SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
TAHAP PEMERIKSAAN DALAM HUKUM ACARA PIDANA

1. Pemeriksaan di tingkat Penyelidikan/Penyidikan, meliputi :
   Proses penyelidikan/penyidikan, petugas penyelidik/penyidik, penangkapan,
    penahanan, penyitaan, penggeledahan, berita acara pemeriksaan saksi, ahli,
    tersangka, dan penyerahan berkas perkara.

2. Pemeriksaan di tingkat Penuntutan, meliputi :
     Tugas dan wewenang penuntut umum, surat dakwaan, penggabungan
    perkara, penghentian, penyampingan, penutupan perkara dan tuntutan jaksa
    penuntut umum, cara pengajuan perkara oleh penuntut umum.

3. Pemeriksaan di Persidangan, meliputi :
   Kewenangan mengadili, praperadilan, ganti kerugian, rehabilitasi, gabungan
    gugatan ganti kerugian, pemeriksaan alat bukti (pembuktian), putusan
    pengadilan, dan upaya hukum.


                          SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                    1
Penyelidikan dan Penyidikan

Istilah Penyelidikan telah dikenal dalam UU No.11/PNPS/1963 tentang
Pemberantasan Kegiatan Subversi, tetapi tidak dijelaskan mengenai artinya
(UU Subversi telah dicabut oleh UU No.26 Tahun 1999 hingga tidak berlaku
lagi). Sehubungan dengan itu, pengertian penyelidikan oleh KUHAP, sebagai
berikut :
Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan
menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan (Pasal 1 butir 5
KUHAP).

Dengan demikian fungsi dan tujuan diadakan/dilaksanakan penyelidikan :
1.Untuk mengetahui suatu peristiwa tersebut merupakan suatu tindak pidana
atau tidak,
2.Seandainya merupakan suatu tindak pidana, maka dilanjutkan dilakukan
penyidikan.
                        SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                 2
Istilah Penyidikan, sebelumnya dipakai istilah Pengusutan yang merupakan
terjemahan dari bahasa Belanda yaitu opsporing. Hal ini dapat ditemukan dalam
UU No.24 Perpu Thn 1960 tentang Pengusutan, penuntutan, dan Pemeriksaan
Tindak Pidana Korupsi. Sekarang UU tindak pidana korupsi mengalami
perkembangan terakhir UU No.20 Thn 2001 jo. UU No.31 Tahun 1999 (tindak
pidana korupsi).
Istilah Penyidikan dipakai sekitar tahun 1961, tepatnya yaitu sejak dimuatnya UU
No.13 Thn 1961 (kepolisian). Sekarang UU Kepolisian mengalami perkembangan
terakhir UU No.2 Tahun 2002 (Kepolisian RI).
Pengertian penyidikan dalam KUHAP, sebagai berikut :
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara
yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan
guna menemukan tersangkanya (Pasal 1 butir 2 KUHAP).
Dengan demikian dapat diketahui tujuan diadakan/dilakukan penyidikan yaitu :
1.Untuk mencari serta mengumpulkan bukti-bukti,
2.Membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi,
3.Guna menemukan tersangka.
                           SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                   3
Oleh karena itu, secara konkritnya dapat dikatakan bahwa penyidikan dimulai
sesudah terjadinya tindak pidana untuk mendapatkan keterangan-keterangan
tentang :
1.Tindak pidana apa yang dilakukannya,
2.Kapan tindak pidana itu dilakukan,
3.Di mana tindak pidana itu dilakukan,
4.Dengan apa tindak pidana itu dilakukan,
5.Cara bagaimana tindak pidana itu dilakukan,
6.Mengapa tindak pidana itu dilakukan,
7.Siapa yang melakukan tindak pidana itu.

Fungsi lain dari penyelidikan / penyidikan adalah :
Untuk perlindungan dan jaminan terhadap hak asasi manusia. Sehingga adanya
persyaratan dan pembatasan yang ketat dalam penggunaan alat alat pemaksa
(dwangmiddlen), ketatnya pula pengawasan, dan adanya lembaga ganti rugi dan
rehabilitasi (apabila terjadi penyimpangan tugas dan wewenang).


                         SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                 4
Petugas Penyelidik dan Penyidik
Petugas Penyelidik dan Penyidik, sebagai berikut :
1.Penyelidik adalah setiap Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia (Pasal 4
KUHAP).
2.Penyidik adalah a. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia dan b. Pejabat
Pegawai Negeri Sipil Tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang undang
(Pasal 6 KUHAP).
Pegawai negeri sipil tertentu misalnya pejabat bea dan cukai, pejabat imigrasi,
pejabat kehutanan dan lain lain yang melakukan penyidikan sesuai dengan
wewenang khusus yang diberikan oleh undang undang yang menjadi dasar
hukumnya masing masing.

Persyaratan pengangkatan sebagai penyidik di lingkungan POLRI maupun
Pegawai Negeri Sipil tertentu diatur dalam PP No.58 Thn 2010 jo. PP No.27 Thn
1983 (Pelaksanaan KUHAP), syarat kepangkatan untuk Penyidik di lingkungan
POLRI adalah sekurang-kurangnya Inspektur Dua Polisi dan Strata Satu (dulu
Pembantu Letnan Dua Polisi), sedangkan PPNS tertentu adalah gol IIIa / SH, atau
S1 (dulu : Pengatur Muda Tingkat I / gol II.B) atau yang disamakan dengan itu.
                          SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                   5
Pangkat/Tingkatan/Jenjang Karir Jabatan
      Tanda Kepangkatan POLRI
  A. Pangkat Polisi Versi Baru             B. Pangkat Polisi Versi Lama

