SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 39
DIREKTORAT BINA REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
DITJEN BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN
                   SOSIAL
           KEMENTERIAN KEHUTANAN
                                               1
OUT LINE
           I.     Latar Belakang
           II.    Permasalahan Kawasan Perkotaan
           III.   Sekilas Perkembangan Pembangunan Hutan Kota
           IV.    Penyelenggaraan Hutan Kota
                   A.    Penunjukan Hutan Kota
                   B.    Pembangunan Hutan Kota
                   C.    Penetapan Hutan Kota
                   D.    Pengelolaan Hutan Kota :
                           1. Tahapan Pengelolaan Hutan Kota
                           2. Permasalahan Pembangunan Hutan Kota
                           3. Pelaksanaan Pengelolaan Hutan Kota
                           4. Penanggung Jawab Penyusunan Rancangan Hutan Kota
                           5. Sumber Dana Pengelolaan Hutan Kota
                           6. Pemantauan Hutan Kota
                           7. Pembinaan dan Pengawasan Hutan Kota
                           8. Peran Serta Masyarakat
                           9. Perkembangan Pembangunan Hutan Kota S/d Tahun 2011



                                                                              2
I. LATAR BELAKANG



1. WILAYAH PERKOTAAN

•   Sejalan dengan pertumbuhan
    penduduk, Konversi kawasan
    hutan menjadi lahan pertanian                          Pemukiman 40 – 60%
    dan pemukiman.
•   Pesatnya          pertumbuhan
    perekonomian        mendorong
    konversi    lahan     pertanian   Pemukiman 20 – 40%
    menjadi kawasan pemukiman,
    centra-centra pedagangan dan                                                         Pemukiman 60 – 80%
    kawasan industri.
•   Menyatunya             kawasan
    pemukiman,               centra
    perdagangan dan kawasan
    industri melembaga menjadi
    wilayah perkotaan.

                                            hutan primer           Pemukiman 80 – 100%


                                                                                                       3
KAWASAN PERKOTAAN


                  •   Pembangunan fisik kota
                      cenderung mengakibatkan
                      minimnya ruang terbuka hijau
                      dan menghilangkan kondisi
KAWAS                 yang alami.
  AN              •   Lingkungan perkotaan
PERKO                 berkembang secara
 TAAN                 ekonomi, namun menurun
                      secara ekologi.




                                                 4
II. PERMASALAHAN KAWASAN PERKOTAAN

          Pesatnya pembangunan wilayah perkotaan cenderung
            mengorbankan bentang alam terbuka hijau, fungsi
            pepohonan sebagai paru wilayah perkotaan dan
            estetika alami.
          • Disamping itu, penggunaan teknologi industri,
            transportasi, dan penyegar udara (air conditioner)
            meningkatkan keluaran asap CO, CO2 , debu timbal
            dan material beracun lainnya meningkatkan
            pencemaran udara. Dan peningkatan suhu udara.
          • Di lain sisi, minimnya ruang terbuka hijau dan
            habisnya pohon-pohon hutan di perkotaan
            menurunkan kemampuan penyerapan/ fixasi co, co2
            dan bahan beracun lainnya.
          • Alhasil, Kota menghadapi permasalahan lingkungan
            yang serius: hubungan masyarakat perkotaan dan
            lingkungannya tidak harmonis.
                                                             5
ANALISIS PERMASALAHAN
     KAWASAN PERKOTAAN


             LINGKUNGAN
                KUMUH


 POLUTAN                  BANJIR
MENINGKAT


              WILAYAH
             PERKOTAAN


SUHU UDARA                INTRUSI
 MENINGKAT                AIR LAUT



                 DLL




                                     6
III. SEKILAS PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN
                      HUTAN KOTA

•   Tahun 1978, Konggres kehutanan sedunia VIII di Jakarta telah memuncul gagasan
    pembangunan hutan di perkotaan. Namun implementasi gagasan pembangunan hutan
    kota belum terlaksana.
•   Tahun 1980-an, issu menurunnya kualitas lingkungan perkotaan mulai digalakan
    Program/kegiatan penghijauan perkotaan.
•   Tahun 1990-an, semakin meningkatnya pencemaran udara, air mulai disadarinya
    pentingya hutan kota..
   Pada Pekan Penghijauan Nasional (PPN) ke 30 di Palu Sulawesi Tengah, Presiden RI
    mencanangkan pembangunan hutan kota.
   Pembangunan hutan kota mulai ditumbuhkan di 11 kota besar, dengan diawali
    pembangunan hutan kota Jakarta seluas + 2.327 Ha.
•   S/d Tahun 2009 telah dibangun Hutan Kota seluas 20.379 Ha dengan dana APBN, APBD
    dan swadaya.
•   Tahun 2010 telah dibangun hutan kota seluas 1.1175,6 ha dengan dana APBN.
•   Tahun 2011 telah dibangun hutan kota seluas 1.444 ha dengan dana APBN.




                                                                                  7
IV. PENYELENGGARAAN HUTAN
           KOTA
 Dasar Hukum

1. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002 Tentang
   Hutan Kota
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38
   Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
   Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
   Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota
3. Permenhut No. P. 71/Menhut-II/2009 Tentang
   Pedoman Penyelenggaraan Hutan Kota

                                                        8
Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Hutan Kota
                          Hutan Kota :
                          Suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon yang
                          kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada
                          tanah negara maupun tanah hak yang ditetapkan oleh
                          pejabat yang berwenang.


                          Tujuan :
                          Untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan
                          ekosistem perkotaan yang meliputi unsur
                          lingkungan, sosial dan budaya.


          Fungsi :
          • Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika
          • Meresapkan air
          • Menciptakan keseimbangn dan keserasian lingkungan fisik kota
          • Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.


                                                                             9
Penyelenggaraan Hutan Kota meliputi :

A. PENUNJUKAN



      B. PEMBANGUNAN



                C. PENETAPAN



                       D. PENGELOLAAN




                                        10
A. PENUNJUKAN HUTAN KOTA


                                                      Penunjukan :
                                                       Mencakup luas dan lokasi Hutan Kota
                                                       Lokasi pada tanah negara atau tanah hak
                                                        (pemberian kompensasi sesuai peraturan)
                                                       Merupakan bagian Ruang Terbuka Hijau (RTH)
                                                        wilayah perkotaan.
                                                       Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
                                                        Perkotaan (RTRWK)
                                                       Dilakukan oleh Bupati/Walikota dan khusus untuk
                                                        DKI oleh Gubernur


Pertimbangan dalam penunjukan hutan kota :
 Luas wilayah, jumlah penduduk, tingkat pencemaran dan kondisi fisik kota.
 Luas Hutan Kota minimal 0,25 Ha (hamparan yang kompak)
 Luas Hutan Kota minimal 10% dari luas wilayah perkotaan dan disesuaikan dengan kondisi setempat.


                                                                                                     11
Peta RTH Prov. DKI Jakarta




                Target RTH :13,94%
                 (9.544,81 Ha),

                Realisasi   : 9,97%
                 (6.826,52 Ha),

                Sisa target :3,97%
                 (2.718,29 Ha)




                                       12
B. PEMBANGUNAN HUTAN KOTA

Pembangunan :
 Dilaksanakan berdasarkan penunjukan luas dan
  lokasi Hutan Kota.
 Pelaksana Bupati/Walikota dan khusus Untuk
  DKI oleh Gubernur.
 Pembangunan meliputi Perencanaan dan
  Pelaksanaan.



