SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
Descargar para leer sin conexión
Ra        kur Zebua CAHAY
                                                     ahmat Syuk       a     YA 
 
Nama
N               : Rahma Syukur Z
                      at       Zebua

Mata Kulia : Fisika Dasar
M        ah         D



    ENERGI CAHAYA, DAYA TEM
                          MBUS, ABS
                                  SORBS DA EFEK PA
                                         AN      ADA TUBU MANUS
                                                        UH    SIA

1. ENERGI CAHAYA
          I           A
       Cahaya adalah e energi berbentuk gelomb
                                             bang         elekromaagnetik yang
                                                                             g          kasat
                                                                                        k
mata dengan panjang ge
m         n            elombang seekitar 380–7
                                             750 nm. Pad bidang f
                                                       da        fisika, cahay adalah ra
                                                                             ya        adiasi
elektromagn
e         netik, baik de
                       engan panjan gelomban kasat mat maupun y
                                   ng        ng        ta        yang tidak.
       Cahaya adalah p
                     paket partike yang diseb foton.
                                 el         but
       Kedu definisi di atas adal sifat yan ditunjukk cahaya secara bers
           ua         d          lah        ng          kan                samaan sehiingga
disebut "d
d          dualisme ggelombang-ppartikel". P
                                           Paket caha  aya yang disebut speektrum kemuudian
dipersepsika secara vi
d          an        isual oleh in
                                 ndera pengli
                                            ihatan sebag warna. B
                                                       gai      Bidang studi cahaya dik
                                                                           i          kenal
dengan sebu
d         utanoptika, merupakan ar riset yan penting pa fisika mo
                      m          rea       ng         ada       odern.




Gelombang elektromag
G                     gnetik dapat digambarka sebagai dua buah gelombang yang merambat
                                            an
secara trans
           sversal pada dua buah bidang tega lurus yai medan m
                      a                     ak        itu       magnetik da medan listrik.
                                                                            an
Merambatny gelomba
M          ya         ang magnet akan men   ndorong gellombang lis
                                                                 strik, dan sebaliknya, saat
merambat, g
m          gelombang listrik akan mendorong gelombang magnet. Di
                       l                                         iagram di at menunju
                                                                            tas        ukkan
gelombang c
g           cahaya yang merambat d kiri ke k
                      g           dari      kanan denga medan list pada bid
                                                      an         trik       dang vertikal dan
medan magn pada bida horizont
m          net         ang        tal.




       1     
Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA 
 


        Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang mempelajari
besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang gelombang, polarisasi dan fasa cahaya.
Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan
paraksial geometris sepertirefleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya
yaitu: interferensi,difraksi, dispersi, polarisasi. Masing-masing studi optika klasik ini disebut
dengan optika geometris (en:geometrical optics) dan optika fisis(en:physical optics).
      Pada puncak optika klasik, cahaya didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik dan
memicu serangkaian penemuan dan pemikiran, sejak tahun 1838 oleh Michael Faraday dengan
penemuan sinar katoda, tahun 1859 dengan teori radiasi massa hitam oleh Gustav Kirchhoff, tahun
1877Ludwig Boltzmann mengatakan bahwa status energi sistem fisik dapat menjadi diskrit, teori
kuantum sebagai model dari teori radiasi massa hitamoleh Max Planck pada tahun 1899 dengan
hipotesa bahwa energi yang teradiasi dan terserap dapat terbagi menjadi jumlahan diskrit yang
disebut elemen energi, E. Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat percobaan efek fotoelektrik,
cahaya yang menyinari atom mengeksitasielektron untuk melejit keluar dari orbitnya. Pada pada
tahun 1924 percobaan oleh Louis de Broglie menunjukkan elektron mempunyai sifat dualitas
partikel-gelombang, hingga tercetus teori dualitas partikel-gelombang. Albert Einstein kemudian
pada tahun 1926 membuat postulatberdasarkan efek fotolistrik, bahwa cahaya tersusun
dari kuanta yang disebut foton yang mempunyai sifat dualitas yang sama. Karya Albert
Einstein dan Max Planck mendapatkan penghargaan Nobel masing-masing pada tahun 1921 dan
1918 dan menjadi dasar teori kuantum mekanik yang dikembangkan oleh banyak ilmuwan,
termasuk Werner Heisenberg, Niels Bohr, Erwin Schrödinger, Max Born, John von Neumann, Paul
Dirac, Wolfgang Pauli, David Hilbert, Roy J. Glauber dan lain-lain.
       Era     ini   kemudian   disebut    era optika    modern dan cahaya didefinisikan   sebagai
dualisme gelombang transversal   elektromagnetik dan aliranpartikel yang disebut foton.
Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan ditemukannya sinar maser,
dan sinar laser pada tahun 1960.
       Era optika modern tidak serta merta mengakhiri era optika klasik, tetapi memperkenalkan
sifat-sifat cahaya yang lain yaitu difusi danhamburan.
2. KECEPATAN CAHAYA/DAYA TEMBUS CAHAYA
                                          Kecepatan cahaya merupakan sebuah konstanta yang
                                          disimbolkan   dengan      huruf c,     singkatan
                                          dari celeritas (yang dirujuk dari dari bahasa Latin) yang
                                          berarti "kecepatan".
                                          Kecepatan cahaya dalam sebuah ruang hampa
                                          udara didefinisikan saat ini pada 299.792.458 meter per

