Studi kasus didefinisikan sebagai metode penelitian yang melibatkan penyelidikan langsung terhadap suatu peristiwa atau fenomena tertentu secara mendalam dan rinci. Terdapat berbagai jenis studi kasus berdasarkan strategi, tujuan, jumlah kasus yang dianalisis, serta desain penelitian untuk menjamin validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Studi kasus memberikan manfaat untuk memahami suatu peristiwa secara hol
2. Pengertian Studi Kasus
Secara sederhana studi kasus dapat diartikan sebagai
suatu metode penyelidikan secara langsung dengan
latar yang alamiah dan memusatkan perhatian pada
suatu peristiwa secara intensif dan rinci.
Merriam menyimpulkan bahwa studi kasus dapat
didefinisikan sebagai proses menginvestigasi
terhadap peristiwa-peristiwa yang aktual sebagai
unit analisis.
3. Dalam penelitian kualitatif, studi kasus
dapat dipandang sebagai metode
sekaligus sebagai suatu rancangan
untuk mengumpulkan informasi yang
memadai tentang fakta-fakta atau
keterangan-keterangan dari seseorang,
latar sosial, peristiwa, atau kelompok
yang sengaja diteliti untuk dipahami.
Studi kasus dapat pula dikatakan
sebagai pendekatan untuk memahami
keseluruhan pandangan hidup.
Pendekatan studi kasus memiliki
rentangan yang sangat luas, yaitu dari
studi lapangan secara umum sampai
dengan wawancara (interview)
terhadap seseorang individu atau
kelompok.
4. Tujuan Memilih Studi Kasus
Banyak digunakan oleh para pembuat kebijakan dan para
praktisi (professional) di berbagai bidang sosial untuk
memecahkan masalah secara sistematis dan didasarkan atas
fakta-fakta empiris dalam konteks kehidupan nyata
Untuk menjawab
pertanyaan “bagaimana”
(how)
Menjawab pertanyaan
“mengapa” (why)
Untuk mengkaji dunia
pendidikan, khususnya
manajemen pendidikan
Untuk mempertahankan
karakteristik holistik dan
makna dari peristiwa-
peristiwa kehidupan nyata
5. Stake mengatakan
bahwa studi kasus
dapat
diklasifikasikan
dalam tiga tujuan
tujuan yang terkait
dengan kandungan
aspek-aspek intrinsik
dalam kasus itu sendiri
tujuan yang terkait
dengan upaya
mengaitkan antara satu
kasus dengan kasus
yang lain
tujuan yang terkait
dengan perangkat yang
diperlukan untuk
mempelajari kasus
6. Alasan Memilih Studi
Kasus
Karena peneliti ingin
mengetahui secara rinci dan
menyeluruh terhadap suatu
(kejadian) kasus
Merriam menambahkan bahwa
alasan memilih rancangan
metode studi kasus adalah 1)
karena peneliti berminat untuk
menyelidiki proses, dan 2)
karena fenomena yang
diselidiki itu sangat unik.
Karena kasus yang dipilih memiliki
keunikan yang tidak dimiliki oleh situasi
(kasus) lain
Karena peneliti hanya memiliki
sedikit peluang untuk
mengontrol peristiwa yang
diselidiki
7. Kelebihan Studi
Kasus
1) tidak memerlukan
waktu yang relatif lebih
lama
5) menelaah secara
mendalam suatu peristiwa
4) sebagai pedoman
(guide) untuk memusatkan
perhatian dalam
memahami fenomena
individu, institusi, atau
masyarakat
3) sebagai alat
“pembuka” untuk
mendalami masalah-
masalah yang lebih
kompleks
2) untuk
mendeskripsikan dan
menjelaskan suatu
peristiwa secara utuh
(holistic)
8. memberikan kesempatan untuk
memperoleh wawasan
memberikan informasi penting
menyajikan data dan temuan
yang sangat berguna
• Kelebihan studi kasus
juga ditunjukkan oleh
Aziz
9. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri
yang tergantung pada tiga hal
(1) tipe pertanyaan atau
masalah penelitiannya
10. Beberapa
kelemahan
studi kasus
2) kedalaman studi kasus, tanpa
disadari ternyata justru sering
mengorbankan tingkat keluasan
yang seharusnya dilakukan
1) studi kasus kurang
cukup untuk
memberikan dasar
yang kuat dalam
melakukan
generalisasi ilmiah
3) ada kecenderungan
peneliti kurang
mampu
mengendalikan bias
atau kesalahan
subjektif pada diri
peneliti
11. Yin memberikan alternatif yang bisa ditempuh oleh peneliti agar studi kasus tidak lagi dikesani
(stereotipe) lemah dari sisi generalisasi ilmiahnya. Alternatif terobosan itu dibahas oleh Aziz
Studi kasus harus lengkap. Kelengkapan ini dilihat dari tiga hal, yaitu (1)
kasus yang diteliti memiliki batas-batas yang jelas dan ada perbedaan yang
tegas antara fenomena dengan konteksnya, (2) ketersediaan bukti-bukti
yang relevan, memadai, dan meyakinkan, dan (3) mempermasalahkan
ketersediaan kondisi buatan tertentu.
