SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA



A. PENGERTIAN
  Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
  komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan
  untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan
  kapasitas      pengangkut         oksigen     darah.       (Doenges,     1999)
  Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih
  rendah dari normal. (kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1)
  Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam 1mm 3
  darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells
  volume) dalam 100 ml darah.
  Kadar Hb normal untuk :
  -    pria : 11-16 gr%
  -    wanita : 12-14 gr %
  erytrosit : 4,5-5 juta/mm3.


B. ETIOLOGI ANEMIA
  Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan,
  kerusakan atau kehilangan sel-sel darah merah serta penyebabnya. Penyebab
  anemia antara lain sebagai berikut:
  1.                      Anemia karena perdarahan : berkurangnya volume darah
       dalam tubuh akibat perdarahan massif seperti kecelakaan, operasi dan
       persalinan dengan perdarahan atau perdarahan menahun.
       a. Pendarahan akut : mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah
          cukup banyak, sedangkan kadar Hb baru terjadi beberapa hari
          kemudian.
       b. Pendarahan kronik : pengeluaran biasanya sedikit-sedikit sehingga
          tidak diketahui. Penyebab tersering antara lain dikarenakan ulkus
          peptikum, pendarahan saluran cerna karena pemakaian analgesik.



                                        1
2.                      Anemia defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel
       darah. Bisa karena intake kurang, absorbsi kurang, sintesis kurang,
       keperluan yang bertambah.
       a. Anemia defisiensi besi : umumnya disebabkan karena pendarahan
            kronik, infeksi cacing tambang, diet yang tidak mencukupi,kebutuhan
            yang meningkat pada kehamilan, pendarahan pada saluran cerna,
            menstruasi.
       b. Anemia pernisiosa : kekurangan vitamin B12
            •   Faktor intrinsik : terjadi karena gangguan absorpsi vitamin.
            •   Factor ektrinsik : terjadi karena kekurangan intake vitamin.
       c. Anemia defisiensi asam folat : kekurangan asam folat yang
            berhubungan dengan malnurisi, sirosis hepatis, dan gangguan pada
            saluran cerna.
  3.                      Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang
       berlebihan. Karena faktor intrasel: talasemia, hemoglobinopatie, kelainan
       glikolisis. Sedang factor ekstrasel: intoksikasi, infeksi –malaria, reaksi
       hemolitik transfusi darah, luka baker.
  4.                      Anemia aplastik : disebabkan karena ketidaksanggupan
       pembuatan sel darah oleh sumsum tulang (kerusakan sumsum tulang).




C. TANDA DAN GEJALA
  1.                      Tanda-tanda umum anemia:
       a.                      pucat,
       b.                      tacicardi,
       c.                      anoreksia
       d.                      lemah
       e.                      pembesaran jantung.
       f.                      sakit kepala
       g. palpitasi




                                            2
2.                    Manifestasi khusus pada anemia:
     a) Anemia karena pendarahan: muka tampak pucat, erytrocit dan Hb di
        bawah normal, mata berkunang-kunang, telinga berdenging, jantung
        berdebar-debar, lekas lelah dan pusing, trombosis meninggi.
     b) Anemia defisiensi :
        a) Anemia defisiensi besi : palpitasi (berdebar-dabar), cepat lelah,
            pucat, sakit kepala, defisiensi besi yang berat akan mengakibatkan
            perubahan kulit dan mukosa yang progresif, seperti lidah yang
            halus, dan didapatkan tanda-tanda malnutrisi.
        b) Anemia pernisiosa : anoreksia, diare, lidah licin, pucat, nyeri
            lambung, mual dan muntah, cepat lelah, pusing, jantung berdebar-
            debar, mata berkunang-kunang, telinga berdengung.
        c) Anemia defisiensi asam folat : tampak pucat, mudah lelah,
            palpitasi, sakit kepala, insomnia, depresi mental.
     c) Anemia aplastik: ptekie, ratropenic, demam, anemis, pucat, lelah,
        takikardi.
     d) Anemia hemolitik: lemah, pucat, mungkin timbul purpura.




