yang terletak didepan, di belakang, dan juga yang letaknya secara bersamaan. 1. Penanda topik yang letaknya dimuka adalah: adi (kalau), bicara (kalau), dan kerna (mengenai). Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 45
  • 53. Contoh: - Adi aku, labo uga pa pe pang ndeherisa ! kalau saya tidak lagi bagaimana berani.dekat.itu “Kalau saya, biar bagaimanpun saya tidak berani mendekatinya !” - Adi ukurenna, nehen saja gambarta sanga kita gambar i tongging. kalau ukuran.milik.itu.lihat saja gambar.milik.kita bila kita. gambar di Tongging “Kalau ukurannya, lihat saja foto kita saat berada di Tongging”. - Bicara aku, sitik pe la kueteh. kalau saya sedikit tidak saya.tahu “Kalau saya, sedikit pun saya tidak mengetahuinya”. - Kerna si enda, guru me metehsa. mengenai yang ini dukun.tahu.itu “Mengenai hal ini, dukunlah yang mengetahuinya”. 2. Penanda topik yang biasanya diletakkan di belakang adalah: pe dan ningen (maksudnya). Contoh: - Aku pe labo jelas man bangku. saya EMF tidak lagi jelas kepada saya “Saya tidak begitu jelas akan hal ini”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 47
  • 54. - Ngembussa pe aku merincuh metehsa. tiup.itu EMF saya berhasrat.tahu.itu “Untuk meniupnya pun (suling), saya ingin mempelajarinya”. - Mari, ku rumah kita lebe. Rumahta pe ningku, labo rumah, tapi asrama. mari ke rumah kita lebih.dahulu rumah.milik.kita EMF bilang.saya tidak EMF rumah tapi asrama “Mari ke rumah kita dulu. Sebetulnya bukan rumah, tetapi asrama”. - Orang tua si dilaki ras si diberu si mupus lanai lit. Lanai lit ningen, enggo idilo Dibata. orang tua yang lelaki dan yang perempuan yang.lahir tidak.lagi ada tidak.lagi ada maksudnya sudah.panggil Tuhan “Orang tua, yang melahirkan aku sudah tiada, maksudnya sudah dipanggil Tuhan”. 3. Penanda topik yang digunakan secara bersamaan. Contoh: - Adi kerna perlawesna, aku pe labo kueteh. kalau soal kepergian.milik.dia saya EMF tidak lagi saya.tahu “Kalau soal kepergiannya, saya tidak mengetahuinya”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 48
  • 55. - Bicara uga pe ningen man ia, ia lalap labo mbera rubah. kalau bagaimana pun dibilang untuk dia,dia sering tidak.lagi semoga berubah “Bagaimana pun dibilang kepadanya, dia tidak akan bertobat”. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 49
  • 56. BAB III SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Simpulan Dari penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam bahasa Batak Karo, partikel memiliki lebih dari satu fungsi, ataupun pemaknaan bergantung pada lingkungan di mana partikel tersebut digunakan. a. Dari segi fungsinya, partikel dalam bahasa Batak Karo dapat dibedakan ke dalam tiga golongan yaitu: Partikel Penghalus, Partikel Penegasan/Emfasis, dan Partikel Wacana. - Partikel Penghalus Partikel Penghalus, yaitu Partikel yang berfungsi untuk melemahkan daya imperatif atau deklaratif kalimat di mana partikel tersebut digunakan. Partikel penghalus dalam bahasa Batak Karo dibagi atas: 1.Min 2.Lah 3.Gia - Partikel Emfasis/Penegas Partikel Penegasan, yaitu partikel yang menyatakan berbagai derajat dominant akan berbagai konstituen yang diikutinya. Partikel ini juga didampingi oleh pemaknaan sikap. Dalam bahasa Batak Karo partikel emfasis terbagi dalam: 1.Kel 2.Jine 3.Kap Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 50
  • 57. 4.Bo 5.Ndia 6.Keh 7.Kang 8.Kin 9.Nge 10.Pe - Partikel Wacana Partikel Wacana berfungsi sebagai Partikel Penghalus yang menghubungkan suatu frase aposisi yang kurang terjalin baik dengan kata pokok yang mendahuluinya. Ada sejumlah partikel yang memiliki berbagai fungsi berbeda yang terkait dengan wacana. Dalam bahasa Batak Karo Yang termasuk ke dalam partikel wacana adalah sebagai berikut: 1.Emkap 2.Kunuken 3.Dage 4.Me b. Bentuk Partikel Dalam Bahasa Batak Karo Partikel dalam bahasa Batak Karo pada umumnya berbentuk bebas artinya suatu partikel penulisannya tidak bersatu dengan kata yang mendahuluinya, seperti halnya dalam bahasa Indonesia bahwa suatu partikel ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya (walaupun ada yang ditulis serangkai). Namun kebebasan tersebut yang Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 51
