SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 160
1
MATERI KULIAH
I. PENDAHULUAN
II. POKOK PENGATURAN
III. PEMBUKUAN BENDAHARA
IV. DIAGRAM PEMBUKUAN BENDAHARA
V. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
VI. VERIFIKASI LPJ BNDAHARA
VII. KERUGIAN NEGARA
2
I
PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum
B. Pengertian,Tugas dan Kewajiban
Bendahara
C. Manfaat dan Tujuan Pembukuan
D. Perbedaan Konsepsi Lama/Baru
E. Ruang Lingkup
3
A. Dasar Hukum
• UU No. 1 Tahun 2004, Pasal 53 (1) menyatakan:
Bendahara bertanggungjawab secara fungsional atas
pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya
kepada Kuasa BUN.
• PP Nomor 8 Tahun 2006, Pasal 31 menyatakan:
Bendahara wajib menatausahakan dan menyusun
laporan pertanggungjawaban atas uang yang
dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBN;
Laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada
BUN
atau Kuasa BUN, Menteri/pimpinan
lembaga, dan BPK.

4
• PMK
No.73/MK.05/2008
ttg
Tatacara
Penatausahaan dan Penyusunan LPJ Bendahara
Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan
Kerja.
• Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan
LPJ Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/
Kantor/Satuan Kerja.

5
PENGERTIAN, TUGAS DAN FUNGSI
BENDAHARA
MENURUT UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 2004 Pasal 1
BENDAHARA : adalah setiap orang atau badan yang diberi
tugas untuk dan atas nama negara/daerah
menerima, menyimpan, membayar dan atau
mengeluarkan uang/srt berharga/barang-barang
milik negara/daerah.
BENDAHARA UMUM NEGARA (BUN) : adalah Men.Keuangan
KUASA BENDAHARA UMUM NEGARA, adalah :
1. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
( KPPN );
2. Bank-Bank Pemerintah;
3. PT. Pos Indonesia;
2 dan 3 ditetapkan oleh Menkeu utk melaks.
tugas KPPN rangka pelaksanaan penerimaan
dan pengeluaran anggaran negara.
BENDAHARA PENERIMAN & PENGELUARAN
UU NO.1 THN 2004 Psl.10
 Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran diangkat
oleh
Menteri/pimpinan
lembaga/
Gubernur/Bupati/
Walikota untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam
rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja pada
kantor/satuan
kerja
di
lingkungan
kementerian
negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah.
 Jabatan Bendahara adalah pejabat fungsional dan tidak
boleh dirangkap oleh Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa
Bendahara Umum Negara.
 Bendahara Pengeluaran dilarang melakukan kegiatan
perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa
atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan
/pekerjaan /penjualan tersebut.
7
Tugas Bendahara

MENERIMA

MENYIMPAN

Bendahara
Pengeluaran

Menatausahakan dan
Mempertanggungjawabka
n

Menyetorkan/Membayarkan

Pasal 4 ayat 1
Pemisahan Kewenangan
mulai tahun anggaran 2005

Menteri Teknis

PEMBUATAN
KOMITMEN

Menteri Keuangan

PENGUJIAN &
PEMBEBANAN

PENGUJIAN

PERINTAH
PEMBAYARAN

administratief beheer

PENCAIRAN
DANA

Comptabel beheer

9
KEMENTERIAN/LEMBAGA
KEMENTERIAN/LEMBAGA
PENGGUNA
PENGGUNA
ANGGARAN
ANGGARAN

SATKER
KUASA PENGGUNA
ANGGARAN

. PEMBUAT
KOMITMEN

BENDAHARA

PENGUJI
PENERBIT SPM

UNIT
AKUNTANSI
INSTANSI

PENGAWAS
PELAKSANAAN
ANGGARAN

 Sampai tingkat eselon terendah disesuaikan

Kanwil Ditjen PBN Provinsi Jawa
Barat

10
P O L A HU B U N G AN D AN KE W E N AN G AN P E J AB AT
P E R B E N D AHAR AAN N E G AR A D AL AM U U P N



6 December 2004

Tkd - SPD 03

134

11
Bendahara Penerima Melaksanakan Fungsi
1. MENERIMA/MENAGIH

: PNBP hasil pungutan, penagihan dan
setoran dari debitur/terutang/wajib bayar.
2. MENYIMPAN
: pada rekening Bank Pemerintah/Giro Pos
a.n. Jabatan atau tunai di brankas.
3. MENYETOR
: ke Rekening Kas Negara dengan Surat
Setoran Bukan Pajak (SSBP)
4. MEMBUKUKAN
: mencatat semua penerimaan dan
penyetoran pada BKU dan BP terkait.
5. MEMPERTANGGUNGJAWABKAN : membuat laporan/pertanggungjawaban
PNBP dan menyampaikan laporan paling
lambat tgl. 10 bulan berikutnya.
Apabila ada kerugian negara maka Bend.
Penerima dapat dikenakan TP/TGR.

BENDAHARA PENGELUARAN Melaksanakan Fungsi :
1. Melaksanakan pembayaran atas beban anggaran belanja negara;
2. Pembukaan Rekening Bendahara pada Bank Pemerintah;
3. Bendahara Pengeluaran sbg Wajib Pungut Pajak;
4. Melaksanakan pembukuan
5. Mengajukan persetujuan dan penghapusan kekurangan uang dari
perhitungan bendahara dan peniadaan selisihantara Saldo Buku
dan Saldo Kas.
12
PEMBUKUAN KEUANGAN BENDAHARA
TERDIRI DUA BAGIAN, YAITU :
1.

PEMBUKUAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA
PENERIMAAN;

2.

PEMBUKUAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA
PENGELUARAN.

13
B. Manfaat dan Tujuan
1. Manfaat bagi Bendahara
Pedoman dalam rangka pelaksanaan amanat UU,
Pengawasan ketersediaan dana terkait dengan
perintah
bayar dari KPA,
Pengawasan pencapaian target anggaran penerimaan.
2. Manfaat bagi Pimpinan Satker
Merupakan managerial report, sebagai sarana untuk:
Pengambilan keputusan dalam pelaksanaan kegiatan
operasional sehari-hari terkait dengan keadaan sisa
pagu dana yang sesungguhnya
(kuitansi UP dianggap
mengurangi pagu dana),
Pelengkap SAI, terkait dengan perkiraan Kas di
Bendahara.

14
3. Manfaat LPJ bagi Kuasa BUN/KPPN
–

Alat monitoring rekening Satker diwilayah kerja KPPN

–

Alat monitoring keadaan kas di Bendahara yang
sebenarnya, meliputi:
a. Saldo UP/TUP;
b. Saldo SPM-LS Bendahara;
c. Saldo Pajak;
d. Saldo penerimaan lainnya;
e. Saldo penerimaan pada Bendahara Penerimaan.

–

Alat penguji/rekonsiliasi atas pembukuan
dilakukan KPPN dengan Bendahara.

–

Bahan analisis untuk pelaksanaan pembinaan kepada
Bendahara.

yang

15
4. Manfaat LPJ bagi Kanwil-DJPBN
– Alat monitoring keadaan kas di bendahara dan keadaan
rekening Satker diwilayah kerjanya,
– Bahan analisis untuk pelaksanaan pembinaan kepada
KPPN dan Bendahara,
– Sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian
dispensasi TUP.
5. Manfaat LPJ bagi Direktorat PKN
– Alat monitoring keadaan kas di bendahara dan keadaan
rekening Satker diseluruh Indonesia,
– Bahan analisis untuk pelaksanaan pembinaan kepada
Kanwil dan Bendahara,
– Memberikan sumbangan data Neraca dan Laporan
Realisasi APBN, khususnya perkiraan Kas di Bendahara.
16
6. Tujuan
• Memenuhi amanat reformasi dibidang
Keuangan Negara dengan memberikan
pedoman/pengaturan yang komprehensif
mengenai penatausahaan kas Bendahara
instansi
• Menggantikan konsepsi lama yang berakar
dari produk hukum kolonial dan ketinggalan
jaman

17
C. Perbedaan Konsepsi Lama/Baru
Konsepsi lama
(KMK 332/1968)
Hubungan Bendahara dengan
KPA
•Pengaruh atasan langsung
terhadap Bendahara sangat
dominan

Konsepsi baru
(UU 1/2004 PP 8/2006 PMK 73/MK.05/2008)

• Bendahara tidak dapat
dipengaruhi oleh atasan
langsung (KPA).
• Bendahara dapat menolak
perintah bayar yang
diajukan oleh KPA
(apabila persyaratan
tidak terpenuhi)
18
Konsepsi lama
(KMK 332/1968)
Hubungan Bendahara
dengan KPPN
• Hubungan bendahara
dengan KPPN tidak jelas/
tidak diatur

Konsepsi baru
UU 1/2004 PP 8/2006 PMK 73/MK.05/2008

• UU No. 1 Tahun 2004, Pasal
53 (1) mengatur:
Bendahara bertanggungjawab secara fungsional atas
pengelolaan
uang
yang
menjadi tanggung-jawabnya
kepada KPPN
•PP 8 Thn 2006 mengatur:
Bendahara menyampaikan
LPJ kepada KPPN
19
Konsepsi lama
(KMK 332/1968)

Konsepsi baru
(UU 1/2004 PP 8/2006 PMK 73/MK.05/2008)

Pembukuan Bendahara
• Hanya mengatur pembukuan pada BKU (selebihnya
dituangkan dalam modul
ajaran BPPK)
• Pengaturan pembukuan
sangat kaku (harus tulis
tangan dengan tinta warna
tertentu)

• Pengaturan lebih luas,
meliputi
penatausahaan
(pengelolaan uang, pembukuan dan
pertanggungjawabannya)
• Pengaturan pembukuan
sangat luwes (dapat dengan
tulis tangan dan/atau
menggunakan komputer)
20
D. Ruang Lingkup Pengaturan
1.
2.
3.
4.

Seluruh Bendahara Penerimaan satuan kerja
Kementerian/Lembaga
Seluruh Bendahara Pengeluaran satuan kerja
Kementerian/Lembaga
Bendahara
Pengeluaran
pengelola
dana
dekonsentrasi dan tugas perbantuan
Tidak
termasuk
Bendahara
Pengeluaran
penyalur dana dalam rangka APBD

21
II
POKOK PENGATURAN
A. Hubungan Bendahara dengan PA/KPA
B. Hubungan Bendahara dgn BUN/Kuasa BUN
C. Penatausahaan Kas
D. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)
E. Penatausahaan Kas Bendahara Penerima
F. Pembukuan Bendahara Penerima
G. Penatausahaan Kas Bendahara Pengeluaran
H. Pembukuan Bendahara Pengeluaran

22
A. Hubungan Bendahara dengan PA/KPA
1.

Bendahara adalah pejabat fungsional

2.

Bendahara diangkat oleh PA/KPA tetapi secara
fungsional bertanggungjawab kepada BUN/Kuasa BUN

3.

Bendahara wajib menolak perintah bayar dari PA/KPA
apabila persyaratan

tidak terpenuhi (kelengkapan,

perhitungan dan ketersediaan dana)
4.

Bendahara bertanggungjawab secara pribadi atas
pembayaran yang dilaksanakan

23
B. Hubungan Bendahara dgn BUN/Kuasa BUN
1.

Bendahara secara fungsional bertanggung jawab
kepada BUN/Kuasa BUN

2.

Bendahara
wajib
menyampaikan
Laporan
Pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya
kepada BUN atau Kuasa BUN

3.

BUN/Kuasa BUN melakukan verifikasi
Laporan Pertanggungjawaban Bendahara

4.

BUN/Kuasa BUN dapat mengenakan sanksi atas
ketidak patuhan penyampaian LPJ Bendahara

atas

24
C. Penatausahaan kas
1. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran tidak
boleh saling merangkap kecuali dalam hal tertentu
dengan kondisi tertentu dengan ijin BUN/Kuasa BUN
2. Bendahara wajib menatausahakan seluruh transaksi
satuan kerja (termasuk SPM-LS), namun bertanggung
jawab sebatas uang yang dikelolanya dalam rangka
pelaksanaan APBN
3. Bendahara tidak diperkenankan menyimpan uang atas
nama pribadi
4. Bendahara dan penyelenggara kegiatan dalam rangka
melakukan pembayaran wajib melakukan pemotongan
kewajiban (pajak dan bukan pajak) pihak ketiga kepada
negara
5. Bendahara melakukan pembayaran atas perintah PA/KPA
25
dhi. PPK
6.

Bendahara wajib menolak perintah bayar dari PPK
apabila persyaratan tidak terpenuhi dan bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran yang
dilaksanakannya
7. Penerimaan yang merupakan penerimaan negara
harus segera disetor ke Kas Negara dan tidak dapat
dipergunakan
langsung
untuk
membiayai
pengeluaran kecuali diatur khusus dalam peraturan
perundang-undangan tersendiri
8. Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, bendahara
wajib menyetor seluruh uang negara yang
dikuasainya ke Kas Negara
9. Bendahara menyampaikan LPJ kepada KPPN paling
lambat 10 hari kerja bulan berikutnya, dengan
disertai salinan rekening koran
10. PPK menyampaikan SPP kepada PA/Kuasa PA
disertai bukti-bukti pengeluaran
11. KPA melakukan pemeriksaan kas sekurang26
kurangnya satu kali dalam satu bulan.
D. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)
1. BPP adalah bendahara yang bertugas membantu
Bendahara
Pengeluaran
untuk
kelancaran
pelaksanaan kegiatan
2. BPP diangkat oleh Menteri/pimpinan lembaga atau
pejabat yang diberi kuasa, atas dasar pertimbangan
lokasi dan kompleksitas kegiatan
3. Ketentuan mengenai penatausahaan kas
Bendahara Pengeluaran berlaku juga bagi BPP

untuk

4. Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, BPP wajib
menyetorkan seluruh uang negara yang dikuasainya
ke kas negara, khusus sisa UP dikembalikan kepada
Bendahara Pengeluaran

27
5. BPP menyampaikan LPJ kepada Bendahara
Pengeluaran paling lambat 5 hari kerja bulan
berikutnya, dengan disertai salinan rekening koran
6. Bendahara
Pengeluaran
dapat
membukukan
transaksi atas dasar nilai/jumlah yang tertuang
dalam laporan pertanggungjawaban BPP.

28
PENATAUSAHAAN KAS
BENDAHARA PENERIMA
PENGELOLAAN KAS
BENDAHARA PENERIMA
1. Orang/Badan Hk yg diwajibkan menyetor
PNBP, wajib menyetorkan langsung ke KN
(kecuali jenis penerimaan ttt diatur khusus
dan mendapat persetujuan Menkeu)
2. Penyetoran PNBP ke KN hrs memakai SSBP
3. SSBP yg dinyatakan sah disampaikan kpd
Bendahara Penerima
4.Bendahara Penerimaan dilarang menerima
secara langsung setoran dari wajib setor
(kecuali utk jenis penerimaan ttt yang diatur
khusus dan mendpt persetujuan Menkeu)
5. Dalam hal Bendahara Penerimaan menerima
secara langsung dari wajib setor, maka
bendahara wajib :
-. Membuat SBS 2 rangkap
(format SBS ditetapkan oleh Menteri/Pim.
Lembaga yg bertggjwb atas penerimaan)
-. Menyampaikan SBS lbr-1 kpd penyetor,
lbr-2 sbg bukti pembukuan bendahara
-. Menyetor seluruh penerimaan ke KN selambat2nya 1 hari kerja memakai SSBP
(kecuali jenis penerimaan ttt yg penyetorannya diatur secara berkala)
PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN BENDAHARA
PENERIMAAN WAJIB MENYETORKAN SELURUH
UANG NEGARA YANG DIKUASAINYA
KE KAS NEGARA
(MENGGUNAKAN FORMULIR SSBP)
PEMBUKUAN
BENDAHARA PENERIMAAN
• Bendahara Penerimaan wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap :
-. Seluruh penerimaan
-. Pengeluaran/penyetoran penerimaan
• Dibukukan pada :
-. Buku Kas Umum
-. Buku-Buku Pembantu
-. Buku Pengawasan Anggaran
• Buku-2 pembantu/register-2 dapat ditentukan
oleh Menteri/Pimp.Lembaga kecuali BKU
• Setiap transaksi penerimaan/pengelu-aran
harus segera dicatat dalam BKU sebelum
dibukukan dalam buku-2 pem-bantu/register-2
• Dokumen Sumber untuk pembukuan BKU
-. SBS (sebagai bukti pembukuan penerimaan
bendahara)
-. SSBP yang dinyatakan sah, yang diterima
dari orang/badan hukum yg mempunyai
kewajiban setor PNBP (sebagai bukti pembukuan penerimaan sekaligus bukti pembukuan pengeluaran bendahara)
-. SSBP yang dinyatakan sah (sebagai bukti
pembukuan pengeluaran bagi bendahara
DOKUMEN SUMBER
PEMBUKUAN BENDAHARA
BERFUNGSI SEBAGAI
BUKTI REALISASI TARGET
ANGGARAN PENERIMAAN
UTK M.A. BERKENAAN
DALAM BUKU PENGAWASAN ANGGARAN
PENATAUSAHAAN KAS
BENDAHARA PENGELUARAN
PENGELOLAAN KAS
UP DAN TUP
BENDAHARA MENERIMA
UP/TUP/GUP
DARI KUASA BUN
UNTUK KELANCARAN PELAKSANAAN
KEGIATAN OPERASIONAL KANTOR
SEHARI-HARI
PELAKSANAAN PEMBAYARAN DGN UP HANYA
DAPAT DILAKUKAN
OLEH BENDAHARA PENGELUARAN
ATAS
PERINTAH PA/KPA
• Bendahara Pengeluaran melaksanakan
pembayaran dari UP setelah :
-. Meneliti kelengkapan perintah bayar yang
diajukan PA/KPA meliputi :
1. kuitansi/tanda terima
2. faktur pajak
3. dokumen lain yg jd dasar hak tagih
-. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yg
tercantum dlm perintah pembayaran, termasuk perhitungan pajak dan perhitungan
atas kewajiban lainnya yg dibebankan kpd
pihak ketiga
-. Menguji ketersediaan dana, meliputi pengujian kecukupan pagu/sisa pagu DIPA
untuk jenis belanja yg dimintakan
Wewenang Bendahara Pengeluaran
• Mengajukan permintaan pembayaran baik melalui
mekanisme UP/GU/TU maupun LS
• Menerima dan menyimpan UP/GU/TU
• Melakukan pembayaran dari uang persediaan yang
dikelolannya
• Menolak perintah bayar
• Meneliti kelengkapan dokumen pendukung LS
• Mengembalikan dokumen pendukung LS

