1. Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Harga Rp. 6000,- Luar jawa Rp. 7500,-
Amerika
Menyadap
SBY Tiarap
www.mediaumat.com
Sosok: KH Raden Abdullah Bin Nuh
Ulama Besar dari Cianjur (1905-1987)
Besar Karena Kiprah dan Karya
Ustadz Menjawab
Batas Maksimal Laba Perdagangan
Media Nasional
Pemuda Menggugat Demokrasi
Fokus
Adegan Asusila Remaja Belia
Muslimah
Setelah Monyet, Kapan Pelacur?
2. 2
Salam
Media Umat | Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Media Pembaca
Salam Redaksi
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Salam Perjuangan!
Semoga Anda semua dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Pembaca yang dirahmati Allah, tanpa terasa kita sudah memasuki
tahun 1435 H. Yang berarti setahun sudah kita melewati tahun 1434 H. Ini
juga berarti jatah umur kita semakin berkurang.
Orang yang cerdas pasti akan berusaha memanfaatkan sisa umur yang
ada untuk melaksanakan seluruh amal shalih guna meraih ridha Allah SWT.
Betapa tidak, hidup kita di dunia ini sangatlah singkat.
Mari kita simak firman Allah: “Malaikat-malaikat dan Jibril naik
(menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun” (TQS alMa'arij [70] : 4). Ini berarti bila kita hidup di dunia selama 70 tahun, maka bila
dibandingkan dengan relativitas waktu di akhirat adalah sangat singkat yaitu
selama 0,0014 hari = 2 menit 1 detik.
Namun, waktu yang singkat itu ternyata sangat menentukan
keberadaan manusia di akhirat kelak yang kekal abadi. Pertanyaannya,
sudahkah kita gunakan waktu kita sebaik mungkin menggapai ridha Allah?
Kalau belum, ayo berusaha menjadi orang-orang yang beruntung dengan
nikmat umur tersebut!
Pembaca yang dirahmati Allah, pergantian tahun hijriyah juga punya
arti penting bagi peradaban Islam. Tahun hijriyah ditetapkan bertolak dari
peristiwa besar dalam sejarah Islam yakni hijrah Nabi SAW dari Mekkah ke
Madinah. Itulah awal tegaknya syariah Islam. Saat itu titik awal Rasulullah
memimpin sebuah negara dengan menerapkan syariah Islam.
Pertanyaannya, sudahkah kita melanjutkan perjuangan Rasulullah SAW
dengan mempertahankan negara yang dibangun Rasulullah? Jangankan
mempertahankan, negara yang berlandaskan akidah Islam itu kini telah
lenyap.
Maka menjadi tugas kita semua untuk membangun kembali sistem
Islam sebagaimana Nabi SAW melaksanakannya. Apakah kita tidak malu dan
berdosa, mengaku pengikut Nabi Muhammad SAW tapi menerapkan sistem
demokrasi yang kufur?
Pembaca yang dirahmati Allah, ketiadaan institusi Islam yakni khilafah
menjadikan kaum Muslim terhina. Negara yang dibentuk pun tak memiliki
kemuliaan. Sebaliknya, para penguasa yang mengaku Muslim malah menjadi
pembebek Barat dan tidak peduli dengan nasib kaum Muslim.
Tak heran bila para penguasa itu tak berkutik menghadapi dominasi
Amerika dan Barat. Ketika negeri-negeri mereka diintervensi oleh asing,
mereka tergagap-gagap. Bagaimana mau berani kalau keberadaannya sebagai
penguasa disponsori oleh asing?
Di edisi ini kami mengangkat tentang penyadapan yang dilakukan
Amerika khususnya kepada Indonesia. Topik ini cukup hangat. Anda bisa
melihat bagaimana respon yang muncul dari penguasa negeri ini. Kami juga
sajikan, masih layakkah Amerika dijadikan teman/sahabat?
Di rubrik Fokus kami sajikan kupasan tentang seks bebas di kalangan
remaja belia khususnya yang terjadi di Jakarta. Apakah fenomena ini terjadi
pula di sekitar Anda?
Pembaca yang dirahmati Allah, kami keluarga besar Media Umat
menyampaikan takziyah atas wafatnya Artika Sukmawati. Ia adalah istri
penulis rubrik ekonomi Media Umat, Yulianto (Joe Lian). Semoga Allah
mengampuni dosa-dosanya dan menempatkannya pada tempat terbaik di
sisi-Nya. Amin.
Akhirnya, selamat membaca!
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
JELAJAHI
www.mediaumat.com
Silaturahmi jajaran redaktur Tabloid Media Umat ke kediaman Saharudin
Daming (Mantan Komisioner Komnas HAM), Kamis (24/10) Sentul City,
Bogor, Jawa Barat.
Media Pembaca
Inspirasi Sang Pejuang
Pembuat Kerusakan
Kebeningan hatimu, membuatmu bersegera
menyambut pencerahan. Gerakmu di tengah umat,
semakin menyala dengan pancaran mabda. Penuh
kasih kau ulurkan solusi, penuh sayang kau retas
permasalahan. Dengan semua keterbatasan, dengan
rentannya kesehatan. Kau tak peduli, terus
menyuarakan kebenaran, terus menyeru umat
tegakkan syariah dan khilafah, terus menggelorakan
semangat menjemput kemenangan. Engkaulah
Mutiara Bumi Dramaga.
Perjuanganmu adalah inspirasi ketulusan,
qana'ahmu adalah inspirasi ketegaran. Tiadamu
inspirasi tunainya amal. Bunda Neng Khadijah Farida,
muballighah pejuang khilafah, kau telah mendapati
janji Rabbmu. Meninggalkan kami dengan senyum
bahagiamu yang menderaskan hujan dimata kami saat
mengantar kepergianmu. Dengan satu pertanyaan,
bagaimana kami menjumpai-NYA nanti?. Yanti az
Zahra. Dramaga-Bogor. +6281213559xxx
Memang benar, bahwa yang membuat kerusakan
adalah umat manusia akan tetapi semua itu terjadi
akibat penerapan sistem kufur demokrasi bin
kapitalisme bin sekulerisme yang membiarkan manusia
melakukan apa saja yang diingankan. Perbaikan setiap
individu tidaklah cukup, harus ada upaya untuk
memperbaiki sistem aturan yang saat ini diterapkan.
Karena sistem aturan yang bobrok akan
melahirkan manusia yang bobrok pula. Sedangkan
sistem aturan yang baik pasti akan melahirkan
manusia-manusia yang baik pula. Dan sistem yang
terbaik itu hanyalah berasal dari Dzat Maha Baik pula
Allah 'Azza wa Jalla yaitu syariah Islam dalam naungan
Daulah Khilafah Islamiyah. Telah terbukti sejak tahun 1
Hijriyah hingga akhir zaman insya Allah akan
membawa kebaikan dan rahmat untuk alam semesta
ini. Syarif al-Machazzary. Kab. Maros-SulSel.
+6287841516xxx
Dakwah Islam Kaaffah
Opini Islam yang seharusnya diserukan di tengahtengah masyarakat hendaklah Islam yang telah
sempurna, yang satu kesatuan dari akidah sampai
daulah tanpa boleh ada satu pun yang diabaikan.
Karena Allah berfirman: Masuklah Islam secara kaaffah.
Karena sebelum Rasul wafat, Allah menurunkan
ayat: Hari ini telah Kusempurnakan Islam sebagai agama.
Ini menandakan berakhir sudah tugas Rasul dalam
mendakwahkan Islam, telah sempurnalah aturan Islam
yang mesti diterapkan oleh umat Muslim. Maka, apa
yang harus kita dakwahnya saat ini tidak cukup hanya
sebatas akidah atau akhlak saja, melainkan dakwah
Islam kaaffah untuk melanjutkan kembali kehidupan
Islam yang sempurna. Indah Ayu Lestari. TrenggalekJatim. +6281938972xxx
Janji Allah SWT bagi Orang Jujur!
Janji Allah SWT bagi orang-orang yang jujur. Kelak
hidup berdampingan dengan para nabi, para syuhada
dan orang-orang shalih. Digolongkan ke dalam barisan
orang-orang yang jujur lagi benar. Mendapatkan
kebaikan yang melimpah. Terbukanya peluang untuk
memasuki surga Allah SWT.
Dan beragam nikmat di dalamnya. Kejujuran akan
memberikan ketenangan batin dan ketentraman jiwa.
Kejujuran akan menguatkan tekad seseorang dan
membesarkan niatnya untuk berbuat kebaikan.
Kejujuran akan mendatangkan berkah. M.Natsir
Nashrullah. Ciomas-Bogor. +6281511670xxx
Idul Qurban dan Hari Pangan Sedunia
Hanya selisih 1 hari di mana kaum Muslimin
seluruh dunia merayakan Idul Adha (hari raya Qurban)
yang tahun ini jatuh pada hari selasa 15 Oktober 2013,
SMS Media Pembaca/Komentar untuk MU: 08998206844.
SMS Redaksi: 081288020261. Sertakan Nama dan Asal
Sertakan Nama dan Asal daerah.
SMS Berlangganan: 0857 8013 7043
Penerbit: Pusat Kajian Islam dan Peradaban. Dewan Penasihat : KH Ma'ruf Amien, KH Nazri Adlani, KH Amrullah Ahmad, KH Syukron Makmun, KH Muhammad Arifin Ilham , KH Athian Ali M Dai,
Achmad Michdan SH, H Azwir, KH dr Muhammad Utsman, H Hari Moekti, Ustadz Abu Bakar Baa'syir, AGH Sanusi Baco, Lc, KH DR Miftah Faridl, Dra Hj Nurdiati Akma M.Si, Dra Hj Nurni Akma, Prof Dr Ir
Zoer’aini Djamal Irwan MS, KH Husin Naparin, Lc, MA. Penasihat Hukum: Achmad Michdan SH. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Farid Wadjdi. Pemimpin Perusahaan: Anwar Iman.
Sidang Redaksi: Hafidz Abdurrahman, MR Kurnia, Harist Abu Ulya, Muhammad Ismail Yusanto, Rochmat S. Labib. Redaktur Pelaksana: Mujiyanto. Redaksi: W almaroky, Zulkifli, Joko Prasetyo,
Iwan Setiawan, Zulia Ilmawati, Nanik Wijayati, Febrianti Abbasuni, Kholda. Kontributor Daerah: Rifan (Jatim), Fakhruddin (Babel), Apri Siswanto (Riau), Rikhwan Hadi (Sumbar), Kurdiyono &
Ahmad Sudrajat (DIY), Eko (Sultra), Nazar Ali & Handani (Jabar), Bahrul Ulum (Sulsel), Abduh (Kalsel), Budianto Haris (Sumsel), Dani Umbara Lubis (Sumut), Dadan Hudaya (Banten) Desain dan
Pracetak: Kholid Mawardi. Keuangan: Budi Darmawan . Marketing: Muhammad Ihsan. Sirkulasi: W Wahyudi. Iklan: Aris Rudito, M Rosyid Aziz. Alamat Redaksi: Jl. Prof. Soepomo No. 231,
Jakarta Selatan 12790. Email: pembaca.tabloidmu@gmail.com. Iklan Pemasaran: Jl. Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12790. Email Iklan: iklan.tabloidmu@gmail.com . Email
Marketing: marketing.tabloidmu@gmail.com Hunting Pemasaran: 085711044000, sms: 089650202478. Hunting Iklan: 085780137043. Rekening: Bank Muamalat No Rek 9064150699 a.n
Budi Darmawan.
3. Media Umat | Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Editorial
3
lalu keesokan harinya dunia "merayakan" hari pangan. Dua
perayaan ini kondisinya pun 11-12. Event pembagian
daging qurban semakin tahun semakin mencerminkan
betapa miskinnya negara penganut demokrasi ini.
Jatuhnya korban hingga meninggal karena
berdesakan antri daging qurban hanya menjadi berita biasa.
Sementara refleksi hari pangan sedunia pun hanya menjadi
acara seremonial belaka yang menguntungkan negaranegara imperialis kapitalis. Saatnya ganti demokrasi
dengang Islam di bawah naungan khilafah yang punya
konsep kebijakan di berbagai bidang, termasuk bidang
pangan. Sehingga perayaan Idul Qurban, tidak lagi
memakan korban (manusia). Ummu Wawa-Jember.
+6285746666xxx
Songsong Khilafah
Berulang-ulang pemimpin Indonesia dan seluruh
dunia menampakkan buah hasilnya: koruptor, pembohong,
orang-orang munafik tidak dapat dipercaya, pemikir dunia
lalai akhirat, pemimpin suka maksiat dan bodoh. Orang baik
dihina. Yang akhirnya melenakan manusia yang memegang
erat sistem rusak buatan mahluk ini menjadi lupa bahwa
hidup ini hanya untuk menghamba pada Allah taala dengan
menjadikan hukumnya sistem yang dipakai untuk
kehidupan berbangsa dan bernegara, dari pribadi, keluarga,
pemerintahan hingga mendunia.
Ayo tegakkan syariah dan khilafah, hubungi Hizbut
Tahrir untuk ikut menyongsong pemikiran Islam melalui
halaqah rutin. Allahuakhbar! Mario. Bandar Lampung.
+628976060xxx
Komentar untukMU
Bahas Tentang Riba
Assalamualaikum. MU tolong dong dibahas masalah
riba secara mendalam dan berkelanjutan, plus akad-akad
yang terjadi pada lembaga-lembaga di Indonesia yang
mengusung ide syariah. Bagaimana hukum syara'nya.
Syukran. Abdi. Medan. +6281360766xxx
Media Umat Masuk Akal
Assalamu'alaikum. Subhanallah. Selama ini ayah saya
berlangganan Media Umat, tetapi baru-baru ini saya rajin
membacanya. Mengenal Hizbut Tahrir membuat saya ingin
menjadi bagian darinya. Semua berita-berita yang
disuguhkan di Media Umat masuk akal dan benar adanya.
Mari tegakkan khilafah, terapkan syariat islam di muka bumi.
AllahuAkbar! Dhita. Kec.Rajeg- Tangerang.
+6289643750xxx
Cover MU Jangan Serem
Assalammu'alaikum. Ana Hafizhah Hamfara, afwan cover
MU jangan yang serem-serem donk. Takut melihatnya seperti
MU edisi 114 gambar kaki mayat hiii serem. +6285725959xxx
Bahas Bahasa Arab
Dalam rubrik Mercusuar, setahu saya MU belum pernah
mengupas pakar-pakar bahasa Arab dan bagaimana Islam
menjaga bahasa Arab. Padahal selain sains dan teknologi
bahasa Arab juga salah satu mercusuar peradaban Islam.
