Tiga aspek utama yang perlu diperhatikan dalam mengoptimalkan proses produksi menurut dokumen tersebut adalah:
1) pengendalian mutu produk, 2) pengelolaan sumber daya manusia, dan 3) peningkatan efisiensi produksi.
1. 1
OPTIMALISASI PROSES PRODUKSI
Wawan Ichwan1) Rochmad Febrianta2)
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang Km 14.5 Sleman, DIY 55184
Email: ichwanfti@gmail.com1)12522018@students.uii.ac.id2)
ABSTRACT
Production is an activity ofa company to generatea desired item. in the process, there are several aspectsthat must be
consideredsuchasthelayoutofcompany, humanresourcesdevelopment, leanmanufacturing,qualitycontrol, efficiencyand
effectiveness, employee shift scheduling, and increased production so that production can proceed according to plan. the
purpose of this review is to provide a choice of solutions to company to improve and optimizing the production process, so
that the amount of profits earned multiply. This framework highlights there are several aspects that must be considered
company for optimizing production processes and manage human resources so as to achieve high levels of productivity and
impactontheachievementofmostoutoutputproduction.
keywords:production,qualitycontrol,humanresources,company,optimize.
Pendahuluan
Perkembangan industri akhir-akhir ini sangat pesat sehingga sejumlah perusahaan harus melakukan optimalisi
produksi untuk menunjang jalannya produksi dengan lancar sehingga dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan
lain. Untuk menghadapi meningkatnya kompleksitas dan ketidakpastian lingkungan bisnis yang dinamis saat ini,
perusahaan terus mengeksplorasi cara-cara mengembangkan fleksibilitas, yang merupakan kemampuan untuk
mengubah atau merespon ketidakpastian lingkungan. Sebuah badan mengklaim literatur teoritis bahwa perusahaan
dapat memperoleh keunggulan kompetitif struktural dan menciptakan nilai tambah dengan meningkatkan keterlibatan
karyawan dan menawarkan insentif keuangan untuk karyawan mereka (Becker dan Gerhart (1996), Huselid, Jackson,
dan Schuler (1997), Ichniowski, Shaw, dan Prennushi (1997); Appelbaum et al (2000)). Revolusi Industri membawa
ketergantungan terhadapinspeksiproduk sebagaisarana untuk mencegah barangcacatsampaikepada pelanggan.Pada
pemeriksaan akhir dilakukan pengecekan barang atau produk dengan menggunakan alat kontrol kualitas. Hal itu
memberikan maksud bahwa efisiensi produksi harus dimaksimalkan dengan kuat agar umpan balik terus menerus
ditujukan pada proses dan pekerja yang bekerja dalam lingkup kontrol kualitas, hal itu dilakukan supaya menekan
produk cacat lebih dan merupakan sarana penting untuk memberikan kontrol jangka pendek dan jangka panjang
perangkattambahanuntuk setiapproduksi.
Kurangnya standarisasi serta subjektivitas menyebabkan bertambahnya barang cacat, hal itu disebabkan karena
kurangnya pengendalian kualitas yang diterapkan. Standar kontrol kualitas memberikan ruang lingkup minimal dengan
mengidentifikasi masalah umum dan bagian-bagian penting dari laporan yang harus dikaji secara rinci untuk
memastikan cacat yang terlihat dan dapat dikoreksi. Faktor organisasi yang paling mungkin untuk memberikan
keunggulan kompetitif yang potensial adalah sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya tersebut dikelola.
Dalam mengelola sumber daya manusia ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: staffing adalah proses dimana
organisasi menjamin bahwa mereka selalu memiliki jumlah yang tepat dari karyawan dengan keterampilan yang tepat
dalam pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan, pengembangan
sumber daya manusia merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia utama yang terdiri tidak hanya dari
