SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
RELASI FENOMENA
DESENTRALISASI
DAN
STRUKTURISASI
DISUSUN OLEH :
TUGAS MAKALAH
TEORI ORGANISASI

MOHAMMAD NAWAWI
YUNI NUR AINI

SEMESTER II - C

SRI WAHYUNI
NUR MELLYANA

FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU
POLITIK

ANISATUL FITRIYAH
HERU PURNOMO W.

UNIVERSITAS
WIRARAJA SUMENEP

2013

ZAINUL HASAN
M. ZAINAL ABIDIN
CHANDRA SETIA BUDI
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Relasi Fenomena Desentralisasi
dan Strukturisasi”.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Teori
Organisasi FisipoL Universitas Wiraraja Sumenep.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1. Bapak Hairil Idaqa yang sudah memberikan tugas dan petunjuk kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
2. Teman-teman yang sudah membantu
3. Rekan-rekan semua di Kelas C FisipoL Universitas Wiraraja Sumenep
4. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis dalam
menyelesaikan makalah ini
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Sumenep, juni 2013
Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
Kata Pengantar......................................................................................................

i

Daftar isi ................................................................................................................

ii

Abstrak...................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...............................

4

Latar Belakang Masalah ........................................................................................

4

Rumusan masalah..................................................................................................

4

Tujuan dan Manfaat..............................................................................................

5

Metode Penulisan .............................................................................................

5

Sistematika Penulisan ..........................................................................................

5

BAB II PEMBAHASAN …………………................................………………………………..

6

BAB III PENUTUP .......................………………………….............…….……………………..

10

A. Kesimpulan ........................................................................................

8

B. Saran ...................................................................................................

8

DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK

Makalah ini menjelaskan tentang relasi fenomena desentralisasi dengan strukturisasi.
dicantumkan juga fenomena – fenomena desntralisasi , yakni otonomi daerah.. Kebijakan
desentralisasi melalui otonomi daerah yang diikuti dengan kebijakan pemekaran daerah
mengakibatkan perubahan pola perkembangan wilayah. Dalam kurun waktu sepuluh tahun
Pemekaran Daerah tahun 2000 jumlah daerah otonom hampir berlipat dua. Semakin
banyaknya daerah otonom diikuti oleh permasalahan akibat semakin besarnya beban
pendanaan

otonomi daerah dan rendahnya pencapaian tujuan pemekaran daerah.

Rendahnya tingkat pencapaian tujuan pemekaran daerah disebabkan antara lain oleh
longgarnya instrumen persyaratan pembentukan daerah otonom baru. Fenomena Ini
tentunya berkaitan dengan strukturisasi, Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan
hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Dalam tulisan ini disajikan apa itu
desentralisasi , apa itu strukturisasi, dan apa relasi antara keduanya dalam fenomna otonomi
daerah.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam desentralisasi, Berkembangnya wilayah administratif yang berbatasan dengan kota
kota besar inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya daerah otonom baru dari
pemekaran daerah induknya. Proses seperti inilah yang semestinya menjadi acuan dasar
dalam melahirkan daerah otonom baru di Indonesia. Sebuah daerah yang sudah layak
menjadi daerah otonom karena memiliki potensi ekonomi yang memenuhi syarat bagi
kehidupan warganya untuk dapat tumbuh dan berkembang.
Perkembangan wilayah seperti yang dijelaskan di atas, pada kurun waktu tertentu akan
tumbuh menjadi suatu megapolitan area. Gabungan kota kota dalam suatu megapolitan
area memiliki ciri kehidupan yang sangat efisien dan efektif. Di Indonesia, fenomena di atas
sudah barang tentu memiliki perbedaan karena tingkat kemajuan ekonomi, kondisi sosial
politik dan budaya yang tidak sama dengan negara negara tersebut. Masing masing daerah
otonom didorong dan dipacu untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri sesuai
kewenangan yang diberikan untuk mengelola potensi daerahnya masing masing. Dengan
demikian diharapkan bangsa Indonesia di masa datang akan lebih mampu bersaing dengan
bangsa bangsa lain di dunia dalam persaingan global yang semakin ketat.
Hal ini tentunya juga berhubungan dengan strukturisasi, dari fenomena di atas , teori
strukturisasi mutlak perlu ada dan diterapkan dengan baik dalam otonomi daerah.
1.2 Rumusan masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang relasi fenomena desentralisasi dan strukturisasi,
maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1.

Apa pengertian desentralisasi?

2.

Bagaimana desentralisasi otonomi daerah?

3.

Apa itu strukturisasi?

4.

Bagaimana strukturisasi dalam organisasi?
5.

Bagaimana hubungan otonomi daerah dengan strukturisasi?