Pasal 4 ayat 2
BENDAHARA PENGELUARAN
WAJIB MENOLAK
PERINTAH PEMBAYARAN DARI PA/KPA
BILA PERSYARATAN
TIDAK DIPENUHI
BENDAHARA PENGELUARAN
BERTANGGUNG JAWAB
SECARA PRIBADI
ATAS PEMBAYARAN YANG
DILAKSANAKANNYA
DALAM MELAKSANAKAN PEMBAYARAN
BENDAHARA PENGELUARAN WAJIB
MEMPERHITUNGKAN
KEWAJIBAN-2 PIHAK KETIGA
KEPADA NEGARA
(PAJAK DAN BUKAN PAJAK)
PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN
BENDAHARA PENGELUARAN WAJIB
MENYETORKAN
SELURUH SISA UP/TUP
KE KAS NEGARA
PENGELOLAAN KAS
BUKAN UP/TUP
• Disamping mengelola UP, Bendahara
Pengeluaran juga mengelola uang lain-nya,
meliputi :
1. uang yg berasal dari KN (SPM-LS/SP2D yg
ditujukan kepadanya)
2. uang yg berasal dari potongan sehubungan
dgn fungsi bendahara sbg wajib pungut
3. uang dari sumber lainnya yg menjadi hak
negara
UANG YANG BERASAL DARI POTONGAN
DAN YANG MENJADI HAK NEGARA
TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
UNTUK KEPERLUAN APAPUN
DENGAN ALASAN APAPUN
UANG YG BERASAL DARI POTONGAN, DAN UANG
YG MENJADI HAK NEGARA
SERTA SISA UANG YANG BERASAL DARI KAS NEGARA
HARUS SEGERA DISETORKAN KE KAS NEGARA
SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN
(PALING LAMBAT AKHIR BULAN BERKENAAN)
• Penyetoran ke Kas Negara menggunakan
formulir sbb :
a. Formulir SSP (utk setoran pajak, m.a.
sesuai jenis pajaknya)
b. Formulir SSPB (utk pengembalian belanja
TA berjalan, m.a. pengembalian atas SPM
berkenaan)
c. Formulir SSBP (utk setoran PNBP, termasuk
pengembalian belanja TA yang lalu.
PEMBUKUAN
BENDAHARA PENGELUARAN
KPPN

FLOW CHART DOKUMEN
(3)

SPM

SP2D + SPM s

SPMs (5)
BENLU

SPMs (4)
UAKPA

(2)
KPA
PPSPM

(6) SPMs

SPP
(1)

REKONSILIASI
(7)
P2K
1. Alur Pembayaran dengan UP
SPM-GUP 6

SPP-GUP 5
belanja

Uji &
periksa

Perintah

PP
K

SP2D
GUP

7a

SP2D
Uji &
GUP
periks
a KPPN

Konsep PPSPM
8
SPM

2

1

7b
4

SP2D
GUP

9

Posting
UAKPA

Pihak ke 3

3

Uji &
Bukukan
periksa

BENDAHAR
A

7C

BO I
2. Alur Pembayaran Langsung
SPP-LS

SPM-LS

2

Uji &
periksa

Kontrak

PP
K
1

3

SP2D
LS

4a

Konsep PPSPM
SPM
5

SP2D
LS

Posting

UAKPA

Uji &
periksa

KPPN
4b

6

Bukukan

BENDAHARA
4C

Pihak ke 3

BO I

SP2D
LS
1. P2K menyampaikan SPP dan kelengkapannya
kepada PPSPM utk diuji dan diterbitkan SPM
2. PPSPM menerbitkan SPM dan menyampaikannya
kpd KPPN utk diuji dan diterbitkan SP2D
3. KPPN menyampaikan SP2D dan SPM yang
dinyatakan sah kpd KPA c.q. PPSPM
4. PPSPM menyampaikan SPM yg sah kepada UAKPA
utk dibukukan
5. UAKPA menyampaikan SPM yg sah kepada
Bendahara Pengeluaran utk dibukukan
6. Bendahara Pengeluaran menyampaikan SPM
yang sah kpd PPSPM sbg arsip KPA
7. KPA wajib melaksanakan Rekonsiliasi antara
pembukuan Benlu dan pembukuan UAKPA
• Bendahara Pengeluaran wajib menyelenggarakan pembukuan seluruh transaksi (penerimaan dan pengeluaran) dlm rangka pelaksanaan anggaran belanja satker
• Bendahara Pengeluaran wajib menyelenggarakan pembukuan dlm BKU, buku-2 pembantu
dan Buku Pengawasan Anggaran
• PA/KPA dpt menentukan buku-2 pembantu/
register-2 disamping BKU
TATA CARA PEMBUKUAN
BENDAHARA PENGELUARAN
• Setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran
harus segera dicatat dalam BKU sebelum
dibukukan dalam buku-2 pembantu/register-2
• Dokumen Sumber pembukuan Bendahara yang
harus dicatat dalam BKU, antara lain :
a. SPM-UP dan SPM-TUP yang dinyatakan sah
(sbg bukti pembukuan penerimaan)
b. SPM-GUP yang dinyatakan sah
(sbg bukti pembukuan penerimaan)
c. SPM-GUP Nihil yang dinyatakan sah
(sbg bukti pembukuan
penerimaan/pengeluaran
/in-out )
d. SPM-LS kpd pihak ke-3/rekanan yang
dinyatakan sah (sbg bukti pembukuan
penerimaan/pengeluaran/in-out)
e. SPM-LS kpd Bendahara Pengeluaran yang
dinyatakan sah (sbg bukti pembukuan
penerimaan)
f. Kuitansi/dokumen pembayaran/tanda
terima(sbg bukti pembukuan pengeluaran)
g. Faktur pajak, bukti potongan(sbg bukti
pembukuan penerimaan)
h. SSP/SSBP/SSPB yang dinyatakan sah(sbg bukti
pembukuan pengeluaran)
• Kuitansi/dokumen pembayaran dibukukan
sebesar nilai bruto
• Nilai bruto berfungsi sbg pengurang kredit
anggaran utk m.a. berkenaan dlm Buku
Pengawasan Anggaran
• SPM-GUP dan SPM-GUP Nihil berfungsi
sebagai pe-ngesahan atas kuitansi/dokumen
pembayaran
• SPM-LS dibukukan sebesar nilai bruto (nilai
bruto berfungsi sbg pengurang kredit
anggaran sekaligus sebagai pengesahan atas
belanja pada m.a, ybs)
PENATAUSAHAAN KAS
BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU
(BPP)
• Ketentuan mengenai penatausahaan kas
pada Bendahara Pengeluaran berlaku juga
bagi BPP
• BPP bertanggung jawab atas seluruh uang
dalam penguasaannya
• BPP bertanggung jawab secara pribadi atas
pembayaran yang dilaksanakannya
• LPJ-BPP disampaikan kpd Bendahara
Pengeluaran (paling lambat 5 hari kerja
bulan berikutnya) disertai salinan rek.koran
dari bank/pos utk bulan berkenaan
• P2K wajib melakukan pemeriksaan kas
sekurang-2 nya 1 x dalam sebulan
• P2K menerbitkan SPP dan menyampaikan
kpd PA/ KPA disertai dg bukti-2
pengeluarannya
(BPP harus menyampaikan LPJ terlebih
dahulu kpd
Bendahara Pengeluaran)
• Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, BPP
wajib me-nyetorkan seluruh uang dlm
penguasaannya ke KN, sisa UP dikembalikan
ke rek. Bendahara Pengeluaran
• Bendahara Pengeluaran dpt membukukan
transaksi atas dasar nilai yg tertuang dlm
LPJ-BPP
III
PEMBUKUAN BENDAHARA
A. Prinsip Pembukuan
B. Dokumen Sumber Pembukuan
C. Pembukuan Dengan Komputer
D. Jenis Buku Bendahara
E. Diagram Pembukuan Bdh Penerimaan
F. Diagram Pembukuan Bdh Pengeluaran
G. Diagram Pembukuan BPP
70
PEMBUKUAN BENDAHARA
KEGIATAN PENCATATAN SEMUA
TRANSAKSI/ MUTASI KEUANGAN YANG
DIKELOLA OLEH BENDAHARA SECARA:
• KRONOLOGIS
• SISTEMATIS
• KONTINU
• SUSTINABLE
PADA BUKU-BUKU YANG BENTUK DAN
JENISNYA DITETAPKAN SESUAI
KETENTUAN YANG BERLAKU
71
A. Prinsip Pembukuan
1.

Bendahara wajib menyelenggarakan pembukuan

2.

Setiap transaksi harus segera dicatat dalam Buku
Kas Umum sebelum pembukuan dalam buku-buku
pembantu dan pengawasan anggaran

3.

PA/KPA
dapat
menentukan
buku-buku
bantu/register selain Buku Kas Umum

4.

Pembukuan dilaksanakan berdasarkan asas bruto

5.

Pembukuan dapat dilakukan dengan tulis tangan
dan/atau komputer

6.

KPA melaksanakan pemeriksaan kas sekurangkurangnya satu kali dalam satu bulan

72
SISTEM PENCATATAN

1. Pencatatan atas transaksi dilakukan dengan
menggunakan basis kas, pencatatan dilakukan pada
saat terjadinya penerimaan kas atau pada saat
terjadinya pengeluaran kas.
2. Pembukuan Bendahara Pengeluaran dilakukan
dengan asas bruto, yaitu prinsip yang tidak
memperkenankan pencatatan secara neto.
Apabila terdapat satu transaksi yang
mengakibatkan pengeluaran sekaligus penerimaan
maka pencatatan atas transaksi tsb dilakukan
secara terpisah.
Sehingga masing-masing dicatat nilai brutonya. 73
PROSEDUR PEMBUKUAN
1. BUKTI-BUKTI PENERIMAAN/PENGELUARAN

DIBUKUKAN TERLEBIH DAHULU, BARU
KEMUDIAN DILAKSANAKAN PENERIMAAN ATAU
PEMBAYARAN

2. SETIAP PENGELUARAN HARUS PERSETUJUAN
PENGGUNA/KUASA PENGGUNA ANGGARAN
3. PADA BUKTI PENGELUARAN HARUS TERCANTUM
TANDA TANGAN DAN NAMA JELAS PENERIMA
PEMBAYARAN

74
• Dokumen Sumber untuk pembukuan BKU
Bendahara Penerimaan :
-. SBS (sebagai bukti pembukuan penerimaan
bendahara)
-. SSBP yang dinyatakan sah, yang diterima
dari orang/badan hukum yg mempunyai
kewajiban setor PNBP (sebagai bukti pembukuan penerimaan sekaligus bukti pembukuan pengeluaran bendahara)
-. SSBP yang dinyatakan sah (sebagai bukti
pembukuan pengeluaran bagi bendahara
B. Dokumen Sumber Pembukuan
Adalah seluruh dokumen terkait dengan uang yang
dikelola Bendahara serta transaksi dalam rangka
pelaksanaan anggaran satuan kerja, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

DIPA yang telah mendapat pengesahan
SPM-UP/SPM-TUP/SPM-GUP/SPM-LS yang telah
diterbitkan SP2D
SSP/SSBP/SSPB yang telah mendapat NTPN dan
NTB/NTP/NPP
Kuitansi/dokumen pembayaran atas uang yang
bersumber dari UP atau LS-Bendahara
Faktur pajak atas potongan uang yang bersumber
dari UP atau LS-Bendahara
SBS/bukti penerimaan Bendahara Penerimaan
76
DOKUMEN BUKTI PEMBUKUAN BENDAHARA PENGELUARAN
PENERIMAAN
1. SPM-UP DAN SPM-TUP YANG TELAH
TERBIT SP2D
2. SPM-GUP YABGTELAH TERBIT SP2D
3. SPM-LS ATAS BELANJA PEGAWAI DAN
ATAU PERJALANAN DINAS YANG KASNYA
DITERIMA MELALUI BEND. PENGELUARAN
4. FAKTUR PAJAK SBG BUKTI PENERIMAAN
HASIL PUNGUTAN PAJAK
5. SPM-LS PENGADAAN BARANG/JASA KPD
PIHAK KE-3 YANG TELAH TERBIT SP2-D
6. SPM-GUP + SP2D NIHIL
7. BUKTI PENARIKAN UANG KAS DARI BANK
8. PENERIMAAN UANG PENGEMBALIAN
PERSEKOT
9.. BUKTI PENERIMAAN LAINNYA

PENGELUARAN
1. BUKTI PEMBAYARAN (KUITANSI)
PEMBAYARAN DENGAN UP/TUP
2. BUKTI PEMBAYARAN KAS YANG
DANANYA BERASAL DARI SPM-LS
BELANJA PEGAWAI ATAU SPM-LS
BELANJA PERJALANAN DINAS
3. SSP, SSBP DAN SSPB.
4. PEMBERIAN PERSEKOT
5. SPM-LS + SP2D-LS PENGADAAN
BARANG/JASA KPD PIHAK KE-3
6. SPM + SP2D-GU NIHIL
7. BUKTI SETOR UANG TUNAI KE BANK
8. BUKTI PENGELUARAN LAINNYA

77
C. Pembukuan dengan Komputer
1. Bendahara wajib mencetak BKU dan bukubuku Pembantu, sekurang-kurangnya satu kali
dalam satu bulan
2. Bendahara

wajib

menatausahakan

hasil

cetakan yang ditandatangani Bendahara dan
KPA
3. Bendahara

wajib

memelihara

database

pembukuan
78
D. JENIS BUKU
1. BUKU KAS UMUM
2. BUKU PENGAWASAN KREDIT ANGGARAN
3. BUKU PEMBANTU, TERDIRI DARI:
a. Buku Pembantu berdasarkan Sumber kas/Jenis kas,
meliputi:
1). Buku Pengawasan Uang Persediaan;
2). Buku Pengawasan Uang LS Bendahara;
3). Buku Pyngutan/Potongan Pajak.
b. Buku Pembantu berdasarkan penyimpanan/keberadaan
kas, meliputi:
1). Buku Kas di Bank;
2). Buku Kas Tunai;
3). Buku Persekot/Uang Muka PUM.
c. Buku Pembantu Lain-lain.
79
BUKU KAS UMUM
FUNGSI:
1. Mencatat semua transaksi penerimaan dan pengeluaran
baik tunai maupun giral.
2. Mencatat penerimaan dan pengeluaran yang sifatnya
perbaikan/pembetulan kesalahan pembukuan.
3. Menyediakan data komprehensip tentang pengelolaan
dana yang dikuasai oleh pengguna/kuasa pengguna anggaran
terutama uang persediaan.
4. Bahan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban
anggaran.

80
BENTUK BUKU KAS UMUM
Buku Kas Umum terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu:
- Bagian 1 : Untuk menginformasikan identitas Satker,
identitas DIPA, Pagu Belanja per kegiatan Pengguna
Anggaran/KPA dan Bendahara Pengeluaran. (Halaman
pertama)
- Bagian 2 : Untuk mencatat transaksi penerimaan dan
pengeluaran dan semua transaksi mutasi
lainnya.
(Halaman 2 dst)
- Bagian 3 : Untuk lembar catatan pemeriksaan kas baik
yang dilakukan oleh PA/KPA atau Pejabat fungsional
pengawasan lainnya.
(Halaman terakhir)
81
Bagian 1
BUKU KAS UMUM
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Propinsi/Kabupaten/Kota
Satuan Krja
Tgl.No. SP. DIPA
Tahun Anggaran
KPPN
Pagu DIPA per Kegiatan

: ……………………………………………….
: ……………………………………………….
: ……………………………………………….
: ……………………………………………….
: ……………………………………………….
: ……………………………………………….
: ……………………………………………….
: 1). ……………………… Rp ………………
2). ……………………… Rp ………………
3). ……………………… Rp ………………
Jumlah
Rp ……………...

Mengetahui:
Kuasa Pengguna Anggaran

Bendahara Pengeluaran

Nama………………………
NIP ………………………..

Nama ……………………..
NIP ………………………..
82
- Bagian 2 : Untuk mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran dan
semua transaksi mutasi lainnya. (Halaman 2 dst).
BUKU KAS UMUM
TGL

NO
BUKTI

URAIAN

PENERIMAAN

PENGELUARAN

SALDO

1

2

3

4

5

6

83
Bagian 3 :
Catatan Hasil Pemeriksaan Kas
Padahari ini………………tanggal……………bulan………..tahun………….kami selaku
Kuasa Pengguna Anggaran telah melakukan pemeriksaan kas dengan posisi saldo
BKU sebesar Rp …………………. Dan Nomor Bukti terakhir di BKU Nomor………….
Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut :
I. Hasil Pemeriksaan Pembukuan Bendahara Pengeluaran
A. Saldo Kas Bendahara Pengeluaran (yang belum dipertanggungjawabkan):
1. Saldo Buku Kas di Bank
Rp …………………….
2. Saldo Buku Kas Tunai
Rp …………………….
3. Saldo Buku Persekot
Rp …………………….
Jumlah (1+2+3)
Rp………………
B. Saldo Kas pada huruf A tsb terdiri dari :
1. Saldo Buku Pengawasan UP
Rp…………………….
2. Saldo Buku Peng. LS Bendahara Rp ……………………
3. Saldo Buku Pungutan Pajak
Rp ……………………
4. Saldo Buku Lain-lain
Rp ……………………
Jumlah (1+2+3+4)
Rp ………………
C. Selisih Pembukuan (A – B)
Rp ………………
84
Bagian 3… (lanjutan)

II. Hasil Pemeriksaan Fisik Kas
A. Fisik Kas yang dikuasai Bendahara Pengeluaran:
1. Uang di rekening Bank
: Rp ……………..
2. Uang di Brankas Bendahara
: Rp ……………..
3. Bukti Persekot PUM
: Rp ……………..
Jumlah (1+2+3)
Rp ……………..
B. Selisih Kas antara Buku dengan Fisik (I.A – II.A)
Rp ……………..
III. Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAKPA)
A. Pembukuan UP menurut Bendahara Pengeluaran:
1. Saldo UP
: Rp …………….
2. Kuitansi UP yang belum disahkan : Rp …………….
Jumlah (1+2)
Rp ………….....
B. Selisih UP pembukuan Bendahara Pengeluaran
dengan UAKPA (III.A –III.B)
Rp …………….
IV. Penjelasan atas selisih:
1. Selisih pembukuan ……………………………………………………………………
2. Selisih Kas …………………………………………………………………………….
3. Selisih UP ……………………………………………………………………………..
Mengetahui:
Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
Nama ……………………….
NIP ………………………….

Nama……………………..
NIP ……………………….