       === Perwira ===                           === Perwira ===
       - Perwira Tinggi –                        - Perwira Tinggi –
         Jenderal Polisi                           Jenderal Polisi
   Komisaris Jenderal Polisi                   Letnan Jenderal Polisi
   Inspektur Jenderal Polisi                   Mayor Jenderal Polisi
    Brigadir Jenderal Polisi                   Brigadir Jenderal Polisi
     - Perwira Menengah –                      - Perwira Menengah –
    Komisaris Besar Polisi                            Kolonel
  Ajun Komisaris Besar Polisi                      Letnan Kolonel
        Komisaris Polisi                               Mayor


                   SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                         6
A. Pangkat Polisi Versi Baru             B. Pangkat Polisi Versi Lama

    - Perwira Pertama –                       - Perwira Pertama –
  Ajun Komisaris Polisi                             Kapten
   Inspektur Polisi Satu                          Letnan Satu
   Inspektur Polisi Dua                           Letnan Dua
      === Bintara ===                           === Bintara ===
     - Bintara Tinggi –                        - Bintara Tinggi –
 Ajun Inspektur Polisi Satu                  Pembantu Letnan Satu
 Ajun Inspektur Polisi Dua                   Pembantu Letnan Dua




                 SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                         7
A. Pangkat Polisi Versi Baru              B. Pangkat Polisi Versi Lama

       - Bintara –                                  -Bintara –
  Brigadir Polisi Kepala                          Sersan Mayor
      Brigadir Polisi                             Sersan Kepala
   Brigadir Polisi Satu                            Sersan Satu
   Brigadir Polisi Dua                             Sersan Dua
    === Tamtama ===                             === Tamtama ===
   Ajun Brigadir Polisi                           Kopral Kepala
 Ajun Brigadir Polisi Satu                         Kopral Satu
 Ajun Brigadir Polisi Dua                          Kopral Dua
   Bhayangkara Kepala                            Prajurit Kepala
    Bhayangkara Satu                               Prajurit Satu
    Bhayangkara Dua                                Prajurit Dua




                   SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                        8
Pengangkatan untuk Pejabat Penyidik di lingkungan POLRI dilakukan oleh
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Wewenang pengangkatan ini
dilimpahkan kepada pejabat kepolisian termasuk pembebasannya.
Pengangkatan untuk Pejabat Penyidik PPNS tertentu diangkat (juga
pemberhentian) oleh menteri atas usul departemen yang membawahinya pegawai
negeri tersebut. Tembusannya disampaikan kepada Jaksa Agung dan Kepala
Kepolisian Republik Indonesia, yang tujuannya adalah guna kepentingan
pembuatan rekomendasi.
Perlu diketahui apabila dalam lingkungan kepolisian RI tidak ada pejabat penyidik
yang memenuhi persyaratan kepangkatan, maka Komandan Sektor Kepolisian
yang berpangkat Bintara di bawah Pembantu Letnan Dua Polisi, karena jabatan
nya adalah penyidik.
Di samping itu Penyidik Pembantu dalam Pasal 10 KUHAP. Mereka adalah :
a.Pejabat POLRI yang diangkat oleh Kepala POLRI, dengan berpangkat sekurang
kurangnya Sersan Dua Polisi, (sekarang : Brigadir Dua Pol)
b.Pejabat Pegawai Negeri Sipil Tertentu dalam lingkungan Kepolisian RI yang
sekurang kurangnya berpangkat Pengatur Muda (gol.II A) atau yang disamakan
dengan itu. (pengangkatan berdasarkan usul dari komandan / pimpinan kesatuan
masing masing).
                           SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                    9
TUGAS DAN WEWENANG PENYELIDIK DAN PENYIDIK

Tugas dan Wewenang Penyelidik sebagai berikut : (Pasal 5 KUHAP)
a. karena kewajibannya mempunyai wewenang :
1.menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak
pidana;
2.mencari keterangan dan barang bukti;
3.menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri;
4.mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.
b. atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa:
1.penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan
penahanan;
2.pemeriksaan dan penyitaan surat;
3.mengambil sidik jari dan memotret seorang;
4.membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik.
Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan
tindakan kepada penyidik.
                       SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB           10
Yang dimaksud dengan "tindakan lain" adalah tindakan dari penyelidik
untuk kepentingan penyelidikan dengan syarat : (Penjelasan Pasal 5
ayat (1) angka 4 KUHAP)
a)tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
b)selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan dilakukannya
tindakan jabatan;
c)tindakan itu harus patut dan masuk akal dan termasuk dalam
lingkungan jabatannya;
d)atas pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan memaksa;
e)menghormati hak asasi manusia.

Tugas dan wewenang Penyidik, sebagai berikut : (Pasal 7 ayat (1)
KUHAP)
a.menerima-laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya
tindak pidana;
b.melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;
c.menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal
diri tersangka ;
                      SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB            11
d.melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;
e.melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f.mengambil sidik jari dan memotret seorang;
g.memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
h.mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara;
i.mengadakan penghentian penyidikan;
j.mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

Tugas dan wewenang Penyidik Pembantu, pada dasarnya mempunyai
kewenangan yang sama dengan kewenangan yang dimiliki oleh penyidik, kecuali
mengenai penahanan (Pasal 11 KUHAP). Pelimpahan wewenang penahanan
kepada penyidik pembantu hanya diberikan : (Penjelasan Pasal 11 KUHAP)

Apabila perintah dari penyidik tidak dimungkinkan karena hal dan dalam
keadaan yang sangat diperlukan atau dimana terdapat hambatan perhubungan di
daerah terpencil atau di tempat yang belum ada petugas penyidik dan atau dalam
hal lain yang dapat diterima menurut kewajaran.
                          SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                  12
PELAKSANAAN PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN

Pelaksanaan penyelidikan / penyidikan merupakan tindakan pertama-
tama yang dapat atau harus segera dilakukan oleh penyelidik / penyidik /
penyidik pembantu, jika terjadi atau timbul persangkaan (diduga) telah
terjadi tindak pidana.
Persangkaan / dugaan telah terjadi tindak pidana ini dapat diperoleh dari
berbagai sumber yang dapat digolongkan sebagai berikut :
a.Kedapatan tertangkap tangan (ontdekking op heterdaad);
b.Di luar tertangkap tangan (buiten ontdekking op heterdaad).