Semoga MU edisi depan di rubrik Mercusuar mengupas
pakar-pakar bahasa Arab ini penting untuk diketahui. Abdul
Halim. Bekasi. +6281284906xxx
Waalaikumussalam wr wb. Terima kasih atas saran dan
masukannya. Insyaallah permintaan yang sesuai dengan
kebijakan redaksi akan kami penuhi. Redaksi
Soal Jawab
bersama Amir Hizbut Tahrir
Ata Bin Khalil Abu Al-Rashtah
klik www.hizbut-tahrir.or.id
Hijrah, Negara Islam,
dan Kebangkitan Umat
T
entu bukan tanpa alasan ketika Khalifah Umar bin Khaththab, saat menjadi kepala negara,
menetapkan hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah sebagai dasar penetapan tahun pertama dalam
penanggalan Hijriyah. Peristiwa itu begitu penting, sebagai tonggak awal penegakan daulah Islam
(negara Islam) dan pilar kebangkitan umat Islam sebagai negara adidaya. Rasulullah SAW dengan
bimbingan wahyu dari Allah SWT tentu sangat menyadari pentingnya kekuasaan guna menerapkan
seluruh syariah Islam yang mengatur segala aspek kehidupan. Dengan kekuasaan itu pula, keamanan umat
Islam bisa dijaga dari serangan musuh-musuhnya yang buas. Kekuasan pun dibutuhkan agar Islam bisa
disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. Untuk itu Rasulullah SAW dengan gigih mendatangi pemimpinpemimpin kabilah yang merupakan ahlul quwwah, yang memiliki kekuatan politik riil.
Setelah Rasul SAW mendapat nushrah (pertolongan) dari penduduk Madinah, yakni setelah Baiat Aqabah
kedua —dikenal sebagai baiat atas pemerintahan--, Madinah menjadi Dar al-Islam (negara Islam) secara de jure.
Sebab kekuatan yang terealisasi di sana adalah milik Islam dan kaum Muslimin. Dan Madinah menunggu
kedatangan Rasulullah SAW agar menjadi Dar al-Islam secara de facto dengan ditegakkannya hukum Islam.
Sebagaimana lazimnya sebuah negara, negara yang dibangun oleh Rasulullah SAW ini adalah sebuah
wilayah politik. Beliau menerapkan hukum tertentu yang berdasarkan kepada akidah Islam yaitu syariah Islam,
yang mengatur segenap aspek kehidupan masyarakat. Terdapat pula rakyat yang rela dan patuh diatur dengan
hukum-hukum Islam tersebut.
Sebagaimana lazimnya sebuah negara, Rasulullah SAW sebagai kepala negara menjalankan fungsi-fungsi
kenegaraan yang penting dengan membangun struktur/lembaga kenegaraan baik di bidang pemerintahan
maupun administrasi. Abu Bakar ra dan Umar bin Khaththab diangkat sebagai pembantu beliau dalam bidang
pemerintahan (muawwin at tafwidh) yang memiliki kewenangan yang sifatnya umum.
Bersamaan dengan meluasnya kekuasaan daulah Islam, Rasulullah SAW mengangkat para wali yang
menjadi pemimpin untuk satu wilayah (setingkat provinsi) tertentu. Muadz bin Jabal diangkat Rasulullah SAW
sebagai wali di wilayah Janad, Ziyad bin Walid di wilayah Hadhramaut, dan Abu Musa al 'Asy'ari di wilayah Zabid
dan 'Adn.
Rasulullah SAW menyelesaikan persoalan-persoalan perselisihan di tengah masyarakat, mencegah hal-hal
yang membahayakan melalui mahkamah pengadilan (al Qadha). Rasulullah SAW mengangkat Ali bin Abi Thalib
sebagai qadhi (hakim) di Yaman, Muadz bin Jabil di Janad.
Di medan perang, Rasulullah SAW sendiri merupakan panglima perang tertinggi negara yang riil bukan
hanya simbol. Rasulullah SAW pernah mengutus Zaid bin Haritsah sebagai amir (pemimpin) dalam perang
Mu'tah. Rasulullah SAW pun membentuk datasemen pasukan dan mengangkat komandannya seperti Usamah
bin Zaid. Untuk menjaga keamanan dalam negeri Qais bin Saad diangkat sebagai komandan kepolisian (asy
syurthah).
Sebagai sebuah negara, pastilah daulah Islam di Madinah akan berhadapan dengan urusan-urusan luar
negeri baik dalam aspek politik dalam bentuk perjanjian, kesepakatan damai, gencatan senjata, perundingan,
tukar menukar duta, pendirian kedutaan, konsulat dan lain-lain.
Untuk itu Rasulullah SAW pernah mengangkat Utsman bin Affan untuk berunding dengan Quraisy.
Sebagai kepala negara, Rasulullah SAW mengirim sejumlah utusan diplomatik kepada para raja. Sebagaimana
Rasulullah SAW juga menerima utusan para raja.
Semua itu menunjukkan Rasulullah SAW ketika hijrah ke Madinah membangun sebuah negara Islam.
Setelah wafatnya beliau, kepemimpinan negara ini dilanjutkan para Khalifah seperti Abu Bakar, Umar bin
Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan khalifah-khalifah berikutnya dalam negara yang disebut
khilafah.
Perkara penting kedua dari peristiwa hijrah ini, adalah keberadaan negara Islam di Madinah yang menjadi
pilar penting kebangkitan umat Islam. Hampir tidak bisa dibayangkan sebuah bangsa bisa bangkit tanpa
memiliki negara. Bersamaan dengan kebangkitan umat Islam, negara khilafah menjadi negara adidaya di dunia.
Hijrah Rasulullah SAW ke Madinah merupakan titik balik perubahan. Dengan keberadaan Daulah Islamiyah
di Madinah, Islam mengalami perkembangan luar biasa. Bahkan hanya dalam kurun waktu 10 tahun
kepemimpinan Rasulullah SAW di Madinah, Islam telah tersebar di seluruh jazirah Arab.
Pada masa Khulafaur Rasyidin, kekuasan Islam semakin merambah ke luar jazirah Arab. Pada masa
Kekhalifahan Umayah, Abasiyah, dan Utsmaniyah yang terakhir, kekuasaan Islam hampir meliputi 2/3 dunia.
Islam menyebar hingga ke Afrika dan Asia Tengah; bahkan mampu menembus ke jantung Eropa.
Kekuasaan Islam bahkan pernah berpusat di Andalusia, Spanyol.
Saat itu, Khilafah Islamiyah menjadi negara adidaya yang mampu mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil
'alamin melalui penerapan syariah secara kâffah dalam pendidikan, ekonomi, politik, sosial budaya, hukum,
hubungan luar negeri, dakwah, jihad, dan sebagainya.
Walhasil, peristiwa hijrahnya ini haruslah membangun kesadaran kita, tentang penting dan wajibnya
negara Islam yang diperjuangkan Rasulullah SAW.[] farid wadjdi
4. 4
Media Umat | Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Media Utama
Amerika Menyadap,
Indonesia Tiarap
Direktur NSA Jenderal
Keith Alexander
menegaskan bahwa
tugas penyadapan
tersebut
diperintahkan oleh
diplomat dan
parlemen AS
G
ara-gara Edward
Snowden, dunia
politik internasional gempar. Mantan kontraktor pad a Badan Keamanan Nasional/National Security Agency
(NSA) Amerika Serikat, membocorkan rahasia pemantauan hubungan elektronik.
Awalnya, yang dibocorkan
bagaimana Amerika menyadap
jutaan rakyatnya. Berikutnya,
Snowden membocorkan bahwa
Amerika juga menyadap komunikasi para kepala negara di dunia. Termasuk pula menyebut
bahwa ada fasilitas penyadapan
di Kedubes Amerika Serikat dan
Australia di Jakarta.
Adanya spionase dari Kedubes AS ini sudah banyak disinyalir
sebelumnya. Pengungkapan
Snowden itu kian menguatkan
dugaan itu menjadi kenyataan.
Dengan pemberitaan yang
gencar, pemerintah Indonesia
pun bertindak. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memanggil kuasa usaha AS di Jakarta dan
Dubes Australia ke kantornya. Tujuannya, klarifikasi.
Bule-bule itu tak mau memberikan keterangan terhadap
wartawan. Dia mengaku, hasil
pembicaraan itu akan disampaikan kepada pemerintah mereka
masing-masing.
Namun ada satu titik terang
bahwa penyadapan itu benar
adanya. Ini bisa dilihat dari pernyataan Marty. "Kita menuntut ke
depan tidak diulang kembali," kata Marty di kantornya, Jl Pejambon, Jakarta, Senin (4/11).
Menurut Marty, urusan penyadapan itu, pemerintah Indonesia tidak menerima tindakan
yang dilakukan. "Kita tidak akan
menerima tindakan seperti ini,"
jelasnya.
Ia menjelaskan, Indonesia
akan mengkaji ulang kerja sama
dengan kedua negara itu menyusul terungkapnya soal penyadapan. "Ini juga adalah untuk
mengkaji ulang kerja sama kita,
pertukaran informasi kita dengan negara negara termaksud
apakah Australia dan Amerika,"
tuturnya.
Amerika sendiri tak mau
disalahkan. NSA terus membela
diri soal isu penyadapan terhadap pemerintahan negara lain
yang menjadi sekutu AS. Direktur
NSA Jenderal Keith Alexander
menegaskan bahwa tugas penyadapan tersebut diperintahkan oleh diplomat dan parlemen
AS sendiri.
Berbicara dalam forum luar
negeri dengan Dewan Kota Baltimore, Jenderal Alexander berusaha menjelaskan bahwa program penyadapan yang dilakukan
NSA didasarkan pada payung
hukum yang ada, yakni Undangundang Penyadapan Intelijen
Asing yang berlaku di AS.
Seperti dilansir Press TV
Sabtu (2/11/13), ia menyatakan
bahwa sambungan telepon pemimpin dunia yang disadap hanya dicatat tanggal, waktu dan
durasi. Menurut Alexander, konten percakapan telepon tersebut
tidak diperlukan.
Saat beradu argumen dengan mantan Duta Besar AS
untuk Rumania, James Carew Rosapepe, Direktur NSA ini mengungkapkan bahwa aksi penyadapan negara sekutu AS dilakukan atas permintaan anggota
parlemen dan diplomat AS.
Tidak hanya Indonesia, ternyata NSA telah menyadap percakapan telepon sedikitnya 35
pemimpin dunia, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel yang
merupakan salah satu sosok paling berpengaruh di Eropa. Markel sangat marah mengetahui
bahwa ia disadap Amerika.
Powerless
Sebagai sebuah negara be-
sar, sayangnya sikap pemerintah
Indonesia tidaklah bernyali besar. Karena ketergantungan yang
begitu besar dengan Amerika,
pemerintah seperti gagap menghadapi Amerika.
Apalagi, menurut sejumlah
kalangan, sebenarnya adanya
penyadapan terhadap para
pejabat Indonesia oleh Amerika
sudah berlangsung lama. Bahwa,
Kedubes AS di Jl Medan Merdeka
Selatan sebagai tempat penyadapan itu juga banyak yang
mafhum.
Pemerintah seperti tidak
lagi memiliki bargaining position
(posisi tawar) yang kuat terhadap
Amerika alias powerless (tak
memiliki kekuatan). Walhasil,
yang tampak seperti basa-basi
diplomasi.
Kalau pemerintah berani,
sebenarnya bisa menghentikan
pembangunan gedung Kedubes
AS yang sedang berlangsung.
Indonesia punya alasan. Jika
gedung kedubes yang dulu kecil
saja bisa menyadap percakapan
para pejabat Indonesia, apatah
lagi gedung itu akan dibangun
10 lantai yang bisa menampung
3.600 personel.
Logikanya, buat apa membangun gedung sebesar itu jika
tidak ada maksud tertentu? Apa
sekadar mendirikan gedung mewah dengan ornamen batik khas
Indonesia? Secara nalar, pasti
bukan itu maksudnya.
Lalu untuk apa? Kerangka
geopolitik dan geostrategik bisa
menjawabnya. Ada kepentingan
besar Amerika di Indonesia, baik
secara ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan.
Sebagai sebuah negara di
persimpangan jalan dunia, tentu
Amerika tak ingin Indonesia
lepas dari genggamannya. Indonesia adalah ladang kekayaan
bagi Amerika sekaligus pasar
potensial.
Bercokolnya kekuatan dan
pengaruh Amerika di Indonesia
pun bisa dimanfaatkan untuk
mencegah determinasi Cina di
kawasan ini. Amerika harus tetap
menjadi adidaya penguasa dunia
di semua kawasan.
Dan tak kalah pentingnya,
Amerika pun ingin agar Indonesia tetap dalam ke-liberal-annya
guna mencegah hasrat kaum
Muslim di negeri ini membangun
kekuatan politik Islam dengan
menegakkan daulah islamiyah.
Lahirnya sistem Islam dari negeri
berpenduduk Muslim terbesar di
dunia menjadi momok Amerika.
Maka dengan segala cara
Amerika—bersama Australia—
akan menguping seluruh pembicaraan yang terjadi di negeri ini
baik yang dilakukan oleh penguasa maupun rakyatnya. Penyakit paranoid telah menghinggapinya. [] mujiyanto
5. Media Umat | Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Penyadapan dari
Merdeka Selatan dan Kuningan
Peta itu mengungkap fasilitas operasi tersembunyi AS di kedutaannya
di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon.
edutaan Besar Amerika Serikat di Jl Medan Merdeka Selatan
Jakarta bukan sekadar kantor kedutaan
b e s a r b i a s a . Te r n y a t a , d i
dalamnya dipasang alat sadap
K
kukan sweeping operasi pengawasan serta operasi rahasia terhadap target intelijen khusus.
Pada awalnya, peta itu dipublikasikan secara penuh di
website Der Spiegel, tetapi
mulai bekerja sama dengan intelijen Inggris , MI6 dan Pusat Kantor Komunikasi Pemerintahan.
Dan seiring berjalannya waktu,
(kami) bekerja sama yang lebih
intim dengan National Security
aksi penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
ketika menghadiri Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) G20 di London beberapa bulan lalu.
“Perdana Menteri Australia
untuk memantau pembicaraan
para pejabat Indonesia, termasuk
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Adanya penyadapan terungkap setelah media Australia,
Sydney Morning Herald pada terbitan edisi 29 Oktober 2013 lalu
memuat sebuah berita berjudul
“US spying on our neighbours
through embassies”. Menurut harian itu, Amerika Serikat menyadap telepon dan memonitor jaringan komunikasi dari fasilitas
pengawasan elektronik di Kedutaan Besar AS dan konsulat di seluruh Asia timur dan tenggara.
Sebuah peta rahasia yang
berisi 90 daftar fasilitas pengintaian di seluruh dunia, termasuk
fasilitas intelijen komunikasi di
kedutaan besar di Jakarta, Kuala
Lumpur, Bangkok, Phnom Penh
dan Yangon dibocorkan. Pada 13
Agustus 2010, peta itu tidak
menunjukkan fasilitas tersebut
berada di Australia, Selandia Baru, Inggris, Jepang dan Singapura –negara yang dikenal sebagai sekutu terdekat AS.