1.3 Tujuan dan manfaat penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Organisasi
dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan
pembaca tentang fenomena desentralisasi dan untuk membuat kita lebih memahami
strukturisasi.
1.4 Metode Penulisan
Penulis memakai metode studi kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi
makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain seperti ebook, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab
penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah, tujuan
dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab
pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan desentralisasi otonomi
daerah dan strukturisasi. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN

Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi
dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya
desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu pemerintahan daerah. Desentralisasi
sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan
sebagai penyerahan kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia,
desentralisasi akhir-akhir ini seringkali dikaitkan dengan sistem pemerintahan karena
dengan adanya desentralisasi sekarang menyebabkan perubahan paradigma pemerintahan
di Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa desentralisasi berhubungan
dengan otonomi daerah. Sebab, otonomi daerah merupakan kewenangan suatu daerah
untuk menyusun, mengatur, dan mengurus daerahnya sendiri tanpa ada campur tangan
serta bantuan dari pemerintah pusat. Jadi dengan adanya desentralisasi, maka akan
berdampak positif pada pembangunan daerah-daerah yang tertinggal dalam suatu negara.
Agar daerah tersebut dapat mandiri dan secara otomatis dapat memajukan pembangunan
nasional.
Dalam fenomena desentralisasi Sebagaimana umumnya negara yang tengah mengalami
fase transisi demokrasi, Indonesia mengalami gejala demokratisasi dan liberalisasi. Baik
dalam tataran teoritik –sebagaimana yang dikonspesikan oleh kalangan neo-institutionalist–
maupun praksis, demokratisasi dan liberalisasi ini juga mendorong terjadinya perubahanperubahan, terutama dalam formasi institusi. Di Indonesia, salah satu hasil terbesarnya
adalah mewabahnya diskursus otonomi daerah yang kemudian dilegitimasi –meskipun
belakangan direvisi– melalui UU NO. 22 dan 25 tahun 1999.
Kebijakan otonomi daerah sesungguhnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam naungan wilayah NKRI yang semakin kokoh melalui strategi pelayanan
kepada masyarakat yang semakin efektif dan efisien dan adanya akselerasi pertumbuhan
dan perkembangan potensi daerah yang semakin cepat. Dalam bahasa yang sederhana yaitu
untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan lebih merata. Masing masing daerah
otonom didorong dan dipacu untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri sesuai
kewenangan yang diberikan untuk mengelola potensi daerahnya masing masing. Dengan
demikian diharapkan bangsa Indonesia di masa datang akan lebih mampu bersaing dengan
bangsa bangsa lain di dunia dalam persaingan global yang semakin ketat.
Seiring dengan perjalanan implementasi kebijakan otonomi daerah di Indonesia muncul
berbagai persoalan yang memerlukan usaha usaha perbaikan baik dalam substansi
peraturan perundangan maupun teknis pelaksanaan di lapangan. Dan sayangnya, outcome
desentralisasi tidak sebagaimana diharapkan oleh para designer dan pendorongnya. Tesis
tersebut setidaknya dikemukakan melalui serangkaian penelitian lapangan yang dilakukan di
Indonesia. Apa sesungguhnya latar belakang desentralisasi di Indonesia? Bagaimana praktek
dan kendala yang dihadapinya? Kenapa mengalami kegagalan?
Pembajakan Desentralisasi
Konteks Indonesia pasca orde baru tentu tidak serta merta merefleksikan gagasan
desentralisasi jika tidak memiliki kekuatan pendorongnya. Kekuatan pendorong inilah yang
mengilusi banyak orang bahwa desentralisasi include di dalam demokratisasi. Dalam
temuannya, Hadiz mengemukakan beberapa pendukung desentralisasi. Pertama, elite dan
masyarakat lokal yang percaya dengan proposisi bahwa terdapat kesempatan yang lebih
tinggi untuk berproses di dalam pemerintahan oleh masyarakat lokal dan masyarakat lokal lah
yang menjadi recepient pertama yang memperoleh keuntungan dari desentralisasi. Kedua,
LSM dan kalangan intelektual yang menganggap desentralisasi merupakan bagian
demokratisasi dan memiliki sentimen populis-lokalis. Ketiga, teknokrat penyelenggara negara
yang dipengaruhi oleh pemikiran ”good governance” neo-liberal. Empat, dukungan badanbadan internasional seperti World Bank yang memiliki agenda neo—institutionalism yang
berangkat dari temuannya kemudian menyadari bahwa ternyata pasar juga perlu diregulasi
dan perlu institusinya.
Kekuatan-kekuatan pendorong tersebutlah yang kemudian turut berkontribusi dalam
pembentukan wajah desentralisasi di Indonesia.