      2     
 
Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA 
 
detik (m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau 186.282.4 mil per detik (mil/s) atau
670.616.629,38 mil per jam (mil/h), yang ditetapkan pada tahun 1975 dengan toleransi kesalahan
sebesar 4×10−9.
      Pada tahun 1983, satuan meter didefinisikan kembali dalam Sistem Satuan Internasional (SI)
kemudian ditetapkan pada 17th Conférence Générale des Poids et Mesures sebagai ... the length of
the path travelled by light in vacuum during a time interval of 1⁄299.792.458 of a second , sehingga nilai
konstanta c dalam meter per detik sekarang tetap tepat dalam definisi meter, sebagai jarak yang
ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa pada1⁄299.792.458 detik.

     Tabel konversi untuk satuan kecepatan
     1    c   (konstanta kecepatan cahaya)
     adalah sama dengan
     1                       kecepatan cahaya (c)
     107.925.284.880,00      sentimeter per jam (cm/h)
     29.979.245.800,00       sentimeter per menit (cm/s)
     1.798.754.748,00        sentimeter per detik (cm/m)
     3.540.855.803.149,61 kaki per jam (foot/h)
     59.014.263.385,83       kaki per menit (foot/m)
     983.571.056,43          kaki per detik (foot/s)
     1.079.252.848.800,00 meter per jam (m/h)
     17.987.547.480,00       meter per menit (m/m)
     299.792.458,00          meter per detik (m/s)
     1.079.252.848,80        kilometer per jam (km/h)
     17.987.547,48           kilometer per menit (km/m)
     299.792,46              kilometer per detik (km/s)
     582.749.918,36          knot (knot)
     904.460,44              mach (laut) (mach (laut))
     1.016.085,80            mach (SI) (mach (SI))
     670.616.629,38          mil per jam (mil/h)
     11.176.943,82           mil per menit (mil/m)
     186.282,39              mil per detik (mil/s)
     1.180.285.267.716,53 yard per jam (yard/h)
     19.671.421,13           yard per menit (yard/m)
     327.857.018,81          yard per detik (yard/s)

Cahaya Matahari diperkirakan memerlukan waktu 8 menit untuk mencapai Bumi.




         3     
 
Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA 
 




Kecepatan cahaya dalam beberapa unit satuan


meter per detik                                299,792,458 (exact)


kilometer per detik                            ˜ 300,000


kilometer per jam                              ˜ 1,079,000,000


mil per detik                                  ˜ 186,000


mil per jam                                    ˜ 671,000,000


natural units                                  1 (exact and dimensionless)


Perkiraan lama waktu yang diperlukan dari jarak tempuh cahaya:


Satu kaki                                      1.0 nanodetik


Satu meter                                     3.3 nanodetik


Satu kilometer                                 3.3 mikrodetik


Satu mil                                       5.4 mikrodetik


Dari Bumi ke geostationary orbit               0.12 detik


Mengelilingi khatulistiwa bumi                 0.13 detik


Dari Bumi ke Bulan                             1.3 detik



       4     
 
Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA 
 

Dari Bumi ke Matahari                              8.3 menit


Dari Bumi ke Alpha Centauri                        4.4 tahun


Menyebrangi Bima Sakti                             100,000 tahun




Observasi Rømer dengan mengamati gerakan planet Jupiter dan menghitung pergeseran periode
orbit dari salah satu bulan satelitnya yang bernama Io, dan kemudian Rømer dapat memperkirakan
jarak tempuh cahaya dari diameter orbit bumi




KRONOLOGIS

Beragam ilmuwan sepanjang sejarah telah mencoba untuk mengukur kecepatan cahaya.

    Pada tahun 1629, Isaac Beeckman melakukan pengamatan sinar flash yang dipantulkan oleh
    cermin dari jarak 1 mil (1,6 kilometer).
    Pada tahun 1638, Galileo Galilei berusaha untuk mengukur kecepatan cahaya dari waktu tunda
    antara sebuah cahaya lentera dengan persepsi dari jarak cukup jauh.