2. OPTIMASIPROSESPRODUKSI/JOIRVol.I,No.1,Juni2013.
2
pelatihan dan pengembangan, tetapi juga perencanaan karir individu dan kegiatan pembangunan, pengembangan
organisasi, dan penilaian kinerja, suatu kegiatan yang menekankan kebutuhan pelatihan dan pengembangan, pelatihan
ini dirancanguntuk memberikan peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan yangdiperlukan untuk pekerjaan
mereka saat ini, kompensasi dan tunjangan adalah sebuah sistem kompensasi yang menyediakan karyawan dengan
imbalan yang memadai dan adil atas kontribusi mereka untuk memenuhi tujuan organisasi, keselamatan dan kesehatan
adalah melindungi karyawan dari luka yang disebabkan oleh kecelakaan kerja, aspek-aspek pekerjaan penting karena
karyawan yang bekerja di lingkungan yang aman dan menikmati kesehatan yang baik lebih mungkin menjadi manfaat
jangka panjang yang produktif dan hasil bagi organisasi. Karyawan dan hubungan pekerjaan adalah hubungan antara
karyawandenganperusahaanyangmenerima merekasebagaikaryawandiperusahaantersebut.
Pengaturan fasilitas produksi harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan
lancar. Pengaturan dapat dilakukan dengan merancang tata letak pabrik yang baik sehingga proses produksi berjalan
dengan baik yang pada akhirnya mampu mencapai efektif dan efisien yang tinggi. Tata letak departemen-departemen
yang kurang terencana dengan jarak perpindahan material yang kurang baik menimbulkan sejumlah masalah seperti
penurunan produksi dan peningkatan biaya yang harus dikeluarkan. Dengan melakukan perancangan ulang tata letak
fasilitas diharapkan proses produksi menjadi lancar (Tompkins,et al, 1996).Keselamatan dan kesehatan
kerjamerupakan suatu masalah penting dalam setiap proses operasional, baik di sektortradisional maupun modern
(Silalahi dan Silalahi, 1991).Secara umum, terdapat dua golongan penyebab kecelakaan yaitu tindakan/perbuatan
manusia yang tidak memenuhikeselamatan (unsafe human acts) dan keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe
condition). Dari beberapa penelitian yang telahdilakukan, faktor manusia menempati posisiyang sangat penting
terhadap terjadinyakecelakaan kerja yaitu antara 80-85%(Suma’mur, 1993).Salah satu faktor penyebab
utamakecelakaan kerja yang disebabkan olehmanusia adalah stress dan kelelahan (fatique).Kelelahan kerja memberi
kontribusi 50%terhadap terjadinya kecelakaan kerja(Setyawati, 2007). Kelelahan bisa disebabkanoleh sebab fisik
ataupun tekanan mental. Penyebab dari fatique adalah karena gangguan tidur yang dipengaruhi kurangnya tidur dan
circadian rythms akibat shift kerja. Daribeberapa catatan kecelakaan kerja yangterjadi, gangguan tidur dan kelelahan
menjadidua faktoryangpalingseringterjadidarikesalahanmanusia.
Optimalisasi Proses Produksi
Pertumbuhan berbagai sektor industri dapat menimbulkan persaingan yang semakin kuat antara industri yang satu
dengan industri lainnya, terutama industri yang memiliki bidang sejenis. Kewajiban suatu perusahaan adalah
meningkatkan kualitas kinerjanya dalam segala bidang untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh lingkungan
serta sektor industri. Persaingan dalam dunia industri menjadi semakin ketat dengan adanya teknologi-teknologi
manufaktur baru yang inovatifsehingga hal ini membuat perusahaan dapat terus mempertahankan serta meningkatkan
kualitas dan kapasitas produksi. Sehingga diperlukan berbagai strategi dalam menjalankan perusahaan agar mampu
bertahan dan bersaing dalam menghasilkan suatu produk yang memberikan kepuasan bagi para penggunanya. Adapun
beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menyusun rancana produksi di dalam perusahaan agar mampu
mengoptimalkan setiap unsur didalam lini produksi, misalnya quality control, sumber daya manusia, tata letak
perusahaan,produktivitaskaryawandansistempenjadwalankaryawan.
Qualitycontrol
Pengendaliankualitas mutu dalam proses produksisangat penting untuk diperhatikan dalammenjamin kualitas produk
yangdihasilkanbekualitassehingga dapatmemberikankepuasankepadakonsumenataupemakaidariproduk tersebut.