              PERENCANAAN :
  • Disusun berdasarkan kajian aspek                     PELAKSANAAN :
    teknis, ekologi, sosio-ekonomi, budaya
    masyarakat setempat.                         1.   Penataan Areal;
  • Rancangan teknis : (a) bentuk yang           2.   Penanaman;
    disesuaikan dengan karakteristik lahan       3.   Pemeliharaan; dan
    dan (b) tipe Hutan Kota sesuai dengan        4.   Pembangunan sipil teknis.
    yang ditetapkan dalam RTRWP

                                                                                  13
Bentuk Dan Type Hutan Kota

                      A. BENTUK           B. TYPE
                     BENTUK

                                   HK. PEMUKIMAN

                                   HK. KAWASAN INDUSTRI
                       JALUR
                                   HK. REKREASI
                   MENGELOMPOK
HUTAN KOTA
                                   HK. PELESTARIAN
                                   PLASMA NUTFAH
                      MENYEBAR
                                   HK. PERLINDUNGAN


                                   HK. PENGAMANAN




                                                          14
Bentuk Jalur




               15
Bentuk Mengelompok




                     16
Bentuk Menyebar




                  17
Struktur Hutan Kota




                      18
Coloring Hutan Kota




                      19
Type Hutan Kota

A.Type Kawasan Pemukiman



                            Hutan Kota yang dibangun          pada area
                             permukiman     yang     berfungsi    sebagai
                             penghasil        Oksigen,          penyerap
                             karbondioksida, peresapan air, penahan
                             angin, peredam kebisingan dengan komposisi
                             pepohan tanaman pepohonan tinggi yang
                             dikombinasikan dengan tanaman perdu dan
                             rerumputan.

                            Karakteristik pepohonannya : pohon dengan
                             perakaran kuat, ranting tidak mudah
                             patah, daun tidak mudah gugurdan pohon-
                             pohon penghasil bunga/ buah/biji-bijian yang
                             memiliki nilai ekonomis




                                                                            20
b.   Type Kawasan industri

      Hutan Kota yang dibangun di kawasan industri yang dirancang untuk
       mengurangi polusi udara dan kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan
       industri.
      Karakteristik pepohonnya merupakan pohon-pohon berdaun lebar dan
       rindang, berbulu, permukaan kasar/berlekuk, bertajuk tebal, tanaman
       yang menghasilkan bebahuan harum.




                                                                               21
c. Type Kawasan Rekreasi



   Hutan Kota yang berfungsi sebagi
    pemenuhan kebutuhan rekreasi dan
    keindahan dengan jenis pepohonan
    yang indah dan unik.
   Karakteristik pepohonnya merupakan
    pohon-pohon yang indah dan atau
    penghasil bunga/buah yang digemari
    satwa seperti burung, kupu-kupu dan
    jenis satwa menarik lainnya.




                                          22
d. Type Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah

                     Hutan Kota yang dibangun untuk pelestarian
                      plasma nutfah, yaitu:Sebagai konservasi
                      plasma nutfah insitu dan sebagai habitat
                      khususnya untuk satwa yang dilindungi atau
                      yang akan dikembangkan.

                     Kharakteristik pohannya merupakan pohon-
                      pohon langka dan atau pohon-pohon
                      unggulan daerah setempat.




                                                                   23
e. Type Kawasan Perlindungan

                                                           a. Hutan kota yang berfungsi untuk
                                                              mencegah atau mengurangi bahaya
                                                              erosi dan longsor pada daerah
                                                              dengan kemiringan cukup tinggi
                                                              dan sesuai dengan karakteristik
                                                              tanah, melindungi pantai dari
                                                              gempuran                    ombak
                                                              (abrasi),melindungi daerah resapan
                                                              air untuk mengatasi masalah
                                                              penipisan air tanah dan atau
       Perda No. 3 – Tahun 2007 Tentang Rtrw Kawasan          masalah meresapnya air laut ke
     Lindung/ Konservasi Mangove Pada Zona Iv ( Meliputi      daratan (intrusi air laut).
        Kec. Gn Anyar, Rungkut, Sukolilo Dan Mulyorejo)

                                                           b. Kharakteristik pepohonanya, antara
                                                              lain:  pepohonan yang memiliki
                                                              daya evaporasi yang rendah dan
                                                              pepohonan yang dapat mengurangi
                                                              bahanya abrasi pantai seperti
                                                              mangrove yang memiliki perakaran
                                                              yang kuat.



                                                                                              24
e. Type Kawasan Pengamanan

   Hutan Kota yang dibangun untuk meningkatkan keamanan pengguna jalan pada jalur
    kendaraan dengan pembuatan jalur hijau dengan kombinasi pepohonan dan tanaman
    perdu.

   Kharakteristik pepohonan yang berakar kuat dengan ranting yang tidak mudah patah
    yang memiliki perakaran kuat, tidak mudah patah yang dilapisi dengan perdu yang
    liat, dilengkapi jalur pisang-pisangan dan atau tanaman merambat dari legum secara
    berlapis-lapis.




                                                                                         25
C. PENETAPAN HUTAN KOTA


       Penetapan hutan kota dengan Peraturan
                            Daerah
    Tanah Hak karena pertimbangan keberadaannya Kriteria Tanah         Hak untuk ditetapkan sebagai
    dapat ditetapkan sebagai Hutan Kota oleh            Hutan Kota :
    pemegang hak tanpa pelepasan hak atas tanah.   •    Terletak di wilayah perkotaan Kota/ Kabupaten
   Pemegang Hak memperoleh insentif atas tanah         atau Propinsi Untuk DKI Jakarta.
    haknya sebagai Hutan Kota.                     •    Merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
   Hutan Kota Tanah hak ditetapkan minimal 15          didomionasi Pepohonan
    tahun.
                                                   •    Luas minimal 0,25 Ha (mampu memberikan nilai
   Penetapan Tanah Hak dapat dilakukan tanpa           estetk, memperbaiki iklim mikro, resapan
    proses penunjukan dan pembangunan.                  ailr, intrusi air laut dll)
   Berdasarkan permohonan dari Pemegang Hak
    tanah, Penetapan dan Perubahan peruntukan          Catatan:
    tanah hak dengan keputusan Bupati/ Walikota
    Khusus untuk wilayah DKI dengan Keputusan
    Gubernur Provinsi DKI Jakarta.                     Pemberian Insentif atas nama pemegang hak atas
                                                       Hutan Kota dengan Peraturan daerah.


                                                                                                   26
LOKASI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI HUTAN KOTA SRENGSENG – JAKARTA BARAT
                    (Luas: 15 ha SK. GUB No.202/1995)




                                                                        27
D. PENGELOLAAN HUTAN KOTA
1. Tahapan Pengelolaan Hutan
Kota
PENGELOLAAN HUTAN KOTA DISESUAIAKAN DENGAN BENTUK DAN TIPE HUTAN
  KOTA
 Tahapan Pengelolaan :
 a. Penyusunan         Rencana       Pengelolaan        (Tujuan,    jangka
    waktu, Program/Kegiatan, Kelembagaan, Monev).
 b. Pemeliharaan      (Optimalisasi     fungsi     dan     manfaat,  ruang
    tumbuh, deversifikasi jenis, kualitas tempat tumbuh)
 c. Perlindungan dan Pengamanan (Pencurian flora/fauna, kebakaran, hama
    penyakit)
 d. Pemanfaatan              (Pariwisata,            rekreasi,        olah
    raga, litbang, pendidikan, plamanutfah, HHBK)
 e. Pemantauan dan evaluasi.