      5     
 
Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA 
 
    Pada tahun 1667, percobaan Galileo Galilei diteliti oleh Accademia del Cimento of Florence,
    dengan rentang 1 mil, tetapi tidak terdapat waktu tunda yang dapat diamati. Berdasarkan
    perhitungan modern, waktu tunda pada percobaan itu seharusnya adalah 11 mikrodetik. Dan
    Galileo Galilei mengatakan bahwa pengamatan itu tidak menunjukkan bahwa cahaya
    mempunyai kecepatan yang tidak terhingga, tetapi hanya menunjukkan bahwa cahaya
    mempunyai kecepatan yang sangat tinggi.
    Pada tahun 1676, sebuah percobaan awal untuk mengukur kecepatan cahaya dilakukan oleh Ole
    Christensen Rømer, seorang ahli fisika Denmark dan anggota grup astronomi dari French Royal
    Academy of Sciences. Dengan menggunakan teleskop, Ole Christensen Rømer mengamati
    gerakan planet Jupiter dan salah satu bulan satelitnya, bernama Io. Dengan menghitung
    pergeseran periode orbit Io, Rømer memperkirakan jarak tempuh cahaya pada
    diameter orbit bumi sekitar 22 menit. Jika pada saat itu Rømer mengetahui angka diameter orbit
    bumi, kalkulasi kecepatan cahaya yang dibuatnya akan mendapatkan angka 227×106meter/detik.
    Dengan data Rømer ini,Christiaan Huygens mendapatkan estimasi kecepatan cahaya pada
    sekitar220×106 meter/detik. Penemuan awal penemuan grup ini diumumkan olehGiovanni
    Domenico Cassini pada tahun1675, periode Io, bulan satelit planetJupiter dengan orbit
    terpendek, nampak lebih pendek pada saat Bumi bergerak mendekati Jupiter daripada pada saat
    menjauhinya. Rømer mengatakan hal ini terjadi karena cahaya bergerak pada kecepatan yang
    konstan. Pada bulan September 1676, berdasarkan asumsi ini, Rømer memperkirakan bahwa
    pada tanggal 9 November 1676, Io akan muncul dari bayang-bayang Jupiter 10 menit lebih
    lambat daripada kalkulasi berdasarkan rata-rata kecepatannya yang diamati pada bulan Agustus
    1676.. Setelah perkiraan Rømer terbukti, dia diundang oleh French Academy of Sciencesuntuk
    menjelaskan metode yang digunakan untuk hal tersebut. Diagram di samping adalah replika
    diagram yang digunakan Rømer dalam penjelasan tersebut.
    Pada tahun 1704, Isaac Newton juga menyatakan bahwa cahaya bergerak pada kecepatan yang
    konstan. Dalam bukunya berjudul Opticks, Newton menyatakan besaran kecepatan cahaya
    senilai 16,6 x diamater Bumi per detik (210.000 kilometer/detik).




Teori James Bradley                                       Diagram Hippolyte Fizeau




