Modul ini membahas tentang wudhu sebagai persiapan ibadah dalam Islam. Wudhu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim sebelum melaksanakan shalat atau ibadah lainnya. Modul ini menjelaskan pengertian, rukun-rukun, syarat-syarat, dan sunah-sunah dalam melaksanakan wudhu sesuai ajaran agama Islam.
1. HAND BOOK
1/1/2015
MODUL
PEMBELAJARAN
FIQIH
OLEH: SINARWATI LABINDA
WUDHU
BISMILLAH
ISLAM ADALAH AGAMA YANG SEMPURNA
MENGAJARKAN SEGALA SESUATU YANG MANUSIA
HARUS LAKUKAN DAN APA YANG HARUS MANUSIA
JAUHI DAN TINGGALKAN, PERKARA YANG
MANUSIA LALUI TELAH DIATUR OLEH ISLAM YANG
AJARANNYA BERSUMBER DARI ALQUR’AN DAN
ASSUNAH. HAL YANG TDAK BOLEH DIANGGAP
SEPELEH ADALAH PERKARA BERSUCI , DALAM
ISLAM BERSUCI MERUPAKAN HAL YANG MUTLAK
HARUS DILAKUKAN OLEH SETIAP MUSLIM.
DENGAN HADIRNYA MODUL SEDERHANA INI
DIHARAPAKN DAPAT MEMBERIKAN KONTRIBUSI
TERHADAP PEMAHAMAN DAN BAGAIMANA TATA
CARA MELAKSANAKAN THOHARA KHUSUNYA
BERWUDHU YANG SESUAI DENGAN AJARAN
ISLAM
2. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 2
A. Kopetensi Dasar
Setelah melaksanakan pembelajaran ini, diharapkan
siswa memiliki kopetensi sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian wudhu
2. Menjelaskan rukun wudhu
3. Menyebatkan hal-hal yang membatalkan wudhu
4. Mempraktikka wudhu
B. Materi pokok
1. Pengertian wudhu
2. Rukun wudhu
3. Syarat-syarat wudhu
4. Sunah wudhu
5. Hal yang membatalkan wudhu
1. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan
pernah lepas dari pergaulan antar sesama dan hubungan
dengan sang pencipta. Sebagai makhluk yang berakal,
sudah selayaknya ketika menghadap Tuhannya harus
mematuhi rambu-rambu yang digariskan oleh syara‟.
Bahkan, ketika bermunajat dengan Sang Khaliq pun,
harus diperhatikan aturan mainnya, diantaranya adalah
dengan melakukan thaharah sebagai mediator dalam
beribadah kepaad Alloh.
Setiap kegiatan ibadah umat Islam pasti
melakukan membersihkan (thaharah) terlebih dahulu
mulai dari wuhdu. Wudhu adalah sebuah syariat kesucian
yang Alloh „azza Wa Jalla tetapkan kepada kaum
muslimin. Sebagai pendahuluan bagi shalat dan ibadah
lainnya. Di dalamnya terkandung sebuah hikmah yang
3. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 3
mengisyaratkan kepada kita bahwa hendaknya seorang
muslim memulai ibadah dan kehidupannya dengan
kesucian lahir batin. Sebab kata ini sendiri berasal dari
kata yang mengandung makna “kebersihan dan
keindahan”.
Wudhu disyariatkan bukan hanya ketika kita
hendak beribadah, bahkan juga disyariatkan pada seluruh
kondisi. Oleh karena itu, seorang muslim dianjurkan agar
selalu dalam kondisi bersuci (wudhu) sebagaimana yang
dahulu yang dilazimi oleh Nabi Muhammad SAW dan
para sahabatnya yang mulia. Mereka senantiasa
berwudhu, baik dalam keadaan senang ataupun susah dan
kurang menyenangkan (seperti saat muslim hujan dan
dingin).
2. Pengertian dan Dasar Hukum Wudhu
a. Pengertian Secara Bahasa
Al Imam Ibnu Atsir Al-Jazary rohimahumullah
(seorang ahli bahasa) menjelaskan bahwa jika dikatakan
wadhu‟ (ُْْوءضَوْلَا), maka yang dimaksud adalah air yang
digunakan berwudhu. Bila dikatakan wudhu (ْْءُوضوُلا),
maka yang diinginkan di situ adalah perbuatannya. Jadi,
wudhu adalah perbuatan sedang wadhu adalah air wudhu.
