SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
Descargar para leer sin conexión
MODEL JARINGAN HOPFIELD
Sherly Christina, S.Kom., M.Kom
PENGERTIAN
Jaringan Hopfield menggunakan
koneksi bidirectional dengan bobot
yang simetris (Wi,j=Wj,i)
Tidak memiliki koneksi ke diri
sendiri (tidak ada Wi,i)
Fungsi Aktivasi => Fungsi Energi
Lyapunov
ARSITEKTUR JARINGAN HOPFIELD
ARSITEKTUR JARINGAN HOPFIELD
ARSITEKTUR JARINGAN HOPFIELD
CONTOH 1:
Ada 2 buah pola yang ingin dikenali:
pola A (1,0,1,0,1,0)
pola B (0,1,0,1,0,1)
Bobot-bobotnya sbb:
CONTOH 1:
 Aktivasi node pertama pola A
 Aktivasi node kedua pola A
 Node 3-6 hasilnya 4,-6,4,-6
 cara yg sama lakukan utk pola B yg hasilnya -6,4,-
6,4,-6,4
CONTOH 1-PENGUJIAN
 Hasil aktivasi Node-Node pada pola A (4, -6, 4, -
6, 4,-6) dan pola B(-6,4,-6,4,-6,4) dibandingkan
dengan fungsi aktivasi
CONTOH 1-PENGUJIAN
Pola A Hasil
Aktivasi
Pola A
F(t)
1 4 1
0 -6 0
1 4 1
0 -6 0
1 4 1
0 -6 0
Pola B Hasil
Aktivasi
Pola B
F(t)
0 -6 0
1 4 1
0 -6 0
1 4 1
0 -6 0
1 -4 1
CONTOH 1-PENGUJIAN
F(t) = Inputan Pola A
Pola A Hasil
Aktivasi
Pola A
F(t)
1 4 1
0 -6 0
1 4 1
0 -6 0
1 4 1
0 -6 0
CONTOH 1-PENGUJIAN
F(t) = inputan Pola B
Pola B Hasil
Aktivasi
Pola B
F(t)
0 -6 0
1 4 1
0 -6 0
1 4 1
0 -6 0
1 -4 1
CONTOH 2
Misalkan terdapat Citra dengan pola
C (1,0,1,0,0,0) dan D (0,0,0,1,0,1)
Berikutnya Cocokan Pola C-D
dengan Pola A-B menggunakan
Algoritma Hopfield.
Apakah Sistem Jaringan Syaraf
Tiruan dapat mengenali Pola C dan
D???
CONTOH 2
Pola C (1,0,1,0,0,0) dianggap citra
pola A (1,0,1,0,1,0) yang mengalami
distorsi
Aktivasi node 1-6 pada pola C
menghasilkan (2,-4,2,-4, 4,-4), maka
output (1,0,1,0,1,0) sehingga C
dikenali sebagai Pola A
Pola D dikenali sebagai ???
ALGORITMA DENGAN
ASYNCHRONOUS UPDATE
Mengenali pola E (1,0,1,1,0,1)
Aktivasi node 1-6 diperoleh (-
2,0,-2,-2,0,-2) dengan output
(0,1,0,0,1,0) -> bukan A atau B
solusi dengan Asynchronous
update
ALGORITMA JARINGAN HOPFIELD DISKRIT
1. Inisialisasi matriks bobot W
2. Masukan vector input (invec), lalu inisialisasi
vector output (outvec) yaitu outvec = invec
3. Mulai dengan counter i=1
Selama invec ≠ outvec lakukan langkah 4-7
berikut,jika i sudah mencapai nilai max maka
reset kembali menjadi 1
ALGORITMA JARINGAN HOPFIELD DISKRIT
4. Hitung nilai ke-i = dot
product(invec, kolom ke-I dari
W)
5. Hitung outvec ke-i = f(nilai ke-
i), f adalah fungsi ambang
6. Update invec dengan outvec
7. i=i+1
APLIKASI PADA VEKTOR POLA E
Langkah i Vektor Input Kolom Vektor
Bobot
Nilai Aktivasi Vektor Output Catatan
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 Inisialisasi
1 1 1 0 1 1 0 1 0 -2 2 -2 2 -2 -2 0 0 1 1 0 1
2 2 0 0 1 1 0 1 -2 0 -2 2 -2 2 2 0 1 1 1 0 1
3 3 0 1 1 1 0 1 2 -2 0 -2 2 -2 -6 0 1 0 1 0 1
4 4 0 1 0 1 0 1 -2 2 -2 0 -2 2 4 0 1 0 1 0 1 stabil
5 5 0 1 0 1 0 1 2 -2 2 -2 0 -2 -6 0 1 0 1 0 1 stabil
6 6 0 1 0 1 0 1 -2 2 -2 2 -2 0 4 0 1 0 1 0 1 stabil
7 1 0 1 0 1 0 1 0 -2 2 -2 2 -2 -6 0 1 0 1 0 1 stabil
8 2 0 1 0 1 0 1 -2 0 -2 2 -2 2 4 0 1 0 1 0 1 stabil
9 3 0 1 0 1 0 1 2 -2 0 -2 2 -2 -6 0 1 0 1 0 1 stabil
10 4 0 1 0 1 0 1 -2 2 -2 0 -2 2 4 0 1 0 1 0 1 stabil
11 5 0 1 0 1 0 1 2 -2 2 -2 0 -2 -6 0 1 0 1 0 1 stabil
12 6 0 1 0 1 0 1 -2 2 -2 2 -2 0 4 0 1 0 1 0 1 stabil
KESIMPULAN
Jaringan Hopfield dikatakan sampai
pada batas maksimum (berhasil
mengenali pola) ketika sebuah pola
tertentu stabil dipanggil berulang
kali.
Batas iterasi biasanya cukup satu
kali siklus setelah pola tertentu
dipanggil secara stabil.
Terima Kasih.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (20)