                                      3
D. PATOFISIOLOGI


Perdarahan masif      Kurang bahan          Penghancuran        Terhentinya pembuatan
                     baku pembuat sel       eritrosit yang      sel darah oleh sum-sum
                          darah              berlebihan                  tulang




                                  Anemia




 Anoreksia               Resti Gg                        Kadar HB
                      nutrisi kurang
                      dari kebutuhan
                                                           Komparten sel
   Lemas                                               penghantar oksigen/ zat
                                                           nutrisi ke sel <

 Cepat lelah
                                                         Gg perfusi jaringan

   Intoleransi
    aktifitas




E. KOMPLIKASI
   Bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan leukemia


F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
   1. Kadar Hb.




                                        4
Kadar Hb <10g/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32%
     (normal: 32-37%), leukosit dan trombosit normal, serum iron merendah,
     iron binding capacity meningkat.
  2. Kelainan laborat sederhana untuk masing-masing tipe anemia :
     a.                                        Anemia karena pendarahan: jumlah
          eritrocit berkurang dan macrocyt.
     b.                                        Anemia defisiensi :
          a) Anemia defisiensi besi : berlangsung secara bertahap dan lambat,
              pada tahap awal terjadi penurunan simpanan Fe, kadar Hb 10gr
              %,dan pada tahap awal leucosit dan trombosit normal.
          b) Anemia pernisiosa : sel darah merah besar-besaratau makrosit,
              normal 5-7 mikron, netrofil hyperpikmentasi, gambaran sumsum
              tulang megaloblastik.
          c) Anemia defisiensi asam folat : kadar Hb dalam darah sangat
              rendah, kadar vitamin B12 serum normal dan asam folat serum
              rendah (biasanya kurang dari 3 ng/ml), kadar folat sel darah merah
              kurang dari 150 ng/ml.
     c.                                        Anemia    hemolitik   :   eritrocit
          mengalami pemecahan, terjadi penuruna kadar Ht, Retikulosis,
          peninggian bilirubin indirek dalam darah dan peningkatan total
          bilirubin sampai dengan 4 mg/ml, peninggian Urobilinogen urine dan
          eritropoeisis dalam sumsum tulang.
     d.                                        Anemia aplastik : sumsum tulang
          kosong diganti lemak, retikulosit menurun, makrocitik ringan, serum
          dan bilirubin rendah.


G. PENATALAKSANAAN
     a. Anemia karena perdarahan: transfusi darah. Pilihan kedua: plasma
          ekspander atau plasma substitute. Pada keadaan darurat bisa diberikan
          infus IV apa saja.




                                        5
b. Anemia defisiensi: makanan adekuat, diberikan SF 3x10mg/kg
            BB/hari. Transfusi darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl.
         c. Anemia     aplastik:   prednison   dan   testosteron,   transfusi   darah,
            pengobatan infeksi sekunder, makanan dan istirahat.
         d. Anemia hemolitik: Disesuikan penyebabnya,bila karena reaksi toksik-
            imunologik yang diberikan adalah kortikosteroid


H.                MASALAH KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL
     1. Perubahan perfusi jaringan.
     2. Intoleransi aktivitas
     1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

     1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang
        diperlukan untuk pengiriman O2/nutrient ke sel.

     2. Intoleransi aktivitas b.d       ketidakseimbangan      antara    suplai    O2
        (pengiriman)dan kebutuhan.

     3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu
        makan.



J. INTERVENSI KEPERAWATAN

     •   Dx 1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang
         diperlukan untuk pengiriman O2/nutrient ke sel

         Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
         diharapkan perfusi jaringan adekuat

         Hasil : - menunjukkan perfusi adekuat,TTV stabil,membrane mukosa
         merah muda,pengisian kapiler baik.

