SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 23
Descargar para leer sin conexión
- AndikaYuda
- Fildan Fathia
- M. Shalahudin
- Rahmat Hidayat
- Ican Afrizal
- Andra Saputra
Konstitusi ,
dan Rule of Law .
Created by BATA MERAH
Nama Kelompok
▪ A. Fildan Fathia 1217051001
▪ AndikaYuda 1217051005
▪ Andra Saputra 1217051006
▪ Ichan Afrizal 1217051031
▪ M. Shalahuddin Al Ayyubi 1217051039
▪ Rahmat Hidayat 1217051053
▪ 1. Pengertian dan Definisi Konstitusi
▪ 2. Hakikat dan Fungsi Konstitusi
▪ 3. Dinamika Pelaksanaan Konstitusi
▪ 4. Institusi dan Mekanisme Penyusunan
Konstitusi
▪ 5. Latar Belakang dan Pengertian Role of Law
▪ 6. Fungsi dan Dinamika Pelaksanaan Role of Law
▪ 7. Kajian Kasus untuk Konstitusi dan Rule of
Law.
▪ Banyak kasus yang menyadarkan kita untuk mempelajari kostitusi
dan rule of law atau penegakkan hukum, karena terkait dengan
aturan bagaimana kehidupan bermasyarakat dan bernegara diatur.
▪ Contohnya kasus`berhentinya Presiden Soeharto pada tahun 1998
dan digantikan oleh Wakil Presiden B.J Habibie. Ketentuan UUD
1945, sebelum menjabat presiden, maka calon presiden
mengucapkan sumpah dihadapan MPR. Namun demikian, pada tahun
1998, MPR tidak dapat bersidang sehingga sumpah presiden
dilakukan di Istana Presiden dihadapan Ketua Mahkamah Agung dan
disaksikan pimpinan DPR/MPR. Peristiwa tersebut tidak diatur
dalam UUD 1945.
▪ Belajar dari pengalaman tersebut, maka MPR periode 1999-2004
mengadakan amandemen Pasal 9 UUD 1945 yang semula berbunyi
“sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh
dihadapan MPR atau DPR” menjadi 2 ayat, dengan ayat tambahan
berbunyi “jika MPR atau DPR tidak dapat mengadakan sidang,
Presiden atau Wakil Presiden bersumpah menurut agama atau
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis, (constituer) yang
berarti membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud ialah
pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan aturan suatu
negara. Sedangkan istilah undang-undang dasar (UUD) merupakan
terjemahan dari istilah Belanda “Gronwet”. Perkataan wet diterjemahkan
kedalam bahasa indonesia ialah undang-undang dan grond berarti tanah
atau dasar.
Di negara-negara yang menggunakan bahasa inggris dipakai istilah
constitution yang bahasa indonesianya ialah konstitusi. Pengertian
konstitusi dalam praktik dapat diartikan lebih luas daripada pengertian
undang-undang dasar. Dalam ilmu politik, constitution merupakan suatu
yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimaan suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Dalam bahasa Latin, kata konstitusi merupakan gabungan dari dua
kata yaitu: cume dan statuere. Cume adalah sebuah proposisi yang
berarti “bersama-sama dengan…,” sedangkan statuere mempunyai arti
Para ahli hukum ada yang membedakan arti konstitusi dengan undang-
undang dasar dan ada juga yang menyamakan arti keduanya. Persamaan dan
perbedaannya adalah sebagai berikut:
a. L. J Van Apeldoorn membedakan konstitusi dengan UUD. Menurutnya
konstitusi adalah memuat peraturan tertulis dan peraturan tidak tertulis,
sedangkan undang-undang dasar (gronwet) adalah bagian tertulis dari
konstitusi.
b. Sri Sumantri menyamakan arti keduanya sesuai dengan praktik
ketatanegaraan di sebagian besar negara-negara dunia termasuk Indonesia.
c. E. C. S Wade mengartikan undang-undang dasar adalah naskah yang
memberikan rangka dan tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu
negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut. Apabila
negara dipandang sebagai kekuasaan atau organisasi kekuasaan, maka undang-
undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang
menetapkan bagaimana kekuasaan dibagi antara beberapa lembaga kenegaraan,
misalnya antara badan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Undang-undang
dasar menerapkan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini bekerja
Pada hakikatnya konsitusi (UUD) itu berisi tiga hal pokok yaitu:
a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia warga negaranya,
b. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat
fundamental,
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga
bersifat
fundamental.
Fungsi Konstitusi (UUD) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menjadi
memiliki arti dan makna yang sangat penting.Artinya bahwa konstitusi (UUD) menjadi “tali”pengikat
setiap warga negara dan lembaga negara dalam kehidupan negara. Dalam kerangka kehidupan negara,
konstitusi (UUD) secara umum memiliki fungsi sebagai:
a.Tata aturan dalam pendirian lembaga-lembaga yang permanent (lembaga suprastruktur dan
infrasruktur politik).
b.Tata aturan dalam hubungan negara dan warga negara serta dengan negara lain.
c. Sumber hukum dasar yang tertinggi.Artinya bahwa seluruh peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku harus mengacu pada konstitusi (UUD).
Dalam gerak pelaksanaannya, konstitusi (UUD 1945) banyak mengalami
perubahan mengikuti perubahan sistim politik Negara Indonesia.
Peristiwa perubahan ini berlangsung beberapa kali dalam periode waktu
tertentu. Perubahan tersebut secara sistematis dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. UUD 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)
