Dokumen tersebut membahas tentang materi kuliah pembukuan bendahara, yang mencakup: (1) pendahuluan tentang dasar hukum, definisi, tugas dan manfaat pembukuan bendahara, (2) pokok pengaturan seperti hubungan bendahara dengan pengguna anggaran dan bendahara umum negara, penatausahaan kas, dan pembukuan, (3) pembukuan bendahara penerimaan dan pengeluaran.
2. MATERI KULIAH
I. PENDAHULUAN
II. POKOK PENGATURAN
III. PEMBUKUAN BENDAHARA
IV. DIAGRAM PEMBUKUAN BENDAHARA
V. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
VI. VERIFIKASI LPJ BNDAHARA
VII. KERUGIAN NEGARA
2
3. I
PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum
B. Pengertian,Tugas dan Kewajiban
Bendahara
C. Manfaat dan Tujuan Pembukuan
D. Perbedaan Konsepsi Lama/Baru
E. Ruang Lingkup
3
4. A. Dasar Hukum
• UU No. 1 Tahun 2004, Pasal 53 (1) menyatakan:
Bendahara bertanggungjawab secara fungsional atas
pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya
kepada Kuasa BUN.
• PP Nomor 8 Tahun 2006, Pasal 31 menyatakan:
Bendahara wajib menatausahakan dan menyusun
laporan pertanggungjawaban atas uang yang
dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBN;
Laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada
BUN
atau Kuasa BUN, Menteri/pimpinan
lembaga, dan BPK.
4
5. • PMK
No.73/MK.05/2008
ttg
Tatacara
Penatausahaan dan Penyusunan LPJ Bendahara
Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan
Kerja.
• Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan
LPJ Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/
Kantor/Satuan Kerja.
5
6. PENGERTIAN, TUGAS DAN FUNGSI
BENDAHARA
MENURUT UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 2004 Pasal 1
BENDAHARA : adalah setiap orang atau badan yang diberi
tugas untuk dan atas nama negara/daerah
menerima, menyimpan, membayar dan atau
mengeluarkan uang/srt berharga/barang-barang
milik negara/daerah.
BENDAHARA UMUM NEGARA (BUN) : adalah Men.Keuangan
KUASA BENDAHARA UMUM NEGARA, adalah :
1. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
( KPPN );
2. Bank-Bank Pemerintah;
3. PT. Pos Indonesia;
2 dan 3 ditetapkan oleh Menkeu utk melaks.
tugas KPPN rangka pelaksanaan penerimaan
dan pengeluaran anggaran negara.
7. BENDAHARA PENERIMAN & PENGELUARAN
UU NO.1 THN 2004 Psl.10
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran diangkat
oleh
Menteri/pimpinan
lembaga/
Gubernur/Bupati/
Walikota untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam
rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja pada
kantor/satuan
kerja
di
lingkungan
kementerian
negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah.
Jabatan Bendahara adalah pejabat fungsional dan tidak
boleh dirangkap oleh Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa
Bendahara Umum Negara.
Bendahara Pengeluaran dilarang melakukan kegiatan
perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa
atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan
/pekerjaan /penjualan tersebut.
7
11. P O L A HU B U N G AN D AN KE W E N AN G AN P E J AB AT
P E R B E N D AHAR AAN N E G AR A D AL AM U U P N
6 December 2004
Tkd - SPD 03
134
11
12. Bendahara Penerima Melaksanakan Fungsi
1. MENERIMA/MENAGIH
: PNBP hasil pungutan, penagihan dan
setoran dari debitur/terutang/wajib bayar.
2. MENYIMPAN
: pada rekening Bank Pemerintah/Giro Pos
a.n. Jabatan atau tunai di brankas.
3. MENYETOR
: ke Rekening Kas Negara dengan Surat
Setoran Bukan Pajak (SSBP)
4. MEMBUKUKAN
: mencatat semua penerimaan dan
penyetoran pada BKU dan BP terkait.
5. MEMPERTANGGUNGJAWABKAN : membuat laporan/pertanggungjawaban
PNBP dan menyampaikan laporan paling
lambat tgl. 10 bulan berikutnya.
Apabila ada kerugian negara maka Bend.
Penerima dapat dikenakan TP/TGR.
BENDAHARA PENGELUARAN Melaksanakan Fungsi :
1. Melaksanakan pembayaran atas beban anggaran belanja negara;
2. Pembukaan Rekening Bendahara pada Bank Pemerintah;
3. Bendahara Pengeluaran sbg Wajib Pungut Pajak;
4. Melaksanakan pembukuan
5. Mengajukan persetujuan dan penghapusan kekurangan uang dari
perhitungan bendahara dan peniadaan selisihantara Saldo Buku
dan Saldo Kas.
12
13. PEMBUKUAN KEUANGAN BENDAHARA
TERDIRI DUA BAGIAN, YAITU :
1.
PEMBUKUAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA
PENERIMAAN;
2.
PEMBUKUAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA
PENGELUARAN.
13
14. B. Manfaat dan Tujuan
1. Manfaat bagi Bendahara
Pedoman dalam rangka pelaksanaan amanat UU,
Pengawasan ketersediaan dana terkait dengan
perintah
bayar dari KPA,
Pengawasan pencapaian target anggaran penerimaan.
2. Manfaat bagi Pimpinan Satker
Merupakan managerial report, sebagai sarana untuk:
Pengambilan keputusan dalam pelaksanaan kegiatan
operasional sehari-hari terkait dengan keadaan sisa
pagu dana yang sesungguhnya
(kuitansi UP dianggap
mengurangi pagu dana),
Pelengkap SAI, terkait dengan perkiraan Kas di
Bendahara.
14
15. 3. Manfaat LPJ bagi Kuasa BUN/KPPN
–
Alat monitoring rekening Satker diwilayah kerja KPPN
–
Alat monitoring keadaan kas di Bendahara yang
sebenarnya, meliputi:
a. Saldo UP/TUP;
b. Saldo SPM-LS Bendahara;
c. Saldo Pajak;
d. Saldo penerimaan lainnya;
e. Saldo penerimaan pada Bendahara Penerimaan.
–
Alat penguji/rekonsiliasi atas pembukuan
dilakukan KPPN dengan Bendahara.
–
Bahan analisis untuk pelaksanaan pembinaan kepada
Bendahara.
yang
15
16. 4. Manfaat LPJ bagi Kanwil-DJPBN
– Alat monitoring keadaan kas di bendahara dan keadaan
rekening Satker diwilayah kerjanya,
– Bahan analisis untuk pelaksanaan pembinaan kepada
KPPN dan Bendahara,
– Sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian
dispensasi TUP.
5. Manfaat LPJ bagi Direktorat PKN
– Alat monitoring keadaan kas di bendahara dan keadaan
rekening Satker diseluruh Indonesia,
– Bahan analisis untuk pelaksanaan pembinaan kepada
Kanwil dan Bendahara,
– Memberikan sumbangan data Neraca dan Laporan
Realisasi APBN, khususnya perkiraan Kas di Bendahara.
16
17. 6. Tujuan
• Memenuhi amanat reformasi dibidang
Keuangan Negara dengan memberikan
pedoman/pengaturan yang komprehensif
mengenai penatausahaan kas Bendahara
instansi
• Menggantikan konsepsi lama yang berakar
dari produk hukum kolonial dan ketinggalan
jaman
17
18. C. Perbedaan Konsepsi Lama/Baru
Konsepsi lama
(KMK 332/1968)
Hubungan Bendahara dengan
KPA
•Pengaruh atasan langsung
terhadap Bendahara sangat
dominan
Konsepsi baru
(UU 1/2004 PP 8/2006 PMK 73/MK.05/2008)
• Bendahara tidak dapat
dipengaruhi oleh atasan
langsung (KPA).