         1. Observasi TTV,kaji pengisian kapiler,warna kulit/ membrane mukosa

                      R/ Memberikan info tentang derajat/keadekuatan perfusi
                      jaringan dan membantu menentukan kebutuhan




                                          6
2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi

                  R/ Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan
                 Ogsigenasi utk kebutuhan seluler

    3. Awasi upaya pernafasan : auskultasi bunyi nafas,perhatikan bunyi
       adventitious

                  R/ dipsnea,gemericik menunjukkan GJK karena peningkatan
                 kompensasi curah jantung

    4. Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi

                    R/     Iskemia      seluler    mempengarungi   jaringan
                 miokardial/potensial resiko infark

    5. Kaji untuk respon verbal melambat,agitasi,gangguan memori,bingung

                 R/ Dapat mengindikasikan gangguan fungsi cerebral karena
                 hipoksia /defisiensi B12



•   Dx 2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2
    (pengiriman) dan kebutuhan


    Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
    diharapkan adanya peningkatan toleransi aktivitas


    Hasil : -Peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-
    hari),menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi

    1. kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas.

                 R/ Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.

    2. kaji kehilangan / gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.

                 R/ Menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi
                 vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien / resiko cidera.

    3. Awasi TD, pernapasan, nadi selama dan sesudah aktifitas




                                     7
R/ manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru
                untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

    4. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.

                R/ hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing, berdenyut
                dan peningkatan resiko cedera.



    5. Berikan lingkungan        tenang,    pertahankan   tirah   baring   bila
          diindikasikan.

                R/ meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan
                oksige tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.

•   Dx 3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan
    untuk menerima /ketidakmampuan mencerna makanan /absopsi nutrient
    yang diperlukan untuk pembentukan SDM normal


    Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
    diharapkan kebutuhan nutrisi adekuat


    Hasil : -Menunjukkan peningkatan BB , tidak mengalami tanda mal
    nutrisi,


    1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
                  R/ mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan
                  intervensi.
    2. Observasi dan catat masukan makanan pasien.
                  R/ mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan
                  kosumsi makanan.
    3. Timbang berat badan tiap hari.
                  R/ mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas
                  intervensi nutrisi.
    4. Observasi dan catat kejadian mual/muntah.




                                        8
R/ gejala GI dapat menunjukkan efek anemia pada organ.
Kolaborasi
5. Pantau pemeriksaan laboratorium missal Hb, Ht, asam folat, serum,
   B12, dll.
               R/ meningkatkan efektifitas program pengobatan, termasuk
               sumber diet nutrisi yang dibutuhkan.


6. Berikan suplemen nutrisi
               R/ meningkatkan masukan protein dan kalori.




                                9
DAFTAR PUSTAKA


1. Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta,
   EGC.
2. Suriadi, Yuliani R. (2001). Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi I.
   Jakarta, CV Sagung Seto.
3. Tucker SM. (1997). Standar Perawatan Pasien. Edisi V. Jakarta, EGC.
4. Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
   & Suddarth. Edisi 8. Jakarta, EGC.
5. FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Volume 1. Jakarta, FKUI.
6. Harlatt, Petit. (1997). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 2. Jakarta, EGC.
7. ACS. (2003). What is Anemia ?. Available (online) http: // www // yahoo /
   nurse / leucemia / htm.




                                    10
A.            TINDAKAN KEPERAWATAN
     1.                Perfusi jaringan adekuat
          -                                       Memonitor tanda-tanda vital,
              pengisian kapiler, wama kulit, membran mukosa.
          -                                       Meninggikan posisi kepala di
              tempat tidur
          -                                       Memeriksa               dan
              mendokumentasikan adanya rasa nyeri.
          -                                       Observasi            adanya
              keterlambatan respon verbal, kebingungan, atau gelisah
          -                                       Mengobservasi           dan
              mendokumentasikan adanya rasa dingin.
          -                                       Mempertahankan         suhu
              lingkungan agar tetap hangat sesuai kebutuhan tubuh.
          -                                       Memberikan oksigen sesuai
              kebutuhan.




