1. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………… ....................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan.................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 3
2.1 Pengantar Akuntansi Keperilakuan.......................................................... 3
2.1.1 Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan ............................ 3
2.1.2 Akuntansi Keperilakuan.................................................................. 3
2.1.3 Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan.............. 7
2.2 Feodalisme dan
Kapitalisme……………………………………............................................... 8
2.3 Perspektif Pekerja Dalam Perilaku Organisasi......................................... 9
2.4 Asumsi Tentang Perilaku Manusia Berdasarkan :
Psikologi, Sosiologi dan Psikologi
Sosial………………………………. 23
BAB III KESIMPULAN .............................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA
2. BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Akuntansi merupakan suatu system untuk menghasilkan informasi
keuangan yang digunakan oleh pemakainya untuk menghasilkan keputusan bisnis.
Tujuan informasi ini adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakanyang
paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis
dan ekonomi. Namun pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga
melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari pengambil keputusan. Dengan
demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta
kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntasi.
Akhirnya akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, akan tetapi selalu berkembang
agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Hal diatas menjelaskan aspek keperilakuan dari pihak pelaksana/penyusun
informasi akuntasi dan pihak pemakai akuntasi. Pihak pelaksana/penyusun
informasi akuntasi adalah seorang atau kumpulan orangyang mengoperasikan
system informasi akuntasi dari awal sampai terwujudnya laporan keuangan.
Sedangkan pihak pemakai laporan keunagan dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu : (1) pemakai internal (internal user); (2) pemakai eksternal (external user).
Yang dimaksud dengan pihak internal adalah organisasi yang memiliki garis dan
staf personel, yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang
melibatkan pendanaan, penginvestasian dan pengambilan keputusan operasional.
Sedangkan pemakai ekternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham,
kreditor, serikat buruh, analis keuangan dan pemerintah. Pemakaian informasi
akuntasi oleh pihakinternal dimaksudkan untuk melalukan serangkaian evaluasi
kinerja. Sedangkan pemakaian oleh pihak eksternal dimaksudkan sama dengan
pihakinternal, tetapi mereka lebih focus pada jumlah investasi yang mereka
lakukan pada organisasi tersebut.
Maka dalam makalah ini akan dijelaskan Pengenalan mengenai Akuntansi
Keperilakuan dan Survei Terhadap Konsep serta Sudut Pandang Terhadap Ilmu
Keperilakuan.
3. 1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Makalh ini disusun untuk memberikan informasi mengenai :
1. Dasar –Dasar Ilmu Akuntansi Keperilakuan
2. Konsep dan Sudut Pandang dalam Ilmu Keprilakuan
4. BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Peran Tradisional Akuntansi
Akuntansi merupakan sebuah disiplin ilmu yang memiliki fungsi untuk
menyediakan informasi yang relevant dan tepat waktu mengenai keadaan financial
dari sebuah organsisasi bisnis dan non-bisnis untuk mengarahkan pengguna
internal dan eksternal dalam mengambil keputusan ekonomi.
Pada dasarnya , hal yang membedakan adalah dimana Akuntansi Keuangan
digunakan oleh pihak eksternal dan terikat pada sebuah standar akuntansi yang
berlaku baik GAAP maupun IFRS. Sedangkan Akuntansi Manajemen digunakan
oleh pihak internal dimana tidak ada standar umum yang mengikat terhadap
penerapan dari akuntansi manajemen.
Terakhir, Akuntansi Keperilakuan menjadi cabang yang berfokus pada
hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi yang dalam hal ini
mencakup Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan.
2.2 Dimensi Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan berada dibalik akuntansi tradisional yang berarti
mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan.
Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga
dengan desaian, konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi akuntansi
yang efisien. Akuntansi keperilakuan dengan mempertimbangkan hubungan
antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi mencerminkan dimensi sosial
dan budaya manusia dalam suatu organisasi.
Secara umum, lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga
bidang besar.
a. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan
penggunaan system akuntansi. Bidang dari akuntansi keperilakuan ini
mempunyai kaitan dengan sikap dan filosofi manajemen yang
memengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang berfungsi dalam
organisasi.
5. b. Pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang dari
akuntansi keperilakuan ini berkenaan dengan bagaimana system
akauntansi memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan ,
kepuasan kerja, serta kerja sama.
c. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku
manusia. Bidang ketiga dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai
hubungan dengan cara system akuntansi digunakan sehingga memengaruhi
perilaku.