Ad.a Kedapatan Tertangkap Tangan
Kekuasaan penyelidikan dalam tertangkap tangan ini menjadi lebih luas,
penyelidik tanpa menunggu perintah penyidik wajib segera melakukan
tindakan yang diperlukan dalam rangka penyelidikan, tetapi tetap dalam
batas penyelidikan. Dalam hal demikian maka penyidik tetap wajib
membuat berita acara dan melaporkannya kepada penyidik sedaerah
hukum (Pasal 102 KUHAP).
                        SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB               13
Yang dimaksud tertangkap tangan (op heterdaad) adalah : (Pasal 1 butir 19
KUHAP)
1.tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau
2.dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau
3.sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang
melakukannya, atau
4.apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah
dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia
adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana
itu.

Kekuasaan untuk menangkap dalam hal tertangkap tangan ini bukan saja
merupakan wewenang penyelidik atau penyidik atau penyidik pembantu, tetapi
setiap orang berhak, sedangkan setiap orang berhak menangkap dalam tugas
ketertiban, ketentraman dan keamanan umum wajib menangkap tersangka guna
diserahkan beserta atau tanpa barang bukti kepada penyidik (Pasal 111 ayat (1)
KUHAP).

                          SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                 14
Ad.b di Luar Tertangkap Tangan (buiten ontdekking op heterdaad)

Dalam hal tidak tertangkap tangan, telah terjadinya tindak pidana dapat
diperoleh dari :
a.Laporan (aangifte)
b.Pengaduan (klacht)
c.Pengetahuan sendiri oleh penyelidik atau penyidik.

Yang dimaksud Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh
seorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada
pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan
terjadinya peristiwa pidana (Pasal 1 butir 24 KUHAP).

Yang dimaksud Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan
oleh pihak yang berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk
menindak menurut hukum seorang yang telah melakukan tindak pidana
aduan yang merugikannya (Pasal 1 butir 25 KUHAP).

                        SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB             15
Perbedaan antara LAPORAN dengan PENGADUAN sebagai berikut :
1.Laporan untuk setiap tindak pidana, sedangkan Pengaduan untuk tindak pidana
tertentu (delik aduan absolut / delik aduan relatif),
2.Laporan dapat diajukan setiap waktu, sedangkan Pengaduan hanya dalam waktu
tertentu saja,
3.Laporan dapat diajukan oleh setiap orang, sedangkan Pengaduan hanya oleh
orang yang berkepentingan yang disebut dalam undang undang,
4.Laporan tidak dapat dicabut kembali, sedangkan Pengaduan dapat dicabut
kembali.

Catatan :
Delik Aduan Relatif ada pada delik harta kekayaan yang terjadi di lingkungan
keluarga seperti pencurian dalam keluarga (Pasal 367 KUHP), pemerasan dan
pengancaman barang dalam keluarga (Pasal 370 KUHP), penggelapan dalam
keluarga (Pasal 376 KUHP), penipuan dalam keluarga (Pasal 394 KUHP),
perusakan barang dalam keluarga (Pasal 411 KUHP). Sedangkan delik aduan
absolute diantaranya perzinahan (Pasal 284 KUHP), penghinaan (Pasal 313
KUHP), perbuatan cabul dengan dibawah umur (Pasal 293 KUHP), dan lain lain.
                          SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                16
Timbul pertanyaan :
Siapa yang berhak melaporkan atau mengadukan itu ? Yang berhak adalah setiap
orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa
yang merupakan tindak pidana. Sedangkan pegawai negeri dalam rangka
melaksanakan tugasnya mengetahui tentang terjadinya tindak pidana, wajib segera
melaporkan hal itu kepada penyelidik atau penyidik.

Apakah ada sanksinya bagi orang yang tidak mau melaporkan atau mengadukan
hal itu ? Terhadap orang biasa tidak ada sanksinya, sebab undang undang sendiri
menentukan bahwa hal itu adalah hak (bukan kewajiban) dan nampaknya hak
untuk melaporkan atau mengadukan itu merupakan suatu keharusan moral saja dari
setiap warganegara terhadap negara dalam rangka membina ketertiban dan
keamanan umum.
Namun ada pengecualian dalam beberapa hal ialah kalau ada permufakatan jahat
untuk melakukan tindak pidana terhadap ketentraman dan keamanan umum atau
terhadap jiwa atau terhadap hak milik, setiap orang wajib seketika itu juga
melaporkan hal tersebut kepada penyelidik atau penyidik. Dan apabila hal ini
dilalaikan maka dapat dipersalahkan melanggar Pasal 164, atau Pasal 165 KUHP.
                           SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                 17
LAPORAN atau PENGADUAN
Dapat diajukan secara lisan atau tertulis, apabila diajukan secara tertulis, maka
harus ditanda tangani oleh pelapor atau pengadu, sedangkan diajukan secara lisan
harus dicatat oleh penyidik dan ditanda tangani bersama pelapor atau pengadu dan
penyidik. Setelah menerima laporan atau pengaduan, penyelidik atau penyidik
harus memberikan tanda penerimaannya kepada yang bersangkutan (Pasal 108
KUHAP).