• Bendahara dapat menolak
perintah bayar yang
diajukan oleh KPA
(apabila persyaratan
tidak terpenuhi)
18
19. Konsepsi lama
(KMK 332/1968)
Hubungan Bendahara
dengan KPPN
• Hubungan bendahara
dengan KPPN tidak jelas/
tidak diatur
Konsepsi baru
UU 1/2004 PP 8/2006 PMK 73/MK.05/2008
• UU No. 1 Tahun 2004, Pasal
53 (1) mengatur:
Bendahara bertanggungjawab secara fungsional atas
pengelolaan
uang
yang
menjadi tanggung-jawabnya
kepada KPPN
•PP 8 Thn 2006 mengatur:
Bendahara menyampaikan
LPJ kepada KPPN
19
20. Konsepsi lama
(KMK 332/1968)
Konsepsi baru
(UU 1/2004 PP 8/2006 PMK 73/MK.05/2008)
Pembukuan Bendahara
• Hanya mengatur pembukuan pada BKU (selebihnya
dituangkan dalam modul
ajaran BPPK)
• Pengaturan pembukuan
sangat kaku (harus tulis
tangan dengan tinta warna
tertentu)
• Pengaturan lebih luas,
meliputi
penatausahaan
(pengelolaan uang, pembukuan dan
pertanggungjawabannya)
• Pengaturan pembukuan
sangat luwes (dapat dengan
tulis tangan dan/atau
menggunakan komputer)
20
21. D. Ruang Lingkup Pengaturan
1.
2.
3.
4.
Seluruh Bendahara Penerimaan satuan kerja
Kementerian/Lembaga
Seluruh Bendahara Pengeluaran satuan kerja
Kementerian/Lembaga
Bendahara
Pengeluaran
pengelola
dana
dekonsentrasi dan tugas perbantuan
Tidak
termasuk
Bendahara
Pengeluaran
penyalur dana dalam rangka APBD
21
22. II
POKOK PENGATURAN
A. Hubungan Bendahara dengan PA/KPA
B. Hubungan Bendahara dgn BUN/Kuasa BUN
C. Penatausahaan Kas
D. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)
E. Penatausahaan Kas Bendahara Penerima
F. Pembukuan Bendahara Penerima
G. Penatausahaan Kas Bendahara Pengeluaran
H. Pembukuan Bendahara Pengeluaran
22
23. A. Hubungan Bendahara dengan PA/KPA
1.
Bendahara adalah pejabat fungsional
2.
Bendahara diangkat oleh PA/KPA tetapi secara
fungsional bertanggungjawab kepada BUN/Kuasa BUN
3.
Bendahara wajib menolak perintah bayar dari PA/KPA
apabila persyaratan
tidak terpenuhi (kelengkapan,
perhitungan dan ketersediaan dana)
4.
Bendahara bertanggungjawab secara pribadi atas
pembayaran yang dilaksanakan
23
24. B. Hubungan Bendahara dgn BUN/Kuasa BUN
1.
Bendahara secara fungsional bertanggung jawab
kepada BUN/Kuasa BUN
2.
Bendahara
wajib
menyampaikan
Laporan
Pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya
kepada BUN atau Kuasa BUN
3.
BUN/Kuasa BUN melakukan verifikasi
Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
4.
BUN/Kuasa BUN dapat mengenakan sanksi atas
ketidak patuhan penyampaian LPJ Bendahara
atas
24
25. C. Penatausahaan kas
1. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran tidak
boleh saling merangkap kecuali dalam hal tertentu
dengan kondisi tertentu dengan ijin BUN/Kuasa BUN
2. Bendahara wajib menatausahakan seluruh transaksi
satuan kerja (termasuk SPM-LS), namun bertanggung
jawab sebatas uang yang dikelolanya dalam rangka
pelaksanaan APBN
3. Bendahara tidak diperkenankan menyimpan uang atas
nama pribadi
4. Bendahara dan penyelenggara kegiatan dalam rangka
melakukan pembayaran wajib melakukan pemotongan
kewajiban (pajak dan bukan pajak) pihak ketiga kepada
negara
5. Bendahara melakukan pembayaran atas perintah PA/KPA
25
dhi. PPK
26. 6.
Bendahara wajib menolak perintah bayar dari PPK
apabila persyaratan tidak terpenuhi dan bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran yang
dilaksanakannya
7. Penerimaan yang merupakan penerimaan negara
harus segera disetor ke Kas Negara dan tidak dapat
dipergunakan
langsung
untuk
membiayai
pengeluaran kecuali diatur khusus dalam peraturan
perundang-undangan tersendiri
8. Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, bendahara
wajib menyetor seluruh uang negara yang
dikuasainya ke Kas Negara
9. Bendahara menyampaikan LPJ kepada KPPN paling
lambat 10 hari kerja bulan berikutnya, dengan
disertai salinan rekening koran
10. PPK menyampaikan SPP kepada PA/Kuasa PA
disertai bukti-bukti pengeluaran
11. KPA melakukan pemeriksaan kas sekurang26
kurangnya satu kali dalam satu bulan.
27. D. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)
1. BPP adalah bendahara yang bertugas membantu
Bendahara
Pengeluaran
untuk
kelancaran
pelaksanaan kegiatan
2. BPP diangkat oleh Menteri/pimpinan lembaga atau
pejabat yang diberi kuasa, atas dasar pertimbangan
lokasi dan kompleksitas kegiatan
3. Ketentuan mengenai penatausahaan kas
Bendahara Pengeluaran berlaku juga bagi BPP
untuk
4. Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, BPP wajib
menyetorkan seluruh uang negara yang dikuasainya
ke kas negara, khusus sisa UP dikembalikan kepada
Bendahara Pengeluaran
27
28. 5. BPP menyampaikan LPJ kepada Bendahara
Pengeluaran paling lambat 5 hari kerja bulan
berikutnya, dengan disertai salinan rekening koran
6. Bendahara
Pengeluaran
dapat
membukukan
transaksi atas dasar nilai/jumlah yang tertuang
dalam laporan pertanggungjawaban BPP.
28
30. PENGELOLAAN KAS
BENDAHARA PENERIMA
1. Orang/Badan Hk yg diwajibkan menyetor
PNBP, wajib menyetorkan langsung ke KN
(kecuali jenis penerimaan ttt diatur khusus
dan mendapat persetujuan Menkeu)
2. Penyetoran PNBP ke KN hrs memakai SSBP
3. SSBP yg dinyatakan sah disampaikan kpd
Bendahara Penerima
31. 4.Bendahara Penerimaan dilarang menerima
secara langsung setoran dari wajib setor
(kecuali utk jenis penerimaan ttt yang diatur
khusus dan mendpt persetujuan Menkeu)
32. 5. Dalam hal Bendahara Penerimaan menerima
secara langsung dari wajib setor, maka
bendahara wajib :
-. Membuat SBS 2 rangkap
(format SBS ditetapkan oleh Menteri/Pim.
Lembaga yg bertggjwb atas penerimaan)
-. Menyampaikan SBS lbr-1 kpd penyetor,
lbr-2 sbg bukti pembukuan bendahara
-. Menyetor seluruh penerimaan ke KN selambat2nya 1 hari kerja memakai SSBP
(kecuali jenis penerimaan ttt yg penyetorannya diatur secara berkala)
33. PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN BENDAHARA
PENERIMAAN WAJIB MENYETORKAN SELURUH
UANG NEGARA YANG DIKUASAINYA
KE KAS NEGARA
(MENGGUNAKAN FORMULIR SSBP)
35. • Bendahara Penerimaan wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap :
-. Seluruh penerimaan
-. Pengeluaran/penyetoran penerimaan
• Dibukukan pada :
-. Buku Kas Umum
-. Buku-Buku Pembantu
-. Buku Pengawasan Anggaran
36. • Buku-2 pembantu/register-2 dapat ditentukan
oleh Menteri/Pimp.Lembaga kecuali BKU
• Setiap transaksi penerimaan/pengelu-aran
harus segera dicatat dalam BKU sebelum
dibukukan dalam buku-2 pem-bantu/register-2
37. • Dokumen Sumber untuk pembukuan BKU
-. SBS (sebagai bukti pembukuan penerimaan
bendahara)
-. SSBP yang dinyatakan sah, yang diterima
dari orang/badan hukum yg mempunyai
kewajiban setor PNBP (sebagai bukti pembukuan penerimaan sekaligus bukti pembukuan pengeluaran bendahara)
-. SSBP yang dinyatakan sah (sebagai bukti
pembukuan pengeluaran bagi bendahara
43. • Bendahara Pengeluaran melaksanakan
pembayaran dari UP setelah :
-. Meneliti kelengkapan perintah bayar yang
diajukan PA/KPA meliputi :
1. kuitansi/tanda terima
2. faktur pajak
3. dokumen lain yg jd dasar hak tagih
44. -. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yg
tercantum dlm perintah pembayaran, termasuk perhitungan pajak dan perhitungan
atas kewajiban lainnya yg dibebankan kpd
pihak ketiga
-. Menguji ketersediaan dana, meliputi pengujian kecukupan pagu/sisa pagu DIPA
untuk jenis belanja yg dimintakan
45. Wewenang Bendahara Pengeluaran
• Mengajukan permintaan pembayaran baik melalui
mekanisme UP/GU/TU maupun LS
• Menerima dan menyimpan UP/GU/TU
• Melakukan pembayaran dari uang persediaan yang
dikelolannya
• Menolak perintah bayar
• Meneliti kelengkapan dokumen pendukung LS
• Mengembalikan dokumen pendukung LS
Pasal 4 ayat 2
51. • Disamping mengelola UP, Bendahara
Pengeluaran juga mengelola uang lain-nya,
meliputi :
1. uang yg berasal dari KN (SPM-LS/SP2D yg
ditujukan kepadanya)
2. uang yg berasal dari potongan sehubungan
dgn fungsi bendahara sbg wajib pungut
3. uang dari sumber lainnya yg menjadi hak
negara
52. UANG YANG BERASAL DARI POTONGAN
DAN YANG MENJADI HAK NEGARA
TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
UNTUK KEPERLUAN APAPUN
DENGAN ALASAN APAPUN
53. UANG YG BERASAL DARI POTONGAN, DAN UANG
YG MENJADI HAK NEGARA
SERTA SISA UANG YANG BERASAL DARI KAS NEGARA
HARUS SEGERA DISETORKAN KE KAS NEGARA
SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN
(PALING LAMBAT AKHIR BULAN BERKENAAN)
54. • Penyetoran ke Kas Negara menggunakan
formulir sbb :
a. Formulir SSP (utk setoran pajak, m.a.