Dalam kurun waktu diatas, pelaksanaan UUD tidak dapat dilaksanakan
dengan baik, karena bangsa indonesia sedang mengalami masa pancaroba.
Artinya dalam masa upaya membela dan mempertahankan kemerdekaan yang
baru diproklamasikan, sedangakan pihak colonial Belanda masih ingin
menjajah kembali negara indonesia.
2. Konsitusi RIS (27 Desember 1949-17 Agustus 1950)
Rancangan konsitusi ini disepakati bersama di Negara Belanda antara
wakil-wakil pemerintah Republik Indonesia dengan wakil-wakil pemerintah
Negara BFO (Bijeenkomst Voor Federaal Overleg) yaitu negara-negara
buatan Belanda di luar Negara Republik Indonesia. Peristiwa ini terjadi
3. UUDS (15 Agustus 1950-05 Juli 1959)
Undang-undang Dasar Sementrara 1950 ini merupakan UUD yang ketiga bagi Indonesia. Menurut
UUDS ini, sistim pemerintahan yang dianut adalah sistim pemerintahan parlementer dan bukan sistim
kabinet presidensiil lagi seperti pada UUD 1945. Menurut sistim pemerintahan parlementer yang
tertuang dalam UUDS ini, presiden dan wakil presiden adalah sekedar presiden dan wakil presiden
konstitusional dan “tidak dapat diganggu gugat.”Yang betanggung jawab adalah para menteri kepada
parlemen (DPR). UUDS ini berpijak pada pemikiran liberal yang mengutamakan kebebasan individu.
Sedangkan UUD 1945, berpijak pada landasan demokrasi pancasila yang berintikan sila Pancasila.
4. UUD 1945 (5 Juli 1959-1966)
Dalam kurun waktu 1959-1999, penyelengaraan pemerintahan negara terklasifikasi dalam dua kurun
waktu, yaitu kurun waktu 1959-1966 yang dikenal dengan istilah Orde Lama (ORLA) dan kurun waktu
1966-1999 dikenal dengan istilah Orde Baru (ORBA). Pada periode pertama, pemerintahan negara
dipimpin oleh Presiden Soekarno dan periode kedua dibawah pimpinan Presiden Soeharto.
5. UUD 1945 Amandemen Pertama
Dalam penerapan konstitusi (UUD 1945) yang telah diamandemen,
sistim pemerintahan negara mengalami perubahan yang sangat signifikan
dengan penerapan sistim pemerintahan pada konstitusi pra-amandemen.
Inti penerapan sistim pemerintahan pasca amandemen konstitusi
(UUD 1945) antara lain:
a. Perubahan ideologi politik dari sosialis demokrat (ORBA) menjadi
liberal yang berintikan demokrasi dan kebebasan individu serta pasar
bebas.
b. Penyelenggaraan otonomi daerah kepada Pemda Tingkat I dan II
(Kabupaten/Kota).
c. Pelaksanaan pemilu langsung presiden dan wakil presiden.
d. Pelaksanaan kebebasan pers yang bertanggung jawab.
e. Perubahan undang-undang politik yang berintikan pemilu langsung dan
sistim multipartai.
f. Pelaksanaan amandemen konstitusi yang berintikan perubahan sturktur
ketatanegaraan Indonesia yang ditandai dengan ditetapkannya konstitusi
1. Institusi Legislasi
Institusi (lembaga) yang bertugas untuk membuat konstitusi dan
peraturan perundang-undangan yang ada dibawahnya adalah meliputi dua
institusi, yaitu: Badan Legislatif (DPR) dan Badan Eksekutif (presiden).
Kedua institusi ini bertugas untuk membuat undang-undang, sedang tingkat
I dan II yang bertugas adalah masing-masing gubernur bersama DPRD
tingkat I dan bupati/walikota bersama DPRD tingkat II. Institusi lain
diluar kedua institusi diatas, baik yang bersifat infrastruktur maupun
suprastruktur politik memiliki tugas memberi dukungan sesuai dengan
peran kompetensinya. Bentuk produk peraturan perundang-undangan yang
dihasilkan oleh institusi diatas adalah berupa UUD, UU, PERPU dan PP
PERDA.
2. Mekanisme dan Pembuatan Amandemen Konstitusi, UU, PERPU, PP dan PERDA.
Proses pembuatan peraturan perundang-undangan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Amandemen Konstitusi (UUD 1945)
b. Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD 1945)
LATAR BELAKANG…
Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke-
19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Ia
lahir sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran
palemen dalam penyelenggaraan Negara dan sebagai reaksi terhadap
negara absolut yang berkembang sebelumnya. Rule of law merupakan
konsep tentang common law di mana segenap lapisan masyarakat dan
negara beserta seluruh kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi
hukum yang dibangun di atas prinsip keadilan dan egalitarian. Rule of
law adalah rule by the law dan bukan rule by the man. Ia lahir dengan
mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum gereja, ningrat dan
kerajaan, menggeser negara kerajaan dan memunculkan negara konstitusi
yang pada gilirannya melahirkan doktrin rule of law.
PENGERTIAN…
Berdasarkan pengertiannya, Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi 2 (dua) yaitu;
pengertian secara formal (in formal sense) dan pengertian secara hakiki/materiil (ideological sense).
Secara formal, rule of law diartikan sebagai kekuasaan umum yang teroganisasi (organized public
Ada tidaknya penegakan hukum, tidak hanya cukup ditentukan oleh adanya
hukum saja, akan tetapi lebih dari itu, ada tidaknya penegakan hukum
ditentukan oleh ada tidaknya keadilan yang dapat dinikmati setiap anggota masyarakat.
Rule of Law tidak hanya memiliki sistim peradilan yang sempurna diatas kertas saja, akan
tetapi ada tidaknya rule of law di dalam suatu negara ditentukan oleh “kenyataan,” apakah rakyatnya
