SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
METODOLOGI PENELITIAN (KMU 335)
HIPOTESIS
Disusun oleh:
NUR AZIZAH 121000159
DAMAYANTI NATALIA 121000160
LIZA MEILIDA NASUTION 121000161
DWI YULI RAHMADINA 121000163
ITA FITRIYANI LUBIS 121000164
TIYA MAHARANI DALIMUNTHE 121000165
VENNY VENNESIA GINTING 121000166
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Erna Mutiara, MKM
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara
yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian setelah melalui pembuktian dari hasil
penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak. Hipotesis
selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau
lebih, yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel).
Variabel bebas ini merupakan variabel penyebabnya atau variabel pengaruh, sedang variabel
terikat merupakan variabel akibat atau variabel terpengaruh. Hipotesis juga harus dirumuskan
secara singkat, padat, jelas serta dapat diuji secara empiris.
Hubungan tersebut dapat dirumuskan secara eksplisit atau implisit. Hipotesis ditarik
dari serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti. Dari fakta
dirumuskan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain dan membentuk suatu
konsep yang merupakan abstraksi dari hubungan antara berbagai fakta.
Secara garis besar hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut:
1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian.
2. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data.
3. Sebagai penduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data.
4. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti.
Fungsi hipotesis menurut Prof. Dr. S. Nasution adalah :
1. Untuk menguji kebenaran suatu teori
2. Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori
3. Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari.
Mengingat hipotesis merupakan panduan dalam menganalisis hasil penelitian,
sedangkan hasil penelitian harus menjawab tujuan penelitian maka suatu hipotesis harus
sejalan atau konsisten dengan tujuan penelitian utamanya tujuan khusus. Oleh sebab itu,
sebelum merumuskan hipotesis harus dilihat lagi tujuan penelitiannya. Dari hipotesis, peneliti
menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih sementara dan harus dibuktikan kebenarannya
sebagai titik tolak tau arah dari pelaksanaan penelitian. Memperoleh fakta untuk perumusan
hipotesis dapat dilakukan antara lain dengan :
1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya, yaitu dari pengalaman langsung dari
lapangan seperti: rumah sakit, puskesmas, atau laboratorium. Dalam mengemukakan
fakta ini kita tidak berusaha untuk melakukan perubahan atau penafsiran dari keaslian
fakta yang diperoleh.
2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan atau menafsirkannya dari
sumber yang asli, tetapi masih berada ditangan orang yang mengidentifikasi tersebut
sehingga masih dalam bentuk yang asli.
3. Fakta yang diperoleh dari orang yang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya
dalam bentuk penalaran abstrak, yang sudah merupakan simbol berpikir sebagai
generalisasi dari hubungan antara berbagai fakta atau variabel.
Fakta adalah sangat penting dalam penelitian, terutama dalam perumusan hipotesis.
Sebab, hipotesis merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan fakta yang ditemukan. Hal
ini berarti sangat berguna untuk dijadikan dasar membuat kesimpulan penelitian. Meskipun
hipotesis ini sifatnya suatu ramalan, hipotersis ditarik dari dan berdasarkan suatu hasil serta
problematika yang timbul dari penelitian pendahuluan dan hasil pemikiran yang logis dan
rasional. Hipotesis juga dapat dirumuskan dari teori ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
Ciri-ciri suatu hipotesis antara lain :
1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau statement bukan dalam