sesuai jenis pajaknya)
b. Formulir SSPB (utk pengembalian belanja
TA berjalan, m.a. pengembalian atas SPM
berkenaan)
c. Formulir SSBP (utk setoran PNBP, termasuk
pengembalian belanja TA yang lalu.
57. 1. Alur Pembayaran dengan UP
SPM-GUP 6
SPP-GUP 5
belanja
Uji &
periksa
Perintah
PP
K
SP2D
GUP
7a
SP2D
Uji &
GUP
periks
a KPPN
Konsep PPSPM
8
SPM
2
1
7b
4
SP2D
GUP
9
Posting
UAKPA
Pihak ke 3
3
Uji &
Bukukan
periksa
BENDAHAR
A
7C
BO I
58. 2. Alur Pembayaran Langsung
SPP-LS
SPM-LS
2
Uji &
periksa
Kontrak
PP
K
1
3
SP2D
LS
4a
Konsep PPSPM
SPM
5
SP2D
LS
Posting
UAKPA
Uji &
periksa
KPPN
4b
6
Bukukan
BENDAHARA
4C
Pihak ke 3
BO I
SP2D
LS
59. 1. P2K menyampaikan SPP dan kelengkapannya
kepada PPSPM utk diuji dan diterbitkan SPM
2. PPSPM menerbitkan SPM dan menyampaikannya
kpd KPPN utk diuji dan diterbitkan SP2D
3. KPPN menyampaikan SP2D dan SPM yang
dinyatakan sah kpd KPA c.q. PPSPM
4. PPSPM menyampaikan SPM yg sah kepada UAKPA
utk dibukukan
5. UAKPA menyampaikan SPM yg sah kepada
Bendahara Pengeluaran utk dibukukan
6. Bendahara Pengeluaran menyampaikan SPM
yang sah kpd PPSPM sbg arsip KPA
7. KPA wajib melaksanakan Rekonsiliasi antara
pembukuan Benlu dan pembukuan UAKPA
62. • Setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran
harus segera dicatat dalam BKU sebelum
dibukukan dalam buku-2 pembantu/register-2
• Dokumen Sumber pembukuan Bendahara yang
harus dicatat dalam BKU, antara lain :
a. SPM-UP dan SPM-TUP yang dinyatakan sah
(sbg bukti pembukuan penerimaan)
b. SPM-GUP yang dinyatakan sah
(sbg bukti pembukuan penerimaan)
c. SPM-GUP Nihil yang dinyatakan sah
(sbg bukti pembukuan
penerimaan/pengeluaran
/in-out )
63. d. SPM-LS kpd pihak ke-3/rekanan yang
dinyatakan sah (sbg bukti pembukuan
penerimaan/pengeluaran/in-out)
e. SPM-LS kpd Bendahara Pengeluaran yang
dinyatakan sah (sbg bukti pembukuan
penerimaan)
f. Kuitansi/dokumen pembayaran/tanda
terima(sbg bukti pembukuan pengeluaran)
g. Faktur pajak, bukti potongan(sbg bukti
pembukuan penerimaan)
h. SSP/SSBP/SSPB yang dinyatakan sah(sbg bukti
pembukuan pengeluaran)
64. • Kuitansi/dokumen pembayaran dibukukan
sebesar nilai bruto
• Nilai bruto berfungsi sbg pengurang kredit
anggaran utk m.a. berkenaan dlm Buku
Pengawasan Anggaran
• SPM-GUP dan SPM-GUP Nihil berfungsi
sebagai pe-ngesahan atas kuitansi/dokumen
pembayaran
• SPM-LS dibukukan sebesar nilai bruto (nilai
bruto berfungsi sbg pengurang kredit
anggaran sekaligus sebagai pengesahan atas
belanja pada m.a, ybs)
66. • Ketentuan mengenai penatausahaan kas
pada Bendahara Pengeluaran berlaku juga
bagi BPP
• BPP bertanggung jawab atas seluruh uang
dalam penguasaannya
• BPP bertanggung jawab secara pribadi atas
pembayaran yang dilaksanakannya
• LPJ-BPP disampaikan kpd Bendahara
Pengeluaran (paling lambat 5 hari kerja
bulan berikutnya) disertai salinan rek.koran
dari bank/pos utk bulan berkenaan
67. • P2K wajib melakukan pemeriksaan kas
sekurang-2 nya 1 x dalam sebulan
• P2K menerbitkan SPP dan menyampaikan
kpd PA/ KPA disertai dg bukti-2
pengeluarannya
(BPP harus menyampaikan LPJ terlebih
dahulu kpd
Bendahara Pengeluaran)
• Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, BPP
wajib me-nyetorkan seluruh uang dlm
penguasaannya ke KN, sisa UP dikembalikan
ke rek. Bendahara Pengeluaran
• Bendahara Pengeluaran dpt membukukan
transaksi atas dasar nilai yg tertuang dlm
LPJ-BPP
68. III
PEMBUKUAN BENDAHARA
A. Prinsip Pembukuan
B. Dokumen Sumber Pembukuan
C. Pembukuan Dengan Komputer
D. Jenis Buku Bendahara
E. Diagram Pembukuan Bdh Penerimaan
F. Diagram Pembukuan Bdh Pengeluaran
G. Diagram Pembukuan BPP
70
69. PEMBUKUAN BENDAHARA
KEGIATAN PENCATATAN SEMUA
TRANSAKSI/ MUTASI KEUANGAN YANG
DIKELOLA OLEH BENDAHARA SECARA:
• KRONOLOGIS
• SISTEMATIS
• KONTINU
• SUSTINABLE
PADA BUKU-BUKU YANG BENTUK DAN
JENISNYA DITETAPKAN SESUAI
KETENTUAN YANG BERLAKU
71
70. A. Prinsip Pembukuan
1.
Bendahara wajib menyelenggarakan pembukuan
2.
Setiap transaksi harus segera dicatat dalam Buku
Kas Umum sebelum pembukuan dalam buku-buku
pembantu dan pengawasan anggaran
3.
PA/KPA
dapat
menentukan
buku-buku
bantu/register selain Buku Kas Umum
4.
Pembukuan dilaksanakan berdasarkan asas bruto
5.
Pembukuan dapat dilakukan dengan tulis tangan
dan/atau komputer
6.
KPA melaksanakan pemeriksaan kas sekurangkurangnya satu kali dalam satu bulan
72
71. SISTEM PENCATATAN
1. Pencatatan atas transaksi dilakukan dengan
menggunakan basis kas, pencatatan dilakukan pada
saat terjadinya penerimaan kas atau pada saat
terjadinya pengeluaran kas.
2. Pembukuan Bendahara Pengeluaran dilakukan
dengan asas bruto, yaitu prinsip yang tidak
memperkenankan pencatatan secara neto.
Apabila terdapat satu transaksi yang
mengakibatkan pengeluaran sekaligus penerimaan
maka pencatatan atas transaksi tsb dilakukan
secara terpisah.