Neuron Mc Culloch Pitts dan Hebb
Neuron Mc Culloch Pitts dan HebbNeuron Mc Culloch Pitts dan Hebb
Neuron Mc Culloch Pitts dan Hebb
 
(Jst)hebb dan delta rule
(Jst)hebb dan delta rule(Jst)hebb dan delta rule
(Jst)hebb dan delta rule
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
 
Gerbang logika
Gerbang logikaGerbang logika
Gerbang logika
 
Materi 3 Finite State Automata
Materi 3   Finite State AutomataMateri 3   Finite State Automata
Materi 3 Finite State Automata
 
Jaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruanJaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruan
 
Integral fourier
Integral fourierIntegral fourier
Integral fourier
 
Gerbang logika dasar
Gerbang logika dasarGerbang logika dasar
Gerbang logika dasar
 
Penyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapPenyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh Map
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsi
 
Jaringan perceptron & matlab
Jaringan perceptron & matlabJaringan perceptron & matlab
Jaringan perceptron & matlab
 
Laporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logikaLaporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logika
 
Pushdown Automata
Pushdown Automata Pushdown Automata
Pushdown Automata
 
circular linked list
circular linked listcircular linked list
circular linked list
 
Metode belajar hebbian supervised
Metode belajar hebbian supervisedMetode belajar hebbian supervised
Metode belajar hebbian supervised
 
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaPertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
 
7. Queue (Struktur Data)
7. Queue (Struktur Data)7. Queue (Struktur Data)
7. Queue (Struktur Data)
 
Jar perceptron
Jar perceptronJar perceptron
Jar perceptron
 
SLIDE KE:5 NFA
SLIDE KE:5 NFASLIDE KE:5 NFA
SLIDE KE:5 NFA
 
05c neural network-mlp
05c neural network-mlp05c neural network-mlp
05c neural network-mlp
 

Destacado (8)

Hebb, perceptro dan adaline
Hebb, perceptro dan adalineHebb, perceptro dan adaline
Hebb, perceptro dan adaline
 
HOPFIELD NETWORK
HOPFIELD NETWORKHOPFIELD NETWORK
HOPFIELD NETWORK
 
Bab i1 kohonen (recovered)
Bab i1 kohonen (recovered)Bab i1 kohonen (recovered)
Bab i1 kohonen (recovered)
 
Create mental sphere
Create mental sphereCreate mental sphere
Create mental sphere
 
Jaringan syaraf tiruan uas docs
Jaringan syaraf tiruan uas docsJaringan syaraf tiruan uas docs
Jaringan syaraf tiruan uas docs
 