benar-benar dapat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan yang adil, baik dari sesama warga
negara maupun dari pemerintah, sehingga inti dari rule of law merupakan adanya jaminan keadilan
yang dirasakan oleh masyarakat/bangsa. Rule of law merupakan suatu legisme sehingga
mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistim peraturan dan
prosedur yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal dan otonom.
Fungsi rule of law pada hakikatnya merupakan adanya jaminan secara
formal terhadap rasa “keadilan” bagi rakyat Indonesia. Prinsip-
prinsip diatas merupakan dasar hukum pengambilalihan kebijakan bagi
penyelenggara negara/pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun
daerah.
Pelaksanaan the rule of law mengandung keinginan untuk terciptanya negara hukum, yang
membawa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Penegakkan rule of law harus diartikan secara
hirarki (materiil), yaitu dalam arti “pelaksanaan dari just law.” Prinsip-prinsip rule of law secara hirarki
sangat erat kaitannya dengan “the enforcement of the rules of law”dalam penyelenggaraan
pemerintahan terutama dalam hal penegakan hukum dan implementasi prinsip-prinsip rule of law.
Berdasarkan pengalaman berbagai negara dan hasil kajian menunjukkan bahwa
keberhasilan “the enforcement of the rules of law” tergantung kepada kepribadian nasional masing-
masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982). Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa rule of law
merupakan insitusi sosial yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar budaya
yang khas pula. Rule of law ini juga merupakan legisme, suatu aliran pemikiran hukum yang di
dalamnya terkandung wawasan sosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat dan
negara, yang dengan demikian memuat nilai-nilai tertentu yang memiliki struktur sosiologisnya
otonom. Secara kuantitiatif, peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan rule of law telah banyak dihasilkan di negara kita,
namun implementasi/penegakkannya belum mencapai mencapai hasil yang
optimal, sehingga rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule
of law belum dirasakan sebagian besar masyarakat.
Hal-hal yang mengemuka untuk dipertanyakan antara lain;
bagaimana komitmen pemerintah untk melaksakan prinsip-prinsip
rule of law. Proses penegakkan hukum di Indonesia dilakukan oleh
lembaga penegak yang terdiri dari;
1. Kepolisian.
2. Kejaksaan.
3. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
4. Badan Peradilan
a. Mahkamah Agung
b. Mahkamah Konstitusi
c. Pengadilan Negeri
d. PengdilanTinggi
Sesi Pertanyaan
1. Pertanyaan dari : Esti Putri Cindona
Siapakah propokator/pencetus pengganti
konstitusi NKRI ?
Jawabannya :
Konstitusi yang berlaku di NKRI adalah UUD
1945 yang ditetapkan PPKI tanggal 18 Agustus
1945, diberlakukan kembali melalui Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 , dikukuhkan secara
aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh DPR
dan yang telah mengalami 4 kali perubahan
(amandemen) menurut putusan MPR tahun 1999,
2. Pertanyaan dari : Ayu Takiya
Siapakah yang berhak mengganti konstitusi yang
berlaku ? Apakah konstitusi masih bisa berubah ?
Jawab :
Pada hakikatnya, Kebijakan Publik tidak bisa
dibentuk oleh siapa saja atau lembaga apa saja,
melainkan Kebijakan Publik hanya bisa dibentuk oleh
orang atau lembaga yang menurut Undang-Undang
berhak untuk membuat peraturan yang berlaku untuk
umum.
Menurut kami, konstitusi dapat saja berubah itu
semua bergantun g kepada kebijakan-kebijakan publik
yang telah disepakati oleh lembaga-lembaga negara
yang menurut Undang-Undang berhak untuk
menggantinya.
3. Pertanyaan dari : Claudia Cindy Owen
Mengapa konstitusi yang semula UUD 1945 kemudian
mengalami berbagai perubahan tetapi kemudian kembali
lagi ke UUD 1945 dna kemudian di amandemen ?
Jawabannya :
Menurut kami setiap negara memiliki kebutuhannya
masing-masing pada waktu tertentu. Begitu pula NKRI,
NKRI mengalami perubahan konstitusi sesuai dengan
persetujuan yang dicapai. Dengan menerapkan
konstitusi yang baru diharapkan mampu membawa
perubahan ke arah yang positif. Sehingga kemudian
NKRI mengalami perganti konstitusi seiring dengan
berjalannya waktu.
Dalam penerapan konstitusi (UUD 1945) yang telah
diamandemen, sistim pemerintahan negara mengalami
perubahan yang sangat signifikan dengan penerapan
sistim pemerintahan pada konstitusi pra-amandemen.
Inti penerapan sistim pemerintahan pasca amandemen konstitusi (UUD
1945) antara lain:
a. Perubahan ideologi politik dari sosialis demokrat (ORBA) menjadi
liberal yang berintikan demokrasi dan kebebasan individu serta
pasar bebas.
b. Penyelenggaraan otonomi daerah kepada Pemda Tingkat I dan II
(Kabupaten/Kota).
c. Pelaksanaan pemilu langsung presiden dan wakil presiden.
d. Pelaksanaan kebebasan pers yang bertanggung jawab.
e. Perubahan undang-undang politik yang berintikan pemilu langsung
dan sistim multipartai.
f. Pelaksanaan amandemen konstitusi yang berintikan perubahan
sturktur ketatanegaraan Indonesia yang ditandai dengan
ditetapkannya konstitusi sebagai lembaga tertinggi negara
dan lain-lain.
©2013