Sehingga masing-masing dicatat nilai brutonya. 73
72. PROSEDUR PEMBUKUAN
1. BUKTI-BUKTI PENERIMAAN/PENGELUARAN
DIBUKUKAN TERLEBIH DAHULU, BARU
KEMUDIAN DILAKSANAKAN PENERIMAAN ATAU
PEMBAYARAN
2. SETIAP PENGELUARAN HARUS PERSETUJUAN
PENGGUNA/KUASA PENGGUNA ANGGARAN
3. PADA BUKTI PENGELUARAN HARUS TERCANTUM
TANDA TANGAN DAN NAMA JELAS PENERIMA
PEMBAYARAN
74
73. • Dokumen Sumber untuk pembukuan BKU
Bendahara Penerimaan :
-. SBS (sebagai bukti pembukuan penerimaan
bendahara)
-. SSBP yang dinyatakan sah, yang diterima
dari orang/badan hukum yg mempunyai
kewajiban setor PNBP (sebagai bukti pembukuan penerimaan sekaligus bukti pembukuan pengeluaran bendahara)
-. SSBP yang dinyatakan sah (sebagai bukti
pembukuan pengeluaran bagi bendahara
74. B. Dokumen Sumber Pembukuan
Adalah seluruh dokumen terkait dengan uang yang
dikelola Bendahara serta transaksi dalam rangka
pelaksanaan anggaran satuan kerja, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DIPA yang telah mendapat pengesahan
SPM-UP/SPM-TUP/SPM-GUP/SPM-LS yang telah
diterbitkan SP2D
SSP/SSBP/SSPB yang telah mendapat NTPN dan
NTB/NTP/NPP
Kuitansi/dokumen pembayaran atas uang yang
bersumber dari UP atau LS-Bendahara
Faktur pajak atas potongan uang yang bersumber
dari UP atau LS-Bendahara
SBS/bukti penerimaan Bendahara Penerimaan
76
75. DOKUMEN BUKTI PEMBUKUAN BENDAHARA PENGELUARAN
PENERIMAAN
1. SPM-UP DAN SPM-TUP YANG TELAH
TERBIT SP2D
2. SPM-GUP YABGTELAH TERBIT SP2D
3. SPM-LS ATAS BELANJA PEGAWAI DAN
ATAU PERJALANAN DINAS YANG KASNYA
DITERIMA MELALUI BEND. PENGELUARAN
4. FAKTUR PAJAK SBG BUKTI PENERIMAAN
HASIL PUNGUTAN PAJAK
5. SPM-LS PENGADAAN BARANG/JASA KPD
PIHAK KE-3 YANG TELAH TERBIT SP2-D
6. SPM-GUP + SP2D NIHIL
7. BUKTI PENARIKAN UANG KAS DARI BANK
8. PENERIMAAN UANG PENGEMBALIAN
PERSEKOT
9.. BUKTI PENERIMAAN LAINNYA
PENGELUARAN
1. BUKTI PEMBAYARAN (KUITANSI)
PEMBAYARAN DENGAN UP/TUP
2. BUKTI PEMBAYARAN KAS YANG
DANANYA BERASAL DARI SPM-LS
BELANJA PEGAWAI ATAU SPM-LS
BELANJA PERJALANAN DINAS
3. SSP, SSBP DAN SSPB.
4. PEMBERIAN PERSEKOT
5. SPM-LS + SP2D-LS PENGADAAN
BARANG/JASA KPD PIHAK KE-3
6. SPM + SP2D-GU NIHIL
7. BUKTI SETOR UANG TUNAI KE BANK
8. BUKTI PENGELUARAN LAINNYA
77
76. C. Pembukuan dengan Komputer
1. Bendahara wajib mencetak BKU dan bukubuku Pembantu, sekurang-kurangnya satu kali
dalam satu bulan
2. Bendahara
wajib
menatausahakan
hasil
cetakan yang ditandatangani Bendahara dan
KPA
3. Bendahara
wajib
memelihara
database
pembukuan
78
77. D. JENIS BUKU
1. BUKU KAS UMUM
2. BUKU PENGAWASAN KREDIT ANGGARAN
3. BUKU PEMBANTU, TERDIRI DARI:
a. Buku Pembantu berdasarkan Sumber kas/Jenis kas,
meliputi:
1). Buku Pengawasan Uang Persediaan;
2). Buku Pengawasan Uang LS Bendahara;
3). Buku Pyngutan/Potongan Pajak.
b. Buku Pembantu berdasarkan penyimpanan/keberadaan
kas, meliputi:
1). Buku Kas di Bank;
2). Buku Kas Tunai;
3). Buku Persekot/Uang Muka PUM.
c. Buku Pembantu Lain-lain.
79
78. BUKU KAS UMUM
FUNGSI:
1. Mencatat semua transaksi penerimaan dan pengeluaran
baik tunai maupun giral.
2. Mencatat penerimaan dan pengeluaran yang sifatnya
perbaikan/pembetulan kesalahan pembukuan.
3. Menyediakan data komprehensip tentang pengelolaan
dana yang dikuasai oleh pengguna/kuasa pengguna anggaran
terutama uang persediaan.
4. Bahan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban
anggaran.
80
79. BENTUK BUKU KAS UMUM
Buku Kas Umum terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu:
- Bagian 1 : Untuk menginformasikan identitas Satker,
identitas DIPA, Pagu Belanja per kegiatan Pengguna
Anggaran/KPA dan Bendahara Pengeluaran. (Halaman
pertama)
- Bagian 2 : Untuk mencatat transaksi penerimaan dan
pengeluaran dan semua transaksi mutasi
lainnya.
(Halaman 2 dst)
- Bagian 3 : Untuk lembar catatan pemeriksaan kas baik
yang dilakukan oleh PA/KPA atau Pejabat fungsional
pengawasan lainnya.
(Halaman terakhir)
81
80. Bagian 1
BUKU KAS UMUM
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Propinsi/Kabupaten/Kota
Satuan Krja
Tgl.No. SP. DIPA
Tahun Anggaran
KPPN
Pagu DIPA per Kegiatan
: ……………………………………………….
: ……………………………………………….
: ……………………………………………….
: ……………………………………………….
: ……………………………………………….
: ……………………………………………….
: ……………………………………………….
: 1). ……………………… Rp ………………
2). ……………………… Rp ………………
3). ……………………… Rp ………………
Jumlah
Rp ……………...
Mengetahui:
Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
Nama………………………
NIP ………………………..
Nama ……………………..
NIP ………………………..
82
81. - Bagian 2 : Untuk mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran dan
semua transaksi mutasi lainnya. (Halaman 2 dst).
BUKU KAS UMUM
TGL
NO
BUKTI
URAIAN
PENERIMAAN
PENGELUARAN
SALDO
1
2
3
4
5
6
83
82. Bagian 3 :
Catatan Hasil Pemeriksaan Kas
Padahari ini………………tanggal……………bulan………..tahun………….kami selaku
Kuasa Pengguna Anggaran telah melakukan pemeriksaan kas dengan posisi saldo
BKU sebesar Rp …………………. Dan Nomor Bukti terakhir di BKU Nomor………….
Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut :
I. Hasil Pemeriksaan Pembukuan Bendahara Pengeluaran
A. Saldo Kas Bendahara Pengeluaran (yang belum dipertanggungjawabkan):
1. Saldo Buku Kas di Bank
Rp …………………….
2. Saldo Buku Kas Tunai
Rp …………………….
3. Saldo Buku Persekot
Rp …………………….
Jumlah (1+2+3)
Rp………………
B. Saldo Kas pada huruf A tsb terdiri dari :
1. Saldo Buku Pengawasan UP
Rp…………………….
2. Saldo Buku Peng. LS Bendahara Rp ……………………
3. Saldo Buku Pungutan Pajak
Rp ……………………
4. Saldo Buku Lain-lain
Rp ……………………
Jumlah (1+2+3+4)
Rp ………………
C. Selisih Pembukuan (A – B)
Rp ………………
84
83. Bagian 3… (lanjutan)
II. Hasil Pemeriksaan Fisik Kas
A. Fisik Kas yang dikuasai Bendahara Pengeluaran:
1. Uang di rekening Bank
: Rp ……………..
2. Uang di Brankas Bendahara
: Rp ……………..
3. Bukti Persekot PUM
: Rp ……………..
Jumlah (1+2+3)
Rp ……………..
B. Selisih Kas antara Buku dengan Fisik (I.A – II.A)
Rp ……………..
III. Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAKPA)
A. Pembukuan UP menurut Bendahara Pengeluaran:
1. Saldo UP
: Rp …………….