                                                                             28
2. Permasalahan Pembangunan Hutan
Kota

 1. Perbedaan persepsi (fungsi, manfaat, tipe, bentuk) Hutan Kota
    dengan Hutan lainnya.
 2. Keterbatasan lahan (ganti rugi/ pembebasan lahan) pembangunan
    Hutan Kota.
 3. Status kawasan masih bersifat penunjukan (belum ada penetapan
    dengan Perda).
 4. Terbatasnya Alokasi dana APBD kab/Kota dan Partisipasi Mitra Usaha.
 5. Belum optimalnya pemanfaatan Hutan kota sebagai (Pariwisata,
    rekreasi, olah raga, litbang, pendidikan, plamanutfah, HHBK)
 6. Belum berjalannya sistem insentif dalam pembangunan dan
    pengelolaan Hutan Kota.



                                                                     29
3. Pelaksanaan Pembangunan Hutan
Kota
  Kegiatan     Komponen                  Pelaksanaan               Penanggung jawab
                Kegiatan                                           Pengelola Anggaran


Hutan Kota   Penyusunan        Swakelola/Pihak III               Penyusunan
             rancangan         Secara swakelola perlu dibentuk   rancangan, penyediaan
                                tim penyusun yang dapat           bibit, penanaman,
                                melibatkan unsur                  pemeliharaan I dan II
                                BPDAS/BPHM                        adalah PPK pada Dinas
                                                                  Kab./Kota
             Penyediaan bibit Swakelola/Pihak III

             Penanaman        Swakelola/Pihak III
             Pemeliharaan I   Swakelola/Pihak III
             dan II


                                                                                    30
4. Penanggung Jawab Penyusunan Rancangan Hutan
Kota
No     Kegiatan              Penanggung jawab/pejabat
1.   Penyusunan   Kabid/Kasi pada dinas kab./kota yang membidangi
     Rancangan    RHL kecuali Provinsi DKI Jakarta oleh Kabid pada
                  dinas provinsi yang membidangi RHL

2.   Penilai      Kepala Balai Pengelolaan DAS
     Rancangan

3.   Pengesahan   Kepala dinas kab/kota kecuali Provinsi DKI Jakarta
     Rancangan    oleh Kepala Dinas Provinsi


                                                                 31
5. Sumber Dana Pengelolaan Hutan
Kota
                           PESEMAIAN
                         PERMANEN 2012




                        REHABILITASI
    DANA LAIN           HUTAN KOTA        DAK DBHDR 2012
                          (1.000 Ha)
 •APBD I/II
 BUMN/S
 Swadaya Masy

                          PENANAMAN
                        HUTAN KOTA 2012



                                                           32
6. Pemantauan Hutan
Kota
 Tujuan :
 Meningkatkan kinerja pengelolaan Hutan Kota

         Waktu :
         Diselenggarakan secara periodik

               Perangkat yang diperlukan :
                Instrument Mon-Ev :
                Pedoman Pengelolaan Hutan Kota diatur
                  dengan Perda
                Kriteria Penilaian Hutan Kota diatur dengan
                  Permenhut.
                                                           33
7. Pembinaan dan Pengawasan Hutan
Kota

                                     KEMENHUT
                            2
                                         1

                                    DISHUT PROV
   PELIMPAHAN KEWENANGAN)
   PEMBINANAN DAN                        3
   PENGAWASAN

                                                    PENGELOLA HK
                                DISHUT KAB/KOTA
                                                       (Pemda)


                                          4

                                    PENGELOLA HK
                                     (Masyarakat)




                                                                   34
8. Peran Serta
Masyarakat


      PEMERINTAH                MASYARAKAT



                                 Penyediaan Lahan
                                 Penyandang Dana
                              Partisipasi(Perencanaan,
    Pendidikan dan
     Pelatihan                Penentuan Lokas, informasi,
    Penyuluhan                    saran pendapat)
    Bantuan Teknis dan      Pelaksanaan pembangunan
     Insentif                 Pemanfaatan Hutan Kota
                           Pengamanan dan Perlindungan




                                                            35
9. Realisasi Pembangunan Hutan Kota S/D Tahun 2011
                                                       Luas Kab/Kota    Luas HK Ideal                         Realisasi HK      Realisasi HK
No               BPDAS           Provinsi/Kab/Kota                                      S/d Tahun 2009                                           Keterangan
                                                           (Ha)*           (Ha)**                              2010 (Ha)         2011 (Ha)

1                  2                      3                 4                5                6                    7                 8               9


    1   Agam Kuantan         Sumatera Barat              4,201,289.00       54,406.27               252,0               86.00              49

    2   Ake Malamo           Maluku Utara                3,199,150.00       54,583.83                    0              37.40              30

    3   Asahan Barumun       Sumatera Utara              5,597,118.00       43,345.97   143 (+ Wampu SU)                                  15.1

    4   Barito               Kalteng, Kalsel            14,764,473.00     276,177.26                     93             24.00             35.7

    5   Batanghari           Jambi                       5,005,816.00       49,976.45                 110                                227.2

    6   Baturusa Cerucuk     Bangka Belitung             1,642,406.00       33,681.65               169,1               50.00            115.2

    7   Benain Noelmina      NTT                         4,917,864.00       47,381.15                    0             225.00              20

    8   Bone Bolango         Gorontalo                   1,125,707.00       15,828.95               136,5               25.00              97

    9   Brantas              Jawa Timur                  1,795,182.00       16,055.82   329,8 (+ sampean)               15.09              10

10      Cimanuk-Citanduy     Jawa Barat, Jawa Tengah     1,735,466.00        8,467.82               102,5               20.99             57.3

11      Citarum Ciiwung      Banten, DKI, Jawa Barat     3,062,557.00       30,323.85              3022,8               18.00             100

12      Dodokan Moyosari     NTB                         1,934,857.00       18,499.28                    0                                 21

13      Indragiri Rokan      Riau                        9,073,132.00       86,342.22             12.924,7              89.29             138

14      Jeneberang Walanae   Sulawesi Selatan            2,172,069.00       20,305.94     6,5 (+ Saddang)               15.00             23.8

15      Kahayan              Kalimantan Tengah           4,466,400.00       56,510.00                    11            165.00             65.4

16      Kapuas               Kalimantan Barat           14,676,700.00     117,230.00                     15                                40

17      Kepulauan Riau       Kepulauan Riau                879,213.00       20,381.95              2.203,6              21.42             21.4

18      Ketahun              Bengkulu                    2,114,327.00       23,979.87                    0               4.00             73.2

19      Krueng Aceh          Aceh                        5,795,600.00       69,687.30               130,4               23.37             19.3
                                                                                                                                                         36
LANJUTAN PEMBANGUNAN HUTAN KOTA......