85
BUKU PENGAWASAN KREDIT ANGGARAN
FUNGSI:
Mencatat segala pengeluaran baik yang menggunakan UP, melalui dana LS Bendahara maupun
LS kepada fihak ketiga.
Buku Pengawasan Kredit Anggaran dibuat sesuai dengan klasifikasi belanja atau BKPK (Buku Kas
Pembantu Pengeluaran) yaitu akun belanja dengan kode 4 (empat) digit pertama, dimana tiap
klasifikasi belanja/BKPK terdiri dari beberapa MAK yang disebut akun belanja dengan kode 6
(enam) digit.
BENTUK:
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Propinsi/Kabupaten/Kota
Satuan Kerja
Tgl. No. SP DIPA
Tahun Anggaran
Pagu DIPA Satker
KPPN

BUKU PENGAWASAN KREDIT ANGGARAN
: (….) ……………………..
Fungsi
: ……………………….
: (….) ……………………..
Sub Fungsi
:………………………..
: (….)………………………
Program
: ……………………….
: (….)………………………
Kegiatan
: ……………………….
: ……………………………
: ……………………………
: Rp ……………………….
: (….)………………………
Pembayaran
Sisa Kredit Anggaran
Posisi UP

Tgl.

No.
BKU

Uraian

UP

LS

BKPK

Akun/
MAK

Akun/
MAK

Bukti
Keluar

Bukti
Masuk

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

86
BUKU PENGAWASAN UANG PERSEDIAAN
FUNGSI:
1. Mencatat seluruh transaksi atas UP;
2. Memantau uang persediaan, sekaligus sebagai dasar untuk mengajukan penggantian uang
persediaan (GUP)
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Propinsi/Kabupaten/Kota
Satuan Kerja
Tgl. No. SP DIPA
Tahun Anggaran
Pagu DIPA Satker
KPPN

BUKU PENGAWASAN UANG PERSEDIAAN
: (….) ……………………..
: (….) ……………………..
: (….)………………………
: (….)………………………
: ……………………………
: ……………………………
: Rp ……………………….
: (….)………………………

Tgl

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan

Pengeluaran

Saldo

1

2

3

4

5

6

87
BUKU PENGAWASAN UANG LS BENDAHARA
FUNGSI :
1. Mencatat transaksi dana LS Bendahara;
2. Memantau dana LS yang diterima Bendahara dan pembayarannya kepada yang berhak.
BENTUK :
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Propinsi/Kabupaten/Kota
Satuan Kerja
Tgl. No. SP DIPA
Tahun Anggaran
Pagu DIPA Satker
KPPN

BUKU PENGAWASAN UANG LS BENDAHARA
: (….) ……………………..
: (….) ……………………..
: (….)………………………
: (….)………………………
: ……………………………
: ……………………………
: Rp ……………………….
: (….)………………………

Tgl.

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan

Pengeluaran

Saldo

1

2

3

4

5

6

88
BUKU PUNGUTAN/POTONGAN PAJAK
FUNGSI :
1. Mencatat penerimaan hasil pungutan/potongan pajak;
2. Sebagai alat monitor atas jumlah hasil pungutan/potongan pajak dan penyetorannya.
BENTUK :
BUKU PUNGUTAN/POTONGAN PAJAK
Departemen/Lembaga
: (….) ……………………..
Unit Organisasi
: (….) ……………………..
Propinsi/Kabupaten/Kota
: (….)………………………
Satuan Kerja
: (….)………………………
Tgl. No. SP DIPA
: ……………………………
Tahun Anggaran
: ……………………………
Pagu DIPA Satker
: Rp ……………………….
KPPN
: (….)………………………
Tgl.

No.
Bukti

Penerimaan
Uraian

PPN

PPh 21

PPh 22

PPh 23

Pengeluaran

Saldo

1

2

3

4

5

6

7

8

9

89
BUKU KAS DI BANK
FUNGSI :
1. Mencatat segala transaksi mengenai perubahan uang kas pada rekening Bank;
2. Sebagai alat kontrol terhadap BKU dalam hal lalu-lintas uang kas di Bank.
BENTUK :
BUKU KAS DI BANK
Departemen/Lembaga
: (….) ……………………..
Unit Organisasi
: (….) ……………………..
Propinsi/Kabupaten/Kota
: (….)………………………
Satuan Kerja
: (….)………………………
Tgl. No. SP DIPA
: ……………………………
Tahun Anggaran
: ……………………………
Pagu DIPA Satker
: Rp ……………………….
KPPN
: (….)………………………
Tgl.

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan

Pengeluaran

Saldo

1

2

3

4

5

6

90
BUKU KAS TUNAI
FUNGSI :
1. Mencatat segala transaksi uang tunai;
2. Memantau uang kas tunai yang ada di Brandkas.
BENTUK :
BUKU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
: (….) ……………………..
Unit Organisasi
: (….) ……………………..
Propinsi/Kabupaten/Kota
: (….)………………………
Satuan Kerja
: (….)………………………
Tgl. No. SP DIPA
: ……………………………
Tahun Anggaran
: ……………………………
Pagu DIPA Satker
: Rp ……………………….
KPPN
: (….)………………………
Tgl.

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan

Pengeluaran

Saldo

1

2

3

4

5

6

91
BUKU PERSEKOT/UANG BPP
FUNGSI :
1. Mencatat pengeluaran yang belum dipastikan jumlah sesungguhnya (belum definitif);
2. Memantau jumlah uang kas yang harus dipertanggungjawabkan oleh PUM.
3. BENTUK :
BUKU PERSEKOT/UANG BPP
Departemen/Lembaga
: (….) ……………………..
Unit Organisasi
: (….) ……………………..
Propinsi/Kabupaten/Kota
: (….)………………………
Satuan Kerja
: (….)………………………
Tgl. No. SP DIPA
: ……………………………
Tahun Anggaran
: ……………………………
Pagu DIPA Satker
: Rp ……………………….
KPPN
: (….)………………………
Tgl.

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan

Pengeluaran

Saldo

1

2

3

4

5

6

92
BUKU PEMBANTU LAIN-LAIN
FUNGSI :
Mencatat penerimaan / pengeluaran yang diluar aktivitas Bendahara Pengeluaran, sehingga tidak dapat
dicatat dalam buku buku pembantu terdahulu;
BENTUK :
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Propinsi/Kabupaten/Kota
Satuan Kerja
Tgl. No. SP DIPA
Tahun Anggaran
Pagu DIPA Satker
KPPN

:
:
:
:
:
:
:
:

BUKU PEMBANTU LAIN-LAIN
(….) ……………………..
(….) ……………………..
(….)………………………
(….)………………………
……………………………
……………………………
Rp ……………………….
(….)………………………

Tgl.

No.
Bukti

Uraian

Penerimaan

Pengeluaran

Saldo

1

2

3

4

5

6

93
TATA CARA PELAKSANAAN PEMBUKUAN
A. PEMBUKUAN DASAR PADA BUKU KAS UMUM;
1. PENGISIAN LEMBAR/HALAMAN PERTAMA BUK KAS UMUM;
2. PENGISIAN LEMBAR/HALAMAN TERAKHIR BKU;
3. PEMBUKUAN AWAL BULAN (SALDO AWAL), PENCATATAN
DENGAN TINTA HITAM, LARANGAN ADA RUANG YANG KOSONG
DAN PERBAIKAN KESALAHAN;
4. MENERIMA SPM/SP2D-UP (TUP);
5. MENERIMA SPM/SP2D- LS BENDAHARA;
6. TRANSAKSI PERPINDAHAN KAS ANTAR TEMPAT KAS TERSIMPAN:
a. Perpindahan dari Kas di Bank ke Kas Tunai atau sebaliknya;
b. Perpindahan dari Kas Tunai ke Kas di PUM (Persekot).
7. TRANSAKSI PEMBAYARAN BELANJA DENGAN UP/TUP;
8. TRANSAKSI PENGELUARAN KAS DARI SPM –LS BENDAHARA;
9. TRANSAKSI PENERIMAAN KAS DARI PUNGUTAN/POTONGAN PAJAK DAN
PENYETORANNYA KE KAS NEGARA;
10. MENERIMA SPM/SP2D PENGGANTIAN UP (SPM-GUP);
11. PENGESAHAN BELANJA DARI PENGGUNAAN DANA TUP;
12. PENCATATAN SPM/SP2D-LS YANG DITUJUKAN KEPADA PIHAK KETIGA;
13. PENUTUPAN BKU DAN BUKU PEMBANTU TERKAIT;
94
IV
DIAGRAM PEMBUKUAN BENDAHARA
A. Diagram Pembukuan Bendahara Penerima
B. Diagram Pembukuan Bendahara Pengeluaran
C. Diagram Pembukuan Bendahara Pengeluaran
Pembantu
D. Jurnal dan Posting

95
A
DIAGRAM PEMBUKUAN
BENDAHARA PENERIMAAN

96
BENDAHARA
PENERIMAAN

Dokumen
Sumber/
Transaksi

BKU
D

K

BP
Kas
D

K

90 90
DIPA/Target
SBS

30

SSBP

(strn Bdh)

SSBP

BP
XXX

BP
XXXX

D

D

D

K

K

K

Was
MAP
Tar
get

Re
al

Pe’
sah
an

90
30

30

BP XX

30
30

30

(strn WB)

10 10

10 10

97
B
DIAGRAM PEMBUKUAN
BENDAHARA PENGELUARAN
1.Transaksi Non Kas
2.Transaksi atas UP
3.Transaksi atas SPM-LS-Bdh
4.Transaksi atas LPJ-BPP
5.Transaksi atas UM Perjadin
6.Transaksi Lain-lain

98
BENDAHARA
PENGELUARAN

1. TRANSAKSI NON KAS
Dokumen
Sumber/
Transaksi

BKU
D

K

90 90

BP
Kas
D

K

BP UP BP-Ls
BP
Bdh Pajak

Was
MAK

D

D

K

D

K

D

K

K

Pe’
sah
an

90

DIPA
SPM-LS Phk3

15 15

15 15

99
BENDAHARA
PENGELUARAN

2. TRANSAKSI atas UP
Dokumen
Sumber/
Transaksi

BKU
D

K

25

Kwitansi (bruto)
Faktur Pjk

SPM-GUP
Potongan

SSP

D

K

25
0
20

SPM-UP/TUP
Potongan

BP
Kas

2
20

Was
MAK

D

D

K

D

K

D

K

K

Pe’
sah
an

25
0
20

2
20
0
2
5

BP UP BP-Ls
BP
Bdh Pajak

0
20

20
2

20
0
2
5

20
0
2
5
100
BENDAHARA
PENGELUARAN

3. TRANSAKSI atas SPM-LS-BDH
Dokumen
Sumber/
Transaksi

BKU
D

K

30
SPM-Ls-Bdh
Potongan

Kwt/td terima

3
22
5

BP
Kas
D
30
27

K

3
22
5

BP UP BP-Ls
BP
Bdh Pajak

Was
MAK

D

D

K

D

K

D

K

K

Pe’
sah
an

30 30

27
22
5

SSPB

101
BENDAHARA
PENGELUARAN

4. TRANSAKSI atas LPJ-BPP
Dokumen
Sumber/ LPJBPP

BKU
D

K

BP
Kas
D

30 30
Bukti Penyaluran
dana Kpd BPP
Belanja atas UP

3

3
6

2

K

17
3

BP
Pajak

Was
MAK

D

D

D

K

D

K

K

K

Pe’
sah
an

17

17

3
6

6

4

4

2
2

BP UP BP-Ls
Bdh

30 30

4

Pemb. Ls-Bdh

Pungutan Pajak

D

17

Pengmb sisa UP
Setoran sisa LsBdh

K

BP
BPP

2
2

2

Setoran Pajak
102
BENDAHARA
PENGELUARAN

5. TRANSAKSI atas UM Perjadin
Dokumen
Sumber/
Transaksi

BKU
D

K

BP
Kas
D

10 10
Bayar UM
Perjadin

Was
MAK

D

D

2
X

X

12

2

Kekurangan
bayar

K

D

K

D

K

K

Pe’
sah
an

10 10

12

Bukti/Kwts
Perjadin

Kelebihan
bayar UM

K

BP UM BP UP BP-Ls
Bdh

2
X

12

12

2
X
103
BENDAHARA
PENGELUARAN

6. TRANSAKSI atas Penerimaan LAIN-LAIN
Dokumen
Sumber/
Transaksi

BKU
D

K

3
Penerimaan
Lain-Lain

BP
Kas
D

K

3
3

BP UP BP-Ls
BP
Bdh Lain2

Was
MAK

D

D

K

D

K

D

K

K

Pe’
sah
an

3
3

3

Pengeluaran
SSBP

104
C
DIAGRAM PEMBUKUAN
BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU
1. Penerimaan Dana dari Bdh Pengeluaran
2. Belanja atas Dana UP
3. Pembayaran atas Dana SPM-LS-Bdh

105
1. Penerimaan Dana dari
Bendahara Pengeluaran
Dokumen
Sumber/
Transaksi

Td terima:
Dana UP

BKU
D

20
10

K

BP
Kas
D

20
10

K

BPP

BP UP BP-Ls
BP
Bdh Pajak

Was
MAK

D

D

K

D

20

K

D

K

K

Pe’
sah
an

20
10

Dana Ls-Bdh

106
2. Belanja atas Dana UP
Dokumen
Sumber/
Transaksi

BKU
D

K

BP
Kas
D

17
Kwitansi (bruto)

2

2
Faktur Pjk
3
SSP
17 17
Str ke Bdh

K
17

BPP

BP UP BP-Ls
BP
Bdh Pajak

Was
MAK

D

D

K

D

K

D

K

17

2

K

Pe’
sah
an

17
2

2
3

2
3

3

3
17

SPP-GUP

107
3. Pembayaran atas Dana LSBdh
Dokumen
Sumber/
Transaksi

Kwt/td terima

BKU
D

K
6
4

BP
Kas
D

K
6
4

BPP

BP UP BP-Ls
BP
Bdh Pajak

Was
MAK

D

D

K

D

K

D

K

K

Pe’
sah
an

6
4

SSBP

108
D. Jurnal Posting Transaksi Non Kas
1. Transaksi DIPA

BKU dicatat pada posisi Debet dan Kredit
 Buku Pengawasan Kredit Anggaran dicatat
pada posisi Debet
2. Transaksi SPM LS/SP2D LS Kpd Pihak ke 3
 BKU dicatat pada Debet dan Kredit
 Buku Pengawasan Kredit Anggaran dicatat
pada posisi Kredit

109
Transaksi atas Uang Persediaan
1.



2.




3.


4.


5.


Transasksi atas SPM/SP2D UP/TUP / GUP
BKU dicatat pada Debet
BP Kas dicatat pada Debet
BP UP dicatat pada Debet
Transaksi atas Kuitansi /Bukti2 Pengeluaran
BKU dicatat diposisi Kredit
BP Kas dicatat diposisi Kredit
BP UP dicatat diposisi Kredit
B PNGWSN Kredit Anggaran dicatat diposisi Kredit
Transasksi Pemungutan dan Penyetoran Pajak
Pemungutan Pajak dicatat pada BKU, BP Kas, BP Pajak pada posisi Debet
Penyetoran Pajak dicatat pada BKU, BP Kas, BP Pajak pada posisi Kredit
Transaksi SPM/SP2D GUP dan Potongan
Dicatat pada BKU, BP Kas dan BP UP pada posisi Debet serta dianggap
sebagai pengesahan dan jika terdapat pemotongan dicatat pada posisi
Kredit
Transaksi atas penyetoran sisa UP/TUP dengan SSBP
Dicatat pada BKU, BP Kas, BP UP pada posisi Kredit
110
Transaksi atas SPM LS Bendahara
1. Transaksi atas SPM/SP2D LS kepada Bendahara
 Dicatat pada BKU diposisi Debet utk jumlah bruto dan diposisi kredit
utk jumlah potongan
 Dicatat pada BP Kas pada posisi Debet sebesar nilai netto
 Dicatat pada BP LS Bendahara pada psosisi Debet sebesar nilai netto
 Dicatat pada Bpengwsan Anggaran diposisi Kredit sebesar nilai Bruto
2. Transaksi atas pembayaran kepada yg berhak dgn bukti kuitansi
 Dicatat pada BKU pada posisi Kredit sebesar nilai kuitansi
 Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit sebesar nilai kuitansi
 Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi kredit sebesar nilai kuitansi
3. Transaksi Pengembalian atas sisa dana yg tidak dibayarkan dgn SSPB
 Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
 Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
 Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit
111
Transaksi atas LPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu
1.



2.




3.



4.




Transaski penyaluran dana ke BPP
Dicatat pada BKU pada posisi Debet dan Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP BPP pada posisi Debet
Transaksi Belanja atas UP
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP BPP pada posisi Kredit
Dicatat pada BP UP pada posisi Kredit
Dicatat pada B Pengwsn Kredit Anggaran diposisi Kredit
Transaksi Pengembalian Sisa UP ke Bendahara Induk
Dicatat pada BKU diposisi Debet dan Kredit
Dicatat pada BP Kas diposisi Debet
Dicatat pada BP BPP pada posisi Kredit
Transaksi Pembayaran LS Bendahara
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP BPP pada posisi Kredit
Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit

112
Transaksi atas LPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu
5.



6.



7.




Lanjutan

Transaski penyetoran sisa dana LS Bendahara ke Rekening Kas Negara
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP BPP pada posisi Kredit
Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit
Transaksi atas pungutan pajak atas Belanja UP BPP
Dicatat pada BKU pada posisi Debet
Dicatat pada BP BPP pada posisi Debet
Dicatat pada BP Pajak pada posisi Debet
Transaksi atas penyetor pajak atas Belanja UP BPP
Dicatat pada BKU diposisi Kredit
Dicatat pada BP BPP diposisi Kredit
Dicatat pada BP Pajak pada posisi Kredit

113
Transaksi atas Uang Muka Perjalanan Dinas
1.



2.




3.



4.




Transaski Pembayaran Uang Muka kpd Pegawai
Dicatat pada BKU pada posisi Debet dan Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP UM Perjadin pada posisi Debet
Transaksi atas Bukti Kuitansi Perjalanan Dinas
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP UM Perjadi pada posisi Kredit
Dicatat pada BP UP pada posisi Kredit
Dicatat pada B Pengwsan Kredit Anggrn pada posisi Kredit
Transaksi atas kekurangan bayar perjalanan dinas
Dicatat pada BKU pada posisi Debet dan Kredit
Dicatat pada BP Kas pada Posisi Kredit
Dicatat pada BP UM Perjadin pada posisi Debet
Transaksi atas kelebihan bayar perjalanan dinas
Dicatat pada BKU pada posisi Debet dan Kredit
Dicatat pada BP Kas pada Posisi Debet
Dicatat pada BP UM Perjadin pada posisi Kredit

114
Transaksi Penerimaan Lain-LAin
1. Transaksi atas penerimaan lain-lain diluar
penerimaan fungsional dgn menggunakan bukti
setor
 Dicatat pada BKU pada posisi Debet
 Dicatat pada BP Kas pada posisi Debet
 Dicatat pada BP Lain2 pada posisi Debet
2. Pengeluaran Lain-lain atas penerimaan tersebut
disetor ke rekening Kas Negara
 Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
 Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
 Dicatat pada BP Lain2 pada posisi Kredit
115
Transaksi pada Bendahara Pengeluaran Pembantu
1.





2.




3.