2. Kuitansi UP yang belum disahkan : Rp …………….
Jumlah (1+2)
Rp ………….....
B. Selisih UP pembukuan Bendahara Pengeluaran
dengan UAKPA (III.A –III.B)
Rp …………….
IV. Penjelasan atas selisih:
1. Selisih pembukuan ……………………………………………………………………
2. Selisih Kas …………………………………………………………………………….
3. Selisih UP ……………………………………………………………………………..
Mengetahui:
Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
Nama ……………………….
NIP ………………………….
Nama……………………..
NIP ……………………….
85
84. BUKU PENGAWASAN KREDIT ANGGARAN
FUNGSI:
Mencatat segala pengeluaran baik yang menggunakan UP, melalui dana LS Bendahara maupun
LS kepada fihak ketiga.
Buku Pengawasan Kredit Anggaran dibuat sesuai dengan klasifikasi belanja atau BKPK (Buku Kas
Pembantu Pengeluaran) yaitu akun belanja dengan kode 4 (empat) digit pertama, dimana tiap
klasifikasi belanja/BKPK terdiri dari beberapa MAK yang disebut akun belanja dengan kode 6
(enam) digit.
BENTUK:
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Propinsi/Kabupaten/Kota
Satuan Kerja
Tgl. No. SP DIPA
Tahun Anggaran
Pagu DIPA Satker
KPPN
BUKU PENGAWASAN KREDIT ANGGARAN
: (….) ……………………..
Fungsi
: ……………………….
: (….) ……………………..
Sub Fungsi
:………………………..
: (….)………………………
Program
: ……………………….
: (….)………………………
Kegiatan
: ……………………….
: ……………………………
: ……………………………
: Rp ……………………….
: (….)………………………
Pembayaran
Sisa Kredit Anggaran
Posisi UP
Tgl.
No.
BKU
Uraian
UP
LS
BKPK
Akun/
MAK
Akun/
MAK
Bukti
Keluar
Bukti
Masuk
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
86
85. BUKU PENGAWASAN UANG PERSEDIAAN
FUNGSI:
1. Mencatat seluruh transaksi atas UP;
2. Memantau uang persediaan, sekaligus sebagai dasar untuk mengajukan penggantian uang
persediaan (GUP)
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Propinsi/Kabupaten/Kota
Satuan Kerja
Tgl. No. SP DIPA
Tahun Anggaran
Pagu DIPA Satker
KPPN
BUKU PENGAWASAN UANG PERSEDIAAN
: (….) ……………………..
: (….) ……………………..
: (….)………………………
: (….)………………………
: ……………………………
: ……………………………
: Rp ……………………….
: (….)………………………
Tgl
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
1
2
3
4
5
6
87
86. BUKU PENGAWASAN UANG LS BENDAHARA
FUNGSI :
1. Mencatat transaksi dana LS Bendahara;
2. Memantau dana LS yang diterima Bendahara dan pembayarannya kepada yang berhak.
BENTUK :
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Propinsi/Kabupaten/Kota
Satuan Kerja
Tgl. No. SP DIPA
Tahun Anggaran
Pagu DIPA Satker
KPPN
BUKU PENGAWASAN UANG LS BENDAHARA
: (….) ……………………..
: (….) ……………………..
: (….)………………………
: (….)………………………
: ……………………………
: ……………………………
: Rp ……………………….
: (….)………………………
Tgl.
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
1
2
3
4
5
6
88
87. BUKU PUNGUTAN/POTONGAN PAJAK
FUNGSI :
1. Mencatat penerimaan hasil pungutan/potongan pajak;
2. Sebagai alat monitor atas jumlah hasil pungutan/potongan pajak dan penyetorannya.
BENTUK :
BUKU PUNGUTAN/POTONGAN PAJAK
Departemen/Lembaga
: (….) ……………………..
Unit Organisasi
: (….) ……………………..
Propinsi/Kabupaten/Kota
: (….)………………………
Satuan Kerja
: (….)………………………
Tgl. No. SP DIPA
: ……………………………
Tahun Anggaran
: ……………………………
Pagu DIPA Satker
: Rp ……………………….
KPPN
: (….)………………………
Tgl.
No.
Bukti
Penerimaan
Uraian
PPN
PPh 21
PPh 22
PPh 23
Pengeluaran
Saldo
1
2
3
4
5
6
7
8
9
89
88. BUKU KAS DI BANK
FUNGSI :
1. Mencatat segala transaksi mengenai perubahan uang kas pada rekening Bank;
2. Sebagai alat kontrol terhadap BKU dalam hal lalu-lintas uang kas di Bank.
BENTUK :
BUKU KAS DI BANK
Departemen/Lembaga
: (….) ……………………..
Unit Organisasi
: (….) ……………………..
Propinsi/Kabupaten/Kota
: (….)………………………
Satuan Kerja
: (….)………………………
Tgl. No. SP DIPA
: ……………………………
Tahun Anggaran
: ……………………………
Pagu DIPA Satker
: Rp ……………………….
KPPN
: (….)………………………
Tgl.
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
1
2
3
4
5
6
90
89. BUKU KAS TUNAI
FUNGSI :
1. Mencatat segala transaksi uang tunai;
2. Memantau uang kas tunai yang ada di Brandkas.
BENTUK :
BUKU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
: (….) ……………………..
Unit Organisasi
: (….) ……………………..
Propinsi/Kabupaten/Kota
: (….)………………………
Satuan Kerja
: (….)………………………
Tgl. No. SP DIPA
: ……………………………
Tahun Anggaran
: ……………………………
Pagu DIPA Satker
: Rp ……………………….
KPPN
: (….)………………………
Tgl.
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
1
2
3
4
5
6
91
90. BUKU PERSEKOT/UANG BPP
FUNGSI :
1. Mencatat pengeluaran yang belum dipastikan jumlah sesungguhnya (belum definitif);
2. Memantau jumlah uang kas yang harus dipertanggungjawabkan oleh PUM.
3. BENTUK :
BUKU PERSEKOT/UANG BPP
Departemen/Lembaga
: (….) ……………………..
Unit Organisasi
: (….) ……………………..
Propinsi/Kabupaten/Kota
: (….)………………………
Satuan Kerja
: (….)………………………
Tgl. No. SP DIPA
: ……………………………
Tahun Anggaran
: ……………………………
Pagu DIPA Satker
: Rp ……………………….
KPPN
: (….)………………………
Tgl.
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
1
2
3
4
5
6
92
91. BUKU PEMBANTU LAIN-LAIN
FUNGSI :
Mencatat penerimaan / pengeluaran yang diluar aktivitas Bendahara Pengeluaran, sehingga tidak dapat
dicatat dalam buku buku pembantu terdahulu;
BENTUK :
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Propinsi/Kabupaten/Kota
Satuan Kerja
Tgl. No. SP DIPA
Tahun Anggaran
Pagu DIPA Satker
KPPN
:
:
:
:
:
:
:
:
BUKU PEMBANTU LAIN-LAIN
(….) ……………………..
(….) ……………………..
(….)………………………
(….)………………………
……………………………
……………………………
Rp ……………………….
(….)………………………
Tgl.
No.
Bukti
Uraian
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
1
2
3
4
5
6
93
92. TATA CARA PELAKSANAAN PEMBUKUAN
A. PEMBUKUAN DASAR PADA BUKU KAS UMUM;
1. PENGISIAN LEMBAR/HALAMAN PERTAMA BUK KAS UMUM;
2. PENGISIAN LEMBAR/HALAMAN TERAKHIR BKU;
3. PEMBUKUAN AWAL BULAN (SALDO AWAL), PENCATATAN
DENGAN TINTA HITAM, LARANGAN ADA RUANG YANG KOSONG
DAN PERBAIKAN KESALAHAN;
4. MENERIMA SPM/SP2D-UP (TUP);
5. MENERIMA SPM/SP2D- LS BENDAHARA;
6. TRANSAKSI PERPINDAHAN KAS ANTAR TEMPAT KAS TERSIMPAN:
a. Perpindahan dari Kas di Bank ke Kas Tunai atau sebaliknya;
b. Perpindahan dari Kas Tunai ke Kas di PUM (Persekot).