bentuk kalimat tanya
2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa
hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau
diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus mengandung
atau terdiri dari variabel-variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan.
Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit mencapai hasil yang
objektif.
4. Hipotesis harus sederhana atau terbatas. Artinya hipotesis tidak akan menimbulkan
perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.
Agar dapat merumuskan hipotesis yang memenuhi kriteria tersebut perlu
dipertimbangkan berbagai hal, anatara lain teknik yang akan digunakan dalam menguji
rumusan hipotesis yang dibuat. Apabila suatu teknik tertentu dalam rumusan hipotesis
tersebut sudah ditetapkan, maka bentuk rumusan hipotesis yang dibuat dapat digunakan
dalam penelitian.
Jenis-jenis Rumusan Hipotesis
Berdasarkan tingkat abstraksinya, hipotesis dibagi menjadi :
1. Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris.
Hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum yang
kebenarannya diakui oleh orang banyak pada umunya. Misalnya, orang Jawa halus
budinya dan sikapnya lemah lembut”, “jika ada bunyi hewan tenggeret maka musim
kemarau mulai tiba”, “jika hujan kota Jakarta banjir”.
Kebenaran-kebenaran umum seperti diatas yang sudah diketahui oleh orang banyak
pada umumnya, jika diuji secara ilmiah belum tentu benar.
2. Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal: pada kenyataannya dunia ini sangat
kompleks, maka untuk mempelajari kekomplesitasan dunia tersebut kita memerlukan
bantuan filsafat, metode, tipe-tipe yang ada. Pengetahuan mengenai otoriterisme akan
membantu kita memahami, misalnya dalam dunia kepemimpinan, hubungan orangtua
dalam mendidik anaknya. Pengetahuan mengenai ide latar belakang munculnya
kepemimpinan akan membantu kita memahami munculnya seorang pemimpin.
3. Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variabel
Hipotesis ini merumuskan hubungan antar dua atau lebih variabel-variabel yang
diteliti. Dalam menyusun hipotesisnya, peneliti harus dapat mengetahui variabel mana
yang mempengaruhi variabel lainnya sehingga variabel tersebut berubah.
Berdasarkan bentuk rumusannya, hipotesis dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1. Hipotesis Kerja
Hipotesis kerja adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan
tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Hipotesis ini sering juga
disebut hipotesis alternatif, karena mempunyai rumusan dengan implikasi alternatif
didalamnya. Biasanya menggunakan rumusan pernyataan :”jika……, maka……”.
Artinya, jika suatu faktor atau variabel terdapat atau terjadi pada suatu situasi, maka
ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkan.
Contoh :
a. Jika sanitasi lingkungan suatu lingkungan buruk, maka penyakit menular didaerah
tersebut tinggi.
b. Jika persalinan dilakukan oleh dukun yang belum dilatih, maka angka kematian
bayi di daerah tersebut tinggi.
c. Jika pendapatan perkapita suatu Negara rendah, maka status kesehatan masyarakat
di Negara tersebut rendah pula.
2. Hipotesis Nol atau Hipotesis Statistik
Hipotesis nol mula-mula diperkenalkan oleh bapak statistika Fisher, dirumuskan
untuk ditolak sesudah pengujian. Dalam hipotesis nol ini selalu ada implikasi “tidak
ada perbedaan”, yang rumusannya adalah : “tidak ada perbedaan
antara……dengan……”
Dengan kata lain hipotesis nol dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak
adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih mengenai
suatu hal yang dipermasalahkan.
Contoh :
a. Tidak ada perbedaan antara angka kematian akibat penyakit jantung pada
penduduk kota dengan penduduk desa.
b. Tidak ada perbedaan antara status gizi anak balita yang tidak mendapat ASI pada