2.2 Akuntansi Keperilakuan : Perluasan Logis dari Peran Akuntansi
Tradisional
Pengambilan keputusan dengan menggunakan laporan akuntansi akan
dapat menjadi lebih baik jika laporan tersebut banyak mengandung informasi
yang relevan. Akuntan mengakui adannya fakta ini melalui prinsip akuntansi yang
dikenal dengan pengungkapan penuh (full disclosure). Prinsip ini memerlukan
penjelasan yang tidak hanya berfungsi sebagai pengganti dan penambah informasi
guna mendukung laporan data keuangan perusahaan, tetapi juga sebagai laporan
yang menjelaskan kritik terhadap kejadian-kejadian nonkeuangan. Informasi
tambahan ini dilaporkan baik dalam suatu kerangka laporan keuangan maupun
dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan.
Beberapa ahli membantah pernyataan bahwa informasi pada dimensi
perilaku organisasi adalah adalah tidak berguna bagi pengambil keputusan internal
dan eksternal. Kekuatan para akuntan telah diakui bahwa mereka memiliki
pengalaman selama berabad-abad, dimana mereka menjadi terbiasa dengan
kebutuhan informasi dari pemakai eksternal dan para manajer internal, proses
keputusan bisnis yang dibuat, dan berbagai data keuangan yang dilaporkan yang
terkait dengan berbagai jenis situasi keputusan. Oleh karena itu, para akuntan
yang berkualitas akan memilih gejala keperilakuan untuk melakukan
penyelidikan, karena mereka mengetahui bahwa data keperilakuan sangat berarti
untuk melengkapi data keuangan. Lebih lanjut lagi, para akuntan menjadi satu-
satunya kelompok yang secara logis mampu mengikutsertakan informasi
keperilakuan ke dalam laporan keuangan bisnis yang ada.
6. 2.3 Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan
Riset akuntasi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas
berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama
yang berhubungan dengan proses informasi akuntasi dan audit. Riset akuntansi
keperilakuan merupakan suatu fenomena baru yang sebetulnya dapat ditelusuri
kembali pada awal tahun 1960-an, walaupun sebetulnya dalam banyak hal riset
tersebut dapat dilakukan lebih awal. Riset akuntansi keperilakuan meliputi
masalah yang berhubungan dengan :
1. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
2. Pengaruh dan fungsi akutansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik system informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan,
manajer, investor, maupun wajib pajak.
3. Pengaruh hasil dari informasi tersebut, seperti informasi akuntansi dan
penggunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.
2.4 Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitiaan Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi
yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi
(Siegel, G. et all. 1989) Istilah ilmu keprilakuan adalah penemuan yang relative
baru. Ilmu keprilakuan mencangkup biang riset manapun yang mempelajrinya
baik melalui metode obsevasi maupun esperimentasi, perilaku manusia dalam
lingkunan fisik maupun manual Ilmu keperilakuan adalah bagian dari ilmu social
manusia. Ilmu sosial meliputi disiplin ilmu antropologi, sosiologi, ekonomi,
sejarah, politik, psikologi.
Pada masa lalu, para akuntan semata-mata fokus pada pengukuran
pendapatan dan biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa
lalu guna memprediksi masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja
masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu
sendiri merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi perilaku di masa depan.
7. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu
organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan,
serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi.
2.5 Persamaan dan Perbedaan Ilmu kerilakuan dan Akuntansi
Keperilakuan
Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi
keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara
keperilakuan manusia dengan akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian
dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu
akuntasi dan pengetahuan keperilakuan. Namun ilmu keperilakuan dan akuntansi
keperilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi untuk
menilai dan memecahkan permasalahan organisasi.
Ilmu keprilakuan merupakan bagian dari ilmu social, akuntansi
keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keprilakuan.
Akuntansi keprilakuan diterapkan dengan praktis menggunakan riset ilmu
keprilakuan untuk menunjukkan dan memperediksi perilaku manusia.
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi
yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi
(Siegel, G. et all. 1989), istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti
yang luas yang meliputi keseluruhan desain alat pengendalian manajemen yang
meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggung
jawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain
pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta pelaporan keuangan. Secara
lebih rinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi :
1. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain,
konstruksi dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam
perusahaan, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan
manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain
organisasi
8. 2. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia,
yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi
produktifitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.
3. untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya,
yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk
mempegaruhi perilaku
Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science), teori-teori
akuntansi keperilakuan di kembangkan dari penelitian empiris atas perilaku
manusia di organisasi. Dengan demikian, peranan penelitian dalam
pengembangan ilmu itu sendiri sudah tidak diragukan lagi. Ruang lingkup
penelitian di bidang akuntansi keperilakuan sangat luas sekali, tidak hanya
meliputi bidanga akuntansi manajemen saja, tetapi juga menyangkut penelitian
dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan akuntan), sistem informasi akuntansi
bahkan juga akuntansi keuangan.