Menurut peta yang diterbitkan oleh majalah Jerman Der
Spiegel pada Selasa, 29 Oktober
2013, satuan tugas bersama dinas intelijen AS, Central Intelligence Agency (CIA) dan National
Security Agency (NSA) bernama
“Special Collection Service” mela-
kemudian diganti dengan versi
yang disensor. Dalam peta itu
terdapat daftar fasilitas Special
Collection Service di 90 lokasi di
seluruh dunia, termasuk 74 fasilitas yang dioperasikan oleh manusia, 14 fasilitas dioperasikan
dari jarak jauh, dan dua pusat
dukungan teknis.
Dengan sandi “FVEY”– yang
berarti Five Eye, empat mitra strategis intelijen Amerika Serikat,
termasuk Australia–peta itu
mengungkap fasilitas operasi
tersembunyi AS di kedutaannya
di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon.
Aksi penyadapan ini tidak
dilakukan sendiri oleh Amerika.
Ternyata hal itu dilakukan bekerja
sama dengan Kedubes Australia
yang ada di Jl HR Rasuna Said,
Kuningan, Jakarta.
Dalam terbitan K amis
(31/10) Sidney Morning Herald
mengungkap aksi Australia mematai-matai Indonesia. Berdasarkan buku harian seorang diplomat Australian Defence Signals
Bureau (Biro Pertahanan Australia), yang sekarang bernama Defence Signals Directorate (Direktorat Pertahanan), diketahui bahwa kabel diplomatik Indonesia
dibaca secara rutin oleh intelijen
Australia sejak pertengahan
1950-an dan seterusnya.
”(Proses) mata-mata kami
Agency (NSA) AS,” tulis media
Australia itu, mengutip bocoran
buku harian diplomat tersebut.
”Dan kami tidak pernah
berhenti memata-matai. Empat
dekade kemudian bocoran rahasia laporan Intelijen Pertahanan
tertinggi di Indonesia dan Timor
Timur tahun 1999 menunjukkan,
bahwa intelijen Australia memiliki akses yang luas terhadap
komunikasi militer dan sipil
Indonesia,” lanjut laporan media
itu.
Tidak itu saja, secara khusus, Fairfax, media yang membawahi The Age dan The Sydney
Morning Herald mengungkap
Kevin Rudd menyebut mendapat
keuntungan dari penyadapan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menghadiri KTT G20 di
London,” ujar salah satu sumber
intelijen negeri kanguru tersebut.
Sumber itu mengatakan
Kevin Rudd memiliki rasa ingin
tahu yang besar terhadap para
pemimpin di Asia, termasuk SBY.
Sudah Lama
Politisi PDI Perjuangan (PDI
P) Eva Kusuma Sundari mengaku
tak kaget dengan adanya berita
penyadapan yang dilakukan oleh
Amerika. Menurutnya, penya-
dapan itu telah berjalan sejak
lama.
Ia menjelaskan, Amerika
mendapat akses atau mengetahui informasi rahasia tentang
Indonesia dengan sangat mudah
karena telah membuat Indonesia
tergantung dengan negara tersebut. Dari informasi yang diperolehnya, hal itu bisa terjadi
karena ada kerja sama antara
petinggi negara dengan intelijen
Gedung Putih AS ataupun oknum intelijen Indonesia yang
bermental bobrok sehingga
menjual informasi kepada Amerika.
"Saya tentu tidak kaget
dengan kedalaman keterlibatan
Amerika sejak RI merdeka, jadi
sekarang hanya kelanjutannya
saja. Artinya, beda dengan di
Eropa yang merasa dicurangi, di
sini (Indonesia) kasat mata," kata
Eva kepada media.
"Jangan lupa, ada kerja
sama dengan pejabat kita. Kita
membiarkan dan malah bekerja
sama dengan intelijen asing. Jadi
ada problem mental di kita. Ada
info kok, mereka biasa beli informasi A1 dari aparat kita, gampang disuap katanya," ujar Eva.
Tak mengherankan bila reaksi pemerintah Indonesia seperti tergagap-gagap. Kepala Badan
Intelijen Negara (BIN) Marciano
Norman menyatakan sedang
melakukan pendalaman informasi tersebut dengan meminta
penjelasan counterpart Amerika
Serikat yang ada di Jakarta. Selain
itu, ia mengaku pihaknya sedang
mencari bukti dari berbagai
sumber lainnya, sehingga hasilnya akan dapat memberikan
gambaran mengenai ada tidaknya penyadapan tersebut. []
mujiyanto
Basa-Basi Diplomasi
P
enyadapan oleh Amerika memang tidak ditujukan
kepada para penguasa Indonesia saja, tapi juga
kepada kepala negara lain di dunia, termasuk
negara sekutunya Jerman dan Prancis. Maka Kanselir
Jerman Angela Markel marah besar kepada Amerika.
"Pelanggaran serius terhadap kepercayaan," kata Markel
seperti dikutip oleh koran Jerman Bild am Sonntag.
Tapi apa reaksi Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono? Ia hanya meminta Amerika Serikat dan
Australia mengklarifikasi kebenaran berita-berita
tersebut.
"Presiden meminta Menteri Luar Negeri
berkomunikasi dan meminta klarifikasi ke pihak-pihak
terkait," kata juru bicara Kepresidenan, Julian Aldrin
Pasha, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat
(1/11).
Julian menjelaskan, Menlu Marty Natalegawa saat
ini tengah berupaya meminta klarifikasi ke pihak Amerika
dan Australia. Jika pemberitaan tersebut benar, pihak
Istana menyesalkan hal tersebut. "Ini sangat disesalkan
karena sebuah hubungan diplomatik tidak boleh
terkontaminasi dengan aksi penyadapan," ujar Julian.
Pemerintah pun belum akan mengeluarkan nota
protes kepada Amerika dan Australai. Menurut Julian,
pemerintah masih menunggu klarifikasi resmi dari
Amerika dan Australia. "Kami harus pastikan dulu
(kebenaran kabar ini) dan menunggu penjelasan (AS dan
Australia)." [] emje
6. 6
Media Umat | Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Media Utama
Gedung Baru,
Spionase Kian Canggih
Gedung baru Kedubes AS bukan tidak mungkin itu menjadi pusat
spionase baru AS di Indonesia yang lebih canggih.
G
edung Kedubes
Amerika Serikat di
samping Istana
Wakil Presiden RI Jl
Medan Merdeka
Selatan, Jakarta, itu telah rata
dengan tanah. Pondasi sedang
dibangun. Alat-alat berat sudah
bekerja. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) telah dikantongi
oleh Amerika dari Pemprov DKI
Jakarta.
Amerika tampaknya berusaha makin menancapkan dominasinya di Indonesia. Coba
bayangkan, tidak ada kantor kedutaan besar di jantung ibukota
Jakarta-seputar Monas yakni Jl
Merdeka mulai utara, timur,
selatan, dan barat-kecuali kantor
Kedubes Amerika Serikat dan
Vatikan.
Tak tanggung-tanggung,
gedung kedubes negara pembantai kaum Muslimin ini akan
dibangun 10 tingkat. Luas gedung itu mencapai 36.000 meter
persegi atau 3,6 hektar. Ini akan
menjadi gedung Kedubes AS
terbesar ketiga setelah Kedubes
AS di Irak dan Pakistan.
Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel beberapa bulan sebelum kembali ke negaranya menyebutkan, pembangunan gedung kedubesnya itu merupakan 'salah satu simbol komitmen Amerika kepada Kemitraan
Komprehensif dengan Indonesia.' Kompleks yang terdiri atas
beberapa bangunan ini akan
digunakan oleh para staf Kedutaan Besar AS dan Misi AS untuk
ASEAN.
Ia menjelaskan, proyek
besar ini dijadwalkan rampung
dalam lima tahun. Proyek ini akan
menghabiskan dana US$ 450
juta atau sektiar Rp 4,2 trilyun.
"Pembangunannya akan dimulai
akhir tahun ini dan dijadwalkan
selesai pada 2017," kata Marciel
di Kedubes AS Jakarta, Jumat
(6/7/12).
Direktur Proyek Pembangunan Gedung di Luar Negeri
Tamela Simpson mengatakan,
pembangunan kompleks kedutaan dimulai pada Desember
mendatang. Pembangunan
mencakup gedung utama setinggi 10 lantai, garasi, ruang
tunggu, dan relokasi gedung
bersejarah yakni gedung PM
Sutan Sjahrir.
Untuk Apa?
Banyak pertanyaan muncul
terkait pembangunan gedung
kedubes yang demikian besar
tersebut. Ketika rencana itu
muncul, pada saat yang hampir
bersamaan Amerika membuka
pangkalan militer di Darwin, Australia. Saat itu ada 250 anggota
marinir AS di sana. Dan jumlah itu
terus bertambah hingga 2016
nanti sampai mencapai 2.500
personel. Pangkalan militer AS di
Darwin ini letaknya tak jauh dari
Indonesia. Bila ditarik garis dari
Nusa Tenggara Timur (NTT),
jaraknya hanya 800 km.
Bahkan belakangan diketahui tentara Amerika telah masuk
ke wilayah Indonesia, khususnya
di Papua. Memang mereka tak
menggunakan baju militernya,
tapi dengan berbagai misi baik
sebagai tenaga ahli dan sebagai-
Hegemoni Amerika di Indonesia
I
ndonesia tak bisa berkutik kalau berhadapan dengan
Amerika. Ini bukan hal yang aneh. Soalnya Presiden
SBY sendiri tak menganggap Amerika sebagai negara
yang menjajah Indonesia. Sebaliknya, SBY menganggap
Amerika adalah negerinya yang kedua. "I love the United
States, with all its faults. I consider it my second
country," katanya seperti dikutip oleh the International
Herald Tribune di tahun 2004.
Tak mengherankan, hegemoni Amerika di
Indonesia seperti mendapat angin, bukan malah
ditentang. Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia M Ismail
Yusanto menyatakan, gedung baru Kedubes AS itu akan
menjadi sarana mengokohkan penjajahan AS yang
selama ini telah berjalan, khususnya dalam bidang politik
dan ekonomi.
"Kalaulah tampak bahwa dalam pembangunan
gedung Kedubes itu menguntungkan Indonesia karena
bakal melibatkan ribuan pekerja dan ratusan pemasok,
tapi kerugian yang bakal ditimbulkan oleh penjajahan
yang dilakukan oelh AS di masa mendatang pasti akan
jauh lebih besar," katanya.
Amerika saat ini mengendalikan perekonomian
Indonesia dengan kekuatan multinational corporation
dan kekuatan mata uang dolarnya. Di bidang politik, para
penguasa memiliki kedekatan dengan AS. Amerika pun
berhasil mengintervensi berbagai perundang-undangan
sehingga pro terhadap liberalisasi. Di bidang pertahanan
dan keamanan, Amerika menjadikan Indonesia bergantung dan tidak memiliki kemandirian lagi. Pokoknya, kata
pengamat militer Muhajir Effendi, Indonesia powerless
alias tak memiliki kekuatan apapun kalau berhadapan
dengan Amerika.[] emje
nya. Hanya saja, pemerintah Indonesia tak berkutik menghadapi intervensi asing yang masuk
dengan membawa bendera
Freeport tersebut.
Di Jakarta sendiri, selama
ini Amerika telah menempatkan
instalasi militernya yakni Navy
Medical Reseach Unit 2 (Namru2). Instalasi yang sempat ditutup
oleh Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari itu beroperasi kembali
ketika Menkes berikutnya Endang Sri Sedyaningsih. Di gedung yang berada di kompleks
Kementerian Kesehatan Jl Percetakan Negara itulah Namru-2
yang dikomandoi oleh seorang
kolonel angkatan laut AS beroperasi tanpa kendali pemerintah Indonesia.
Wajar jika ada beberapa
kalangan mengkhawatirkan
pembangunan gedung kedubes
AS yang begitu besar. Kekhawatiran itu kini bertambah kuat dengan terbongkarnya aktivitas
penyadapan yang berpangkalan
di gedung Kedubes AS.
Nah dengan makin megah
dan mewahnya gedung baru
Kedubes AS dengan kapasitas
yang kian banyak dalam menampung personel dan peralatan,
bukan tidak mungkin itu menjadi
pusat spionase baru AS di Indonesia. Apa yang dulu dilakukan,
akan kian canggih dalam memata-matai Indonesia.
Pengamat hubungan internasional Budi Mulyana kepada
Media Umat pernah mengungkapkan, fungsi tambahan dari
gedung baru Kedubes AS itu.
Gedung itu bukan sekadar menjadi kantor diplomatik di Jakarta.
"Tetapi markas militer!" ungkapnya kepada Media Umat.
Ia tidak berspekulasi. Menurutnya, gedung itu sekaligus
nantinya menjadi markas satuan
pengaman laut Marine Security
Guard Quarters (MSGQ) dengan
embel-embel fasilitas rahasia
dan personel keamanan yang
diperlukan (Secret Facility and
Personnel Security Clearances
Required). "Ini mengindikasikan
secara jelas apa yang akan dibangun dari gedung 10 lantai ini.
Dan gedung ini letaknya tidak
jauh dari Istana Negara," jelasnya.
Dosen Hubungan Internasional Unikom Bandung tersebut
kemudian menunjukkan salinan
kontrak rancang-bangun pembangunan Kedubes Amerika di
Indonesia Department of State
2012 Design-Build Contract for US
Embassy Jakarta, Indonesia yang
didapatnya. Ia menunjukkan paragraf yang mendukung pernyataannya itu. "1. Project Description
(Secret Facility and Personnel
Security Clearances Required)
SAQMMA-12-R0061, Jakarta,
Indonesia NEC. The project will
consist of design and construction
services including a New Office
Building (NOB) with attached
Marine Security Guard Quarters
(MSGQ)."
Tidak dipungkiri di gedung
baru itu akan ada fasilitas rahasia
yang tidak akan bisa dijangkau
oleh pemerintah Indonesia. Mengingat, kantor gedung kedubes
sifatnya tertutup, termasuk bagi
negara tempat kedubes itu berada, kecuali ada izin. Dengan begitu, Amerika akan tetap leluasa
menempatkan peralatan canggihnya di gedung baru.
Belajar dari Kedubes AS di
Irak dan Pakistan, gedung itu ternyata menjadi pusat militer dan
intelijen. Di Baghdad, gedung itu
dijaga mariner. Di Islamabad,
Asia Times menyebut Kedubes AS
di Pakistan itu layaknya pangkalan militer dalam bentuk kedubes. Kedubes Indonesia yang
baru? Mungkin tak jauh fungsinya dari itu. [] mujiyanto
7. Media Umat | Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Media Utama
7
Amerika Musuh, Bukan Sahabat
Ketika kerusuhan Mei 1998 meletus, ada pengacakan sinyal di Jakarta sehingga mengganggu
komunikasi aparat keamanan. Dugaan kuat, pengacak sinyal itu ada di Kedubes AS di Jakarta.