  • 58. menjadi ciri khas yang membedakan partikel dalam bahasa Batak Karo dengan partikel dalam bahasa Indonesia. Bentuk partikel tersebut dapat terlihat dalam penggabungan beberapa partikel berikut. - Kombinasi Berbagai Partikel Rangkaian dua partikel secara khas lazim dijumpai pada bahasa Karo dan kadang-kadang dapat muncul sebanyak tiga partikel. Pemaknaan yang dihasilkannya merupakan kombinasi dari pemaknaan masing-masing partikel tersebut. 1. Kombinasi antara partikel emfasis dengan partikel emfasis. 2. Kombinasi anatara partikel emfasis dengan partikel penghalus 3. Kombinasi antara partikel emfasis dengan partikel wacana. - Penentu Topik Penentu topik berfungsi untuk menerangkan unsur yang terletak pada awal kalimat yang menjadi kombinasi dalam membentuk suatu frase yang secara fonologis terpisahkan dari sisi kalimatnya (dalam pengucapan diisyaratkan melalui perhentian sementara, dan pada penulisannya dilambangkan dengan tanda koma). Penanda topik ada yang terletak didepan, di belakang, dan juga yang letaknya secara bersamaan. 2. Penanda topik yang letaknya dimuka adalah: adi (kalau), bicara (kalau), dan kerna (mengenai). 3. Penanda topik yang biasanya diletakkan di belakang adalah: pe dan ningen (maksudnya). 3. Penanda topik yang digunakan secara bersamaan. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 52
  • 59. 3.2 Saran Penelitian ini hanya menjelaskan fungsi dan bentuk partikel dalam bahasa Batak Karo, sehingga terbuka kesempatan bagi peneliti lain untuk membahas persamaan dan perbedaan partikel antara bahasa Indonesia dengan partikel dalam bahasa Batak Karo, karena dalam penelitian ini belum dibicarakan. Dan diharapkan kepada penutur bahasa Batak Karo agar dapat menggunakan bahasa Batak Karo karena bahasa daerah merupakan bagian dari budaya yang perlu dilestarikan. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009 53
  • 60. DAFTAR PUSTAKA Agustien dkk, 1999. Buku Pintar Bahasa dan Sastra Indonesia. Semarang:Aneka Ilmu. Alwi, Hasan dkk, 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Barus, Sanggup, 2006. Morfologi Bahasa Indonesia. Medan : Unimed. Bangun, Kabar dkk, 1999. Kata Tugas Bahasa Karo. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta, Pustaka Phoenix, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Phoenix. Mahsun, 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Ritonga, Perlaungan, 2002. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan : Yandira Agung. Rahardi, Kunjana, 2001. Serpih-Serpih Masalah Kebahasaindonesiaan. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa. Siregar, Ahmad Samin, 2003. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan : USU Press. Sudaryanto, 1993. Aneka Konsep Kedataan Lingual Dalam Linguistik. Yogyakarta : Duta Wacana University Press. Surbakti, Bujur dkk, 1987. Struktur Bahasa Batak Karo. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tarigan, Henry Guntur, 1984. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung : Angkasa. Woollams, Goeff, 1993. Tata Bahasa Karo. Medan : Bina Media Perintis. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009
  • 61. DAFTAR INFORMAN 1. Nama : Nasib Tarigan Pekerjaan : Bertani Agama : Kristen Pendidikan : SLTP Bahasa yang dikuasai : Bahasa Karo dan Indonesia Alamat sekarang : Kampung Kuta Mbelin, Kecamatan Tiga Panah, Tanah Karo 2. Nama : Sampat Sembiring Pekerjaan : Bertani Agama : Kristen Pendidikan : SLTP Bahasa yang dikuasai : Bahasa Karo dan Indonesia Alamat sekarang : Kampung Kuta Mbelin, Kecamatan Tiga Panah,Tanah Karo. 3. Nama : Ngaluri Sembiring Pekerjaan : Bertani Agama : Kristen Pendidikan : SLTP Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009
  • 62. Bahasa yang dikuasai : Bahasa Karo dan Indonesia Alamat sekarang : Kampung Kuta Mbelin, Kecamatan Tiga Panah, Tanah Karo. 4. Nama : Barlin Sinuraya Pekerjaan : Bertani Agama : Kristen Pendidikan : SD Bahasa yang dikuasai : Bahasa Karo dan Indonesia Alamat sekarang : Kampung Kuta Mbelin, Kecamatan Tiga Panah, Tanah Karo. 5. Nama : Berani Sembiring Pekerjaan : Bertani Agama : Kristen Pendidikan : SLTP Bahasa yang dikuasai : Bahasa Karo dan Indonesia Alamat sekarang : Kampung Kuta Mbelin, Kecamatan Tiga Panah, Tanah Karo. Filemon Ginting : Partikel Dalam Bahasa Batak Karo, 2009. USU Repository © 2009