Dokumen tersebut membahas tentang perubahan perilaku dalam pencegahan dan penanggulangan NAPZA, HIV, dan AIDS (P2NHA). Termasuk di dalamnya pengertian perilaku, faktor yang mempengaruhi perilaku, aspek-aspek perilaku berisiko maupun yang mencegah NAPZA, HIV dan AIDS, serta strategi perubahan perilaku dan komunikasi terkait P2NHA.
2. Tujuan Pembelajaran
• Tujuan Umum
– Peserta mampu melakukan perubahan perilaku dalam P2NHA
• Tujuan Khusus
– Peserta mampu:
• Menjelaskan pengertian perilaku
• Menjelaskan faktor yang memengaruhi perilaku
• Mengidentifikasi aspek perilaku terkait penyalahgunaan NAPZA
• Mengidentifikasi aspek perilaku terkait HIV dan AIDS
• Mengidentifikasi perilaku peduli NAPZA, HIV dan AIDS
• Menjelaskan perubahan perilaku dalam P2NHA
• Melakukan eliminasi stigma dan diskriminasi terkait NAPZA, HIV
dan AIDS
• Melakukan komunikasi terkait perubahan perilaku
3. Pokok Bahasan
• Pengertian perilaku
• Faktor yang mempengaruhi perilaku
• Aspek perilaku terkait penyalahgunaan NAPZA
• Aspek perilaku terkait HIV dan AIDS
• Perilaku peduli NAPZA, HIV dan AIDS
• Perubahan perilaku dalam P2NHA
• Stigma, Diskriminasi dan Strategi Eliminasi
• Komunikasi terkait perubahan perilaku
4. Pengertian Perilaku (1)
• Perilaku adl perbuatan sbg
tanggapan/respon thd
rangsangan/stimulus. Meskipun
menghadapi stimulus sama, respon orang
berbeda satu dg yg lain
• Perilaku adl tindakan yang nyata, konkrit,
spesifik, dapat dilihat, yg apabila dilakukan
berulang kali menjadi kebiasaan
5. Pengertian Perilaku (2)
• Perilaku mrp sebab, sedangkan masalah
apapun, trmsk NHA, mrp akibat. Maka jika
ingin mengatasi NHA, perlu mengatasi
masalah yang ada pada perilaku msg2
• Terdapat dua perilaku
– Perilaku positif, sesuai norma, aturan atau
ketentuan yang disepakati, atau sesuai nurani
– Perilaku negatif, kebalikan dari perilaku
positif, yang telah melewati batas kewajaran
6. Persepsi dan Sikap
• Persepsi, proses penginderaan, stimulus yang
diterima oleh individu melalui alat indera, lalu
diinterpretasikan shg individu dpt memahami dan
mengerti ttg stimulus. Proses interpretasi tsb biasanya
dipengaruhi pengalaman dan proses belajar individu
• Sikap, keadaan diri yg menggerakkan utk bertindak
atau berbuat dlm kegiatan sosial dg perasaan tertentu
dlm menanggapi obyek situasi atau kondisi di
lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga
memberikan kesiapan utk merespon yg sifatnya positif
atau negatif thd obyek atau situasi
7. Hubungan Persepsi dengan Sikap
• Sikap mrp aspek dari persepsi. Sikap
terbentuk dari stimuli orang yang
kemudian menjadi persepsi. Stimuli tiap
individu beda, shg menimbulkan persepsi
beda. Itu sebab sikap tiap individu beda
• Prasangka adl sikap yang terbentuk dan
berawal dari persepsi. Jd prasangka sgt
pengaruh thd persepsi orang.
8. Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku
• Predisposing factor, yang datang dari diri
sendiri, yaitu pengetahuan, sikap dan
kemampuan
• Reinforcing factor, orang-orang dekat
yang bisa memengaruhi
• Enabling factor, lingkungan dan/atau
sarana yg memungkinkan terjadinya
perilaku tsb
9. Aspek Perilaku yang Berisiko
Terjadinya Penyalahgunaan NAPZA
• Predisposing factor
– Aspek pengetahuan, misal krn tidak tahu apa
itu NAPZA, serta bahayanya. Beranggapan
menggunakan NAPZA itu gaya hidup modern.