 20   Lariang Mamasa             Sulawesi Barat                      1,678,718.00            17,632.86                      25             14.00

 21   Mahakan Berau              Kalimantan Timur                   20,453,434.00          184,887.87                        0             80.40                30

 22   Memberamo                  Papua                              31,903,533.00          377,794.44                        0             62.00                15

 23   Musi                       Sumatera Selatan                    9,159,243.00            74,650.26                     230                                  23

 24   Palu Poso                  Sulawesi Tengah                     6,703,729.00            56,881.14                       0             20.30               120

 25   Pemali Jratun              Jawa Tengah                         1,769,430.00            15,655.27                     255             19.99               24.9

 26   Remu Ransiki               Papua Barat                        10,212,596.00          109,343.33                        0              9.38               67.8

 27   Saddang                    Sulawesi Selatan                    2,499,679.00            21,315.15            (tmsk sulsel)            15.00               21.4

 28   Sampara                    Sulawesi Tenggara                   3,806,770.00            34,638.36                      50             15.00                40

 29   Sampean                    Jawa Timur                          1,533,277.00             8,245.46             (tmsk jatim)            10.00

 30   Serayu Opak Progo          Jawa Tengah, DIY                    1,141,107.00             6,535.83                       0                                 31.9

 31   Solo                       Jawa Tengah, Jawa Timur             1,742,826.00             9,355.04            (tmsk jateng)            10.01                10

 32   Tondano                    Sulawesi Utara                      1,385,164.00            18,091.50                       0             20.00                20

 33   Unda Anyar                 Bali                                1,156,012.00            10,199.66                    85,3

 34   Waehapu Batumerah          Maluku                              4,691,403.00            84,347.86                       0             20.00             107.9

 35   Wampu Sei Ular             Sumatera Utara                      1,701,005.00            14,854.80            (tmsk sumut)             10.00                15

 36   Way Seputih WS             Lampung                             3,863,380.00            28,318.49                      83             50.00



      TOTAL                                                        193,560,632.00         2,115,912.90                20.379,0          1,175.64          1,685.50

KETERANGAN :

*)    Data mengacu pada Permendagri P.06 Tahun 2008 tentang Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Per Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan Seluruh Indonesia

**)   Luas hutan kota ideal untuk kabupaten diperoleh dari luas kota kabupaten di bagi jumlah kecamatan di kali 10 % (Permenhut P.71 tentang Penyelenggaraan Hutan Kota), sedangkan
      untuk wilayah kota, luas ideal hutan kota di peroleh luas kota di kali 10 %

                                                                                                                                                                                  37
Hutan Kota
                          BPDAS         : Citarum - Ciliwung
                          Kab          : Kota Jakarta Timur
                          Kec        : Cakung
                          Luas        : 3 ha                   Hutan Kota
                          Lat_DMS : 45060                      BPDAS       : Solo
                          Long_DMS : 106 3622                  Kab        : Ngawi
                                                               Kec        : Ngawi     Hutan Kota
                                                               Luas        : 438 ha   BPDAS : Brantas
                                                               Lat_DMS : 28160        Kab      : Kediri
                                                               Long_DMS : 107 3636    Kec       : Kota
                                                                                      Luas       : 2995 ha
                                                                                      Lat_DMS : 55060
                                                                                      Long_DMS : 1094241




Hutan Kota
BPDAS        : Cimanuk - Citanduy
Kab         : Kuningan
Kec        : Garatengah
Luas       : 398 ha
Lat_DMS    : 33260
Long_DMS : 106 88732




                                                                                                             43
TERIMAKASIH



              38

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan PertanianPengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanianushfia
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi LampungRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi LampungPenataan Ruang
 
Pengelolaan sumber daya air berbasis wilayah sungai
Pengelolaan sumber daya air berbasis wilayah sungaiPengelolaan sumber daya air berbasis wilayah sungai
Pengelolaan sumber daya air berbasis wilayah sungaiWillem Sidharno
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan ArcgisLaporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan ArcgisLaras Kun Rahmanti Putri
 
Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1
Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1
Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1Yulianto Dwi Prasetyo
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Kebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasKebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasdenotsudiana
 
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaanKebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaanJoy Irman
 
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Anton Riyanto
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
 
Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)
Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)
Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)Joy Irman
 
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitPanduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitZul Rapi
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
 

La actualidad más candente (20)

Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
Peraturan Zonasi
Peraturan ZonasiPeraturan Zonasi
Peraturan Zonasi
 
Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan PertanianPengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi LampungRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
 
Pengelolaan sumber daya air berbasis wilayah sungai
Pengelolaan sumber daya air berbasis wilayah sungaiPengelolaan sumber daya air berbasis wilayah sungai
Pengelolaan sumber daya air berbasis wilayah sungai
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan ArcgisLaporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
 
Kesesuaian lahan
Kesesuaian lahanKesesuaian lahan
Kesesuaian lahan
 
Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1
Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1
Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1
 
pengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampahpengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampah
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
 
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
 
Kebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasKebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan das
 
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekaranganMateri inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
 
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaanKebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
 
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
 
Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)
Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)
Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)
 
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitPanduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
 

Destacado

Pp 63 tahun 2002 ttg hutan kota
Pp 63 tahun  2002  ttg hutan kotaPp 63 tahun  2002  ttg hutan kota
Pp 63 tahun 2002 ttg hutan kotawalhiaceh
 
Awali hidupmu dengan baik dan akhiri dengan baik
Awali hidupmu dengan baik dan akhiri dengan baikAwali hidupmu dengan baik dan akhiri dengan baik
Awali hidupmu dengan baik dan akhiri dengan baikSAROFAMATI DUHA
 
DESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
DESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT  KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATANDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT  KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
DESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATANNaufal Achmad
 
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPenataan Ruang
 
Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. GarutSlide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. GarutRizki Gumilar
 
Kondisi Fisik & Sosial Kota Bandung
Kondisi Fisik & Sosial Kota Bandung Kondisi Fisik & Sosial Kota Bandung
Kondisi Fisik & Sosial Kota Bandung Iqlima Pebrianti
 
Panduan - Pengamanan Hutan
Panduan - Pengamanan HutanPanduan - Pengamanan Hutan
Panduan - Pengamanan HutanRini Sucahyo
 
Tugas sistem jaringan - membangun jaringan komputer
Tugas sistem jaringan - membangun jaringan komputerTugas sistem jaringan - membangun jaringan komputer
Tugas sistem jaringan - membangun jaringan komputerTakwa Priambodo
 
Proposal Penelitian ppt
Proposal Penelitian pptProposal Penelitian ppt
Proposal Penelitian pptAulia Hamunta
 

Destacado (20)

Pp 63 tahun 2002 ttg hutan kota
Pp 63 tahun  2002  ttg hutan kotaPp 63 tahun  2002  ttg hutan kota
Pp 63 tahun 2002 ttg hutan kota
 
Awali hidupmu dengan baik dan akhiri dengan baik
Awali hidupmu dengan baik dan akhiri dengan baikAwali hidupmu dengan baik dan akhiri dengan baik
Awali hidupmu dengan baik dan akhiri dengan baik
 
DESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
DESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT  KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATANDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT  KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
DESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
 
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
 
Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. GarutSlide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut
 