waktu bayi, dengan status gizi anak balita yang mendapat ASI pada waktu bayi.
c. Tidak ada perbedaan angka penderita sakit diare antara kelompok penduduk yang
menggunakan air minum dari pam dengan kelompok penduduk yang
menggunakan air minum dari sumur.
Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok yang bersangkutan
adalah sama, misalnya status gizi dari balita yang mendapat ASI sama dengan status gizi
balita yang tidak mendapat ASI. Bila hal tersebut dirumuskan dengan “selisih” maka akan
menunjukkan hasil dengan nol, maka disebut hipotesis nol. Bila dirumuskan dengan
“persamaan” maka hasilnya sama, atau tidak ada perbedaan. Oleh sebab itu, apabila diuji
dengan metode statistika akan tampak apabila rumusan hipotesis dapat diterima, dapat
disimpulkan sebagaimana hipotesisnya. Tetapi bila rumusannya ditolak, maka hipotesis
alternatifnya yang dapat diterima. Itulah sebabnya maka setiap rumusan hipotesis nol
dipertentangkan dengan rumusan hipotesis alternatif. Hipotesis nol biasanya menggunakan
rumus Ho (misalnya, Ho : x=y), sedangkan hipotesis alternatif menggunakan simbol Ha
(misalnya, Ha : x => y).
Berdasarkan isinya, suatu hipotesis juga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
 Hipotesis mayor, hipotesis induk, atau hipotesis utama, yaitu hipotesis
yang menjadi sumber dari hipotesis-hipotesis yang lain.
 Hipotesis minor, hipotesis penunjang, atau anak hipotesis atau “sub
hipotesis”, yaitu hipotesis yang dijabarkan dari hipotesis mayor.
Contoh :
Hipotesis mayor : “sanitasi lingkungan yang buruk mengakibatkan tingginya
penyakit menular”.
Dari contoh ini dapat diuraikan adanya dua variabel, yakni variabel penyebab (sanitasi
lingkungan) dan variabel akibat (penyakit menular). Kita ketahui bahwa penyakit menular itu
luas sekali, antara lain mencakup penyakit-penyakit diare demam berdarah, malaria, TBC,
campak, dan sebagainya. Sehubung dengan banyaknya macam penyakit menular tersebut,
kita dapat menyusun hipotesis minor yang banyak sekali, yang masing-masing memperkuat
dugaan kita tentang hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan sanitasi lingkungan,
misalnya :
a. Adanya korelasi positif antara penyakit diare dengan buruknya sanitasi
lingkungan.
b. Adanya hubungan antara penyakit campak dengan rendahnya sanitasi
lingkungan
c. Adanya hubungan antara penyakit kulit dengan rendahnya sanitasi lingkungan
Apabila dalam pengujian statistik hipotesis-hipotesis tersebut terbukti bermakna
korelasi antara kedua variabel didalam masing-masing hipotesis minor tersebut, maka berarti
hipotesis mayornya juga dapat diterima. Jadi ada korelasi yang positif antara sanitasi
lingkungan dengan penyakit menular.
3. Hipotesis Hubungan dan Hipotesis Perbedaan
Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubungan atau perbedaan dua
variabel atau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya hubungan
antara dua variabel. Misalnya, ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan
praktik pemeriksaan kehamilan. Hipotesis dapat diperjelas menjadi : makin tinggi
tingkat pendidikan ibu makin sering (teratur) memeriksakan kehamilannya.
Sedangkan hipotesis perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan atau
perbedaan diantara dua variabel; misalnya, praktik pemberian ASI ibu-ibu
dikelurahan X berbeda dengan praktik pemberian ASI ibu-ibu dikelurahan Y.
Hipotesis ini lebih dielaborasi menjadi : Praktik pemberian ASI ibu-ibu
dikelurahan X lebih tinggi bila dibandingkan dengan praktik pemberia ASI ibu-
ibu dikelurahan Y.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : RINEKA CIPTA
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Graha Ilmu
Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta : MITRA CENDIKA press
Singarimbun, M. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05robin2dompas
 