J
ika Anda sangat mendewakan Amerika Serikat (AS), ada baiknya
Anda membuka halaman per halaman sejarah. Negeri Paman Sam itu ternyata menorehkan jejak-jejak
kejahatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Di Nusantara, jejak kejahatan Amerika itu telah terlihat
sejak awal kemerdekaan. Aksi
nyata mereka terlihat ketika
Belanda ingin masuk lagi ke
Indonesia pasca kemerdekaan.
Amerika membonceng di belakang Belanda.
Saat itu AS berusaha mematahkan penyebaran komunis
di dunia. Keluarlah Truman Doctrine pada 1947, untuk mengepung komunis dan kemudian
disusul Marshall Plan tahun berikutnya guna membangun kembali Eropa dari puing-puing
akibat PD II.
“Ketika tentara kerajaan
Belanda kembali datang ke Jawa
dan Sumatera pada musim semi
1946, banyak serdadu Belanda
mengenakan seragam marinir
AS dan mengendarai jeep Angkatan Darat AS.” (Gouda & Zaalberg: Indonesia Merdeka Karena
Amerika? Politik Luar Negeri AS
dan Nasionalisme Indonesia
1920-1949; 2008). Bahkan AS
diyakini turut membantu Belanda dalam serangan militer Belanda II atas Yogya pada 18
Desember 1948.
Dalam rangka menjatuhkan pemerintah Soekarno, Amerika membantu pemberontakan
PRRI/ PERMESTA. AS menurunkan kekuatan besar. CIA menjadikan Singapura, Filipina (Pangkalan AS Subic & Clark), Taiwan,
dan Korea Selatan sebagai pos
suplai dan pelatihan bagi pemberontak.
Pada 7 Desember 1957,
Panglima Operasi AL-AS Laksamana Arleigh Burke memerintahkan Panglima Armada ke-7
(Pacific) Laksamana Felix Stump
menggerakkan kekuatan AL-AS
yang berbasis di Teluk Subic
untuk merapat ke Indonesia. Dalih AS, pasukan itu untuk mengamankan instalasi perusahaan
minyak AS, Caltex, di Pekanbaru,
Riau.
AS memberikan ribuan
pucuk senjata api dan mesin,
lengkap dengan amunisi dan
aneka granat. Amerika juga mendrop sejumlah alat perang berat
seperti meriam artileri, truk-truk
pengangkut pasukan, aneka
jeep, pesawat tempur dan pembom, dan sebagainya. Awalnya
Amerika membantah terlibat,
namun sebuah pesawat pengebom B-29 milik AS ditembak
jatuh oleh sistem penangkis serangan udara Angkatan Perang
Republik Indonesia (APRI). Pilot
pesawat itu Allan Lawrence Pope
berhasil ditangkap hidup-hidup.
Ia terbang atas perintah CIA.
Puncaknya ketika Amerika
berada di balik pemberontakan
G 30 S/PKI. Banyak dokumen dan
literatur membongkar keterlibatan CIA —yang merangkap sebagai diplomat— di dalam peristiwa Oktober 1965 tersebut. Atas
nama pembersihan kaum komunis di negeri ini, CIA turut menyumbang daftar nama kematian (The Dead List) yang berisi
5.000 nama tokoh dan kader PKI
di Indonesia kepada Jenderal
Soeharto. Namun yang dibunuh
bukannya 5.000 orang, Kol Sarwo
Edhie, Komandan RPKAD saat itu
yang memimpin operasi pembersihan ini, terutama di Jawa
Tengah dan Timur, menyebut
angka tiga juta orang yang
berhasil dihabisi, termasuk orang
yang tak tahu apa-apa. Inilah
tragedi kemanusiaan terbesar
setelah era Hitler.
Buku “Membongkar Kegagalan CIA” karya Tim Weiner,
wartawan The New York Times,
mengungkap bagaimana para
diplomat AS yang juga perwira
CIA berhasil merekrut Adam
Malik sebagai agen mereka.
Tim Weiner menulis, "CIA
berusaha mengonsolidasi sebuah pemerintah bayangan, sebuah kelompok tiga serangkai
yang terdiri atas Adam Malik,
Sultan yang memerintah di Jawa
Tengah, dan perwira tinggi angkatan darat berpangkat mayor
jenderal bernama Soeharto.
Lahirnya era reformasi tak
lepas dari keinginan AS setelah
Soeharto tak mau lagi tunduk
pada pemerintahan Washington.
Berbagai jalan dilakukan untuk
menjatuhk annya termasuk
menggunakan LSM. Terungkap
ada dana 26 juta dolar sejak 1995
kepada LSM tersebut dengan
kedok mendukung HAM dan
kebebasan berekspresi.
Beberapa jam sebelum
Soeharto lengser, Menlu AS
ketika itu Madeline Albright
mengisyaratkan supaya Presiden
Soeharto mundur agar krisis terpecahkan. Bersamaan dengan
itu, pemerintah AS mengumumkan telah mengirimkan sebuah
kapal induk Belleau Wood yang
dilengkapi dengan helikopter
dan pesawat-pesawat jet tempur
serta dua kapal pendukung,
lengkap dengan 2000 serdadu
marinir ke Teluk Jakarta untuk
melakukan "evakuasi militer"
(Kompas, 21/5/1998).
Menurut informasi yang
berkembang, ketika kerusuhan
Mei 1998 meletus, ada pengacakan sinyal di Jakarta sehingga
mengganggu komunikasi aparat
keamanan. Dugaan kuat, pengacak sinyal itu ada di Kedubes AS
di Jakarta.
Dalam temuan Wikileaks
terungkap pula betapa besar
peran para diplomat yang ada di
Jakarta dalam menentukan kebijakan pemerintah Amerika terhadap Indonesia. Secara berkala,
para diplomat di Jakarta mengirimkan pengamatannya ke Washington. Semua yang terjadi di
Indonesia menjadi bahan laporan.
Dunia Islam
Kejahatan Amerika itu juga
tersebar luas di dunia Islam. Di
Irak, lebih dari 1 juta kaum Muslim menjadi korban serangan
Amerika. Dengan dalih demokrasi, Amerika menebar bom-
bom kimia di Irak dan mengembargo rakyatnya lebih dari 10
tahun.
Senjata AS tercatat sudah
membunuh ribuan rakyat Palestina mulai segala tingkatan, perempuan dan anak-anak. Senjata-senjata itu dipergunakan
oleh Israel, tanpa pernah dicegah
sama sekali. Amerika membiarkan pembantaian warga Palestina oleh tentara Israel secara keji.
Di Afghanistan, ratusan
ribu kaum Muslimin tewas di
tangan tentara Amerika. Banyak
di antara mereka adalah warga
yang tak tahu apa-apa. Embargo
Amerika di negeri itu juga menyebabkan sedikitnya 15 ribu
anak Afghanistan meninggal
dunia.
Di Somalia, tentara Amerika
membunuh ribuan orang sipil
ketika AS menyerbu negara itu.
Hal yang sama dilakukan terhadap Sudan di mana Amerika
mengirimkan misil-misilnya
yang membunuh ratusan orang.
Itu belum termasuk tindakan AS di Chechnya, Bosnia,
Macedonia, Kosovo, Kashmir,
dan negeri Muslim lainnya.[]
mujiyanto
Doktrin Arthur-Churchill,
Cara Kuasai Indonesia
P
ada Perang Dunia II, Jenderal McArthur dan Winston Churchill membuat doktrin yang dikenal kemudian
dengan sebutan 'Doktrin McArthur-Churchill'. Ini adalah suatu skenario penguasaan kawasan Asia-Pasifik
pasca Perang Dunia II. Khusus bagi Indonesia, doktrin ini membagi Kepulauan Indonesia menjadi tiga
kawasan, yakni Kawasan Malesia (Sumatera dan Kalimantan), Kawasan Melanesia (Sulawesi, Maluku, Nusa
Tenggara, dan Papua), dan Pusat Layanan (Jawa dan Bali).
Menurut doktrin itu, kawasan Malesia disubordinasikan ke Semenanjung Malaysia dan Daratan Asia
Tenggara, menjadi 'Great Malesian Region. Sedangkan Kawasan Melanesia disubordinasikan ke Kepulauan
Philippines dan negara-negara Pacific (Australia dan sekitarnya), menjadi 'Great Melano-Polynesian Region.'
Terakhir Pulau Jawa dan Bali yang menurut rencana akan dijadikan ajang operasi intelijen menggantikan peran
strategis Singapura.
Doktrin itu menjadi acuan Amerika dalam menyusun strategi menguasai Indonesia secara geostrategis
maupun geopolitik. Tampaknya doktrin ini masih berlaku dan semakin terbukti dengan adanya cengkeraman
Amerika yang kian kuat di Indonesia. Bisa jadi Kedubes AS di Jakarta akan menjadi pusat layanan di kawasan ASEAN
dan Pasifik seperti yang direncanakan doktrin itu.[] emje
8. Media Umat | Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Budi Mulyana,
Pengamat Hubungan Internasional
Amerika
Tak Beretika!
Pemerintah Indonesia melayangkan nota protes ke Kedubes Amerika Serikat setelah koran
terkemuka di Australia Sydney Morning Herald, Selasa (29/10), menyebut Kedutaan Besar Amerika
Serikat di Jakarta, sebagai salah satu dari 90 pos yang memiliki fasilitas penyadapan intelijen AS di
seluruh dunia. Lantas apa dampak nota protes tersebut bagi hubugan kedua negara? Temukan
jawabannya dalam perbincangan wartawan Media Umat Joko Prasetyo dengan Pengamat Hubungan
Internasional Budi Mulyana. Berikut petikannya.
Bagaimana tanggapan Anda
atas disinyalirnya Amerika
menyadap Indonesia?
Informasi ini bukan
informasi yang baru.
Persoalannya menjadi 'heboh'
karena informasi ini
disampaikan oleh disitir NSA
(National Security Agency)
Amerika Serikat, sehingga
seolah keakuratan informasinya
bisa dipertanggungjawabkan,
karena ini adalah informasi
'orang dalam'.
Persoalan kebenarannya,
sebenarnya sudah ada indikasi
kuat ke arah sana. Dengan
memahami Amerika Serikat
adalah negara adidaya yang
memiliki kepentingan politik di
level global, maka 'wajar' bagi
Amerika Serikat melakukan hal
itu semua. Terlebih sepanjang
sejarah diplomasinya, Amerika
Serikat memang tidak punya
etika dalam pergaulan dunia
internasional.
Bukankah dalam hubungan
satu negara dengan negara
lainnya, sadap menyadap
adalah sesuatu yang biasa
dilakukan?
Dalam hubungan antar
negara, informasi terkait dengan
negara yang berhubungan
dengan suatu negara adalah hal
yang penting. Untuk bisa
menentukan sikap, baik sikap
politik, maupun nantinya akan
berujung kepada kebijakan
politik dan lainnya, sangat
bergantung kepada informasi
tentang negara yang akan
berhubungan dengan negara
tersebut.
Persoalannya adalah
apakah informasi tersebut hanya
informasi publik, informasi yang
beredar secara luas, atau butuh
informasi di balik layar. Maka di
sinilah peran dari penyadapan.
Sehingga sebenarnya
penyadapan ini adalah lazim
dilakukan untuk mendapatkan
informasi 'rahasia'.
Dengan bekal informasi
'rahasia' ini, maka diharapkan
sikap dan kebijakan yang dibuat
bisa lebih mencerminkan fakta
riil yang dihadapi oleh suatu
negara.
Apa tujuan suatu negara
menyadap negara lain?
Ya itu tadi, penyadapan
dilakukan karena tidak merasa
cukup dengan informasi publik,
maka dibutuhkan cara untuk
mendapatkan informasi 'rahasia'
(confidential/secret information).
Dengan harapan dengan bekal
informasi rahasia ini suatu
negara dapat bersikap kepada
negara lain dengan sikap yang
lebih 'tepat'.
Apa pula bahaya yang
mengancam bagi negara yang
disadap?
Tentu, bagi negara yang
disadap, berarti rahasianya
terbongkar. Sesuatu yang
mestinya bersifat terbatas,
karena mungkin terkait dengan
rahasia negara, strategi yang 'top
secret', menjadi hilang maknanya
karena diketahui pihak lain,
apalagi kalau pihak lain ini
adalah musuh dari negara yang
bersangkutan. Ini adalah hal
yang sangat membahayakan.
Bagaimana pula reaksi
negara-negara yang disadap?
Tentunya, bagi negara
yang mengetahui bahwa dirinya
disadap oleh negara lain, reaksi
normalnya adalah marah, protes,
terhadap tindakan tersebut.
Mengapa? Karena tindakan
penyadapan ini adalah tindakan
ilegal. Mengambil informasi
tidak dengan jalur resmi, secara
diam-diam, bahkan bisa
dipastikan dilakukan dengan
tindakan kriminal seperti masuk
suatu wilayah tanpa izin,
menempelkan peralatan
penyadapan di barang milik
orang lain dan lain sebagainya.
Jadi, apakah sikap pemerintah
yang memanggil pihak Dubes
Amerika dan mengajukan
nota protes, sudah tepat?
Pemanggilan perwakilan
negara yang dituduh melakukan
penyadapan adalah tindakan
yang lazim dilakukan dalam pola
hubungan antar negara.
Persoalannya adalah seberapa
efektif tindakan tersebut.
Kalau berdasarkan kajian
historis diplomasi, menurut
Holsti, telah didokumentasikan
ada sekitar 14 ragam tindakan
(action) yang dilakukan suatu
negara vis a vis negara lain jika
suatu konflik atau krisis terjadi.
Di antaranya adalah surat
protes, denials/accusation,
pemanggilan dubes untuk
'konsultasi', penarikan dubes,
ancaman boikot atau embargo
ekonomi (parsial atau total),
propaganda anti negara
tersebut di dalam negeri,
pemutusan hubungan
diplomatik secara resmi,
mobilisasi pasukan militer
(parsial atau penuh) walaupun
sebatas tindakan nonviolent,
peniadaan kontak antar
warganegara (termasuk
komunikasi), blokade formal,
penggunaan kekuatan militer
terbatas (limited use of force) dan
pencetusan perang.
Namun tindakan-tindakan
tersebut tidak mesti berurutan,
karena dapat saja melompat dari
yang satu ke yang lain. Dalam
kasus penyadapan ini, maka
langkah yang dilakukan
pemerintah Indonesia masih
langkah yang 'ringan'.
Mengapa Indonesia memilih
langkah yang ringan?
Ada dua kemungkinan.
Pertama, karena penyadapan ini
belum memberikan dampak luar
biasa bagi Indonesia. Kedua,
karena Indonesia masih sangat
bergantung pada Amerika
Serikat sehingga untuk
melangkah ke tahapan
diplomatik berikutnya perlu
pertimbangan yang panjang.
nota protes setelah
pemberitaan itu?
Protes setelah ada
pemberitaan, tentunya adalah
sikap yang harus ditunjukkan
kepada rakyat Indonesia bahwa
Indonesia masih berdaulat, tidak
mau diintervensi negara lain.