Transaksi atas penerimaan dana dari Bendahara Induk
Dicatat pada BKU pada posisi Debet
Dicatat pada BP Kas pada posisi Debet
Dicatat pada BP UP pada posisi Debet
Dicatat pada BP Pengawasan Kredit Anggaran utk dana UP pada posisi Debet
Dicatat para BP LS Bendahara pada posisi Debet jika ada transfer utk
pembayaran LS bendahara
Transaski atas dana Uang Persediaan dgn bukti kuitansi
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP UP pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Pngawasan Kredit Angg pada posisi kredit
Transaksi atas pajak yang dipungut dan disetor
Dicatat pada BKU pada posisi Debet
Dicatat pada BP Kas pada posisi Debet
Dicatat pada BP Pajak pada posisi Debet
116
Transaksi pada Bendahara Pengeluaran Pembantu
4.



5.



6.




Transaki atas setoran Pajak
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Pajak pada posisi Kredit
Transaksi atas pengeluaran dengan dana LS Bendahara
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit
Transaksi atas kelebihan/sisa dana LS Bendahara yg disetorkan ke rekening
Kas Negara dgn menggunakan SSBP
Dicatat pada BKU pada posisi Kredit
Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit
Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit

117
V
Laporan Pertanggungjawaban

(LPJ)
A. Pengertian LPJ
B. Bentuk LPJ
C. Alur Pembayaran pada Satker
D. Alur Penyusunan LPJ
E. Sanksi
F. Perbedaan LPJ deng LK

118
A. Pengertian LPJ

1. LPJ adalah bentuk pertanggungjawaban Bendahara
yang menyajikan informasi tentang:
a. Keadaan pembukuan pada bulan pelaporan
meliputi saldo awal, penambahan, penggunaan,
dan saldo akhir dari buku- buku pembantu
b. Keadaan kas pada akhir bulan pelaporan meliputi
uang tunai di brankas dan saldo rekening bank
c. Hasil rekonsiliasi internal (antara pembukuan
bendahara dengan unit akuntansi)
d. Penjelasan atas selisih (jika ada) antara saldo
pembukuan dan saldo kas
2. LPJ disusun berdasarkan BKU, buku-buku pembantu dan
buku pengawasan anggaran yang telah diperiksa dan
direkonsiliasi oleh KPA/PPK
3. LPJ Bendahara diketahui oleh KPA dan disampaikan
secara bulanan dengan disertai salinan rekening koran
kepada BUN/Kuasa BUN, Menteri/Pimpinan Lembaga,
dan BPK.
119
B
BENTUK LPJ
1.Bentuk LPJ Bendahara Penerimaan
2.Bentuk LPJ BPP
3.Bentuk LPJ Bendahara Pengeluaran

120
1. Bentuk LPJ Bendahara Penerimaan
I. Keadaan Pembukuan
Jenis Buku

Saldo Awal

Penambahan

Pengurangan

………….

A. BP Kas
1. BP Kas (tunai/bank)

……………

…………..

…………….

B. BP selain Kas
1. BP ….
2. BP …..
3. BP ……
4. BP Lain-lain

………….
………….

…………..
…………..
………….
…………..

…………..
…………..
………….
…………..

…………..
…………..
………….
…………..

II. Keadaan kas
Uang tunai + di Rek. Bank

III. Hasil rekonsiliasi internal
1.
2.
3.

Saldo Akhir

Penerimaan yang telah disetor ke Kas Negara = …….
Pembukuan menurut UAKPA = …….
Selisih pembukuan Bendahara dengan UAKPA (1-2) = ……..

IV. Penjelasan Selisih Kas dan Selisih Pembukukan
1. Jelaskan selisih kas (I.A – II) ………..
2. Jelaskan selisih pembukuan (III.3) ……..

…………..
…………..
………….
…………..
2. Bentuk LPJ BPP
I. Keadaan Pembukuan
Jenis Buku

Saldo Awal

Penambahan

Pengurangan

A. BP Kas/UM
1. BP Kas (tunai/bank)
2. BP UM Perjadin

………….
……………
.................

…………..
…………..

…………….
…………….

B. BP selain Kas/UM
1. BP UP
- Belanja MA …..
- Belanja MA …..
- Pengembalian UP
2. BP LS-Bdh
- Pembayaran
- Setoran atas LS-Bdh
3. BP Pajak
4. BP Lain-lain

II. Keadaan kas
Uang tunai + di Rek. Bank

III. Selisih Kas
( I.A.1 – II)

V. Penjelasan Selisih Kas
jelaskan selisih kas ………..

Saldo Akhir

………….
………….
………….

…………..

…………..

…………..

…………..

………….
…………..

………….
…………..

…………..
…………
………….
………….
…………..
………….
………….
………….
…………..

…………..

…………..

………….
…………..
3. Bentuk LPJ Bendahara Pengeluaran
I. Keadaan Pembukuan
Jenis Buku

Saldo Awal

Penambahan

Pengurangan

A. BP Kas/UM/BPP

………….

1. BP Kas (tunai/bank) ……………
2. BP UM Perjadin
.................
3. BP BPP (kas di BPP) ……………

…………..
…………..
……………

…………….
…………….
…………….

B. BP selain Kas/UM/BPP
1. BP. UP
2. BP LS-Bdh
3. BP Pajak
4. BP Lain-lain

………….
………….
…………..
………….

…………..
…………..
………….
…………..

…………..
…………..
………….
…………..

…………..
…………..
………….
…………..

II. Keadaan kas
Uang tunai + di Rek. Bank

III. Selisih Kas
( I.A.1 – II)

IV. Selisih UP (hasil rekonsiliasi internal)
1.
2.
3.

Saldo Akhir

Saldo BP UP + Kuitansi UP yg belum disahkan = …….
Saldo UP menurut UAKPA (SAI) = …….
Selisih pembukuan UP (1-2)

V. Penjelasan Selisih Kas dan Selisih Pembukukan UP
1. Jelaskan selisih kas ………..
2. Jelaskan selisih pembukuan UP ……..

…………..
…………..
………….
…………..
Pembukuan Koreksi Keselahan Pembukuan

124
Kesalahan pembayaran terjadi apabila jumlah yang tertera
didalam kuitansi berbeda dengan jumlah lampirannya:
Contoh 1.
Tgl 20 April 2009 diketahui bahwa pembayaran ATK tgl 15
Maret 2010 Nomor BKU 104 pembayaran pembelian Alat Tulis
Kantor sebesar Rp. 5.000.000,- Ternyata diketahui bahwa
berdasarkan lampiran-lampirannya jumlah yang benar adalah
Rp. 4.950.000,- Kelebihan pembayaran diterima kembali oleh
bendahara.
Koreksi kesalahan ini diketahui setelah buku kas ditutup :
--- Kuitansi diganti dengan kuitansi baru
--- Kuitansi tidak diganti.

125
126
127
Contoh 2.
Tgl 20 April 2009 diketahui bahwa pembayaran foto copy tanggal 8 Maret
2009 nomor kwitansi nomor 110 sebesar Rp. 7.657.800,- Tertulis didalam
buku kas dengan angka Rp. 7.567.800,- Kesalahan ini diketahui setelah buku
kas ditutup.

128
Contoh 3.
Tgl. 20 Januari 2010 dibayar uang muka kerja untuk biaya
makan minum rapat sebesar Rp. 100.000,
a. Bila dipertangungjawabkan sebesar Rp. 75.000,- sisanya
dikembalikan kepada bendahara.
b. Bila dipertangungjawabkan sebesar Rp. 75.000,- sisanya
merupakan uang muka kerja baru.
c. Bila dipertangungjawabkan sebesar Rp. 120.000,kekurangannya ditambah oleh bendahara.

129
130
131
C
ALUR PEMBAYARAN PADA SATKER
1. Alur Pembayaran dengan UP
2. Alur Pembayaran Langsung
3. Alur Pembayaran Langsung melalui Bendahara

132
1. Alur Pembayaran dengan UP
SPM-GUP 6

SPP-GUP 5
belanja

Uji &
periksa

Perintah

PP
K

SP2D
GUP

7a

SP2D
Uji &
GUP
periks
a KPPN

Konsep PPSPM
8
SPM

2

1

7b
4

SP2D
GUP

9

Posting
UAKPA

Pihak ke 3

3

Uji &
periksa
Bukukan

BENDAHAR
A

7C

BO I
2. Alur Pembayaran Langsung
SPP-LS
Kontrak

PP
K
1

SPM-LS

2

Uji &
periksa

3

SP2D
LS

4a

Konsep PPSPM
SPM
5

SP2D
LS

Posting
UAKPA

Uji &
periksa

KPPN
4b

6

Bukukan

BENDAHARA
4C

Pihak ke 3

BO I

SP2D
LS
3. Alur Pembayaran Langsung melalui Bendahara
SPP-LS
Kontrak

Perintah

PP
K
6

7

1

SPM-LS

Uji &
Periksa
Konsep
SPM

SP2D
LS

SP2D
LS

3a

Uji &
periksa

KPPN

PPSPM
4

3b

Uji &
periksa
Bukukan

5

Posting
UAKPA

2

8

BENDAHARA
3c

Pihak ke 3

BO I

SP2D
LS
D
ALUR PENYUSUNAN LPJ
1. Alur Pembayaran dan Penyusunan LPJ-BPP
2. Alur Penyusunan LPJ Bendahara

136
1. Alur Pembayaran dan Penyusunan LPJBPP
SPP

Belanja

6a

Uji &
periksa
PPSPM

Perintah

PPK

3

5

KPPN

2

Uji &
periksa
Bukukan
4
BPP
LPJ-BPP

Pihak ke 3

1

6b

Bukukan
BENDAHARA
2. Alur Penyusunan LPJ Bendahara
SPM

SPP

Kontrak

SP2D

KPPN

PPSPM

PPK

Posting

Pembukuan

UAKPA

BENDAHARA

Rekon
BO I
Pihak ke 3
E. Sanksi Keterlambatan Penyampaian LPJ
1.

Atas keterlambatan penyampaian LPJ, dapat
dikenakan sanksi berupa penundaan penerbitan
SP2D atas SPM-GUP/SPM-TUP

2.

Sanksi

tidak

membebaskan

Bendahara

dari

kewajiban menyampaikan LPJ

139
F. Perbedaan LPJ dengan LK
1.

LK adalah pertanggungjawaban PA/KPA yang
menjadi lingkup Sistem Akuntansi Instansi
(accountability report). Dalam LK, kas di
bendahara adalah saldo UP/TUP yang belum di
SPM-GU kan dan belum disetorkan ke rekening kas
negara

2.

LPJ adalah pertanggungjawaban bendahara selaku
pejabat fungsional (managerial report). Dalam LPJ,
kas dibendahara mencakup seluruh uang dalam
pengelolaan bendahara

3.

Informasi/data LPJ dapat digunakan dalam
penyusunan LK, terkait dengan akun Kas di
Bendhara.
140
B A B VI
VERIFIKASI LPJ BENDAHARA
A. PELAKSANAAN VERIFIKASI OLEH KPPN
B. PENYAMPAIAN HASIL VERIFIKASI

141
A. PELAKSANAAN VERIFIKASI OLEH KPPN
Untuk LPJ Bendahara Penerimaan:
• Menguji kebenaran saldo awal
• Menguji kebenaran saldo uang di rekening bank dengan salinan
rekening koran Bendahara Pengeluaran
• Menguji kebenaran perhitungan
• Meneliti kepatuhan bendahara dalam penyetoran penerimaan
negara
Untuk LPJ Bendahara Pengeluaran:
• Menguji kebenaran saldo awal
• Menguji kebenaran saldo uang di rekening bank dengan salinan
rekening koran Bendahara Penerimaan
• Menguji saldo UP dengan cara membandingkan dengan Kartu
Pengawasan Kredit Angaran yang ada pada KPPN
• Menguji kebenaran perhitungan
• Meneliti kepatuhan bendahara dalam penyetoran pajak

142
B. PENYAMPAIAN HASIL VERIFIKASI
• Atas dasar LPJ yang diverifikasi dan ditemukan
kesalahan, maka LPJ tersebut dikembalikan ke
bendahara yang bersangkutan;
• Atas dasar LPJ yang diverifikasi dan dinyatakan
benar, KPPN menyusun daftar LPJ bendahara;
• Daftar LPJ Bendahara disampaikan kepada
Kanwil DJPBN setempat.

143
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

• Atas dasar Daftar LPJ Bendahara yang diterima
dari KPPN di wilayah kerjanya, Kanwil DJPBN
menyusun Rekapitulasi LPJ Bendahara;
• Rekapitulasi LPJ Bendahara disampaikan kepada
Kantor Pusat DJPBN u.p Direktur PKN.
144
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan
• Atas dasar Daftar LPJ Bendahara yang diterima
dari Kanwil DJPBN, Kantor Pusat DJPBN
menyusun Rekapitulasi LPJ Bendahara secara
nasional.
• Hasil ini digunakan sebagai sumbangan data
dalam
penyusunan
laporan
keuangan
pemerintah tingkat pusat, serta sebagai bahan
dalam menentukan kebijakan terkait dengan
kas di bendahara.
145
Daftar LPJ Bendahara Penerimaan Produk KPPN

146
Daftar LPJ Bendahara Pengeluaran Produk KPPN

147
REKAPITULASI LPJ BENDAHARA PENERIMAAN
PRODUK KANWIL DJPBN

148
REKAPITULASI LPJ BENDAHARA PENGELUARAN
PRODUK KANWIL DJPBN

149
REKAPITULASI LPJ BENDAHARA PENERIMAAN
PRODUK KANTOR PUSAT DJPBN

150
REKAPITULASI LPJ BENDAHARA PENGELUARAN
PRODUK KANTOR PUSAT DJPBN

151
VII
KERUGIAN NEGARA (KN)
A. Proses Penyelesaian KN
B. Hasil Proses Penyelesaian KN
C. Persetujuan Penghapusan Kas dan
Pembukuan Bendahara
152
A. Proses Penyelesaian KN
1. KPA wajib melaporkan setiap kerugian negara
kepada
menteri/pimpinan
lembaga
dan
memberitahukan kepada BPK selambat–lambatnya
7 (tujuh) hari setelah kerugian negara diketahui.
2. Menteri/ pimpinan lembaga menugaskan TPKN
untuk menindaklanjuti kasus kerugian negara
selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari setelah
menerima laporan.
(sesuai peraturan BPK No.3 Tahun 2007)

153
B. Hasil Proses Penyelesaian KN
1. Penghapusan kerugian negara
2. Pembebasan penggantian kerugian negara
3. Penggantian kerugian negara dengan cara
penyetoran ke kas negara
(sesuai Peraturan BPK No. 3 Tahun 2007)

154
C. Persetujuan Penghapusan Kas dan
Pembukuan Bendahara
• Dalam hal kerugian negara diselesaikan dengan cara
penghapusan kerugian negara dan pembebasan
penggantian kerugian negara, menteri/pimpinan
lembaga wajib mengajukan persetujuan penghapusan
uang dari perhitungan bendahara kepada Menteri
Keuangan ub. Dirjen Perbendaharaan.
• Surat persetujuan penghapusan uang dari perhitungan
bendahara yang diterbitkan oleh direktur jenderal
perbendaharaan ditetapkan sebagai dokumen sumber
pembukuan bendahara dan dibukukan sebagai
pengeluaran.
155
• Apabila kerugian negara diselesaikan
melalui penggantian kerugian negara,
bukti setor penggantian kerugian negara
yang dinyatakan sah ditetapkan sebagai
dokumen sumber pembukuan bendahara
dan dibukukan sebagai pengeluaran.

156
VII
ALUR PELAPORAN
• Alur Pelaporan

157
Alur Pelaporan
SATUAN KERJA
UAKPA

BENDAHARA
TRANSAKSI
KEUANGAN

PROSES S A I

PROSES PEMBUKUAN
BENDAHARA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KPPN
LAPORAN
BULANAN
REKAP PER
BENDAHARA

PROSES
KOMPUTERISASI

KANWIL DJPB

KP DJPB

LAPORAN
BULANAN

LAPORAN
BULANAN

PROSES
KOMPUTERISASI

PROSES
KOMPUTERISASI

REKON

LPJ

VERIFIKASI

INTERNET

158
VIII
ALUR PEMBINAAN
• Alur Pelaksanaan Pembinaan

159
Alur Pelaksanaan Pembinaan
Dit PKN

Kanwil DJPB

KPPN

Bendahara

TOT
TOT

Pembinaan
Pembinaan

Pembinaan

160
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Direktorat Pengelolaan Kas Negara

Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4
Jakarta Pusat
Telp. 021-3459619
021-3449230 (ext.5422)
Fax. 021-3459619

161
162

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

overview dan roll out sakti 2021
overview dan roll out  sakti 2021overview dan roll out  sakti 2021
overview dan roll out sakti 2021Sri Haryati
 
Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6Maiya Maiya
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSujatmiko Wibowo
 
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAAkuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAMahyuni Bjm
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahkomar_adi
 
Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAMahyuni Bjm
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSujatmiko Wibowo
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANrusdiman1
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sujatmiko Wibowo
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDFox Broadcasting
 
Tupoksi bendahara
Tupoksi bendaharaTupoksi bendahara
Tupoksi bendaharaInspektorat
 
Skp bagian keuangan
Skp bagian keuanganSkp bagian keuangan
Skp bagian keuanganpamuaralabuh
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatDanny Akbar
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAMahyuni Bjm
 
Tata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranTata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranDeddi Nordiawan
 
PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK.pptx
PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK.pptxPEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK.pptx
PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK.pptxKenBintangRafi
 
Reformulasi IKPA TA 2022
Reformulasi IKPA TA 2022Reformulasi IKPA TA 2022
Reformulasi IKPA TA 2022MEsatoAriq1
 

La actualidad más candente (20)

overview dan roll out sakti 2021
overview dan roll out  sakti 2021overview dan roll out  sakti 2021
overview dan roll out sakti 2021
 
Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
 
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAAkuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerah
 
Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDA
 
02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
 
Tupoksi bendahara
Tupoksi bendaharaTupoksi bendahara
Tupoksi bendahara
 
Skp bagian keuangan
Skp bagian keuanganSkp bagian keuangan
Skp bagian keuangan
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusat
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDA
 
Tata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranTata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara Pengeluaran
 
Undang undang nomor 9 tahun 2018 tentang penerimaan negara bukan pajak
Undang undang nomor 9 tahun 2018 tentang penerimaan negara bukan pajakUndang undang nomor 9 tahun 2018 tentang penerimaan negara bukan pajak
Undang undang nomor 9 tahun 2018 tentang penerimaan negara bukan pajak
 
PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK.pptx
PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK.pptxPEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK.pptx
PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK.pptx
 
Reformulasi IKPA TA 2022
Reformulasi IKPA TA 2022Reformulasi IKPA TA 2022
Reformulasi IKPA TA 2022
 