Statistika dasar uji hipotesis {ppt}
Statistika dasar uji hipotesis {ppt}Statistika dasar uji hipotesis {ppt}
Statistika dasar uji hipotesis {ppt}nurwa ningsih
 
Etika terhadap diri sendiri,orang lain,dan lingkungan hidup
Etika terhadap diri sendiri,orang lain,dan lingkungan hidupEtika terhadap diri sendiri,orang lain,dan lingkungan hidup
Etika terhadap diri sendiri,orang lain,dan lingkungan hidupNadya Syabilla Arviadea
 
uji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - ratauji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - rataRatih Ramadhani
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifNona Zesifa
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah PenelitianMateri Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah PenelitianLia Rusdyana Dewi
 
10. hipotesis
10. hipotesis10. hipotesis
10. hipotesisHafiza .h
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalAgus Martha
 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiKartika Lukitasari
 
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiTabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiDarnah Andi Nohe
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriNona Zesifa
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasiofirman afriansyah
 
Uji chi square baru
Uji chi square baruUji chi square baru
Uji chi square baruRiswan
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasMaya Umami
 

La actualidad más candente (20)

Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05
 
Statistika dasar uji hipotesis {ppt}
Statistika dasar uji hipotesis {ppt}Statistika dasar uji hipotesis {ppt}
Statistika dasar uji hipotesis {ppt}
 
Etika terhadap diri sendiri,orang lain,dan lingkungan hidup
Etika terhadap diri sendiri,orang lain,dan lingkungan hidupEtika terhadap diri sendiri,orang lain,dan lingkungan hidup
Etika terhadap diri sendiri,orang lain,dan lingkungan hidup
 
uji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - ratauji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - rata
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatif
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah PenelitianMateri Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
 
10. hipotesis
10. hipotesis10. hipotesis
10. hipotesis
 
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis KorelasiMinggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
 
Soal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBDSoal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBD
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Hipotesis
HipotesisHipotesis
Hipotesis
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasi
 
Dasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitianDasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitian
 
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiTabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
 
UJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI TUJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI T
 
Uji chi square baru
Uji chi square baruUji chi square baru
Uji chi square baru
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitas
 

Destacado (14)

Lesson 2
Lesson 2Lesson 2
Lesson 2
 
Junaid CV Elect
Junaid CV ElectJunaid CV Elect
Junaid CV Elect
 
maroof ayub cv
maroof ayub cvmaroof ayub cv
maroof ayub cv
 
Pr_Interiorismo Suite
Pr_Interiorismo SuitePr_Interiorismo Suite
Pr_Interiorismo Suite
 
Materiels De Chantier Compactage
Materiels De Chantier CompactageMateriels De Chantier Compactage
Materiels De Chantier Compactage
 
Biotechnology presentation
Biotechnology presentationBiotechnology presentation
Biotechnology presentation
 
Delitos Sexuales y reproductivos
Delitos Sexuales y reproductivosDelitos Sexuales y reproductivos
Delitos Sexuales y reproductivos
 
Eram Group
Eram GroupEram Group
Eram Group
 
Atividade3jessicanayaradelara
Atividade3jessicanayaradelaraAtividade3jessicanayaradelara
Atividade3jessicanayaradelara
 
Quantum dOTS updated
Quantum dOTS  updated Quantum dOTS  updated
Quantum dOTS updated
 
Assignment
AssignmentAssignment
Assignment
 
Biomembrane and cell signalling
Biomembrane and cell signallingBiomembrane and cell signalling
Biomembrane and cell signalling
 
What is tonsillitis
What is tonsillitisWhat is tonsillitis
What is tonsillitis
 
Bio informatics
Bio informaticsBio informatics
Bio informatics
 

Similar a METODOLOGI PENELITIAN

HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL DAN RANCANGAN PENELITIAN BU NILA.pdf
HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL DAN RANCANGAN PENELITIAN BU NILA.pdfHIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL DAN RANCANGAN PENELITIAN BU NILA.pdf
HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL DAN RANCANGAN PENELITIAN BU NILA.pdfAFFANDANAMI
 
HIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.ppt
HIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.pptHIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.ppt
HIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.pptDewiAnti3
 
Pegujian hipotesis enny
Pegujian hipotesis ennyPegujian hipotesis enny
Pegujian hipotesis ennyEnny Herdiyani
 
metode penelitoan sosial ekonomi pertanian
metode penelitoan sosial ekonomi pertanianmetode penelitoan sosial ekonomi pertanian
metode penelitoan sosial ekonomi pertanianDesidwidjayanti1
 
Tugas kelompok langkah2_metode_ilmiah
Tugas kelompok langkah2_metode_ilmiahTugas kelompok langkah2_metode_ilmiah
Tugas kelompok langkah2_metode_ilmiahNisa Nifa
 