7. TRANSAKSI PEMBAYARAN BELANJA DENGAN UP/TUP;
8. TRANSAKSI PENGELUARAN KAS DARI SPM –LS BENDAHARA;
9. TRANSAKSI PENERIMAAN KAS DARI PUNGUTAN/POTONGAN PAJAK DAN
PENYETORANNYA KE KAS NEGARA;
10. MENERIMA SPM/SP2D PENGGANTIAN UP (SPM-GUP);
11. PENGESAHAN BELANJA DARI PENGGUNAAN DANA TUP;
12. PENCATATAN SPM/SP2D-LS YANG DITUJUKAN KEPADA PIHAK KETIGA;
13. PENUTUPAN BKU DAN BUKU PEMBANTU TERKAIT;
94
93. IV
DIAGRAM PEMBUKUAN BENDAHARA
A. Diagram Pembukuan Bendahara Penerima
B. Diagram Pembukuan Bendahara Pengeluaran
C. Diagram Pembukuan Bendahara Pengeluaran
Pembantu
D. Jurnal dan Posting
95
97. BENDAHARA
PENGELUARAN
1. TRANSAKSI NON KAS
Dokumen
Sumber/
Transaksi
BKU
D
K
90 90
BP
Kas
D
K
BP UP BP-Ls
BP
Bdh Pajak
Was
MAK
D
D
K
D
K
D
K
K
Pe’
sah
an
90
DIPA
SPM-LS Phk3
15 15
15 15
99
98. BENDAHARA
PENGELUARAN
2. TRANSAKSI atas UP
Dokumen
Sumber/
Transaksi
BKU
D
K
25
Kwitansi (bruto)
Faktur Pjk
SPM-GUP
Potongan
SSP
D
K
25
0
20
SPM-UP/TUP
Potongan
BP
Kas
2
20
Was
MAK
D
D
K
D
K
D
K
K
Pe’
sah
an
25
0
20
2
20
0
2
5
BP UP BP-Ls
BP
Bdh Pajak
0
20
20
2
20
0
2
5
20
0
2
5
100
99. BENDAHARA
PENGELUARAN
3. TRANSAKSI atas SPM-LS-BDH
Dokumen
Sumber/
Transaksi
BKU
D
K
30
SPM-Ls-Bdh
Potongan
Kwt/td terima
3
22
5
BP
Kas
D
30
27
K
3
22
5
BP UP BP-Ls
BP
Bdh Pajak
Was
MAK
D
D
K
D
K
D
K
K
Pe’
sah
an
30 30
27
22
5
SSPB
101
100. BENDAHARA
PENGELUARAN
4. TRANSAKSI atas LPJ-BPP
Dokumen
Sumber/ LPJBPP
BKU
D
K
BP
Kas
D
30 30
Bukti Penyaluran
dana Kpd BPP
Belanja atas UP
3
3
6
2
K
17
3
BP
Pajak
Was
MAK
D
D
D
K
D
K
K
K
Pe’
sah
an
17
17
3
6
6
4
4
2
2
BP UP BP-Ls
Bdh
30 30
4
Pemb. Ls-Bdh
Pungutan Pajak
D
17
Pengmb sisa UP
Setoran sisa LsBdh
K
BP
BPP
2
2
2
Setoran Pajak
102
101. BENDAHARA
PENGELUARAN
5. TRANSAKSI atas UM Perjadin
Dokumen
Sumber/
Transaksi
BKU
D
K
BP
Kas
D
10 10
Bayar UM
Perjadin
Was
MAK
D
D
2
X
X
12
2
Kekurangan
bayar
K
D
K
D
K
K
Pe’
sah
an
10 10
12
Bukti/Kwts
Perjadin
Kelebihan
bayar UM
K
BP UM BP UP BP-Ls
Bdh
2
X
12
12
2
X
103
102. BENDAHARA
PENGELUARAN
6. TRANSAKSI atas Penerimaan LAIN-LAIN
Dokumen
Sumber/
Transaksi
BKU
D
K
3
Penerimaan
Lain-Lain
BP
Kas
D
K
3
3
BP UP BP-Ls
BP
Bdh Lain2
Was
MAK
D
D
K
D
K
D
K
K
Pe’
sah
an
3
3
3
Pengeluaran
SSBP
104
104. 1. Penerimaan Dana dari
Bendahara Pengeluaran
Dokumen
Sumber/
Transaksi
Td terima:
Dana UP
BKU
D
20
10
K
BP
Kas
D
20
10
K
BPP
BP UP BP-Ls
BP
Bdh Pajak
Was
MAK
D
D
K
D
20
K
D
K
K
Pe’
sah
an
20
10
Dana Ls-Bdh
106
105. 2. Belanja atas Dana UP
Dokumen
Sumber/
Transaksi
BKU
D
K
BP
Kas
D
17
Kwitansi (bruto)
2
2
Faktur Pjk
3
SSP
17 17
Str ke Bdh
K
17
BPP
BP UP BP-Ls
BP
Bdh Pajak
Was
MAK
D
D
K
D
K
D
K
17
2
K
Pe’
sah
an
17
2
2
3
2
3
3
3
17
SPP-GUP
107
106. 3. Pembayaran atas Dana LSBdh
Dokumen
Sumber/
Transaksi
Kwt/td terima
BKU
D
K
6
4
BP
Kas
D
K
6
4
BPP
BP UP BP-Ls
BP
Bdh Pajak
Was
MAK
D
D
K
D
K
D
K
K
Pe’
sah
an
6
4
SSBP
108
107. D. Jurnal Posting Transaksi Non Kas
1. Transaksi DIPA
BKU dicatat pada posisi Debet dan Kredit
Buku Pengawasan Kredit Anggaran dicatat
pada posisi Debet
2. Transaksi SPM LS/SP2D LS Kpd Pihak ke 3
BKU dicatat pada Debet dan Kredit
Buku Pengawasan Kredit Anggaran dicatat
pada posisi Kredit
109
108. Transaksi atas Uang Persediaan
1.
2.
3.
4.
5.
Transasksi atas SPM/SP2D UP/TUP / GUP
BKU dicatat pada Debet
BP Kas dicatat pada Debet
BP UP dicatat pada Debet
Transaksi atas Kuitansi /Bukti2 Pengeluaran
BKU dicatat diposisi Kredit
BP Kas dicatat diposisi Kredit
BP UP dicatat diposisi Kredit
B PNGWSN Kredit Anggaran dicatat diposisi Kredit
Transasksi Pemungutan dan Penyetoran Pajak
Pemungutan Pajak dicatat pada BKU, BP Kas, BP Pajak pada posisi Debet
Penyetoran Pajak dicatat pada BKU, BP Kas, BP Pajak pada posisi Kredit
Transaksi SPM/SP2D GUP dan Potongan
Dicatat pada BKU, BP Kas dan BP UP pada posisi Debet serta dianggap
sebagai pengesahan dan jika terdapat pemotongan dicatat pada posisi
Kredit
Transaksi atas penyetoran sisa UP/TUP dengan SSBP
Dicatat pada BKU, BP Kas, BP UP pada posisi Kredit
110
109. Transaksi atas SPM LS Bendahara
1. Transaksi atas SPM/SP2D LS kepada Bendahara
Dicatat pada BKU diposisi Debet utk jumlah bruto dan diposisi kredit
utk jumlah potongan
Dicatat pada BP Kas pada posisi Debet sebesar nilai netto
Dicatat pada BP LS Bendahara pada psosisi Debet sebesar nilai netto
Dicatat pada Bpengwsan Anggaran diposisi Kredit sebesar nilai Bruto
2. Transaksi atas pembayaran kepada yg berhak dgn bukti kuitansi
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit sebesar nilai kuitansi
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit sebesar nilai kuitansi
Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi kredit sebesar nilai kuitansi
3. Transaksi Pengembalian atas sisa dana yg tidak dibayarkan dgn SSPB
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit
111
110. Transaksi atas LPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu
1.
2.
3.
4.
Transaski penyaluran dana ke BPP
Dicatat pada BKU pada posisi Debet dan Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP BPP pada posisi Debet
Transaksi Belanja atas UP
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP BPP pada posisi Kredit
Dicatat pada BP UP pada posisi Kredit
Dicatat pada B Pengwsn Kredit Anggaran diposisi Kredit
Transaksi Pengembalian Sisa UP ke Bendahara Induk
Dicatat pada BKU diposisi Debet dan Kredit
Dicatat pada BP Kas diposisi Debet
Dicatat pada BP BPP pada posisi Kredit
Transaksi Pembayaran LS Bendahara
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP BPP pada posisi Kredit
Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit
112
111. Transaksi atas LPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu
5.
6.
7.