Similar a PEMBUKUAN BENDAHARA

20141009212152 pmk 162 pedoman bendahara
20141009212152 pmk 162 pedoman bendahara20141009212152 pmk 162 pedoman bendahara
20141009212152 pmk 162 pedoman bendahararahmat hidayat
 
Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013
Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013
Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013Guruh Permadi
 
Bendahara PPT (slide pajak)
Bendahara PPT (slide pajak)Bendahara PPT (slide pajak)
Bendahara PPT (slide pajak)ssuser8f1e591
 
Pengelolaan rekening pemerintah dan Treasury Notional Pooling
Pengelolaan rekening pemerintah dan Treasury Notional PoolingPengelolaan rekening pemerintah dan Treasury Notional Pooling
Pengelolaan rekening pemerintah dan Treasury Notional PoolingAhmad Abdul Haq
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Evan Evianto
 
2017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016
2017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/20162017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016
2017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016Ahmad Abdul Haq
 
BUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptx
BUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptxBUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptx
BUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptxoperatorkomputer
 
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjPembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjkppnpelaihari
 
5 Review Materi Bendahara Pengeluaran_2019.pptx
5 Review Materi Bendahara Pengeluaran_2019.pptx5 Review Materi Bendahara Pengeluaran_2019.pptx
5 Review Materi Bendahara Pengeluaran_2019.pptxARIF KUSMAN
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahSujatmiko Wibowo
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfWidiastutiRiduan1
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptxSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptxKharizaUmami1
 
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022suryasaputro4
 
Slide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdfSlide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdfyudouyami
 
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...GilangMargana
 
Mekanisme pencairan reksus dan prosedur refund PHLN di KPPN
Mekanisme pencairan reksus dan prosedur refund PHLN di KPPNMekanisme pencairan reksus dan prosedur refund PHLN di KPPN
Mekanisme pencairan reksus dan prosedur refund PHLN di KPPNAhmad Abdul Haq
 
Eksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptx
Eksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptxEksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptx
Eksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptxAhmadCahyadi9
 

Similar a PEMBUKUAN BENDAHARA (20)

20141009212152 pmk 162 pedoman bendahara
20141009212152 pmk 162 pedoman bendahara20141009212152 pmk 162 pedoman bendahara
20141009212152 pmk 162 pedoman bendahara
 
Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013
Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013
Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013
 
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
 
Bendahara PPT (slide pajak)
Bendahara PPT (slide pajak)Bendahara PPT (slide pajak)
Bendahara PPT (slide pajak)
 
Sop apbn
Sop apbnSop apbn
Sop apbn
 
TPP pertemuan 3
TPP pertemuan 3TPP pertemuan 3
TPP pertemuan 3
 
Pengelolaan rekening pemerintah dan Treasury Notional Pooling
Pengelolaan rekening pemerintah dan Treasury Notional PoolingPengelolaan rekening pemerintah dan Treasury Notional Pooling
Pengelolaan rekening pemerintah dan Treasury Notional Pooling
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
 
2017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016
2017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/20162017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016
2017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016
 
BUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptx
BUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptxBUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptx
BUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptx
 
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjPembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
 
5 Review Materi Bendahara Pengeluaran_2019.pptx
5 Review Materi Bendahara Pengeluaran_2019.pptx5 Review Materi Bendahara Pengeluaran_2019.pptx
5 Review Materi Bendahara Pengeluaran_2019.pptx
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptxSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
 
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
 
Slide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdfSlide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdf
 
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
 
Mekanisme pencairan reksus dan prosedur refund PHLN di KPPN
Mekanisme pencairan reksus dan prosedur refund PHLN di KPPNMekanisme pencairan reksus dan prosedur refund PHLN di KPPN
Mekanisme pencairan reksus dan prosedur refund PHLN di KPPN
 
Eksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptx
Eksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptxEksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptx
Eksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptx
 

Más de Tatang Suwandi

Tambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standarTambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standarTatang Suwandi
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatTatang Suwandi
 
kebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrualkebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrualTatang Suwandi
 
Gambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrualGambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrualTatang Suwandi
 
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Tatang Suwandi
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Tatang Suwandi
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Tatang Suwandi
 
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdfPMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdfTatang Suwandi
 
PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012 PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012 Tatang Suwandi
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Tatang Suwandi
 
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeriPengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeriTatang Suwandi
 

Más de Tatang Suwandi (20)

Tambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standarTambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standar
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
 
Dasar Dasar Akuntansi
Dasar Dasar AkuntansiDasar Dasar Akuntansi
Dasar Dasar Akuntansi
 
Bagan Akun Standar
Bagan Akun StandarBagan Akun Standar
Bagan Akun Standar
 
kebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrualkebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrual
 
Gambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrualGambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrual
 
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
 
UU 15 Tahun 2004
UU 15 Tahun 2004UU 15 Tahun 2004
UU 15 Tahun 2004
 
UU No.1 Tahun 2004
UU No.1 Tahun 2004UU No.1 Tahun 2004
UU No.1 Tahun 2004
 
UU No.17 Tahun 2003
UU No.17 Tahun 2003UU No.17 Tahun 2003
UU No.17 Tahun 2003
 
Perdirjen 42 pb 2013
Perdirjen 42 pb 2013 Perdirjen 42 pb 2013
Perdirjen 42 pb 2013
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara
 
Motivasi Achievement
Motivasi AchievementMotivasi Achievement
Motivasi Achievement
 
Service Excellence
Service ExcellenceService Excellence
Service Excellence
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
 
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdfPMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
 
PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012 PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012
 
PP 45 Tahun 2013
PP 45 Tahun 2013 PP 45 Tahun 2013
PP 45 Tahun 2013
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara
 
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeriPengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeri
 

Último

Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 

Último (19)

Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 

PEMBUKUAN BENDAHARA

  • 1. 1
  • 2. MATERI KULIAH I. PENDAHULUAN II. POKOK PENGATURAN III. PEMBUKUAN BENDAHARA IV. DIAGRAM PEMBUKUAN BENDAHARA V. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN VI. VERIFIKASI LPJ BNDAHARA VII. KERUGIAN NEGARA 2
  • 3. I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Pengertian,Tugas dan Kewajiban Bendahara C. Manfaat dan Tujuan Pembukuan D. Perbedaan Konsepsi Lama/Baru E. Ruang Lingkup 3
  • 4. A. Dasar Hukum • UU No. 1 Tahun 2004, Pasal 53 (1) menyatakan: Bendahara bertanggungjawab secara fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya kepada Kuasa BUN. • PP Nomor 8 Tahun 2006, Pasal 31 menyatakan: Bendahara wajib menatausahakan dan menyusun laporan pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBN; Laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada BUN atau Kuasa BUN, Menteri/pimpinan lembaga, dan BPK. 4
  • 5. • PMK No.73/MK.05/2008 ttg Tatacara Penatausahaan dan Penyusunan LPJ Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja. • Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan LPJ Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja. 5
  • 6. PENGERTIAN, TUGAS DAN FUNGSI BENDAHARA MENURUT UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 2004 Pasal 1 BENDAHARA : adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama negara/daerah menerima, menyimpan, membayar dan atau mengeluarkan uang/srt berharga/barang-barang milik negara/daerah. BENDAHARA UMUM NEGARA (BUN) : adalah Men.Keuangan KUASA BENDAHARA UMUM NEGARA, adalah : 1. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN ); 2. Bank-Bank Pemerintah; 3. PT. Pos Indonesia; 2 dan 3 ditetapkan oleh Menkeu utk melaks. tugas KPPN rangka pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran anggaran negara.
  • 7. BENDAHARA PENERIMAN & PENGELUARAN UU NO.1 THN 2004 Psl.10  Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran diangkat oleh Menteri/pimpinan lembaga/ Gubernur/Bupati/ Walikota untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja pada kantor/satuan kerja di lingkungan kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah.  Jabatan Bendahara adalah pejabat fungsional dan tidak boleh dirangkap oleh Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Bendahara Umum Negara.  Bendahara Pengeluaran dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan /pekerjaan /penjualan tersebut. 7
  • 9. Pemisahan Kewenangan mulai tahun anggaran 2005 Menteri Teknis PEMBUATAN KOMITMEN Menteri Keuangan PENGUJIAN & PEMBEBANAN PENGUJIAN PERINTAH PEMBAYARAN administratief beheer PENCAIRAN DANA Comptabel beheer 9
  • 10. KEMENTERIAN/LEMBAGA KEMENTERIAN/LEMBAGA PENGGUNA PENGGUNA ANGGARAN ANGGARAN SATKER KUASA PENGGUNA ANGGARAN . PEMBUAT KOMITMEN BENDAHARA PENGUJI PENERBIT SPM UNIT AKUNTANSI INSTANSI PENGAWAS PELAKSANAAN ANGGARAN  Sampai tingkat eselon terendah disesuaikan Kanwil Ditjen PBN Provinsi Jawa Barat 10
  • 11. P O L A HU B U N G AN D AN KE W E N AN G AN P E J AB AT P E R B E N D AHAR AAN N E G AR A D AL AM U U P N  6 December 2004 Tkd - SPD 03 134 11
  • 12. Bendahara Penerima Melaksanakan Fungsi 1. MENERIMA/MENAGIH : PNBP hasil pungutan, penagihan dan setoran dari debitur/terutang/wajib bayar. 2. MENYIMPAN : pada rekening Bank Pemerintah/Giro Pos a.n. Jabatan atau tunai di brankas. 3. MENYETOR : ke Rekening Kas Negara dengan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) 4. MEMBUKUKAN : mencatat semua penerimaan dan penyetoran pada BKU dan BP terkait. 5. MEMPERTANGGUNGJAWABKAN : membuat laporan/pertanggungjawaban PNBP dan menyampaikan laporan paling lambat tgl. 10 bulan berikutnya. Apabila ada kerugian negara maka Bend. Penerima dapat dikenakan TP/TGR. BENDAHARA PENGELUARAN Melaksanakan Fungsi : 1. Melaksanakan pembayaran atas beban anggaran belanja negara; 2. Pembukaan Rekening Bendahara pada Bank Pemerintah; 3. Bendahara Pengeluaran sbg Wajib Pungut Pajak; 4. Melaksanakan pembukuan 5. Mengajukan persetujuan dan penghapusan kekurangan uang dari perhitungan bendahara dan peniadaan selisihantara Saldo Buku dan Saldo Kas. 12
  • 13. PEMBUKUAN KEUANGAN BENDAHARA TERDIRI DUA BAGIAN, YAITU : 1. PEMBUKUAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN; 2. PEMBUKUAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN. 13
  • 14. B. Manfaat dan Tujuan 1. Manfaat bagi Bendahara Pedoman dalam rangka pelaksanaan amanat UU, Pengawasan ketersediaan dana terkait dengan perintah bayar dari KPA, Pengawasan pencapaian target anggaran penerimaan. 2. Manfaat bagi Pimpinan Satker Merupakan managerial report, sebagai sarana untuk: Pengambilan keputusan dalam pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari terkait dengan keadaan sisa pagu dana yang sesungguhnya (kuitansi UP dianggap mengurangi pagu dana), Pelengkap SAI, terkait dengan perkiraan Kas di Bendahara. 14
  • 15. 3. Manfaat LPJ bagi Kuasa BUN/KPPN – Alat monitoring rekening Satker diwilayah kerja KPPN – Alat monitoring keadaan kas di Bendahara yang sebenarnya, meliputi: a. Saldo UP/TUP; b. Saldo SPM-LS Bendahara; c. Saldo Pajak; d. Saldo penerimaan lainnya; e. Saldo penerimaan pada Bendahara Penerimaan. – Alat penguji/rekonsiliasi atas pembukuan dilakukan KPPN dengan Bendahara. – Bahan analisis untuk pelaksanaan pembinaan kepada Bendahara. yang 15
  • 16. 4. Manfaat LPJ bagi Kanwil-DJPBN – Alat monitoring keadaan kas di bendahara dan keadaan rekening Satker diwilayah kerjanya, – Bahan analisis untuk pelaksanaan pembinaan kepada KPPN dan Bendahara, – Sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian dispensasi TUP. 5. Manfaat LPJ bagi Direktorat PKN – Alat monitoring keadaan kas di bendahara dan keadaan rekening Satker diseluruh Indonesia, – Bahan analisis untuk pelaksanaan pembinaan kepada Kanwil dan Bendahara, – Memberikan sumbangan data Neraca dan Laporan Realisasi APBN, khususnya perkiraan Kas di Bendahara. 16
  • 17. 6. Tujuan • Memenuhi amanat reformasi dibidang Keuangan Negara dengan memberikan pedoman/pengaturan yang komprehensif mengenai penatausahaan kas Bendahara instansi • Menggantikan konsepsi lama yang berakar dari produk hukum kolonial dan ketinggalan jaman 17
  • 18. C. Perbedaan Konsepsi Lama/Baru Konsepsi lama (KMK 332/1968) Hubungan Bendahara dengan KPA •Pengaruh atasan langsung terhadap Bendahara sangat dominan Konsepsi baru (UU 1/2004 PP 8/2006 PMK 73/MK.05/2008) • Bendahara tidak dapat dipengaruhi oleh atasan langsung (KPA). • Bendahara dapat menolak perintah bayar yang diajukan oleh KPA (apabila persyaratan tidak terpenuhi) 18
  • 19. Konsepsi lama (KMK 332/1968) Hubungan Bendahara dengan KPPN • Hubungan bendahara dengan KPPN tidak jelas/ tidak diatur Konsepsi baru UU 1/2004 PP 8/2006 PMK 73/MK.05/2008 • UU No. 1 Tahun 2004, Pasal 53 (1) mengatur: Bendahara bertanggungjawab secara fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung-jawabnya kepada KPPN •PP 8 Thn 2006 mengatur: Bendahara menyampaikan LPJ kepada KPPN 19
  • 20. Konsepsi lama (KMK 332/1968) Konsepsi baru (UU 1/2004 PP 8/2006 PMK 73/MK.05/2008) Pembukuan Bendahara • Hanya mengatur pembukuan pada BKU (selebihnya dituangkan dalam modul ajaran BPPK) • Pengaturan pembukuan sangat kaku (harus tulis tangan dengan tinta warna tertentu) • Pengaturan lebih luas, meliputi penatausahaan (pengelolaan uang, pembukuan dan pertanggungjawabannya) • Pengaturan pembukuan sangat luwes (dapat dengan tulis tangan dan/atau menggunakan komputer) 20
  • 21. D. Ruang Lingkup Pengaturan 1. 2. 3. 4. Seluruh Bendahara Penerimaan satuan kerja Kementerian/Lembaga Seluruh Bendahara Pengeluaran satuan kerja Kementerian/Lembaga Bendahara Pengeluaran pengelola dana dekonsentrasi dan tugas perbantuan Tidak termasuk Bendahara Pengeluaran penyalur dana dalam rangka APBD 21
  • 22. II POKOK PENGATURAN A. Hubungan Bendahara dengan PA/KPA B. Hubungan Bendahara dgn BUN/Kuasa BUN C. Penatausahaan Kas D. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) E. Penatausahaan Kas Bendahara Penerima F. Pembukuan Bendahara Penerima G. Penatausahaan Kas Bendahara Pengeluaran H. Pembukuan Bendahara Pengeluaran 22
  • 23. A. Hubungan Bendahara dengan PA/KPA 1. Bendahara adalah pejabat fungsional 2. Bendahara diangkat oleh PA/KPA tetapi secara fungsional bertanggungjawab kepada BUN/Kuasa BUN 3. Bendahara wajib menolak perintah bayar dari PA/KPA apabila persyaratan tidak terpenuhi (kelengkapan, perhitungan dan ketersediaan dana) 4. Bendahara bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakan 23
  • 24. B. Hubungan Bendahara dgn BUN/Kuasa BUN 1. Bendahara secara fungsional bertanggung jawab kepada BUN/Kuasa BUN 2. Bendahara wajib menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya kepada BUN atau Kuasa BUN 3. BUN/Kuasa BUN melakukan verifikasi Laporan Pertanggungjawaban Bendahara 4. BUN/Kuasa BUN dapat mengenakan sanksi atas ketidak patuhan penyampaian LPJ Bendahara atas 24
  • 25. C. Penatausahaan kas 1. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran tidak boleh saling merangkap kecuali dalam hal tertentu dengan kondisi tertentu dengan ijin BUN/Kuasa BUN 2. Bendahara wajib menatausahakan seluruh transaksi satuan kerja (termasuk SPM-LS), namun bertanggung jawab sebatas uang yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBN 3. Bendahara tidak diperkenankan menyimpan uang atas nama pribadi 4. Bendahara dan penyelenggara kegiatan dalam rangka melakukan pembayaran wajib melakukan pemotongan kewajiban (pajak dan bukan pajak) pihak ketiga kepada negara 5. Bendahara melakukan pembayaran atas perintah PA/KPA 25 dhi. PPK
  • 26. 6. Bendahara wajib menolak perintah bayar dari PPK apabila persyaratan tidak terpenuhi dan bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya 7. Penerimaan yang merupakan penerimaan negara harus segera disetor ke Kas Negara dan tidak dapat dipergunakan langsung untuk membiayai pengeluaran kecuali diatur khusus dalam peraturan perundang-undangan tersendiri 8. Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, bendahara wajib menyetor seluruh uang negara yang dikuasainya ke Kas Negara 9. Bendahara menyampaikan LPJ kepada KPPN paling lambat 10 hari kerja bulan berikutnya, dengan disertai salinan rekening koran 10. PPK menyampaikan SPP kepada PA/Kuasa PA disertai bukti-bukti pengeluaran 11. KPA melakukan pemeriksaan kas sekurang26 kurangnya satu kali dalam satu bulan.
  • 27. D. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) 1. BPP adalah bendahara yang bertugas membantu Bendahara Pengeluaran untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan 2. BPP diangkat oleh Menteri/pimpinan lembaga atau pejabat yang diberi kuasa, atas dasar pertimbangan lokasi dan kompleksitas kegiatan 3. Ketentuan mengenai penatausahaan kas Bendahara Pengeluaran berlaku juga bagi BPP untuk 4. Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, BPP wajib menyetorkan seluruh uang negara yang dikuasainya ke kas negara, khusus sisa UP dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran 27
  • 28. 5. BPP menyampaikan LPJ kepada Bendahara Pengeluaran paling lambat 5 hari kerja bulan berikutnya, dengan disertai salinan rekening koran 6. Bendahara Pengeluaran dapat membukukan transaksi atas dasar nilai/jumlah yang tertuang dalam laporan pertanggungjawaban BPP. 28
  • 30. PENGELOLAAN KAS BENDAHARA PENERIMA 1. Orang/Badan Hk yg diwajibkan menyetor PNBP, wajib menyetorkan langsung ke KN (kecuali jenis penerimaan ttt diatur khusus dan mendapat persetujuan Menkeu) 2. Penyetoran PNBP ke KN hrs memakai SSBP 3. SSBP yg dinyatakan sah disampaikan kpd Bendahara Penerima
  • 31. 4.Bendahara Penerimaan dilarang menerima secara langsung setoran dari wajib setor (kecuali utk jenis penerimaan ttt yang diatur khusus dan mendpt persetujuan Menkeu)
  • 32. 5. Dalam hal Bendahara Penerimaan menerima secara langsung dari wajib setor, maka bendahara wajib : -. Membuat SBS 2 rangkap (format SBS ditetapkan oleh Menteri/Pim. Lembaga yg bertggjwb atas penerimaan) -. Menyampaikan SBS lbr-1 kpd penyetor, lbr-2 sbg bukti pembukuan bendahara -. Menyetor seluruh penerimaan ke KN selambat2nya 1 hari kerja memakai SSBP (kecuali jenis penerimaan ttt yg penyetorannya diatur secara berkala)
  • 33. PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN BENDAHARA PENERIMAAN WAJIB MENYETORKAN SELURUH UANG NEGARA YANG DIKUASAINYA KE KAS NEGARA (MENGGUNAKAN FORMULIR SSBP)
  • 35. • Bendahara Penerimaan wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap : -. Seluruh penerimaan -. Pengeluaran/penyetoran penerimaan • Dibukukan pada : -. Buku Kas Umum -. Buku-Buku Pembantu -. Buku Pengawasan Anggaran
  • 36. • Buku-2 pembantu/register-2 dapat ditentukan oleh Menteri/Pimp.Lembaga kecuali BKU • Setiap transaksi penerimaan/pengelu-aran harus segera dicatat dalam BKU sebelum dibukukan dalam buku-2 pem-bantu/register-2
  • 37. • Dokumen Sumber untuk pembukuan BKU -. SBS (sebagai bukti pembukuan penerimaan bendahara) -. SSBP yang dinyatakan sah, yang diterima dari orang/badan hukum yg mempunyai kewajiban setor PNBP (sebagai bukti pembukuan penerimaan sekaligus bukti pembukuan pengeluaran bendahara) -. SSBP yang dinyatakan sah (sebagai bukti pembukuan pengeluaran bagi bendahara
  • 38. DOKUMEN SUMBER PEMBUKUAN BENDAHARA BERFUNGSI SEBAGAI BUKTI REALISASI TARGET ANGGARAN PENERIMAAN UTK M.A. BERKENAAN DALAM BUKU PENGAWASAN ANGGARAN
  • 41. BENDAHARA MENERIMA UP/TUP/GUP DARI KUASA BUN UNTUK KELANCARAN PELAKSANAAN KEGIATAN OPERASIONAL KANTOR SEHARI-HARI
  • 42. PELAKSANAAN PEMBAYARAN DGN UP HANYA DAPAT DILAKUKAN OLEH BENDAHARA PENGELUARAN ATAS PERINTAH PA/KPA
  • 43. • Bendahara Pengeluaran melaksanakan pembayaran dari UP setelah : -. Meneliti kelengkapan perintah bayar yang diajukan PA/KPA meliputi : 1. kuitansi/tanda terima 2. faktur pajak 3. dokumen lain yg jd dasar hak tagih
  • 44. -. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yg tercantum dlm perintah pembayaran, termasuk perhitungan pajak dan perhitungan atas kewajiban lainnya yg dibebankan kpd pihak ketiga -. Menguji ketersediaan dana, meliputi pengujian kecukupan pagu/sisa pagu DIPA untuk jenis belanja yg dimintakan
  • 45. Wewenang Bendahara Pengeluaran • Mengajukan permintaan pembayaran baik melalui mekanisme UP/GU/TU maupun LS • Menerima dan menyimpan UP/GU/TU • Melakukan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolannya • Menolak perintah bayar • Meneliti kelengkapan dokumen pendukung LS • Mengembalikan dokumen pendukung LS Pasal 4 ayat 2
  • 46. BENDAHARA PENGELUARAN WAJIB MENOLAK PERINTAH PEMBAYARAN DARI PA/KPA BILA PERSYARATAN TIDAK DIPENUHI
  • 47. BENDAHARA PENGELUARAN BERTANGGUNG JAWAB SECARA PRIBADI ATAS PEMBAYARAN YANG DILAKSANAKANNYA
  • 48. DALAM MELAKSANAKAN PEMBAYARAN BENDAHARA PENGELUARAN WAJIB MEMPERHITUNGKAN KEWAJIBAN-2 PIHAK KETIGA KEPADA NEGARA (PAJAK DAN BUKAN PAJAK)
  • 49. PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN BENDAHARA PENGELUARAN WAJIB MENYETORKAN SELURUH SISA UP/TUP KE KAS NEGARA
  • 51. • Disamping mengelola UP, Bendahara Pengeluaran juga mengelola uang lain-nya, meliputi : 1. uang yg berasal dari KN (SPM-LS/SP2D yg ditujukan kepadanya) 2. uang yg berasal dari potongan sehubungan dgn fungsi bendahara sbg wajib pungut 3. uang dari sumber lainnya yg menjadi hak negara
  • 52. UANG YANG BERASAL DARI POTONGAN DAN YANG MENJADI HAK NEGARA TIDAK DAPAT DIGUNAKAN UNTUK KEPERLUAN APAPUN DENGAN ALASAN APAPUN
  • 53. UANG YG BERASAL DARI POTONGAN, DAN UANG YG MENJADI HAK NEGARA SERTA SISA UANG YANG BERASAL DARI KAS NEGARA HARUS SEGERA DISETORKAN KE KAS NEGARA SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN (PALING LAMBAT AKHIR BULAN BERKENAAN)
  • 54. • Penyetoran ke Kas Negara menggunakan formulir sbb : a. Formulir SSP (utk setoran pajak, m.a. sesuai jenis pajaknya) b. Formulir SSPB (utk pengembalian belanja TA berjalan, m.a. pengembalian atas SPM berkenaan) c. Formulir SSBP (utk setoran PNBP, termasuk pengembalian belanja TA yang lalu.
  • 56. KPPN FLOW CHART DOKUMEN (3) SPM SP2D + SPM s SPMs (5) BENLU SPMs (4) UAKPA (2) KPA PPSPM (6) SPMs SPP (1) REKONSILIASI (7) P2K
  • 57. 1. Alur Pembayaran dengan UP SPM-GUP 6 SPP-GUP 5 belanja Uji & periksa Perintah PP K SP2D GUP 7a SP2D Uji & GUP periks a KPPN Konsep PPSPM 8 SPM 2 1 7b 4 SP2D GUP 9 Posting UAKPA Pihak ke 3 3 Uji & Bukukan periksa BENDAHAR A 7C BO I
  • 58. 2. Alur Pembayaran Langsung SPP-LS SPM-LS 2 Uji & periksa Kontrak PP K 1 3 SP2D LS 4a Konsep PPSPM SPM 5 SP2D LS Posting UAKPA Uji & periksa KPPN 4b 6 Bukukan BENDAHARA 4C Pihak ke 3 BO I SP2D LS
  • 59. 1. P2K menyampaikan SPP dan kelengkapannya kepada PPSPM utk diuji dan diterbitkan SPM 2. PPSPM menerbitkan SPM dan menyampaikannya kpd KPPN utk diuji dan diterbitkan SP2D 3. KPPN menyampaikan SP2D dan SPM yang dinyatakan sah kpd KPA c.q. PPSPM 4. PPSPM menyampaikan SPM yg sah kepada UAKPA utk dibukukan 5. UAKPA menyampaikan SPM yg sah kepada Bendahara Pengeluaran utk dibukukan 6. Bendahara Pengeluaran menyampaikan SPM yang sah kpd PPSPM sbg arsip KPA 7. KPA wajib melaksanakan Rekonsiliasi antara pembukuan Benlu dan pembukuan UAKPA
  • 60. • Bendahara Pengeluaran wajib menyelenggarakan pembukuan seluruh transaksi (penerimaan dan pengeluaran) dlm rangka pelaksanaan anggaran belanja satker • Bendahara Pengeluaran wajib menyelenggarakan pembukuan dlm BKU, buku-2 pembantu dan Buku Pengawasan Anggaran • PA/KPA dpt menentukan buku-2 pembantu/ register-2 disamping BKU
  • 62. • Setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran harus segera dicatat dalam BKU sebelum dibukukan dalam buku-2 pembantu/register-2 • Dokumen Sumber pembukuan Bendahara yang harus dicatat dalam BKU, antara lain : a. SPM-UP dan SPM-TUP yang dinyatakan sah (sbg bukti pembukuan penerimaan) b. SPM-GUP yang dinyatakan sah (sbg bukti pembukuan penerimaan) c. SPM-GUP Nihil yang dinyatakan sah (sbg bukti pembukuan penerimaan/pengeluaran /in-out )
