proses pembentukan karakter pada manusia berdasarkan pendekatan teori psikologi behavioristik, kognitif, dan social learning
1. Nama : Syafrina Maula Tsaniah
NIM : 1301412016
Rombel : 2
Mata Kuliah : Pendidikan Karakter
Pengampu : Dr. Awalya, M.Pd., Kons.
Edwindha P.N, S.Pd., Kons.
PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER PADA MANUSIA
BERDASARKAN PENDEKATAN TEORI PSIKOLOGI
BEHAVIORISTIK, KOGNITIF, DAN SOCIAL LEARNING (MELIPUTI
PROSES MENGETAHUI, MEMIKIRKAN, MELAKUKAN,
MEMBIASAKAN)
Proses pembentukan karakter meliputi proses mengetahui, memikirkan,
melakukan, dan membiasakan. Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan
untuk menganalisis proses pembentukan karakter ini. Teori tersebut diantaranya:
1. PENDEKATAN TEORI PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK
Pembentukan tingkah laku berdasakarkan pada pendekatan behavioristik
ini menekankan mengenai respon perilaku yang dapat diamati dan merupakan
penentu lingkungannya. Dengan kata lain, pendekatan ini dapat diukur karena
dapat dilihat dari perilaku atau interaksi dengan lingkungannya.
Ganjaran dan hukuman menentukan perilaku. Menurut Skinner (dalam
Wibowo), individu melakukan hal-hal baik dan positif bukan karena motivasi
mendalam untuk menjadi seseorang yang kompeten, akan tetapi lebih kepada
kondisi lingkungan yang dialami. Dengan begitu, pendekatan ini menekankan
pentingnya lingkungan dalam pembentukan perilaku seorang individu yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi karakter individu itu sendiri.
2. PENDEKATAN KOGNITIF
Menurut para psikolog kognitif, otak menjadi tempat yang mengandung
“pikiran” di mana kemungkinan proses-proses mental individu terjadi. Proses-
2. proses tersebut diantaranya 1) mengingat, 2) mengambil keputusan, 3)
merencanakan, 4) menentukan tujuan, dan 5) kratif.
Pendekatan kognitif menekankan pada proses-proses mental yang terlibat
dalam mengetahui bagaimana kita mengarahkan perhatian, mempersiapkan,
mengingat, berpikir, dan memecahkan masalah. Dalam pandangan pendekatan
kognitif ini, proses mental individu merupakan perilaku yang terkendali melalui
ingatan, persepsi, citra, dan berpikir.
3. PENDEKATAN TEORI BELAJAR SOSIAL (SOCIAL LEARNING
THEORY)
Teori belajar sosial atau social learning theory yang merupakan teori
miliki Albert Bandura ini mengemukakan bahwa 1) manusia dapat berfikir dan
mengatur tingkah lakunya sendiri, sehingga mereka bukan semata-mata budak
yang menjadi obyek pengaruh lingkungan. Sifat kausal atau sebab akibat bukan
dimiliki sendirian oleh lingkungan, karena orang dan lingkungan saling
mempengaruhi. 2) Aspek-aspek fungsi kepribadian melibatkan interaksi orang
tersebut dengan orang lain. Sehingga, teori kepribadian harus memperhitungkan
konteks sosial dimana tingkahlaku itu diperoleh dan dipelihara (Hertanti, 2013)
Pendekatan teori belajar sosial lebih ditekankan pada perlunya
conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan). Pendekatan belajar
sosial menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari
perkembangan anak-anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan
perkembangan anak-anak, faktor sosial dan kognitif.
Faktor pembentukan perilaku berdasarkan pendekatan ini adalah perhatian
(attention process), representasi melalui ingatan (representation process),
peniruan tingkah laku model (behavior production process), motivasi dan
penguatan (motivation and reinforcement process).
Dari pendekatan beberapa teori di atas, jelas terlihat behwa sebenarnya
setiap pendekatan tidak dapat berdiri sendiri. Meskipun memang dalam teori
belajar sosial atau social learning theory sudah lebih lengkap jika dibandingkan
dengan teori atau pendekatan yang lain. Dalam pembentukan perilaku individu, ia
3. berproses melalui mengetahui tentang suatu perilaku atau tindakan, yang
kemudian difikirkan, dan dilakukan sehingga menjadi sebuah kebiasaan. Jika
perilaku yang menjadi kebiasaan ini bersifat positif, maka akan menciptakan
karakter yang baik dalam diri individu tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika
perilaku yang menjadi kebiasaan tersebut bersifat negatif, maka akan menciptakan
karakter yang kurang baik bahkan buruk.
Contoh dari proses pembentukan perilaku dan kemudian menjadi karakter
melalui proses mengetahui, memikirkan, melakukan, dan membiasakan
berdasarkan pendekatan pada teori behavioristik, kognitif, dan belajar sosial
adalah sebagai berikut:
Si A lahir dalam keluarga yang berkecukupan. Di mana ayah dan ibunya
adalah seorang guru. Proses pembentukan karakter si A ini adalah dengan
pembiasaan kedua orang tuanya dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Jika
lingkungannya selalu memberikan dukungan dan hadiah atas keberhasilan si A,
maka ia akan menjadi pribadi yang akan terus melakukan hal positif tersebut.
Begitu pun jika ia melakukan kesalahan dan ia dihukum, maka ia akan terus
mengindari kesalahan untuk tidak dihukum. Jika ia sudah membiasakan dengan
hal-hal positif seperti ini, maka ia akan terus mengingat kejadian tersebut, muncul
sebuah persepsi dan citra pribadi yang kemudian si A dapat berfikir bahwa ia
dihukum karena salah, dan ia diberikan penghargaan atau hadiah karena ia telah
melakukan kebenaran atau kebaikan. Setelah mind set si A terbentuk dan ia
mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, maka ia hanya
membutuhkan penguatan, dorongan, dan motivasi untuk terus melakukan hal-hal
baik tersebut. Penguatan, dorongan dan motivasi ini dapat muncul dalam sebuah
model. Si A dapat menjadikan ayah dan ibunya sebagai model untuk bertingkah
laku. Jika ayah dan ibunya tidak memberikan contoh atau berperilaku baik sesuai
yang diajarkan, maka ia akan merasa bingung dan tidak mendapatkan penguatan
akan tingkah laku baik. Serta, ayah ibunya tidak dapat menjadi model yang baik
untuk si A. Padahal, model juga berpengaruh terhadap pembentukan perilaku atau
karakter.
4. Sumber:
Wibowo, Mungin Eddy. Buku Ajar Dasar-dasar Pemahaman Tingkah Laku.
Hertanti, Alfiramita. (2013). Teori Belajar Sosial Albert Bandura. diunduh pada
hari Sabtu, 05 April 2014. Tersedia di
(http://www.slideshare.net/alfiramitahertanti/teori-belajar-sosial-albert-
bandura).