SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 21
Descargar para leer sin conexión
INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN
1. Penilaian Kelayakan Investasi
PT. ANU adalah salah satu perusahaan kontraktor kontrak karya
batubara pada generasi III (PKP2B) dan akan melakukan kegiatan
penambangan batubara pada tahun 2005/2006. Untuk itu, keputusan
mengenai dilakukannya investasi ini harus dipersiapkan dengan cermat.
Upaya yang harus dilakukan memerlukan penilaian pada situasi dan kondisi
di masa yang akan datang, yaitu pada kurun waktu selama 13 tahun ke
depan. Ketidak pastian situasi dan kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu diantaranya seperti perkembangan teknologi, perubahan kondisi sosial-
ekonomi global, dan sebagainya.
Salah satu titik permasalahan utama bagi PT. ANU di dalam
menentukan kebijaksanaan investasi proyek dibidang pertambangan
batubara adalah dalam melakukan estimasi pengeluaran dan penerimaan
keuangan selama 13 tahun ke depan berupa aliran kas keuangan
perusahaan (future cash flow). Besaran nilai aliran kas keuangan tersebut
akan dipakai sebagai acuan kebijaksanaan investasi, karena hasil
perhitungan yang dilakukan merupakan informasi yang bermanfaat bagi
PT. ANU untuk menilai kelayakan proyek investasi penambangan batubara
tersebut layak secara ekonomis atau tidak. Penilaian tersebut amat penting
bagi PT. ANU, karena proyek investasi yang ditanamkan tersebut
diharapkan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan
dengan diperolehnya keuntungan tersebut, maka PT. ANU akan memiliki
peluang lebih besar di masa depan untuk dapat melakukan pengembangan
perusahaannya.
Dalam menentukan penilaian kelayakan investasi proyek
penambangan batubara yang dilakukan oleh PT. ANU, dilakukan
pendekatan secara konvensional yaitu dengan melakukan analisis perkiraan
aliran kas keluar (cash outflow), aliran kas masuk (cash in flow).
Aliran kas (cash flow) tersebut dibentuk dari beberapa parameter yaitu
nilai penjualan batubara (sales), biaya pengupasan tanah penutup, operasi
penambangan, pengolahan batubara (operating cost), prasarana tambang,
depresiasi, amortisasi, pajak, dan lain-lain.
Diagram aliran pembentukan aliran kas bagi investasi proyek
penambangan batubara milik PT. ANU, selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar 11-1.
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
1
2. Prosedur Analisis Keuangan
Prosedur yang akan digunakan dalam melakukan analisis keuangan
(finansial analysis) dalam rangka kajian ekonomi pada rencana investasi
proyek tersebut adalah sebagai berikut :
2.1. Menentukan Parameter Dasar
Sebagai titik tolak analisis keuangan pada rencana investasi adalah
hasil kajian teknis dan pemasaran dari studi kelayakan dalam penambangan
batubara. Kajian teknis penambangan batubara menghasilkan parameter
dasar yang melandasi perhitungan nilai-nilai investasi dari proyek tersebut,
seperti :
 Jumlah cadangan batubara tertambang (mineable reserve);
 Kapasitas produksi batubara;
 Jenis dan jumlah peralatan utama operasi penambangan;
 Jenis dan jumlah peralatan pendukung;
 Infrastuktur dalam dan luar tambang;
 Segmen pasar batubara;
 Harga jual batubara, dan lain-lain.
2.2. Menghitung Proyeksi Pendapatan (Revenue)
Perhitungan proyeksi pendapatan (revenue) adalah perkiraan dana
yang masuk atau diterima oleh PT. ANU sebagai hasil penjualan (sales)
produksi batubara yang dihasilkan sesuai dengan skenario produksi dan
harga batubara yang direncanakan.
2.3. Menghitung Ongkos Produksi (Production Cost)
Perhitungan ongkos produksi (production cost) adalah perkiraan dana yang
dikeluarkan PT. ANU sebagai akibat dari kegiatan operasi untuk
menghasilkan produk batubara bersih yang siap dijual ke pasar. Dalam
kegiatan memproduksi batubara bersih sampai siap menjualnya ada
keterkaitan dengan kegiatan operasi utama atau kegiatan yang sifatnya
mendukung kegiatan produksi.
Untuk itu, beberapa komponen biaya operasi yang perlu dimasukkan dalam
perhitungan ongkos produksi yaitu antara lain :
a) Ongkos operasi penambangan batubara, yang terdiri dari :
 Ongkos pengupasan dan pemindahan top soil;
 Ongkos penggalian dan pemindahan overburden;
 Ongkos penggalian dan pemindahan batubara;
 Ongkos operasi pendukung penambangan (mining suport);
 Ongkos overhead operasi penambangan.
b) Ongkos operasi pengolahan batubara, yang terdiri dari :
 Ongkos pemindahan batubara dari raw coal stockpile ke crushing
plant;
 Ongkos proses pengolahan batubara di crushing plant;
 Ongkos operasi pendukung pengolahan (crushing plant support);
 Ongkos overhead operasi pengolahan.
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
2
Equity Borrowed
Capital Capital
CASH FLOW
Sales $ Operating Cost
Gross
Profit
Depreciation
Amortization Taxable Income
INCOME TAX
NET PROFIT
GAMBAR 11.1.
DIAGRAM ALIR PADA ALIRAN KAS (CASH FLOW)
PROYEK PENAMBANGAN BATUBARA PT. ANU
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
3
PT. ANU
WORKING
CAPITA
L
DIRECT
INVESTMENTS
OPERATIONS
2.4. Menghitung Biaya Investasi
Perhitungan biaya investasi adalah meliputi dana yang
dikeluarkan PT. ANU sebagai akibat realisasi kegiatan dalam masa pra
penambangan yang mencakup kegiatan studi eksplorasi, studi kelayakan,
studi AMDAL, biaya ganti rugi lahan, biaya persiapan pengembangan daerah
(development), biaya konstruksi infrastruktur baru, pembelian atau
pengadaan peralatan, dan lain-lain sampai kegiatan proyek penambangan
batubara tersebut siap dilakukan.
Untuk memudahkan dalam melakukan perhitungan, maka biaya-biaya
investasi ini dikelompokan menjadi :
a) Biaya investasi peralatan, yang terdiri atas :
 Investasi peralatan pengupasan tanah penutup;
 Investasi peralatan operasi penambangan;
 Investasi peralatan pendukung operasi penambangan;
 Investasi peralatan operasi pengolahan;
 Investasi peralatan lain-lain.
b) Biaya investasi eksplorasi, yang terdiri atas :
 Biaya Ijin Prinsip;
 Biaya pemboran dan eksplorasi;
 Biaya studi kelayakan;
 Biaya studi AMDAL.
c) Biaya investasi pengembangan (development), yang terdiri atas biaya
konstruksi infrastruktur baru meliputi : jalan, kantor, perumahan, bengkel,
gudang, stockpile, crushing plant, dan lain-lain.
d) Biaya investasi penggantian (replacement), yaitu biaya ganti rugi lahan
tambang; prasarana tambang, dan sebagainya.
e) Biaya modal kerja (working capital)
Modal kerja (working capital) adalah dana yang dikeluarkan
PT. ANU sebagai akibat keharusan pemenuhan biaya operasi
penambangan sebelum diproduksi dan dijual produk batubaranya.
2.5. Membuat Model Cash Flow
Model analisis yang digunakan untuk mengkaji kelayakan finansial
investasi proyek penambangan batubara adalah model aliran kas (cash-flow)
proyek selama produksi penambangan batubara dilakukan yaitu selama 13
tahun. Aliran kas tersebut dikelompokkan menjadi aliran kas pada titik awal
proyek, selama tahap operasional dan pada tahap akhir proyek. Dalam
perhitungan aliran kas ini juga memasukkan faktor perhitungan depresiasi,
amortisasi, pengembalian cicilan pokok dan bunga pinjaman dana investasi,
faktor ekshalasi, dan lain-lain.
2.6. Menghitung Depresiasi dan Amortisasi
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
4
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun aliran kas
tersebut adalah depresiasi dan amortisasi. Depresiasi dan amortisasi
bukanlah pengeluran kas tetapi suatu metode perhitungan akutansi yang
bermaksud membebankan biaya perolehan asset berwujud dan asset tidak
berwujud dengan mendistribusikan selama periode tertentu, dimana asset
tersebut masih berfungsi.
Menurut peraturan, depresiasi dan amortisasi dianggap sebagi suatu
pengeluaran yang dapat dipotong dari bagian yang akan dikenakan pajak.
Untuk itu, maka perlu diupayakan untuk mendepresiasikan asset dalam
periode sesingkat mungkin dan diizinkan oleh peraturan yang ada. Dengan
upaya itu, maka diharapkan akan mengurangi jumlah pajak yang harus
dibayar pada tahun-tahun awal operasi, sehingga dapat meningkatkan aliran
kas masuk dan mempercepat pengembalian (recovery) biaya perolehan
asset.
Dari beberapa metode depresiasi yang ada tersebut dipilih metode
depresiasi garis lurus (straight line depreciation) yaitu dengan melakukan
depresiasi merata sepanjang periode asset masih berfungsi.
Dalam melakukan perhitungan depresiasi terlebih dahulu perlu diketahui hal-
hal sebagai berikut :
a. Basis atau biaya pertama
Biaya ini adalah nilai yang sesuai dengan prosedur pajak untuk suatu
asset tertentu. Umumnya terdiri dari harga perolehan ditambah dengan
pengeluaran yang dikapitalkan. Misalnya : biaya pengangkutan dan
pemasangan alat sampai siap pakai.
b. Periode recovery
Periode recovery atau umur depresiasi adalah masa di mana asset
diperkirakan masih dapat beroperasi pada tingkat efisiensi yang
diharapkan. Setelah masa umur itu, asset dihapuskan dalam perhitungan
akutansi tetapi mungkin saja aset tersebut masih laku dijual di pasar
bebas.
c. Kecepatan atau laju depresiasi
Adalah jumlah (dalam %) dari suatu asset yang harus didepresiasikan
atau dikeluarkan dari nilai buku perusahaan per tahun.
d. Nilai Sisa atau salvage value
Adalah nilai penjualan aset pada akhir umur depresiasi. Umumnya untuk
memudahkan perhitungan nilai sisa dianggap nol, tetapi bila kemudian
asset pada akhir umur depresiasi masih laku terjual maka pajak
penjualan yang bersangkutan harus diperhitungkan. Dalam beberapa
hal, saat membuat perkiraan aliran kas diasumsikan bahwa asset
tersebut pada saat dihapus ternyata masih memiliki nilai sisa (salvage
value). Dalam hal ini aturan dasar yang menentukan nilai dan waktu
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
5
depresiasi tidak berkurang dengan adanya perkiraan nilai sisa. Hanya
saja perlu diperhatikan bila ternyata asset tersebut mempunyai realistis
harga penjualan lebih tinggi dari nilai buku, maka selisihnya harus
dikenakan pajak sesuai besarnya persentase pajak pendapatan
perusahaan tersebut. Namun bila harga penjualannya lebih rendah akan
berakibat adanya penghematan pajak.
Dalam metode depresiasi garis lurus, bila nilai sisa dianggap nol, maka
depresiasi per tahun dari suatu asset dirumuskan sebagai berikut :
Depresiasi = [Nilai depresiasi awal/Umur depresiasi (th)]
= [(Biaya perolehan + Biaya pakai)/Umur depresiasi (th)]
2.7. Menyusun Kriteria Penilaian Finansial
Kaidah pokok yang digunakan dalam perhitungan biaya dan analisis
keuangan ini mengacu pada konsep ekuivalen, yang pada dasarnya
memberikan bobot parameter waktu terhadap nilai uang yang diinvestasikan,
seperti suku bunga (interest) dan laju pengembalian (rate of return).
Pemahaman konsep ekuivalen ini diperlukan pemahaman sebelum lebih
lanjut melakukan penyusunan kriteria penilaian finansial.
Kriteria penilaian finansial merupakan alat bantu bagi manajemen
untuk membandingkan dan memilih alternatif investasi yang akan dilakukan.
Ada beberapa macam kriteria penilaian finansial yang dianggap baku, yang
mana diantaranya memperhitungkan konsep ekuivalen seperti Net Present
Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR). Sedangkan kriteria penilaian
yang tidak memperhitungkan konsep ekuivalen yang digunakan adalah
metode periode pengembalian (Payback Period).
2.7.1. Nilai Sekarang Bersih (NPV)
Kriteria nilai sekarang bersih (net present value) didasarkan pada
konsep mendiskonto seluruh aliran kas (cash flow) ke nilai sekarang (present
value). Dengan mendiskontokan semua aliran kas masuk (cah inflow) dan
aliran kas keluar (cash outflow) selama umur proyek (investasi) ke nilai
sekarang, kemudian menghitung nilai sekarang bersih dengan memakai
dasar yang sama, yaitu harga saat ini. Dengan demikian dalam kriteria
penilai NPV memperhatikan dua hal sekaligus, yaitu faktor nilai waktu dari
uang dan selisih besarnya aliran kas masuk dan kas keluar. Dengan kata
lain NPV dapat menunjukan jumlah (lumpsum) dengan arus diskonto tertentu
dan memberikan berapa besar uang pada saat ini.
Pada aliran kas proyek investasi penambangan batubara, untuk
memperhitungkan NPV yang akan dikaji yaitu meliputi seluruh aspek
penerimaan kas dan seluruh aspek pengeluaran kas, yang secara matematis
dirumuskan sebagai berikut :
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
6
( ) ( )∑∑ == +
−
+
=
n
0t
t
n
0t
t
i1
(Co)t
i1
(C)t
NPV
dimana :
NPV = nilai sekarang bersih;
(C)t = aliran kas masuk tahun ke-t;
(Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t;
n = umur investasi (tahun);
i = arus pengembalian (rate of return);
t = tahun.
Dengan menggunakan kriteria penilaian NPV dalam analisis finansial
ini akan diperoleh beberapa kelebihan, yaitu :
 Telah memasukkan faktor nilai waktu dari uang;
 Telah mempertimbangkan semua aspek aliran kas proyek;
 Dilakukan perhitungan besaran absolut (bukan relatif).
2.7.2. Laju Pengembalian Internal (Internal Rate of Return/IRR)
Merupakan kriteria penilaian lain yang digunakan dalam analisis
finansial dengan tujuan untuk menjelaskan apakah rencana proyek investasi
penambangan batubara yang dilakukan PT. ANU cukup menarik bila dilihat
dari laju pengembalian yang telah ditentukan.
Laju pengembalian internal adalah laju pengembalian yang
menghasilkan NPV aliran kas masuk sama dengan NPV aliran kas keluar.
Pada metoda NPV, analisis dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu
besarnya laju pengembalian (diskonto(i)), kemudian dihitung nilai sekarang
bersih (NPV) dari aliran kas keluar dan aliran kas masuk. Besarnya IRR atau
laju pengembalian (diskonto(i)) yang dicari adalah yang memberikan kondisi
NPV = 0
Pengertian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
( ) ( )∑∑ == +
=
+
n
0t
t
n
0t
t
i1
(Co)t
i1
(C)t
dimana:
(C)t = aliran kas masuk tahun ke-t;
(Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t;
i = arus pengembalian (diskonto);
n = umur investasi;
t = tahun.
Karena aliran kas keluar proyek umumnya merupakan biaya pertama (Cf)
maka persamaan di atas disederhanakan menjadi :
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
7
( )
0(Cf)
i1
(C)tn
0t
t
=−
+
∑=
Dalam melakukan analisis investasi dengan IRR ini ditentukan aturan
sebagai berikut :
