1. Dokumen ini berisi laporan praktikum hidrolisis sukrosa menggunakan uji Molisch oleh siswa SMA Negeri 1 Jember tahun 2013/2014.
2. Sukrosa dihidrolisis menggunakan HCl pekat pada suhu panas selama 30 menit untuk menghasilkan glukosa dan fruktosa.
3. Hasil hidrolisis diuji menggunakan beberapa reaksi karbohidrat yang menunjukkan keberadaan glukosa dan fruktosa.
3. • Hans Molisch (1856-1937) adalah
seorang ahli biologi, fisiologi dan
biokimia. Selain menemukan salah
satu uji pengenalan karbohidrat, ia
juga muncul sebagai tokoh utama
dalam sejarah penelitian
fotosintesis.
4. • Uji Molisch adalah suatu uji kimia kualitatif yang bertujuan
untuk mengetahui adanya karbohidrat dengan menggunakan
pereaksi Molisch.
• Uji kimia kualitatif dapat dilakukan dengan dua (2) macam
cara,
1. menggunakan reaksi pembentukan warna
2. menggunakan prinsip kromatografi (TLC/Thin Layer
Cromatograpgy, GC/Gas Cromatography, HPLC/High
Performance Liquid Cromatography).
Dikarenakan efisiensi pengujian, pada umumnya untuk
pengujian secara kualitatif hanya digunakan prinsip yang
pertama yaitu adanya pembentukan warna sebagai dasar
penentuan kandungan karbohidrat dalam suatu bahan.
5. • Siapkan sample yang akan diuji
• sampel yang akan diuji dicampur dengan reagent
Molisch,
• setelah terjadi pencampuran sempurna atau
homogenisasi tuangkan H2SO4 pekat perlahan-lahan
ditepi dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur
dengan larutan sehingga hanya membentuk lapisan.
6. • Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis
menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis
pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan
golongan heksosa menghasilkan Furfural 5-
hydroxymethyl
• Pereaksi Molisch yang terdiri dari alfa-naftol dalam
alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu.
• Cincin berwarna ungu (kwnoid) ini akan terbentuk pada
seluruh jenis karbohidrat. Pada monosakarida
memberikan hasil reaksi yang cepat. Sedangkan,
disakarida dan polisakarida bereaksi lebih lambat.
7. Tes Reagen Dehidrasi Pentosa
untuk Membentuk Furfural
Dehidrasi Heksosa
untuk Membentuk
Furfural 5-hydroxymethyl
9. • Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang
berasal dari tebu, bit, maupun pada tumbuhan lain.
• Tujuan hidrolisis sukrosa ini sendiri, tidak lain adalah
untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis tersebut.
• Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi
ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis
adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang
ekuimolekular.
10. • 1. Dimasukkan 5 ml sukrosa 1% Ke Dalam, Tabung Reaksi.
• 2. Ditambah 5 tetes HCl Pekat, dihomogenkan.
• 3. Diatas Dipanaskan waterbath selama 30 menit.
• 4. Didinginkan, kemudian dinetralkan Artikel Baru larutan
NaOH 2% dan diuji Artikel Baru Kertas lakmus.
• 5. Diuji Artikel Baru larutan iodium, reagen Benedict, reagen
Seliwanoff, Dan reagen Barfoed.
• 6. Diamati perubahan Warna Yang terjadi
11. Uji Benedict (+)
Terbentuk endapan merah
bata
Uji Seliwanoff (+)
Larutan berwarna orange
Uji Barfoed (+)
Terbentuk endapan merah bata
Uji Iodium (-)
Larutan berwarna kuning iodium
12. Masing-masing uji karbohidrat yang dilakukan berfungsi
sebagai:
• Uji Benedict : untuk mengetahui salah satu sifat glukosa
yaitu sebagai gula pereduksi.
• Uji Seliwanoff : untuk mengetahui fruktosa yang
mempunyai gugus fungsi keton, pereaksi ini khas untuk
menunjukkan adanya ketosa.
• Uji Barfoed : untuk membedakan antara monosakarida
dan disakarida, pereaksi ini memberikan hasil positif/(+)
pada monosakarida.
13. • Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis,
lalu menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan
uji benedict dan seliwanoff yang sebelum hidrolisis
memberikan hasil negatif menjadi positif. Uji barfoed menjadi
positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa
menghasilkan monosakarida.
Tujuannya: Membedakan karbohidrat dengan senyawa bukan karbohidrat
Dasarnya : Pembentukan fulfural atau turunannya karena penarikan molekul air oleh asam sulfat pekat. Fulfural yang terbentuk berekasi dengan ɋ-naftol, membentuk senyawa yang berwarna ungu.
Fungsi H2SO4 pekat dalam reaksi Molisch (dapat digantikan asam kuat lainnya) adalah untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida sehingga menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.
KH (pentose) + H2SO4 pekat (panah) furfural (panah) + anaftol (panah) warna ungu
KH (heksosa) + H2SO4 pekat (panah) HM-furfural (panah) +a naftol (panah) warna ungu
Kedua macam reaksi diatas berlaku umum, baik untuk aldosa (-CHO) maupun karbohidrat kelompok ketosa (C=O).
KH (pentose) + H2SO4 pekat (panah) furfural (panah) + anaftol (panah) warna ungu
KH (heksosa) + H2SO4 pekat (panah) HM-furfural (panah) +a naftol (panah) warna ungu
Kedua macam reaksi diatas berlaku umum, baik untuk aldosa (-CHO) maupun karbohidrat kelompok ketosa (C=O).
Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen. Kedua atom karbon terebut adalah atom karbon yang mempunyai gugus –OH glikosidik, atau atom karbon yang merupakan gugus aldehida pada glukosa dan gugus keton pada fruktosa. Oleh karena itu molekul sukrosa tidak mempunyai gugus aldehida atu keton bebas, atau tidak mempunyai gugus –OH glikosidik. Dengan demikian sukrosa tidak mempunyai sifat dapat mereduksi ion-ion Cu++ atau Ag+ dan juga tidak membentuk osazon.