2.6 Perspektif Berdasarkan perilaku manusia : Psikologi, Sosiologi dan
Psikologi Sosial
Menurut Robbins (2003), Ketiga hal tersebut, yaitu psikologi, sosiologi
dan psikologi sosial menjadi kontribusi utama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya
melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia,
walaupun secara keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai
kondisi manusia. terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara individu
bertindak. Fokusnya didasarkan pada tindakan orang-orang ketika mereka
bereaksi terhadap stimuli dalam lingkungan mereka, dan perilaku manusia
dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri, arah dan motivasi individu. Keutamaan
psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu organisasi.
Psikologi, merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan
dan kadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog memperhatikan studi dan
upaya memahami perilaku individual. Mereka yang telah menyumbangkan dan
terus menambah pengetahuan tentang perilaku organisasional teoritikus
9. pembelajaran, teoritikus keperibadian, psikologi konseling dan psikologi industri
dan organisasi.
Bila psikologi memfokuskan perhatian mereka pada individu, sosiologi
mempelajari sistem sosial di mana individu-individu mengisi peran-peran mereka,
jadi sosiologi mempelajari orang-orang dalam hubungan dengan manusia-manusia
sesamanya. Secara spesifik, sosiolog telah memberikan sumbangan mereka yang
terbesar kepada perilaku organisasi melalui studi mereka terhadap perilaku
kelompok dalam organisasi, terutama organisasi yang formal dan rumit. Beberapa
bidang dalam perilaku organisasi yang menerima masukan yang berharga dari
para sosiolog adalah dinamika kelompok, desain tim kerja, budaya organisasi,
teknologi organisasi, birokrasi, komunikasi, kekuasaan dan konflik.
Psikologi sosial, adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan
konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian
pada perilaku kelompok sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara
orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam
hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh sosial dan ilmu dinamika kelompok.
Disamping itu para psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti dalam
bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola komunikasi,
cara-cara dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan proses
pengambilan keputusan kelompok.
Kita sering berpikir bahwa yang namanya dunia psikologi adalah dunia yang
berkaitan dengan persoalan perasaan, motivasi, kepribadian, dan yang sejenisnya.
Dan kalau berpikir tentang sosiologi, secara umum cenderung memikirkan
persoalan kemasyarakatan. Kajian utama psikologi adalah pada persoalan
kepribadian, mental, perilaku, dan dimensi-dimensi lain yang ada dalam diri
manusia sebagai individu. Sosiologi lebih mengabdikan kajiannya pada budaya
dan struktur sosial yang keduanya mempengaruhi interaksi, perilaku, dan
kepribadian. Kedua bidang ilmu tersebut bertemu di daerah yang dinamakan
psikologi sosial.
Dengan demikian para psikolog berwenang merambah bidang ini, demikian
pula para sosiolog. Namun karena perbedaan latar belakang maka para psikolog
10. akan menekankan pengaruh situasi sosial terhadap proses dasar psikologikal -
persepsi, kognisi, emosi, dan sejenisnya. Sedangkan para sosiolog akan lebih
menekankan pada bagaimana budaya dan struktur sosial mempengaruhi perilaku
dan interaksi para individu dalam konteks sosial, dan lalu bagaimana pola perilaku
dan interaksi tadi mengubah budaya dan struktur sosial. Jadi psikologi akan
cenderung memusatkan pada atribut dinamis dari seseorang; sedangkan sosiologi
akan mengkonsentrasikan pada atribut dan dinamika seseorang, perilaku,
interaksi, struktur sosial, dan budaya, sebagai faktor-faktor yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya
11. BAB III
KESIMPULAN
Tujuan ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan, dan
memprediksi perilaku manusia sampai pada generalisasi yang ditetapkan
mengenai perilaku manusia yang didukung oleh empiris yang dikumpulkan secara
impersonal melalui prosedur yang terbuka, baik untuk peninjauan maupun
replikasi dan dapat diverifikasi oleh ilmuwan lainnya yang tertarik.
Perspektif Berdasarkan Perilaku Manusia: Psikologi, Sosiologi dan
Psikologi Sosial. Ketiga hal tersebut, yaitu psikologi, sosiologi dan psikologi
sosial menjadi kontribusi utama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya melakukan
pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara
keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia.
Psikologi terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara individu
bertindak. Fokusnya didasarkan pada tindakan orang-orang ketika mereka
bereaksi terhadap stimuli dalam lingkungan mereka, dan perilaku manusia
dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri, arah dan motivasi individu. Keutamaan
psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu organisasi. Di pihak lain,
sosiologi dan psikologi sosial memusatkan perhatian pada perilaku kelompok
sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara orang-orang dan bukan
pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam hubungannya dengan ilmu
sosial, pengaruh sosial dan ilmu dinamika kelompok.