 IRR > (lebih besar) daripada laju pengembalian (i) yang diinginkan
(required rate of return - ROR), maka proyek investasi diterima.
 IRR < (lebih kecil) daripada laju pengembalian (i) yang diinginkan
(required rate of return - ROR), maka proyek investasi ditolak.
2.7.3. Periode Pengembalian (Payback Period)
Yang dimaksud dengan periode pengembalian atau payback period
adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu
investasi, dihitung dari aliran kas bersih. Aliran kas bersih adalah selisih
pendapatan (revenue) terhadap pengeluran (expenses) per tahun.
Dalam melakukan analisis periode pengembalian juga dapat
dimasukkan faktor-faktor seperti modal kerja, depresiasi, dan atau pajak. Hal
ini akan menghasilkan angka yang lebih realistis. Tetapi banyak pihak
berpendapat bahwa langkah demikian akan mengurangi kesederhanaan dan
kemudahan periode pengembalian sebagai alat analisis pendahuluan.
Keuntungan dari metoda pay-back period ini adalah :
 Sederhana, menghitungnya tidak sulit, dan memberikan pengertian yang
mudah tentang waktu pengembalian modal (capital recovery);
 Bagi proyek yang memiliki resiko makin lama makin tinggi, atau proyek
yang peka terhadap masalah likuidasi pada masa awal investasi, dengan
mengetahui kapan pengembalian modal selesai, akan amat membantu
untuk memutuskan disetujui tidaknya proyek tersebut. Jadi berlaku
seperti indeks bagi investor;
 Investasi yang menghasilkan produk dengan model yang relatif cepat
berubah atau usang. Perlu diketahui kapan dicapai periode
pengembalian.
Adapun keterbatasan dari metode ini adalah :
 Tidak memberikan gambaran bagaimana situasi aliran kas sesudah
periode pengembalian selesai;
 Tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang, berarti tidak mengikuti
prinsip dasar analisis aspek ekonomi-finansial dalam mengkaji kelayakan
suatu proyek (investasi);
 Tidak memberikan indikasi profitabilitas dari unit usaha hasil proyek.
Meskipun banyak kelemahan, tetapi dalam kenyataannya periode
pengembalian masih digunakan secara luas, terutama disebabkan oleh
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
8
perhitungannya yang mudah dan cepat untuk menggali informasi perihal
resiko, yang kebanyakan investor akan segera mendapatkan jawabannya.
Kriteria ini memberikan indikasi atau petunjuk bahwa proyek investasi
dengan periode pengembalian yang lebih cepat akan lebih dipilih. Dalam
memakai kriteria ini perusahaan yang bersangkutan perlu menentukan
batasan maksimum waktu pengembalian, berarti lewat waktu tersebut proyek
investasi tidak dipertimbangkan.
Untuk pengembalian keputusan pada suatu proyek investasi,
dilakukan perbandingan antara payback period maksimum yang ditetapkan
dengan payback period investasi yang akan dilaksanakan. Apabila payback
period investasi yang akan dilaksanakan lebih singkat waktunya dibanding
payback maksimum yang akan disyaratkan, maka investasi itu akan
dilaksanakan, tetapi sebelumnya apabila lebih lama waktunya dibanding
payback maksimum yang disyaratkan maka investasi itu akan ditolak.
Dengan demikian dalam penyusunan penilaian analisis keuangan
pada investasi proyek penambangan batubara yang dilakukan PT. ANU,
ditentukan kriteria penilaian sebagai berikut :
 Payback Period;
 Net Present Value (NPV);
 Internal Rate of Return (IRR).
2.7.4. Melakukan Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis)
Kajian aspek teknis dan aspek pemasaran dalam kelayakan investasi
proyek penambangan batubara dibuat berdasarkan beberapa asumsi.
Asumsi-asumsi ini disusun dengan mempertimbangkan banyaknya faktor
ketidak pastian situasi dan kondisi di masa yang akan datang (11 tahun ke
depan). Asumsi yang digunakan, dipilih dari alternatif-alternatif yang
dianggap paling baik menurut data dan perhitungan yang ada.
Analisis sensitifitas bertujuan untuk mengkaji sejauh mana perubahan
parameter dalam aspek finansial-ekonomi berpengaruh terhadap keputusan
yang dipilih. Di sini akan terlihat, sensitif atau tidaknya keputusan yang
diambil terhadap perubahan parameter tertentu. Bila parameter tertentu
berubah dengan variasi yang relatif besar, tetapi tidak berakibat terhadap
keputusan, maka dikatakan keputusan itu tidak sensitif terhadap unsur yang
dimaksud. Sebaliknya, apabila terjadi perubahan kecil saja pada suatu
parameter, dan ternyata mengakibatkan perubahan pada keputusan yang
diambil, maka dikatakan keputusan tersebut sensitif terhadap parameter.
Dengan memahami arti sensitifitas di atas, maka kita dapat memilih
parameter-parameter mana yang perlu dilakukan analisis sensitifitas
sebelum diambil keputusan akhir.
3. Implementasi Investasi dan Analisis Keuangan PT. ANU.
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
9
Di dalam implementasi investasi dan analisis keuangan PT. ANU ini
menggunakan asumsi nilai tukar Rupiah terhadap US$ sebesar Rp.
10.000,00 per US$ ditambah dengan biaya kontingensi sebesar 10%
sebagai antisipasi kenaikan biaya-biaya investasi di masa yang akan datang
selama umur penambangan (13 tahun).
3.1. Perhitungan Biaya Investasi
Yang termasuk dalam perhitungan biaya investasi adalah
penjumlahan dari biaya-biaya untuk investasi peralatan utama untuk
penambangan batubara dan peralatan pendukung, investasi selama
kegiatan pra-penambangan, investasi untuk kegiatan pengembangan
(development), investasi untuk penggantian (replacement), dan biaya
produksi selama 6 bulan pertama masa penambangan.
3.1.1. Biaya Investasi Peralatan
Perhitungan biaya dan jadwal investasi peralatan pengolahan
didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain :
 Daftar kebutuhan peralatan (jumlah, spesifikasi teknis, dan waktu)
disesuaikan dengan jadwal produksi batubara (lihat Tabel 11-1);
 Jadwal pembelian peralatan sesuai kebutuhan dengan mempertimbang-
kan umur alat masing-masing (lihat Tabel 11-2);
 Jadwal penggunaan anggaran untuk pembelian peralatan berdasarkan
harga perolehan (lihat Tabel 11-3).
3.1.2. Biaya Investasi Pengurusan Ijin Prinsip
Yang dimaksud dengan Biaya Pengurusan Ijin Prinsip adalah biaya
yang dikeluarkan untuk :
 Biaya Jasa Pelayanan Informasi (Pencetakan peta), sebesar Rp.
10.000.000,00
 Uang Jaminan Kesungguhan sebesar Rp. 100.000.000,00
Total investasi untuk Pengurusan Ijin Prinsip adalah : US$ 101,000.00.
3.1.3. Biaya Investasi Pra-penambangan
Biaya investasi pra-penambangan adalah biaya yang dikeluarkan
untuk mendukung kegiatan-kegiatan selama masa pra-penambangan, yang
mencakup biaya pemboran dan eksplorasi, biaya studi kelayakan, dan biaya
AMDAL. Sehingga total biaya investasi pra-penambangan sebesar
4,050,000 US$.
Perhitungan biaya investasi pra-penambangan didasarkan pada informasi
yang diberikan PT. ANU seperti terlihat pada Tabel 11-4.
3.1.4. Biaya Investasi Pengembangan (Development)
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
10
Biaya investasi untuk pengembangan adalah biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan pembangunan infrastruktur tambang selama masa konstruksi
yang mencakup :
 Pembangunan kantor tambang dan fasilitasnya (listrik, air, komunikasi
dan lain-lain);
 Pembangunan bengkel dan gudang serta fasilitasnya;
 Pembangunan crushing plant dan fasilitasnya;
 Pembangunan perumahan karyawan dan fasilitasnya.
Perhitungan biaya investasi untuk pengembangan selama masa
konstruksi didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain :
 Daftar kebutuhan infrastruktur dan fasilitasnya mencakup jumlah dan
spesifikasi teknis;
 Jadwal pembangunan infrastruktur disesuaikan dengan jadwal dan
rencana produksi batubara.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rekapitulasi nilai investasi
pengembangan (infrastruktur) selama 13 tahun sebesar US$ 1,430,581.25
dan dapat dilihat pada Tabel 11-4.
3.1.5. Biaya Investasi Penggantian (Replacement)
Biaya investasi untuk penggantian adalah biaya yang dikeluarkan
untuk melakukan ganti rugi kepada daerah atau masyarakat karena
pemakaian lahan dan atau tanaman yang ada diatasnya.
Perhitungan biaya ganti rugi didasarkan pada peraturan yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Daerah dan informasi yang diberikan PT. ANU sebesar Rp.
3.000.000,00 per hektar atau US$ 300.00 per hektar yang terdiri dari biaya
ganti rugi areal penambangan seluas 3.094 hektar, jumlah luas tersebut
sudah termasuk areal lahan penambangan dan penimbunan. Adapun biaya
ganti rugi lahan yang dikeluarkan oleh PT. ANU dengan mempertimbangkan
antara lain jadwal penambangan atau pembukaan tambang yang
disesuaikan dengan jadwal dan rencana produksi.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka nilai investasi ganti rugi yang
dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 11-4.
3.2. Biaya Modal Kerja (Working Capital)
Biaya modal kerja adalah biaya yang harus disediakan PT. ANU untuk
memenuhi kebutuhan biaya produksi penambangan, sampai dengan masa
perusahaan bisa memperoleh pendapatan dari hasil penjualan batubara
sehingga mampu membiayai produksinya sendiri (diperkirakan selama 6
bulan produksi).
Berdasarkan pengertian di atas, maka modal kerja yang dibutuhkan
untuk proyek penambangan batubara, dihitung dengan mempertimbangkan
beberapa hal seperti :
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
11
 Upah tenaga kerja tetap dan tidak tetap pada tahun pertama dan;
 Biaya Operasi Alat.
Dengan demikian rekapitulasi besarnya modal kerja yang dibutuhkan
untuk proyek penambangan batubara yang dilakukan PT. ANU sebesar US$
7,708,856.96 lihat Tabel 11-4.
3.3. Sumber Dana
3.3.1. Kebijakan Sumber Dana
Kebutuhan dana untuk investasi pada proyek penambangan batubara
PT. ANU sebesar US& 27,755,218.89. Untuk memenuhi kebutuhan dana
tersebut di dapatkan dari :
 Hutang/Pinjaman dari bank;
 Modal sendiri (ekuitas).
Perbandingan antara hutang dan ekuitas (H:E) diharapkan
menghasilkan struktur modal yang optimal bagi pelaksanaan proyek
penambangan PT. ANU dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian
secara umum dan keuangan perusahaan saat ini.
Dengan mempertimbangkan keberadaan PT. ANU sebagai salah satu
kontraktor batubara yang telah mampu melakukan kegiatan produksi dan
kegiatan pemasaran batubara ekspor serta dengan mempertimbangkan
kondisi nilai tukar mata uang Dollar yang sangat menguntungkan bagi
kegiatan-kegiatan yang berorientasi ekspor, selain itu ditunjang dengan
kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mendorong dan mendukung kegiatan
ekspor, maka prospek industri batubara di Indonesia sangat menjanjikan
keuntungan besar.
Dengan pertimbangan di atas, maka perbandingan antara hutang dan
ekuitas untuk mendanai proyek investasi penambangan batubara yang
dilakukan PT. ANU masih dapat diharapkan komposisinya adalah 60%
hutang dan 40% ekuitas.
Peminjaman modal dari bank ini dilakukan pada tahap awal dan bank
membebankan bunga pinjaman sebesar 17% per tahun. Pembayaran
kembali hutang pokok berikut bunga diatur sebagai berikut :
 Kredit investasi dari bank dilakukan diawal investasi dan dikembalikan
dalam jangka waktu 13 tahun, cicilan dilakukan mulai tahun pertama
setelah masa persiapan;
 Total pembayaran cicilan bersifat tetap, dan bunga diperhitungkan dari
sisa pinjaman (cicilan pokok menurun sesuai dengan waktu).
Skenario pola pengembalian pinjaman yang dilakukan oleh PT. ANU dapat
dilihat pada Tabel 11-5.
3.4. Analisis Kelayakan
3.4.1. Biaya Produksi
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
12
Biaya produksi (production cost) adalah besarnya dana yang harus
dikeluarkan untuk membiayai semua kegiatan produksi penambangan
batubara PT. ANU hingga siap untuk dijual. Biaya produksi ini mencakup
biaya produksi langsung maupun tidak langsung. Biaya produksi langsung
digunakan untuk membiayai semua kegiatan yang langsung berhubungan
dengan operasi untuk menghasilkan produk batubara, sedangkan biaya tidak
langsung digunakan untuk membiaya semua kegiatan yang tidak langsung
berhubungan dengan proses produksi.
Penambangan batubara yang dilakukan oleh PT. ANU direncanakan
sebesar 4 juta ton per tahun dimana pada awal tahun diperkirakan dapat
memproduksi 1 juta ton, tahun kedua 1,5 juta ton, tahun ketiga 2,5 juta ton,
tahun keempat 3 juta ton dan pada tahun kelima dan seterusnya hingga
tahun ke-13 dapat memproduksi 4 juta ton. Untuk memproduksi batubara
tersebut dibagi dalam dua lokasi yaitu di Blok Sungai Merdeka dan Blok
Argosari. Pada lokasi penambangan Blok Sungai Merdeka pengangkutan
batubara menuju terminal batubara (FOBV) yaitu di Teluk Balikpapan harus
melalui jalan darat dan air, jalan darat menggunakan dump truck sedangkan
di perairan menggunakan tongkang dengan biaya pengangkutan ditetapkan
sebesar 1,5 US$ per ton.
Pada lokasi penambangan di Argosari pengankutan batubara menuju kapal
selain menggunakan dump truck juga menggunakan operasi ban berjalan
(conveyor belt) sepanjang lebih kurang 2 Km. Biaya operasi conveyor belt
ditetapkan sebesar 0,1 US$ per ton.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi batubara ini akan
mencakup biaya operasi penambangan, biaya operasi pengolahan dan biaya
operasi pengangkutan.
3.4.2. Biaya Operasi Penambangan
Biaya operasi penambangan batubara, terdiri dari :
 Biaya pembersihan lahan;
 Biaya penggalian dan pemindahan tanah penutup;
 Biaya penggalian dan pemindahan batubara;
 Biaya operasi pendukung penambangan (mine support);
 Biaya overhead operasi penambangan.
Untuk menghitung biaya operasi penambangan pada satu periode
produksi maka beberapa aspek yang menjadi pertimbangan adalah :
 Target produksi yang direncanakan (produksi batubara dalam ton dan
tanah penutup dalam BCM);
 Peralatan utama penambangan yang dioperasikan (jenis dan jumlahnya,
spesifikasi teknis, jam kerja operasi, nilai ekonomis alat);
 Peralatan pendukung penambangan yang dioperasikan (jenis dan
jumlahnya, spesifikasi teknis, jam kerja operasi, nilai ekonomis alat);
 Sumberdaya Manusia untuk melakukan operasi (kualifikasi, jumlah,
standar gaji);
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
13
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, maka biaya operasi
penambangan dihitung dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut :
 Mining cost yang terdiri dari stripping cost, getting coal cost, coal