– Aspek kemauan, misal krn ingin mencoba,
kurang kuat menahan godaan. Orang yg pny
pengetahuan tentang NAPZA msh bs
terjerumus krn aspek tsb
– Aspek kemampuan, misal krn tdk mampu
menolak ajakan teman, tdk bs mengisi waktu
luang dg yang positif
10. Aspek Perilaku yang Berisiko
Terjadinya Penyalahgunaan NAPZA (2)
• Reinforcing factor
– Faktor ortu, misal krn krg bs komunikasi dg anak,
sering mengatur anak, selalu menuruti kehendak
anak, krg perhatian dg anak, ortu bercerai, dsb. Hal
tsb dpt mendorong anak berlaku seenaknya, shg
terjerumus NAPZA
– Lingkungan sekolah, misal krn sekolah krg disiplin,
krg pengawasan, byk jam pelajaran kosong, guru tdk
dapat memberi contoh, dsb.
– Faktor masyarakat, misal krn banyak pengguna di
masyarakat, teman byk yg memakai NAPZA, tokoh
idola dan pemimpin masyarakat memberikan contoh
yang tidak baik, dsb.
11. Aspek Perilaku yang Berisiko
Terjadinya Penyalahgunaan NAPZA (3)
• Enabling factor
– NAPZA mrp zat yg berbahaya bila disalahgunakan
– NAPZA mudah diperolah
– Harga NAPZA semakin murah
– Sanksi bagi pengguna dan pengedar tidak tegas
– Hukuman ringan/bebas sering diberikan kepada
pengedar NAPZA
– Penegak hukum menyalahgunakan kewenangannya
– Indonesia menjadi daerah pemasaran gelap NAPZA
– Indonesia terkenal sbg produsen ekstasi terbesar
dunia
12. Aspek Perilaku yang Dapat Mencegah
Penyalahgunaan NAPZA
• Tidak mencoba menggunakan NAPZA
• Membatasi pergaulan dengan pengguna NAPZA
• Memperbanyak pergaulan dengan yang peduli
thd NAPZA
• Berkata tidak pada ajakan NAPZA
• Apabila ada masalah, tdk lari ke NAPZA
• Memperkuat mental-spiritual
• Melakukan hal positif
• Tidak mengikuti contoh buruk tokoh idola
• Aktif dalam upaya pencegahan NAPZA
13. Aspek Perilaku yang Berisiko
Tertularnya HIV dan AIDS
• Predisposing factor
– Tidak tahu HIV dan AIDS, bahaya dan penularannya
– Tidak tahu pencegahan HIV dan AIDS
– Tidak tahu perilaku yg menyebabkan HIV dan AIDS
– Tidak tahu cara menghadapi ODHA
– Kurang kuat motivasinya untuk menghindari HIV dan
AIDS
– Kurang percaya diri, shg mudah dibujuk teman
– Tidak mampu menjaga diri dr godaan luar
– Tidak memiliki kegiatan positif
14. Aspek Perilaku yang Berisiko
Tertularnya HIV dan AIDS (2)
• Reinforcing factor
– Ada teman yang mendorong perilaku berisiko
– Tidak punya teman yang mencegah perilaku
berisiko
– Suasana di rumah kurang harmonis
– Suasana di lingkungan sekitar yang kondusif
untuk melakukan perilaku berisiko
15. Aspek Perilaku yang Berisiko
Tertularnya HIV dan AIDS (3)
• Enabling factor
– Tersedia sarana melakukan perilaku berisiko
– Tidak efektifnya info dan larangan perilaku
berisiko
– Tidak tegasnya peraturan yang mengatur
iklan dan tayangan TV, video dan film
– Banyaknya tayangan TV, video, film yang
menggoda
– Banyak beredar video porno di masyarakat
16. Aspek Perilaku yang Dapat
Mencegah HIV dan AIDS
• Predisposing factor
– Bila belum menikah, tidak mencoba-coba
– Tidak melakukan hubungan seks bebas
– Bila sudah menikah, setia dg pasangan
– Apabila pasangan diketahui berisiko, gunakan kondom saat
hubungan
– Tidak memakai jarum suntik yang tidak steril
– Mengenali HIV dan AIDS
– Mempunyai motivasi untuk menghindari HIV dan AIDS
– Mempunyai karakter yang kuat
– Menjauhi tempat yang dapat menimbulkan rangsangan seks
– Berkata tidak pada ajakan teman yang tidak baik
17. Aspek Perilaku yang Dapat
Mencegah HIV dan AIDS (2)
• Reinforcing factor
– Memiliki teman pergaulan yang baik
– Tidak berteman dengan orang berperilaku yang