Dengan melihat banyak kasus yang terjadi di Indonesia, apa yang diharapkan oleh para
designer desentralisasi ternyata hasilnya bertolak belakang.
Adanya indikasi kegagalan tersebut diproduksi oleh munculnya kekuatan lain yang tidak
diprediksi secara matang sebelumnya. Fenomena ini secara umum muncul di Indonesia,
dalam istilah Hadiz kekuatan tersebut dinamakan ”predatoris”, yakni kekuatan yang
mengambil sumber daya yang dimiliki publik untuk kemudian diakumulasi secara privat.
Kaum predatoris ini terdiri dari kekuatan lama maupun baru. Kekuatan lama ini terdiri dari
elite lokal, pengusaha, preman, maupun operator politik yang dulu berada dalam sistem
patronase Orde Baru dan berperan untuk menciptakan ketertiban di tingkat lokal.
Kaum predatoris ini memiliki kekuatan karena mampu melakukan reorganisasi dan mampu
membajak institusi-institusi desentralisasi. Merekalah yang kemudian melakukan
penjarahan atau perampokan terhadap sumber-sumber daya publik karena kemampuan
bermutasinya dalam institusi yang baru. Mereka juga membangun patronasenya sendiri
secara semi otonom. Walhasil, transparansi yang diharapkan dan pro market policy tidak
terjadi karena kaum predatoris menghambatnya dengan Perda-perda yang lebih ditujukan
untuk menguatkan kontrol terhadap akses sumber daya ekonomi dan meluaskan jaring
patronasenya. Jadi, recipient beneficiary sesungguhnya dari efek sosial desentralisasi bukan
masyarakat melainkan adalah elit lokal predatoris.
Oleh karena itu ke depan, pemerintah perlu lebih cermat dalam memutuskan pembentukan
daerah otonom baru dengan mempertimbangkan kelayakan persyaratan dan potensi
wilayah antara dalam dimensi geografis. Dengan demikian, perkembangan wilayah dari
daerah otonom baru yang terbentuk dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri tanpa
ada ketergantungan dari bantuan pendanaan dari pemerintah (tidak menimbulkan beban
bagi pemerintah).
Teori strukturisasi, yang merupakan konsep epistemologis yang mendasari karya-karya
Giddens , adalah masalah yang paling fundamental dan akrab dalam ilmu sosial. Dua
komponen penting yang ada di sini adalah “struktur” dan “agensi”. Giddes mengartikan
“struktur” sebagai “rules and resources” yang dipakai pada proses produksi dan reproduksi
sistem sosial. Sementara “agensi” (agency) ialah individu yang prepetrator (yang berbuat).
Persoalan “struktur” dan “agensi” adalah tema lama, namun banyak sosiolog yang masih
melihat keduanya secara berat sebelah (Giddens, 1984). Giddens dianggap sebagai orang
pertama yang berhasil menyeimbangkan relasi struktur dan agensi. Giddens juga diakui
telah mengelaborasi formulasi teori strukturisasi yang sangat orisinal, dalam formulasi yang
lebih jauh lebih sophisticated dalam detailnya dan jauh lebih sugestif dalam aplikasinya
daripada teori strukturisasi versi lainnya.
Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun Organisasi adalah suatu wadah
berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan
Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang
ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur
organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara
formal.
Strukturisasi juga ada hubungannya dengan desentralisasi. Relasinya di dalam desentralisasi
pasti ada strukturisasi. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, strukturisasi terdiri dari struktur
dan agensi/individu yang berbuat. Begitu juga dengan desentralisasi, dalam hal ini kebijakan
otonomi daerah, pasti ada pembagian struktur dan tanggung jawab (agensi pemerintah
daerah) kepada masing – masing daerah yang masuk dalam ketentuan desentralisasi.
Jadi dalam fenomena otonomi daerah, relasi desentralisasi dan strukturisasi sangat erat
hubungannya karena desentralisasi sebagai sumber legitimasi dari otonomi daerah,
sedangkan strukturisasi sebagai proses berjalannya otonomi daerah.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi
dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia.
Teori strukturisasi adalah struktur dan agensi. Struktur sebagai rules and resources yang
dipakai pada proses produksi dan reproduksi sistem sosial. Sementara agensi (agency) ialah
individu yang prepetrator (yang berbuat).
dalam fenomena otonomi daerah, relasi desentralisasi dan strukturisasi sangat erat
hubungannya karena desentralisasi sebagai sumber legitimasi dari otonomi daerah,
sedangkan strukturisasi sebagai proses berjalannya otonomi daerah.
SARAN
Alhasil penyusunan Makalah ini sudah selesai , kelompok kami sebagai penyusun
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini dan kesempurnaan pembuatan makalah – makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
djoko.harmantyo@ui.ac.id,
Kementerian Dalam Negeri. 2010. Desain Besar Penataan Daerah 2010-2025. Jakarta.
http://www.professorsumenep.blogspt.com
http://www.iwiksearch.co.id/searchengine/iwik_art_fatin_shidqia.html

