1. Katak Hendak Jadi Lembu (Noor Sutan Iskandar)
Pengarang : Noor Sutan Iskandar
Penerbit : Dinas Penerbitan Balai Pustaka Jakarta – 1958
Tebal : 178 halaman
Pelaku utama : Suria
Sinopsis
Zakaria adalah seorang haji kaya raya. Ia mempunyai anak tunggal
bernama Suria. Sejak kecil Suria hidup berkecukupan dan selalu
dimanjakan ayahnya. Dengan didikan yang sepeti itu, ia justu menjais eoang
anak yang ponah dan sombon. Bahkan sifat dan tabiatnya yang buruk itu
tebawa sampai masa akhir hayatnya.
Haji Hasbullah, teman kaib Haji Zakaiya, termasuk seoang haji yang
kaya raya pula. Ia pun mempunyai seorang anak gadis satu satunya
bernama Zubaedah (edah).Zubaedadh beparas cantik dan berbudi baik.
Ayah Zubaedah telah memilihkan calon suaminya, Raden Prawira, yan
bepangkat manteri polisi.Akan tetapi,suatu ketika haji Zakaria datang
kepada Haji Hasbullah, memohon agar Zubaeadh dinikahkan dengan
Suria.Haji Hasbullah tak dapat menolak pemintaan teman kaibnya
itu.Maka, penikahan Suri dan Zubaedah dilaksanakan.
Perkawinan yang tanpa didasari rasa cinta sama cinta itu justru
membawa petaka bagi Zubaedah.Kesempatan bagi Suria adalah setelah
ayahnya meninggal dunia. Ia befoya foya dengan harta peninggalan
ayahnya itu. Selama tiga tahun, ia pun meninggalkan zubaedah yang baru
melahirkan anaknya yang pertama Abdulhalim.
Ketika hata ayahnya telah ludes, Suia kembali paa Zubaedah.Ia
mengaku bahwa pebuatannya selama ini telah salah. Pada waktu itu Suria
telah bekeja sebagai juu tulis di kantor asisten di kabupaten.Penghasilannya
yang kecil selalu tak mencukupi kebutuhan keluarganya. Maka Abulhali
tepaksa dibawa kakeknya dan disekolahkan di sekolah Belanda, lalu
2. dilanjutkan ke sekolah bergengsi di Bandung.Sementara itu, anak Suria
terus bertambah.Kedua adik Abdulhalim benama Saleh dan Aminah. Oleh
Suria, keduanya disekolahkan di HIS. Itu semua dilakukan Suria hanya
kaena ia ingin dipandang dan dihormati masyarakat. Layaknya orang
mengatakan ”besar pasak daripada tiang.” Utang Suria semakin
betumpuk.Untuk menutupi utang utang suami dan biaya sekolah anak
anaknya, Zubaedah seing bekirim surat pada ayahnya, meminta agar
dikirimi uang.
Seringkali terjadi petengkaran mulut antara zubaedah dan Suria.
Zubaedah tak kuat lagi menahan malu kepada para penagih yang selalu
datang ke rumahnya. Namun Suria sendiri bersikap acuh tak acuh
menghadapi kenyataan itu.Bahkan, ia kini ingin naik pangkat ketika
didengarnya ada lowongan klerek. Hal itu ia ceritakan kepada istrinya
bahwa beberapa hari yang lalu ia mengirim pemohonan untuk mengisi
lowongan itu. Ia begitu yakin atasannya akan beusaha menolongnya.”Tak
usah mengeluh juga,Edah,”ujarnya, ”Kalau sudah keluar surat angkatan
akang jadi klerk, tentu klerk kelas 1, tak pelu kita disokong ayah ari Rasik
lagi. Dengan sekejap saja kita sudah lebih daripada manteri polisi yang
tertua dinasnya”
Utang Suria terus menggunung. Apalagi karena Suria berani
mengambil barang barang lelangan atasannya. Maka, untuk melunasi utang
utang itu, Suria menjadi gelap mata. Ia ”telan” uang kas di kantornya.