Mengontrol proses manufaktur yang sebenarnya memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh designer dapat dipahami
juga sebagai pengendali kualitas. Meskipun banyak perusahaan mempromosikan kualitas sebagai faktor penentu
keberhasilan, tidak ada kesepakatan umum tentang definisi apa dan bagaimana menghitung biaya kualitas
3. OPTIMASIPROSESPRODUKSI/JOIRVol.I,No.1,Juni2013.
3
(Schiffauerova dan Thomson, 2006). Proses standar kontrol kualitas didefinisikan dan ditentukan oleh Quality control
serta idealnya didukung dan divalidasi melalui proses audit yang dirancang untuk menjamin kepatuhan yang tepat
untuk standar tersebut. Standar laporan yang ditetapkan adalah tonggak penunjuk dimana penilaian harus diselesaikan.
Standariniharusditulisdandipahamidenganjelasolehstafproduksi.
Quality control memberikan ruang lingkup dan minimalnya diulas dengan mengidentifikasi masalah umum dan
bagian-bagian penting yang harus dikaji secara rinci untuk memastikan bahwa produk cacat dapat dikoreksi. Proses
Quality control yang efektif melibatkan audit. Meskipun standar dipahami dengan baik, namun tidak akan berguna jika
parameter yang telah ditentukan tidak diikuti. Tujuan dari proses Quality control adalah untuk membantu pengiriman
jaminan penilaian yang secara konsisten memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sementara mengikuti standar
industri dan peraturan yang berlaku. Proses ini harus didokumentasikan dan jelas referensi dan memasukkan laporan
perusahaan dan standar Quality control. Tinjauan Quality control adalah tentu "baris pertahanan terakhir" untuk
menangkapdanmemperbaikiprodukcacatyangmungkintelahmasukselama prosesproduksi.
Sumberdayamanusia(SDM)
Adanya hubungan positif antara perencanaan sumber daya manusia formal, evaluasi formal kebijakan perekrutan,
rencana suksesi dan produktivitas tenaga kerja. Dalam hal ini menemukan hubungan positif antara promosi jabatan dan
produktivitas tenaga kerja. Faktor perusahaan yang paling mungkin untuk memberikan keunggulan kompetitif yang
potensial adalah sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya tersebut dikelola. perusahaan yang paling efektif
menemukan cara unik untuk menarik dan mempertahankan motivasi karyawan, dan strategi yang sulit untuk ditiru.
Keberhasilan suatu perusahaan berasal dari mengelola orang secara efektif dan menyediakan mereka dengan
lingkungan kerja yang aman merupakan peluang terbaik dan jalan untuk maju. Keberhasilan suatu perusahaan hanya
dapat dicapai dengan usaha dan kualitas personilnya. Usaha-usaha yang dilakukan berbentuk pengembangan
management, perbaikan sistim kerja dan usaha-usaha mengadakan alih teknologi baik yang menengah maupun
teknologi tinggi. Kelanjutan dari program latihan yaitu memonitor hasil latihan yang dilakukan dengan mengadakan
penilaian prestasi kerja para karyawan. Penilaian prestasi kerja ini pada dasarnya merupakan pengawasan terhadap
kualitas personil. Beberapa manfaat dari penilaian prestasi kerja yakni: promosi, mutasi/transfer, pengembangan
kualitaspersonil.
Oleh karena itu,karena pilihan sistem human resource development (HRD) dapat memiliki efek yang signifikansecara
ekonomi terhadap kinerja perusahaan. Dalam hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara promosi dari
dalam dan produktivitas tenaga kerja. Penelitian ini memberikan kontribusi mempertimbangkan pengaruh
kepemimpinan partisipatif (yang melibatkan delegasi, pemberdayaan, dan keputusan bersama) terhadap motivasi kerja
karyawan,loyalitas,hargadiri,sikapkerja.