Menariknya, empat hari
sebelum pemberitaan
penyadapan di media
Australia itu, Menhan
Purnomo Yusgiantoro
membantah kalau alat
telekomunikasi Presiden SBY
disadap Amerika, lantaran
Indonesia memiliki Lembaga
Sandi Negara. Apakah itu
berarti pemerintah sudah
tahu bahwa Amerika berupaya
menyadap?
Pastinya, setiap
pemerintah, termasuk Indonesia
paham bahwa negara sekaliber
Amerika Serikat ketika
membuka perwakilan
diplomatiknya akan membawa
konsekuensi penyadapan.
Karena salah satu tugas dari
perwakilan diplomatik adalah
memberikan informasi kepada
negara pengirimnya.
Sebagaimana yang
disebutkan dalam Konvensi
Wina 1961 tentang Hubungan
Diplomatik, bahwa salah satu
fungsi dari perwakilan
diplomatik adalah memberikan
keterangan tentang kondisi dan
perkembangan negara
penerima, sesuai dengan
undang-undang dan
melaporkan kepada pemerintah
negara pengirim.
Dan tentunya para staf
diplomatik akan berusaha
dengan segala cara
mendapatkan informasi yang
'terbaik', walau harus dengan
cara penyadapan yang ilegal.
Memang apa konsekuensi dari
nota protes tersebut bagi
kedua negara tersebut?
Konsekuensinya hanya
menunjukkan keberatan,
ketidaksukaan terhadap
tindakan suatu negara kepada
negara yang bersangkutan.
Sehingga dengan ada nota
protes ini, negara yang
melakukan kesalahan dapat
memperbaiki tindakantindakannya.
Tentunya bila nota protes
ini tidak diindahkan, mestinya
dilanjutkan kepada tindakan
diplomatik yang lebih tinggi,
seperti pengusiran atau sampai
kepada pemutusan hubungan
diplomatik.
Mengapa baru mengajukan
Apakah konsekuensi tersebut
cukup setimpal dengan risiko
yang didapat Indonesia,
karena disadap?
Inilah yang senatiasa
dijadikan pertimbangan oleh
pemerintah. Sejauh ini kita
melihat nota protes yang
dilakukan hanya sampai
menunjukkan ketidaksukaan,
atau bahkan hanya meredam
agar rakyat Indonesia tidak
bergejolak karena melihat
kedaulatan negaranya diacakacak. Setelah isunya mereda,
faktanya hubungan antar kedua
negara pulih seperti sedia kala.
Berarti itu hanya basa-basi
diplomasi untuk menipu
rakyatnya sendiri?
Bisa dikatakan demikian.[]
9. Media Umat | Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Muhammad Ismail Yusanto,
Jubir HTI
Bukti Sudah Cukup,
Tutup Kedubes Amerika!
Disinyalirnya Kedubes Amerika menyadap para pejabat pemerintah Indonesia menjadi bukti
bahwa Kedubes AS di Jakarta bukan sekadar kantor. Gedung itu menjadi markas spionase Amerika.
Wajar jika muncul tuntutan Kedubes AS itu ditutup diplomatnya diusir semua. Lantas bagaimana bila
pemerintah Indonesia tetap bermesraan dengan negara kafir harbi muhariban fi'lan tersebut, serta
tidak mencabut IMB untuk pembangunan ulang gedung yang akan menjadi Kedubes Amerika
terbesar ketiga di dunia? Jawabannya ada dalam wawancara wartawan Media Umat Joko Prasetyo
dengan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto. Berikut petikannya.
Bagaimana tanggapan Anda
dengan pemberitaan koran
terkemuka di Australia yang
menyebut Kedubes AS
menyadap Indonesia dan 89
negara lainnya?
Sama sekali tidak
mengejutkan. Dari awal HTI
telah menyatakan bahwa selain
berfungsi untuk melayani
kepentingan AS di Indonesia
dan warga Indonesia yang
hendak berkunjung ke negeri
Paman Sam itu, Kedubes AS di
Jakarta juga menjalankan fungsi
intelijen, yakni mengumpulkan
berbagai informasi apapun yang
mungkin berguna bagi
pemerintahnya.
Kini terbukti, protes Hizbut
Tahrir Indonesia selama ini
bukanlah omong kosong. Bahwa
benar, gedung Kedubes AS di
Jakarta merupakan markas
intelijen. Sumber informasi
mengenai hal itu sangatlah
akurat. Apalagi ditambah fakta
bahwa penyadapan juga
dilakukan AS terhadap negaranegara lain seperti Jerman dan
Prancis serta 80 lokasi lain di
seluruh dunia.
Bahkan, sebagaimana
diberitakan oleh majalah Der
Spiegel, Badan Keamanan
Nasional Amerika, NSA, juga
memonitor jutaan telepon yang
dilakukan warga Jerman dan
Prancis. Gedung Putih sendiri
tidak menyangkal secara tegas
praktik penyadapan.
Sebelum ini, sejumlah
kawat diplomatik termasuk
kawat diplomatik dari Kedubes
dan Konsul AS di Jakarta, juga di
berbagai ibukota negara lain
yang berisi tentang berbagai
informasi tentang negara tuan
rumah dibongkar oleh Wikileaks.
Hal ini sekali lagi
menegaskan bahwa Kedubes AS
di manapun sebenarnya
memang juga adalah markas
intelijen AS di setiap negara tuan
rumah.
Menariknya, berita itu
mengutip bocoran Peta
Penyadapan yang dibuat 13
Agustus 2010. Artinya, itu kan
ada gedung kedubes yang
lama. Lantas bagaimana bila
gedung kedubes yang baru
selesai dibangun?
Iya benar, pemerintah AS
sekarang tengah membangun
ulang gedung kedubesnya di
Jakarta. Kelak, Kedubes AS di
Jakarta bakal menjadi Kedubes
AS terbesar ketiga setelah di Irak
dan Pakistan.
Pembangunan gedung
yang demikian besar itu menjadi
tanda sangat nyata bakal makin
kuatnya cengkeraman AS atas
Indonesia khususnya, dan
kawasan ASEAN pada umumnya,
karena makin besar kedutaan
sebuah negara tentu
menunjukkan makin besarnya
tugas pokok dan fungsi
kedutaan itu di sebuah negara.
Bila di gedung lama yang
jauh lebih kecil saja kegiatan
penyadapan sudah dilakukan,
apalagi kelak di gedung yang
lebih besar. Tentu kegiatan
spionase seperti itu akan lebih
intensif lagi dilakukan.
Berdasar fakta itu,
sesungguhnya sudah cukup
untuk menjadi dasar bagi
pemerintah Indonesia untuk
menutup Kedubes AS di Jakarta
serta mencabut IMB untuk
gedung baru.
Apa sih bahayanya, bila
pembicaraan kepala negara
atau pejabat penting lainnya
disadap oleh pihak asing?
Tentu sangat berbahaya.
Kepala negara dan pejabat
tinggi negara adalah orangorang yang mendapatkan
wewenang penuh untuk
menjalankan pemerintahan dan
memimpin negara ini. Dan
sewajarnya di antara mereka dan
di antara lembaga negara terjadi
komunikasi.
Sebagian komunikasinya
tentu bersifat rahasia, atau
bahkan sangat rahasia karena
mungkin menyangkut hal yang
sangat strategis, yang terkait
dengan sebuah kebijakan
penting atau menyangkut
rencana tertentu yang juga
sangat penting.
Melalui penyadapan, pihak
asing menjadi tahu apa yang
sedang dipikirkan, direncanakan
atau akan dilakukan oleh para
pejabat itu, sehingga mereka
bisa menelikung, atau membuat
rencana tandingan untuk
membatalkan atau
memengaruhi setiap keputusan
strategis yang bakal diambil
oleh pemerintah.
Tapi Menhan Purnomo
Yusgiantoro, empat hari
sebelum pemberitaan itu,
menyatakan bahwa
telekomunikasi Presiden SBY
tidak disadap Amerika karena
Indonesia punya Lembaga
Sandi Negara...
Itu pernyataan tidak
bernilai apa-apa.
Mengapa?
Memang betul bahwa
Indonesia punya Lembaga Sandi
Negara, tapi apa hubungannya
dengan jaminan bahwa di
negeri ini tidak bakal disadap?
Menhan juga tidak menjelaskan
bagaimana lembaga tersebut
bisa mencegah terjadinya
penyadapan.
Sementara, fakta yang ada
menunjukkan justru perangkat
penyadapan itu ada di Kedubes
Amerika Serikat di Jakarta. Itu
artinya, meski ada Lembaga
Sandi Negara, aktifitas
penyadapan tetap saja
dilakukan.
Jangan lagi Indonesia, di
negara seperti Jerman yang
secara teknologi lebih maju
daripada Indonesia saja
penyadapan juga terjadi.
Bahkan Kanselir Merkel telah
disadap oleh AS sejak tahun
2002.
Tindakan Menlu Marty
Natalegawa yang memanggil
Dubes Amerika dan
mengajukan nota protes,
apakah sudah tepat?
Tindakan tersebut
tidaklah cukup. Mestinya, lebih
daripada itu. Dalam pandangan
Islam, Kedubes AS itu wajib
ditutup.
Kalau ternyata Amerika tidak
terbukti menyadap, apakah
IMB harus tetap dicabut dan
hubungan diplomatik harus
tetap diputus?
Iya, tetap. Karena
terhadap negara semacam ini,
tidak boleh ada hubungan
diplomatik dalam bentuk
apapun, sampai negara ini
benar-benar menghentikan
penjajahan dan
pembunuhannya terhadap
umat Islam di manapun.
Mengapa?
Karena bukan hanya
masalah terbukti telah
melakukan penyadapan, tapi,
yang lebih penting lagi, adalah
kenyataan bahwa Amerika
Serikat termasuk negara
muhariban fi'lan, yakni negara
yang secara langsung
memerangi dan membunuh
umat Islam di berbagai belahan
dunia.
Tapi kan, AS menyerang dan
membunuh rakyat negara
lain, lagian Indonesia kan
bukan negara Islam?
Masalahnya bukan apakah
Indonesia negara Islam atau
bukan. Yang pokok adalah pada
apa yang AS lakukan. Yaitu
bahwa yang mereka serang
adalah negeri Muslim dan yang
mereka bunuh adalah umat
Islam.
Dalam pandangan Islam,
serangan kepada satu negeri
Muslim dan pembunuhan
terhadap seorang Muslim
hakikatnya adalah serangan
kepada seluruh umat Islam di
seluruh dunia. Oleh karena itu,
wajib bagi umat Islam di
manapun berada untuk tidak
tinggal diam atas tindak
permusuhan itu.
Memang apa masalahnya,
kalau seorang Muslim jadi
pejabat lalu berteman baik
dengan negara muhariban
fi'lan?
Kalau mereka, para pejabat
itu berteman baik dengan
negara muhariban fi'lan lalu
tetap membiarkan AS
melakukan penyadapan, juga
membiarkan pembangunan
gedung Kedubes AS, maka itu
menjadi bukti bahwa para
pejabat pemerintah itu telah
tunduk pada tekanan negara
imperialis sadis itu.
Tindakan semacam itu
jelas merupakan bentuk
pengkhianatan terhadap Allah
dan Rasul-Nya serta
pengkhianatan terhadap kaum
Muslimin semua. Tindakan
seperti ini pasti akan mendapat
azab Allah di akhirat kelak.
Sementara di dunia,
kebijakan seperti ini sama saja
menjerumuskan bangsa dan
negara ini ke jurang
imperialisme yang tentu pasti
bakal mencelakakan bangsa dan
negara.[]
10. 10
Media Umat | Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Aspirasi
Mereka Bicara
Penyadapan
Hikmahanto Juwana,
Pakar Hukum Internasional
Bisa Usir Dubes Amerika
Hukum internasional tidak mengatur
secara khusus masalah penyadapan. Tetapi
dalam Konvensi Wina tentang Hubungan
Diplomatik disebutkan bahwa negara yang
diterima di suatu negara itu tidak boleh melakukan tindakantindakan ilegal. Nah, ini kan tindakan ilegal nih, jadi sebenarnya tidak
boleh. Tapi sanksi terhadap tindakan tersebut tidak ditulis. Jadi ini
tergantung negara yang menjadi korban, apa yang mau dia lakukan
begitu.
Nota protes, di dunia diplomasi itu sebenarnya sudah keras.
Pemerintah Indonesia kan minta penjelasan. Tergantung nanti apakah
penjelasannya memuaskan atau tidak memuaskan. Kalau misalnya
tidak memuaskan, pemerintah Indonesia bisa saja mengusir beberapa
staf diplomatik Kedutaan Besar Amerika di Jakarta. Namanya persona
non grata. Pemberian sanksi berupa persona non grata pernah
dilakukan pemerintah Venezuela kepada sejumlah diplomat.
Jadi, bisa saja bila pemerintah Indonesia, masih juga tidak
merasa puas dengan mengusir staf diplomat, mengusir juga duta
besarnya. Serta mengundang pulang duta besar Indonesia yang
berada di Amerika. Jadi masih banyak cara dalam dunia diplomasi itu,
untuk menunjukkan protes dan memberikan sanksi.[]
Zhahir Khan,
Mantan Duta Besar Indonesia untuk
Belanda
Pemerintah Cuma IkutIkutan
SBY disadap, sebetulnya bukan hal
baru. Jerman, Prancis dan lainnya yang
jelas-jelas sekutu Amerika juga disadap, apalagi yang bukan
sekutunya. Jadi, itu hal-hal yang sebetulnya sudah diketahuilah itu.
Cuma karena sekarang sudah ramai diberitakan, Indonesia ikut-ikutan
protes juga.
Pemerintah harus proaktif dan menunjukkan sikap yang tegas,
jelas, menolak penyadapan itu. Tapi sepertinya, negara kita ini tidak
akan sampai melakukan persona non grata, paling maksimal hanya
memprotes saja. Padahal bisa saja, kesempatan ini digunakan untuk
mengusir duta besar Amerika. Namun, bila melihat perkembangan
negara Indonesia dan kebijakannya selama ini, hal ini tidak mungkin
dilakukan.[]
Amerika, inilah yang bikin paranoid.
Bagi aktivis Muslim memang harus lebih berhati-hati dan
waspada namun tidak surut langkah dan tetap istiqamah berjuang
menegakkan syariat Islam wa makaru makarralllah wallahu khairul
makirin.
Pemerintah kita kan "jongos" Amerika, sudah tentu tidak
berani memprotes lebih keras kecuali hanya sekadar "kepantasan
diplomatik". Pemerintah seperti tidak layak dan pantas memimpin
umat. Harus segera diganti dan diubah dengan sistem Islam, agar
umat tidak semakin terpuruk dan perlawanan harus segera dimulai.[]
Muhajir Effendi,
Pengamat Militer
Political Bargain Kita
Powerless
Praktik penyadapan semacam ini
termasuk tindakan ilegal dan bisa
dikategorikan sebagai international cyber
crime.