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undangan
Nailuredha Hermanto
 
Sejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesia
Sejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesiaSejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesia
Sejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesia
Akuun Pribadi
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
rusdiman1
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraan
Warnet Raha
 
5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan ham5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan ham
Mardiah Ahmad
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
Puspa Bunga
 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Rizza Magfira
 

La actualidad más candente (20)

Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undangan
 
Pkn bab 2 ppt
Pkn bab 2 pptPkn bab 2 ppt
Pkn bab 2 ppt
 
Sistem hukum dunia
Sistem hukum duniaSistem hukum dunia
Sistem hukum dunia
 
Sejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesia
Sejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesiaSejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesia
Sejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesia
 
Sistem konstitusi
Sistem konstitusiSistem konstitusi
Sistem konstitusi
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan IndonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
 
Objek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata NegaraObjek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata Negara
 
PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM TERTINGGI
PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM TERTINGGIPEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM TERTINGGI
PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM TERTINGGI
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Konstitusi negara indonesia
Konstitusi negara indonesiaKonstitusi negara indonesia
Konstitusi negara indonesia
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraan
 
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara   Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Hak, Kewajiban dan Perilaku Konstitusional sebagai Warga Negara Indonesia
Hak, Kewajiban dan Perilaku Konstitusional sebagai Warga Negara IndonesiaHak, Kewajiban dan Perilaku Konstitusional sebagai Warga Negara Indonesia
Hak, Kewajiban dan Perilaku Konstitusional sebagai Warga Negara Indonesia
 
5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan ham5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan ham
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
BAB 2 Norma dan Keadilan di Masyarakat
BAB 2 Norma dan Keadilan di MasyarakatBAB 2 Norma dan Keadilan di Masyarakat
BAB 2 Norma dan Keadilan di Masyarakat
 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 

Similar a Rule of Law

Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
sunnysidemochi
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Iko Ishva
 

Similar a Rule of Law (20)

Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
 
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
 
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Sistem konstitusi & dinamika pelaksanaan uud 1945
Sistem konstitusi & dinamika pelaksanaan uud 1945Sistem konstitusi & dinamika pelaksanaan uud 1945
Sistem konstitusi & dinamika pelaksanaan uud 1945
 
(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
 
Pengertian konstitusi
Pengertian konstitusiPengertian konstitusi
Pengertian konstitusi
 
Htn
HtnHtn
Htn
 
TEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUM
TEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUMTEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUM
TEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUM
 
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
 
Konstitusi Kewarganegaraan
Konstitusi KewarganegaraanKonstitusi Kewarganegaraan
Konstitusi Kewarganegaraan
 
Hub dasar negara dan konstitusi
Hub dasar negara dan konstitusiHub dasar negara dan konstitusi
Hub dasar negara dan konstitusi
 
versi panjang.pptx
versi panjang.pptxversi panjang.pptx
versi panjang.pptx
 
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Di Indonesia Eric
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Di Indonesia EricPelaksanaan Sistem Pemerintahan Di Indonesia Eric
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Di Indonesia Eric
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945
 
TUGAS PPKN KELOMPOK 2 TERBARU.pptx
TUGAS PPKN KELOMPOK 2 TERBARU.pptxTUGAS PPKN KELOMPOK 2 TERBARU.pptx
TUGAS PPKN KELOMPOK 2 TERBARU.pptx
 
KULIAH 15.ppt
KULIAH 15.pptKULIAH 15.ppt
KULIAH 15.ppt
 
DOC-20230403-WA0010..pptx
DOC-20230403-WA0010..pptxDOC-20230403-WA0010..pptx
DOC-20230403-WA0010..pptx
 

Más de Rayvicky Asmarayandhie (14)

Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Politik Strategi Pembangunan Nasional
Politik Strategi Pembangunan NasionalPolitik Strategi Pembangunan Nasional
Politik Strategi Pembangunan Nasional
 
Good government (kel 10)
Good government (kel 10)Good government (kel 10)
Good government (kel 10)
 
Kelompok kwn 9
Kelompok kwn 9Kelompok kwn 9
Kelompok kwn 9
 
Geostrategi indonesia (kel 8)
Geostrategi indonesia (kel 8)Geostrategi indonesia (kel 8)
Geostrategi indonesia (kel 8)
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusia
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusia
 
Demokrasi indonesia
Demokrasi indonesiaDemokrasi indonesia
Demokrasi indonesia
 
Hak & kewajiban warga negara
Hak & kewajiban warga negaraHak & kewajiban warga negara
Hak & kewajiban warga negara
 
Hak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negaraHak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negara
 
Demokrasi indonesia
Demokrasi indonesiaDemokrasi indonesia
Demokrasi indonesia
 
Identitas nasional (kel 1)
Identitas nasional (kel 1)Identitas nasional (kel 1)
Identitas nasional (kel 1)
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 

Último

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Último (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 