      6     
 
Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA 
 
    Pada tahun 1725, James Bradleymengatakan, cahaya bintang yang tiba di Bumi akan nampak
    seakan-akan berasal dari sudut yang kecil, dan dapat dikalkulasi dengan membandingkan
    kecepatan Bumi pada orbitnya dengan kecepatan cahaya. Kalkulasi kecepatan cahaya oleh
    Bradley adalah sekitar 298.000 kilometer/detik (186.000 mil/detik). Teori Bradley dikenal
    sebagai stellar aberration. Sinar cahaya yang datang bintang 1 membutuhkan waktu untuk
    mencapai bumi, dan pada saat sinar tersebut tiba, bumi telah bergeser pada orbitnya, sehingga
    seolah-olah kita melihat sinar cahaya tersebut datang dari bintang di lokasi 2.
    Pada tahun 1849, pengukuran kecepatan cahaya, yang lebih akurat, dilakukan di Eropa
    olehHippolyte Fizeau. Fizeau menggunakan roda sprocket yang berputar untuk meneruskan
    cahaya dari sumbernya ke sebuah cermin yang diletakkan sejauh beberapa kilometer. Pada
    kecepatan rotasi tertentu, cahaya sumber akan melalui sebuah kisi, menempuh jarak menuju
    cermin, memantul kembali dan tiba pada kisi berikutnya. Dengan mengetahui jarak cermin,
    jumlah kisi, kecepatan putar roda, Fizeau mendapatkan kalkulasi kecepatan cahaya
    pada 313×106meter/detik.
    Pada tahun 1862, Léon Foucault bereksperimen dengan penggunaan cermin rotasi dan
    mendapatkan angka 298×106 meter/detik.
    Albert Abraham Michelson melakukan percobaan-percobaan dari tahun 1877 hingga
    tahun 1926untuk menyempurnakan metode yang digunakan Foucault dengan penggunaan
    cermin rotasi untuk mengukur waktu yang dibutuhkan cahaya pada 2 x jarak tempuh antara
    Gunung Wilson dan Gunung San Antonio, di California. Hasil pengukuran menunjukkan
    299.796.000 meter/detik. Beliau wafat lima tahun kemudian pada tahun 1931.
    Pada tahun 1946, saat pengembangan cavity resonance wavemeter untuk penggunaan
    padaradar, Louis Essen dan A. C. Gordon-Smith menggunakan gelombang mikro dan
    teori elektromagnetik untuk menghitung kecepatan cahaya. Angka yang didapat
    adalah 299.792±3 kilometer/detik.
    Pada tahun 1950, Essen mengulangi pengukuran tersebut dan mendapatkan
    angka 299.792.5±1 kilometer/detik, yang menjadi acuan bagi 12th General Assembly of the
    Radio-Scientific Union pada tahun 1957.
       Angka yang paling akurat ditemukan di Cambridge pada pengukuran melalui kondensat
Bose-Einstein dengan elemen Rubidium. Tim pertama dipimpin oleh Dr. Lene Vestergaard
Hau dari Harvard University and the Rowland Institute for Science. Tim yang kedua dipimpin oleh
Dr. Ronald L. Walsworth, dan, Dr. Mikhail D. Lukin dari the Harvard-Smithsonian Center for
Astrophysics.
       Notasi kecepatan cahaya (c) mempunyai makna "konstan" atau tetap yang digunakan
sebagai notasi kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara, namun terdapat juga penggunaan
notasi c untuk kecepatan cahaya dalam medium material sedangkan c0 untuk kecepatan cahaya
dalam ruang hampa udara. Notasi subskrip ini dimaklumkan karena dalam literatur SI sebagai

      7     
 
Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA 
 
bentuk     standar   notasi   pada   suatu   konstanta,   ada   juga   berbentuk   seperti: konstanta
magnetik µ0, konstanta elektrik e0, impedansi ruang kamar Z0.
      Menurut Albert Einstein dalam teori relativitas, c adalah konstanta penting yang
menghubungkan ruang dan waktu dalam satu kesatuan struktur dimensi ruang waktu. Di
dalamnya, c mendefinisikan konversi antara materi dan energi E=mc2., dan batas tercepat waktu
tempuh materi dan energi tersebut. c juga merupakan kecepatan tempuh semua radiasi
elektromagnetik dalam       ruang   kamar      dan    diduga     juga     merupakan     kecepatan
gelombang gravitasi. Dalam teori ini, sering digunakan satuan natural units di mana c=1, sehingga
notasi c tidak lagi digunakan.


3. EFEK CAHAYA PADA TUBUH MANUSIA




      8      
 
Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA 
 




    9     
 
Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA 
 




    10     
 
Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA 
 




    11     
 

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (19)

rpp-radiasi-benda-hitam
rpp-radiasi-benda-hitamrpp-radiasi-benda-hitam
rpp-radiasi-benda-hitam
 
Stuktur atom
Stuktur atomStuktur atom
Stuktur atom
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
Fisika inti
Fisika intiFisika inti
Fisika inti
 
Pertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssPertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ss
 
Fisika inti dan radioaktivitas
Fisika  inti  dan  radioaktivitasFisika  inti  dan  radioaktivitas
Fisika inti dan radioaktivitas
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
 
Bab7
Bab7Bab7
Bab7
 
Sifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombangSifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombang
 
Radiasi benda hitam xii ipa 2
Radiasi benda hitam xii ipa 2Radiasi benda hitam xii ipa 2
Radiasi benda hitam xii ipa 2
 
Ringkasan fisika 12
Ringkasan fisika 12Ringkasan fisika 12
Ringkasan fisika 12
 
Bab iv-dualisme-gelombang-partikel
Bab iv-dualisme-gelombang-partikelBab iv-dualisme-gelombang-partikel
Bab iv-dualisme-gelombang-partikel
 
Radiasi benda hita (fisdas ii)
Radiasi benda hita (fisdas ii)Radiasi benda hita (fisdas ii)
Radiasi benda hita (fisdas ii)
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Dualisme Gelombang Partikel
Dualisme Gelombang PartikelDualisme Gelombang Partikel
Dualisme Gelombang Partikel
 