P12 2011 0
P12 2011 0P12 2011 0
P12 2011 0
 
6.perencanaan rhl
6.perencanaan rhl6.perencanaan rhl
6.perencanaan rhl
 
Tugas 7
Tugas 7Tugas 7
Tugas 7
 
Tugas 4
Tugas 4Tugas 4
Tugas 4
 
Tugas 3
Tugas 3Tugas 3
Tugas 3
 
Tugas 5
Tugas 5Tugas 5
Tugas 5
 
Tugas 8
Tugas 8Tugas 8
Tugas 8
 
Tugas 10
Tugas 10Tugas 10
Tugas 10
 
Tugas 9
Tugas 9Tugas 9
Tugas 9
 
Potensi Hutan
Potensi HutanPotensi Hutan
Potensi Hutan
 
BANDUNG
BANDUNGBANDUNG
BANDUNG
 
Kondisi Fisik & Sosial Kota Bandung
Kondisi Fisik & Sosial Kota Bandung Kondisi Fisik & Sosial Kota Bandung
Kondisi Fisik & Sosial Kota Bandung
 
Panduan - Pengamanan Hutan
Panduan - Pengamanan HutanPanduan - Pengamanan Hutan
Panduan - Pengamanan Hutan
 
Tugas sistem jaringan - membangun jaringan komputer
Tugas sistem jaringan - membangun jaringan komputerTugas sistem jaringan - membangun jaringan komputer
Tugas sistem jaringan - membangun jaringan komputer
 
Proposal Penelitian ppt
Proposal Penelitian pptProposal Penelitian ppt
Proposal Penelitian ppt
 

Similar a HUTANKOTA

4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rthtrio Saputra
 
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-268830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2teguh heru winarso
 
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Elisa Sutanudjaja
 
Webinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota
Webinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang KotaWebinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota
Webinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang KotaKukuh Sungkawa
 
Pergub DKI Jakarta No.17
Pergub DKI Jakarta No.17Pergub DKI Jakarta No.17
Pergub DKI Jakarta No.17CIkumparan
 
Rtrw Kab sigi 21_2012
Rtrw Kab sigi 21_2012Rtrw Kab sigi 21_2012
Rtrw Kab sigi 21_2012Aidil Fitrah
 
Bab 05 perumusan rencana aksi program
Bab 05 perumusan rencana aksi programBab 05 perumusan rencana aksi program
Bab 05 perumusan rencana aksi programsumbodho sumbodho
 
Materi pembahasan laporan akhir print version
Materi pembahasan laporan akhir print versionMateri pembahasan laporan akhir print version
Materi pembahasan laporan akhir print versionDix Ajus
 
Perkembangan hutan kota di china
Perkembangan hutan kota di chinaPerkembangan hutan kota di china
Perkembangan hutan kota di chinaPanca Oktawirani
 
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau KotaWebinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau KotaKukuh Sungkawa
 
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrimsYunus Paelo
 
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenPermen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenDeki Zulkarnain
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahannandradr
 

Similar a HUTANKOTA (20)

4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth
 
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-268830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
 
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
 
Webinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota
Webinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang KotaWebinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota
Webinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota
 
Pergub DKI Jakarta No.17
Pergub DKI Jakarta No.17Pergub DKI Jakarta No.17
Pergub DKI Jakarta No.17
 
Rtrw Kab sigi 21_2012
Rtrw Kab sigi 21_2012Rtrw Kab sigi 21_2012
Rtrw Kab sigi 21_2012
 
Semarang 30% rth final
Semarang 30% rth finalSemarang 30% rth final
Semarang 30% rth final
 
Bab 05 perumusan rencana aksi program
Bab 05 perumusan rencana aksi programBab 05 perumusan rencana aksi program
Bab 05 perumusan rencana aksi program
 
Materi pembahasan laporan akhir print version
Materi pembahasan laporan akhir print versionMateri pembahasan laporan akhir print version
Materi pembahasan laporan akhir print version
 
Perkembangan hutan kota di china
Perkembangan hutan kota di chinaPerkembangan hutan kota di china
Perkembangan hutan kota di china
 
Pernyataan rakh bupati Trenggalek
Pernyataan rakh bupati TrenggalekPernyataan rakh bupati Trenggalek
Pernyataan rakh bupati Trenggalek
 
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau KotaWebinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
 
Tugas etika 2 bu isma
Tugas etika 2 bu ismaTugas etika 2 bu isma
Tugas etika 2 bu isma
 
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
 
Review RTRW kota semarang
Review RTRW kota semarangReview RTRW kota semarang
Review RTRW kota semarang
 
Tugassan 5
Tugassan 5Tugassan 5
Tugassan 5
 
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenPermen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten
 
Kabupaten lampiran
Kabupaten lampiranKabupaten lampiran
Kabupaten lampiran
 
Kabupaten lampiran
Kabupaten lampiranKabupaten lampiran
Kabupaten lampiran
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahan
 

Más de Thio Helena Simarmata

Penentuan Pagu Indikatif Kewilayahan Kabupaten Kuningan
Penentuan Pagu Indikatif Kewilayahan Kabupaten KuninganPenentuan Pagu Indikatif Kewilayahan Kabupaten Kuningan
Penentuan Pagu Indikatif Kewilayahan Kabupaten KuninganThio Helena Simarmata
 
Perpres 85 2007jariangan Dataspasial Nasional
Perpres 85 2007jariangan Dataspasial NasionalPerpres 85 2007jariangan Dataspasial Nasional
Perpres 85 2007jariangan Dataspasial NasionalThio Helena Simarmata
 
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan KemiskinanPerpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan KemiskinanThio Helena Simarmata
 
Uu 41 Tahun 2009 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Uu 41 Tahun 2009 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan BerkelanjutanUu 41 Tahun 2009 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Uu 41 Tahun 2009 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan BerkelanjutanThio Helena Simarmata
 
Komponen, Indikator Dan Kebijakan Ketahanan Pangan
Komponen, Indikator Dan Kebijakan Ketahanan PanganKomponen, Indikator Dan Kebijakan Ketahanan Pangan
Komponen, Indikator Dan Kebijakan Ketahanan PanganThio Helena Simarmata
 

Más de Thio Helena Simarmata (10)

Ekonomi publik
Ekonomi publikEkonomi publik
Ekonomi publik
 
Penentuan Pagu Indikatif Kewilayahan Kabupaten Kuningan
Penentuan Pagu Indikatif Kewilayahan Kabupaten KuninganPenentuan Pagu Indikatif Kewilayahan Kabupaten Kuningan
Penentuan Pagu Indikatif Kewilayahan Kabupaten Kuningan
 
Uu No5 1960pokok Pokokagraria
Uu No5 1960pokok PokokagrariaUu No5 1960pokok Pokokagraria
Uu No5 1960pokok Pokokagraria
 
Pp 16 2004penatagunaantanah
Pp 16 2004penatagunaantanahPp 16 2004penatagunaantanah
Pp 16 2004penatagunaantanah
 
Perpres 85 2007jariangan Dataspasial Nasional
Perpres 85 2007jariangan Dataspasial NasionalPerpres 85 2007jariangan Dataspasial Nasional
Perpres 85 2007jariangan Dataspasial Nasional
 
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan KemiskinanPerpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
 
Perpres65thn2006pengadaan Tanah
Perpres65thn2006pengadaan TanahPerpres65thn2006pengadaan Tanah
Perpres65thn2006pengadaan Tanah
 
Uu 026 2007penataanruang
Uu 026 2007penataanruangUu 026 2007penataanruang
Uu 026 2007penataanruang
 
Uu 41 Tahun 2009 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Uu 41 Tahun 2009 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan BerkelanjutanUu 41 Tahun 2009 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Uu 41 Tahun 2009 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
 