Rule of Law

  • 1. - AndikaYuda - Fildan Fathia - M. Shalahudin - Rahmat Hidayat - Ican Afrizal - Andra Saputra
  • 2. Konstitusi , dan Rule of Law . Created by BATA MERAH
  • 3. Nama Kelompok ▪ A. Fildan Fathia 1217051001 ▪ AndikaYuda 1217051005 ▪ Andra Saputra 1217051006 ▪ Ichan Afrizal 1217051031 ▪ M. Shalahuddin Al Ayyubi 1217051039 ▪ Rahmat Hidayat 1217051053
  • 4. ▪ 1. Pengertian dan Definisi Konstitusi ▪ 2. Hakikat dan Fungsi Konstitusi ▪ 3. Dinamika Pelaksanaan Konstitusi ▪ 4. Institusi dan Mekanisme Penyusunan Konstitusi ▪ 5. Latar Belakang dan Pengertian Role of Law ▪ 6. Fungsi dan Dinamika Pelaksanaan Role of Law ▪ 7. Kajian Kasus untuk Konstitusi dan Rule of Law.
  • 5. ▪ Banyak kasus yang menyadarkan kita untuk mempelajari kostitusi dan rule of law atau penegakkan hukum, karena terkait dengan aturan bagaimana kehidupan bermasyarakat dan bernegara diatur. ▪ Contohnya kasus`berhentinya Presiden Soeharto pada tahun 1998 dan digantikan oleh Wakil Presiden B.J Habibie. Ketentuan UUD 1945, sebelum menjabat presiden, maka calon presiden mengucapkan sumpah dihadapan MPR. Namun demikian, pada tahun 1998, MPR tidak dapat bersidang sehingga sumpah presiden dilakukan di Istana Presiden dihadapan Ketua Mahkamah Agung dan disaksikan pimpinan DPR/MPR. Peristiwa tersebut tidak diatur dalam UUD 1945. ▪ Belajar dari pengalaman tersebut, maka MPR periode 1999-2004 mengadakan amandemen Pasal 9 UUD 1945 yang semula berbunyi “sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan MPR atau DPR” menjadi 2 ayat, dengan ayat tambahan berbunyi “jika MPR atau DPR tidak dapat mengadakan sidang, Presiden atau Wakil Presiden bersumpah menurut agama atau
  • 6. Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis, (constituer) yang berarti membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud ialah pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan aturan suatu negara. Sedangkan istilah undang-undang dasar (UUD) merupakan terjemahan dari istilah Belanda “Gronwet”. Perkataan wet diterjemahkan kedalam bahasa indonesia ialah undang-undang dan grond berarti tanah atau dasar. Di negara-negara yang menggunakan bahasa inggris dipakai istilah constitution yang bahasa indonesianya ialah konstitusi. Pengertian konstitusi dalam praktik dapat diartikan lebih luas daripada pengertian undang-undang dasar. Dalam ilmu politik, constitution merupakan suatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimaan suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Dalam bahasa Latin, kata konstitusi merupakan gabungan dari dua kata yaitu: cume dan statuere. Cume adalah sebuah proposisi yang berarti “bersama-sama dengan…,” sedangkan statuere mempunyai arti
  • 7. Para ahli hukum ada yang membedakan arti konstitusi dengan undang- undang dasar dan ada juga yang menyamakan arti keduanya. Persamaan dan perbedaannya adalah sebagai berikut: a. L. J Van Apeldoorn membedakan konstitusi dengan UUD. Menurutnya konstitusi adalah memuat peraturan tertulis dan peraturan tidak tertulis, sedangkan undang-undang dasar (gronwet) adalah bagian tertulis dari konstitusi. b. Sri Sumantri menyamakan arti keduanya sesuai dengan praktik ketatanegaraan di sebagian besar negara-negara dunia termasuk Indonesia. c. E. C. S Wade mengartikan undang-undang dasar adalah naskah yang memberikan rangka dan tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut. Apabila negara dipandang sebagai kekuasaan atau organisasi kekuasaan, maka undang- undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan dibagi antara beberapa lembaga kenegaraan, misalnya antara badan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Undang-undang dasar menerapkan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini bekerja
  • 8. Pada hakikatnya konsitusi (UUD) itu berisi tiga hal pokok yaitu: a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia warga negaranya, b. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental, c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental. Fungsi Konstitusi (UUD) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menjadi memiliki arti dan makna yang sangat penting.Artinya bahwa konstitusi (UUD) menjadi “tali”pengikat setiap warga negara dan lembaga negara dalam kehidupan negara. Dalam kerangka kehidupan negara, konstitusi (UUD) secara umum memiliki fungsi sebagai: a.Tata aturan dalam pendirian lembaga-lembaga yang permanent (lembaga suprastruktur dan infrasruktur politik). b.Tata aturan dalam hubungan negara dan warga negara serta dengan negara lain. c. Sumber hukum dasar yang tertinggi.Artinya bahwa seluruh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku harus mengacu pada konstitusi (UUD).