Tuduhan serendah-rendahnya, untuk tindakan itu adalah
melanggar etika diplomasi. Kecuali yang menjadi sasaran adalah
pejabat negara musuh dan dalam keadaan perang. Tentu tindakan itu
dapat dikategorikan melanggar kedaulatan negara.
Sikap pemerintah seharusnya lebih dari sekadar protes.
Masalahnya, adakah kemampuan kita untuk melakukan itu?
Pelanggaran kedaulatan yang lebih parah dari itu saja kita tidak
berdaya. Misalnya pelanggaran laut oleh kapal-kapal selam dan
pelanggaran wilayah udara oleh pesawat tempur siluman negara lain
yang selama ini tidak terendus oleh kemampuan radar yang kita
punya.
Apalagi ini yang menyadap negara Amerika Serikat, negara
yang paling dominan dan hegemonik. Paling ia hanya melakukan
sebatas meminta maaf saja. Sedang Bush yang melakukan kejahatan
perang di Irak saja dibiarkan bebas.
Jadi ini masalahnya teknologi maupun political bargain kita
powerless.
Makanya menurut saya ada langkah yang cukup tepat yang
dilakukan Kemenhan yaitu melengkapi BAIS dengan teknologi anti
sadap. Hanya sayang alat itu dibeli dari perusahaan Inggris, tidak
dibikin sendiri. Artinya kunci rahasia teknologi itu tetap di tangan
orang lain. Tidak bisa dijamin berfungsi 100 persen. Dan jangan
sampai disalahgunakan, misalnya digunakan untuk menghindari
penyadapan oleh KPK sehingga kalau ada korupsi di lingkungan
Kemenhan bisa tidak terendus.[] joy
Son Hadi,
Jubir Jamaah Ansharu Tauhid
Mahendradatta,
Ketua Presidium TPM
Jongos Mana Berani Lawan
Tuannya?
Penguasa Dikontrol Amerika
Tindakan penyadapan itu menjelaskan bahwa Amerika berupaya menjadi
polisi dunia sekaligus menunjukkan mereka
terkena penyakit paranoid akut akibat hegemoni yang mereka lakukan
atas negeri-negeri Islam. Jelas efek dari hegemoni yang mereka
lakukan membangkitkan semangat perlawanan global terhadap
Permerintah bukan saja membiarkan
tapi tidak mampu, protes tidak didengar.
Kita berada di posisi yang sangat rendah
dengan Amerika itu. Itu karena kita selalu
membiarkan pemimpin-pemimpin yang memiliki kedekatan Amerika
dan dikontrol Amerika.
Rakyat harus punya pemimpin yang memiliki kepercayaan diri
yang tinggi menghadapi Amerika, kalau menurut saya hal seperti ini
bukan lagi suatu hal yang aneh. Indonesia mau apa? Mau protes tidak
didengar. Amerika pada dasarnya menguasai jaringan, selama kita
menggunakan komunikasi teknologi modern pasti kena sama mereka.
Bukan saya pesimis, kita sudah dikuasai, harusnya kita ganti
sistem, kita juga harus cerdas dalam komunikasi ini. Kita realistis saja.
Ganti sistem komunikasi kita yang tidak tersistem dengan sistem
komunikasi sendiri. Harusnya kita juga menutup diplomasi kepada
Amerika, harus ada perubahan besar di negeri ini.[]
Yahya Abdurrahman,
Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI
Pemerintah RI Patuh ke
Siapa?
Ini juga menjadi bukti bahwa apa
yang diingatkan HT benar adanya.
Tanggapan pihak dalam negeri yang
menganggap ini hal biasa. Padahal ini ada kaitannya rahasia negara,
wong yang sadap bukan orang biasa, yang disadapkan sampai
presiden orang tertinggi.
Ini menunjukkan bahwa Amerika selalu memposisikan negara
mana pun termasuk yang dianggap negara sahabatnya itu tidak
dipercaya secara penuh. Harus disadap yang sifatnya rahasia.
Dari pelajaran yang ada ini, kapan saja Amerika
mencampakkan orang-orang yang selama ini jadi anteknya.
Penyadaban ini juga membuktikan kalau Amerika itu negara penjajah.
Anehnya pemerintah tidak menganggap kejadian itu sebagai
bahaya dan serius. Itu maknanya tidak ada rahasia bagi Amerika di
negera ini. Tapi terhadap rakyatnye pemerintah sangat rahasia. Ini
membuktikan pemerintah patuh sama siapa? Patut dipertanyakan
nasionalismenya dan cintanya dia pada tanah air?[]
Mahfud Siddiq,
Ketua Komisi I DPR RI
Dukung Resolusi Eropa
Dengan sejumlah kasus terbongkarnya penyadapan yang dilakukan
pemerintah Amerika di beberapa negara
lain, maka bisa dipastikan bahwa hal yang
sama juga dilakukan Amerika di Indonesia. Karena kepentingan besar
Amerika di Indonesia, dan pentingnya Indonesia bagi Amerika.
Terbongkarnya kasus ini merupakan suatu yang sangat
memalukan bagi Amerika dan wajar jika negara-negara yang menjadi
obyek penyadaban ini bereaksi keras, walau memang pemerintah
Indonesia relatif masih tenang. Ya mungkin persoalan bukti saja,
karena ini masih laporan dari media saja.
Tapi tentu saja Indonesia harus memberikan warning yang kuat
karena dipastikan penyadaban ini bisa mengganggu kepentingan
nasional. Kalau betul-betul terbukti, reaksi keras Indonesia harus
ditunjukkan salah satunya dengan mendukung petisi atau resolusi
yang dilakukan negara Eropa untuk menekan Amerika.[] fatih-joy
11. Media Umat | Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Telaah Wahyu
11
Menyikapi Orang-orang
yang Melecehkan Islam
dan Ancaman terhadap Pelakunya
Oleh: Rokhmat S Labib, MEI
Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan
agama mereka sebagai main-main dan sendagurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan
dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Alquran itu
agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke
dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak
akan ada baginya pelindung dan tidak (pula)
pemberi syafaat selain daripada Allah. Dan jika ia
menebus dengan segala macam tebusan pun,
niscaya tidak akan diterima itu daripadanya.
Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke
dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka
sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air
yang sedang mendidih dan adzab yang pedih
disebabkan kekafiran mereka dahulu
(TQS al-An’am [6]: 70).
D
alam bergaul dengan sesama manusia, seorang
Mukmin bisa bertemu dengan banyak tipe dan sifat manusia yang
berbeda-beda. Perbedaan tersebut mengharuskan perbedaan
pula dalam menyikapinya. Menghadapi orang yang taat dan
berpegang teguh dengan Islan,
adalah perintah untuk meninggalkan orang-orang yang menjadikan dînahum (agama mereka)
sebagai la'ib[an] (main-main) dan
lahw[an] (senda guru).
Yang dimaksud dengan
dînahum, sebagaimana diterangkan al-Khazin, al-Alusi, dan para
mufassir, adalah Islam. Dikatakan
agama mereka karena Islam
merupakan agama yang diperin-
Ilustrasi
tentu berbeda dengan menghadapi orang suka melecehkan
Islam dan menjadikannya sebagai bahan ejekan dan olokolokan.
Perkara inilah di antara
yang dijelaskan oleh ayat ini.
Umat Islam diberikan tuntunan
bagaimana menghadapi orangorang yang melecehkan Islam.
Menyikapi Orang yang
Mempermainkan Agama
Allah SWT berfirman: Wa
dzar al-ladzîna [i]ttakhadzû dînahum la'ib[an] wa lahw[an] (dan
tinggalkanlah orang-orang yang
menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau).
Khithâb atau seruan ayat ini ditujukan kepada Rasulullah SAW.
Seruan itu berlaku juga untuk seluruh umatnya. Isi seruannya
tahkan dan dibebankan atas
mereka.
Sedangkan menjadikan
Islam sebagai 'la'ib[an] dan lahw[an], menurut al-Qurthubi adalah istihzâ[an] (mengolok-olok)
terhadap agama tersebut. Tak
jauh berbeda, al-Khazin juga
memaknainya sebagai perbuatan yang meremehkan dan menjadikannya sebagai bahan tertawaan.
Di samping itu, mereka
juga: Wa gharrathum al-hayât aldun-yâ (dan mereka telah ditipu
oleh kehidupan dunia). Menurut
al-Alusi, kehidupan dunia telah
menipu dan membuat mereka
tamak hingga mereka mengingkari hari kebangkitan dan menganggap tidak ada kehidupan setelah kehidupan dunia; dan
mereka menertawakan ayat-ayat
Allah SWT.
Menurut al-Syaukani, mereka lebih mengutamakan dunia
dari akhirat, dan mengingkari
hari kebangkitan. Dan mereka
mengatakan sebagaimana disitir
Allah SWT dalam firman-Nya:
Kehidupan itu tidak lain hanyalah
kehidupan kita di dunia ini, kita
mati dan kita hidup dan sekali-kali
tidak akan dibangkitkan lagi (TQS
al-Muminun [23]: 37).
Sikap yang diperintahkan
kepada Rasulullah SAW dan
umatnya dalam menghadapi
mereka adalah tinggalkan mereka! Dijelaskan Fakhruddin al-Razi,
yang dimaksud dengan meninggalkan mereka adalah berpaling
dari mereka dan tidak menjalin
persahabatan dengan mereka.
Bukan meninggalkan dalam hal
pemberian peringatan. Sebab,
memberikan peringatan diperintahkan dalam kalimat selanjutnya: Wa dzakkir bihi an tubsala
nafs[un] bimâ kasabat (peringatkanlah [mereka] dengan Alquran
itu agar masing-masing diri tidak
dijerumuskan ke dalam neraka,
karena perbuatannya sendiri).
Menurut al-Thabari, Ibnu
Katsir, al-Sa'di, dan lain-lain, ayat
ini berarti: Peringatkanlah mereka dengan Alquran. Mereka diperingatkan agar tidak terjerumus
ke dalam neraka akibat perbuatan yang dilakukan. Perintah
memberikan peringatan dengan
Alquran juga disebutkan dalam
firman-Nya: Maka beri peringatanlah dengan Alquran orang
yang takut kepada ancaman-Ku
(TQS Qaf [50]: 45). Bisa juga
diingat dengan hari perhitungan,
sebagaimana dikatakan alSyaukani.
Selain meninggalkan mereka, umat Islam juga dilarang
menjadikan mereka sebagai pemimpin. Allah SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil jadi
pemimpinmu, orang-orang yang
membuat agamamu jadi buah
ejekan dan permainan, (yaitu) di
antara orang-orang yang telah
diberi Kitab sebelummu, dan
orang-orang yang kafir (orangorang musyrik) (TQS al-maidah
[5]: 57).
Hukuman
Setelah memerintahkan
Rasulullah SAW dan umatnya
berpaling dan memberikan peringatan kepada mereka, kemudian Allah SWT mengancam
mereka dengan firman-Nya:
Laysa lahâ min dûnil-Lâh waliyy[un] wa lâ syafî' (tidak akan ada
baginya pelindung dan tidak [pula] pemberi syafa`at selain dari-
pada Allah). Pengertian waliyy di
sini adalah nâshir (penolong, pelindung). Sedangkan syafî' adalah
yang mencegah dari azab. Demikian menurut al-Zuhaili dalam
tafsirnya, al-Munîr. Sehingga,
sebagaimana diterangkan alSamarqandi, ketika terjatuh dalam azab, maka jiwa tersebut
tidak memiliki pelindung yang
melindungnya dari azab, dan
tidak memiliki pemberi syafaat
yang memberikan syafaat kepadanya. Ini sebagaimana firman
Allah SWT: Sebelum datang hari
yang pada hari itu tidak ada lagi
jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak
ada lagi syafaat (TQS al-Baqarah
[2]: 254).
Ditegaskan pula: Wa in ta'dil
kulla 'ad-l lâ yu'khadzu minhâ
(dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan pun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya). Menurut al-Syaukani,
pengertian al-'ad-l adalah alfidyah (tebusan). Sehingga ayat
ini menegaskan bahwa sekalipun
mereka menebus dengan segala
tebusan, maka tebusan itu tidak
akan diterima hingga dapat menyelamatkan mereka dari azab.
Ini sebagaimana firman Allah
SWT: Sesungguhnya orang-orang
yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya,
maka tidaklah akan diterima dari
seseorang di antara mereka emas
sepenuh bumi, walaupun dia
menebus diri dengan emas (yang
sebanyak) itu (TQS Ali Imran [3]:
91).
Kemudian Allah SWT memberitakan balasan yang akan
mereka terima di akhirat dengan
firman-Nya: Ulâika al-ladzîna
ubsilu bimâ kasabû (mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan
perbuatan mereka sendiri). Mereka telah menjerumuskan diri
mereka ke dalam neraka. Ditegaskan bahwa azab harus diterima karena ulah perbuatan mereka sendiri. Kata al-ibsâl berarti
seseorang menjerumuskan dirinya kepada kehancuran. Demikian penjelasan al-Syaukani.
Kemudian digambarkan sebagian azab yang menimpa mereka: Lahum syarâb min hamîm
(bagi mereka [disediakan] minuman dari air yang sedang
mendidih). Hamîm adalah air
panas yang telah mencapai puncaknya. Itulah minuman yang
harus diminum. Minuman itu
tidak menghilangkan rasa dahaga. Sebaliknya, justru semakin
membuat mereka makin menderita. Tentang dahsyatnya siksa
Ikhtisar:
1. Sikap terhadap orang-orang yang
menjadikan Islam sebagai bahan
ejekan dan olok-olokan adalah meninggalkan mereka dan memberikan
peringatan dengan Alquran.
2. Orang-orang yang menjadikan Alquran sebagai bahan ejekan dan olokolokan berarti telah menjerumuskan
diri mereka ke dalam neraka.
minuman tersebut, Allah SWT
berfirman: Dan diberi minuman
dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya.
(TQS Muhammad [47]: 15). Air
mendidih itu bukan hanya diminumkan kepada mereka, namun
juga disiramkan ke kepala mereka. Allah SWT berfirman: Disiramkan air yang sedang mendidih ke
atas kepala mereka (TQS al-Hajj
[22]: 19).
Ayat ini ditutup dengan
firman-Nya: Wa 'adzâb alîm bimâ
kânû yakfurûn (dan azab yang
pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu). Ditegaskan lagi
bahwa azab pedih yang harus
mereka terima akibat kekafiran
yang mereka lakukan. Ancaman
kepada mereka juga disebutkan
dalam firman-Nya:
Mereka (penghuni surga)
menjawab: "Sesungguhnya Allah
telah mengharamkan keduanya
(air dan makanan) itu atas orangorang kafir, (yaitu) orang-orang
yang menjadikan agama mereka
sebagai main-main dan senda
gurau, dan kehidupan dunia telah
menipu mereka". Maka pada hari
(kiamat) ini, Kami melupakan
mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana)
mereka selalu mengingkari ayatayat Kami (TQS al-A'raf [7]: 50-51).