Setelah menerima laporan tersebut, penyidik harus segera datang ke tempat
kejadian perkara dan dapat melarang setiap orang untuk meninggalkan tempat itu
selama pemeriksaan di situ belum selesai. Dan apabila ada orang yang melanggar
larangan tersebut dapat dipaksa tinggal ditempat itu sampai pemeriksaannya
selesai. Tindakan selanjutnya ialah harus melakukan usaha usaha mendapatkan
keterangan lebih lanjut untuk membuat terang perkara tersebut.
Kemudian penyidik melakukan pemeriksaan dan memanggil tersangka dan saksi
yang dianggap perlu dengan surat panggilan yang sah dengan tenggang waktu
yang wajar antara diterima panggilan dan hari seorang itu diharuskan memenuhi
panggilan tersebut.
                           SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                   18
Orang yang dipanggil, wajib datang kepada penyidik dan jika ia tidak datang,
penyidik memanggil sekali lagi dengan perintah kepada petugas untuk membawa
secara paksa (Pasal 112 KUHAP). Di samping itu terhadap orang yang tidak mau
memenuhi panggilan penyidik ini dapat dituntut di muka pengadilan berdasarkan
Pasal 216 KUHP.
Apabila seorang tersangka atau saksi yang tidak dapat memenuhi panggilan
mempunyai alasan yang patut dan wajar bahwa ia tidak dapat datang kepada
penyidik, maka penyidik itu datang ke rumahnya (Pasal 113 KUHAP).
Dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia memberitahukan hal itu kepada Penuntut Umum
(dikenal dengan SPDP). Pemberitahuan ini bersifat imperatif. Demikian pula
penyidik PPNS tertentu apabila melakukan penyidikan wajib melaporkan hal itu
kepada penyidik POLRI. Hal ini diperlukan dalam rangka koordinasi dan
pengawasan (Pasal 107 dan 109 KUHAP).
Dalam rangka mencari kebenaran yang selengkap-lengkapnya kalau dipandang
perlu penyidik dapat menggunakan alat alat pemaksa (dwangmiddelen) seperti
penangkapan, penahanan, penggeledahan badan, pemasukan rumah, penyitaan dan
pemeriksaan surat.
                          SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                19

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

legal memorandum
legal memorandum legal memorandum
legal memorandum torozzz
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Fenti Anita Sari
 
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBIBahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBIWoro Handayani
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusussesukakita
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanayudikrismen1
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasinurul khaiva
 
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang UndanganPengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang UndanganImbang Jaya Trenggana
 
Replik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataReplik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataTopan Erlando
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Indikasi geografis
Indikasi geografisIndikasi geografis
Indikasi geografisAriza Ekky
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
MANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DK
MANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DKMANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DK
MANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DKWoro Handayani
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Idik Saeful Bahri
 

La actualidad más candente (20)

Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Hukum kepolisian
Hukum kepolisianHukum kepolisian
Hukum kepolisian
 
legal memorandum
legal memorandum legal memorandum
legal memorandum
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBIBahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi
 
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang UndanganPengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
 
Replik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataReplik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdata
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
PP.PARALEGAL.ppt
PP.PARALEGAL.pptPP.PARALEGAL.ppt
PP.PARALEGAL.ppt
 
Indikasi geografis
Indikasi geografisIndikasi geografis
Indikasi geografis
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
MANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DK
MANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DKMANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DK
MANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DK
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Keputusan Tata Usaha Negara
Keputusan Tata Usaha NegaraKeputusan Tata Usaha Negara
Keputusan Tata Usaha Negara
 

Destacado

8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahananRonalto_Tan
 
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidikRonalto_Tan
 
5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpid5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpidRonalto_Tan
 
0 silabus hkacpid
0 silabus hkacpid0 silabus hkacpid
0 silabus hkacpidRonalto_Tan
 
6 perkembanganhkacpid
6 perkembanganhkacpid6 perkembanganhkacpid
6 perkembanganhkacpidRonalto_Tan
 
13 kewenangan mengadili
13 kewenangan mengadili13 kewenangan mengadili
13 kewenangan mengadiliRonalto_Tan
 
12 posisiparapihak
12 posisiparapihak12 posisiparapihak
12 posisiparapihakRonalto_Tan
 
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di KepolisianPanduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di KepolisianBusiness Opportunity
 
Strategi doktrin postur pertahanan negara [power point] - brigjen tni budiman
Strategi  doktrin  postur pertahanan negara [power point] - brigjen tni budimanStrategi  doktrin  postur pertahanan negara [power point] - brigjen tni budiman
Strategi doktrin postur pertahanan negara [power point] - brigjen tni budimanYongki
 
Presentacin1 121120192622-phpapp02
Presentacin1 121120192622-phpapp02Presentacin1 121120192622-phpapp02
Presentacin1 121120192622-phpapp02Daniela Alzate
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1emitche6
 
Top 150 global design firms
Top 150 global design firmsTop 150 global design firms
Top 150 global design firmsSamar Momin
 
Semantic Web (Web 3.0)
Semantic Web (Web 3.0)Semantic Web (Web 3.0)
Semantic Web (Web 3.0)John Dougherty
 

Destacado (20)

9 penggeledahan
9 penggeledahan9 penggeledahan
9 penggeledahan
 
8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan
 
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
 
Slide Penyidikan
Slide PenyidikanSlide Penyidikan
Slide Penyidikan
 
5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpid5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpid
 
0 silabus hkacpid
0 silabus hkacpid0 silabus hkacpid
0 silabus hkacpid
 
6 perkembanganhkacpid
6 perkembanganhkacpid6 perkembanganhkacpid
6 perkembanganhkacpid
 
13 kewenangan mengadili
13 kewenangan mengadili13 kewenangan mengadili
13 kewenangan mengadili
 
12 posisiparapihak
12 posisiparapihak12 posisiparapihak
12 posisiparapihak
 
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di KepolisianPanduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
 
Contoh slide
Contoh slideContoh slide
Contoh slide
 
Strategi doktrin postur pertahanan negara [power point] - brigjen tni budiman
Strategi  doktrin  postur pertahanan negara [power point] - brigjen tni budimanStrategi  doktrin  postur pertahanan negara [power point] - brigjen tni budiman
Strategi doktrin postur pertahanan negara [power point] - brigjen tni budiman
 
Enc 3241 document_design1
Enc 3241 document_design1Enc 3241 document_design1
Enc 3241 document_design1
 
Presentacin1 121120192622-phpapp02
Presentacin1 121120192622-phpapp02Presentacin1 121120192622-phpapp02
Presentacin1 121120192622-phpapp02
 