  • 9. Dalam gerak pelaksanaannya, konstitusi (UUD 1945) banyak mengalami perubahan mengikuti perubahan sistim politik Negara Indonesia. Peristiwa perubahan ini berlangsung beberapa kali dalam periode waktu tertentu. Perubahan tersebut secara sistematis dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. UUD 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949) Dalam kurun waktu diatas, pelaksanaan UUD tidak dapat dilaksanakan dengan baik, karena bangsa indonesia sedang mengalami masa pancaroba. Artinya dalam masa upaya membela dan mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamasikan, sedangakan pihak colonial Belanda masih ingin menjajah kembali negara indonesia. 2. Konsitusi RIS (27 Desember 1949-17 Agustus 1950) Rancangan konsitusi ini disepakati bersama di Negara Belanda antara wakil-wakil pemerintah Republik Indonesia dengan wakil-wakil pemerintah Negara BFO (Bijeenkomst Voor Federaal Overleg) yaitu negara-negara buatan Belanda di luar Negara Republik Indonesia. Peristiwa ini terjadi
  • 10. 3. UUDS (15 Agustus 1950-05 Juli 1959) Undang-undang Dasar Sementrara 1950 ini merupakan UUD yang ketiga bagi Indonesia. Menurut UUDS ini, sistim pemerintahan yang dianut adalah sistim pemerintahan parlementer dan bukan sistim kabinet presidensiil lagi seperti pada UUD 1945. Menurut sistim pemerintahan parlementer yang tertuang dalam UUDS ini, presiden dan wakil presiden adalah sekedar presiden dan wakil presiden konstitusional dan “tidak dapat diganggu gugat.”Yang betanggung jawab adalah para menteri kepada parlemen (DPR). UUDS ini berpijak pada pemikiran liberal yang mengutamakan kebebasan individu. Sedangkan UUD 1945, berpijak pada landasan demokrasi pancasila yang berintikan sila Pancasila. 4. UUD 1945 (5 Juli 1959-1966) Dalam kurun waktu 1959-1999, penyelengaraan pemerintahan negara terklasifikasi dalam dua kurun waktu, yaitu kurun waktu 1959-1966 yang dikenal dengan istilah Orde Lama (ORLA) dan kurun waktu 1966-1999 dikenal dengan istilah Orde Baru (ORBA). Pada periode pertama, pemerintahan negara dipimpin oleh Presiden Soekarno dan periode kedua dibawah pimpinan Presiden Soeharto.
  • 11. 5. UUD 1945 Amandemen Pertama Dalam penerapan konstitusi (UUD 1945) yang telah diamandemen, sistim pemerintahan negara mengalami perubahan yang sangat signifikan dengan penerapan sistim pemerintahan pada konstitusi pra-amandemen. Inti penerapan sistim pemerintahan pasca amandemen konstitusi (UUD 1945) antara lain: a. Perubahan ideologi politik dari sosialis demokrat (ORBA) menjadi liberal yang berintikan demokrasi dan kebebasan individu serta pasar bebas. b. Penyelenggaraan otonomi daerah kepada Pemda Tingkat I dan II (Kabupaten/Kota). c. Pelaksanaan pemilu langsung presiden dan wakil presiden. d. Pelaksanaan kebebasan pers yang bertanggung jawab. e. Perubahan undang-undang politik yang berintikan pemilu langsung dan sistim multipartai. f. Pelaksanaan amandemen konstitusi yang berintikan perubahan sturktur ketatanegaraan Indonesia yang ditandai dengan ditetapkannya konstitusi
  • 12. 1. Institusi Legislasi Institusi (lembaga) yang bertugas untuk membuat konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang ada dibawahnya adalah meliputi dua institusi, yaitu: Badan Legislatif (DPR) dan Badan Eksekutif (presiden). Kedua institusi ini bertugas untuk membuat undang-undang, sedang tingkat I dan II yang bertugas adalah masing-masing gubernur bersama DPRD tingkat I dan bupati/walikota bersama DPRD tingkat II. Institusi lain diluar kedua institusi diatas, baik yang bersifat infrastruktur maupun suprastruktur politik memiliki tugas memberi dukungan sesuai dengan peran kompetensinya. Bentuk produk peraturan perundang-undangan yang dihasilkan oleh institusi diatas adalah berupa UUD, UU, PERPU dan PP PERDA. 2. Mekanisme dan Pembuatan Amandemen Konstitusi, UU, PERPU, PP dan PERDA. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Amandemen Konstitusi (UUD 1945) b. Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD 1945)
  • 13. LATAR BELAKANG… Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke- 19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Ia lahir sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran palemen dalam penyelenggaraan Negara dan sebagai reaksi terhadap negara absolut yang berkembang sebelumnya. Rule of law merupakan konsep tentang common law di mana segenap lapisan masyarakat dan negara beserta seluruh kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun di atas prinsip keadilan dan egalitarian. Rule of law adalah rule by the law dan bukan rule by the man. Ia lahir dengan mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum gereja, ningrat dan kerajaan, menggeser negara kerajaan dan memunculkan negara konstitusi yang pada gilirannya melahirkan doktrin rule of law. PENGERTIAN… Berdasarkan pengertiannya, Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi 2 (dua) yaitu; pengertian secara formal (in formal sense) dan pengertian secara hakiki/materiil (ideological sense). Secara formal, rule of law diartikan sebagai kekuasaan umum yang teroganisasi (organized public
  • 14. Ada tidaknya penegakan hukum, tidak hanya cukup ditentukan oleh adanya hukum saja, akan tetapi lebih dari itu, ada tidaknya penegakan hukum ditentukan oleh ada tidaknya keadilan yang dapat dinikmati setiap anggota masyarakat. Rule of Law tidak hanya memiliki sistim peradilan yang sempurna diatas kertas saja, akan tetapi ada tidaknya rule of law di dalam suatu negara ditentukan oleh “kenyataan,” apakah rakyatnya benar-benar dapat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan yang adil, baik dari sesama warga negara maupun dari pemerintah, sehingga inti dari rule of law merupakan adanya jaminan keadilan yang dirasakan oleh masyarakat/bangsa. Rule of law merupakan suatu legisme sehingga mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistim peraturan dan prosedur yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal dan otonom.