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

MO I Materi Strategi Layout
MO I Materi Strategi LayoutMO I Materi Strategi Layout
MO I Materi Strategi LayoutLilia Pascariani
 
Laporan Analisis Sistem Informasi Penjualan Indomaret
Laporan Analisis Sistem Informasi Penjualan IndomaretLaporan Analisis Sistem Informasi Penjualan Indomaret
Laporan Analisis Sistem Informasi Penjualan Indomaretsafiravanillia
 
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIMHambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIMdhibah
 
Manajemen Operasional I Produktifitas
Manajemen Operasional I ProduktifitasManajemen Operasional I Produktifitas
Manajemen Operasional I ProduktifitasLilia Pascariani
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaReski Aprilia
 
Resume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalResume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalakuayucantik
 
Makalah pasar bebas menggerogoti kebebasan berusaha
Makalah   pasar bebas menggerogoti kebebasan berusahaMakalah   pasar bebas menggerogoti kebebasan berusaha
Makalah pasar bebas menggerogoti kebebasan berusahaAgnes Gratia Devina
 
Artikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnisArtikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnisAnggi Indrianti
 
Contoh proposal pkm gagasan tertulis
Contoh proposal pkm gagasan tertulisContoh proposal pkm gagasan tertulis
Contoh proposal pkm gagasan tertulisZakiyul Mu'min
 
Contoh proposal usaha makanan
Contoh proposal usaha makananContoh proposal usaha makanan
Contoh proposal usaha makananArya Ningrat
 
Makalah Review Jurnal Internasional
Makalah Review Jurnal InternasionalMakalah Review Jurnal Internasional
Makalah Review Jurnal InternasionalJuliaPrasanti
 
Dead Stock Gudang _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"
Dead Stock Gudang _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"Dead Stock Gudang _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"
Dead Stock Gudang _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"Kanaidi ken
 
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...ROJIKIN AISH
 
Pengertian Pasar Oligopoli
Pengertian Pasar OligopoliPengertian Pasar Oligopoli
Pengertian Pasar OligopoliJuliana1498
 
Makalah riset-pasar-dan-pemasaran
Makalah riset-pasar-dan-pemasaranMakalah riset-pasar-dan-pemasaran
Makalah riset-pasar-dan-pemasaranFahmy Metala
 

La actualidad más candente (20)

MO I Materi Strategi Layout
MO I Materi Strategi LayoutMO I Materi Strategi Layout
MO I Materi Strategi Layout
 
Laporan Analisis Sistem Informasi Penjualan Indomaret
Laporan Analisis Sistem Informasi Penjualan IndomaretLaporan Analisis Sistem Informasi Penjualan Indomaret
Laporan Analisis Sistem Informasi Penjualan Indomaret
 
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIMHambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
 
Manajemen Operasional I Produktifitas
Manajemen Operasional I ProduktifitasManajemen Operasional I Produktifitas
Manajemen Operasional I Produktifitas
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
 
Strategi operasi
Strategi operasi Strategi operasi
Strategi operasi
 
Resume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalResume jurnal internasional
Resume jurnal internasional
 
Makalah pasar bebas menggerogoti kebebasan berusaha
Makalah   pasar bebas menggerogoti kebebasan berusahaMakalah   pasar bebas menggerogoti kebebasan berusaha
Makalah pasar bebas menggerogoti kebebasan berusaha
 
Artikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnisArtikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnis
 
Contoh proposal pkm gagasan tertulis
Contoh proposal pkm gagasan tertulisContoh proposal pkm gagasan tertulis
Contoh proposal pkm gagasan tertulis
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Contoh proposal usaha makanan
Contoh proposal usaha makananContoh proposal usaha makanan
Contoh proposal usaha makanan
 
Makalah Review Jurnal Internasional
Makalah Review Jurnal InternasionalMakalah Review Jurnal Internasional
Makalah Review Jurnal Internasional
 
Proposal usaha makanan
Proposal usaha makananProposal usaha makanan
Proposal usaha makanan
 
Makalah rangkuman ajeng
Makalah rangkuman ajengMakalah rangkuman ajeng
Makalah rangkuman ajeng
 
Dead Stock Gudang _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"
Dead Stock Gudang _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"Dead Stock Gudang _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"
Dead Stock Gudang _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"
 
MAKALAH RISET SDM.docx
MAKALAH RISET SDM.docxMAKALAH RISET SDM.docx
MAKALAH RISET SDM.docx
 
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
 
Pengertian Pasar Oligopoli
Pengertian Pasar OligopoliPengertian Pasar Oligopoli
Pengertian Pasar Oligopoli
 
Makalah riset-pasar-dan-pemasaran
Makalah riset-pasar-dan-pemasaranMakalah riset-pasar-dan-pemasaran
Makalah riset-pasar-dan-pemasaran
 

Similar a Relasi Desentralisasi dan Strukturisasi

Analisis struktur organisasi terhadap efektivitas organisasi badan kepegawaia...
Analisis struktur organisasi terhadap efektivitas organisasi badan kepegawaia...Analisis struktur organisasi terhadap efektivitas organisasi badan kepegawaia...
Analisis struktur organisasi terhadap efektivitas organisasi badan kepegawaia...riaisdiana22
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIASanawiyah29
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdfKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdfZukét Printing
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docxKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docxZukét Printing
 