processing cost, dan mine support operating cost ;
 Operating cost = owning cost peralatan + operating cost peralatan + upah
tenaga kerja;
 Owning cost peralatan berhubungan dengan biaya pengadaan yang
dikeluarkan sebelum peralatan tersebut digunakan yang terdiri dari biaya
depresiasi, bunga, pajak dan asuransi;
 Operating cost peralatan merupakan fungsi dari beberapa parameter
yaitu, antara lain : biaya perawatan dan perbaikan peralatan, pemakaian
bahan bakar, pelumas, filter, penggantian ban, dan penggantian suku
cadang;
 Upah tenaga kerja mengacu kepada standar gaji/upah tenaga kerja
langsung.
Setelah melakukan pendekatan seperti di atas maka biaya produksi
(coal production cost) terdiri dari biaya operasi penambangan langsung
(stripping cost, getting coal cost, coal processing cost, hauling coal cost dan
mine support operating cost), ditambah biaya operasi penambangan tidak
langsung yang terdiri dari biaya penataan kembali lahan (reklamasi) sebesar
US$ 30,000.00, biaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebesar US$
15,000, dan biaya pengembangan masyarakat disekitar area pertambangan
(community development) sebesar US$ 21,802.33 per tahun..
3.4.3. Biaya Umum dan Administrasi
Yang dimaksud dengan biaya umum dan administrasi adalah
besarnya dana yang harus dikeluarkan PT. ANU untuk membiayai semua
kegiatan di luar operasi produksi. Biaya umum dan administrasi ini mencakup
biaya untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan seperti :
 Administrasi perkantoran (kantor pusat, kantor unit);
 Administrasi personil (gaji, perjalanan dinas, makan);
 Administrasi pemerliharaan infrastruktur;
 Administrasi pemasaran.
Biaya Administrasi Umum yang dikeluarkan tiap tahun oleh PT. ANU
sebesar US$ 937,300.00 (lihat pada Tabel 11-16).
3.4.4. Pendapatan Penjualan
Pendapatan dari penjualan (sales revenue) pada suatu periode
adalah besarnya dana yang diterima PT. ANU dari hasil penjualan batubara
bersih pada periode itu berdasarkan harga pasar yang berlaku saat itu.
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
14
Dalam sistem pemasaran batubara, PT. ANU melakukan 2 (dua) sistem
pemasaran batubara antara lain ekspor dan domestik dengan rasio
pemasaran 80% : 20%. Harga jual batubara untuk ekspor sebesar US$
29.00 per ton (FOB di atas kapal di dermaga Muara Jawa) dan harga jual
batubara untuk domestik sebesar Rp. 210.000,00 atau US$ 21.00 per ton
(FOBV).
3.4.5. Pembayaran Royalti Kepada Pemerintah
Dari jumlah produksi batubara yang dihasilkan oleh PT. ANU,
Pemerintah berhak menerima 13,5% per ton-nya yaitu sebagai royalty,
secara tunai atas harga batubara di stockpile product. Penyerahan royalti
kepada pemerintah tersebut merupakan bentuk kewajiban PT. ANU kepada
negara (yang sudah disepakati dalam kontrak PKP2B), yang selanjutnya
akan digunakan oleh pemerintah untuk :
 Biaya pengembangan batubara;
 Biaya inventarisasi sumberdaya batubara;
 Biaya pengawasan pengelolaan lingkungan dan keselamatan kerja
pertambangan.
3.4.6. Depresiasi dan Amortisasi
Depresiasi dan amortisasi bukanlah pengeluaran kas, tetapi suatu
metode perhitungan akutansi yang bermaksud membebankan biaya
perolehan aktiva tetap atau aset berwujud dan asset tidak berwujud, dengan
menyebar selama periode tertentu, dimana aset tersebut masih berfungsi.
Dalam menghitung depresiasi digunakan beberapa pendekatan :
 Metode depresiasi yang ada dipilih metode depresiasi garis lurus (straight
line depreciation), yang melakukan depresiasi merata sepanjang periode
aset masih berfungsi;
 Basis atau biaya pertama yang digunakan sebagai dasar depresiasi
adalah harga perolehan ditambah biaya pengangkutan dan pemasangan
alat sampai siap pakai;
 Periode recovery atau umur depresiasi dari alat yang didepresiasikan,
bervariasi tergantung dari jenis alat;
 Sampai dengan akhir umur alat, setiap aset didepresiasikan sebesar
20%.
Berdasarkan hal tersebut, maka besarnya depresiasi dan amortisasi
selama masa produksi dapat dilihat pada
3.4.7. Pajak dan Iuran
Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah kepada PT.
ANU selaku kontraktor batubara, maka PT. ANU memiliki kewajiban
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
15
membayar pajak kepada pemerintah. Kewajiban pajak yang harus dipenuhi
oleh PT. ANU meliputi :
3.4.7.1. Iuran Tetap untuk Wilayah KP
PT. ANU harus membayar dalam Rupiah (Rp) atau dalam satuan
mata uang lain (US$) yang telah disetujui bersama sejumlah uang sebagai
iuran tetap setiap tahunnya yang akan dihitung menurut jumlah hektar yang
termasuk dalam wilayah PKP2B yaitu sekitar 2.832 hektar. Besarnya iuran
tetap yang harus dibayarkan PT. ANU mengacu pada ketentuan yang
ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini, PT. ANU diwajibkan membayar
iuran tetap sebesar US$ 12,000.00 per tahun.
3.4.7.2. Iuran Eksploitasi/Iuran Produksi
PT. ANU tidak perlu membayar lagi iuran eksploitasi atau iuran
produksi atas batubara yang diproduksinya, karena iuran tersebut sudah
termasuk dalam bagian pemerintah yang 13.5% dari batubara yang
diproduksi PT. ANU. Selanjutnya untuk percobaan produksi (trial production)
sebanyak 100.000 ton batubara yang dilakukan sebelum ataupun sesudah
kegiatan penyusunan studi kelayakan, pengaturan pembayaran iuran
produksi tersebut didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2000.
3.4.7.3. Pajak Penghasilan Perusahaan
PT. ANU harus membayar pajak penghasilan atas penghasilan yang
diterimanya. Penghasilan ini adalah setiap tambahan kamampuan ekonomis
yang diterimanya, baik yang berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri,
dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Besarnya pajak penghasilan yang dibayarkan oleh PT. ANU mengacu
pada Undang-undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan Pasal
17 B sebagai berikut :
 10% untuk penghasilan kena pajak sampai dengan Rp. 50.000.000,00;
 15% untuk penghasilan kena pajak lebih dari Rp. 50.000.000,00 sampai
dengan Rp. 100.000.000,00;
 30% untuk penghasilan kena pajak lebih dari Rp. 100.000.000,00.
3.4.7.4. Bea Masuk Atas Barang Impor
PT. ANU dibebaskan pada kewajiban pembayaran bea masuk atas
impor barang-barang modal, peralatan dan mesin berdasarkan Undang-
undang No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, dengan terlebih
dahulu mengajukan permohonan fasilitas kepada Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-
undang No. 6 Tahun 1968.
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
16
3.4.7.5. Pajak Bumi dan Bangunan
PT. ANU harus membayar dalam Rupiah (Rp) atau dalam satuan
mata uang lain (US$) yang telah disetujui bersama sejumlah uang sebagai
pajak bumi dan bangunan (PBB) setiap tahunnya yang akan dihitung untuk
wilayah PKP2B, dan pemanfaatan tanah dan bangunan dimana PT.
ANU mendirikan fasilitas operasi penambangan.
 Besarnya PBB yang harus dibayarkan PT. ANU ditetapkan sebesar Rp
100.000.000,- per tahun
3.4.7.6. Bea, Pungutan dan Pajak Daerah
PT. ANU harus membayar pungutan-pungutan, pajak-pajak
pembebanan-pembebanan dan bea-bea yang dikenakan oleh pemerintah
daerah yang disetujui oleh pemerintah pusat sesuai dengan Undang-undang
dan peraturan-peraturan yang berlaku dengan tarif dan dihitung sedemikian
rupa sehingga tidak lebih besar dari jumlah yang dihitung berdasarkan
Undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku.
3.4.8. Aliran Kas (Cash Flow)
Pengertian kas dalam rencana investasi proyek penambangan
batubara PT. ANU adalah nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan
yang dalam jangka dekat dapat dipakai sebagai alat pembayaran kebutuhan
finansial dan mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kas untuk
kegiatan penambangan batubara ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan :
 Pembiayaan proses produksi batubara bersih;
 Pembaharuan barang-barang aktiva tetap pada kegiatan investasi;
 Pembayaran cicilan dan bunga pinjaman, aneka pajak, iuran, pungutan,
dan lain-lain.
Selama umur investasi proyek penambangan batubara (13 tahun),
maka akan terjadi aliran kas (cash flow) bagi PT. ANU. Aliran kas ini akan
terjadi dari aliran kas masuk (cash flow) dan aliran kas keluar (cash outflow).
Besarnya aliran kas masuk ini bagi PT. ANU akan sangat ditentukan
oleh beberapa faktor di bawah ini :
 Laba bersih yang diterima perusahaan baik untung atau rugi;
 Pinjaman utang dari bank untuk investasi (60%);
 Penanaman modal investasi dari perusahaan sendiri (40%) atau dari
pemegang saham, dan lain-lain.
Sedangkan laba bersih yang diterima perusahaan merupakan fungsi
dari pendapatan yang diterima dan biaya yang harus dikeluarkan PT. ANU
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
17
pada kegiatan produksi batubara bersih. Selisih pendapatan dan biaya
tersebut adalah laba bagi perusahaan.
Komponen-komponen yang menentukan pendapatan perusahaan
antara lain :
 Nilai penjualan batubara bersih perusahaan;
 Nilai pendapatan bunga atas simpanan di bank.
Sedangkan komponen-komponen yang menentukan biaya perusahaan
antara lain :
 Biaya produksi batubara bersih sampai siap dijual;
 Biaya umum dan administrasi;
 Pembayaran bunga pinjaman ke bank;
 Pembayaran pajak, iuran, dan biaya-biaya lain.
Besarnya aliran kas keluar dipengaruhi beberapa komponen di bawah ini :
 Pembayaran untuk biaya investasi dan modal kerja;
 Pembayaran cicilan pokok atas pinjaman ke bank;
 Pembayaran kembali investasi dari perusahaan sendiri, dan lain-lain.
3.4.9. Perhitungan Kriteria Penilaian Finansial
3.4.9.1. Net Present Value (NPV)
Urutan-urutan yang dilakukan dalam perhitungan NPV pada proyek
penambangan yang dilakukan PT. ANU adalah sebagai berikut :
 Menghitung jumlah nilai sekarang bersih (present value) dari aliran kas
proyek selama 13 tahun pada tingkat diskonto (discount rate) yang
ditetapkan yaitu 8% per tahun;
 Menghitung jumlah nilai sekarang bersih dari biaya investasi perusahaan
selama 13 tahun dan modal kerja pada tingkat diskonto yang ditetapkan
yaitu 8%. Hasil perhitungan ini disebut present value dari initial outlays
(PV of Initial Outlays);
 Menghitung selisih antara PV of Proceeds dengan PV of Initial Outlays
yang hasilnya disebut nilai sekarang bersih atau Net Present Value
(NPV).
3.4.9.2. Laju Pengembalian Internal (IRR)
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
18
Laju pengembalian internal adalah laju pengembalian yang
menghasilkan NPV aliran kas masuk = NPV aliran kas keluar. Penentuan
laju pengembalian internal atau IRR ini dilakukan dengan cara coba-coba
(trial and error).
Pada metode NPV analisis dilakukan dengan menentukan terlebih
dahulu besarnya laju pengembalian (diskonto(i)) kemudian dihitung nilai
sekarang bersih (NPV) dari aliran kas keluar dan aliran kas masuk.
Besarnya IRR atau laju pengembalian (diskonto(i)) yang dicari adalah
yang memberikan kondisi NPV = 0.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, laju pengembalian
internal (IRR) tidak memberikan NPV = 0, yaitu sebesar 24,40%.
Nilai laju pengembalian internal (IRR) sebesar 24,40% ini memberikan
gambaran bahwa usulan investasi proyek penambangan batubara yang
dilakukan PT. ANU pada tahun 2006-2018 sangat menarik untuk dilakukan
dibandingkan dengan menyimpan modal di bank dengan laju pengembalian
yang relatif kecil, yaitu 8%. Artinya, menanam modal investasi pada proyek
penambangan batubara yang dilakukan PT. ANU akan menguntungkan
dibandingkan dengan menanam modal di bank.
3.4.9.3. Waktu Pengembalian Modal (Payback Period)
Payback period menunjukkan periode waktu yang digunakan untuk
menutup kembali modal yang telah diinvestasikan dengan hasil yang akan
diperoleh aliran kas bersih dari investasi tersebut.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan (lihat nilai sekarang
bersih dari modal yang diinvestasikan termasuk modal kerja adalah sebesar
US$ 60,461,937.42 (positif). Sedangkan berdasarkan perhitungan jumlah
nilai sekarang bersih terhadap aliran kas bersih dari kegiatan investasi,
ditemukan bahwa sampai dengan umur investasi 5 tahun 1 bulan, proyek
sudah dapat mengembalikan seluruh modal investasinya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usulan proyek investasi
penambangan batubara PT. ANU yang akan dilakukan selama 13 tahun dari
tahun 2006 sampai dengan tahun 2018 memiliki masa payback period
selama 5 tahun 1 bulan. Dengan mempertimbangkan masa payback period
yang diperoleh, maka usulan proyek investasi penambangan batubara PT.
ANU dapat diterima.
3.4.10. Analisis Kepekaan
Dalam analisis kepekaan akan dikaji sejauh mana perubahan
parameter biaya produksi dan harga jual batubara akan berpengaruh
terhadap penilaian kelayakan yang dilakukan. Dalam hal ini akan dievaluasi
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
19
sensitif atau tidaknya penilaian kelayakan yang sudah diputuskan terhadap
perubahan parameter biaya produksi dan harga jual batubara.
Untuk melihat sejauh mana kepekaan proyek ini, maka dilakukan percobaan
dengan menaikkan biaya operasional dan dengan menurunkan harga jual
secara bertahap yaitu sebesar 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%. Dari percobaan
pada kedua kondisi tersebut ternyata proyek ini masih cukup layak dan dapat
diterima (lihat Tabel 11.20).
Tabel 11.20
CONTOH PERCOBAAN PERHITUNGAN ANALISIS KELAYAKAN
RENCANA PENAMBANGAN BATUBARA PT. ANU
Ketarangan
Kenaikkan Biaya Produksi
2,5% 5% 7,5% 10%
NPV 50,362,645,95 40,892,922.70 30,164,063.01 20,585,679.51
IRR 22,25% 19,70% 17,34% 14,46%
PP 5 tahun 4 bulan 5 tahun 7 bulan 5 tahun 11 bulan 6 tahun 4 bulan
Penurunan Harga Jual Batubara
NPV 27,740,791.39 27,106,532.13 10,059,715.25 6,987,101.63
IRR 16,43% 16,15% 11,30% 5,35%
PP 6 tahun 1 bulan 6 tahun 3 bulan 7 tahun 0 bulan 9 tahun 6 bulan
Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, maka dapat
dinyatakan bahwa proyek tidak peka terhadap kenaikan biaya produksi tetapi
peka terhadap penurunan harga jual batubara.
TUGAS :
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
20
LENGKAPI CASH FLOW YANG ADA
ANALISIS CASH FLOW DENGAN NPV DAN IRR
PT. ANU Bab 11 -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004
21