Al-Hafizh Ibnu Hajar Asy-Syafi‟iy rohimahulloh,
kata wudhu terambil dari kata al-wadho‟ah / kesucian
4. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 4
(ُْْوءضَوْلَا). Wudhu disebut demikian, karena orang yang
sholat membersihkan diri dengannya. Akhirnya, ia
menjadi orang yang suci.”
b. Pengertian Secara Syari‟at
Sedangkan menurut Syaikh Sholih Ibnu Ghonim As-
Sadlan Hafishohulloh:
ِ
ةَ
عَبْ
رَالْا ِ
اءَ
ضَْعألْا ِ
ِف ٍ
رْ
وُ
هَط ٍ
اءَ
م ُ
لِ
مْعَتْ
سَا : ِ
ءْ
وُ
ضُ
وْلا َ
َنْعَ
م
ِ
عْ
َّر
الش ِ
ِف ٍ
ةَ
صْ
وُ
صَْ
َم ٍ
ةَ
فِ
ص ىَلَ
ع
Artinya: mak awudhu adalah menggunakan air yang suci
lagi menyucikan pada anggota-anggota badan yang empat
(wajah, tangan, kepala dan kaki) berdasarkan tata cara
yang khusus menurut syariat”.1[3]
Jadi definisi wudhu bila ditinjau dari sisi syariat adalah
suatu bentuk peribadatan kepada Alloh Ta‟ala dengan
mencuci anggota tubuh tertentu dengan tata cara yang
khusus.
Disyari‟atkan wudhu ditegaskan berdasarkan 3 macam
alasan:2[4]
a. Firman Alloh dalam surat Al-Maidah ayat 6
6. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 6
Dalam kitab Fathul Mu‟in disebutjkan ada 6 hal yang
menjadi rukun wudhu:3[5]
1. Niat fardhunya wudhu ketika pertama kali membasuh
wajah
2. Membasuh wajah
3. Membasuh kedua tangan dari telapak dan lengan
sampai siku
4. Membasuh sebagian kepala
5. Membasuh kedua kaki beserta jkedua mata kaki
6. Tertib
Dan terdapat perbedaan pendapat ketika
menyebutkan rukun wudhu. Ada yang menyebutkan 4
saja, sebagaimana yang tercantum dalam ayat Qur‟an,
namun ada juga yang menambahinya dengan berdasarkan
dalil dari sunnah.4[6]
4 (empat) rukun menurut Al-Hanafiyah
mengatakan bahwa rukun wudhu itu hanya ada 4
sebagamana yang disebutkan dalam Nash Qur‟an.
7 (tujuh) rukun menurut Al-Malikiyah
menambahkan dengan keharusan niat, ad-dalk yaitu
menggosok anggota wudhu, sebab menurut beliau
7. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 7
sekedar mengguyur anggota wudhu dengan air masih
belum bermakna mencuci/membasuh, juga beliau
menambahkan kewajiban muwalat.
6 (enam) rukun menurut As-Syafi‟iyah
menambahnya dengan niat pembasuhan dan usapan
dengan urut, tidak boleh terbolak balik. Istilah yang
beliau gunakan adalah harus tertib.
7 (tujuh) rukun menurut Al-Hanabilah
mengatakan bahwa harus niat, tertib dan muwalat, yaitu
berkesinambungan. Maka tidak boleh terjadi jeda antara
satu anggota dengan anggota yang lain yang sampai
membuatnya kering dari basahnya air bekas wudhu.
4. Syarat-syarat Wudhu
1. Dikerjakan dengan air mutlaq
2. Mengalirkan air di atas anggota yang dibasuh
3. Tidak ada sesuatu pada anggota yang dapat
mengubah air, yaitu perubahan yang merusakkan nama
air mutlak itu
4. Pada anggota wudhu, tidak ada sesuatu yang
menghalangi antara air dan anggota yang dibasuh
5. Dilakukan sesudah masuk waktu shalat bagi orang
yang selalu berhadats
5. Sunah-sunah Wudhu
1. Membaca basmalah sebelum mengambil air untuk
membasuh muka sambil niat berwudhu
8. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 8
2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan,
dicuci dengan air yang suci 3x (tiga kali)
3. Berkumur
4. Beristisyaq (menghirup air ke dalam hidung)
Dan sunnah mengeraskan berkumur dan beristinsyaq bagi
yang tidak puasa, dan makruh bagi yang puasa. Berkumur
dan istinsyaq dilakukan 3x.
5. Istinsaar (membuang air dari hidung) dengan
meletakkan jari telunjuk dan ibu jari tagan kiri di atas
hidung. Jika dalam hidung terdapat kotoran yang keras,
hendaklah dikeluarkan dengan jari kelingking tangan kiri.
6. Mengusap kedua telinga bagian luar atau dalam
hingga gendang telinga
Dalam mengusap telinga harus menggunakan air yang
babru, bukan air yang habis digunakan mengusap kepala.
7. Merenggangkan jari-jari kedua tangan dan kaki jika
menghalangi masuknya air ke sela-sela jari
Caranya pada tangan ialah meletakkan bagian dalam pada
salah satu telapak tangan di atas telapan tangan yang lain
sambil memasukkan jari tanganpada tangan lain. Dan
caranya pada kaki adalah meletakkan jari-jari tangan kiri
diantara jari kaki, dimulai dari jari kelingking kaki kanan
dan berakhir pada kelingking kiri pada bagian bawah
kaki.
8. Menggerakkan cincin agar air sampai pada bagian
bawah jari
9. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 9
9. Mendahulukan anggota kanan ketika membasuh
kedua tangan dan kaki
10. Memulai dengan ujung anggota yaitu membasuh
wajah mulai bagian atas sampai bawah dan membasuh
kedua tangan mulai jari-jari sampai siku, mengusap
kedua kepala mulai dari tempat yang biasa ditumbuhi
rambut sampai bagian atas kepala, dan membasuh kedua
kaki dari ujung jari-jari sampai kedua mata kaki
11. Melebihkan basuhan pada anggota yang wajib seperti
wajah, tangan, kaki
12. Membasuh dua atau tiga kali dalam segala hal,
kecuali bila sudah merata, bila merata pada basuhan
kedua, maka basuhan kedua itu dianggap kali pertama.
Bila merata pada basuhan kali ketiga, maka semua
basuhan dianggap kali pertama, dan hendakllah
diteruskan dengan basuhan kali kedua dan ketiga.
13. Menghadap kiblat
14. Langsung yaitu beruntun antara anggota-anggota
wudhu tidak terdapat jarak yang lama, sehingga anggota
yang telah dibasuh mengering kembali.
15. Membasuh tangan hingga pergelangan pada saat akan
mulai wudhu. Ini biasa dilakukan Rosulullah SAW,
sunnah ini sangat sesuai dengan fitrah dan akal. Sebab
biasanya pada tangan itu ada debu atau yang serupa
dengan debu. Maka sudah harusnya, kamu dimulai
dengan membersihkannya sehingga kemudian bisa
10. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 10
digunakan untuk mencuci muka dan anggota tubuh
lainnya.
Dan yang sangat ditekankan untuk melakukan itu adalah
saat bangun dari tidur. Sesuai hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim.
َ
قْيَتْ
اس َذِإ
ِ
اءَنِ
إلاْا ِ
ِف ُهَ
دَي ْ
لِ
خْ
دُي َالَف ِ
وِ
مْ
وَن ْ
نِ
م ْ
مُ
كُ
دَ
َحأ َ
ظ
.ُهُ
دَي ْ
تَتاَب َ
نَْيأ ىِ
رْ
دَيَال ُوَّنِ
إَف ً
ثَالَث اَ
هَلِ
سْغَي َّ
َّتَ
ح
“Jika seorang diantara kalian bangun dari tidur, maka
janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam wadah air
hingga dia mencucinya sebanyak 3x. Sebab dia tidak tahu
di tempat mana tangannya berada sebelumnya.”5[7]
16. Menyela-nyela jenggot yang lebat
17. Memulai dari bagian kanan. Hendaknya ia mulai
mencuci tangan kanan sebelum yang kiri, mencuci kaki
kanan sebelm yang kiri.
18. Irit dalam menggunakan air dan jangan sampai
melakukan pemborosan, namun jangan sampai terlalu
kikir
6. Hal-hal yang Membatalkan Wudhu
1. Kencing dan Buang Air Besar
11. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 11
Hal yang membatalkan wudhu dan disepakati bersama
adalah keluarnya kencing dan tinja dari seseorang.
Tentang batalnya wudhu karena kencing dan tinja adalah
sesuatu yang sudah sangat diketahui dan disepakati dan
sudah jelas tidak memerlukan dalil untuk
menjelaskannya.