Applying Big Data
Applying Big DataApplying Big Data
Applying Big Data
 
Enc lecture day3
Enc lecture day3Enc lecture day3
Enc lecture day3
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Top 150 global design firms
Top 150 global design firmsTop 150 global design firms
Top 150 global design firms
 
Semantic Web (Web 3.0)
Semantic Web (Web 3.0)Semantic Web (Web 3.0)
Semantic Web (Web 3.0)
 
PRUEBA TOEFL
PRUEBA TOEFLPRUEBA TOEFL
PRUEBA TOEFL
 

Similar a 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

Hukum Acara Pidana militer.ppt
Hukum Acara Pidana militer.pptHukum Acara Pidana militer.ppt
Hukum Acara Pidana militer.pptMANLEAFAMILY
 
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...Idik Saeful Bahri
 
Penegakan Hukum Tinjauan Terhadap Tugas dan Fungsi SatPol PP
Penegakan Hukum Tinjauan Terhadap Tugas dan Fungsi SatPol PPPenegakan Hukum Tinjauan Terhadap Tugas dan Fungsi SatPol PP
Penegakan Hukum Tinjauan Terhadap Tugas dan Fungsi SatPol PPSidiq Rohmadi
 
PERKABA 1 tahun 2022.pdf
PERKABA 1 tahun 2022.pdfPERKABA 1 tahun 2022.pdf
PERKABA 1 tahun 2022.pdffirmanyudha1
 
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12Ilham Mustafa
 
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13Ilham Mustafa
 
Proses Penegakan Hukum (gakkum) tindak pidana riksa saksi tsk; AKBP DADANG
Proses Penegakan Hukum (gakkum)  tindak pidana  riksa saksi tsk; AKBP DADANGProses Penegakan Hukum (gakkum)  tindak pidana  riksa saksi tsk; AKBP DADANG
Proses Penegakan Hukum (gakkum) tindak pidana riksa saksi tsk; AKBP DADANGDadang DjokoKaryanto
 
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdfPERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdfflooderpequez
 
Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010Sei Enim
 
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020CIkumparan
 
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jaPedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jamerdekacom
 

Similar a 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan (20)

Hukum Acara Pidana militer.ppt
Hukum Acara Pidana militer.pptHukum Acara Pidana militer.ppt
Hukum Acara Pidana militer.ppt
 
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
 
Laporan Analisa Pemantauan Kinerja Kejaksaan di Pengadilan Negeri Jakarta Pus...
Laporan Analisa Pemantauan Kinerja Kejaksaan di Pengadilan Negeri Jakarta Pus...Laporan Analisa Pemantauan Kinerja Kejaksaan di Pengadilan Negeri Jakarta Pus...
Laporan Analisa Pemantauan Kinerja Kejaksaan di Pengadilan Negeri Jakarta Pus...
 
Penegakan Hukum Tinjauan Terhadap Tugas dan Fungsi SatPol PP
Penegakan Hukum Tinjauan Terhadap Tugas dan Fungsi SatPol PPPenegakan Hukum Tinjauan Terhadap Tugas dan Fungsi SatPol PP
Penegakan Hukum Tinjauan Terhadap Tugas dan Fungsi SatPol PP
 
PERKABA 1 tahun 2022.pdf
PERKABA 1 tahun 2022.pdfPERKABA 1 tahun 2022.pdf
PERKABA 1 tahun 2022.pdf
 
Tugas hukum pidana
Tugas  hukum pidanaTugas  hukum pidana
Tugas hukum pidana
 
Tugas hukum pidana
Tugas  hukum pidanaTugas  hukum pidana
Tugas hukum pidana
 
Tugas hukum pidana
Tugas  hukum pidanaTugas  hukum pidana
Tugas hukum pidana
 
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
 
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
 
Proses Penegakan Hukum (gakkum) tindak pidana riksa saksi tsk; AKBP DADANG
Proses Penegakan Hukum (gakkum)  tindak pidana  riksa saksi tsk; AKBP DADANGProses Penegakan Hukum (gakkum)  tindak pidana  riksa saksi tsk; AKBP DADANG
Proses Penegakan Hukum (gakkum) tindak pidana riksa saksi tsk; AKBP DADANG
 
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdfPERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
 
Tugas hukum pidana
Tugas  hukum pidanaTugas  hukum pidana
Tugas hukum pidana
 
Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010
 
KUHAP.ppt
KUHAP.pptKUHAP.ppt
KUHAP.ppt
 
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.pptHUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
 
Alasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikanAlasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikan
 
Alasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikanAlasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikan
 
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
 
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jaPedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
 

Más de Ronalto_Tan

10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbukti10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbuktiRonalto_Tan
 
4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu
4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu
4 tujuanorgterlibatdanilmupembantuRonalto_Tan
 
3 sistempemeriksaanhkacpid
3 sistempemeriksaanhkacpid3 sistempemeriksaanhkacpid
3 sistempemeriksaanhkacpidRonalto_Tan
 
2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpidRonalto_Tan
 
1 pengertiandan sumberhkacpid
1 pengertiandan sumberhkacpid1 pengertiandan sumberhkacpid
1 pengertiandan sumberhkacpidRonalto_Tan
 

Más de Ronalto_Tan (6)

10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbukti10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbukti
 
4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu
4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu
4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu
 
3 sistempemeriksaanhkacpid
3 sistempemeriksaanhkacpid3 sistempemeriksaanhkacpid
3 sistempemeriksaanhkacpid
 
2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid
 
1 pengertiandan sumberhkacpid
1 pengertiandan sumberhkacpid1 pengertiandan sumberhkacpid
1 pengertiandan sumberhkacpid
 