UTS JST 2014/2015
UTS JST 2014/2015UTS JST 2014/2015
UTS JST 2014/2015
 
Hopfield Networks
Hopfield NetworksHopfield Networks
Hopfield Networks
 
Proposal penawaran jasa advertising
Proposal penawaran  jasa advertisingProposal penawaran  jasa advertising
Proposal penawaran jasa advertising
 

Similar a Model Jaringan Hopfield

Jaringanhebb
JaringanhebbJaringanhebb
JaringanhebbSan Toso
 
Gerbang logika ayu purwati (14302241028)
Gerbang logika   ayu purwati (14302241028)Gerbang logika   ayu purwati (14302241028)
Gerbang logika ayu purwati (14302241028)ayu purwati
 
7-1-Artificial Neural Network.pptx
7-1-Artificial Neural Network.pptx7-1-Artificial Neural Network.pptx
7-1-Artificial Neural Network.pptxSeminusPahabol
 
Laporan praktikum Gerbang Logika
Laporan praktikum Gerbang LogikaLaporan praktikum Gerbang Logika
Laporan praktikum Gerbang LogikaA A
 
Pertemuan 3. Arsitektur jaringan Hebb.pptx
Pertemuan 3. Arsitektur jaringan Hebb.pptxPertemuan 3. Arsitektur jaringan Hebb.pptx
Pertemuan 3. Arsitektur jaringan Hebb.pptxsmk methodist-8
 
Praktikum 4 decorder
Praktikum 4 decorderPraktikum 4 decorder
Praktikum 4 decorderAnarstn
 

Similar a Model Jaringan Hopfield (9)

19511 19 & 20 jst
19511 19 & 20 jst19511 19 & 20 jst
19511 19 & 20 jst
 
14237 19 & 20 jst
14237 19 & 20 jst14237 19 & 20 jst
14237 19 & 20 jst
 
Jaringanhebb
JaringanhebbJaringanhebb
Jaringanhebb
 
Gerbang logika ayu purwati (14302241028)
Gerbang logika   ayu purwati (14302241028)Gerbang logika   ayu purwati (14302241028)
Gerbang logika ayu purwati (14302241028)
 
7-1-Artificial Neural Network.pptx
7-1-Artificial Neural Network.pptx7-1-Artificial Neural Network.pptx
7-1-Artificial Neural Network.pptx
 
Laporan praktikum Gerbang Logika
Laporan praktikum Gerbang LogikaLaporan praktikum Gerbang Logika
Laporan praktikum Gerbang Logika
 
Ayu purwati
Ayu purwatiAyu purwati
Ayu purwati
 
Pertemuan 3. Arsitektur jaringan Hebb.pptx
Pertemuan 3. Arsitektur jaringan Hebb.pptxPertemuan 3. Arsitektur jaringan Hebb.pptx
Pertemuan 3. Arsitektur jaringan Hebb.pptx
 
Praktikum 4 decorder
Praktikum 4 decorderPraktikum 4 decorder
Praktikum 4 decorder
 

Más de Sherly Uda

Aplikasi Basis Data Sederhana
Aplikasi Basis Data SederhanaAplikasi Basis Data Sederhana
Aplikasi Basis Data SederhanaSherly Uda
 
Bahasa Query Terapan
Bahasa Query TerapanBahasa Query Terapan
Bahasa Query TerapanSherly Uda
 
Pointer dan Linked List
Pointer dan Linked ListPointer dan Linked List
Pointer dan Linked ListSherly Uda
 
Sequence Diagram
Sequence DiagramSequence Diagram
Sequence DiagramSherly Uda
 
Entity Relationship Diagram
Entity Relationship DiagramEntity Relationship Diagram
Entity Relationship DiagramSherly Uda
 
Data Flow Diagram
Data Flow DiagramData Flow Diagram
Data Flow DiagramSherly Uda
 
Rekayasa Kebutuhan Perangkat Lunak
Rekayasa Kebutuhan Perangkat LunakRekayasa Kebutuhan Perangkat Lunak
Rekayasa Kebutuhan Perangkat LunakSherly Uda
 