Efisiensi produksi
Pengertian efisiensi adalah komponen produktivitas dan mengacu pada perbandingan aktual dan jumlah optimal dari
input dan output (Lovell, 1993), di mana produktivitas merupakan hubungan antara output dan input dalam bentuk
rasio. Susantun (2000) menyatakan bahwa pengertian efisiensi dalam produksi adalah perbandingan output dan input
berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input, artinya apabila rasio output/input besar
maka efisiensi dikatakan tinggi. Soekartawi (1990) mengartikan efisiensi sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-
kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya, di mana situasi tersebut dapat terjadi apabila proses
produksi membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal untuk suatu input sama dengan harga input tersebut. Pada
umumnya bertambahnya efisiensidisebabkankarena(Komaruddin,1986):
a. Penggunaanmanajemenmodern
b. Penggunaansumber-sumberyangbukanmanusia
c. Mekanismeyangdengansendirinya dapatmenyesuaikandiri
d. Pemakaianbagian-bagianalat-alatyangdistandarisasikandandapatditukarkansatusama lain
4. OPTIMASIPROSESPRODUKSI/JOIRVol.I,No.1,Juni2013.
4
e. Meninggalkan proses produksi yang kompleks dan menggantinya dengan pekerjaan dan produksi yang
repetitif.
f. Pengkhususantugas-tugasdanpembagiankerja danwewenang.
Fungsi produksi frontier menggambarkan produksi maksimum yang dapat dihasilkan untuk sejumlah masukan
(input) produksi yang dikorbankan. Fungsi produksi Frontier pertama kali dikembangkan oleh Aigner et al.(1977) dan
Meeusen dan Van den Broek (1977) melalui pendekatan Stochastic Production Frontier (SPF). Spesifikasi asli mencakup
fungsi produksi dispesifikasi untuk data silang (cross-sectional data) yang mempunyai error term yang mempunyai dua
komponen, satu disebabkan oleh random effects dan yang lain disebabkan oleh inefisiensi teknis. Soekartawi (2003)
menjelaskan bahwa aplikasi fungsi produksi ini digunakan untuk mengukur bagaimana fungsi produksi sebenarnya
terhadap posisi frontier. Pada awalnya fungsi atau model ini diaplikasikan untuk menganalisis ekonomi produksi
pertanian yang kemudian aplikasinya berkembang pada bidang-bidang lain seperti keuangan, perikanan, manufaktur,
dan lainnya. Battese dan Coelli (1992) mengajukan fungsi produksi frontier stokhastik untuk panel data (yang tidak
seimbang) yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan yang diasumsikan didistribusikan sebagai truncated
normal random variables, yang juga dibolehkan bervariasi dengan waktu. Dalam banyak kenyataan, penggunaan fungsi
produksifrontierdipakaiuntukmengukurtingkatanefisiensiteknik darisuatuusaha.
Perancangantataletak
Perencanaan fasilitas harus mengatur bagaimana agar aset-aset yang berwujud benda dapat mencapai tujuan atau
fungsi dari aset-aset tersebut. Dalam industri manufaktur perencanaan fasilitas menentukan bagaimana fasilitas
produksi dapat mendukung dengan baik pada proses produksi (Tompkins, 1996). Terdapat beberapa teknik yang
umum digunakan dalam perancangan tata letak pabrik (Apple, 1990). Diantaranya Teknik Konvensional, pada teknik ini
dibutuhkan data yanglengkapmengenai tahapan proses produksi. Selain itu juga diperlukancatatan grafis darilangkah-
langkah proses, yang dibuat di atas tata letak suatu tempat yang sedang diteliti. Terdapat beberapa tools yang lebih
khusus dipakai untuk mengevaluasi dan menganalisa aliran bahan untuk perancangan tata letak, yaitu Routing Sheet
yang digunakan untuk menghitung jumlah mesin yang diperlukan pada tiap tahapan proses dan menentukan jumlah
part yang harus dipersiapkan dalam usaha untuk memperoleh sejumlah produk yang diinginkan (Dwiyanto, 2008).
Berikutnya adalah From To Chart yaitu metode kuantitatif yang dipakai untuk merancang tata letak, terutama yang
menyangkut perpindahan material dengan jarak seminimal mungkin. Selanjutnya adalahActivity relationship chart yaitu
cara sederhana dalam merencanakan tata letak fasilitas berdasarkan aliran bahan secara kualitatif yang dapat
ditentukan dengan menggunakan derajat kedekatan hubungan aktivitas antara satu departemen dengan departemen
lainnya,sepertidalampengaturansuatudepartemendanfasilitaslainnya (Purnomo,2004).