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambangramaldini
 
Disposal Pertambangan
Disposal PertambanganDisposal Pertambangan
Disposal Pertambanganheny novi
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Sylvester Saragih
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangIpung Noor
 
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
Room and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubaraRoom and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubaraSyahwil Ackbar
 
Pola pengeboran tamka dan tamda
Pola pengeboran tamka dan tamdaPola pengeboran tamka dan tamda
Pola pengeboran tamka dan tamdaUDIN MUHRUDIN
 
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganLaporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganSylvester Saragih
 
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)Amiin Majiid Nugroho
 
Alat Berat Tambang dan fungsinya
Alat Berat Tambang dan fungsinyaAlat Berat Tambang dan fungsinya
Alat Berat Tambang dan fungsinyaMario Yuven
 
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-feronika purba
 
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusAling Syahril
 

La actualidad más candente (20)

Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambang
 
Disposal Pertambangan
Disposal PertambanganDisposal Pertambangan
Disposal Pertambangan
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambang
 
Alat Bor Eksplorasi
Alat Bor EksplorasiAlat Bor Eksplorasi
Alat Bor Eksplorasi
 
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Pengolahan Bahan Galian
Pengolahan Bahan GalianPengolahan Bahan Galian
Pengolahan Bahan Galian
 
Humprey spiral
Humprey spiralHumprey spiral
Humprey spiral
 
Room and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubaraRoom and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubara
 
Eksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimiaEksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimia
 
Pola pengeboran tamka dan tamda
Pola pengeboran tamka dan tamdaPola pengeboran tamka dan tamda
Pola pengeboran tamka dan tamda
 
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganLaporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
 
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
 
Mine planning
Mine planningMine planning
Mine planning
 
Alat Berat Tambang dan fungsinya
Alat Berat Tambang dan fungsinyaAlat Berat Tambang dan fungsinya
Alat Berat Tambang dan fungsinya
 
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
 
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
 
Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
 

Destacado

Cashflow tambang
Cashflow tambangCashflow tambang
Cashflow tambangyannick99
 
Penyusunan Rencana Pastambang
Penyusunan Rencana PastambangPenyusunan Rencana Pastambang
Penyusunan Rencana PastambangYusufRiyandi
 
Struktur organisasi dan tenaga kerja di pertambangan
Struktur organisasi dan tenaga kerja di pertambanganStruktur organisasi dan tenaga kerja di pertambangan
Struktur organisasi dan tenaga kerja di pertambanganAdhitya Henrika
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangUVRI - UKDM
 
Indeks faktor efisiensi alat
Indeks faktor efisiensi alatIndeks faktor efisiensi alat
Indeks faktor efisiensi alatSheellfia Permana
 
Tugas Ekonomi Teknik ke 3
Tugas Ekonomi Teknik ke 3Tugas Ekonomi Teknik ke 3
Tugas Ekonomi Teknik ke 3Sri Sediaz
 
Analisa biaya penggunaan alat berat
Analisa biaya penggunaan alat beratAnalisa biaya penggunaan alat berat
Analisa biaya penggunaan alat beratAbdulRohmanHadi
 
Pkc Refinery And Smelter Description R1
Pkc Refinery And Smelter Description R1Pkc Refinery And Smelter Description R1
Pkc Refinery And Smelter Description R1rpariani
 
Corporate Presentation
Corporate PresentationCorporate Presentation
Corporate PresentationFirstQuantum
 