MAKALAH UPAYA MENGENTAS KEMISKINAN
MAKALAH UPAYA MENGENTAS KEMISKINANMAKALAH UPAYA MENGENTAS KEMISKINAN
MAKALAH UPAYA MENGENTAS KEMISKINANPandawa Sheet
 
Otonomi Daerah - Makalah
Otonomi Daerah - MakalahOtonomi Daerah - Makalah
Otonomi Daerah - MakalahAmalia Dekata
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaindraagus
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangAulia Hamunta
 
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...Eka Yulianto
 
Tugas uas max webber
Tugas uas max webberTugas uas max webber
Tugas uas max webberW. Riany
 
Modul 8 - Proses Organisasi Struktur dan Kultur.pptx
Modul 8 - Proses Organisasi Struktur dan Kultur.pptxModul 8 - Proses Organisasi Struktur dan Kultur.pptx
Modul 8 - Proses Organisasi Struktur dan Kultur.pptxdavidlei5
 
Makalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docx
Makalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docxMakalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docx
Makalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docxLydiaDanira1
 
Propsopsal skripsi korelasi antara indeks prestasi dengan keaktifan organisasi
Propsopsal skripsi korelasi antara indeks prestasi dengan keaktifan organisasiPropsopsal skripsi korelasi antara indeks prestasi dengan keaktifan organisasi
Propsopsal skripsi korelasi antara indeks prestasi dengan keaktifan organisasiHusni Kahveci
 

Similar a Relasi Desentralisasi dan Strukturisasi (20)

Manpem
ManpemManpem
Manpem
 
Analisis struktur organisasi terhadap efektivitas organisasi badan kepegawaia...
Analisis struktur organisasi terhadap efektivitas organisasi badan kepegawaia...Analisis struktur organisasi terhadap efektivitas organisasi badan kepegawaia...
Analisis struktur organisasi terhadap efektivitas organisasi badan kepegawaia...
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Otonomi Daerah.docx
Otonomi Daerah.docxOtonomi Daerah.docx
Otonomi Daerah.docx
 
Otonomi Daerah.pdf
Otonomi Daerah.pdfOtonomi Daerah.pdf
Otonomi Daerah.pdf
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdfKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docxKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
 
Denis anggun
Denis anggunDenis anggun
Denis anggun
 
MAKALAH UPAYA MENGENTAS KEMISKINAN
MAKALAH UPAYA MENGENTAS KEMISKINANMAKALAH UPAYA MENGENTAS KEMISKINAN
MAKALAH UPAYA MENGENTAS KEMISKINAN
 
Otonomi Daerah - Makalah
Otonomi Daerah - MakalahOtonomi Daerah - Makalah
Otonomi Daerah - Makalah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesia
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
 
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
Tugas uas max webber
Tugas uas max webberTugas uas max webber
Tugas uas max webber
 
Modul 8 - Proses Organisasi Struktur dan Kultur.pptx
Modul 8 - Proses Organisasi Struktur dan Kultur.pptxModul 8 - Proses Organisasi Struktur dan Kultur.pptx
Modul 8 - Proses Organisasi Struktur dan Kultur.pptx
 
Makalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docx
Makalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docxMakalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docx
Makalah Klmpk 2_Otonomi Daerah-1.docx
 
Propsopsal skripsi korelasi antara indeks prestasi dengan keaktifan organisasi
Propsopsal skripsi korelasi antara indeks prestasi dengan keaktifan organisasiPropsopsal skripsi korelasi antara indeks prestasi dengan keaktifan organisasi
Propsopsal skripsi korelasi antara indeks prestasi dengan keaktifan organisasi
 

Más de Mohammad Nawawi

penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsipenggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsiMohammad Nawawi
 
strukur ekonomi indonesia
strukur ekonomi indonesiastrukur ekonomi indonesia
strukur ekonomi indonesiaMohammad Nawawi
 
pentingnya interaksi dalam pendidikan
pentingnya interaksi dalam pendidikanpentingnya interaksi dalam pendidikan
pentingnya interaksi dalam pendidikanMohammad Nawawi
 
peluang pemerintah memanage indonesia
peluang pemerintah memanage indonesiapeluang pemerintah memanage indonesia
peluang pemerintah memanage indonesiaMohammad Nawawi
 
Makalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMakalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMohammad Nawawi
 
peran internet dalam masyarakat
peran internet dalam masyarakatperan internet dalam masyarakat
peran internet dalam masyarakatMohammad Nawawi
 
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMohammad Nawawi
 

Más de Mohammad Nawawi (12)

penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsipenggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
 
strukur ekonomi indonesia
strukur ekonomi indonesiastrukur ekonomi indonesia
strukur ekonomi indonesia
 
pentingnya interaksi dalam pendidikan
pentingnya interaksi dalam pendidikanpentingnya interaksi dalam pendidikan
pentingnya interaksi dalam pendidikan
 
value for money audit
value for money auditvalue for money audit
value for money audit
 
peluang pemerintah memanage indonesia
peluang pemerintah memanage indonesiapeluang pemerintah memanage indonesia
peluang pemerintah memanage indonesia
 
Makalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMakalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publik
 
Politik sebagai seni
Politik sebagai seniPolitik sebagai seni
Politik sebagai seni
 
makalah pajak
makalah pajakmakalah pajak
makalah pajak
 
Manusia dan harapan
Manusia dan harapanManusia dan harapan
Manusia dan harapan
 
teori kepemimpinan
teori kepemimpinanteori kepemimpinan
teori kepemimpinan
 
peran internet dalam masyarakat
peran internet dalam masyarakatperan internet dalam masyarakat
peran internet dalam masyarakat
 
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
 

Último

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 

Último (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 

Relasi Desentralisasi dan Strukturisasi

  • 1. RELASI FENOMENA DESENTRALISASI DAN STRUKTURISASI DISUSUN OLEH : TUGAS MAKALAH TEORI ORGANISASI MOHAMMAD NAWAWI YUNI NUR AINI SEMESTER II - C SRI WAHYUNI NUR MELLYANA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ANISATUL FITRIYAH HERU PURNOMO W. UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP 2013 ZAINUL HASAN M. ZAINAL ABIDIN CHANDRA SETIA BUDI
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Relasi Fenomena Desentralisasi dan Strukturisasi”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Teori Organisasi FisipoL Universitas Wiraraja Sumenep. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada : 1. Bapak Hairil Idaqa yang sudah memberikan tugas dan petunjuk kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini. 2. Teman-teman yang sudah membantu 3. Rekan-rekan semua di Kelas C FisipoL Universitas Wiraraja Sumenep 4. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini 5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin. Sumenep, juni 2013
  • 4. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL Kata Pengantar...................................................................................................... i Daftar isi ................................................................................................................ ii Abstrak................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………............................... 4 Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 4 Rumusan masalah.................................................................................................. 4 Tujuan dan Manfaat.............................................................................................. 5 Metode Penulisan ............................................................................................. 5 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN …………………................................……………………………….. 6 BAB III PENUTUP .......................………………………….............…….…………………….. 10 A. Kesimpulan ........................................................................................ 8 B. Saran ................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA
  • 5. ABSTRAK Makalah ini menjelaskan tentang relasi fenomena desentralisasi dengan strukturisasi. dicantumkan juga fenomena – fenomena desntralisasi , yakni otonomi daerah.. Kebijakan desentralisasi melalui otonomi daerah yang diikuti dengan kebijakan pemekaran daerah mengakibatkan perubahan pola perkembangan wilayah. Dalam kurun waktu sepuluh tahun Pemekaran Daerah tahun 2000 jumlah daerah otonom hampir berlipat dua. Semakin banyaknya daerah otonom diikuti oleh permasalahan akibat semakin besarnya beban pendanaan otonomi daerah dan rendahnya pencapaian tujuan pemekaran daerah. Rendahnya tingkat pencapaian tujuan pemekaran daerah disebabkan antara lain oleh longgarnya instrumen persyaratan pembentukan daerah otonom baru. Fenomena Ini tentunya berkaitan dengan strukturisasi, Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Dalam tulisan ini disajikan apa itu desentralisasi , apa itu strukturisasi, dan apa relasi antara keduanya dalam fenomna otonomi daerah.
  • 6. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam desentralisasi, Berkembangnya wilayah administratif yang berbatasan dengan kota kota besar inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya daerah otonom baru dari pemekaran daerah induknya. Proses seperti inilah yang semestinya menjadi acuan dasar dalam melahirkan daerah otonom baru di Indonesia. Sebuah daerah yang sudah layak menjadi daerah otonom karena memiliki potensi ekonomi yang memenuhi syarat bagi kehidupan warganya untuk dapat tumbuh dan berkembang. Perkembangan wilayah seperti yang dijelaskan di atas, pada kurun waktu tertentu akan tumbuh menjadi suatu megapolitan area. Gabungan kota kota dalam suatu megapolitan area memiliki ciri kehidupan yang sangat efisien dan efektif. Di Indonesia, fenomena di atas sudah barang tentu memiliki perbedaan karena tingkat kemajuan ekonomi, kondisi sosial politik dan budaya yang tidak sama dengan negara negara tersebut. Masing masing daerah otonom didorong dan dipacu untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri sesuai kewenangan yang diberikan untuk mengelola potensi daerahnya masing masing. Dengan demikian diharapkan bangsa Indonesia di masa datang akan lebih mampu bersaing dengan bangsa bangsa lain di dunia dalam persaingan global yang semakin ketat. Hal ini tentunya juga berhubungan dengan strukturisasi, dari fenomena di atas , teori strukturisasi mutlak perlu ada dan diterapkan dengan baik dalam otonomi daerah. 