Makalah fisika inti
Makalah fisika intiMakalah fisika inti
Makalah fisika inti
 
Ir indo
Ir indoIr indo
Ir indo
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 

Similar a Cahaya - Fisioterapi

Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikLeoiska Messi
 
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).pptgelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).pptuptsdn104laba
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikDestina Destina
 
Buku Fisika kela X-bab 8
Buku Fisika kela X-bab 8Buku Fisika kela X-bab 8
Buku Fisika kela X-bab 8Arif Wicaksono
 
1. Gelombang Elektromagnetik.pptx
1. Gelombang Elektromagnetik.pptx1. Gelombang Elektromagnetik.pptx
1. Gelombang Elektromagnetik.pptxmukhtareffendi2
 
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang ElektromagnetikGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetiknurwani
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikIntan S
 
Gel Elektromagnetik
Gel ElektromagnetikGel Elektromagnetik
Gel Elektromagnetikguestda115d9
 
Aplikasi gelombang dalam sains dan teknologi 2
Aplikasi gelombang dalam sains dan teknologi 2Aplikasi gelombang dalam sains dan teknologi 2
Aplikasi gelombang dalam sains dan teknologi 2Shaifull Niell
 
Gelombang Cahaya
Gelombang CahayaGelombang Cahaya
Gelombang Cahayaprihase
 
Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1
Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1
Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1Faaris Shiddiiqy
 
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar xIrfan Rifa'i
 

Similar a Cahaya - Fisioterapi (20)

10. gem ok
10. gem ok10. gem ok
10. gem ok
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
 
Gel elektromagnetik
Gel elektromagnetikGel elektromagnetik
Gel elektromagnetik
 
09 bab 8
09 bab 809 bab 8
09 bab 8
 
kls x bab 8
kls x bab 8kls x bab 8
kls x bab 8
 
09 bab 8
09 bab 809 bab 8
09 bab 8
 
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).pptgelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
 
Buku Fisika kela X-bab 8
Buku Fisika kela X-bab 8Buku Fisika kela X-bab 8
Buku Fisika kela X-bab 8
 
1. Gelombang Elektromagnetik.pptx
1. Gelombang Elektromagnetik.pptx1. Gelombang Elektromagnetik.pptx
1. Gelombang Elektromagnetik.pptx
 
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang ElektromagnetikGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
 
tugas1
tugas1tugas1
tugas1
 
Gel Elektromagnetik
Gel ElektromagnetikGel Elektromagnetik
Gel Elektromagnetik
 
Gelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika smaGelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika sma
 
Aplikasi gelombang dalam sains dan teknologi 2
Aplikasi gelombang dalam sains dan teknologi 2Aplikasi gelombang dalam sains dan teknologi 2
Aplikasi gelombang dalam sains dan teknologi 2
 
Kimia dasar
Kimia dasarKimia dasar
Kimia dasar
 
Gelombang Cahaya
Gelombang CahayaGelombang Cahaya
Gelombang Cahaya
 
Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1
Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1
Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1
 
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x
 

Último

Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 

Último (20)

Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 

Cahaya - Fisioterapi

  • 1. Ra kur Zebua CAHAY ahmat Syuk a  YA    Nama N : Rahma Syukur Z at Zebua Mata Kulia : Fisika Dasar M ah D ENERGI CAHAYA, DAYA TEM MBUS, ABS SORBS DA EFEK PA AN ADA TUBU MANUS UH SIA 1. ENERGI CAHAYA I A Cahaya adalah e energi berbentuk gelomb bang elekromaagnetik yang g kasat k mata dengan panjang ge m n elombang seekitar 380–7 750 nm. Pad bidang f da fisika, cahay adalah ra ya adiasi elektromagn e netik, baik de engan panjan gelomban kasat mat maupun y ng ng ta yang tidak. Cahaya adalah p paket partike yang diseb foton. el but Kedu definisi di atas adal sifat yan ditunjukk cahaya secara bers ua d lah ng kan samaan sehiingga disebut "d d dualisme ggelombang-ppartikel". P Paket caha aya yang disebut speektrum kemuudian dipersepsika secara vi d an isual oleh in ndera pengli ihatan sebag warna. B gai Bidang studi cahaya dik i kenal dengan sebu d utanoptika, merupakan ar riset yan penting pa fisika mo m rea ng ada odern. Gelombang elektromag G gnetik dapat digambarka sebagai dua buah gelombang yang merambat an secara trans sversal pada dua buah bidang tega lurus yai medan m a ak itu magnetik da medan listrik. an Merambatny gelomba M ya ang magnet akan men ndorong gellombang lis strik, dan sebaliknya, saat merambat, g m gelombang listrik akan mendorong gelombang magnet. Di l iagram di at menunju tas ukkan gelombang c g cahaya yang merambat d kiri ke k g dari kanan denga medan list pada bid an trik dang vertikal dan medan magn pada bida horizont m net ang tal. 1   
  • 2. Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA    Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang mempelajari besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang gelombang, polarisasi dan fasa cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris sepertirefleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi,difraksi, dispersi, polarisasi. Masing-masing studi optika klasik ini disebut dengan optika geometris (en:geometrical optics) dan optika fisis(en:physical optics). Pada puncak optika klasik, cahaya didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik dan memicu serangkaian penemuan dan pemikiran, sejak tahun 1838 oleh Michael Faraday dengan penemuan sinar katoda, tahun 1859 dengan teori radiasi massa hitam oleh Gustav Kirchhoff, tahun 1877Ludwig Boltzmann mengatakan bahwa status energi sistem fisik dapat menjadi diskrit, teori kuantum sebagai model dari teori radiasi massa hitamoleh Max Planck pada tahun 1899 dengan hipotesa bahwa energi yang teradiasi dan terserap dapat terbagi menjadi jumlahan diskrit yang disebut elemen energi, E. Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat percobaan efek fotoelektrik, cahaya yang menyinari atom mengeksitasielektron untuk melejit keluar dari orbitnya. Pada pada tahun 1924 percobaan oleh Louis de Broglie menunjukkan elektron mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang, hingga tercetus teori dualitas partikel-gelombang. Albert Einstein kemudian pada tahun 1926 membuat postulatberdasarkan efek fotolistrik, bahwa cahaya tersusun dari kuanta yang disebut foton yang mempunyai sifat dualitas yang sama. Karya Albert Einstein dan Max Planck mendapatkan penghargaan Nobel masing-masing pada tahun 1921 dan 1918 dan menjadi dasar teori kuantum mekanik yang dikembangkan oleh banyak ilmuwan, termasuk Werner Heisenberg, Niels Bohr, Erwin Schrödinger, Max Born, John von Neumann, Paul Dirac, Wolfgang Pauli, David Hilbert, Roy J. Glauber dan lain-lain. Era ini kemudian disebut era optika modern dan cahaya didefinisikan sebagai dualisme gelombang transversal elektromagnetik dan aliranpartikel yang disebut foton. Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan ditemukannya sinar maser, dan sinar laser pada tahun 1960. Era optika modern tidak serta merta mengakhiri era optika klasik, tetapi memperkenalkan sifat-sifat cahaya yang lain yaitu difusi danhamburan. 2. KECEPATAN CAHAYA/DAYA TEMBUS CAHAYA Kecepatan cahaya merupakan sebuah konstanta yang disimbolkan dengan huruf c, singkatan dari celeritas (yang dirujuk dari dari bahasa Latin) yang berarti "kecepatan". Kecepatan cahaya dalam sebuah ruang hampa udara didefinisikan saat ini pada 299.792.458 meter per 2     