mendekati resiko HIV dan AIDS
– Memiliki lingkungan keluarga harmonis
• Enabling factor
– Ada aturan tegas ttg tempat yg menimbulkan IMS,
HIV dan AIDS
– Ada tindakan tegas thd iklan/tayangan TV berbau
pornografi
– Berkembangnya kegiatan positif
18. Perilaku Peduli NAPZA, HIV dan
AIDS
• Mampu menjelaskan info dasar (5W + 1H) tentang NHA
• Mempunyai motivasi untuk menjaga diri dari NHA
• Berperilaku positif
• Apabila prnh terkena mslh, berhenti dan taubat dari mslh
NHA
• Memiliki lingkungan gaul yg positif
• Memberi perhatian thd mslh NHA di lingkungannya
• Aktif dlm upaya pencegahan dan penganggulangan mslh
NHA di lingkungannya
• Berempati dg org yg bermasalah NHA
• Membantu orang yg terkena mslh NHA
19. Perilaku Peduli NAPZA, HIV
dan AIDS (2)
• Hal yang harus dilakukan
– PD dalam arti positif, dan berbuat positif
– Upayakan:
• Mempelajari mslh NHA
• Menghindari mslh NHA
• Berbuat sesuai kemampuan untuk melakukan
P2NHA
• Bergabung dg kelompok peduli NHA
20. Perilaku Peduli NAPZA, HIV
dan AIDS (3)
• Melakukan upaya pencegahan
– Pencegahan primer, mengenali remaja risiko
tinggi penyalahgunaan NAPZA dan
melakukan intervensi. Upaya ini perlu
dilakukan sejak anak berusia dini
– Pencegahan sekunder, mengobati dan
intervensi agar tidak menggunakan NAPZA
– Pencegahan tersier, merehabilitasi
penyalahguna NAPZA
21. Perilaku Peduli NAPZA, HIV
dan AIDS (4)
• Peduli thd keluarga dg melakukan hal brkt
– Mengasuh anak dg baik, penuh kasih sayang,
disiplin yg baik, mengajarkan perbedaan hal
baik dan buruk, dsb
– Menciptakan suasana yang hangat dan
bersahabat, agar anak betah di rumah
– Memperkuat kehidupan beragama
22. Perilaku Peduli NAPZA, HIV
dan AIDS (5)
• Peduli thd lingkungan sekolah dg hal brkt
– Memberikan pendidikan kpd siswa ttg bahaya
NAPZA, melibatkan siswa dalam penanggulangan
NAPZA, menyediakan kegiatan bermakna bagi siswa
– Melakukan upaya mencegah peredaran NAPZA, dg
razia dadakan, melarang org tidak berkepentingan
untuk masuk lingkungan sekolah, dsb
– Membina lingkungan sekolah, misal menciptakan
suasana lingkungan sekolah yang sehat dg membina
hubungan harmonis antara pendidik dan peserta didik
23. Perilaku Peduli NAPZA, HIV
dan AIDS (6)
• Peduli thd lingkungan masyarakat
– Menumbuhkan rasa kebersamaan di daerah
tempat tinggal
– Memberikan penyuluhan kpd masyarakat
tentang penyalahgunaan NAPZA
– Memberikan penyuluhan terkait hukum
tentang NAPZA
– Melibatkan semua lapisan masyarakat dalam
mencegah NAPZA
24. Perilaku Peduli NAPZA, HIV
dan AIDS (7)
• Peduli thd diri sendiri dg hal brkt
– Menjalankan perilaku hidup sehat,
menghindari konsumsi narkoba dan rokok
– Mendorong aktivitas kelompok peduli AIDS
– Berperan dlm penanggulangan HIV dan AIDS
di masyarakat
– Berempati thd org yang terjangkit HIV, tanpa
adanya stigma dan diskriminasi
– Memberi masukan thd kebijakan
penanggulangan HIV dan AIDS
26. Stigma, Diskriminasi dan Strategi
Eliminasi
• Stigma adl sikat tdk menyenangkan
thd suatu objek
• Diskriminasi adl perilaku tidak adil
dan tindakan yang merugikan thd
suatu objek
27. Stigma, Diskriminasi dan
Strategi Eliminasi (2)
• Salah satu kunci menanggulangi HIV dan
AIDS adl upaya menghapuskan stigma
dan diskriminasi, namun hal tsb tidak
mudah dicapai. Pengurangan stigma
bergantung pd tingkat pengetahuan dan
pengalaman org ketika berhadapan dg
pengidap HIV
• Kedua hal tsb msh sering dijumpai, di
tempat kerja, lingkungan sosial, atau
diskriminasi dalam mendapatkan layanan
kesehatan.