  • 15. Fungsi rule of law pada hakikatnya merupakan adanya jaminan secara formal terhadap rasa “keadilan” bagi rakyat Indonesia. Prinsip- prinsip diatas merupakan dasar hukum pengambilalihan kebijakan bagi penyelenggara negara/pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Pelaksanaan the rule of law mengandung keinginan untuk terciptanya negara hukum, yang membawa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Penegakkan rule of law harus diartikan secara hirarki (materiil), yaitu dalam arti “pelaksanaan dari just law.” Prinsip-prinsip rule of law secara hirarki sangat erat kaitannya dengan “the enforcement of the rules of law”dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam hal penegakan hukum dan implementasi prinsip-prinsip rule of law. Berdasarkan pengalaman berbagai negara dan hasil kajian menunjukkan bahwa keberhasilan “the enforcement of the rules of law” tergantung kepada kepribadian nasional masing- masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982). Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa rule of law merupakan insitusi sosial yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar budaya yang khas pula. Rule of law ini juga merupakan legisme, suatu aliran pemikiran hukum yang di dalamnya terkandung wawasan sosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat dan negara, yang dengan demikian memuat nilai-nilai tertentu yang memiliki struktur sosiologisnya
  • 16. otonom. Secara kuantitiatif, peraturan perundang-undangan yang terkait dengan rule of law telah banyak dihasilkan di negara kita, namun implementasi/penegakkannya belum mencapai mencapai hasil yang optimal, sehingga rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule of law belum dirasakan sebagian besar masyarakat.
  • 17. Hal-hal yang mengemuka untuk dipertanyakan antara lain; bagaimana komitmen pemerintah untk melaksakan prinsip-prinsip rule of law. Proses penegakkan hukum di Indonesia dilakukan oleh lembaga penegak yang terdiri dari; 1. Kepolisian. 2. Kejaksaan. 3. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 4. Badan Peradilan a. Mahkamah Agung b. Mahkamah Konstitusi c. Pengadilan Negeri d. PengdilanTinggi
  • 18.
  • 19. Sesi Pertanyaan 1. Pertanyaan dari : Esti Putri Cindona Siapakah propokator/pencetus pengganti konstitusi NKRI ? Jawabannya : Konstitusi yang berlaku di NKRI adalah UUD 1945 yang ditetapkan PPKI tanggal 18 Agustus 1945, diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959 , dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh DPR dan yang telah mengalami 4 kali perubahan (amandemen) menurut putusan MPR tahun 1999,
  • 20. 2. Pertanyaan dari : Ayu Takiya Siapakah yang berhak mengganti konstitusi yang berlaku ? Apakah konstitusi masih bisa berubah ? Jawab : Pada hakikatnya, Kebijakan Publik tidak bisa dibentuk oleh siapa saja atau lembaga apa saja, melainkan Kebijakan Publik hanya bisa dibentuk oleh orang atau lembaga yang menurut Undang-Undang berhak untuk membuat peraturan yang berlaku untuk umum. Menurut kami, konstitusi dapat saja berubah itu semua bergantun g kepada kebijakan-kebijakan publik yang telah disepakati oleh lembaga-lembaga negara yang menurut Undang-Undang berhak untuk menggantinya.
  • 21. 3. Pertanyaan dari : Claudia Cindy Owen Mengapa konstitusi yang semula UUD 1945 kemudian mengalami berbagai perubahan tetapi kemudian kembali lagi ke UUD 1945 dna kemudian di amandemen ? Jawabannya : Menurut kami setiap negara memiliki kebutuhannya masing-masing pada waktu tertentu. Begitu pula NKRI, NKRI mengalami perubahan konstitusi sesuai dengan persetujuan yang dicapai. Dengan menerapkan konstitusi yang baru diharapkan mampu membawa perubahan ke arah yang positif. Sehingga kemudian NKRI mengalami perganti konstitusi seiring dengan berjalannya waktu. Dalam penerapan konstitusi (UUD 1945) yang telah diamandemen, sistim pemerintahan negara mengalami perubahan yang sangat signifikan dengan penerapan sistim pemerintahan pada konstitusi pra-amandemen.
  • 22. Inti penerapan sistim pemerintahan pasca amandemen konstitusi (UUD 1945) antara lain: a. Perubahan ideologi politik dari sosialis demokrat (ORBA) menjadi liberal yang berintikan demokrasi dan kebebasan individu serta pasar bebas. b. Penyelenggaraan otonomi daerah kepada Pemda Tingkat I dan II (Kabupaten/Kota). c. Pelaksanaan pemilu langsung presiden dan wakil presiden. d. Pelaksanaan kebebasan pers yang bertanggung jawab. e. Perubahan undang-undang politik yang berintikan pemilu langsung dan sistim multipartai. f. Pelaksanaan amandemen konstitusi yang berintikan perubahan sturktur ketatanegaraan Indonesia yang ditandai dengan ditetapkannya konstitusi sebagai lembaga tertinggi negara dan lain-lain.