Studi kasus
mempertimbangkan
alternatif perspektif.
Laporan studi kasus harus ditulis secara
menarik sehingga mengundang minat
pembaca untuk mendalami secara
keseluruhan.
Studi kasus
harus signifikan
atau memiliki
makna yang
berarti.
12. Macam-macam Studi Kasus
Terdapat dua tipe tujuan orientasi
studi kasus kualitatif, yaitu studi
kasus yang tujuannya berorientasi
pada pengembangan disiplin ilmu
dan studi kasus yang tujannya
berorientasi pada pengembangan
fungsi.
Studi kasus yang orientasinya untuk
pengembangan ilmu umumnya
menggunakan jenis studi multi situs
(multisite design), studi multi kasus
(multicase studies/design) atau
studi kasus komparatif
(comparativecase design)
13. Studi Kasus Berdasarkan Strategi Pengungkapan dan Tujuan
Pelaporannya
Studi Kasus
Eksploratoris
• Studi kasus eksploratoris umumnya digunakan
sebagai pengantar penelitian atau penelitian
pendahuluan (pilot study). Jika pertanyaan
penelitian lebih banyak mengarah pada pertanyaan
‘apa’(what), berarti merupakan pertanyaan
eksploratoris. Pertanyaan ini lebih banyak
digunakan untuk memberikan rasional guna
melaksanakan studi eksploratoris. Studi kasus
eksploratoris dapat dipilih sebagai studi awal.
14. Studi Kasus
Eksplanatoris
• Rancangan studi kasus eksplanatoris digunakan jika
peneliti menghadapi studi kasus tunggal, sementara
peneliti tidak hanya ingin mencapai tujuan
eksploratoris, tetapi juga menganalisis penjelasan-
penjelasan tandingan dalam rangkaian peristiwa yang
sama, sehingga memungkinkan untuk dapat
diterapkan pada situasi-situasi yang lain.
15. Studi Kasus Deskriptif
• Suatu strategi studi kasus deskriptif
umumnya digunakan untuk menjawab
masalah penelitian yang menyangkut
pertanyaan what, how dan why. Studi
kasus deskriptif umumnya digunakan untuk
mencakup studi kasus eksploratoris dan
eksplanatoris. Pada studi kasus deskriptif,
peneliti ingin melacak urutan peristiwa,
hubungan antar pribadi, menggambarkan
subbudaya, dan menemukan fenomena
kunci dalam suatu peristiwa.
16. Menurut Ulfatin penggunaan masing-masing strategi, perlu
memperhatikan tiga kondisi
1) tipe pertanyaan
yang diajukan
2) luasnya kontrol yang
dimiliki
3) fokusnya terhadap peristiwa
yang terjadi
17. Studi Kasus Berdasarkan Jumlah
Kasusnya
Studi Kasus Tunggal
Studi kasus tunggal pada umumnya hanya melibatkan satu
lingkungan tertentu dan pada periode tertentu pula. Satu
lingkungan dipilih karena dianggap memiliki keunikan yang
tidak dimiliki oleh lingkungan lain. Dengan demikian, studi
kasus tunggal tidak dimaksudkan untuk membuat kesimpulan
yang akan diterapkan pada kasus lain. Adanya periode
tertentu pada kasus menunjukkan bahwa perlunya
menyelidiki suatu proses. Hal tersebut sesuai dengan
karakteristik penelitian kualitatif yang lebih menekankan
pada aspek proses dan bukan hasil.
18. Sejumlah alasan yang dapat digunakan untuk memilih studi kasus tunggal
1) penelitian difokuskan pada lingkup yang terdapat keterkaitan subjek-subjek
yang diteliti dalam kelompok, dan mengharuskan bahwa kelompok tersebut
yang diuji
2) pada studi kasus, dalam kenyataannya semua aspek dari kehidupan sosial
individu adalah saling berkait dan sering seseorang tidak cukup memahami
tanpa pertimbangan dari yang lain
19. Dalam bidang pendidikan, fokus studi kasus tunggal (individual
case study) dapat diterapkan untuk meneliti individu, program,
peristiwa, atau proses yang diakibatkan oleh suatu konsep
tertentu.
Studi kasus tunggal dapat juga dimaknai kasus
organisasi, yaitu sudi kasus untuk mendapatkan
informasi tentang keterangan-keterangan
organisasi.
20. StudiMultiKasus
• Peneliti yang melakukan penelitian dengan menggunakan
lebih dari satu kasus, maka istilah yang digunakan adalah
Multiple Case Studies. Pada awalnya, studi multi kasus
(Multiple Case Studies) dipandang sebagai lawan dan
berbeda dari studi kasus tunggal. Studi multi kasus dipilih
untuk mengerjakan apa yang dipandang sebagai penelitian
komparatif (Comparative Case Studies). Studi multi kasus
memiliki keuntungan dan kerugian dibandingkan studi kasus
tunggal. Studi multi kasus dipandang lebih kuat karena
harus menuntut banyak sumber dan banyak waktu untuk
menyelidiki. Studi multi kasus melibatkan pengumpulan dan
analisis data dari beberapa kasus.