Demikianlah sikap yang
harus dilakukan terhadap orangorang yang menjadikan Islam
sebagai bahan ejekan dan olokolokan. Mereka harus ditinggalkan dalam pergaulan kehidupan.
Juga tidak diperbolehkan dijadikan sebagai pemimpin. Yang diperintahkan dilakukan terhadap
mereka adalah memberikan peringatan. Apabila mereka tetap
bersikeras dengan sikapnya,
maka siksa dahsyat yang bakal
mereka terima di akhirat kelak.
Tidak ada seorang pun yang bisa
menolong dan melindunginya.
Juga tidak ada seorang pun yang
bisa memberikan syafaat. Maka
mereka harus menderita sepanjang masa. Semoga kita tidak
termasuk di dalamnya. Wal-Lâh
a'lam bi al-shawâb.[]
12. 12
Media Umat | Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Media Daerah
Bila IMB gedung yang baru tidak dicabut
dan hubungan diplomatik tidak diputus,
itu juga menjadi bukti bahwa
pemerintah telah tunduk pada tekanan
negara imperialis sadis itu.
H
izbut Tahrir Indonesia (HTI) tak
henti-henti menentang keras
pembangunan Kedutaan Besar Amerika Serikat di
Jakarta sejak rencana renovasi itu
muncul. Partai politik Islam internasional itu menilai, Kedubes AS
bukanlah sembarang gedung
tapi menjadi markas intelijen.
Sinyalemen HTI ini kini terbukti. Sebagaimana yang dilansir
Sydney Morning Herald, Amerika
Serikat menempatkan fasilitas
penyadapan di gedung tersebut
Spionase AS
Protes HTI Terbukti
guna menyadap pembicaraan
para pejabat Indonesia termasuk
rakyatnya.
Maka, Jumat (1/1/13) massa
HTI kembali menggelar aksi
protes di depan Kedubes AS di Jl
Medan Merdeka Selatan itu. HTI
menuntut pembangunan gedung itu dihentikan dan pengusiran Amerika dari Indonesia.
“Informasi bahwa gedung
Kedubes Amerika Serikat di Jakarta memiliki fasilitas penyadapan menunjukkan bahwa protes Hizbut Tahrir selama ini
bukanlah omong kosong,” ujar
Jubir HTI Ismail Yusanto saat
orasi.
HTI pun mendesak agar
pemerintah mencabut IMB Kedubes Amerika. “Tindakan ini harus
dilakukan sebagai bukti bahwa
pemerintah Indonesia memang
benar-benar menjaga keamanan
dan kedaulatan negeri ini,” tegasnya .
Bila IMB gedung yang baru
tidak dicabut dan hubungan
diplomatik tidak diputus, lanjutnya, itu juga menjadi bukti bahwa pemerintah telah tunduk
pada tekanan negara imperialis
sadis itu.
Menurut Ismail, rencana
pemerintah yang hanya akan
memanggil Dubes AS dan mengirim nota protes terkait bocornya peta fasilitas penyadapan
Kedubes AS di 90 negara termasuk di Indonesia, tidaklah cukup.
Dalam aksi yang dihadiri
oleh ratusan massa itu, tampak
backdrop yang bertuliskan: “Bangun Kedubes=Bangun Markas
Spionase. Hentikan!! Tutup Kedubes AS, Markas Intelijen Amerika.
Amerika Muhariban Fi'lan, Penjajah Negeri Muslim, Usir Diplomat AS!”
Ismail menjelaskan, gedung Kedubes AS pasti bakal
menjadi sarana untuk makin
mengokohkan penjajahan AS
atas negeri ini seperti yang
selama ini telah berjalan, khususnya di lapangan politik dan ekonomi. “Dan setiap bentuk penjajahan pasti akan merugikan rakyat dan negara Indonesia,” terangnya.
Ismail pun menyerukan
kepada umat Islam di Indonesia
agar bergerak bersama-sama
menolak pembangunan gedung
Kedubes AS sebagai bentuk pe-
nolakan terhadap segala bentuk
kemungkaran, dan pembelaan
terhadap kedaulatan negeri Muslim.
“Kepada umat harus sungguh-sungguh, saling bahu membahu, berjuang bersama-sama
bagi tegaknya kembali syariah
dan khilafah. Yakinlah, hanya
dalam naungan daulah Khilafah
saja kerahmatan Islam yang telah
dijanjikan oleh Allah SWT itu
benar-benar akan terwujud, dan
perlindungan terhadap harkat
dan martabat umat serta kedaulatan negeri Muslim, termasuk
Indonesia, juga bisa dilakukan
dengan nyata,” terangnya.
Sementara itu, Ketua DPP
HTI, Rokhmat S Labib menyatakan, kesalahan terbesar pemerintah dan umat adalah tidak mengetahui siapa musuh dan siapa
kawannya. Amerika yang jelas
telah membantai kaum Muslimin
harusnya diposisikan sebagai
musuh, bukan kawan.
“Jika kita bersikap tegas
maka, jelas Amerika telah menjadi musuh kita, dan patutnya
Kedutaan Besar Amerika harus
ditutup dan diusir dari Indonesia,”
pungkasnya.[] joy/fatih
Kampanye Kembangkitan Pemuda
Pemuda Menggugat Demokrasi!
Demokrasi membajak pemuda dengan menjauhkan pemuda
dari peran besarnya sebagai agen perubahan.
M
omentum kebangkitan pemuda bulan
Oktober identik
dengan peran
besar pemuda dalam proses perjalanan bangsa. Krisis multidimensi membuat masyarakat
semakin sulit, Indonesia sampai
saat ini belum bangkit.
Ketua Lajnah Khusus Mahasiswa Hizbut Tahrir Indonesia
(HTI) DPD Kota Bandung, Ipank
Fatin Abdullah, menyoroti mekanisme demokrasi di negeri ini
yang justru tidak memihak kepada rakyat, malah penampuk kekuasaan memperkaya diri sendiri.
"Tidak memihak rakyat malah memperkaya pemilik modal
swasta maupun asing," ujarnya
dalam Kampanye Kebangkitan
Pemuda 2013, Ahad (27/10) di
Gedung Merdeka, Asia Afrika,
Bandung.
Kehidupan liberal demokrasi juga, menurut Ipank, membuat pemuda kehilangan integritasnya dengan menjadi pemuda
individualis, hedonis dan tak
acuh terhadap lingkungan sekitar. "Ini membuat potensi pemuda menjadi mandul," paparnya.
Maka dari itu, para pemuda
baik pelajar dan mahasiswa menyatakan menolak demokrasi
dalam setiap aspek kehidupan.
"Demokrasi membajak pemuda
dengan menjauhkan pemuda
dari peran besarnya sebagai
agen perubahan," serunya.
Muhammad Irsyad Mu'tashim Billah, pelajar SMP Khoiru
Ummah Tanjungsari Sumedang
dalam orasinya menuturkan, terjebaknya kalangan pelajar dengan kehidupan yang liberal
akibat diterapkannya sistem demokrasi.
“Pelajar jangan terjebak,
sudah saatnya kita ikut berjuang
memperjuangkan tegaknya
kembali khilafah,” ucapnya tegas.
Diskusi Intelektual
Sehari sebelum aksi Kampanye terbuka, Lajnah Khusus
Mahasiwa HTI menggelar Islamic
Intelektual (IIM) Meeting, Sabtu
(26/10) di Kampus STIMIK AMIK
Bandung. Ruston Firmansyah,
Aktivis Badan Kordinasi Lembaga
Dakwah Kampus (BKLDK) Jawa
Barat, mengatakan antara demokrasi dan Islam, tidak bisa
disamakan walaupun dari keduanya ada istilah yang “sama”.
“Banyak orang yang menganggap sama antara demokrasi
dengan Islam, bahkan menyebutkan demokrasi bagian dari
Islam karena sama-sama memiliki konsep musyawarah. Padahal
jika kita pelajari lebih dalam, ternyata latar belakang dan landasan keduanya sangat berbeda,”
ujarnya di hadapan ratusan peserta dari berbagai kampus di
Bandung.
Menurutnya BKLDK memiliki Proyek Kampus Bersih dari
Miras, Narkoba dan Fenomena
'Ayam Kampus' yang merupakan
produk dari demokrasi. Dari proyek ini diharapkan LDK-LDK seBandung Raya dapat menjadikan
Islam sebagai solusi atas permasalahan ini.
Hal senada ditegaskan
Rezaldi Harisman, aktivis GEMA
Pembebasan Jawa Barat. Menurutnya, demokrasi itu manis di
kata pahit dirasa. Karena, banyak
orang slogan-slogan yang ditawarkan demokrasi sangat menyentuh hati, namun pada faktanya masyarakat banyak mengalami kesengsaraan ketika diterapkan demokrasi.
“Dalam demokrasi suara
mayoritas menjadi legitimasi
hukum, namun pada faktanya
justru kebalikannya. Pemerintah
bersikeras menaikkan harga
BBM, padahal saat yang sama
mayoritas rakyat Indonesia baik
di kota maupun desa menolak
kebijakan ini,” pungkasnya.[]
fatih mujahid
13. Media Umat | Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Media Daerah
13
Restui Pembangunan Kawasan Kristen
Walikota Padang Khianati Umat Islam
James Tjahaya Riady adalah salah satu tokoh misionaris, murid dari pendeta garis keras di Amerika Pat Robertson.
K
alangan Kristen terus
merangsek ke tengah-tengah kaum
Muslim dengan kemampuan finansialnya. Setelah Palembang, kelompok Lippo Group kini menyasar
Padang, Sumatera Barat.
Mereka akan membangun
Super Blok Lippo Group yang terdiri dari Hotel, Mal, Sekolah
Kristen dan Rumah Sakit Siloam.
Rencana ini langsung ditolak
oleh sejumlah ormas Islam di
Sumatera Barat. Pembangunan
gedung Lippo Group pimpinan
James Tjahaya Riady ini disinyalir
akan menjadi pusat berkembangnya misionaris dan kristenisasi.
Humas DPD I Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI) Sumatera Barat,
Rikwan Hadi menyatakan, ada
maksud terselubung di balik
pembangunan. Ia menduga kuat
ada misi kristenisasi di balik rencana tersebut. Tujuannya tidak
lain untuk merusak akidah umat
Islam Sumatera Barat yang di-
kenal religius.
“Kita tegas menolak pembangunan ini,” tuturnya kepada
Media Umat.
Sedangkan, Edi Safri Sekretaris MUI Sumbar menyatakan
geram dengan tindakan Walikota
Padang Fauzi Bahar yang ingkar
janji terhadap masyarakat untuk
menghalangi proses pembangunan ini.
Karena seharusnya, menurut Edi, seorang pemimpin (umara) harus mendengarkan nasihat
ulama. Pihaknya berharap, peletakan batu pertama yang dilaksanakan agar menjadi peletakan
batu terakhir.
“Ini akan membawa bencana jika dilanjutkan, disebabkan
masing-masing pihak merasa
kukuh ingin memperjuangkan,”
tegasnya.
Ketua Bidang Fatwa MUI
Sumbar, Gusrizal Gazahar menyatakan, Walikota Padang yang
ingkar janji telah membuat kecewa umat Islam. Ke depan jika
terjadi sesuatu hal MUI pun tak
dapat menahan, jika ada beberapa ormas yang memaksa ingin
melakukan kekerasan. Karena
Fauzi dianggap tidak memedulikan nasihat dari MUI.
“Karena ingkar janjinya Fauzi telah membuat tokoh-tokoh
ormas merasa dipermainkan,”
ungkapnya.
Sedangkan, Ketua Paga Nagari, Ibnu Aqil D Ghani menegaskan, jika RS Siloam beserta bangunan Super Blok Lippo Group
dilanjutkan, maka dia bersama
aktivis ormas lainnya akan siap
mati berjihad. Pihaknya siap menentang sampai terjadi pertumpahan darah.
“Saya bersama aktivis ormas lainnya akan siap mati (jihad). Karena ini merupakan perjuangan untuk menyelamatkan
adat basandi syara', syara' basandi
kitabullah,“ tegasnya.
Terkait hal penolakan ini,
Budi Iman dari Kesbangpol Provinsi Sumbar menyatakan, pihaknya berharap agar terjadi upaya
damai terkait pro kontra pem-
bangunan RS Siloam. Karena
mufakat lebih baik dibandingkan
jika terjadi kekerasan.
Ia mengaku, pihaknya telah
memperingatkan Pemko Padang, supaya dapat menahan hal
yang tidak diinginkan. Ia berharap, kedua belah pihak, baik
ormas Islam maupun Pemko Padang agar tidak memancing situasi yang menimbulkan pertumpahan darah.
“Sesuai mediasi di Polda
Sumbar, Fauzi memang berjanji
akan mendatangkan James T
Riady. Tapi saat ini, Fauzi mengonfirmasi agar para aktivis ormas
Islam yang pergi ke Jakarta membicarakan bersama tim James T
Riady” jelasnya.
Owner Lippo Group James
Tjahaya Riady adalah salah satu
tokoh misionaris, murid dari pendeta garis keras di Amerika Pat
Robertson. James T Riady pun
dikukuhkan sebagai pengkhabar
Injil bangsa Asia khususnya Indonesia.[] fatih mujahid
Penutupan Lokalisasi Dolly
Perlu Ketegasan Penguasa!
Sepatutnya pemerintah daerah lainnya pun bertindak tegas untuk menutup tempat-tempat maksiat.
Gang Dolly
K
alau ada yang bertanya di mana lokalisasi
pelacuran terbesar di
Asia Tenggara, jawabannya Gang
Dolly! Di tengah masyarakat Jawa
Timur yang relijius, ternyata berdiri kokoh kompleks perzinaan.
Suatu yang tak dapat dibanggakan sama sekali oleh mereka
yang mengaku Muslim.
Anehnya, lokasi yang berada di daerah Jarak, Pasar Kembang, Kota Surabaya tak pernah
terusik selama puluhan tahun.
Gubernur Soekarwo pernah berencana menutup kawasan prostitusi ini, lima tahun tidak berhasil.
Namun, rupanya Walikota
Surabaya Tri Rismaharini punya
tekad menutup lokalisasi Gang
Dolly. Tak perlu lama-lama. Targetnya tahun ini. Prosesnya tinggal menunggu ganti rugi dari
pemerintah pusat dan pemprov
Jatim yang akan diberikan kepada para pelacur yang sekarang
namanya sering diperindah menjadi PSK (Pekeja Seks Komersial)
dan mucikari.
Muh Usman, Humas DPD
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
Jawa Timur, menilai sulitnya menutup lokalisasi Dolly ini dikarenakan perlawanan terhadap
orang-orang yang mendapatkan
keuntungan dari kawasan mak-
siat ini termaksud mafia lokalisasi
Dolly.