                                      11
2.                Mendukung anak tetap toleran terhadap aktivitas
     -            Menilai kemampuan anak dalam melakukan aktivitas
         sesuai dengan kondisi fisik dan tugas perkembangan anak.
     -            Memonitor     tanda-tanda   vital    selama   dan   setelah
         melakukan aktivitas, dan mencatat adanya respon fisiologis
         terhadap aktivitas (peningkatan denyut jantung peningkatan
         tekanan darah, atau nafas cepat).
     -            Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga untuk
         berhenti melakukan aktivitas jika teladi gejala-gejala peningkatan
         denyut jantung, peningkatan tekanan darah, nafas cepat, pusing
         atau kelelahan).
     -            Berikan dukungan kepada anak untuk melakukan
         kegiatan sehari hari sesuai dengan kemampuan anak.
     -            Mengajarkan kepada orang tua teknik memberikan
         reinforcement terhadap partisipasi anak di rumah.
     -            Membuat jadual aktivitas bersama anak dan keluarga
         dengan melibatkan tim kesehatan lain.
     -            Menjelaskan dan memberikan rekomendasi kepada
         sekolah tentang kemampuan anak dalam melakukan aktivitas,
         memonitor kemampuan melakukan aktivitas secara berkala dan
         menjelaskan kepada orang tua dan sekolah.
3.                Memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat
     -            Mengijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat
         ditoleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada
         saat selera makan anak meningkat.
     -            Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi
         untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi.
     -            Mengijinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan
         pemilihan makanan
     -            Mengevaluasi berat badan anak setiap hari.




                                  12
13
13
13

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (20)

Resume hd tn.y
Resume hd tn.yResume hd tn.y
Resume hd tn.y
 
Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan GerontikAsuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan Gerontik
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Retensi urine
Retensi  urineRetensi  urine
Retensi urine
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asmaAsuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Askep
Askep Askep
Askep
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulin
 
Santi askep dm
Santi askep dmSanti askep dm
Santi askep dm
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Sop ekg
Sop ekgSop ekg
Sop ekg
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 

Destacado

Askep anemia.doc
Askep anemia.docAskep anemia.doc
Askep anemia.docSumadin1112
 
Askep anemia
Askep anemia Askep anemia
Askep anemia putee
 
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jgAsuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jgrena rasyidah
 
Keperawatan anak dalam konteks keluarga
Keperawatan anak  dalam konteks keluargaKeperawatan anak  dalam konteks keluarga
Keperawatan anak dalam konteks keluargaNurlina Djafar
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  AnemiaAsuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemiapjj_kemenkes
 
Acut coronary syndrom (acs) –
Acut coronary syndrom (acs) –Acut coronary syndrom (acs) –
Acut coronary syndrom (acs) –Muhammad Fadly
 
D:\PPT\PPT KEP. ANAK D IV KEPERAWATAN
D:\PPT\PPT KEP. ANAK D IV KEPERAWATAND:\PPT\PPT KEP. ANAK D IV KEPERAWATAN
D:\PPT\PPT KEP. ANAK D IV KEPERAWATANNyoman Rahayu
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikYuli Thamrin
 

Destacado (10)

Askep anemia.doc
Askep anemia.docAskep anemia.doc
Askep anemia.doc
 
Askep anemia
Askep anemia Askep anemia
Askep anemia
 
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jgAsuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
 
Keperawatan anak dalam konteks keluarga
Keperawatan anak  dalam konteks keluargaKeperawatan anak  dalam konteks keluarga
Keperawatan anak dalam konteks keluarga
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  AnemiaAsuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia
 
Acut coronary syndrom (acs) –
Acut coronary syndrom (acs) –Acut coronary syndrom (acs) –
Acut coronary syndrom (acs) –
 
D:\PPT\PPT KEP. ANAK D IV KEPERAWATAN
D:\PPT\PPT KEP. ANAK D IV KEPERAWATAND:\PPT\PPT KEP. ANAK D IV KEPERAWATAN
D:\PPT\PPT KEP. ANAK D IV KEPERAWATAN
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi ManusiaAnatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutik
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 

Similar a ANEMIA (20)

Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
Makalah anemia
Makalah anemia Makalah anemia
Makalah anemia
 
Kelompok 1_Kelainan Eritrosit.ppt
Kelompok 1_Kelainan Eritrosit.pptKelompok 1_Kelainan Eritrosit.ppt
Kelompok 1_Kelainan Eritrosit.ppt
 
Anemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokromAnemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokrom
 