13 praperadilan
13 praperadilan13 praperadilan
13 praperadilan
 

7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

  • 1. TAHAP PEMERIKSAAN DALAM HUKUM ACARA PIDANA 1. Pemeriksaan di tingkat Penyelidikan/Penyidikan, meliputi : Proses penyelidikan/penyidikan, petugas penyelidik/penyidik, penangkapan, penahanan, penyitaan, penggeledahan, berita acara pemeriksaan saksi, ahli, tersangka, dan penyerahan berkas perkara. 2. Pemeriksaan di tingkat Penuntutan, meliputi : Tugas dan wewenang penuntut umum, surat dakwaan, penggabungan perkara, penghentian, penyampingan, penutupan perkara dan tuntutan jaksa penuntut umum, cara pengajuan perkara oleh penuntut umum. 3. Pemeriksaan di Persidangan, meliputi : Kewenangan mengadili, praperadilan, ganti kerugian, rehabilitasi, gabungan gugatan ganti kerugian, pemeriksaan alat bukti (pembuktian), putusan pengadilan, dan upaya hukum. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 1
  • 2. Penyelidikan dan Penyidikan Istilah Penyelidikan telah dikenal dalam UU No.11/PNPS/1963 tentang Pemberantasan Kegiatan Subversi, tetapi tidak dijelaskan mengenai artinya (UU Subversi telah dicabut oleh UU No.26 Tahun 1999 hingga tidak berlaku lagi). Sehubungan dengan itu, pengertian penyelidikan oleh KUHAP, sebagai berikut : Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan (Pasal 1 butir 5 KUHAP). Dengan demikian fungsi dan tujuan diadakan/dilaksanakan penyelidikan : 1.Untuk mengetahui suatu peristiwa tersebut merupakan suatu tindak pidana atau tidak, 2.Seandainya merupakan suatu tindak pidana, maka dilanjutkan dilakukan penyidikan. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 2
  • 3. Istilah Penyidikan, sebelumnya dipakai istilah Pengusutan yang merupakan terjemahan dari bahasa Belanda yaitu opsporing. Hal ini dapat ditemukan dalam UU No.24 Perpu Thn 1960 tentang Pengusutan, penuntutan, dan Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi. Sekarang UU tindak pidana korupsi mengalami perkembangan terakhir UU No.20 Thn 2001 jo. UU No.31 Tahun 1999 (tindak pidana korupsi). Istilah Penyidikan dipakai sekitar tahun 1961, tepatnya yaitu sejak dimuatnya UU No.13 Thn 1961 (kepolisian). Sekarang UU Kepolisian mengalami perkembangan terakhir UU No.2 Tahun 2002 (Kepolisian RI). Pengertian penyidikan dalam KUHAP, sebagai berikut : Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya (Pasal 1 butir 2 KUHAP). Dengan demikian dapat diketahui tujuan diadakan/dilakukan penyidikan yaitu : 1.Untuk mencari serta mengumpulkan bukti-bukti, 2.Membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi, 3.Guna menemukan tersangka. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 3
  • 4. Oleh karena itu, secara konkritnya dapat dikatakan bahwa penyidikan dimulai sesudah terjadinya tindak pidana untuk mendapatkan keterangan-keterangan tentang : 1.Tindak pidana apa yang dilakukannya, 2.Kapan tindak pidana itu dilakukan, 3.Di mana tindak pidana itu dilakukan, 4.Dengan apa tindak pidana itu dilakukan, 5.Cara bagaimana tindak pidana itu dilakukan, 6.Mengapa tindak pidana itu dilakukan, 7.Siapa yang melakukan tindak pidana itu. Fungsi lain dari penyelidikan / penyidikan adalah : Untuk perlindungan dan jaminan terhadap hak asasi manusia. Sehingga adanya persyaratan dan pembatasan yang ketat dalam penggunaan alat alat pemaksa (dwangmiddlen), ketatnya pula pengawasan, dan adanya lembaga ganti rugi dan rehabilitasi (apabila terjadi penyimpangan tugas dan wewenang). SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 4
  • 5. Petugas Penyelidik dan Penyidik Petugas Penyelidik dan Penyidik, sebagai berikut : 1.Penyelidik adalah setiap Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia (Pasal 4 KUHAP). 2.Penyidik adalah a. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia dan b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil Tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang undang (Pasal 6 KUHAP). Pegawai negeri sipil tertentu misalnya pejabat bea dan cukai, pejabat imigrasi, pejabat kehutanan dan lain lain yang melakukan penyidikan sesuai dengan wewenang khusus yang diberikan oleh undang undang yang menjadi dasar hukumnya masing masing. Persyaratan pengangkatan sebagai penyidik di lingkungan POLRI maupun Pegawai Negeri Sipil tertentu diatur dalam PP No.58 Thn 2010 jo. PP No.27 Thn 1983 (Pelaksanaan KUHAP), syarat kepangkatan untuk Penyidik di lingkungan POLRI adalah sekurang-kurangnya Inspektur Dua Polisi dan Strata Satu (dulu Pembantu Letnan Dua Polisi), sedangkan PPNS tertentu adalah gol IIIa / SH, atau S1 (dulu : Pengatur Muda Tingkat I / gol II.B) atau yang disamakan dengan itu. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 5
  • 6. Pangkat/Tingkatan/Jenjang Karir Jabatan Tanda Kepangkatan POLRI A. Pangkat Polisi Versi Baru B. Pangkat Polisi Versi Lama === Perwira === === Perwira === - Perwira Tinggi – - Perwira Tinggi – Jenderal Polisi Jenderal Polisi Komisaris Jenderal Polisi Letnan Jenderal Polisi Inspektur Jenderal Polisi Mayor Jenderal Polisi Brigadir Jenderal Polisi Brigadir Jenderal Polisi - Perwira Menengah – - Perwira Menengah – Komisaris Besar Polisi Kolonel Ajun Komisaris Besar Polisi Letnan Kolonel Komisaris Polisi Mayor SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 6
  • 7. A. Pangkat Polisi Versi Baru B. Pangkat Polisi Versi Lama - Perwira Pertama – - Perwira Pertama – Ajun Komisaris Polisi Kapten Inspektur Polisi Satu Letnan Satu Inspektur Polisi Dua Letnan Dua === Bintara === === Bintara === - Bintara Tinggi – - Bintara Tinggi – Ajun Inspektur Polisi Satu Pembantu Letnan Satu Ajun Inspektur Polisi Dua Pembantu Letnan Dua SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 7