2. Madzi dan Wadi
Termasuk yang membatalkan yang keluar dari kemaluan
depan seorang laki-laki adalah madzi dan wadi.
Madzi adalah sesuatu yang keluar dari penis seseorang
lelaki setelah dia bercumbu, melihat atau berpikir
mengenai seks. Dia adalah air yang kental yang keluar
dengan cara mengalir dan tidak memancar laksana mani.
Sedangkan wadi adalah air berwarna putih yang keluar
setelah buang air kecil.
Keduanya membatalkan wudhu laksana kencing, dan
tidak ada kewajiban apa-apa lagi bagi seseorang yang
keluar madzi dan wadi kecuali istinja‟ dan wudhu.
3. Keluarnya Angin dari Anus
Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim disebutkan dari
Abu Hurairah, bahwa Rosululloh SAW bersabda:
َاءَّ
ضَ
وَتَي َّ
َّتَ
ح َ
ثَ
دْ
َحأ اَذِإ ْ
مُ
كُ
دَ
حَا َةَالَ
ص َاهلل ُ
لَبْ
قَيَال
Artinya: Alloh tidak menerima shalat salah seorang dia
nataramu bila ia berhadats, sehingga ia berwudhu”.
12. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 12
Abu Hurairah menafsirkan kata “hadats”, di sini ada
orang bertanya kepadanya: “apa yang dimaksud dengan
hadats”? Dia berkata: kentut yang tidak ada suaranya dan
kentut yang ada suaranya.
Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin
Zaid dari Ashim Al-Anshari, bahwa dia mengadukan
sesuatu kepada Rosululloh tentang seseorang yang ragu
merasakan sesuatu pada saat shalat yakni dia merasakan
ada angin keluar dari anusnya, maka Rosululloh SAW
bersabda:
اًْ
ْيِ
رَ
دَِ
َي ْ
َوأ اًتْ
وَ
ص َ
عَ
مْ
سَي َّ
َّتَ
ح ْ
فِ
رَ
صْنَي َال ْ
َوأ ْ
لِتَ
فْنَيَال
“Janganlah dia berhenti (berpaling) hingga dia
mendengar bunyi atau dia mencium bau”.6[8]
Artinya, dia masih tetap berada dalam keadaan suci dan
dalam wudhunya, karena itu adalah keyakinan, dan
keyakinan tidak hilang disebabkan keraguan, lain halnya
jiak dia mendengar suara kentutnya atau mencium
baunya.
4. Tidur Berat
Hal yang disepakati membalatkan wudhu adalah tidur
berat dan panjang. Sebagaimana tidurnya seseorang yang
tidur di malam hari, kemudian dia bangun pagi.
13. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 13
Sedangkan yang berupa kantuk, maka dia tidak
membatalkan wudhu, sebab itu adalah tidur ringan.
ُ
ابَ
حْ
َصأ َ
ناَ
ك( :َ
الَق ُوْنَ
ع ُاهلل َ
يِ
ضَ
ر ِ
كِالَ
م ِ
نْاب ِ
سَنَأ ْ
نَ
ع
ُ
لْ
وُ
سَ
ر
َ
قِ
فَْ
َت َّ
َّتَ
ح َاءَ
شِعْلا َ
نْ
وُ
رِ
ظَتْنَي ِ
نِ
دْ
هَع ىَلَ
ع م.ص ِاهلل
َ
دُ
اوَ
د ْ
وُأب ُوَ
جَ
رْ
َخأ( َ
نُ
ؤَّ
ضَ
وَتَي َالَ
و َ
نْ
وُّلَ
صُي َُّ
ُث ْ
مُ
هُ
سُ
ؤَ
ر
ٍ
مِلْ
سُ
م وِف ُوُلْ
صَاَ
و ِ
َنْطُق َ
َّار
الد ُوَ
حَّ
حَ
صَ
و
5. Bersentuhan laki-laki dan perempuan yang boleh
nikah yang sudah baligh dan berakal, dan tidak ada
penghalang keduanya.
6. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan tanpa
ada penghalang
14. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 14
KESIMPULAN
Al Imam Ibnu Athir Al-Jazary rohimahulloh (Seorang
ahli bahasa) menjelaskan bahwa jika dikatakan wudhu
maka yang dimaksud adalah air yang digunakan
berwudhu, bila dikatakan wudhu, maka yang diinginkan
di sini adalah perbuatannya. Jadi wudhu adalah
perbuatan, sedangkan wadhu adalah air wudhu.