Askep anak anemia
Askep anak anemiaAskep anak anemia
Askep anak anemia
 
Askep anak anemia
Askep anak anemiaAskep anak anemia
Askep anak anemia
 
Askep_Anemia.doc
Askep_Anemia.docAskep_Anemia.doc
Askep_Anemia.doc
 
kasusanemia-170326130659 (1).pptx
kasusanemia-170326130659 (1).pptxkasusanemia-170326130659 (1).pptx
kasusanemia-170326130659 (1).pptx
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptxANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA_RUANG_NAKULA.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA_RUANG_NAKULA.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA_RUANG_NAKULA.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA_RUANG_NAKULA.docx
 
Anemia hemolitik
Anemia hemolitikAnemia hemolitik
Anemia hemolitik
 
Anemia dan transfusi darah sementara.pdf
Anemia dan transfusi darah sementara.pdfAnemia dan transfusi darah sementara.pdf
Anemia dan transfusi darah sementara.pdf
 
Lp anemia
Lp anemiaLp anemia
Lp anemia
 
Askep anemia (repaired)
Askep anemia (repaired)Askep anemia (repaired)
Askep anemia (repaired)
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemia
 
askep anemia.pptx
askep anemia.pptxaskep anemia.pptx
askep anemia.pptx
 
SOP anemia.docx
SOP anemia.docxSOP anemia.docx
SOP anemia.docx
 

ANEMIA

  • 1. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA A. PENGERTIAN Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. (Doenges, 1999) Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari normal. (kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1) Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam 1mm 3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah. Kadar Hb normal untuk : - pria : 11-16 gr% - wanita : 12-14 gr % erytrosit : 4,5-5 juta/mm3. B. ETIOLOGI ANEMIA Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan, kerusakan atau kehilangan sel-sel darah merah serta penyebabnya. Penyebab anemia antara lain sebagai berikut: 1. Anemia karena perdarahan : berkurangnya volume darah dalam tubuh akibat perdarahan massif seperti kecelakaan, operasi dan persalinan dengan perdarahan atau perdarahan menahun. a. Pendarahan akut : mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian. b. Pendarahan kronik : pengeluaran biasanya sedikit-sedikit sehingga tidak diketahui. Penyebab tersering antara lain dikarenakan ulkus peptikum, pendarahan saluran cerna karena pemakaian analgesik. 1
  • 2. 2. Anemia defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel darah. Bisa karena intake kurang, absorbsi kurang, sintesis kurang, keperluan yang bertambah. a. Anemia defisiensi besi : umumnya disebabkan karena pendarahan kronik, infeksi cacing tambang, diet yang tidak mencukupi,kebutuhan yang meningkat pada kehamilan, pendarahan pada saluran cerna, menstruasi. b. Anemia pernisiosa : kekurangan vitamin B12 • Faktor intrinsik : terjadi karena gangguan absorpsi vitamin. • Factor ektrinsik : terjadi karena kekurangan intake vitamin. c. Anemia defisiensi asam folat : kekurangan asam folat yang berhubungan dengan malnurisi, sirosis hepatis, dan gangguan pada saluran cerna. 3. Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang berlebihan. Karena faktor intrasel: talasemia, hemoglobinopatie, kelainan glikolisis. Sedang factor ekstrasel: intoksikasi, infeksi –malaria, reaksi hemolitik transfusi darah, luka baker. 4. Anemia aplastik : disebabkan karena ketidaksanggupan pembuatan sel darah oleh sumsum tulang (kerusakan sumsum tulang). C. TANDA DAN GEJALA 1. Tanda-tanda umum anemia: a. pucat, b. tacicardi, c. anoreksia d. lemah e. pembesaran jantung. f. sakit kepala g. palpitasi 2
  • 3. 2. Manifestasi khusus pada anemia: a) Anemia karena pendarahan: muka tampak pucat, erytrocit dan Hb di bawah normal, mata berkunang-kunang, telinga berdenging, jantung berdebar-debar, lekas lelah dan pusing, trombosis meninggi. b) Anemia defisiensi : a) Anemia defisiensi besi : palpitasi (berdebar-dabar), cepat lelah, pucat, sakit kepala, defisiensi besi yang berat akan mengakibatkan perubahan kulit dan mukosa yang progresif, seperti lidah yang halus, dan didapatkan tanda-tanda malnutrisi. b) Anemia pernisiosa : anoreksia, diare, lidah licin, pucat, nyeri lambung, mual dan muntah, cepat lelah, pusing, jantung berdebar- debar, mata berkunang-kunang, telinga berdengung. c) Anemia defisiensi asam folat : tampak pucat, mudah lelah, palpitasi, sakit kepala, insomnia, depresi mental. c) Anemia aplastik: ptekie, ratropenic, demam, anemis, pucat, lelah, takikardi. d) Anemia hemolitik: lemah, pucat, mungkin timbul purpura. 3