Lanjutan
Transaski penyetoran sisa dana LS Bendahara ke Rekening Kas Negara
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP BPP pada posisi Kredit
Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit
Transaksi atas pungutan pajak atas Belanja UP BPP
Dicatat pada BKU pada posisi Debet
Dicatat pada BP BPP pada posisi Debet
Dicatat pada BP Pajak pada posisi Debet
Transaksi atas penyetor pajak atas Belanja UP BPP
Dicatat pada BKU diposisi Kredit
Dicatat pada BP BPP diposisi Kredit
Dicatat pada BP Pajak pada posisi Kredit
113
112. Transaksi atas Uang Muka Perjalanan Dinas
1.
2.
3.
4.
Transaski Pembayaran Uang Muka kpd Pegawai
Dicatat pada BKU pada posisi Debet dan Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP UM Perjadin pada posisi Debet
Transaksi atas Bukti Kuitansi Perjalanan Dinas
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP UM Perjadi pada posisi Kredit
Dicatat pada BP UP pada posisi Kredit
Dicatat pada B Pengwsan Kredit Anggrn pada posisi Kredit
Transaksi atas kekurangan bayar perjalanan dinas
Dicatat pada BKU pada posisi Debet dan Kredit
Dicatat pada BP Kas pada Posisi Kredit
Dicatat pada BP UM Perjadin pada posisi Debet
Transaksi atas kelebihan bayar perjalanan dinas
Dicatat pada BKU pada posisi Debet dan Kredit
Dicatat pada BP Kas pada Posisi Debet
Dicatat pada BP UM Perjadin pada posisi Kredit
114
113. Transaksi Penerimaan Lain-LAin
1. Transaksi atas penerimaan lain-lain diluar
penerimaan fungsional dgn menggunakan bukti
setor
Dicatat pada BKU pada posisi Debet
Dicatat pada BP Kas pada posisi Debet
Dicatat pada BP Lain2 pada posisi Debet
2. Pengeluaran Lain-lain atas penerimaan tersebut
disetor ke rekening Kas Negara
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Lain2 pada posisi Kredit
115
114. Transaksi pada Bendahara Pengeluaran Pembantu
1.
2.
3.
Transaksi atas penerimaan dana dari Bendahara Induk
Dicatat pada BKU pada posisi Debet
Dicatat pada BP Kas pada posisi Debet
Dicatat pada BP UP pada posisi Debet
Dicatat pada BP Pengawasan Kredit Anggaran utk dana UP pada posisi Debet
Dicatat para BP LS Bendahara pada posisi Debet jika ada transfer utk
pembayaran LS bendahara
Transaski atas dana Uang Persediaan dgn bukti kuitansi
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP UP pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Pngawasan Kredit Angg pada posisi kredit
Transaksi atas pajak yang dipungut dan disetor
Dicatat pada BKU pada posisi Debet
Dicatat pada BP Kas pada posisi Debet
Dicatat pada BP Pajak pada posisi Debet
116
115. Transaksi pada Bendahara Pengeluaran Pembantu
4.
5.
6.
Transaki atas setoran Pajak
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Pajak pada posisi Kredit
Transaksi atas pengeluaran dengan dana LS Bendahara
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit
Transaksi atas kelebihan/sisa dana LS Bendahara yg disetorkan ke rekening
Kas Negara dgn menggunakan SSBP
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit
117
117. A. Pengertian LPJ
1. LPJ adalah bentuk pertanggungjawaban Bendahara
yang menyajikan informasi tentang:
a. Keadaan pembukuan pada bulan pelaporan
meliputi saldo awal, penambahan, penggunaan,
dan saldo akhir dari buku- buku pembantu
b. Keadaan kas pada akhir bulan pelaporan meliputi
uang tunai di brankas dan saldo rekening bank
c. Hasil rekonsiliasi internal (antara pembukuan
bendahara dengan unit akuntansi)
d. Penjelasan atas selisih (jika ada) antara saldo
pembukuan dan saldo kas
2. LPJ disusun berdasarkan BKU, buku-buku pembantu dan
buku pengawasan anggaran yang telah diperiksa dan
direkonsiliasi oleh KPA/PPK
3. LPJ Bendahara diketahui oleh KPA dan disampaikan
secara bulanan dengan disertai salinan rekening koran
kepada BUN/Kuasa BUN, Menteri/Pimpinan Lembaga,
dan BPK.
119
118. B
BENTUK LPJ
1.Bentuk LPJ Bendahara Penerimaan
2.Bentuk LPJ BPP
3.Bentuk LPJ Bendahara Pengeluaran
120
119. 1. Bentuk LPJ Bendahara Penerimaan
I. Keadaan Pembukuan
Jenis Buku
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
………….
A. BP Kas
1. BP Kas (tunai/bank)
……………
…………..
…………….
B. BP selain Kas
1. BP ….
2. BP …..
3. BP ……
4. BP Lain-lain
………….
………….
…………..
…………..
………….
…………..
…………..
…………..
………….
…………..
…………..
…………..
………….
…………..
II. Keadaan kas
Uang tunai + di Rek. Bank
III. Hasil rekonsiliasi internal
1.
2.
3.
Saldo Akhir
Penerimaan yang telah disetor ke Kas Negara = …….
Pembukuan menurut UAKPA = …….
Selisih pembukuan Bendahara dengan UAKPA (1-2) = ……..
IV. Penjelasan Selisih Kas dan Selisih Pembukukan
1. Jelaskan selisih kas (I.A – II) ………..
2. Jelaskan selisih pembukuan (III.3) ……..
…………..
…………..
………….
…………..
120. 2. Bentuk LPJ BPP
I. Keadaan Pembukuan
Jenis Buku
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
A. BP Kas/UM
1. BP Kas (tunai/bank)
2. BP UM Perjadin
………….
……………
.................
…………..
…………..
…………….
…………….
B. BP selain Kas/UM
1. BP UP
- Belanja MA …..
- Belanja MA …..
- Pengembalian UP
2. BP LS-Bdh
- Pembayaran
- Setoran atas LS-Bdh
3. BP Pajak
4. BP Lain-lain
II. Keadaan kas
Uang tunai + di Rek. Bank
III. Selisih Kas
( I.A.1 – II)
V. Penjelasan Selisih Kas
jelaskan selisih kas ………..
Saldo Akhir
………….
………….
………….
…………..
…………..
…………..
…………..
………….
…………..
………….
…………..
…………..
…………
………….
………….
…………..
………….
………….
………….
…………..
…………..
…………..
………….
…………..
121. 3. Bentuk LPJ Bendahara Pengeluaran
I. Keadaan Pembukuan
Jenis Buku
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
A. BP Kas/UM/BPP
………….
1. BP Kas (tunai/bank) ……………
2. BP UM Perjadin
.................
3. BP BPP (kas di BPP) ……………
…………..
…………..
……………
…………….
…………….
…………….
B. BP selain Kas/UM/BPP
1. BP. UP
2. BP LS-Bdh
3. BP Pajak
4. BP Lain-lain
………….
………….
…………..
………….
…………..
…………..
………….
…………..
…………..
…………..
………….
…………..
…………..
…………..
………….
…………..
II. Keadaan kas
Uang tunai + di Rek. Bank
III. Selisih Kas
( I.A.1 – II)
IV. Selisih UP (hasil rekonsiliasi internal)
1.
2.
3.
Saldo Akhir
Saldo BP UP + Kuitansi UP yg belum disahkan = …….
Saldo UP menurut UAKPA (SAI) = …….
Selisih pembukuan UP (1-2)
V. Penjelasan Selisih Kas dan Selisih Pembukukan UP
1. Jelaskan selisih kas ………..
2. Jelaskan selisih pembukuan UP ……..
…………..
…………..
………….
…………..
123. Kesalahan pembayaran terjadi apabila jumlah yang tertera
didalam kuitansi berbeda dengan jumlah lampirannya:
Contoh 1.
Tgl 20 April 2009 diketahui bahwa pembayaran ATK tgl 15
Maret 2010 Nomor BKU 104 pembayaran pembelian Alat Tulis
Kantor sebesar Rp. 5.000.000,- Ternyata diketahui bahwa
berdasarkan lampiran-lampirannya jumlah yang benar adalah
Rp. 4.950.000,- Kelebihan pembayaran diterima kembali oleh
bendahara.
Koreksi kesalahan ini diketahui setelah buku kas ditutup :
--- Kuitansi diganti dengan kuitansi baru
--- Kuitansi tidak diganti.
125
126. Contoh 2.
Tgl 20 April 2009 diketahui bahwa pembayaran foto copy tanggal 8 Maret
2009 nomor kwitansi nomor 110 sebesar Rp. 7.657.800,- Tertulis didalam
buku kas dengan angka Rp. 7.567.800,- Kesalahan ini diketahui setelah buku
kas ditutup.