  • 8. A. Pangkat Polisi Versi Baru B. Pangkat Polisi Versi Lama - Bintara – -Bintara – Brigadir Polisi Kepala Sersan Mayor Brigadir Polisi Sersan Kepala Brigadir Polisi Satu Sersan Satu Brigadir Polisi Dua Sersan Dua === Tamtama === === Tamtama === Ajun Brigadir Polisi Kopral Kepala Ajun Brigadir Polisi Satu Kopral Satu Ajun Brigadir Polisi Dua Kopral Dua Bhayangkara Kepala Prajurit Kepala Bhayangkara Satu Prajurit Satu Bhayangkara Dua Prajurit Dua SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 8
  • 9. Pengangkatan untuk Pejabat Penyidik di lingkungan POLRI dilakukan oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Wewenang pengangkatan ini dilimpahkan kepada pejabat kepolisian termasuk pembebasannya. Pengangkatan untuk Pejabat Penyidik PPNS tertentu diangkat (juga pemberhentian) oleh menteri atas usul departemen yang membawahinya pegawai negeri tersebut. Tembusannya disampaikan kepada Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, yang tujuannya adalah guna kepentingan pembuatan rekomendasi. Perlu diketahui apabila dalam lingkungan kepolisian RI tidak ada pejabat penyidik yang memenuhi persyaratan kepangkatan, maka Komandan Sektor Kepolisian yang berpangkat Bintara di bawah Pembantu Letnan Dua Polisi, karena jabatan nya adalah penyidik. Di samping itu Penyidik Pembantu dalam Pasal 10 KUHAP. Mereka adalah : a.Pejabat POLRI yang diangkat oleh Kepala POLRI, dengan berpangkat sekurang kurangnya Sersan Dua Polisi, (sekarang : Brigadir Dua Pol) b.Pejabat Pegawai Negeri Sipil Tertentu dalam lingkungan Kepolisian RI yang sekurang kurangnya berpangkat Pengatur Muda (gol.II A) atau yang disamakan dengan itu. (pengangkatan berdasarkan usul dari komandan / pimpinan kesatuan masing masing). SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 9
  • 10. TUGAS DAN WEWENANG PENYELIDIK DAN PENYIDIK Tugas dan Wewenang Penyelidik sebagai berikut : (Pasal 5 KUHAP) a. karena kewajibannya mempunyai wewenang : 1.menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana; 2.mencari keterangan dan barang bukti; 3.menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri; 4.mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab. b. atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa: 1.penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penahanan; 2.pemeriksaan dan penyitaan surat; 3.mengambil sidik jari dan memotret seorang; 4.membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik. Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tindakan kepada penyidik. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 10
  • 11. Yang dimaksud dengan "tindakan lain" adalah tindakan dari penyelidik untuk kepentingan penyelidikan dengan syarat : (Penjelasan Pasal 5 ayat (1) angka 4 KUHAP) a)tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum; b)selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan dilakukannya tindakan jabatan; c)tindakan itu harus patut dan masuk akal dan termasuk dalam lingkungan jabatannya; d)atas pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan memaksa; e)menghormati hak asasi manusia. Tugas dan wewenang Penyidik, sebagai berikut : (Pasal 7 ayat (1) KUHAP) a.menerima-laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana; b.melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian; c.menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka ; SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 11
  • 12. d.melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan; e.melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; f.mengambil sidik jari dan memotret seorang; g.memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; h.mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; i.mengadakan penghentian penyidikan; j.mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab. Tugas dan wewenang Penyidik Pembantu, pada dasarnya mempunyai kewenangan yang sama dengan kewenangan yang dimiliki oleh penyidik, kecuali mengenai penahanan (Pasal 11 KUHAP). Pelimpahan wewenang penahanan kepada penyidik pembantu hanya diberikan : (Penjelasan Pasal 11 KUHAP) Apabila perintah dari penyidik tidak dimungkinkan karena hal dan dalam keadaan yang sangat diperlukan atau dimana terdapat hambatan perhubungan di daerah terpencil atau di tempat yang belum ada petugas penyidik dan atau dalam hal lain yang dapat diterima menurut kewajaran. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 12
  • 13. PELAKSANAAN PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN Pelaksanaan penyelidikan / penyidikan merupakan tindakan pertama- tama yang dapat atau harus segera dilakukan oleh penyelidik / penyidik / penyidik pembantu, jika terjadi atau timbul persangkaan (diduga) telah terjadi tindak pidana. Persangkaan / dugaan telah terjadi tindak pidana ini dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dapat digolongkan sebagai berikut : a.Kedapatan tertangkap tangan (ontdekking op heterdaad); b.Di luar tertangkap tangan (buiten ontdekking op heterdaad). Ad.a Kedapatan Tertangkap Tangan Kekuasaan penyelidikan dalam tertangkap tangan ini menjadi lebih luas, penyelidik tanpa menunggu perintah penyidik wajib segera melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka penyelidikan, tetapi tetap dalam batas penyelidikan. Dalam hal demikian maka penyidik tetap wajib membuat berita acara dan melaporkannya kepada penyidik sedaerah hukum (Pasal 102 KUHAP). SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 13