  • 4. D. PATOFISIOLOGI Perdarahan masif Kurang bahan Penghancuran Terhentinya pembuatan baku pembuat sel eritrosit yang sel darah oleh sum-sum darah berlebihan tulang Anemia Anoreksia Resti Gg Kadar HB nutrisi kurang dari kebutuhan Komparten sel Lemas penghantar oksigen/ zat nutrisi ke sel < Cepat lelah Gg perfusi jaringan Intoleransi aktifitas E. KOMPLIKASI Bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan leukemia F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Kadar Hb. 4
  • 5. Kadar Hb <10g/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32% (normal: 32-37%), leukosit dan trombosit normal, serum iron merendah, iron binding capacity meningkat. 2. Kelainan laborat sederhana untuk masing-masing tipe anemia : a. Anemia karena pendarahan: jumlah eritrocit berkurang dan macrocyt. b. Anemia defisiensi : a) Anemia defisiensi besi : berlangsung secara bertahap dan lambat, pada tahap awal terjadi penurunan simpanan Fe, kadar Hb 10gr %,dan pada tahap awal leucosit dan trombosit normal. b) Anemia pernisiosa : sel darah merah besar-besaratau makrosit, normal 5-7 mikron, netrofil hyperpikmentasi, gambaran sumsum tulang megaloblastik. c) Anemia defisiensi asam folat : kadar Hb dalam darah sangat rendah, kadar vitamin B12 serum normal dan asam folat serum rendah (biasanya kurang dari 3 ng/ml), kadar folat sel darah merah kurang dari 150 ng/ml. c. Anemia hemolitik : eritrocit mengalami pemecahan, terjadi penuruna kadar Ht, Retikulosis, peninggian bilirubin indirek dalam darah dan peningkatan total bilirubin sampai dengan 4 mg/ml, peninggian Urobilinogen urine dan eritropoeisis dalam sumsum tulang. d. Anemia aplastik : sumsum tulang kosong diganti lemak, retikulosit menurun, makrocitik ringan, serum dan bilirubin rendah. G. PENATALAKSANAAN a. Anemia karena perdarahan: transfusi darah. Pilihan kedua: plasma ekspander atau plasma substitute. Pada keadaan darurat bisa diberikan infus IV apa saja. 5
  • 6. b. Anemia defisiensi: makanan adekuat, diberikan SF 3x10mg/kg BB/hari. Transfusi darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl. c. Anemia aplastik: prednison dan testosteron, transfusi darah, pengobatan infeksi sekunder, makanan dan istirahat. d. Anemia hemolitik: Disesuikan penyebabnya,bila karena reaksi toksik- imunologik yang diberikan adalah kortikosteroid H. MASALAH KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL 1. Perubahan perfusi jaringan. 2. Intoleransi aktivitas 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan I. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2/nutrient ke sel. 2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2 (pengiriman)dan kebutuhan. 3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan. J. INTERVENSI KEPERAWATAN • Dx 1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2/nutrient ke sel Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan perfusi jaringan adekuat Hasil : - menunjukkan perfusi adekuat,TTV stabil,membrane mukosa merah muda,pengisian kapiler baik. 1. Observasi TTV,kaji pengisian kapiler,warna kulit/ membrane mukosa R/ Memberikan info tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan 6
  • 7. 2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi R/ Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan Ogsigenasi utk kebutuhan seluler 3. Awasi upaya pernafasan : auskultasi bunyi nafas,perhatikan bunyi adventitious R/ dipsnea,gemericik menunjukkan GJK karena peningkatan kompensasi curah jantung 4. Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi R/ Iskemia seluler mempengarungi jaringan miokardial/potensial resiko infark 5. Kaji untuk respon verbal melambat,agitasi,gangguan memori,bingung R/ Dapat mengindikasikan gangguan fungsi cerebral karena hipoksia /defisiensi B12 • Dx 2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2 (pengiriman) dan kebutuhan Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan adanya peningkatan toleransi aktivitas Hasil : -Peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari- hari),menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi 1. kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas. R/ Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan. 2. kaji kehilangan / gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot. R/ Menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien / resiko cidera. 3. Awasi TD, pernapasan, nadi selama dan sesudah aktifitas 7