  • 63. d. SPM-LS kpd pihak ke-3/rekanan yang dinyatakan sah (sbg bukti pembukuan penerimaan/pengeluaran/in-out) e. SPM-LS kpd Bendahara Pengeluaran yang dinyatakan sah (sbg bukti pembukuan penerimaan) f. Kuitansi/dokumen pembayaran/tanda terima(sbg bukti pembukuan pengeluaran) g. Faktur pajak, bukti potongan(sbg bukti pembukuan penerimaan) h. SSP/SSBP/SSPB yang dinyatakan sah(sbg bukti pembukuan pengeluaran)
  • 64. • Kuitansi/dokumen pembayaran dibukukan sebesar nilai bruto • Nilai bruto berfungsi sbg pengurang kredit anggaran utk m.a. berkenaan dlm Buku Pengawasan Anggaran • SPM-GUP dan SPM-GUP Nihil berfungsi sebagai pe-ngesahan atas kuitansi/dokumen pembayaran • SPM-LS dibukukan sebesar nilai bruto (nilai bruto berfungsi sbg pengurang kredit anggaran sekaligus sebagai pengesahan atas belanja pada m.a, ybs)
  • 66. • Ketentuan mengenai penatausahaan kas pada Bendahara Pengeluaran berlaku juga bagi BPP • BPP bertanggung jawab atas seluruh uang dalam penguasaannya • BPP bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya • LPJ-BPP disampaikan kpd Bendahara Pengeluaran (paling lambat 5 hari kerja bulan berikutnya) disertai salinan rek.koran dari bank/pos utk bulan berkenaan
  • 67. • P2K wajib melakukan pemeriksaan kas sekurang-2 nya 1 x dalam sebulan • P2K menerbitkan SPP dan menyampaikan kpd PA/ KPA disertai dg bukti-2 pengeluarannya (BPP harus menyampaikan LPJ terlebih dahulu kpd Bendahara Pengeluaran) • Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, BPP wajib me-nyetorkan seluruh uang dlm penguasaannya ke KN, sisa UP dikembalikan ke rek. Bendahara Pengeluaran • Bendahara Pengeluaran dpt membukukan transaksi atas dasar nilai yg tertuang dlm LPJ-BPP
  • 68. III PEMBUKUAN BENDAHARA A. Prinsip Pembukuan B. Dokumen Sumber Pembukuan C. Pembukuan Dengan Komputer D. Jenis Buku Bendahara E. Diagram Pembukuan Bdh Penerimaan F. Diagram Pembukuan Bdh Pengeluaran G. Diagram Pembukuan BPP 70
  • 69. PEMBUKUAN BENDAHARA KEGIATAN PENCATATAN SEMUA TRANSAKSI/ MUTASI KEUANGAN YANG DIKELOLA OLEH BENDAHARA SECARA: • KRONOLOGIS • SISTEMATIS • KONTINU • SUSTINABLE PADA BUKU-BUKU YANG BENTUK DAN JENISNYA DITETAPKAN SESUAI KETENTUAN YANG BERLAKU 71
  • 70. A. Prinsip Pembukuan 1. Bendahara wajib menyelenggarakan pembukuan 2. Setiap transaksi harus segera dicatat dalam Buku Kas Umum sebelum pembukuan dalam buku-buku pembantu dan pengawasan anggaran 3. PA/KPA dapat menentukan buku-buku bantu/register selain Buku Kas Umum 4. Pembukuan dilaksanakan berdasarkan asas bruto 5. Pembukuan dapat dilakukan dengan tulis tangan dan/atau komputer 6. KPA melaksanakan pemeriksaan kas sekurangkurangnya satu kali dalam satu bulan 72
  • 71. SISTEM PENCATATAN 1. Pencatatan atas transaksi dilakukan dengan menggunakan basis kas, pencatatan dilakukan pada saat terjadinya penerimaan kas atau pada saat terjadinya pengeluaran kas. 2. Pembukuan Bendahara Pengeluaran dilakukan dengan asas bruto, yaitu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan secara neto. Apabila terdapat satu transaksi yang mengakibatkan pengeluaran sekaligus penerimaan maka pencatatan atas transaksi tsb dilakukan secara terpisah. Sehingga masing-masing dicatat nilai brutonya. 73
  • 72. PROSEDUR PEMBUKUAN 1. BUKTI-BUKTI PENERIMAAN/PENGELUARAN DIBUKUKAN TERLEBIH DAHULU, BARU KEMUDIAN DILAKSANAKAN PENERIMAAN ATAU PEMBAYARAN 2. SETIAP PENGELUARAN HARUS PERSETUJUAN PENGGUNA/KUASA PENGGUNA ANGGARAN 3. PADA BUKTI PENGELUARAN HARUS TERCANTUM TANDA TANGAN DAN NAMA JELAS PENERIMA PEMBAYARAN 74
  • 73. • Dokumen Sumber untuk pembukuan BKU Bendahara Penerimaan : -. SBS (sebagai bukti pembukuan penerimaan bendahara) -. SSBP yang dinyatakan sah, yang diterima dari orang/badan hukum yg mempunyai kewajiban setor PNBP (sebagai bukti pembukuan penerimaan sekaligus bukti pembukuan pengeluaran bendahara) -. SSBP yang dinyatakan sah (sebagai bukti pembukuan pengeluaran bagi bendahara
  • 74. B. Dokumen Sumber Pembukuan Adalah seluruh dokumen terkait dengan uang yang dikelola Bendahara serta transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. DIPA yang telah mendapat pengesahan SPM-UP/SPM-TUP/SPM-GUP/SPM-LS yang telah diterbitkan SP2D SSP/SSBP/SSPB yang telah mendapat NTPN dan NTB/NTP/NPP Kuitansi/dokumen pembayaran atas uang yang bersumber dari UP atau LS-Bendahara Faktur pajak atas potongan uang yang bersumber dari UP atau LS-Bendahara SBS/bukti penerimaan Bendahara Penerimaan 76
  • 75. DOKUMEN BUKTI PEMBUKUAN BENDAHARA PENGELUARAN PENERIMAAN 1. SPM-UP DAN SPM-TUP YANG TELAH TERBIT SP2D 2. SPM-GUP YABGTELAH TERBIT SP2D 3. SPM-LS ATAS BELANJA PEGAWAI DAN ATAU PERJALANAN DINAS YANG KASNYA DITERIMA MELALUI BEND. PENGELUARAN 4. FAKTUR PAJAK SBG BUKTI PENERIMAAN HASIL PUNGUTAN PAJAK 5. SPM-LS PENGADAAN BARANG/JASA KPD PIHAK KE-3 YANG TELAH TERBIT SP2-D 6. SPM-GUP + SP2D NIHIL 7. BUKTI PENARIKAN UANG KAS DARI BANK 8. PENERIMAAN UANG PENGEMBALIAN PERSEKOT 9.. BUKTI PENERIMAAN LAINNYA PENGELUARAN 1. BUKTI PEMBAYARAN (KUITANSI) PEMBAYARAN DENGAN UP/TUP 2. BUKTI PEMBAYARAN KAS YANG DANANYA BERASAL DARI SPM-LS BELANJA PEGAWAI ATAU SPM-LS BELANJA PERJALANAN DINAS 3. SSP, SSBP DAN SSPB. 4. PEMBERIAN PERSEKOT 5. SPM-LS + SP2D-LS PENGADAAN BARANG/JASA KPD PIHAK KE-3 6. SPM + SP2D-GU NIHIL 7. BUKTI SETOR UANG TUNAI KE BANK 8. BUKTI PENGELUARAN LAINNYA 77
  • 76. C. Pembukuan dengan Komputer 1. Bendahara wajib mencetak BKU dan bukubuku Pembantu, sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan 2. Bendahara wajib menatausahakan hasil cetakan yang ditandatangani Bendahara dan KPA 3. Bendahara wajib memelihara database pembukuan 78
  • 77. D. JENIS BUKU 1. BUKU KAS UMUM 2. BUKU PENGAWASAN KREDIT ANGGARAN 3. BUKU PEMBANTU, TERDIRI DARI: a. Buku Pembantu berdasarkan Sumber kas/Jenis kas, meliputi: 1). Buku Pengawasan Uang Persediaan; 2). Buku Pengawasan Uang LS Bendahara; 3). Buku Pyngutan/Potongan Pajak. b. Buku Pembantu berdasarkan penyimpanan/keberadaan kas, meliputi: 1). Buku Kas di Bank; 2). Buku Kas Tunai; 3). Buku Persekot/Uang Muka PUM. c. Buku Pembantu Lain-lain. 79
  • 78. BUKU KAS UMUM FUNGSI: 1. Mencatat semua transaksi penerimaan dan pengeluaran baik tunai maupun giral. 2. Mencatat penerimaan dan pengeluaran yang sifatnya perbaikan/pembetulan kesalahan pembukuan. 3. Menyediakan data komprehensip tentang pengelolaan dana yang dikuasai oleh pengguna/kuasa pengguna anggaran terutama uang persediaan. 4. Bahan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban anggaran. 80
  • 79. BENTUK BUKU KAS UMUM Buku Kas Umum terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu: - Bagian 1 : Untuk menginformasikan identitas Satker, identitas DIPA, Pagu Belanja per kegiatan Pengguna Anggaran/KPA dan Bendahara Pengeluaran. (Halaman pertama) - Bagian 2 : Untuk mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran dan semua transaksi mutasi lainnya. (Halaman 2 dst) - Bagian 3 : Untuk lembar catatan pemeriksaan kas baik yang dilakukan oleh PA/KPA atau Pejabat fungsional pengawasan lainnya. (Halaman terakhir) 81
  • 80. Bagian 1 BUKU KAS UMUM Departemen/Lembaga Unit Organisasi Propinsi/Kabupaten/Kota Satuan Krja Tgl.No. SP. DIPA Tahun Anggaran KPPN Pagu DIPA per Kegiatan : ………………………………………………. : ………………………………………………. : ………………………………………………. : ………………………………………………. : ………………………………………………. : ………………………………………………. : ………………………………………………. : 1). ……………………… Rp ……………… 2). ……………………… Rp ……………… 3). ……………………… Rp ……………… Jumlah Rp ……………... Mengetahui: Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran Nama……………………… NIP ……………………….. Nama …………………….. NIP ……………………….. 82
  • 81. - Bagian 2 : Untuk mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran dan semua transaksi mutasi lainnya. (Halaman 2 dst). BUKU KAS UMUM TGL NO BUKTI URAIAN PENERIMAAN PENGELUARAN SALDO 1 2 3 4 5 6 83
  • 82. Bagian 3 : Catatan Hasil Pemeriksaan Kas Padahari ini………………tanggal……………bulan………..tahun………….kami selaku Kuasa Pengguna Anggaran telah melakukan pemeriksaan kas dengan posisi saldo BKU sebesar Rp …………………. Dan Nomor Bukti terakhir di BKU Nomor…………. Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut : I. Hasil Pemeriksaan Pembukuan Bendahara Pengeluaran A. Saldo Kas Bendahara Pengeluaran (yang belum dipertanggungjawabkan): 1. Saldo Buku Kas di Bank Rp ……………………. 2. Saldo Buku Kas Tunai Rp ……………………. 3. Saldo Buku Persekot Rp ……………………. Jumlah (1+2+3) Rp……………… B. Saldo Kas pada huruf A tsb terdiri dari : 1. Saldo Buku Pengawasan UP Rp……………………. 2. Saldo Buku Peng. LS Bendahara Rp …………………… 3. Saldo Buku Pungutan Pajak Rp …………………… 4. Saldo Buku Lain-lain Rp …………………… Jumlah (1+2+3+4) Rp ……………… C. Selisih Pembukuan (A – B) Rp ……………… 84
  • 83. Bagian 3… (lanjutan) II. Hasil Pemeriksaan Fisik Kas A. Fisik Kas yang dikuasai Bendahara Pengeluaran: 1. Uang di rekening Bank : Rp …………….. 2. Uang di Brankas Bendahara : Rp …………….. 3. Bukti Persekot PUM : Rp …………….. Jumlah (1+2+3) Rp …………….. B. Selisih Kas antara Buku dengan Fisik (I.A – II.A) Rp …………….. III. Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAKPA) A. Pembukuan UP menurut Bendahara Pengeluaran: 1. Saldo UP : Rp ……………. 2. Kuitansi UP yang belum disahkan : Rp ……………. Jumlah (1+2) Rp …………..... B. Selisih UP pembukuan Bendahara Pengeluaran dengan UAKPA (III.A –III.B) Rp ……………. IV. Penjelasan atas selisih: 1. Selisih pembukuan …………………………………………………………………… 2. Selisih Kas ……………………………………………………………………………. 3. Selisih UP …………………………………………………………………………….. Mengetahui: Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran Nama ………………………. NIP …………………………. Nama…………………….. NIP ………………………. 85
  • 84. BUKU PENGAWASAN KREDIT ANGGARAN FUNGSI: Mencatat segala pengeluaran baik yang menggunakan UP, melalui dana LS Bendahara maupun LS kepada fihak ketiga. Buku Pengawasan Kredit Anggaran dibuat sesuai dengan klasifikasi belanja atau BKPK (Buku Kas Pembantu Pengeluaran) yaitu akun belanja dengan kode 4 (empat) digit pertama, dimana tiap klasifikasi belanja/BKPK terdiri dari beberapa MAK yang disebut akun belanja dengan kode 6 (enam) digit. BENTUK: Departemen/Lembaga Unit Organisasi Propinsi/Kabupaten/Kota Satuan Kerja Tgl. No. SP DIPA Tahun Anggaran Pagu DIPA Satker KPPN BUKU PENGAWASAN KREDIT ANGGARAN : (….) …………………….. Fungsi : ………………………. : (….) …………………….. Sub Fungsi :……………………….. : (….)……………………… Program : ………………………. : (….)……………………… Kegiatan : ………………………. : …………………………… : …………………………… : Rp ………………………. : (….)……………………… Pembayaran Sisa Kredit Anggaran Posisi UP Tgl. No. BKU Uraian UP LS BKPK Akun/ MAK Akun/ MAK Bukti Keluar Bukti Masuk 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 86
  • 85. BUKU PENGAWASAN UANG PERSEDIAAN FUNGSI: 1. Mencatat seluruh transaksi atas UP; 2. Memantau uang persediaan, sekaligus sebagai dasar untuk mengajukan penggantian uang persediaan (GUP) Departemen/Lembaga Unit Organisasi Propinsi/Kabupaten/Kota Satuan Kerja Tgl. No. SP DIPA Tahun Anggaran Pagu DIPA Satker KPPN BUKU PENGAWASAN UANG PERSEDIAAN : (….) …………………….. : (….) …………………….. : (….)……………………… : (….)……………………… : …………………………… : …………………………… : Rp ………………………. : (….)……………………… Tgl No. Bukti Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo 1 2 3 4 5 6 87
  • 86. BUKU PENGAWASAN UANG LS BENDAHARA FUNGSI : 1. Mencatat transaksi dana LS Bendahara; 2. Memantau dana LS yang diterima Bendahara dan pembayarannya kepada yang berhak. BENTUK : Departemen/Lembaga Unit Organisasi Propinsi/Kabupaten/Kota Satuan Kerja Tgl. No. SP DIPA Tahun Anggaran Pagu DIPA Satker KPPN BUKU PENGAWASAN UANG LS BENDAHARA : (….) …………………….. : (….) …………………….. : (….)……………………… : (….)……………………… : …………………………… : …………………………… : Rp ………………………. : (….)……………………… Tgl. No. Bukti Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo 1 2 3 4 5 6 88
  • 87. BUKU PUNGUTAN/POTONGAN PAJAK FUNGSI : 1. Mencatat penerimaan hasil pungutan/potongan pajak; 2. Sebagai alat monitor atas jumlah hasil pungutan/potongan pajak dan penyetorannya. BENTUK : BUKU PUNGUTAN/POTONGAN PAJAK Departemen/Lembaga : (….) …………………….. Unit Organisasi : (….) …………………….. Propinsi/Kabupaten/Kota : (….)……………………… Satuan Kerja : (….)……………………… Tgl. No. SP DIPA : …………………………… Tahun Anggaran : …………………………… Pagu DIPA Satker : Rp ………………………. KPPN : (….)……………………… Tgl. No. Bukti Penerimaan Uraian PPN PPh 21 PPh 22 PPh 23 Pengeluaran Saldo 1 2 3 4 5 6 7 8 9 89
  • 88. BUKU KAS DI BANK FUNGSI : 1. Mencatat segala transaksi mengenai perubahan uang kas pada rekening Bank; 2. Sebagai alat kontrol terhadap BKU dalam hal lalu-lintas uang kas di Bank. BENTUK : BUKU KAS DI BANK Departemen/Lembaga : (….) …………………….. Unit Organisasi : (….) …………………….. Propinsi/Kabupaten/Kota : (….)……………………… Satuan Kerja : (….)……………………… Tgl. No. SP DIPA : …………………………… Tahun Anggaran : …………………………… Pagu DIPA Satker : Rp ………………………. KPPN : (….)……………………… Tgl. No. Bukti Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo 1 2 3 4 5 6 90
  • 89. BUKU KAS TUNAI FUNGSI : 1. Mencatat segala transaksi uang tunai; 2. Memantau uang kas tunai yang ada di Brandkas. BENTUK : BUKU KAS TUNAI Departemen/Lembaga : (….) …………………….. Unit Organisasi : (….) …………………….. Propinsi/Kabupaten/Kota : (….)……………………… Satuan Kerja : (….)……………………… Tgl. No. SP DIPA : …………………………… Tahun Anggaran : …………………………… Pagu DIPA Satker : Rp ………………………. KPPN : (….)……………………… Tgl. No. Bukti Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo 1 2 3 4 5 6 91
  • 90. BUKU PERSEKOT/UANG BPP FUNGSI : 1. Mencatat pengeluaran yang belum dipastikan jumlah sesungguhnya (belum definitif); 2. Memantau jumlah uang kas yang harus dipertanggungjawabkan oleh PUM. 3. BENTUK : BUKU PERSEKOT/UANG BPP Departemen/Lembaga : (….) …………………….. Unit Organisasi : (….) …………………….. Propinsi/Kabupaten/Kota : (….)……………………… Satuan Kerja : (….)……………………… Tgl. No. SP DIPA : …………………………… Tahun Anggaran : …………………………… Pagu DIPA Satker : Rp ………………………. KPPN : (….)……………………… Tgl. No. Bukti Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo 1 2 3 4 5 6 92
  • 91. BUKU PEMBANTU LAIN-LAIN FUNGSI : Mencatat penerimaan / pengeluaran yang diluar aktivitas Bendahara Pengeluaran, sehingga tidak dapat dicatat dalam buku buku pembantu terdahulu; BENTUK : Departemen/Lembaga Unit Organisasi Propinsi/Kabupaten/Kota Satuan Kerja Tgl. No. SP DIPA Tahun Anggaran Pagu DIPA Satker KPPN : : : : : : : : BUKU PEMBANTU LAIN-LAIN (….) …………………….. (….) …………………….. (….)……………………… (….)……………………… …………………………… …………………………… Rp ………………………. (….)……………………… Tgl. No. Bukti Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo 1 2 3 4 5 6 93
  • 92. TATA CARA PELAKSANAAN PEMBUKUAN A. PEMBUKUAN DASAR PADA BUKU KAS UMUM; 1. PENGISIAN LEMBAR/HALAMAN PERTAMA BUK KAS UMUM; 2. PENGISIAN LEMBAR/HALAMAN TERAKHIR BKU; 3. PEMBUKUAN AWAL BULAN (SALDO AWAL), PENCATATAN DENGAN TINTA HITAM, LARANGAN ADA RUANG YANG KOSONG DAN PERBAIKAN KESALAHAN; 4. MENERIMA SPM/SP2D-UP (TUP); 5. MENERIMA SPM/SP2D- LS BENDAHARA; 6. TRANSAKSI PERPINDAHAN KAS ANTAR TEMPAT KAS TERSIMPAN: a. Perpindahan dari Kas di Bank ke Kas Tunai atau sebaliknya; b. Perpindahan dari Kas Tunai ke Kas di PUM (Persekot). 7. TRANSAKSI PEMBAYARAN BELANJA DENGAN UP/TUP; 8. TRANSAKSI PENGELUARAN KAS DARI SPM –LS BENDAHARA; 9. TRANSAKSI PENERIMAAN KAS DARI PUNGUTAN/POTONGAN PAJAK DAN PENYETORANNYA KE KAS NEGARA; 10. MENERIMA SPM/SP2D PENGGANTIAN UP (SPM-GUP); 11. PENGESAHAN BELANJA DARI PENGGUNAAN DANA TUP; 12. PENCATATAN SPM/SP2D-LS YANG DITUJUKAN KEPADA PIHAK KETIGA; 13. PENUTUPAN BKU DAN BUKU PEMBANTU TERKAIT; 94
  • 93. IV DIAGRAM PEMBUKUAN BENDAHARA A. Diagram Pembukuan Bendahara Penerima B. Diagram Pembukuan Bendahara Pengeluaran C. Diagram Pembukuan Bendahara Pengeluaran Pembantu D. Jurnal dan Posting 95
  • 96. B DIAGRAM PEMBUKUAN BENDAHARA PENGELUARAN 1.Transaksi Non Kas 2.Transaksi atas UP 3.Transaksi atas SPM-LS-Bdh 4.Transaksi atas LPJ-BPP 5.Transaksi atas UM Perjadin 6.Transaksi Lain-lain 98
  • 97. BENDAHARA PENGELUARAN 1. TRANSAKSI NON KAS Dokumen Sumber/ Transaksi BKU D K 90 90 BP Kas D K BP UP BP-Ls BP Bdh Pajak Was MAK D D K D K D K K Pe’ sah an 90 DIPA SPM-LS Phk3 15 15 15 15 99
  • 98. BENDAHARA PENGELUARAN 2. TRANSAKSI atas UP Dokumen Sumber/ Transaksi BKU D K 25 Kwitansi (bruto) Faktur Pjk SPM-GUP Potongan SSP D K 25 0 20 SPM-UP/TUP Potongan BP Kas 2 20 Was MAK D D K D K D K K Pe’ sah an 25 0 20 2 20 0 2 5 BP UP BP-Ls BP Bdh Pajak 0 20 20 2 20 0 2 5 20 0 2 5 100
  • 99. BENDAHARA PENGELUARAN 3. TRANSAKSI atas SPM-LS-BDH Dokumen Sumber/ Transaksi BKU D K 30 SPM-Ls-Bdh Potongan Kwt/td terima 3 22 5 BP Kas D 30 27 K 3 22 5 BP UP BP-Ls BP Bdh Pajak Was MAK D D K D K D K K Pe’ sah an 30 30 27 22 5 SSPB 101
  • 100. BENDAHARA PENGELUARAN 4. TRANSAKSI atas LPJ-BPP Dokumen Sumber/ LPJBPP BKU D K BP Kas D 30 30 Bukti Penyaluran dana Kpd BPP Belanja atas UP 3 3 6 2 K 17 3 BP Pajak Was MAK D D D K D K K K Pe’ sah an 17 17 3 6 6 4 4 2 2 BP UP BP-Ls Bdh 30 30 4 Pemb. Ls-Bdh Pungutan Pajak D 17 Pengmb sisa UP Setoran sisa LsBdh K BP BPP 2 2 2 Setoran Pajak 102
  • 101. BENDAHARA PENGELUARAN 5. TRANSAKSI atas UM Perjadin Dokumen Sumber/ Transaksi BKU D K BP Kas D 10 10 Bayar UM Perjadin Was MAK D D 2 X X 12 2 Kekurangan bayar K D K D K K Pe’ sah an 10 10 12 Bukti/Kwts Perjadin Kelebihan bayar UM K BP UM BP UP BP-Ls Bdh 2 X 12 12 2 X 103
  • 102. BENDAHARA PENGELUARAN 6. TRANSAKSI atas Penerimaan LAIN-LAIN Dokumen Sumber/ Transaksi BKU D K 3 Penerimaan Lain-Lain BP Kas D K 3 3 BP UP BP-Ls BP Bdh Lain2 Was MAK D D K D K D K K Pe’ sah an 3 3 3 Pengeluaran SSBP 104
  • 103. C DIAGRAM PEMBUKUAN BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU 1. Penerimaan Dana dari Bdh Pengeluaran 2. Belanja atas Dana UP 3. Pembayaran atas Dana SPM-LS-Bdh 105
  • 104. 1. Penerimaan Dana dari Bendahara Pengeluaran Dokumen Sumber/ Transaksi Td terima: Dana UP BKU D 20 10 K BP Kas D 20 10 K BPP BP UP BP-Ls BP Bdh Pajak Was MAK D D K D 20 K D K K Pe’ sah an 20 10 Dana Ls-Bdh 106