Pengantar Analisis Dan Desain Sistem Informasi
Pengantar Analisis Dan Desain Sistem InformasiPengantar Analisis Dan Desain Sistem Informasi
Pengantar Analisis Dan Desain Sistem InformasiSherly Uda
 
Keamanan Basis Data
Keamanan Basis DataKeamanan Basis Data
Keamanan Basis DataSherly Uda
 
Manajemen Transaksi
Manajemen TransaksiManajemen Transaksi
Manajemen TransaksiSherly Uda
 
Pengantar Android
Pengantar AndroidPengantar Android
Pengantar AndroidSherly Uda
 
Supervised Learning
Supervised LearningSupervised Learning
Supervised LearningSherly Uda
 

Más de Sherly Uda (20)

Aplikasi Basis Data Sederhana
Aplikasi Basis Data SederhanaAplikasi Basis Data Sederhana
Aplikasi Basis Data Sederhana
 
Bahasa Query Terapan
Bahasa Query TerapanBahasa Query Terapan
Bahasa Query Terapan
 
Normalisasi
NormalisasiNormalisasi
Normalisasi
 
Model Data
Model DataModel Data
Model Data
 
Linked List
Linked ListLinked List
Linked List
 
Pointer dan Linked List
Pointer dan Linked ListPointer dan Linked List
Pointer dan Linked List
 
Queue
QueueQueue
Queue
 
Sequence Diagram
Sequence DiagramSequence Diagram
Sequence Diagram
 
Class Diagram
Class DiagramClass Diagram
Class Diagram
 
Entity Relationship Diagram
Entity Relationship DiagramEntity Relationship Diagram
Entity Relationship Diagram
 
Data Flow Diagram
Data Flow DiagramData Flow Diagram
Data Flow Diagram
 
Rekayasa Kebutuhan Perangkat Lunak
Rekayasa Kebutuhan Perangkat LunakRekayasa Kebutuhan Perangkat Lunak
Rekayasa Kebutuhan Perangkat Lunak
 
Pengantar Analisis Dan Desain Sistem Informasi
Pengantar Analisis Dan Desain Sistem InformasiPengantar Analisis Dan Desain Sistem Informasi
Pengantar Analisis Dan Desain Sistem Informasi
 
Keamanan Basis Data
Keamanan Basis DataKeamanan Basis Data
Keamanan Basis Data
 
Manajemen Transaksi
Manajemen TransaksiManajemen Transaksi
Manajemen Transaksi
 
Trigger
TriggerTrigger
Trigger
 
Intent
IntentIntent
Intent
 
Widget
WidgetWidget
Widget
 
Pengantar Android
Pengantar AndroidPengantar Android
Pengantar Android
 
Supervised Learning
Supervised LearningSupervised Learning
Supervised Learning
 

Último

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Último (8)