Al-Hafi‟ah Ibnu Hajar Asy-Syafi‟iy, kata wudhu
diambil dari kata al-wadho‟ah/kesucian. Wudhu disebut
demikian, karena orang yang sholat membersihkan diri
dengan wudhu, akhirnya ia menjadi orang yang suci.
- Pengertian menurut Syrai‟at
Menurut Syaikh Shohih Ibnu Ghorim As-Sadlan
Harishulloh, bila ditinjau dari sisi syari‟at adalah suatu
bentuk peribadatan kepada Allah SWT dengan mencucui
anggota tubuh tertentu dengan data cara khusus.
Rukun Wudhu
1. Niat
2. Membasuh wajah
3. Membasuh kedua tangan dari telapak sampai siku
4. Membasuh sebagian kepala
5. Membasuh kedua kaku beserta kedua mata kaki
6. Tertib
15. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 15
Sunah-sunah Wudhu
1. Membaca basmalah
2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan
3. Berkumur
4. Istinsyak (menghirup air ke dalam hidung)
5. Istinsar (membuang air dari hidung)
6. Mengusap kedua telinga bagian luar atau dalam
hingga gendang telinga
7. Merenggangkan jari-jari kedua tangan dan kaki jika
menghalangi masuknya air ke sela-sela jari
8. Menggerakkan cincin agar air sampai pada bagian
belah jari
9. Mendahulukan anggota kanan ketika membasuh
kedua tangan dan kaki
10. Memulai dengan ujung anggota
11. Melebihkan basuhan pada anggota yang wajib,
seperti wajah
12. Membasuh dua atau tiga kali
13. Menghadap kiblat
14. Langsung atau berurutan
Hal-hal yang Membatalkan Wudhu
1. Kencing dan buang air besar
2. Madzi dan wadi
3. Keluar angin dari anus
16. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 16
4. Tidur berat
5. Bersentuhan laki-laki dan wanita
6. Menyentuh kemaluan
Syarat-syarat Wudhu
1. Dikerjakan dengan air mutlak
2. Mengalirkan air ke atas anggota yang dibasuh
3. Tidak ada sesuatu pada anggota yang dapat
mengubah air
4. Pada anggota wudhu, tidak ada sesuatu yang
menghalangi antara air dan yang dibasuh
5. Dilakukan sesudah masuk waktu shalat bagi orang
yang selalu berhadats
17. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 17
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asqalani, Al Imam Al Hafizh, Ibnu Hajar Fathul
Baari Syarah Shahih Al-Bukhari Cet. I. Jakarta Selatan:
Pustaka Azam. 2001
Al-Jamal Ibrahim Muhammad. Fiqih Muslimah. Jakarta:
Pustaka Amani. 1999.
Al-Malibary, Zainuddin bin Muhammad Al-Ghozaly.
Fathul Mu’in. Surabaya: Darul Ilmi, tt.
Al-Qaradhawi Yusuf. Fiqih Thoharoh. Jl. Cipinang
Muara Raya No. 63 Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
2004.
Al-Thoyaar, Abdullah bin Muhammad. Risalah fi Al-
Fiqh. Al-Muyassar Cet I. Riyadh: Madar Al Watoni lin
Nasyr. tt.
Al- Utsaimin, Syaikh Muhammad bin Shalih. Al-Nihayah fi
Ghorib Al-Hadits wal atsar Cet. 5. Mesir: Jannatul Afkar.
2008.
Ma s‟ud, Ibnu dan Zainal Abidin. Fiqih Madzab Imam
Syafi’I, Bandung: Pustaka Setia Bandung. 2007.
18. [MODUL PEMBELAJARAN FIQIH] January 1, 2015
Page | 18
BIOGRAFI PENYUSUN
Sinarwati labinda, lahir di desa Aoma Kec,
Wolasi, Kab Konawe selatan Prov Sulawesi Tenggara
pada 17 ktober 1994. Beliau menamatkan sekolah dasar
di SDN 1 Aoma. SMP di SMP N2 Wolasi, dan SMA di
SMA N 1Wolasi. Sekarang beliau sedang melanjutkan
pendidikan di IAIN Kendari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, konsentrasi manajeme Pendidikan Islam.
Organisasi yang diikuti PMII, KAMMI, BTI (Bait tamiyz
IAIN), PSGA, HMJ-T.