Pada hampir setiap perusahaan orang-orang berpendapat bahwa produktivitas dapat ditunjang dengan sangat baik
oleh aliran unsur yang bergerak melalui fasilitas dengan efisien. Tujuan utama dalam perencanaan perusahaan yang
efisien adalah memperoleh aliran unsur yang akan mempermudah perpindahan unsur yang efisien, lewat kegiatan.
Masalah aliran keseluruhan muncul dari kebutuhan untuk memindahkan unsur (bahan, komponen, orang) dari
permulaan proses ( penerimaan) sampai akhir (pengiriman) sepanjang lintasan yang paling efisien. Sebuah pola aliran
barang yang direncanakan dengan baik dan cermat mempunyai beberapa keuntungan, dan pola aliran yang baik akan
menujupencapaianbeberapa tujuanrencana fasilitas,beberapa keuntunganituadalah:
1. Menaikanefisiensiproduksi,produktivitas
2. Pemanfaatanruanganpabrikyanglebihbaik
3. Kegiatanpemindahanyanglebihsederhana
4. Pemanfaatanperalatanlebihbaik;mengurangiwaaktumenganggur
5. Mengurangiwaktudalamproses
6. Mengurangipersediaandalamproses
7. Pemanfaatantenagakerjalebihefisien
8. Mengurangikerusakanproduk
9. Kecelakaanminimal
5. OPTIMASIPROSESPRODUKSI/JOIRVol.I,No.1,Juni2013.
5
10. Mengurangijarak jalankaki
11. Mengurangikemacetanlalulintasdigang
12. Dasarbagitataletak yangefisien
13. Penyediaanlebihmudah
14. Pengendalianproduksilebihsederhana
15. Langkahbalik minimum
16. Aliranproduksilancar
17. Prosespenjadwalanlebihbaik
18. Mengurangikondisipenuhsesak
19. Kerumah-tangganlebihbaik
20. Urutanpekerjaanlogis
Penelitian oleh Gensler (2005) mengidentifikasi dampak lingkungan kerja kantor memiliki pada peningkatan
produktivitas (berpotensi 19% peningkatan) dan kepuasan kerja (79% responden terkait lingkungan mereka terhadap
kepuasan kerja mereka). Lingkungan kerja memiliki dampak yang mendasar pada perekrutan, retensi, produktivitas
dan pada akhirnya pada kemampuan organisasi untuk mencapai itu strategi bisnis (Gensler, 2005). Semakin banyak
pengaturan kerja yang dianggap inovatif dalam hal mendorong interaksi staf, semakin besar pengukuran produktivitas
stafdantingkatproduktivitas(Ilozoretal.,2002).
Lingkungan kantor dapat digunakan untuk membangun identitas merek, serta sebagai alat untuk menarik dan
mempertahankan staf yang berkualitas (Becker, 2002). Becker (2002) berpendapat bahwa tata letak dan penggunaan
kantor juga dapat memberikan fleksibilitas kerja, sehingga memungkinkan perusahaan untuk berubah dan beradaptasi
tanpa dibatasi oleh ruang kantor. Selain itu, Becker berpendapat bahwa lingkungan terbuka adalah solusi lebih murah
dari waktu ke waktu, karena mereka memerlukan perubahan minimal sejak penjajah dapat mengadopsi kebijakan
"hotelling". Gagasan "zero-time" solusi ruang diperkenalkan dengan prinsip-prinsip adalah bahwa ruang tidak berubah
dariwaktukewaktu,tetapikebijakanruangtidak,yaiturasiomeja karyawan.
Distribusi
Untuk menghadapi meningkatnya kompleksitas dan ketidakpastian lingkungan bisnis yang dinamis saat ini, perusahaan
terus mengeksplorasi cara-cara mengembangkan fleksibilitas, yang merupakan kemampuan untuk mengubah atau
merespon ketidakpastian lingkungan. Banyak perusahaan menyadari bahwa fleksibilitas rantai pasokan sangat penting
untuk membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan di pasar yang semakin bergolak. Fashion, ponsel dan
industri sepeda adalah contoh industri yang telah berusaha untuk menerapkan strategi fleksibilitas rantai pasokan
dengan berbagai tingkat keberhasilan (Catalan dan Kotzab 2003; Christopher, Lowson dan Peck 2004). Dengan
menggabungkan sumber daya internal atau kemampuan dengan jaringan suplai mereka, perusahaan dapat
memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan sebagai rantai pasokan semakin bersaing rantai pasokan.