NECSA SMELTER FACILITY PRESENTATION
NECSA SMELTER FACILITY PRESENTATIONNECSA SMELTER FACILITY PRESENTATION
NECSA SMELTER FACILITY PRESENTATIONAlan Carolissen
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingActur Saktianto
 
Makalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separationMakalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separationActur Saktianto
 
Kimia bahan galian biotit
Kimia bahan galian biotitKimia bahan galian biotit
Kimia bahan galian biotit085753889956
 
Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...
Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...
Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...Oswar Mungkasa
 
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}085753889956
 
Bab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galianBab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galianisa saleh
 

Destacado (20)

Cashflow tambang
Cashflow tambangCashflow tambang
Cashflow tambang
 
Manajemen Keuangan Tambang
Manajemen Keuangan TambangManajemen Keuangan Tambang
Manajemen Keuangan Tambang
 
Penyusunan Rencana Pastambang
Penyusunan Rencana PastambangPenyusunan Rencana Pastambang
Penyusunan Rencana Pastambang
 
Struktur organisasi dan tenaga kerja di pertambangan
Struktur organisasi dan tenaga kerja di pertambanganStruktur organisasi dan tenaga kerja di pertambangan
Struktur organisasi dan tenaga kerja di pertambangan
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambang
 
Contoh rencana reklamasi
Contoh rencana reklamasiContoh rencana reklamasi
Contoh rencana reklamasi
 
Indeks faktor efisiensi alat
Indeks faktor efisiensi alatIndeks faktor efisiensi alat
Indeks faktor efisiensi alat
 
Tugas Ekonomi Teknik ke 3
Tugas Ekonomi Teknik ke 3Tugas Ekonomi Teknik ke 3
Tugas Ekonomi Teknik ke 3
 
Analisa biaya penggunaan alat berat
Analisa biaya penggunaan alat beratAnalisa biaya penggunaan alat berat
Analisa biaya penggunaan alat berat
 
Transparency of Extractive Industries Toward Spatial Transparency
Transparency of Extractive Industries Toward Spatial TransparencyTransparency of Extractive Industries Toward Spatial Transparency
Transparency of Extractive Industries Toward Spatial Transparency
 
Pkc Refinery And Smelter Description R1
Pkc Refinery And Smelter Description R1Pkc Refinery And Smelter Description R1
Pkc Refinery And Smelter Description R1
 
Corporate Presentation
Corporate PresentationCorporate Presentation
Corporate Presentation
 
NECSA SMELTER FACILITY PRESENTATION
NECSA SMELTER FACILITY PRESENTATIONNECSA SMELTER FACILITY PRESENTATION
NECSA SMELTER FACILITY PRESENTATION
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grinding
 
Makalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separationMakalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separation
 
3rd Smelter Processing Fee
3rd Smelter Processing Fee3rd Smelter Processing Fee
3rd Smelter Processing Fee
 
Kimia bahan galian biotit
Kimia bahan galian biotitKimia bahan galian biotit
Kimia bahan galian biotit
 
Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...
Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...
Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...
 
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
 
Bab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galianBab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galian
 

Similar a Analisis Investasi Batubara

Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 sTasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 sTasyayulia
 
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279agus niar nazara niar nazara
 
Resume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuanganResume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuanganLinggaadi15
 
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2TitinSantiarini
 
Resume 2 manajemen keuangan
Resume 2 manajemen keuanganResume 2 manajemen keuangan
Resume 2 manajemen keuanganAnisa Anisa
 
Pertemuan 9-10 Aspek Keuangan 2.pptx
Pertemuan 9-10 Aspek Keuangan 2.pptxPertemuan 9-10 Aspek Keuangan 2.pptx
Pertemuan 9-10 Aspek Keuangan 2.pptxElsaNurlaela
 
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3Aminullah Assagaf
 
CapitalBudgeting Basic.ppt
CapitalBudgeting Basic.pptCapitalBudgeting Basic.ppt
CapitalBudgeting Basic.pptMhmdRidwanM
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDeviErnawatii
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasJepri April Aldo
 
Estimasi biaya 3
Estimasi biaya 3Estimasi biaya 3
Estimasi biaya 3moryku
 

Similar a Analisis Investasi Batubara (20)

Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
 
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 sTasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
 
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
 
Resume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuanganResume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuangan
 
Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1
 
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
 
Jefry12
Jefry12Jefry12
Jefry12
 
Resume 2 manajemen keuangan
Resume 2 manajemen keuanganResume 2 manajemen keuangan
Resume 2 manajemen keuangan
 
Pertemuan 9-10 Aspek Keuangan 2.pptx
Pertemuan 9-10 Aspek Keuangan 2.pptxPertemuan 9-10 Aspek Keuangan 2.pptx
Pertemuan 9-10 Aspek Keuangan 2.pptx
 
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
 
CapitalBudgeting Basic.ppt
CapitalBudgeting Basic.pptCapitalBudgeting Basic.ppt
CapitalBudgeting Basic.ppt
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uas
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uas
 