“Mereka yang diuntungkan
dan akan paling resisten terhadap penutupan seperti para
mucikari, preman dan centeng
wisma, penjaga parkir, pejual makanan yang semuanya dikoordindir oleh mafia lokalisasi,” ungkapnya kepada Media Umat.
Menurut Usman; sistem
kapitalisme telah menjadi biang
keladi munculnya berbagai kerusakan masyarakat, termasuk
menyuburkan kejahatan seksual.
Sedangkan, sistem ekonomi kapitalis telah menyebabkan kemiskinan merajalela, juga mendorong kaum perempuan bekerja menghalalkan segala cara demi meraih materi.
“Hingga tindak kejahatan
pun di lokalisasi, biar dianggap
legal,” katanya.
Usman menghargai keseriusan Walikota Surabaya untuk
menutup lokalisasi Dolly, dan sepatutnya pemerintah daerah
lainnya pun bertindak tegas untuk menutup tempat-tempat
maksiat.
“Secara bertahap lokalisasi
Kremil dan Tambakasri sudah ditutup pada 28 Mei lalu. Menyusul
penutupan lokalisasi Klalahkrejo
(233 WTS, 71 mucikari) di Kecamatan Benowo tanggal 26 Agustus lalu, meskipun diwarnai demo penolakan dengan perusakan. Walikota tidak gentar. Menyusul lokalisasi Sememi sebentar
lagi. Untuk Dolly dan Jarak bahkan Pemkot siap membeli wismawisma pelacuran,” terangnya.
Namun, kata Usman, solusi
penutupan tidak cukup kalau
tidak diringi dengan solusi teknis
(pembinaan ketrampilan, pemberian modal), serta sanksi yang
tegas terhadap tindak kemaksiatan tersebut.
“Terutama adalah pembinaan mental peningkatan ketakwaan dengan memberikan pemahaman bahwa melacur adalah
dosa besar yang pelakunya dapat
dirajam dalam sistem peradilan
Islam nantinya,” imbuhnya.
Yang harus dimiliki untuk
menutup lokalisasi pelacuran,
menurut Usman, adalah keinginan politik (goodwill) seorang
pemimpin. Ditambah dengan
kemampuan mengkomunikasi-
kan kepada masyarakat, media,
dan semua elemen masyarakat.
“Jika penutupan pelacuran
didasari akidah Islam, maka akan
mejadi amal shalih bagi pelakunya,” terangnya.
Ia mengingatkan, kepala
negara atau kepala daerah yang
belum melakukan pelarangan
perzinaan dan pelacuran di wilayahnya, maka takutlah bahwa dia
akan ikut menanggung dosa setiap perbuatan zina atau melacur
warganya.
“Berapa orang yang melacur, berapa kali melacur terjadi
maka dia menjadi ikut berdosa,
karena ketika dia berkuasa memiliki kesempatan mencegah
dan melarangnya tapi tidak dia
lakukan,” jelasnya
Dan solusi tuntasnya, ungkap Usman, adalah penerapan
syariah Islam kaaffah dalam
naungan daulah Khilafah Islamiyah, maka kekejian pelacuran
dan perzinaan akan dapat diminimalisir bahkan dieliminir.[]
rif'an/fatih
14. 14
Media Umat | Edisi 115, 4 - 17 Muharram 1435 H/ 8 - 21 November 2013
Ekonomi
Andai saja pemerintah mau
berusaha, tak perlu rakyat
yang terbebani.
R
apat paripurna DPR RI
akhirnya menyetujui
Rancangan UndangUndang APBN 2014
untuk disahkan menjadi undang-undang, akhir
Oktober lalu.
Asumsi makro APBN 2014
yang telah disepakati antara lain
pertumbuhan ekonomi 6,0 persen, laju inflasi 5,5 persen, nilai
tukar rupiah Rp 10.500 per dolar
AS, dan tingkat bunga Surat Perbendaharaan Negera (SPN) 3
bulan 5,5 persen.
Kemudian, harga ICP minyak 105 dolar AS per barel, lifting
minyak 870 ribu barel per hari,
serta lifting gas 1.240 ribu barel
per hari setara minyak.
Menteri Keuangan Chatib
Basri mengatakan seluruh asumsi
makro untuk APBN 2014, terutama pertumbuhan ekonomi enam
persen, telah mempertimbangkan kondisi perekonomian global
yang diperkirakan masih bergejolak tahun depan.
Dalam APBN 2014, pendapatan negara disepakati sebesar
Rp 1.667,1 trilyun dan belanja
negara senilai Rp 1.842,5 trilyun
dengan defisit anggaran tercatat
APBN 2014 Peras Rakyat
sebesar Rp 175,4 trilyun atau 1,69
persen terhadap PDB.
Sumber pembiayaan defisit
anggaran tersebut berasal dari
pembiayaan utang sebesar Rp
185,1 trilyun serta pembiayaan
non utang sebesar negatif Rp 9,7
trilyun.
Dari pendapatan negara,
penerimaan perpajakan ditargetkan sebesar Rp 1.280,4 trilyun,
dengan penerimaan pajak penghasilan ditetapkan senilai Rp
586,3 trilyun, penerimaan PPN
sebesar Rp 493 trilyun dan cukai
Rp 116,2 trilyun.
Selain itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ditetapkan sebesar Rp 385,3 trilyun yang
diantaranya berasal dari penerimaan sumber daya alam Rp 226
trilyun, pendapatan laba BUMN
Rp 40 trilyun dan PNBP lainnya Rp
94 trilyun.
Sedangkan dari belanja negara, pagu belanja pemerintah
untuk tahun anggaran 2014 disepakati sebesar Rp 1.249,9 trilyun
(70 persen) dan transfer ke daerah senilai Rp 592,5 trilyun (30
persen).
Belanja pemerintah pusat
terdiri atas belanja pegawai yang
ditetapkan sebesar Rp 263,9 trilyun, belanja barang senilai Rp
201,8 trilyun, belanja modal Rp
205,8 trilyun serta pembayaran
bunga utang Rp 121,2 trilyun.
Kemudian, belanja subsidi
energi disepakati sebesar Rp
282,1 trilyun yang terdiri atas
subsidi BBM Rp 210,7 trilyun dan
subsidi listrik Rp 71,4 trilyun
dengan kuota BBM bersubsidi
ditetapkan sebesar 48 juta
kiloliter.
Bebani Rakyat
Menariknya, pendapatan
terbesar untuk pembelanjaan negara ini didapatkan dari pajak
yakni sebesar 84 persen. Jumlah
ini meningkat dibandingkan pendapatan pajak pada 2010 sebesar
78 persen.
Dapat diduga, pemerintah
akan mencari jalan untuk 'memeras' rakyat agar mau membayar
pajak. Direktur Jenderal Pajak,
Fuad Rahmany mengatakan akan
melakukan upaya ekstensifikasi
dan intensifikasi sebagai upaya
untuk mengejar penerimaan pajak yang ditargetkan itu.
"Kita intinya pada kepatuhan. Kepatuhan kita lihat dari yang
sudah membayar pajak tapi belum sebagaimana mestinya, kita
kejar lewat program intensifikasi,
dan yang belum membayar pajak
sama sekali, itu kita kejar lewat
program ekstensifikasi," ujarnya.
Pemerhati masalah sosial
Sumatera Utara, Irwan Daulay
seperti dikutip Waspada Online,
mengatakan, rakyatlah yang harus berjuang keras untuk memenuhi target APBN tersebut adalah
usaha keras rakyat yang ditagih
dari kewajibannya membayar pajak.
Di sisi lain alokasi belanja
ternyata lebih banyak untuk kementerian dan lembaga di pemerintah pusat. Sementara transfer
ke daerah hanya 30 persen saja.
Yang menyedihkan adalah
alokasi APBN untuk membayar
bunga utang. Jumlah yang harus
dibayar sebesar Rp 121,2 trilyun.
Padahal, bunga itu haram. Uang
sebesar itu seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan rakyat.
Anehnya, pemerintah tak
mau berusaha meningkatkan
pendapatan dari kekayaan alam
yang ada. Pemerintah lebih senang utang. Pemerintah pusat
pada tahun 2014 berencana
utang sebanyak Rp 345 trilyun.
Senilai Rp 205 triliun ditarik melalui penerbitan surat berharga negara guna menutup defisit fiskal
tahun 2014. Sisanya sekitar Rp
140 trilyun adalah utang untuk
melunasi utang yang jatuh tempo. Inilah gali lubang tutup
lubang.
Padahal, kata Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK)
Abraham Samad, seharusnya pemerintah bisa mendapatkan pendapatan dari royalti dan pajak
dari sektor pertambangan, minyak dan gas, batubara, dan nikel.
Ia memperkirakan, kerugian keuangan negara hingga Rp 7.200
trilyun setiap tahun.
Jika ditotal, pajak dan royalti
yang harus dibayarkan dari blok
migas, batubara, dan nikel, di
setiap tahunnya, kata Samad,
dapat mencapai Rp 20.000 trilyun. Belum termasuk tambang
emas dan tembaga, karena kedua
jenis tambang itu tak disebutnya.
"Bila dibagi ke seluruh rakyat, maka pendapatan rakyat Indonesia
per bulan bisa mencapai Rp 20
juta," ujarnya.
Inilah negara pemalak rakyat. [] emje
Bisnis Syariah
Heru Binawan
DPP HTI
Al Bay' (Jual Beli) dan Istishna'
M
anusia Allah SWT ciptakan lengkap dengan
segala potensi untuk menopang hidupnya
termasuk keinginan memiliki harta, karena
harta salah satu sebab yang bisa mendatangkan kemashlahatan bagi manusia.
Miskin atau kayanya seseorang tidak akan menghilangkan perasaan cinta harta (hubbud tamaluk) ini, karena
perasaan tersebut suatu yang fitri yang muncul dari naluri
mempertahankan hidup (gharizah baqa'). Ketika miskin ia
tidak ingin terus miskin dan seseorang yang keadaannya
sudah tidak miskin alias kaya, ia ingin lebih kaya lagi.
Salah sat cara untuk mendapatkan harta tersebut adalah
dengan perniagaan atau jual beli. Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian
memakan harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang
batil, kecuali melalui perniagaan yang didasarkan kerelaan di
antara kalian” (TQS. An Nisa [4]: 29).
Al Bay’
Adapun yang termasuk perniagaan (tijarah) ada 2
macam, yakni pertama adalah perniagaan yang halal disebut
jual beli (al bay') dan kedua adalah perniagaan haram yaitu
riba. Allah SWT sangat tegas membedakan dua perniagaan
ini, bahkan sampai memberikan status kufur atas orang-orang
yang mengingkari perbedaan antara jual beli dan riba. Allah
SWT berfirman :
“Hal itu karena mereka benar-benar telah mengatakan
bahwa jual beli itu juga seperti riba” (TQS. Al Baqarah [2] : 275).
Dan Allah SWT menegaskan perbedaan antara jual beli
dan riba dengan menyatakan halal dan haram.
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba” (TQS Al Baqarah [2] : 275).
Jelaslah bagi seorang Muslim termasuk kalangan
pengusahanya bila ingin mengembangkan harta tidak boleh
mengembangkannya melalui perniagaan (tijarah) haram
yakni riba, melainkan harus dengan cara halal yaitu jual beli.
Istishna'
Istishna' adalah bentuk ism mashdar dari kata dasar
istashna'a-yastashni'u. Artinya meminta orang lain untuk
membuatkan sesuatu untuknya. Istishna' termasuk dalam jual
beli (al bay').
Istishna' adalah pembelian barang dengan pembayaran
bertahap sesuai dengan progres pembuatan barang pesanan
misalkan dengan memberikan uang muka di depan dan
pelunasannya di akhir setelah barang pesanan selesai dibuat
atau dicicil tahap demi tahap tertentu atau seluruh
pembayaran dilakukan di belakang. Transaksi jenis ini
biasanya untuk produk manufaktur seperti gedung, mobil,
perabotan rumah dan sebagainya.
Hukum bay' istishna' adalah boleh atau mubah
berdasarkan firman Allah SWT :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang tidak di
tentukan, hendaklah kamu menuliskannya….” (TQS. AlBaqarah [2] :282)
Dalam istishna', bahan baku dan pekerjaan penggarapannya menjadi kewajiban pembuat barang. Jika bahan
baku disediakan oleh pemesan dan dia meminta dibuatkan
barang tertentu dengan bahan baku tersebut, maka akadnya
berubah menjadi ijarah bukan jual beli.
Berbeda dengan bay’ salam. Bay' Salam adalah
pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Dalam pelaksanaannya
pembeli melakukan pembayaran penuh di muka sementara
penjual akan menyerahkan barang secara penuh di akhir.
Biasanya komoditas yang ditransaksikan adalah komoditas
pertanian seperti padi, buah-buahan, dan sebagainya.
Sementara manufaktur hukumnya juga boleh dan telah
dinyatakan oleh Sunnah. Rasulullah SAW pernah membuat
cincin. Anas ra menyatakan:
“Rasulullah SAW pernah membuat sebuah cincin” (HR.
Bukhari).
Rasul SAW juga pernah membuat mimbar. Sahal ra
berkata :
“Rasulullah SAW pernah mengutus seseorang kepada
seorang wanita untuk memerintahkan putranya yang tukang
kayu agar membuat untukku” (HR. Bukhari).
Muslim terutama pengusaha Muslim di masa sekarang
akan berinteraksi dengan kegiatan transaksi jual beli dan
manufaktur seperti dijelaskan di atas. Oleh karena itu Syeikh
Taqiyuddin An Nabhani secara khusus menuangkan
pembahasan tersebut dalam bab Al Bay' Wal Istishna' di buku
Nidzam Iqtishadiy Fil Islam.
Dalam bukunya Nidzam Iqtishadiy fil Islam beliau
mengingatkan bahwa walaupun industri manufaktur telah
berkembang menjadi industri modern, bukan berarti hukumhukum Islam tidak mengatur aspek-aspek kegiatan manusia
di dalamnya. Industri modern maupun tradisional yang
manual tidak akan lepas dari hukum-hukum kerja sama usaha
(syirkah), jasa, jual beli dan perdagangan luar negeri.
Saat seseorang ingin mendirikan industri manufaktur
modern, hampir bisa dipastikan sebagian besar industri
didirikan dengan kerja sama modal dari sejumlah orang. Bila
kondisinya demikian maka berlaku hukum kerja sama usaha
islami (Asy Syirkah Al Islamiyah). Adapun dari segi administrasi,
kerja dan proses pembuatan barang berlaku hukum-hukum
seputar ijarah atas pekerjanya, sementara dari segi
pengelolaan hasil produksi akan terikat dengan hukumhukum jual beli dan perdagangan luar negeri.
Dari uraian di atas kita menyadari sebagai seorang
Muslim dan pengusaha sudah selayaknya mempelajari aspekaspek akad dan transaksi berdasarkan hukum syariat Islam
dengan detil, mengingat perkembangan dunia usaha dan
manufaktur yang semakin kompleks dan luas.[]