  • 14. Yang dimaksud tertangkap tangan (op heterdaad) adalah : (Pasal 1 butir 19 KUHAP) 1.tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau 2.dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau 3.sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya, atau 4.apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu. Kekuasaan untuk menangkap dalam hal tertangkap tangan ini bukan saja merupakan wewenang penyelidik atau penyidik atau penyidik pembantu, tetapi setiap orang berhak, sedangkan setiap orang berhak menangkap dalam tugas ketertiban, ketentraman dan keamanan umum wajib menangkap tersangka guna diserahkan beserta atau tanpa barang bukti kepada penyidik (Pasal 111 ayat (1) KUHAP). SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 14
  • 15. Ad.b di Luar Tertangkap Tangan (buiten ontdekking op heterdaad) Dalam hal tidak tertangkap tangan, telah terjadinya tindak pidana dapat diperoleh dari : a.Laporan (aangifte) b.Pengaduan (klacht) c.Pengetahuan sendiri oleh penyelidik atau penyidik. Yang dimaksud Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana (Pasal 1 butir 24 KUHAP). Yang dimaksud Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya (Pasal 1 butir 25 KUHAP). SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 15
  • 16. Perbedaan antara LAPORAN dengan PENGADUAN sebagai berikut : 1.Laporan untuk setiap tindak pidana, sedangkan Pengaduan untuk tindak pidana tertentu (delik aduan absolut / delik aduan relatif), 2.Laporan dapat diajukan setiap waktu, sedangkan Pengaduan hanya dalam waktu tertentu saja, 3.Laporan dapat diajukan oleh setiap orang, sedangkan Pengaduan hanya oleh orang yang berkepentingan yang disebut dalam undang undang, 4.Laporan tidak dapat dicabut kembali, sedangkan Pengaduan dapat dicabut kembali. Catatan : Delik Aduan Relatif ada pada delik harta kekayaan yang terjadi di lingkungan keluarga seperti pencurian dalam keluarga (Pasal 367 KUHP), pemerasan dan pengancaman barang dalam keluarga (Pasal 370 KUHP), penggelapan dalam keluarga (Pasal 376 KUHP), penipuan dalam keluarga (Pasal 394 KUHP), perusakan barang dalam keluarga (Pasal 411 KUHP). Sedangkan delik aduan absolute diantaranya perzinahan (Pasal 284 KUHP), penghinaan (Pasal 313 KUHP), perbuatan cabul dengan dibawah umur (Pasal 293 KUHP), dan lain lain. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 16
  • 17. Timbul pertanyaan : Siapa yang berhak melaporkan atau mengadukan itu ? Yang berhak adalah setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa yang merupakan tindak pidana. Sedangkan pegawai negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya mengetahui tentang terjadinya tindak pidana, wajib segera melaporkan hal itu kepada penyelidik atau penyidik. Apakah ada sanksinya bagi orang yang tidak mau melaporkan atau mengadukan hal itu ? Terhadap orang biasa tidak ada sanksinya, sebab undang undang sendiri menentukan bahwa hal itu adalah hak (bukan kewajiban) dan nampaknya hak untuk melaporkan atau mengadukan itu merupakan suatu keharusan moral saja dari setiap warganegara terhadap negara dalam rangka membina ketertiban dan keamanan umum. Namun ada pengecualian dalam beberapa hal ialah kalau ada permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana terhadap ketentraman dan keamanan umum atau terhadap jiwa atau terhadap hak milik, setiap orang wajib seketika itu juga melaporkan hal tersebut kepada penyelidik atau penyidik. Dan apabila hal ini dilalaikan maka dapat dipersalahkan melanggar Pasal 164, atau Pasal 165 KUHP. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 17
  • 18. LAPORAN atau PENGADUAN Dapat diajukan secara lisan atau tertulis, apabila diajukan secara tertulis, maka harus ditanda tangani oleh pelapor atau pengadu, sedangkan diajukan secara lisan harus dicatat oleh penyidik dan ditanda tangani bersama pelapor atau pengadu dan penyidik. Setelah menerima laporan atau pengaduan, penyelidik atau penyidik harus memberikan tanda penerimaannya kepada yang bersangkutan (Pasal 108 KUHAP). Setelah menerima laporan tersebut, penyidik harus segera datang ke tempat kejadian perkara dan dapat melarang setiap orang untuk meninggalkan tempat itu selama pemeriksaan di situ belum selesai. Dan apabila ada orang yang melanggar larangan tersebut dapat dipaksa tinggal ditempat itu sampai pemeriksaannya selesai. Tindakan selanjutnya ialah harus melakukan usaha usaha mendapatkan keterangan lebih lanjut untuk membuat terang perkara tersebut. Kemudian penyidik melakukan pemeriksaan dan memanggil tersangka dan saksi yang dianggap perlu dengan surat panggilan yang sah dengan tenggang waktu yang wajar antara diterima panggilan dan hari seorang itu diharuskan memenuhi panggilan tersebut. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 18
  • 19. Orang yang dipanggil, wajib datang kepada penyidik dan jika ia tidak datang, penyidik memanggil sekali lagi dengan perintah kepada petugas untuk membawa secara paksa (Pasal 112 KUHAP). Di samping itu terhadap orang yang tidak mau memenuhi panggilan penyidik ini dapat dituntut di muka pengadilan berdasarkan Pasal 216 KUHP. Apabila seorang tersangka atau saksi yang tidak dapat memenuhi panggilan mempunyai alasan yang patut dan wajar bahwa ia tidak dapat datang kepada penyidik, maka penyidik itu datang ke rumahnya (Pasal 113 KUHAP). Dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia memberitahukan hal itu kepada Penuntut Umum (dikenal dengan SPDP). Pemberitahuan ini bersifat imperatif. Demikian pula penyidik PPNS tertentu apabila melakukan penyidikan wajib melaporkan hal itu kepada penyidik POLRI. Hal ini diperlukan dalam rangka koordinasi dan pengawasan (Pasal 107 dan 109 KUHAP). Dalam rangka mencari kebenaran yang selengkap-lengkapnya kalau dipandang perlu penyidik dapat menggunakan alat alat pemaksa (dwangmiddelen) seperti penangkapan, penahanan, penggeledahan badan, pemasukan rumah, penyitaan dan pemeriksaan surat. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 19