Kemampuan khusus di seluruh rantai pasokan dapat dimanfaatkan baik jika mitra suplai melakukan penyesuaian
proses yang tepat dan terkoordinasi. Perencanaan dan pengendalian persediaan berguna untuk menjadikan proses
produksi dan pemasaran stabil. persediaan bahan baku bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian produksi akibat
fluktuasipasokanbahanbaku.
Penjadwalan shift kerjakaryawan
Dalam proses produksi dibutuhkan pelaksanaan kerja yang teratur agar proses produksi dapat berjalan sesuai dengan
perencanaan produksi. Dalam melaksanakan keteraturan produksi tersebut dibutuhkan sistem penjadwalan bagi setiap
karyawan yang bekerja di dalam perusahaan yang bersangkutan. Dalam merancang penjadwalan kerja karyawan ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: penggantian shift kerja, lama shift kerja, aspek demografis seperti
jeniskelamindanumurperludiperhatikandalampenyusunanshiftkerja,targetproduksidankemampuansumberdaya
manusia(SDM).
6. OPTIMASIPROSESPRODUKSI/JOIRVol.I,No.1,Juni2013.
6
Dalam perancangan jadwal kerja yang dibentuk berdasarkan shift kerja telah dilakukan penelitian oleh beberapa
peneliti, diantaranya telah menghasilkan kesimpulan yang menyatakan bahwa pembagian shift kerja akan memiliki
dampak pada kesehatan. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kesehatan pekerja dan toleransi shift kerja, seperti
interaksi antar individu, kondisi sosial, dan organisasi kerja dalam menyusun suatu shift kerja(Costa, 2003). Beberapa
studi mengenai pengaruh shift kerja terhadap kinerja pekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya juga telah
dilakukan. Shift berpengaruh negatif terhadap kemampuan dan kinerja pekerja. menyatakan bahwa shift kerja dalam
waktu lama akan mengganggu circadian rhythms yang akan menimbulkan gangguan pada kinerja kognitf (Rough dkk,
2005).
Aspek demografi seperti umur dan jenis kelamin banyak menyita perhatian peneliti terutama dalam pengaruhnya
pada shift kerja. Harma dkk,(2006) membuktikan bahwa walaupun shift berhubungan dengan tidur, mengantuk
subyektif, kinerja dan kehidupan sosisl, tetapi umur hanya berpengaruh pada perubahan banyaknya tidur, rasa
mengantuk subyektif dan kewaspadaan psikomotorik. Penentuan kecepatan rotasi shift kerja juga berpengaruh
terhadapaspek fisik maupunmental pekerja (Lack &Chamonux, 2004)karena adanyakorelasiantara circadian rhythms
dan ritme waktu tidur (Henning et al, 1998). Kostreva et. al (2002) mengkaji secara numeris circadian rhythms dalam
penyusunan shift kerja dan mendukung hasil Czeisler (1992) yang menyatakan bahwa perubahan shift kerja harus
perlahan,danpola rotasimajudenganwakturotasi2minggudenganwaktuliburrata-rata 2hari/minggu.
Perbedaan inter-individual juga perlu dipertimbangkan dalam pengaturan shift kerja (Dongen, 2006). Waktu untuk
mengembalian kebugaran dari kelelahan akibat kerja menjadi bagian yang penting dalam penyusunan shift kerja dan
berhubungan dengan jadwal dan jam kerja. Jadual dan jam kerja akan berhubungan dengan kebutuhan pengembalian
kebugaran berbeda antara pria dan wanita (Jensen et al, 2003;Jensen et al., 2002). Pada waktu akhir shift malamsetelah
jam 4 pagi, terjadi perubahan tingkat cortisol, suhu badan dan tingkat melatonin yang akan berpengaruh pada kinerja
pekerja. Tidur sebentar dalam tugas shift malam berdampak positif untuk mengurangi kelelahan tanpa mengurangi
kinerja (Arora dkk, 2006). Waktu istirahat juga dapat mengurangi musculoskeletal discomfort (MSD), gangguan mata,
mooddankinerja pekerja(Galinskydkk,2000).