Skb prt 2
Skb prt 2Skb prt 2
Skb prt 2
 
Makalah tugas 2
Makalah tugas 2Makalah tugas 2
Makalah tugas 2
 
Resume uas
Resume uasResume uas
Resume uas
 
Penganggaran Modal
Penganggaran ModalPenganggaran Modal
Penganggaran Modal
 
Penganggaran modal
Penganggaran modalPenganggaran modal
Penganggaran modal
 
Skb prt 2
Skb prt 2Skb prt 2
Skb prt 2
 
Estimasi biaya 3
Estimasi biaya 3Estimasi biaya 3
Estimasi biaya 3
 

Analisis Investasi Batubara

  • 1. INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN 1. Penilaian Kelayakan Investasi PT. ANU adalah salah satu perusahaan kontraktor kontrak karya batubara pada generasi III (PKP2B) dan akan melakukan kegiatan penambangan batubara pada tahun 2005/2006. Untuk itu, keputusan mengenai dilakukannya investasi ini harus dipersiapkan dengan cermat. Upaya yang harus dilakukan memerlukan penilaian pada situasi dan kondisi di masa yang akan datang, yaitu pada kurun waktu selama 13 tahun ke depan. Ketidak pastian situasi dan kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu diantaranya seperti perkembangan teknologi, perubahan kondisi sosial- ekonomi global, dan sebagainya. Salah satu titik permasalahan utama bagi PT. ANU di dalam menentukan kebijaksanaan investasi proyek dibidang pertambangan batubara adalah dalam melakukan estimasi pengeluaran dan penerimaan keuangan selama 13 tahun ke depan berupa aliran kas keuangan perusahaan (future cash flow). Besaran nilai aliran kas keuangan tersebut akan dipakai sebagai acuan kebijaksanaan investasi, karena hasil perhitungan yang dilakukan merupakan informasi yang bermanfaat bagi PT. ANU untuk menilai kelayakan proyek investasi penambangan batubara tersebut layak secara ekonomis atau tidak. Penilaian tersebut amat penting bagi PT. ANU, karena proyek investasi yang ditanamkan tersebut diharapkan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan dengan diperolehnya keuntungan tersebut, maka PT. ANU akan memiliki peluang lebih besar di masa depan untuk dapat melakukan pengembangan perusahaannya. Dalam menentukan penilaian kelayakan investasi proyek penambangan batubara yang dilakukan oleh PT. ANU, dilakukan pendekatan secara konvensional yaitu dengan melakukan analisis perkiraan aliran kas keluar (cash outflow), aliran kas masuk (cash in flow). Aliran kas (cash flow) tersebut dibentuk dari beberapa parameter yaitu nilai penjualan batubara (sales), biaya pengupasan tanah penutup, operasi penambangan, pengolahan batubara (operating cost), prasarana tambang, depresiasi, amortisasi, pajak, dan lain-lain. Diagram aliran pembentukan aliran kas bagi investasi proyek penambangan batubara milik PT. ANU, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 11-1. PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 1
  • 2. 2. Prosedur Analisis Keuangan Prosedur yang akan digunakan dalam melakukan analisis keuangan (finansial analysis) dalam rangka kajian ekonomi pada rencana investasi proyek tersebut adalah sebagai berikut : 2.1. Menentukan Parameter Dasar Sebagai titik tolak analisis keuangan pada rencana investasi adalah hasil kajian teknis dan pemasaran dari studi kelayakan dalam penambangan batubara. Kajian teknis penambangan batubara menghasilkan parameter dasar yang melandasi perhitungan nilai-nilai investasi dari proyek tersebut, seperti :  Jumlah cadangan batubara tertambang (mineable reserve);  Kapasitas produksi batubara;  Jenis dan jumlah peralatan utama operasi penambangan;  Jenis dan jumlah peralatan pendukung;  Infrastuktur dalam dan luar tambang;  Segmen pasar batubara;  Harga jual batubara, dan lain-lain. 2.2. Menghitung Proyeksi Pendapatan (Revenue) Perhitungan proyeksi pendapatan (revenue) adalah perkiraan dana yang masuk atau diterima oleh PT. ANU sebagai hasil penjualan (sales) produksi batubara yang dihasilkan sesuai dengan skenario produksi dan harga batubara yang direncanakan. 2.3. Menghitung Ongkos Produksi (Production Cost) Perhitungan ongkos produksi (production cost) adalah perkiraan dana yang dikeluarkan PT. ANU sebagai akibat dari kegiatan operasi untuk menghasilkan produk batubara bersih yang siap dijual ke pasar. Dalam kegiatan memproduksi batubara bersih sampai siap menjualnya ada keterkaitan dengan kegiatan operasi utama atau kegiatan yang sifatnya mendukung kegiatan produksi. Untuk itu, beberapa komponen biaya operasi yang perlu dimasukkan dalam perhitungan ongkos produksi yaitu antara lain : a) Ongkos operasi penambangan batubara, yang terdiri dari :  Ongkos pengupasan dan pemindahan top soil;  Ongkos penggalian dan pemindahan overburden;  Ongkos penggalian dan pemindahan batubara;  Ongkos operasi pendukung penambangan (mining suport);  Ongkos overhead operasi penambangan. b) Ongkos operasi pengolahan batubara, yang terdiri dari :  Ongkos pemindahan batubara dari raw coal stockpile ke crushing plant;  Ongkos proses pengolahan batubara di crushing plant;  Ongkos operasi pendukung pengolahan (crushing plant support);  Ongkos overhead operasi pengolahan. PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 2
  • 3. Equity Borrowed Capital Capital CASH FLOW Sales $ Operating Cost Gross Profit Depreciation Amortization Taxable Income INCOME TAX NET PROFIT GAMBAR 11.1. DIAGRAM ALIR PADA ALIRAN KAS (CASH FLOW) PROYEK PENAMBANGAN BATUBARA PT. ANU PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 3 PT. ANU WORKING CAPITA L DIRECT INVESTMENTS OPERATIONS
  • 4. 2.4. Menghitung Biaya Investasi Perhitungan biaya investasi adalah meliputi dana yang dikeluarkan PT. ANU sebagai akibat realisasi kegiatan dalam masa pra penambangan yang mencakup kegiatan studi eksplorasi, studi kelayakan, studi AMDAL, biaya ganti rugi lahan, biaya persiapan pengembangan daerah (development), biaya konstruksi infrastruktur baru, pembelian atau pengadaan peralatan, dan lain-lain sampai kegiatan proyek penambangan batubara tersebut siap dilakukan. Untuk memudahkan dalam melakukan perhitungan, maka biaya-biaya investasi ini dikelompokan menjadi : a) Biaya investasi peralatan, yang terdiri atas :  Investasi peralatan pengupasan tanah penutup;  Investasi peralatan operasi penambangan;  Investasi peralatan pendukung operasi penambangan;  Investasi peralatan operasi pengolahan;  Investasi peralatan lain-lain. b) Biaya investasi eksplorasi, yang terdiri atas :  Biaya Ijin Prinsip;  Biaya pemboran dan eksplorasi;  Biaya studi kelayakan;  Biaya studi AMDAL. c) Biaya investasi pengembangan (development), yang terdiri atas biaya konstruksi infrastruktur baru meliputi : jalan, kantor, perumahan, bengkel, gudang, stockpile, crushing plant, dan lain-lain. d) Biaya investasi penggantian (replacement), yaitu biaya ganti rugi lahan tambang; prasarana tambang, dan sebagainya. e) Biaya modal kerja (working capital) Modal kerja (working capital) adalah dana yang dikeluarkan PT. ANU sebagai akibat keharusan pemenuhan biaya operasi penambangan sebelum diproduksi dan dijual produk batubaranya. 2.5. Membuat Model Cash Flow Model analisis yang digunakan untuk mengkaji kelayakan finansial investasi proyek penambangan batubara adalah model aliran kas (cash-flow) proyek selama produksi penambangan batubara dilakukan yaitu selama 13 tahun. Aliran kas tersebut dikelompokkan menjadi aliran kas pada titik awal proyek, selama tahap operasional dan pada tahap akhir proyek. Dalam perhitungan aliran kas ini juga memasukkan faktor perhitungan depresiasi, amortisasi, pengembalian cicilan pokok dan bunga pinjaman dana investasi, faktor ekshalasi, dan lain-lain. 2.6. Menghitung Depresiasi dan Amortisasi PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 4
  • 5. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun aliran kas tersebut adalah depresiasi dan amortisasi. Depresiasi dan amortisasi bukanlah pengeluran kas tetapi suatu metode perhitungan akutansi yang bermaksud membebankan biaya perolehan asset berwujud dan asset tidak berwujud dengan mendistribusikan selama periode tertentu, dimana asset tersebut masih berfungsi. Menurut peraturan, depresiasi dan amortisasi dianggap sebagi suatu pengeluaran yang dapat dipotong dari bagian yang akan dikenakan pajak. Untuk itu, maka perlu diupayakan untuk mendepresiasikan asset dalam periode sesingkat mungkin dan diizinkan oleh peraturan yang ada. Dengan upaya itu, maka diharapkan akan mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar pada tahun-tahun awal operasi, sehingga dapat meningkatkan aliran kas masuk dan mempercepat pengembalian (recovery) biaya perolehan asset. Dari beberapa metode depresiasi yang ada tersebut dipilih metode depresiasi garis lurus (straight line depreciation) yaitu dengan melakukan depresiasi merata sepanjang periode asset masih berfungsi. Dalam melakukan perhitungan depresiasi terlebih dahulu perlu diketahui hal- hal sebagai berikut : a. Basis atau biaya pertama Biaya ini adalah nilai yang sesuai dengan prosedur pajak untuk suatu asset tertentu. Umumnya terdiri dari harga perolehan ditambah dengan pengeluaran yang dikapitalkan. Misalnya : biaya pengangkutan dan pemasangan alat sampai siap pakai. b. Periode recovery Periode recovery atau umur depresiasi adalah masa di mana asset diperkirakan masih dapat beroperasi pada tingkat efisiensi yang diharapkan. Setelah masa umur itu, asset dihapuskan dalam perhitungan akutansi tetapi mungkin saja aset tersebut masih laku dijual di pasar bebas. c. Kecepatan atau laju depresiasi Adalah jumlah (dalam %) dari suatu asset yang harus didepresiasikan atau dikeluarkan dari nilai buku perusahaan per tahun. d. Nilai Sisa atau salvage value Adalah nilai penjualan aset pada akhir umur depresiasi. Umumnya untuk memudahkan perhitungan nilai sisa dianggap nol, tetapi bila kemudian asset pada akhir umur depresiasi masih laku terjual maka pajak penjualan yang bersangkutan harus diperhitungkan. Dalam beberapa hal, saat membuat perkiraan aliran kas diasumsikan bahwa asset tersebut pada saat dihapus ternyata masih memiliki nilai sisa (salvage value). Dalam hal ini aturan dasar yang menentukan nilai dan waktu PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 5
  • 6. depresiasi tidak berkurang dengan adanya perkiraan nilai sisa. Hanya saja perlu diperhatikan bila ternyata asset tersebut mempunyai realistis harga penjualan lebih tinggi dari nilai buku, maka selisihnya harus dikenakan pajak sesuai besarnya persentase pajak pendapatan perusahaan tersebut. Namun bila harga penjualannya lebih rendah akan berakibat adanya penghematan pajak. Dalam metode depresiasi garis lurus, bila nilai sisa dianggap nol, maka depresiasi per tahun dari suatu asset dirumuskan sebagai berikut : Depresiasi = [Nilai depresiasi awal/Umur depresiasi (th)] = [(Biaya perolehan + Biaya pakai)/Umur depresiasi (th)] 2.7. Menyusun Kriteria Penilaian Finansial Kaidah pokok yang digunakan dalam perhitungan biaya dan analisis keuangan ini mengacu pada konsep ekuivalen, yang pada dasarnya memberikan bobot parameter waktu terhadap nilai uang yang diinvestasikan, seperti suku bunga (interest) dan laju pengembalian (rate of return). Pemahaman konsep ekuivalen ini diperlukan pemahaman sebelum lebih lanjut melakukan penyusunan kriteria penilaian finansial. Kriteria penilaian finansial merupakan alat bantu bagi manajemen untuk membandingkan dan memilih alternatif investasi yang akan dilakukan. Ada beberapa macam kriteria penilaian finansial yang dianggap baku, yang mana diantaranya memperhitungkan konsep ekuivalen seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR). Sedangkan kriteria penilaian yang tidak memperhitungkan konsep ekuivalen yang digunakan adalah metode periode pengembalian (Payback Period). 2.7.1. Nilai Sekarang Bersih (NPV) Kriteria nilai sekarang bersih (net present value) didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh aliran kas (cash flow) ke nilai sekarang (present value). Dengan mendiskontokan semua aliran kas masuk (cah inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow) selama umur proyek (investasi) ke nilai sekarang, kemudian menghitung nilai sekarang bersih dengan memakai dasar yang sama, yaitu harga saat ini. Dengan demikian dalam kriteria penilai NPV memperhatikan dua hal sekaligus, yaitu faktor nilai waktu dari uang dan selisih besarnya aliran kas masuk dan kas keluar. Dengan kata lain NPV dapat menunjukan jumlah (lumpsum) dengan arus diskonto tertentu dan memberikan berapa besar uang pada saat ini. Pada aliran kas proyek investasi penambangan batubara, untuk memperhitungkan NPV yang akan dikaji yaitu meliputi seluruh aspek penerimaan kas dan seluruh aspek pengeluaran kas, yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut : PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 6
  • 7. ( ) ( )∑∑ == + − + = n 0t t n 0t t i1 (Co)t i1 (C)t NPV dimana : NPV = nilai sekarang bersih; (C)t = aliran kas masuk tahun ke-t; (Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t; n = umur investasi (tahun); i = arus pengembalian (rate of return); t = tahun. Dengan menggunakan kriteria penilaian NPV dalam analisis finansial ini akan diperoleh beberapa kelebihan, yaitu :  Telah memasukkan faktor nilai waktu dari uang;  Telah mempertimbangkan semua aspek aliran kas proyek;  Dilakukan perhitungan besaran absolut (bukan relatif). 2.7.2. Laju Pengembalian Internal (Internal Rate of Return/IRR) Merupakan kriteria penilaian lain yang digunakan dalam analisis finansial dengan tujuan untuk menjelaskan apakah rencana proyek investasi penambangan batubara yang dilakukan PT. ANU cukup menarik bila dilihat dari laju pengembalian yang telah ditentukan. Laju pengembalian internal adalah laju pengembalian yang menghasilkan NPV aliran kas masuk sama dengan NPV aliran kas keluar. Pada metoda NPV, analisis dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu besarnya laju pengembalian (diskonto(i)), kemudian dihitung nilai sekarang bersih (NPV) dari aliran kas keluar dan aliran kas masuk. Besarnya IRR atau laju pengembalian (diskonto(i)) yang dicari adalah yang memberikan kondisi NPV = 0 Pengertian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut : ( ) ( )∑∑ == + = + n 0t t n 0t t i1 (Co)t i1 (C)t dimana: (C)t = aliran kas masuk tahun ke-t; (Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t; i = arus pengembalian (diskonto); n = umur investasi; t = tahun. Karena aliran kas keluar proyek umumnya merupakan biaya pertama (Cf) maka persamaan di atas disederhanakan menjadi : PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 7