28. Strategi Eliminasi Mengatasi
Stigma dan Diskriminasi
• Memberikan info yang benar dan lengkap mengenai
NHA
• Aktif dalam penanggulangan NHA
• Dukungan legislasi, kebijakan, advokasi kepada
pemegang kekuasaan
• Pendidikan dan pelatihan NHA, kemitraan masyarakat,
keterlibat ODHA dan mantan pengguna NAPZA
• Integrasi program P2NHA dalam kegiatan
• Peningkatan keimanan dan norma agama
• Menerima ODHA dan mantan penyalahguna NAPZA
secara wajar dan konstruktif
29. Komunikasi Terkait Perubahan
Perilaku
• Komunikasi persuasif
– Saat melakukan persuasif, kita berupaya
memengaruhi sistem kepercayaan dan
keinginan lawan bicara, sehingga mereka
memilih melakukan perilaku tertentu.
Komunikasi ini mrp proses komunikasi yg
dilakukan bertahap dan santun dlm rangka
memengaruhi seseorang
– Komunikasi ini bertujuan:
• Mengubah kepercayaan, sikap, perilaku
seseorang
• Memotivasi rekan bicara melakukan sesuatu
sesuai harapan
30. Komunikasi Terkait Perubahan
Perilaku (2)
– Komponen komunikasi persuasif
• Kognitif, cara memahami suatu objek. Komponen ini mrp
keyakinan org thd objek tertentu. Dasar pemikirannya,
keyakinan seseorang berpengaruh thd sikap dan
perilakunya. Dg mengubah keyakinannya, maka lambat laun
akan mengubah perilakunya
• Afektif, perasaan suka atau tidak suka pada objek. Aspek ini
dilakukan dg memperoleh info, untuk mengetahui apa yang
penting bagi orang yang dipersuasif
• Perilaku, kecenderungan bertindak thd objek. Tindakan
secara penuh saat berkomunikasi dg org yang dipersuasif,
mendengarkan secara aktif dan melakukan observasi dg baik
31. Komunikasi Terkait Perubahan
Perilaku (3)
• Kelompok Dukungan Sebaya
Kelompok yang memiliki tujuan mendukung
setiap anggota kelompok dalam kehidupan
keseharian mereka. Begitu pula KDS bagi
ODHA. Kelompok ini bertujuan membantu
ODHA mengetahui statusnya, sebagai
wadah informasi terkait perawat dan
pengobatan yang diperlukan
32. Komunikasi Terkait Perubahan
Perilaku: Penyuluhan
• Penyuluhan adlh kegiatan menyampaikan
info ttg topik tertentu. Penyuluhan pada
umumnya menggunakan metode
komunikasi satu arah, namun dg
pembicara tepat, bisa menarik, cepat,
murah dan efisien
• Tujuan penyuluhan adalah menjelaskan
informasi kpd kelompok besar dalam
waktu singkat
33. Komunikasi Terkait Perubahan
Perilaku: Penyuluhan (2)
• Tahap Penyuluhan
– Perencanaan
• Mengembangkan rencana penyuluhan untuk lokasi berdasarkan
pemetaan
• Menginformasikan rencana penyuluhan pada pemangku
kepentingan yang ada di lokasi
• Menentukan jadwal penyuluhan
– Persiapan
• Melakukan pertemuan seluruh tim penyuluh untuk melakukan
pembagian tugas masing-masing
• Mengumpulkan berbagai info yang relevan dg topik penyuluhan
• Mengumpulkan alat bantu dan media yang diperlukan
• Mengunjungi tempat penyuluhan untuk memeriksa persiapan di
lapangan
• Melakukan pertemuan sebelum pelaksanaan dg seluruh tim
34. Komunikasi Terkait Perubahan
Perilaku: Penyuluhan (3)
– Pelaksanaan
• Melakukan penyuluhan dengan menggunakan metode sesuai
rencana
• Mendistribusikan materi pencegahan dan media KIE
– Pemantauan dan Evaluasi
• Mempersiapkan perangkat pemantauan
• Melaksanakan pemantauan sesuai rencana
• Menindaklanjuti hasil pemantauan
• Membuat perangkat evaluasi
• Melaksanakan evaluasi sesuai rencana
• Menindaklanjuti hasil evaluasi
– Pencatatan dan Laporan
• Mengisi form dokumentasi setiap kegiatan penyuluhan
• Melakukan rekapitulasi kegiatan penyuluhan bulanan
35. Komunikasi Terkait Perubahan
Perilaku: Penyuluhan (4)
• Teknik Penyuluhan
– Penerapan komunikasi verbal yang sesuai
– Penerapan komunikasi nonverbal yang sesuai
– Pemilihan dan penggunaan metode yang tepat
– Pemilihan dan penggunaan media dan alat bantu
yang sesuai
– Pengelolaan waktu yang efektif
– Pengendalian situasi peserta
– Pengaturan ruangan
– Menguasai materi penyuluhan