Perbuatannya itu diketahui atasannya. Kemudian, ketika Suria dipanggil
atasannya, ia bahkan mengajukan permohonan behenti bekerja.
Rupanya, Suria telah merencanakan sebelumnya. Dalam pikirannya,
setelah behasil menggelapkan uang kas, ia akan membawa istri dan anak
anaknya pindah ke rumah Abulhalim yang kini telah bekerja dan telah
pula berkeluarga. Suria mengirim surat kepada anaknya dan mengutarakan
maksudnya itu. Sebagai seorang anak yang ingin membalas budi orang tua,
Abdulhalim sama sekali tak merasa berkeberatan denan keinginan ayahnya.
Mulai saat itu, Suria tinggal di umah anaknya.
Orang tua itu rupanya benar benar tak tahu diri. Ia tetap bersikap
sepeti tuan rumah layaknya. Adapun Abulhalim dan menantunya ianggap
3. sebagai anak yang harus patuh pada orangtua, sekalipun Abdulhalim
sebagai kepala rumahtangga.”..Patutkah seorang menantu menghinakan
mertuanya, patutkah seorang perempuan bekata sekasar itu terhadapku,
bekas manteri kabupaten? Sudah salah ayahmu mengawinkan Abdulhalim
dengan anak jaksa kepala itu. Mengharapkan gelar dan paras saja. Coba
diturutkan nasihatku dahulu:dikawinkan Abdulhalim dengan anak
wedana, yang telah jadi guru di Tasik itu, tentu takkan begini jadinya”
Tak kuasa Zubaedah melihat tingkah laku suaminya yang sering
mencampuri urusan rumahtangga anaknya. Hal itu pula yang membuat
kehidupan rumah tangga anaknya mulai sering diwarnai percekcokan. Bagi
Zubaedah, keadaan demikian sungguh membuatnya tidak enak hati.
Bagaimanapun sebagai seorang ibu, ia ingin melihat anaknya hidup
bahagia. Kebahagiaan anaknya, justru terganggu oleh sikap Suria yang
merasa bebas bebuat sekehendak hati tehadap anaknya. Ia menyesalkan
sikap suaminya. ”Sesal Zubaedah terhadap Suria semata mata, dan sesal tak
putus itulah yang mendatangkan penyakit kepadanya” Tekanan batin yang
mendatangkan itu pula yang mengantarkan Zubaedah menghembuskan
napasnya yang penghabisan. Ia meninggal di hadapan semua kaum
keluarganya.
Kematian istrinya telah membuat Suria merasa sangat malu terhadap
kelakuannya sendiri. Ia telah mengganggu ketentraman kehidupan rumah
tangga anaknya. Ia pula yang menyebabkan istrinya menderita hingga maut
menjemputnya. Perasaan malu yang tak tertanggungkan itu, memaksa Suria
mengambil keputusan; ia pergi entah ke mana. Pergi bersama kesombongan
dan keangkuhannya. Menggelandang membawa sifatnya yang tak juga
berubah.
Makna Yang Terkandung
1. Jangan hendaknya kita karena terpaksa mau mengerjakan sesuatu
yang tidak berkenan dalam hati kita, karena hal itu akan merugikan
diri kita sendiri.
2. Kita harus berhati-hati menerima nasihat orang lain, karena kadang-kadang
dengan menerima pendapat orang lain yang sengaja hendak
4. mencari keuntungan untuk diri sendiri, akan mengakibatkan
retaknya hubungan kita dengan kaum keluarga.
3. Janganlah memanjakan anak karena pendidikan yang salah akan
diderita oleh keturunannya.
4. Jika hendak mengerjakan sesuatu hendaknya dipikirkannya masak-masak
lebih dahulu baik-buruknya agar kelak tidak menyesal.
5. Janganlah memanjakan anak karena pendidikan yang salah akan
diderita oleh keturunannya.