  • 8. ( ) 0(Cf) i1 (C)tn 0t t =− + ∑= Dalam melakukan analisis investasi dengan IRR ini ditentukan aturan sebagai berikut :  IRR > (lebih besar) daripada laju pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of return - ROR), maka proyek investasi diterima.  IRR < (lebih kecil) daripada laju pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of return - ROR), maka proyek investasi ditolak. 2.7.3. Periode Pengembalian (Payback Period) Yang dimaksud dengan periode pengembalian atau payback period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, dihitung dari aliran kas bersih. Aliran kas bersih adalah selisih pendapatan (revenue) terhadap pengeluran (expenses) per tahun. Dalam melakukan analisis periode pengembalian juga dapat dimasukkan faktor-faktor seperti modal kerja, depresiasi, dan atau pajak. Hal ini akan menghasilkan angka yang lebih realistis. Tetapi banyak pihak berpendapat bahwa langkah demikian akan mengurangi kesederhanaan dan kemudahan periode pengembalian sebagai alat analisis pendahuluan. Keuntungan dari metoda pay-back period ini adalah :  Sederhana, menghitungnya tidak sulit, dan memberikan pengertian yang mudah tentang waktu pengembalian modal (capital recovery);  Bagi proyek yang memiliki resiko makin lama makin tinggi, atau proyek yang peka terhadap masalah likuidasi pada masa awal investasi, dengan mengetahui kapan pengembalian modal selesai, akan amat membantu untuk memutuskan disetujui tidaknya proyek tersebut. Jadi berlaku seperti indeks bagi investor;  Investasi yang menghasilkan produk dengan model yang relatif cepat berubah atau usang. Perlu diketahui kapan dicapai periode pengembalian. Adapun keterbatasan dari metode ini adalah :  Tidak memberikan gambaran bagaimana situasi aliran kas sesudah periode pengembalian selesai;  Tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang, berarti tidak mengikuti prinsip dasar analisis aspek ekonomi-finansial dalam mengkaji kelayakan suatu proyek (investasi);  Tidak memberikan indikasi profitabilitas dari unit usaha hasil proyek. Meskipun banyak kelemahan, tetapi dalam kenyataannya periode pengembalian masih digunakan secara luas, terutama disebabkan oleh PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 8
  • 9. perhitungannya yang mudah dan cepat untuk menggali informasi perihal resiko, yang kebanyakan investor akan segera mendapatkan jawabannya. Kriteria ini memberikan indikasi atau petunjuk bahwa proyek investasi dengan periode pengembalian yang lebih cepat akan lebih dipilih. Dalam memakai kriteria ini perusahaan yang bersangkutan perlu menentukan batasan maksimum waktu pengembalian, berarti lewat waktu tersebut proyek investasi tidak dipertimbangkan. Untuk pengembalian keputusan pada suatu proyek investasi, dilakukan perbandingan antara payback period maksimum yang ditetapkan dengan payback period investasi yang akan dilaksanakan. Apabila payback period investasi yang akan dilaksanakan lebih singkat waktunya dibanding payback maksimum yang akan disyaratkan, maka investasi itu akan dilaksanakan, tetapi sebelumnya apabila lebih lama waktunya dibanding payback maksimum yang disyaratkan maka investasi itu akan ditolak. Dengan demikian dalam penyusunan penilaian analisis keuangan pada investasi proyek penambangan batubara yang dilakukan PT. ANU, ditentukan kriteria penilaian sebagai berikut :  Payback Period;  Net Present Value (NPV);  Internal Rate of Return (IRR). 2.7.4. Melakukan Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis) Kajian aspek teknis dan aspek pemasaran dalam kelayakan investasi proyek penambangan batubara dibuat berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi-asumsi ini disusun dengan mempertimbangkan banyaknya faktor ketidak pastian situasi dan kondisi di masa yang akan datang (11 tahun ke depan). Asumsi yang digunakan, dipilih dari alternatif-alternatif yang dianggap paling baik menurut data dan perhitungan yang ada. Analisis sensitifitas bertujuan untuk mengkaji sejauh mana perubahan parameter dalam aspek finansial-ekonomi berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih. Di sini akan terlihat, sensitif atau tidaknya keputusan yang diambil terhadap perubahan parameter tertentu. Bila parameter tertentu berubah dengan variasi yang relatif besar, tetapi tidak berakibat terhadap keputusan, maka dikatakan keputusan itu tidak sensitif terhadap unsur yang dimaksud. Sebaliknya, apabila terjadi perubahan kecil saja pada suatu parameter, dan ternyata mengakibatkan perubahan pada keputusan yang diambil, maka dikatakan keputusan tersebut sensitif terhadap parameter. Dengan memahami arti sensitifitas di atas, maka kita dapat memilih parameter-parameter mana yang perlu dilakukan analisis sensitifitas sebelum diambil keputusan akhir. 3. Implementasi Investasi dan Analisis Keuangan PT. ANU. PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 9
  • 10. Di dalam implementasi investasi dan analisis keuangan PT. ANU ini menggunakan asumsi nilai tukar Rupiah terhadap US$ sebesar Rp. 10.000,00 per US$ ditambah dengan biaya kontingensi sebesar 10% sebagai antisipasi kenaikan biaya-biaya investasi di masa yang akan datang selama umur penambangan (13 tahun). 3.1. Perhitungan Biaya Investasi Yang termasuk dalam perhitungan biaya investasi adalah penjumlahan dari biaya-biaya untuk investasi peralatan utama untuk penambangan batubara dan peralatan pendukung, investasi selama kegiatan pra-penambangan, investasi untuk kegiatan pengembangan (development), investasi untuk penggantian (replacement), dan biaya produksi selama 6 bulan pertama masa penambangan. 3.1.1. Biaya Investasi Peralatan Perhitungan biaya dan jadwal investasi peralatan pengolahan didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain :  Daftar kebutuhan peralatan (jumlah, spesifikasi teknis, dan waktu) disesuaikan dengan jadwal produksi batubara (lihat Tabel 11-1);  Jadwal pembelian peralatan sesuai kebutuhan dengan mempertimbang- kan umur alat masing-masing (lihat Tabel 11-2);  Jadwal penggunaan anggaran untuk pembelian peralatan berdasarkan harga perolehan (lihat Tabel 11-3). 3.1.2. Biaya Investasi Pengurusan Ijin Prinsip Yang dimaksud dengan Biaya Pengurusan Ijin Prinsip adalah biaya yang dikeluarkan untuk :  Biaya Jasa Pelayanan Informasi (Pencetakan peta), sebesar Rp. 10.000.000,00  Uang Jaminan Kesungguhan sebesar Rp. 100.000.000,00 Total investasi untuk Pengurusan Ijin Prinsip adalah : US$ 101,000.00. 3.1.3. Biaya Investasi Pra-penambangan Biaya investasi pra-penambangan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung kegiatan-kegiatan selama masa pra-penambangan, yang mencakup biaya pemboran dan eksplorasi, biaya studi kelayakan, dan biaya AMDAL. Sehingga total biaya investasi pra-penambangan sebesar 4,050,000 US$. Perhitungan biaya investasi pra-penambangan didasarkan pada informasi yang diberikan PT. ANU seperti terlihat pada Tabel 11-4. 3.1.4. Biaya Investasi Pengembangan (Development) PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 10
  • 11. Biaya investasi untuk pengembangan adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pembangunan infrastruktur tambang selama masa konstruksi yang mencakup :  Pembangunan kantor tambang dan fasilitasnya (listrik, air, komunikasi dan lain-lain);  Pembangunan bengkel dan gudang serta fasilitasnya;  Pembangunan crushing plant dan fasilitasnya;  Pembangunan perumahan karyawan dan fasilitasnya. Perhitungan biaya investasi untuk pengembangan selama masa konstruksi didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain :  Daftar kebutuhan infrastruktur dan fasilitasnya mencakup jumlah dan spesifikasi teknis;  Jadwal pembangunan infrastruktur disesuaikan dengan jadwal dan rencana produksi batubara. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rekapitulasi nilai investasi pengembangan (infrastruktur) selama 13 tahun sebesar US$ 1,430,581.25 dan dapat dilihat pada Tabel 11-4. 3.1.5. Biaya Investasi Penggantian (Replacement) Biaya investasi untuk penggantian adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan ganti rugi kepada daerah atau masyarakat karena pemakaian lahan dan atau tanaman yang ada diatasnya. Perhitungan biaya ganti rugi didasarkan pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah dan informasi yang diberikan PT. ANU sebesar Rp. 3.000.000,00 per hektar atau US$ 300.00 per hektar yang terdiri dari biaya ganti rugi areal penambangan seluas 3.094 hektar, jumlah luas tersebut sudah termasuk areal lahan penambangan dan penimbunan. Adapun biaya ganti rugi lahan yang dikeluarkan oleh PT. ANU dengan mempertimbangkan antara lain jadwal penambangan atau pembukaan tambang yang disesuaikan dengan jadwal dan rencana produksi. Berdasarkan pertimbangan di atas maka nilai investasi ganti rugi yang dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 11-4. 3.2. Biaya Modal Kerja (Working Capital) Biaya modal kerja adalah biaya yang harus disediakan PT. ANU untuk memenuhi kebutuhan biaya produksi penambangan, sampai dengan masa perusahaan bisa memperoleh pendapatan dari hasil penjualan batubara sehingga mampu membiayai produksinya sendiri (diperkirakan selama 6 bulan produksi). Berdasarkan pengertian di atas, maka modal kerja yang dibutuhkan untuk proyek penambangan batubara, dihitung dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti : PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 11
  • 12.  Upah tenaga kerja tetap dan tidak tetap pada tahun pertama dan;  Biaya Operasi Alat. Dengan demikian rekapitulasi besarnya modal kerja yang dibutuhkan untuk proyek penambangan batubara yang dilakukan PT. ANU sebesar US$ 7,708,856.96 lihat Tabel 11-4. 3.3. Sumber Dana 3.3.1. Kebijakan Sumber Dana Kebutuhan dana untuk investasi pada proyek penambangan batubara PT. ANU sebesar US& 27,755,218.89. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut di dapatkan dari :  Hutang/Pinjaman dari bank;  Modal sendiri (ekuitas). Perbandingan antara hutang dan ekuitas (H:E) diharapkan menghasilkan struktur modal yang optimal bagi pelaksanaan proyek penambangan PT. ANU dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian secara umum dan keuangan perusahaan saat ini. Dengan mempertimbangkan keberadaan PT. ANU sebagai salah satu kontraktor batubara yang telah mampu melakukan kegiatan produksi dan kegiatan pemasaran batubara ekspor serta dengan mempertimbangkan kondisi nilai tukar mata uang Dollar yang sangat menguntungkan bagi kegiatan-kegiatan yang berorientasi ekspor, selain itu ditunjang dengan kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mendorong dan mendukung kegiatan ekspor, maka prospek industri batubara di Indonesia sangat menjanjikan keuntungan besar. Dengan pertimbangan di atas, maka perbandingan antara hutang dan ekuitas untuk mendanai proyek investasi penambangan batubara yang dilakukan PT. ANU masih dapat diharapkan komposisinya adalah 60% hutang dan 40% ekuitas. Peminjaman modal dari bank ini dilakukan pada tahap awal dan bank membebankan bunga pinjaman sebesar 17% per tahun. Pembayaran kembali hutang pokok berikut bunga diatur sebagai berikut :  Kredit investasi dari bank dilakukan diawal investasi dan dikembalikan dalam jangka waktu 13 tahun, cicilan dilakukan mulai tahun pertama setelah masa persiapan;  Total pembayaran cicilan bersifat tetap, dan bunga diperhitungkan dari sisa pinjaman (cicilan pokok menurun sesuai dengan waktu). Skenario pola pengembalian pinjaman yang dilakukan oleh PT. ANU dapat dilihat pada Tabel 11-5. 3.4. Analisis Kelayakan 3.4.1. Biaya Produksi PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 12
  • 13. Biaya produksi (production cost) adalah besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk membiayai semua kegiatan produksi penambangan batubara PT. ANU hingga siap untuk dijual. Biaya produksi ini mencakup biaya produksi langsung maupun tidak langsung. Biaya produksi langsung digunakan untuk membiayai semua kegiatan yang langsung berhubungan dengan operasi untuk menghasilkan produk batubara, sedangkan biaya tidak langsung digunakan untuk membiaya semua kegiatan yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Penambangan batubara yang dilakukan oleh PT. ANU direncanakan sebesar 4 juta ton per tahun dimana pada awal tahun diperkirakan dapat memproduksi 1 juta ton, tahun kedua 1,5 juta ton, tahun ketiga 2,5 juta ton, tahun keempat 3 juta ton dan pada tahun kelima dan seterusnya hingga tahun ke-13 dapat memproduksi 4 juta ton. Untuk memproduksi batubara tersebut dibagi dalam dua lokasi yaitu di Blok Sungai Merdeka dan Blok Argosari. Pada lokasi penambangan Blok Sungai Merdeka pengangkutan batubara menuju terminal batubara (FOBV) yaitu di Teluk Balikpapan harus melalui jalan darat dan air, jalan darat menggunakan dump truck sedangkan di perairan menggunakan tongkang dengan biaya pengangkutan ditetapkan sebesar 1,5 US$ per ton. Pada lokasi penambangan di Argosari pengankutan batubara menuju kapal selain menggunakan dump truck juga menggunakan operasi ban berjalan (conveyor belt) sepanjang lebih kurang 2 Km. Biaya operasi conveyor belt ditetapkan sebesar 0,1 US$ per ton. Biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi batubara ini akan mencakup biaya operasi penambangan, biaya operasi pengolahan dan biaya operasi pengangkutan. 3.4.2. Biaya Operasi Penambangan Biaya operasi penambangan batubara, terdiri dari :  Biaya pembersihan lahan;  Biaya penggalian dan pemindahan tanah penutup;  Biaya penggalian dan pemindahan batubara;  Biaya operasi pendukung penambangan (mine support);  Biaya overhead operasi penambangan. Untuk menghitung biaya operasi penambangan pada satu periode produksi maka beberapa aspek yang menjadi pertimbangan adalah :  Target produksi yang direncanakan (produksi batubara dalam ton dan tanah penutup dalam BCM);  Peralatan utama penambangan yang dioperasikan (jenis dan jumlahnya, spesifikasi teknis, jam kerja operasi, nilai ekonomis alat);  Peralatan pendukung penambangan yang dioperasikan (jenis dan jumlahnya, spesifikasi teknis, jam kerja operasi, nilai ekonomis alat);  Sumberdaya Manusia untuk melakukan operasi (kualifikasi, jumlah, standar gaji); PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 13