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

Model Jaringan Hopfield

  • 1. MODEL JARINGAN HOPFIELD Sherly Christina, S.Kom., M.Kom
  • 2. PENGERTIAN Jaringan Hopfield menggunakan koneksi bidirectional dengan bobot yang simetris (Wi,j=Wj,i) Tidak memiliki koneksi ke diri sendiri (tidak ada Wi,i) Fungsi Aktivasi => Fungsi Energi Lyapunov
  • 6. CONTOH 1: Ada 2 buah pola yang ingin dikenali: pola A (1,0,1,0,1,0) pola B (0,1,0,1,0,1) Bobot-bobotnya sbb:
  • 7. CONTOH 1:  Aktivasi node pertama pola A  Aktivasi node kedua pola A  Node 3-6 hasilnya 4,-6,4,-6  cara yg sama lakukan utk pola B yg hasilnya -6,4,- 6,4,-6,4
  • 8. CONTOH 1-PENGUJIAN  Hasil aktivasi Node-Node pada pola A (4, -6, 4, - 6, 4,-6) dan pola B(-6,4,-6,4,-6,4) dibandingkan dengan fungsi aktivasi
  • 9. CONTOH 1-PENGUJIAN Pola A Hasil Aktivasi Pola A F(t) 1 4 1 0 -6 0 1 4 1 0 -6 0 1 4 1 0 -6 0 Pola B Hasil Aktivasi Pola B F(t) 0 -6 0 1 4 1 0 -6 0 1 4 1 0 -6 0 1 -4 1
  • 10. CONTOH 1-PENGUJIAN F(t) = Inputan Pola A Pola A Hasil Aktivasi Pola A F(t) 1 4 1 0 -6 0 1 4 1 0 -6 0 1 4 1 0 -6 0
  • 11. CONTOH 1-PENGUJIAN F(t) = inputan Pola B Pola B Hasil Aktivasi Pola B F(t) 0 -6 0 1 4 1 0 -6 0 1 4 1 0 -6 0 1 -4 1
  • 12. CONTOH 2 Misalkan terdapat Citra dengan pola C (1,0,1,0,0,0) dan D (0,0,0,1,0,1) Berikutnya Cocokan Pola C-D dengan Pola A-B menggunakan Algoritma Hopfield. Apakah Sistem Jaringan Syaraf Tiruan dapat mengenali Pola C dan D???
  • 13. CONTOH 2 Pola C (1,0,1,0,0,0) dianggap citra pola A (1,0,1,0,1,0) yang mengalami distorsi Aktivasi node 1-6 pada pola C menghasilkan (2,-4,2,-4, 4,-4), maka output (1,0,1,0,1,0) sehingga C dikenali sebagai Pola A Pola D dikenali sebagai ???
  • 14. ALGORITMA DENGAN ASYNCHRONOUS UPDATE Mengenali pola E (1,0,1,1,0,1) Aktivasi node 1-6 diperoleh (- 2,0,-2,-2,0,-2) dengan output (0,1,0,0,1,0) -> bukan A atau B solusi dengan Asynchronous update
  • 15. ALGORITMA JARINGAN HOPFIELD DISKRIT 1. Inisialisasi matriks bobot W 2. Masukan vector input (invec), lalu inisialisasi vector output (outvec) yaitu outvec = invec 3. Mulai dengan counter i=1 Selama invec ≠ outvec lakukan langkah 4-7 berikut,jika i sudah mencapai nilai max maka reset kembali menjadi 1
  • 16. ALGORITMA JARINGAN HOPFIELD DISKRIT 4. Hitung nilai ke-i = dot product(invec, kolom ke-I dari W) 5. Hitung outvec ke-i = f(nilai ke- i), f adalah fungsi ambang 6. Update invec dengan outvec 7. i=i+1
  • 17. APLIKASI PADA VEKTOR POLA E Langkah i Vektor Input Kolom Vektor Bobot Nilai Aktivasi Vektor Output Catatan 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 Inisialisasi 1 1 1 0 1 1 0 1 0 -2 2 -2 2 -2 -2 0 0 1 1 0 1 2 2 0 0 1 1 0 1 -2 0 -2 2 -2 2 2 0 1 1 1 0 1 3 3 0 1 1 1 0 1 2 -2 0 -2 2 -2 -6 0 1 0 1 0 1 4 4 0 1 0 1 0 1 -2 2 -2 0 -2 2 4 0 1 0 1 0 1 stabil 5 5 0 1 0 1 0 1 2 -2 2 -2 0 -2 -6 0 1 0 1 0 1 stabil 6 6 0 1 0 1 0 1 -2 2 -2 2 -2 0 4 0 1 0 1 0 1 stabil 7 1 0 1 0 1 0 1 0 -2 2 -2 2 -2 -6 0 1 0 1 0 1 stabil 8 2 0 1 0 1 0 1 -2 0 -2 2 -2 2 4 0 1 0 1 0 1 stabil 9 3 0 1 0 1 0 1 2 -2 0 -2 2 -2 -6 0 1 0 1 0 1 stabil 10 4 0 1 0 1 0 1 -2 2 -2 0 -2 2 4 0 1 0 1 0 1 stabil 11 5 0 1 0 1 0 1 2 -2 2 -2 0 -2 -6 0 1 0 1 0 1 stabil 12 6 0 1 0 1 0 1 -2 2 -2 2 -2 0 4 0 1 0 1 0 1 stabil
  • 18. KESIMPULAN Jaringan Hopfield dikatakan sampai pada batas maksimum (berhasil mengenali pola) ketika sebuah pola tertentu stabil dipanggil berulang kali. Batas iterasi biasanya cukup satu kali siklus setelah pola tertentu dipanggil secara stabil.