  • 105. 2. Belanja atas Dana UP Dokumen Sumber/ Transaksi BKU D K BP Kas D 17 Kwitansi (bruto) 2 2 Faktur Pjk 3 SSP 17 17 Str ke Bdh K 17 BPP BP UP BP-Ls BP Bdh Pajak Was MAK D D K D K D K 17 2 K Pe’ sah an 17 2 2 3 2 3 3 3 17 SPP-GUP 107
  • 106. 3. Pembayaran atas Dana LSBdh Dokumen Sumber/ Transaksi Kwt/td terima BKU D K 6 4 BP Kas D K 6 4 BPP BP UP BP-Ls BP Bdh Pajak Was MAK D D K D K D K K Pe’ sah an 6 4 SSBP 108
  • 107. D. Jurnal Posting Transaksi Non Kas 1. Transaksi DIPA  BKU dicatat pada posisi Debet dan Kredit  Buku Pengawasan Kredit Anggaran dicatat pada posisi Debet 2. Transaksi SPM LS/SP2D LS Kpd Pihak ke 3  BKU dicatat pada Debet dan Kredit  Buku Pengawasan Kredit Anggaran dicatat pada posisi Kredit 109
  • 108. Transaksi atas Uang Persediaan 1.    2.     3.   4.  5.  Transasksi atas SPM/SP2D UP/TUP / GUP BKU dicatat pada Debet BP Kas dicatat pada Debet BP UP dicatat pada Debet Transaksi atas Kuitansi /Bukti2 Pengeluaran BKU dicatat diposisi Kredit BP Kas dicatat diposisi Kredit BP UP dicatat diposisi Kredit B PNGWSN Kredit Anggaran dicatat diposisi Kredit Transasksi Pemungutan dan Penyetoran Pajak Pemungutan Pajak dicatat pada BKU, BP Kas, BP Pajak pada posisi Debet Penyetoran Pajak dicatat pada BKU, BP Kas, BP Pajak pada posisi Kredit Transaksi SPM/SP2D GUP dan Potongan Dicatat pada BKU, BP Kas dan BP UP pada posisi Debet serta dianggap sebagai pengesahan dan jika terdapat pemotongan dicatat pada posisi Kredit Transaksi atas penyetoran sisa UP/TUP dengan SSBP Dicatat pada BKU, BP Kas, BP UP pada posisi Kredit 110
  • 109. Transaksi atas SPM LS Bendahara 1. Transaksi atas SPM/SP2D LS kepada Bendahara  Dicatat pada BKU diposisi Debet utk jumlah bruto dan diposisi kredit utk jumlah potongan  Dicatat pada BP Kas pada posisi Debet sebesar nilai netto  Dicatat pada BP LS Bendahara pada psosisi Debet sebesar nilai netto  Dicatat pada Bpengwsan Anggaran diposisi Kredit sebesar nilai Bruto 2. Transaksi atas pembayaran kepada yg berhak dgn bukti kuitansi  Dicatat pada BKU pada posisi Kredit sebesar nilai kuitansi  Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit sebesar nilai kuitansi  Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi kredit sebesar nilai kuitansi 3. Transaksi Pengembalian atas sisa dana yg tidak dibayarkan dgn SSPB  Dicatat pada BKU pada posisi Kredit  Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit  Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit 111
  • 110. Transaksi atas LPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu 1.    2.     3.    4.    Transaski penyaluran dana ke BPP Dicatat pada BKU pada posisi Debet dan Kredit Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit Dicatat pada BP BPP pada posisi Debet Transaksi Belanja atas UP Dicatat pada BKU pada posisi Kredit Dicatat pada BP BPP pada posisi Kredit Dicatat pada BP UP pada posisi Kredit Dicatat pada B Pengwsn Kredit Anggaran diposisi Kredit Transaksi Pengembalian Sisa UP ke Bendahara Induk Dicatat pada BKU diposisi Debet dan Kredit Dicatat pada BP Kas diposisi Debet Dicatat pada BP BPP pada posisi Kredit Transaksi Pembayaran LS Bendahara Dicatat pada BKU pada posisi Kredit Dicatat pada BP BPP pada posisi Kredit Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit 112
  • 111. Transaksi atas LPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu 5.    6.    7.    Lanjutan Transaski penyetoran sisa dana LS Bendahara ke Rekening Kas Negara Dicatat pada BKU pada posisi Kredit Dicatat pada BP BPP pada posisi Kredit Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit Transaksi atas pungutan pajak atas Belanja UP BPP Dicatat pada BKU pada posisi Debet Dicatat pada BP BPP pada posisi Debet Dicatat pada BP Pajak pada posisi Debet Transaksi atas penyetor pajak atas Belanja UP BPP Dicatat pada BKU diposisi Kredit Dicatat pada BP BPP diposisi Kredit Dicatat pada BP Pajak pada posisi Kredit 113
  • 112. Transaksi atas Uang Muka Perjalanan Dinas 1.    2.     3.    4.    Transaski Pembayaran Uang Muka kpd Pegawai Dicatat pada BKU pada posisi Debet dan Kredit Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit Dicatat pada BP UM Perjadin pada posisi Debet Transaksi atas Bukti Kuitansi Perjalanan Dinas Dicatat pada BKU pada posisi Kredit Dicatat pada BP UM Perjadi pada posisi Kredit Dicatat pada BP UP pada posisi Kredit Dicatat pada B Pengwsan Kredit Anggrn pada posisi Kredit Transaksi atas kekurangan bayar perjalanan dinas Dicatat pada BKU pada posisi Debet dan Kredit Dicatat pada BP Kas pada Posisi Kredit Dicatat pada BP UM Perjadin pada posisi Debet Transaksi atas kelebihan bayar perjalanan dinas Dicatat pada BKU pada posisi Debet dan Kredit Dicatat pada BP Kas pada Posisi Debet Dicatat pada BP UM Perjadin pada posisi Kredit 114
  • 113. Transaksi Penerimaan Lain-LAin 1. Transaksi atas penerimaan lain-lain diluar penerimaan fungsional dgn menggunakan bukti setor  Dicatat pada BKU pada posisi Debet  Dicatat pada BP Kas pada posisi Debet  Dicatat pada BP Lain2 pada posisi Debet 2. Pengeluaran Lain-lain atas penerimaan tersebut disetor ke rekening Kas Negara  Dicatat pada BKU pada posisi Kredit  Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit  Dicatat pada BP Lain2 pada posisi Kredit 115
  • 114. Transaksi pada Bendahara Pengeluaran Pembantu 1.      2.     3.    Transaksi atas penerimaan dana dari Bendahara Induk Dicatat pada BKU pada posisi Debet Dicatat pada BP Kas pada posisi Debet Dicatat pada BP UP pada posisi Debet Dicatat pada BP Pengawasan Kredit Anggaran utk dana UP pada posisi Debet Dicatat para BP LS Bendahara pada posisi Debet jika ada transfer utk pembayaran LS bendahara Transaski atas dana Uang Persediaan dgn bukti kuitansi Dicatat pada BKU pada posisi Kredit Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit Dicatat pada BP UP pada posisi Kredit Dicatat pada BP Pngawasan Kredit Angg pada posisi kredit Transaksi atas pajak yang dipungut dan disetor Dicatat pada BKU pada posisi Debet Dicatat pada BP Kas pada posisi Debet Dicatat pada BP Pajak pada posisi Debet 116
  • 115. Transaksi pada Bendahara Pengeluaran Pembantu 4.    5.    6.    Transaki atas setoran Pajak Dicatat pada BKU pada posisi Kredit Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit Dicatat pada BP Pajak pada posisi Kredit Transaksi atas pengeluaran dengan dana LS Bendahara Dicatat pada BKU pada posisi Kredit Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit Transaksi atas kelebihan/sisa dana LS Bendahara yg disetorkan ke rekening Kas Negara dgn menggunakan SSBP Dicatat pada BKU pada posisi Kredit Dicatat pada BP Kas pada posisi Kredit Dicatat pada BP LS Bendahara pada posisi Kredit 117
  • 116. V Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) A. Pengertian LPJ B. Bentuk LPJ C. Alur Pembayaran pada Satker D. Alur Penyusunan LPJ E. Sanksi F. Perbedaan LPJ deng LK 118
  • 117. A. Pengertian LPJ 1. LPJ adalah bentuk pertanggungjawaban Bendahara yang menyajikan informasi tentang: a. Keadaan pembukuan pada bulan pelaporan meliputi saldo awal, penambahan, penggunaan, dan saldo akhir dari buku- buku pembantu b. Keadaan kas pada akhir bulan pelaporan meliputi uang tunai di brankas dan saldo rekening bank c. Hasil rekonsiliasi internal (antara pembukuan bendahara dengan unit akuntansi) d. Penjelasan atas selisih (jika ada) antara saldo pembukuan dan saldo kas 2. LPJ disusun berdasarkan BKU, buku-buku pembantu dan buku pengawasan anggaran yang telah diperiksa dan direkonsiliasi oleh KPA/PPK 3. LPJ Bendahara diketahui oleh KPA dan disampaikan secara bulanan dengan disertai salinan rekening koran kepada BUN/Kuasa BUN, Menteri/Pimpinan Lembaga, dan BPK. 119
  • 118. B BENTUK LPJ 1.Bentuk LPJ Bendahara Penerimaan 2.Bentuk LPJ BPP 3.Bentuk LPJ Bendahara Pengeluaran 120
  • 119. 1. Bentuk LPJ Bendahara Penerimaan I. Keadaan Pembukuan Jenis Buku Saldo Awal Penambahan Pengurangan …………. A. BP Kas 1. BP Kas (tunai/bank) …………… ………….. ……………. B. BP selain Kas 1. BP …. 2. BP ….. 3. BP …… 4. BP Lain-lain …………. …………. ………….. ………….. …………. ………….. ………….. ………….. …………. ………….. ………….. ………….. …………. ………….. II. Keadaan kas Uang tunai + di Rek. Bank III. Hasil rekonsiliasi internal 1. 2. 3. Saldo Akhir Penerimaan yang telah disetor ke Kas Negara = ……. Pembukuan menurut UAKPA = ……. Selisih pembukuan Bendahara dengan UAKPA (1-2) = …….. IV. Penjelasan Selisih Kas dan Selisih Pembukukan 1. Jelaskan selisih kas (I.A – II) ……….. 2. Jelaskan selisih pembukuan (III.3) …….. ………….. ………….. …………. …………..
  • 120. 2. Bentuk LPJ BPP I. Keadaan Pembukuan Jenis Buku Saldo Awal Penambahan Pengurangan A. BP Kas/UM 1. BP Kas (tunai/bank) 2. BP UM Perjadin …………. …………… ................. ………….. ………….. ……………. ……………. B. BP selain Kas/UM 1. BP UP - Belanja MA ….. - Belanja MA ….. - Pengembalian UP 2. BP LS-Bdh - Pembayaran - Setoran atas LS-Bdh 3. BP Pajak 4. BP Lain-lain II. Keadaan kas Uang tunai + di Rek. Bank III. Selisih Kas ( I.A.1 – II) V. Penjelasan Selisih Kas jelaskan selisih kas ……….. Saldo Akhir …………. …………. …………. ………….. ………….. ………….. ………….. …………. ………….. …………. ………….. ………….. ………… …………. …………. ………….. …………. …………. …………. ………….. ………….. ………….. …………. …………..
  • 121. 3. Bentuk LPJ Bendahara Pengeluaran I. Keadaan Pembukuan Jenis Buku Saldo Awal Penambahan Pengurangan A. BP Kas/UM/BPP …………. 1. BP Kas (tunai/bank) …………… 2. BP UM Perjadin ................. 3. BP BPP (kas di BPP) …………… ………….. ………….. …………… ……………. ……………. ……………. B. BP selain Kas/UM/BPP 1. BP. UP 2. BP LS-Bdh 3. BP Pajak 4. BP Lain-lain …………. …………. ………….. …………. ………….. ………….. …………. ………….. ………….. ………….. …………. ………….. ………….. ………….. …………. ………….. II. Keadaan kas Uang tunai + di Rek. Bank III. Selisih Kas ( I.A.1 – II) IV. Selisih UP (hasil rekonsiliasi internal) 1. 2. 3. Saldo Akhir Saldo BP UP + Kuitansi UP yg belum disahkan = ……. Saldo UP menurut UAKPA (SAI) = ……. Selisih pembukuan UP (1-2) V. Penjelasan Selisih Kas dan Selisih Pembukukan UP 1. Jelaskan selisih kas ……….. 2. Jelaskan selisih pembukuan UP …….. ………….. ………….. …………. …………..
  • 122. Pembukuan Koreksi Keselahan Pembukuan 124
  • 123. Kesalahan pembayaran terjadi apabila jumlah yang tertera didalam kuitansi berbeda dengan jumlah lampirannya: Contoh 1. Tgl 20 April 2009 diketahui bahwa pembayaran ATK tgl 15 Maret 2010 Nomor BKU 104 pembayaran pembelian Alat Tulis Kantor sebesar Rp. 5.000.000,- Ternyata diketahui bahwa berdasarkan lampiran-lampirannya jumlah yang benar adalah Rp. 4.950.000,- Kelebihan pembayaran diterima kembali oleh bendahara. Koreksi kesalahan ini diketahui setelah buku kas ditutup : --- Kuitansi diganti dengan kuitansi baru --- Kuitansi tidak diganti. 125
  • 124. 126
  • 125. 127
  • 126. Contoh 2. Tgl 20 April 2009 diketahui bahwa pembayaran foto copy tanggal 8 Maret 2009 nomor kwitansi nomor 110 sebesar Rp. 7.657.800,- Tertulis didalam buku kas dengan angka Rp. 7.567.800,- Kesalahan ini diketahui setelah buku kas ditutup. 128
  • 127. Contoh 3. Tgl. 20 Januari 2010 dibayar uang muka kerja untuk biaya makan minum rapat sebesar Rp. 100.000, a. Bila dipertangungjawabkan sebesar Rp. 75.000,- sisanya dikembalikan kepada bendahara. b. Bila dipertangungjawabkan sebesar Rp. 75.000,- sisanya merupakan uang muka kerja baru. c. Bila dipertangungjawabkan sebesar Rp. 120.000,kekurangannya ditambah oleh bendahara. 129
  • 128. 130
  • 129. 131
  • 130. C ALUR PEMBAYARAN PADA SATKER 1. Alur Pembayaran dengan UP 2. Alur Pembayaran Langsung 3. Alur Pembayaran Langsung melalui Bendahara 132
  • 131. 1. Alur Pembayaran dengan UP SPM-GUP 6 SPP-GUP 5 belanja Uji & periksa Perintah PP K SP2D GUP 7a SP2D Uji & GUP periks a KPPN Konsep PPSPM 8 SPM 2 1 7b 4 SP2D GUP 9 Posting UAKPA Pihak ke 3 3 Uji & periksa Bukukan BENDAHAR A 7C BO I
  • 132. 2. Alur Pembayaran Langsung SPP-LS Kontrak PP K 1 SPM-LS 2 Uji & periksa 3 SP2D LS 4a Konsep PPSPM SPM 5 SP2D LS Posting UAKPA Uji & periksa KPPN 4b 6 Bukukan BENDAHARA 4C Pihak ke 3 BO I SP2D LS
  • 133. 3. Alur Pembayaran Langsung melalui Bendahara SPP-LS Kontrak Perintah PP K 6 7 1 SPM-LS Uji & Periksa Konsep SPM SP2D LS SP2D LS 3a Uji & periksa KPPN PPSPM 4 3b Uji & periksa Bukukan 5 Posting UAKPA 2 8 BENDAHARA 3c Pihak ke 3 BO I SP2D LS
  • 134. D ALUR PENYUSUNAN LPJ 1. Alur Pembayaran dan Penyusunan LPJ-BPP 2. Alur Penyusunan LPJ Bendahara 136
  • 135. 1. Alur Pembayaran dan Penyusunan LPJBPP SPP Belanja 6a Uji & periksa PPSPM Perintah PPK 3 5 KPPN 2 Uji & periksa Bukukan 4 BPP LPJ-BPP Pihak ke 3 1 6b Bukukan BENDAHARA
  • 136. 2. Alur Penyusunan LPJ Bendahara SPM SPP Kontrak SP2D KPPN PPSPM PPK Posting Pembukuan UAKPA BENDAHARA Rekon BO I Pihak ke 3
  • 137. E. Sanksi Keterlambatan Penyampaian LPJ 1. Atas keterlambatan penyampaian LPJ, dapat dikenakan sanksi berupa penundaan penerbitan SP2D atas SPM-GUP/SPM-TUP 2. Sanksi tidak membebaskan Bendahara dari kewajiban menyampaikan LPJ 139
  • 138. F. Perbedaan LPJ dengan LK 1. LK adalah pertanggungjawaban PA/KPA yang menjadi lingkup Sistem Akuntansi Instansi (accountability report). Dalam LK, kas di bendahara adalah saldo UP/TUP yang belum di SPM-GU kan dan belum disetorkan ke rekening kas negara 2. LPJ adalah pertanggungjawaban bendahara selaku pejabat fungsional (managerial report). Dalam LPJ, kas dibendahara mencakup seluruh uang dalam pengelolaan bendahara 3. Informasi/data LPJ dapat digunakan dalam penyusunan LK, terkait dengan akun Kas di Bendhara. 140
  • 139. B A B VI VERIFIKASI LPJ BENDAHARA A. PELAKSANAAN VERIFIKASI OLEH KPPN B. PENYAMPAIAN HASIL VERIFIKASI 141
  • 140. A. PELAKSANAAN VERIFIKASI OLEH KPPN Untuk LPJ Bendahara Penerimaan: • Menguji kebenaran saldo awal • Menguji kebenaran saldo uang di rekening bank dengan salinan rekening koran Bendahara Pengeluaran • Menguji kebenaran perhitungan • Meneliti kepatuhan bendahara dalam penyetoran penerimaan negara Untuk LPJ Bendahara Pengeluaran: • Menguji kebenaran saldo awal • Menguji kebenaran saldo uang di rekening bank dengan salinan rekening koran Bendahara Penerimaan • Menguji saldo UP dengan cara membandingkan dengan Kartu Pengawasan Kredit Angaran yang ada pada KPPN • Menguji kebenaran perhitungan • Meneliti kepatuhan bendahara dalam penyetoran pajak 142
  • 141. B. PENYAMPAIAN HASIL VERIFIKASI • Atas dasar LPJ yang diverifikasi dan ditemukan kesalahan, maka LPJ tersebut dikembalikan ke bendahara yang bersangkutan; • Atas dasar LPJ yang diverifikasi dan dinyatakan benar, KPPN menyusun daftar LPJ bendahara; • Daftar LPJ Bendahara disampaikan kepada Kanwil DJPBN setempat. 143
  • 142. Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan • Atas dasar Daftar LPJ Bendahara yang diterima dari KPPN di wilayah kerjanya, Kanwil DJPBN menyusun Rekapitulasi LPJ Bendahara; • Rekapitulasi LPJ Bendahara disampaikan kepada Kantor Pusat DJPBN u.p Direktur PKN. 144
  • 143. Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan • Atas dasar Daftar LPJ Bendahara yang diterima dari Kanwil DJPBN, Kantor Pusat DJPBN menyusun Rekapitulasi LPJ Bendahara secara nasional. • Hasil ini digunakan sebagai sumbangan data dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah tingkat pusat, serta sebagai bahan dalam menentukan kebijakan terkait dengan kas di bendahara. 145
  • 144. Daftar LPJ Bendahara Penerimaan Produk KPPN 146
  • 145. Daftar LPJ Bendahara Pengeluaran Produk KPPN 147
  • 146. REKAPITULASI LPJ BENDAHARA PENERIMAAN PRODUK KANWIL DJPBN 148
  • 147. REKAPITULASI LPJ BENDAHARA PENGELUARAN PRODUK KANWIL DJPBN 149
  • 148. REKAPITULASI LPJ BENDAHARA PENERIMAAN PRODUK KANTOR PUSAT DJPBN 150
  • 149. REKAPITULASI LPJ BENDAHARA PENGELUARAN PRODUK KANTOR PUSAT DJPBN 151
  • 150. VII KERUGIAN NEGARA (KN) A. Proses Penyelesaian KN B. Hasil Proses Penyelesaian KN C. Persetujuan Penghapusan Kas dan Pembukuan Bendahara 152
  • 151. A. Proses Penyelesaian KN 1. KPA wajib melaporkan setiap kerugian negara kepada menteri/pimpinan lembaga dan memberitahukan kepada BPK selambat–lambatnya 7 (tujuh) hari setelah kerugian negara diketahui. 2. Menteri/ pimpinan lembaga menugaskan TPKN untuk menindaklanjuti kasus kerugian negara selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan. (sesuai peraturan BPK No.3 Tahun 2007) 153
  • 152. B. Hasil Proses Penyelesaian KN 1. Penghapusan kerugian negara 2. Pembebasan penggantian kerugian negara 3. Penggantian kerugian negara dengan cara penyetoran ke kas negara (sesuai Peraturan BPK No. 3 Tahun 2007) 154
  • 153. C. Persetujuan Penghapusan Kas dan Pembukuan Bendahara • Dalam hal kerugian negara diselesaikan dengan cara penghapusan kerugian negara dan pembebasan penggantian kerugian negara, menteri/pimpinan lembaga wajib mengajukan persetujuan penghapusan uang dari perhitungan bendahara kepada Menteri Keuangan ub. Dirjen Perbendaharaan. • Surat persetujuan penghapusan uang dari perhitungan bendahara yang diterbitkan oleh direktur jenderal perbendaharaan ditetapkan sebagai dokumen sumber pembukuan bendahara dan dibukukan sebagai pengeluaran. 155
  • 154. • Apabila kerugian negara diselesaikan melalui penggantian kerugian negara, bukti setor penggantian kerugian negara yang dinyatakan sah ditetapkan sebagai dokumen sumber pembukuan bendahara dan dibukukan sebagai pengeluaran. 156
  • 155. VII ALUR PELAPORAN • Alur Pelaporan 157
  • 156. Alur Pelaporan SATUAN KERJA UAKPA BENDAHARA TRANSAKSI KEUANGAN PROSES S A I PROSES PEMBUKUAN BENDAHARA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KPPN LAPORAN BULANAN REKAP PER BENDAHARA PROSES KOMPUTERISASI KANWIL DJPB KP DJPB LAPORAN BULANAN LAPORAN BULANAN PROSES KOMPUTERISASI PROSES KOMPUTERISASI REKON LPJ VERIFIKASI INTERNET 158
  • 157. VIII ALUR PEMBINAAN • Alur Pelaksanaan Pembinaan 159
  • 158. Alur Pelaksanaan Pembinaan Dit PKN Kanwil DJPB KPPN Bendahara TOT TOT Pembinaan Pembinaan Pembinaan 160
  • 159. Direktorat Jenderal Perbendaharaan Direktorat Pengelolaan Kas Negara Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta Pusat Telp. 021-3459619 021-3449230 (ext.5422) Fax. 021-3459619 161
  • 160. 162