22. Rancangan multi site studies, yaitu suatu
rancangan penelitian kualitatif yang melibatkan
beberapa situs dan subjek penelitian sebagai
kasus. Subjek-subjek penelitian dalam kasus
tersebut diasumsikan memiliki karakteristik yang
sama. Rancangan studi multi situs merupakan
salah satu bentuk rancangan yang digunakan
untuk mengembangkan teori yang diangkat dari
beberapa latar penelitian yang serupa. Pada
rancangan studi multi situs akan dihasilkan teori
yang dapat digeneralisasikan secara substansial.
Studi
Multi
Situs
23. Bogdan dan Biklen
menjelaskan ada dua
macam pendekatan
yang dapat digunakan
dalam rancangan studi
multi situs
2) Metode komparatif
konstan
1) Metode induksi analitik
yang dimodifikasi
24. Nilai Ilmiah
Studi Kasus
• Peneliti studi kasus tidak selalu
memiliki kerangka teori yang
akurat untuk melaksanakan
penelitian, terutama ketika
peneliti ingin mengeksplorasikan
isu-isu yang diangkat. Menurut
Patton pada situasi tersebut,
peneliti perlu menggunakan ‘teori
tindakan’ (theory of action). Teori
tindakan yaitu penggunaan
kerangka pikir sebagaimana yang
dilakukan oleh para ahli penelitian
dalam menemukan kasus dari
suatu situasi untuk penelitiannya
di masa yang akan datang.
25. Dengan studi
kasus, paling
tidak ada dua
keuntungan
yang didapat
1) prosedur pemecahan
masalah untuk banyak
subyek bisa menjadikan
suatu temuan yang betul-
betul asli dan objektif
2) metode untuk
mendapatkan informasi
dapat dilihat dari
penggunaan kasus
individual
26. Keobjektifan
dalam Studi
Kasus
Data penelitian studi kasus dan analisisnya yang dinilai benar berarti
penelitian itu menghasilkan temuan yang benar (objektif). Dan, jika
hasil penelitian yang dihasilkan dari studi kasus itu dianggap ada
kesalahan, maka kesalahan itu harus terlihat pada langkah-langkah
penelitiannya.
27. Generalisasi
dalam Studi
Kasus
Prasangka yang sering diajukan untuk melihat nilai ilmiah dari studi
kasus adalah terlalu sedikit memberikan landasan untuk generalisasi.
Studi kasus sama halnya dengan eksperimen, yaitu dapat
digeneralisasikan ke proposisi teoritis dan bukan generalisasi
frekuensi
28. Rancangan Studi Kasus,
desain penelitian paling
tidak mencakup empat
hal
(1) apa yang akan
diteliti
(2) data apa yang
harus dikumpulkan
(3) bagaimana
mengumpulkan data
(4) bagaimana
menganalisis
hasilnya
29. Yin mengemukakan terdapat lima komponen yang sangat
penting dalam desain studi kasus
(1) pertanyaan-
pertanyaan
penelitian
(2) proposisi (jika
ada)
(3) unit-unit
analisisnya
(4) logika yang mengaitkan
data dengan proposisi
tersebut
(5) kriteria untuk
menginterpretasi temuan
30. Kriteria
penginterpretasian
temuan sebagai
komponen terakhir
dari desain studi
kasus
Proposisi penelitian
sebagai komponen
desain studi kasus
Unit analisis
sebagai komponen
desain studi kasus
Logika yang
mengaitkan data
dengan proposisi
sebagai komponen
dari desain studi
kasus
31. Peneliti disarankan agar
memaksimalkan empat aspek
kualitas desain penelitian
studi kasus. Empat aspek itu
adalah
(1) validitas
konstruk
(2) validitas internal
(3) validitas
eksternal
(4) reliabilitas
32. Kerangka Teoritik dan Sampel dalam
Studi Kasus
Kerangka teoretik yang didapat
dari kajian literatur dibawa
peneliti sebagai orientasi atau
arah dalam penelitiannya.
Kerangka teoretik berangkat
dari struktur disiplin ilmu
masing-masing peneliti.
Ada dua tingkat sampel yang
biasa digunakan dalam studi
kasus. Tingkat pertama
memilih kasus yang akan
diteliti. Tingkatan kedua dari
penggunaan sampel dalam
studi kasus.
33. Pertanyaan
1. Pak Kholik Kel. 6: bagaimana contoh bentuk
kasus, secara detail?
2. Mba Ika Kel. 8: Jelaskan apakah ada hubungan
antara pertanyaan penelitian dengan what,
why, dan how?
3. Bu Niken kel. 4: studi kasus deskriptif
4. Pak Sapto: generalisasi?
5. Pak Izzi kel. 7: cara menyelesaikan studi
kasus?