Komponen, Indikator Dan Kebijakan Ketahanan Pangan
Komponen, Indikator Dan Kebijakan Ketahanan PanganKomponen, Indikator Dan Kebijakan Ketahanan Pangan
Komponen, Indikator Dan Kebijakan Ketahanan Pangan
 

HUTANKOTA

  • 1. DIREKTORAT BINA REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DITJEN BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL KEMENTERIAN KEHUTANAN 1
  • 2. OUT LINE I. Latar Belakang II. Permasalahan Kawasan Perkotaan III. Sekilas Perkembangan Pembangunan Hutan Kota IV. Penyelenggaraan Hutan Kota A. Penunjukan Hutan Kota B. Pembangunan Hutan Kota C. Penetapan Hutan Kota D. Pengelolaan Hutan Kota : 1. Tahapan Pengelolaan Hutan Kota 2. Permasalahan Pembangunan Hutan Kota 3. Pelaksanaan Pengelolaan Hutan Kota 4. Penanggung Jawab Penyusunan Rancangan Hutan Kota 5. Sumber Dana Pengelolaan Hutan Kota 6. Pemantauan Hutan Kota 7. Pembinaan dan Pengawasan Hutan Kota 8. Peran Serta Masyarakat 9. Perkembangan Pembangunan Hutan Kota S/d Tahun 2011 2
  • 3. I. LATAR BELAKANG 1. WILAYAH PERKOTAAN • Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, Konversi kawasan hutan menjadi lahan pertanian Pemukiman 40 – 60% dan pemukiman. • Pesatnya pertumbuhan perekonomian mendorong konversi lahan pertanian Pemukiman 20 – 40% menjadi kawasan pemukiman, centra-centra pedagangan dan Pemukiman 60 – 80% kawasan industri. • Menyatunya kawasan pemukiman, centra perdagangan dan kawasan industri melembaga menjadi wilayah perkotaan. hutan primer Pemukiman 80 – 100% 3
  • 4. KAWASAN PERKOTAAN • Pembangunan fisik kota cenderung mengakibatkan minimnya ruang terbuka hijau dan menghilangkan kondisi KAWAS yang alami. AN • Lingkungan perkotaan PERKO berkembang secara TAAN ekonomi, namun menurun secara ekologi. 4
  • 5. II. PERMASALAHAN KAWASAN PERKOTAAN Pesatnya pembangunan wilayah perkotaan cenderung mengorbankan bentang alam terbuka hijau, fungsi pepohonan sebagai paru wilayah perkotaan dan estetika alami. • Disamping itu, penggunaan teknologi industri, transportasi, dan penyegar udara (air conditioner) meningkatkan keluaran asap CO, CO2 , debu timbal dan material beracun lainnya meningkatkan pencemaran udara. Dan peningkatan suhu udara. • Di lain sisi, minimnya ruang terbuka hijau dan habisnya pohon-pohon hutan di perkotaan menurunkan kemampuan penyerapan/ fixasi co, co2 dan bahan beracun lainnya. • Alhasil, Kota menghadapi permasalahan lingkungan yang serius: hubungan masyarakat perkotaan dan lingkungannya tidak harmonis. 5
  • 6. ANALISIS PERMASALAHAN KAWASAN PERKOTAAN LINGKUNGAN KUMUH POLUTAN BANJIR MENINGKAT WILAYAH PERKOTAAN SUHU UDARA INTRUSI MENINGKAT AIR LAUT DLL 6
  • 7. III. SEKILAS PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN HUTAN KOTA • Tahun 1978, Konggres kehutanan sedunia VIII di Jakarta telah memuncul gagasan pembangunan hutan di perkotaan. Namun implementasi gagasan pembangunan hutan kota belum terlaksana. • Tahun 1980-an, issu menurunnya kualitas lingkungan perkotaan mulai digalakan Program/kegiatan penghijauan perkotaan. • Tahun 1990-an, semakin meningkatnya pencemaran udara, air mulai disadarinya pentingya hutan kota..  Pada Pekan Penghijauan Nasional (PPN) ke 30 di Palu Sulawesi Tengah, Presiden RI mencanangkan pembangunan hutan kota.  Pembangunan hutan kota mulai ditumbuhkan di 11 kota besar, dengan diawali pembangunan hutan kota Jakarta seluas + 2.327 Ha. • S/d Tahun 2009 telah dibangun Hutan Kota seluas 20.379 Ha dengan dana APBN, APBD dan swadaya. • Tahun 2010 telah dibangun hutan kota seluas 1.1175,6 ha dengan dana APBN. • Tahun 2011 telah dibangun hutan kota seluas 1.444 ha dengan dana APBN. 7
  • 8. IV. PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA Dasar Hukum 1. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota 3. Permenhut No. P. 71/Menhut-II/2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Hutan Kota 8
  • 9. Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Hutan Kota Hutan Kota : Suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Tujuan : Untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya. Fungsi : • Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika • Meresapkan air • Menciptakan keseimbangn dan keserasian lingkungan fisik kota • Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. 9
  • 10. Penyelenggaraan Hutan Kota meliputi : A. PENUNJUKAN B. PEMBANGUNAN C. PENETAPAN D. PENGELOLAAN 10
  • 11. A. PENUNJUKAN HUTAN KOTA Penunjukan :  Mencakup luas dan lokasi Hutan Kota  Lokasi pada tanah negara atau tanah hak (pemberian kompensasi sesuai peraturan)  Merupakan bagian Ruang Terbuka Hijau (RTH) wilayah perkotaan.  Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Perkotaan (RTRWK)  Dilakukan oleh Bupati/Walikota dan khusus untuk DKI oleh Gubernur Pertimbangan dalam penunjukan hutan kota :  Luas wilayah, jumlah penduduk, tingkat pencemaran dan kondisi fisik kota.  Luas Hutan Kota minimal 0,25 Ha (hamparan yang kompak)  Luas Hutan Kota minimal 10% dari luas wilayah perkotaan dan disesuaikan dengan kondisi setempat. 11
  • 12. Peta RTH Prov. DKI Jakarta  Target RTH :13,94% (9.544,81 Ha),  Realisasi : 9,97% (6.826,52 Ha),  Sisa target :3,97% (2.718,29 Ha) 12
  • 13. B. PEMBANGUNAN HUTAN KOTA Pembangunan :  Dilaksanakan berdasarkan penunjukan luas dan lokasi Hutan Kota.  Pelaksana Bupati/Walikota dan khusus Untuk DKI oleh Gubernur.  Pembangunan meliputi Perencanaan dan Pelaksanaan. PERENCANAAN : • Disusun berdasarkan kajian aspek PELAKSANAAN : teknis, ekologi, sosio-ekonomi, budaya masyarakat setempat. 1. Penataan Areal; • Rancangan teknis : (a) bentuk yang 2. Penanaman; disesuaikan dengan karakteristik lahan 3. Pemeliharaan; dan dan (b) tipe Hutan Kota sesuai dengan 4. Pembangunan sipil teknis. yang ditetapkan dalam RTRWP 13
  • 14. Bentuk Dan Type Hutan Kota A. BENTUK B. TYPE BENTUK HK. PEMUKIMAN HK. KAWASAN INDUSTRI JALUR HK. REKREASI MENGELOMPOK HUTAN KOTA HK. PELESTARIAN PLASMA NUTFAH MENYEBAR HK. PERLINDUNGAN HK. PENGAMANAN 14
  • 20. Type Hutan Kota A.Type Kawasan Pemukiman  Hutan Kota yang dibangun pada area permukiman yang berfungsi sebagai penghasil Oksigen, penyerap karbondioksida, peresapan air, penahan angin, peredam kebisingan dengan komposisi pepohan tanaman pepohonan tinggi yang dikombinasikan dengan tanaman perdu dan rerumputan.  Karakteristik pepohonannya : pohon dengan perakaran kuat, ranting tidak mudah patah, daun tidak mudah gugurdan pohon- pohon penghasil bunga/ buah/biji-bijian yang memiliki nilai ekonomis 20
  • 21. b. Type Kawasan industri  Hutan Kota yang dibangun di kawasan industri yang dirancang untuk mengurangi polusi udara dan kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan industri.  Karakteristik pepohonnya merupakan pohon-pohon berdaun lebar dan rindang, berbulu, permukaan kasar/berlekuk, bertajuk tebal, tanaman yang menghasilkan bebahuan harum. 21
  • 22. c. Type Kawasan Rekreasi  Hutan Kota yang berfungsi sebagi pemenuhan kebutuhan rekreasi dan keindahan dengan jenis pepohonan yang indah dan unik.  Karakteristik pepohonnya merupakan pohon-pohon yang indah dan atau penghasil bunga/buah yang digemari satwa seperti burung, kupu-kupu dan jenis satwa menarik lainnya. 22
  • 23. d. Type Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah  Hutan Kota yang dibangun untuk pelestarian plasma nutfah, yaitu:Sebagai konservasi plasma nutfah insitu dan sebagai habitat khususnya untuk satwa yang dilindungi atau yang akan dikembangkan.  Kharakteristik pohannya merupakan pohon- pohon langka dan atau pohon-pohon unggulan daerah setempat. 23
  • 24. e. Type Kawasan Perlindungan a. Hutan kota yang berfungsi untuk mencegah atau mengurangi bahaya erosi dan longsor pada daerah dengan kemiringan cukup tinggi dan sesuai dengan karakteristik tanah, melindungi pantai dari gempuran ombak (abrasi),melindungi daerah resapan air untuk mengatasi masalah penipisan air tanah dan atau Perda No. 3 – Tahun 2007 Tentang Rtrw Kawasan masalah meresapnya air laut ke Lindung/ Konservasi Mangove Pada Zona Iv ( Meliputi daratan (intrusi air laut). Kec. Gn Anyar, Rungkut, Sukolilo Dan Mulyorejo) b. Kharakteristik pepohonanya, antara lain: pepohonan yang memiliki daya evaporasi yang rendah dan pepohonan yang dapat mengurangi bahanya abrasi pantai seperti mangrove yang memiliki perakaran yang kuat. 24
  • 25. e. Type Kawasan Pengamanan  Hutan Kota yang dibangun untuk meningkatkan keamanan pengguna jalan pada jalur kendaraan dengan pembuatan jalur hijau dengan kombinasi pepohonan dan tanaman perdu.  Kharakteristik pepohonan yang berakar kuat dengan ranting yang tidak mudah patah yang memiliki perakaran kuat, tidak mudah patah yang dilapisi dengan perdu yang liat, dilengkapi jalur pisang-pisangan dan atau tanaman merambat dari legum secara berlapis-lapis. 25
  • 26. C. PENETAPAN HUTAN KOTA Penetapan hutan kota dengan Peraturan  Daerah Tanah Hak karena pertimbangan keberadaannya Kriteria Tanah Hak untuk ditetapkan sebagai dapat ditetapkan sebagai Hutan Kota oleh Hutan Kota : pemegang hak tanpa pelepasan hak atas tanah. • Terletak di wilayah perkotaan Kota/ Kabupaten  Pemegang Hak memperoleh insentif atas tanah atau Propinsi Untuk DKI Jakarta. haknya sebagai Hutan Kota. • Merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang  Hutan Kota Tanah hak ditetapkan minimal 15 didomionasi Pepohonan tahun. • Luas minimal 0,25 Ha (mampu memberikan nilai  Penetapan Tanah Hak dapat dilakukan tanpa estetk, memperbaiki iklim mikro, resapan proses penunjukan dan pembangunan. ailr, intrusi air laut dll)  Berdasarkan permohonan dari Pemegang Hak tanah, Penetapan dan Perubahan peruntukan Catatan: tanah hak dengan keputusan Bupati/ Walikota Khusus untuk wilayah DKI dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Pemberian Insentif atas nama pemegang hak atas Hutan Kota dengan Peraturan daerah. 26
  • 27. LOKASI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI HUTAN KOTA SRENGSENG – JAKARTA BARAT (Luas: 15 ha SK. GUB No.202/1995) 27
  • 28. D. PENGELOLAAN HUTAN KOTA 1. Tahapan Pengelolaan Hutan Kota PENGELOLAAN HUTAN KOTA DISESUAIAKAN DENGAN BENTUK DAN TIPE HUTAN KOTA Tahapan Pengelolaan : a. Penyusunan Rencana Pengelolaan (Tujuan, jangka waktu, Program/Kegiatan, Kelembagaan, Monev). b. Pemeliharaan (Optimalisasi fungsi dan manfaat, ruang tumbuh, deversifikasi jenis, kualitas tempat tumbuh) c. Perlindungan dan Pengamanan (Pencurian flora/fauna, kebakaran, hama penyakit) d. Pemanfaatan (Pariwisata, rekreasi, olah raga, litbang, pendidikan, plamanutfah, HHBK) e. Pemantauan dan evaluasi. 28
  • 29. 2. Permasalahan Pembangunan Hutan Kota 1. Perbedaan persepsi (fungsi, manfaat, tipe, bentuk) Hutan Kota dengan Hutan lainnya. 2. Keterbatasan lahan (ganti rugi/ pembebasan lahan) pembangunan Hutan Kota. 3. Status kawasan masih bersifat penunjukan (belum ada penetapan dengan Perda). 4. Terbatasnya Alokasi dana APBD kab/Kota dan Partisipasi Mitra Usaha. 5. Belum optimalnya pemanfaatan Hutan kota sebagai (Pariwisata, rekreasi, olah raga, litbang, pendidikan, plamanutfah, HHBK) 6. Belum berjalannya sistem insentif dalam pembangunan dan pengelolaan Hutan Kota. 29
  • 30. 3. Pelaksanaan Pembangunan Hutan Kota Kegiatan Komponen Pelaksanaan Penanggung jawab Kegiatan Pengelola Anggaran Hutan Kota Penyusunan  Swakelola/Pihak III Penyusunan rancangan  Secara swakelola perlu dibentuk rancangan, penyediaan tim penyusun yang dapat bibit, penanaman, melibatkan unsur pemeliharaan I dan II BPDAS/BPHM adalah PPK pada Dinas Kab./Kota Penyediaan bibit Swakelola/Pihak III Penanaman Swakelola/Pihak III Pemeliharaan I Swakelola/Pihak III dan II 30
  • 31. 4. Penanggung Jawab Penyusunan Rancangan Hutan Kota No Kegiatan Penanggung jawab/pejabat 1. Penyusunan Kabid/Kasi pada dinas kab./kota yang membidangi Rancangan RHL kecuali Provinsi DKI Jakarta oleh Kabid pada dinas provinsi yang membidangi RHL 2. Penilai Kepala Balai Pengelolaan DAS Rancangan 3. Pengesahan Kepala dinas kab/kota kecuali Provinsi DKI Jakarta Rancangan oleh Kepala Dinas Provinsi 31
  • 32. 5. Sumber Dana Pengelolaan Hutan Kota PESEMAIAN PERMANEN 2012 REHABILITASI DANA LAIN HUTAN KOTA DAK DBHDR 2012 (1.000 Ha) •APBD I/II BUMN/S Swadaya Masy PENANAMAN HUTAN KOTA 2012 32
  • 33. 6. Pemantauan Hutan Kota Tujuan : Meningkatkan kinerja pengelolaan Hutan Kota Waktu : Diselenggarakan secara periodik Perangkat yang diperlukan :  Instrument Mon-Ev :  Pedoman Pengelolaan Hutan Kota diatur dengan Perda  Kriteria Penilaian Hutan Kota diatur dengan Permenhut. 33
  • 34. 7. Pembinaan dan Pengawasan Hutan Kota KEMENHUT 2 1 DISHUT PROV PELIMPAHAN KEWENANGAN) PEMBINANAN DAN 3 PENGAWASAN PENGELOLA HK DISHUT KAB/KOTA (Pemda) 4 PENGELOLA HK (Masyarakat) 34
  • 35. 8. Peran Serta Masyarakat PEMERINTAH MASYARAKAT  Penyediaan Lahan  Penyandang Dana  Partisipasi(Perencanaan,  Pendidikan dan Pelatihan Penentuan Lokas, informasi,  Penyuluhan saran pendapat)  Bantuan Teknis dan  Pelaksanaan pembangunan Insentif  Pemanfaatan Hutan Kota  Pengamanan dan Perlindungan 35
  • 36. 9. Realisasi Pembangunan Hutan Kota S/D Tahun 2011 Luas Kab/Kota Luas HK Ideal Realisasi HK Realisasi HK No BPDAS Provinsi/Kab/Kota S/d Tahun 2009 Keterangan (Ha)* (Ha)** 2010 (Ha) 2011 (Ha) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Agam Kuantan Sumatera Barat 4,201,289.00 54,406.27 252,0 86.00 49 2 Ake Malamo Maluku Utara 3,199,150.00 54,583.83 0 37.40 30 3 Asahan Barumun Sumatera Utara 5,597,118.00 43,345.97 143 (+ Wampu SU) 15.1 4 Barito Kalteng, Kalsel 14,764,473.00 276,177.26 93 24.00 35.7 5 Batanghari Jambi 5,005,816.00 49,976.45 110 227.2 6 Baturusa Cerucuk Bangka Belitung 1,642,406.00 33,681.65 169,1 50.00 115.2 7 Benain Noelmina NTT 4,917,864.00 47,381.15 0 225.00 20 8 Bone Bolango Gorontalo 1,125,707.00 15,828.95 136,5 25.00 97 9 Brantas Jawa Timur 1,795,182.00 16,055.82 329,8 (+ sampean) 15.09 10 10 Cimanuk-Citanduy Jawa Barat, Jawa Tengah 1,735,466.00 8,467.82 102,5 20.99 57.3 11 Citarum Ciiwung Banten, DKI, Jawa Barat 3,062,557.00 30,323.85 3022,8 18.00 100 12 Dodokan Moyosari NTB 1,934,857.00 18,499.28 0 21 13 Indragiri Rokan Riau 9,073,132.00 86,342.22 12.924,7 89.29 138 14 Jeneberang Walanae Sulawesi Selatan 2,172,069.00 20,305.94 6,5 (+ Saddang) 15.00 23.8 15 Kahayan Kalimantan Tengah 4,466,400.00 56,510.00 11 165.00 65.4 16 Kapuas Kalimantan Barat 14,676,700.00 117,230.00 15 40 17 Kepulauan Riau Kepulauan Riau 879,213.00 20,381.95 2.203,6 21.42 21.4 18 Ketahun Bengkulu 2,114,327.00 23,979.87 0 4.00 73.2 19 Krueng Aceh Aceh 5,795,600.00 69,687.30 130,4 23.37 19.3 36
  • 37. LANJUTAN PEMBANGUNAN HUTAN KOTA...... 20 Lariang Mamasa Sulawesi Barat 1,678,718.00 17,632.86 25 14.00 21 Mahakan Berau Kalimantan Timur 20,453,434.00 184,887.87 0 80.40 30 22 Memberamo Papua 31,903,533.00 377,794.44 0 62.00 15 23 Musi Sumatera Selatan 9,159,243.00 74,650.26 230 23 24 Palu Poso Sulawesi Tengah 6,703,729.00 56,881.14 0 20.30 120 25 Pemali Jratun Jawa Tengah 1,769,430.00 15,655.27 255 19.99 24.9 26 Remu Ransiki Papua Barat 10,212,596.00 109,343.33 0 9.38 67.8 27 Saddang Sulawesi Selatan 2,499,679.00 21,315.15 (tmsk sulsel) 15.00 21.4 28 Sampara Sulawesi Tenggara 3,806,770.00 34,638.36 50 15.00 40 29 Sampean Jawa Timur 1,533,277.00 8,245.46 (tmsk jatim) 10.00 30 Serayu Opak Progo Jawa Tengah, DIY 1,141,107.00 6,535.83 0 31.9 31 Solo Jawa Tengah, Jawa Timur 1,742,826.00 9,355.04 (tmsk jateng) 10.01 10 32 Tondano Sulawesi Utara 1,385,164.00 18,091.50 0 20.00 20 33 Unda Anyar Bali 1,156,012.00 10,199.66 85,3 34 Waehapu Batumerah Maluku 4,691,403.00 84,347.86 0 20.00 107.9 35 Wampu Sei Ular Sumatera Utara 1,701,005.00 14,854.80 (tmsk sumut) 10.00 15 36 Way Seputih WS Lampung 3,863,380.00 28,318.49 83 50.00 TOTAL 193,560,632.00 2,115,912.90 20.379,0 1,175.64 1,685.50 KETERANGAN : *) Data mengacu pada Permendagri P.06 Tahun 2008 tentang Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Per Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan Seluruh Indonesia **) Luas hutan kota ideal untuk kabupaten diperoleh dari luas kota kabupaten di bagi jumlah kecamatan di kali 10 % (Permenhut P.71 tentang Penyelenggaraan Hutan Kota), sedangkan untuk wilayah kota, luas ideal hutan kota di peroleh luas kota di kali 10 % 37
  • 38. Hutan Kota BPDAS : Citarum - Ciliwung Kab : Kota Jakarta Timur Kec : Cakung Luas : 3 ha Hutan Kota Lat_DMS : 45060 BPDAS : Solo Long_DMS : 106 3622 Kab : Ngawi Kec : Ngawi Hutan Kota Luas : 438 ha BPDAS : Brantas Lat_DMS : 28160 Kab : Kediri Long_DMS : 107 3636 Kec : Kota Luas : 2995 ha Lat_DMS : 55060 Long_DMS : 1094241 Hutan Kota BPDAS : Cimanuk - Citanduy Kab : Kuningan Kec : Garatengah Luas : 398 ha Lat_DMS : 33260 Long_DMS : 106 88732 43