  • 14. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, maka biaya operasi penambangan dihitung dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut :  Mining cost yang terdiri dari stripping cost, getting coal cost, coal processing cost, dan mine support operating cost ;  Operating cost = owning cost peralatan + operating cost peralatan + upah tenaga kerja;  Owning cost peralatan berhubungan dengan biaya pengadaan yang dikeluarkan sebelum peralatan tersebut digunakan yang terdiri dari biaya depresiasi, bunga, pajak dan asuransi;  Operating cost peralatan merupakan fungsi dari beberapa parameter yaitu, antara lain : biaya perawatan dan perbaikan peralatan, pemakaian bahan bakar, pelumas, filter, penggantian ban, dan penggantian suku cadang;  Upah tenaga kerja mengacu kepada standar gaji/upah tenaga kerja langsung. Setelah melakukan pendekatan seperti di atas maka biaya produksi (coal production cost) terdiri dari biaya operasi penambangan langsung (stripping cost, getting coal cost, coal processing cost, hauling coal cost dan mine support operating cost), ditambah biaya operasi penambangan tidak langsung yang terdiri dari biaya penataan kembali lahan (reklamasi) sebesar US$ 30,000.00, biaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebesar US$ 15,000, dan biaya pengembangan masyarakat disekitar area pertambangan (community development) sebesar US$ 21,802.33 per tahun.. 3.4.3. Biaya Umum dan Administrasi Yang dimaksud dengan biaya umum dan administrasi adalah besarnya dana yang harus dikeluarkan PT. ANU untuk membiayai semua kegiatan di luar operasi produksi. Biaya umum dan administrasi ini mencakup biaya untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan seperti :  Administrasi perkantoran (kantor pusat, kantor unit);  Administrasi personil (gaji, perjalanan dinas, makan);  Administrasi pemerliharaan infrastruktur;  Administrasi pemasaran. Biaya Administrasi Umum yang dikeluarkan tiap tahun oleh PT. ANU sebesar US$ 937,300.00 (lihat pada Tabel 11-16). 3.4.4. Pendapatan Penjualan Pendapatan dari penjualan (sales revenue) pada suatu periode adalah besarnya dana yang diterima PT. ANU dari hasil penjualan batubara bersih pada periode itu berdasarkan harga pasar yang berlaku saat itu. PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 14
  • 15. Dalam sistem pemasaran batubara, PT. ANU melakukan 2 (dua) sistem pemasaran batubara antara lain ekspor dan domestik dengan rasio pemasaran 80% : 20%. Harga jual batubara untuk ekspor sebesar US$ 29.00 per ton (FOB di atas kapal di dermaga Muara Jawa) dan harga jual batubara untuk domestik sebesar Rp. 210.000,00 atau US$ 21.00 per ton (FOBV). 3.4.5. Pembayaran Royalti Kepada Pemerintah Dari jumlah produksi batubara yang dihasilkan oleh PT. ANU, Pemerintah berhak menerima 13,5% per ton-nya yaitu sebagai royalty, secara tunai atas harga batubara di stockpile product. Penyerahan royalti kepada pemerintah tersebut merupakan bentuk kewajiban PT. ANU kepada negara (yang sudah disepakati dalam kontrak PKP2B), yang selanjutnya akan digunakan oleh pemerintah untuk :  Biaya pengembangan batubara;  Biaya inventarisasi sumberdaya batubara;  Biaya pengawasan pengelolaan lingkungan dan keselamatan kerja pertambangan. 3.4.6. Depresiasi dan Amortisasi Depresiasi dan amortisasi bukanlah pengeluaran kas, tetapi suatu metode perhitungan akutansi yang bermaksud membebankan biaya perolehan aktiva tetap atau aset berwujud dan asset tidak berwujud, dengan menyebar selama periode tertentu, dimana aset tersebut masih berfungsi. Dalam menghitung depresiasi digunakan beberapa pendekatan :  Metode depresiasi yang ada dipilih metode depresiasi garis lurus (straight line depreciation), yang melakukan depresiasi merata sepanjang periode aset masih berfungsi;  Basis atau biaya pertama yang digunakan sebagai dasar depresiasi adalah harga perolehan ditambah biaya pengangkutan dan pemasangan alat sampai siap pakai;  Periode recovery atau umur depresiasi dari alat yang didepresiasikan, bervariasi tergantung dari jenis alat;  Sampai dengan akhir umur alat, setiap aset didepresiasikan sebesar 20%. Berdasarkan hal tersebut, maka besarnya depresiasi dan amortisasi selama masa produksi dapat dilihat pada 3.4.7. Pajak dan Iuran Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah kepada PT. ANU selaku kontraktor batubara, maka PT. ANU memiliki kewajiban PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 15
  • 16. membayar pajak kepada pemerintah. Kewajiban pajak yang harus dipenuhi oleh PT. ANU meliputi : 3.4.7.1. Iuran Tetap untuk Wilayah KP PT. ANU harus membayar dalam Rupiah (Rp) atau dalam satuan mata uang lain (US$) yang telah disetujui bersama sejumlah uang sebagai iuran tetap setiap tahunnya yang akan dihitung menurut jumlah hektar yang termasuk dalam wilayah PKP2B yaitu sekitar 2.832 hektar. Besarnya iuran tetap yang harus dibayarkan PT. ANU mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini, PT. ANU diwajibkan membayar iuran tetap sebesar US$ 12,000.00 per tahun. 3.4.7.2. Iuran Eksploitasi/Iuran Produksi PT. ANU tidak perlu membayar lagi iuran eksploitasi atau iuran produksi atas batubara yang diproduksinya, karena iuran tersebut sudah termasuk dalam bagian pemerintah yang 13.5% dari batubara yang diproduksi PT. ANU. Selanjutnya untuk percobaan produksi (trial production) sebanyak 100.000 ton batubara yang dilakukan sebelum ataupun sesudah kegiatan penyusunan studi kelayakan, pengaturan pembayaran iuran produksi tersebut didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2000. 3.4.7.3. Pajak Penghasilan Perusahaan PT. ANU harus membayar pajak penghasilan atas penghasilan yang diterimanya. Penghasilan ini adalah setiap tambahan kamampuan ekonomis yang diterimanya, baik yang berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Besarnya pajak penghasilan yang dibayarkan oleh PT. ANU mengacu pada Undang-undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan Pasal 17 B sebagai berikut :  10% untuk penghasilan kena pajak sampai dengan Rp. 50.000.000,00;  15% untuk penghasilan kena pajak lebih dari Rp. 50.000.000,00 sampai dengan Rp. 100.000.000,00;  30% untuk penghasilan kena pajak lebih dari Rp. 100.000.000,00. 3.4.7.4. Bea Masuk Atas Barang Impor PT. ANU dibebaskan pada kewajiban pembayaran bea masuk atas impor barang-barang modal, peralatan dan mesin berdasarkan Undang- undang No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan fasilitas kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagaimana yang ditentukan dalam Undang- undang No. 6 Tahun 1968. PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 16
  • 17. 3.4.7.5. Pajak Bumi dan Bangunan PT. ANU harus membayar dalam Rupiah (Rp) atau dalam satuan mata uang lain (US$) yang telah disetujui bersama sejumlah uang sebagai pajak bumi dan bangunan (PBB) setiap tahunnya yang akan dihitung untuk wilayah PKP2B, dan pemanfaatan tanah dan bangunan dimana PT. ANU mendirikan fasilitas operasi penambangan.  Besarnya PBB yang harus dibayarkan PT. ANU ditetapkan sebesar Rp 100.000.000,- per tahun 3.4.7.6. Bea, Pungutan dan Pajak Daerah PT. ANU harus membayar pungutan-pungutan, pajak-pajak pembebanan-pembebanan dan bea-bea yang dikenakan oleh pemerintah daerah yang disetujui oleh pemerintah pusat sesuai dengan Undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku dengan tarif dan dihitung sedemikian rupa sehingga tidak lebih besar dari jumlah yang dihitung berdasarkan Undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku. 3.4.8. Aliran Kas (Cash Flow) Pengertian kas dalam rencana investasi proyek penambangan batubara PT. ANU adalah nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan yang dalam jangka dekat dapat dipakai sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial dan mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kas untuk kegiatan penambangan batubara ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan :  Pembiayaan proses produksi batubara bersih;  Pembaharuan barang-barang aktiva tetap pada kegiatan investasi;  Pembayaran cicilan dan bunga pinjaman, aneka pajak, iuran, pungutan, dan lain-lain. Selama umur investasi proyek penambangan batubara (13 tahun), maka akan terjadi aliran kas (cash flow) bagi PT. ANU. Aliran kas ini akan terjadi dari aliran kas masuk (cash flow) dan aliran kas keluar (cash outflow). Besarnya aliran kas masuk ini bagi PT. ANU akan sangat ditentukan oleh beberapa faktor di bawah ini :  Laba bersih yang diterima perusahaan baik untung atau rugi;  Pinjaman utang dari bank untuk investasi (60%);  Penanaman modal investasi dari perusahaan sendiri (40%) atau dari pemegang saham, dan lain-lain. Sedangkan laba bersih yang diterima perusahaan merupakan fungsi dari pendapatan yang diterima dan biaya yang harus dikeluarkan PT. ANU PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 17
  • 18. pada kegiatan produksi batubara bersih. Selisih pendapatan dan biaya tersebut adalah laba bagi perusahaan. Komponen-komponen yang menentukan pendapatan perusahaan antara lain :  Nilai penjualan batubara bersih perusahaan;  Nilai pendapatan bunga atas simpanan di bank. Sedangkan komponen-komponen yang menentukan biaya perusahaan antara lain :  Biaya produksi batubara bersih sampai siap dijual;  Biaya umum dan administrasi;  Pembayaran bunga pinjaman ke bank;  Pembayaran pajak, iuran, dan biaya-biaya lain. Besarnya aliran kas keluar dipengaruhi beberapa komponen di bawah ini :  Pembayaran untuk biaya investasi dan modal kerja;  Pembayaran cicilan pokok atas pinjaman ke bank;  Pembayaran kembali investasi dari perusahaan sendiri, dan lain-lain. 3.4.9. Perhitungan Kriteria Penilaian Finansial 3.4.9.1. Net Present Value (NPV) Urutan-urutan yang dilakukan dalam perhitungan NPV pada proyek penambangan yang dilakukan PT. ANU adalah sebagai berikut :  Menghitung jumlah nilai sekarang bersih (present value) dari aliran kas proyek selama 13 tahun pada tingkat diskonto (discount rate) yang ditetapkan yaitu 8% per tahun;  Menghitung jumlah nilai sekarang bersih dari biaya investasi perusahaan selama 13 tahun dan modal kerja pada tingkat diskonto yang ditetapkan yaitu 8%. Hasil perhitungan ini disebut present value dari initial outlays (PV of Initial Outlays);  Menghitung selisih antara PV of Proceeds dengan PV of Initial Outlays yang hasilnya disebut nilai sekarang bersih atau Net Present Value (NPV). 3.4.9.2. Laju Pengembalian Internal (IRR) PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 18
  • 19. Laju pengembalian internal adalah laju pengembalian yang menghasilkan NPV aliran kas masuk = NPV aliran kas keluar. Penentuan laju pengembalian internal atau IRR ini dilakukan dengan cara coba-coba (trial and error). Pada metode NPV analisis dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu besarnya laju pengembalian (diskonto(i)) kemudian dihitung nilai sekarang bersih (NPV) dari aliran kas keluar dan aliran kas masuk. Besarnya IRR atau laju pengembalian (diskonto(i)) yang dicari adalah yang memberikan kondisi NPV = 0. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, laju pengembalian internal (IRR) tidak memberikan NPV = 0, yaitu sebesar 24,40%. Nilai laju pengembalian internal (IRR) sebesar 24,40% ini memberikan gambaran bahwa usulan investasi proyek penambangan batubara yang dilakukan PT. ANU pada tahun 2006-2018 sangat menarik untuk dilakukan dibandingkan dengan menyimpan modal di bank dengan laju pengembalian yang relatif kecil, yaitu 8%. Artinya, menanam modal investasi pada proyek penambangan batubara yang dilakukan PT. ANU akan menguntungkan dibandingkan dengan menanam modal di bank. 3.4.9.3. Waktu Pengembalian Modal (Payback Period) Payback period menunjukkan periode waktu yang digunakan untuk menutup kembali modal yang telah diinvestasikan dengan hasil yang akan diperoleh aliran kas bersih dari investasi tersebut. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan (lihat nilai sekarang bersih dari modal yang diinvestasikan termasuk modal kerja adalah sebesar US$ 60,461,937.42 (positif). Sedangkan berdasarkan perhitungan jumlah nilai sekarang bersih terhadap aliran kas bersih dari kegiatan investasi, ditemukan bahwa sampai dengan umur investasi 5 tahun 1 bulan, proyek sudah dapat mengembalikan seluruh modal investasinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usulan proyek investasi penambangan batubara PT. ANU yang akan dilakukan selama 13 tahun dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2018 memiliki masa payback period selama 5 tahun 1 bulan. Dengan mempertimbangkan masa payback period yang diperoleh, maka usulan proyek investasi penambangan batubara PT. ANU dapat diterima. 3.4.10. Analisis Kepekaan Dalam analisis kepekaan akan dikaji sejauh mana perubahan parameter biaya produksi dan harga jual batubara akan berpengaruh terhadap penilaian kelayakan yang dilakukan. Dalam hal ini akan dievaluasi PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 19
  • 20. sensitif atau tidaknya penilaian kelayakan yang sudah diputuskan terhadap perubahan parameter biaya produksi dan harga jual batubara. Untuk melihat sejauh mana kepekaan proyek ini, maka dilakukan percobaan dengan menaikkan biaya operasional dan dengan menurunkan harga jual secara bertahap yaitu sebesar 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%. Dari percobaan pada kedua kondisi tersebut ternyata proyek ini masih cukup layak dan dapat diterima (lihat Tabel 11.20). Tabel 11.20 CONTOH PERCOBAAN PERHITUNGAN ANALISIS KELAYAKAN RENCANA PENAMBANGAN BATUBARA PT. ANU Ketarangan Kenaikkan Biaya Produksi 2,5% 5% 7,5% 10% NPV 50,362,645,95 40,892,922.70 30,164,063.01 20,585,679.51 IRR 22,25% 19,70% 17,34% 14,46% PP 5 tahun 4 bulan 5 tahun 7 bulan 5 tahun 11 bulan 6 tahun 4 bulan Penurunan Harga Jual Batubara NPV 27,740,791.39 27,106,532.13 10,059,715.25 6,987,101.63 IRR 16,43% 16,15% 11,30% 5,35% PP 6 tahun 1 bulan 6 tahun 3 bulan 7 tahun 0 bulan 9 tahun 6 bulan Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, maka dapat dinyatakan bahwa proyek tidak peka terhadap kenaikan biaya produksi tetapi peka terhadap penurunan harga jual batubara. TUGAS : PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 20
  • 21. LENGKAPI CASH FLOW YANG ADA ANALISIS CASH FLOW DENGAN NPV DAN IRR PT. ANU Bab 11 - LAPORAN STUDI KELAYAKAN 2004 21