Peningkatanproduktivitas
Lean manufacturing dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan sistemik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-value-adding activities)
melalui peningkatan terus menerus secara radikal (radical continuous improvement) dengan cara mengalirkan produk
(material, work in process, output) dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari pelanggan internal dan
eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan dalam industri manufaktur. Tujuan dari penerapan Lean
Manufacturing adalah untuk meningkatkan kinerja manufaktur lainnya. Sebagai gambaran, industri yang menerapkan
LeanManufacturingsecarakeseluruhan(PlantWide)mencapaikemajuanberikutini:
a. Meningkatkanketersediaantenagakerjalangsung,
b. Meningkatkanketerpakaiantenagakerjalangsung,
c. Penguranganpersediaan(inventory).
Value stream mapping adalah sebuah metode visual untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang di
dalamnya termasuk material dan informasi dari masing-masing stasiun kerja.Value stream mapping ini dapat dijadikan
titik awal bagi perusahaan untuk mengenali pemborosan dan mengidentifikasi penyebabnya. Menggunakan value
stream mapping berarti memulai dengan gambaran besar dalam menyelesaikan permasalahan bukan hanya pada
proses-proses tunggal dan melakukan peningkatan secara menyeluruh dan bukan hanya pada proses-proses tertentu
saja. Peta atngan kiri dan kangan kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan gerakan yang
efisien yaitu gerakan-gerakan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini sangat praktis untuk
memperbaiki suatu pekerjaan manual dimana tiap siklus dari pekerja terjadi dengan cepat dan terus berulang.
Kegunaanpeta tangankanandantangankiri:
a. Menyeimbangkangerakankedua tangandanmengurangikelelahan.
7. OPTIMASIPROSESPRODUKSI/JOIRVol.I,No.1,Juni2013.
7
b. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga bisa
mempersingkatwaktukerja.
c. Sebagaialatuntuk menganalisatata letakstasiunkerja.
d. Sebagaialatuntuk melatihpekerjaanbarudengancarayangideal.
Karyawan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dapat menyeimbangkan produksi yang lebih efektif untuk
menghilangkan hambatan atau interupsi dari proses produksi (Appelbaum et al. (2000)). Meningkatkan keterlibatan
karyawan dan insentif keuangan tampaknya meningkatkan produktivitas perusahaan dalam estimasi cross-sectional.
Oleh karena itu, untuk membuat proses produksi mereka lebih efisien, perusahaan yang menghadapi masalah
produktivitas struktural cenderung menggunakan keterlibatan karyawan yang lebih tinggi sehingga keterlibatan
karyawan tampaknya mendorong produktivitas. Hasil ini juga ditemukan oleh Huselid (1995), Ichniowski et al. (1997),
Godard (1999), Hitam dan Lynch (2001), dan Zwick (2004). Meskipun keterlibatan karyawan tampaknya setidaknya
meningkatkanproduktivitaspembentukan,kita tidak memperhitungkanpengaruhtindakansumberdaya manusia yang
inovatif pada karyawan, seperti intensifikasi kerja, tanggung jawab yang lebih tinggi, dan ketidakamanan (Ramsay et al.
(2000)). Kami juga tidak melihat biaya yanglebih tinggi, misalnya,karena insentif yang dibayarkan di samping gaji biasa,
atauprogrampelatihanmahalmenemanipengenalanteamwork (Godard(2004)).