128
127. Contoh 3.
Tgl. 20 Januari 2010 dibayar uang muka kerja untuk biaya
makan minum rapat sebesar Rp. 100.000,
a. Bila dipertangungjawabkan sebesar Rp. 75.000,- sisanya
dikembalikan kepada bendahara.
b. Bila dipertangungjawabkan sebesar Rp. 75.000,- sisanya
merupakan uang muka kerja baru.
c. Bila dipertangungjawabkan sebesar Rp. 120.000,kekurangannya ditambah oleh bendahara.
129
130. C
ALUR PEMBAYARAN PADA SATKER
1. Alur Pembayaran dengan UP
2. Alur Pembayaran Langsung
3. Alur Pembayaran Langsung melalui Bendahara
132
131. 1. Alur Pembayaran dengan UP
SPM-GUP 6
SPP-GUP 5
belanja
Uji &
periksa
Perintah
PP
K
SP2D
GUP
7a
SP2D
Uji &
GUP
periks
a KPPN
Konsep PPSPM
8
SPM
2
1
7b
4
SP2D
GUP
9
Posting
UAKPA
Pihak ke 3
3
Uji &
periksa
Bukukan
BENDAHAR
A
7C
BO I
132. 2. Alur Pembayaran Langsung
SPP-LS
Kontrak
PP
K
1
SPM-LS
2
Uji &
periksa
3
SP2D
LS
4a
Konsep PPSPM
SPM
5
SP2D
LS
Posting
UAKPA
Uji &
periksa
KPPN
4b
6
Bukukan
BENDAHARA
4C
Pihak ke 3
BO I
SP2D
LS
133. 3. Alur Pembayaran Langsung melalui Bendahara
SPP-LS
Kontrak
Perintah
PP
K
6
7
1
SPM-LS
Uji &
Periksa
Konsep
SPM
SP2D
LS
SP2D
LS
3a
Uji &
periksa
KPPN
PPSPM
4
3b
Uji &
periksa
Bukukan
5
Posting
UAKPA
2
8
BENDAHARA
3c
Pihak ke 3
BO I
SP2D
LS
134. D
ALUR PENYUSUNAN LPJ
1. Alur Pembayaran dan Penyusunan LPJ-BPP
2. Alur Penyusunan LPJ Bendahara
136
136. 2. Alur Penyusunan LPJ Bendahara
SPM
SPP
Kontrak
SP2D
KPPN
PPSPM
PPK
Posting
Pembukuan
UAKPA
BENDAHARA
Rekon
BO I
Pihak ke 3
137. E. Sanksi Keterlambatan Penyampaian LPJ
1.
Atas keterlambatan penyampaian LPJ, dapat
dikenakan sanksi berupa penundaan penerbitan
SP2D atas SPM-GUP/SPM-TUP
2.
Sanksi
tidak
membebaskan
Bendahara
dari
kewajiban menyampaikan LPJ
139
138. F. Perbedaan LPJ dengan LK
1.
LK adalah pertanggungjawaban PA/KPA yang
menjadi lingkup Sistem Akuntansi Instansi
(accountability report). Dalam LK, kas di
bendahara adalah saldo UP/TUP yang belum di
SPM-GU kan dan belum disetorkan ke rekening kas
negara
2.
LPJ adalah pertanggungjawaban bendahara selaku
pejabat fungsional (managerial report). Dalam LPJ,
kas dibendahara mencakup seluruh uang dalam
pengelolaan bendahara
3.
Informasi/data LPJ dapat digunakan dalam
penyusunan LK, terkait dengan akun Kas di
Bendhara.
140
139. B A B VI
VERIFIKASI LPJ BENDAHARA
A. PELAKSANAAN VERIFIKASI OLEH KPPN
B. PENYAMPAIAN HASIL VERIFIKASI
141
140. A. PELAKSANAAN VERIFIKASI OLEH KPPN
Untuk LPJ Bendahara Penerimaan:
• Menguji kebenaran saldo awal
• Menguji kebenaran saldo uang di rekening bank dengan salinan
rekening koran Bendahara Pengeluaran
• Menguji kebenaran perhitungan
• Meneliti kepatuhan bendahara dalam penyetoran penerimaan
negara
Untuk LPJ Bendahara Pengeluaran:
• Menguji kebenaran saldo awal
• Menguji kebenaran saldo uang di rekening bank dengan salinan
rekening koran Bendahara Penerimaan
• Menguji saldo UP dengan cara membandingkan dengan Kartu
Pengawasan Kredit Angaran yang ada pada KPPN
• Menguji kebenaran perhitungan
• Meneliti kepatuhan bendahara dalam penyetoran pajak
142
141. B. PENYAMPAIAN HASIL VERIFIKASI
• Atas dasar LPJ yang diverifikasi dan ditemukan
kesalahan, maka LPJ tersebut dikembalikan ke
bendahara yang bersangkutan;
• Atas dasar LPJ yang diverifikasi dan dinyatakan
benar, KPPN menyusun daftar LPJ bendahara;
• Daftar LPJ Bendahara disampaikan kepada
Kanwil DJPBN setempat.
143
142. Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan
• Atas dasar Daftar LPJ Bendahara yang diterima
dari KPPN di wilayah kerjanya, Kanwil DJPBN
menyusun Rekapitulasi LPJ Bendahara;
• Rekapitulasi LPJ Bendahara disampaikan kepada
Kantor Pusat DJPBN u.p Direktur PKN.
144
143. Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan
• Atas dasar Daftar LPJ Bendahara yang diterima
dari Kanwil DJPBN, Kantor Pusat DJPBN
menyusun Rekapitulasi LPJ Bendahara secara
nasional.
• Hasil ini digunakan sebagai sumbangan data
dalam
penyusunan
laporan
keuangan
pemerintah tingkat pusat, serta sebagai bahan
dalam menentukan kebijakan terkait dengan
kas di bendahara.
145
150. VII
KERUGIAN NEGARA (KN)
A. Proses Penyelesaian KN
B. Hasil Proses Penyelesaian KN
C. Persetujuan Penghapusan Kas dan
Pembukuan Bendahara
152
151. A. Proses Penyelesaian KN
1. KPA wajib melaporkan setiap kerugian negara
kepada
menteri/pimpinan
lembaga
dan
memberitahukan kepada BPK selambat–lambatnya
7 (tujuh) hari setelah kerugian negara diketahui.
2. Menteri/ pimpinan lembaga menugaskan TPKN
untuk menindaklanjuti kasus kerugian negara
selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari setelah
menerima laporan.
(sesuai peraturan BPK No.3 Tahun 2007)
153
152. B. Hasil Proses Penyelesaian KN
1. Penghapusan kerugian negara
2. Pembebasan penggantian kerugian negara
3. Penggantian kerugian negara dengan cara
penyetoran ke kas negara
(sesuai Peraturan BPK No. 3 Tahun 2007)
154
153. C. Persetujuan Penghapusan Kas dan
Pembukuan Bendahara
• Dalam hal kerugian negara diselesaikan dengan cara
penghapusan kerugian negara dan pembebasan
penggantian kerugian negara, menteri/pimpinan
lembaga wajib mengajukan persetujuan penghapusan
uang dari perhitungan bendahara kepada Menteri
Keuangan ub. Dirjen Perbendaharaan.
• Surat persetujuan penghapusan uang dari perhitungan
bendahara yang diterbitkan oleh direktur jenderal
perbendaharaan ditetapkan sebagai dokumen sumber
pembukuan bendahara dan dibukukan sebagai
pengeluaran.
155
154. • Apabila kerugian negara diselesaikan
melalui penggantian kerugian negara,
bukti setor penggantian kerugian negara
yang dinyatakan sah ditetapkan sebagai
dokumen sumber pembukuan bendahara
dan dibukukan sebagai pengeluaran.
156
156. Alur Pelaporan
SATUAN KERJA
UAKPA
BENDAHARA
TRANSAKSI
KEUANGAN
PROSES S A I
PROSES PEMBUKUAN
BENDAHARA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KPPN
LAPORAN
BULANAN
REKAP PER
BENDAHARA
PROSES
KOMPUTERISASI
KANWIL DJPB
KP DJPB
LAPORAN
BULANAN
LAPORAN
BULANAN
PROSES
KOMPUTERISASI
PROSES
KOMPUTERISASI
REKON
LPJ
VERIFIKASI
INTERNET
158