1.2 Rumusan masalah Untuk mengkaji dan mengulas tentang relasi fenomena desentralisasi dan strukturisasi, maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian desentralisasi? 2. Bagaimana desentralisasi otonomi daerah? 3. Apa itu strukturisasi? 4. Bagaimana strukturisasi dalam organisasi?
  • 7. 5. Bagaimana hubungan otonomi daerah dengan strukturisasi? 1.3 Tujuan dan manfaat penulisan Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Organisasi dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca tentang fenomena desentralisasi dan untuk membuat kita lebih memahami strukturisasi. 1.4 Metode Penulisan Penulis memakai metode studi kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain seperti ebook, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet. 1.5 Sistematika Penulisan Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan desentralisasi otonomi daerah dan strukturisasi. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan dan saran.
  • 8. BAB II PEMBAHASAN Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu pemerintahan daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia, desentralisasi akhir-akhir ini seringkali dikaitkan dengan sistem pemerintahan karena dengan adanya desentralisasi sekarang menyebabkan perubahan paradigma pemerintahan di Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa desentralisasi berhubungan dengan otonomi daerah. Sebab, otonomi daerah merupakan kewenangan suatu daerah untuk menyusun, mengatur, dan mengurus daerahnya sendiri tanpa ada campur tangan serta bantuan dari pemerintah pusat. Jadi dengan adanya desentralisasi, maka akan berdampak positif pada pembangunan daerah-daerah yang tertinggal dalam suatu negara. Agar daerah tersebut dapat mandiri dan secara otomatis dapat memajukan pembangunan nasional. Dalam fenomena desentralisasi Sebagaimana umumnya negara yang tengah mengalami fase transisi demokrasi, Indonesia mengalami gejala demokratisasi dan liberalisasi. Baik dalam tataran teoritik –sebagaimana yang dikonspesikan oleh kalangan neo-institutionalist– maupun praksis, demokratisasi dan liberalisasi ini juga mendorong terjadinya perubahanperubahan, terutama dalam formasi institusi. Di Indonesia, salah satu hasil terbesarnya adalah mewabahnya diskursus otonomi daerah yang kemudian dilegitimasi –meskipun belakangan direvisi– melalui UU NO. 22 dan 25 tahun 1999. Kebijakan otonomi daerah sesungguhnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam naungan wilayah NKRI yang semakin kokoh melalui strategi pelayanan kepada masyarakat yang semakin efektif dan efisien dan adanya akselerasi pertumbuhan dan perkembangan potensi daerah yang semakin cepat. Dalam bahasa yang sederhana yaitu
  • 9. untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan lebih merata. Masing masing daerah otonom didorong dan dipacu untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri sesuai kewenangan yang diberikan untuk mengelola potensi daerahnya masing masing. Dengan demikian diharapkan bangsa Indonesia di masa datang akan lebih mampu bersaing dengan bangsa bangsa lain di dunia dalam persaingan global yang semakin ketat. Seiring dengan perjalanan implementasi kebijakan otonomi daerah di Indonesia muncul berbagai persoalan yang memerlukan usaha usaha perbaikan baik dalam substansi peraturan perundangan maupun teknis pelaksanaan di lapangan. Dan sayangnya, outcome desentralisasi tidak sebagaimana diharapkan oleh para designer dan pendorongnya. Tesis tersebut setidaknya dikemukakan melalui serangkaian penelitian lapangan yang dilakukan di Indonesia. Apa sesungguhnya latar belakang desentralisasi di Indonesia? Bagaimana praktek dan kendala yang dihadapinya? Kenapa mengalami kegagalan? Pembajakan Desentralisasi Konteks Indonesia pasca orde baru tentu tidak serta merta merefleksikan gagasan desentralisasi jika tidak memiliki kekuatan pendorongnya. Kekuatan pendorong inilah yang mengilusi banyak orang bahwa desentralisasi include di dalam demokratisasi. Dalam temuannya, Hadiz mengemukakan beberapa pendukung desentralisasi. Pertama, elite dan masyarakat lokal yang percaya dengan proposisi bahwa terdapat kesempatan yang lebih tinggi untuk berproses di dalam pemerintahan oleh masyarakat lokal dan masyarakat lokal lah yang menjadi recepient pertama yang memperoleh keuntungan dari desentralisasi. Kedua, LSM dan kalangan intelektual yang menganggap desentralisasi merupakan bagian demokratisasi dan memiliki sentimen populis-lokalis. Ketiga, teknokrat penyelenggara negara yang dipengaruhi oleh pemikiran ”good governance” neo-liberal. Empat, dukungan badanbadan internasional seperti World Bank yang memiliki agenda neo—institutionalism yang berangkat dari temuannya kemudian menyadari bahwa ternyata pasar juga perlu diregulasi dan perlu institusinya. Kekuatan-kekuatan pendorong tersebutlah yang kemudian turut berkontribusi dalam pembentukan wajah desentralisasi di Indonesia.