Kesimpulan
Dalamprosesproduksiuntukmencapaioptimalisasiproduksidibutuhkanbanyak hal yangharusdiperhatikanterutama
dalam menyusun rencana produksi, karena rencana produksi ini akan menjadi landasan dalam melakukan proses
produksi. Optimasi proses produksi merupakan cara untuk memaksimalkan hasil produksi (output) dengan
meminimalkan bahan produksi (input) dan tanpa mengenyampingkan kualitas produksi serta standar produk yang
telah ditetapkan.Optimalisai produksi dapat dicapai dengan meningkatkanproduktivitas,sehingga tingkatefisiensiakan
menjadi tinggi dan berdampak pada produk yang dihasilkan akan menjadi tinggi sehingga rencana produksi atau target
produksi dapat dicapaidengantepat.Namun, dalammencapaitingkat efisiensiyangtinggidiperlukan beberapa hal yang
akan mampu mendorong hal itu tercapai, diantaranya: perlunya perhatian dan pelatihan kepada sumber daya manusia
sebagai unsur dari proses produksi, perencanaan penyediaan bahan baku, perancangan tata letak pabrik, standar
kualitas dan pengontrolan kualitas yang dilakukan secara berkesinambungan dan sistem penjadwalan kerja bagi
karyawan. Hal-hal tersebut sangat perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana produksi agar mampu mencapai
keoptimalansecara maksimal.
Aspek-aspek yangtelahtergabungdidalamunsurprosesproduksimerupakanaspek yangharusmendapatperhatian
secara maksimal, karena aspek tersebut akan menentukan tingkat produktivitas yang akan dihasilkan oleh sebuah
perusahaan tergolong pada produktivitas yang tinggi atau rendah dan itu dapat dilihat dari unsur-unsur yang ada
didalamperusahaantersebut,karena unsurtersebutakansalingbersinergiantara satudenganyanglainnya.
DaftarPustaka
Apple, J. M. (1990). Tataletak pabrik dan pemindahan bahan. Bandung: Penerbit ITB.
Asri, M., & Budi, A. D. (1986). pengelolaan KARYAWAN. Yogyakarta: BPFE.
Batubara, S., & Kudsiah, F. (2008). PENERAPAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK
MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI. Jurnal Teknik Industri, 147-159.
Fahed-Sreih, J. (2012). THE EFFECT OF INVESTING IN HIRING, HUMAN RESOURCE PLANNING, AND
EMPLOYEE DEVELOPMENT ON LABOR PRODUCTIVITY: CASE OF LEBANON. Journal of
International Business Research 11. 1 , 29-51.
Haynes, B. P. (2008). THE IMPACT OF OFFICE LAYOUT ON PRODUCTIVITY. Journal of Facilities
Management6. 3 , 189-201.
8. OPTIMASIPROSESPRODUKSI/JOIRVol.I,No.1,Juni2013.
8
Hidayat, N. P. (2010). PERANCANGAN TATA LETAK DEPARTEMEN FINISHING PABRIK CV. SG-BANDUNG.
Jurnal Teknik Industri , 137-146.
Kusuma, H. (2009). MANAJEMEN PRODUKSI PERENCANAAN dan PENGENDALIAN PRODUKSI. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Lao, Y., Hong, P., & Rao, S. S. (2010). SUPPLY MANAGEMENT, SUPPLY FLEXIBILITY AND PERFORMANCE
OUTCOMES: AN EMPIRICAL INVESTIGATION OF MANUFACTURING FIRMS. Journal of Supply
Chain Management 46. 3 , 6-22.
Maurits, L. S., & Widodo, I. D. (2008). FAKTOR DAN PENJADUALAN SHIFT KERJA. Teknoin, Volume 13,
Nomor 2 , 11-22.
Ngatindriatun, & Ikasar, H. (2011). EFFISIENSI PRODUKSI INDUSTRI SKALA KECIL BATIK SEMARANG:
PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI FRONTIER STOKASTIK. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan |
Tahun 4, No. 1, , 28-36.
Schafer, S. M. (2011). Implementing a Quality Control Review Process: The Need for Quality Control
Review. The Appraisal Journal 79. 3 , 241-249.
Tuominen, V. (2012). Cost Modeling of Inspection Strategies in Automotive Quality Control. Engineering
Management Research 1. 2 , 33-45.
Wolf, E. Z. (2008). REASSESSING THE PRODUCTIVITY IMPACT OF EMPLOYEE INVOLVEMENT AND
FINANCIAL INCENTIVES. Schmalenbach Business Review : ZFBF 60 , 160-181.