  • 3. Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA    detik (m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau 186.282.4 mil per detik (mil/s) atau 670.616.629,38 mil per jam (mil/h), yang ditetapkan pada tahun 1975 dengan toleransi kesalahan sebesar 4×10−9. Pada tahun 1983, satuan meter didefinisikan kembali dalam Sistem Satuan Internasional (SI) kemudian ditetapkan pada 17th Conférence Générale des Poids et Mesures sebagai ... the length of the path travelled by light in vacuum during a time interval of 1⁄299.792.458 of a second , sehingga nilai konstanta c dalam meter per detik sekarang tetap tepat dalam definisi meter, sebagai jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa pada1⁄299.792.458 detik. Tabel konversi untuk satuan kecepatan 1 c (konstanta kecepatan cahaya) adalah sama dengan 1 kecepatan cahaya (c) 107.925.284.880,00 sentimeter per jam (cm/h) 29.979.245.800,00 sentimeter per menit (cm/s) 1.798.754.748,00 sentimeter per detik (cm/m) 3.540.855.803.149,61 kaki per jam (foot/h) 59.014.263.385,83 kaki per menit (foot/m) 983.571.056,43 kaki per detik (foot/s) 1.079.252.848.800,00 meter per jam (m/h) 17.987.547.480,00 meter per menit (m/m) 299.792.458,00 meter per detik (m/s) 1.079.252.848,80 kilometer per jam (km/h) 17.987.547,48 kilometer per menit (km/m) 299.792,46 kilometer per detik (km/s) 582.749.918,36 knot (knot) 904.460,44 mach (laut) (mach (laut)) 1.016.085,80 mach (SI) (mach (SI)) 670.616.629,38 mil per jam (mil/h) 11.176.943,82 mil per menit (mil/m) 186.282,39 mil per detik (mil/s) 1.180.285.267.716,53 yard per jam (yard/h) 19.671.421,13 yard per menit (yard/m) 327.857.018,81 yard per detik (yard/s) Cahaya Matahari diperkirakan memerlukan waktu 8 menit untuk mencapai Bumi. 3     
  • 4. Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA    Kecepatan cahaya dalam beberapa unit satuan meter per detik 299,792,458 (exact) kilometer per detik ˜ 300,000 kilometer per jam ˜ 1,079,000,000 mil per detik ˜ 186,000 mil per jam ˜ 671,000,000 natural units 1 (exact and dimensionless) Perkiraan lama waktu yang diperlukan dari jarak tempuh cahaya: Satu kaki 1.0 nanodetik Satu meter 3.3 nanodetik Satu kilometer 3.3 mikrodetik Satu mil 5.4 mikrodetik Dari Bumi ke geostationary orbit 0.12 detik Mengelilingi khatulistiwa bumi 0.13 detik Dari Bumi ke Bulan 1.3 detik 4     
  • 5. Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA    Dari Bumi ke Matahari 8.3 menit Dari Bumi ke Alpha Centauri 4.4 tahun Menyebrangi Bima Sakti 100,000 tahun Observasi Rømer dengan mengamati gerakan planet Jupiter dan menghitung pergeseran periode orbit dari salah satu bulan satelitnya yang bernama Io, dan kemudian Rømer dapat memperkirakan jarak tempuh cahaya dari diameter orbit bumi KRONOLOGIS Beragam ilmuwan sepanjang sejarah telah mencoba untuk mengukur kecepatan cahaya. Pada tahun 1629, Isaac Beeckman melakukan pengamatan sinar flash yang dipantulkan oleh cermin dari jarak 1 mil (1,6 kilometer). Pada tahun 1638, Galileo Galilei berusaha untuk mengukur kecepatan cahaya dari waktu tunda antara sebuah cahaya lentera dengan persepsi dari jarak cukup jauh. 5     
  • 6. Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA    Pada tahun 1667, percobaan Galileo Galilei diteliti oleh Accademia del Cimento of Florence, dengan rentang 1 mil, tetapi tidak terdapat waktu tunda yang dapat diamati. Berdasarkan perhitungan modern, waktu tunda pada percobaan itu seharusnya adalah 11 mikrodetik. Dan Galileo Galilei mengatakan bahwa pengamatan itu tidak menunjukkan bahwa cahaya mempunyai kecepatan yang tidak terhingga, tetapi hanya menunjukkan bahwa cahaya mempunyai kecepatan yang sangat tinggi. Pada tahun 1676, sebuah percobaan awal untuk mengukur kecepatan cahaya dilakukan oleh Ole Christensen Rømer, seorang ahli fisika Denmark dan anggota grup astronomi dari French Royal Academy of Sciences. Dengan menggunakan teleskop, Ole Christensen Rømer mengamati gerakan planet Jupiter dan salah satu bulan satelitnya, bernama Io. Dengan menghitung pergeseran periode orbit Io, Rømer memperkirakan jarak tempuh cahaya pada diameter orbit bumi sekitar 22 menit. Jika pada saat itu Rømer mengetahui angka diameter orbit bumi, kalkulasi kecepatan cahaya yang dibuatnya akan mendapatkan angka 227×106meter/detik. Dengan data Rømer ini,Christiaan Huygens mendapatkan estimasi kecepatan cahaya pada sekitar220×106 meter/detik. Penemuan awal penemuan grup ini diumumkan olehGiovanni Domenico Cassini pada tahun1675, periode Io, bulan satelit planetJupiter dengan orbit terpendek, nampak lebih pendek pada saat Bumi bergerak mendekati Jupiter daripada pada saat menjauhinya. Rømer mengatakan hal ini terjadi karena cahaya bergerak pada kecepatan yang konstan. Pada bulan