  • 10. Dengan melihat banyak kasus yang terjadi di Indonesia, apa yang diharapkan oleh para designer desentralisasi ternyata hasilnya bertolak belakang. Adanya indikasi kegagalan tersebut diproduksi oleh munculnya kekuatan lain yang tidak diprediksi secara matang sebelumnya. Fenomena ini secara umum muncul di Indonesia, dalam istilah Hadiz kekuatan tersebut dinamakan ”predatoris”, yakni kekuatan yang mengambil sumber daya yang dimiliki publik untuk kemudian diakumulasi secara privat. Kaum predatoris ini terdiri dari kekuatan lama maupun baru. Kekuatan lama ini terdiri dari elite lokal, pengusaha, preman, maupun operator politik yang dulu berada dalam sistem patronase Orde Baru dan berperan untuk menciptakan ketertiban di tingkat lokal. Kaum predatoris ini memiliki kekuatan karena mampu melakukan reorganisasi dan mampu membajak institusi-institusi desentralisasi. Merekalah yang kemudian melakukan penjarahan atau perampokan terhadap sumber-sumber daya publik karena kemampuan bermutasinya dalam institusi yang baru. Mereka juga membangun patronasenya sendiri secara semi otonom. Walhasil, transparansi yang diharapkan dan pro market policy tidak terjadi karena kaum predatoris menghambatnya dengan Perda-perda yang lebih ditujukan untuk menguatkan kontrol terhadap akses sumber daya ekonomi dan meluaskan jaring patronasenya. Jadi, recipient beneficiary sesungguhnya dari efek sosial desentralisasi bukan masyarakat melainkan adalah elit lokal predatoris. Oleh karena itu ke depan, pemerintah perlu lebih cermat dalam memutuskan pembentukan daerah otonom baru dengan mempertimbangkan kelayakan persyaratan dan potensi wilayah antara dalam dimensi geografis. Dengan demikian, perkembangan wilayah dari daerah otonom baru yang terbentuk dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri tanpa ada ketergantungan dari bantuan pendanaan dari pemerintah (tidak menimbulkan beban bagi pemerintah). Teori strukturisasi, yang merupakan konsep epistemologis yang mendasari karya-karya Giddens , adalah masalah yang paling fundamental dan akrab dalam ilmu sosial. Dua komponen penting yang ada di sini adalah “struktur” dan “agensi”. Giddes mengartikan “struktur” sebagai “rules and resources” yang dipakai pada proses produksi dan reproduksi sistem sosial. Sementara “agensi” (agency) ialah individu yang prepetrator (yang berbuat).
  • 11. Persoalan “struktur” dan “agensi” adalah tema lama, namun banyak sosiolog yang masih melihat keduanya secara berat sebelah (Giddens, 1984). Giddens dianggap sebagai orang pertama yang berhasil menyeimbangkan relasi struktur dan agensi. Giddens juga diakui telah mengelaborasi formulasi teori strukturisasi yang sangat orisinal, dalam formulasi yang lebih jauh lebih sophisticated dalam detailnya dan jauh lebih sugestif dalam aplikasinya daripada teori strukturisasi versi lainnya. Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Strukturisasi juga ada hubungannya dengan desentralisasi. Relasinya di dalam desentralisasi pasti ada strukturisasi. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, strukturisasi terdiri dari struktur dan agensi/individu yang berbuat. Begitu juga dengan desentralisasi, dalam hal ini kebijakan otonomi daerah, pasti ada pembagian struktur dan tanggung jawab (agensi pemerintah daerah) kepada masing – masing daerah yang masuk dalam ketentuan desentralisasi. Jadi dalam fenomena otonomi daerah, relasi desentralisasi dan strukturisasi sangat erat hubungannya karena desentralisasi sebagai sumber legitimasi dari otonomi daerah, sedangkan strukturisasi sebagai proses berjalannya otonomi daerah.
  • 12. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Teori strukturisasi adalah struktur dan agensi. Struktur sebagai rules and resources yang dipakai pada proses produksi dan reproduksi sistem sosial. Sementara agensi (agency) ialah individu yang prepetrator (yang berbuat). dalam fenomena otonomi daerah, relasi desentralisasi dan strukturisasi sangat erat hubungannya karena desentralisasi sebagai sumber legitimasi dari otonomi daerah, sedangkan strukturisasi sebagai proses berjalannya otonomi daerah. SARAN Alhasil penyusunan Makalah ini sudah selesai , kelompok kami sebagai penyusun membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan kesempurnaan pembuatan makalah – makalah selanjutnya.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas djoko.harmantyo@ui.ac.id, Kementerian Dalam Negeri. 2010. Desain Besar Penataan Daerah 2010-2025. Jakarta. http://www.professorsumenep.blogspt.com http://www.iwiksearch.co.id/searchengine/iwik_art_fatin_shidqia.html