Pertemuan 8.pptx
Pertemuan 8.pptxPertemuan 8.pptx
Pertemuan 8.pptxDonaMarina
 
Uji hipotesis 1 & 2 rata rata
Uji hipotesis 1 & 2 rata rataUji hipotesis 1 & 2 rata rata
Uji hipotesis 1 & 2 rata ratayositria
 
2_Hipotesis.ppt
2_Hipotesis.ppt2_Hipotesis.ppt
2_Hipotesis.pptyuhelmi2
 
Sesi 5-Merancang Hipotesis.pptx
Sesi 5-Merancang Hipotesis.pptxSesi 5-Merancang Hipotesis.pptx
Sesi 5-Merancang Hipotesis.pptxasyifa24
 
KERANGKA TEORI DAN KONSEP.ppt
KERANGKA TEORI DAN KONSEP.pptKERANGKA TEORI DAN KONSEP.ppt
KERANGKA TEORI DAN KONSEP.pptMonikaWulandari3
 
7. Perumusan Hipotesis.ppt
7. Perumusan Hipotesis.ppt7. Perumusan Hipotesis.ppt
7. Perumusan Hipotesis.pptikhsanskper
 
HIPOTESIS PENELITIAN.pptx
HIPOTESIS PENELITIAN.pptxHIPOTESIS PENELITIAN.pptx
HIPOTESIS PENELITIAN.pptxPutriPamungkas8
 
STATISTIKA-HIPOTESIS.pptx
STATISTIKA-HIPOTESIS.pptxSTATISTIKA-HIPOTESIS.pptx
STATISTIKA-HIPOTESIS.pptxGioOh1
 
STATISTIKA_HIPOTESIS_ppt.ppt
STATISTIKA_HIPOTESIS_ppt.pptSTATISTIKA_HIPOTESIS_ppt.ppt
STATISTIKA_HIPOTESIS_ppt.pptrikson4
 

Similar a METODOLOGI PENELITIAN (20)

HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL DAN RANCANGAN PENELITIAN BU NILA.pdf
HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL DAN RANCANGAN PENELITIAN BU NILA.pdfHIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL DAN RANCANGAN PENELITIAN BU NILA.pdf
HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL DAN RANCANGAN PENELITIAN BU NILA.pdf
 
HIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.ppt
HIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.pptHIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.ppt
HIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.ppt
 
Pegujian hipotesis enny
Pegujian hipotesis ennyPegujian hipotesis enny
Pegujian hipotesis enny
 
metode penelitoan sosial ekonomi pertanian
metode penelitoan sosial ekonomi pertanianmetode penelitoan sosial ekonomi pertanian
metode penelitoan sosial ekonomi pertanian
 
Tugas kelompok langkah2_metode_ilmiah
Tugas kelompok langkah2_metode_ilmiahTugas kelompok langkah2_metode_ilmiah
Tugas kelompok langkah2_metode_ilmiah
 
Pertemuan 8.pptx
Pertemuan 8.pptxPertemuan 8.pptx
Pertemuan 8.pptx
 
Uji hipotesis 1 & 2 rata rata
Uji hipotesis 1 & 2 rata rataUji hipotesis 1 & 2 rata rata
Uji hipotesis 1 & 2 rata rata
 
Uji Hipotesis
Uji HipotesisUji Hipotesis
Uji Hipotesis
 
2_Hipotesis.ppt
2_Hipotesis.ppt2_Hipotesis.ppt
2_Hipotesis.ppt
 
Sesi 5-Merancang Hipotesis.pptx
Sesi 5-Merancang Hipotesis.pptxSesi 5-Merancang Hipotesis.pptx
Sesi 5-Merancang Hipotesis.pptx
 
KERANGKA TEORI DAN KONSEP.ppt
KERANGKA TEORI DAN KONSEP.pptKERANGKA TEORI DAN KONSEP.ppt
KERANGKA TEORI DAN KONSEP.ppt
 
7. Perumusan Hipotesis.ppt
7. Perumusan Hipotesis.ppt7. Perumusan Hipotesis.ppt
7. Perumusan Hipotesis.ppt
 
HIPOTESIS PENELITIAN.pptx
HIPOTESIS PENELITIAN.pptxHIPOTESIS PENELITIAN.pptx
HIPOTESIS PENELITIAN.pptx
 
Metode penelitian dalam psikologi klinis
Metode penelitian dalam psikologi klinisMetode penelitian dalam psikologi klinis
Metode penelitian dalam psikologi klinis
 