September 1676, berdasarkan asumsi ini, Rømer memperkirakan bahwa pada tanggal 9 November 1676, Io akan muncul dari bayang-bayang Jupiter 10 menit lebih lambat daripada kalkulasi berdasarkan rata-rata kecepatannya yang diamati pada bulan Agustus 1676.. Setelah perkiraan Rømer terbukti, dia diundang oleh French Academy of Sciencesuntuk menjelaskan metode yang digunakan untuk hal tersebut. Diagram di samping adalah replika diagram yang digunakan Rømer dalam penjelasan tersebut. Pada tahun 1704, Isaac Newton juga menyatakan bahwa cahaya bergerak pada kecepatan yang konstan. Dalam bukunya berjudul Opticks, Newton menyatakan besaran kecepatan cahaya senilai 16,6 x diamater Bumi per detik (210.000 kilometer/detik). Teori James Bradley Diagram Hippolyte Fizeau 6     
  • 7. Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA    Pada tahun 1725, James Bradleymengatakan, cahaya bintang yang tiba di Bumi akan nampak seakan-akan berasal dari sudut yang kecil, dan dapat dikalkulasi dengan membandingkan kecepatan Bumi pada orbitnya dengan kecepatan cahaya. Kalkulasi kecepatan cahaya oleh Bradley adalah sekitar 298.000 kilometer/detik (186.000 mil/detik). Teori Bradley dikenal sebagai stellar aberration. Sinar cahaya yang datang bintang 1 membutuhkan waktu untuk mencapai bumi, dan pada saat sinar tersebut tiba, bumi telah bergeser pada orbitnya, sehingga seolah-olah kita melihat sinar cahaya tersebut datang dari bintang di lokasi 2. Pada tahun 1849, pengukuran kecepatan cahaya, yang lebih akurat, dilakukan di Eropa olehHippolyte Fizeau. Fizeau menggunakan roda sprocket yang berputar untuk meneruskan cahaya dari sumbernya ke sebuah cermin yang diletakkan sejauh beberapa kilometer. Pada kecepatan rotasi tertentu, cahaya sumber akan melalui sebuah kisi, menempuh jarak menuju cermin, memantul kembali dan tiba pada kisi berikutnya. Dengan mengetahui jarak cermin, jumlah kisi, kecepatan putar roda, Fizeau mendapatkan kalkulasi kecepatan cahaya pada 313×106meter/detik. Pada tahun 1862, Léon Foucault bereksperimen dengan penggunaan cermin rotasi dan mendapatkan angka 298×106 meter/detik. Albert Abraham Michelson melakukan percobaan-percobaan dari tahun 1877 hingga tahun 1926untuk menyempurnakan metode yang digunakan Foucault dengan penggunaan cermin rotasi untuk mengukur waktu yang dibutuhkan cahaya pada 2 x jarak tempuh antara Gunung Wilson dan Gunung San Antonio, di California. Hasil pengukuran menunjukkan 299.796.000 meter/detik. Beliau wafat lima tahun kemudian pada tahun 1931. Pada tahun 1946, saat pengembangan cavity resonance wavemeter untuk penggunaan padaradar, Louis Essen dan A. C. Gordon-Smith menggunakan gelombang mikro dan teori elektromagnetik untuk menghitung kecepatan cahaya. Angka yang didapat adalah 299.792±3 kilometer/detik. Pada tahun 1950, Essen mengulangi pengukuran tersebut dan mendapatkan angka 299.792.5±1 kilometer/detik, yang menjadi acuan bagi 12th General Assembly of the Radio-Scientific Union pada tahun 1957. Angka yang paling akurat ditemukan di Cambridge pada pengukuran melalui kondensat Bose-Einstein dengan elemen Rubidium. Tim pertama dipimpin oleh Dr. Lene Vestergaard Hau dari Harvard University and the Rowland Institute for Science. Tim yang kedua dipimpin oleh Dr. Ronald L. Walsworth, dan, Dr. Mikhail D. Lukin dari the Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics. Notasi kecepatan cahaya (c) mempunyai makna "konstan" atau tetap yang digunakan sebagai notasi kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara, namun terdapat juga penggunaan notasi c untuk kecepatan cahaya dalam medium material sedangkan c0 untuk kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara. Notasi subskrip ini dimaklumkan karena dalam literatur SI sebagai 7     
  • 8. Rahmat Syukur Zebua  CAHAYA    bentuk standar notasi pada suatu konstanta, ada juga berbentuk seperti: konstanta magnetik µ0, konstanta elektrik e0, impedansi ruang kamar Z0. Menurut Albert Einstein dalam teori relativitas, c adalah konstanta penting yang menghubungkan ruang dan waktu dalam satu kesatuan struktur dimensi ruang waktu. Di dalamnya, c mendefinisikan konversi antara materi dan energi E=mc2., dan batas tercepat waktu tempuh materi dan energi tersebut. c juga merupakan kecepatan tempuh semua radiasi elektromagnetik dalam ruang kamar dan diduga juga merupakan kecepatan gelombang gravitasi. Dalam teori ini, sering digunakan satuan natural units di mana c=1, sehingga notasi c tidak lagi digunakan. 3. EFEK CAHAYA PADA TUBUH MANUSIA 8