  • 8. R/ manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan. 4. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing. R/ hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cedera. 5. Berikan lingkungan tenang, pertahankan tirah baring bila diindikasikan. R/ meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksige tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru. • Dx 3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk menerima /ketidakmampuan mencerna makanan /absopsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan SDM normal Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi adekuat Hasil : -Menunjukkan peningkatan BB , tidak mengalami tanda mal nutrisi, 1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai R/ mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi. 2. Observasi dan catat masukan makanan pasien. R/ mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan kosumsi makanan. 3. Timbang berat badan tiap hari. R/ mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas intervensi nutrisi. 4. Observasi dan catat kejadian mual/muntah. 8
  • 9. R/ gejala GI dapat menunjukkan efek anemia pada organ. Kolaborasi 5. Pantau pemeriksaan laboratorium missal Hb, Ht, asam folat, serum, B12, dll. R/ meningkatkan efektifitas program pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan. 6. Berikan suplemen nutrisi R/ meningkatkan masukan protein dan kalori. 9
  • 10. DAFTAR PUSTAKA 1. Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta, EGC. 2. Suriadi, Yuliani R. (2001). Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi I. Jakarta, CV Sagung Seto. 3. Tucker SM. (1997). Standar Perawatan Pasien. Edisi V. Jakarta, EGC. 4. Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta, EGC. 5. FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Volume 1. Jakarta, FKUI. 6. Harlatt, Petit. (1997). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 2. Jakarta, EGC. 7. ACS. (2003). What is Anemia ?. Available (online) http: // www // yahoo / nurse / leucemia / htm. 10
  • 11. A. TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Perfusi jaringan adekuat - Memonitor tanda-tanda vital, pengisian kapiler, wama kulit, membran mukosa. - Meninggikan posisi kepala di tempat tidur - Memeriksa dan mendokumentasikan adanya rasa nyeri. - Observasi adanya keterlambatan respon verbal, kebingungan, atau gelisah - Mengobservasi dan mendokumentasikan adanya rasa dingin. - Mempertahankan suhu lingkungan agar tetap hangat sesuai kebutuhan tubuh. - Memberikan oksigen sesuai kebutuhan. 11
  • 12. 2. Mendukung anak tetap toleran terhadap aktivitas - Menilai kemampuan anak dalam melakukan aktivitas sesuai dengan kondisi fisik dan tugas perkembangan anak. - Memonitor tanda-tanda vital selama dan setelah melakukan aktivitas, dan mencatat adanya respon fisiologis terhadap aktivitas (peningkatan denyut jantung peningkatan tekanan darah, atau nafas cepat). - Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga untuk berhenti melakukan aktivitas jika teladi gejala-gejala peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, nafas cepat, pusing atau kelelahan). - Berikan dukungan kepada anak untuk melakukan kegiatan sehari hari sesuai dengan kemampuan anak. - Mengajarkan kepada orang tua teknik memberikan reinforcement terhadap partisipasi anak di rumah. - Membuat jadual aktivitas bersama anak dan keluarga dengan melibatkan tim kesehatan lain. - Menjelaskan dan memberikan rekomendasi kepada sekolah tentang kemampuan anak dalam melakukan aktivitas, memonitor kemampuan melakukan aktivitas secara berkala dan menjelaskan kepada orang tua dan sekolah. 3. Memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat - Mengijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat. - Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi. - Mengijinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan - Mengevaluasi berat badan anak setiap hari. 12
  • 13. 13
  • 14. 13
  • 15. 13