Materi IPA KELAS X SMK
Materi IPA KELAS X SMKMateri IPA KELAS X SMK
Materi IPA KELAS X SMK
 
P4_.pdf
P4_.pdfP4_.pdf
P4_.pdf
 
STATISTIKA-HIPOTESIS.pptx
STATISTIKA-HIPOTESIS.pptxSTATISTIKA-HIPOTESIS.pptx
STATISTIKA-HIPOTESIS.pptx
 
STATISTIKA_HIPOTESIS_ppt.ppt
STATISTIKA_HIPOTESIS_ppt.pptSTATISTIKA_HIPOTESIS_ppt.ppt
STATISTIKA_HIPOTESIS_ppt.ppt
 
Unsur unsur penelitian ilmiah
Unsur unsur penelitian ilmiahUnsur unsur penelitian ilmiah
Unsur unsur penelitian ilmiah
 
Unsur unsur penelitian ilmiah
Unsur unsur penelitian ilmiahUnsur unsur penelitian ilmiah
Unsur unsur penelitian ilmiah
 

Último

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Último (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

METODOLOGI PENELITIAN

  • 1. METODOLOGI PENELITIAN (KMU 335) HIPOTESIS Disusun oleh: NUR AZIZAH 121000159 DAMAYANTI NATALIA 121000160 LIZA MEILIDA NASUTION 121000161 DWI YULI RAHMADINA 121000163 ITA FITRIYANI LUBIS 121000164 TIYA MAHARANI DALIMUNTHE 121000165 VENNY VENNESIA GINTING 121000166 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Erna Mutiara, MKM FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
  • 2. Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak. Hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih, yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas ini merupakan variabel penyebabnya atau variabel pengaruh, sedang variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel terpengaruh. Hipotesis juga harus dirumuskan secara singkat, padat, jelas serta dapat diuji secara empiris. Hubungan tersebut dapat dirumuskan secara eksplisit atau implisit. Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti. Dari fakta dirumuskan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain dan membentuk suatu konsep yang merupakan abstraksi dari hubungan antara berbagai fakta. Secara garis besar hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut: 1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian. 2. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data. 3. Sebagai penduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data. 4. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti. Fungsi hipotesis menurut Prof. Dr. S. Nasution adalah : 1. Untuk menguji kebenaran suatu teori 2. Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori 3. Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari. Mengingat hipotesis merupakan panduan dalam menganalisis hasil penelitian, sedangkan hasil penelitian harus menjawab tujuan penelitian maka suatu hipotesis harus sejalan atau konsisten dengan tujuan penelitian utamanya tujuan khusus. Oleh sebab itu, sebelum merumuskan hipotesis harus dilihat lagi tujuan penelitiannya. Dari hipotesis, peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih sementara dan harus dibuktikan kebenarannya sebagai titik tolak tau arah dari pelaksanaan penelitian. Memperoleh fakta untuk perumusan hipotesis dapat dilakukan antara lain dengan : 1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya, yaitu dari pengalaman langsung dari lapangan seperti: rumah sakit, puskesmas, atau laboratorium. Dalam mengemukakan
  • 3. fakta ini kita tidak berusaha untuk melakukan perubahan atau penafsiran dari keaslian fakta yang diperoleh. 2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan atau menafsirkannya dari sumber yang asli, tetapi masih berada ditangan orang yang mengidentifikasi tersebut sehingga masih dalam bentuk yang asli. 3. Fakta yang diperoleh dari orang yang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam bentuk penalaran abstrak, yang sudah merupakan simbol berpikir sebagai generalisasi dari hubungan antara berbagai fakta atau variabel. Fakta adalah sangat penting dalam penelitian, terutama dalam perumusan hipotesis. Sebab, hipotesis merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan fakta yang ditemukan. Hal ini berarti sangat berguna untuk dijadikan dasar membuat kesimpulan penelitian. Meskipun hipotesis ini sifatnya suatu ramalan, hipotersis ditarik dari dan berdasarkan suatu hasil serta problematika yang timbul dari penelitian pendahuluan dan hasil pemikiran yang logis dan rasional. Hipotesis juga dapat dirumuskan dari teori ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Ciri-ciri suatu hipotesis antara lain : 1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau statement bukan dalam bentuk kalimat tanya 2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau diteliti. 3. Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus mengandung atau terdiri dari variabel-variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit mencapai hasil yang objektif. 4. Hipotesis harus sederhana atau terbatas. Artinya hipotesis tidak akan menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya. Agar dapat merumuskan hipotesis yang memenuhi kriteria tersebut perlu dipertimbangkan berbagai hal, anatara lain teknik yang akan digunakan dalam menguji rumusan hipotesis yang dibuat. Apabila suatu teknik tertentu dalam rumusan hipotesis tersebut sudah ditetapkan, maka bentuk rumusan hipotesis yang dibuat dapat digunakan dalam penelitian.
  • 4. Jenis-jenis Rumusan Hipotesis Berdasarkan tingkat abstraksinya, hipotesis dibagi menjadi : 1. Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris. Hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum yang kebenarannya diakui oleh orang banyak pada umunya. Misalnya, orang Jawa halus budinya dan sikapnya lemah lembut”, “jika ada bunyi hewan tenggeret maka musim kemarau mulai tiba”, “jika hujan kota Jakarta banjir”. Kebenaran-kebenaran umum seperti diatas yang sudah diketahui oleh orang banyak pada umumnya, jika diuji secara ilmiah belum tentu benar. 2. Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal: pada kenyataannya dunia ini sangat kompleks, maka untuk mempelajari kekomplesitasan dunia tersebut kita memerlukan bantuan filsafat, metode, tipe-tipe yang ada. Pengetahuan mengenai otoriterisme akan membantu kita memahami, misalnya dalam dunia kepemimpinan, hubungan orangtua dalam mendidik anaknya. Pengetahuan mengenai ide latar belakang munculnya kepemimpinan akan membantu kita memahami munculnya seorang pemimpin. 3. Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variabel Hipotesis ini merumuskan hubungan antar dua atau lebih variabel-variabel yang diteliti. Dalam menyusun hipotesisnya, peneliti harus dapat mengetahui variabel mana yang mempengaruhi variabel lainnya sehingga variabel tersebut berubah. Berdasarkan bentuk rumusannya, hipotesis dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu : 1. Hipotesis Kerja Hipotesis kerja adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Hipotesis ini sering juga disebut hipotesis alternatif, karena mempunyai rumusan dengan implikasi alternatif didalamnya. Biasanya menggunakan rumusan pernyataan :”jika……, maka……”. Artinya, jika suatu faktor atau variabel terdapat atau terjadi pada suatu situasi, maka ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkan. Contoh : a. Jika sanitasi lingkungan suatu lingkungan buruk, maka penyakit menular didaerah tersebut tinggi. b. Jika persalinan dilakukan oleh dukun yang belum dilatih, maka angka kematian bayi di daerah tersebut tinggi.
  • 5. c. Jika pendapatan perkapita suatu Negara rendah, maka status kesehatan masyarakat di Negara tersebut rendah pula. 2. Hipotesis Nol atau Hipotesis Statistik Hipotesis nol mula-mula diperkenalkan oleh bapak statistika Fisher, dirumuskan untuk ditolak sesudah pengujian. Dalam hipotesis nol ini selalu ada implikasi “tidak ada perbedaan”, yang rumusannya adalah : “tidak ada perbedaan antara……dengan……” Dengan kata lain hipotesis nol dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkan. Contoh : a. Tidak ada perbedaan antara angka kematian akibat penyakit jantung pada penduduk kota dengan penduduk desa. b. Tidak ada perbedaan antara status gizi anak balita yang tidak mendapat ASI pada waktu bayi, dengan status gizi anak balita yang mendapat ASI pada waktu bayi. c. Tidak ada perbedaan angka penderita sakit diare antara kelompok penduduk yang menggunakan air minum dari pam dengan kelompok penduduk yang menggunakan air minum dari sumur. Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok yang bersangkutan adalah sama, misalnya status gizi dari balita yang mendapat ASI sama dengan status gizi balita yang tidak mendapat ASI. Bila hal tersebut dirumuskan dengan “selisih” maka akan menunjukkan hasil dengan nol, maka disebut hipotesis nol. Bila dirumuskan dengan “persamaan” maka hasilnya sama, atau tidak ada perbedaan. Oleh sebab itu, apabila diuji dengan metode statistika akan tampak apabila rumusan hipotesis dapat diterima, dapat disimpulkan sebagaimana hipotesisnya. Tetapi bila rumusannya ditolak, maka hipotesis alternatifnya yang dapat diterima. Itulah sebabnya maka setiap rumusan hipotesis nol dipertentangkan dengan rumusan hipotesis alternatif. Hipotesis nol biasanya menggunakan rumus Ho (misalnya, Ho : x=y), sedangkan hipotesis alternatif menggunakan simbol Ha (misalnya, Ha : x => y). Berdasarkan isinya, suatu hipotesis juga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :  Hipotesis mayor, hipotesis induk, atau hipotesis utama, yaitu hipotesis yang menjadi sumber dari hipotesis-hipotesis yang lain.
  • 6.  Hipotesis minor, hipotesis penunjang, atau anak hipotesis atau “sub hipotesis”, yaitu hipotesis yang dijabarkan dari hipotesis mayor. Contoh : Hipotesis mayor : “sanitasi lingkungan yang buruk mengakibatkan tingginya penyakit menular”. Dari contoh ini dapat diuraikan adanya dua variabel, yakni variabel penyebab (sanitasi lingkungan) dan variabel akibat (penyakit menular). Kita ketahui bahwa penyakit menular itu luas sekali, antara lain mencakup penyakit-penyakit diare demam berdarah, malaria, TBC, campak, dan sebagainya. Sehubung dengan banyaknya macam penyakit menular tersebut, kita dapat menyusun hipotesis minor yang banyak sekali, yang masing-masing memperkuat dugaan kita tentang hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan sanitasi lingkungan, misalnya : a. Adanya korelasi positif antara penyakit diare dengan buruknya sanitasi lingkungan. b. Adanya hubungan antara penyakit campak dengan rendahnya sanitasi lingkungan c. Adanya hubungan antara penyakit kulit dengan rendahnya sanitasi lingkungan Apabila dalam pengujian statistik hipotesis-hipotesis tersebut terbukti bermakna korelasi antara kedua variabel didalam masing-masing hipotesis minor tersebut, maka berarti hipotesis mayornya juga dapat diterima. Jadi ada korelasi yang positif antara sanitasi lingkungan dengan penyakit menular. 3. Hipotesis Hubungan dan Hipotesis Perbedaan Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubungan atau perbedaan dua variabel atau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya hubungan antara dua variabel. Misalnya, ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan praktik pemeriksaan kehamilan. Hipotesis dapat diperjelas menjadi : makin tinggi tingkat pendidikan ibu makin sering (teratur) memeriksakan kehamilannya. Sedangkan hipotesis perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan atau
  • 7. perbedaan diantara dua variabel; misalnya, praktik pemberian ASI ibu-ibu dikelurahan X berbeda dengan praktik pemberian ASI ibu-ibu dikelurahan Y. Hipotesis ini lebih dielaborasi menjadi : Praktik pemberian ASI ibu-ibu dikelurahan X lebih tinggi bila dibandingkan dengan praktik pemberia ASI ibu- ibu dikelurahan Y.
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : RINEKA CIPTA Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Graha Ilmu Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta : MITRA CENDIKA press Singarimbun, M. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES